SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
Page 1 of 6
“Klasifikasi Orang Islam”
Setiap muslim – sebagaimana firman Allah dan sabda Rasulullah
shallallâhu ‘alaihi wa sallam – dijanjikan akan memeroleh kenikmatan tertinggi
dari Allah, yakni: “surga” sebagai balasan atas amal shalihnya, dengan
keberislamannya. Dan perolehan itu semata-mata karena maghfirah (ampunan)
dan rahmah (kasih sayang) dari Allah. Tetapi, kualifikasi keberislaman setiap
muslim – satu sama lain – tidak sama. Ada orang yang masih enggan untuk
melaksanakan kewajiban-kewajibannya, dan bahkan cenderung bersikap
minimalis; ada juga yang sudah berkesanggupan untuk melaksanakan
kewajiban-kewajibannya, tetapi belum maksimal; dan ada juga yang sudah
berkesanggupan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara optimal.
Mereka – masing-masing – tetap dijanjikan oleh Allah untuk mendapatkan
surganya dengan nilai perolehan yang selaras dengan kualifikasi keislaman
masing-masing.
Di dalam QS Fâthir/35: 32 Allah berfirman:
‫ا‬
َ
‫ن‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬
َ
‫ن‬ْ‫ي‬
َ
‫ف‬ َ‫ط‬ ْ‫اص‬ َ‫ين‬ِ
َ
‫اَّل‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬
ْ
‫ال‬ ‫ا‬
َ
‫ن‬
ْ
‫ث‬َ‫ر‬ْ‫و‬
َ
‫أ‬ َ‫ّم‬
ُ
‫ث‬ِۖ‫ه‬ ِ‫س‬
ْ
‫ف‬َ ‫ن‬
ِ‫ِل‬ ٌ‫ّم‬ِ‫ل‬‫ا‬
َ
‫ظ‬ ْ‫ّم‬ُ‫ه‬
ْ
‫ن‬ِ‫م‬
َ
‫ف‬
ِ
َ
‫اّلل‬ ِ‫ن‬
ْ
‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ِ‫ات‬َ ْ‫ْي‬َْ
‫اْل‬ِ‫ب‬ ٌ‫ق‬ِ‫اب‬َ‫س‬ ْ‫ّم‬ُ‫ه‬
ْ
‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬
ٌ
‫د‬ ِ‫ص‬َ‫ت‬
ْ
‫ق‬
ُ
‫م‬ ‫ّم‬ُ‫ه‬
ْ
‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ۚ
َ
‫ذ‬ٰ
ُ
ُ
ْ
ْ
َ
‫ف‬
ْ
‫ال‬ ََ
ُ
ُ
َ
َِ‫ل‬
ُ‫ْي‬ِ‫ب‬
َ
‫ك‬
ْ
‫ال‬
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara
hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih
dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang
amat besar.”
Allah menyatakan: ‘betapa agung’ kemurahan dan kenikmatan-Nya
yang telah dicurahkan kepada umat Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Pilihan Allah kepada mereka, lantaran mereka umat yang sempurna dengan
akalnya, memiliki pemikiran terbaik, hati yang lunak, dan jiwa yang bersih.1
Secara khusus, Allah mewariskan kitab yang berisi kebenaran dan hidayah
hakiki (al-Qur`ân) kepada mereka. Kitab suci yang juga telah memuat
kandungan al-haq yang ada dalam Injil dan Taurat. Sebab, dua kitab tersebut
sudah tidak relevan untuk menjadi hidayah (panduan) bagi umat manusia,
lantaran telah terintervensi oleh campur tangan manusia.2
Di dalam ayat tersebut Allah mengklasifikasikan orang-orang yang
menerima al-Qur`ân (kaum muslimin), menjadi tiga macam. Golongan pertama
disebut zhâlimun li nafsihi. Golongan kedua disebut muqtashid. Jenis terakhir
bergelar sâbiqun bil-khairât. Berikut penjelasan singkatnya.
1
Ibid.
2
Al-Jazâiri, Aisar at-Tafâsîr, juz II, hal. 1061-1062.
Page 2 of 6
Pertama: (zhâlimun li nafsih).
Makna zhâlimun li nafsih merupakan sebutan bagi orang Islam yang
berbuat taqshîr (kurang beramal) dalam sebagian kewajiban, ditambah dengan
tindakan beberapa pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan, termasuk
dosa-dosa besar.3
Atau dengan kata lain, orang yang taat kepada Allah, akan
tetapi ia juga berbuat maksiat kepada-Nya. Karakter golongan ini tertuang
dalam firman Allah berikut:4
ۚ
“Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur-
baurkan perkerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan
Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS at-Taubah/9: 102).
Kedua: (al-muqtashid)
Orang-orang yang termasuk dalam istilah ini, ialah mereka yang taat
kepada Allah tanpa melakukan kemaksiatan, namun tidak menjalankan ibadah-
ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Juga diperuntukkan bagi
orang yang telah mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-
larangan saja. Tidak lebih dari itu.5
Atau dalam pengertian lain, orang-orang
yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan haram,
namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan melakukan
perkara yang makruh.6
Golongan Ketiga: (sâbiqun bi al-khairât).
Kelompok ini berciri menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah dan
menjauhi muharramât (larangan-larangan). Selain itu, keistimewaan yang tidak
lepas dari mereka adalah kemauan untuk menjalankan amalan-amalan ketaatan
yang bukan wajib untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah.7
Atau mereka
adalah orang-orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban, amalan-amalan
3
Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur`ân al-'Azhîm, juz VI, hal. 568, Al-Jazâiri, Aisar at-
Tafâsîr, hal, 1062.
4
Asy-Syinqîthi, Adhwâ al-Bayân, juz VI, hal. 164
5
Ibid.
6
Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur`ân al-'Azhîm, juz VI, hal. 568,
7
Asy-Syinqîthi, Adhwâ al Bayân, juz VI, hal. 164.
Page 3 of 6
sunnah lagi menjauhi dosa-dosa besar dan kecil.8
Ketika al-Qurthubi mengetengahkan sekian banyak pendapat ulama
berkaitan dengan sifat-sifat tiga golongan di atas merupakan sesuatu yang
menarik. Sehingga bisa dijadikan sebagai cermin dan bahan muhâsabah
(introspeksi) bagi seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya; apakah ia
termasuk dalam golongan pertama (paling rendah), tengah-tengah, atau
menempati posisi yang terbaik dalam setiap sikap, perkataan dan tindakan.9
1. Janji Allah Kepada Orang Islam
Allah menjelaskan bahwa Dia (Allah) menjanjikan Jannatun-Na’îm
terhadap tiga kelompok orang Islam itu, dan Allah tidak akan pernah
mengingkari janji-Nya.
Allah berfirman:
ۖ
“(Bagi mereka) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi
perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di
dalamnya adalah sutera.” (QS Fâthir/35: 33)
Janji Allah berupa Jannatun-Na’îm kepada semua kelompok tersebut,
digapai pertama kali – berdasarkan urutan pada ayat – oleh kelompok orang
yang disebut: zhâlimun li nafsih. Hal tersebut menunjukkan bahwa ayat ini
termasuk arjâ âyât al-Qur`ân. Yaitu ayat al-Qur`ân yang sangat membekaskan
sikap optimisme umat yang sangat kuat. Tidak ada satu pun seorang muslim
yang keluar dari tiga klasifikasi di atas. Sehingga ayat ini dapat dijadikan sebagai
dasar argumentasi bahwa pelaku dosa besar tidak kekal abadi di neraka. Karena,
golongan orang kafir dan balasan bagi mereka, secara khusus dibicarakan pada
ayat-ayat setelahnya, yaitu QS Fâthir/35: 36-37,
ۚ
ۚ
8
Al-Jazâiri, Aisar at-Tafâsîr, juz II, hal. 1062.
9
Al-Qurthubi, Al-Jâmi li Ahkâm al-Qur`ân, juz XIV, hal. 302-303.
Page 4 of 6
ۖ
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah
Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka
itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang
saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak
memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau
berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah
(azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.”
Syaikh 'Abd al-Muhsin al-‘Abbâd berkomentar tentang ayat di atas:
"Allah menyatakan tentang besarnya kemurahan dan kenikmatan dengan
memilih siapa saja yang Dia kehendaki untuk masuk Islam dengan mencakup
tiga golongan secara keseluruhan. Setiap orang yang telah memeroleh hidayah
Islam dari Allah, maka tempat kembalinya adalah jannah (surga), kendati
golongan pertama akan mengalami siksa atas perbuatan kezaliman yang
dilakukan terhadap diri sendiri”.10
Hal ini sangat berbeda dengan kondisi Ahlul Kitab. Mereka hanya
terbagi menjadi dua kelompok, yakni golongan yang muqtashid dalam beramal,
dan kedua golongan mayoritas adalah orang-orang yang amalannya buruk.
Allah berfirman:
ۚۖ
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (al-
Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat
makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka11
. Di antara mereka ada golongan yang
pertengahan12
. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.”
(QS al-Mâ`idah/5: 66).
2. Mengapa “Zhâlimun Linafsih” Didahulukan Penyebutannya Dalam Ayat
Ini?
10
'Abd al-Muhsin al-‘Abbâd al-Badr, Kutub wa Rasâ`il, Min Kunûz al-Qur`an al-
Karîm, juz I, hal. 282.
11
Maksudnya: “Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan
menurunkan hujan dan menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan
tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah.”
12
Maksudnya: “Orang yang bersikap jujur dan bertindak ‘lurus’ dan tidak
menyimpang dari kebenaran.
Page 5 of 6
Mengapa klasifikasi zhâlimun li nafsih dikedepankan dalam memeroleh
janji Jannatun-Na’îm dibandingkan dua golongan lainnya (al-muqatshid dan
sâbiqûn bil-khairât), padahal merupakan tingkatan manusia yang terendah dari
tiga golongan yang ada?
Para ulama telah mencoba menganalisis penyebabnya. Sebagian ulama
berpendapat, supaya golongan pertama itu tidak mengalami keputusasaan dari
rahmat Allah, dan golongan sâbiqûn bil-khairat tidak silau dan terpedaya dengan
amalan sendiri. Sebagian ulama lain menyatakan, alasan mendahulukan
golongan zhâlimun li nafsih lantaran mayoritas penghuni surga berasal dari
golongan itu. Sebab, orang yang tidak pernah terjerumus dalam perbuatan
maksiat jumlahnya sedikit. Ini berdasarkan firman Allah:
ۖ
ۗ
“Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan
dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan
amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia
meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.” (QS
Shâd/38: 24)
Secara lebih luas, al-Qurthubi telah memaparkan pendapat-pendapat
ulama yang lain dalam kitab tafsirnya.13
Kesimpulan dan ‘Ibrah
Kesimpulan dan pelajaran penting yang dapat diambil dari ayat tersebut
di atas ialah:
1. Di dalam ayat ini, Allah telah memuliakan umat (Nabi) Muhammad
shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dengan memberikan anugerah kepada mereka
‘kitab (suci) al-Qur`an’, yang memuat kebenaran dan hidayah yang juga
terdapat di dalam kitab Injil dan Taurat.
2. Ayat ini menjelaskan, betapa luasnya rahmat Allah bagi umat (Nabi)
Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dan lebih luas daripada umat-umat
terdahulu.
3. Ayat ini menjelaskan bahwa kaum muslimin terbagi menjagi tiga tingkatan
dalam beramal. Pertama, orang yang mezalimi diri mereka sendiri, yaitu:
13
Al-Qurthubi, al-Jâmi li Ahkâm al-Qur`ân, juz XIV, hal. 304.
Page 6 of 6
orang yang taat kepada Allah, akan tetapi ia juga berbuat maksiat kepada-
Nya; kedua: orang yang berada posisi tengah (transisi); yaitu: orang-orang
yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan
haram, namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan
melakukan perkara yang makruh; ketiga, orang yang berada pada posisi
ideal, yaitu: orang-orang yang telah berkemauan dan berkemampuan untuk
mengerjakan kewajiban-kewajiban, amalan-amalan sunnah, serta menjauhi
dosa-dosa besar dan kecil.14
4. Ayat ini menjelaskan artipenting: ‘kompetisi’ (berlomba-lomba) dalam
kebajikan, agar umat Islam ‘bisa’ menjadi model (teladan) bagi umat lain;
atau dengan kata lain: “menjadi yang pertama (yang mengawali) dan yang
utama (terbaik)”.
5. Ayat ini menjelaskan, bahwa orang yang berbuat dosa, ‘selain kufur dan
syirik’, tidak akan kekal di neraka, pada saatnya – dengan maghfirah
(ampunan) dan rahmah (kasih sayang) Allah, mereka akan menjadi penghuni
surga.
6. Ayat ini (juga) menjelaskan tentang ‘kenikmatan surgawi’, yang nilainya
sangat tinggi, dan semuanya – pada saatnya -- akan didapatkan oleh setiap
muslim, cepat atau lambat, bergantung pada kualifikasi masing.
Wallâhu a'lamu bish-shawâb.
14
Al-Jazâiri, Aisar at-Tafâsîr, juz II, hal. 1062.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

4.4 alam roh dan kematian
4.4 alam roh dan kematian4.4 alam roh dan kematian
4.4 alam roh dan kematianwk_aiman
 
Id forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiId forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiMohd Nur Addin
 
Buku text kelas x
Buku text kelas  xBuku text kelas  x
Buku text kelas xUlin Nuha
 
Ahlak Kepada Allah dan Rasullulah
Ahlak Kepada Allah dan RasullulahAhlak Kepada Allah dan Rasullulah
Ahlak Kepada Allah dan RasullulahMuhamad Yogi
 
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Tolak Ahmad Anwar
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatAlfian Ramli
 
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )YULIA LIA
 
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2Alvie Messi
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranVimz SpecialOps
 
Ppt al qur'an hadist
Ppt al qur'an hadistPpt al qur'an hadist
Ppt al qur'an hadistanniemasni123
 
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...Mulia Fathan
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)35255466
 
Arbain nawawiyah
Arbain nawawiyahArbain nawawiyah
Arbain nawawiyahDimaryapati
 
Mata pelajaran fikih syahadat
Mata pelajaran fikih syahadatMata pelajaran fikih syahadat
Mata pelajaran fikih syahadatyadah
 

Mais procurados (20)

4.4 alam roh dan kematian
4.4 alam roh dan kematian4.4 alam roh dan kematian
4.4 alam roh dan kematian
 
Id forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawiId forty hadith_of_nawawi
Id forty hadith_of_nawawi
 
Buku text kelas x
Buku text kelas  xBuku text kelas  x
Buku text kelas x
 
Tafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashrTafsir al 'ashr
Tafsir al 'ashr
 
Ahlak Kepada Allah dan Rasullulah
Ahlak Kepada Allah dan RasullulahAhlak Kepada Allah dan Rasullulah
Ahlak Kepada Allah dan Rasullulah
 
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
Panduan pencapaian tingkat laksana (tolak ahmad saiful anwar)
 
Materi al quran 1
Materi al quran 1Materi al quran 1
Materi al quran 1
 
Keotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'anKeotentikan al qur'an
Keotentikan al qur'an
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
 
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
Aqidah akhlak (Perguruan Tinggi )
 
Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2Modul 12 kb 2
Modul 12 kb 2
 
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2
Mengkaji surah al lahab dan an-nasr 2
 
Beberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quranBeberapa bukti keotentikan al-quran
Beberapa bukti keotentikan al-quran
 
Peta konsep
Peta konsepPeta konsep
Peta konsep
 
Ppt al qur'an hadist
Ppt al qur'an hadistPpt al qur'an hadist
Ppt al qur'an hadist
 
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
Al quran Hadist ~ Seluk-beluk Al qur'an dan Fungsinya dalam kehidupan sehari-...
 
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
01 desiana trisnawati (memahami pengertian al-qur'an dan bukti keotentikannya)
 
Arbain nawawiyah
Arbain nawawiyahArbain nawawiyah
Arbain nawawiyah
 
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6
BIMS1023 Aqidah Islam - Bahagian 6
 
Mata pelajaran fikih syahadat
Mata pelajaran fikih syahadatMata pelajaran fikih syahadat
Mata pelajaran fikih syahadat
 

Destaque

Jadilah pemberani yang cerdas
Jadilah pemberani yang cerdasJadilah pemberani yang cerdas
Jadilah pemberani yang cerdasMuhsin Hariyanto
 
Kontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadKontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadMuhsin Hariyanto
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMuhsin Hariyanto
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatMuhsin Hariyanto
 
Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'
Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'
Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'Muhsin Hariyanto
 
Nasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinya
Nasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinyaNasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinya
Nasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinyaMuhsin Hariyanto
 
Menjadi sukses dengan tabungan energi positif
Menjadi sukses dengan tabungan energi positifMenjadi sukses dengan tabungan energi positif
Menjadi sukses dengan tabungan energi positifMuhsin Hariyanto
 
Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5
Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5
Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5Muhsin Hariyanto
 
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukanTafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukanMuhsin Hariyanto
 
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakarLarangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakarMuhsin Hariyanto
 
Tafsir al quran qs al-hujurat ayat 9 (ishlah)
Tafsir al quran qs al-hujurat ayat  9 (ishlah)Tafsir al quran qs al-hujurat ayat  9 (ishlah)
Tafsir al quran qs al-hujurat ayat 9 (ishlah)Muhsin Hariyanto
 
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13Muhsin Hariyanto
 
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakKata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakMuhsin Hariyanto
 
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13Muhsin Hariyanto
 
Numérique et nouvelles activités - Les propostions du Medef
Numérique et nouvelles activités - Les propostions du MedefNumérique et nouvelles activités - Les propostions du Medef
Numérique et nouvelles activités - Les propostions du MedefAdm Medef
 

Destaque (20)

Sakînah
SakînahSakînah
Sakînah
 
Jadilah pemberani yang cerdas
Jadilah pemberani yang cerdasJadilah pemberani yang cerdas
Jadilah pemberani yang cerdas
 
Kontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihadKontekstualisasi konsep jihad
Kontekstualisasi konsep jihad
 
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihadMenggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
Menggapai keberuntungan dengan tawasul dan jihad
 
Istidraj 01
Istidraj 01Istidraj 01
Istidraj 01
 
Antara wahn dan zuhud
Antara wahn dan zuhudAntara wahn dan zuhud
Antara wahn dan zuhud
 
Jihad di jalan allah
Jihad di jalan allahJihad di jalan allah
Jihad di jalan allah
 
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalatSelesaikan masalah dengan sabar dan shalat
Selesaikan masalah dengan sabar dan shalat
 
Apa itu nlp
Apa itu nlpApa itu nlp
Apa itu nlp
 
Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'
Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'
Mengambil ‘ibrah dari kehancuran kaum saba'
 
Nasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinya
Nasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinyaNasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinya
Nasihat ‘pertama dan utama’ luqmân untuk buah hatinya
 
Menjadi sukses dengan tabungan energi positif
Menjadi sukses dengan tabungan energi positifMenjadi sukses dengan tabungan energi positif
Menjadi sukses dengan tabungan energi positif
 
Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5
Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5
Tafsir qs al jumu’ah, 62 ayat 5
 
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukanTafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
Tafsir qs al hujurât, 9 ayat 6 - mengapa tabayyun diperlukan
 
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakarLarangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
Larangan bersikap curang dalam menimbang dan menakar
 
Tafsir al quran qs al-hujurat ayat 9 (ishlah)
Tafsir al quran qs al-hujurat ayat  9 (ishlah)Tafsir al quran qs al-hujurat ayat  9 (ishlah)
Tafsir al quran qs al-hujurat ayat 9 (ishlah)
 
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
 
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlakKata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
Kata pengantar dan daftar isi supleman buku ajar aqidah akhlak
 
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
Tafsir qs al hujurat, 49 ayat 13
 
Numérique et nouvelles activités - Les propostions du Medef
Numérique et nouvelles activités - Les propostions du MedefNumérique et nouvelles activités - Les propostions du Medef
Numérique et nouvelles activités - Les propostions du Medef
 

Semelhante a KLASIFIKASI

Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islaminfomiftah
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendraAnandaPutra
 
Menimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMenimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMuhsin Hariyanto
 
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptxIM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptxWindiFebriyaniPakai
 
[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xi[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xiawalsepta84
 
materi akhlak
materi akhlakmateri akhlak
materi akhlakmucham04
 
[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xi[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xiawalsepta84
 
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanDosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanMuhsin Hariyanto
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiMuhsin Hariyanto
 
7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasadHelmon Chan
 
Al baqarah148 dan al-fatir32
Al baqarah148 dan al-fatir32Al baqarah148 dan al-fatir32
Al baqarah148 dan al-fatir32Lia Rofiatun
 

Semelhante a KLASIFIKASI (20)

Klasifikasi orang islam
Klasifikasi orang islamKlasifikasi orang islam
Klasifikasi orang islam
 
Klasifikasi orang islam
Klasifikasi orang islamKlasifikasi orang islam
Klasifikasi orang islam
 
PAI_2.pptx
PAI_2.pptxPAI_2.pptx
PAI_2.pptx
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islam
 
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAIMahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
Mahendra Ananda Putra_L1C020053_UAS PAI
 
Tafsir surat al 'ashr
Tafsir surat al 'ashrTafsir surat al 'ashr
Tafsir surat al 'ashr
 
Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5Rukun al fahmu pt 5
Rukun al fahmu pt 5
 
Menimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang daMenimbang sosok ideal seorang da
Menimbang sosok ideal seorang da
 
Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01Al mukhbitun-01
Al mukhbitun-01
 
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptxIM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
IM 1 IHSANUL AMAL & THOLABUL ILMI.pptx
 
Rezeki dari Allah
Rezeki dari AllahRezeki dari Allah
Rezeki dari Allah
 
Tugas uas agama islam 2021
Tugas uas agama islam 2021Tugas uas agama islam 2021
Tugas uas agama islam 2021
 
Khutbah
KhutbahKhutbah
Khutbah
 
[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xi[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xi
 
materi akhlak
materi akhlakmateri akhlak
materi akhlak
 
[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xi[8] materi pai sma xi
[8] materi pai sma xi
 
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunanDosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
Dosa yang harus (segera) dimohonkan ampunan
 
Orang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugiOrang yang beruntung dan rugi
Orang yang beruntung dan rugi
 
7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad7 cara mengatasi penyakit hasad
7 cara mengatasi penyakit hasad
 
Al baqarah148 dan al-fatir32
Al baqarah148 dan al-fatir32Al baqarah148 dan al-fatir32
Al baqarah148 dan al-fatir32
 

Mais de Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 

Mais de Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

KLASIFIKASI

  • 1. Page 1 of 6 “Klasifikasi Orang Islam” Setiap muslim – sebagaimana firman Allah dan sabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam – dijanjikan akan memeroleh kenikmatan tertinggi dari Allah, yakni: “surga” sebagai balasan atas amal shalihnya, dengan keberislamannya. Dan perolehan itu semata-mata karena maghfirah (ampunan) dan rahmah (kasih sayang) dari Allah. Tetapi, kualifikasi keberislaman setiap muslim – satu sama lain – tidak sama. Ada orang yang masih enggan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya, dan bahkan cenderung bersikap minimalis; ada juga yang sudah berkesanggupan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya, tetapi belum maksimal; dan ada juga yang sudah berkesanggupan untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara optimal. Mereka – masing-masing – tetap dijanjikan oleh Allah untuk mendapatkan surganya dengan nilai perolehan yang selaras dengan kualifikasi keislaman masing-masing. Di dalam QS Fâthir/35: 32 Allah berfirman: ‫ا‬ َ ‫ن‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ْ‫ي‬ َ ‫ف‬ َ‫ط‬ ْ‫اص‬ َ‫ين‬ِ َ ‫اَّل‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ ْ ‫ال‬ ‫ا‬ َ ‫ن‬ ْ ‫ث‬َ‫ر‬ْ‫و‬ َ ‫أ‬ َ‫ّم‬ ُ ‫ث‬ِۖ‫ه‬ ِ‫س‬ ْ ‫ف‬َ ‫ن‬ ِ‫ِل‬ ٌ‫ّم‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ ‫ظ‬ ْ‫ّم‬ُ‫ه‬ ْ ‫ن‬ِ‫م‬ َ ‫ف‬ ِ َ ‫اّلل‬ ِ‫ن‬ ْ ‫ذ‬ِ‫إ‬ِ‫ب‬ ِ‫ات‬َ ْ‫ْي‬َْ ‫اْل‬ِ‫ب‬ ٌ‫ق‬ِ‫اب‬َ‫س‬ ْ‫ّم‬ُ‫ه‬ ْ ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ٌ ‫د‬ ِ‫ص‬َ‫ت‬ ْ ‫ق‬ ُ ‫م‬ ‫ّم‬ُ‫ه‬ ْ ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ۚ َ ‫ذ‬ٰ ُ ُ ْ ْ َ ‫ف‬ ْ ‫ال‬ ََ ُ ُ َ َِ‫ل‬ ُ‫ْي‬ِ‫ب‬ َ ‫ك‬ ْ ‫ال‬ “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” Allah menyatakan: ‘betapa agung’ kemurahan dan kenikmatan-Nya yang telah dicurahkan kepada umat Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Pilihan Allah kepada mereka, lantaran mereka umat yang sempurna dengan akalnya, memiliki pemikiran terbaik, hati yang lunak, dan jiwa yang bersih.1 Secara khusus, Allah mewariskan kitab yang berisi kebenaran dan hidayah hakiki (al-Qur`ân) kepada mereka. Kitab suci yang juga telah memuat kandungan al-haq yang ada dalam Injil dan Taurat. Sebab, dua kitab tersebut sudah tidak relevan untuk menjadi hidayah (panduan) bagi umat manusia, lantaran telah terintervensi oleh campur tangan manusia.2 Di dalam ayat tersebut Allah mengklasifikasikan orang-orang yang menerima al-Qur`ân (kaum muslimin), menjadi tiga macam. Golongan pertama disebut zhâlimun li nafsihi. Golongan kedua disebut muqtashid. Jenis terakhir bergelar sâbiqun bil-khairât. Berikut penjelasan singkatnya. 1 Ibid. 2 Al-Jazâiri, Aisar at-Tafâsîr, juz II, hal. 1061-1062.
  • 2. Page 2 of 6 Pertama: (zhâlimun li nafsih). Makna zhâlimun li nafsih merupakan sebutan bagi orang Islam yang berbuat taqshîr (kurang beramal) dalam sebagian kewajiban, ditambah dengan tindakan beberapa pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan, termasuk dosa-dosa besar.3 Atau dengan kata lain, orang yang taat kepada Allah, akan tetapi ia juga berbuat maksiat kepada-Nya. Karakter golongan ini tertuang dalam firman Allah berikut:4 ۚ “Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur- baurkan perkerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS at-Taubah/9: 102). Kedua: (al-muqtashid) Orang-orang yang termasuk dalam istilah ini, ialah mereka yang taat kepada Allah tanpa melakukan kemaksiatan, namun tidak menjalankan ibadah- ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Juga diperuntukkan bagi orang yang telah mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan- larangan saja. Tidak lebih dari itu.5 Atau dalam pengertian lain, orang-orang yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan haram, namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan melakukan perkara yang makruh.6 Golongan Ketiga: (sâbiqun bi al-khairât). Kelompok ini berciri menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah dan menjauhi muharramât (larangan-larangan). Selain itu, keistimewaan yang tidak lepas dari mereka adalah kemauan untuk menjalankan amalan-amalan ketaatan yang bukan wajib untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah.7 Atau mereka adalah orang-orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban, amalan-amalan 3 Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur`ân al-'Azhîm, juz VI, hal. 568, Al-Jazâiri, Aisar at- Tafâsîr, hal, 1062. 4 Asy-Syinqîthi, Adhwâ al-Bayân, juz VI, hal. 164 5 Ibid. 6 Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur`ân al-'Azhîm, juz VI, hal. 568, 7 Asy-Syinqîthi, Adhwâ al Bayân, juz VI, hal. 164.
  • 3. Page 3 of 6 sunnah lagi menjauhi dosa-dosa besar dan kecil.8 Ketika al-Qurthubi mengetengahkan sekian banyak pendapat ulama berkaitan dengan sifat-sifat tiga golongan di atas merupakan sesuatu yang menarik. Sehingga bisa dijadikan sebagai cermin dan bahan muhâsabah (introspeksi) bagi seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya; apakah ia termasuk dalam golongan pertama (paling rendah), tengah-tengah, atau menempati posisi yang terbaik dalam setiap sikap, perkataan dan tindakan.9 1. Janji Allah Kepada Orang Islam Allah menjelaskan bahwa Dia (Allah) menjanjikan Jannatun-Na’îm terhadap tiga kelompok orang Islam itu, dan Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Allah berfirman: ۖ “(Bagi mereka) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” (QS Fâthir/35: 33) Janji Allah berupa Jannatun-Na’îm kepada semua kelompok tersebut, digapai pertama kali – berdasarkan urutan pada ayat – oleh kelompok orang yang disebut: zhâlimun li nafsih. Hal tersebut menunjukkan bahwa ayat ini termasuk arjâ âyât al-Qur`ân. Yaitu ayat al-Qur`ân yang sangat membekaskan sikap optimisme umat yang sangat kuat. Tidak ada satu pun seorang muslim yang keluar dari tiga klasifikasi di atas. Sehingga ayat ini dapat dijadikan sebagai dasar argumentasi bahwa pelaku dosa besar tidak kekal abadi di neraka. Karena, golongan orang kafir dan balasan bagi mereka, secara khusus dibicarakan pada ayat-ayat setelahnya, yaitu QS Fâthir/35: 36-37, ۚ ۚ 8 Al-Jazâiri, Aisar at-Tafâsîr, juz II, hal. 1062. 9 Al-Qurthubi, Al-Jâmi li Ahkâm al-Qur`ân, juz XIV, hal. 302-303.
  • 4. Page 4 of 6 ۖ “Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan". Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” Syaikh 'Abd al-Muhsin al-‘Abbâd berkomentar tentang ayat di atas: "Allah menyatakan tentang besarnya kemurahan dan kenikmatan dengan memilih siapa saja yang Dia kehendaki untuk masuk Islam dengan mencakup tiga golongan secara keseluruhan. Setiap orang yang telah memeroleh hidayah Islam dari Allah, maka tempat kembalinya adalah jannah (surga), kendati golongan pertama akan mengalami siksa atas perbuatan kezaliman yang dilakukan terhadap diri sendiri”.10 Hal ini sangat berbeda dengan kondisi Ahlul Kitab. Mereka hanya terbagi menjadi dua kelompok, yakni golongan yang muqtashid dalam beramal, dan kedua golongan mayoritas adalah orang-orang yang amalannya buruk. Allah berfirman: ۚۖ “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (al- Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka11 . Di antara mereka ada golongan yang pertengahan12 . Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” (QS al-Mâ`idah/5: 66). 2. Mengapa “Zhâlimun Linafsih” Didahulukan Penyebutannya Dalam Ayat Ini? 10 'Abd al-Muhsin al-‘Abbâd al-Badr, Kutub wa Rasâ`il, Min Kunûz al-Qur`an al- Karîm, juz I, hal. 282. 11 Maksudnya: “Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah.” 12 Maksudnya: “Orang yang bersikap jujur dan bertindak ‘lurus’ dan tidak menyimpang dari kebenaran.
  • 5. Page 5 of 6 Mengapa klasifikasi zhâlimun li nafsih dikedepankan dalam memeroleh janji Jannatun-Na’îm dibandingkan dua golongan lainnya (al-muqatshid dan sâbiqûn bil-khairât), padahal merupakan tingkatan manusia yang terendah dari tiga golongan yang ada? Para ulama telah mencoba menganalisis penyebabnya. Sebagian ulama berpendapat, supaya golongan pertama itu tidak mengalami keputusasaan dari rahmat Allah, dan golongan sâbiqûn bil-khairat tidak silau dan terpedaya dengan amalan sendiri. Sebagian ulama lain menyatakan, alasan mendahulukan golongan zhâlimun li nafsih lantaran mayoritas penghuni surga berasal dari golongan itu. Sebab, orang yang tidak pernah terjerumus dalam perbuatan maksiat jumlahnya sedikit. Ini berdasarkan firman Allah: ۖ ۗ “Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.” (QS Shâd/38: 24) Secara lebih luas, al-Qurthubi telah memaparkan pendapat-pendapat ulama yang lain dalam kitab tafsirnya.13 Kesimpulan dan ‘Ibrah Kesimpulan dan pelajaran penting yang dapat diambil dari ayat tersebut di atas ialah: 1. Di dalam ayat ini, Allah telah memuliakan umat (Nabi) Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dengan memberikan anugerah kepada mereka ‘kitab (suci) al-Qur`an’, yang memuat kebenaran dan hidayah yang juga terdapat di dalam kitab Injil dan Taurat. 2. Ayat ini menjelaskan, betapa luasnya rahmat Allah bagi umat (Nabi) Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dan lebih luas daripada umat-umat terdahulu. 3. Ayat ini menjelaskan bahwa kaum muslimin terbagi menjagi tiga tingkatan dalam beramal. Pertama, orang yang mezalimi diri mereka sendiri, yaitu: 13 Al-Qurthubi, al-Jâmi li Ahkâm al-Qur`ân, juz XIV, hal. 304.
  • 6. Page 6 of 6 orang yang taat kepada Allah, akan tetapi ia juga berbuat maksiat kepada- Nya; kedua: orang yang berada posisi tengah (transisi); yaitu: orang-orang yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan haram, namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan melakukan perkara yang makruh; ketiga, orang yang berada pada posisi ideal, yaitu: orang-orang yang telah berkemauan dan berkemampuan untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban, amalan-amalan sunnah, serta menjauhi dosa-dosa besar dan kecil.14 4. Ayat ini menjelaskan artipenting: ‘kompetisi’ (berlomba-lomba) dalam kebajikan, agar umat Islam ‘bisa’ menjadi model (teladan) bagi umat lain; atau dengan kata lain: “menjadi yang pertama (yang mengawali) dan yang utama (terbaik)”. 5. Ayat ini menjelaskan, bahwa orang yang berbuat dosa, ‘selain kufur dan syirik’, tidak akan kekal di neraka, pada saatnya – dengan maghfirah (ampunan) dan rahmah (kasih sayang) Allah, mereka akan menjadi penghuni surga. 6. Ayat ini (juga) menjelaskan tentang ‘kenikmatan surgawi’, yang nilainya sangat tinggi, dan semuanya – pada saatnya -- akan didapatkan oleh setiap muslim, cepat atau lambat, bergantung pada kualifikasi masing. Wallâhu a'lamu bish-shawâb. 14 Al-Jazâiri, Aisar at-Tafâsîr, juz II, hal. 1062.