Kawah Putih merupakan bekas kawah tua yang tersembunyi di Gunung Patuha. Kawah berwarna hijau muda ini dikelilingi pasir putih dan airnya berubah warna sesuai sinar matahari, menjadikannya daya tarik wisata. Gunung Tangkuban Perahu memiliki kawah dan legenda pembentukannya. Green Canyon memiliki gua dan sungai hijau yang menarik wisatawan.
2. Di ketinggian Gunung Patuha, tersembunyi keindahan bekas kawah tua
yang unik. Bau belerang akan menyambut kita begitu tiba di tebing
kawah. Kawah berwarna hijau muda itu juga dikelilingi oleh pasir putih ,
serta riak air dalam kawah yang bertabur asap tipis serta sesekali letupan
lumpur hidup. Hal ini menjadikannya sebuah atraksi alam yang tiada
duanya. Sebagai tambahan, warna air Kawah Putih selalu berubah-ubah
bila terkena sinar matahari. Oleh karena keunikannya itu, Kawah Putih
menjadi objek wisata bagi wisatawan nusantara dan mancanegara, serta
latar belakang favorit bagi para fotografer dan sineas film.
Secara geologis, Kawah Putih terbentuk dari aktifitas letusan Gunung
Patuha yang terjadi di abad ke-XII. Nama Patuha sendiri berasal dari
nama awal gunung ini, Gunung Sepuh (Bahasa Sunda untuk ‘tua’).
4. Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung berapi yang masih aktif
di Jawa Barat. Berada di ketinggian 2084 m dpl, gunung berbentuk unik ini
telah menarik banyak pengunjung selama puluhan tahun yang datang untuk
melihat lebih dekat kawahnya, menikmati panorama lembah sekelilingnya,
serta lebih akrab dengan cerita rakyatnya yang terkenal, Sangkuriang.
Berdasarkan legendanya, gunung ini terbentuk akibat kemarahan Sangkuriang
yang merasa gagal dalam mengabulkan permintaan pembuatan danau dan
perahu besar dari Dayang Sumbi (merupakan kisah cinta terlarang antara
seorang anak dengan ibu kandungnya sendiri). Maka ditendangnya perahu
yang telah dibuat dan jatuh tertelengkup (dalam Basa Sunda nangkub) di
lokasinya sekarang – yang menjadi asal mula nama Gunung Tangkuban Perahu.
Menurut sejarah geologinya, Gunung Tangkuban Parahu terbentuk dari
aktifitas letusan berulang Gunung Api Sunda di jaman prasejarah.
6. Tempat wisata Green Canyon terletak di Desa Kertayasa, Ciamis, Jawa Barat, kurang
lebih 31 km dari Pangandaran. Nama Green Canyon dikenalkan oleh wisatawan dari
Prancis. Warna air sungai yang kehijauan mungkin menjadi alasan tempat ini disebut
Green Canyon. Sedangkan nama sebelumnya, Cukang Taneuh berarti jembatan tanah
karena adanya jembatan dengan lebar 3 meter dan panjang mencapai 40 meter yang
menghubungkan antara Desa Kertayasa dengan Desa Batukaras.
Sungai Cijulang
Yang menjadi tujuannya adalah terowongan menyerupai gua yang berada di bawah
jembatan tanah yang dikenal dengan Gua Green Canyon. Untuk mencapai gua
tersebut, Anda harus menyusuri sungai Cijulang menggunakan perahu yang disebut
sebagai ketinting.
Di sisi aliran sungai Cijulang Anda dapat menikmati tebing bukit yang ditumbuhi
hijaunya pepohonan yang rimbun dan bebatuan yang menghiasinya. Perjalanan tidak
akan membosankan karena pemandangan yang indah dan santainya menikmati aliran
7. Saat hampir sampai, jalur akan menyempit sehingga perahu harus bergantian untuk
memasuki jalur ini. Ada pula pengatur yang memberi arahan untuk para pengemudi
perahu agar dapat melaju dengan tertib. Mendekati mulut gua, ketinting tidak dapat
lagi untuk mengantarkan Anda dan rombongan karena jalur yang tidak mungkin dilalui.
Di Gua Green Canyon, kita bisa menikmati tebing-tebing tinggi dan melihat stalagtit
dan stalagmit yang pasti merupakan pengalaman tersendiri yang tidak terlupakan.
Green Canyon atau Cukang Taneuh memang merupakan tempat wisata yang indah di
daerah Pangandaran. Tetapi, bila Anda berniat mengunjungi tempat ini sebaiknya
berkunjung pada musim kemarau karena pada musim ini, air sungai Cijulang berwarna
hijau tosca. Sedangkan pada musim hujan, saat curah hujan tinggi, air sungai akan
berwarna coklat. Selain itu pada musim hujan ada kemungkinan air sungai akan pasang
atau aliran air sungai yang terlalu deras sehingga tempat ini ditutup untuk umum demi
keselamatan pengunjung.
9. Danau Patenggang atau juga dikenal dengan nama Situ Patenggang (situ
berarti danau dalam Bahasa Sunda) berada di dataran tinggi dengan ketinggian
sekitar 1600 meter dari permukaan laut dan berada di kaki Gunung Patuha.
Karena posisinya yang tinggi, Anda akan merasakan udara yang dingin dan
segar saat mengunjungi danau ini. Dalam perjalanan menuju Situ Patenggang,
nuansa hijau alami akan menjadi pemandangan yang menyejukkan mata.
Pohon-pohon rindang dan hamparan kebun teh dengan daunnya yang rapat
membuat warna hijau menjadi semakin dominan. Selain itu, perkebunan
strawberry yang ada di sepanjang perjalanan dapat pula menambah daya tarik
daerah wisata ini.
Yang juga menjadi favorit di tempat ini adalah lokasi Batu Cinta. Sebuah
lokasi yang berada di tengah danau dengan sebuah batu besar yang menjadi
panandanya.
10. Di tempat inilah Ki Santang dan Dewi Rengganis, sepasang kekasih
yang harus melewati perjalanan sulit dalam percintaan mereka,
akhirnya bertemu kembali di tempat ini, setelah sebelumnya terpisah.
Air yang mengisi danau ini menurut mitos masyarakat Patengan
berasal dari deraian air mata kedua manusia tersebut.
Itu sebabnya beberapa orang juga menyebut Situ Patenggang sebagai
Situ Penganten. Kisah ini dapat Anda baca pada sebuah lukisan
bergambar panorama Situ Patengan yang berada di lokasi Batu Cinta.
Masyarakat setempat juga percaya bahwa jika mengunjungi Batu Cinta
bersama pasangan, maka hubungan pasangan tersebut akan langgeng.
12. Wisata Curug Cilember seluas 7 hektar terletak di Desa Jogjogan Kecamatan
Cisarua Kabupaten Bogor. Curug Cilember memiliki tujuh buah air terjun,
dengan jeram tertinggi 30 meter. Namun Curug (air terjun) yang paling banyak
dikunjungi adalah curug yang keempat. Curug keempat ini diyakini berkhasiat
sebagai obat awet muda, mempercepat dapat jodoh serta dapat
menyembuhkan penyakit.
Tepat di atas lokasi curug 7 tedapat sebuah makam keramat yang setiap harinya
sering dikuknjungi oleh masyarakat, untuk berziarah, dan mencari berkah.
Menurut sejarah makam ini bernama makam Embah Jaya Sakti yang masih
memiliki garis keturunan Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran.
Konon Curug Cilember juga merupakan tempat mandi para putri dari
kayangan. Bahkan bebnerapa penduduk diantaranya Enus (70 th) orang
pertama yang tinggal di sekitar curug Cilember, pernah melihat sekitar 7 putri
cantik yang sedang mandi dan bercengkraman di curug keempat. Fasilitas yang
sudah tersedia dalam wana wisata ini adalah berupa pos jaga, pondok kerja,
14. Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua
Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat. Observatorium
Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische
Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda . Di rapat
itu, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar,
bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan
pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha , maka
nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini. Terdapat 5 buah teleskop
besar, yaitu:
Teleskop Refraktor Ganda Zeiss
Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur
fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati planet.
Teleskop Schmidt Bima Sakti
Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti,
15. Teleskop Refraktor Bamberg
Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak,
mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, pengamatan
matahari, dan untuk mengamati benda langit lainnya. Dilengkapi dengan fotoelektrik-
fotometer untuk mendapatkan skala terang bintang dari intensitas cahaya listrik yang di
timbulkan. Diameter lensa 37 cm. Titik api atau fokus 7 meter.
Teleskop Cassegrain GOTO
Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi
objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media
penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk
mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrumbintang. Dilengakapi
dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer
Teleskop Refraktor Unitron
Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal, pengamatan gerhana
bulan dan gerhana matahari, dan pemotretan bintik matahari serta pengamatan benda-
benda langit lain. Dengan Diameter lensa 13 cm, dan fokus 87 cm
17. Dago Tea House atau pada jaman Belanda disebut sebagai Dago Thee Huis
yang artinya "Rumah Teh Dago". Tempat ini dibangun sebagai restoran tempat
menikmati acara minum teh dan kuliner pada masa itu sambil menikmati
keindahan alam bumi Parahyangan. Meski pada awalnya merupakan tempat
untuk minum teh dan makan atau restoran, belakangan tempat ini diubah
menjadi Taman Budaya Provinsi Jawa Barat. Di Taman Budaya Jawa Barat ini
sering digelar berbagai pentas kesenian dan budaya Sunda. Belakangan
namanya diubah menjadi Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat.
Tujuan didirikan Taman Budaya ini adalah sebagai pusat kebudayaan Jawa
Barat atau cagar budaya.
Bangunan Utama yang ada disini antara lain:
Arena Panggung Terbuka (Open Air Theater)
Beberapa pertunjukkan yang rutin di sini adalah tarian khas Jawa Barat yang
terkenal yaitu Jaipongan. Pertunjukkan lainnya yaitu Karawitan, Angklung,
18. Galeri Pameran
Terdapat galeri di area teater yang sering digunakan sebagai tempat pameran seni rupa,
lomba dan diskusi. Dahulu galeri ini dikenal dengan nama "Roemah Teh" yang sering
dijadikan tempat minum teh seperti nama tempat utamanya yaitu Dago Tea House atau
Rumah Teh Dago.
Cindera Mata
Anda juga dapat membeli berbagai cindera mata khas Jawa Barat, baik kerajinan tangan,
lukisan, wayang golek, dan juga cindera mata lainnya.
Boga Kuring
Di lantai atas gedung utama terdapat Cafe Boga Kuring. Anda dapat menikmati berbagai
sajian makanan khas Sunda di sini seperti nasi liwet, sayur asam, lalapan, dan karedok.
Tidak ketinggalan minuman khas tradisional Sunda yaitu bandrek dan bajigur. Selain
makanan dan minuman khas Sunda, Anda juga dapat memesan berbagai jenis makanan
Eropa dan Chinese Food. Anda juga dapat menikmati santapan Anda di pondok atau
saung dalam bahasa Sunda yang telah disediakan sambil lesehan menikmati panorama
20. Gedung Sate terletak sangat dekat dengan tempat wisata di Bandung yang cukup favorit
bagi para pelancong, seperti Taman Lansia Bandung dan Museum Geologi Bandung
yang berada persis di sebelah barat gedung ini.
Bangunan yang menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini dibangun pada tanggal
27 Juli 1920 dan selesai pada tahun 1924, pada zaman Hindia Belanda. Gedung Sate
yang merupakan bangunan monumental ini berdiri dengan anggun dengan gaya
arsitektur unik mengarah kepada bentuk arsitektur Indo-Eropa. Dalam salah satu buku
yang ditulis oleh D. Ruhl menyebutkan bahwa Gedung sate adalah bangunan terindah di
Indonesia.
Hampir dipastikan para tourist yang datang ke Bandung, baik lokal maupun luar negeri
jarang yang tidak mengunjungi gedung yang merupakan hasil penggabungan berbagai
arsitektur mulai dari Italia, Meru, Pagoda, Candi Borobudur, dan ciri khas Jawa Barat itu
sendiri.
22. Bila kamu bersama teman atau sekeluarga, ingin mencari tempat rekreasi yang
bertemakan Wisata – Belanja – Kuliner maka kamu bisa mencoba salah satu tempat
yang bernama Kampung Gajah, dikawasan Lembang Bandung. Tepatnya di Jalan
Sersan Bajuri KM 3, tidak jauh juga dari Kampung Daun, Sapulidi, Rumah Stroberi dan
The Peak.
Area di Kampung Gajah sangatlah luas, tersedia lahan parkir yang cukup serta wahanan
rekreasi, makan dan wisata yang sangat lapang. Dari kawasan bukit yang tinggi ini kita
dapat melihat kota Bandung dari tampak atas. Udara sangat sejuk dan segar.
Di Kampung Gajah juga banyak disediakan tempat makanan, mulai dari makanan
berupa jajanan sampai makanan kelas berat. Jadi bila kamu berwisata ke Kampung
Gajah selain perut kenyang kamu juga akan puas dengan wahanan permainan-
permainannya disana.
Beberapa wahana permainain yang bisa di coba diantarnya adalah ATV, Buggy, Arena
bermain anak-anak, Kuda Tunggang, Sepeda Tandem, lalu segway eco ride dan masih
banyak lagi.