10. Panjalu adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu
yang terletak di ketinggian 731 m dpl dan berada
kaki Gunung Sawal (1764 m dpl) Jawa Barat.
Posisi Panjalu dikelilingi oleh benteng alamiah
berupa rangkaian pegunungan , dari sebelah
selatan dan timur berdiri kokoh Gunung Sawal
yang memisahkannya dengan wilayah Galuh,
bagian baratnya dibentengi oleh Gunung
Cakrabuana yang dahulu menjadi batas dengan
Kerajaan Sumedang Larang dan di sebelah
utaranya memanjang Gunung Bitung yang
menjadi batas Kabupaten Ciamis dengan
Majalengka yang dahulu merupakan batas Panjalu
dengan Kerajaan Talaga.
11. Kerajaan kediri merupakan kelanjutan dari kerajaan Medang Kamulan ( 10 – 11
M ). Yang dibangun oleh Mpu Sindok pada tahun 947 di sekitar sungai Brantas
dengan ibukotanya Watan Mas.
Batas wilayah kekuasaannya meliputi :
- Pasuruan ( sebelah Timur ) - Nganjuk ( sebelah Barat )
- Malang ( sebelah Barat ) - Surabaya ( sebelah Utara )
Menurut Prasasti Calcuta ( 1021 M ) yang dibuat oleh Airlangga, raja-raja yang
memerintah di kerajaan Medang kamulan setelah Mpu Sindok yaitu
Dharmawangsa ( 992 – 1017 M ). Raja ini pernah memperluas kerajaannya ke
barat ( Sriwijaya ), kemudian Airlangga ( menantu Dharmawangsa ).
Pada masa pemerintahan Airlangga keadaan pemerintahan sebagai berikut :
- Ibu kota kerajaan dipindah ke Kahuripan.
- Pada tahun 1041 M Kerajaan dipecah menjadi dua ( untuk menghindari
perang saudara ) yang dilakukan oleh Mpu Barada yaitu :
13. 1. Raja MapanjiGarasakan
(1042 M – 1052 M)
Keadaan pemerintahan :
• Tetap memakai lambang
kerajaan Airlangga yaitu
“Garuda Mukha”
• Terjadi perang saudara
antara Panjalu dengan
Jenggala.
16. 4. Raja Bameswara
(1116 M – 1135 M )
• Merubah lencana
kerajaan berupa
tengkorak
bertaring diatas
bulan sabit,
yang disebut
“Candrakapala”
17. 5. Raja Jayabaya
(1135 – 1159 M )
Keadaan pemerintahannya :
• Menggunakan lencana
kerajaan berupa lencana
“Narasinga”
• Memperoleh kemenangan
dalam peperangan melawan
Jenggala
• Memerintahkan Mpu Sedah
untuk mengubah kakawin
“Barata Yudha”
(mengenang kemenangan
melawan Jenggala ) yang
kemudian dilanjutkan oleh
Mpu Panuluh ( 1157 M).
• Hasil karya Mpu Panuluh yang
18. 6. Raja Saeweswara
(1159 – 1169 M )
- Keadaan
pemerintahannya
tidak banyak
diketahui
- Memakai lencana
kerajaan yang berupa
Ganesa
19. 7. Raja Kameswara
(1182 – 1185 M )
Keadaan pemerintahannya :
• Ditulis kitab kakawin Smaradahana oleh Mpu
Darmaja ( berisi pemujaan terhadap raja ) kitab
Lubdaka dan Wertasancaya oleh Mpu Tan
Akung.
• Kitab Lubdaka berisi kisah seorang pemburu
yang akhirnya masug surga dan Wertasancaya
berisi : cara mempelajari tembang Jawa.
20. 8. Raja Kertajaya
(1185 M – 1222 M )
Keadaan pemerintahan :
• Terjadi pertentangan antara Brahmana dengan
Raja Kertajaya ( para Brahmana menolak
menyembah raja sebagai dewa )
• Brahmana meminta perlindungan kepada Ken
Arok
( digunakan oleh Ken Arok untuk memberontak
kepada Kertajaya)
• Terjadi pertempuran di Ganter ( Ken Arok
berhasil mengalahkan Raja Kertajaya )
21. Keadaan pemerintahan kerajaan Panjalu secara umum :
• Raja dibantu oleh : 3 orang putra raja dan 4 pejabat
kerajaan yang bergelar Rakyan ( Mereka secara bersama -
sama mengurus pemerintahan seperti para menteri di
Cina ).
• Memiliki lebih dari 300 pejabat sipil yang bertugas dan
mencatat semua penghasilan kerajaan
• Terdapat 1000 pegawai rendahan yang bertugas
mengurusi benteng dan parit kota, perbendaharaan
kerajaan, gudang persediaan makanan kerajaan dari
keprajuritan
22. KEHIDUPAN EKONOMI
Kehidupan Kerajaan Panjalu menjadi teratur. Rakyat hidup makmur. Mata
pencarian yang penting adalah pertanian dengan hasil utamanya padi.
Pelayaran dan perdagangan juga berkembang. Hal ini ditopang oleh
angkatan laut Panjalu yang cukup tangguh. Armada laut Panjalu mampu
menjamin keamanan perairan nusantara. Di Panjalu telah ada senopati
Sarwajala (panglima angkatan laut). Bahkan Sriwijaya yang pernah
mengakui kebesaran Panjalu, yang telah mampu mengembangkan
pelayaran dan perdagangan. Barang perdagangan di Panjalu antara lain,
emas, perak, gading, kayu cendana, dan pinang. Kesadaran rakyat tentang
pajak sudah tinggi. Rakyat menyerahkan barang atau sebagian hasil
buminya kepada pemerintahDi Alar pembayaran uang perak dan emas.
23.
24. KEHIDUPAN SOSIAL
Menurut berita Cina, dan kitab Ling-wai-tai-
ta diterangkan bahwa dalam kehidupan
sosial sehari-hari rakyat KERAJAAN
PANJALU adalah sebagai berikut :
25. 1. Memakai kain sampai bawah lutut dan rambutnya diurai.
2. Rumah-rumah mereka bersih dan teratur, sebagian besar
lantainya adalah ubin yang berwarna kuning dan hijau.
3. Dalam perkawinan, keluarga pengantin wanita menerima
mas kawin berupa emas.
4. Rajanya memakai pakaian sutera, memakai sepatu, dan
perhiasan emas. Sedang untuk ratu rambutnya disanggul
ke atas.
5. Jika berpergian, Raja naik gajah atau kereta yang diiringi
oleh 500 sampai 700 prajurit.
6. Hukuman yang dilaksanakan bagi pelanggar aturan ada 2
macam yaitu hukuman denda dan hukuman mati terutama
untuk pencuri dan perampok
7. Kalau sakit rakyat tidak mencari obat, tetapi cukup
memuja dewa
8. Hubungan sosial masyarakatnya sangat erat.
KEHIDUPAN SOSIAL
26. KEHIDUPAN BUDAYA
Pada zaman Kerajaan Panjalu kebudayaan
berkembang dengan sangat pesat terutama
bidang
sastra, sedang seni pahat dan seni bangunan
jarang ditemukan.
27. 1. Kitab-Kitab Sastra
1. Kitab Baratayuda
Kitab baratayuda ditulis
pada zaman
jayabaya,untuk
memberikan gambaran
terjadinya perang saudara
antara panjalu melawan
jenggala.perang saudara itu
di gambarkan dengan
perang antara kurawa
dengan pandawa yang
masing- masing
merupakan keturunan
barata.
2. Kitab Kresnayana
Kitab kresnayana ditulis
oleh empu triguna pada
zaman raja jayaswara.
Isinya mengenai perkawinan
antara kresna dan dewi
rukmini.
KEHIDUPAN BUDAYA
28. 1. Kitab-kitab Sastra
3. Kitab Smaradhana
Kitab Smaradhana ditulis pada
zaman Raja Kameswari oleh
Mpu Darmaja. Isinya
menceritakan tentang sepasang
suami istri Smara dan Rati
yang menggoda Dewa Syiwa
yang sedang bertapa. Smara
dan Rail kena kutuk dan mati
terbakar oleh api atau dahana
karena kesaktian Dewa Syiwa.
Akan tetapi kedua suami istri
itu dihidupkan lagi dan
menjelma sebagai Kameswara
dan permaisurinya.
4. Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh
Mpu Tanakung pada zaman
Raja Kameswara. Isinya
tentang seorang pemburu
bernama Lubdaka. Dia sudah
banyak membunuh. Pada suatu
ketika ia mengadakan
pemujaan yang istimewa
terhadap Syiwa sehingga
rohnya yang semestinya masuk
neraka menjadi masuk surga.
KEHIDUPAN BUDAYA
30. The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End
The End