SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Tugas : BIOLOGI DASAR


            PEMBELAHAN SEL
          DAN PEWARISAN SIFAT




                         KELOMPOK IV
                 MUHAMMAD NUR RUSTAN (I11112324)
                      SULKARNAIN (I11112903)
                  BAMBANG SETIAWAN (I11112908)
                       MEGAWATI (I11112327)
                       NURHAINI (I11112336)
                     DEWI YULIANA (I11112338)
                      ARLIN RUSLI (H22110269)


                 FAKULTAS PETERNAKAN
                UNIVERSITAS HASANUDDIN
                      MAKASSAR
                          2011




                    Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 1
KATA PENGANTAR

       Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
       Makalah yang membahas tentang “ Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat”
disusun untuk melengkapi tugas mata kulah umum biologi dasar semester awal
universitas hasanuddin..
       Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada:
       1. Orang tua yang telah membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
          kesulitan sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
       2. Bapak Dody Priosambodo selaku dosen yang memberikan bimbingan dan
          kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini.
       3. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah
          ini.
       Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan dan penyempurnaan makalah ini.


                                                      Makassar, 21 September 2012


                                                              Tim Penulis




                           Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………….............……………… .i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….…… ii
BAB I.   PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
         Latar belakang………………………………………………...….……… 1
         Rumusan masalah……………………………………………………...... 1
         Tujuan penulisan……………………………………..……..…………… 2
         Manfaat Penulisan…………………………………………...………….. 2
         Metode penulisan……………………………………………….……….. 2
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………… 3
         Pembelahan sel………………………………………………………….. 3
         Pewarisan sifat………………………………………………………….. 9
         Keterkaitan pembelahan sel dan pewarisan sifat……………………….. 16

BAB III. PENUTUP……………………………………………………………… 20

         Kesimpulan…………………………………………………………….. 20

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 21




                        Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 3
BAB I
                        PENDAHULUAN
A. Latar belakang
          Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya badan bayi hing-ga
  dewasa? Dari bayi, kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang ini disebabkan
  sel-sel di dalam tubuh kita terus-menerus memperbanyak diri melalui
  pembelahan sel. Oleh karena itu, pembelahan sel merupakan faktor penting
  dalam hidup kita. Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita.
  Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui
  proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organisme
  bersel satu ( uniseluler ), seperti bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel
  merupakan salah satu cara untuk berkembang biak. Proto-zoa melakukan
  pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari
  empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.
          Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel
  mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses
  pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel
  kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan
  antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia
  membelah membentuk sel-sel kelamin.
          Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan
  wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium.
  Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan
  secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan
  meiosis).


B. Rumusan masalah
        Berdasarkan latar belakang diatas maka kami mengambil rumusan
  masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana proses pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis?
  2. Apa prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat?
  3. Bagaimana keterkaitan antara pembelahan sel dengan pewarisan sifat.




                       Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 4
C. Tujuan Penulisan
          Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
   biologi serta mengetahui proses pembelahan sel, pewarisan sifat serta
   hubungan diantara keduanya.

D. Manfaat penulisan
            Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
   pembaca khususnya mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan makalahnya.
   Dari penulisan makalah ini pula diharapkan mahasiswa mengambil manfaat
   seperti:
   a. Dapat memahami proses pembelahan mitosis dan meiosis.
   b. Dapat memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat.
   c. Dapat menjelaskan keterkaitan antara pembelahan sifat dengan pewarisan
      sifat.

E. Metode penulisan
          Penulisan makalah ini menggunakaain metode yang umum digunakan
   oleh kebanyakan mahasiswa yaitu metode kepustakaan. Melihat
   perkembangan teknologi yang telah modern maka dalam pengambilan data
   kami tidak hanya terpusat oleh referensi dari buku namun mengambil
   sebagian data dalam internet. Hal ini tentu lebih praktis, efektif, dan efisien,
   serta memudahkan kami dalam pembuatan makalah.




                        Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 5
BAB II
                             PEMBAHASAN
A. Pembelahan Sel
           Pembelahan sel merupakan suatu proses reproduksi sel guna
   memperbanyak jumlah sel dan mempermudah fungsi dari sel itu sendiri. Dilihat
   dari prosesnya pembelahan sel dibagi atas dua yaitu :
   I. Pembelahan Mitosis
                Dalam bidang genetika, pembelahan mitosis merupakan proses yang
        menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembelahan ini mempertahankan
        pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatic
        secara berturut-turut. Pembelahan ini diawali dengan pembelahan inti
        (kariokinesis) dan dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesi).
        Ciri-ciri pembelahan mitosis antara lain :
        a. Pembelahan berlangsung satu kali;
        b. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 2 buah;
        c. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk,
            yaitu 2n (diploid);
        d. Sifat sel anak sama dengan sel induk;
        e. Terjadi pada sel tubuh ( sel somatic) misalnya pada jaringan embrional
            antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran kambiun.
        f. Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak sel-sel seperti
            pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak;
        g. Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metaphase,
            anaphase, dan telofase, namun secara umum tahap-tahap pembelahan sel
            akan kembali ke tahap semul sehingga membentuk siklus sel.
                Siklus sel adalah rangkaian peristiwa perkembangan sel yang terjadi
        dan mempunyai utrutan tertentu, setelah meliputi semua tahap semula.
        Siklus sel dibagi menjadi 2 tahap yakni fase mitotic (10%) dikenal sebagai
        fase M. Fase mitotic merupakan fase pembelahan mitosis. Kedua adalah fase
        interfase (90%), dibagi menjadi 3, yaitu :
        1. Fase Interfase
            fase interfase disebut juga fase istiraht karena tidak menampakkan tanda-
            tanda pembelahan. Pada fase ini terjadi peristiwa.pertumbuhan dan
            pengumpulan energy yang besar untuk persiapan pembelahan sel. Proses



                           Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 6
interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase dapat dibedakan
   menjadi tiga, antara lain :
   a. Fase pertumbuhan primer (fase G1); terjadi replikasi organel-organel
       di dalam sitoplasma.
   b. Fase Sintesis; pada fase ini terjadi sintesis DNA dan organel sel
       ( Fase S).
   c. Fase pertumbuhan sekunder ( Fase G2); terjadi penyusutan struktur
       tertentu yang diperlukan dalam pembelahan mikrosom.
  Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena benang-benang
  kromatin tidak berpilin. Interaksi antara DNA, RNA, dan protein terjadi
  selama tahap-tahap tertentu dari interfase.

2. Fase Mitotik
   Fase mitotic merupakan fase terjadinya replikasi kromosom. Fase ini
   meliputi, tahap-tahap berikut.
   a. Profase
      Profase merupakan fase awal dari fase pembelahan. Pada profase
      akan terjadi yaitu :
          1) Benang-benang kromatin akan berubah menjadi kromosom.
               Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid
               yang sentromernya masih satu.
          2) Dinding inti dan anak inti menghilang.
          3) Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom bepisah dan
               bergerak menuju kutub yang berlawanan.
          4) Serat-serat gelendong atau benang-benang spindle terbentuk
               diantara kedua kutub pembelahan.

   b. Metafase
      Pada tahap tahap metaphase ini terjadi proses-proses berikut.
         1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan
             metafse dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini
             terjadi atas serabut protein halus terbuat dari microtubule
             yang sangat kecil. Pada banyak hewan dan tanaman tingkat
             rendah, benang gelendong ini dintuk dalam hubungannya
             dengan sentriol ( badan yang menandai kutub dari mekanisme
             benang gelendong). Benang gelendong ini penting untuk
             penyebaran kromosom secara teratur.


                  Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 7
2) Masing-masing kromosom terletak berbaris pad bidang
           ekuator. Sentromer terletak pada benang gelendong. Beberapa
           benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada
           sentromer.
       3) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi
           kromosom tunggal.
c. Anafase
   Tahap anafase pada pembelahan
   mitosis     terjadi    proses-proses
   berikut.
       1) Dua       sister    kromatid
           bergerak kea rah kutub
           yang              berlawan.
           Sentromernya         tertarik
           karena kontraksi benang-
           benang gelendong, selain
           itu mungkin ada gaya tolak
           menolak dari pembelahan
           sentromer itu.
       2) Terjadi           penyebaran
           kromosom dan DNA yang
           seragam di dalam sel.
       3) Pada akhir anafase sekat mulai terbentuk dekat bidang
           ekuator.
   Tahap anafase merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotic.
d. Telofase
   Pada telofase terjadi peristiwa berikut:
       1) Kromatid yang berada pada masing-masing kutub akan
           berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.
       2) Terbentuk kembali dinding inti dan nukleous sehingga
           terbentuk dua inti baru.
       3) Serat-serat gelendong menghilang.
       4) Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis) menjadi dua
           bagian, dan terbentk membrane sel pemisah di tengah bidang
           pembelahan. Sehingga akan terbentuk dua sel anak yang
           mempnyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom
           induknya.


              Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 8
II.   Pembelahan Meiosis (Reduksi)
             Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi karena
      pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi
      separuhnya. Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut:
      a. Pembelahan berlangsung dua kali.
      b. Jmlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah
      c. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom
          induk, yaitu n ( haploid)
      d. Sifat sel anak berbeda dengan sifat sel induknya
      e. Terjadi pada sel kelamin ( sel Gamet)
      f. Tujuan pembelaha meiosis yaitu generasi berikutnya mempunyai jumlah
          kromosom tetap.

      1.   Fase-fase pembelahan meiosis
           Terjadi 2 kali pembelahan, dimana meiosis I dengan meiosis II tanpa
           interfase.
           a. Profase I
              1) Leptoten,     benang-benang
                 kromatin memendek dan
                 menebal      serta    mudah
                 menyerap zat warna (
                 pembentukan kromosom)
              2) Zigoten,           sentrosom
                 membelah menjadi dua.
                 Tiap-tiap belahan bergerak
                 kearah      kutub       yang
                 berlawanan. Sementara itu
                 kromosom yang homolog
                 saling          berpasangan.
                 Peristiwa yang terakhir
                 disebut sinapsis.
              3) Pakiten, tiap kromosom
                 membelah diri menjadi dua
                 kromatid. Peristiwa ini
                 disebut             duplikasi
                 kromosom. Sehingga, pada


                        Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 9
setiap kelompok sinapsis terdapat 4 kromatida tetapi masih dalam
        satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad.
     4) Diploten, dua kromosom homolog yang saling berpasangan
        memisahkan diri dan terjadi pindah silang (crossing over).
     5) Diakinesis, dua sentriol jasil pembelahan sentroso telah sampai
        pada kutub yang berlawanan. Dari sentriol ini terbentuk gelendong
        pembelahan. Sementara itu, membrane inti nucleus mulai lenyap.
b.   Metafase I
     1) Kromosom ke bidang ekuator dan menggantung pada serat
        geledong melalui sentromernya.
     2) Kromosom homolog terus bergandengan.
c.   Anafase I
     1) Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub-kutub yang
         berlawanan.
     2) Kromatida belum berpisah karena sentromer masih satu untuk
         satu kromosom.
d.   Telofase I
     1) Kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali.
     2) Dinding inti dan nucleus terbentuk kembali.
     3) Nucleolus dan dinding inti menghilang.
     4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawan.
     5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
e.   Profase II
     1) Benang-benang kromatin berubah menjadi kromatid.
     2) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatid tidak mengalami
         duplikasi lagi.
     3) Nukleolus dan dinding inti menghilang.
     4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.
     5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.
f.   Metafase II
     Kromosom ke bidang ekuator menggantung pada serat gelendong
     melalui sentromernya.
g.   Anafase II
     Kromatida berpisah dari homolognya dan bergerak menuju kutub
     yang berlawanan.




               Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 10
h. Telofase II
            1) Kromosom berubah menjadi benang-benang kromatin kembali.
            2) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.
            3) Serat-serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom
                kembali.
        Dari penjelasan tentang pembelahan sel secra mitosis dan meiosis maka
dapat dubuat table perbandingan antara keduanya yang dapat di lihat di bawah
ini.
No Mitosis                                 Meiosis
1    Pembelahan yang memisahkan Tahap pertama adalah pembelahan
     sister kromatid                       kromosom reduksi yang memisahkan
                                           kromosom homolog pada anafase I, sister
                                           kromatid memisah pada anafase II
2    Satu pembelahan tiap daur, yaitu Dua kali pembelahan tiad daur yaitu dua
     satu pembelahan kromosom yang pembelahan sitoplasma, satu pembelahan
     sama.                                 setelah pembelahan reduksi dan satu
                                           mengikuti pembelahan kromosom yang
                                           sama.
3    Kromosom        tidak    berpasangan Kromosom berpasangan dan membentuk
     biasanya tidak terbentuk kias mata, kias mata, pertukaran genetic terjadi
     tidak terjadi pertukaran genetic kromosom homolog.
     antara kromosom homolog.
4    Dari satu sel dihasilkan 2 sel anak.  Ari satu sel dihasilkan 4 sel anak tiap
                                           daur.
5    Kandungan genetic dari hasil Kandungan genetic dari proses meiosis
     mitosis identik.                      berbeda, kromosom dapat merupakan
                                           turunan dari kromosom induk atau
                                           bapaknya dengan kombinasi yang
                                           bermacam-macam         karena    adanya
                                           pengelompokkan secara rambang dan
                                           derajat pindah silang.




                     Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 11
B. Pewarisan Sifat
            Pewarisan sifat dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang disebut
    genetika. Sebelum lebih jauh membahas mengenai pewarisan sifat maka perlu
    diketahui istilah- istilah yang berkaitan dengan genetika sebagai berikut:
    1. Parental ( Induk) P : parental berarti induk atau orang tua.
    2. Filial ( Turunan) F : keturuna yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan
       parental.
    3. Dominan : sifat-sifat yang muncul pada keturunannya, yang artinya dalam
       suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.
    4. Resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu
       perkawinan sifat ini dikalahkan atau ditutupi oleh sifat pasangannya.
    5. Genotype : bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang dikandung suatu
       individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe
    6. Fenotipe : sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang dapat
       dilihat atau diamati.
    7. Alel : anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya.
       Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuain dari suatu kromosom
       homolog.
    8. Homozigot : pasangan kedua alel atau gen yang sama.
    9. Heterozigot : pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama.
  10. Pembastaran : perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.
                Dalam proses pewarisan sifat dikenal beberapa hokum sebagai dasr
  pengembangan genetika modern oleh bapak genetika bernama Gregor Johann
  Mendel (1822-1884). Seorang biarawan dan ahli botani dari Austria. Hokum
  tersebut disebut sebagai :
  1. Hukum Mendell
       Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat induk pada keturunannya
       melalui gamet dengan aliran tertentu. Prinsip-prinsip pewarisan sifat telah
       dikemukakan oleh Mendell. Hukum Mendell dibagi menjadi 2 yaitu :
       a) Hukum Mendell I
           Hukum Mendell I ( hokum segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel)
           yaitu pada pembentukan sel gamet, 2 gen yang berpasangan akan
           dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas. Contoh percobaan
           Mendell I:
            1) Mendel menyilangkan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu
                sifat beda (monohibrida) yaitu antara kabpri berbiji bulat dengan
                berbiji keriput. Sifat bulat dominan terhadap keriput.


                          Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 12
Komposisi Gen
   B      : gen untuk sifat bulat, dominan terhadap b
   b      : gen untuk sifat keriput
   P1     : BB ( Bulat) x bb (Keriput)
   F1     : F1    x       F1
            Bb x          Bb
   Gamet-gamet yang dibentuk : B dan b, B dan b
                            B                       b
   B                        BB ( bulat )            Bb ( bulat )
   B                        Bb ( bulat )            bb ( Keriput )
   Rasio Fenotipe         = bulat : keriput; 3 : 1
   Rasio genotype         = BB : Bb :bb : 1 : 2 : 1

2) Backcross, yaitu menyilangkan atau mengawinkan individu hasol
   hybrid ( F1) dengan salah satu induknya
   Sifat biji pada kacang kapri
   P       : BB ( tinggi ) X bb ( Rendah )
   F1      : Bb ( Tinggi )
   Backcross
   a) Bb ( bulat ) X BB ( Bulat sebagai induk )
                                       B             b
              B                   BB ( bulat )  Bb ( bulat )
       Hasil backcross maka : 100% bulat




   b) Bb ( Bulat ) x bb ( keriput sebagai induk )
                                     B                     b
              B                 Bb ( bulat )         bb ( keriput )
       Hasil rasio fenotype backcross
       Bulat : keriput = 1 : 1
3) Sifat intermediate (semidominan atau kodominan )
4) Intermediate adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana
   sifat dominan tidak mampu menutupi sifat diantara keduanya. Hal ini
   disebabkan beberapa gen tidak dominan dan juga tidak resesif




              Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 13
a) Hukum Mendell II
   Hokum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda
   satu dengan yang lain dalam dua macam sifat atau lebih, maka penurunan
   sifat yang satu tidak tergantung dengan yang lain.
   Contoh percobaan hokum mendell II :
   Mendell melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri dengan dua
   sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji.
   B : bulat, dominan terhadap keriput
   b : keriput
   K : kuning, dominan terhadap hijau
   k : hijau
   penyelesaian :
   P           : BBKK ( Bulat kuning ) X bbkk ( keriput hijau )
   Gamet       : BK                     x bk
   F1          : BbKk ( bulat kuning )
   P2          : F1 X F1
   P2          : BbKk x BbKk
   Gamet       : BK, Bk       BK, Bk
                 bK, bk       bK, bk
   F2:
                        BK             Bk              bK         bk
        BK            BBKK            BBKk           BbKK        BbKk
         Bk            BBKk           BBkk            BbKk       Bbkk
         bK            BbKK           BbKk            bbKK       bbKk
         Bk            BBKk           BBkk            BbKk       Bbkk
   Kemungkinan genotype dan fenotype pada F2 adalah :
     Kotak Nomor                   Genotipe                    Fenotipe
            1                       BBKK                    Bulat Kuning
           2,5                      BBKk                    Bulat Kuning
          3, 9                      BbKK                     Bulat kuning
      4, 7, 10, 13                  BbKk                     Bulat kuning
            6                       BBkk                     Bulat Hijau
          8,14                      Bbkk                      Bulat hijau
           11                       bbKK                    Keriput kuning
         12, 15                     bbKK                    Keriput kuning
           16                       Bbkk                     Keriput hijau




                     Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 14
Maka rasio fenotipe adalah bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning :
     keriput hijau = 9:3:1. Hubungan antara sifat beda dan jumlah
     kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada F2 untuk fenotipe dan
     genotype.

2.   Penyimpanan Semu Hukum Mendell
             Perbandingan rasio fenotipe F2 pada persilangan dihibrid menurut
     mendell adalah 9:3:3:1. Hal ini terjadi bila setiap gen mengendalikan sifat
     sendiri-sendiri.
             Namun, kenyataannya ada kalanya gen-gen saling berinteraksi atau
     dipengaruhi oleh gen-gen lain. Gen-gen itu mungkn terdapat pada
     kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Dengan demikian
     maka perbandingan fenotipe F2 dapat berubah-ubah walupun sebenarnya
     masih mengikuti hokum mendell. Macam penyimpangan semu hokum
     mendell:
     a. Interaksi beberapa Pasangan Gen ( Atavisme )
        Sebagai contoh adalah terlihat pada bentuk pial ( jengger ) ayam. Sifat
        jengger ini menurun dan dikenal ada 4 macam bentuk jengger pada
        ayam yaitu :
        a. Pial Ros ( Mawar atau gerigi) = R – pp
        b. Pial biji (pea atau kacang) = rrP-
        c. Pial bilah ( tunggal ) = rrpp
        d. Pial Walnut ( sumpel ) = R-P- pial walnut disebabkan interaksi gen
            R dan Gen P.
            Pial bilah tidak mengandung gen R dan P
            Peyimpangan mini memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:3:1
     b. Polimeri
        Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang
        berdiri sendiri-sendiri tetapi memengaruhi bagian yang sama dari suatu
        organisme. Sebagai contoh adalah pembastaran 2 varitas gandum yang
        berbiji merah dan berbiji putih.
        P1        : M1M1M2M2 (merah) x m1m1m2m2 (putih)
        Gamet : M1M2                            m1m2
        F1        : M1m1M2m2 (merah muda)
        Gamet : M1M2, M1m2, m1M2, m1m2
        Dari hasil persilangan, semua gandum yang mengandung factor M
        berwarna merah, tetapi dengan derajat kemerahan bervariasi tergantung


                     Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 15
dari banyaknya factor M yang du kandung, sedangkan yang tidak
  mengandung factor M berwarna putih. Gandum dengan 4 faktor M
  berwarna merah sekali; 3 faktor M berwarna merah gelap; 2 faktor M
  berwarna merah muda; 1 faktor M berwarna merah terang. maka rasio
  fenotipe = merah : putih = 15 : 1. Peristiwa polimeri pada manusia dapat
  terjadi pada warna kulit.

c. Kriptomeri
   a) Kriptomeri adalah suatu peristiwa dimana suatu factor dominana (
      gen domina ) seolah-olah tersembunyi bila berada bersama-sama
      factor dominan (gen dominan) lainya dan baru tampak bila tidak
      berada bersama factor penutup tersebut.
   b) Sebagai contoh adalah pembastaran antara bunga Linaria
      maroccana merah dengan yang berbunga putih. Warna bunga
      disebabkan oleh adanya zat warna antosianin dalam air sel. Bila pH
      rendah ( lingkungan asam) akan berwarna merah dan bila pH tinggi
      (lingkungan basa) akan berwarna ungu. Bila tidak terdapat zat
      antosianin, walaupun lingkungan asam atau basa bunga akan
      berwarna putih. Kriptomeri memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:4.
d. Epistasis dan Hipostasis
   Epistasis dan hipostasis adalah peristiwa dimana dua factor yang bukan
   pasangannya dapat memengaruhi bagian yang sma dari suatu organisme.
   Factor pembawa sifat yang menutup disebut epistasis, sedang sifat
   yangditutupi disebut hipostasis
   Sebagai contoh adalah pembastarangandum berkulit hitam dengan
   gandum berkulit kuning.
   P1       : HHkk (hitam) X hhKK (kuning)
   Gamet : Hk              hK
   F1       : HhKk ( hitam)
            : HhKk         x       HhKk
   Gamet : HK, Hk,                 HK, Hk
              hK, hk               hK, hk
   F2       : H-K- = 9 (Hitam) hhK- = 3 (kuning)
            : H-kk = 3 (hitam) hhkk = 1 (Putih)
   Keterangan :
   - Factor H ( hitam) dominan terhadap h ( pulih )
   - Factor K ( Kuning) dominan terhadap k ( putih )


                Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 16
-   Factor H menutup factor K sehingga factor H disebut epistasis dan
      factor K disebut hipostastis.

  Maka     rasio   fenotipe   dalam       epistasis    hipostatis   antara
  hitam:kuning:putih= 12:3:1.

e. Gen Komplementer
   Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling
   melengkapi. Bila salah satu gentak tak ada maka pemunculan suatu sifat
   tidak sempurna atau tertutupi. Peristiwa ini memiliki fenotipe = 9 : 7.

f. Pautan Gen ( Gen Lingkage )
   Pautan adalah peristiwa dimana gen-gen yang terletak pada kromosom
   yang sama tak dapat memisah diri secara bebas pada peristiwa
   pembelahan meiosis. Hal ini disebabkan letak gen-gen dalam kromosom
   (lokus) yang berdekatan berkecendrungan untuk memisah bersama-
   sama. Adanya peristiwa pautan (lingkage) merupakan salah satu sebab
   penyimpangan perbandingan pada keturunan menurut mendell. Vontoh
   peristiwa pautn yaitu pada drosophila melanogaster memiliki 4 pasang
   kromosm dalam inti selnya dan memiliki gen yang semua berada pada
   kromosom sehingga tiap kromosom mengandung banyak gen. individu
   dengan genotype BbVv (tubuh kelabu sayap panjang) jika mengalami
   pembelahan meiosis pada saat pembentukan gamet akan dihasilkan 4
   macam gamet, yaitu : BV, Bv, bV, dan bv. Tetapi jika individu tebeut
   mengalami pautan antar B dan V maka hanya akan menghasilkan 2
   macam gamet yaitu BV dan bv saja.
g. Pindah Silang ( Crossing Over )
   Pindah silang adalah peristiwa berukarnya ge atau gen-gen suatu
   kromatida gen-gen kromatida homolognya karena saling melilit satu
   dengan yang lainnya. Pindah silang ini terjadi pada saat meiosis 1 pada
   akhir profase. Makin jauh jarak antara 2 gen dalam kromosom makin
   besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Akibat pindah silang ,
   jumlah macam fenotip hasil uji silang (test cross) tidak 1:1. Macam
   gamet yang dihasilkan F1 tidak dua macam, tetapi 4 macam. Dua gamet
   memiliki gen-gen seperti pada induknya dan merupakan hasil pindah
   silang disebut gamet tipe parental. Dua gamt lainnya berbeda dengan
   induknya dan merupakan hasil pindah silang disebut gamet tipe
   rekombinasi. Dengan terbentuknya keturunan tipe parental dan


                Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 17
rekombinasi, besarnya nilai pindah silang ( NPS ) dapt dihitung. NPS
       adlah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru
       yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang.
       Fakor-faktor yang mempengaruhi pindah silang, antra lain :
       a. Suhu , semakin tinggi atau semakin rendah suhu semakin besar
           persentase pindah silang.
       b. Usia, semakin tua semakin sedikit pindah silang.
       c. Zat kimia, zat-zat kimia tertentu dalam makanan, dapt memperbesar
           pindah silang.
       d. Sinar x, dapt memperbear terjadinya pindah silang.
       e. Jenis kelamin, kadang-kadang memengaruhi berlangsung pindah
           silang.
    h. Pautan Seks
       Pautan seks adalah peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada
       kromosom seks ( kromosom X ). Pada manusia peristiwa pautan seks
       misalnya terjadi pada penyakit hemophilia dan buta warna.
    i. Gagal Berpisah (Nondisjunction)
       Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kromosom tidak mengadakan
       pemisahan karena ke kutub-kutub yang berlawanan pada waktu
       pembelahan meiosis (saat pembentukan gamet), sehingga kedua
       kromosom tetap berpasangan membentuk gamet sedangkan gamet
       blahannya tidak mempunyai kromosom.

3. Determinal Seks
         Determinasi seks adlah penentuan jenis kelamin. Sebenarnya jeis
   kelamin suatu individu ditentukan oleh factor geneik dan lingkungan.
   Dalam genetika jenis kelamin ditentukan kromosom. Menurut susunanya
   seks kromosom mahluk hidup dikelompokkn menjadi 3, yaitu:
   a. Mahluk dengan system XX-XY : manusia, lalat, XX=betina, XY= jantan
   b. Mahluk denfan system ZZ-ZW : burung, kupu-kupu, ikan, ZZ=jatan,
      ZW= Betina
   c. Mahluk dengan system XX-XO : serangga, XX=betina, XO=jantan
      Haploid.
4. Hereditas pada manusia
       Walaupun manfaat genetika sangat besar, namun manusia sendiri sangat
   sukar untuk digunakan sebgai objek penelitian genetika, hal ini disebabkan
   oleh:


                    Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 18
a. Jarang orang yang mau diketahui karakter pada tubuh atu keluarganya.
        b. Sukar untuk menyuruh kawin pada seseorang seuai dengan kemauan
            penyidik.
        c. Manusia termasuk kelompok mahluk beranak sehingga data yang didapat
            dari perbandingan-perbandingan karakter tertentu terlalu sedikit dan ini
            tidak memenuhi syarat dalam statistic.
        d. Sukar mengamati pertumbuhan karakter dengan menjurus kepada
            kemauan atau harapan penyelidik.
        e. Umur manusia panjang dan siklus hidupnya panjang. Disbanding dengar
            umur objek maka umur si penyidik lebih pendek.
        f. Suasana lingkungan manusia tidak dapat dikontrol sesuai yang
            diharapkan penyidik.
        Berdasarkan 6 hal diatas maka dalam penyelidikan genetika manusia dapat
        dilakukan dengan cara :
        1. Mengunakan peta silsilah keluarga.
        2. Membandingkan dengan sifat keturunan yang ditemui pada hewan.

C. Keterkaitan pembelahan sel dengan pewarisan sifat.
       Pewarisan sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis, misalnya
   pada mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara vegetative.
   Sementara mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara generative
   melalui pembelahan meiosis.
   1. Pembentuk Gamet pada hewan tingkat tinggi dan manusia (
       gametogenesis)
       Pembentukan gamet (gametogenesi) adalah proses meiosis dan diferensiasi
       menbentuk sel-sel reproduksi spesifik. Pembentukan gamet (gametogenesis)
       pada hewan tingkat tinggi ada dua macam yaitu spermatogenesis yang
       terjadi pada hewan jantan (dalam testis) dan Oogenesis yang terjadi pada
       hewan betina (dalam ovarium).

        a. Spermatogenesis
           Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel
           kimia jantan yang terjadi didalam testis, tepatnya pada tubulus
           seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.




                          Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 19
Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) didalam testis
   membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau
   menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n) sel
   spermatogonium, mengalami perkembangan dan membelah secara
   mitosis membentuk spermatoit primer. (2n) kemudian spermatosit primer
   mengalami
   pembelahan       secara
   meiosis       I     dan
   menghasilkan        dua
   buah        spermatosit
   sekunder yang haploid
   (n) setiap spermatosit
   sekunder           akan
   melanjutkan
   pembelahan       secara
   meiosis II dan masing-
   masing menhasilkan
   dua         spermatosit
   sehingga pada akhir
   meiosis dua dihasilkan
   empat      spermatosit.
   Selanjutnya ke empat
   spermatid akan mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang
   haploid (n). setiap spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu
   pergerakan, mengandung akrosom yang dapat menghasilkan enzim
   proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus lapisan pelindung sel
   telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi
   spermatozoa dan sel leydig dalam mnghasilkan hormone jantan yaitu
   hormone testeron. Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung
   mulai menginjak dewasa dan berjalan terus menerus.
b. Oogenesis
   Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi
   didalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis
   adalah sebagai berikut.




                 Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 20
Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersigfat haploid (2n)
   membelah secar mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). oosit
   primer akan melakukan pembelahan meiosis 1 dan akan menjadi oosit
   sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit
   sekunder (n). sedangkan sel polosit primer membelah menjadi 2 buah sel
   polosit sekunder (n).pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami
   pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang
   fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenarasi.
   Bagian ovum luar diselubungi oleh membrane carona radiate dan zona
   pelucida. Selama perumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh
   hormone       wanita(estrogen    dan
   progesterone). Oogenesis pada
   manusia berlangsung sejak awal
   hingga dewasa dan berjalan sampia
   berumur 40 atau 50 tahun saja.
   Pada      waktu      seorang    bayi
   perempuan       dilahirkan,   kedua
   ovariumnya mengandung 400.000
   ovum primer dalam tahap profase
   pembelahan meiosis I. oosit primer
   ini tetap berada dalam tahap profase
   sampai mencapai kematangan
   seksual.

2. Pembentukan          gamet       pada
    tumbuhan tingkat tinggi
   a. Mikrosporogenesis
       Mikrosporogenesis terjadi pada
       antenna:      kepala     sari    .
       Mikrospora             mengalami
       kariokinesis      menjadi     inti
       generative dan inti vegetative.
       Selanjutnya inti generative
       membelah        secara     mitosis
       menjadi      dua     yaitu    inti
       generative I dan II. Dihasilkan 4
       sel dengan masing-masing


                  Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 21
memiliki dua inti generative dan satu inti vegetative.
b. Makrosporogenesis
   Makrosporogenesis terjadi pada ovarium : bakal buah. Terbentuk
   mega gamet dengan 8 inti; 2 inti menyatu (sinergid) yang terletak
   dekat mikrofil, 3 inti menyatu ( antipoda) yang terletak dekat kalaza,
   2 inti menyatu di tengah ( inti kandung Lembaga sekunder disingkat
   IKLS) dan 1 sel telur. Terjadi 3 kali kariokinesis atau pembelahan
   hanya pada intinya saja ari 1 menjadi 2 kemudian menjadi 4 dan
   selanjutnya menjadi 8. Hasil pembuahan ovum dan inti generative I
   akan menjadi embrio (2n) sedangkan inti generative II yang
   membuahi IKLS akan menjadi endosperm (3n).




               Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 22
BAB III
                            PENUTUP
A. Kesimpulan
          Pembelahan sel terbagi atas dua, yaitu: pembelahan mitosis dan
  pembelahan meiosis. Pembelahan mitosis ditandai dengan satu sel induk yang
  diploid (2n) menjadi 2 sel anak yang masing-masing diploid serta jumlah
  kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosm sel induknya. Pembelahan
  meiosis dapat ditandai dengan satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel
  anak yang masing-masing haploid (n) jumlah kromosom sel anak setengah
  dari jumlah kromosom sel induknya.
          Pewarisan sifat didasari oleh hokum mendell I dan hukum mendell II.
  Melalui studi pewarisan sifat dapat diketahui sifat-sifat yang akan timbul
  setelah persilangan.
          Pembelahan sel dan pewarisan sifat berkaitan erat karena pewarisan
  sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis untuk mahluk hidup
  yang berkembang biak secara vegetative dan melalui pembelahan meiosis
  untuk mahluk hidup yang berkembiang biak secara generative.




                     Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 23
DAFTAR PUSTAKA


Slamet. Ir. Dkk. 2011. Modul Biologi untuk Semester Gasal. Surakarta: CV. Hayati
Tumbuh Subur.

http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xii/pembelahan-sel-dan-pewarisan-sifat/




                           Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 24

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahLinda Rosita
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHidayatul Annisa
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)Athiyyah Yaa
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisDhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Rina Riannur
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaAhmad Fadli
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tikapure chems
 

Mais procurados (20)

4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Enzim dan Fotosintesis
Enzim dan FotosintesisEnzim dan Fotosintesis
Enzim dan Fotosintesis
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Morfologi akar
Morfologi akarMorfologi akar
Morfologi akar
 
Sitokinesis
SitokinesisSitokinesis
Sitokinesis
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Hubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan airHubungan tumbuhan dengan air
Hubungan tumbuhan dengan air
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan DeplasmolisisLaporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Peristiwa Plamolisis dan Deplasmolisis
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
Identifikasi bunga Kencana (Ruellia tuberrosa) dan Bunga Kenop (Gomphrena glo...
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
 
Pertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikrobaPertumbuhan mikroba
Pertumbuhan mikroba
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
Enzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan TikaEnzim - Egie dan Tika
Enzim - Egie dan Tika
 

Destaque

Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...SMPN 4 Kerinci
 
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)almansyahnis .
 
Persilangan dihibrid
Persilangan dihibridPersilangan dihibrid
Persilangan dihibridAgus Sisyanto
 
Pembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat
Pembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifatPembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat
Pembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifatIkke Soehartina
 
Hubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan VertebrataHubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan VertebrataNURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Aplikasi Proses Oksidasi biologi
Aplikasi Proses Oksidasi biologiAplikasi Proses Oksidasi biologi
Aplikasi Proses Oksidasi biologiRiya Khusna
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibridaRizki Putrii
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikanwahyusrisayekti
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiEuis Nurilaini
 
Biokimia oksidasi lipid
Biokimia   oksidasi lipidBiokimia   oksidasi lipid
Biokimia oksidasi lipidKhayyu Hanifah
 
Pembahasan genetika
Pembahasan genetikaPembahasan genetika
Pembahasan genetikaImas Siti M
 
Makalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relationMakalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relationJafar Nyan
 
Buku Hukum Mendel
Buku Hukum MendelBuku Hukum Mendel
Buku Hukum Mendelnabilaaanbl
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisisfahmiganteng
 

Destaque (20)

Makalah pembelahan sel
Makalah pembelahan selMakalah pembelahan sel
Makalah pembelahan sel
 
Makalah hukum mendel
Makalah hukum mendelMakalah hukum mendel
Makalah hukum mendel
 
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
 
Gametogénesis, espermatogenesis y ovogenesis
Gametogénesis, espermatogenesis y ovogenesisGametogénesis, espermatogenesis y ovogenesis
Gametogénesis, espermatogenesis y ovogenesis
 
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
RPP BIOLOGI KELAS XII KD 3.4 (pembelahan sel)
 
Persilangan dihibrid
Persilangan dihibridPersilangan dihibrid
Persilangan dihibrid
 
Pembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat
Pembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifatPembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat
Pembelahan Sel: Hubungan pembelahan sel dengan pewarisan sifat
 
Hubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan VertebrataHubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
Hubungan Evolusi Invertebrata dan Vertebrata
 
PEMBELAHAN SEL
PEMBELAHAN SELPEMBELAHAN SEL
PEMBELAHAN SEL
 
Minyak & lemak
Minyak & lemakMinyak & lemak
Minyak & lemak
 
Aplikasi Proses Oksidasi biologi
Aplikasi Proses Oksidasi biologiAplikasi Proses Oksidasi biologi
Aplikasi Proses Oksidasi biologi
 
Laporan monohibrida
Laporan monohibridaLaporan monohibrida
Laporan monohibrida
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksiPenerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
Penerapan pewarisan sifat dalam teknik reproduksi
 
Biokimia oksidasi lipid
Biokimia   oksidasi lipidBiokimia   oksidasi lipid
Biokimia oksidasi lipid
 
Pembahasan genetika
Pembahasan genetikaPembahasan genetika
Pembahasan genetika
 
Makalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relationMakalah perkembangan public relation
Makalah perkembangan public relation
 
Buku Hukum Mendel
Buku Hukum MendelBuku Hukum Mendel
Buku Hukum Mendel
 
Reproduksi Tumbuhan
Reproduksi TumbuhanReproduksi Tumbuhan
Reproduksi Tumbuhan
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 

Semelhante a Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat

Makalah siklus sel atau mitosis
Makalah siklus sel atau mitosisMakalah siklus sel atau mitosis
Makalah siklus sel atau mitosisrian ardi
 
Mikrotehnik hewan
Mikrotehnik hewanMikrotehnik hewan
Mikrotehnik hewanMiamustamin
 
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.pptAstutiRauf
 
MAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docx
MAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docxMAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docx
MAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docxIccaPinzen
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanDhiarrafii Bintang Matahari
 
Reproduksi sel 1415(2)
Reproduksi sel 1415(2)Reproduksi sel 1415(2)
Reproduksi sel 1415(2)Funnys Rahman
 
IPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevIPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevPPGhybrid3
 
Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)aris trea
 
Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ayra Auliya
 

Semelhante a Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat (20)

Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Makalah siklus sel atau mitosis
Makalah siklus sel atau mitosisMakalah siklus sel atau mitosis
Makalah siklus sel atau mitosis
 
Mikrotehnik hewan
Mikrotehnik hewanMikrotehnik hewan
Mikrotehnik hewan
 
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
13 PPT PR IPA 9 2020.ppt
 
MAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docx
MAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docxMAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docx
MAKALAH.docx NAHLA REPRODUKSI SEL.docx
 
Buku pembelahan sel
Buku pembelahan selBuku pembelahan sel
Buku pembelahan sel
 
Buku pembelahan sel
Buku pembelahan selBuku pembelahan sel
Buku pembelahan sel
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Buku pembelahan sel
Buku pembelahan selBuku pembelahan sel
Buku pembelahan sel
 
Buku pembelahan sel
Buku pembelahan selBuku pembelahan sel
Buku pembelahan sel
 
Buku pembelahan sel
Buku pembelahan selBuku pembelahan sel
Buku pembelahan sel
 
Lks wesi -pembelahan sel-
Lks wesi  -pembelahan sel-Lks wesi  -pembelahan sel-
Lks wesi -pembelahan sel-
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
Materi reproduksi sel
Materi reproduksi selMateri reproduksi sel
Materi reproduksi sel
 
Reproduksi sel 1415(2)
Reproduksi sel 1415(2)Reproduksi sel 1415(2)
Reproduksi sel 1415(2)
 
IPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 RevIPA Modul 2 KB 3 Rev
IPA Modul 2 KB 3 Rev
 
Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)Praktikum 1 (mawar)
Praktikum 1 (mawar)
 
Pembelahan Sel.pptx
Pembelahan Sel.pptxPembelahan Sel.pptx
Pembelahan Sel.pptx
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar Ilmu alam dasar
Ilmu alam dasar
 

Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat

  • 1. Tugas : BIOLOGI DASAR PEMBELAHAN SEL DAN PEWARISAN SIFAT KELOMPOK IV MUHAMMAD NUR RUSTAN (I11112324) SULKARNAIN (I11112903) BAMBANG SETIAWAN (I11112908) MEGAWATI (I11112327) NURHAINI (I11112336) DEWI YULIANA (I11112338) ARLIN RUSLI (H22110269) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 1
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah yang membahas tentang “ Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat” disusun untuk melengkapi tugas mata kulah umum biologi dasar semester awal universitas hasanuddin.. Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada: 1. Orang tua yang telah membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini dapat terselesaikan. 2. Bapak Dody Priosambodo selaku dosen yang memberikan bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini. 3. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan dan penyempurnaan makalah ini. Makassar, 21 September 2012 Tim Penulis Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 2
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………….............……………… .i DAFTAR ISI………………………………………………………………….…… ii BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………. 1 Latar belakang………………………………………………...….……… 1 Rumusan masalah……………………………………………………...... 1 Tujuan penulisan……………………………………..……..…………… 2 Manfaat Penulisan…………………………………………...………….. 2 Metode penulisan……………………………………………….……….. 2 BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………… 3 Pembelahan sel………………………………………………………….. 3 Pewarisan sifat………………………………………………………….. 9 Keterkaitan pembelahan sel dan pewarisan sifat……………………….. 16 BAB III. PENUTUP……………………………………………………………… 20 Kesimpulan…………………………………………………………….. 20 DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 21 Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya badan bayi hing-ga dewasa? Dari bayi, kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang ini disebabkan sel-sel di dalam tubuh kita terus-menerus memperbanyak diri melalui pembelahan sel. Oleh karena itu, pembelahan sel merupakan faktor penting dalam hidup kita. Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organisme bersel satu ( uniseluler ), seperti bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang biak. Proto-zoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan seterusnya. Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses pertumbuhan pada makhluk hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung jawab dalam proses perkawinan antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada tubuh manusia membelah membentuk sel-sel kelamin. Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium. Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis). B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis? 2. Apa prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat? 3. Bagaimana keterkaitan antara pembelahan sel dengan pewarisan sifat. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 4
  • 5. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas biologi serta mengetahui proses pembelahan sel, pewarisan sifat serta hubungan diantara keduanya. D. Manfaat penulisan Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan makalahnya. Dari penulisan makalah ini pula diharapkan mahasiswa mengambil manfaat seperti: a. Dapat memahami proses pembelahan mitosis dan meiosis. b. Dapat memahami prinsip hereditas dalam mekanisme pewarisan sifat. c. Dapat menjelaskan keterkaitan antara pembelahan sifat dengan pewarisan sifat. E. Metode penulisan Penulisan makalah ini menggunakaain metode yang umum digunakan oleh kebanyakan mahasiswa yaitu metode kepustakaan. Melihat perkembangan teknologi yang telah modern maka dalam pengambilan data kami tidak hanya terpusat oleh referensi dari buku namun mengambil sebagian data dalam internet. Hal ini tentu lebih praktis, efektif, dan efisien, serta memudahkan kami dalam pembuatan makalah. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pembelahan Sel Pembelahan sel merupakan suatu proses reproduksi sel guna memperbanyak jumlah sel dan mempermudah fungsi dari sel itu sendiri. Dilihat dari prosesnya pembelahan sel dibagi atas dua yaitu : I. Pembelahan Mitosis Dalam bidang genetika, pembelahan mitosis merupakan proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembelahan ini mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatic secara berturut-turut. Pembelahan ini diawali dengan pembelahan inti (kariokinesis) dan dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesi). Ciri-ciri pembelahan mitosis antara lain : a. Pembelahan berlangsung satu kali; b. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 2 buah; c. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk, yaitu 2n (diploid); d. Sifat sel anak sama dengan sel induk; e. Terjadi pada sel tubuh ( sel somatic) misalnya pada jaringan embrional antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran kambiun. f. Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak sel-sel seperti pertumbuhan dan perbaikan sel yang rusak; g. Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metaphase, anaphase, dan telofase, namun secara umum tahap-tahap pembelahan sel akan kembali ke tahap semul sehingga membentuk siklus sel. Siklus sel adalah rangkaian peristiwa perkembangan sel yang terjadi dan mempunyai utrutan tertentu, setelah meliputi semua tahap semula. Siklus sel dibagi menjadi 2 tahap yakni fase mitotic (10%) dikenal sebagai fase M. Fase mitotic merupakan fase pembelahan mitosis. Kedua adalah fase interfase (90%), dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Fase Interfase fase interfase disebut juga fase istiraht karena tidak menampakkan tanda- tanda pembelahan. Pada fase ini terjadi peristiwa.pertumbuhan dan pengumpulan energy yang besar untuk persiapan pembelahan sel. Proses Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 6
  • 7. interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain : a. Fase pertumbuhan primer (fase G1); terjadi replikasi organel-organel di dalam sitoplasma. b. Fase Sintesis; pada fase ini terjadi sintesis DNA dan organel sel ( Fase S). c. Fase pertumbuhan sekunder ( Fase G2); terjadi penyusutan struktur tertentu yang diperlukan dalam pembelahan mikrosom. Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena benang-benang kromatin tidak berpilin. Interaksi antara DNA, RNA, dan protein terjadi selama tahap-tahap tertentu dari interfase. 2. Fase Mitotik Fase mitotic merupakan fase terjadinya replikasi kromosom. Fase ini meliputi, tahap-tahap berikut. a. Profase Profase merupakan fase awal dari fase pembelahan. Pada profase akan terjadi yaitu : 1) Benang-benang kromatin akan berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap kromosom membelah menjadi kromatid yang sentromernya masih satu. 2) Dinding inti dan anak inti menghilang. 3) Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom bepisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. 4) Serat-serat gelendong atau benang-benang spindle terbentuk diantara kedua kutub pembelahan. b. Metafase Pada tahap tahap metaphase ini terjadi proses-proses berikut. 1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafse dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terjadi atas serabut protein halus terbuat dari microtubule yang sangat kecil. Pada banyak hewan dan tanaman tingkat rendah, benang gelendong ini dintuk dalam hubungannya dengan sentriol ( badan yang menandai kutub dari mekanisme benang gelendong). Benang gelendong ini penting untuk penyebaran kromosom secara teratur. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 7
  • 8. 2) Masing-masing kromosom terletak berbaris pad bidang ekuator. Sentromer terletak pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. 3) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal. c. Anafase Tahap anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut. 1) Dua sister kromatid bergerak kea rah kutub yang berlawan. Sentromernya tertarik karena kontraksi benang- benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu. 2) Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel. 3) Pada akhir anafase sekat mulai terbentuk dekat bidang ekuator. Tahap anafase merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotic. d. Telofase Pada telofase terjadi peristiwa berikut: 1) Kromatid yang berada pada masing-masing kutub akan berubah menjadi benang-benang kromatin kembali. 2) Terbentuk kembali dinding inti dan nukleous sehingga terbentuk dua inti baru. 3) Serat-serat gelendong menghilang. 4) Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokinesis) menjadi dua bagian, dan terbentk membrane sel pemisah di tengah bidang pembelahan. Sehingga akan terbentuk dua sel anak yang mempnyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom induknya. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 8
  • 9. II. Pembelahan Meiosis (Reduksi) Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi karena pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi separuhnya. Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut: a. Pembelahan berlangsung dua kali. b. Jmlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah c. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom induk, yaitu n ( haploid) d. Sifat sel anak berbeda dengan sifat sel induknya e. Terjadi pada sel kelamin ( sel Gamet) f. Tujuan pembelaha meiosis yaitu generasi berikutnya mempunyai jumlah kromosom tetap. 1. Fase-fase pembelahan meiosis Terjadi 2 kali pembelahan, dimana meiosis I dengan meiosis II tanpa interfase. a. Profase I 1) Leptoten, benang-benang kromatin memendek dan menebal serta mudah menyerap zat warna ( pembentukan kromosom) 2) Zigoten, sentrosom membelah menjadi dua. Tiap-tiap belahan bergerak kearah kutub yang berlawanan. Sementara itu kromosom yang homolog saling berpasangan. Peristiwa yang terakhir disebut sinapsis. 3) Pakiten, tiap kromosom membelah diri menjadi dua kromatid. Peristiwa ini disebut duplikasi kromosom. Sehingga, pada Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 9
  • 10. setiap kelompok sinapsis terdapat 4 kromatida tetapi masih dalam satu ikatan sentromer sehingga terbentuk tetrad. 4) Diploten, dua kromosom homolog yang saling berpasangan memisahkan diri dan terjadi pindah silang (crossing over). 5) Diakinesis, dua sentriol jasil pembelahan sentroso telah sampai pada kutub yang berlawanan. Dari sentriol ini terbentuk gelendong pembelahan. Sementara itu, membrane inti nucleus mulai lenyap. b. Metafase I 1) Kromosom ke bidang ekuator dan menggantung pada serat geledong melalui sentromernya. 2) Kromosom homolog terus bergandengan. c. Anafase I 1) Kromosom homolog berpisah dan menuju kutub-kutub yang berlawanan. 2) Kromatida belum berpisah karena sentromer masih satu untuk satu kromosom. d. Telofase I 1) Kromosom berubah menjadi benang kromatin kembali. 2) Dinding inti dan nucleus terbentuk kembali. 3) Nucleolus dan dinding inti menghilang. 4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawan. 5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan. e. Profase II 1) Benang-benang kromatin berubah menjadi kromatid. 2) Kromosom yang terdiri dari 2 kromatid tidak mengalami duplikasi lagi. 3) Nukleolus dan dinding inti menghilang. 4) Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan. 5) Serat-serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan. f. Metafase II Kromosom ke bidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui sentromernya. g. Anafase II Kromatida berpisah dari homolognya dan bergerak menuju kutub yang berlawanan. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 10
  • 11. h. Telofase II 1) Kromosom berubah menjadi benang-benang kromatin kembali. 2) Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali. 3) Serat-serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali. Dari penjelasan tentang pembelahan sel secra mitosis dan meiosis maka dapat dubuat table perbandingan antara keduanya yang dapat di lihat di bawah ini. No Mitosis Meiosis 1 Pembelahan yang memisahkan Tahap pertama adalah pembelahan sister kromatid kromosom reduksi yang memisahkan kromosom homolog pada anafase I, sister kromatid memisah pada anafase II 2 Satu pembelahan tiap daur, yaitu Dua kali pembelahan tiad daur yaitu dua satu pembelahan kromosom yang pembelahan sitoplasma, satu pembelahan sama. setelah pembelahan reduksi dan satu mengikuti pembelahan kromosom yang sama. 3 Kromosom tidak berpasangan Kromosom berpasangan dan membentuk biasanya tidak terbentuk kias mata, kias mata, pertukaran genetic terjadi tidak terjadi pertukaran genetic kromosom homolog. antara kromosom homolog. 4 Dari satu sel dihasilkan 2 sel anak. Ari satu sel dihasilkan 4 sel anak tiap daur. 5 Kandungan genetic dari hasil Kandungan genetic dari proses meiosis mitosis identik. berbeda, kromosom dapat merupakan turunan dari kromosom induk atau bapaknya dengan kombinasi yang bermacam-macam karena adanya pengelompokkan secara rambang dan derajat pindah silang. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 11
  • 12. B. Pewarisan Sifat Pewarisan sifat dipelajari dalam cabang ilmu biologi yang disebut genetika. Sebelum lebih jauh membahas mengenai pewarisan sifat maka perlu diketahui istilah- istilah yang berkaitan dengan genetika sebagai berikut: 1. Parental ( Induk) P : parental berarti induk atau orang tua. 2. Filial ( Turunan) F : keturuna yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. 3. Dominan : sifat-sifat yang muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya. 4. Resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dikalahkan atau ditutupi oleh sifat pasangannya. 5. Genotype : bentuk atau susunan genetic suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotipe 6. Fenotipe : sifat lahiriah yang tampak atau merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati. 7. Alel : anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternative sesamanya. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuain dari suatu kromosom homolog. 8. Homozigot : pasangan kedua alel atau gen yang sama. 9. Heterozigot : pasangan kedua alel atau gen-gen yang tidak sama. 10. Pembastaran : perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda. Dalam proses pewarisan sifat dikenal beberapa hokum sebagai dasr pengembangan genetika modern oleh bapak genetika bernama Gregor Johann Mendel (1822-1884). Seorang biarawan dan ahli botani dari Austria. Hokum tersebut disebut sebagai : 1. Hukum Mendell Pola-pola hereditas mencakup pewarisan sifat induk pada keturunannya melalui gamet dengan aliran tertentu. Prinsip-prinsip pewarisan sifat telah dikemukakan oleh Mendell. Hukum Mendell dibagi menjadi 2 yaitu : a) Hukum Mendell I Hukum Mendell I ( hokum segregasi bebas atau pemisahan gen sel alel) yaitu pada pembentukan sel gamet, 2 gen yang berpasangan akan dipisahkan ke dalam dua sel anak secara bebas. Contoh percobaan Mendell I: 1) Mendel menyilangkan 2 individu kacang kapri yang memiliki satu sifat beda (monohibrida) yaitu antara kabpri berbiji bulat dengan berbiji keriput. Sifat bulat dominan terhadap keriput. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 12
  • 13. Komposisi Gen B : gen untuk sifat bulat, dominan terhadap b b : gen untuk sifat keriput P1 : BB ( Bulat) x bb (Keriput) F1 : F1 x F1 Bb x Bb Gamet-gamet yang dibentuk : B dan b, B dan b B b B BB ( bulat ) Bb ( bulat ) B Bb ( bulat ) bb ( Keriput ) Rasio Fenotipe = bulat : keriput; 3 : 1 Rasio genotype = BB : Bb :bb : 1 : 2 : 1 2) Backcross, yaitu menyilangkan atau mengawinkan individu hasol hybrid ( F1) dengan salah satu induknya Sifat biji pada kacang kapri P : BB ( tinggi ) X bb ( Rendah ) F1 : Bb ( Tinggi ) Backcross a) Bb ( bulat ) X BB ( Bulat sebagai induk ) B b B BB ( bulat ) Bb ( bulat ) Hasil backcross maka : 100% bulat b) Bb ( Bulat ) x bb ( keriput sebagai induk ) B b B Bb ( bulat ) bb ( keriput ) Hasil rasio fenotype backcross Bulat : keriput = 1 : 1 3) Sifat intermediate (semidominan atau kodominan ) 4) Intermediate adalah penyilangan dengan satu sifat beda, yang mana sifat dominan tidak mampu menutupi sifat diantara keduanya. Hal ini disebabkan beberapa gen tidak dominan dan juga tidak resesif Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 13
  • 14. a) Hukum Mendell II Hokum pengelompokkan gen secara bebas yaitu bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua macam sifat atau lebih, maka penurunan sifat yang satu tidak tergantung dengan yang lain. Contoh percobaan hokum mendell II : Mendell melakukan percobaan penyilangan pada kacang kapri dengan dua sifat beda, yaitu warna dan bentuk biji. B : bulat, dominan terhadap keriput b : keriput K : kuning, dominan terhadap hijau k : hijau penyelesaian : P : BBKK ( Bulat kuning ) X bbkk ( keriput hijau ) Gamet : BK x bk F1 : BbKk ( bulat kuning ) P2 : F1 X F1 P2 : BbKk x BbKk Gamet : BK, Bk BK, Bk bK, bk bK, bk F2: BK Bk bK bk BK BBKK BBKk BbKK BbKk Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk bK BbKK BbKk bbKK bbKk Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk Kemungkinan genotype dan fenotype pada F2 adalah : Kotak Nomor Genotipe Fenotipe 1 BBKK Bulat Kuning 2,5 BBKk Bulat Kuning 3, 9 BbKK Bulat kuning 4, 7, 10, 13 BbKk Bulat kuning 6 BBkk Bulat Hijau 8,14 Bbkk Bulat hijau 11 bbKK Keriput kuning 12, 15 bbKK Keriput kuning 16 Bbkk Keriput hijau Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 14
  • 15. Maka rasio fenotipe adalah bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9:3:1. Hubungan antara sifat beda dan jumlah kemungkinan kombinasi serta pemisahan pada F2 untuk fenotipe dan genotype. 2. Penyimpanan Semu Hukum Mendell Perbandingan rasio fenotipe F2 pada persilangan dihibrid menurut mendell adalah 9:3:3:1. Hal ini terjadi bila setiap gen mengendalikan sifat sendiri-sendiri. Namun, kenyataannya ada kalanya gen-gen saling berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen-gen lain. Gen-gen itu mungkn terdapat pada kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda. Dengan demikian maka perbandingan fenotipe F2 dapat berubah-ubah walupun sebenarnya masih mengikuti hokum mendell. Macam penyimpangan semu hokum mendell: a. Interaksi beberapa Pasangan Gen ( Atavisme ) Sebagai contoh adalah terlihat pada bentuk pial ( jengger ) ayam. Sifat jengger ini menurun dan dikenal ada 4 macam bentuk jengger pada ayam yaitu : a. Pial Ros ( Mawar atau gerigi) = R – pp b. Pial biji (pea atau kacang) = rrP- c. Pial bilah ( tunggal ) = rrpp d. Pial Walnut ( sumpel ) = R-P- pial walnut disebabkan interaksi gen R dan Gen P. Pial bilah tidak mengandung gen R dan P Peyimpangan mini memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:3:1 b. Polimeri Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri tetapi memengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Sebagai contoh adalah pembastaran 2 varitas gandum yang berbiji merah dan berbiji putih. P1 : M1M1M2M2 (merah) x m1m1m2m2 (putih) Gamet : M1M2 m1m2 F1 : M1m1M2m2 (merah muda) Gamet : M1M2, M1m2, m1M2, m1m2 Dari hasil persilangan, semua gandum yang mengandung factor M berwarna merah, tetapi dengan derajat kemerahan bervariasi tergantung Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 15
  • 16. dari banyaknya factor M yang du kandung, sedangkan yang tidak mengandung factor M berwarna putih. Gandum dengan 4 faktor M berwarna merah sekali; 3 faktor M berwarna merah gelap; 2 faktor M berwarna merah muda; 1 faktor M berwarna merah terang. maka rasio fenotipe = merah : putih = 15 : 1. Peristiwa polimeri pada manusia dapat terjadi pada warna kulit. c. Kriptomeri a) Kriptomeri adalah suatu peristiwa dimana suatu factor dominana ( gen domina ) seolah-olah tersembunyi bila berada bersama-sama factor dominan (gen dominan) lainya dan baru tampak bila tidak berada bersama factor penutup tersebut. b) Sebagai contoh adalah pembastaran antara bunga Linaria maroccana merah dengan yang berbunga putih. Warna bunga disebabkan oleh adanya zat warna antosianin dalam air sel. Bila pH rendah ( lingkungan asam) akan berwarna merah dan bila pH tinggi (lingkungan basa) akan berwarna ungu. Bila tidak terdapat zat antosianin, walaupun lingkungan asam atau basa bunga akan berwarna putih. Kriptomeri memiliki perbandingan fenotipe = 9:3:4. d. Epistasis dan Hipostasis Epistasis dan hipostasis adalah peristiwa dimana dua factor yang bukan pasangannya dapat memengaruhi bagian yang sma dari suatu organisme. Factor pembawa sifat yang menutup disebut epistasis, sedang sifat yangditutupi disebut hipostasis Sebagai contoh adalah pembastarangandum berkulit hitam dengan gandum berkulit kuning. P1 : HHkk (hitam) X hhKK (kuning) Gamet : Hk hK F1 : HhKk ( hitam) : HhKk x HhKk Gamet : HK, Hk, HK, Hk hK, hk hK, hk F2 : H-K- = 9 (Hitam) hhK- = 3 (kuning) : H-kk = 3 (hitam) hhkk = 1 (Putih) Keterangan : - Factor H ( hitam) dominan terhadap h ( pulih ) - Factor K ( Kuning) dominan terhadap k ( putih ) Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 16
  • 17. - Factor H menutup factor K sehingga factor H disebut epistasis dan factor K disebut hipostastis. Maka rasio fenotipe dalam epistasis hipostatis antara hitam:kuning:putih= 12:3:1. e. Gen Komplementer Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Bila salah satu gentak tak ada maka pemunculan suatu sifat tidak sempurna atau tertutupi. Peristiwa ini memiliki fenotipe = 9 : 7. f. Pautan Gen ( Gen Lingkage ) Pautan adalah peristiwa dimana gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama tak dapat memisah diri secara bebas pada peristiwa pembelahan meiosis. Hal ini disebabkan letak gen-gen dalam kromosom (lokus) yang berdekatan berkecendrungan untuk memisah bersama- sama. Adanya peristiwa pautan (lingkage) merupakan salah satu sebab penyimpangan perbandingan pada keturunan menurut mendell. Vontoh peristiwa pautn yaitu pada drosophila melanogaster memiliki 4 pasang kromosm dalam inti selnya dan memiliki gen yang semua berada pada kromosom sehingga tiap kromosom mengandung banyak gen. individu dengan genotype BbVv (tubuh kelabu sayap panjang) jika mengalami pembelahan meiosis pada saat pembentukan gamet akan dihasilkan 4 macam gamet, yaitu : BV, Bv, bV, dan bv. Tetapi jika individu tebeut mengalami pautan antar B dan V maka hanya akan menghasilkan 2 macam gamet yaitu BV dan bv saja. g. Pindah Silang ( Crossing Over ) Pindah silang adalah peristiwa berukarnya ge atau gen-gen suatu kromatida gen-gen kromatida homolognya karena saling melilit satu dengan yang lainnya. Pindah silang ini terjadi pada saat meiosis 1 pada akhir profase. Makin jauh jarak antara 2 gen dalam kromosom makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Akibat pindah silang , jumlah macam fenotip hasil uji silang (test cross) tidak 1:1. Macam gamet yang dihasilkan F1 tidak dua macam, tetapi 4 macam. Dua gamet memiliki gen-gen seperti pada induknya dan merupakan hasil pindah silang disebut gamet tipe parental. Dua gamt lainnya berbeda dengan induknya dan merupakan hasil pindah silang disebut gamet tipe rekombinasi. Dengan terbentuknya keturunan tipe parental dan Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 17
  • 18. rekombinasi, besarnya nilai pindah silang ( NPS ) dapt dihitung. NPS adlah angka yang menunjukkan besarnya persentase kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang. Fakor-faktor yang mempengaruhi pindah silang, antra lain : a. Suhu , semakin tinggi atau semakin rendah suhu semakin besar persentase pindah silang. b. Usia, semakin tua semakin sedikit pindah silang. c. Zat kimia, zat-zat kimia tertentu dalam makanan, dapt memperbesar pindah silang. d. Sinar x, dapt memperbear terjadinya pindah silang. e. Jenis kelamin, kadang-kadang memengaruhi berlangsung pindah silang. h. Pautan Seks Pautan seks adalah peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada kromosom seks ( kromosom X ). Pada manusia peristiwa pautan seks misalnya terjadi pada penyakit hemophilia dan buta warna. i. Gagal Berpisah (Nondisjunction) Gagal berpisah adalah peristiwa dimana kromosom tidak mengadakan pemisahan karena ke kutub-kutub yang berlawanan pada waktu pembelahan meiosis (saat pembentukan gamet), sehingga kedua kromosom tetap berpasangan membentuk gamet sedangkan gamet blahannya tidak mempunyai kromosom. 3. Determinal Seks Determinasi seks adlah penentuan jenis kelamin. Sebenarnya jeis kelamin suatu individu ditentukan oleh factor geneik dan lingkungan. Dalam genetika jenis kelamin ditentukan kromosom. Menurut susunanya seks kromosom mahluk hidup dikelompokkn menjadi 3, yaitu: a. Mahluk dengan system XX-XY : manusia, lalat, XX=betina, XY= jantan b. Mahluk denfan system ZZ-ZW : burung, kupu-kupu, ikan, ZZ=jatan, ZW= Betina c. Mahluk dengan system XX-XO : serangga, XX=betina, XO=jantan Haploid. 4. Hereditas pada manusia Walaupun manfaat genetika sangat besar, namun manusia sendiri sangat sukar untuk digunakan sebgai objek penelitian genetika, hal ini disebabkan oleh: Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 18
  • 19. a. Jarang orang yang mau diketahui karakter pada tubuh atu keluarganya. b. Sukar untuk menyuruh kawin pada seseorang seuai dengan kemauan penyidik. c. Manusia termasuk kelompok mahluk beranak sehingga data yang didapat dari perbandingan-perbandingan karakter tertentu terlalu sedikit dan ini tidak memenuhi syarat dalam statistic. d. Sukar mengamati pertumbuhan karakter dengan menjurus kepada kemauan atau harapan penyelidik. e. Umur manusia panjang dan siklus hidupnya panjang. Disbanding dengar umur objek maka umur si penyidik lebih pendek. f. Suasana lingkungan manusia tidak dapat dikontrol sesuai yang diharapkan penyidik. Berdasarkan 6 hal diatas maka dalam penyelidikan genetika manusia dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengunakan peta silsilah keluarga. 2. Membandingkan dengan sifat keturunan yang ditemui pada hewan. C. Keterkaitan pembelahan sel dengan pewarisan sifat. Pewarisan sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis, misalnya pada mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara vegetative. Sementara mahluk hidup yang melakukan perkembangbiakan secara generative melalui pembelahan meiosis. 1. Pembentuk Gamet pada hewan tingkat tinggi dan manusia ( gametogenesis) Pembentukan gamet (gametogenesi) adalah proses meiosis dan diferensiasi menbentuk sel-sel reproduksi spesifik. Pembentukan gamet (gametogenesis) pada hewan tingkat tinggi ada dua macam yaitu spermatogenesis yang terjadi pada hewan jantan (dalam testis) dan Oogenesis yang terjadi pada hewan betina (dalam ovarium). a. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia jantan yang terjadi didalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 19
  • 20. Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) didalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n) sel spermatogonium, mengalami perkembangan dan membelah secara mitosis membentuk spermatoit primer. (2n) kemudian spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan dua buah spermatosit sekunder yang haploid (n) setiap spermatosit sekunder akan melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing- masing menhasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan empat spermatosit. Selanjutnya ke empat spermatid akan mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n). setiap spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu pergerakan, mengandung akrosom yang dapat menghasilkan enzim proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus lapisan pelindung sel telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi spermatozoa dan sel leydig dalam mnghasilkan hormone jantan yaitu hormone testeron. Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung mulai menginjak dewasa dan berjalan terus menerus. b. Oogenesis Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi didalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis adalah sebagai berikut. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 20
  • 21. Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersigfat haploid (2n) membelah secar mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis 1 dan akan menjadi oosit sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit sekunder (n). sedangkan sel polosit primer membelah menjadi 2 buah sel polosit sekunder (n).pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenarasi. Bagian ovum luar diselubungi oleh membrane carona radiate dan zona pelucida. Selama perumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh hormone wanita(estrogen dan progesterone). Oogenesis pada manusia berlangsung sejak awal hingga dewasa dan berjalan sampia berumur 40 atau 50 tahun saja. Pada waktu seorang bayi perempuan dilahirkan, kedua ovariumnya mengandung 400.000 ovum primer dalam tahap profase pembelahan meiosis I. oosit primer ini tetap berada dalam tahap profase sampai mencapai kematangan seksual. 2. Pembentukan gamet pada tumbuhan tingkat tinggi a. Mikrosporogenesis Mikrosporogenesis terjadi pada antenna: kepala sari . Mikrospora mengalami kariokinesis menjadi inti generative dan inti vegetative. Selanjutnya inti generative membelah secara mitosis menjadi dua yaitu inti generative I dan II. Dihasilkan 4 sel dengan masing-masing Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 21
  • 22. memiliki dua inti generative dan satu inti vegetative. b. Makrosporogenesis Makrosporogenesis terjadi pada ovarium : bakal buah. Terbentuk mega gamet dengan 8 inti; 2 inti menyatu (sinergid) yang terletak dekat mikrofil, 3 inti menyatu ( antipoda) yang terletak dekat kalaza, 2 inti menyatu di tengah ( inti kandung Lembaga sekunder disingkat IKLS) dan 1 sel telur. Terjadi 3 kali kariokinesis atau pembelahan hanya pada intinya saja ari 1 menjadi 2 kemudian menjadi 4 dan selanjutnya menjadi 8. Hasil pembuahan ovum dan inti generative I akan menjadi embrio (2n) sedangkan inti generative II yang membuahi IKLS akan menjadi endosperm (3n). Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 22
  • 23. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pembelahan sel terbagi atas dua, yaitu: pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Pembelahan mitosis ditandai dengan satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anak yang masing-masing diploid serta jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosm sel induknya. Pembelahan meiosis dapat ditandai dengan satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anak yang masing-masing haploid (n) jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya. Pewarisan sifat didasari oleh hokum mendell I dan hukum mendell II. Melalui studi pewarisan sifat dapat diketahui sifat-sifat yang akan timbul setelah persilangan. Pembelahan sel dan pewarisan sifat berkaitan erat karena pewarisan sifat dari induk ke anak dapat terjadi melalui mitosis untuk mahluk hidup yang berkembang biak secara vegetative dan melalui pembelahan meiosis untuk mahluk hidup yang berkembiang biak secara generative. Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 23
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Slamet. Ir. Dkk. 2011. Modul Biologi untuk Semester Gasal. Surakarta: CV. Hayati Tumbuh Subur. http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xii/pembelahan-sel-dan-pewarisan-sifat/ Kelompok 4 FAPET D| Pembelahan Sel dan Pewarisan Sifat | 24