SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 51
Baixar para ler offline
Belajar Untuk Masa Depanku




   PANDUAN PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN SMP TERBUKA



           Buku 1 :
Panduan Pembinaan SMP Terbuka




         KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR
                   DAN MENENGAH
    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
                      Tahun 2010
Belajar Untuk Masa Depanku




                                  KATA PENGANTAR


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar,
Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan
indikasi yang sangat nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya
manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi.
Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian Pendidikan
Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan perundangan tersebut dapat
diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009
mencapai 98,11%. Angka ini melebihi target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun
2008, yaitu 95.0%. Dengan telah tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan
pendidikan pada jenjang SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan.
Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah menyusun
berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan
kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan kebijakan dan program
tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan Ketersediaan,
Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi.
Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan, sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan berbagai
Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program dan/atau kegiatan, baik yang
pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan
langsung oleh sekolah.
Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan program di
semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah, efektif dan efisien
seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan
monitoring, evaluasi dan pelaporannya.
Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan
menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau
kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun anggaran
2010.

                                     Jakarta, Januari 2010
                                     Direktur Pembinaan
                                     Sekolah Menengah Pertama,




                                     Didik Suhardi, SH., M.Si
                                     NIP. 196312031983031004




                                             i
Belajar Untuk Masa Depanku




                                                          DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1
  A. Latar belakang. ..................................................................................................................1
  B. Tujuan. ...............................................................................................................................5
  C. Sasaran...............................................................................................................................6
  D. Hasil yang diharapkan. ......................................................................................................7
BAB II KONDISI SMP TERBUKA DEWASA INI ....................................................................9
  A. Konsep SMP Terbuka........................................................................................................9
  B. Perintisan SMP Terbuka. .................................................................................................10
  C. Perkembangan SMP Terbuka. .........................................................................................10
  D. Kondisi SMP Terbuka dewasa ini. ..................................................................................10
BAB III PENYELARASAN KEGIATAN PEMBINAAN SMP TERBUKA DENGAN TIGA
        PILAR KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMP.......................................15
  A. Perlunya Peningkatan Mutu SMP Terbuka. ...................................................................15
  B. Perlunya Peningkatan Akses SMP Terbuka. ...................................................................16
  C. Perlunya Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Penyelenggaraan SMP Terbuka. ..........17
BAB IV MEKANISME PEMBINAAN SMP TERBUKA.........................................................19
  A. Struktur Organisasi Pembinaan SMP Terbuka. ...............................................................19
  B. Tugas dan tanggungjawab. ..............................................................................................19
  C. Pembagian tugas antara Pusat dan Daerah. .....................................................................25
BAB V PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI SMP TERBUKA.....................................29
  A. Perencanaan. ....................................................................................................................29
  B. Pelaksanaan Peningkatan Mutu dan Efisiensi Dalam Rangka Pembinaan SMP
      Terbuka. ...........................................................................................................................31
  C. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi. ...............................................................................33
  D. Pelaporan. ........................................................................................................................35
BAB VI PENINGKATAN AKSES SMP TERBUKA ...............................................................37
  A. Perencanaan. ....................................................................................................................37
  B. Pelaksanaan Peningkatan Akses. .....................................................................................37
  C. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi. ...............................................................................40
  D. Pelaporan. ........................................................................................................................42
BAB VII 43
PENUTUP ...................................................................................................................................43
  A. Kesimpulan. .....................................................................................................................43
  B. Saran. ...............................................................................................................................43




                                                                    iii
Belajar Untuk Masa Depanku




                                                        BAB I
                                                PENDAHULUAN

A. Latar belakang.
           1. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
              Republik Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
              serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
              bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
              yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
              berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
              bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan
              suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-
              Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
           2. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
              peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan
              kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun.
              Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia
              Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki
              daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan
              dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan
              berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen
              pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan
              pembaharuan     pengelolaan    pendidikan      secara    terencana,   terarah,  dan
              berkesinambungan.
           3. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
              Pendidikan Nasional yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang
              sebelumnya, maka semua perencanaan pembangunan dan pelaksanaan pendidikan
              harus mengacu dan disesuaikan dengan Undang-Undang tersebut.
           4. Pada tahun 2005, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7 tentang
              RPJMN tahun 2004-2009 yang mengamanatkan tiga misi pembangunan nasional,
              yaitu: (1) mewujudkan negara Indonesia yang aman dan damai, (2) mewujudkan
              bangsa Indonesia yang adil dan demokratis, dan (3) mewujudkan bangsa Indonesia
              yang sejahtera. Untuk mewujudkannya, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang
              berkualitas, sehingga setiap warga negara mampu meningkatkan kualitas hidup,
              produktivitas dan daya saing terhadap bangsa lain di era global.
           5. Sesuai dengan Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan tahun 2005-2009, sebagai
              penjabaran dari RPJMN tersebut, maka kegiatan pembangunan pendidikan diarahkan
              antara lain untuk:
               a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
                  yang bermutu tinggi.
               b. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan
                  kesejahteraan tenaga kependidikan.




QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                                1
Belajar Untuk Masa Depanku




        c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum,
           baik kurikulum nasional maupun lokal.
        d. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh
           pemerintah maupun oleh masyarakat.
    6. Atas dasar Rencana Strategis tersebut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
       Dasar dan Menengah menetapkan arah kebijakan pembangunan pendidikan di tingkat
       Sekolah Menengah Pertama sebagai berikut:
        a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh
           pendidikan yang bermutu.
        b. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesionalisme serta jaminan
           kesejahteraan bagi tenaga kependidikan.
        c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum,
           baik kurikulum nasional maupun lokal.
        d. Memberdayakan lembaga Sekolah Menengah Pertama sebagai pusat pembudayaan
           sikap dan kemampuan serta meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat.
        e. Memberikan bimbingan teknis penyelenggaraan dan pengelolaan Sekolah
           Menengah Pertama.
        f. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan Sekolah
           Menengah Pertama.
    7. Khusus untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), masalah yang dihadapi adalah:
        a. Cara menjangkau anak-anak dari masyarakat lapis bawah yang kurang beruntung
           yang jumlahnya cukup besar dan kondisi sosial ekonominya lemah adalah “Pro-
           poor”, agar mereka dapat terlayani sehingga mendapatkan kesempatan untuk
           memperoleh pendidikan dalam rangka penuntasan Program Wajib Belajar
           Pendidikan Dasar Sembilan Tahun.
        b. Pengukuran keberhasilan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
           Tahun masih menitikberatkan pada pencapaian angka transisi, belum pada angka
           partisipasi dan penguasaan kompetensi dasar. Dengan angka transisi ini,
           sebenarnya hanya siswa-siswa SD/MI yang tamat saja yang dapat diterima untuk
           melanjutkan pelajaran di SMP. Padahal selama belajar di SD/MI jumlah siswa
           yang putus sekolah (DO) pada saat ini secara keseluruhan masih berada di sekitar
           angka 30% dari semua siswa yang belajar di SD/MI. Oleh karena itu, meskipun
           angka transisi tamatan SD/MI ke SMP dapat mencapai 100%, sebenarnya
           keseluruhan siswa SD/MI yang dapat melanjutkan ke SMP barulah 70%.
        c. Hambatan dalam mengubah cara berpikir dari pola berpikir sentralistik ke pola
           berpikir desentralistik, khususnya yang berkenaan dengan pelaksanaan Manajemen
           Berbasis Sekolah (MBS) dan Manajemen Berbasis Masyarakat (MBM).
    8. Untuk melaksanakan kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut, strategi yang
       ditempuh oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama adalah sebagai
       berikut:
        a. Upaya untuk meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan di SMP
           (“Access”) dilaksanakan dengan:



2                                                              Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




               1) Optimalisasi daya tampung SMP Negeri dan Swasta
               2) Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), Ruang Kelas Baru (RKB), Ruang
                  Penunjang Lain (RPL), dan Ruang Terpadu (RT) pada SMP Negeri dan
                  Program Imbal Swadaya pada SMP Swasta.
               3) Penyelenggaraan SD - SMP Satu Atap.
           b. Peningkatan layanan khusus melalui:
               1) Peningkatan akses SMP Terbuka baik pada SMP Terbuka/TKB Reguler
                  maupun pada SMP Terbuka/TKB Mandiri.
               2) Pengembangan Pendidikan Alternatif untuk anak jalanan, daerah terpencil,
                  daerah konflik, dan daerah yang terkena bencana alam.
               3) Peningkatan retensi siswa melalui:
                   a) Pemberian beasiswa
                   b) Program retrieval
           c. Upaya untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan di SMP
              (“Quality”), dilaksanakan dengan:
               1) Pengembangan standardisasi sekolah sebagai penjabaran dari Standar Nasional
                  Pendidikan.
               2) Peningkatan pembiayaan sekolah baik melalui “Basic Budget” maupun
                  “Extended Budget”.
               3) Pengembangan klasifikasi sekolah ke dalam kelompok-kelompok:
                   a) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI);
                   b) Sekolah Standar Nasional (SSN = Sekolah Formal Mandiri);
                   c) Sekolah Keunggulan Lokal;
                   d) Sekolah Potensial (Sekolah Formal Standard); dan
               4) Pengembangan instrumen penilaian kinerja sekolah untuk melakukan penilaian
                  kinerja sekolah dan melaksanakan akreditasi sekolah.
               5) Peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan
               6) Penerapan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kurikulum Tingkat Satuan
                  Pendidikan (KTSP)
               7) Penerapan Trilogi Pendidikan
                   a) Penerapan Keterampilan Berbahasa / Baca Tulis
                   b) Penerapan Ilmu Dasar MIPA
                   c) Penerapan Budi Pekerti
               8) Penyediaan alat pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan
                  perkembangan kurikulum
               9) Pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
               10) Penyediaan buku perpustakaan



QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                            3
Belajar Untuk Masa Depanku




             11) Pendidikan dan pelatihan tenaga kependidikan
             12) Penataan komponen pendidikan yang berorientasi akademik
             13) Pemberian dana bantuan ”School-grant” dalam rangka memandirikan sekolah
             14) Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup
             15) Pembinaan Pondok Pesantren
             16) Peningkatan Mutu SMP Terbuka
        d. Upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan
           di SMP (“Efficiency and Effectiveness”) dalam era desentralisasi menuju
           Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik, dilaksanakan
           melalui:
             1) Pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) di tingkat Pusat, Provinsi,
                Kabupaten/Kota dan secara bertahap di tingkat Sekolah.
             2) Pemanfaatan sumber daya finansial secara tepat guna, baik di tingkat Pusat,
                Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
             3) Peningkatan kerjasama, baik secara bilateral maupun multilateral, seperti:
                 a) Kerjasama secara bilateral dengan MBE, JFPR dsb.
                 b) Kerjasama secara multilateral dengan badan-badan dunia seperti: ADB
                    (BEP, DBEP, JSE), Dutch Grant, EU, AUSAID, dsb.
             4) Peningkatan kegiatan monitoring dan evaluasi baik oleh instansi internal
                maupun eksternal.
             5) Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka.
        e. Upaya dalam rangka desentralisasi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat,
           dilaksanakan melalui:
             1) Peningkatan partisipasi masyarakat
             2) Pengawasan dan akuntabilitas kinerja sekolah
             3) Demokratisasi dan desentralisasi pendidikan
             4) Jaminan mutu (standar mutu penerapan sekolah model)
             5) Pemberian subsidi berdasarkan kebutuhan
             6) Pemberdayaan personil dan lembaga melalui pelatihan monitoring dan evaluasi
             7) Akuntabilitas dan transparansi dengan melibatkan Komite Sekolah dan Dewan
                Pendidikan sebagai salah satu wujud manajemen berbasis sekolah (MBS) dan
                manajemen berbasis masyarakat (MBM).
    9. Setelah SD - SMP Satu Atap sebagai pola andalan, SMP Terbuka merupakan prioritas
       kedua dalam Program Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar
       Sembilan Tahun yang diharapkan akan selesai pada akhir tahun 2008. Oleh karena itu
       upaya pembinaan yang perlu dilaksanakan dalam penyelenggaraan SMP Terbuka juga
       mengacu pada kebijakan dan strategi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
       Pertama, yaitu:




4                                                                  Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




              a. Dalam melaksanakan strategi Peningkatan Mutu SMP Terbuka, kegiatan yang
                 dilakukan adalah untuk menjaga keberlangsungan siswa dalam mengikuti
                 pelajaran di SMP Terbuka sampai tamat, serta meningkatkan mutu dan
                 relevansi hasil pendidikannya.
              b. Dalam melaksanakan strategi Peningkatan Akses SMP Terbuka, kegiatan yang
                 dilakukan adalah meningkatkan daya tampung SMP Terbuka, baik pada SMP
                 Terbuka yang telah ada dengan mengoptimalkan TKB yang sudah operasional
                 maupun dengan menambah TKB baru, atau membuka SMP Terbuka baru pada
                 lokasi baru yang memenuhi persyaratan.
              c. Dalam melaksanakan strategi Peningkatkan Efisiensi dan Efektifitas
                 Penyelenggaraan SMP Terbuka, kegiatan yang dilakukan dengan
                 mengoptimalkan proses pembelajaran siswa baik secara mandiri dan kelompok
                 di TKB maupun secara tatap muka di Sekolah Induk.


B. Tujuan.
   1. Tujuan umum.
              Tujuan umum adalah untuk memberikan panduan dalam melaksanakn pembinaan
              SMP Terbuka yang mencakup upaya peningkatan mutu, peningkatan akses, dan
              peningkatan efisiensi serta efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka.
   2. Tujuan khusus.
              a. Tujuan khusus dalam rangka peningkatan mutu SMP Terbuka adalah:
                  1) Meningkatkan mutu SMP Terbuka melalui peningkatan kompetensi dan
                     kesejahteraan tenaga kependidikan dan proses belajar mengajar serta
                     kelengkapan berbagai komponen pendidikan.
                  2) Meningkatkan apresiasi terhadap bidang Pendidikan Keterampilan yang
                     diharapkan mampu menunjang kehidupan siswa setelah tamat (Life Skills
                     Education).
              b. Tujuan khusus dalam rangka peningkatan akses SMP Terbuka adalah:
                  1) Meningkatkan daya tampung SMP Terbuka dengan menambah daya tampung
                     pada SMP Terbuka/TKB yang sudah ada.
                  2) Meningkatkan daya tampung SMP Terbuka dengan membuka SMP Terbuka
                     baru di lokasi-lokasi yang benar-benar memenuhi persyaratan.
              c. Tujuan khusus dalam rangka peningkatan            efisiensi   dan     efektifitas
                 penyelenggaraan SMP Terbuka adalah:
                  1) Meningkatkan mutu proses pembelajaran siswa, baik secara mandiri dan
                     kelompok di TKB maupun secara tatap muka di Sekolah Induk
                  2) Menata kembali penyelenggaraan TKB yang masing-masing siswanya tinggal
                     sedikit dan penyelenggaraan SMP Terbuka yang jumlah siswa keseluruhannya
                     tinggal sedikit.
                  3) Merintis penyelenggaraan SMP Terbuka berbasis TIK yang dapat menjadi
                     rujukan bagi SMP Terbuka lain.



   QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                          5
Belajar Untuk Masa Depanku




C. Sasaran.
    1. Sasaran kegiatan dalam rangka peningkatan mutu SMP Terbuka mencakup
       berbagai upaya untuk mempertahankan keberlangsungan SMP Terbuka melalui:
        a. Pemberian beasiswa kepada semua siswa SMP Terbuka melalui Program
           Dekonsentrasi di provinsi.
        b. Peningkatan mutu pencapaian prestasi hasil belajar siswa.
        c. Pemberian tambahan dana Bantuan Operasional Sekolah semua SMP Terbuka,
           yang disalurkan melalui Tim Manajemen BOS Tingkat Provinsi.
        d. Pemberian dana subsidi keterampilan untuk melaksanakan Program Pendidikan
           Keterampilan di SMP Terbuka yang memenuhi persyaratan.
        e. Sosialisasi keberadaan SMP Terbuka akan lebih digalakkan dengan cara yang
           inovatif.
        f. Penyelenggaraan Workshop Peningkatan Mutu SMP Terbuka bagi Kepala / Wakil
           Kepala SMP Terbuka, Guru Bina, dan Guru Pamong,
        g. Pengadaan dan pendistribusian modul siswa berbasis Kurikulum Tingkat Satuan
           Pendidikan (KTSP) menuju rasio perbandingan siswa dan modul sama
           dengan 1 : 1.
        h. Peningkatan fokus monitoring dan evaluasi program-program SMP Terbuka;
        i. Pemberian fasilitas pembelajaran berbasis TIK bagi SMP Terbuka rintisan.
    2. Sasaran kegiatan dalam rangka peningkatan akses SMP Terbuka adalah menambah
       daya tampung bagi anak-anak usia 13-15 tahun tamatan SD/MI dan yang setara pada
       SMP Terbuka. Peningkatan daya tampung ini dilakukan secara bertahap dan
       diutamakan bagi anak-anak yang kurang beruntung yang tidak dapat mengikuti
       pendidikan di SMP Reguler karena kendala sosial ekonomi, transportasi, geografis
       atau harus membantu orang tua bekerja (”Pro- Poor”).
    3. Sasaran kegiatan dalam rangka peningkatan                efisiensi    dan      efektifitas
       penyelenggaraan SMP Terbuka adalah:
        a. Meningkatkan mutu proses pembelajaran siswa baik secara mandiri dan kelompok
           di TKB maupun secara tatap muka di Sekolah Induk.
        b. Mengoptimalkan daya tampung TKB dengan cara menggabungkan beberapa TKB
           yang masing-masing jumlah siswanya hanya sedikit,
        c. Menutup TKB yang jumlah siswanya sedikit dan lokasinya jauh dari TKB lain
           setelah para siswanya tamat.
        d. Menggabungkan siswa SMP Terbuka yang tinggal sedikit ke SMP Reguler yang
           menjadi sekolah induknya, dan menutup SMP Terbuka yang jumlah siswanya
           sedikit tetapi tidak mungkin digabung.




6                                                               Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




D. Hasil yang diharapkan.
   1. Hasil yang diharapkan dari kegiatan peningkatan mutu SMP Terbuka adalah:
              a. Tersedianya data statistik, informasi dan profil SMP Terbuka yang mutakhir.
              b. Meningkatnya mutu tenaga kependidikan.
              c. Meningkatnya kesejahteraan tenaga kependidikan.
              d. Meningkatnya mutu proses belajar mengajar.
              e. Meningkatnya persentase kehadiran siswa baik di TKB maupun di Tatap Muka.
              f. Meningkatnya prestasi hasil belajar siswa.
              g. Terpenuhinya secara bertahap kebutuhan Sarana Prasarana (Modul, Program
                 Kaset, dsb).
              h. Dikuasainya kompetensi bidang ketrampilan oleh siswa sesuai dengan kondisi
                 sosial ekonomi dan budaya serta kebutuhan daerah setempat.
              i. Berkurangnya angka putus sekolah pada siswa SMP Terbuka.
              j. Meningkatnya sistem pengelolaan dan koordinasi antara TKB Mandiri dengan
                 SMP Induk.
              k. Meningkatnya sistem pembinaan melalui monitoring, evaluasi, dan            supervisi
                 secara teratur dan terprogram.
              l. Terpenuhinya keperluan pelayanan pendidikan bagi anak-anak usia SMP di daerah
                 konflik.
   2. Hasil yang diharapkan dari kegiatan peningkatan akses SMP Terbuka adalah:
              a. Meningkatnya daya tampung siswa SMP Terbuka baik melalui optimalisasi daya
                 tampung pada TKB (Reguler dan Mandiri) yang sudah ada, pada TKB yang baru
                 maupun pada SMP Terbuka baru.
              b. Terserapnya anak-anak usia 13-15 tahun tamatan SD/MI dan setara yang karena
                 berbagai kendala sosial ekonomi, geografi, transportasi atau harus bekerja
                 membantu orang tua, untuk melanjutkan pendidikannya di SMP Terbuka, karena
                 mereka tidak dapat mengikuti pendidikan di SMP Reguler.
   3. Hasil yang diharapkan dari kegiatan peningkatan efisiensi dan efektifitas
      penyelenggaraan SMP Terbuka adalah:
              a. Tertatanya penyelenggaraan proses pembelajaran siswa secara mandiri dan
                 kelompok di TKB dengan efisien dan efektif.
              b. Tertatanya penyelenggaraan proses pembelajaran siswa secara tatap muka di
                 Sekolah Induk dengan efisien dan efektif.
              c. Terciptanya peningkatan mutu SMP Terbuka melalui perintisan SMP Terbuka
                 berbasis TIK.




   QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                             7
Belajar Untuk Masa Depanku




                                                        BAB II
                                       KONDISI SMP TERBUKA DEWASA INI



A. Konsep SMP Terbuka.
           Penemuan konsep SMP Terbuka diilhami oleh niat baik pemerintah untuk dapat
           menanggapi aspirasi masyarakat lapis bawah yang disampaikan kepada Pimpinan
           Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan Nasional)
           selama awal masa pelaksanaan REPELITA II (1974/1975). Para orang tua dari berbagai
           tempat dan pedalaman di Indonesia yang memiliki apresiasi tinggi terhadap pendidikan
           sangat mengharapkan agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan setelah tamat
           Sekolah Dasar, meskipun keadaan mereka itu miskin, baik miskin harta maupun miskin
           informasi. Di samping itu masih ada beragam kendala yang mereka hadapi, seperti
           kendala transportasi, kendala letak geografis, kendala sosial ekonomi, atau kendala waktu
           bagi anak-anaknya karena harus bekerja membantu orang tua, sehingga kecil sekali
           kemungkinan untuk dapat mengikuti pelajaran di SMP Reguler.
           Atas persetujuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Ketua Badan Penelitian dan
           Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K) berprakarsa membentuk Tim yang
           diberi tugas untuk mengembangkan inovasi di bidang pelayanan pendidikan yang mampu
           memenuhi aspirasi masyarakat lapis bawah tersebut dan menghasilkan suatu konsep
           pendidikan terbuka sebagai pendidikan alternatif pada tingkat SMP yang secara filosofis
           mapun teoretis dapat dipertanggungjawabkan, namun juga terjamin keterlaksanaannya.
           Tim tersebut beranggotakan para pakar pendidikan jarak jauh, pakar teknologi
           komunikasi, pakar kurikulum dan mata pelajaran yang kita miliki dari berbagai perguruan
           tinggi yang ada pada waktu itu. Melalui pembahasan-pembahasan dan telaah mendalam
           yang dilakukan secara berkesinambungan, ditambah dengan kunjungan kerja untuk
           mempelajari cara penyelenggaraan pendidikan terbuka pada beberapa negara yang sudah
           maju, akhirnya ditemukan suatu konsep SMP Terbuka yang diharapkan dapat memenuhi
           aspirasi masyarakat lapis bawah. Disebut terbuka karena terbuka bagi siapa saja. Oleh
           karena cirinya yang tidak terikat waktu dan tempat dan lebih menitikbertakan pada belajar
           mandiri, maka SMP Terbuka lebih banyak menerapkan pendidikan jarak jauh yang
           memerlukan bantuan tutor atau fasilitator. Tutor pada SMP Terbuka disebut Guru
           Pamong. Disepakati pula oleh Tim, bahwa pelaksanaan SMP Terbuka ini harus melalui
           suatu ujicoba atau perintisan terlebih dulu, dan setelah mantap baru boleh disebarluaskan.
           Perkiraan akan meledaknya tamatan SD Inpres lebih mendorong pemerintah untuk
           menerapkan konsep SMP Terbuka, dengan asumsi pada waktu itu, bahwa SMP yang ada
           tak akan mampu menampung tamatan SD/MI, namun untuk menambah SMP baru,
           kemampuan pemerintah masih sangat terbatas. Nama SMP Terbuka menjadi lebih dikenal
           ketika SD Inpres akan meluluskan siswanya yang pertama pada akhir tahun pelajaran
           1978/1979. SD Inpres adalah SD yang dibangun secara bertahap berdasarkan Intruksi
           Presiden untuk melayani semua anak usia 7 – 12 tahun agar dapat mengikuti Program
           Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun sampai tamat. Pembangunan SD Inpres selama 2
           masa REPELITA telah mampu mengantarkan Indonesia mencapai keberhasilan dalam
           melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun yang dicanangkan pada 2 Mei
           1984.




QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                                  9
Belajar Untuk Masa Depanku




B. Perintisan SMP Terbuka.
     Untuk memantapkan konsep pendidikan alternatif di tingkat SMP tersebut, setelah melalui
     studi kelayakan yang akurat dan dilakukan dengan penuh kesungguhan, terpilihlah 5
     lokasi yang memenuhi syarat untuk menyelenggarakan SMP Terbuka. Kemudian
     dilaksanakan tahap uji-coba atau perintisan SMP Terbuka, yaitu SMP Terbuka Kalianda
     (sebagai daerah perkebunan karet dan kelapa sawit) di Provinsi Lampung, SMP Terbuka
     Plumbon (sebagai daerah industri kerajinan rotan) di Provinsi Jawa Barat, SMP Terbuka
     Adiwerna (sebagai daerah industri kerajinan rumah tangga) di Provinsi Jawa Tengah,
     SMP Terbuka Kalisat (sebagai daerah perkebunan tebu rakyat) di Provinsi Jawa Timur,
     dan SMP Terbuka Terara (sebagai daerah industri kerajinan anyaman) di Provinsi Nusa
     Tenggara Barat. Setelah menamatkan untuk pertama kali, SMP Terbuka dievaluasi oleh
     Tim Independen, dan hasilnya sangat signifikan untuk disebarluaskan.
C. Perkembangan SMP Terbuka.
     Dengan melonjaknya harga minyak (“oil boom”) di pasaran dunia pada saat itu,
     pemerintah mampu membangun Unit Gedung Baru (USB) minimal 1 unit pada setiap
     kecamatan. Oleh karena itu, meskipun SMP Terbuka sudah layak disebarluaskan, namun
     untuk sementara berlaku status-quo. Baru pada tahun 1989, ketika mulai dirintis Wajib
     Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, pemerintah mencari berbagai pola untuk
     melaksanakannya. Salah satu di antara pola yang akan menjadi andalan adalah pola SMP
     Terbuka tersebut. Untuk itu pada tahun 1989 dilaksanakan studi yang cukup baik dan
     menghasilkan terpilinhya 54 lokasi untuk menyelenggarakan SMP Terbuka baru, sehingga
     jumlah SMP Terbuka menjadi 59 buah.
     Keinginan yang demikian besar untuk keberhasilan pelaksanaan Program Wajib Belajar
     Pendidikan Dasar Sembilan Tahun mendorong pemerintah untuk melipatgandakan jumlah
     SMP Terbuka. Sampai tahun 1998/1999 jumlah SMP Terbuka sudah mencapai 3.645
     lokasi.Tenaga pelaksana studi yang berkualitas untuk melakukan studi dalam jumlah yang
     sangat besar ketika itu tidak terpenuhi. Oleh karena itu beberapa hasil studinya kurang
     akurat. Akibatnya banyak SMP Terbuka yang kemudian mengalami kesulitan untuk dapat
     berkembang.
D. Kondisi SMP Terbuka dewasa ini.
     Sebagaimana diketahui, SMP Terbuka adalah sekolah lanjutan tingkat pertama yang
     dirancang khusus untuk melayani para siswa usia 13–15 tahun yang tidak dapat mengikuti
     pelajaran secara biasa pada SMP Reguler setempat, karena alasan keadaan sosial ekonomi,
     transportasi, kondisi geografis atau kendala waktu untuk membantu orang tua bekerja.
     Berbagai ragam kendala tersebut merupakan fenomena dan gambaran secara nyata dari
     kebanyakan siswa SMP Terbuka yang sebenarnya tetap berkeinginan untuk belajar hingga
     meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu pola dalam pelaksanaan
     Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, SMP Terbuka telah berjasa dalam memberikan
     pelayanan pendidikan bagi para siswa usia 13–15 tahun yang memiliki karakteristik
     khusus tersebut. Karakteristik dimaksud antara lain adalah rendahnya status ekonomi
     orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat tinggal siswa, baik secara sosial
     maupun geografis yang sulit untuk dijangkau oleh pelayanan pendidikan, baik melalui
     SMP Reguler maupun jenis pendidikan lainnya yang setingkat. Di samping miskin harta,
     mereka pada umumnya juga miskin informasi. Akibat dari krisis ekonomi yang melanda
     tanah air kita sejak pertengahan tahun 1997 sangat terasa dengan semakin meningkatnya
     angka putus sekolah (DO) yang dialami oleh siswa-siswa SMP Terbuka. Ketika diadakan


10                                                              Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




pendataan ulang terhadap keberadaan SMP Terbuka pada akhir tahun 2000 ternyata,
bahwa SMP Terbuka yang pada tahun pelajaran 1998/1999 berjumlah 3.645 cenderung
menurun. SMP Terbuka yang beroperasi pada tahun pelajaran 1999/2000 berjumlah 3.483
sekolah. Pendataan ulang yang dilakukan pada tahun pelajaran berikutnya, yaitu
2000/2001 jumlah SMP Terbuka turun lagi menjadi 3.132 sekolah. Ketika dilakukan
reevaluasi pada tahun pelajaran 2001/2002 jumlahnya menurun lagi menjadi 2.870
sekolah, tahun pelajaran 2006/2007 menjadi 2.589 sekolah dan saat ini (akhir tahun
pelajaran 2007/2008) tinggal 2.576 sekolah. Jumlah ini pun di beberapa tempat masih
memprihatinkan, baik dilihat dari jumlah siswanya, maupun dari kualitasnya. Padahal
SMP Terbuka merupakan andalan dalam menampung anak-anak usia 13–15 tahun yang
tidak dapat mengikuti pelajaran di SMP Reguler. Apabila hal ini dibiarkan, maka
pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun akan terhambat dan fungsi negara
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan terganggu.
Memperhatikan keprihatinan tersebut mulai tahun 2001 ada sekelompok anggota
masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang sangat peduli dan mendirikan
TKB Mandiri sebagai bagian dari SMP Terbuka dan mengelolanya secara mandiri. Guru
Pamong yang melayani siswa di TKB Mandiri pada umumnya bekerja secara sukarela,
namun kepada mereka diberikan santunan ala kadarnya oleh LSM yang mengangkatnya.
Sarana belajar siswa di TKB Mandiri terutama modul tetap disediakan oleh pihak
Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini oleh Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama.
Di samping itu Angka Melanjutkan (“Tansition Rate”) tamatan SMP Terbuka ke jenjang
pendidikan menengah, baik ke Sekolah Menengah Umum (SMU) maupun ke Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) rata-rata hanya sekitar 7 %. Untuk menanggapi keadaan itu
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2001 mulai merintis
Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka. Pada tahun-
tahun berikutnya program ini diperluas secara bertahap dan diharapkan pada akhirnya
setiap SMP Terbuka direncanakan untuk dapat melaksanakan Program Pendidikan
Keterampilan.
Untuk meningkatkan mutu SMP Terbuka akan dilakukan berbagai usaha, baik berkaitan
dengan kurikulum, tenaga, sarana, maupun proses pembelajarannya. Sedangkan untuk
peningkatan akses akan dilakukan pendataan dan pemetaan serta studi kelayakan yang
akurat, sehingga hasilnya dapat menopang kebijakan yang akan ditetapkan. Itulah
sebabnya dalam melaksanakan program peningkatan mutu, peningkatan akses dan
peningkatan efisiensi serta efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka perlu dilakukan
melalui berbagai usaha terobosan baru.
Kondisi SMP Terbuka dewasa ini antara lain sebagai berikut:
1. Jumlah sekolah sebanyak 2.270 buah yang melayani 261.731 siswa, terdiri atas kelas
   VII, VIII dan IX yang belajar di 8.588 TKB.
2. Jumlah Guru Pamong per TKB semula rata-rata adalah 1 orang. Dalam rangka
   peningkatan mutu pembelajaran, secara bertahap mulai tahun 2004 telah ditambah
   menjadi 3 orang Guru Pamong yang merupakan guru Rumpun Mata Pelajaran pada
   setiap TKB. Jumlah Guru Pamong sekarang ada 21.679 orang.
3. Jumlah Guru Bina sebanyak 28.208 orang untuk melayani 12 mata pelajaran. Jadi rata-
   rata jumlah Guru Bina per sekolah = 12 orang. Hal ini sebenarnya merupakan rasio



QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                  11
Belajar Untuk Masa Depanku




        yang memadai. Oleh karena itu kalau mutu tamatan SMP Terbuka rendah, tentunya
        ada berbagai sebab. Mungkin disebabkan oleh lemahnya kinerja guru, oleh motivasi
        belajar siswa yang kurang, atau sebab-sebab lainnya.
     4. Rasio Guru Bina dengan Siswa = 1:10. Rasio ini sebenarnya sangat ideal bila Guru
        Bina mempunyai komitmen yang kuat untuk membina anak-anak.
     5. Dari segi kemampuan akademik memang pada umumnya siswa SMP Terbuka berada
        di bawah prestasi SMP Reguler. Hal ini dapat difahami karena rata-rata masukan
        siswa SMP Terbuka pada umumnya memang lebih rendah dari pada siswa SMP
        Reguler.
     6. Pembinaan SMP Terbuka kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait.
        Jadi di lapangan terkesan adanya semacam kontradiksi, yaitu di satu pihak dituntut
        mutu, tetapi di lain pihak ada kekurang pedulian atas tugas pembinaan.
     7. Pengelola SMP Terbuka dirangkap oleh Kepala SMP Induk. Disadari atau tidak
        disadari pada umumnya Kepala Sekolah cenderung lebih memperhatikan Sekolah
        Induknya. Sedangkan pengelolaan SMP Terbuka diserahkan sepenuhnya kepada
        wakilnya.
     Data kuantitatif SMP Terbuka pada saat ini (akhir tahun pelajaran 2008/2009) yang perlu
     mendapat perhatian dengan sungguh-sungguh dalam kegiatan pembinaan adalah sebagai
     berikut:




         *) Termasuk TKB Mandiri



12                                                              Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




Diagram berikut menunjukkan prediksi jumlah anak-anak usia 13 – 15 tahun pada tahun
2009 sebanyak 12.707.080 orang, jumlah yang tertampung sebanyak 12.511.576 dan
yang tidak tertampung sebanyak 185.504 orang. Yang menjadi unsur utama dalam
perhitungan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK). Hal ini menggambarkan peran
peningkatan akses SMP Terbuka ke depan dalam menampung sebagian kecil dari jumlah
sisa tersebut.


                                                 TERTAMPUNG
                                                   12.511.576

     ANAK USIA 13-15 TH
      12.707.080 ORANG
                                                                    RENCANA DI
                                                                   REGULER DAN
                                                                     POLA LAIN
                                                     TAK
                                                 TERTAMPUNG
                                                    185.504

                                                                         DI SMP
                                                                        TERBUKA
                                                                         + 20%


                                                   + 37.000



Untuk melaksanakan pembinaan SMP Terbuka kita sudah harus mulai lebih berpikir
secara sistem, yaitu sistem yang komprehensif dan menyeluruh, tidak secara parsial.
Sebagai contoh, bila kita merencanakan untuk menyelenggarakan pelatihan, maka sejak
awal kita harus mempertimbangkan, bahwa keberhasilannya ditentukan oleh berbagai
komponen sejak pengembangan konsep pelatihan secara sistem, strategi pelatihan,
pendekatan pelatihan dan cara mengevaluasinya. Oleh karena itu perlu ada Tim Pemikir
yang menyiapkannya. Sehingga pada setiap perencanaan pelatihan harus dimulai dengan
pengembangan program. Demikian pula untuk kegiatan-kegiatan yang lain, hendaknya
selalu dimulai dengan pengembangan program.




QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                 13
Belajar Untuk Masa Depanku




                                                        BAB III
              PENYELARASAN KEGIATAN PEMBINAAN SMP TERBUKA
DENGAN TIGA PILAR KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMP



A. Perlunya Peningkatan Mutu SMP Terbuka.
           Berdasarkan kondisi SMP Terbuka sebagaimana diuraikan di atas, maka kegiatan
           pembinaan SMP Terbuka merupakan upaya yang mutlak sangat diperlukan untuk
           direncanakan dengan matang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Apalagi bila
           diingat, bahwa SMP Terbuka merupakan salah satu andalan dalam Gerakan Nasional
           Percepatan Penuntasan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, maka keberlangsungan-
           nya harus tetap dijaga dengan sungguh-sungguh dan dikelola secara profesional, efektif
           dan efisien. Untuk menjaga keberlangsungan SMP Terbuka baik SMP Terbuka lama yang
           masih beroperasi maupun SMP Terbuka baru yang akan dikembangkan secara bertahap
           pada tahun-tahun mendatang harus dilakukan pembinaan yang intensif.
           Pembinaan SMP Terbuka harus komprehensif, mencakup berbagai komponen yang
           berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu:
           1. Pembinaan pada diri siswa, khususnya kemampuan untuk belajar mandiri, bimbingan
              belajar, bimbingan karir, bimbingan pribadi, dan bimbingan sosial.
           2. Pembinaan di bidang tenaga kependidikan, yaitu kemauan dan kemampuan tenaga
              kependidikan untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya khususnya
              untuk Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina dan Guru Pamong.
           3. Pembinaan di bidang manajerial, khususnya manajemen berbasis sekolah dan
              manajemen kelas serta manajemen pembelajaran di TKB.
           4. Pembinaan dalam pengelolaan proses belajar mengajar melalui kegiatan
              monitoring dan evaluasi serta supervisi, baik supervisi akademik maupun klinis.
           5. Pembinaan kelengkapan sumber belajar, khususnya modul pembelajaran, sehingga
              secara terencana dapat mencapai rasio siswa : modul = 1 : 1.
           6. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga pendekatan “Contextual
              Teaching and Learning” (CTL) dapat diterapkan dengan baik.
           7. Pemberian program pendidikan keterampilan sebagai bagian dari pendidikan
              kecakapan hidup, dengan harapan agar tamatan SMP Terbuka memiliki keterampilan
              pra-vokasional yang bermanfaat bagi kehidupannya di kelak kemudian hari.
           8. Intensifikasi sistem penilaian dan lomba kemampuan, sehingga dapat merangsang
              kemauan belajar keras siswa, misalnya melalui lomba motivasi belajar mandiri
              (LOMOJARI), baik LOMOJARI bidang Akademik maupun LOMOJARI bidang
              Keterampilan.
           9. Pemetaan mutu pendidikan melalui pengukuran, mencakup Pengukuran kemampuan
              tenaga kependidikan, dan pengukuran daya serap siswa yang dapat digunakan untuk
              merencanakan program pembinaan.




QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                             15
Belajar Untuk Masa Depanku




B. Perlunya Peningkatan Akses SMP Terbuka.
     Pengalaman dalam merencanakan penyebarluasan SMP Terbuka selama satu dekade
     terakhir telah memberi pelajaran kepada kita, bahwa SMP Terbuka akan lebih mapan
     (“exist”) dalam perjalanannya bila penentuan lokasinya didasarkan atas hasil studi
     kelayakan yang akurat. Oleh karena itu program peningkatan akses SMP Terbuka bagi
     258.000 tamatan SD/MI dan setara, yang akan dilaksanakan selama 5 tahun dari tahun
     2004 sampai dengan tahun 2009 harus dimulai dengan studi kelayakan yang benar dan
     akurat yang didukung oleh data dan informasi dari sumber primer. Itulah sebabnya untuk
     menunjang kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan pendataan dan pemetaan
     pendidikan secara akurat melalui studi yang berkualitas.
     Pengalaman melaksanakan studi di masa lampau yang kurang akurat telah mengakibatkan
     kondisi tenaga dan sarana yang dipersyaratkan banyak yang berada di bawah ketentuan.
     Bila dilihat dari segi mutu hal ini berdampak kurang baik.
     Prasyarat yang sering kurang diperhatikan antara lain adalah:
     1. Tamatan SD/MI dan yang setara, adalah tamatan yang berminat melanjutkan, tetapi
        karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan melalui SMP Reguler.
     2. Calon Sekolah Induk memiliki guru-guru mata pelajaran yang tugas mengajarnya
        belum mencapai optimal 24 jam per-minggu.
     3. Calon Sekolah Induk masih memiliki ruang belajar yang dapat digunakan untuk
        kegiatan tatap muka dan memiliki fasilitas penunjang yang memadai, yaitu
        laboratorium, perpustakaan, dan lapangan olah raga, dan diutamakan yang memiliki
        penerangan listrik
     4. Calon siswa yang didata dalam pemetaan masih berada di daerah jangkauan atau
        “catchment area”.
     5. Orang tua calon siswa atau masyarakat setempat mendukung keberadaan SMP
        Terbuka
     Beberapa kekeliruan yang kita lakukan telah terjadi dan merupakan pelajaran yang sangat
     berharga. Yang lebih penting bagi kita ke depan adalah bagaimana kita menyebar-
     luaskan SMP Terbuka dengan cara yang lebih baik.
     Kegiatan peningkatan akses SMP Terbuka antara lain mencakup :
     1. Melakukan pendataan dan pemetaan kembali SMP Terbuka yang sudah ada, guna
        mengoptimalkan fungsi pelayanan, sehingga jumlah daya tampung siswa dapat
        berkembang.
     2. Melakukan pendataan dan pemetaan pendidikan dasar per kabupaten / kota dengan
        pendekatan daerah jangkauan, untuk memberikan masukan kemungkinan pembukaan
        SMP Terbuka yang baru.
     3. Melakukan penilaian terhadap kelembagaan SMP Terbuka agar dapat menjadi
        lembaga yang mandiri sebagai salah satu lembaga pendidikan jarak jauh, dalam
        kaitannya dengan upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan SMP
        Terbuka.




16                                                              Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




   4. Penulisan dan pendistribusian modul baru untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
      Non Islam yang terdiri atas: Agama Kriten, Agama Katholik, Agama Hindu, dan
      Agama Budha.
   5. Pengembangan radio komunikasi dua arah (RKDA) dalam mengatasi keterbatasan
      kemampuan Guru Bina untuk berkunjung ke TKB dan sebaliknya kesulitan siswa
      untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk.
   6. Pengembangan jaringan pembinaan di tingkat kabupaten / kota yaitu terbentuknya Tim
      Teknis yang menguasai sistem pembinaan SMP, khususnya SMP Terbuka.


C. Perlunya Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Penyelenggaraan SMP Terbuka.
   Beberapa masalah yang menyebabkan timbulnya inefisiensi dan kurang efektifnya
   penyelenggaraan SMP Terbuka dan perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh
   antara lain adalah:
   1. Jabatan rangkap Kepala SMP Terbuka.
              Tanpa mengurangi apresiasi kepada beberapa orang Kepala SMP Terbuka yang
              memberikan perhatian penuh baik terhadap SMP Negeri (Sekolah Induk) maupun
              SMP Terbuka, jabatan rangkap Kepala SMP Negeri (Sekolah Induk) dan Kepala SMP
              Terbuka pada umumnya mendorong yang bersangkutan cenderung untuk lebih
              mengutamakan perhatiannya kepada SMP Negeri (Sekolah Induk). SMP Terbuka
              dianggap sebagai sambilan, bahkan ada yang menganggapnya sebagai beban. Oleh
              karena itu pengelolaan SMP Terbuka menjadi terabaikan. Memang kegiatan sehari-
              hari SMP Terbuka diserahkan kepada Wakil Kepala SMP Terbuka. Namun secara
              umum pengelolaan SMP Terbuka kurang optimal karena jabatan rangkap tersebut.
   2. Jumlah modul yang kurang memadai.
              Modul pembelajaran siswa merupakan sumber belajar utama bagi siswa-siswa SMP
              Terbuka. Meskipun ratio antara modul berbanding siswa pada saat ini telah meningkat
              dari 1:10 menjadi 1:6, namun sebenarnya distribusi modul demikian masih sangat
              kurang memadai. Untuk mengatasi masalah pendistribusian modul pembelajaran siswa
              yang masih jauh dari rasio 1:1 ke masing-masing SMP Terbuka, di lapangan banyak
              terjadi berbagai macam modifikasi cara pembelajaran siswa yang menjadi berbeda
              dari konsep awal cara pembelajaran SMP Terbuka. Salah satu upaya Direktorat
              Pembinaan SMP untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengirimkan Modul
              untuk semua mata pelajaran kepada seluruh SMP Terbuka dalam bentuk Compact
              Disk (CD). Masing-masing CD berisi kumpulan modul untuk satu mata pelajaran
              selama 1 semester. Jadi untuk masing-masing kelas tersedia 2 keping CD per mata
              pelajaran, sehingga semuanya berjumlah 66 keping CD.
   3. Pelaksanaan TKB di Sekolah Induk.
              Keinginan siswa dan orangtua siswa yang menghendaki anak-anaknya belajar di
              Sekolah Induk merupakan kecenderungan saat ini bagi Kepala SMP Terbuka untuk
              menunjuk TKB di Sekolah Induk dan bukan di lokasi yang terdekat dengan tempat
              tinggal siswa.




   QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                          17
Belajar Untuk Masa Depanku




     4. Pembelajaran mandiri dan kelompok di TKB dan pembelajaran tatap muka.
        Pada hampir semua TKB yang berada di Sekolah Induk, cara pembelajaran siswa
        cenderung menjadi kegiatan tatap muka sebagaimana layaknya bagi siswa SMP
        Reguler. Hal ini perlu ditinjau kembali karena di lapangan telah terjadi perbedaan
        yang mendasar bila dibandingkan dengan konsep semula.
     5. Hubungan TKB Mandiri dengan Sekolah Induk.
        TKB Mandiri yang penyelenggaraannya dikelola oleh lembaga swadaya masyarakat
        (LSM) merupakan bagian dari SMP Terbuka. Oleh karena pada umumnya lokasi TKB
        Mandiri lebih jauh dari pada TKB biasa, maka hubungannya dengan Sekolah Induk
        perlu lebih diintensifkan agar para siswanya dapat merasakan, bahwa mereka juga
        bagian dari siswa SMP Negeri yang menjadi sekolah induknya.
        Kegiatan peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka
        antara lain mencakup:
        1. Pemutakhiran data calon peserta UAS/UN dan yang melanjutkan.
        2. Pengembangan Kelembagaan SMP Terbuka.
        3. Peningkatan manajemen pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk.
        4. Peningkatan manajemen pembelajaran mandiri dan kelompok di TKB
        5. Peningkatan frekuensi supervisi oleh Guru Bina.
        6. Pemantapan koordinasi TKB Mandiri dengan Sekolah Induk.
        7. Pemberdayaan Tim Teknis SMP Terbuka di Pusat, Provinsi dan Kabupaten / Kota
        8. Revitalisasi dan reorientasi SMP Terbuka
        9. Pemberian tambahan dana bantuan operasional SMP Terbuka dengan mekanisme
           bantuan operasional sekolah (BOS) yang disalurkan melalui Tim Manajemen BOS
           Tingkat Provinsi.




18                                                            Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                                        BAB IV
                           MEKANISME PEMBINAAN SMP TERBUKA

A. Struktur Organisasi Pembinaan SMP Terbuka.

                           Dirjen Mandikdasmen



                          Direktur Pembinaan SMP
                          dibantu oleh Penanggung-
                          jawab Kegiatan Pengem-
                            bangan SMP Terbuka.




                               Satgas Pembinaan                                      Dinas
                                 SMP Terbuka
                                                               Satgas
                                                              Provinsi              Provinsi
                                     Pusat




                    Satgas I                   Satgas II
               Peningkatan Mutu               Peningkatan     Satgas                Dinas
                 dan Efisiensi                  Akses        Kab/Kota              Kab/Kota




                                                              Sekolah

B. Tugas dan tanggungjawab.
           1. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
              Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah bertugas memberikan
              arahan tentang kebijakan strategis bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

           2. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
              Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama bertugas memberikan arahan tentang
              kebijakan Sekolah Menengah Pertama. Pelaksanaan operasionalnya dibantu oleh
              Penanggungjawab Kegiatan Pengembangan SMP Terbuka dan Pendidikan Alternatif.

           3. Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Pusat.
              Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Pusat terdiri atas Satuan Tugas I
              (Peningkatan Mutu dan Efisiensi) dan Satuan Tugas II (Peningkatan Akses).




QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                          19
Belajar Untuk Masa Depanku




        a. Satuan Tugas I (Peningkatan Mutu dan Efisiensi) bertugas untuk merencanakan,
           mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan semua
           kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan untuk mengupayakan peningkatan mutu
           SMP Terbuka, mencakup :
           1) Peningkatan mutu SMP Terbuka melalui peningkatan kompetensi tenaga
              kependidikan dan proses belajar mengajar.
           2) Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka.
           3) Peningkatan apresiasi terhadap bidang ketrampilan yang mampu menunjang
              kehidupan para siswa SMP Terbuka setelah tamat.
        b. Satuan Tugas II (Peningkatan Akses) bertugas untuk merencanakan,
           mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasi-kan
           semua kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan untuk mengupayakan peningkatan
           akses SMP Terbuka, mencakup:
           1) Penambahan daya tampung SMP Terbuka, baik pada SMP Terbuka yang sudah
              ada maupun dengan mendirikan SMP Terbuka baru.
           2) Pengembangan SMP Terbuka berbasis TIK yang dapat dijadikan sebagai
              rujukan dalam pembinaan.
        Anggota Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Pusat minimal mencakup
        wakil-wakil dari unit kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
        Menengah, Balitbang Diknas, Pustekkom, Biro Humor, LPTK, P3G, Instruktur, dan
        BPS.

     4. Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Daerah.
        1) Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Provinsi bertugas :
           a) Mengkoordinasikan kegiatan peningkatan mutu dan peningkatan akses baik
               dengan Satuan Tugas Pusat maupun Satuan Tugas Kabupaten/Kota
           b) Mengikuti dan melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Satuan Tugas Pusat
        2) Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Kabupaten/Kota bertugas :
           a) Membantu pelaksanaan peningkatan mutu dan efisiensi SMP Terbuka
           b) Membantu pelaksanaan peningkatan akses SMP Terbuka
        Anggota Satuan Tugas Tingkat Daerah minimal mencakup wakil-wakil dari unsur
        Sekretaris Daerah dan Sub Dinas yang menangani SMP, Seksi Kurikulum, Pengawas,
        LPMP, Sanggar/Balai Tekkom.

     5. Tugas dan tanggung jawab Daerah.
        Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, selain dibentuk Satuan Tugas Daerah
        yang memiliki hubungan operasional dengan Satuan Tugas Pusat, tentu saja Daerah
        juga memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan Peningkatan Mutu dan
        Peningkatan Akses SMP Terbuka.
        Untuk mengkondisikan agar di tingkat provinsi dan kabupaten / kota memiliki
        sumber daya manusia (SDM) yang memadai, secara bertahap Pusat akan menyeleng-
        garakan pelatihan dan workshop bagi tenaga yang berpengalaman atau berlatar
        belakang kependidikan. Tenaga tersebut antara lain adalah tenaga-tenaga potensial
        yang ada di Sub Dinas Pendidikan yang selama ini menangani SMP, Pengawas yang
        selama ini menunjukkan kemampuan dan aktivitasnya sebagai pengawas, dan
        beberapa Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka, serta Guru Bina yang ketika mengikuti
        pelatihan/workshop mendapat prestasi yang baik.



20                                                            Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




           Berdasarkan Undang-Undang RI No, 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
           maka penyelenggaraan SMP, termasuk SMP Terbuka sepenuhnya menjasdi tanggung
           jawab Pemerintah Daerah. Meskipun demikian, karena SMP Terbuka yang proses
           pembelajarannya lebih menitikberatkan pada sistem belajar jarak jauh, berdasarkan
           Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
           Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan Peraturan Pemerintah tentang
           Pendidikan Jarak Jauh, maka masih ada kewenangan Pemerintah Pusat untu turut
           berperanserta memberikan bantuan terhadap penyelenggaraan SMP Terbuka di
           Daerah. Dengan demikian, dalam era otonomi Daerah, peran Dinas Pendidikan
           Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk hal ini tetap sangat besar
           artinya.

6. Tugas Dinas Pendidikan Provinsi dan Satuan Tugasnya dalam Pembinaan SMP
   Terbuka.

           #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka#
           Beberapa tugas pembinaan yang mencakup kegiatan peningkatan mutu dan efisiensi
           SMP Terbuka yang perlu dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi sebagai wakil
           Pemerintah Pusat (Depdiknas) terhadap kegiatan yang dilaksanakan melalui alur
           dekonsentrasi adalah sebagai berikut:
           a. Melakukan koordinasi dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dengan Dinas
              Pendidikan Kabupaten / Kota.
           b. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan SMP Terbuka, apakah sesuai
              dengan ketentuan yang berlaku.
           c. Mengidentifikasi data dan informasi tentang daerah tertentu yang tamatan SD/MI
              dan yang setara banyak yang tidak melanjutkan, karena kondisi sosial ekonomi,
              geografis, transportasi dan budaya (Angka Transisi rendah, Angka Putus Sekolah
              (DO) SMP tinggi, Angka Partisipasi Kasar (APK) masih rendah dan berada di
              bawah rata-rata APK Provinsi), dan menyampaikan data dan informasi tersebut
              kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
           d. Membuat klasifikasi SMP Terbuka yang saat ini beroperasi di provinsi menjadi 4
              kelompok, yaitu SMP Terbuka yang:
                 1) Jumlah siswanya 120 anak atau lebih dan memiliki kecenderungan untuk
                      berkembang.
                 2) Jumlah siswanya 120 anak atau lebih, tetapi tak memiliki prospek untuk
                      berkembang atau statis, mengingat semua calon siswa sudah dapat
                      tertampung di sekolah yang ada termasuk di SMP Terbuka.
                 3) Jumlah siswanya kurang dari 120 anak, namun masih memiliki prospek
                      untuk berkembang terus atau minimal masih dapat bertahan seperti yang
                      ada saat ini.
                 4) Jumlah siswanya kurang dari 120 anak dan tak memiliki harapan untuk
                      dapat berkembang lagi.
           e. Menyampaikan laporan tentang SMP Terbuka yang sudah tidak dapat
              dipertahankan lagi karena calon siswanya sudah tidak ada lagi (semua anak usia
              SMP sudah tertampung seluruhnya)
           f. Melakukan sosialisasi SMP Terbuka bersama-sama dengan Dinas Pendidikan
              Kabupaten/Kota kepada para Kepala Sekolah dan Komite Sekolah pada SMP
              Terbuka, agar Kepala Sekolah dan Komite Sekolah tersebut melakukan sosialisasi



QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                        21
Belajar Untuk Masa Depanku




             ke SD/MI khususnya dengan anak kelas VI yang ingin melanjutkan, tetapi
             menghadapi kendala seperti masalah biaya, masalah waktu, serta masalah domisili
             yang jaraknya sangat jauh untuk ke sekolah yang ada.
        g.   Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
             penyelenggaraan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (LOMOJARI) serta pembinaan
             kualitasnya, sehingga pemenang LOMOJARI mampu bertanding di tingkat
             Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi mapun tingkat Nasional.
        h.   Memberikan informasi tentang SMP Terbuka yang pantas untuk dicalonkan
             menjadi rintisan SMP Terbuka berbasis TIK Tingkat Provinsi dan Tingkat
             Kabupaten / Kota dilengkapi dengan alasan-alasannya.
        i.   Memberikan perhatian dan kepedulian terhadap Pengelola SMP Terbuka (Kepala
             Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina dan Guru Pamong) yang berprestasi ,
             baik untuk kesejahteraannya maupun pengembangan karirnya.
        j.   Melakukan peningkatan kualitas TKB baik dilihat dari tenaga maupun sarana dan
             fasilitasnya, sehingga masyarakat memiliki kepercayaaan terhadap eksistensi SMP
             Terbuka.
        k.   Melakukan identifikasi SMP Terbuka dilihat dari aspek kualifikasi dan jumlah
             tenaga, kelengkapan sarana, maupun tingkat pengelolaannya untuk merencanakan
             pembinaan.
        l.   Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota memberikan
             penyuluhan cara membuat proposal yang baik yang akan diajukan sebagai
             persyaratan untuk memperoleh dana “block-grant” untuk Program Pendidikan
             Keterampilan, Program Olah Raga, Program Kesenian dan Program Pengadaan
             Ruang Media beserta isinya.
        m.   Memberikan motivasi kepada siswa SMP Terbuka untuk lebih giat berolahraga,
             sehingga mampu dan terpilih untuk mengikuti PORSENI yang mungkin akan
             diselenggarakan, baik di tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi maupun tingkat
             Nasional.
        n.   Mengusahakan sedapat mungkin tersedianya dana pembinaan SMP Terbuka
             melalui APBD atau Dana Alokasi Umum (DAU).
        o.   Memanfaatkan Sanggar atau Balai Tekkom untuk memfasilitasi bidang media
             pendidikan pada SMP Terbuka.
        p.   Melakukan pendataan dan pemetaan SMP Terbuka secara bertahap
        q.   Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan supervisi
             atas pelaksanaan Program Beasiswa dan penggunaan dana “Block grant” untuk
             biaya operasional penyelenggaraan SMP Terbuka yang sekarang diganti dengan
             mekanisme       bantuan operasional sekolah (BOS) yang disalurkan melalui
             Manajemen BOS Provinsi, untuk Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa.
        r.   Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan tupoksinya.

        #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Akses SMP Terbuka#
        a. Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota melakukan identifikasi
           daerah-daerah yang dapat dikembangkan SMP Terbuka, sepanjang dengan pola
           reguler atau pola yang lain tidak mampu menampung tamatan SD/MI dan setara
           yang ada.
        b. Bersama-sama dengan Petugas Pusat dan Petugas Kabupaten / Kota melakukan
           pendataan dan pemetaan Pendidikan Dasar guna menunjang peningkatan akses
           SMP Terbuka.



22                                                               Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




7. Tugas Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota dan Satuan Tugasnya dalam pembinaan
   SMP Terbuka.

           #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka#
           a. Melakukan supervisi terhadap penyelenggaraan SMP Terbuka, supervisi kegiatan
              tatap muka dan kegiatan belajar mandiri di TKB.
           b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dana bantuan “block-grant” program
              pendidikan keterampilan, pemanfaatan dana beasiswa, dan dana bantuan “block-
              grant” tambahan biaya operasional penyelenggaraan SMP Terbuka (termasuk
              TKB Mandiri) yang disalurkan dengan mekansime BOS.
           c. Melakukan pembinaan secara teratur, kunjungan ke TKB untuk memotivasi siswa
              baik dalam belajar di TKB maupun Tatap Muka.
           d. Mengusahakan penyediaan dana melalui RAPBD, khususnya untuk menambah
              BOS bagi SMP Terbuka yang jumlah siswanya < 100 orang, dan tambahan dana
              kesejahteraan tenaga kependidikannya.
           e. Memperbaiki kondisi TKB, sehingga anak menjadi betah atau kerasan untuk
              belajar.
           f. Menyediakan tenaga dan fasilitas sesuai dengan kondisi daerah sehingga secara
              bertahap keberadaan / eksistensi SMP Terbuka diakui dan dihargai.
           g. Membantu Dinas Pendidikan Provinsi dan Pusat dalam pembinaan SMP Terbuka.
           h. Membimbing sekolah dalam pembuatan proposal yang baik untuk keperluan
              permohonan dana bantuan “block-grant”.
           i. Memberikan informasi secara berkala tentang perkembangan SMP Terbuka yang
              bermanfaat untuk pembinaan.
           j. Tugas lain sesuai dengan tupoksinya.

           #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Akses SMP Terbuka #
           a. Mengidentifikasi kecamatan yang masih banyak tamatan SD/MI dan setara yang
              tidak melanjutkan.
           b. Menyajikan data anak usia SD dan usia SMP, jumlah siswa SD/MI dan siswa SMP
              per kecamatan menurut tingkat kelas dan jenis kelamin.
           c. Menyajikan data penduduk usia tunggal, untuk memprediksi perkembangannya ke
              depan melalui proyeksi.
           d. Memberikan data dan informasi tentang SMP Terbuka yang dapat dijadikan
              sebagai sekolah model.
           e. Memberikan informasi tentang sekolah yang cocok untuk memperoleh bantuan
              peralatan khusus, tenaga dan sarana sesuai dengan karakteristik SMP Terbuka
              yang bersangkutan.
           f. Membantu keterlaksaan program penyebarluasan SMP Terbuka, baik yang
              dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi maupun oleh Pusat.
           Dalam rangka peningkatan mutu dan peningkatan akses SMP Terbuka, Dinas
           Pendidikan Kabupaten / Kota adalah sebagai ujung tombaknya. Oleh karena itu
           kepedulian terhadap tugas pokok sebagai pelayan pendidikan memiliki peran yang
           sangat penting. Tanpa ada rasa kepedulian tersebut mustahil akan timbul kemauan
           untuk membina SMP Terbuka, karena pelaksanaan tugas-tugas ini lebih menuntut
           adanya keikhlasan pengabdian dari pada untuk kepentingan yang lain.




QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                        23
Belajar Untuk Masa Depanku




                      SKEMA PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI
                          SERTA PENINGKATAN AKSES SMP TERBUKA


                                               PROGRAM




                    PENINGKATAN                              PENINGKATAN
                  MUTU DAN EFISIENSI                            AKSES



                 1.   Tenaga                               1. Peningkatan Daya
                 2.   Sarana Prasarana                        Tampung SMP
                 3.   Siswa                                   Terbuka yang ada
                 4.   Manajemen                            2. Pembukaan SMP
                 5.   Proses Pembelajaran di                  Terbuka Baru
                      TKB dan melalui Tatap                3. Pengembangan
                      Muka                                    kelembagaan



     8. Tugas Sekolah dalam pembinaan SMP Terbuka.
        # Tugas dalam kegiatan Peningkatan Mutu SMP Terbuka #
        a. Menyusun program peningkatan mutu yang diperlukan oleh sekolah, antara lain:
           mempersiapkan siswa untuk mengiktui secara intensif pembelajaran mandiri dan
           kelompok di TKB dan pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk, untuk
           mengikuti berbagai jenis lomba, untuk mengikuti ulangan umum, untuk mengikuti
           ujian akhir, termasuk ujian akhir sekolah (UAS) dan ujian nasional (UN).
        b. Melaksanakan program peningkatan mutu.
        c. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan program peningktan mutu
           kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dengan tembusan
           kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan Dinas Pendidikan
           Provinsi.
        d. Mengikutsertakan tenaga kependidikan dalam berbagai pelatihan yang dise-
           lenggarakan, baik di tingkat Kabupaten / Kota, di Provinsi maupun di Pusat.
        e. Menyusun dan menyampaikan laporan hasil ujian akhir kepada kepada Kepala
           Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dengan tembusan kepada Direktorat
           Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan Dinas Pendidikan Provinsi.
        f. Melakukan supervisi ke semua TKB, termasuk TKB Mandiri.
        g. Menyelenggarakan LOMOJARI antar TKB.
        h. Mengikutsertakan siswa dalam LOMOJARI tingkat kabupaten / kota.
        i. Menyusun proposal untuk memperoleh dana bantuan “Block-grant” Program
           Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka.
        j. Memanfaatkan dan merealisasikan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa
           SMP Terbuka sesuai dengan proposal yang diajukan.



24                                                           Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




              k. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan serta pertanggungjawaban
                 keuangan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka kepada
                 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dan tembusan kepada
                 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan kepada Dinas Pendidikan
                 Provinsi.

              #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas SMP Terbuka #
              a. Mengelola kegiatan administratif, yang mencakup antara lain: menerima siswa
                 baru, memberi nomor induk dan memasukkannya ke dalam Buku Induk Siswa
                 (termasuk siswa pada TKB Mandiri), menyampaikan data pada awal tahun
                 pelajaran yang berkaitan dengan jumlah siswa kelas VII, VIII dan IX per TKB dan
                 rekapitulasinya, jumlah tenaga kependidikan dan informasi penting lainnya seperti
                 jumlah siswa yang melanjutkan dan nama-nama alumni yang sukses kepada
                 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat dan tembusan kepada
                 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan kepada Dinas Pendidikan
                 Provinsi.
              b. Mengelola kegiatan akademik, yang mencakup antara lain: menyusun pembagian
                 tugas Guru Pamong dan jadwal kegiatan di TKB, pembagian tugas Guru Bina dan
                 jadwal tatap muka di sekolah induk, pembagian kelas tatap muka dan wali kelas,
                 pembagian tugas dan jadwal supervisi oleh Guru Bina, Wakil Kepala Sekolah dan
                 Kepala Sekolah, menyusun program semester dan program tahunan.
              c. Memanfaatkan tambahan dana bantuan biaya operasional SMP Terbuka yang
                 disalurkan melalui mekanisme BOS dan menyampaikan laporan pertanggung-
                 jawabannya kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dan
                 tembusan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan kepada
                 Dinas Pendidikan Provinsi.
              d. Mengoptimalkan proses pembelajaran mandiri dan kelompok di TKB
              e. Mengoptimalkan proses pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk
              f. Menggabung TKB-TKB yang masing-masing jumlah siswanya tinggal sedikit
              g. Menggabung siswa SMP Terbuka yang tinggal sedikit ke kelas reguler
              h. Menerima TKB Mandiri yang diserahterimakan untuk menjadi TKB Reguler.

              # Tugas dalam kegiatan Peningkatan Akses SMP Terbuka #
              a. Menyosialisasikan rencana pendaftaran siswa baru;
              b. Membuka TKB baru yang memenuhi persyaratan;
              c. Menerima kehadiran TKB Mandiri yang ingin bergabung;
              d. Melakukan inovasi dalam manajemen SMP Terbuka yang disesuaikan dengan
                 kebutuhan masyarakat; dan
              e. Menyalurkan beasiswa bagi semua siswa SMP Terbuka kepada masing-masing
                 yang bersangkutan secara utuh.

C. Pembagian tugas antara Pusat dan Daerah.
   Tugas yang akan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
   Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Dinas Pendidikan
   Provinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berkaitan dengan program dekonsentrasi
   secara garis besar dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:




   QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                           25
Belajar Untuk Masa Depanku




     Direktorat Pembinaan                                                 Dinas Pendidikan Kab/
                                     Dinas Pendidikan Provinsi
             SMP                                                                  Kota
     1.   Pendataan individual        1.   Memberikan informasi           1.   Mengecek apakah telah
          tenaga kependidikan              untuk cermat dalam                  menerima daftar isian dan
                                           pengisian, dan segera               mengirimkan kembali
                                           mengirim kembali
     2.   Pendataan dan pemetaan      2.   Memberikan data daerah         2.   Memberikan data SD/MI
          Dikdas untuk pengem-             kecamatan yang APKnya               di daerah tertentu yang
          bangan SMP Terbuka               rendah serta nama SMP               tamatannya banyak yang
                                           Negeri yang ada di daerah           tidak melanjutkan dan
                                           tersebut                            nama SMP Negeri yang
                                                                               ada
     3.   Memberikan dana bantuan     3.   a. Menyampaikan informasi      3.    a. Menginventarisasi
          “block-grant” untuk TKB             apakah di daerahnya ada               TKB Mandiri yang
          Mandiri melalui mekanis-            TKB Mandiri                           telah operasional dan
          me BOS menyatu dengan            b. Membantu petugas pusat                menginduk ke SMPT
          Sekolah Induknya.                   dalam pemetaan dan                    yang ada
                                              pendataan.                        b. Membantu pendataan
                                                                                    dan pemetaan.
     4.   Kampanye penuntasan         4.   Meneruskan informasi ke        4.   Membantu penyebarluasan
          wajar 9 tahun melalui            sekolah yang dituju                 penyuluhan melalui media
          media masa                                                           setempat.
     5.   Memberikan bantuan          5.   Mencari calon SMPT yang        5.   Mencari lokasi SMPT yang
          Sarana Komunikasi Radio          memenuhi kriteria                   memenuhi syarat.
          Dua Arah (uji coba) 32
          lokasi
     6.   Memberikan bantuan          6.   Membimbing dalam               6.   Mencari calon sekolah
          untuk alat kesenian (175         penyusunan proposal                 yang memenuhi syarat dari
          sekolah), alat olah raga         sederhana                           segi minat, tenaga dan
          (405 sekolah) dan                                                    sarana
          perpustakaan TKB (800
          sekolah)
     7.   Mengadakan dan              7.   Informasi SMP Terbuka          7.   Data SMPT, jumlah siswa
          mendistribusikan modul           yang kekurangan modul,              dan jenis modul yang telah
                                           dengan menyebut jumah               tersedia, serta modul yang
                                           siswa dan kekurangannya             belum ada
     8.   Penyebaran leaflet dan      8.   Memahami isi dan maksud        8.   Turut serta menyebarluas-
          booklet SMP Terbuka              penyebaran media tsb                kan isi media tersebut.
     9.   Memberikan dana bantuan     9.   Mengawasi penggunaannya        9.   Mengawasi
          “block-grant” biaya              (honor, dan biaya operasio-         penggunaannya dan
          opreasional penyelengga-         nal)                                mewajibkan sekolah
          raan SMPT sesuai dengan                                              mengirim laporan ke pusat
          jumlah siswa melalui                                                 dengan tembusan ke Dinas
          mekanisme BOS                                                        pendidikan Provinsi dan
                                                                               Kabupaten/Kota
  10.     Memberikan “block grant”   10.   a. Memberi bimbingan          10.   a. Membimbing menyusun
          1000 Paket Program                  penulisan proposal                  proposal
          Keterampilan bagi siswa          b. Mengawasi                        b. Mangawasi penggunaan
          SMP Terbuka.                        penggunaannya bagi                  dan pelaporannya
                                              yang memperoleh
  11.     Lomojari bidang akademik   11.   Menyelenggarakan Lomojari     11.   a. Menyelenggarakan
          dan bidang keterampilan          tingkat provinsi                       Lomojari tingkat
                                                                                  kabupaten / kota.
                                                                               b. Menyiapkan dan
                                                                                  mengawasi latihan
                                                                                  Lomojari yang akan
                                                                                  tampil di tingkat nasional




26                                                                       Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




 Direktorat Pembinaan                                                         Dinas Pendidikan Kab/
                                          Dinas Pendidikan Provinsi
         SMP                                                                          Kota
12.      Pelatihan tenaga                 12.   Meminta Dinas Pendidikan     12.   Mengarahkan agar sekolah
         kependidikan (KS, WKS,                 Kabupaten/Kota untuk               mengirim calon sesuai
         Guru, TU, Pembina)                     mengarahkan SMP Terbuka            kriteria
                                                yang berkepentingan
13.      Mengadakan diskusi panel/        13.   Menghadirkan wakilnya bila   13.   Mengirimkan wakilnya
         seminar tentang pengem-                diminta                            bila diminta
         bangan kelembagaan SMP
         Terbuka
14.      Melaksanakan monitoring          14.   Mendampingi pelaksanaan      14.   Mendampingi pelaksanaan
         dan evaluasi SMP Terbuka               monitoring
15.      Melaksanakan Evaluasi            15.   Menyampaikan kondisi saat    15.   Menyampaikan kondisi
         penyelenggaraan SMP                    ini dan sumbang sarannya           penyelenggaraan sekolah
         Terbuka                                untuk kemajuan SMP                 saat ini dan sumbang
                                                Terbuka                            sarannya untuk kemajuan
                                                                                   SMP Terbuka ybs.

  Pembagian tugas di atas merupakan rambu-rambu secara garis besar. Sedangkan dalam
  penerapannya di lapangan masih perlu disesuaikan dengan kondisi setempat dan dapat
  dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan.




  QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                                      27
Belajar Untuk Masa Depanku




                                   BAB V
                 PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI SMP TERBUKA

A. Perencanaan.
           Hal-hal yang perlu diperhatikan.
           a. Dalam usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan di SMP Terbuka perlu diketahui
              terlebih dahulu kompetensi yang telah dikuasai, penyiapan strategi pelatihan, materi
              pelatihan dan sistem evaluasinya.
           b. Dalam usaha meningkatkan kepedulian terhadap kesejahteraan tenaga kependidikan
              di SMP Terbuka dengan penyediaan uang lelah yang teratur, tepat waktu dan dapat
              diterima secara utuh.
           c. Dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar baik di TKB maupun melalui
              tatap muka di Sekolah Induk perlu disiapkan intensifikasi pembinaan melaui supervisi
              klinis/akademik serta memberikan panduan penerapan 4 pilar pemebelajaran dalam
              kegiatan belajar mengajar (KBM).
           d. Dalam usaha meningkatkan hasil dan prestasi belajar siswa perlu disiapkan usaha
              untuk memberikan motivasi dan kemampuan belajar mandiri, program perbaikan dan
              penentuan materi essensial dan sulit.
           e. Dalam usaha melengkapi sarana dan prasarana yang belum dimiliki oleh SMP
              Terbuka perlu tersedianya data dan informasi sarana dan prasarana yang sudah ada dan
              yang masih diperlukan.
           f. Dalam usaha penguasaan keterampilan oleh siswa perlu disiapkan rasio alat dengan
              jumlah siswa serta frekuensi pelatihan.
           g. Dalam usaha menurunkan angka putus sekolah siswa SMP Terbuka perlu penyiapan
              anggaran beasiswa dan penyuluhan.
           h. Dalam usaha memantapkan pengelolaan TKB Mandiri perlu disiapkan panduan untuk
              pengelolaan TKB mandiri, tugas dan tanggungjawabnya serta hubungannya dengan
              SMP Induk.
           i. Dalam usaha meningkatkan sistem pembinaan melalui monitoring dan evaluasi serta
              supervisi diperlukan pelatihan kemampuan menyusun rancangan, instrumen dan
              petunjuk pelaksanaan, pengolahan dan analisis serta tindak lanjutnya. Perlu diciptakan
              hubungan hirarkhis dalam pembinaan ini antara Pusat, Provinsi, dan Kabupaten / Kota
              serta keterlibatan Pengawas.
           j. Dalam usaha menangani anak-anak usia SMP di daerah konflik/pengungsian perlu
              tersedia data dan informasi mengenai jumlah, jenjang pendidikan dan jenis kelamin.
           Kriteria dalam pelaksanaan.
           a. Kriteria Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka
               1) Kriteria Peserta Pembinaan Tenaga Kependidikan:
                   a) Diutamakan bagi yang sudah berstatus PNS dan belum berkualifikasi S1
                   b) Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis
                   c) Belum mendekati usia pensiun
                   d) Berdedikasi dalam mengelola SMP Terbuka
                   e) Bersedia membawa bahan kelengkapan yang diminta dalam diklat
               2) Kriteria Peserta Pembinaan Tenaga Administrasi:
                   a) Diutamakan untuk yang sudah PNS
                   b) Pendidikan minimal SLTA
                   c) Belum mendekati usia pensiun



QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                               29
Belajar Untuk Masa Depanku




             d) Tenaga TU yang langsung menangani administrasi SMP Terbuka
             e) Bersedia membawa bahan kelengkapan yang diminta dalam diklat

        3) Kriteria Penerima Dana Bantuan Kesejahteraan Tenaga Kependidikan:
           a) SMP Terbuka yang bersangkutan mengirimkan data persekolahan lengkap,
              mencakup: Nama TKB, jumlah siswa menurut jenis kelamin per TKB, jumlah
              siswa secara keseluruhan per kelas, Nama Kepala Sekolah, Wakil Kepala
              Sekolah, Guru Bina, Guru Pamong, Petugas Tata Usaha dan Pesuruh.
           b) Bersedia mempertanggungjawabkan penerimaan secara kolektif dana bantuan
              kesejahteraan Tenaga Kependidikan oleh masing-masing yang berhak.
               Catatan : Dana bantuan kesejahteraan (untuk tambahan honorarium) tersebut
               mulai semester II tahun 2007 diganti dengan mekanisme bantuan operasional
               sekolah (BOS) yang disalurkan melalui Manajemen BOS Tingkat Provinsi.

        4) Kriteria Penerima bantuan sarana prasarana:
           a) Berdasarkan analisis “cohort” siswa SD dan SMP dapat diprediksikan, bahwa
              SMP Terbuka yang bersangkutan masih akan terus berkembang
           b) Rasio sarana, khususnya modul (sistem semester) belum mencapai 1: 1.
           c) Diutamakan sekolah yang selalu menyampaikan laporan.

        5) Kriteria Penerima “Subsidi” Program Pendidikan Keterampilan:
           a) SMP Induknya tidak menerima “block-grant” untuk melaksanakan Program
              Broad Based Education (BBE).
           b) Angka putus sekolah rendah.
           c) Jumlah siswa SMP Terbuka seluruhnya minimal 100 orang anak.
           d) Jumlah siswa kelas VII, VIII dan IX pada TKB yang ditunjuk > 30 orang.
           e) Jumlah siswa yang berminat untuk mengikuti program pendidikan
              keterampilan minimal 30 orang
           f) Lulus dalam penilaian proposal.
           g) Bersedia menandatangani surat perjanjian.

        6) Kriteria Penerima Beasiswa:
           Pada dasarnya kepada semua siswa SMP Terbuka diberikan beasiswa secara
           nasional. Beasiswa tersebut diberikan mulai kelas VII sampai dengan akhir kelas
           IX.
           a) Siswa calon penerima beasiswa telah memiliki nomor induk siswa (NIS).
           b) Wajib memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
           c) Wajib mengikuti pembelajaran di TKB dan tatap muka di SMP Induk secara
               teratur.
           Catatan: Petunjuk lengkap mengenai tata cara penerimaan beasiswa dan cara
           mempertanggungjawabkannya diatur dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Bea-
           siswa SMP Terbuka

        7) Kriteria Penerima Dana Bantuan Tambahan Biaya Operasional bagi TKB
           Mandiri:
           a) TKB Mandiri yang bersangkutan telah terdaftar pada Sekolah Induk
           b) Siswa memiliki STTB SD/MI atau yang setara
           c) Siswa telah memiliki NIS



30                                                            Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




                 d) Usia siswa setinggi-tingginya 18 tahun
                 e) Jumlah siswa di TKB ( Kelas VII, VIII dan IX) sekurang-kurangnya 30 orang
                    anak.
                 Catatan : Dana bantuan tambahan biaya operasional bagi TKB Mandiri disalurkan
                 menyatu dalam BOS ke Sekolah Induk melalui Manajemen BOS Tingkat Provinsi.

             8) Kriteria Monitoring dan Evaluasi:
                 a) Kriteria Petugas Monitoring dan Evaluasi:
                    (1) Menguasai substansi
                    (2) Mengikuti “coaching”
                    (3) Berkedudukan sebagai PNS atau lembaga yang memiliki kewenangan.
                 b) Kriteria alat Monitoring dan Evaluasi:
                    (1) Ada rancangan
                    (2) Ada instrumen
                    (3) Ada petunjuk pelaksanaan
                    (4) Ada petunjuk pengolahan, analisis dan penyampaian laporan.
             9) Kriteria untuk penanganan bantuan anak di daerah konflik/pengungsi:
                a) Masuk dalam daftar pengungsi yang dibuat oleh Instansi yang berwenang
                b) Anak yang bersangkutan adalah tamatan SD/MI atau yang setara dan anak
                   putus sekolah SMP.

B. Pelaksanaan Peningkatan Mutu dan Efisiensi Dalam Rangka Pembinaan SMP
   Terbuka.
  1. Strategi Umum.
     Untuk keberhasilan pembinaan, maka strategi umum yang perlu dilakukan antara lain
     adalah sebagai berikut :
     a. Diperolehnya data dan informasi mengenai obyek pembinan yang berkenaan
        dengan kelebihan atau kekurangan dan sebab-sebab mengapa hal tersebut dapat
        terjadi.
     b. Pembinaan dilakukan oleh suatu Team Work yang profesional yang relevan
        dengan sasaran pembinaan, dan dilakukan dengan cara yang sesuai dengan kondisi
        obyektif di lapangan
     c. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, maka pendekatan yang
        digunakan adalah yang persuasif, akomodatif, dan inovatif.
  2. Strategi Khusus.
     a. Pembinaan tenaga kependidikan SMP Terbuka dilakukan berdasarkan “needs
        assessment”.
     b. Pelaksanaan pembinaan lebih banyak menggunakan pendekatan andragogi dengan
        lebih melibatkan peserta dalam usaha memahami substansi, baik melalui diskusi
        kelompok maupun simulasi.
     c. Penatar atau pelatih lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator atau tutor
     d. Penilaian dilakukan secara komprehensif, selain melalui tes juga melalui
        portofolio.
     e. Dalam pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan perlu diusahakan agar selalu
        dapat melibatkan LPTK sebagai pengahasil guru yang bersangkutan, sehingga




  QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                          31
Belajar Untuk Masa Depanku




           dapat mengetahui tingkat kemampuan dari produk yang dihasilkan, dan dapat
           memperoleh informasi letak kelemahannya.
        f. Ada tindak lanjut dari hasil pendidikan dan pelatihan ini yaitu: Bagi peserta perlu
           ada komitmen untuk bersedia mengimplementasikan setelah sampai di daerah
           masing-masing. Bagi penatar/penyelenggara dapat menyusun program monitoring
           dan evaluasi mengenai keterlaksanaan komitmen di lapangan.

     3. Lingkup penyelengaraan Peningkatan Mutu dan Efisiensi.
        a. Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka:
           1) Penyusunan Rencana Teknis
              a) Penyusunan TOR
              b) Penilaian Proposal
              c) Kontrak
           2) Bantuan Satuan Tugas
              a) Penyusunan data dan informasi
              b) Inventarisasi kebutuhan bantuan
              c) Penyerahan bantuan
           3) Pengadaan Modul dan program kaset
              a) Penyesuaian PDKBM, GBIPM dan JM dengan KBK, SKL dan KTSP
              b) Inventarisasi modul dan kaset yang perlu penyesuaian
              c) Pelaksanaan penyesuaian
              d) Penggandaan
              e) Distribusi

        b. Operasional SMP Terbuka:
           1) Pembentukan Tim Teknis/Satuan Tugas lengkap dengan tupoksinya.
           2) Penyediaan honor operasional KS, WKS, Guru Bina, Guru Pamong dan tenaga
              administrasi melalui mekanisme BOS.
           3) Penyelenggaraan LOMOJARI (bidang Akademik dan Keterampilan).
           4) Workshop Peningkatan Mutu SMP Terbuka.
           5) Workshop Guru Bina dan Guru Pamong.
           6) Workshop Pengelola Pendidikan Khusus.

        c. Diklat Teknis:
           1) Pembuatan panduan penyusunan proposal.
           2) Pengiriman panduan penyusunan proposal ke semua SMP Terbuka yang
              memiliki siswa minimal 100 siswa.
           3) Penerimaan dan penilaian proposal untuk menentukan nominasi sekitar 1.250
              SMP Terbuka.
           4) Pelaksanaan Workshop Penyempurnaan Proposal Program “Life Skills” untuk
              1000 SMP Terbuka yang masuk nominasi.
           5) Penilaian final calon penerima dana bantuan “block-grant” Program
              Pendidikan Keterampilan.
           6) Persiapan SMP Terbuka/TKB yang memperoleh “block-grant”.
           7) Penandatanganan surat perjanjian dan dokumen kelengkapannya (kwitansi,
              nomor rekening, daftar siswa peserta, nama Guru Bina Keterampilan, Guru
              Pamong Khusus, Tenaga Ahli, dan Nara Sumber).




32                                                               Direktorat Pembinaan SMP -   QEC24711
Belajar Untuk Masa Depanku




              d. Life Skills Education:
                 1) Pemantauan penerimaan dana bantuan “block-grant”
                 2) Inventarisasi permasalahan
                 3) Permintaan program operasional dari sekolah penerima“block-grant”
                 4) Penerimaan dan finalisasi laporan
              e. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi:
                 1) Penyusunan rancangan monitoring.
                 2) Penyusunan instrumen monitoring dan petunjuk pelaksanaan.
                 3) Pembekalan calon petugas /“Coaching”.
                 4) Pelaksanaan monitoring.
                 5) Pengolahan dan analisis hasil.
                 6) Pelaporan dan tindaklanjut.

   4. Jadwal Pelaksanaan Peningkatan Mutu dan Efisiensi tahun 2010.
                                           Bulan
      No Program Kegiatan                                                                       Keterangan
                                            1   2   3      4   5   6   7   8   9   10 11 12
                1. Penyusunan
                   Rencana Teknis
                2. Bantuan sarana                                                             Program khusus
                   dan prasarana
                3. Pengadaan Modul                                                            Termasuk
                   dan Panduan Guru                                                           penyesuaian
                                                                                              KBK/SKL/KTSP
                   Pemberian Dana
                4. Bantuan Operasi-
                   onal SMP Terbuka                                                           Melalui Dekon
                   Pemberian bea-
                5. siswa bagi siswa
                   SMP Terbuka                                                                Melalui Dekon
                6. Diklat Teknis
                7. Pemberian Dana
                   Bantuan
                   Keterampilan (Life
                   Skills) bagi Siswa
                   SMP Terbuka                                                                PPK 1000 Paket
                8. Monev                                                                      33 provinsi

              Catatan : dalam setiap kegiatan hendaknya mengikutsertakan Widyaiswara, LPTK,
                        Kantor BPS, dan Balai/Sanggar Tekkom

C. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi.
   Tanpa mengurangi arti dari kegiatan monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan oleh
   Tim Monitoring, Evaluasi dan Supervisi, baik Tim Direktorat maupun Tim Independen
   secara menyeluruh terhadap semua program dan kegiatan Direktorat Pembinaan Sekolah
   Menengah Pertama, kegiatan monitoring dan evaluasi khusus terhadap pelaksanaan SMP
   Terbuka akan tetap dilakukan sesuai dengan ciri khas SMP Terbuka. Bahkan kegiatan ini
   akan dilengkapi dan ditindaklanjuti dengan kegiatan supervisi klinis yang menyertainya.



   QEC24711   - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT                                                      33
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1
Panduan pembinaan smp terbuka 1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69
Yohanes Sangkang
 
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Winarto Winartoap
 
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
Supriyanto Praptoutomo
 
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
Supriyanto Praptoutomo
 
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Eko Purwanto
 
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG EkuivalensikegiatanguruperubahankurikulumPERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
Gito Brahmana
 

Mais procurados (20)

Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69Laporan akhir magang iii sd 69
Laporan akhir magang iii sd 69
 
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
Laporan akhir tugas mandiri diklat berjenjang paud tk tingkat dasar 2014
 
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroLAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
 
Sk kalpend-2014 2015
Sk kalpend-2014 2015Sk kalpend-2014 2015
Sk kalpend-2014 2015
 
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmenPermendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
Permendikbud tahun2014 nomor119 pendidikan jarak jauh dikdasmen
 
Tugas mandiri paud berjenjang
Tugas mandiri  paud berjenjangTugas mandiri  paud berjenjang
Tugas mandiri paud berjenjang
 
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
1516_Dokumen-I Kurikulum 2013_Versi Dinas Propinsi
 
Laporan magang 2 unismuh makassar
Laporan magang 2 unismuh makassarLaporan magang 2 unismuh makassar
Laporan magang 2 unismuh makassar
 
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007: Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007: Standar Kepala Sekolah/MadrasahPermendiknas Nomor 13 Tahun 2007: Standar Kepala Sekolah/Madrasah
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007: Standar Kepala Sekolah/Madrasah
 
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
1516_Struktur Organisasi dan Jobdiskripsinya
 
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaanPermendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
Permendiknas no.19 tahun 2007 stand pengelolaan
 
Buku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbuka
Buku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbukaBuku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbuka
Buku 5 panduan lomba motivasi belajar mandiri (lomojari) siswa smp terbuka
 
Buku 4 Panduan Lomba Akademik dan Ketrampilan Program Paket B
Buku 4 Panduan Lomba Akademik dan Ketrampilan Program Paket BBuku 4 Panduan Lomba Akademik dan Ketrampilan Program Paket B
Buku 4 Panduan Lomba Akademik dan Ketrampilan Program Paket B
 
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
Dokumen ktsp mi gesing 1 2012
 
07 bab ii a. laporan observasi dan orientasi sekolah data siswax yg blum
07   bab ii a. laporan observasi dan orientasi sekolah data siswax yg blum07   bab ii a. laporan observasi dan orientasi sekolah data siswax yg blum
07 bab ii a. laporan observasi dan orientasi sekolah data siswax yg blum
 
Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013
Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013
Laporan magang 1 pgsd unismuh makassar 2013
 
Permendiknas No.26 2008 Standar Tenaga Laboratorium
Permendiknas No.26 2008 Standar Tenaga LaboratoriumPermendiknas No.26 2008 Standar Tenaga Laboratorium
Permendiknas No.26 2008 Standar Tenaga Laboratorium
 
Petunjuk Teknis PPDB 2021
Petunjuk Teknis PPDB 2021Petunjuk Teknis PPDB 2021
Petunjuk Teknis PPDB 2021
 
Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1Laporan Kegiatan Magang 1
Laporan Kegiatan Magang 1
 
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG EkuivalensikegiatanguruperubahankurikulumPERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
PERMEN NO 4 TH 2015 TTG Ekuivalensikegiatanguruperubahankurikulum
 

Semelhante a Panduan pembinaan smp terbuka 1

juklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madra
juklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madrajuklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madra
juklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madra
largono drs
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Feriey Hadie
 
Ktsp smk
Ktsp smkKtsp smk
Ktsp smk
harysbg
 
Pedoman pelaksanaan osg_2014
Pedoman pelaksanaan osg_2014Pedoman pelaksanaan osg_2014
Pedoman pelaksanaan osg_2014
Wahyudi Oetomo
 
Ktsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaruKtsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaru
Agus Hariyatno
 
Proposal block grant mgmp bin 2012
Proposal block grant mgmp bin 2012Proposal block grant mgmp bin 2012
Proposal block grant mgmp bin 2012
dwikn71
 

Semelhante a Panduan pembinaan smp terbuka 1 (20)

Buku 8 panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
Buku 8  panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...Buku 8  panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
Buku 8 panduan pemberian dana bantuan pelaksanaan program pendidikan keteram...
 
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tikPanduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
Panduan pelaksanaan pembelajaran kontekstual smp berbasis tik
 
juklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madra
juklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madrajuklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madra
juklak-penyusunan-proyeksi-kebutuhan-kepala-sekolah-madra
 
Ktsp mrebet 2 0910
Ktsp mrebet 2  0910Ktsp mrebet 2  0910
Ktsp mrebet 2 0910
 
Kimia smk tr_xi_2
Kimia smk tr_xi_2Kimia smk tr_xi_2
Kimia smk tr_xi_2
 
Ktsp smk
Ktsp smkKtsp smk
Ktsp smk
 
Materi tik-smp
Materi tik-smpMateri tik-smp
Materi tik-smp
 
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
Kurikulum 2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013
 
Buku 7 panduan pemberian dana batuan untuk biaya operasional smp terbuka
Buku 7  panduan pemberian dana batuan untuk biaya operasional smp terbukaBuku 7  panduan pemberian dana batuan untuk biaya operasional smp terbuka
Buku 7 panduan pemberian dana batuan untuk biaya operasional smp terbuka
 
Ktsp smk
Ktsp smkKtsp smk
Ktsp smk
 
Pedoman pelaksanaan osg_2014
Pedoman pelaksanaan osg_2014Pedoman pelaksanaan osg_2014
Pedoman pelaksanaan osg_2014
 
program BK.docx
program BK.docxprogram BK.docx
program BK.docx
 
Ktsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaruKtsp smp n 1 btrd terbaru
Ktsp smp n 1 btrd terbaru
 
Panduan pelaksanaan pendidikan berwawasan responsif gender untuk smp
Panduan pelaksanaan pendidikan berwawasan responsif gender untuk smpPanduan pelaksanaan pendidikan berwawasan responsif gender untuk smp
Panduan pelaksanaan pendidikan berwawasan responsif gender untuk smp
 
Pengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.docx
Pengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.docxPengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.docx
Pengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.docx
 
Kata pengantar 15 juli 2010 oke
Kata pengantar 15 juli 2010 okeKata pengantar 15 juli 2010 oke
Kata pengantar 15 juli 2010 oke
 
PROGRAM KERJA KESISWAAN 2023.docx
PROGRAM KERJA KESISWAAN 2023.docxPROGRAM KERJA KESISWAAN 2023.docx
PROGRAM KERJA KESISWAAN 2023.docx
 
Pengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.pdf
Pengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.pdfPengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.pdf
Pengaturan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.pdf
 
Kebijakan pemprov dki jakarta di bidang pendidikan 27122018 (gunas mahdianto)...
Kebijakan pemprov dki jakarta di bidang pendidikan 27122018 (gunas mahdianto)...Kebijakan pemprov dki jakarta di bidang pendidikan 27122018 (gunas mahdianto)...
Kebijakan pemprov dki jakarta di bidang pendidikan 27122018 (gunas mahdianto)...
 
Proposal block grant mgmp bin 2012
Proposal block grant mgmp bin 2012Proposal block grant mgmp bin 2012
Proposal block grant mgmp bin 2012
 

Mais de Nandang Sukmara

Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Nandang Sukmara
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Nandang Sukmara
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Nandang Sukmara
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Nandang Sukmara
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Nandang Sukmara
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Nandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Nandang Sukmara
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Nandang Sukmara
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Nandang Sukmara
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Nandang Sukmara
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Nandang Sukmara
 

Mais de Nandang Sukmara (20)

Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
Ad hasil rapat tgl 3 5 3012
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
Pedoman%20 penyusunan%20perencanaan%20dan%20penganggaran%20sekolah%20madrasah...
 
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimalPermendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
Permendiknas no 15 tahun 2010 standar pelayanan minimal
 
Pp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakatPp 39 92 peranserta masyarakat
Pp 39 92 peranserta masyarakat
 
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdikPerda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
Perda nomor 20 2007 struktur organigram disdik
 
Pp38
Pp38Pp38
Pp38
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaanPermendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
Permendiknas 50 2007_standar_pengelolaan
 
Pp 47 2008
Pp 47 2008Pp 47 2008
Pp 47 2008
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdasPp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
Pp no 47 t ahun 2008 wajar dikdas
 
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nasPp no  66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
Pp no 66 tahun 2010 pengelolaan pendidikan nas
 
Lampiran iii br
Lampiran iii brLampiran iii br
Lampiran iii br
 
Lampiran ii br
Lampiran ii brLampiran ii br
Lampiran ii br
 
Lampiran i br
Lampiran i brLampiran i br
Lampiran i br
 
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaanPermen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
Permen no 19 t ahun 2007 standar pengelolaan
 
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
Perka bkn nomor_19_tahun_2011pedoman_umum_penyusunan_kebutuhan_pegawai_negeri...
 
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitunganPaparan sosialisasi pedoman perhitungan
Paparan sosialisasi pedoman perhitungan
 

Panduan pembinaan smp terbuka 1

  • 1. Belajar Untuk Masa Depanku PANDUAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SMP TERBUKA Buku 1 : Panduan Pembinaan SMP Terbuka KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Tahun 2010
  • 2.
  • 3. Belajar Untuk Masa Depanku KATA PENGANTAR Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara merupakan indikasi yang sangat nyata upaya Pemerintah Indonesia dalam peningkatan mutu sumberdaya manusia agar mampu bersaing dalam era keterbukaan dan globalisasi. Di lingkungan Direktorat Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen, Kementerian Pendidikan Nasional, diantara dampak realisasi dari peraturan-peraturan perundangan tersebut dapat diukur dari Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Sederajat pada akhir tahun 2009 mencapai 98,11%. Angka ini melebihi target yang diharapkan dapat dicapai akhir tahun 2008, yaitu 95.0%. Dengan telah tercapainya target APK di atas, maka orientasi pembinaan pendidikan pada jenjang SMP lebih ditekankan pada peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka peningkatan mutu tersebut, Direktorat Pembinaan SMP telah menyusun berbagai kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi. Dengan kebijakan dan program tersebut, diharapkan misi 5 K Kementerian Pendidikan Nasional terkait dengan Ketersediaan, Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Kepastian juga diharapkan dapat terpenuhi. Agar program dan/atau kegiatan tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada, Direktorat Pembinaan SMP menerbitkan berbagai Buku Panduan Pelaksanaan untuk masing-masing program dan/atau kegiatan, baik yang pengelolaannya di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun yang dilaksanakan langsung oleh sekolah. Dengan buku panduan ini diharapkan pihak-pihak terkait dengan penyelenggaraan program di semua tingkatan dapat memahami dan melaksanakan dengan amanah, efektif dan efisien seluruh proses kegiatan mulai dari penyiapan rencana, pelaksanaan, sampai dengan monitoring, evaluasi dan pelaporannya. Akhirnya, kami mengharapkan agar semua pihak terkait mempelajari dengan seksama dan menjadikannya sebagai pedoman serta acuan dalam pelaksanaan seluruh program atau kegiatan pembangunan pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama tahun anggaran 2010. Jakarta, Januari 2010 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Didik Suhardi, SH., M.Si NIP. 196312031983031004 i
  • 4.
  • 5. Belajar Untuk Masa Depanku DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................................i DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................1 A. Latar belakang. ..................................................................................................................1 B. Tujuan. ...............................................................................................................................5 C. Sasaran...............................................................................................................................6 D. Hasil yang diharapkan. ......................................................................................................7 BAB II KONDISI SMP TERBUKA DEWASA INI ....................................................................9 A. Konsep SMP Terbuka........................................................................................................9 B. Perintisan SMP Terbuka. .................................................................................................10 C. Perkembangan SMP Terbuka. .........................................................................................10 D. Kondisi SMP Terbuka dewasa ini. ..................................................................................10 BAB III PENYELARASAN KEGIATAN PEMBINAAN SMP TERBUKA DENGAN TIGA PILAR KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMP.......................................15 A. Perlunya Peningkatan Mutu SMP Terbuka. ...................................................................15 B. Perlunya Peningkatan Akses SMP Terbuka. ...................................................................16 C. Perlunya Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Penyelenggaraan SMP Terbuka. ..........17 BAB IV MEKANISME PEMBINAAN SMP TERBUKA.........................................................19 A. Struktur Organisasi Pembinaan SMP Terbuka. ...............................................................19 B. Tugas dan tanggungjawab. ..............................................................................................19 C. Pembagian tugas antara Pusat dan Daerah. .....................................................................25 BAB V PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI SMP TERBUKA.....................................29 A. Perencanaan. ....................................................................................................................29 B. Pelaksanaan Peningkatan Mutu dan Efisiensi Dalam Rangka Pembinaan SMP Terbuka. ...........................................................................................................................31 C. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi. ...............................................................................33 D. Pelaporan. ........................................................................................................................35 BAB VI PENINGKATAN AKSES SMP TERBUKA ...............................................................37 A. Perencanaan. ....................................................................................................................37 B. Pelaksanaan Peningkatan Akses. .....................................................................................37 C. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi. ...............................................................................40 D. Pelaporan. ........................................................................................................................42 BAB VII 43 PENUTUP ...................................................................................................................................43 A. Kesimpulan. .....................................................................................................................43 B. Saran. ...............................................................................................................................43 iii
  • 6.
  • 7. Belajar Untuk Masa Depanku BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. 1. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. 3. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang sebelumnya, maka semua perencanaan pembangunan dan pelaksanaan pendidikan harus mengacu dan disesuaikan dengan Undang-Undang tersebut. 4. Pada tahun 2005, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7 tentang RPJMN tahun 2004-2009 yang mengamanatkan tiga misi pembangunan nasional, yaitu: (1) mewujudkan negara Indonesia yang aman dan damai, (2) mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan demokratis, dan (3) mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera. Untuk mewujudkannya, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang berkualitas, sehingga setiap warga negara mampu meningkatkan kualitas hidup, produktivitas dan daya saing terhadap bangsa lain di era global. 5. Sesuai dengan Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan tahun 2005-2009, sebagai penjabaran dari RPJMN tersebut, maka kegiatan pembangunan pendidikan diarahkan antara lain untuk: a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi. b. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kependidikan. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 1
  • 8. Belajar Untuk Masa Depanku c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun lokal. d. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. 6. Atas dasar Rencana Strategis tersebut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan arah kebijakan pembangunan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama sebagai berikut: a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. b. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesionalisme serta jaminan kesejahteraan bagi tenaga kependidikan. c. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun lokal. d. Memberdayakan lembaga Sekolah Menengah Pertama sebagai pusat pembudayaan sikap dan kemampuan serta meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat. e. Memberikan bimbingan teknis penyelenggaraan dan pengelolaan Sekolah Menengah Pertama. f. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan Sekolah Menengah Pertama. 7. Khusus untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), masalah yang dihadapi adalah: a. Cara menjangkau anak-anak dari masyarakat lapis bawah yang kurang beruntung yang jumlahnya cukup besar dan kondisi sosial ekonominya lemah adalah “Pro- poor”, agar mereka dapat terlayani sehingga mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dalam rangka penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. b. Pengukuran keberhasilan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun masih menitikberatkan pada pencapaian angka transisi, belum pada angka partisipasi dan penguasaan kompetensi dasar. Dengan angka transisi ini, sebenarnya hanya siswa-siswa SD/MI yang tamat saja yang dapat diterima untuk melanjutkan pelajaran di SMP. Padahal selama belajar di SD/MI jumlah siswa yang putus sekolah (DO) pada saat ini secara keseluruhan masih berada di sekitar angka 30% dari semua siswa yang belajar di SD/MI. Oleh karena itu, meskipun angka transisi tamatan SD/MI ke SMP dapat mencapai 100%, sebenarnya keseluruhan siswa SD/MI yang dapat melanjutkan ke SMP barulah 70%. c. Hambatan dalam mengubah cara berpikir dari pola berpikir sentralistik ke pola berpikir desentralistik, khususnya yang berkenaan dengan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Manajemen Berbasis Masyarakat (MBM). 8. Untuk melaksanakan kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut, strategi yang ditempuh oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama adalah sebagai berikut: a. Upaya untuk meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan di SMP (“Access”) dilaksanakan dengan: 2 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 9. Belajar Untuk Masa Depanku 1) Optimalisasi daya tampung SMP Negeri dan Swasta 2) Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), Ruang Kelas Baru (RKB), Ruang Penunjang Lain (RPL), dan Ruang Terpadu (RT) pada SMP Negeri dan Program Imbal Swadaya pada SMP Swasta. 3) Penyelenggaraan SD - SMP Satu Atap. b. Peningkatan layanan khusus melalui: 1) Peningkatan akses SMP Terbuka baik pada SMP Terbuka/TKB Reguler maupun pada SMP Terbuka/TKB Mandiri. 2) Pengembangan Pendidikan Alternatif untuk anak jalanan, daerah terpencil, daerah konflik, dan daerah yang terkena bencana alam. 3) Peningkatan retensi siswa melalui: a) Pemberian beasiswa b) Program retrieval c. Upaya untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan di SMP (“Quality”), dilaksanakan dengan: 1) Pengembangan standardisasi sekolah sebagai penjabaran dari Standar Nasional Pendidikan. 2) Peningkatan pembiayaan sekolah baik melalui “Basic Budget” maupun “Extended Budget”. 3) Pengembangan klasifikasi sekolah ke dalam kelompok-kelompok: a) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI); b) Sekolah Standar Nasional (SSN = Sekolah Formal Mandiri); c) Sekolah Keunggulan Lokal; d) Sekolah Potensial (Sekolah Formal Standard); dan 4) Pengembangan instrumen penilaian kinerja sekolah untuk melakukan penilaian kinerja sekolah dan melaksanakan akreditasi sekolah. 5) Peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan 6) Penerapan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 7) Penerapan Trilogi Pendidikan a) Penerapan Keterampilan Berbahasa / Baca Tulis b) Penerapan Ilmu Dasar MIPA c) Penerapan Budi Pekerti 8) Penyediaan alat pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan perkembangan kurikulum 9) Pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 10) Penyediaan buku perpustakaan QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 3
  • 10. Belajar Untuk Masa Depanku 11) Pendidikan dan pelatihan tenaga kependidikan 12) Penataan komponen pendidikan yang berorientasi akademik 13) Pemberian dana bantuan ”School-grant” dalam rangka memandirikan sekolah 14) Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup 15) Pembinaan Pondok Pesantren 16) Peningkatan Mutu SMP Terbuka d. Upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan di SMP (“Efficiency and Effectiveness”) dalam era desentralisasi menuju Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik, dilaksanakan melalui: 1) Pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan secara bertahap di tingkat Sekolah. 2) Pemanfaatan sumber daya finansial secara tepat guna, baik di tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 3) Peningkatan kerjasama, baik secara bilateral maupun multilateral, seperti: a) Kerjasama secara bilateral dengan MBE, JFPR dsb. b) Kerjasama secara multilateral dengan badan-badan dunia seperti: ADB (BEP, DBEP, JSE), Dutch Grant, EU, AUSAID, dsb. 4) Peningkatan kegiatan monitoring dan evaluasi baik oleh instansi internal maupun eksternal. 5) Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka. e. Upaya dalam rangka desentralisasi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, dilaksanakan melalui: 1) Peningkatan partisipasi masyarakat 2) Pengawasan dan akuntabilitas kinerja sekolah 3) Demokratisasi dan desentralisasi pendidikan 4) Jaminan mutu (standar mutu penerapan sekolah model) 5) Pemberian subsidi berdasarkan kebutuhan 6) Pemberdayaan personil dan lembaga melalui pelatihan monitoring dan evaluasi 7) Akuntabilitas dan transparansi dengan melibatkan Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan sebagai salah satu wujud manajemen berbasis sekolah (MBS) dan manajemen berbasis masyarakat (MBM). 9. Setelah SD - SMP Satu Atap sebagai pola andalan, SMP Terbuka merupakan prioritas kedua dalam Program Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun yang diharapkan akan selesai pada akhir tahun 2008. Oleh karena itu upaya pembinaan yang perlu dilaksanakan dalam penyelenggaraan SMP Terbuka juga mengacu pada kebijakan dan strategi Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, yaitu: 4 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 11. Belajar Untuk Masa Depanku a. Dalam melaksanakan strategi Peningkatan Mutu SMP Terbuka, kegiatan yang dilakukan adalah untuk menjaga keberlangsungan siswa dalam mengikuti pelajaran di SMP Terbuka sampai tamat, serta meningkatkan mutu dan relevansi hasil pendidikannya. b. Dalam melaksanakan strategi Peningkatan Akses SMP Terbuka, kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan daya tampung SMP Terbuka, baik pada SMP Terbuka yang telah ada dengan mengoptimalkan TKB yang sudah operasional maupun dengan menambah TKB baru, atau membuka SMP Terbuka baru pada lokasi baru yang memenuhi persyaratan. c. Dalam melaksanakan strategi Peningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Penyelenggaraan SMP Terbuka, kegiatan yang dilakukan dengan mengoptimalkan proses pembelajaran siswa baik secara mandiri dan kelompok di TKB maupun secara tatap muka di Sekolah Induk. B. Tujuan. 1. Tujuan umum. Tujuan umum adalah untuk memberikan panduan dalam melaksanakn pembinaan SMP Terbuka yang mencakup upaya peningkatan mutu, peningkatan akses, dan peningkatan efisiensi serta efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka. 2. Tujuan khusus. a. Tujuan khusus dalam rangka peningkatan mutu SMP Terbuka adalah: 1) Meningkatkan mutu SMP Terbuka melalui peningkatan kompetensi dan kesejahteraan tenaga kependidikan dan proses belajar mengajar serta kelengkapan berbagai komponen pendidikan. 2) Meningkatkan apresiasi terhadap bidang Pendidikan Keterampilan yang diharapkan mampu menunjang kehidupan siswa setelah tamat (Life Skills Education). b. Tujuan khusus dalam rangka peningkatan akses SMP Terbuka adalah: 1) Meningkatkan daya tampung SMP Terbuka dengan menambah daya tampung pada SMP Terbuka/TKB yang sudah ada. 2) Meningkatkan daya tampung SMP Terbuka dengan membuka SMP Terbuka baru di lokasi-lokasi yang benar-benar memenuhi persyaratan. c. Tujuan khusus dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka adalah: 1) Meningkatkan mutu proses pembelajaran siswa, baik secara mandiri dan kelompok di TKB maupun secara tatap muka di Sekolah Induk 2) Menata kembali penyelenggaraan TKB yang masing-masing siswanya tinggal sedikit dan penyelenggaraan SMP Terbuka yang jumlah siswa keseluruhannya tinggal sedikit. 3) Merintis penyelenggaraan SMP Terbuka berbasis TIK yang dapat menjadi rujukan bagi SMP Terbuka lain. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 5
  • 12. Belajar Untuk Masa Depanku C. Sasaran. 1. Sasaran kegiatan dalam rangka peningkatan mutu SMP Terbuka mencakup berbagai upaya untuk mempertahankan keberlangsungan SMP Terbuka melalui: a. Pemberian beasiswa kepada semua siswa SMP Terbuka melalui Program Dekonsentrasi di provinsi. b. Peningkatan mutu pencapaian prestasi hasil belajar siswa. c. Pemberian tambahan dana Bantuan Operasional Sekolah semua SMP Terbuka, yang disalurkan melalui Tim Manajemen BOS Tingkat Provinsi. d. Pemberian dana subsidi keterampilan untuk melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan di SMP Terbuka yang memenuhi persyaratan. e. Sosialisasi keberadaan SMP Terbuka akan lebih digalakkan dengan cara yang inovatif. f. Penyelenggaraan Workshop Peningkatan Mutu SMP Terbuka bagi Kepala / Wakil Kepala SMP Terbuka, Guru Bina, dan Guru Pamong, g. Pengadaan dan pendistribusian modul siswa berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuju rasio perbandingan siswa dan modul sama dengan 1 : 1. h. Peningkatan fokus monitoring dan evaluasi program-program SMP Terbuka; i. Pemberian fasilitas pembelajaran berbasis TIK bagi SMP Terbuka rintisan. 2. Sasaran kegiatan dalam rangka peningkatan akses SMP Terbuka adalah menambah daya tampung bagi anak-anak usia 13-15 tahun tamatan SD/MI dan yang setara pada SMP Terbuka. Peningkatan daya tampung ini dilakukan secara bertahap dan diutamakan bagi anak-anak yang kurang beruntung yang tidak dapat mengikuti pendidikan di SMP Reguler karena kendala sosial ekonomi, transportasi, geografis atau harus membantu orang tua bekerja (”Pro- Poor”). 3. Sasaran kegiatan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka adalah: a. Meningkatkan mutu proses pembelajaran siswa baik secara mandiri dan kelompok di TKB maupun secara tatap muka di Sekolah Induk. b. Mengoptimalkan daya tampung TKB dengan cara menggabungkan beberapa TKB yang masing-masing jumlah siswanya hanya sedikit, c. Menutup TKB yang jumlah siswanya sedikit dan lokasinya jauh dari TKB lain setelah para siswanya tamat. d. Menggabungkan siswa SMP Terbuka yang tinggal sedikit ke SMP Reguler yang menjadi sekolah induknya, dan menutup SMP Terbuka yang jumlah siswanya sedikit tetapi tidak mungkin digabung. 6 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 13. Belajar Untuk Masa Depanku D. Hasil yang diharapkan. 1. Hasil yang diharapkan dari kegiatan peningkatan mutu SMP Terbuka adalah: a. Tersedianya data statistik, informasi dan profil SMP Terbuka yang mutakhir. b. Meningkatnya mutu tenaga kependidikan. c. Meningkatnya kesejahteraan tenaga kependidikan. d. Meningkatnya mutu proses belajar mengajar. e. Meningkatnya persentase kehadiran siswa baik di TKB maupun di Tatap Muka. f. Meningkatnya prestasi hasil belajar siswa. g. Terpenuhinya secara bertahap kebutuhan Sarana Prasarana (Modul, Program Kaset, dsb). h. Dikuasainya kompetensi bidang ketrampilan oleh siswa sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya serta kebutuhan daerah setempat. i. Berkurangnya angka putus sekolah pada siswa SMP Terbuka. j. Meningkatnya sistem pengelolaan dan koordinasi antara TKB Mandiri dengan SMP Induk. k. Meningkatnya sistem pembinaan melalui monitoring, evaluasi, dan supervisi secara teratur dan terprogram. l. Terpenuhinya keperluan pelayanan pendidikan bagi anak-anak usia SMP di daerah konflik. 2. Hasil yang diharapkan dari kegiatan peningkatan akses SMP Terbuka adalah: a. Meningkatnya daya tampung siswa SMP Terbuka baik melalui optimalisasi daya tampung pada TKB (Reguler dan Mandiri) yang sudah ada, pada TKB yang baru maupun pada SMP Terbuka baru. b. Terserapnya anak-anak usia 13-15 tahun tamatan SD/MI dan setara yang karena berbagai kendala sosial ekonomi, geografi, transportasi atau harus bekerja membantu orang tua, untuk melanjutkan pendidikannya di SMP Terbuka, karena mereka tidak dapat mengikuti pendidikan di SMP Reguler. 3. Hasil yang diharapkan dari kegiatan peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka adalah: a. Tertatanya penyelenggaraan proses pembelajaran siswa secara mandiri dan kelompok di TKB dengan efisien dan efektif. b. Tertatanya penyelenggaraan proses pembelajaran siswa secara tatap muka di Sekolah Induk dengan efisien dan efektif. c. Terciptanya peningkatan mutu SMP Terbuka melalui perintisan SMP Terbuka berbasis TIK. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 7
  • 14.
  • 15. Belajar Untuk Masa Depanku BAB II KONDISI SMP TERBUKA DEWASA INI A. Konsep SMP Terbuka. Penemuan konsep SMP Terbuka diilhami oleh niat baik pemerintah untuk dapat menanggapi aspirasi masyarakat lapis bawah yang disampaikan kepada Pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan Nasional) selama awal masa pelaksanaan REPELITA II (1974/1975). Para orang tua dari berbagai tempat dan pedalaman di Indonesia yang memiliki apresiasi tinggi terhadap pendidikan sangat mengharapkan agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikan setelah tamat Sekolah Dasar, meskipun keadaan mereka itu miskin, baik miskin harta maupun miskin informasi. Di samping itu masih ada beragam kendala yang mereka hadapi, seperti kendala transportasi, kendala letak geografis, kendala sosial ekonomi, atau kendala waktu bagi anak-anaknya karena harus bekerja membantu orang tua, sehingga kecil sekali kemungkinan untuk dapat mengikuti pelajaran di SMP Reguler. Atas persetujuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K) berprakarsa membentuk Tim yang diberi tugas untuk mengembangkan inovasi di bidang pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi aspirasi masyarakat lapis bawah tersebut dan menghasilkan suatu konsep pendidikan terbuka sebagai pendidikan alternatif pada tingkat SMP yang secara filosofis mapun teoretis dapat dipertanggungjawabkan, namun juga terjamin keterlaksanaannya. Tim tersebut beranggotakan para pakar pendidikan jarak jauh, pakar teknologi komunikasi, pakar kurikulum dan mata pelajaran yang kita miliki dari berbagai perguruan tinggi yang ada pada waktu itu. Melalui pembahasan-pembahasan dan telaah mendalam yang dilakukan secara berkesinambungan, ditambah dengan kunjungan kerja untuk mempelajari cara penyelenggaraan pendidikan terbuka pada beberapa negara yang sudah maju, akhirnya ditemukan suatu konsep SMP Terbuka yang diharapkan dapat memenuhi aspirasi masyarakat lapis bawah. Disebut terbuka karena terbuka bagi siapa saja. Oleh karena cirinya yang tidak terikat waktu dan tempat dan lebih menitikbertakan pada belajar mandiri, maka SMP Terbuka lebih banyak menerapkan pendidikan jarak jauh yang memerlukan bantuan tutor atau fasilitator. Tutor pada SMP Terbuka disebut Guru Pamong. Disepakati pula oleh Tim, bahwa pelaksanaan SMP Terbuka ini harus melalui suatu ujicoba atau perintisan terlebih dulu, dan setelah mantap baru boleh disebarluaskan. Perkiraan akan meledaknya tamatan SD Inpres lebih mendorong pemerintah untuk menerapkan konsep SMP Terbuka, dengan asumsi pada waktu itu, bahwa SMP yang ada tak akan mampu menampung tamatan SD/MI, namun untuk menambah SMP baru, kemampuan pemerintah masih sangat terbatas. Nama SMP Terbuka menjadi lebih dikenal ketika SD Inpres akan meluluskan siswanya yang pertama pada akhir tahun pelajaran 1978/1979. SD Inpres adalah SD yang dibangun secara bertahap berdasarkan Intruksi Presiden untuk melayani semua anak usia 7 – 12 tahun agar dapat mengikuti Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 6 Tahun sampai tamat. Pembangunan SD Inpres selama 2 masa REPELITA telah mampu mengantarkan Indonesia mencapai keberhasilan dalam melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun yang dicanangkan pada 2 Mei 1984. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 9
  • 16. Belajar Untuk Masa Depanku B. Perintisan SMP Terbuka. Untuk memantapkan konsep pendidikan alternatif di tingkat SMP tersebut, setelah melalui studi kelayakan yang akurat dan dilakukan dengan penuh kesungguhan, terpilihlah 5 lokasi yang memenuhi syarat untuk menyelenggarakan SMP Terbuka. Kemudian dilaksanakan tahap uji-coba atau perintisan SMP Terbuka, yaitu SMP Terbuka Kalianda (sebagai daerah perkebunan karet dan kelapa sawit) di Provinsi Lampung, SMP Terbuka Plumbon (sebagai daerah industri kerajinan rotan) di Provinsi Jawa Barat, SMP Terbuka Adiwerna (sebagai daerah industri kerajinan rumah tangga) di Provinsi Jawa Tengah, SMP Terbuka Kalisat (sebagai daerah perkebunan tebu rakyat) di Provinsi Jawa Timur, dan SMP Terbuka Terara (sebagai daerah industri kerajinan anyaman) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Setelah menamatkan untuk pertama kali, SMP Terbuka dievaluasi oleh Tim Independen, dan hasilnya sangat signifikan untuk disebarluaskan. C. Perkembangan SMP Terbuka. Dengan melonjaknya harga minyak (“oil boom”) di pasaran dunia pada saat itu, pemerintah mampu membangun Unit Gedung Baru (USB) minimal 1 unit pada setiap kecamatan. Oleh karena itu, meskipun SMP Terbuka sudah layak disebarluaskan, namun untuk sementara berlaku status-quo. Baru pada tahun 1989, ketika mulai dirintis Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, pemerintah mencari berbagai pola untuk melaksanakannya. Salah satu di antara pola yang akan menjadi andalan adalah pola SMP Terbuka tersebut. Untuk itu pada tahun 1989 dilaksanakan studi yang cukup baik dan menghasilkan terpilinhya 54 lokasi untuk menyelenggarakan SMP Terbuka baru, sehingga jumlah SMP Terbuka menjadi 59 buah. Keinginan yang demikian besar untuk keberhasilan pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun mendorong pemerintah untuk melipatgandakan jumlah SMP Terbuka. Sampai tahun 1998/1999 jumlah SMP Terbuka sudah mencapai 3.645 lokasi.Tenaga pelaksana studi yang berkualitas untuk melakukan studi dalam jumlah yang sangat besar ketika itu tidak terpenuhi. Oleh karena itu beberapa hasil studinya kurang akurat. Akibatnya banyak SMP Terbuka yang kemudian mengalami kesulitan untuk dapat berkembang. D. Kondisi SMP Terbuka dewasa ini. Sebagaimana diketahui, SMP Terbuka adalah sekolah lanjutan tingkat pertama yang dirancang khusus untuk melayani para siswa usia 13–15 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran secara biasa pada SMP Reguler setempat, karena alasan keadaan sosial ekonomi, transportasi, kondisi geografis atau kendala waktu untuk membantu orang tua bekerja. Berbagai ragam kendala tersebut merupakan fenomena dan gambaran secara nyata dari kebanyakan siswa SMP Terbuka yang sebenarnya tetap berkeinginan untuk belajar hingga meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai salah satu pola dalam pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, SMP Terbuka telah berjasa dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi para siswa usia 13–15 tahun yang memiliki karakteristik khusus tersebut. Karakteristik dimaksud antara lain adalah rendahnya status ekonomi orang tua atau masyarakat dan keterpencilan tempat tinggal siswa, baik secara sosial maupun geografis yang sulit untuk dijangkau oleh pelayanan pendidikan, baik melalui SMP Reguler maupun jenis pendidikan lainnya yang setingkat. Di samping miskin harta, mereka pada umumnya juga miskin informasi. Akibat dari krisis ekonomi yang melanda tanah air kita sejak pertengahan tahun 1997 sangat terasa dengan semakin meningkatnya angka putus sekolah (DO) yang dialami oleh siswa-siswa SMP Terbuka. Ketika diadakan 10 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 17. Belajar Untuk Masa Depanku pendataan ulang terhadap keberadaan SMP Terbuka pada akhir tahun 2000 ternyata, bahwa SMP Terbuka yang pada tahun pelajaran 1998/1999 berjumlah 3.645 cenderung menurun. SMP Terbuka yang beroperasi pada tahun pelajaran 1999/2000 berjumlah 3.483 sekolah. Pendataan ulang yang dilakukan pada tahun pelajaran berikutnya, yaitu 2000/2001 jumlah SMP Terbuka turun lagi menjadi 3.132 sekolah. Ketika dilakukan reevaluasi pada tahun pelajaran 2001/2002 jumlahnya menurun lagi menjadi 2.870 sekolah, tahun pelajaran 2006/2007 menjadi 2.589 sekolah dan saat ini (akhir tahun pelajaran 2007/2008) tinggal 2.576 sekolah. Jumlah ini pun di beberapa tempat masih memprihatinkan, baik dilihat dari jumlah siswanya, maupun dari kualitasnya. Padahal SMP Terbuka merupakan andalan dalam menampung anak-anak usia 13–15 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran di SMP Reguler. Apabila hal ini dibiarkan, maka pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun akan terhambat dan fungsi negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan terganggu. Memperhatikan keprihatinan tersebut mulai tahun 2001 ada sekelompok anggota masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang sangat peduli dan mendirikan TKB Mandiri sebagai bagian dari SMP Terbuka dan mengelolanya secara mandiri. Guru Pamong yang melayani siswa di TKB Mandiri pada umumnya bekerja secara sukarela, namun kepada mereka diberikan santunan ala kadarnya oleh LSM yang mengangkatnya. Sarana belajar siswa di TKB Mandiri terutama modul tetap disediakan oleh pihak Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Di samping itu Angka Melanjutkan (“Tansition Rate”) tamatan SMP Terbuka ke jenjang pendidikan menengah, baik ke Sekolah Menengah Umum (SMU) maupun ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) rata-rata hanya sekitar 7 %. Untuk menanggapi keadaan itu Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2001 mulai merintis Pelaksanaan Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa SMP Terbuka. Pada tahun- tahun berikutnya program ini diperluas secara bertahap dan diharapkan pada akhirnya setiap SMP Terbuka direncanakan untuk dapat melaksanakan Program Pendidikan Keterampilan. Untuk meningkatkan mutu SMP Terbuka akan dilakukan berbagai usaha, baik berkaitan dengan kurikulum, tenaga, sarana, maupun proses pembelajarannya. Sedangkan untuk peningkatan akses akan dilakukan pendataan dan pemetaan serta studi kelayakan yang akurat, sehingga hasilnya dapat menopang kebijakan yang akan ditetapkan. Itulah sebabnya dalam melaksanakan program peningkatan mutu, peningkatan akses dan peningkatan efisiensi serta efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka perlu dilakukan melalui berbagai usaha terobosan baru. Kondisi SMP Terbuka dewasa ini antara lain sebagai berikut: 1. Jumlah sekolah sebanyak 2.270 buah yang melayani 261.731 siswa, terdiri atas kelas VII, VIII dan IX yang belajar di 8.588 TKB. 2. Jumlah Guru Pamong per TKB semula rata-rata adalah 1 orang. Dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran, secara bertahap mulai tahun 2004 telah ditambah menjadi 3 orang Guru Pamong yang merupakan guru Rumpun Mata Pelajaran pada setiap TKB. Jumlah Guru Pamong sekarang ada 21.679 orang. 3. Jumlah Guru Bina sebanyak 28.208 orang untuk melayani 12 mata pelajaran. Jadi rata- rata jumlah Guru Bina per sekolah = 12 orang. Hal ini sebenarnya merupakan rasio QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 11
  • 18. Belajar Untuk Masa Depanku yang memadai. Oleh karena itu kalau mutu tamatan SMP Terbuka rendah, tentunya ada berbagai sebab. Mungkin disebabkan oleh lemahnya kinerja guru, oleh motivasi belajar siswa yang kurang, atau sebab-sebab lainnya. 4. Rasio Guru Bina dengan Siswa = 1:10. Rasio ini sebenarnya sangat ideal bila Guru Bina mempunyai komitmen yang kuat untuk membina anak-anak. 5. Dari segi kemampuan akademik memang pada umumnya siswa SMP Terbuka berada di bawah prestasi SMP Reguler. Hal ini dapat difahami karena rata-rata masukan siswa SMP Terbuka pada umumnya memang lebih rendah dari pada siswa SMP Reguler. 6. Pembinaan SMP Terbuka kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak yang terkait. Jadi di lapangan terkesan adanya semacam kontradiksi, yaitu di satu pihak dituntut mutu, tetapi di lain pihak ada kekurang pedulian atas tugas pembinaan. 7. Pengelola SMP Terbuka dirangkap oleh Kepala SMP Induk. Disadari atau tidak disadari pada umumnya Kepala Sekolah cenderung lebih memperhatikan Sekolah Induknya. Sedangkan pengelolaan SMP Terbuka diserahkan sepenuhnya kepada wakilnya. Data kuantitatif SMP Terbuka pada saat ini (akhir tahun pelajaran 2008/2009) yang perlu mendapat perhatian dengan sungguh-sungguh dalam kegiatan pembinaan adalah sebagai berikut: *) Termasuk TKB Mandiri 12 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 19. Belajar Untuk Masa Depanku Diagram berikut menunjukkan prediksi jumlah anak-anak usia 13 – 15 tahun pada tahun 2009 sebanyak 12.707.080 orang, jumlah yang tertampung sebanyak 12.511.576 dan yang tidak tertampung sebanyak 185.504 orang. Yang menjadi unsur utama dalam perhitungan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK). Hal ini menggambarkan peran peningkatan akses SMP Terbuka ke depan dalam menampung sebagian kecil dari jumlah sisa tersebut. TERTAMPUNG 12.511.576 ANAK USIA 13-15 TH 12.707.080 ORANG RENCANA DI REGULER DAN POLA LAIN TAK TERTAMPUNG 185.504 DI SMP TERBUKA + 20% + 37.000 Untuk melaksanakan pembinaan SMP Terbuka kita sudah harus mulai lebih berpikir secara sistem, yaitu sistem yang komprehensif dan menyeluruh, tidak secara parsial. Sebagai contoh, bila kita merencanakan untuk menyelenggarakan pelatihan, maka sejak awal kita harus mempertimbangkan, bahwa keberhasilannya ditentukan oleh berbagai komponen sejak pengembangan konsep pelatihan secara sistem, strategi pelatihan, pendekatan pelatihan dan cara mengevaluasinya. Oleh karena itu perlu ada Tim Pemikir yang menyiapkannya. Sehingga pada setiap perencanaan pelatihan harus dimulai dengan pengembangan program. Demikian pula untuk kegiatan-kegiatan yang lain, hendaknya selalu dimulai dengan pengembangan program. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 13
  • 20.
  • 21. Belajar Untuk Masa Depanku BAB III PENYELARASAN KEGIATAN PEMBINAAN SMP TERBUKA DENGAN TIGA PILAR KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMP A. Perlunya Peningkatan Mutu SMP Terbuka. Berdasarkan kondisi SMP Terbuka sebagaimana diuraikan di atas, maka kegiatan pembinaan SMP Terbuka merupakan upaya yang mutlak sangat diperlukan untuk direncanakan dengan matang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Apalagi bila diingat, bahwa SMP Terbuka merupakan salah satu andalan dalam Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun, maka keberlangsungan- nya harus tetap dijaga dengan sungguh-sungguh dan dikelola secara profesional, efektif dan efisien. Untuk menjaga keberlangsungan SMP Terbuka baik SMP Terbuka lama yang masih beroperasi maupun SMP Terbuka baru yang akan dikembangkan secara bertahap pada tahun-tahun mendatang harus dilakukan pembinaan yang intensif. Pembinaan SMP Terbuka harus komprehensif, mencakup berbagai komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran, yaitu: 1. Pembinaan pada diri siswa, khususnya kemampuan untuk belajar mandiri, bimbingan belajar, bimbingan karir, bimbingan pribadi, dan bimbingan sosial. 2. Pembinaan di bidang tenaga kependidikan, yaitu kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya khususnya untuk Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina dan Guru Pamong. 3. Pembinaan di bidang manajerial, khususnya manajemen berbasis sekolah dan manajemen kelas serta manajemen pembelajaran di TKB. 4. Pembinaan dalam pengelolaan proses belajar mengajar melalui kegiatan monitoring dan evaluasi serta supervisi, baik supervisi akademik maupun klinis. 5. Pembinaan kelengkapan sumber belajar, khususnya modul pembelajaran, sehingga secara terencana dapat mencapai rasio siswa : modul = 1 : 1. 6. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga pendekatan “Contextual Teaching and Learning” (CTL) dapat diterapkan dengan baik. 7. Pemberian program pendidikan keterampilan sebagai bagian dari pendidikan kecakapan hidup, dengan harapan agar tamatan SMP Terbuka memiliki keterampilan pra-vokasional yang bermanfaat bagi kehidupannya di kelak kemudian hari. 8. Intensifikasi sistem penilaian dan lomba kemampuan, sehingga dapat merangsang kemauan belajar keras siswa, misalnya melalui lomba motivasi belajar mandiri (LOMOJARI), baik LOMOJARI bidang Akademik maupun LOMOJARI bidang Keterampilan. 9. Pemetaan mutu pendidikan melalui pengukuran, mencakup Pengukuran kemampuan tenaga kependidikan, dan pengukuran daya serap siswa yang dapat digunakan untuk merencanakan program pembinaan. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 15
  • 22. Belajar Untuk Masa Depanku B. Perlunya Peningkatan Akses SMP Terbuka. Pengalaman dalam merencanakan penyebarluasan SMP Terbuka selama satu dekade terakhir telah memberi pelajaran kepada kita, bahwa SMP Terbuka akan lebih mapan (“exist”) dalam perjalanannya bila penentuan lokasinya didasarkan atas hasil studi kelayakan yang akurat. Oleh karena itu program peningkatan akses SMP Terbuka bagi 258.000 tamatan SD/MI dan setara, yang akan dilaksanakan selama 5 tahun dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 harus dimulai dengan studi kelayakan yang benar dan akurat yang didukung oleh data dan informasi dari sumber primer. Itulah sebabnya untuk menunjang kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan pendataan dan pemetaan pendidikan secara akurat melalui studi yang berkualitas. Pengalaman melaksanakan studi di masa lampau yang kurang akurat telah mengakibatkan kondisi tenaga dan sarana yang dipersyaratkan banyak yang berada di bawah ketentuan. Bila dilihat dari segi mutu hal ini berdampak kurang baik. Prasyarat yang sering kurang diperhatikan antara lain adalah: 1. Tamatan SD/MI dan yang setara, adalah tamatan yang berminat melanjutkan, tetapi karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan melalui SMP Reguler. 2. Calon Sekolah Induk memiliki guru-guru mata pelajaran yang tugas mengajarnya belum mencapai optimal 24 jam per-minggu. 3. Calon Sekolah Induk masih memiliki ruang belajar yang dapat digunakan untuk kegiatan tatap muka dan memiliki fasilitas penunjang yang memadai, yaitu laboratorium, perpustakaan, dan lapangan olah raga, dan diutamakan yang memiliki penerangan listrik 4. Calon siswa yang didata dalam pemetaan masih berada di daerah jangkauan atau “catchment area”. 5. Orang tua calon siswa atau masyarakat setempat mendukung keberadaan SMP Terbuka Beberapa kekeliruan yang kita lakukan telah terjadi dan merupakan pelajaran yang sangat berharga. Yang lebih penting bagi kita ke depan adalah bagaimana kita menyebar- luaskan SMP Terbuka dengan cara yang lebih baik. Kegiatan peningkatan akses SMP Terbuka antara lain mencakup : 1. Melakukan pendataan dan pemetaan kembali SMP Terbuka yang sudah ada, guna mengoptimalkan fungsi pelayanan, sehingga jumlah daya tampung siswa dapat berkembang. 2. Melakukan pendataan dan pemetaan pendidikan dasar per kabupaten / kota dengan pendekatan daerah jangkauan, untuk memberikan masukan kemungkinan pembukaan SMP Terbuka yang baru. 3. Melakukan penilaian terhadap kelembagaan SMP Terbuka agar dapat menjadi lembaga yang mandiri sebagai salah satu lembaga pendidikan jarak jauh, dalam kaitannya dengan upaya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan SMP Terbuka. 16 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 23. Belajar Untuk Masa Depanku 4. Penulisan dan pendistribusian modul baru untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Non Islam yang terdiri atas: Agama Kriten, Agama Katholik, Agama Hindu, dan Agama Budha. 5. Pengembangan radio komunikasi dua arah (RKDA) dalam mengatasi keterbatasan kemampuan Guru Bina untuk berkunjung ke TKB dan sebaliknya kesulitan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk. 6. Pengembangan jaringan pembinaan di tingkat kabupaten / kota yaitu terbentuknya Tim Teknis yang menguasai sistem pembinaan SMP, khususnya SMP Terbuka. C. Perlunya Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Penyelenggaraan SMP Terbuka. Beberapa masalah yang menyebabkan timbulnya inefisiensi dan kurang efektifnya penyelenggaraan SMP Terbuka dan perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh antara lain adalah: 1. Jabatan rangkap Kepala SMP Terbuka. Tanpa mengurangi apresiasi kepada beberapa orang Kepala SMP Terbuka yang memberikan perhatian penuh baik terhadap SMP Negeri (Sekolah Induk) maupun SMP Terbuka, jabatan rangkap Kepala SMP Negeri (Sekolah Induk) dan Kepala SMP Terbuka pada umumnya mendorong yang bersangkutan cenderung untuk lebih mengutamakan perhatiannya kepada SMP Negeri (Sekolah Induk). SMP Terbuka dianggap sebagai sambilan, bahkan ada yang menganggapnya sebagai beban. Oleh karena itu pengelolaan SMP Terbuka menjadi terabaikan. Memang kegiatan sehari- hari SMP Terbuka diserahkan kepada Wakil Kepala SMP Terbuka. Namun secara umum pengelolaan SMP Terbuka kurang optimal karena jabatan rangkap tersebut. 2. Jumlah modul yang kurang memadai. Modul pembelajaran siswa merupakan sumber belajar utama bagi siswa-siswa SMP Terbuka. Meskipun ratio antara modul berbanding siswa pada saat ini telah meningkat dari 1:10 menjadi 1:6, namun sebenarnya distribusi modul demikian masih sangat kurang memadai. Untuk mengatasi masalah pendistribusian modul pembelajaran siswa yang masih jauh dari rasio 1:1 ke masing-masing SMP Terbuka, di lapangan banyak terjadi berbagai macam modifikasi cara pembelajaran siswa yang menjadi berbeda dari konsep awal cara pembelajaran SMP Terbuka. Salah satu upaya Direktorat Pembinaan SMP untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengirimkan Modul untuk semua mata pelajaran kepada seluruh SMP Terbuka dalam bentuk Compact Disk (CD). Masing-masing CD berisi kumpulan modul untuk satu mata pelajaran selama 1 semester. Jadi untuk masing-masing kelas tersedia 2 keping CD per mata pelajaran, sehingga semuanya berjumlah 66 keping CD. 3. Pelaksanaan TKB di Sekolah Induk. Keinginan siswa dan orangtua siswa yang menghendaki anak-anaknya belajar di Sekolah Induk merupakan kecenderungan saat ini bagi Kepala SMP Terbuka untuk menunjuk TKB di Sekolah Induk dan bukan di lokasi yang terdekat dengan tempat tinggal siswa. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 17
  • 24. Belajar Untuk Masa Depanku 4. Pembelajaran mandiri dan kelompok di TKB dan pembelajaran tatap muka. Pada hampir semua TKB yang berada di Sekolah Induk, cara pembelajaran siswa cenderung menjadi kegiatan tatap muka sebagaimana layaknya bagi siswa SMP Reguler. Hal ini perlu ditinjau kembali karena di lapangan telah terjadi perbedaan yang mendasar bila dibandingkan dengan konsep semula. 5. Hubungan TKB Mandiri dengan Sekolah Induk. TKB Mandiri yang penyelenggaraannya dikelola oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) merupakan bagian dari SMP Terbuka. Oleh karena pada umumnya lokasi TKB Mandiri lebih jauh dari pada TKB biasa, maka hubungannya dengan Sekolah Induk perlu lebih diintensifkan agar para siswanya dapat merasakan, bahwa mereka juga bagian dari siswa SMP Negeri yang menjadi sekolah induknya. Kegiatan peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka antara lain mencakup: 1. Pemutakhiran data calon peserta UAS/UN dan yang melanjutkan. 2. Pengembangan Kelembagaan SMP Terbuka. 3. Peningkatan manajemen pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk. 4. Peningkatan manajemen pembelajaran mandiri dan kelompok di TKB 5. Peningkatan frekuensi supervisi oleh Guru Bina. 6. Pemantapan koordinasi TKB Mandiri dengan Sekolah Induk. 7. Pemberdayaan Tim Teknis SMP Terbuka di Pusat, Provinsi dan Kabupaten / Kota 8. Revitalisasi dan reorientasi SMP Terbuka 9. Pemberian tambahan dana bantuan operasional SMP Terbuka dengan mekanisme bantuan operasional sekolah (BOS) yang disalurkan melalui Tim Manajemen BOS Tingkat Provinsi. 18 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 25. Belajar Untuk Masa Depanku BAB IV MEKANISME PEMBINAAN SMP TERBUKA A. Struktur Organisasi Pembinaan SMP Terbuka. Dirjen Mandikdasmen Direktur Pembinaan SMP dibantu oleh Penanggung- jawab Kegiatan Pengem- bangan SMP Terbuka. Satgas Pembinaan Dinas SMP Terbuka Satgas Provinsi Provinsi Pusat Satgas I Satgas II Peningkatan Mutu Peningkatan Satgas Dinas dan Efisiensi Akses Kab/Kota Kab/Kota Sekolah B. Tugas dan tanggungjawab. 1. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah bertugas memberikan arahan tentang kebijakan strategis bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. 2. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama bertugas memberikan arahan tentang kebijakan Sekolah Menengah Pertama. Pelaksanaan operasionalnya dibantu oleh Penanggungjawab Kegiatan Pengembangan SMP Terbuka dan Pendidikan Alternatif. 3. Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Pusat. Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Pusat terdiri atas Satuan Tugas I (Peningkatan Mutu dan Efisiensi) dan Satuan Tugas II (Peningkatan Akses). QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 19
  • 26. Belajar Untuk Masa Depanku a. Satuan Tugas I (Peningkatan Mutu dan Efisiensi) bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan untuk mengupayakan peningkatan mutu SMP Terbuka, mencakup : 1) Peningkatan mutu SMP Terbuka melalui peningkatan kompetensi tenaga kependidikan dan proses belajar mengajar. 2) Peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan SMP Terbuka. 3) Peningkatan apresiasi terhadap bidang ketrampilan yang mampu menunjang kehidupan para siswa SMP Terbuka setelah tamat. b. Satuan Tugas II (Peningkatan Akses) bertugas untuk merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan dan mengkoordinasi-kan semua kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan untuk mengupayakan peningkatan akses SMP Terbuka, mencakup: 1) Penambahan daya tampung SMP Terbuka, baik pada SMP Terbuka yang sudah ada maupun dengan mendirikan SMP Terbuka baru. 2) Pengembangan SMP Terbuka berbasis TIK yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam pembinaan. Anggota Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Pusat minimal mencakup wakil-wakil dari unit kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Balitbang Diknas, Pustekkom, Biro Humor, LPTK, P3G, Instruktur, dan BPS. 4. Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Tingkat Daerah. 1) Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Provinsi bertugas : a) Mengkoordinasikan kegiatan peningkatan mutu dan peningkatan akses baik dengan Satuan Tugas Pusat maupun Satuan Tugas Kabupaten/Kota b) Mengikuti dan melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Satuan Tugas Pusat 2) Satuan Tugas Pembinaan SMP Terbuka Kabupaten/Kota bertugas : a) Membantu pelaksanaan peningkatan mutu dan efisiensi SMP Terbuka b) Membantu pelaksanaan peningkatan akses SMP Terbuka Anggota Satuan Tugas Tingkat Daerah minimal mencakup wakil-wakil dari unsur Sekretaris Daerah dan Sub Dinas yang menangani SMP, Seksi Kurikulum, Pengawas, LPMP, Sanggar/Balai Tekkom. 5. Tugas dan tanggung jawab Daerah. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, selain dibentuk Satuan Tugas Daerah yang memiliki hubungan operasional dengan Satuan Tugas Pusat, tentu saja Daerah juga memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan Peningkatan Mutu dan Peningkatan Akses SMP Terbuka. Untuk mengkondisikan agar di tingkat provinsi dan kabupaten / kota memiliki sumber daya manusia (SDM) yang memadai, secara bertahap Pusat akan menyeleng- garakan pelatihan dan workshop bagi tenaga yang berpengalaman atau berlatar belakang kependidikan. Tenaga tersebut antara lain adalah tenaga-tenaga potensial yang ada di Sub Dinas Pendidikan yang selama ini menangani SMP, Pengawas yang selama ini menunjukkan kemampuan dan aktivitasnya sebagai pengawas, dan beberapa Kepala/Wakil Kepala SMP Terbuka, serta Guru Bina yang ketika mengikuti pelatihan/workshop mendapat prestasi yang baik. 20 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 27. Belajar Untuk Masa Depanku Berdasarkan Undang-Undang RI No, 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan SMP, termasuk SMP Terbuka sepenuhnya menjasdi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Meskipun demikian, karena SMP Terbuka yang proses pembelajarannya lebih menitikberatkan pada sistem belajar jarak jauh, berdasarkan Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Jarak Jauh, maka masih ada kewenangan Pemerintah Pusat untu turut berperanserta memberikan bantuan terhadap penyelenggaraan SMP Terbuka di Daerah. Dengan demikian, dalam era otonomi Daerah, peran Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk hal ini tetap sangat besar artinya. 6. Tugas Dinas Pendidikan Provinsi dan Satuan Tugasnya dalam Pembinaan SMP Terbuka. #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka# Beberapa tugas pembinaan yang mencakup kegiatan peningkatan mutu dan efisiensi SMP Terbuka yang perlu dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi sebagai wakil Pemerintah Pusat (Depdiknas) terhadap kegiatan yang dilaksanakan melalui alur dekonsentrasi adalah sebagai berikut: a. Melakukan koordinasi dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota. b. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan SMP Terbuka, apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Mengidentifikasi data dan informasi tentang daerah tertentu yang tamatan SD/MI dan yang setara banyak yang tidak melanjutkan, karena kondisi sosial ekonomi, geografis, transportasi dan budaya (Angka Transisi rendah, Angka Putus Sekolah (DO) SMP tinggi, Angka Partisipasi Kasar (APK) masih rendah dan berada di bawah rata-rata APK Provinsi), dan menyampaikan data dan informasi tersebut kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. d. Membuat klasifikasi SMP Terbuka yang saat ini beroperasi di provinsi menjadi 4 kelompok, yaitu SMP Terbuka yang: 1) Jumlah siswanya 120 anak atau lebih dan memiliki kecenderungan untuk berkembang. 2) Jumlah siswanya 120 anak atau lebih, tetapi tak memiliki prospek untuk berkembang atau statis, mengingat semua calon siswa sudah dapat tertampung di sekolah yang ada termasuk di SMP Terbuka. 3) Jumlah siswanya kurang dari 120 anak, namun masih memiliki prospek untuk berkembang terus atau minimal masih dapat bertahan seperti yang ada saat ini. 4) Jumlah siswanya kurang dari 120 anak dan tak memiliki harapan untuk dapat berkembang lagi. e. Menyampaikan laporan tentang SMP Terbuka yang sudah tidak dapat dipertahankan lagi karena calon siswanya sudah tidak ada lagi (semua anak usia SMP sudah tertampung seluruhnya) f. Melakukan sosialisasi SMP Terbuka bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kepada para Kepala Sekolah dan Komite Sekolah pada SMP Terbuka, agar Kepala Sekolah dan Komite Sekolah tersebut melakukan sosialisasi QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 21
  • 28. Belajar Untuk Masa Depanku ke SD/MI khususnya dengan anak kelas VI yang ingin melanjutkan, tetapi menghadapi kendala seperti masalah biaya, masalah waktu, serta masalah domisili yang jaraknya sangat jauh untuk ke sekolah yang ada. g. Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pengawasan penyelenggaraan Lomba Motivasi Belajar Mandiri (LOMOJARI) serta pembinaan kualitasnya, sehingga pemenang LOMOJARI mampu bertanding di tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi mapun tingkat Nasional. h. Memberikan informasi tentang SMP Terbuka yang pantas untuk dicalonkan menjadi rintisan SMP Terbuka berbasis TIK Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten / Kota dilengkapi dengan alasan-alasannya. i. Memberikan perhatian dan kepedulian terhadap Pengelola SMP Terbuka (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina dan Guru Pamong) yang berprestasi , baik untuk kesejahteraannya maupun pengembangan karirnya. j. Melakukan peningkatan kualitas TKB baik dilihat dari tenaga maupun sarana dan fasilitasnya, sehingga masyarakat memiliki kepercayaaan terhadap eksistensi SMP Terbuka. k. Melakukan identifikasi SMP Terbuka dilihat dari aspek kualifikasi dan jumlah tenaga, kelengkapan sarana, maupun tingkat pengelolaannya untuk merencanakan pembinaan. l. Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota memberikan penyuluhan cara membuat proposal yang baik yang akan diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh dana “block-grant” untuk Program Pendidikan Keterampilan, Program Olah Raga, Program Kesenian dan Program Pengadaan Ruang Media beserta isinya. m. Memberikan motivasi kepada siswa SMP Terbuka untuk lebih giat berolahraga, sehingga mampu dan terpilih untuk mengikuti PORSENI yang mungkin akan diselenggarakan, baik di tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional. n. Mengusahakan sedapat mungkin tersedianya dana pembinaan SMP Terbuka melalui APBD atau Dana Alokasi Umum (DAU). o. Memanfaatkan Sanggar atau Balai Tekkom untuk memfasilitasi bidang media pendidikan pada SMP Terbuka. p. Melakukan pendataan dan pemetaan SMP Terbuka secara bertahap q. Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan supervisi atas pelaksanaan Program Beasiswa dan penggunaan dana “Block grant” untuk biaya operasional penyelenggaraan SMP Terbuka yang sekarang diganti dengan mekanisme bantuan operasional sekolah (BOS) yang disalurkan melalui Manajemen BOS Provinsi, untuk Program Pendidikan Keterampilan bagi Siswa. r. Melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan tupoksinya. #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Akses SMP Terbuka# a. Bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota melakukan identifikasi daerah-daerah yang dapat dikembangkan SMP Terbuka, sepanjang dengan pola reguler atau pola yang lain tidak mampu menampung tamatan SD/MI dan setara yang ada. b. Bersama-sama dengan Petugas Pusat dan Petugas Kabupaten / Kota melakukan pendataan dan pemetaan Pendidikan Dasar guna menunjang peningkatan akses SMP Terbuka. 22 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 29. Belajar Untuk Masa Depanku 7. Tugas Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota dan Satuan Tugasnya dalam pembinaan SMP Terbuka. #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka# a. Melakukan supervisi terhadap penyelenggaraan SMP Terbuka, supervisi kegiatan tatap muka dan kegiatan belajar mandiri di TKB. b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dana bantuan “block-grant” program pendidikan keterampilan, pemanfaatan dana beasiswa, dan dana bantuan “block- grant” tambahan biaya operasional penyelenggaraan SMP Terbuka (termasuk TKB Mandiri) yang disalurkan dengan mekansime BOS. c. Melakukan pembinaan secara teratur, kunjungan ke TKB untuk memotivasi siswa baik dalam belajar di TKB maupun Tatap Muka. d. Mengusahakan penyediaan dana melalui RAPBD, khususnya untuk menambah BOS bagi SMP Terbuka yang jumlah siswanya < 100 orang, dan tambahan dana kesejahteraan tenaga kependidikannya. e. Memperbaiki kondisi TKB, sehingga anak menjadi betah atau kerasan untuk belajar. f. Menyediakan tenaga dan fasilitas sesuai dengan kondisi daerah sehingga secara bertahap keberadaan / eksistensi SMP Terbuka diakui dan dihargai. g. Membantu Dinas Pendidikan Provinsi dan Pusat dalam pembinaan SMP Terbuka. h. Membimbing sekolah dalam pembuatan proposal yang baik untuk keperluan permohonan dana bantuan “block-grant”. i. Memberikan informasi secara berkala tentang perkembangan SMP Terbuka yang bermanfaat untuk pembinaan. j. Tugas lain sesuai dengan tupoksinya. #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Akses SMP Terbuka # a. Mengidentifikasi kecamatan yang masih banyak tamatan SD/MI dan setara yang tidak melanjutkan. b. Menyajikan data anak usia SD dan usia SMP, jumlah siswa SD/MI dan siswa SMP per kecamatan menurut tingkat kelas dan jenis kelamin. c. Menyajikan data penduduk usia tunggal, untuk memprediksi perkembangannya ke depan melalui proyeksi. d. Memberikan data dan informasi tentang SMP Terbuka yang dapat dijadikan sebagai sekolah model. e. Memberikan informasi tentang sekolah yang cocok untuk memperoleh bantuan peralatan khusus, tenaga dan sarana sesuai dengan karakteristik SMP Terbuka yang bersangkutan. f. Membantu keterlaksaan program penyebarluasan SMP Terbuka, baik yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi maupun oleh Pusat. Dalam rangka peningkatan mutu dan peningkatan akses SMP Terbuka, Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota adalah sebagai ujung tombaknya. Oleh karena itu kepedulian terhadap tugas pokok sebagai pelayan pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Tanpa ada rasa kepedulian tersebut mustahil akan timbul kemauan untuk membina SMP Terbuka, karena pelaksanaan tugas-tugas ini lebih menuntut adanya keikhlasan pengabdian dari pada untuk kepentingan yang lain. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 23
  • 30. Belajar Untuk Masa Depanku SKEMA PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI SERTA PENINGKATAN AKSES SMP TERBUKA PROGRAM PENINGKATAN PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI AKSES 1. Tenaga 1. Peningkatan Daya 2. Sarana Prasarana Tampung SMP 3. Siswa Terbuka yang ada 4. Manajemen 2. Pembukaan SMP 5. Proses Pembelajaran di Terbuka Baru TKB dan melalui Tatap 3. Pengembangan Muka kelembagaan 8. Tugas Sekolah dalam pembinaan SMP Terbuka. # Tugas dalam kegiatan Peningkatan Mutu SMP Terbuka # a. Menyusun program peningkatan mutu yang diperlukan oleh sekolah, antara lain: mempersiapkan siswa untuk mengiktui secara intensif pembelajaran mandiri dan kelompok di TKB dan pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk, untuk mengikuti berbagai jenis lomba, untuk mengikuti ulangan umum, untuk mengikuti ujian akhir, termasuk ujian akhir sekolah (UAS) dan ujian nasional (UN). b. Melaksanakan program peningkatan mutu. c. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan program peningktan mutu kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dengan tembusan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan Dinas Pendidikan Provinsi. d. Mengikutsertakan tenaga kependidikan dalam berbagai pelatihan yang dise- lenggarakan, baik di tingkat Kabupaten / Kota, di Provinsi maupun di Pusat. e. Menyusun dan menyampaikan laporan hasil ujian akhir kepada kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dengan tembusan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan Dinas Pendidikan Provinsi. f. Melakukan supervisi ke semua TKB, termasuk TKB Mandiri. g. Menyelenggarakan LOMOJARI antar TKB. h. Mengikutsertakan siswa dalam LOMOJARI tingkat kabupaten / kota. i. Menyusun proposal untuk memperoleh dana bantuan “Block-grant” Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka. j. Memanfaatkan dan merealisasikan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka sesuai dengan proposal yang diajukan. 24 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 31. Belajar Untuk Masa Depanku k. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan serta pertanggungjawaban keuangan Program Pendidikan Keterampilan bagi siswa SMP Terbuka kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dan tembusan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan kepada Dinas Pendidikan Provinsi. #Tugas dalam kegiatan Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas SMP Terbuka # a. Mengelola kegiatan administratif, yang mencakup antara lain: menerima siswa baru, memberi nomor induk dan memasukkannya ke dalam Buku Induk Siswa (termasuk siswa pada TKB Mandiri), menyampaikan data pada awal tahun pelajaran yang berkaitan dengan jumlah siswa kelas VII, VIII dan IX per TKB dan rekapitulasinya, jumlah tenaga kependidikan dan informasi penting lainnya seperti jumlah siswa yang melanjutkan dan nama-nama alumni yang sukses kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat dan tembusan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan kepada Dinas Pendidikan Provinsi. b. Mengelola kegiatan akademik, yang mencakup antara lain: menyusun pembagian tugas Guru Pamong dan jadwal kegiatan di TKB, pembagian tugas Guru Bina dan jadwal tatap muka di sekolah induk, pembagian kelas tatap muka dan wali kelas, pembagian tugas dan jadwal supervisi oleh Guru Bina, Wakil Kepala Sekolah dan Kepala Sekolah, menyusun program semester dan program tahunan. c. Memanfaatkan tambahan dana bantuan biaya operasional SMP Terbuka yang disalurkan melalui mekanisme BOS dan menyampaikan laporan pertanggung- jawabannya kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota setempat dan tembusan kepada Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dan kepada Dinas Pendidikan Provinsi. d. Mengoptimalkan proses pembelajaran mandiri dan kelompok di TKB e. Mengoptimalkan proses pembelajaran tatap muka di Sekolah Induk f. Menggabung TKB-TKB yang masing-masing jumlah siswanya tinggal sedikit g. Menggabung siswa SMP Terbuka yang tinggal sedikit ke kelas reguler h. Menerima TKB Mandiri yang diserahterimakan untuk menjadi TKB Reguler. # Tugas dalam kegiatan Peningkatan Akses SMP Terbuka # a. Menyosialisasikan rencana pendaftaran siswa baru; b. Membuka TKB baru yang memenuhi persyaratan; c. Menerima kehadiran TKB Mandiri yang ingin bergabung; d. Melakukan inovasi dalam manajemen SMP Terbuka yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat; dan e. Menyalurkan beasiswa bagi semua siswa SMP Terbuka kepada masing-masing yang bersangkutan secara utuh. C. Pembagian tugas antara Pusat dan Daerah. Tugas yang akan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota berkaitan dengan program dekonsentrasi secara garis besar dapat digambarkan pada tabel di bawah ini: QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 25
  • 32. Belajar Untuk Masa Depanku Direktorat Pembinaan Dinas Pendidikan Kab/ Dinas Pendidikan Provinsi SMP Kota 1. Pendataan individual 1. Memberikan informasi 1. Mengecek apakah telah tenaga kependidikan untuk cermat dalam menerima daftar isian dan pengisian, dan segera mengirimkan kembali mengirim kembali 2. Pendataan dan pemetaan 2. Memberikan data daerah 2. Memberikan data SD/MI Dikdas untuk pengem- kecamatan yang APKnya di daerah tertentu yang bangan SMP Terbuka rendah serta nama SMP tamatannya banyak yang Negeri yang ada di daerah tidak melanjutkan dan tersebut nama SMP Negeri yang ada 3. Memberikan dana bantuan 3. a. Menyampaikan informasi 3. a. Menginventarisasi “block-grant” untuk TKB apakah di daerahnya ada TKB Mandiri yang Mandiri melalui mekanis- TKB Mandiri telah operasional dan me BOS menyatu dengan b. Membantu petugas pusat menginduk ke SMPT Sekolah Induknya. dalam pemetaan dan yang ada pendataan. b. Membantu pendataan dan pemetaan. 4. Kampanye penuntasan 4. Meneruskan informasi ke 4. Membantu penyebarluasan wajar 9 tahun melalui sekolah yang dituju penyuluhan melalui media media masa setempat. 5. Memberikan bantuan 5. Mencari calon SMPT yang 5. Mencari lokasi SMPT yang Sarana Komunikasi Radio memenuhi kriteria memenuhi syarat. Dua Arah (uji coba) 32 lokasi 6. Memberikan bantuan 6. Membimbing dalam 6. Mencari calon sekolah untuk alat kesenian (175 penyusunan proposal yang memenuhi syarat dari sekolah), alat olah raga sederhana segi minat, tenaga dan (405 sekolah) dan sarana perpustakaan TKB (800 sekolah) 7. Mengadakan dan 7. Informasi SMP Terbuka 7. Data SMPT, jumlah siswa mendistribusikan modul yang kekurangan modul, dan jenis modul yang telah dengan menyebut jumah tersedia, serta modul yang siswa dan kekurangannya belum ada 8. Penyebaran leaflet dan 8. Memahami isi dan maksud 8. Turut serta menyebarluas- booklet SMP Terbuka penyebaran media tsb kan isi media tersebut. 9. Memberikan dana bantuan 9. Mengawasi penggunaannya 9. Mengawasi “block-grant” biaya (honor, dan biaya operasio- penggunaannya dan opreasional penyelengga- nal) mewajibkan sekolah raan SMPT sesuai dengan mengirim laporan ke pusat jumlah siswa melalui dengan tembusan ke Dinas mekanisme BOS pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota 10. Memberikan “block grant” 10. a. Memberi bimbingan 10. a. Membimbing menyusun 1000 Paket Program penulisan proposal proposal Keterampilan bagi siswa b. Mengawasi b. Mangawasi penggunaan SMP Terbuka. penggunaannya bagi dan pelaporannya yang memperoleh 11. Lomojari bidang akademik 11. Menyelenggarakan Lomojari 11. a. Menyelenggarakan dan bidang keterampilan tingkat provinsi Lomojari tingkat kabupaten / kota. b. Menyiapkan dan mengawasi latihan Lomojari yang akan tampil di tingkat nasional 26 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 33. Belajar Untuk Masa Depanku Direktorat Pembinaan Dinas Pendidikan Kab/ Dinas Pendidikan Provinsi SMP Kota 12. Pelatihan tenaga 12. Meminta Dinas Pendidikan 12. Mengarahkan agar sekolah kependidikan (KS, WKS, Kabupaten/Kota untuk mengirim calon sesuai Guru, TU, Pembina) mengarahkan SMP Terbuka kriteria yang berkepentingan 13. Mengadakan diskusi panel/ 13. Menghadirkan wakilnya bila 13. Mengirimkan wakilnya seminar tentang pengem- diminta bila diminta bangan kelembagaan SMP Terbuka 14. Melaksanakan monitoring 14. Mendampingi pelaksanaan 14. Mendampingi pelaksanaan dan evaluasi SMP Terbuka monitoring 15. Melaksanakan Evaluasi 15. Menyampaikan kondisi saat 15. Menyampaikan kondisi penyelenggaraan SMP ini dan sumbang sarannya penyelenggaraan sekolah Terbuka untuk kemajuan SMP saat ini dan sumbang Terbuka sarannya untuk kemajuan SMP Terbuka ybs. Pembagian tugas di atas merupakan rambu-rambu secara garis besar. Sedangkan dalam penerapannya di lapangan masih perlu disesuaikan dengan kondisi setempat dan dapat dikembangkan lagi sesuai dengan kebutuhan. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 27
  • 34.
  • 35. Belajar Untuk Masa Depanku BAB V PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI SMP TERBUKA A. Perencanaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan. a. Dalam usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan di SMP Terbuka perlu diketahui terlebih dahulu kompetensi yang telah dikuasai, penyiapan strategi pelatihan, materi pelatihan dan sistem evaluasinya. b. Dalam usaha meningkatkan kepedulian terhadap kesejahteraan tenaga kependidikan di SMP Terbuka dengan penyediaan uang lelah yang teratur, tepat waktu dan dapat diterima secara utuh. c. Dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar baik di TKB maupun melalui tatap muka di Sekolah Induk perlu disiapkan intensifikasi pembinaan melaui supervisi klinis/akademik serta memberikan panduan penerapan 4 pilar pemebelajaran dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). d. Dalam usaha meningkatkan hasil dan prestasi belajar siswa perlu disiapkan usaha untuk memberikan motivasi dan kemampuan belajar mandiri, program perbaikan dan penentuan materi essensial dan sulit. e. Dalam usaha melengkapi sarana dan prasarana yang belum dimiliki oleh SMP Terbuka perlu tersedianya data dan informasi sarana dan prasarana yang sudah ada dan yang masih diperlukan. f. Dalam usaha penguasaan keterampilan oleh siswa perlu disiapkan rasio alat dengan jumlah siswa serta frekuensi pelatihan. g. Dalam usaha menurunkan angka putus sekolah siswa SMP Terbuka perlu penyiapan anggaran beasiswa dan penyuluhan. h. Dalam usaha memantapkan pengelolaan TKB Mandiri perlu disiapkan panduan untuk pengelolaan TKB mandiri, tugas dan tanggungjawabnya serta hubungannya dengan SMP Induk. i. Dalam usaha meningkatkan sistem pembinaan melalui monitoring dan evaluasi serta supervisi diperlukan pelatihan kemampuan menyusun rancangan, instrumen dan petunjuk pelaksanaan, pengolahan dan analisis serta tindak lanjutnya. Perlu diciptakan hubungan hirarkhis dalam pembinaan ini antara Pusat, Provinsi, dan Kabupaten / Kota serta keterlibatan Pengawas. j. Dalam usaha menangani anak-anak usia SMP di daerah konflik/pengungsian perlu tersedia data dan informasi mengenai jumlah, jenjang pendidikan dan jenis kelamin. Kriteria dalam pelaksanaan. a. Kriteria Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka 1) Kriteria Peserta Pembinaan Tenaga Kependidikan: a) Diutamakan bagi yang sudah berstatus PNS dan belum berkualifikasi S1 b) Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis c) Belum mendekati usia pensiun d) Berdedikasi dalam mengelola SMP Terbuka e) Bersedia membawa bahan kelengkapan yang diminta dalam diklat 2) Kriteria Peserta Pembinaan Tenaga Administrasi: a) Diutamakan untuk yang sudah PNS b) Pendidikan minimal SLTA c) Belum mendekati usia pensiun QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 29
  • 36. Belajar Untuk Masa Depanku d) Tenaga TU yang langsung menangani administrasi SMP Terbuka e) Bersedia membawa bahan kelengkapan yang diminta dalam diklat 3) Kriteria Penerima Dana Bantuan Kesejahteraan Tenaga Kependidikan: a) SMP Terbuka yang bersangkutan mengirimkan data persekolahan lengkap, mencakup: Nama TKB, jumlah siswa menurut jenis kelamin per TKB, jumlah siswa secara keseluruhan per kelas, Nama Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bina, Guru Pamong, Petugas Tata Usaha dan Pesuruh. b) Bersedia mempertanggungjawabkan penerimaan secara kolektif dana bantuan kesejahteraan Tenaga Kependidikan oleh masing-masing yang berhak. Catatan : Dana bantuan kesejahteraan (untuk tambahan honorarium) tersebut mulai semester II tahun 2007 diganti dengan mekanisme bantuan operasional sekolah (BOS) yang disalurkan melalui Manajemen BOS Tingkat Provinsi. 4) Kriteria Penerima bantuan sarana prasarana: a) Berdasarkan analisis “cohort” siswa SD dan SMP dapat diprediksikan, bahwa SMP Terbuka yang bersangkutan masih akan terus berkembang b) Rasio sarana, khususnya modul (sistem semester) belum mencapai 1: 1. c) Diutamakan sekolah yang selalu menyampaikan laporan. 5) Kriteria Penerima “Subsidi” Program Pendidikan Keterampilan: a) SMP Induknya tidak menerima “block-grant” untuk melaksanakan Program Broad Based Education (BBE). b) Angka putus sekolah rendah. c) Jumlah siswa SMP Terbuka seluruhnya minimal 100 orang anak. d) Jumlah siswa kelas VII, VIII dan IX pada TKB yang ditunjuk > 30 orang. e) Jumlah siswa yang berminat untuk mengikuti program pendidikan keterampilan minimal 30 orang f) Lulus dalam penilaian proposal. g) Bersedia menandatangani surat perjanjian. 6) Kriteria Penerima Beasiswa: Pada dasarnya kepada semua siswa SMP Terbuka diberikan beasiswa secara nasional. Beasiswa tersebut diberikan mulai kelas VII sampai dengan akhir kelas IX. a) Siswa calon penerima beasiswa telah memiliki nomor induk siswa (NIS). b) Wajib memanfaatkannya untuk peningkatan kualitas pembelajaran. c) Wajib mengikuti pembelajaran di TKB dan tatap muka di SMP Induk secara teratur. Catatan: Petunjuk lengkap mengenai tata cara penerimaan beasiswa dan cara mempertanggungjawabkannya diatur dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Bea- siswa SMP Terbuka 7) Kriteria Penerima Dana Bantuan Tambahan Biaya Operasional bagi TKB Mandiri: a) TKB Mandiri yang bersangkutan telah terdaftar pada Sekolah Induk b) Siswa memiliki STTB SD/MI atau yang setara c) Siswa telah memiliki NIS 30 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 37. Belajar Untuk Masa Depanku d) Usia siswa setinggi-tingginya 18 tahun e) Jumlah siswa di TKB ( Kelas VII, VIII dan IX) sekurang-kurangnya 30 orang anak. Catatan : Dana bantuan tambahan biaya operasional bagi TKB Mandiri disalurkan menyatu dalam BOS ke Sekolah Induk melalui Manajemen BOS Tingkat Provinsi. 8) Kriteria Monitoring dan Evaluasi: a) Kriteria Petugas Monitoring dan Evaluasi: (1) Menguasai substansi (2) Mengikuti “coaching” (3) Berkedudukan sebagai PNS atau lembaga yang memiliki kewenangan. b) Kriteria alat Monitoring dan Evaluasi: (1) Ada rancangan (2) Ada instrumen (3) Ada petunjuk pelaksanaan (4) Ada petunjuk pengolahan, analisis dan penyampaian laporan. 9) Kriteria untuk penanganan bantuan anak di daerah konflik/pengungsi: a) Masuk dalam daftar pengungsi yang dibuat oleh Instansi yang berwenang b) Anak yang bersangkutan adalah tamatan SD/MI atau yang setara dan anak putus sekolah SMP. B. Pelaksanaan Peningkatan Mutu dan Efisiensi Dalam Rangka Pembinaan SMP Terbuka. 1. Strategi Umum. Untuk keberhasilan pembinaan, maka strategi umum yang perlu dilakukan antara lain adalah sebagai berikut : a. Diperolehnya data dan informasi mengenai obyek pembinan yang berkenaan dengan kelebihan atau kekurangan dan sebab-sebab mengapa hal tersebut dapat terjadi. b. Pembinaan dilakukan oleh suatu Team Work yang profesional yang relevan dengan sasaran pembinaan, dan dilakukan dengan cara yang sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan c. Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, maka pendekatan yang digunakan adalah yang persuasif, akomodatif, dan inovatif. 2. Strategi Khusus. a. Pembinaan tenaga kependidikan SMP Terbuka dilakukan berdasarkan “needs assessment”. b. Pelaksanaan pembinaan lebih banyak menggunakan pendekatan andragogi dengan lebih melibatkan peserta dalam usaha memahami substansi, baik melalui diskusi kelompok maupun simulasi. c. Penatar atau pelatih lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator atau tutor d. Penilaian dilakukan secara komprehensif, selain melalui tes juga melalui portofolio. e. Dalam pembinaan melalui pendidikan dan pelatihan perlu diusahakan agar selalu dapat melibatkan LPTK sebagai pengahasil guru yang bersangkutan, sehingga QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 31
  • 38. Belajar Untuk Masa Depanku dapat mengetahui tingkat kemampuan dari produk yang dihasilkan, dan dapat memperoleh informasi letak kelemahannya. f. Ada tindak lanjut dari hasil pendidikan dan pelatihan ini yaitu: Bagi peserta perlu ada komitmen untuk bersedia mengimplementasikan setelah sampai di daerah masing-masing. Bagi penatar/penyelenggara dapat menyusun program monitoring dan evaluasi mengenai keterlaksanaan komitmen di lapangan. 3. Lingkup penyelengaraan Peningkatan Mutu dan Efisiensi. a. Peningkatan Mutu dan Efisiensi SMP Terbuka: 1) Penyusunan Rencana Teknis a) Penyusunan TOR b) Penilaian Proposal c) Kontrak 2) Bantuan Satuan Tugas a) Penyusunan data dan informasi b) Inventarisasi kebutuhan bantuan c) Penyerahan bantuan 3) Pengadaan Modul dan program kaset a) Penyesuaian PDKBM, GBIPM dan JM dengan KBK, SKL dan KTSP b) Inventarisasi modul dan kaset yang perlu penyesuaian c) Pelaksanaan penyesuaian d) Penggandaan e) Distribusi b. Operasional SMP Terbuka: 1) Pembentukan Tim Teknis/Satuan Tugas lengkap dengan tupoksinya. 2) Penyediaan honor operasional KS, WKS, Guru Bina, Guru Pamong dan tenaga administrasi melalui mekanisme BOS. 3) Penyelenggaraan LOMOJARI (bidang Akademik dan Keterampilan). 4) Workshop Peningkatan Mutu SMP Terbuka. 5) Workshop Guru Bina dan Guru Pamong. 6) Workshop Pengelola Pendidikan Khusus. c. Diklat Teknis: 1) Pembuatan panduan penyusunan proposal. 2) Pengiriman panduan penyusunan proposal ke semua SMP Terbuka yang memiliki siswa minimal 100 siswa. 3) Penerimaan dan penilaian proposal untuk menentukan nominasi sekitar 1.250 SMP Terbuka. 4) Pelaksanaan Workshop Penyempurnaan Proposal Program “Life Skills” untuk 1000 SMP Terbuka yang masuk nominasi. 5) Penilaian final calon penerima dana bantuan “block-grant” Program Pendidikan Keterampilan. 6) Persiapan SMP Terbuka/TKB yang memperoleh “block-grant”. 7) Penandatanganan surat perjanjian dan dokumen kelengkapannya (kwitansi, nomor rekening, daftar siswa peserta, nama Guru Bina Keterampilan, Guru Pamong Khusus, Tenaga Ahli, dan Nara Sumber). 32 Direktorat Pembinaan SMP - QEC24711
  • 39. Belajar Untuk Masa Depanku d. Life Skills Education: 1) Pemantauan penerimaan dana bantuan “block-grant” 2) Inventarisasi permasalahan 3) Permintaan program operasional dari sekolah penerima“block-grant” 4) Penerimaan dan finalisasi laporan e. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi: 1) Penyusunan rancangan monitoring. 2) Penyusunan instrumen monitoring dan petunjuk pelaksanaan. 3) Pembekalan calon petugas /“Coaching”. 4) Pelaksanaan monitoring. 5) Pengolahan dan analisis hasil. 6) Pelaporan dan tindaklanjut. 4. Jadwal Pelaksanaan Peningkatan Mutu dan Efisiensi tahun 2010. Bulan No Program Kegiatan Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Penyusunan Rencana Teknis 2. Bantuan sarana Program khusus dan prasarana 3. Pengadaan Modul Termasuk dan Panduan Guru penyesuaian KBK/SKL/KTSP Pemberian Dana 4. Bantuan Operasi- onal SMP Terbuka Melalui Dekon Pemberian bea- 5. siswa bagi siswa SMP Terbuka Melalui Dekon 6. Diklat Teknis 7. Pemberian Dana Bantuan Keterampilan (Life Skills) bagi Siswa SMP Terbuka PPK 1000 Paket 8. Monev 33 provinsi Catatan : dalam setiap kegiatan hendaknya mengikutsertakan Widyaiswara, LPTK, Kantor BPS, dan Balai/Sanggar Tekkom C. Monitoring, Evaluasi dan Supervisi. Tanpa mengurangi arti dari kegiatan monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan oleh Tim Monitoring, Evaluasi dan Supervisi, baik Tim Direktorat maupun Tim Independen secara menyeluruh terhadap semua program dan kegiatan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, kegiatan monitoring dan evaluasi khusus terhadap pelaksanaan SMP Terbuka akan tetap dilakukan sesuai dengan ciri khas SMP Terbuka. Bahkan kegiatan ini akan dilengkapi dan ditindaklanjuti dengan kegiatan supervisi klinis yang menyertainya. QEC24711 - Panduan Pelaksanaan Penyelenggaraan SMPT 33