Dokumen tersebut membahas tentang tanaman obat Indonesia dan simplisia. Ia menjelaskan definisi farmakognosi dan istilah-istilah terkait seperti fitofarmaka, zoofarmaka, dan aromaterapi. Dokumen ini juga menjelaskan ruang lingkup farmakognosi dan proses pembuatan simplisia mulai dari pengumpulan, sortasi, pencucian, pengeringan, hingga penyimpanan.
2. DEFINISI FARMAKOGNOSI
Asal kata
Pharmacon : Obat yang berasal
dari tumbuhan, hewan dan
mineral
Gnosis : Ilmu/pengetahuan
Jadi Farmakognosi adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki bahan–bahan baik berasal dari
tumbuh-tumbuhan maupun hewan dan juga
beberapa mineral yang mempunyai khasiat sebagai
obat.
3. Istilah-istilah yang terkait
Fitofarmaka (= Fitoterapi) adalah sediaan obat yang telah dibuktikan
keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau
sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku.
Zoofarmaka adalah sama dengan fitofarmaka tetapi bahan dasarnya
berasal dari hewan.
Aromaterapi adalah pengobatan atau pemeliharaan kesehatan dengan
menggunakan minyak atsiri.
Sediaan galenik adalah bentuk penyarian tumbuhan atau bagiannya yang
berupa ekstrak (infusa, ekstrak, tingtur).
4. Etnobotani adalah ilmu yang mengkaji tentang tanaman
yang terkait dengan kehidupan suku bangsa tertentu untuk
digunakan utamanya untuk pengobatan dan pemeliharaan
kesehatan atau keperluan lain. Ilmu ini sangat berguna untuk
mempelajari tanaman tertentu guna dikembangkan menjadi
komoditi bagi manusia.
Etnofarmakologi adalah eksplorasi ilmiah antar disiplin
tentang senyawa aktif secara biologis yang digunakan secara
tradisional atau diteliti oleh manusia. (bruhn & Holmstredt [98]
: 405-406)
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagiannya.
Surya
Amal
Istilah-istilah yang terkait
10. TATA NAMA SIMPLISIA
• Nama latin Simplisia ditetapkan dengan menyebut nama
Marga (Genus), atau nama Species (Jenis) atau petunjuk
lain dari Tanaman Asal, diikuti bagian tanaman yang
dipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia
nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman yang
berbeda marganya maupun untuk eksudat tanaman.
• Nama latin simplisia hewani dan pelikan ditetapkan dengan
menyebut nama latin yang paling umum bagi simplisia.
• Nama Indonesia: untuk semua jenis simplisia di tulis
dengan menyebutkan nama daerah yang paling lazim.
Bagian yang digunakan disebut setelah nama latin simplisia
tersebut.
13. TATA NAMA SIMPLISIA
NO NAMA INDONESIA NAMA SIMPLISIA
1 Akar Radix
2 Umbi lapis Bulbus
3 Rimpang Rhizoma
4 Kulit Kayu Cortex
5 Kayu Lignum
6 Batang Caulis
7 Bunga Flos
8 Buah Fructus
9 Biji Semen
10 Daun Folium
11 Seluruh bagian tumbuhan Herba
20. Pengumpulan simplisia sangat penting
menentukan zat berkhasiat
1. Pengumpulan Simplisia
Hal-hal yang diperhatikan:
a) bagian tanaman yang digunakan,
b) umur tanaman yang digunakan,
c) waktu panen, dan
d) lingkungan tempat tumbuh.
21. Beberapa simplisia dapat dikumpulkan :
Sembarangan dari tumbuhan liar tanpa keahlian,
Contoh : Ipecae Radix, tumbuhan liar yang ada di hutan yang
digunakan masyarakat daerah secara empiris.
> Cara yang kedua yaitu cara pengumpulan yang memerlukan
keahlian berdasarkan ilmu pengetahuan dan biasanya dari
tanaman yang penanamannya teratur di kebun-kebun atau
tanaman yang di kultivasikan.
Contohnya : yang memerlukan keahlian yang berdasarkan ilmu
pengetahuan ialah Digitalis Folium, dan Belladonna Folium.
22. • Daun : dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada
waktu hampir berbunga.
• Bunga : diambil dan dikumpulkan sesaat setelah terjadi
penyerbukan/pembuahan. Kadang-kadang diambil pada waktu bunga
belum mekar. Untuk yang mengandung minyak atsiri sebaiknya di
panen sebelum mekar.
• Herba : diambil ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum.
Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga.
• Buah : sebaiknya dilakukan sebelum buah masak benar. Umumnya
yang diambil dari buah ini adalah biji.
• Contoh yang diambil sebelum masak yaitu lateks, daging buah.
• Yang di ambil dari buah yang sudah masak benar contohnya Formiculi
Fructus, kopi coklat dll.
Cara Pengumpulan Bagian-Bagian Tanaman
yang digunakan :
23. Cara Pengumpulan Bagian-Bagian Tanaman
yang digunakan :
• Biji : di ambil kalau buah masak benar.
• Rhizoma-Radix : diambil setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan
terdapat zat penumbuh yaitu auksin. Jika pertumbuhan telah selesai
berarti tumbuhan sudah cukup tua. Pada zingiberaceae umumnya di
anggap cukup tua bila umurnya kurang lebih setahun / 8 bulan. Rhizoma
sangat penting karena kalau di ambil sudah tua/kering : kadar amylumnya
tinggi, kadar minyak atsiri tinggi, kadar air rendah. Sebagai tanda dimana
rhizome dapat diambil baik: daun-daun sudah layu dan kering.
• Cortex : diambil bila tumbuhan sudah cukup besar umumnya zat
berkhasiat terdapat dalam serat terutama alkaloid.
• Lignum : diambil dari batang pohon yang sudah tua. Zat-zat yang di ambil
dari lignum antara lain : Zat warna misalnya : Santali Lignum, Santalini
Lignum, Sasafras Lignum, Quassiae Lignum, glikosida → makin tua makin
tinggi.
24. • Kotoran perlu dibersihkan, pada pengumpulan kotoran organ-organ lain harus
dihilangkan sesuai dengan syarat-syarat pengotoran suatu simplek yang di
cantumkan dalam monografi farmakope/MMI.
Contohnya :
• Daun tidak boleh lebih dari sekian persen pengotoran gagang/tangkai atau zat
organik asing.
• Untuk Rhizoma dan Radix syarat pengotoran yang di perbolehkan sampai sekian
% adalah pengotoran dari bagian tanaman sebelah atas tanah.Organ dibawah
tanah harus bebas tanah, misalnya dengan cara waktu panen tanaman
digoyangkan sebelum di keringkan. Rhizoma yang bercacing harus di buang.
Akar-akar yang kecil harus di potong. Sebelum di keringkan harus di iris-iris,
• Biji yang berasal dari buah berlendir harus di cuci dulu.
2. Sortasi Basah dan
3. Pencucian
25. • Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pen
geringan, pengepakan, dan penggilingan/penyerbukan.
• Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, atau dengan alat mesin per
ajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukur
an yag dikehendaki.
4. Perajangan
26. Tujuan Pengeringan:
• Untuk membantu pengawetan bahan. Mencegah tumbuhnya
mikroorganisme.
• Untuk mengurangi volume berat bahan.
• Untuk mempermudah pembuatan, bentuk-bentuk yang umum
digunakan dalam perdagangan.
• Untuk mencegah reaksi enzimatik
• Untuk mencegah perubahan-perubahan kimiawi
5. Pengeringan
28. 1. Secara alami dengan sinar matahari. Bisa dilakukan
langsung dan tidak langsung.
a. Langsung : di udara terbuka pada cuaca baik. Contoh : Caryophylli
Flos, Cinnamomi Cortex, Cardamomi Fructus.
b. Tidak Langsung : Pengeringan dilakukan dalam ruangan kecuali :
– Mentha piperitae Folium : mula-mula pengeringan dilakukan di
ladang-ladang.
– Bunga dan buah dapat pula digunakan tempat dalam ruangan yang
dasarnya berupa anyaman kayu yang kemudian dialasi dengan
kertas penyerap (koran).
Cara Pengeringan
29. 2. Secara buatan : a) Penaikan suhu, b) Pengurangan tekanan (vakum).
•Pengeringan dengan penaikan suhu lebih cepat dan sesuai untuk
tempat dalam udara dingin daripada udara terbuka.
•Dengan menaikkan suhu : 400-600C tanpa pengurangan tekanan :
menggunakan lemari pengering. Contoh : untuk simplisia tahan panas
(termostabil).
•Untuk bahan obat yang dikeringkan dalam jumlah sangat sedikit sangat
sesuai bila dikeringkan menggunakan pengurangan tekanan (ruang
vakum) dengan suhu serendah mungkin. Contoh : untuk simplisia
mengandung minyak atsiri.
•Kering sudah cukup bila daun diremas cukup rapuh.
Cara Pengeringan
30. 3. Secara kimia : dengan menggunakan penambahan zat-
zat pengering. Digunakan untuk bahan-bahan termolabil.
4. Secara fisik : dengan sinar inframerah dan cara
gelombang radiasi.
Cara Pengeringan
31. • Sortasi dilakukan kembali untuk memastikan tidak adanya pengotor-peng
otor pada simplisia.
• Pewadahan berfungsi melindungi bahan dan tidak banyak makan tempat.
• Tujuan pewadahan untuk melindungi terhadap sinar, uap air/kelembaban,
gangguan serangga, tikus.
• Alat yang di gunakan /Wadah : plastik tebal dengan kualitas baik atau gel
as yang berwarna gelap dan tertutup kedap.
6. Sortasi Kering dan
7. Pewadahan
32. • cara penyimpanan suatu bahan obat tidak ada suatu keistimewaan.
• Tempat penyimpanan : tempat/gudang, dingin, di aliri udara kering.
• Untuk jumlah sedikit : dalam wadah tertutup rapat dan tahan sinar yang
terbuat dari gelas, kaleng timah, gelas coklat dll, suhu rendah.
- Bila di simpan dalam kotak kayu dan kantong kertas – akan
mengabsorbsi kembali uap air udara 10-12% (>12%), menyebabkan
simplisia dapat cepat rusak, selain itu akan dapat dirusak oleh serangga,
tikus, bau simplisia akan campur aduk.
8. Penyimpanan