SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 3
Baixar para ler offline
1
Kontekstualisasi Pemahaman 'Kisah Petruk Dadi Ratu'
Konon, di sebuah 'komunitas' mahasiswa, hadir seorang tokoh, atau
tepatnya 'seseorang yang diidolakan sebagai tokoh', sebut saja namanya:
"Pak Petruk", yang tentu saja bukan dari Desa Karangkadempel, yang
diceritakan oleh orang sebagai tempat yang sejuk, sebuah tempat 'Ki Lurah
Petruk', pernah duduk-duduk bersantai sambil menyantap rujak-uleg. Rujak
racikan sang isteri yang dinikmatinya seraya menghisap sebatang rokok
kretek kesukaannya.
Pandangan 'Sang Idola' yang semula ke arah 'mobil mewah' yang
terparkir di depan rumahnya, tiba-tiba beralih ke teras ruang tamu. Di
ruangan luas itu, para mahasiswa yang mengidolakan dirinya, tampak serius
datang ke rumah 'dirinya', entah karena diundang atau (karena) spontanitas
mereka sendiri, atau karena direkayasa oleh orang-orang di balik layar. Yang
jelas, mereka sempat meneriakkan yel-yel “Dukung Pak Petruk" sebagai
calon pemimpin kita untuk masa depan kita,” kata 'Si Togog' yang
membacakan titah dari para mahasiswa, yang menamakan diri mereka
sebagai "Komunitas Pro-Perubahan".
Pandangan"Pak Petruk" kembali berpaling dari dari Smart-Phone
yang dipegangnya. Koran yang dibacanya yang sempat terjatuh karena
kekagetan dirinya saat didatangi sejumlah mahasiswa itu, dia pungut
kembali. Diletakkannya koran itu di meja kerjanya, lalu bergegaslah dia
menemui para mahasiswa yang mengidolakannya seraya menenteng Smart-
Phone kebanggaannya, yang konon dibelinya dengan kisaran harga dua
belas juta rupiah.
Ingatan 'Pak Petruk" kini kembali ke masa lalu. Saat itu dia secara
tidak sengaja mendapat 'mandat' berupa 'wahyu keprabon', yang bukan 'Tiga
Wahyu Keprabon' milik Lurah Petruk yang pernah menjadi 'RATU', tetapi
substansinya mirip Wahyu Maningrat yang menyebarkan bibit ratu, Wahyu
Cakraningrat sebagai penjaga ratu, dan 'Wahyu Widayat' yang melestarikan
hidupnya sebagai ratu.
Padahal, dalam dunia pewayangan, ketiga wahyu tersebut
semestinya singgah sementara di tubuh Abimanyu. Nantinya wahyu akan
diserahkan ke Parikesit sebagai pewaris tahta kerajaan Hastina Pura setelah
Pandhawa pergi. 'Parikesit' adalah putera Abimanyu.
Sayang karena saat itu Abimanyu tengah sakit, ketiga wahyu
tersebut pergi dan hinggap di tubuh 'Ki Lurah Petruk'. 'Ki Lurah Petruk' pun
akhirnya dinobatkan sebagai ratu di sebuah kerajaan yang dia beri nama
'Lojitengara' dengan gelar 'Prabu Wel-Geduwel Beh'.
2
Namun, rupanya untuk menjadi seorang 'ratu sejati' tak cukup
hanya bermodal ketiga wahyu tersebut. 'Ki Lurah Petruk' memerlukan
singgasana kerajaan Hastina Pura. Oleh karenanya, diperintahlah kedua
patih Lojitengara, Bayutinaya dan Wisandhanu untuk mencurinya.
Tahta pun akhirnya berhasil dicuri dan dibawa ke Lojitengara.
Namun Prabu Wel-geduwel Beh gagal, setiap hendak duduk di atas
singgasana, dia terjungkal. Melalui penasihat kerajaan, Petruk mendapat
bisikan agar mencari sebuah boneka yang harus dia gendong saat duduk di
singgasana.
Bayutinaya dan Wisandanu kembali diperintahkan untuk mencari
boneka tersebut. Kedua patih itu pun berhasil membawa sebuah 'boneka'.
Rupanya boneka tersebut adalah Abimanyu yang sedang sakit. Saat
dipangku Prabu Wel-Geduwel Beh itulah Abimanyu sembuh dari sakitnya.
Petruk sadar tak bisa menduduki tahta kerajaan tanpa memangku
Abimanyu, orang yang berhak atas tiga wahyu 'keprabon' Hastina Pura.
Lamunan 'Pak Petruk' pun terhenti saat Smart-Phone yang dia
pegang jatuh dari genggaman tangannya. Dia kembali terngiang pada sebuah
'nasihat' gurunya, sewaktu sekolah di 'Sekolah Kehidupan' yang pernah dia
ikuti. Dan 'Pak Petruk' pun segera menerjemahkan nasihat gurunya yang
berisi 'wani-wanti': "jangan mencari dan meminta jabatan', dan 'jangan
pernah bangga menjadi pejabat, karena tanggung jawabnya berat." Nasihat
itu, ternyata bisa menyadarkan dirinya, dan segera dia beristighfar tiga kali,
seraya mengingat intisari nasihat gurunya yang berisi dua hal yang
mengganjal di hatinya. Pertama, 'keikhlasan' seorang pemimpin, yang
menurut seorang pengamat politik di negeri kita, akan menjadi garansi.
Begitu keikhlasan tidak ada, maka dia akan gagal untuk mengemban
amanah kepemimpinannya. Dalam hal ini "Pak Petruk" merasa belum
memilikinya. Kedua, adalah soal indepedensi 'dirinya' saat nanti duduk di
singgasana.
Keraguan 'Pak Petruk" ini terjadi setelah melihat dengan cermat
beberapa kejanggalan dukungan para mahasiswa yang ternyata mereka tidak
'tahu' siapa 'sesungguhnya' dirinya, yang hingga saat ini sangat tidak ingin
diusung-usung oleh siapa pun. Karena dirinya pernah memunnyai
pengalaman pahit, ketika 'dia' pernah gagal menjadi pemimpin; ketika
dirinya 'saat itu' terlalu banyak dikendalikan oleh orang-orang di balik layar
yang pernah mengusungnya, yang ternyata justru merongrong
kepemimpinannya, karena merasa tak mendapatkan bagian kue kekuasaan,
yang mereka rasakan selama ini tidak adil'. 'Pak Petruk' pun digoyang
kencang-kencang' oleh orang-orang yang pernah mengusungnya. Dengan
tanpa mendapatkan dukungan dari para penjilatnya, akhirnya 'dia' jatuh --
terjerembab -- dari singgasananya, tanpa adanya kepedulian dari para
punggawanya yang selama ini mengelu-elukannya.
3
Dia menyesal, kenapa nasihat dari kawan-kawan terdekatnya, yang
dengan tulus selalu menasihatinya, sama sekali tak pernag digubrisnya.
Andaikata dia mau mendengar nasihat dari kawan-kawan dekatnya
itu, 'dirinya' tak akan pernah mengalami 'kegagalan' yang sangan
menyakitkan itu.
Berpijak dari pengalaman hidupnya, "Pak Petruk" sebenarnya
hanya berharap jika nanti benar-benar menjadi 'pemimpin', dirinya tak lagi
sekadar 'menurut' pada perintah para pengusungnya. Karena setelah menjadi
'pemimpin', dirinya tak hanya menerima mandat dari para pengusungnya,
melainkan seluruh 'rakyat' yang memilih dan dipimpinnya.
Setelah merenung sejenak, dia pun memutuskan untuk
melaksanakan shalat istikharah.
Hasilnya: "Tubuh Pak Petruk rebah" di atas "Spring-Bed"
kesayangannya. Dan isterinya yang sangat setia mendampinya pun
tertunduk lesu, karena ternyata -- sebagai seorang yang muslim -- .dirinya
sadar, bahwa sikapnya selama ini 'salah'.
Dia tak ingin mengulangi kegagalan 'Ki Lurah Petruk' yang telah
gagal total menjadi seorang 'ratu', karena jabatan itu -- sesungguhnya --
bukanlah sesuatu yang menjadi 'hak'-nya. Tetapi karena ambisi pribadi dan
dukungan para pengikutmya -- bisa jadi' nantinya 'dia rampas' hak
kepemimpinan orang yang benar-benar lebih berhak atasnya.
Segeralah dia beristighfar, dan menyatakan penyesalannya, seraya
berkata di depan para pendukungnya, dengan ditemani isteri tercintanya:
"Kuserahkan kepemimpinan umat ini kepada yang lebih berhak daripada diri
saya".
Selamat tinggal ambisiku dan ambisi orang-orang yang tak tahu diri.
Semoga Allah meridhai keputusan saya ini.
Āmîn Yâ Ghaffâr, Yâ Rahîm.

Mais conteúdo relacionado

Destaque

Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Muhsin Hariyanto
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Muhsin Hariyanto
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
Muhsin Hariyanto
 
Menebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMenebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktu
Muhsin Hariyanto
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Muhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Muhsin Hariyanto
 
Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)
Muhsin Hariyanto
 
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
adreani
 
5- Le curriculum
5- Le curriculum5- Le curriculum
5- Le curriculum
teedmedia
 

Destaque (13)

Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
Perspektif dakwah islam dalam pengentasan kemiskinan 01
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
 
Peringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'banPeringatan malam nishfu sya'ban
Peringatan malam nishfu sya'ban
 
Menebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktuMenebas atau ditebas pedang waktu
Menebas atau ditebas pedang waktu
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)Shalat tarawih (bagian 1 3)
Shalat tarawih (bagian 1 3)
 
Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Khutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisaKhutbah nikah farisa
Khutbah nikah farisa
 
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
Commentaires de M. André Marie, chef du bureau des pratiques anti-concurrenti...
 
5- Le curriculum
5- Le curriculum5- Le curriculum
5- Le curriculum
 

Mais de Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Muhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Muhsin Hariyanto
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
Muhsin Hariyanto
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Muhsin Hariyanto
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Muhsin Hariyanto
 

Mais de Muhsin Hariyanto (20)

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 
Mudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkahMudik lahir batin, mungkinkah
Mudik lahir batin, mungkinkah
 
Penjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 hPenjelasan hasil hisab 1436 h
Penjelasan hasil hisab 1436 h
 
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhanTiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
Tiga kunci sukses menjadi orang bertakwa di bulan ramadhan
 
Meraih maghfirah
Meraih maghfirahMeraih maghfirah
Meraih maghfirah
 

Kontekstualisasi pemahaman kisah petruk dadi ratu

  • 1. 1 Kontekstualisasi Pemahaman 'Kisah Petruk Dadi Ratu' Konon, di sebuah 'komunitas' mahasiswa, hadir seorang tokoh, atau tepatnya 'seseorang yang diidolakan sebagai tokoh', sebut saja namanya: "Pak Petruk", yang tentu saja bukan dari Desa Karangkadempel, yang diceritakan oleh orang sebagai tempat yang sejuk, sebuah tempat 'Ki Lurah Petruk', pernah duduk-duduk bersantai sambil menyantap rujak-uleg. Rujak racikan sang isteri yang dinikmatinya seraya menghisap sebatang rokok kretek kesukaannya. Pandangan 'Sang Idola' yang semula ke arah 'mobil mewah' yang terparkir di depan rumahnya, tiba-tiba beralih ke teras ruang tamu. Di ruangan luas itu, para mahasiswa yang mengidolakan dirinya, tampak serius datang ke rumah 'dirinya', entah karena diundang atau (karena) spontanitas mereka sendiri, atau karena direkayasa oleh orang-orang di balik layar. Yang jelas, mereka sempat meneriakkan yel-yel “Dukung Pak Petruk" sebagai calon pemimpin kita untuk masa depan kita,” kata 'Si Togog' yang membacakan titah dari para mahasiswa, yang menamakan diri mereka sebagai "Komunitas Pro-Perubahan". Pandangan"Pak Petruk" kembali berpaling dari dari Smart-Phone yang dipegangnya. Koran yang dibacanya yang sempat terjatuh karena kekagetan dirinya saat didatangi sejumlah mahasiswa itu, dia pungut kembali. Diletakkannya koran itu di meja kerjanya, lalu bergegaslah dia menemui para mahasiswa yang mengidolakannya seraya menenteng Smart- Phone kebanggaannya, yang konon dibelinya dengan kisaran harga dua belas juta rupiah. Ingatan 'Pak Petruk" kini kembali ke masa lalu. Saat itu dia secara tidak sengaja mendapat 'mandat' berupa 'wahyu keprabon', yang bukan 'Tiga Wahyu Keprabon' milik Lurah Petruk yang pernah menjadi 'RATU', tetapi substansinya mirip Wahyu Maningrat yang menyebarkan bibit ratu, Wahyu Cakraningrat sebagai penjaga ratu, dan 'Wahyu Widayat' yang melestarikan hidupnya sebagai ratu. Padahal, dalam dunia pewayangan, ketiga wahyu tersebut semestinya singgah sementara di tubuh Abimanyu. Nantinya wahyu akan diserahkan ke Parikesit sebagai pewaris tahta kerajaan Hastina Pura setelah Pandhawa pergi. 'Parikesit' adalah putera Abimanyu. Sayang karena saat itu Abimanyu tengah sakit, ketiga wahyu tersebut pergi dan hinggap di tubuh 'Ki Lurah Petruk'. 'Ki Lurah Petruk' pun akhirnya dinobatkan sebagai ratu di sebuah kerajaan yang dia beri nama 'Lojitengara' dengan gelar 'Prabu Wel-Geduwel Beh'.
  • 2. 2 Namun, rupanya untuk menjadi seorang 'ratu sejati' tak cukup hanya bermodal ketiga wahyu tersebut. 'Ki Lurah Petruk' memerlukan singgasana kerajaan Hastina Pura. Oleh karenanya, diperintahlah kedua patih Lojitengara, Bayutinaya dan Wisandhanu untuk mencurinya. Tahta pun akhirnya berhasil dicuri dan dibawa ke Lojitengara. Namun Prabu Wel-geduwel Beh gagal, setiap hendak duduk di atas singgasana, dia terjungkal. Melalui penasihat kerajaan, Petruk mendapat bisikan agar mencari sebuah boneka yang harus dia gendong saat duduk di singgasana. Bayutinaya dan Wisandanu kembali diperintahkan untuk mencari boneka tersebut. Kedua patih itu pun berhasil membawa sebuah 'boneka'. Rupanya boneka tersebut adalah Abimanyu yang sedang sakit. Saat dipangku Prabu Wel-Geduwel Beh itulah Abimanyu sembuh dari sakitnya. Petruk sadar tak bisa menduduki tahta kerajaan tanpa memangku Abimanyu, orang yang berhak atas tiga wahyu 'keprabon' Hastina Pura. Lamunan 'Pak Petruk' pun terhenti saat Smart-Phone yang dia pegang jatuh dari genggaman tangannya. Dia kembali terngiang pada sebuah 'nasihat' gurunya, sewaktu sekolah di 'Sekolah Kehidupan' yang pernah dia ikuti. Dan 'Pak Petruk' pun segera menerjemahkan nasihat gurunya yang berisi 'wani-wanti': "jangan mencari dan meminta jabatan', dan 'jangan pernah bangga menjadi pejabat, karena tanggung jawabnya berat." Nasihat itu, ternyata bisa menyadarkan dirinya, dan segera dia beristighfar tiga kali, seraya mengingat intisari nasihat gurunya yang berisi dua hal yang mengganjal di hatinya. Pertama, 'keikhlasan' seorang pemimpin, yang menurut seorang pengamat politik di negeri kita, akan menjadi garansi. Begitu keikhlasan tidak ada, maka dia akan gagal untuk mengemban amanah kepemimpinannya. Dalam hal ini "Pak Petruk" merasa belum memilikinya. Kedua, adalah soal indepedensi 'dirinya' saat nanti duduk di singgasana. Keraguan 'Pak Petruk" ini terjadi setelah melihat dengan cermat beberapa kejanggalan dukungan para mahasiswa yang ternyata mereka tidak 'tahu' siapa 'sesungguhnya' dirinya, yang hingga saat ini sangat tidak ingin diusung-usung oleh siapa pun. Karena dirinya pernah memunnyai pengalaman pahit, ketika 'dia' pernah gagal menjadi pemimpin; ketika dirinya 'saat itu' terlalu banyak dikendalikan oleh orang-orang di balik layar yang pernah mengusungnya, yang ternyata justru merongrong kepemimpinannya, karena merasa tak mendapatkan bagian kue kekuasaan, yang mereka rasakan selama ini tidak adil'. 'Pak Petruk' pun digoyang kencang-kencang' oleh orang-orang yang pernah mengusungnya. Dengan tanpa mendapatkan dukungan dari para penjilatnya, akhirnya 'dia' jatuh -- terjerembab -- dari singgasananya, tanpa adanya kepedulian dari para punggawanya yang selama ini mengelu-elukannya.
  • 3. 3 Dia menyesal, kenapa nasihat dari kawan-kawan terdekatnya, yang dengan tulus selalu menasihatinya, sama sekali tak pernag digubrisnya. Andaikata dia mau mendengar nasihat dari kawan-kawan dekatnya itu, 'dirinya' tak akan pernah mengalami 'kegagalan' yang sangan menyakitkan itu. Berpijak dari pengalaman hidupnya, "Pak Petruk" sebenarnya hanya berharap jika nanti benar-benar menjadi 'pemimpin', dirinya tak lagi sekadar 'menurut' pada perintah para pengusungnya. Karena setelah menjadi 'pemimpin', dirinya tak hanya menerima mandat dari para pengusungnya, melainkan seluruh 'rakyat' yang memilih dan dipimpinnya. Setelah merenung sejenak, dia pun memutuskan untuk melaksanakan shalat istikharah. Hasilnya: "Tubuh Pak Petruk rebah" di atas "Spring-Bed" kesayangannya. Dan isterinya yang sangat setia mendampinya pun tertunduk lesu, karena ternyata -- sebagai seorang yang muslim -- .dirinya sadar, bahwa sikapnya selama ini 'salah'. Dia tak ingin mengulangi kegagalan 'Ki Lurah Petruk' yang telah gagal total menjadi seorang 'ratu', karena jabatan itu -- sesungguhnya -- bukanlah sesuatu yang menjadi 'hak'-nya. Tetapi karena ambisi pribadi dan dukungan para pengikutmya -- bisa jadi' nantinya 'dia rampas' hak kepemimpinan orang yang benar-benar lebih berhak atasnya. Segeralah dia beristighfar, dan menyatakan penyesalannya, seraya berkata di depan para pendukungnya, dengan ditemani isteri tercintanya: "Kuserahkan kepemimpinan umat ini kepada yang lebih berhak daripada diri saya". Selamat tinggal ambisiku dan ambisi orang-orang yang tak tahu diri. Semoga Allah meridhai keputusan saya ini. Āmîn Yâ Ghaffâr, Yâ Rahîm.