1. KHUTBAH JUM’AT
Masjid Itera, 19 Dzulhijah/26 Dzulhijah 1437 H
Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu
Wana’udzubiillah minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa
Manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudhlil falaa haadiyalah Wa asyhadu
allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan
‘abduhu wa rasuuluh la nabiya ba’da.
ِّهِّت َوْعَدِّب َاعَد ْنَم َو ِّهِّبْحَص َو ِّهِّلآ ىَلَعَو ٍدَّمَحُم اَنِّيِّبَن ىَلَع ْمِّلَس َو ِّلَص َّمُهَّاللِّهللا َداَبِّع اَيَف ،ُدْعَب اَّمَأ .ِّْنيِّالد ِّم ْوَي َِّلىا
.َنُْوحِّلْفُت ْمُكَّلَعَل ِّهِّتَعاَط َو ِّهللا ىَوْقَتِّب يِّسْفَن َو ْمُكْي ِّص ْوُا
ا ِّانَطْيَّشال َنِّم ِّهللاِّبُذ ْوُعَأ ،َْنيِّلِّئاَقْال ُقَدْصَأ َوُه َو ، ِّْميِّظَعْال ِّآن ْرُقلْا يِّف ىَلاَعَت ُهللا َلاَق َوِّنَمْح َّالر ِّهللا ِّْمسِّب ، ِّْمي ِّج َّلر
َونُمِّلْسُم ْمُتْنَأ َو َّالِّإ َّنُتوُمَت َالَو ِّهِّتاَقُت َّقَح َهللا ا ْوُقَّتا ا ْوُنَآم َْنيِّذ َََّلا اَهُّيَأ اَي: ِّْمي ِّح َّالر:عمران (آل201.)
: ىَرْخُأ ٍةَيَأ يِّف َلاَق َوَوُت اَمَّنِّإ َو ِّتْوَمْال ُةَقِّئاَذ ٍسْفَن ُّلُكَل ِّخْدُأ َو ِّارَّنال َِّنع َح ِّحْزُز ْنَمَف ِّةَامَيِّقْال َم ْوَي ْمُك َُورجُأ َنْوَّف
ِّورُرُغْال ُعاَتَم َّالِّإ اَيْنُّدال ُاةَيَحْال اَم َو َازَف ْدَقَف َةَّنَجْال: عمران (آل281.)
Sidang Jumuah rahimakumulloh,
Di penghujung bulan Dzul-hijjah 1437 H, dan menyongsong Muharram 1438 H, saya mengajak
diri saya dan para jamaah sekalian. Marilah kita jaga kualitas iman dan takwa kita kepada Allah,
dan senantiasa untuk selalu meningkatkan tingkat keimanan dan ketaqwaan kita. Dengan
melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas dan istiqamah, serta menjauhi segala apa yang
dilarang, dengan sabar dan tawakkal.
Sudah 1438 tahun lebih, – telah berlalu – perjalanan sejarah Hijrahnya Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alih wa Shohbihi wa Sallam berlalu. Makna hijrah bagi kaum Muslim memiliki makna
yang sangat dalam dan mendasar yaitu suara hati, perasaan yang sangat mendasar (Alwizdan),
mengaktualisasikan nilai-nilai akidah yang bertujuan untukmemisahkan antara yang hakdan yang
batil yaitu dengan berhijrah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala secara totalitas.
Hijrah dari Kemusyrikan dan Kekufuran Kepada Nilai-nilai Islam yang Murni
Awal dari hijrahnya kenabian ini bertujuan untuk keluar dari belenggu masyarakat Jahiliyah dan
berbagaiunsur budayanya pada masa itu dan menuju kepada berdirinya Negara Islam di Madinah
Al-Munawwarah. Dari awal hijrah inilah menjadi ujung tombak terbentuknya sejarah Hijriyah yang
dikenal dengan “Taqwim Hijrie; penanggalan Hijriyah atau tahun hijriyah” di kalangan umat Islam,
yang berawal dari hijrahnya Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alih wa Shohbihi wa Sallam
dari Makkah ke Yatsrib yang akhirnya nama ini berubah menjadi nama Madinah Al-Munawwarah.
Makna Hijrah dan keutamaan hijrah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala gambarkan dalam Al-Qur’an
diantaranya sebagai berikut:
٠١١َّتا َينِذَّال َو ِارَصأنَ أاْل َو َين ِر ِاجَهُمأال َنِم َونُل َّوَ أاْل َونُقِبَّاسال َوأمُهَل َّدَعَأ َو ُهأنَع واُض َر َو أمُهأنَع ُ َّاَّلل َي ِض َر ٍانَسأحِإِب أمُهوُعَب
ُميِظَعأال ُز أوَفأال َكِلََٰذ ۚ ًادَبَأ اَهيِف َينِدِلَاخ ُارَهأنَ أاْل اَهَتأحَت ي ِأرجَت ٍتاَّنَج
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan
Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar” (QS. Attaubah [9]: 100).
2. Dari ayat-ayat Al-Qur’an di atas makna hijrah mengandung interpretasi yang begitu luas baik
secara ruhiyah, bathiniyah maupun lahiriyah, baik secara mikro maupun makro. Tahun baru
Hijriyah atau makna dari kata “Hijrah” itu sendiri merupakan momentum bagi kaum Muslimin untuk
terus mampu dalam berkreasi, menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menjunjung tinggi hak asasi
manusia, menciptakan birokrasi yang modern, transparan, rapi dan bersih, membangun dan
menegakkan keadilan hukum yang tegas dan berwibawa, kemajuan di berbagai bidang seperti
politik, sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, industri, informasi, teknologi, militer, dsb, menuju
peradaban sebuah negara yang aman, sejahtera dan makmur yang mampu bersaing dengan
negara lain secara terhormat dan beradab untuk membangun kemaslahatan umat manusia di
seluruh dunia.
Ma’asyirol Musholliin Rahimakumulloh,
Tahun baru Islam jatuh diantara bulan Haram yaitu bulan Muharram. Bulan Haram ada empat dari
bulan hijriyah yaitu Dzulqa’dah (bulan ke-11),Dzulhijjah (bulan ke-12),Muharram (bulan ke-1) dan
Rajab (bulan ke-7), Di dalam Al-Qur’an (Q.S. at-Taubah: 36), Allah menyebutkan:
٦٣ِبَاتِك يِف ا ًرأهَش ََرشَع َانأاث ِ َّاَّلل َدأنِع ِورُهُّشال َةَّدِع َّنِإَكِلََٰذ ۚ ٌم ُرُح ٌةَعَب أرَأ اَهأنِم َض أرَ أاْل َو ِتا َاوَمَّسال َقَلَخ َم أوَي ِ َّاَّلل
َاك أمُكَنوُلِتاَقُي اَمَك ًةَّفَاك َينِك ِرأشُمأال واُلِتاَق َو ۚ أمُكَسُفأنَأ َّنِهيِف واُمِلأَظت ََلَف ۚ ُمِيَقأال ُينِالدَّتُمأال َعَم َ َّاَّلل َّنَأ واُمَلأعا َو ۚ ًةَّفِقَين
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan
perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya;
dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. at Taubah: 36).
Pada ayat ini menerangkan kepada kita bahwa setelah penciptaan langit dan bumi Allah
menciptakan bulan yang berjumlah 12 bulan yang mana bulan tersebut merupakan bulan tahun
Hijriah. Dalam bulan-bulan tersebut terdapat 4 bulan yang paling istimewa diantara bulan yang
lainnya, salah satunya adalah bulan Muharram. Pada bulan Muharram Allah mengharamkan umat
islam melakukan perbuatan yang dilarang, (membunuh, berperang). Tetapi disana juga
menjelaskan bahwa orang muslim harus memerangi orang kafir yang selalu mengajak kepada
kehancuran. Yang dilakukan orang kafir, adalah bukan karena ingin merampas harta seperti yang
dilakukan sebelum datangnya Islam, merebutkekuasaan,balasdendam sepertiyang telah dialami
ketika umat Islam mengusir orang kafir untuk meninggalkan Makkah dan Madinah, tetapi mereka
menginginkan agama Islam hancur.
Salah seorang ahli tafsir dari kalangan tabi’in yang bernama Qatadah bin Di’amah Sadusi
rahimahulloh menyatakan,
“Amal sholeh lebih besar pahalanya jika dikerjakan di bulan-bulan haram sebagaimana
kezholiman di bulan-bulan haram lebih besar dosanya dibandingkan dengan kezholiman yang
dikerjakan di bulan-bulan lain meskipun secara umum kezholiman adalah dosa yang besar”(2).
Disinilah yang menjadi pokok pada bulan Muharram, bahwa diharamkan umat-Nya melakukankan
berperang atau membunuh pada bulan-bulan istimewa tersebut, karena apabila melanggarnya,
maka dosanya akan dilipat gandakan dari bulan-bulan yang lain. Dengan adanya larang tersebut
berarti Allah juga akan memberikan pahala bagi umatNya yang mengerjakan amalan seperti yang
disunahkan.
Dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabatAbu Bakar radhiyallohu anhu,Rasulullah Shollallohu
‘Alaihi wa Alih wa Shohbihi wa Sallam menjelaskan keempat bulan haram yang dimaksud:
3. Dari Abu Bakar r.a, bahwa Rasulullah berkhotbah ketika beliau melaksanakan haji, beliau berkata:
ketahuilah bahwa zaman itu akan terus berputar seperti bentuknya. Hari yang mana Allah
ciptakan pada langit dan bumi itu dalam setahun sebanyak 12 bulan diantaranya ada 4 bulan
Haram, 3 yang berturutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram sedangkan bulan Rajab
dihimpit antara bulan Jumadi (Jumadil Awwal dan Jumadil Akhir) dan bulan Sya’ban. (Hadits
Riwayat Bukhari- Muslim).
Para ulama bersepakat bahwa keempat bulan haram tersebut memiliki keutamaan dibandingkan
dengan bulan-bulan yang lain selain Ramadhan, namun demikian mereka berbeda pendapat,
bulan apakah yang paling afdhal diantara keempat bulan haram yang ada? Imam Hasan Al Bashri
rahimahulloh dan beberapa ulama lainnya berkata,
“Sesungguhnya Allah telah memulai waktu yang setahun dengan bulan haram (Muharram) lalu
menutupnya juga dengan bulan haram (Dzulhijjah) dan tidak ada bulan dalam setahun setelah
bulan Ramadhan yang lebih agung di sisi Allah melebihi bulan Muharram” (3). (Lathoif Al Ma’arif
hal 36)
Bulan Muharram disifatkan sebagai Bulan Allah
Kedua belas bulan yang ada adalah makhluk ciptaan Allah, akan tetapi bulan Muharram meraih
keistimewaan khusus karena hanya bulan inilah yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah).
Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram.
Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (Hadits
Riwayat Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu).
Hadits ini mengindikasikan adanya keutamaan khusus yang dimiliki bulan Muharram karena
disandarkan kepada Lafzhul Jalalah (lafazh Allah). Para Ulama telah menerangkan bahwa ketika
suatu makhluk disandarkan pada lafzhul Jalalah maka itu mengindikasikasikan tasyrif (pemuliaan)
terhadap makhluk tersebut, sebagaimana istilah baitullah (rumah Allah) bagi masjid atau lebih
khusus Ka’bah dan naqatullah (unta Allah) istilah bagi unta nabi Sholeh ‘alaihis salam dan lain
sebagainya.
Al Hafizh Abul Fadhl Al ‘Iraqy rahimahulloh menjelaskan, “Apa hikmah dari penamaan Muharram
sebagai syahrulloh (bulan Allah) sementara seluruh bulan milik Allah? Mungkin dijawab bahwa hal
itu dikarenakan bulan Muharram termasuk diantara bulan-bulan haram yang Allah diharamkan
padanya berperang, disamping itu bulan Muharram adalah bulan perdana dalam setahun maka
disandarkan padanya lafzhul Jalalah (lafazh Allah) sebagai bentuk pengkhususan baginya dan
tidak ada bulan lain yang Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alih wa Shohbihi wa Sallam
sandarkan kepadanya lafzhul Jalalah melainkan bulan Muharram” (4) (Hasyiah As Suyuthi ‘ala
Sunan An Nasaai)
Bulan ini juga sering dinamakan: Syahrullah Al Asham (Bulan Allah yang Sunyi). Dinamakan
demikian, karena sangat terhormatnya bulan ini (6). Karena itu, tak boleh ada sedikitpun riak
dan konflik di bulan ini.
Sidang Jumuah Rahimakumulloh,
Adapun ibadah yang dianjurkan secara khusus pada bulan ini adalah memperbanyak puasa
sunnah sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
radhiyallohu ‘anhu, sebagaimana hadits di atas. Kemudian anjuran berpuasa di bulan Muharram
ini lebih dikhususkan dan ditekankan hukumnya pada hari yang dikenal dengan istilah Yaumul
‘Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharram (‘Asyuro). ‘Asyuro berasal dari kata ‘Asyarah
yang berarti sepuluh. Pada hari ‘Asyuro ini, Rasulullah shallahu alaihi wasallam mengajarkan
4. kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala
yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Berdasarkan hadits Nabi Shollallohu
‘Alaihi wa Alih wa Shohbihi wa Sallam tentang Kaum Yahudi juga berpuasa di hari Asyuro bahkan
menjadikannya sebagai Ied (hari raya).
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma berkata: Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. tiba di
Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘ Asyura, maka Beliau bertanya:
“Hari apa ini?. Mereka menjawab, “Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah
menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini.
Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada
kalian“. Maka beliau berpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa di tahun yang
akan datang. (Hadits Riwayat Bukhari (1865) dan Muslim (1910)).
Kaum Quraiys di zaman Jahiliyah juga berpuasa Asyuro dan puasa ini diwajibkan atas kaum
muslimin sebelum kewajiban puasa Ramadhan:
Dari Aisyah radhiyallohu anha berkata, Kaum Quraisy pada masa Jahiliyyah juga berpuasa di hari
‘Asyuro dan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam juga berpuasa pada hari itu, ketika beliau telah
tiba di Madinah maka beliau tetap mengerjakannya dan memerintahkan ummatnya untuk
berpuasa.Setelah puasa Ramadhan telah diwajibkan beliau pun meninggalkan (kewajiban) puasa
‘Asyuro, seraya bersabda, “Barangsiapa yang ingin berpuasa maka silakan tetap berpuasa dan
barangsiapa yang tidak ingin berpuasa maka tidak mengapa” (Hadits Riwayat Bukhari (1863) dan
Muslim (1897))
Adapun keutamaan puasa Asyuro adalah:
Dari Abu Qatadah radhiyallohu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam
bersabda, “Puasa hari ‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu”
(Hadits Riwayat Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad (22024). Hadits semakna dengan
ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih beliau (1162)).
Sedangkan puasa pada hari Tasu’a (ke-9 Muharram), Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhum berkata:
Ketika Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alih wa Shohbihi wa Sallam berpuasa pada hari ‘Asyura
dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, “Ya
Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah shallallohu
alaihi wasallam pun bersabda:
5. “Jika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembali dengan bulan Muharram),kita akan berpuasa
juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“ Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan
hingga Rasulullah shallallohu alaihi wasallam wafat di tahun tersebut (Hadits Riwayat Muslim
(1134)).
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma beliau berkata, “Berpuasalah pada tanggal sembilan dan
sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudi”
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumulloh,
Pada akhirnya dapatlah kita simpulkan:
1. Begitu agungnya bulan Muharram, sehingga kita harus memperbanyak amal sholih dan
menghindari perbuatan munkar,
2. Diantara amalan yang sangat dianjurkan adalah puasa sunnah, khususnya hari ke-9 dan 10
bulan Muharram.
Dan marilah kita berdoa, memohon kepada Alloh, semoga kita diberi kekuatan iman dan Islam,
dan semoga selalu dalam hidayah Allah dengan mengikuti sunnah Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi
wa Alih wa Shohbihi wa Sallam, aamin yaa mujiibas saa-iliin.
Khutbah Kedua
6. Padakhutbah kedua ini khotib ingin berpesan khususnya untuk diri khotib sendiri
dan umumnya untuk jama’ah sekalian. Kondisi umat muslim saat ini sangat jauh
dari nilai-nilai agama islam khusus mengenai pengetahuan agama dan tokoh
muslim. Umat muslim saat ini khususnya para Remaja lebih senang untuk ikut
perayaan tahun baru masehi dibandingkan istigoshah untuk renungan malam
tahun baru hijriah. Remaja muslim lebih hafal bulan-bulan masehi dibandingkan
bulan hijriah. Lebih mengidolakan Cristiano Ronaldo dibandingkan Nabi
Muhammad SAW. Lebih hafal biografi Albert Einstein daripada Ibnu Khaldun
ataupun Ibnu Taimiyah. Padahal ketika islam dalam masa keemasannya bulan
yang dipakai sebagai bualn nasional adalah bulan hijriah, orang-orang bangga
dalam mengakui identitas muslimnya. Padahal dalam buku The 100, a Ranking
of the Most Influental Persons in History, karya Michael Hart, menempatkan
Rosulullah SAW sebagai orang yang paling berpengaruh di dunia ini mengalah
tokoh-tokoh lain yang berpengaruh. Inilah saat yang tepat untuk kembali
merapatkan barisan dan songsongkembali masa kejayaan islam yang pernah kita
capai. Saat ini bukan lagi berperang di medan perang. Tetapi berperang dalam
kemajuan ilmu pengetahuan. Sejarah mencatat tidak ada bangsa yang maju selain
karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Padaakhir khutbah jum’at ini
marilah sama-sama tundukkan hati dan kepala kita untuk berdoa kepada Allah
SWT.
DOA
ْنُملْا َو ِّشآءْحَفلْا َِّنعىَهْنَي َو َبى ْرُقلْا ىِّذ ِّْتآءيِّإ َو ،ِّانَسْحِّالْا َو ِّلْدَعلْاِّب ُرُمْأَي َهللا َِّّنا !ِّهللاَداَبِّعْمُكُظِّعَي ،يْغَبلْا َو َِّ َِّرك
َي َمْيِّظَعلْا َهللا واُرُكْاذَف ،َنْوُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَلاَم ُمَلْعَي ُهللاَو ، ْرَبْكَا ِّهللا ُرْكِّذَلَو ،ْمُكْد ِّزَي ِّهِّمَعِّن ََلىعُه ْوُرُكْشا َو ْمُك ْرُكْذ
.َنُْوعَنْصَت