SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
DISUSUN OLEH :
NAMA : Danang Eko Saputro.
NO / NISN :12 / 8827
KELAS : 1 ATP 2
“ SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung “1
MANUSIA PURBA
1
“ SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung "
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Laporan study budaya di Sangiran, Sragen, Jawa
Tengah” ini dengan baik tanpa ada halangan.
Laporan wisata budaya di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah ini berisi tentang seluruh
kegiatan yang dilaksanakan siswa-siswi kelas X semua jurusan SMK N 1 ( STM
Pembangunan ) Temanggung pada tanggal 13 Oktober 2014.
Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Selain
itu, kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya dan menjadi referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi. Kami mohon maaf setulus-tulusnya jika
terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
18 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang kegiatan
Kami melakukan study budaya pada hari Senin, 13 Oktober 2014, yang diselenggarakan
oleh SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung. Kegiatan study budaya ini mengunjungi
sebuah situs purbakala di daerah Sangiran kabupaten sragen. Situs ini dikenal dengan nama
Situs Sangiran.
Kegiatan ini dilakukan untuk menambah rasa kecintaan terhadp sejarah manusia,
khususnya budaya bangsa. Disamping itu kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong rasa
ingin tahui terhadap tempat-tempat prasejarah khususnya museum situs prasejarah Sangiran.
Situs Sangiran merupkan situs manusia purba terlengkap didunia dan menjadi situs prasejarah
dunia. Di Sangiran ditemukan fosil-fosil tengkorak yang dapat menggambarkan evolusi asal
usul manusia, sperti terlihat dengan adanya tengkorak Australopithecus Africanus,
Pithecantropus Erectus, Pithecantropus Soloensis, dan Homo Sapien (Manusia Wajak). Tidak
hanya fosil manusia pra sejarah fosil-fosil binatang laut dan darat hingga benda purbakala
seperti Flakes dapat ditemukan di Sangiran.
Situs prasejarah Sangiran membuktikan serta meberi informasi bahwa adanya
kehidupan pada masa lampau serta menunjukan bahwa kebudayaan pada masa lampau telah
memiliki peradaban yang tinggi khususnya bangsa Indonesia. Itulah yang melatarbelakangi
kami untuk melakukan study budaya.
1.2 Maksud dan tujuan kegiatan
1) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang situs purbakala sangiran
2) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang manusia purba
3) Memenuhi tugas mata pelajaran sejarah Indonesia
4) Mengetahui koleksi – koleksi situs sangiran
5) Mengetahui lebih jelas tentang manusia pra-aksara
BAB II ISI
A. Sejarah situs Sangiran
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Area ini memiliki luas 48 km²
dan terletak di Jawa Tengah, 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai
Bengawan Solo dan terletak di kaki gunung Lawu. Secara administratif Sangiran terletak di
kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah.
Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
sebagai cagar budaya. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia
UNESCO.
Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area
tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan fosil dari nenek moyang
manusia pertama, Pithecanthropus erectus ("Manusia Jawa"). Ada sekitar 60 lebih fosil
lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus telah ditemukan di situs tersebut.
Sejarah Museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Von
Koeningswald sekitar tahun 1930-an. Di dalam kegiatannya Von Koeningswald dibantu oleh
Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan pada masa itu. Setiap hari Toto Marsono atas perintah
Von Koeningswald mengerahkan penduduk Sangiran untuk mencari “balung buto” (Bahasa
Jawa = tulang raksasa). Demikian penduduk Sangiran mengistilahkan temuan tulang-tulang
berukuran besar yang telah membatu yang berserakan di sekitar ladang mereka. Balung buto
tersebut adalah fosil yaitu sisa-sisa organisme atau jasad hidup purba yang terawetkan di
dalam bumi.
Fosil-fosil tersebut kemudian dikumpulkan di Pendopo Kelurahan Krikilan untuk bahan
pnelitian Von Koeningswald, maupun para ahli lainnya. Fosil-fosil yang dianggap penting
dibawa oleh masing-masing peneliti ke laboratorium mereka, sedang sisanya dibiarkan
menumpuk di Pendopo Kelurahan Krikilan.
Setelah Von Koeningswald tidak aktif lagi melaksanakan penelitian di Sangiran, kegiatan
mengumpulkan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono sehingga jumlah fosil di Pendopo
Kelurahan semakin melimpah. Dari Pendopo Kelurahan Krikilan inilah lahir cikal-bakal
Museum Sangiran.
Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari semakin bertambah maka pada tahun
1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun museum kecil di Desa
Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Saragen di atas tanah seluas 1000 m². Museum
tersebut diberi nama “Museum Pestosen”. Seluruh koleksi di Pendopo Kelurahan Krikilan
kemudian dipindahkan ke Museum tersebut. Saat ini sisa bangunan museum tersebut telah
dirombak dan dialihfungsikan menjadi Balai Desa Krikilan.
Sementara di Kawasan Cagar Budaya Sangiran sisi selatan pada tahun 1977 dibangun
juga sebuah museum di Desa Dayu, Kecamatan Godangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Museum ini difungsikan sebagai basecamp sekaligus tempat untuk menampung hasil
penelitian lapangan di wilayah Cagar Budaya Sangiran sisi selatan. Saat ini museum tersebut
sudah dibongkar dan bangunannya dipindahkan dan dijadikan Pendopo Desa Dayu.
Tahin 1983 pemerintah pusat membangun museum baru yang lebih besar di Desa
Ngampon, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Kompleks Museum ini
didirikan di atas tanah seluas 16.675 m². Bnagunannya antara lain terdiri dari Ruang
Pameran, Ruang Pertemuan/ Seminar, Ruang Kantor/ Administrasi, Ruang Perpustakaan,
Ruang Storage, Ruang Laboratorium, Ruang Istirahat/ Ruang Tinggal Peneliti, Ruang Garasi,
dan Kamar Mandi. Selanjutnya koleksi yang ada di Museum Plestosen Krikilan dan Koleksi
di Museum Dayu dipindahkan ke museum yang baru ini. Museum ini selain berfungsi untuk
memamerkan fosil temuan dari kawasan Sangiran juga berfungsi untuk mengkonservasi
temuan yang ada dan sebagai pusat perlindungan dan pelestarian kawasan Sangiran.
Tahun 1998 Dinas Praiwisata Propinsi Jawa Tengah melengkaspi Kompleks Museum
Sangiran dendan Bnagunan Audio Visual di sisi timur museum. Dan tahun 2004 Bupati
Sragen mengubah interior Ruang Knator dan Ruang Pertemuan menjadi Ruang Pameran
Tambahan.
Tahun 2003 Pemerintah pusat merencanakan membuat museum yang lebih representative
menggantikan museum yang ada secara bertahap. Awal tahun 2004 ini telah selesai didirikan
bangunan perkantoran tiga lantai yang terdiri dari ruang basemen untuk gudang, lantai I
untuk Laboratorium, dan lantai II untuk perkantoran. Program selanjutnya adalah membuat
ruang audio visual, ruang transit untuk penerimaan pengunjung, ruang pameran bawah tanah,
ruang pertemuan, perpustakaan, taman purbakala, dan lain-lain.
B. Manfaat situs sangiran
 Manfaat Bagi Penulis :
1. Bangga menjadi warga Negara Indonesia
2. Menambah wawasan dan pengetahuan sejarah mengenai peradaban manusia
purbadi Indonesia
3. Mempelajari dan memahami cara penulisan karya tulis yang benar
Manfaat Bagi Peneliti/ Penulis Lain :
1. Karya tulis ini dapat dijadikan bahan acuan/ referensi pada penelitian/ penulisan
selanjutnya
2. Menjadikan karya tulis ini sebagai isi tinjauan pustaka dari karya tulis peneliti/
penulis lain
3. Sebagai contoh karya tulis yang benar
Manfaat Bagi Pembaca :
1. Bagai mengunjungi museum Sangiran secara nyata padahal hanya membaca
sebuah karya tulis
2. Menambah ilmu pengetahuan pembaca mengenai sejarah museum purba
diIndonesia
3. Menjadikan situs Sangiran menjadi salah satu target wisata bersama keluarga
C. Isi Museum
Koleksi-Koleksi Museum Sangiran
1. Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus ,Pithecanthropus
mojokertensis (Pithecantropus robustus), Meganthropus
palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus, Homo soloensis , Homo
neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens .
2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon
trigonocephalus (gajah),Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau),Felis
palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi,
banteng), dan Cervus sp(rusa dan domba).
3. Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan
hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ),Chelonia
sp (kura-kura), dan foraminifera .
4. Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis
5. Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu
dan kapak perimbas-penetak
6. Koleksi lainnya :
a. Fosil kayu yang terdiri dari:
Fosil kayu
Temuan dari Dukuh Jambu, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar. Ditemukan pada tahun 1995 pada lapisan tanah lempung warna abu-abu
ditemukan pada formasi pucangan
Fosil batang pohon
Temuan dari Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Fosil ini
ditemukan pada tahun 1977 pada lapisan tanah lempung Warna abu-abu dari endapan
ditemukan pada Formasi pucangan
b. Tulang hasta (Ulna) Stegodon Trigonocephalus
Ditemukan di kawasan cagar sangiran pada tanggal 23 november 1975 di tanah lapisan
lempung warna abu –abu Formasi kabuh bawah.
c. Tulang paha
Ditemukan dari Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe, Kabupaten Sragen pada tanggal 4
Februari 1989 pada lapisan tanah lempung warna abu – abu dari endapan ditemukan pada
formasi pucangan atas.
d. Tengkorak kerbau
Ditemukan oleh Tardi Pada tanggal 20 November 1992 di Dukuh Tanjung, Desa Dayu
Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada lapisan tanah Warna coklat
kekuning-kunginan yang bercampur pasir ditemukan formasi kabuh berdasarkan
penanggalan geologi berumur 700.000-500 tahun
e. Gigi Elephas Namadicus
Ditemukan di situs cagar budaya sangiran Pada tanggal 12 Desember 1975, Pada lapisan
tanah pasir bercampur kerikil berwarna cokelat ditemukan pada Formasi kabuh
Fragmen gajah purba, Hidup di daerah cagar budaya sangiran. Jenisnya adalah:
Mastodon
Stegodon
Elephas
f. Tulang rusuk (Casta) Stegodon Trigonocephalus
Ditemukan oleh Supardi pada tanggal 3 Desember 1991 di Dukuh Bukuran, Desa Bukuran
Kecamatan kalijambe Kabupaten Sragen pada lapisan lempung warna abu – abu dari
endapan pucangan atas.
g. Ruas tulang belakang (Vertebrae)
Ditemukan di situs cagar budaya sangiran pada tanggal 15 Desember 1975 di lapisan tanah
pasir berwarna abu – abu pada formasi kabuh bawah.
h. Tulang jari (Phalanx)
Ditemukan di situs sangiran pada tanggal 28 oktober 1975 pada lapisan tanah pasir kasar
warna cokelat kekuning-kuningan pada formasi kabuh.
i. Rahang atas Elephas Namadicus
Rahang ini dilengkapi sebagian gading ditemukan oleh Atmo di Dukuh Ngrejo, Desa
Samomorubuh Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen pada tanggal 24 April 1980 pada
lapisan Grenz bank antara formasi pucangan dan kabuh.
j. Tulang kaki depan bagian atas (Humerus)
Bagian fosil ditemukan oleh Warsito Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten
Sragen pada tanggal 28 Desember 1998 pada lapisan tanah lempung warna abu – abu dari
formasi pucangan atas kala pleistosen bawah
k. Tulang kering
Ditemukan oleh Warsito di Dukuh Bubak Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Sragen pada tanggal 4 januari 1993 lapisan tanah lempung warna abu – abu
dari formasi pucangan atas.
l. Fosil Molusca, Klas Pelecypoda dan Klas Gastropoda
m. Binatang air
Tengkorak buaya (Crocodilus Sp.) ditemukan pada tanggal 17 Desember 1994 oleh
Sunardi di Dukuh Blimbing, Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe kabupaten Sragen pada
formasi pucangan
Kura – kura (Chlonia Sp.) ditemukan pada tanggal 1 Februari 1990 oleh hari Purnomo
Dukuh Pablengan, Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, kabupaten Sragen pada Formasi
pucangan
Ruas tulang belakang ikan ditemukan pada tanggal 20 November 1975 oleh Suwarno
di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada formasi pucangan
Zona museum
zona museum dibagi menjadi 3 ruang arena pamer. Arena pamer pertama adalah “Kekayaan
Sangiran/Wealth of Sangiran”. Pada arena display ini, berisi fosil-fosil yang ditemukan di
situs Sangiran. Sebagian besar fosil dipajang pada arena ini, baik dalam bentuk diorama
maupun foto-foto dan grafis pendukung. Fosil Homo Erectus, alat-alat bantu untuk kehidupan
manusia, binatang-binatang purba dapat disaksikan disini.
Manusia Purba
1. Homo sapien
Spesies manusia ini ada sejak tahun 100.000
silam. Spesies ini adalah manusia modern
zaman sekarang yang mempunyai
perkembangan yang pesat, mempunyai
kecerdasan tinggi, dan mampu menciptakan
peradaban dan teknologi
2. Homo Erectus
Homo Erectus merupakan manusia penjelajah utama di
dunia. Spesies ini mampu menyebar di seluruh dunia
dan mampu beradaptasi dengan baik di iklim Plestosen
3. Cro - Margon
Cro-Magnon adalah manusia purba yang merupakan
seniman pertama dengan hasil karya berupa lukisan di
goa, pahatan, dan patung ukir
4. Homo floresiensis
Dapat ditebak dari namanya, manusia purba yang
sudah punah ini berasal dari Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur. Homo Floresiensis dikenal juga
sebagai flo atau hobbit karena ukurannya yang kerdil.
HEWAN PURBA
1. Gajah purba
Terdapat 3 jenis gajah di Sangiran,
Mastodon, Stegodon, dan Elephas.
Mastodon adalah gajah paling primitif
di Sangiran dengan gading yang
panjang dan tubuh yang lebih pendek.
Kalau menyebut Mastodon,Demikian
pula halnya Stegodon, gading gajah
purba ini pun juga sangaaat panjang sekali dengan bentuk yang melengkung. Hal ini
nampak pada fosil gading yang dipajangkan di museum ini. Sedangkan Elephas adalah
gajah modern dengan gading yang pendek. Bentuknya Elephas ini sama lah kayak gajah-
gajah yang ada di kebun binatang.
2. Buaya Sangiran
Buaya yang pernah hidup di
Sangiran adalah buaya dari famili
Gavialidae dan Crocodylidae.
Contoh spesies buaya dari famili
tersebut yang pernah mendiami
Sangiran adalah Gavialis
Bengawanensis
3. Kudanil purba
Kundanil purba (Hippopotamus sp. dan
Hexaprotodon) ini hidup sekitar 1, 2 juta tahun
yang lalu di Sangiran
4. Hewan bertanduk purba
Binatang-binatang ini antara lain Banteng
Purba (Bibos Paleosondaicus), Rusa Purba
(Cervus Hippelaphus), dan Kerbau Purba
(Bubalus Paleokarabau). Binatang-binatang
bertanduk ini hidup antara tahun 700.000-
300.000 tahun yang
Peninggalan Purba
1. Batu Masif
Batu Masif adalah Peralatan besar digunakan untuk
pekerjaan berat seperti memotong kayu/tulang, peralatan
kecil digunakan untuk pekerjaan ringan seperti mengiris,
menyayat, dan sebagainya
2. Batu non masif
Alat batu non masif adalah alat batu
dengan ukuran tipis dan kecil.
Ruang pamer 2
Arena pamer kedua adalah
“Langkah-langkah
Kemanusian/Steps of
Humanity”. Ruang pamer disini
berisi dokumentasi visual teori
“big bang”, terbentuknya alam
semesta, hingga pembabakan
zaman dan mahkluk hidup yang
tinggal di masa-masa tersebut.
Proses sebuah mahkluk hidup
ketika menjadi fosil, juga dapat
dilihat disini. Proses evolusi manusia juga digambarkan secara lengkap. Teori evolusi
menjelaskan bagaimana dan makhluk hidup berubah dari generasi ke generasi. Bahkan, hasil
penelitian terbaru hampir selalu mengakibatkan pandangan tentang asal-usul manusia
berubah-ubah. Pada tahun 1970an, masih banyak mata rantai yang belum ditemukan dan
hubungan kekerabatan manusia dengan kera tampak jauh. Namun, pada tahun 1990an, fosil-
fosil yang mengisi mata rantai yang hilang, lebih banyak ditemukan dan ternyata kekerabatan
manusia dengan kera tampak semakin dekat. Di ruang pamer ini juga dipaparkan sejarah
penelitian manusia purba di Indonesia, sekaligus pakar-pakar yang berperan didalamnya,
antara lain GHR von Koenigswald dan Eugene Dubois.
Sejarah penemuan manusia
purba di Indonesia
pakar manusia purba
1. Eugene Dubois
Pada tahun 1887-1891, dokter dari Belanda ini menemukan fosil
Pithecantropus Erectus atau Homo Erectus di Kedungbrubus dan Trinil.
2. G.H.R von Koenigswald
Dibantu oleh ahli lainnya, ahli Paleontologi dari
Jerman ini kembali menemukan fosil Homo
Erectus lainnya yang dulunya bernama Pithecanthropus Soloensis,
Pithecantropus Mojokertensis, dan Megantropus Palaeojavanicus
(Homo Erectus Archaic).
Ruang pamer ke-3 atau terakhir
berisi Masa Keemasan Homo Erectus yang berkisar 500.000 tahun yang lalu. Di ruang ini
hanya terdapat 2 diorama besar, yang menggambarkan kehidupan manusia homo erectus di
masa keemasannya itu.
PENUTUP
KESIMPULAN
Museum merupakan suatu tempat yang ideal sebagai wadah kegiatan pendidikan sekaligus
hiburan. Dengan demikian museum diharapkan mampu menyajikan pengetahuan dan
keterampilan dalam suasana yang menyenangkan. Peran museum sebagai mitra pendidik
dapat merujuk pada Empat Tiang Pendidikan Abad ke-21 yang merupakan hasil rumusan
Komisi Internasional untuk tahu (learn to know), belajar untuk melakukan (learn to do),
belajar untuk menjadi (learn to be) dan belajar untuk hidup bersama (learn to live together).
Untuk menjadikan museum sebagai mitra pendidik dengan keempat pilar tersebut memang
bukan hal yang mudah. Namun, paling tidak museum-museum di Indonesia hendaknya mulai
sadar bahwa mereka mempunyai potensi yang cukup besar untuk diarahkan menjadi wahana
pembelajaran yang mendukung empat pilar pendidikan tersebut. Dengan demikian, dunia
permuseum di Indonesia akan mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan bangsa
dan Negara di era global saat ini.
Sebagai lembaga pelestarian benda-benda budaya, koleksi museum dapat dijadikan
sebagai sumber pendidikan. Salah satunya adalah sumber pendidikan hubungan antarbangsa
khususnya kita dapat mengetahui hubungan antarbangsa pada masa lampau melalui koleksi-
koleksi museum. Koleksi museum dapat diketahui bagaimana hubungan antarbangsa pada
masa lampau berlangsung.
Bentuk hubungan antarbangsa pada masa lampau tersebut hendaknya bisa menjadi
inspirasi hubungan antarbangsa di masa sekarang ini untuk dapat menjalin hubungan baik.
Seperti pesan yang menyatakan bahwa“belajar dari masa lampau untuk merajut hubungan
yang lebih baik di masa depan”. Salah satu media pembelajarannya dapat diperoleh dengan
mengamati dan menelaah koleksi museum.
Daftar pustaka
Sulistyanto, Bambang. 2003. Balung Buto:Warisan Budaya Dunia dalam Perspektif
Masyarakat Sangiran. Yogyakarta: Kunci Ilmu
Widianto, Harry dan Simanjuntak, Truman. 2009. Sangiran Menjawab Dunia. Jawa Tengah:
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran
Santosa, Hery.2000. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Universitas SanataDharma.
Tjiptadi, Rusmulia. et al. 2004. Museum Situs Sangiran Sejarah Evolusi Manusia Purba
http://wisatadanbudaya.blogspot.com/ Sangiran- SItus- Manusia- Purba- di- Indonesia.html
http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2014/01/06/membentang-peradaban-di-museum-
sangiran-622544.html
http://puppytraveler.com/2012/01/26/museum-manusia-purba-sangiran/

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
dinailmikamila
 
Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa
Tonny Basuki
 

Mais procurados (20)

Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR PUSAT PENELITIAN PABRIK...
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR  PUSAT PENELITIAN PABRIK...Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR  PUSAT PENELITIAN PABRIK...
Makalah laporan kegiatan LAPORAN KEGIATAN STUDY TOUR PUSAT PENELITIAN PABRIK...
 
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan.
 
Ppt sumber daya alam
Ppt sumber daya alamPpt sumber daya alam
Ppt sumber daya alam
 
PPT Pelayaran Belanda
PPT Pelayaran BelandaPPT Pelayaran Belanda
PPT Pelayaran Belanda
 
Historiografi
HistoriografiHistoriografi
Historiografi
 
Materi IPS Kelas VIII
Materi IPS Kelas VIIIMateri IPS Kelas VIII
Materi IPS Kelas VIII
 
Manusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesiaManusia purba di indonesia
Manusia purba di indonesia
 
Proposal PKWU Telur Asin
Proposal PKWU Telur AsinProposal PKWU Telur Asin
Proposal PKWU Telur Asin
 
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di IndonesiaPenyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Penyebaran dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
 
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs SangiranLKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) Situs Sangiran
 
Menghindari perilaku tindak kekerasan
Menghindari perilaku tindak kekerasanMenghindari perilaku tindak kekerasan
Menghindari perilaku tindak kekerasan
 
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum RonggowarsitoLaporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
Laporan Kunjungan Museum Ronggowarsito
 
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
LATIHAN INTERPRETASI CITRA (GEOGRAFI SMA XII)
 
Ppt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di IndonesiaPpt kerajaan islam di Indonesia
Ppt kerajaan islam di Indonesia
 
Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa Asal usul nenek moyang Bangsa
Asal usul nenek moyang Bangsa
 
Kronologi Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia
Kronologi Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia Kronologi Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia
Kronologi Kedatangan Bangsa Eropa Ke Indonesia
 
Pemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastikPemanfaatan sampah plastik
Pemanfaatan sampah plastik
 
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaanDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK kewirausahaan
 
Ki hajar dewantara
Ki hajar dewantaraKi hajar dewantara
Ki hajar dewantara
 
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsaPerjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
Perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan keutuhan bangsa
 

Semelhante a laporan study budaya SITUS SANGIRAN

Jenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaJenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purba
just Aray
 
Kehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesiaKehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesia
SMAK 5 Penabur
 
BAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptx
BAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptxBAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptx
BAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptx
MeliaKhasanah1
 

Semelhante a laporan study budaya SITUS SANGIRAN (20)

Penelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiranPenelitian manusia purba di sangiran
Penelitian manusia purba di sangiran
 
Manfaat museum lampung dalam
Manfaat museum lampung dalamManfaat museum lampung dalam
Manfaat museum lampung dalam
 
2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf2. BAB I.pdf
2. BAB I.pdf
 
Mengenal manusia purba
Mengenal manusia purbaMengenal manusia purba
Mengenal manusia purba
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Mengenal Manusia Purba
Mengenal Manusia PurbaMengenal Manusia Purba
Mengenal Manusia Purba
 
Benda
BendaBenda
Benda
 
Rpp kehidupan awal manusia purba
Rpp kehidupan awal manusia purbaRpp kehidupan awal manusia purba
Rpp kehidupan awal manusia purba
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Presentation 2
Presentation 2Presentation 2
Presentation 2
 
Jenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purbaJenis jenis-manusia-purba
Jenis jenis-manusia-purba
 
Museumgeologi 130427165857-phpapp02
Museumgeologi 130427165857-phpapp02Museumgeologi 130427165857-phpapp02
Museumgeologi 130427165857-phpapp02
 
Presentasi sejarah
Presentasi sejarahPresentasi sejarah
Presentasi sejarah
 
Kehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesiaKehidupan awal masyarakat indonesia
Kehidupan awal masyarakat indonesia
 
Makalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purbaMakalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purba
 
Materi 1 pdf
Materi 1 pdfMateri 1 pdf
Materi 1 pdf
 
BAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptx
BAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptxBAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptx
BAHAN-TAYANG-SEJARAH-INDONESIA-KELAS-X-KD-3.4-dan-4.4 (1).pptx
 
Dinamika budaya dan masyarakat
Dinamika budaya dan masyarakatDinamika budaya dan masyarakat
Dinamika budaya dan masyarakat
 
Kebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksaraKebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksara
 
Asal Usul nenek Moyang.pptx
Asal Usul nenek Moyang.pptxAsal Usul nenek Moyang.pptx
Asal Usul nenek Moyang.pptx
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

laporan study budaya SITUS SANGIRAN

  • 1. DISUSUN OLEH : NAMA : Danang Eko Saputro. NO / NISN :12 / 8827 KELAS : 1 ATP 2
  • 2. “ SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung “1 MANUSIA PURBA 1
  • 3. “ SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung " Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Laporan study budaya di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah” ini dengan baik tanpa ada halangan. Laporan wisata budaya di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah ini berisi tentang seluruh kegiatan yang dilaksanakan siswa-siswi kelas X semua jurusan SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung pada tanggal 13 Oktober 2014. Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini. Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu, kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan menjadi referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi. Kami mohon maaf setulus-tulusnya jika terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini. 18 Oktober 2014
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang kegiatan Kami melakukan study budaya pada hari Senin, 13 Oktober 2014, yang diselenggarakan oleh SMK N 1 ( STM Pembangunan ) Temanggung. Kegiatan study budaya ini mengunjungi sebuah situs purbakala di daerah Sangiran kabupaten sragen. Situs ini dikenal dengan nama Situs Sangiran. Kegiatan ini dilakukan untuk menambah rasa kecintaan terhadp sejarah manusia, khususnya budaya bangsa. Disamping itu kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong rasa ingin tahui terhadap tempat-tempat prasejarah khususnya museum situs prasejarah Sangiran. Situs Sangiran merupkan situs manusia purba terlengkap didunia dan menjadi situs prasejarah dunia. Di Sangiran ditemukan fosil-fosil tengkorak yang dapat menggambarkan evolusi asal usul manusia, sperti terlihat dengan adanya tengkorak Australopithecus Africanus, Pithecantropus Erectus, Pithecantropus Soloensis, dan Homo Sapien (Manusia Wajak). Tidak hanya fosil manusia pra sejarah fosil-fosil binatang laut dan darat hingga benda purbakala seperti Flakes dapat ditemukan di Sangiran. Situs prasejarah Sangiran membuktikan serta meberi informasi bahwa adanya kehidupan pada masa lampau serta menunjukan bahwa kebudayaan pada masa lampau telah memiliki peradaban yang tinggi khususnya bangsa Indonesia. Itulah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan study budaya. 1.2 Maksud dan tujuan kegiatan 1) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang situs purbakala sangiran 2) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang manusia purba 3) Memenuhi tugas mata pelajaran sejarah Indonesia 4) Mengetahui koleksi – koleksi situs sangiran 5) Mengetahui lebih jelas tentang manusia pra-aksara
  • 6. BAB II ISI A. Sejarah situs Sangiran Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Area ini memiliki luas 48 km² dan terletak di Jawa Tengah, 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo dan terletak di kaki gunung Lawu. Secara administratif Sangiran terletak di kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan fosil dari nenek moyang manusia pertama, Pithecanthropus erectus ("Manusia Jawa"). Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus telah ditemukan di situs tersebut. Sejarah Museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Von Koeningswald sekitar tahun 1930-an. Di dalam kegiatannya Von Koeningswald dibantu oleh Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan pada masa itu. Setiap hari Toto Marsono atas perintah Von Koeningswald mengerahkan penduduk Sangiran untuk mencari “balung buto” (Bahasa Jawa = tulang raksasa). Demikian penduduk Sangiran mengistilahkan temuan tulang-tulang berukuran besar yang telah membatu yang berserakan di sekitar ladang mereka. Balung buto tersebut adalah fosil yaitu sisa-sisa organisme atau jasad hidup purba yang terawetkan di dalam bumi. Fosil-fosil tersebut kemudian dikumpulkan di Pendopo Kelurahan Krikilan untuk bahan pnelitian Von Koeningswald, maupun para ahli lainnya. Fosil-fosil yang dianggap penting
  • 7. dibawa oleh masing-masing peneliti ke laboratorium mereka, sedang sisanya dibiarkan menumpuk di Pendopo Kelurahan Krikilan. Setelah Von Koeningswald tidak aktif lagi melaksanakan penelitian di Sangiran, kegiatan mengumpulkan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono sehingga jumlah fosil di Pendopo Kelurahan semakin melimpah. Dari Pendopo Kelurahan Krikilan inilah lahir cikal-bakal Museum Sangiran. Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari semakin bertambah maka pada tahun 1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun museum kecil di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Saragen di atas tanah seluas 1000 m². Museum tersebut diberi nama “Museum Pestosen”. Seluruh koleksi di Pendopo Kelurahan Krikilan kemudian dipindahkan ke Museum tersebut. Saat ini sisa bangunan museum tersebut telah dirombak dan dialihfungsikan menjadi Balai Desa Krikilan. Sementara di Kawasan Cagar Budaya Sangiran sisi selatan pada tahun 1977 dibangun juga sebuah museum di Desa Dayu, Kecamatan Godangrejo, Kabupaten Karanganyar. Museum ini difungsikan sebagai basecamp sekaligus tempat untuk menampung hasil penelitian lapangan di wilayah Cagar Budaya Sangiran sisi selatan. Saat ini museum tersebut sudah dibongkar dan bangunannya dipindahkan dan dijadikan Pendopo Desa Dayu. Tahin 1983 pemerintah pusat membangun museum baru yang lebih besar di Desa Ngampon, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Kompleks Museum ini didirikan di atas tanah seluas 16.675 m². Bnagunannya antara lain terdiri dari Ruang Pameran, Ruang Pertemuan/ Seminar, Ruang Kantor/ Administrasi, Ruang Perpustakaan, Ruang Storage, Ruang Laboratorium, Ruang Istirahat/ Ruang Tinggal Peneliti, Ruang Garasi, dan Kamar Mandi. Selanjutnya koleksi yang ada di Museum Plestosen Krikilan dan Koleksi di Museum Dayu dipindahkan ke museum yang baru ini. Museum ini selain berfungsi untuk memamerkan fosil temuan dari kawasan Sangiran juga berfungsi untuk mengkonservasi temuan yang ada dan sebagai pusat perlindungan dan pelestarian kawasan Sangiran. Tahun 1998 Dinas Praiwisata Propinsi Jawa Tengah melengkaspi Kompleks Museum Sangiran dendan Bnagunan Audio Visual di sisi timur museum. Dan tahun 2004 Bupati Sragen mengubah interior Ruang Knator dan Ruang Pertemuan menjadi Ruang Pameran Tambahan.
  • 8. Tahun 2003 Pemerintah pusat merencanakan membuat museum yang lebih representative menggantikan museum yang ada secara bertahap. Awal tahun 2004 ini telah selesai didirikan bangunan perkantoran tiga lantai yang terdiri dari ruang basemen untuk gudang, lantai I untuk Laboratorium, dan lantai II untuk perkantoran. Program selanjutnya adalah membuat ruang audio visual, ruang transit untuk penerimaan pengunjung, ruang pameran bawah tanah, ruang pertemuan, perpustakaan, taman purbakala, dan lain-lain. B. Manfaat situs sangiran  Manfaat Bagi Penulis : 1. Bangga menjadi warga Negara Indonesia 2. Menambah wawasan dan pengetahuan sejarah mengenai peradaban manusia purbadi Indonesia 3. Mempelajari dan memahami cara penulisan karya tulis yang benar Manfaat Bagi Peneliti/ Penulis Lain : 1. Karya tulis ini dapat dijadikan bahan acuan/ referensi pada penelitian/ penulisan selanjutnya 2. Menjadikan karya tulis ini sebagai isi tinjauan pustaka dari karya tulis peneliti/ penulis lain 3. Sebagai contoh karya tulis yang benar Manfaat Bagi Pembaca : 1. Bagai mengunjungi museum Sangiran secara nyata padahal hanya membaca sebuah karya tulis 2. Menambah ilmu pengetahuan pembaca mengenai sejarah museum purba diIndonesia 3. Menjadikan situs Sangiran menjadi salah satu target wisata bersama keluarga
  • 9. C. Isi Museum Koleksi-Koleksi Museum Sangiran 1. Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus ,Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus robustus), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus, Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens . 2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah),Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau),Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp(rusa dan domba). 3. Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ),Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera . 4. Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis 5. Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak 6. Koleksi lainnya : a. Fosil kayu yang terdiri dari: Fosil kayu Temuan dari Dukuh Jambu, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Ditemukan pada tahun 1995 pada lapisan tanah lempung warna abu-abu ditemukan pada formasi pucangan Fosil batang pohon Temuan dari Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Fosil ini ditemukan pada tahun 1977 pada lapisan tanah lempung Warna abu-abu dari endapan ditemukan pada Formasi pucangan b. Tulang hasta (Ulna) Stegodon Trigonocephalus Ditemukan di kawasan cagar sangiran pada tanggal 23 november 1975 di tanah lapisan lempung warna abu –abu Formasi kabuh bawah.
  • 10. c. Tulang paha Ditemukan dari Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe, Kabupaten Sragen pada tanggal 4 Februari 1989 pada lapisan tanah lempung warna abu – abu dari endapan ditemukan pada formasi pucangan atas. d. Tengkorak kerbau Ditemukan oleh Tardi Pada tanggal 20 November 1992 di Dukuh Tanjung, Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada lapisan tanah Warna coklat kekuning-kunginan yang bercampur pasir ditemukan formasi kabuh berdasarkan penanggalan geologi berumur 700.000-500 tahun e. Gigi Elephas Namadicus Ditemukan di situs cagar budaya sangiran Pada tanggal 12 Desember 1975, Pada lapisan tanah pasir bercampur kerikil berwarna cokelat ditemukan pada Formasi kabuh Fragmen gajah purba, Hidup di daerah cagar budaya sangiran. Jenisnya adalah: Mastodon Stegodon Elephas f. Tulang rusuk (Casta) Stegodon Trigonocephalus Ditemukan oleh Supardi pada tanggal 3 Desember 1991 di Dukuh Bukuran, Desa Bukuran Kecamatan kalijambe Kabupaten Sragen pada lapisan lempung warna abu – abu dari endapan pucangan atas. g. Ruas tulang belakang (Vertebrae) Ditemukan di situs cagar budaya sangiran pada tanggal 15 Desember 1975 di lapisan tanah pasir berwarna abu – abu pada formasi kabuh bawah. h. Tulang jari (Phalanx) Ditemukan di situs sangiran pada tanggal 28 oktober 1975 pada lapisan tanah pasir kasar warna cokelat kekuning-kuningan pada formasi kabuh. i. Rahang atas Elephas Namadicus Rahang ini dilengkapi sebagian gading ditemukan oleh Atmo di Dukuh Ngrejo, Desa Samomorubuh Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen pada tanggal 24 April 1980 pada lapisan Grenz bank antara formasi pucangan dan kabuh. j. Tulang kaki depan bagian atas (Humerus)
  • 11. Bagian fosil ditemukan oleh Warsito Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada tanggal 28 Desember 1998 pada lapisan tanah lempung warna abu – abu dari formasi pucangan atas kala pleistosen bawah k. Tulang kering Ditemukan oleh Warsito di Dukuh Bubak Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada tanggal 4 januari 1993 lapisan tanah lempung warna abu – abu dari formasi pucangan atas. l. Fosil Molusca, Klas Pelecypoda dan Klas Gastropoda m. Binatang air Tengkorak buaya (Crocodilus Sp.) ditemukan pada tanggal 17 Desember 1994 oleh Sunardi di Dukuh Blimbing, Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe kabupaten Sragen pada formasi pucangan Kura – kura (Chlonia Sp.) ditemukan pada tanggal 1 Februari 1990 oleh hari Purnomo Dukuh Pablengan, Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, kabupaten Sragen pada Formasi pucangan Ruas tulang belakang ikan ditemukan pada tanggal 20 November 1975 oleh Suwarno di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada formasi pucangan
  • 12. Zona museum zona museum dibagi menjadi 3 ruang arena pamer. Arena pamer pertama adalah “Kekayaan Sangiran/Wealth of Sangiran”. Pada arena display ini, berisi fosil-fosil yang ditemukan di situs Sangiran. Sebagian besar fosil dipajang pada arena ini, baik dalam bentuk diorama maupun foto-foto dan grafis pendukung. Fosil Homo Erectus, alat-alat bantu untuk kehidupan manusia, binatang-binatang purba dapat disaksikan disini. Manusia Purba 1. Homo sapien Spesies manusia ini ada sejak tahun 100.000 silam. Spesies ini adalah manusia modern zaman sekarang yang mempunyai perkembangan yang pesat, mempunyai kecerdasan tinggi, dan mampu menciptakan peradaban dan teknologi
  • 13. 2. Homo Erectus Homo Erectus merupakan manusia penjelajah utama di dunia. Spesies ini mampu menyebar di seluruh dunia dan mampu beradaptasi dengan baik di iklim Plestosen 3. Cro - Margon Cro-Magnon adalah manusia purba yang merupakan seniman pertama dengan hasil karya berupa lukisan di goa, pahatan, dan patung ukir 4. Homo floresiensis Dapat ditebak dari namanya, manusia purba yang sudah punah ini berasal dari Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Homo Floresiensis dikenal juga sebagai flo atau hobbit karena ukurannya yang kerdil. HEWAN PURBA
  • 14. 1. Gajah purba Terdapat 3 jenis gajah di Sangiran, Mastodon, Stegodon, dan Elephas. Mastodon adalah gajah paling primitif di Sangiran dengan gading yang panjang dan tubuh yang lebih pendek. Kalau menyebut Mastodon,Demikian pula halnya Stegodon, gading gajah purba ini pun juga sangaaat panjang sekali dengan bentuk yang melengkung. Hal ini nampak pada fosil gading yang dipajangkan di museum ini. Sedangkan Elephas adalah gajah modern dengan gading yang pendek. Bentuknya Elephas ini sama lah kayak gajah- gajah yang ada di kebun binatang. 2. Buaya Sangiran Buaya yang pernah hidup di Sangiran adalah buaya dari famili Gavialidae dan Crocodylidae. Contoh spesies buaya dari famili tersebut yang pernah mendiami Sangiran adalah Gavialis Bengawanensis 3. Kudanil purba Kundanil purba (Hippopotamus sp. dan Hexaprotodon) ini hidup sekitar 1, 2 juta tahun yang lalu di Sangiran
  • 15. 4. Hewan bertanduk purba Binatang-binatang ini antara lain Banteng Purba (Bibos Paleosondaicus), Rusa Purba (Cervus Hippelaphus), dan Kerbau Purba (Bubalus Paleokarabau). Binatang-binatang bertanduk ini hidup antara tahun 700.000- 300.000 tahun yang Peninggalan Purba 1. Batu Masif Batu Masif adalah Peralatan besar digunakan untuk pekerjaan berat seperti memotong kayu/tulang, peralatan kecil digunakan untuk pekerjaan ringan seperti mengiris, menyayat, dan sebagainya 2. Batu non masif Alat batu non masif adalah alat batu dengan ukuran tipis dan kecil.
  • 16. Ruang pamer 2 Arena pamer kedua adalah “Langkah-langkah Kemanusian/Steps of Humanity”. Ruang pamer disini berisi dokumentasi visual teori “big bang”, terbentuknya alam semesta, hingga pembabakan zaman dan mahkluk hidup yang tinggal di masa-masa tersebut. Proses sebuah mahkluk hidup ketika menjadi fosil, juga dapat dilihat disini. Proses evolusi manusia juga digambarkan secara lengkap. Teori evolusi menjelaskan bagaimana dan makhluk hidup berubah dari generasi ke generasi. Bahkan, hasil penelitian terbaru hampir selalu mengakibatkan pandangan tentang asal-usul manusia berubah-ubah. Pada tahun 1970an, masih banyak mata rantai yang belum ditemukan dan hubungan kekerabatan manusia dengan kera tampak jauh. Namun, pada tahun 1990an, fosil- fosil yang mengisi mata rantai yang hilang, lebih banyak ditemukan dan ternyata kekerabatan manusia dengan kera tampak semakin dekat. Di ruang pamer ini juga dipaparkan sejarah penelitian manusia purba di Indonesia, sekaligus pakar-pakar yang berperan didalamnya, antara lain GHR von Koenigswald dan Eugene Dubois. Sejarah penemuan manusia purba di Indonesia
  • 17. pakar manusia purba 1. Eugene Dubois Pada tahun 1887-1891, dokter dari Belanda ini menemukan fosil Pithecantropus Erectus atau Homo Erectus di Kedungbrubus dan Trinil. 2. G.H.R von Koenigswald Dibantu oleh ahli lainnya, ahli Paleontologi dari Jerman ini kembali menemukan fosil Homo Erectus lainnya yang dulunya bernama Pithecanthropus Soloensis, Pithecantropus Mojokertensis, dan Megantropus Palaeojavanicus (Homo Erectus Archaic). Ruang pamer ke-3 atau terakhir berisi Masa Keemasan Homo Erectus yang berkisar 500.000 tahun yang lalu. Di ruang ini hanya terdapat 2 diorama besar, yang menggambarkan kehidupan manusia homo erectus di masa keemasannya itu.
  • 18. PENUTUP KESIMPULAN Museum merupakan suatu tempat yang ideal sebagai wadah kegiatan pendidikan sekaligus hiburan. Dengan demikian museum diharapkan mampu menyajikan pengetahuan dan keterampilan dalam suasana yang menyenangkan. Peran museum sebagai mitra pendidik dapat merujuk pada Empat Tiang Pendidikan Abad ke-21 yang merupakan hasil rumusan Komisi Internasional untuk tahu (learn to know), belajar untuk melakukan (learn to do), belajar untuk menjadi (learn to be) dan belajar untuk hidup bersama (learn to live together). Untuk menjadikan museum sebagai mitra pendidik dengan keempat pilar tersebut memang bukan hal yang mudah. Namun, paling tidak museum-museum di Indonesia hendaknya mulai sadar bahwa mereka mempunyai potensi yang cukup besar untuk diarahkan menjadi wahana pembelajaran yang mendukung empat pilar pendidikan tersebut. Dengan demikian, dunia permuseum di Indonesia akan mampu memberikan sumbangan bagi pembangunan bangsa dan Negara di era global saat ini. Sebagai lembaga pelestarian benda-benda budaya, koleksi museum dapat dijadikan sebagai sumber pendidikan. Salah satunya adalah sumber pendidikan hubungan antarbangsa khususnya kita dapat mengetahui hubungan antarbangsa pada masa lampau melalui koleksi- koleksi museum. Koleksi museum dapat diketahui bagaimana hubungan antarbangsa pada masa lampau berlangsung. Bentuk hubungan antarbangsa pada masa lampau tersebut hendaknya bisa menjadi inspirasi hubungan antarbangsa di masa sekarang ini untuk dapat menjalin hubungan baik. Seperti pesan yang menyatakan bahwa“belajar dari masa lampau untuk merajut hubungan yang lebih baik di masa depan”. Salah satu media pembelajarannya dapat diperoleh dengan mengamati dan menelaah koleksi museum.
  • 19. Daftar pustaka Sulistyanto, Bambang. 2003. Balung Buto:Warisan Budaya Dunia dalam Perspektif Masyarakat Sangiran. Yogyakarta: Kunci Ilmu Widianto, Harry dan Simanjuntak, Truman. 2009. Sangiran Menjawab Dunia. Jawa Tengah: Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Santosa, Hery.2000. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Universitas SanataDharma. Tjiptadi, Rusmulia. et al. 2004. Museum Situs Sangiran Sejarah Evolusi Manusia Purba http://wisatadanbudaya.blogspot.com/ Sangiran- SItus- Manusia- Purba- di- Indonesia.html http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2014/01/06/membentang-peradaban-di-museum- sangiran-622544.html http://puppytraveler.com/2012/01/26/museum-manusia-purba-sangiran/