SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
MODUL VII

                         Biaya Mutu (The Cost od Quality) dan
                       Akuntansi untuk Kehilangan dalam Proses
                   Produksi (Accounting for Production Losses)

          Biaya mutu
                Sampai batas tertentu, biaya mutu sering kali disalaharikan. Biaya mutu
                tidak hanya terdiri atas biaya mutu, tetapi juga biaya yang terjadi karena
                kurangnya mutu. Untuk memahami dan meminimalkan, biaya mutu, jenis
                biaya mutu harus di identifikasikan dan dibedakan.


                Jenis – jenis Biaya Mutu
                Biaya mutu dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi besar : biaya
                pencegahan (prevention cost), biaya penilaian atau apraisal (appraisal cost),
                dan biaya kegagalan (failure cost).3
                1. Biaya pencegahan atau preventif adalah biaya yang terjadi untuk
                   mencegah terjadinya kegagalan produk. Biaya pencegahan adalah biaya
                   yang dikeluarkan untuk mendesain produk dan sistem produksi bermutu
                   tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan dan memelihara sistem –
                   sistem tersebut. Pencegahan kegagalan produk dimulai dengan
                   mendesain produk mutu ke dalam produk dan proses produksi.
                   Komponen – komponen dan peralatan bermutu tinggi yang harus
                   digunakan. Pemeliharaan preventif harus dilakukan secara berkala atas
                   peralatan dan mesin untuk memelihara mutu yang tinggi. Karyawan
                   harus dilatih dengan baik dan bermotivasi tinggi. Seluruh karyawan,
                   mulai dari manajemen puncak sampai setiap pekerja pabrik harus terus
                   – menerus mencari cara untuk memperbaiki mutu produk.
                2. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalan
                   produk. Biaya penilaian terdiri atas biaya inspeksi dan pengujian bahan
                   baku, inspeksi produk selama dan setelah proses produksi, serta biaya
                   untuk memperoleh informasi dari pelanggan mengenai kepuasan mereka
                   atas produk tersebut.
                3. Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal kegagalan
                   tersebut dapat terjadi secara internal atau eksternal. Biaya kegagalan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                  Suparno, SE.,MM.   AKUNTANSI BIAYA           1
internal adalah biaya yang terjadi selama proses produksi, seperti biaya
                    bahan baku, biaya barang cacat, biaya pengerjaan kembali, dan
                    terhentinya produksi karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan
                    baku. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi setelah
                    produk dijual, meliputi biaya untuk memperbaiki dan mengganti produk
                    yang rusak selama masa garansi, biaya untuk menangani keluhan
                    pelanggan, dan biaya hilangnya penjualan akibat ketidakpuasan
                    pelanggan.


          Manajemen Mutu Total
          Untuk dapat bertahan dilingkungan bisnis yang kompetitif, suatu perusahaan harus
          menyediakan produk bermutu dengan harga yang wajar. Perusahaan “seperti Ford,
          Hewlett – Packard, Harley Davidson, dan Celanese diawal tahun 1980-an sudah
          menyadari bahwa mereka tidak dapat terus menjadi kompetitif, jika produk mereka
          tidak dapat bersaing dengan produk dengan mutu tertinggi dari pesaing mereka. 5
          Untuk menghilangkan mutu yang buruk, produsen kelas dunia mengadopsi folosofi
          Manajemen mutu total (total quality management – TQM) adalah pendekatan
          tingkat perusahaan atas perbaikan mutu yang mencari cara untuk memperbaiki
          mutu disemua proses dan aktivitas. Hal ini telah berkembang menjadi lebih besar
          sekedar tujuan bisnis yang dikelola dengan baik. TQM telah menjadi filosofi yang
          mengakar dan suatu cara menjalankan bisnis yang berlaku atas semua area
          fungsional perusahaan dan seluruh karyawan.


          Peningkatan Mutu secara Berkelanjutan
          Cara yang terbaik untuk mengurangi biaya mutu total adalah mengurangi kondisi
          kurangnya mutu. Secara historis, perusahaan menyediakan masalah mutu dengan
          strategi produk besar dan inspeksi. Idenya adalah untuk menghasilkan produk
          dalam jumlah yang besar sedemikian rupa sehingga, beberapapun jumlah unit yang
          ditolak diakhir proses, perusahaan memiliki cukup unit yang baik guna memenuhi
          permintaan. Pendekatan ini memiliki beberapa kekurangan. Pertama, pendekatan
          ini terlalu terlambat untuk mendeteksi kerugian produksi. Jika cacat terjadi diawal
          proses produksi, biaya yang ditambahkan ke produk yang defektif tentu saja
          merupakan kerugian. Pendekatan ini bergantung kepada jumlah persediaan yang
          besar, guna memastikan adanya unit yang baik dalam jumlah yang mencukupi.
          Padahal persediaan yang besar itu biayanya mahal. Hal ini menyebabkan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                  Suparno, SE.,MM.    AKUNTANSI BIAYA          2
penggunaan yang tidak efisien dari sumber daya produksi dan terbuangnya bahan
          baku serta tenaga kerja. Meskipun beberapa dari inefisiensi dan pemborosan ini
          dapat dihilangkan dengan mempersering inspeksi, biaya dari kerugian produksi ini
          jarang sekali diukur. Biaya bahan baku sisa, barang cacat, dan pengerjaan kembali,
          dari sistem mutu yang seperti ini dipandang secara umum sebagai bagian dari biaya
          produksi normal. Konsekuensinya, biaya – biaya ini sering kali diabaikan, sehingga
          memicu (atau paling tidak, tidak menekan) pemborosan dan inefesiensi.


          Mengukur dan Melaporkan Biaya Mutu
          Agar berhasil dalam memonitor biaya mutu serta mengevaluasi perbaiki, akuntan
          manajemen harus dapat mengukur biaya mutu. Biaya mutu bagi kebanyakan
          perusahaan cukup tinggi. Suatu studi di Sola Optical di Petauma, California, yang
          dilakukan oleh konsultan luar ditahun 1989, menyatakan bahwa biaya mutu
          perusahaan berkisar di 20%, pendapatannya.12 Mengukur dan melaporkan biaya
          sebesar itu akan menarik perhatian manajemen puncak, terutama manajemen
          puncak Amerika Serikat, yang cenderung berfokus pada ukuran – ukuran finansial.
          Pada saat yang sama, biaya sebesar itu akan memberikan insentif besar bagi
          perbaikan. Pelaporan biaya mutu juga memberikan arahan dengan mengidikasikan
          kesempatan – kesempatan untuk perbaikan yang substansial.
                 Kebanyakan dari biaya kegagalan berbagai macam produk dapat diukur dan
          dilaporkan setiap priode. Volume bahan baku sisa, barang cacat, pengerjaan
          kembali, perbaikan dan penggantian selama masa garansi, dan penanganan
          keluhanan pelanggan dapat dimonitor, dihitung biayanya, dan dilaporkan ke
          manajemen per triwulan, per bulan, atau lebih sering lagi. Biaya kegagalan –
          kegagalan ini dapat ditelusuri dan dilaporkan untuk setiap pusat biaya. Akan tetapi,
          manajemen puncak sebaiknya tidak berusaha untuk menggunakan informasi biaya
          terinci tersebut guna membebankan tanggung jawab atas kegagalan – kegagalan
          tersebut. Biaya kegagalan dapat disebabkan karena bagian – bagian bermutu
          rendah dari pemasok, mesin uang, desain produk yang buruk, atau faktor – faktor
          lain diluar kendali manajer pusat biaya. Meskipun demikian, laporan terinci
          memberikan cara untuk mengidentifikasi masalah mutu yang harus diperhatikan
          oleh tim mutu yang terdiri atas karyawan dari area – area yang terpengaruh. Jika
          biaya yang terlibat cukup signifikan, manajemen puncak sebaiknya berpatisipasi
          secara aktif dalam tim tersebut.




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                   Suparno, SE.,MM.    AKUNTANSI BIAYA          3
Akuntansi untuk Kerugian dalam Proses Produksi (Production Losses) dalam
          Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan
          Kerugian produksi di sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan termasuk
          biaya bahan baku sisa, biaya barang cacat, dan biaya pengerjaan kembali atas
          barang cacat. Kebanyakan dari kerugian ini diakibatkan oleh kurangnya mutu
          semacam ini adalah dengan menentukan biaya yang menandakan kesempatan
          untuk memperbaiki mutu secara substansial, yang harus diartikan oleh manajemen
          sebagai kesempatan untuk meningkatan laba perusahaan.
          Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa (Scrap)
          Bahan baku sisa terdiri atas (1) serbuk atau sisa – sisa yang tertinggal setelah
          bahan baku diproses, (2) bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun
          diretur ke pemasok, dan (3) bagian – bagian yang rusak akibat kecerobohan
          karyawan atau kegagalan mesin. Jika bahan baku sisa memiliki nilai, bahan baku
          sisa tersebut sebaiknya dikumpulkan dan disimpan untuk dijual ke pedagang barang
          bekas. Jika bahan baku sisa merupakan hasil dari pemotongan, pengikiran, atau
          residu bahan baku, mungkin tidak mudah untuk menentukan biayanya. Meskipun
          demikian, suatu catatan atas jumlah bahan baku sisa sebaiknya disimpan walaupun
          secara fakta tidak ada biaya yang dapat dibebankan ke persediaan bahan baku sisa
          tersebut. Meskipun jenis bahan baku sisa ini tidak dapat dihilangkan, tetapi
          sebaiknya tidak diabaikan. Jumlah bahan baku sisa sebaiknya ditelusuri sepanjang
          waktu dianalisis untuk menentukan apakah hal tersebut karena penggunaan bahan
          baku yang efisien, dan apakah inefisiensi ini dapat dihilangkan, paling tidak
          sebagian jika tidak seluruhnya.
                 Jumlah    yang   diperoleh   dari   penjualan   bahan     baku   sisa     dapat
          dipertanggungjawabkan dengan berbagai cara, selama alternatif tidak dipilih
          digunakan secara konsisten disetiap periode. Untuk mengilustrasikan berbagai
          alternatif tersebut, asumsikan Woodoo Manufacturing Company mengumpulkan
          serpihan kayu dari lantai pabrik dan menjualnya secara periodik ke pabrik kertas
          terdekat. Penjualan bahan baku sisa periode ini sebesar % 500. Alternatif akuntansi
          untuk penjualan tersebut adalah sebagai berikut :
                 Jumlah yang diakumulasikan di Penjualan Bahan Baku Sisa dapat ditutup ke
          Ikhtisar Laba Rugi dan ditampilkan di Laporan Laba Rugi sebagai Penjualan Bahan
          Baku Sisa atau Pendapatan Lain – Lain. Pada saat Penjualan, ayat jurnal berikut ini
          dibuat :




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                    Suparno, SE.,MM.    AKUNTANSI BIAYA           4
Kas (atau Piutang Usaha)                                         500
                         Penjualan Bahan Baku (atau Pendapatan Lain – Lain)               500


                 Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Harga Pokok Penjualan,
          sehingga mengurangi total biaya yang dibebankan ke Pendapatan Penjualan untuk
          periode tersebut. Mengurangi Harga Pokok Penjualan menyebabkan peningkatan
          laba untuk periode tersebut yang sama halnya dengan melaporkan hasil penjualan
          tersebut sebagai Penjualan Bahan Baku Sisa atau Pendapatan Lain – Lain. Ayat
          jurnal pada saat penjualan adalah sebagai berikut :


                 Kas (atau Piutang Usaha)                                         $ 500
                         Harga Pokok Penjualan                                            $ 500


                 Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Pengendali Overhead
          Pabrik, sehingga mengurangi biaya overhead untuk periode tersebut. Jika bahan
          baku sisa dikreditkan ke Pengendali Overhead Pabrik dan jika tarif biaya overhead
          yang telah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk membebankan overhead
          ke pesanan, maka nilai realisasi bersih dari bahan baku sisa yang diperkirakan
          untuk periode tersebut harus diestimasi dan dikurangkan dari estimasi overhead
          sebelum tarif overhead dihitung. Apabila tidak, maka tarif overhead aktual yang
          terjadi diperiode tersebut. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan bahan baku sisa
          adalah sebagai berikut :


                 Kas (atau Piutang Usaha)                                         500
                         Pengendali Overhead Pabrik                                       500


                 Jika bahan baku sisa dapat ditelusuri langsung ke pesanan individual,
          jumlah yang direalisasikan dari penjualan bahan baku sisa dapat diperlakukan
          sebagai pengurangan biaya pesanan dikurangi dengan nilai bahan baku sisa, dan
          ayat jurnal umum untuk mencatat penjualannya adalah sebagai berikut :


                 Kas (atau Piutang Usaha)                                         500
                         Barang dalam Proses                                              500



          Akuntansi untuk Biaya Barang Cacat (Spoiled Goods)
          Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang cacat adalah unit
          yang selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat tidak dapat dibetulkan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                       Suparno, SE.,MM.      AKUNTANSI BIAYA     5
baik karena secara teknis tidak mungkin atau karena tidak ekonomis untuk
          membetulkannya. Produk plastik yang dibuat dari cetakan yang penyok atau
          tergores, atau dicetak dengan warna yang salah, tidak dapat dibetulkan. Disisi lain,
          produk yang permukaannya dicat tetapi terdapat gelembung, masih dapat diperbaiki
          dengan mengamplas dan mencatnya kembali. Pengamplasan dan pengecatan
          kembali tidak akan ekonomi apabila selisih antara pendapatan yang dapat diperoleh
          dari penjualan produk tersebut dengan harga normal dengan penjualan produk
          tersebut dengan harga diskon karena cacat, lebih kecil dari tambahan biaya untuk
          melakukan pengamplasan dan pengecatan kembali.
                 Barang cacat dapat disebabakan oleh tindakan pelanggaran, seperti
          penggantian    spesifikasi   setelah   produksi   dimulai   atau   keharusan     untuk
          memproduksi dalam toleransi yang sangat ketat. Barang cacat juga dapat
          disebabkan oleh kegagalan internal, seperti kecerobohan karyawan atau usangnya
          peralatan. Perlakuan akuntansi untuk barang cacat bergantung pada jenis
          penyebabnya.
                 Barang Cacat yang Disebabkan oleh Pelanggan. Jika barang cacat terjadi
          karena tindakan tertentu yang dilakukan oleh pelanggan, maka hal tersebut tidak
          boleh dianggap sebagai biaya mutu. Pelanggan yang sebaiknya membayar jenis
          barang cacat seperti ini. Biaya yang tidak dapat tertutup dari penjualan barang cacat
          sebaiknya dikeluarkan dari biaya pesanan, tetapi sisa dari biaya yang tidak tertutup
          oleh nilai sisa tersebut tetap tinggal sebagai biaya pesanan itu. Untuk
          mengilustrasikannya, asumsikan bahwa Plastico Inc. memproduksi 1.000 kursi ini
          tidak dapat digunakan oleh pelanggan dan tidak dapat diperbaiki sehingga dapat
          diterima oleh pelanggan. Meskipun demikian, Plastico dapat menjual 100 kursi ini
          sebagai barang bekas dengan harga $10 per unit atau totalnya setara dengan
          $1.000. Tambahan 100 kursi diproduksi untuk memenuhi pesanan pelanggan,
          sehingga totalnya sebesar 1.100 kursi (100 unit cacat dan 1.000 unit yang dapat
          diterima oleh pelanggan). Total biaya yang dibebankan ke Pesanan No.876 adalah
          sebagai berikut :


                 Bahan baku                                                  $22.000
                 Tenaga kerja                                                  5.500
                 Overhead pabrik                                              11.000
                 Total biaya pesana                                           38.500




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                    Suparno, SE.,MM.    AKUNTANSI BIAYA           6
Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian pesanan tersebut dan pengiriman
          ke pelanggan adalah sebagai berikut :

                 Persediaan Barang Cacat                                    1.000
                 Harga pokok penjualan                                     37.500
                         Barang dalam proses                                        38.500



                 Plastico biasanya menjual hasil produksinya dengan harga 150% dari biaya.
          Oleh karena itu, Pesanan No.876 ditagihkan ke Pizza King Inc. sebesar $ 56.250 ($
          37.500 biaya x 150%). Ayat jurnal untuk mencatat penagihan Pesanan No.876
          adalah :

                 Piutang Usaha (atau kas)                                  56.250
                         Penjualan                                                  56.250


                 Saat barang cacat kemudian dijual, ayat jurnalnya adalah :

                 Kas (atau Piutang Usaha)                                  1.000
                         Persediaan Barang Cacat                                    1.000
          Akuntansi untuk Biaya Pengerjaan Kembali (Rework)
          Pengerjaan kembali (rework) adalah proses untuk membetulkan barang cacat.
          Seperti barang cacat, pengerjaan kembali dapat disebabkan baik oleh tindakan
          pelanggan maupun oleh kegagalan internal. Seperti halnya barang cacat, perlakuan
          akuntansi untuk biaya pengerjaan kembali bergantung pada jenis penyebabnya.


          Pengerjaan Kembali yang Disebabkan oleh Pelanggan. Jika pengerjaan kembali
          disebabkan oleh pelanggan, biaya pengerjaan kembali dibenbakan ke pesanan, dan
          idelanya ditutup oleh tindakan harga jual. Untuk menglistrasikannya, asumsikan
          bahwa Heavy Load Fabricators Inc. memproduksi 200 trailer dengan desain khusus
          berdasarkan Pesanan No.901 untuk memenuhi permintaan desain pelanggan, Haul
          – It Reantals Corporation. Biaya yang dibebankan ke Pesanan No.901 adalah :

                 Bahan baku                                                                  $ 100.000
                 Tenaga kerja (S10 per jam x 2.000 jam)                                         20.000
                 Overhead dibebankan ($40 per jam tenaga kerja langsung)                        80.000
                 Total biaya yang dibebankan ke pesanan no. 901                               $200.000

                 Sebelum trailer dikirimkan, pelanggan memutuskan bahwa trailer tersebut
          membutuhkan per suspensi yang lebih berat dari pada yang telah dispesifikasikan
          dalam pesanannya, karena beberapa penyewa diperkirakan akan menggunakan




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                       Suparno, SE.,MM.      AKUNTANSI BIAYA            7
trailer tersebut untuk menarik beban berat disepanjang daratan kasar. Sebagai
          akibatnya, biaya pengerjaan kembali ditambahkan ke Pesanan No.901 sebagai
          berikut :

                  Bahan baku ($ 40 per pasang per x 200 trailer)                           $   8.000
                  Tenaga kerja (1/2 jam per trailer x 200 trailer x $10 per jam )              1.000
                  Overhead dibebankan ($40 per jam x 100 jam)                                  4.000
                  Total biaya pengerjaan kembali yang ditambahkan ke pesanan no. 901       $    13.000


                  Ayat jurnal untuk mencatat biaya pengerjaan kembali Pesanan NO.
          901adalah sebagai berikut :
                  Barang dalam proses                                       13.000
                          Bahan baku                                                       8.000
                          Beban gaji                                                       1.000
                          Overhead Pabrik Dibebankan                                       4.000

                  Total biaya Pesanan No.901 sekarang menjadi $ 213.000, terdiri dari $
          200.000 biaya sebelum pengerjaan kembali plus $ 13.000 biaya pengerjaan
          kembali. Asumsikan Heavy Load Fabricators menagihkan harga jual pesanan
          dengan markup sebesar 50% atas biaya, maka Pesanan No.901 akan dijual senilai
          150% dari $ 213.000, atau sebesar $ 319.000. Saat pesanan No.901 dikirimkan ke
          pelanggan, ayat jurnal berikut ini di catat :

                  Harga Pokok Penjualan                                     213.000
                          Barang dalam Proses                                              213.000
                  Piutang Usaha                                             319.500
                          Penjualan                                                        319.500

          Pengerjaan Kembali yang Disebabkan oleh Kegagalan Internal. Jika pengerjaan
          kembali disebabkan oleh kegagalan internal, biaya pengerjaan kembali sebaiknya
          dibebankan ke Pengendali Overhead Pabrik dan secara periodik dilaporkan ke
          manajemen. Barang cacat sebaiknya dibetulkan hanya apabila biaya pengerjaan
          kembali lebih kecil dari peningkatan dalam nilai realisasi bersih yang digunakan
          untuk memutuskan apakah akan melakukan pengerjaan kembali atas unit cacat
          atau tidak, didefinisikan sebagai peningkatan dalam harga jual yang diperkirakan
          akan dihasilkan dari pengerjaan kembali. Tetapi, untuk perusahaan – perusahaan
          yang sangat menjaga mutu dari produk mereka, dampak potensial dari produk
          substandar terhadap citra produk atau perusahaan mungkin tidak dapat diterima.
          Dalam kasus tersebut, keputusan yang diambil mungkin adalah memperbaiki
          barang cacat tersebut atau menghancurkannya. Sampai batas dimana pengerjaan
          kembali dapat diprediksikan tetapi tidak dapat dihilangkan, estimasi biaya
          pengerjaan kembali sebaiknya dimasukkan dalam perhitungan tarif overhead yang




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                         Suparno, SE.,MM.      AKUNTANSI BIAYA          8
telah ditentukan sebelumnya, dengan cara yang sama seperti yang dilakukan untuk
          bahan baku sisa maupun barang cacat.
                 Asumsikan fakta dan angka yang sama untuk contoh Heavy Load
          Fabricators, kecuali bahwa alasan atas pengerjaan kembali adalah karena
          karyawan produksi meminta per yang salah ketika trailer dirakit. Asumsikan biaya
          pengerjaan kembali adalah sama dengan contoh sebelumnya, ayat jurnal untuk
          mencatat pengerjaan kembali adalah sebagai berikut :
                 Pengendali Overhead Pabrik                             13.000
                        Bahan baku                                                    8.000
                        Beban gaji                                                    1.000
                        Overhead pabrik dibebankan                                    4.000


                 Karena biaya pengerjaan kembali dibebankan ke overhead pabrik, total
          biaya Pesanan No.901 senilai $ 200.000 tidak bertambah, dan harga jual adalah
          sebesar 150% dari $ 200.000, atau sebesar $ 300.000. Saat pesanan dikirimkan ke
          pelanggan, ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
                 Harga Pokok penjualan                                  200.000
                         Barang dalam Proses                                          200.000
                 Piutang Usaha                                          300.000
                         Penjualan                                                    300.000




PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB                    Suparno, SE.,MM.      AKUNTANSI BIAYA      9

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Indra Yu
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 
Analisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayaAnalisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayakangklinsman
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Ppt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialPpt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialYoshita Elsyanti
 
Keputusan investasi modal
Keputusan investasi modalKeputusan investasi modal
Keputusan investasi modalIffa Tabahati
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10Fox Broadcasting
 
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".ifa lutfita
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Mandiri Sekuritas
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakansulkhi
 

Mais procurados (20)

Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)Activity Based Costing (ABC)
Activity Based Costing (ABC)
 
Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1Aktiva tetap 1
Aktiva tetap 1
 
Akuntansi Manufaktur
Akuntansi ManufakturAkuntansi Manufaktur
Akuntansi Manufaktur
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIALANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
Analisis perilaku biaya
Analisis perilaku biayaAnalisis perilaku biaya
Analisis perilaku biaya
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Ppt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensialPpt akuntansi differensial
Ppt akuntansi differensial
 
Keputusan investasi modal
Keputusan investasi modalKeputusan investasi modal
Keputusan investasi modal
 
Bab. 12 Pengambilan Keputusan Taktis
Bab. 12 Pengambilan Keputusan TaktisBab. 12 Pengambilan Keputusan Taktis
Bab. 12 Pengambilan Keputusan Taktis
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
Makalah - Analisis Laporan Kinerja Keuangan - BAB10
 
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
Ppt matematika keuangan "imbal hasil dan pengembalian".
 
Analisis biaya-relevan-edit
Analisis biaya-relevan-editAnalisis biaya-relevan-edit
Analisis biaya-relevan-edit
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.pptSESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
SESI 1 Akuntansi Manajemen.ppt
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 
Persediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakanPersediaan akuntansi perpajakan
Persediaan akuntansi perpajakan
 

Destaque

Destaque (8)

KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA PADA TINDAKAN ANESTESI DI RS
KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA PADA TINDAKAN ANESTESI DI RSKENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA PADA TINDAKAN ANESTESI DI RS
KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA PADA TINDAKAN ANESTESI DI RS
 
161526435 pengawasan-mutu
161526435 pengawasan-mutu161526435 pengawasan-mutu
161526435 pengawasan-mutu
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Ppt.sia.12
Ppt.sia.12Ppt.sia.12
Ppt.sia.12
 
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan PengendalianBiaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
Biaya Kualitas dan produktifitas : Pengukuran,Pelaporan dan Pengendalian
 
Analisis Desain Sistem : PT Iskandar Indah Printing Textile, Surakarta
Analisis Desain Sistem : PT Iskandar Indah Printing Textile, SurakartaAnalisis Desain Sistem : PT Iskandar Indah Printing Textile, Surakarta
Analisis Desain Sistem : PT Iskandar Indah Printing Textile, Surakarta
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Makalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabelMakalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabel
 

Semelhante a Biaya mutu

EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasAncilla Kustedjo
 
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses Puw Elroy
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffshxxkiki0
 
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanManajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanResty Wahyu Pertiwi
 
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
 pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa MakalahYesica Adicondro
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasC S
 
Cost Reduction & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...
Cost Reduction  & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...Cost Reduction  & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...
Cost Reduction & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...Kanaidi ken
 
Strategi prosess
Strategi prosessStrategi prosess
Strategi prosesscika_santa
 
akuntansi manajemen muhammad khudhari.pptx
akuntansi manajemen muhammad khudhari.pptxakuntansi manajemen muhammad khudhari.pptx
akuntansi manajemen muhammad khudhari.pptxkhudhorimuhammad1
 
Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...
Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...
Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...Haqni imanarta
 
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607rsd kol abundjani
 
Definisi kualitas
Definisi kualitasDefinisi kualitas
Definisi kualitasantokcmk
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustriUniversity of Brawijaya
 
AMB Kelompok 5.ppt
AMB Kelompok 5.pptAMB Kelompok 5.ppt
AMB Kelompok 5.pptSuspaRahayu1
 
TQC oleh Bagoes Soehariadji
TQC oleh Bagoes SoehariadjiTQC oleh Bagoes Soehariadji
TQC oleh Bagoes SoehariadjiAGSI1
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASgiyantilinda
 

Semelhante a Biaya mutu (20)

EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi KualitasEKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 5 : Strategi Kualitas
 
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
Ekspektasi Pelanggan dan Strategi Perbaikan Proses
 
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrffppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
ppt coba2 aja yhygudknsisbwuuuuhhhhhhohkghfjrff
 
Rbb 4 suhartono
Rbb 4 suhartonoRbb 4 suhartono
Rbb 4 suhartono
 
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - PemeliharaanManajemen Operasi - Pemeliharaan
Manajemen Operasi - Pemeliharaan
 
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
 pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
pemeliharaan dan keandalan in Bahasa Makalah
 
Operational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola KualitasOperational Management : Mengelola Kualitas
Operational Management : Mengelola Kualitas
 
Cost Reduction & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...
Cost Reduction  & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...Cost Reduction  & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...
Cost Reduction & Cost of Quality (COQ) _Training "Effective PURCHASING MANAG...
 
Biaya Kualitas.ppt
Biaya Kualitas.pptBiaya Kualitas.ppt
Biaya Kualitas.ppt
 
Strategi prosess
Strategi prosessStrategi prosess
Strategi prosess
 
akuntansi manajemen muhammad khudhari.pptx
akuntansi manajemen muhammad khudhari.pptxakuntansi manajemen muhammad khudhari.pptx
akuntansi manajemen muhammad khudhari.pptx
 
Pertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitasPertemuan 06 mengelola kualitas
Pertemuan 06 mengelola kualitas
 
Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...
Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...
Usulan penerapan teknik poka yoke dalam usaha memperbaiki kualitas di pm. bme...
 
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
Mutu ugd-rs-swasta-bapelkes-210607
 
Definisi kualitas
Definisi kualitasDefinisi kualitas
Definisi kualitas
 
13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri13. pengendalian mutu produk agroindustri
13. pengendalian mutu produk agroindustri
 
AMB Kelompok 5.ppt
AMB Kelompok 5.pptAMB Kelompok 5.ppt
AMB Kelompok 5.ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
TQC oleh Bagoes Soehariadji
TQC oleh Bagoes SoehariadjiTQC oleh Bagoes Soehariadji
TQC oleh Bagoes Soehariadji
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
 

Biaya mutu

  • 1. MODUL VII Biaya Mutu (The Cost od Quality) dan Akuntansi untuk Kehilangan dalam Proses Produksi (Accounting for Production Losses) Biaya mutu Sampai batas tertentu, biaya mutu sering kali disalaharikan. Biaya mutu tidak hanya terdiri atas biaya mutu, tetapi juga biaya yang terjadi karena kurangnya mutu. Untuk memahami dan meminimalkan, biaya mutu, jenis biaya mutu harus di identifikasikan dan dibedakan. Jenis – jenis Biaya Mutu Biaya mutu dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi besar : biaya pencegahan (prevention cost), biaya penilaian atau apraisal (appraisal cost), dan biaya kegagalan (failure cost).3 1. Biaya pencegahan atau preventif adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kegagalan produk. Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendesain produk dan sistem produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan dan memelihara sistem – sistem tersebut. Pencegahan kegagalan produk dimulai dengan mendesain produk mutu ke dalam produk dan proses produksi. Komponen – komponen dan peralatan bermutu tinggi yang harus digunakan. Pemeliharaan preventif harus dilakukan secara berkala atas peralatan dan mesin untuk memelihara mutu yang tinggi. Karyawan harus dilatih dengan baik dan bermotivasi tinggi. Seluruh karyawan, mulai dari manajemen puncak sampai setiap pekerja pabrik harus terus – menerus mencari cara untuk memperbaiki mutu produk. 2. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalan produk. Biaya penilaian terdiri atas biaya inspeksi dan pengujian bahan baku, inspeksi produk selama dan setelah proses produksi, serta biaya untuk memperoleh informasi dari pelanggan mengenai kepuasan mereka atas produk tersebut. 3. Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal kegagalan tersebut dapat terjadi secara internal atau eksternal. Biaya kegagalan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 1
  • 2. internal adalah biaya yang terjadi selama proses produksi, seperti biaya bahan baku, biaya barang cacat, biaya pengerjaan kembali, dan terhentinya produksi karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan baku. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi setelah produk dijual, meliputi biaya untuk memperbaiki dan mengganti produk yang rusak selama masa garansi, biaya untuk menangani keluhan pelanggan, dan biaya hilangnya penjualan akibat ketidakpuasan pelanggan. Manajemen Mutu Total Untuk dapat bertahan dilingkungan bisnis yang kompetitif, suatu perusahaan harus menyediakan produk bermutu dengan harga yang wajar. Perusahaan “seperti Ford, Hewlett – Packard, Harley Davidson, dan Celanese diawal tahun 1980-an sudah menyadari bahwa mereka tidak dapat terus menjadi kompetitif, jika produk mereka tidak dapat bersaing dengan produk dengan mutu tertinggi dari pesaing mereka. 5 Untuk menghilangkan mutu yang buruk, produsen kelas dunia mengadopsi folosofi Manajemen mutu total (total quality management – TQM) adalah pendekatan tingkat perusahaan atas perbaikan mutu yang mencari cara untuk memperbaiki mutu disemua proses dan aktivitas. Hal ini telah berkembang menjadi lebih besar sekedar tujuan bisnis yang dikelola dengan baik. TQM telah menjadi filosofi yang mengakar dan suatu cara menjalankan bisnis yang berlaku atas semua area fungsional perusahaan dan seluruh karyawan. Peningkatan Mutu secara Berkelanjutan Cara yang terbaik untuk mengurangi biaya mutu total adalah mengurangi kondisi kurangnya mutu. Secara historis, perusahaan menyediakan masalah mutu dengan strategi produk besar dan inspeksi. Idenya adalah untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang besar sedemikian rupa sehingga, beberapapun jumlah unit yang ditolak diakhir proses, perusahaan memiliki cukup unit yang baik guna memenuhi permintaan. Pendekatan ini memiliki beberapa kekurangan. Pertama, pendekatan ini terlalu terlambat untuk mendeteksi kerugian produksi. Jika cacat terjadi diawal proses produksi, biaya yang ditambahkan ke produk yang defektif tentu saja merupakan kerugian. Pendekatan ini bergantung kepada jumlah persediaan yang besar, guna memastikan adanya unit yang baik dalam jumlah yang mencukupi. Padahal persediaan yang besar itu biayanya mahal. Hal ini menyebabkan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 2
  • 3. penggunaan yang tidak efisien dari sumber daya produksi dan terbuangnya bahan baku serta tenaga kerja. Meskipun beberapa dari inefisiensi dan pemborosan ini dapat dihilangkan dengan mempersering inspeksi, biaya dari kerugian produksi ini jarang sekali diukur. Biaya bahan baku sisa, barang cacat, dan pengerjaan kembali, dari sistem mutu yang seperti ini dipandang secara umum sebagai bagian dari biaya produksi normal. Konsekuensinya, biaya – biaya ini sering kali diabaikan, sehingga memicu (atau paling tidak, tidak menekan) pemborosan dan inefesiensi. Mengukur dan Melaporkan Biaya Mutu Agar berhasil dalam memonitor biaya mutu serta mengevaluasi perbaiki, akuntan manajemen harus dapat mengukur biaya mutu. Biaya mutu bagi kebanyakan perusahaan cukup tinggi. Suatu studi di Sola Optical di Petauma, California, yang dilakukan oleh konsultan luar ditahun 1989, menyatakan bahwa biaya mutu perusahaan berkisar di 20%, pendapatannya.12 Mengukur dan melaporkan biaya sebesar itu akan menarik perhatian manajemen puncak, terutama manajemen puncak Amerika Serikat, yang cenderung berfokus pada ukuran – ukuran finansial. Pada saat yang sama, biaya sebesar itu akan memberikan insentif besar bagi perbaikan. Pelaporan biaya mutu juga memberikan arahan dengan mengidikasikan kesempatan – kesempatan untuk perbaikan yang substansial. Kebanyakan dari biaya kegagalan berbagai macam produk dapat diukur dan dilaporkan setiap priode. Volume bahan baku sisa, barang cacat, pengerjaan kembali, perbaikan dan penggantian selama masa garansi, dan penanganan keluhanan pelanggan dapat dimonitor, dihitung biayanya, dan dilaporkan ke manajemen per triwulan, per bulan, atau lebih sering lagi. Biaya kegagalan – kegagalan ini dapat ditelusuri dan dilaporkan untuk setiap pusat biaya. Akan tetapi, manajemen puncak sebaiknya tidak berusaha untuk menggunakan informasi biaya terinci tersebut guna membebankan tanggung jawab atas kegagalan – kegagalan tersebut. Biaya kegagalan dapat disebabkan karena bagian – bagian bermutu rendah dari pemasok, mesin uang, desain produk yang buruk, atau faktor – faktor lain diluar kendali manajer pusat biaya. Meskipun demikian, laporan terinci memberikan cara untuk mengidentifikasi masalah mutu yang harus diperhatikan oleh tim mutu yang terdiri atas karyawan dari area – area yang terpengaruh. Jika biaya yang terlibat cukup signifikan, manajemen puncak sebaiknya berpatisipasi secara aktif dalam tim tersebut. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 3
  • 4. Akuntansi untuk Kerugian dalam Proses Produksi (Production Losses) dalam Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan Kerugian produksi di sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan termasuk biaya bahan baku sisa, biaya barang cacat, dan biaya pengerjaan kembali atas barang cacat. Kebanyakan dari kerugian ini diakibatkan oleh kurangnya mutu semacam ini adalah dengan menentukan biaya yang menandakan kesempatan untuk memperbaiki mutu secara substansial, yang harus diartikan oleh manajemen sebagai kesempatan untuk meningkatan laba perusahaan. Akuntansi untuk Bahan Baku Sisa (Scrap) Bahan baku sisa terdiri atas (1) serbuk atau sisa – sisa yang tertinggal setelah bahan baku diproses, (2) bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun diretur ke pemasok, dan (3) bagian – bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin. Jika bahan baku sisa memiliki nilai, bahan baku sisa tersebut sebaiknya dikumpulkan dan disimpan untuk dijual ke pedagang barang bekas. Jika bahan baku sisa merupakan hasil dari pemotongan, pengikiran, atau residu bahan baku, mungkin tidak mudah untuk menentukan biayanya. Meskipun demikian, suatu catatan atas jumlah bahan baku sisa sebaiknya disimpan walaupun secara fakta tidak ada biaya yang dapat dibebankan ke persediaan bahan baku sisa tersebut. Meskipun jenis bahan baku sisa ini tidak dapat dihilangkan, tetapi sebaiknya tidak diabaikan. Jumlah bahan baku sisa sebaiknya ditelusuri sepanjang waktu dianalisis untuk menentukan apakah hal tersebut karena penggunaan bahan baku yang efisien, dan apakah inefisiensi ini dapat dihilangkan, paling tidak sebagian jika tidak seluruhnya. Jumlah yang diperoleh dari penjualan bahan baku sisa dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai cara, selama alternatif tidak dipilih digunakan secara konsisten disetiap periode. Untuk mengilustrasikan berbagai alternatif tersebut, asumsikan Woodoo Manufacturing Company mengumpulkan serpihan kayu dari lantai pabrik dan menjualnya secara periodik ke pabrik kertas terdekat. Penjualan bahan baku sisa periode ini sebesar % 500. Alternatif akuntansi untuk penjualan tersebut adalah sebagai berikut : Jumlah yang diakumulasikan di Penjualan Bahan Baku Sisa dapat ditutup ke Ikhtisar Laba Rugi dan ditampilkan di Laporan Laba Rugi sebagai Penjualan Bahan Baku Sisa atau Pendapatan Lain – Lain. Pada saat Penjualan, ayat jurnal berikut ini dibuat : PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 4
  • 5. Kas (atau Piutang Usaha) 500 Penjualan Bahan Baku (atau Pendapatan Lain – Lain) 500 Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Harga Pokok Penjualan, sehingga mengurangi total biaya yang dibebankan ke Pendapatan Penjualan untuk periode tersebut. Mengurangi Harga Pokok Penjualan menyebabkan peningkatan laba untuk periode tersebut yang sama halnya dengan melaporkan hasil penjualan tersebut sebagai Penjualan Bahan Baku Sisa atau Pendapatan Lain – Lain. Ayat jurnal pada saat penjualan adalah sebagai berikut : Kas (atau Piutang Usaha) $ 500 Harga Pokok Penjualan $ 500 Jumlah yang diakumulasikan dapat dikreditkan ke Pengendali Overhead Pabrik, sehingga mengurangi biaya overhead untuk periode tersebut. Jika bahan baku sisa dikreditkan ke Pengendali Overhead Pabrik dan jika tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk membebankan overhead ke pesanan, maka nilai realisasi bersih dari bahan baku sisa yang diperkirakan untuk periode tersebut harus diestimasi dan dikurangkan dari estimasi overhead sebelum tarif overhead dihitung. Apabila tidak, maka tarif overhead aktual yang terjadi diperiode tersebut. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan bahan baku sisa adalah sebagai berikut : Kas (atau Piutang Usaha) 500 Pengendali Overhead Pabrik 500 Jika bahan baku sisa dapat ditelusuri langsung ke pesanan individual, jumlah yang direalisasikan dari penjualan bahan baku sisa dapat diperlakukan sebagai pengurangan biaya pesanan dikurangi dengan nilai bahan baku sisa, dan ayat jurnal umum untuk mencatat penjualannya adalah sebagai berikut : Kas (atau Piutang Usaha) 500 Barang dalam Proses 500 Akuntansi untuk Biaya Barang Cacat (Spoiled Goods) Barang cacat berbeda dengan bahan baku sisa karena barang cacat adalah unit yang selesai namun cacat dalam hal tertentu. Barang cacat tidak dapat dibetulkan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 5
  • 6. baik karena secara teknis tidak mungkin atau karena tidak ekonomis untuk membetulkannya. Produk plastik yang dibuat dari cetakan yang penyok atau tergores, atau dicetak dengan warna yang salah, tidak dapat dibetulkan. Disisi lain, produk yang permukaannya dicat tetapi terdapat gelembung, masih dapat diperbaiki dengan mengamplas dan mencatnya kembali. Pengamplasan dan pengecatan kembali tidak akan ekonomi apabila selisih antara pendapatan yang dapat diperoleh dari penjualan produk tersebut dengan harga normal dengan penjualan produk tersebut dengan harga diskon karena cacat, lebih kecil dari tambahan biaya untuk melakukan pengamplasan dan pengecatan kembali. Barang cacat dapat disebabakan oleh tindakan pelanggaran, seperti penggantian spesifikasi setelah produksi dimulai atau keharusan untuk memproduksi dalam toleransi yang sangat ketat. Barang cacat juga dapat disebabkan oleh kegagalan internal, seperti kecerobohan karyawan atau usangnya peralatan. Perlakuan akuntansi untuk barang cacat bergantung pada jenis penyebabnya. Barang Cacat yang Disebabkan oleh Pelanggan. Jika barang cacat terjadi karena tindakan tertentu yang dilakukan oleh pelanggan, maka hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai biaya mutu. Pelanggan yang sebaiknya membayar jenis barang cacat seperti ini. Biaya yang tidak dapat tertutup dari penjualan barang cacat sebaiknya dikeluarkan dari biaya pesanan, tetapi sisa dari biaya yang tidak tertutup oleh nilai sisa tersebut tetap tinggal sebagai biaya pesanan itu. Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa Plastico Inc. memproduksi 1.000 kursi ini tidak dapat digunakan oleh pelanggan dan tidak dapat diperbaiki sehingga dapat diterima oleh pelanggan. Meskipun demikian, Plastico dapat menjual 100 kursi ini sebagai barang bekas dengan harga $10 per unit atau totalnya setara dengan $1.000. Tambahan 100 kursi diproduksi untuk memenuhi pesanan pelanggan, sehingga totalnya sebesar 1.100 kursi (100 unit cacat dan 1.000 unit yang dapat diterima oleh pelanggan). Total biaya yang dibebankan ke Pesanan No.876 adalah sebagai berikut : Bahan baku $22.000 Tenaga kerja 5.500 Overhead pabrik 11.000 Total biaya pesana 38.500 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 6
  • 7. Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian pesanan tersebut dan pengiriman ke pelanggan adalah sebagai berikut : Persediaan Barang Cacat 1.000 Harga pokok penjualan 37.500 Barang dalam proses 38.500 Plastico biasanya menjual hasil produksinya dengan harga 150% dari biaya. Oleh karena itu, Pesanan No.876 ditagihkan ke Pizza King Inc. sebesar $ 56.250 ($ 37.500 biaya x 150%). Ayat jurnal untuk mencatat penagihan Pesanan No.876 adalah : Piutang Usaha (atau kas) 56.250 Penjualan 56.250 Saat barang cacat kemudian dijual, ayat jurnalnya adalah : Kas (atau Piutang Usaha) 1.000 Persediaan Barang Cacat 1.000 Akuntansi untuk Biaya Pengerjaan Kembali (Rework) Pengerjaan kembali (rework) adalah proses untuk membetulkan barang cacat. Seperti barang cacat, pengerjaan kembali dapat disebabkan baik oleh tindakan pelanggan maupun oleh kegagalan internal. Seperti halnya barang cacat, perlakuan akuntansi untuk biaya pengerjaan kembali bergantung pada jenis penyebabnya. Pengerjaan Kembali yang Disebabkan oleh Pelanggan. Jika pengerjaan kembali disebabkan oleh pelanggan, biaya pengerjaan kembali dibenbakan ke pesanan, dan idelanya ditutup oleh tindakan harga jual. Untuk menglistrasikannya, asumsikan bahwa Heavy Load Fabricators Inc. memproduksi 200 trailer dengan desain khusus berdasarkan Pesanan No.901 untuk memenuhi permintaan desain pelanggan, Haul – It Reantals Corporation. Biaya yang dibebankan ke Pesanan No.901 adalah : Bahan baku $ 100.000 Tenaga kerja (S10 per jam x 2.000 jam) 20.000 Overhead dibebankan ($40 per jam tenaga kerja langsung) 80.000 Total biaya yang dibebankan ke pesanan no. 901 $200.000 Sebelum trailer dikirimkan, pelanggan memutuskan bahwa trailer tersebut membutuhkan per suspensi yang lebih berat dari pada yang telah dispesifikasikan dalam pesanannya, karena beberapa penyewa diperkirakan akan menggunakan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 7
  • 8. trailer tersebut untuk menarik beban berat disepanjang daratan kasar. Sebagai akibatnya, biaya pengerjaan kembali ditambahkan ke Pesanan No.901 sebagai berikut : Bahan baku ($ 40 per pasang per x 200 trailer) $ 8.000 Tenaga kerja (1/2 jam per trailer x 200 trailer x $10 per jam ) 1.000 Overhead dibebankan ($40 per jam x 100 jam) 4.000 Total biaya pengerjaan kembali yang ditambahkan ke pesanan no. 901 $ 13.000 Ayat jurnal untuk mencatat biaya pengerjaan kembali Pesanan NO. 901adalah sebagai berikut : Barang dalam proses 13.000 Bahan baku 8.000 Beban gaji 1.000 Overhead Pabrik Dibebankan 4.000 Total biaya Pesanan No.901 sekarang menjadi $ 213.000, terdiri dari $ 200.000 biaya sebelum pengerjaan kembali plus $ 13.000 biaya pengerjaan kembali. Asumsikan Heavy Load Fabricators menagihkan harga jual pesanan dengan markup sebesar 50% atas biaya, maka Pesanan No.901 akan dijual senilai 150% dari $ 213.000, atau sebesar $ 319.000. Saat pesanan No.901 dikirimkan ke pelanggan, ayat jurnal berikut ini di catat : Harga Pokok Penjualan 213.000 Barang dalam Proses 213.000 Piutang Usaha 319.500 Penjualan 319.500 Pengerjaan Kembali yang Disebabkan oleh Kegagalan Internal. Jika pengerjaan kembali disebabkan oleh kegagalan internal, biaya pengerjaan kembali sebaiknya dibebankan ke Pengendali Overhead Pabrik dan secara periodik dilaporkan ke manajemen. Barang cacat sebaiknya dibetulkan hanya apabila biaya pengerjaan kembali lebih kecil dari peningkatan dalam nilai realisasi bersih yang digunakan untuk memutuskan apakah akan melakukan pengerjaan kembali atas unit cacat atau tidak, didefinisikan sebagai peningkatan dalam harga jual yang diperkirakan akan dihasilkan dari pengerjaan kembali. Tetapi, untuk perusahaan – perusahaan yang sangat menjaga mutu dari produk mereka, dampak potensial dari produk substandar terhadap citra produk atau perusahaan mungkin tidak dapat diterima. Dalam kasus tersebut, keputusan yang diambil mungkin adalah memperbaiki barang cacat tersebut atau menghancurkannya. Sampai batas dimana pengerjaan kembali dapat diprediksikan tetapi tidak dapat dihilangkan, estimasi biaya pengerjaan kembali sebaiknya dimasukkan dalam perhitungan tarif overhead yang PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 8
  • 9. telah ditentukan sebelumnya, dengan cara yang sama seperti yang dilakukan untuk bahan baku sisa maupun barang cacat. Asumsikan fakta dan angka yang sama untuk contoh Heavy Load Fabricators, kecuali bahwa alasan atas pengerjaan kembali adalah karena karyawan produksi meminta per yang salah ketika trailer dirakit. Asumsikan biaya pengerjaan kembali adalah sama dengan contoh sebelumnya, ayat jurnal untuk mencatat pengerjaan kembali adalah sebagai berikut : Pengendali Overhead Pabrik 13.000 Bahan baku 8.000 Beban gaji 1.000 Overhead pabrik dibebankan 4.000 Karena biaya pengerjaan kembali dibebankan ke overhead pabrik, total biaya Pesanan No.901 senilai $ 200.000 tidak bertambah, dan harga jual adalah sebesar 150% dari $ 200.000, atau sebesar $ 300.000. Saat pesanan dikirimkan ke pelanggan, ayat jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut : Harga Pokok penjualan 200.000 Barang dalam Proses 200.000 Piutang Usaha 300.000 Penjualan 300.000 PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Suparno, SE.,MM. AKUNTANSI BIAYA 9