SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-
faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses
pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Psikologi sebagai
ilmu pengetahuan berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan
belajar merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan. Agar kegiatan belajar tersebut memperoleh hasil yang maksimal
sesuai harapan, maka manusia tersebut membutuhkan suatu pemahaman tentang
psikologi. Dari sinilah dapat diketahui kaitan yang sangat kuat antara psikologi
pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, para ahli psikologi pendidikan
menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar.
Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-
persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
tindakan belajar.
Belajar senantiasa merupakan kegiatan yang berlangsung di dalam suatu proses
dan terarah kepencapaian suatu tujuan tertentu. Agar tujuan tersebut dapat tercapai
secara sempurna maka membutuhakan hasil yang maksimal dari suatu proses
pembelajaran. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas secara luas mengenai
proses pembelajaran dan pembagiannya, sehingga akan didapatkan hasil yang
maksimal dalam kegiatan belajar tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan proses belajar dan pembagiannya ?
2. Apa yang dimaksud dengan perhatian dalam proses belajar ?
3. Apa yang dimaksud dengan memori dalam proses belajar ?
4. Apa yang dimaksud dengan elaborasi dalam proses belajar ?
5. Apa yang dimaksud dengan berpikir dalam proses belajar ?
6. Apa yang dimaksud dengan problem solving dalam proses belajar ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Belajar dan Pembagiannya
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti
“berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses
adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.1
Menurut Harold Spears, belajar adalah (mengamati, membaca, meniru, mencoba
sendiri tentang sesuatu, mendengarkan, mengikuti petunjuk), aktifitas yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya.
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang maju dari pada keadaan
sebelumnya. Proses belajar melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi
berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi sosial.2
Proses belajar dibagi menjadi:
1. Perhatian
2. Memori
3. Elaborasi
4. Berfikir
5. Problem solving
B. Pengertian Perhatian Dalam Proses Belajar
Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Perhatian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada
suatu sekumpulan obyek. Misalnya, ketika seseorang yang sedang memerhatikan
suatu benda, maka seluruh aktifitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan pada
benda tersebut.
Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam,
yaitu:
1 Dr. Muhibin Syah, M.Ed., Psikologi Pendidikan,Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2010,hlm.17.
2 Dr. Nyayu Khodijah,S.Ag., M.Si., Psikologi Pendidikan,Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2014,hlm.
50.
3
1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian
spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul
dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah
perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang
menimbulkannya (bersifat aktif).
2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang
bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian
yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang
hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah
perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak
sekaligus.3
C. Pengertian Memori Dalam Proses Belajar
Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Para psikolog pendidikan
mempelajari bagaimana informasi diletakkan atau disimpan dalam memori,
bagaimana ia dipertahankan atau disimpan setelah disandikan (encoded), dan
bagaimana ia ditemukan atau diungkap kembali untuk tujuan tertentu di kemudian
hari. Memori membuat diri kita terasa berkesinambungan. Tanpa memori, seseorang
tidak mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang mereka
alami sekarang. Dewasa ini, para psikolog pendidikan menyatakan bahwa adalah
penting untuk tidak memandang memori dari segi bagaimana anak menambah sesuatu
ke dalam ingatan, tetapi harus dilihat dari segi bagaimana anak menyusun memori
mereka (Schacter, 2001).
Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian),
penyimpanan, dan pengambilan (retrieval). Mengkaji memori dari sudut pandang ini
akan membantu seseorang memahaminya dengan lebih baik.
Pemrosesan Informasi dalam Memori:
1. Penyandian (Encoding)
3 Drs.H. Baharuddin,M.Pdi., Psikologi pendidikan,Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2010,hlm. 178-180
ENCODING
memasukkan
informasi ke dalam
memori
PENYIMPANAN
mempertahankan
informasi dari waktu
ke waktu
PENGAMBILAN
mengambil
informasi dari
gudang memori
4
Dalam bahasa sehari-hari, encoding banyak kemiripan dengan atensi dan
pembelajaran. Saat murid mendengarkan guru bicara, menonton film, atau
mendengarkan musik, dia sedang menyandikan informasi ke dalam memori. Ada
enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu:
a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental.
b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi
lebih lama berada di dalam memori.
c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa
pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di
mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih
kuat.
d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
e. Mengkontruksi citra (imaji),
f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka
menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi
penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu
dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat
sebagai satu unit tunggal.
2. Penyimpanan
Setelah murid menyandikan informasi, mereka perlu mempertahankan atau
menyimpan informasi. Di antara aspek paling menonjol dari penyimpanan
memori adalah tiga simpanan utama, yang berhubungan dengan tiga kerangka
waktu yang berbeda: memori sensori (yang berlangsung hanya beberapa detik),
working memory atau memori jangka pendek (bertahan sekitar 30 detik), dan
memori jangka panjang (bertahan sampai seumur hidup).
a. Memori sensori, yaitu memori yang mempertahankan informasi dari dunia
dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama
dari pada waktu seseorang menerima sensasi visual, suara, dan sensasi
lainnya.
b. Memori jangka pendek, yaitu sisitem memori berkapasitas terbatas di mana
informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulang atau
diproses lebih lanjut, di mana dalam kasus itu daya tahan simpanannya bisa
lebih lama. Dibandingkan dengan memori sensori, memori jangka pendek
kapasitasnya terbatas tapi durasinya relatif lebih panjang..
5
c. Memori jangka panjang, yaitu tipe memori yang menyimpan banyak
informasi selama periode waktu yang lama secara relatif permanen.
Klasifikasi isi memori jangka panjang:
1) Memori deklaratif, yaitu rekoleksi atau pengingatan kembali informasi
secara sadar, seperti fakta spesifik atau kejadian yang dapat
dikomunikasikan secara verbal. Memori ini dibagi atas:
a) Memori episodik, yaitu retensi informasi tantang di mana dan kapan
terjadinya suatu peristiwa dalam hidup.
b) Memori semantik, yaitu peengetahuan umum murid tentang dunia,
mencakup pengetahuan tentang pelajaran di sekolah, tentang bidang
keahlian yang berbeda dan pengetahuan sehari-hari tentang makna
kata, orang terkenal, tempat penting dan hal umum.
2) Memori prosedural, yaitu pengetahuan nondeklaratif dalam bentuk
keterampilan dan operasi kognitif. Memori ini tidak dapat secara sadar
diingat kembali, setidaknya dalam bentuk fakta atau kejadian spesifik.
3. Mengambil kembali
Ketika kita mengambil sesuatu dari “gudang data” mental, kita akan
menelusuri gudang memori kita untuk mencari informasi yang relevan. Seperti
halnya dengan penyandian, pencarian ini bisa otomatis atau bisa juga
membutuhkan beberapa usaha. Posisi item dalam suatu daftar juga memengaruhi
tingkat kemudahan dan kesulitan dalam mengingat. Efek posisi serial menyatakan
bahwa orang lebih mudah mengingat item yang ada di awal dan akhir dari suatu
daftar dari pada item yang ada di tengah. Faktor lain memengaruhi pengambilan
informasi adalah sifat dari petunjuk yang digunakan orang untuk mendongkrak
memori mereka (Allan, dkk. 2001).
Konsiderasi lain dalam memahami pengambilan informasi adalah prinsip
spesifitas penyandian, yaitu prinsip yang menyatakan bahwa asosiasi yang
dibentuk pada saat penyandian atau pembelajaran cenderung akan menjadi
petunjuk yang efektif untuk pengambilan kembali (Hannon & Craik, 2001).
Semakin banyak melakukan elaborasi dalam menyandikan informasi, maka
semakin baik seseorang dalam mengingat informasi.4
4 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2007,hlm. 312-329
6
D. Pengertian Elaborasi Dalam Proses Belajar
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Jadi, saat
penyajian konsep demokrasi kepada murid, mereka kemungkinan akan mengingatnya
dengan lebih baik jika mereka diberi contoh yang bagus dari demokrasi. Mencari
contoh adalah cara yang bagus untuk mengelaborasi informasi.
Penggunaan elaborasi berubah seiring dengan perkembangan (Schneider &
Pressley, 1997). Remaja lebih mungkin menggunakan elaborasi secara spontan
ketimbang anak-anak. Anak SD bisa diajari menggunakan elaborasi pada satu tugas
belajarnya, tetapi dibandingkan dengan remaja, mereka mungkin tidak menggunakan
elaborasi untuk tugas belajar lain. Walau demikian, elaborasi verbal dapat menjadi
strategi memori yang efektif bahkan untuk anak SD. Salah satu alasan kenapa
elaborasi bisa bekerja dengan baik dalam menyandikan informasi adalah karena
elaborasi menambahkan perbedaan dalam kode memori (Ellis, 1987).5
Elaborasi merupakan kegiatan proses pembelajaran yang dapat memberikan
kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik dalam menuju tercapaianya tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Alwi Suparman (1999), elaborasi merupakan strategi
pembelajaran, perpaduan-perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian
materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan
intruksional yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian;
2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik;
3. Meningatkan kompetisi pra syarat;
4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep);
5. Memberikan petunjuk belajar;
6. Menentukan penampilan peserta didik;
7. Memberi umpan baik;
8. Menilai penampilan;
9. Menyimpulkan.6
5 John W. Santrock,Psikologi Pendidikan,Jakarta:Kencana,2007,hlm. 316-317.
6 Drs.B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,Jakarta:PT. Rineka Cipta,2009, hlm. 195.
7
E. Pengertian Berpikir Dalam Proses Belajar
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi
dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir
secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Penalaran adalah pemikiran yang logis menggunakan logika induksi dan deduksi
untuk menghasilkan kesimpulan.
1. Penalaran Induktif, yaitu penalaran dari hal-hal spesifik ke umum. Yakni
mengambil kesimpulan (membentuk konsep) tentang semua anggota suatu
kategori berdasarkan observasi dari beberapa anggota (Markman & Gentner,
2001)
2. Penalaran Deduksi, yaitu penalaran dari umum ke spesifik.
Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi
bukti. Beberapa keterampilan berpikir kritis yang digunakan untuk membantu
perkembangan murid, yaitu:
a. Berpikiran terbuka
b. Rasa ingin tahu intelektual
c. Perencanaan dan strategi
d. Kehati-hatian intelektual
Pembuatan keputusan adalah pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai
pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut.
Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan
tidak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Salah satu tujuan
pengajaran adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa
mengilhami kreativitas murid antara lain brainstorming, memberi murid lingkungan
yang memicu kreativitas, tidak terlalu mengatur murid, mendorong motivasi internal,
mendorong pemikiran yang fleksibel dan menarik, dan memperkenalkan murid
dengan orang-orang kreatif.
Brainstorming adalah teknik di mana sekelompok orang di dorong untuk
menghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada
dipikiran mereka yang tampak relevan dengan isu tertentu.7
7 John W. Santrock,Psikologi Pendidikan, Jakarta:Kencana,2007,hlm. 357-368
8
F. Pengertian Problem Solving Dalam Proses Belajar
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk
mencapai suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah:
1. Mencari dan memahami masalah.
2. Menyusun strategi pemecahan problem yang baik.
Strategi yang efektif untuk memecahkan masalah adalah:
a. Menentukan subtujuan (subgoaling) adalah menentukan tujuan intermediate
(perantara) yang membuat murid bisa berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mencapai tujuan atau solusi final.
b. Menggunakan algoritma, algoritma adalah strategi yang menjamin solusi atas
satu persoalan. Bentuk algoritma berbeda-beda, seperti formula, instruksi, dan
mencoba semua kemungkinan solusi.
c. Analisis cara-tujuan adalah sebuah heuristik (strategi atau kaidah praktis yang
dapat menunjukkan solusi atas suatu masalah tapi tidak menjamin solusi) di
mana seseorang mengidentifikasi tujuan dari suatu masalah, menilai situasi
yang ada sekarang, dan mengevaluasi apa-apa yang dibutuhkan (cara) untuk
mengurangi perbedaan antara dua kondisi tersebut. Nama lain dari analisis
cara-tujuan adalah reduksi perbedaan. Analisis ini juga dapat menggunakan
subgoaling.
3. Mengeksplorasi solusi.
4. Memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu.
Dalam usaha memecahkan problem terdapat beberapa rintangan yang kita temui
diantaranya adalah fiksasi, kurang motivasi dan persistensi, serta kontrol emosional
yng kurang memadai.
Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal untuk melihat
problem dari sudut pandang baru yang segar. Keterpakuan fungsional adalah jenis
fiksasi di mana individu gagal memecahkan masalah karena dia menganggap elemen-
elemen problem itu hanya dari sudut pandang fungsinya.8
8 John W. Santrock,Psikologi Pendidikan,Jakarta:Kencana,2007,hlm. 368-374
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan
psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar dibagi atas perhatian,
memori, elaborasi, berfikir dan problem solving.
Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu
yang ditujukan kepada suatu sekumpulan obyek. Perhatian dibagi berdasarkan segi
timbulya perhatian dan segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat
yang bersamaan.
Memori atau ingatan merupakan retensi informasi. Pemrosesan Informasi dalam
Memori terdiri atas penyandian (Encoding), penyimpanan dan pengambilan informasi
kembali.
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Menurut
Briggs dan Gagne terdapat Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional, diantaranya
memberikan motivasi atau menarik perhatian, menjelaskan tujuan intruksional kepada
peserta didik, meningatkan kompetisi pra syarat, memberikan stimulus (masalah,
topik, dan konsep), memberikan petunjuk belajar dan lain sebagainya.
Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi
dalam memori. Berfikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan
berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk
mencapai suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah mencari
dan memahami masalah, menyusun strategi pemecahan problem yang baik,
mengeksplorasi solusi, dan memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan
solusi dari waktu ke waktu.
10
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian
Suaidin -Dompu
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
Munna Hab
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
Aisyah Turidho
 
Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan memberikan penguatanKeterampilan memberikan penguatan
Keterampilan memberikan penguatan
Rara Jenggo
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
sintaroyani
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
Poetra Chebhungsu
 

Mais procurados (20)

PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
PRESENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, HUMANISTIK DAN KOGNITIF
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku (Makalah Belajar dan Pembelajaran)
 
Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
 
Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian Contoh Instrumen penelitian
Contoh Instrumen penelitian
 
4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk4. fungsi fungsi bk
4. fungsi fungsi bk
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Tes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitifTes kognitif & nonkognitif
Tes kognitif & nonkognitif
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASIMAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
MAKALAH PENGERTIAN MOTIVASI DAN TEORI MOTIVASI
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Makalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar brunerMakalah teori belajar bruner
Makalah teori belajar bruner
 
Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan memberikan penguatanKeterampilan memberikan penguatan
Keterampilan memberikan penguatan
 
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIKRingkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN  PESERTA DIDIK
Ringkasan Materi Kuliah PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang WacanaContoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
Contoh Soal Bahas Indonesia tentang Wacana
 

Destaque

Tahapan dan proses belajar
Tahapan dan proses belajarTahapan dan proses belajar
Tahapan dan proses belajar
Bekha Mahardhika
 
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANISMakalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
DIKNAS PENDIDIKAN
 
taksonomi tipe hasil belajar
taksonomi tipe hasil belajartaksonomi tipe hasil belajar
taksonomi tipe hasil belajar
Fath Anissa
 
Makalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMakalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasi
Mellya Silaban
 
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahRingkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Aryiyza El-bariz
 
Proses Belajar Mengajar Sebagai Sistem
Proses Belajar Mengajar Sebagai SistemProses Belajar Mengajar Sebagai Sistem
Proses Belajar Mengajar Sebagai Sistem
Fath Anissa
 

Destaque (20)

Tahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajarTahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajar
 
Proses Belajar Mengajar
Proses Belajar MengajarProses Belajar Mengajar
Proses Belajar Mengajar
 
Makalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaranMakalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaran
 
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifMakalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn Kognitif
 
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJARHAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
 
Makalah Proses belajar mahasiswa
Makalah Proses belajar mahasiswaMakalah Proses belajar mahasiswa
Makalah Proses belajar mahasiswa
 
Tahapan dan proses belajar
Tahapan dan proses belajarTahapan dan proses belajar
Tahapan dan proses belajar
 
Menulis Essai
Menulis EssaiMenulis Essai
Menulis Essai
 
Manajemen Pendidikan
Manajemen PendidikanManajemen Pendidikan
Manajemen Pendidikan
 
Makalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaranMakalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaran
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANISMakalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
Makalah asli seleksi tenaga kependidikan.paka natsirlut Oleh REPLIANIS
 
taksonomi tipe hasil belajar
taksonomi tipe hasil belajartaksonomi tipe hasil belajar
taksonomi tipe hasil belajar
 
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
 
Psikologi berpikir
Psikologi berpikirPsikologi berpikir
Psikologi berpikir
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasiMakalah keterampilan mengadakan variasi
Makalah keterampilan mengadakan variasi
 
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyahRingkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
Ringkasan materi perkuliahan masail fiqhiyyah
 
Proses Belajar Mengajar Sebagai Sistem
Proses Belajar Mengajar Sebagai SistemProses Belajar Mengajar Sebagai Sistem
Proses Belajar Mengajar Sebagai Sistem
 
Proses manajemen
Proses manajemenProses manajemen
Proses manajemen
 

Semelhante a Makalah proses belajar

Kelompok 2 sbm jadi
Kelompok 2 sbm   jadiKelompok 2 sbm   jadi
Kelompok 2 sbm jadi
Mitha Ye Es
 
141353672 makalah-memory-and-forgetting
141353672 makalah-memory-and-forgetting141353672 makalah-memory-and-forgetting
141353672 makalah-memory-and-forgetting
Wirhan Karwa
 
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt  Kuliah Psiko Pend YuliTugas Mt  Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuli
yulianirismawati
 
Makalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasiMakalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasi
Goest Gara
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
PriyaRav
 
Information System Approach Psychology
Information System Approach PsychologyInformation System Approach Psychology
Information System Approach Psychology
Chici Ernest
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
iirstanty
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
iirstanty
 

Semelhante a Makalah proses belajar (20)

PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptxPENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI REVISI.pptx
 
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docxPendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
Pendekatan Pemrosesan Informasi FIX.docx
 
Teori kognitif
Teori kognitif  Teori kognitif
Teori kognitif
 
Tugas modul 3
Tugas modul 3Tugas modul 3
Tugas modul 3
 
Kelompok 2 sbm jadi
Kelompok 2 sbm   jadiKelompok 2 sbm   jadi
Kelompok 2 sbm jadi
 
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan KonstruktivismeTeori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
Teori belajar Kognitivisme, Behaviorisme, Humanisme, Dan Konstruktivisme
 
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk PembelajaranPendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
 
141353672 makalah-memory-and-forgetting
141353672 makalah-memory-and-forgetting141353672 makalah-memory-and-forgetting
141353672 makalah-memory-and-forgetting
 
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt  Kuliah Psiko Pend YuliTugas Mt  Kuliah Psiko Pend Yuli
Tugas Mt Kuliah Psiko Pend Yuli
 
Makalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasiMakalah teori belajar pemrosesan informasi
Makalah teori belajar pemrosesan informasi
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan ManusiaMakalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
Makalah Pengorganisasian Informasi Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia
 
Artikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikanArtikel psikologi pendidikan
Artikel psikologi pendidikan
 
Information System Approach Psychology
Information System Approach PsychologyInformation System Approach Psychology
Information System Approach Psychology
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
B A B I V
B A B  I VB A B  I V
B A B I V
 
Modul 5 kb 3
Modul 5 kb 3Modul 5 kb 3
Modul 5 kb 3
 
Psikologi pendidikan.
Psikologi pendidikan.Psikologi pendidikan.
Psikologi pendidikan.
 

Mais de azmah fikriyah

Mais de azmah fikriyah (16)

Cara Membuat Video
Cara Membuat VideoCara Membuat Video
Cara Membuat Video
 
Media Berbasis Web
Media Berbasis WebMedia Berbasis Web
Media Berbasis Web
 
Alat Peraga Fisika
Alat Peraga FisikaAlat Peraga Fisika
Alat Peraga Fisika
 
media pembelajaran : Instruksi praktikum
media pembelajaran : Instruksi praktikummedia pembelajaran : Instruksi praktikum
media pembelajaran : Instruksi praktikum
 
Animasi
AnimasiAnimasi
Animasi
 
Perkembangan media pembelajaran audio visual
Perkembangan media pembelajaran audio visualPerkembangan media pembelajaran audio visual
Perkembangan media pembelajaran audio visual
 
CARA MEMBUAT BLOG
CARA MEMBUAT BLOGCARA MEMBUAT BLOG
CARA MEMBUAT BLOG
 
Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswaLembar kerja siswa
Lembar kerja siswa
 
Metode scramble
Metode scrambleMetode scramble
Metode scramble
 
LEMBAR KERJA SISWA
LEMBAR KERJA SISWALEMBAR KERJA SISWA
LEMBAR KERJA SISWA
 
Poster Ilmiah
Poster IlmiahPoster Ilmiah
Poster Ilmiah
 
POSTER
POSTERPOSTER
POSTER
 
Membuat Pelangi Buatan
Membuat Pelangi BuatanMembuat Pelangi Buatan
Membuat Pelangi Buatan
 
MEDIA TIGA DIMENSI
MEDIA TIGA DIMENSIMEDIA TIGA DIMENSI
MEDIA TIGA DIMENSI
 
MANFAAT MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
MANFAAT MEDIA DALAM PEMBELAJARANMANFAAT MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
MANFAAT MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
 
Proses belajar
Proses belajarProses belajar
Proses belajar
 

Último

Último (10)

Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 

Makalah proses belajar

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor- faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan berupaya memahami keadaan dan perilaku manusia, sedangkan belajar merupakan kegiatan manusia yang berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Agar kegiatan belajar tersebut memperoleh hasil yang maksimal sesuai harapan, maka manusia tersebut membutuhkan suatu pemahaman tentang psikologi. Dari sinilah dapat diketahui kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, para ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan- persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar. Belajar senantiasa merupakan kegiatan yang berlangsung di dalam suatu proses dan terarah kepencapaian suatu tujuan tertentu. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara sempurna maka membutuhakan hasil yang maksimal dari suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas secara luas mengenai proses pembelajaran dan pembagiannya, sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal dalam kegiatan belajar tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan proses belajar dan pembagiannya ? 2. Apa yang dimaksud dengan perhatian dalam proses belajar ? 3. Apa yang dimaksud dengan memori dalam proses belajar ? 4. Apa yang dimaksud dengan elaborasi dalam proses belajar ? 5. Apa yang dimaksud dengan berpikir dalam proses belajar ? 6. Apa yang dimaksud dengan problem solving dalam proses belajar ?
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Proses Belajar dan Pembagiannya Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972), proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.1 Menurut Harold Spears, belajar adalah (mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri tentang sesuatu, mendengarkan, mengikuti petunjuk), aktifitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya. Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang maju dari pada keadaan sebelumnya. Proses belajar melibatkan proses-proses mental internal yang terjadi berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi sosial.2 Proses belajar dibagi menjadi: 1. Perhatian 2. Memori 3. Elaborasi 4. Berfikir 5. Problem solving B. Pengertian Perhatian Dalam Proses Belajar Perhatian (attention) yaitu sebagai salah satu aktifitas psikis. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan obyek. Misalnya, ketika seseorang yang sedang memerhatikan suatu benda, maka seluruh aktifitas individu dicurahkan atau dikonsentrasikan pada benda tersebut. Ditinjau dari berbagai segi, perhatian dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: 1 Dr. Muhibin Syah, M.Ed., Psikologi Pendidikan,Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2010,hlm.17. 2 Dr. Nyayu Khodijah,S.Ag., M.Si., Psikologi Pendidikan,Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2014,hlm. 50.
  • 3. 3 1. Ditinjau dari segi timbulya perhatian, maka perhatian dibedakan atas perhatian spontan dan tidak spontan. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya (bersifat pasif). Sedangkan perhatian tidak spontan adalah perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, sehingga harus ada kemauan yang menimbulkannya (bersifat aktif). 2. Ditinjau dari segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan, maka perhatian dibedakaan atas perhatian yang sempit dan perhatian yang luas. Perhatian yang sempit adalah perhatian individu pada suatu saat yang hanya memerhatikan objek yang sedikit. Sedangkan perhatian yang luas adalah perhatian individu pada suatu saat yang dapat memerhatikan objek yang banyak sekaligus.3 C. Pengertian Memori Dalam Proses Belajar Memori atau ingatan adalah retensi informasi. Para psikolog pendidikan mempelajari bagaimana informasi diletakkan atau disimpan dalam memori, bagaimana ia dipertahankan atau disimpan setelah disandikan (encoded), dan bagaimana ia ditemukan atau diungkap kembali untuk tujuan tertentu di kemudian hari. Memori membuat diri kita terasa berkesinambungan. Tanpa memori, seseorang tidak mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin dengan apa yang mereka alami sekarang. Dewasa ini, para psikolog pendidikan menyatakan bahwa adalah penting untuk tidak memandang memori dari segi bagaimana anak menambah sesuatu ke dalam ingatan, tetapi harus dilihat dari segi bagaimana anak menyusun memori mereka (Schacter, 2001). Bagian utama dari pembahasan ini akan difokuskan pada encoding (penyandian), penyimpanan, dan pengambilan (retrieval). Mengkaji memori dari sudut pandang ini akan membantu seseorang memahaminya dengan lebih baik. Pemrosesan Informasi dalam Memori: 1. Penyandian (Encoding) 3 Drs.H. Baharuddin,M.Pdi., Psikologi pendidikan,Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2010,hlm. 178-180 ENCODING memasukkan informasi ke dalam memori PENYIMPANAN mempertahankan informasi dari waktu ke waktu PENGAMBILAN mengambil informasi dari gudang memori
  • 4. 4 Dalam bahasa sehari-hari, encoding banyak kemiripan dengan atensi dan pembelajaran. Saat murid mendengarkan guru bicara, menonton film, atau mendengarkan musik, dia sedang menyandikan informasi ke dalam memori. Ada enam konsep yang berhubungan dengan encoding, yaitu: a. Atensi, yaitu mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya mental. b. Pengulangan, yaitu repetisi informasi dari waktu ke waktu agar informasi lebih lama berada di dalam memori. c. Pemrosesan mendalam, teori level pemrosesan menyatakan bahwa pemrosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, di mana pemrosesan yang mendalam akan menghasilkan memori yang lebih kuat. d. Elaborasi, yaitu ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. e. Mengkontruksi citra (imaji), f. Penataan (organisasi), apabila murid menata informasi ketika mereka menyandikannya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Strategi penataan memori yang baik adalah dengan pengemasan (chunking) yaitu dengan mengelompokkan informasi menjadi unit-unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal. 2. Penyimpanan Setelah murid menyandikan informasi, mereka perlu mempertahankan atau menyimpan informasi. Di antara aspek paling menonjol dari penyimpanan memori adalah tiga simpanan utama, yang berhubungan dengan tiga kerangka waktu yang berbeda: memori sensori (yang berlangsung hanya beberapa detik), working memory atau memori jangka pendek (bertahan sekitar 30 detik), dan memori jangka panjang (bertahan sampai seumur hidup). a. Memori sensori, yaitu memori yang mempertahankan informasi dari dunia dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama beberapa saat, tidak lebih lama dari pada waktu seseorang menerima sensasi visual, suara, dan sensasi lainnya. b. Memori jangka pendek, yaitu sisitem memori berkapasitas terbatas di mana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulang atau diproses lebih lanjut, di mana dalam kasus itu daya tahan simpanannya bisa lebih lama. Dibandingkan dengan memori sensori, memori jangka pendek kapasitasnya terbatas tapi durasinya relatif lebih panjang..
  • 5. 5 c. Memori jangka panjang, yaitu tipe memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relatif permanen. Klasifikasi isi memori jangka panjang: 1) Memori deklaratif, yaitu rekoleksi atau pengingatan kembali informasi secara sadar, seperti fakta spesifik atau kejadian yang dapat dikomunikasikan secara verbal. Memori ini dibagi atas: a) Memori episodik, yaitu retensi informasi tantang di mana dan kapan terjadinya suatu peristiwa dalam hidup. b) Memori semantik, yaitu peengetahuan umum murid tentang dunia, mencakup pengetahuan tentang pelajaran di sekolah, tentang bidang keahlian yang berbeda dan pengetahuan sehari-hari tentang makna kata, orang terkenal, tempat penting dan hal umum. 2) Memori prosedural, yaitu pengetahuan nondeklaratif dalam bentuk keterampilan dan operasi kognitif. Memori ini tidak dapat secara sadar diingat kembali, setidaknya dalam bentuk fakta atau kejadian spesifik. 3. Mengambil kembali Ketika kita mengambil sesuatu dari “gudang data” mental, kita akan menelusuri gudang memori kita untuk mencari informasi yang relevan. Seperti halnya dengan penyandian, pencarian ini bisa otomatis atau bisa juga membutuhkan beberapa usaha. Posisi item dalam suatu daftar juga memengaruhi tingkat kemudahan dan kesulitan dalam mengingat. Efek posisi serial menyatakan bahwa orang lebih mudah mengingat item yang ada di awal dan akhir dari suatu daftar dari pada item yang ada di tengah. Faktor lain memengaruhi pengambilan informasi adalah sifat dari petunjuk yang digunakan orang untuk mendongkrak memori mereka (Allan, dkk. 2001). Konsiderasi lain dalam memahami pengambilan informasi adalah prinsip spesifitas penyandian, yaitu prinsip yang menyatakan bahwa asosiasi yang dibentuk pada saat penyandian atau pembelajaran cenderung akan menjadi petunjuk yang efektif untuk pengambilan kembali (Hannon & Craik, 2001). Semakin banyak melakukan elaborasi dalam menyandikan informasi, maka semakin baik seseorang dalam mengingat informasi.4 4 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Kencana, 2007,hlm. 312-329
  • 6. 6 D. Pengertian Elaborasi Dalam Proses Belajar Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Jadi, saat penyajian konsep demokrasi kepada murid, mereka kemungkinan akan mengingatnya dengan lebih baik jika mereka diberi contoh yang bagus dari demokrasi. Mencari contoh adalah cara yang bagus untuk mengelaborasi informasi. Penggunaan elaborasi berubah seiring dengan perkembangan (Schneider & Pressley, 1997). Remaja lebih mungkin menggunakan elaborasi secara spontan ketimbang anak-anak. Anak SD bisa diajari menggunakan elaborasi pada satu tugas belajarnya, tetapi dibandingkan dengan remaja, mereka mungkin tidak menggunakan elaborasi untuk tugas belajar lain. Walau demikian, elaborasi verbal dapat menjadi strategi memori yang efektif bahkan untuk anak SD. Salah satu alasan kenapa elaborasi bisa bekerja dengan baik dalam menyandikan informasi adalah karena elaborasi menambahkan perbedaan dalam kode memori (Ellis, 1987).5 Elaborasi merupakan kegiatan proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas kepada peserta didik dalam menuju tercapaianya tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Alwi Suparman (1999), elaborasi merupakan strategi pembelajaran, perpaduan-perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Briggs dan Gagne mengemukakan Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional yaitu: 1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian; 2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik; 3. Meningatkan kompetisi pra syarat; 4. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep); 5. Memberikan petunjuk belajar; 6. Menentukan penampilan peserta didik; 7. Memberi umpan baik; 8. Menilai penampilan; 9. Menyimpulkan.6 5 John W. Santrock,Psikologi Pendidikan,Jakarta:Kencana,2007,hlm. 316-317. 6 Drs.B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,Jakarta:PT. Rineka Cipta,2009, hlm. 195.
  • 7. 7 E. Pengertian Berpikir Dalam Proses Belajar Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Penalaran adalah pemikiran yang logis menggunakan logika induksi dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan. 1. Penalaran Induktif, yaitu penalaran dari hal-hal spesifik ke umum. Yakni mengambil kesimpulan (membentuk konsep) tentang semua anggota suatu kategori berdasarkan observasi dari beberapa anggota (Markman & Gentner, 2001) 2. Penalaran Deduksi, yaitu penalaran dari umum ke spesifik. Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Beberapa keterampilan berpikir kritis yang digunakan untuk membantu perkembangan murid, yaitu: a. Berpikiran terbuka b. Rasa ingin tahu intelektual c. Perencanaan dan strategi d. Kehati-hatian intelektual Pembuatan keputusan adalah pemikiran di mana individu mengevaluasi berbagai pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tidak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. Salah satu tujuan pengajaran adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa mengilhami kreativitas murid antara lain brainstorming, memberi murid lingkungan yang memicu kreativitas, tidak terlalu mengatur murid, mendorong motivasi internal, mendorong pemikiran yang fleksibel dan menarik, dan memperkenalkan murid dengan orang-orang kreatif. Brainstorming adalah teknik di mana sekelompok orang di dorong untuk menghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada dipikiran mereka yang tampak relevan dengan isu tertentu.7 7 John W. Santrock,Psikologi Pendidikan, Jakarta:Kencana,2007,hlm. 357-368
  • 8. 8 F. Pengertian Problem Solving Dalam Proses Belajar Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah: 1. Mencari dan memahami masalah. 2. Menyusun strategi pemecahan problem yang baik. Strategi yang efektif untuk memecahkan masalah adalah: a. Menentukan subtujuan (subgoaling) adalah menentukan tujuan intermediate (perantara) yang membuat murid bisa berada dalam posisi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau solusi final. b. Menggunakan algoritma, algoritma adalah strategi yang menjamin solusi atas satu persoalan. Bentuk algoritma berbeda-beda, seperti formula, instruksi, dan mencoba semua kemungkinan solusi. c. Analisis cara-tujuan adalah sebuah heuristik (strategi atau kaidah praktis yang dapat menunjukkan solusi atas suatu masalah tapi tidak menjamin solusi) di mana seseorang mengidentifikasi tujuan dari suatu masalah, menilai situasi yang ada sekarang, dan mengevaluasi apa-apa yang dibutuhkan (cara) untuk mengurangi perbedaan antara dua kondisi tersebut. Nama lain dari analisis cara-tujuan adalah reduksi perbedaan. Analisis ini juga dapat menggunakan subgoaling. 3. Mengeksplorasi solusi. 4. Memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu. Dalam usaha memecahkan problem terdapat beberapa rintangan yang kita temui diantaranya adalah fiksasi, kurang motivasi dan persistensi, serta kontrol emosional yng kurang memadai. Fiksasi adalah menggunakan strategi sebelumnya dan gagal untuk melihat problem dari sudut pandang baru yang segar. Keterpakuan fungsional adalah jenis fiksasi di mana individu gagal memecahkan masalah karena dia menganggap elemen- elemen problem itu hanya dari sudut pandang fungsinya.8 8 John W. Santrock,Psikologi Pendidikan,Jakarta:Kencana,2007,hlm. 368-374
  • 9. 9 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikiomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar dibagi atas perhatian, memori, elaborasi, berfikir dan problem solving. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu sekumpulan obyek. Perhatian dibagi berdasarkan segi timbulya perhatian dan segi banyaknya objek yang dicakup oleh perhatian pada saat yang bersamaan. Memori atau ingatan merupakan retensi informasi. Pemrosesan Informasi dalam Memori terdiri atas penyandian (Encoding), penyimpanan dan pengambilan informasi kembali. Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian. Menurut Briggs dan Gagne terdapat Sembilan strategi untuk kegiatan intruksional, diantaranya memberikan motivasi atau menarik perhatian, menjelaskan tujuan intruksional kepada peserta didik, meningatkan kompetisi pra syarat, memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep), memberikan petunjuk belajar dan lain sebagainya. Berpikir adalah memanipulasi atau mengolah dan mentransformasi informasi dalam memori. Berfikir sering dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Pemecahan masalah (problem solving) adalah mencari cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Langkah-langkah dalam pemecahan problem adalah mencari dan memahami masalah, menyusun strategi pemecahan problem yang baik, mengeksplorasi solusi, dan memikirkan dan mendefinisikan kembali problem dan solusi dari waktu ke waktu.
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Baharuddin. 2010. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.