Dokumen tersebut membahas evaluasi RW kumuh di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan kondisi RW kumuh serta dampak pembangunan yang dilakukan pemerintah. Evaluasi mencakup seluruh RW kumuh hasil pendataan 2008 beserta usulan baru dari dinas terkait dan kelurahan menggunakan 11 variabel penentu kekumuhannya."
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Data Rukun Warga (RW) Kumuh DKI Jakarta Tahun 2011
1. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang a. Kelemahan SDM ; pendidikan rendah serta kurangnya kesadaran
Permasalahan yang paling sering muncul di kota-kota besar akan pentingnya kesehatan, menjadikan masyarakat tidak bisa
adalah munculnya kawasan-kawasan kumuh. Kawasan kumuh ini menata pemukimannya agar sehat.
muncul akibat dari tidak seimbangnya antara kebutuhan b. Faktor ekonomi; masyarakat yang ada pada kantong-kantong
pemukiman dengan pertumbuhan penduduk, dimana penduduk kumuh umumnya tidak memiliki penghasilan tetap.
terus bertambah sedangkan luas wilayah tetap atau tidak c. Kepemilikan tanah tempat tinggal ; banyak masyarakat yang
bertambah. Kawasan kumuh biasanya dihuni oleh masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh itu menempati tanah yang bukan
kondisi sosial ekonominya relatif rendah. Mereka tidak mampu miliknya (temasuk menempati tanah Negara).
untuk tinggal di lokasi yang layak. Lingkungan kumuh ini, selain
Penanganan kawasan kumuh menjadi salah satu program
mengganggu keindahan dan ketertiban kota, juga berdampak pada
rendahnya derajat kesehatan secara umum. Oleh karena itu, agar utama yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
tercipta keindahan dan ketertiban kota serta meningkatnya derajat Diharapkan pada tahun 2012, di DKI Jakarta sudah tidak ada lagi
lingkungan kumuh (city without slum).
kesehatan masyarakat secara umum, dalam rencana tata kota, unsur
kebersihan dan kesehatan lingkungan perlu mendapat perhatian Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan data tentang kawasan
yang serius, khususnya pada daerah-daerah kumuh tersebut. Tiga kumuh terkini. Untuk mendukung program penanganan kawasan
aspek yang menyebabkan lingkungan menjadi kumuh, yaitu : kumuh, dilakukan penelitian terhadap kawasan kumuh yang ada di
DKI Jakarta. Penjenjangan wilayah penanggulangan lingkungan
kumuh akan lebih memudahkan pelaksanaan serta pemantauannya
BPS Provinsi DKI Jakarta -1-
2. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
bila dimulai dari lingkungan yang terkecil, yaitu rukun warga (stakeholder) dapat merencanakan program pembangunan secara
(RW) dan rukun tetangga (RT). lebih proporsional sesuai dengan kondisi nyata yang ada di
wilayah.
Penelitian kawasan kumuh pertama kali dilaksanakan oleh
Badan pusat Statistik (BPS) pada tahun 1993, kemudian setiap Pengumpulan data penelitian RW kumuh DKI Jakarta
tiga/empat tahun berikutnya dilakukan evaluasi terhadap RW-RW berguna terutama untuk :
yang dikategorikan kumuh. Evaluasi RW kumuh terakhir Sebagai masukan untuk penyusunan perencanaan pembangunan di
dilaksanakan pada tahun 2008. Pada tahun 2011, BPS Provinsi tingkat kelurahan, yang selanjutnya diteruskan ke tingkat
DKI Jakarta melakukan penelitian RW kumuh di seluruh RW yang pemerintahan yang lebih tinggi dalam rangka melancarkan
masih berkategori kumuh pada tahun 2008 ditambah dengan RW mekanisme perencanaan dari bawah ke atas (bottom up planning).
kumuh yang diusulkan oleh Sudin Perumahan dan Gedung Mengevaluasi dan memantau perkembangan hasil pembangunan
Pemerintah Daerah, serta usulan dari kelurahan. Berbagai kejadian kelurahan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
alam dapat mengubah kondisi kekumuhan suatu wilayah, sehingga baik di bidang fisik maupun kependudukan di tingkat kelurahan.
dinas terkait perlu mengusulkan wilayah (RW) yang dianggap
kumuh baru.
1.2. Tujuan
Melalui penelitian ini dapat diketahui perkembangan RW
kumuh di DKI Jakarta baik dari jumlah maupun kondisinya. Selain
itu, dapat pula diketahui sejauh mana dampak hasil pembangunan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah, khususnya di RW yang masuk
kategori kumuh. Dengan demikian diharapkan pembangunan yang
berkaitan dengan penataan kota akan lebih terarah, dan unit terkait
BPS Provinsi DKI Jakarta -2-
3. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
BAB II
RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI
2.1.Cakupan Jalan
Saluran drainase
2.1.1. Cakupan Variabel
Jamban
Dalam pendataan RW kumuh 2011, telah dilakukan perbaikan Frekuensi pengambilan sampah
variabel yang menentukan kekumuhan suatu wilayah. Variabel ini
Cara buang sampah
diperoleh dari hasil studi literatur dari berbagai sumber, antara lain Penerangan jalan
Konsep Pedoman Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Jika dibandingkan dengan variabel yang digunakan pada tahun
Penyangga yang dikeluarkan oleh Dirjen Cipta Karya Departemen 2008, secara jumlah ada kenaikan dari 10 variabel menjadi 11
Perhubungan, Rekomendasi United Nation Expert Group Meeting
variabel. Namun apabila dilihat per variabel, ada beberapa variabel
di Nariobi tahun 2002, dan beberapa penelitian tentang daerah yang berbeda. Perbedaan variabel antara kondisi tahun 2008
kumuh (Slum area) di Asia Tengah serta diskusi dengan beberapa dengan kondisi tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait. Variabel yang
diduga dapat mempengaruhi kekumuhan suatu wilayah adalah :
Kepadatan penduduk
Tata bangunan
Konstruksi bangunan
Ventilasi bangunan
Kepadatan bangunan
BPS Provinsi DKI Jakarta -3-
4. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Tabel 2.1. Perbandingan variabel kumuh 2008 dan 2011 RW. Selain itu untuk memperluas cakupan, ditambahkan pula RW-
RW baru yang dinyatakan kumuh oleh Suku Dinas Perumahan dan
Variabel
Gedung Pemerintah Daerah, dan RW yang dinyatakan kumuh oleh
No. Tahun 2008 No. Tahun 2011 aparat kelurahan. Informasi RW-RW yang menjadi sasaran
(1) (2) (3) (4) Program Sudin Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
1. Kepadatan Penduduk 1. Kepadatan Penduduk diperoleh sebelum pencacahan berlangsung, sedangkan RW usulan
2. Tata Letak Bangunan 2. Tata Letak Bangunan dari aparat kelurahan diperoleh pada saat pencacahan.
Konstruksi Bangunan Konstruksi Bangunan
3. 3.
Tempat Tinggal Tempat Tinggal Tabel 2. Jumlah RW yang Dicacah menurut kabupaten/kota
Keadaan Ventilasi Bangunan Keadaan Ventilasi administrasi Provinsi DKI Jakarta
4. 4.
Tempat Tinggal Bangunan Tempat Tinggal
Pemanfaatan Lahan untuk Pemanfaatan Lahan untuk Sasaran Progam
5. 5. Suku Dinas Usulan dari
Bangunan Bangunan Kumuh
Kabupaten/Kota Perumahan dan aparat Total
6. Keadaan Jalan 6. Keadaan Jalan 2008
Gedung Pemerintah kelurahan
Keadaan Drainase/ saluran Keadaan Drainase/ saluran Daerah
7. 7.
Air Air
(1) (2) (3) (4) (5)
Pemenuhan Kebutuhan Air
8. Kep Seribu 7 2 0 9
Bersih
9. Tempat Buang Air Besar 8. Tempat Buang Air Besar Jakarta Selatan 69 0 11 80
10. Pengakutan Sampah 9. Pengakutan Sampah Jakarta Timur 77 14 22 113
10. Cara Membuang Sampah Jakarta Pusat 69 0 7 76
11. Penerangan Jalan Umum Jakarta Barat 95 17 31 143
Jakarta Utara 98 16 31 145
2.1.2. Cakupan Wilayah Jumlah 415 49 102 566
Evaluasi RW kumuh dilakukan terhadap seluruh RW kumuh di
DKI Jakarta berdasarkan hasil pendataan tahun 2008 sebanyak 415
BPS Provinsi DKI Jakarta -4-
5. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Metodologi
Metodologi pencacahan dilakukan dalam 2 (dua) tahap, Gambar 2.1. Mekanisme Lapangan Survei RW Kumuh 2011
yaitu
Tahap pertama adalah mencacah 100 RT yang dipilih secara
sampel dari seluruh populasi RT di DKI Jakarta. Pencacahan ini
dilakukan agar mendapatkan ukuran variabel-variabel kumuh yang
telah ditentukan.
Tahap kedua adalah mencacah seluruh RT yang berada di RW-RW
kumuh hasil pendataan 2008 dan RW-RW usulan dari Sudin
Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah, serta usulan dari
aparat kelurahan. Metode pencacahan yaitu wawancara langsung
dengan Ketua RT dan ketua RW, dan pengamatan lapangan.
Mekanisme lapangan dapat dilihat pada Gambar 2.1.
BPS Provinsi DKI Jakarta -5-
6. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Metode Penghitungan Skor RW Kumuh Kepadatan bangunan
Kondisi kumuh : apabila kepadatan bangunan di atas rata-rata
Dari hasil pencacahan tahap 1 diperoleh nilai 11 variabel sebagai
kepadatan bangunan di 100 RT sampel yaitu 354 bangunan per ha
berikut :
(Rata-rata+1/2 sd).
Kepadatan penduduk
Kondisi jalan
Kondisi kumuh : apabila kepadatan penduduk di atas rata-rata
Kondisi kumuh : apabila permukaan jalan bukan dari aspal/beton,
kepadatan penduduk di 100 RT sampel yaitu 1700 jiwa per ha
atau permukaan jalan dari aspal/beton namun dalam kondisi rusak.
(Rata-rata+1/2 sd).
Kondisi jalan dalam RW dinyatakan kumuh apabila sebanyak
Tata bangunan
34,38 % RT berkondisi kumuh dilihat dari variabel ini.
Kondisi kumuh : apabila penataan bangunan kurang teratur. Tata
Drainase
bangunan dalam RW dinyatakan kumuh apabila sebanyak 37,5 %
Kondisi kumuh : apabila saluran air menggenang atau tidak ada
RT berkondisi kumuh dilihat dari variabel ini.
saluran air. Drainase dalam RW dinyatakan kumuh apabila
Konstruksi bangunan
sebanyak 18,75 % RT berkondisi kumuh dilihat dari variabel ini.
Kondisi kumuh : apabila persentase bangunan dengan kondisi
Jamban
buruk di atas rata-rata persentase bangunan kondisi buruk di 100
Kondisi kumuh : apabila persentase jamban buruk (jamban umum
RT sampel yaitu 8 persen
dan tidak punya jamban) di atas rata-rata persentase jamban buruk
Ventilasi bangunan
di 100 RT sampel yaitu 5,09 persen
Kondisi kumuh : apabila persentase ventilasi bangunan kondisi
Frekuensi pengambilan sampah
buruk di atas rata-rata persentase ventilasi bangunan kondisi buruk
Kondisi kumuh : apabila frekuensi pengambilan sampah dilakukan
di 100 RT sampel yaitu 8,69 persen
lebih dari 3 hari sekali dalam seminggu. Frekuensi sampah dalam
BPS Provinsi DKI Jakarta -6-
7. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
RW dinyatakan kumuh apabila sebanyak 12,50 % RT berkondisi Tabel 2.2. Ringkasan Ukuran 11 Variabel RW Kumuh
kumuh dilihat dari variabel ini. Variabel Indikator Kekumuhan Ukuran Kekumuhan
(1) (2) (3)
Cara membuang sampah
Kondisi kumuh : apabila cara membuang sampah yang dilakukan Kepadatan penduduk > 1.700 jiwa per ha
masyarakat selain dari dibuang ke bak sampah/diambil petugas.
Tata bangunan Tidak/kurang teratur >37,50 % RT
Cara menbuang sampah dalam RW dinyatakan kumuh apabila
Konstruksi bangunan % bangunan buruk > 8 persen
sebanyak 13,54 % RT berkondisi kumuh dilihat dari variabel ini. % bangunan dengan
Ventilasi bangunan > 8,69 persen
ventilasi buruk
Penerangan jalan umum
Kondisi kumuh : apabila tidak ada penerangan jalan umum. Kepadatan bangunan > 354 bangunan per ha
Penerangan jalan umum dalam RW dinyatakan kumuh apabila
Bukan jalan aspal/beton
sebanyak 26,04 % berkondisi kumuh dilihat dari variabel ini. Jalan
kondisi baik
>34,38 % RT
Menggenang/tidak punya
Saluran drainase >18,75 % RT
saluran
Jamban % jamban buruk > 5,09 persen
Frekuensi pengambilan Lebih dari 3 hari dalam
>12,50 % RT
sampah seminggu
Tidak dibuang ke tempat
Cara buang sampah >13,54 % RT
sampah
Tidak ada penerangan jalan
Penerangan jalan >26,04 % RT
umum
Dengan menggunakan ukuran yang telah ditetapkan untuk setiap
variabel, maka dihitung skor setiap RT (SRT) dan skor setiap RW
(SRW) secara mandiri. Setelah itu dihitung skor RW kumuh
BPS Provinsi DKI Jakarta -7-
8. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
(RWK) dengan mengkombinasikan SRT dan SRW. Setelah itu Konsep dan Definisi
dilakukan klasifikasi RW kumuh dengan menggunakan standar Penduduk adalah orang-orang yang biasa bertempat tinggal di RW
deviasi (Sd). Hasil hitungan seluruh terhadap RW yang didata, ini, baik yang termasuk penduduk tetap maupun penduduk
diperoleh bahwa nilai rata-rata skor RWK sebesar 8,48 dengan
musiman. Penduduk musiman adalah setiap warga negara
standar deviasi (sd) sebesar 3,29. Selanjutnya ditentukan batas skor
Indonesia yang datang dari luar DKI (tamu) serta bertempat tinggal
untuk masing-masing kelas RW Kumuh berdasarkan nilai rata-rata
tidak terus menerus dengan maksud untuk mencari
dan standar deviasi.
nafkah/pekerjaan dan yang bersangkutan tidak bermaksud menjadi
Nilai rata-rata : 8,45
penduduk DKI Jakarta (tidak melihat lamanya tinggal). Penduduk
Sd : 3,26
tetap adalah orang-orang yang biasa bertempat tinggal di wilayah
Tabel 2.3. Klasifikasi RW Kumuh 2011
RW yang bersangkutan, termasuk orang yang baru datang
Klasifikasi (pendatang) yang bermaksud untuk tinggal di RW tersebut dan
No Kode Batasan Skor Nilai
Kumuh
Katagori Berat B skor di atas rata-rata >14,97 tidak termasuk orang-orang yang meninggalkan RW yang
+ 2 sd bersangkutan (pindah).
Katagori S skor dari rata-rata + 1 11,71<X<14,97
Sedang Sd sampai dengan Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang
rata-rata + 2 sd
Katagori R skor dari rata-rata 8,45<X<11,71 mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan
Ringan sampai dengan rata- biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah
rata + 1sd
Katagori SR skor dari rata-rata – 1 5,19<X<8,45 tangga biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Juga
Sangat ringan sd sampai dengan
dianggap sebagai rumah tangga biasa antara lain:
rata-rata
Tidak kumuh TK skor di bawah rata- <5,19 Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus
rata – 1 sd
tetapi makannya diurus sendiri;
BPS Provinsi DKI Jakarta -8-
9. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi Daerah rawa/situ/danau adalah daerah yang terdiri dari rawa-
makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut rawa, umumnya telah ditimbuni sampah/urugan puing/bebatuan.
masih dalam blok sensus yang sama dianggap sebagai satu rumah Sekitar pasar tradisional adalah lokasi sekitar pasar dengan jarak
tangga; sekitar < 100 meter ke arah luar pasar.
Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang dari Lahan bekas bongkaran/gusuran adalah lahan yang telah
10 orang. Pemondok dianggap sebagai anggota rumah tangga ditertibkan pemerintah untuk keperluan tertentu namun belum
induk semangnya; dilaksanakan pembangunannya, dan berada dalam penguasaan
Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam pemerintah. Umumnya lahan ini masih berupa tanah kosong dan
satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri- belum didirikan bangunan.
sendiri dianggap satu rumah tangga biasa. Terminal Bus atau Stasiun KA, adalah lahan di sekitar terminal
RW Kumuh adalah Rukun Warga yang mempunyai kondisi fisik bus atau Stasiun KA dengan radius sekitar 100 meter ke arah luar
lingkungan yang masih di bawah standar dengan jumlah skor di terminal/stasiun.
bawah 36. PAM adalah sumber air minum yang yang berasal dari Perusahaan
Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk di Air Minum (PAM), Dinas Air Minum (DAM), Perusahaan Daerah
suatu wilayah dengan luas wilayahnya. Air Minum (PDAM) dan Saluran Air Minum (SAM) setelah
Bantaran kali/DAS adalah lahan pada kedua sisi sepanjang sungai melalui proses penjernihan.
dengan memperhatikan jarak antara bangunan rumah dengan Sumur/Pompa, jika sumber air minum yang digunakan berasal
sungai/kali kurang dari 4 meter dan tidak dipisahkan oleh jalan dari air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan
inspeksi pada setiap sisi kali. pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur
Bantaran rel kereta api adalah lahan yang berada di sekitar rel artesis (sumur pantek). Juga termasuk sumber air minum yang
kereta api dan berada pada tanah milik perumka. berasal dari dalam tanah yang digali. Cara pengambilannya dengan
BPS Provinsi DKI Jakarta -9-
10. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
menggunakan gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa rumahtangga yang mendiaminya. Tuliskan persentase status
katrol. kepemilikan rumah oleh masyarakat dalam RW yang diteliti dan
Membeli air, jika air minum yang digunakan diperoleh dengan masukkan kedalam kotak yang telah disediakan.
cara membeli. Termasuk membeli secara berlangganan atau Milik Sendiri , jika tempat tinggal betul - betul sudah menjadi
membeli langsung baik air kemasan (aqua dan sebagainya) maupun milik kepala rumahtangga atau salah seorang anggota
air dari Terminal Air dan Hidran Umum (TAHU), air yang dikelola rumahtangga. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit
PDAM, PAM, SAM, maupun membeli air dari pedagang air bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap sebagai rumah
pikulan (dipikul/gerobak). milik sendiri.
Sumur/Pompa jika air yang digunakan untuk mandi/cuci berasal Kontrak/Sewa.
dari air sumur/pompa. Air sumur/pompa adalah air tanah yang cara Kontrak jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala
pengambilannya dengan menggunakan pompa tangan, pompa rumahtangga atau anggota rumahtangga dalam jangka waktu
listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek). tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik rumah dan
Juga termasuk sumber air mandi/cuci yang berasal dari dalam pemakai rumah.
tanah yang digali. Cara pengambilannya dengan menggunakan Sewa jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga
gayung atau ember, baik dengan maupun tanpa katrol. atau salah satu anggota rumahtangga dengan pembayaran sewanya
Membeli, jika air minum yang digunakan diperoleh dengan cara secara teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu.
membeli. Termasuk disini membeli air dari Terminal Air dan Lainnya , jika tempat tinggal yang digunakan berstatus rumah
Hidran Umum (TAHU), air yang dikelola PDAM, PAM, SAM, dinas, rumah milik orang tua/sanak/saudara, dan tempat tinggal
maupun membeli air dari pedagang air pikul (dipikul/gerobak). bersama, rumah adat serta rumah (warisan) yang belum dibagi.
Status kepemilikan rumah masyarakat adalah status rumah yang Rumah milik orang tua/sanak/saudara adalah jika tempat tinggal
ditempati oleh masyarakat yang harus dilihat dari sisi anggota tersebut bukan milik sendiri melainkan milik orang
BPS Provinsi DKI Jakarta - 10 -
11. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
tua/sanak/saudara dan tidak mengeluarkan suatu pembayaran dapat dipergunakan untuk bangunan tetapi tidak dapat dialihkan
apapun untuk mendiami tempat tinggal tersebut. kepada pihak lain.
Status hukum tanah adalah hak untuk mempergunakan tanah Tanah Sengketa/Serobotan adalah tanah yang ditempati untuk
tidak termasuk benda-benda lain di dalam tanah seperti bahan- bangunan merupakan tanah yang masih dalam sengketa, baik
bahan mineral dan minyak, dalam bentuk jenis sertifikat tanah secara perseorangan maupun yang mewakili kelompok (bisa atas
yang dikeluarkan pemerintah atau turun temurun berdasarkan adat nama pemerintah, maupun pihak swasta), yang secara hukum
yang diakui pemerintah. Status tanah yang dimaksud adalah status belum diputuskan siapa pemiliknya yang sah.
hukum dari tanah yang diatasnya berdiri bangunan tempat tinggal Tanah Perusahaan/Badan Usaha adalah tanah yang ditempati
rumahtangga. untuk bangunan merupakan tanah milik perusahaan/badan usaha
Hak Milik adalah hak atas tanah yang dikuasai tanpa batas waktu tertentu.
dan dapat dialihkan kepada pihak lain serta dapat digunakan untuk Sampah adalah semua barang jenis buangan/kotoran padat yang
berbagai keperluan. berasal antara lain dari rumah tinggal, perkantoran, rumah
Hak Guna Bangunan adalah hak atas tanah yang penguasaannya penginapan, hotel, rumah makan, restoran, pasar, bangunan umum,
maksimum 30 tahun dan dapat dialihkan kepada pihak lain tetapi pabrik, industri, termasuk puing-puing/sisa-sisa bahan bangunan
penggunaannya hanya untuk bangunan. dan besi tua (bekas) kendaraan bermotor dan lain-lain yang sejenis.
Hak Pakai adalah hak atas tanah yang jangka waktu Jamban sendiri dengan tangki septik adalah sarana pembuangan
penggunaannya terbatas kurang lebih 10 tahun atau selama kotoran manusia yang penggunaannya hanya oleh satu
tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu. rumahtangga yang bersangkutan, dan penampungannya
Tanah Negara jika tanah yang dipergunakan untuk bangunan menggunakan tangki septik (penampungan yang disemen baik
tempat tinggal rumahtangga merupakan tanah milik negara atau dengan maupun tanpa resapan).
milik badan pemerintah atau badan swasta. Tanah tersebut hanya
BPS Provinsi DKI Jakarta - 11 -
12. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Jamban bersama dengan tangki septik adalah sarana ada air kiriman dari daerah lain. Satu RT dikatakan rawan banjir
pembuangan kotoran manusia yang penggunaannya dimanfaatkan jika sebagian wilayahnya ada yang rawan banjir, tanpa melihat
oleh dua rumahtangga tertentu atau lebih, dan penampungannya besaran luasnya.
menggunakan tangki septik. Umumnya kriteria jamban seperti ini Daerah rawan kebakaran adalah adalah daerah yang sering
terdapat pada rumah kontrakan/sewa, dimana 1 jamban digunakan terjadi kebakaran, maupun yang belum pernah tetapi berpotensi
secara bersama-sama oleh para pengontrak. terkena musibah tersebut. Misalnya, karena di RT tersebut ada
Jamban umum dengan tangki septik adalah sarana pembuangan pabrik krupuk, pabrik roti, dekat dengan gardu listrik tegangan
kotoran manusia yang penggunaannya untuk masyarakat umum tinggi, atau lingkungan permukiman yang sangat padat dan kumuh
(dapat digunakan oleh siapa saja), dan penampungannya dengan dengan bahan bangunan bilik/triplek/kayu dan lainnya yang mudah
tangki septik. terbakar, dan sebagainya.
Jamban tanpa tangki septik adalah sarana pembuangan kotoran Kepadatan Penduduk adalah perbandingan antara jumlah
manusia yang penampungannya tidak mempergunakan tangki penduduk yang bertempat tinggal di suatu RW dengan luas wilayah
septik (penampungan tidak disemen). Baik jamban milik pribadi, RW.
bersama maupun jamban umum. Ventilasi bangunan adalah kondisi yang memungkinkan suatu
Daerah rawan banjir adalah daerah yang selalu dilanda banjir, bangunan dapat menerima cahaya dari luar bangunan atau yang
baik ketika sedang musim hujan maupun jika ada air pasang atau memungkinkan udara dapat berputar keluar masuk bangunan.
BPS Provinsi DKI Jakarta - 12 -
13. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
BAB III
GAMBARAN UMUM
Jumlah RW Kumuh 2011 dan 153 RW kumuh sangat ringan (SR). Dilihat per wilayah
Hasil pengolahan Survei RW Kumuh 2011 menunjukkan bahwa kabupaten/kota, Jakarta Utara adalah wilayah dengan jumlah RW
dari 566 RW yang diteliti terdapat 174 RW tidak kumuh (TK) dan kumuh terbanyak yaitu 96 RW dan Kabupaten Kepulauan Seribu
392 RW yang dinyatakan kumuh dengan rincian; 11 RW kumuh adalah wilayah dengan jumlah RW kumuh paling sedikit yaitu 6
berat (B), 85 RW kumuh sedang (S), 143 RW kumuh ringan (R), RW.
Tabel 3.1. Jumlah RW Kumuh Menurut Kabupaten/Kota Administrasi, DKI Jakarta, 2011
Klasifikasi Kumuh 2011 Total RW
Total RW yang
Kumuh
Kabupaten/Kota diteliti [kol(6)+kol
B S R SR TK [kol (2)s/d kol
(7)]
(5)]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kep Seribu 0 0 0 6 3 6 9
Jakarta Selatan 0 5 20 35 20 60 80
Jakarta Timur 1 16 26 32 38 75 113
Jakarta Pusat 1 14 27 21 13 63 76
Jakarta Barat 2 26 36 28 51 92 143
Jakarta Utara 7 24 34 31 49 96 145
Total 11 85 143 153 174 392 566
BPS Provinsi DKI Jakarta - 13 -
14. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Telah disinggung di bagian terdahulu bahwa cakupan RW yang RW kumuh yang diusulkan untuk diteliti sebanyak 151 RW yang
diteliti pada tahun 2011 adalah RW kumuh tahun 2008 ditambah terdiri dari 49 RW usulan dari Sudin Perumahan dan Gedung
dengan RW yang dianggap kumuh usulan dari Sudin Perumahan Pemerintah Daerah serta 102 RW usulan aparat Kelurahan. Dari
dan Gedung Pemerintah Daerah serta usulan aparat Kelurahan. 151 RW usulan baru, sebanyak 86 RW dinyatakan kumuh dan
Khususnya RW kumuh kondisi tahun 2008, hasil penelitian tahun sisanya tidak kumuh.
2011 menunjukkan sudah banyak mengalami perubahan status.
Tabel 3.3. Jumlah RW Kumuh Tahun 2011 Tambahan Baru
Sebanyak 109 RW sudah dinyatakan tidak kumuh. Berbagai
Menurut Kabupaten/Kota Adm, DKI Jakarta, 2011
program yang dilakukan di 415 RW kumuh tahun 2008 telah
memberikan hasil dengan membaiknya kondisi lingkungan di RW- Klasifikasi Kumuh 2011
Kabupaten/Kota Total
B S R SR TK
RW tersebut. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kep Seribu 0 0 0 1 1 2
Tabel 3.2. Jumlah RW Kumuh Tahun 2008 Menurut Klasifikasi
Jakarta Selatan 0 0 2 5 4 11
Kekumuhan Tahun 2011 dan Kabupaten/Kota Adm, 2011
Jakarta Timur 0 2 9 8 17 36
Klasifikasi Kumuh 2011 Jakarta Pusat 0 1 1 2 3 7
Kabupaten/Kota Total Jakarta Barat 1 8 12 7 20 48
B S R SR TK
Jakarta Utara 1 5 15 6 20 47
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Total 2 16 39 29 65 151
Kep Seribu 0 0 0 5 2 7
Jakarta Selatan 0 5 18 30 16 69
Jakarta Timur 1 14 17 24 21 77
RW usulan dari Sudin Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Jakarta Pusat 1 13 26 19 10 69
Jakarta Barat 1 18 24 21 31 95 yang dinyatakan kumuh sebanyak 30 RW dari 49 RW yang
Jakarta Utara 6 19 19 25 29 98
diusulkan. Dari 30 RW yang dinyatakan kumuh, 1 RW berkatagori
Total 9 69 104 124 109 415
kumuh berat, 8 RW kumuh sedang, 12 RW kumuh ringan dan 9
RW kumuh sangat ringan.
BPS Provinsi DKI Jakarta - 14 -
15. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Tabel 3.4. Jumlah RW Kumuh Tahun 2011 Tambahan Baru Usulan
Sudin Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Menurut
Kabupaten/Kota Adm, DKI Jakarta, 2011 Tabel 3.5. Jumlah RW Kumuh Tahun 2011 Tambahan Baru Usulan
Aparat Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota Adm, DKI Jakarta,
Klasifikasi Kumuh 2011 2011
Kabupaten/Kota Total
B S R SR TK Klasifikasi Kumuh 2011
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten/Kota Total
B S R SR TK
Kep Seribu 0 0 0 1 1 2 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jakarta Selatan 0 0 0 0 0 0 Kep Seribu 0 0 0 0 0 0
Jakarta Timur 0 1 2 3 8 14 Jakarta Selatan 0 0 2 5 4 11
Jakarta Timur 0 1 7 5 9 22
Jakarta Pusat 0 0 0 0 0 0
Jakarta Pusat 0 1 1 2 3 7
Jakarta Barat 1 5 5 1 5 17 Jakarta Barat 0 3 7 6 15 31
Jakarta Utara 0 2 5 4 5 16 Jakarta Utara 1 3 10 2 15 31
Total 1 8 12 9 19 49 Total 1 8 27 20 46 102
Perbandingan dengan Kondisi Tahun 2008
Aparat kelurahan mengusulkan 102 RW baru untuk diteliti pada
tahun 2011. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa sebanyak 56 Kinerja Pemerintah dalam hal perbaikan lingkungan kumuh dapat
RW dinyatakan kumuh dengan rincian 1 RW kumuh berat, 8 RW dilihat dari perubahan kondisi RW kumuh tahun 2008. Perubahan
kumuh sedang, 27 RW kumuh ringan dan 20 RW kumuh sangat ini disajikan pada Tabel 9. Sebanyak 109 RW dinyatakan sudah
ringan. tidak kumuh.
Pada tahun 2008 terdapat 22 RW kumuh berat. Tahun 2011,
sebanyak 21 RW sudah mengalami perbaikan lingkungan sehingga
BPS Provinsi DKI Jakarta - 15 -
16. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
katagori kekumuhan RW-RW berubah menjadi semakin baik dan 1
RW tidak tetap dinyatakan kumuh berat. RW dengan kondisi kumuh sangat ringan pada tahun 2008
RW yang dikatagorikan kumuh sedang pada tahun 2008 sebanyak sebanyak 95 RW. Sebanyak 27 RW masih mempunyai kondisi
223 RW. Sebanyak sebanyak 42 RW masih berkatagori kumuh yang sama dan 32 RW berubah menjadi tidak kumuh. Namun ada
sedang dan 5 RW mengalami penurunan kondisi lingkungan sebanyak 36 RW yang mengalami penurunan kondisi dimana
sehingga berubah menjadi kumuh berat. Sebanyak 58 RW berubah sebanyak 2 RW berubah menjadi kumuh berat, 11 RW kumuh
menjadi RW kumuh ringan, 64 RW kumuh sangat ringan dan 54 sedang dan 23 RW kumuh ringan.
RW menjadi tidak kumuh. Program perbaikan lingkungan kumuh dilakukan secara bertahap,
RW yang berkatagori kumuh ringan pada tahun 2008 sebanyak 75 diawali pada RW yang berkatagori kumuh berat. Sehingga dapat
RW. Sebanyak 17 RW masih mempunyai kondisi yang sama, 44 dilihat bahwa RW kumuh berat mengalami perbaikan kondisi
RW kondisinya semakin baik dan ada 14 RW yang kondisinya lingkungan yang sangat signifikan. Untuk beberapa RW yang
semakin buruk. Keempatbelas RW tersebut berubah menjadi memperlihatkan kondisi lebih buruk, mungkin disebabkan RW-
kumuh berat sebanyak 1 RW dan menjadi kumuh sedang 13 RW. RW tersebut belum tersentuh oleh program perbaikan lingkungan
kumuh.
Tabel 3.6. Perbandingan Kondisi RW Kumuh 2008 Dengan
Kondisi Tahun 2011, DKI Jakarta. Tabel 3.7. Perbandingkan Klasifikasi Kekumuhan RW Kondisi
Tahun 2008 dan 2011 Menurut Kabupaten/Kota Administrasi, DKI
Klasifikasi Klasifikasi Kumuh 2011 Jakarta
Total
Kumuh 2008 B S R SR TK Kabupaten/Kota
Klasifikasi Kumuh 2011
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Adm
Total
Klasifikasi
B 1 3 6 11 1 22 B S R SR TK
Kumuh 2008
S 5 42 58 64 54 223 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kep Seribu
R 1 13 17 22 22 75 B 0 0 0 0 0 0
SR 2 11 23 27 32 95 S 0 0 0 3 2 0
R 0 0 0 1 0 0
Total 9 69 104 124 109 415 SR 0 0 0 1 0 0
BPS Provinsi DKI Jakarta - 16 -
17. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Kabupaten/Kota
Adm
Klasifikasi Kumuh 2011 Tabel 3.8 merupakan simpulan dari perubahan jumlah RW kumuh
Total
Klasifikasi
B S R SR TK di DKI Jakarta. Pada tahun 2011, disamping meneliti 415 RW
Kumuh 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) kumuh tahun 2008 juga meneliti RW usulan baru sebanyak 151
0
Total 0 0 0 5 2 RW. Hasil pendataan menunjukkan bahwa RW yang dikatagorikan
Jakarta Selatan kumuh pada sebanyak 392 RW yang terdiri dari 306 RW kumuh
B 0 0 0 0 0 0
S 0 2 8 16 6 32 tahun 2008 dan 86 RW kumuh baru. Apabila dibandingkan “apple
R 0 3 3 7 0 13
0 0 7 7 10 24
to apple” dengan RW kumuh 2008, terjadi penurunan sebanyak
SR
Total 0 5 18 30 16 69 26,27 persen RW kumuh dari 415 RW menjadi 306 RW.
Jakarta Timur
B 0 0 0 2 0 2 Perubahan secara total, jumlah RW kumuh 2011 menurun
S 1 11 16 14 8 50
R 0 2 1 3 9 15
sebanyak 23 RW dibandingkan dengan keadaan tahun 2008 (5,54
SR 0 1 0 5 4 10 persen).
Total 1 14 17 24 21 77
Jakarta Pusat
B 1 0 2 1 0 4 Tabel 13. Jumlah RW Kumuh Menurut Kabupaten/Kota
S 0 9 16 10 6 41 Administrasi, 2008 dan 2011
R 0 2 2 3 2 9
SR 0 2 6 5 2 15 Perubahan RW
2011 Perubahan Total
Total 1 13 26 19 10 69 kondisi 2008
Kabupaten/
Jakarta Barat 2008 Jml
B 0 3 1 5 1 10 Kota Lama+ Jml [kol
Lama % [kol(2)- %
S 0 11 11 8 18 48 Baru (2)-kol (3)]
kol (4)]
R 0 2 6 3 7 18
1 2 6 5 5 19 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
SR
Total 1 18 24 21 31 95 Kep Seribu 7 5 6 2 28,57 1 14,29
Jakarta Utara Jakarta Selatan 69 53 60 16 23,19 9 13,04
B 0 0 3 3 0 6 Jakarta Timur 77 56 75 21 27,27 2 2,60
S 4 9 7 13 14 47
R 1 4 5 5 4 19 Jakarta Pusat 69 59 63 10 14,49 6 8,70
SR 1 6 4 4 11 26 Jakarta Barat 95 64 92 31 32,63 3 3,16
Total 6 19 19 25 29 98 Jakarta Utara 98 69 96 29 29,59 2 2,04
DKI Jakarta 415 306 392 109 26,27 23 5,54
BPS Provinsi DKI Jakarta - 17 -
18. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Apabila dilihat per Kabupaten/Kota Administrasi, semua wilayah Penurunan jumlah RW kumuh ini tidak terlepas dari gencarkan
mengalami penurunan dengan persentase penurunan tertinggi berbagai program yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam
terjadi di Jakarta Barat (32,63 persen) dan Jakarta Utara (29,59 menanggulangi kawasan kumuh. Diharapkan penanggulangan
persen). kawasan kumuh merupakan program terpadu yang dilaksanakan
oleh berbagai SKPD terkait.
BPS Provinsi DKI Jakarta - 18 -
19. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
BAB IV
KEADAAN FASILITAS LINGKUNGAN
Kepadatan penduduk DKI Jakarta yang tergolong sangat pembuatan ventilasi udara yang layak menjadi terabaikan. Selain
tinggi (sekitar 14 ribu orang per km2) dikombinasikan dengan itu karakteristik lain pada pemukiman kumuh adalah sistim
tingginya relatif tingkat pertumbuhan penduduk mengakibatkan drainase yang tidak terurus dan berbau, penggunaan air bersih
pemerintah daerah menghadapi banyak kesulitan dalam menangani rendah, pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
masalah kependudukan. Salah satunya adalah dalam penyediaan dan sampah yang tidak dikelola dengan baik.
prasarana dan sarana yang sepadan. Namun yang paling penting Kondisi yang kuantitatif dari fasilitas lingkungan yang ada
adalah dalam hal penyediaan pemukiman penduduk yang layak di RW kumuh di DKI Jakarta dapat dilihat pada lampiran. Tampak
huni. bahwa sebagian besar masyarakat di RW kumuh tersebut
Selain tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, menggunakan sumber air minum yang berasal dari pembelian Air
karakteristik yang menonjol pada pemukiman kumuh adalah tata Kemasan (sekitar 44,70 persen). Begitu pula untuk sumber air
letak bangunan yang tidak teratur dan sempit dan kondisi bangunan mandi cuci sebagian besar menggunakan PAM (sebesar 54,03
yang sangat tidak layak, padat dan terkesan apa adanya yang persen). Jika diamati antar kotamadya, terlihat bahwa masyarakat
terbuat dari bahan bangunan yang tidak berkualitas. Sehingga tidak di pemukiman kumuh kotamadya Jakarta Barat memiliki proporsi
heran jika pemukiman kumuh menjadi terkesan sumpek karena tertinggi dalam penggunaan PAM sebagai sumber air minum
BPS Provinsi DKI Jakarta - 19 -
20. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
(58,05 persen), sementara proporsi terendah terdapat di Jakarta sebanyak 12 persen dan status tanah Hak Pakai ada sebanyak 6
Selatan (7,36 persen) (lihat lampiran, tabel 2.1 dan tabel 2.2). persen (lihat lampiran, tabel 2.4).
Status kepemilikan rumah pada masyarakat yang berada di Sebagian besar masyarakat di RW kumuh, terlihat sudah memiliki
pemukiman kumuh umumnya berstatus milik sendiri (71 persen), kesadaran yang cukup baik dalam menjaga kebersihan
kemudian disusul dengan kontrak/sewa (25 persen) dan sisanya 4 lingkungannya, hal ini ditunjukkan dengan relatif tingginya
persen berstatus lainnya. Kondisi ini kemungkinan karena mereka persentase cara membuang sampah ke bak sampah (86 persen)
yang tinggal di bantaran sungai, pinggir rel KA, dan sebagainya. (lampiran, tabel 2.5). Berdasarkan Jenis Jamban/ Kakus yang
Status tempat tinggalnya umumnya adalah milik sendiri, bukan digunakan oleh masyarakat di RW Kumuh, sebagian besarnya
kontrak ataupun sewa. Dengan demikian persentase rumah milik menggunakan Jamban Sendiri dengan Tangki Septik (62 persen).
sendiri menjadi lebih besar dibandingkan kontrak/sewa. Jika Sebesar 14 persen masyarakat di RW Kumuh menggunakan
diamati antar wilayah, tampak bahwa masyarakat di pemukiman Jamban Bersama dengan Tangki Septik. Di Kabupaten Kepulauan
Kabupaten Kepulauan Seribu dan Kotamadya Jakarta Pusat Seribu sekitar 36 persen masyarakat di RW Kumuh di Kabupaten
memiliki proporsi terbesar dalam status rumah milik sendiri (92 Kepulauan Seribu menggunakan Jamban Sendiri dengan Tangki
dan 78 persen), sementara yang terendah berada di Jakarta Selatan Septik. Sedangkan masyarakat yang tidak menggunakan jamban
(69 persen) (lihat lampiran, tabel 2.3). masih cukup bayak, sebesar 23 persen penduduk di RW Kumuh di
Kepulauan Seribu tidak menggunakan jamban. Kiranya hal ini
Status tanah tempat tinggal masyarakat yang tinggal di
dapat menjadi perhatian Pemda setempat untuk dapat
pemukiman kumuh umumnya adalah hak milik (48 persen).
menyosialisasikan penggunaan Jamban dengan Tangki Septik,
Namun demikian penduduk yang tinggal di tanah negara juga
apakah itu milik sendiri, ataupun umum (Tabel 2.6).
masih cukup banyak (15 persen). Sementara yang status tanahnya
adalah HGB ada sebanyak 18 persen, Status tanah lainnya
BPS Provinsi DKI Jakarta - 20 -
21. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Permasalahan lain yang akrab dengan pemukiman kumuh cukup padat, dengan tata letak bangunan yang tidak teratur dan
adalah daerah rawan banjir. Lebih dari separuh wilayah kumuh di fasilitas umum (saluran drainase, sarana transportasi, pembuangan
masing-masing kotamadya merupakan daerah rawan banjir (81,69 sampah, dan sebagainya) yang tidak memadai, daerah pemukiman
persen). Persentase tertinggi daerah kumuh yang rawan banjir kumuh umumnya rawan terhadap bahaya kebakaran. Fakta ini
terdapat di Jakarta Pusat (87,4 persen). Selanjutnya Jakarta Utara bahkan sudah terlihat jelas dari kasus-kasus kebakaran yang
menempati urutan kedua (87,04 persen), disusul Jakarta Selatan menelan korban dalam jumlah besar selama tahun 2001, seperti
(83,16 persen), Jakarta Barat (77,05 persen) dan Jakarta Timur (75 kasus-kasus kebakaran di Kecamatan Penjaringan, Tambora dan
persen) (lihat lampiran, tabel 2.10). Kecamatan Pademangan yang merupakan daerah kumuh dan padat
hunian.
Jumlah Rukun Tetangga (RT) rawan banjir di daerah
kumuh, terbanyak terdapat di Jakarta Utara, yaitu sebanyak 902 RT
dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 52.595 KK.
Wilayah Jakarta Selatan memiliki jumlah RT rawan banjir paling
sedikit (361 RT) dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak
19.655 KK (lihat lampiran, tabel 2.11).
Hal lain yang juga tidak terlepas dari masalah pemukiman
kumuh adalah masalah kebakaran. Karena tingkat hunian yang
BPS Provinsi DKI Jakarta - 21 -
22. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
LAMPIRAN
BPS Provinsi DKI Jakarta - 22 -
23. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Tabel A. Matrik Keadaan RW Kumuh Menurut Kabupaten/Kota Administrasi, 2008-2011
Keadaan 2011
Keadaan 2008 Jumlah
B S R SR TK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Berat 0 0 0 0 0 0
Sedang 0 0 0 3 2 5
Ringan 0 0 0 1 0 1
Sangat Ringan 0 0 0 1 0 1
Baru 0 0 0 1 1 2
Kepulauan Seribu 0 0 0 6 3 9
Berat 0 0 0 0 0 0
Sedang 0 2 8 16 6 32
Ringan 0 3 3 7 0 13
Sangat Ringan 0 0 7 7 10 24
Baru 0 0 2 5 4 11
Jakarta Selatan 0 5 20 35 20 80
Berat 0 0 0 2 0 2
Sedang 1 11 16 14 8 50
Ringan 0 2 1 3 9 15
Sangat Ringan 0 1 0 5 4 10
Baru 0 2 9 8 17 36
Jakarta Timur 1 16 26 32 38 113
Berat 1 0 2 1 0 4
Sedang 0 9 16 10 6 41
Ringan 0 2 2 3 2 9
Sangat Ringan 0 2 6 5 2 15
Baru 0 1 1 2 3 7
Jakarta Pusat 1 14 27 21 13 76
Berat 0 3 1 5 1 10
Sedang 0 11 11 8 18 48
Ringan 0 2 6 3 7 18
Sangat Ringan 1 2 6 5 5 19
BPS Provinsi DKI Jakarta - 23 -
24. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
Tabel A. Matrik Keadaan RW Kumuh Menurut Kabupaten/Kota Administrasi, 2008-2011
Keadaan 2011
Keadaan 2008 Jumlah
B S R SR TK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Baru 1 8 12 7 20 48
Jakarta Barat 2 26 36 28 51 143
Berat 0 0 3 3 0 6
Sedang 4 9 7 13 14 47
Ringan 1 4 5 5 4 19
Sangat Ringan 1 6 4 4 11 26
Baru 1 5 15 6 20 47
Jakarta Utara 7 24 34 31 49 145
DKI Jakarta 11 85 143 153 174 566
BPS Provinsi DKI Jakarta - 24 -
25. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
TABEL B. DIREKTORI RW KUMUH 2011
KAB/KOTA : KEPULAUAN SERIBU
Luas
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jml RT Jml RT
No Jumlah Jumlah Jumlah RW
Kecamatan Kelurahan Klasifikasi RW RT KK Penduduk Rawan Rawan
RW RT KK Penduduk Kumuh
(Ha) Kumuh Kumuh Kumuh Banjir Kebakaran
(Ha)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Kepulauan
Seribu Pulau Pari 3 Kumuh Sangat Ringan 4,00 3 165 651 3,30 2 117 487 1
Selatan
Kepulauan
Pulau Panggang 1 Kumuh Sangat Ringan 1,80 7 391 1394 0,84 3 148 539 3
Seribu Utara
2 Tidak Kumuh 2,70 7 360 1628 0,28 1 63 251
3 Tidak Kumuh 4,40 7 343 1367 2 2
Pulau Kelapa 1 Tidak Kumuh 5,30 5 329 1252 1,31 1 73 309
2 Kumuh Sangat Ringan 2,70 8 367 1467 1,04 3 150 581 2
3 Kumuh Sangat Ringan 2,20 8 423 1561 1,74 6 341 1235 2
4 Kumuh Sangat Ringan 2,80 7 409 1625 0,77 3 175 719
5 Kumuh Sangat Ringan 1,90 3 114 422 1,90 3 114 422 1 2
BPS Provinsi DKI Jakarta - 25 -
26. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
TABEL B. DIREKTORI RW KUMUH 2011
KAB/KOTA : JAKARTA SELATAN
Luas Jml
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jml RT
No Jumlah Jumlah Jumlah RW RT
Kecamatan Kelurahan Klasifikasi RW RT KK Penduduk Rawan
RW RT KK Penduduk Kumuh Rawan
(Ha) Kumuh Kumuh Kumuh Kebakaran
(Ha) Banjir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Pasar Minggu Cilandak Timur 3 Kumuh Sangat Ringan 5,83 10 966 3514 0,43 2 190 783 2
Ragunan 5 Kumuh Sangat Ringan 3,66 15 1471 5493 1,37 6 678 2318 6
Pejaten Barat 8 Kumuh Ringan 16,17 16 1444 5051 6,00 7 633 2350 8 1
Pejaten Timur 7 Tidak Kumuh 12,21 17 1348 5348 1,00 3 234 984 2 1
8 Kumuh Sangat Ringan 5,24 14 1167 5278 2,66 7 470 2177 3 3
Cilandak Pondok Labu 1 Kumuh Ringan 23,80 14 1005 3661 5,70 5 353 1204 3 4
Cilandak Barat 1 Kumuh Sangat Ringan 22,91 14 955 4207 9,51 5 473 2033 3 4
Gandaria Selatan 1 Kumuh Ringan 7,28 11 764 2892 4,00 7 506 1868 2
7 Kumuh Ringan 5,13 14 1640 5534 2,96 8 931 3272 4 13
Cipete Selatan 6 Kumuh Ringan 33,50 12 1355 6455 14,00 5 670 4515 5 5
Pesanggrahan Pesanggrahan 1 Kumuh Ringan 37,15 15 1106 4542 29,75 10 791 3069 7 7
2 Kumuh Sangat Ringan 27,80 9 752 2842 18,30 6 535 2024 2 2
Petukangan Utara 9 Tidak Kumuh 7,30 10 632 2464 5,80 8 532 2067 10 9
Kebayoran
Pondok Pinang 2 Tidak Kumuh 7,03 12 1244 3890 1,03 2 280 1050 9
Lama
Kebayoran Lama Selatan 3 Kumuh Ringan 2,55 9 459 1742 1,45 5 289 1076 4 1
6 Kumuh Sangat Ringan 3,93 9 541 2127 2,80 4 246 950 5 5
BPS Provinsi DKI Jakarta - 26 -
27. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
TABEL B. DIREKTORI RW KUMUH 2011
KAB/KOTA : JAKARTA SELATAN
Luas Jml
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jml RT
No Jumlah Jumlah Jumlah RW RT
Kecamatan Kelurahan Klasifikasi RW RT KK Penduduk Rawan
RW RT KK Penduduk Kumuh Rawan
(Ha) Kumuh Kumuh Kumuh Kebakaran
(Ha) Banjir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Kebayoran Lama Utara 2 Kumuh Sangat Ringan 3,75 6 475 1234 1,00 2 203 408 4 5
9 Kumuh Sangat Ringan 7,34 16 2478 9254 1,64 7 1079 4115 1 2
Cipulir 1 Tidak Kumuh 9,00 12 897 3387 1 1
2 Kumuh Sangat Ringan 6,26 14 1354 3713 1,50 3 444 1077 2 2
6 Kumuh Sangat Ringan 10,53 14 1485 5967 2,10 3 666 2395 3 5
Grogol Utara 5 Kumuh Sangat Ringan 9,71 11 733 2845 1,90 3 174 817 6 1
11 Kumuh Ringan 25,29 10 992 3679 14,82 6 695 2455 3 3
14 Kumuh Sangat Ringan 10,06 11 943 3528 5,91 6 556 2065 6 4
Kebayoran
Gandaria Utara 2 Kumuh Ringan 9,72 16 986 3748 3,17 7 493 1840 3 7
Baru
3 Kumuh Sedang 6,81 15 845 3376 3,47 9 565 2226 2 10
6 Kumuh Sangat Ringan 8,61 12 592 2455 2,04 3 190 874 5
11 Kumuh Sangat Ringan 4,57 12 696 2566 2,15 6 369 1334 1 12
Cipete Utara 1 Tidak Kumuh 6,81 13 548 2075 1 8
Petogogan 2 Kumuh Sangat Ringan 5,87 12 582 2326 1,81 6 238 845 12 7
3 Kumuh Ringan 4,32 15 736 3061 3,46 12 625 2522 15 14
5 Kumuh Sangat Ringan 10,24 12 472 1805 0,51 4 245 1060 4
Kramat Pela 2 Kumuh Ringan 4,07 9 511 1835 3,66 7 450 1597 8 5
BPS Provinsi DKI Jakarta - 27 -
28. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
TABEL B. DIREKTORI RW KUMUH 2011
KAB/KOTA : JAKARTA SELATAN
Luas Jml
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jml RT
No Jumlah Jumlah Jumlah RW RT
Kecamatan Kelurahan Klasifikasi RW RT KK Penduduk Rawan
RW RT KK Penduduk Kumuh Rawan
(Ha) Kumuh Kumuh Kumuh Kebakaran
(Ha) Banjir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
8 Tidak Kumuh 8,36 9 798 2547 0,96 2 264 772 7 4
9 Kumuh Ringan 2,93 15 578 2327 1,27 8 307 1390 13 11
10 Kumuh Sangat Ringan 0,27 3 117 500 0,22 2 80 400 2
Gunung 5 Tidak Kumuh 20,85 8 369 1211 0,17 1 78 299
8 Tidak Kumuh 10,37 10 381 1541 0,40 1 60 250 6 5
Rawa Barat 2 Tidak Kumuh 3,99 8 433 1469 1,40 3 181 653 6 4
Mampang
Bangka 3 Tidak Kumuh 38,49 12 862 3081 4,50 2 198 731 4 1
Prapatan
4 Kumuh Sangat Ringan 22,20 11 901 3452 7,70 5 504 1934 2
Pela Mampang 2 Kumuh Sangat Ringan 7,03 16 942 3512 1,03 5 268 966 4 8
3 Kumuh Sangat Ringan 17,34 20 1638 7042 2,30 4 347 1603 1 3
10 Kumuh Ringan 9,48 11 1080 4568 4,41 7 870 3636 2 5
11 Kumuh Ringan 9,42 15 1175 4714 5,73 9 742 3213 3 12
12 Kumuh Ringan 23,29 14 1478 5765 4,59 8 758 3109 2 5
Tegal Parang 3 Kumuh Sangat Ringan 7,60 10 1119 5044 7 1
5 Kumuh Sangat Ringan 8,15 8 1294 5749 0,30 1 230 1000 8 2
Mampang
Tegal Parang 6 Kumuh Sangat Ringan 7,16 9 847 3161 1,34 2 250 897 7 3
Prapatan
Mampang Prapatan 1 Kumuh Sangat Ringan 9,98 14 861 3645 1,47 4 268 1248 3 4
BPS Provinsi DKI Jakarta - 28 -
29. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
TABEL B. DIREKTORI RW KUMUH 2011
KAB/KOTA : JAKARTA SELATAN
Luas Jml
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jml RT
No Jumlah Jumlah Jumlah RW RT
Kecamatan Kelurahan Klasifikasi RW RT KK Penduduk Rawan
RW RT KK Penduduk Kumuh Rawan
(Ha) Kumuh Kumuh Kumuh Kebakaran
(Ha) Banjir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
4 Kumuh Sangat Ringan 10,58 13 959 4861 2,21 4 322 2122 7
Kuningan Barat 1 Kumuh Sedang 3,17 11 1063 3250 2,72 9 885 2785 5 7
2 Kumuh Sangat Ringan 0,99 3 185 945 0,29 2 130 800 1
3 Kumuh Sangat Ringan 4,10 8 356 1298 1,00 5 289 1093 1 4
4 Kumuh Sangat Ringan 6,56 14 1125 4516 2,51 5 527 2199 14 11
5 Kumuh Sangat Ringan 5,88 12 871 3443 1,10 4 358 1496 5 4
Pancoran Rawajati 7 Tidak Kumuh 8,72 6 280 1228 0,43 1 42 185 5 1
Duren Tiga 5 Tidak Kumuh 15,87 14 1010 5356 0,48 2 192 1300 4
Tebet Menteng Dalam 1 Kumuh Sangat Ringan 8,45 10 816 2919 3,40 4 370 1165 2 2
13 Kumuh Ringan 11,46 14 1420 4133 5,66 9 1127 3169 2 7
Tebet Timur 10 Tidak Kumuh 2,84 10 558 1778 0,70 2 180 405 1
Kebon Baru 9 Tidak Kumuh 16,87 10 464 2519 3
Bukit Duri 10 Kumuh Ringan 3,66 15 1121 3808 1,29 6 538 2080 12 2
11 Kumuh Sedang 1,35 12 777 2679 1,10 11 738 2507 10 6
12 Kumuh Sedang 6,96 15 1339 4861 4,78 10 999 3503 9 6
Manggarai Selatan 10 Kumuh Ringan 0,96 14 588 2070 0,44 8 321 1396
Manggarai 4 Kumuh Sedang 2,48 16 1089 4251 1,50 10 822 2966 14 12
BPS Provinsi DKI Jakarta - 29 -
30. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
TABEL B. DIREKTORI RW KUMUH 2011
KAB/KOTA : JAKARTA SELATAN
Luas Jml
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jml RT
No Jumlah Jumlah Jumlah RW RT
Kecamatan Kelurahan Klasifikasi RW RT KK Penduduk Rawan
RW RT KK Penduduk Kumuh Rawan
(Ha) Kumuh Kumuh Kumuh Kebakaran
(Ha) Banjir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
10 Kumuh Sangat Ringan 1,55 13 661 2531 0,61 7 347 1341 3
Setia Budi Kuningan Timur 1 Kumuh Sangat Ringan 5,65 8 481 1386 2,00 3 189 401 1 1
5 Tidak Kumuh 2,82 4 348 1165 1,70 2 158 340 2
Karet Kuningan 7 Kumuh Sangat Ringan 10,94 15 615 2552 0,87 3 134 569
Karet 2 Tidak Kumuh 3,90 14 640 2345 0,30 2 76 376 1 1
Setia Budi Karet 5 Tidak Kumuh 4,52 9 359 1472 1 2
Menteng Atas 5 Tidak Kumuh 5,94 16 807 3202 0,95 3 127 436 5
9 Kumuh Ringan 4,41 16 659 2679 1,53 6 212 916 16 14
13 Tidak Kumuh 3,62 9 432 2061
14 Tidak Kumuh 2,46 9 310 1045 0,66 2 71 226 3
Pasar Manggis 2 Kumuh Sangat Ringan 2,63 15 600 2281 2
3 Kumuh Ringan 2,93 13 691 2571 1,74 7 417 1597 10 3
4 Kumuh Sangat Ringan 3,16 8 446 1929 1,07 4 211 876 4 2
BPS Provinsi DKI Jakarta - 30 -
31. Evaluasi RW Kumuh di Provinsi DKI Jakarta, 2011
TABEL B. DIREKTORI RW KUMUH 2011
KAB/KOTA : JAKARTA TIMUR
Luas Jml
Luas Jumlah Jumlah Jumlah Jml RT
No Jumlah Jumlah Jumlah RW RT
Kecamatan Kelurahan Klasifikasi RW RT KK Penduduk Rawan
RW RT KK Penduduk Kumuh Rawan
(Ha) Kumuh Kumuh Kumuh Kebakaran
(Ha) Banjir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Pasar Rebo Pekayon 4 Kumuh Ringan 2,34 6 642 1970 1,66 4 469 1375 2 2
Baru 9 Tidak Kumuh 9,38 10 866 3258 2
Ciracas Cibubur 2 Kumuh Ringan 2,79 12 1558 5342 1,88 8 1038 3569 2
Rambutan 1 Kumuh Ringan 10,70 12 1379 5359 4,05 4 689 2622 5 3
Cipayung Munjul 2 Tidak Kumuh 8,50 8 718 2453 1,40 1 123 434
6 Kumuh Ringan 5,41 7 480 2102 3,10 3 189 924 2 2
Cipayung 4 Tidak Kumuh 3,80 10 1029 3517 0,77 3 289 1288 2 1
Ceger 1 Kumuh Sangat Ringan 48,63 8 1055 5221 42,45 2 290 939
Makasar Pinang Ranti 2 Kumuh Ringan 26,02 14 1657 7074 0,12 1 89 478 2
4 Tidak Kumuh 8,07 8 705 2573 3,60 3 262 924 6 2
Makasar 1 Tidak Kumuh 9,79 15 1023 3894 0,47 1 118 269 6 1
Kebon Pala 1 Kumuh Sangat Ringan 14,27 14 1125 4127 5,89 6 497 1827 11 1
6 Kumuh Sangat Ringan 6,00 7 445 2360 2,10 2 220 1375 6 1
9 Kumuh Sangat Ringan 10,00 16 1188 4348 3,68 5 421 1272 7 2
Cipinang Melayu 1 Tidak Kumuh 6,16 12 726 2835 0,82 2 121 533 1 10
2 Kumuh Sangat Ringan 4,46 11 949 3371 2,61 6 552 2133 5
BPS Provinsi DKI Jakarta - 31 -