SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 143
1
PRINSIP-PRINSIP SISTEM
EKONOMI ISLAM &
PENERAPANNYA DI INDONESIA
ACHJAR ILJAS, SE, MA, MH
ANNUAL CONFERENCE KAJIAN ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
ISLAM
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK
INDONESIA
2
BIODATA SINGKAT
Lahir: Maninjau, Feb.10, 1948
Pendidikan: SE (UI-1973); MA (Duke-1984); MH
(Unpad-2003)
Pekerjaan/Kegiatan (sekarang), a.l.:
Komisaris Independen PT Bank BNI Tbk
Komisaris Independen PT BNP Paribas Indonesia
Pengajar di LPPI/IBI, STIE AD, UHAMKA, UPN
Veteran, dll
Penasihat IAEI, ASBISINDO, ABSINDO
Anngota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah
3
BIODATA SINGKAT
Pekerjaan/Kegiatan (sebelumnya), a.l.:
Deputi Gubernur Bank Indonesia (1998-2002)
Ketua Dewan Pakar dan kemudian Ketua Majelis
Ekonomi PP Muhammadiyah (2002-2006)
Gubernur Pengganti World Bank (1999-2002)
Member, Board of Directors, SEACEN (1999-2002)
Member, Executive Committee, APRACA (1999-2002)
4
BIODATA SINGKAT
….
Penasihat/anggota delegasi RI ke sidang IMF,
WB, ADB, IDB, IGGI/CGI (1986-2002)
Dosen tamu UGM (1993-1997)
Dosen tamu SESKOGAB, SESKOAD,
SESKOAL, SESPIMPOL (1996-2002)
Asisten Direktur Eksekutif, IMF, Washington,
DC (1986-1990)
5
OUTLINE PRESENTASI
PENDAHULUAN
SISTEM EKONOMI
KARAKTERISTIK SISTEM EKONOMI ISLAM
TUJUAN SISTEM EKONOMI ISLAM
PRINSIP-PRINSIP DASAR SISTEM EKONOMI ISLAM
PRINSIP-PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR
RIIL/MIKRO (PRODUKSI, KONSUMSI, PERDAGANGAN
& DISTRIBUSI HARTA)
PRINSIP-PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR
KEUANGAN/MAKRO (MONETER, KEUANGAN,
FISKAL, KEADILAN SOSIAL & KESEJAHTERAAN)
SISTEM & KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA
PENUTUP
6
PENDAHULUAN
‘DOMINASI’ EKONOMI DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI : KERJA; HARTA
ASPEK EKONOMI DARI IBADAH: SHALAT;
ZAKAT; PUASA; HAJI
NILAI ISLAM DALAM PERBUATAN
EKONOMI: BERAGAMA SECARA ‘EFEKTIF
& EFISIEN”
EKONOMI ISLAM: FORMAL-NON FORMAL;
TOP DOWN-BOTTOM UP
7
PENDAHULUAN
Islam mengajarkan bahwa setiap termasuk di
bidang perbuatan ekonomi tak boleh terlepas
dari, dan haruslah didasarkan kepada, iman dan
takwa (aqidah), aturan yang telah digariskan
(syariah) serta perilaku (akhlak) yang digariskan
dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w.
Selain itu, ada dimensi akhirat, yang
menyebabkan sistem ekonomi Islam tak dapat
begitu saja dibandingkan sistem ekonomi lainnya
atau sistem ekonomi ’konvensional’ seperti
kapitalis, sosialis & komunis
8
PENDAHULUAN
”Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang
telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya
Allah sangat cepat hisab-Nya” – QS Ali Imran (3):19
9
PENDAHULUAN
Hanya agama Islam yang diterima Allah:
“Barangsiapa mencari agama selain agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”
– QS Ali Imran (3):85
10
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang sempurna
sehingga dapat dipergunakan sebagai
pedoman sampai akhir zaman
sebagaimana firmanNya yang dengan
tegas menyatakan sbb: ”Pada hari ini telah
Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu” - QS Al-Maidah (5): 3
11
PENDAHULUAN
Dalam rangka mengamalkan ajaran-ajaran
Islam di bidang ekonomi, diperlukan
pemahaman mengenai prinsip-prinsip
ajaran dan tuntunan Islam yang berkaitan
dengan bidang ekonomi secara utuh dan
komprehensif dengan menggunakan
pendekatan ilmu ekonomi sebagai sebuah
sistem
12
SISTEM EKONOMI
Economy (oikos = house + nomos =
managing): yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan pengelolaan (manajemen) rumah
tangga ekonomi yang saling berkaitan satu
sama lainnya, yaitu:
Rumah tangga keluarga (households);
Rumah tangga perusahaan (businesses);
Rumah tangga pemerintah (government)
13
SISTEM EKONOMI
ECONOMICS
Microeconomics, deals with individual agent,
such as households and businesses.
Macroeconomics, which considers the
economy as a whole, in which case it
considers aggregate supply and demand for
money, capital and commodities
14
SISTEM EKONOMI
ECONOMIC SYSTEM: (1) A mechanism which
deals with the production, distribution and
consumption of goods and services in a
particular society. The economic system is
composed of people, institutions and their
relationship. It addresses the problems of
economics, like the allocation and scarcity of
resources. (2) Distinctive ways of organizing
economic activity, as in capitalism and socialism.
15
SISTEM EKONOMI
ECONOMIC SYSTEM
An economic system can be considered a part of
the social system and hierarchically equal to the
law system, political system, cultural system, etc.
May be distinguished according to:
(1) whether private or public ownership predominates;
(2) whether the guiding decision are made through the
market or by a planning commission;
(3) the degree of centralization; and
(4) the ends toward which production is directed.
16
SISTEM EKONOMI
CAPITALISM: An economic or socio-economic
system in which the means of production are
predominantly privately owned and operated for
profit. The prices of goods, services, and labor
are affected by the forces of supply and demand.
Decisions regarding investment are made
privately, and control of production and
distribution is primarily in the hands companies
each acting in its own interest
17
SISTEM EKONOMI
CAPITALISM: Economic system, dominant in the
Western world since the break up of feudalism,
in which the means of production is privately
owned and production is guided and income
distributed through the operation of the market.
Although the continuous development of
capitalism as a system dates only from the 16th
century, antecedents of capitalist institutions
existed in the ancient world, and flourishing
pockets of capitalism were present during the
later Middle Ages.
18
SISTEM EKONOMI
COMMUNISM: (1) Refers to a conjectured future
classless social organization based upon
common ownership of the means of production,
and can be classified as multi-variant branch of
broader socialist movement; (2) The policies and
doctrines of Communist parties such as the
communist party of the Soviet Union; (3) A
system of society in which property is owned by
the community and in which wealth is shared by
citizens according to their need.
19
SISTEM EKONOMI
SOCIALISM: (1) An ideology of social and
economic system in which the means of
production are collectively owned and
administered by all of society. Amongst other
things, this is intended to produce a more evenly
spread distribution of wealth. (2) Various political
and social movements professing greater
economic equality, usually by means of common
ownership (in practice, state ownership) of the
means of production.
20
SISTEM EKONOMI
MIXED: Combination of elements of other
system; in general each system influences
and is influenced by other system; no
system that is free from the influence of
other systems. (In China market economy
implemented along with with communist
ideology/politics: hybrid system)
21
SISTEM EKONOMI
ISLAMIC ECONOMY is based on the teachings
of Islam. Islamic economic thinking is as old as
Islam itself, reflected as Islamic economic norms
and values, rather than a separate discipline of
knowledge. As a complete code of life, Islam
provides guidance in all spheres of human
activities, including economics. Economics has
been an integral part of its social scheme; not
segregated from its other dimensions.
22
SISTEM EKONOMI
ISLAMIC ECONOMY: For centuries
Muslims have developed ways to integrate
their religious beliefs with external
economic realities of the nations they live
in. This has had varying degrees of
compatibility with the empires and customs
they encountered.
23
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(1) Allah adalah Pencipta dan
Pemelihara (rabb) segala sesuatu.
Allah menyediakan kehidupan dan segala
kebutuhan bagi makhluk ciptaan Nya.
Allah juga telah berjanji untuk memberi
makan dan memelihara semua makhluk
Nya, termasuk manusia. Allah pula yang
akan mengembangkan atau
menyempitkan rizki (rizq, sustenance)
seseorang;
24
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi
melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan
Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) “- QS
Hud (11): 6
25
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(2) Allah adalah pemilik sejati (real owner) dari
segala sesuatu. Langit dan bumi dan segala sesuatu di
alam ini, adalah milik Allah. Tuhan adalah pemilik
sebenarnya atau pemilik sejati dari segala sesuatu,
meskipun Dia telah memberikan beberapa hak kepada
manusia untuk menggunakan barang atau benda yang
diperlukan manusia untuk eksistensi atau keberadaannya
di dunia. Akan tetapi, hak-hak yang diberikan kepada
manusia adalah sangat terbatas dan manusia
sesungguhnya merupakan pihak yang dipercaya
(amanah, trustee) dan yang memperoleh manfaat
(beneficiary)
26
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“Kepunyaan Allahlah segala yang ada di
langit dan di bumi; dan kepada Allahlah
dikembalikan segala urusan.” –QS Ali Imran
(3): 109
27
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(3) Alam seluruhnya diciptakan untuk
manusia. Tuhan telah menciptakan segala
sesuatu di alam semesta; dan benda ciptaan
Allah itu dapat digunakan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk memenuhi
kebutuhan, keperluan, kemanfaatan dan
kenyamanan hidup manusia. Binatang, tumbuh-
tumbuhan, logam, air, api, tanah, sungai,
gunung, laut, dan bahkan matahari, bulan,
bintang, siang dan malam semuanya diciptakan
Allah untuk digunakan dan dimanfaatkan untuk
kepentingan manusia.
28
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala
yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-
Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu“- QS Al-
Baqarah (2): 29
29
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(4) Berpedoman kepada ketentuan halal
dan haram. Islam telah memperkenalkan
konsep halal dan haram dalam sistem ekonomi
yang seperti diutarakan sebelumnya sistem
ekonomi Islam memang didasarkan kepada
konsepsi halal dan haram. Konsep ini jelas
terlihat misalnya dalam bidang produksi dan
konsumsi. Beberapa cara mencari kehidupan
dan mendapatkan harta kekayaan telah
dinyatakan haram hukumnya seperti bunga
(interest), penyuapan (bribery), perjudian
(gambling) serta kegiatan yang bersifat untung-
untungan, spekulasi, mengurangi takaran dan
timbangan
30
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal
lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu”- QS Al-
Baqarah (2): 168
31
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(5) Peran sentral zakat, infaq dan
sedekah. Sistem ekonomi Islam telah
memperkenalkan sistem kontribusi baik yang
wajib (zakat harta, pendapatan; zakat fitrah)
maupun yang sunat (infak, sedekah) yaitu
pengeluaran di jalan Allah. Sumbangan dan
sedekah dalam Quran disebut juga sebagai
pinjaman yang baik (goodly loan, qardhul hasan)
kepada Allah dan Allah sendiri yang akan
membalasnya secara berlipat ganda, termasuk
balasan di akhirat nanti. Islam juga telah
menyatakan bahwa fakir miskin mempunyai hak
atas harta orang kaya dan orang yang kaya
wajib menyantuni orang miskin
32
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
Perputaran harta melalui saluran yang produktif
dijamin dengan jalan meningkatkan daya beli
(purchasing power) dari orang miskin Konsentrasi
kekayaan dapat dicegah dan kesenjangan antara
yang kaya dan miskin terjembatani. Kewajiban zakat
antara lain tercantum dalam Al-Qur’an sebagai
berikut:
”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ruku`lah beserta orang-orang yang ruku”- QS Al-
Baqarah (2):
33
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(6) Ekonomi bebas riba atau bunga
(interest-free economy). Bunga, yang
merupakan fondasi dari sistem ekonom kapitalis
dan yang bahkan tidak ditolak dan dihapuskan
dalam sistem ekonomi sosialis, sepenuhnya
dilarang dalam Islam. Pemungutan dan
pengenaan bunga merupakan dosa besar dan
para periba dan pembunga usang sudah
diberikan pemberitahuan dan pernyataan perang
dari Allah dan Rasul-Nya.
34
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
Ayat-ayat Al-Qur’an berkaitan dengan riba,
berdasarkan urutan turunnya ayat adalah sebagai
berikut:
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan
agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba
itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan
untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya)”- QS Ar-Rum (30): 39
35
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan”-
QS Ali Imran (3): 130
36
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“dan disebabkan mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya,
dan karena mereka memakan harta orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa
yang pedih” – An Nisa (4): 161
37
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
38
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” –
QS Al Baqarah (2): 275
39
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
”Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat
dosa”- QS Al Baqarah (2): 276
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut)
jika kamu orang-orang yang beriman” – QS Al
Baqarah (2): 278
40
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan
sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak
(pula) dianiaya” – QS Al Baqarah (2): 279
41
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
Dari urutan turunnya ayat-ayat di atas tampak bahwa
Islam melarang praktek riba secara bertahap (gradual).
Yang lebih dahulu diturunkan yaitu surat Ar Rum (30): 39
membandingkan riba dengan zakat; dengan menyatakan
bahwa riba tidak menambah kekayaan seseorang, tetapi
menguranginya; sedangkan zakat meningkatkan
kekayaan berlipat ganda. Selanjutnya dalam surat Ali
Imran (3): 130 orang beriman diminta untuk tidak
memungut riba secara berlipat ganda. Kemudian dalam
surat An Nisa (4): 161 Muslim diperingatkan untuk
mematuhi perintah Al-Qur’an mengenai larangan riba dan
jika tidak, akan menerima nasib seperti orang Yahudi dan
menerima azab yang pedih.
42
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
Terakhir, turunlah ayat-ayat yang sangat terkenal dalam
surat Al Baqarah (2): 275, 276, 278 dan 279 yang
akhirnya melarang riba. Ayat-ayat tersebut membedakan
antara perdagangan (trade, bai) dengan bunga (usury,
interest, riba); merendahkan dan mengutuk riba dan
periba; mengangkat dan memuji manfaat dan kegunaan
sedekah; secara mutlak melarang pemungutan riba dan
menyuruh orang beriman untuk meninggalkan riba dan
hanya meminta pokok pinjaman saja. Akhirnya, ayat
tersebut mengingatkan orang beriman akan pernyataan
perang dari Allah dan RasulNya jika mereka melanggar
larangan tersebut dan kembali memungut riba.
43
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
Fatwa dan pandangan bahwa bunga = riba (nasiah)
sehingga haram kukumnya, disampaikan a.l. oleh:
(1) Sidang Organisasi Konferensi Islam (OKI),
Karachi, 1970;
(2) Muktamar Islam II, Lembaga Riset Al-Azhar, Cairo,
1965;
(3) Muktamar II, Lembaga Fikih Islam, OKI, Jeddah,
1985;
(4) Sidang Lembaga Fikih Islam, Rabithah Alam
Islami, Mekkah, 1406H;
(5) Muktamar Bank Islam II, Kuwait, 1983;
44
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
Fatwa dan pandangan bahwa bunga hakekatnya
sama dengan riba nasiah dan haram kukumnya,
disampaikan a.l. oleh:
(6) Komisi Fatwa Al-Azhar, Cairo, 1988;
(7) Mufti Mesir, Cairo, 1989;
(8) Dr. Yusuf Qardhawi; dan
(9) Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Jakarta, 2003;
(10) Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Juni 2006.
45
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(7) Larangan penumpukan harta kekayaan
(hoarding) Penumpukan harta kekayaan secara jelas
dan tegas dikecam dan dilarang oleh Islam, dan mereka
yang menimbun harta dan tidak membelanjakannya
secara baik di jalan Allah, diancam dengan azab yang
mengerikan. Penumpukan harta merupakan perbuatan
jahat karena telah menghalangi aliran harta yang
diberikan Allah dari yang kaya kepada yang miskin yang
sangat memerlukannya. Oleh karena itu, Islam
melarang penumpukan harta dan mendorong sirkulasi
harta di antara berbagai golongan masyarakat
46
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil
dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan
itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu
adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka
bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya
di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” –QS
Ali Imran (3): 180
47
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(8) Ekonomi jalan tengah (moderation).
Islam menganut kebijakan jalan tengah dan tidak
menyenangi sikap berlebihan atau ekstrim.
Perhatikan ayat berikut
”Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-
buruk suara ialah suara keledai”- QS
48
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(9) Tidak monastisis dan tidak materialis. Sejalan
dan lebih spesifik dari karakteristik kedelapan, Islam
mengecam sikap monastisis (membenci, menjauhi dunia
dan harta) sebagaimana halnya juga mengecam
materalis (mencintai dunia dan harta) dan menganjurkan
pengikutnya untuk menganut jalan tengah dari kedua
sikap hidup ekstrim itu. Sikap monastisis memberikan
semua perhatian terhadap aspek moral dan spiritual
serta mengabaikan sepenuhnya aspek materi atau
kebendaan. Sikap ini memandang semua aktivitas
ekonomi sebagai hal yang tidak baik dan perjuangan
ekonomi sebagai dosa
49
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah
halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas”
50
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
” Sesungguhnya orang-orang yang tidak
mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan
dengan Kami, dan merasa puas dengan
kehidupan dunia serta merasa tenteram
dengan kehidupan itu dan orang-orang yang
melalaikan ayat-ayat Kami; mereka itu
tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang
selalu mereka kerjakan”- QS Al-Baqarah (2):
200
51
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
(10) Pemerataan, bukan persamaan (equity not
equality). Islam menegakkan prinsip pemerataan
(equity), kewajaran (fairness) dan keadilan (justice)
dalam produksi dan distribusi kekayaan serta dalam hal
kepemilikan benda dan hal-hal yang diperlukan untuk
kehidupan. Islam mengakui bahwa, di antara manusia
tidak terdapat persamaan (equality) baik yang
menyangkut kemampuan, benda ekonomi maupun
kepemilikan terhadap harta. Islam tidak menganggap
ketidaksamaan ini sebagai hukuman atau ganjaran, dan
tidak berusaha untuk menghapuskannya, karena tidak
ada dua individu yang dikarunia kemampuan mental dan
fisik yang 100% sama.
52
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu
lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian
daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi
para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu”- QS An-Nisa
(4): 32
53
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
”Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-
penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian
kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu
amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”- QS An-
An’am (6): 165
54
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(1) Mencapai sukses atau falah
(kebahagiaan, kemenangan) manusia di
dunia & di akhirat, sebagaimana firman Allah:
“ Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a:
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami
dari siksa neraka.” –QS Al-Baqarah (2): 201
55
TUJUAN EKONOMI ISLAM
Konsep falah atau sukses dalam Islam sangat
komprehensif dan luas, karena mencakup aspek spiritual,
moral dan kesejahteraan sosial ekonomi dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Di tingkat mikro, falah
adalah situasi dimana individu memperoleh kebutuhan
pokok secara cukup; menikmati kemerdekaan serta
kesenangan yang diperlukan untuk bekerja bagi
pengembangan spiritual dan materialnya. Sementara di
tingkat makro, falah berarti pembangunan masyarakat
yang egaliter dan bahagia dengan lingkungan yang
bersih serta kebebasan dan kesempatan bagi anggota
masyarakat untuk memperoleh kemajuan dalam
persoalan-persoalan sosial keagamaan
56
TUJUAN EKONOMI ISLAM
Perhatikan pula firman Allah di bawah ini:
57
TUJUAN EKONOMI ISLAM
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguh-
nya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan” - QS Al-Qassas (28): 77
58
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(2) Mengupayakan agar distribusi
sumber-sumber ekonomi, kekayaan
dan pendapatan wajar dan merata
(fair and equitable distribution of wealth).
Islam melarang konsentrasi harta dan
kekayaan di tangan beberapa
orang/kelompok saja; dan mendorong
sirkulasinya di antara anggota masyarakat.
Perhatikan firman Allah berikut:
59
TUJUAN EKONOMI ISLAM
ad
60
TUJUAN EKONOMI ISLAM
”Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah
kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota
maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya
beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”- QS
Al-Hasyr (59): 7
61
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(3) Memenuhi kebutuhan pokok (provision
of basic needs) seperti makanan, pakaian dan
tempat tinggal kepada semua anggota
masyarakat. Nabi besar, Muhammad saw telah
secara indah menjelaskan tentang kebutuhan
pokok ini dalam hadis beliau yang berbunyi:
”The son of Adam has no better right than that
he would have a house wherein he may live, and
a piece of cloth whereby he may hide his
nakedness, and a piece of bread and some
water” (Tirmizi).
62
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(4) Membangun dan mengembangkan keadilan
sosial (social justice) bagi seluruh anggota
masyarakat, sebagaimana firman Allah:
“Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang
kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia
menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya” –
QS Fussilat (41): 10
Allah juga telah menyediakan di bumi ini segala sesuatu
yang dibutuhkan manusia untuk keperluan hidupnya.
63
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(5) Membangun dan mengembangkan
persaudaraan (brotherhood) dan
persatuan (unity) di antara sesama Muslim,
sebagaimana firman Nya
64
TUJUAN EKONOMI ISLAM
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa”- QS Al-
Baqarah (2): 177
65
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(6) Pengembangan moral dan material
(moral and material development) dalam
masyarakat Islam. Pencapaian tujuan ini
dilakukan melalui sistem perpajakan dan
manajemen fiskal, khususnya melalui zakat.
Zakat mencegah penumpukan dan mendorong
sirkulasi harta kekayaan. Orang-orang yang
menimbun harta mengetahui jika mereka terus
melakukannya, hal itu akan ‘termakan’ oleh
zakat; o.k.i, mereka tidak akan membiarkan
harta tsb menganggur, tetapi akan berusaha
menggerakkannya, misalnya melalui investasi.
66
TUJUAN EKONOMI ISLAM
(7) Mencegah penumpukan harta
pada seseorang atau segelintir orang dan
mengupakan serta menjaga agar harta
kekayaan selalu berputar (circulation of
wealth). Mengenai penumpukan harta
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
67
TUJUAN EKONOMI ISLAM
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta
orang dengan jalan yang batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih”- QS At-Taubah (9): 34
68
TUJUAN EKONOMI ISLAM
“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam
neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi
mereka, lambung dan punggung mereka (lalu
dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu
simpan itu".-QS At-Taubah (9): 35
69
IV. TUJUAN EKONOMI ISLAM
(8) Penghapusan eksploitasi (eradication of
exploitation) manusia atas manusia lainnya. Untuk
mencapai tujuan ini, Islam telah mengambil banyak
langkah yang efektif. Salah satu yang terpenting di
antaranya adalah penghapusan bunga atau riba yang
mungkin merupakan instrumen eksploitasi manusia yang
paling buruk. Qur’an menyebutnya riba dan
menyatakannya sebagai tindakan kriminal yang sangat
jahat sehingga pelakunya dipandang melawan dan
menyatakan perang terhadap Allah dan Rasul-Nya
70
IV. TUJUAN EKONOMI ISLAM
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman” (278) “Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya” (279)
71
TUJUAN EKONOMI ISLAM
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut)
jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika
kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu;
kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”-
QS A-Baqarah (2): 278-279
72
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
(1) Prinsip halal (lawful) dan haram (unlawful)
yang ditentukan oleh Allah. Sistem ekonomi Islam
membuat perbedaan yang tegas antara yang diizinkan
atau halal dan yang dilarang atau haram. Penentuan hal
dan haram ini sepenuhnya merupakan hak prerogatif
Allah. Allah telah membuat batas atau demarkasi
mengenai hal-hal yang halal dan haram dalam bidang
ekonomi yang telah memungkinkan manusia untuk
menikmati makanan dan hal-hal lainnya yang halal dan
menghindari hal-hal yang haram
73
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah
halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas. Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. – QS Al
Maidah (5): 87-88
74
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
(2) Prinsip kegunaan atau kemanfaatan
(use or utility). Dalam batas-batas halal dan
haram yang ditetapkan Allah serta dengan
memperhatikan prinsip jalan tengah
(kesederhanaan, modera-tion) dan kehati-hatian
(prudence), manusia diberi kebebasan dan
kesempatan untuk menikmati sepenuhnya alam
dan rizki yang dilimpahkan dan diberikan Allah
kepadanya
75
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik
dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu”- Al-Baqarah (2): 168
”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang
telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni`mat
Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.”- QS An-Nahl (16): 114
76
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
(3) Prinsip kesederhanaan (modesty,
moderate). Islam secara jelas dan tegas
menganjurkan dan menyuruh penganut-
nya untuk menempuh jalan tengah dan
tidak melakukan atau menempuh langkah-
langkah yang ekstrim. Bahkan, ummat
Islam dalam Al-Qur’an disebut sebagai
ummat pertengahan yang adil (ummatan
wasathan)
77
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
”Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu
(umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu”.- Al-Baqarah (2): 143. Perhatikan pula:
”Dan orang-orang yang apabila membelanjakan
(harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak
(pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.”-QS Al-
Furqan (25): 67
78
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
Tidak boleh berlebih-lebihan, berfoya-foya,
dsb:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) mesjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”- QS-Al-
A’raf (7): 31
79
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
(4) Prinsip kemerdekaan ekonomi (economic
freedom). Setiap orang bertanggung jawab atas segala
perbuatan yang dilakukannya di dunia. Dia akan diberi
ganjaran atau pahala atas pebuatan baik dan akan
diberikan hukuman atau siksaan atas perbuatan jahat.
Pertang-gungan jawab atau akuntabilitas ini tentulah
harus sejalan dan seimbang dengan kebebasan atau
kemerdekaan yang diberikan kepadanya untuk
melakukan sesuatu secara independen. Oleh karena itu,
Islam menghormati dan memberikan penghargaan yang
tinggi bagi kebebasan seseorang untuk memilih dan
melakukan perbuatan dalam setiap aspek kehidupan:
sosial, politik, ekonomi, agama, moral dsb.
80
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
Prinsip kemerdekaan ekonomi dalam Islam mengandung
arti bahwa setiap individu telah diberikan kebebasan oleh
Tuhan untuk mencari kekayaan, memiliki, menikmati, dan
membelanjakannya seperti yang diinginkannya. Hal itu
juga berarti adanya kebebasan untuk menjalankan
profesi, bisnis atau keahlian untuk memperoleh peng-
hasilan. Akan tetapi, Islam tidak mengizinkan kebebasan
tak terbatas di bidang ekonomi.Di bidang produksi,
distribusi, pertukaran dan konsumsi, hanya cara-cara
yang Halal (lawful) yang diizinkan.
81
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
(5) Prinsip keadilan (justice). Prinsip
keadilan Islam berlaku dalam setiap aspek
kehidupan manusia, hukum, sosial atau
ekonomi. Sistem ekonomi Islam, dalam
kenyataannya didasarkan kepada prinsip
keadilan yang mengatur semua aspek dasar
ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi
dan pertukaran atau perdagangan. Dalam
kaitannya dengan produksi, misalnya, prinsip
keadilan Islam menjamin tak seorangpun yang
diekploitasi oleh pihak lain dan tak seorangpun
memperoleh kekayaan dengan cara-cara yang
tidak adil, tidak fair, melawan hukum (haram),
penipuan dan lain-lain
82
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
Salah satu kontribusi terbesar Islam terhadap
kemanusiaan adalah bahwa Islam menjamin
distribusi kekayaan yang adil dan merata di
antara penduduk. Keadilan dalam distribusi,
yang disebut dengan berbagai nama seperti
keadilan ekonomi atau keadilan sosial atau
keadilan distributif, menghendaki agar, di satu
pihak, sumber-sumber ekonomi dan kekayaan
harus didistribusikan di antara anggota
masyarakat sehingga kesenjangan antara yang
kaya dan miskin dapat dikurangi dan, di lain
pihak, setiap orang dapat dipenuhi kebutuhan
pokoknya.
83
PRINSIP DASAR EKONOMI
ISLAM
Islam melarang memiliki kekayaan melalui cara-
cara yang wajar dan adil. Islam mengakui hak
setiap individu untuk mencari nafkah, memiliki
harta, memiliki kekayaan dan untuk mencari
kehidupan yang layak. Akan tetapi Islam tidak
membenarkan seseorang untuk menumpuk
kekayaan melalui penyuapan, korupsi,
penggelapan, pencurian, perampokan, narkotik,
eksploitasi, perjudian, bunga, manipulasi,
penimbunan, pasar gelap, pelacuran, praktek
bisnis yang tak benar, profesi yang tak bermoral
serta cara-cara tak adil lainnya.
84
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR RIIL/MIKRO
DI BIDANG KONSUMSI, a.l.:
Mengkonsumsi barang yang halal dan baik;
Pemenuhan kebutuhan hidup manusia
termasuk tingkat-tingkat kebutuhan;
Hidup sederhana, cukup: tidak berlebihan
(mewah, luxuries); tidak pula pelit (‘less than
due’, miserliness); dan
Standar kehidupan (standard of living) dengan
mengutamakan kearifan individu dalam hidup
bermasyarakat.
85
PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR
RIIL/MIKRO
DI BIDANG PRODUKSI, a.l. menyangkut
larangan dalam bidang produksi, seperti:
Riba atau pembungaan uang;
Penyuapan (bribery);
Memakan harta anak yatim;
Memproduksi minuman keras dan narkotik;
Perjudian (gambling; maisir) dan perbuatan
untung-untungan;
Pencurian dan perampokan;
Penimbunan barang dan harta (hoarding),
86
PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR
RIIL/MIKRO
Larangan dalam produksi (lanjutan)
Penipuan (fraud, deception, misrepresentation),
sumpah palsu (false oath) dan penggelapan
(embezzlement);
Mencurangi takaran & timbangan termasuk mark-up;
Pasar gelap (black market),
Pelacuran termasuk pornografi dan pornoaksi;
Meminta-minta (begging);
Praktek-praktek tak sehat lainnya termasuk
melakukan hal-hal yang dapat menjauhkan diri dari
mengingat Allah dan mengerjakan perintah Nya.
87
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR RIIL/MIKRO
Berkaitan dengan TENAGA KERJA
(labour) sebagai faktor produksi, a.l.:
Pentingnya tenaga kerja sebagai faktor
produksi, bahkan yang terpenting;
Harkat dan martabat tenaga kerja;
Penetapan gaji dan upah; dan
Hak-hak dan kewajiban tenaga kerja.
88
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR RIIL/MIKRO
BERKAITAN DENGAN TANAH (land, natural
resources), sbg faktor produksi, a.l.:
Pentingnya tanah sebagai faktor produksi;
Kepemilikan individu atas tanah
Perolehan hak atas tanah;
Penyewaan tanah (bagi hasil) atau sewa tunai (cash
tenancy);
Kepemilikan tanah oleh publik atau negara; dan
Larangan feodalisme (jagirdari).
89
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR RIIL/MIKRO
MENYANGKUT KAPITAL (capital) diantaranya
Pentingnya kapital sebagai faktor produksi;
Pembentukan kapital; dan
Imbalan (reward) atas kapital.
MENYANGKUT PERUSAHAAN (enterprise), a.l:
Pentingnya peranan perusahaan dan pengusaha
(entrepreneur);
Bentuk-bentuk organisasi perusahaan;
Perjanjian bagi hasil (mudharabah); dan
Perjanjian penyertaan modal (musyarakah).
90
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR RIIL/MIKRO
DI BIDANG PERTUKARAN (exchange), a.l.
Pertukaran barang dengan barang atau barang
dengan uang;
Perdagangan;
Kontrak penjualan (sales contract);
Sumpah dalam perdagangan;
Penjualan forward (forward sales);
Transaksi spekulatif (speculative transactions);
Ukuran dan timbangan (measuring and weighing);
larangan penguasaan pasar (monopoli, monopsoni);
pengendalian harga (price control)
91
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR RIIL/MIKRO
DI BIDANG DISTRIBUSI KEKAYAAN
(distribution of wealth), a.l.:
Zakat termasuk zakat fitrah; infak dan sedekah;
Waris (law of inheritance);
Wasiat (will);
Wakaf;
Denda dan tebusan (fidyah, dam);
Memberi makan orang miskin;
Pinjaman kepada Allah;
Larangan menumpuk kekayaan.
92
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR KEUANGAN/MAKRO
DI BIDANG MONETER DAN KEUANGAN a.l.:
menyangkut:
Fungsi dan jenis uang;
Pinjaman;
Hak dan kewajiban debitur;
Hak dan kewajiban kreditur;
Pembiayaan (financing);
Pendanaan (funding);
Kelembagaan seperti bank dan lembaga keuangan
lainnya;
Instrumen-instrumen keuangan (financial instruments)
dan
Larangan terhadap riba atau bunga.
93
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR KEUANGAN/MAKRO
DI BIDANG KEUANGAN NEGARA menyangkut
dua hal:
A. Mengenai sumber-sumber penerimaan
negara seperti:
(1) Az-Zakat;
(2) Al-Ushr;
(3) Al-Khums;
(4) Al-Jizyah;
(5) Al-Fai;
(6) Al-Kharaj;
(7) pajak dan sumber-sumber penerimaan negara
lainnya.
94
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR KEUANGAN/MAKRO
B. Mengenai pengeluaran negara menyangkut
beberapa hal seperti:
(1) jenis-jenis anggaran;
(2) sistem anggaran;
(3) penggolongan atau klasifikasi pengeluaran;
(4) prinsip-prinsip pengeluaran;
(5) baitul- mal; dan
(6) sistem jaminan sosial.
95
PRINSIP MENYANGKUT
SEKTOR KEUANGAN/MAKRO
DI BIDANG KEADILAN &
KESEJAHTERAAN SOSIAL, diantaranya
mengenai:
(1) konsepsi Islam mengenai keadilan sosial;
(2) fondasi keadilan sosial;
(3) elemen keadilan sosial;
(4) konsepsi Islam mengenai negara
kesejahteraan;
(5) fungsi-fungsi negara kesejahteraan islami;
(6) negara kesejahteraan di zaman Nabi dan
Khulafaurrasyidin.
96
PERKONOMIAN INDONESIA
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Konstitusi  Welfare State
Mukadimah UUD 1945
“…mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur ”
(para 2)
“Kemudian dari pada itu … dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, ….dan keadilan sosial
…“ (para 3)
97
PERKONOMIAN INDONESIA
Pasal 33 ayat (1), (2) & (3)
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan atas azas kekeluargaan;
Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara;
Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
98
PERKONOMIAN INDONESIA
Pasal 34 ayat (1) & (2)
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara.
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan.
Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak.
99
PEREKONOMIAN INDONESIA
SEKILAS KRISIS EKONOMI 1997-98: VICIOUS
CYCLE: Nilai tukar anjlok  inflasi meningkat
suku bunga naik bank mengalami negative
spread dan pertumbuhan ekonomi menurun 
pengangguran meningkat keamanan
terganggu dan masalah sosial bertambah
kestabilan politik terganggu  kepastian
hukum berkurang investasi dan confidence
berkurang  nilai tukar tertekan dan seterusnya.
100
PEREKONOMIAN INDONESIA
SEKILAS KRISIS EKONOMI 1997-98: Indonesia
mengalami krisis yang terparah, terlama, terbesar
biayanya) tercermin a.l. dari (1998):
PDB (-13,2%);
Inflasi (77%);
Bunga deposito (60%);
Nilai tukar (Rp.17.000/$)
BLBI + Oblg rekap: Rp.650 Triliun
Income per capita: $ 550 (1998)
101
PEREKONOMIAN INDONESIA
PENYEBAB KRISIS EKONOMI a.l.
Utang dan beban utang luar negeri yang besar;
Kondisi perbankan dalam negeri yang lemah;
High-cost economy, a.l. akibat KKN & birokrasi yang
tidal efisien & melayani
DAMPAK: selain terpuruknya ekonomi,
Indonesia masuk ke dalam perangkap utang
(LN+DN):  John Perkins: Economic Hit Man?
UTANG MEMULAI UTANG MENGAKHIRI?!!?
102
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEMULIHAN EKONOMI  menciptakan
VIRTUOUS CYCLE: Keamanan membaik; politik
bersih dan demokratis  kepastian hukum
terjamin investasi dan confidence meningkat
nilai tukar menguat & stabil  inflasi menurun
 suku bunga menurun  bank posistive
spread  sektor riil dan pertumbuhan ekonomi
meningkat  pengangguran berkurang 
kemiskinan berkurang ..> keamanan membaik,
dan seterusnya. (belum berhasil)
103
PEREKONOMIAN INDONESIA
BEBAN UTANG DALAM DAN LUAR NEGERI MASIH
BERAT:
Pembayaran bunga dan cicilan utang Rp. 140,2 triliun,
terdiri dari pembayaran bunga utang dalam dan luar
negeri sebesar Rp.76,6 triliun dan pembayaran pokok
utang luar negeri sebesar Rp.63,6 triliun. Penarikan
utang dalam dalam dan luar negeri dalam tahun 2006
sebesar Rp. 60 triliun terdiri dari penarikan utang dalam
negeri neto (surat berharga) sebesar Rp.24,9 triliun dan
penarikan (disbursement) utang luar negeri sebesar
Rp.35,1 triliun (APBN 2006)
104
PEREKONOMIAN INDONESIA
Posisi utang luar negeri Indonesia per akhir
tahun 2005 tercatat sebesar 133,5 miliar dolar
AS sedikit menurun dibandingkan dengan 135,2
miliar dolar AS pada akhir tahun 2002.
Penurunan ini berkaitan dengan penurunan
utang luar negeri swasta dari 56,7 miliar dolar
AS menjadi 53,9 miliar dolar AS; di pihak lain
utang luar negeri pemerintah meningkat dari
78,5 miliar dolar AS menjadi 79,6 miliar dolar AS
KONSEKUENSI EKONOMI RIBAWI !!??
105
PEREKONOMIAN INDONESIA
BGM MENCAPAI SASARAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
NASIONAL (RPJMN) a.l.:
Penduduk miskin turun dari 16,6% (2004)
menjadi 8,2% (2009);
Pengangguran turun dari 9,7% (2004) menjadi
5,1% (2009);
Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6% per tahun
106
PEREKONOMIAN INDONESIA
PENGANGGURAN (2005)
Jumlah orang yang menganggur 11,6
juta atau 10,84%, naik dari 9,86 % tahun
2004; target 2009: 5,1%;
Jumlah orang yang ½ menganggur
sekitar 30 juta;
Total: 41,6 juta
107
PEREKONOMIAN INDONESIA
KEMISKINAN (2005)
Jumlah orang miskin 35,1 juta;
Jumlah orang hampir miskin: 26,2 juta;
Total: 61,3 juta
108
PEREKONOMIAN INDONESIA
STABILITAS EKONOMI MASIH RENTAN GEJOLAK: Kenaikan
harga minyak bumi dunia (2005) menyebabkan gejolak di
dalam negeri:
 1a) subsidi BBM naik  harga BBM naik >100% 
inflasi naik (cost push)  suku bunga naik:
1b) Impor minyak bumi/BBM naik  permintaan devisa
naik  nilai tukar rupiah melemah  inflasi naik
(imported); suku bunga naik:
109
PEREKONOMIAN INDONESIA
Selanjutnya, kenaikan harga minyak bumi
dunia juga menyebabkan:
2) pert. kredit menurun  kegiatan ekonomi &
invetasi melambat  pert ekon menurun
pengangguran dan kemiskinan meningkat
[Inflasi 17,1% (6-7%); nilai tukar: Rp.10.300
(Rp.8.500); SBI: 14,5% (8%); PDB: 5,6% (6%)]
110
PEREKONOMIAN INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI (2005) BELUM MAMPU
MENYERAP TENAGA KERJA:
LEBIH RENDAH DARI TARGET
PERTUMBUHAN INVESTASI MELAMBAT;
PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR
INDUSTRI MELAMBAT;
PERTUMBUHAN MASIH DITOPANG KONSUMSI;
POTENSI USAHA KECIL BELUM MENDAPAT PERHATIAN
YANG MEMADAI
111
PEREKONOMIAN INDONESIA
IKLIM BISNIS DAN INVESTASI MASIH BELUM
MEMBAIK:
KEPASTIAN HUKUM DAN KEBIJAKAN;
KEAMANAN DAN KETENAGAKERJAAN;
INFRASTRUKTUR (LISTRIK, JALAN, PELABUHAN);
OVERHEAD COST: BIROKRASI, KKN, DLL;
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA MASIH RENDAH;
DAYA SAING EKONOMI MASIH RENDAH.
112
PENUTUP
Agama Islam adalah agama yang sempurna yang
memberikan tuntunan dan pedoman bagi setiap
perbuatan manusia termasuk perbuatan ekonomi.
Dengan demikian, setiap pelaku ekonomi---rumah tangga
keluarga, perusahaan ataupun pemerintah---, dalam
melakukan perbuatan ekonomi, mikro, makro dan
sektoral, haruslah selalu berpedoman kepada ajaran
Islam.
Meskipun penting & strategis perbankan syariah
hanyalah salah satu aspek saja dari ekonomi syariah
113
PENUTUP
Upaya untuk membangun dan mengem-
bangkan ekonomi berdasarkan ajaran
Islam (ekonomi syariah) di Indonesia
merupakan hal yang mulia dan kewajiban
kita semua, meskipun disadari hal itu tidak
mudah dan merupakan ‘jalan mendaki’.
114
PENUTUP
Dari sisi konstitusi (UUD 1945), meskipun tidak
eksplisit menyebutkan nilai Islam, terdapat
sejumlah rumusan yang mengacu atau paling
tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam; seperti
yang tercermin dari rumusan di Mukadimah,
Pasal 33 dan Pasal 34.
Namun demikian, masih perlu diusahakan agar
nilai-nilai Islam lebih banyak mewarnai regulasi
dan—terutama sekali– implementasi dan
perbuatan ekonomi sehari-hari
115
PENUTUP
Dalam konteks Indonesia dewasa ini,
pengembangan ekonomi syariah dengan
pendekatan yang top down kelihatannya
masih sangat sulit untuk diterapkan, oleh
karena itu, pendekatan yang bottom up
perlu diperkuat, khususnya, melalui
advokasi yang kuat dan terarah dari
ummat Islam termasuk organisasi-
organisasi keagamaan.
116
PENUTUP
Terdapat indikasi yang sangat kuat bahwa
krisis ekonomi yang dialami Indonesia dan
sulitnya Indonesia keluar dari krisis tsb.,
diakibatkan oleh ditinggalkannya nilai-nilai
Islam baik dalam kebijakan dan terutama
sekali dalam praktek perbuatan ekonomi
sehari-hari.
117
PENUTUP
Fatwa MUI & Majelis Tarjih & Tajdid PP
Muhammadiyah mengenai bunga diharapkan
dapat menjadi momentum bagi perkembangan
ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di
sektor perbankan. Untuk menjaga momentum
tersebut diperlukan kesamaan visi dan persepsi
di jajaran tokoh-tokoh ummat Islam, pejabat
negara, para ahli dan pelaku ekonomi untuk
selanjutnya dikomunikasikan secara luas kepada
masyarakat, khususnya ummat Islam.
118
PENUTUP
Sesuai dengan kemampuan masing-masing,
kita ikut bertanggung jawab dalam
mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk di bidang keuangan dan
perbankan.
Semoga Allah memberikan petunjuk, rahmat
serta ridhaNya kepada kita semua.
Amin, ya rabbal ‘alamin.
119
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
Jaringan Kantor Bank Syariah
2001 2002 2003 2004 2005
BUS/UUS 101 146 253 355 462
• KP 5 8 10 18 22
• KPO/KC 48 68 116 148 189
• KCP 5 11 26 58 105
• UPS/KK 43 59 101 131 142
BPRS 81 83 84 88 92
JUMLAH 182 229 337 443 554
120
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
(Rp.T) 2003 2004 2005
Total Aset : 7,8 15,3 20,9
Dana Pihak Ketiga : 5,7 11,7
15,6
Pembiayaan : 5,5 11,5 15,2
2003-2004: aset, DPK dan pembiayaan, masing-
masing meningkat 96, 105 dan 109%
2004-2005: aset, DPK dan pembiayaan, masing-
masing meningkat 37, 33 dan 32%
121
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
Meskipun jaringan kantor berkembang pesat,
pertumbuhan perbankan syariah dalam tahun 2005
(32-37%) ternyata jauh lebih rendah dibandingkan
tahun 2004 (96-109%) dan bahkan lebih rendah dari
rata-rata periode 2000-2003 (62-79%).Selain kondisi
ekonomi yang kurang menguntungkan (a.l. suku
bunga tinggi), hal ini tampaknya juga berkaitan
dengan berkurangnyanya momentum pertumbuhan
perbankan syariah pasca Fatwa MUI 2003, yang
belum diikuti dengan langkah-langkah mendukung
yang memadai oleh pihak-pihak terkait.
122
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
Dampak fatwa MUI 2003 dapat dilihat antara
lain dari:
Pertumbuhan aset yang naik dari 64,3% per
tahun antara tahun 2000-2003 menjadi 96,2%
dalam tahun 2004
Pertumbuhan DPK yang naik dari 79,2% per
tahun antara tahun 2000-2003 menjadi
105,3% dalam tahun 2004
Pertumbuhan Pembiayaan yang naik dari
61,7% per tahun antara tahun 2000-2003
menjadi 109,1% dalam tahun 2004
123
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
Peningkatan kegiatan perbankan selama
tahun 2004 atau satu tahun setelah fatwa,
berkisar antara 96% (aset), 105% (DPK) dan
109% (pembiayaan) dibandingkan dengan
rata-rata sekitar 61%-79% per tahun dalam
kurun waktu 2000-2003. Secara umum, fatwa
MUI 2003 meningkatkan kegiatan perbankan
syariah tahun 2004 sekitar 30-35 angka
prosentase di atas trend pertumbuhan
tahun-tahun sebelumnya
124
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
BANK SYARIAH/TOTAL PERBANKAN
(2005)
SYARIAH TOTAL PANGSA
ASET 20,9 1469,8 1,42%
DPK 15,6 1127,9 1,38%
PEMB. 15,3 695,7 2,20%
LDR 98,1%61,7% -
NPF/NPL 2,8% 7,6% -
125
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
MODAL, CADANGAN, LABA (TRIL RP)
2003 2004 2005
Modal Disetor : 600 700 1100
Cadangan : 34 83 162
Laba Berjalan : 43 158 239
126
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
DANA PIHAK KETIGA (DPK)
Tr.Rp %
Deposito Mudharabah : 9,2 58,8
Tabungan Mudharabah : 4,4 28,1
Giro Wadiah : 2,0 13,1
TOTAL :15,6
100,0
127
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PEMBIAYAAN
Tr.Rp %
Pembiayaan Murabahah : 9,5 62,3
Pembiayaan Mudharabah : 3,1 20,5
Pembiayaan Musharakah : 1,9 12,5
Pembiayaan Lainnya : 0,7 4,7
TOTAL :15,2 100,0
128
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
KOLEKTIBILITAS PEMBIAYAAN
Tr.Rp %
Lancar 14,0 92,1
Dalam Perh Khusus 0,8 5,1
Kurang Lancar 0,2 1,3
Diragukan 0,1 0,5
Macet 0,2 1,0
TOTAL 15,3 100,0
129
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PELUANG
Pasar untuk perbankan syariah masih
terbuka lebar. Dibandingkan dengan total
perbankan pangsa perbankan syariah masih
sangat kecil; masih jauh dari kejenuhan:
Aset, baru mencapai: 1,42% (Target BI 2005:
1,85%. Mal 2004: 10,9%=RM 94,6B)
DPK, baru mencapai: 1,38% (11,2%)
Pembiayaan, baru mencapai: 2,20% (11,3%)
130
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PELUANG
Perbankan syariah, sudah lebih dikenal
di masyarakat; berkaitan dengan:
Peningkatan jaringan kantor;
Perkembangan instrumen dan produk
syariah
Peningkatan kegiatan pemberitaan,
pelatihan, lokakarya; seminar; dan
kegiatan promosi dan sosialisasi lainnya
131
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PELUANG
Antusiasme masyarakat untuk menggunakan
prinsip syariah dalam ekonomi mulai tumbuh
sejalan dengan mulai meningkatnya kajian,
kegiatan sosialisasi dan advokasi ekonomi
Islam atau ekonomi syariah:
PT/UNIV
MES
PKES
IAEI
Pelaku ekonomi syariah
132
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PELUANG
Fatwa Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah
No.8 Tahun 2006, diharapkan dapat menjadi pemicu
perkembangan perbankan syariah;
Landasan konsepsional bagi perbankan syariah
sudah akan lebih jelas:
Sejak Desember 2003 keharaman bunga dinyatakan secara
eksplisit; sebelumnya keharaman bunga bersifat implisit;
RUU Perbankan Syariah, diharapkan disahkan tahun ini;
RUU Haji: biaya penyelenggaraan haji seluruhnya melalui
perbankan syariah
133
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PELUANG
Landasan operasional perbankan syariah
semakin jelas dan lengkap:
Produk; kegiatan; pengawasan, dll.
BUS  UUS  Office channeling (sejak 2006)
Pemanfaatan modal asing, khususnya Timur
Tengah, dalam memperkuat permodalan dan
kegiatan bank syariah masih rendah
134
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
TANTANGAN
Meskipun terdapat peningkatan,jaringan kantor,
permodalan maupun sumber daya lainnya, termasuk
sumber daya manusia (kompeten dan profesional)
perbankan syariah umumnya masih relatif
terbatas; perlu dikembangkan lebih lanjut. Sebagian
UUS, misalnya, mengalami kendala seperti
kurangnya komitmen top management, budget,
recruitment, career path, etc. Inovasi dan
pengembangan produk serta layanan perbankan
syariah juga masih perlu ditingkatkan
135
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
TANTANGAN
Meskipun sudah semakin meningkat,
pemahaman masyarakat khususnya
ummat Islam terhadap konsepsi dan
praktek-praktek perbankan dan keuangan
syariah, masih belum memadai dan perlu
ditingkatkan. Dalam hubungan ini, diperlukan
program komunikasi, sosialisasi dan advokasi
yang terkoordinir dan bersinergi, khususnya
antara:
136
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
Otoritas, termasuk BI, Pemerintah, DPR, misalnya
dalam menyiapkan payung hukum. [Malaysia; IBA
1983, Takaful Act 1984, amendment Central Bank
Act 1953 pada tahun 2003: Shariah Advisory
Committee (SAC): a sole authoritative body on
shariah matters pertaining to Islamic Banking]
MUI, organisasi keagamaan dan tokoh-tokoh
masyarakat lainnya;
Organisasi dan lembaga penelitian dan advokasi
ekonomi syariah;
Pelaku ekonomi syariah beserta stake-holders
lainnya;
137
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
TANTANGAN
Lemahnya koordinasi dan kurangnya sinergi
terlihat, misalnya, dari tak adanya dukungan
terbuka terhadap Fatwa MUI 2003 tentang
haramnya bunga, oleh organisasi keagamaan
seperti NU dan Muhammadiyah. Beberapa
tokoh NU dan Muhammadiyah (waktu itu),
bahkan termasuk yang secara terbuka
‘menentang’, ‘menyesalkan’, ataupun
menganggap fatwa tersebut ‘tidak perlu’ atau
‘tidak tepat waktunya’
138
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
TANTANGAN
Sinkronisasi kebijakan dari pihak otoritas,
juga perlu ditingkatkan, misalnya, yang
berkaitan dengan ketentuan perpajakan
untuk transaksi murabahah dan aspek legal
lainnya
Komunikasi/sosialisasi
Koordinasi dan sinergi (umara, ulama, pakar
(univ/PT/lembaga riset, pelaku bisnis, media masa
& masy pada umumnya)
139
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PROSPEK & UPAYA
Prospek perbankan syariah ke depan pada
dasarnya akan sangat tergantung dari upaya
pihak-pihak terkait untuk memanfaatkan dan
menciptakan peluang dan pada saat yang
bersamaan, mengatasi berbagai tantangan
dan permasalahan yang dihadapi. Selain itu,
prospek perbankan syariah Indonesia tentu
akan dipengaruhi pula oleh perkembangan
perekonomian Indonesia pada umumnya
140
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PROSPEK & UPAYA
Perlu kesamaan persepsi dari pihak-pihak terkait:
ulama, umara, pelaku bisnis, ahli
Perlu upaya bersama yang sinergis: khususnya dlm
sosialisasi & komunikasi
Penguatan landasan hukum untuk implementasi
ekonomi Islam; e.g. UU ttg perbankan, asuransi,
pasar modal, dll. Pem & DPR
Regulasi yang sejalan dengan prinsip syariah:  BI
141
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PROSPEK & UPAYA
Perlu pemahaman yang lebih baik mengenai
kondisi dan potensi pasar perbankan syariah,
termasuk segmentasi pasar berdasarkan
minat dan motivasinya (emosional, rasional,
etc) dan menyesuaikan strategi, kebijakan
dan upaya komunikasi, sosialisasi dan
promosi perbankan syariah berdasarkan
kondisi yang ada.
142
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PROSPEK & UPAYA
Perlu meperkuat permodalan bank syariah, termasuk
bekerjasama dengan investor asing, khususnya
Timur tengah; bisa dikaitkan dengan spin off UUS
Perlu pengembangan produk berdasarkan penelitian
yang mendalam atau research-based product
development:  kerjasama bank syariah dengan
Univ/PT, lembaga & ahli lainnya
Perlu mengembangkan Sumber Daya Insani (SDI)
yang highly competent with unquestionable integrity;
 STAF: Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathanah.
143
LAMPIRAN: PERBANKAN
SYARIAH
PROSPEK & UPAYA
Fatwa MUI perlu mendapatkan dukungan dari
organisasi dan tokoh-tokoh agama Islam lainnya
Fungsi DPS perlu diperkuat & dipertegas: eksternal
(DSN/MUI) atau internal (Dir/Kom)
Perlu bank BUMN syariah yang kuat dan luas
jaringan kantornya: konversi, bank baru, atau spin off
Perlu program nasional untuk mengkonversi
bank/aktivitas perbankan konvensional menjadi
bank/aktivitas perbankan syariah

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamMiftah Iqtishoduna
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiasiti aisah
 
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islamPpt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islamAnisa Muvit
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesiaabdul kodir
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamGus Alwy Muhammad
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroMasni Gunawan
 
Sistem ekonomi kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalismeSistem ekonomi kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalismeDeni Irawan
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusimas karebet
 
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industrisiti aisah
 
2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islamHamzah Robbani
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamMuhammad Rizkye
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
 
Analisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangAnalisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangNeo Fakhlur
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiadaffi90
 

Mais procurados (20)

Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islamPerbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
Perbedaan ekonomi kapitalisme, sosialisme dan islam
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
 
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islamPpt tujuan dan prinsip ekonomi islam
Ppt tujuan dan prinsip ekonomi islam
 
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi IndonesiaSistem Ekonomi Indonesia
Sistem Ekonomi Indonesia
 
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi IslamSejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
 
PPT AGAMA bab Ekonomi islam
PPT AGAMA bab Ekonomi islamPPT AGAMA bab Ekonomi islam
PPT AGAMA bab Ekonomi islam
 
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islamTugas resume buku ilmu pendidikan islam
Tugas resume buku ilmu pendidikan islam
 
Pancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etikaPancasila sebagai sistem etika
Pancasila sebagai sistem etika
 
Ekonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makroEkonomi mikro dan makro
Ekonomi mikro dan makro
 
Sistem ekonomi kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalismeSistem ekonomi kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalisme
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
 
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industriTugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
Tugas 9 .ppt industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Demokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islamDemokrasi dalam ajaran islam
Demokrasi dalam ajaran islam
 
2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
 
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...
 
Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2
 
Komunisme..
Komunisme..Komunisme..
Komunisme..
 
Analisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangAnalisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepang
 
Agama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusiaAgama dalam kehidupan manusia
Agama dalam kehidupan manusia
 

Destaque

Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamKirana Pratiwi
 
Menguatkan Pilar-pilar Ekonomi Syariah
Menguatkan Pilar-pilar Ekonomi SyariahMenguatkan Pilar-pilar Ekonomi Syariah
Menguatkan Pilar-pilar Ekonomi SyariahDidin Hafidhuddin
 
Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam IslamPrinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islamani anjaswati
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamEgi Kuswandi
 
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masaSejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masaogie nirwan
 
Materi kuliah asuransi syariah
Materi kuliah   asuransi syariahMateri kuliah   asuransi syariah
Materi kuliah asuransi syariahAsep Sahwani
 
Sistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariahSistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariahsulkhi
 
power poin syirkah
power poin syirkahpower poin syirkah
power poin syirkahpanduazis
 
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMPPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMwafa khairani
 
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islamPrinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islamPutri Aisyah
 
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah IndonesiaUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah IndonesiaAnto Apriyanto, M.E.I.
 
Prinsip prinsip ekonomi islam i
Prinsip prinsip ekonomi islam iPrinsip prinsip ekonomi islam i
Prinsip prinsip ekonomi islam iyangdilindungi07
 
Materi ekonomi-islam
Materi ekonomi-islamMateri ekonomi-islam
Materi ekonomi-islamkiatbelajar95
 

Destaque (20)

Ekonomi Islam
Ekonomi IslamEkonomi Islam
Ekonomi Islam
 
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islamPrinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
Prinsip prinsip dan praktek ekonomi islam
 
Menguatkan Pilar-pilar Ekonomi Syariah
Menguatkan Pilar-pilar Ekonomi SyariahMenguatkan Pilar-pilar Ekonomi Syariah
Menguatkan Pilar-pilar Ekonomi Syariah
 
Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam IslamPrinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masaSejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
Sejarah sistem perekonomian islam dari masa ke masa
 
Materi kuliah asuransi syariah
Materi kuliah   asuransi syariahMateri kuliah   asuransi syariah
Materi kuliah asuransi syariah
 
Sistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariahSistem keuangan syariah
Sistem keuangan syariah
 
power poin syirkah
power poin syirkahpower poin syirkah
power poin syirkah
 
Lembaga Keuangan Islam di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam di IndonesiaLembaga Keuangan Islam di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam di Indonesia
 
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas XI (buku guru)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas XI (buku guru)Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas XI (buku guru)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA Kelas XI (buku guru)
 
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAMPPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PPT LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
 
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI (Buku Siswa)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI (Buku Siswa)Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI (Buku Siswa)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI (Buku Siswa)
 
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islamPrinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
Prinsip prinsip dan praktik ekonomi dalam islam
 
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah IndonesiaUrgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
Urgensi Meluruskan Sejarah Ekonomi Syariah Indonesia
 
Prinsip prinsip ekonomi islam i
Prinsip prinsip ekonomi islam iPrinsip prinsip ekonomi islam i
Prinsip prinsip ekonomi islam i
 
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah?
 
Praktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islamPraktik ekonomi dalam islam
Praktik ekonomi dalam islam
 
Materi ekonomi-islam
Materi ekonomi-islamMateri ekonomi-islam
Materi ekonomi-islam
 

Semelhante a Prinsip prinsip sistem ekonomi islam & penerapannya di indonesia

Peranan pancasila dalam perekonomian indonesia
Peranan pancasila dalam perekonomian indonesiaPeranan pancasila dalam perekonomian indonesia
Peranan pancasila dalam perekonomian indonesiaMuhammadIqbal169
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamFrsfebby
 
Ayat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak MilikAyat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak MilikAlief Reza KC
 
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensionalPerbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensionalpeningla
 
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.dResensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.dgusti astuti
 
Apakah sistem ekonomi
Apakah sistem ekonomiApakah sistem ekonomi
Apakah sistem ekonomidinnianggra
 
Perbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umumPerbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umumPawit Supriyani
 
Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah Eka Wibawa
 
Sukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesiaSukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesiaSukma Wijaya
 
Sukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesiaSukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesiaSukma Wijaya
 
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisSistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisAn Nisbah
 
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikroNurdin Al-Azies
 
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.pptM_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.pptshariaeconomic22
 
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAMPRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAMNamaku Merah
 
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi Kapitalis
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi KapitalisPerbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi Kapitalis
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi KapitalisNorizan Hassan
 
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif IslamMakalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif IslamAmalia Damayanti
 

Semelhante a Prinsip prinsip sistem ekonomi islam & penerapannya di indonesia (20)

Peranan pancasila dalam perekonomian indonesia
Peranan pancasila dalam perekonomian indonesiaPeranan pancasila dalam perekonomian indonesia
Peranan pancasila dalam perekonomian indonesia
 
Tugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islamTugas ekonomi islam
Tugas ekonomi islam
 
Ayat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak MilikAyat Ekonomi tentang Hak Milik
Ayat Ekonomi tentang Hak Milik
 
Konsep Ekonomi Islam
Konsep Ekonomi IslamKonsep Ekonomi Islam
Konsep Ekonomi Islam
 
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensionalPerbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
Perbezaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi konvensional
 
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.dResensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
Resensi buku prof. m. abdul mannan, ma. , ph.d
 
Apakah sistem ekonomi
Apakah sistem ekonomiApakah sistem ekonomi
Apakah sistem ekonomi
 
Bahan Kuliah ESP.doc
Bahan Kuliah ESP.docBahan Kuliah ESP.doc
Bahan Kuliah ESP.doc
 
Perbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umumPerbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
Perbandingan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
 
Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah Makalah ekonomi syariah
Makalah ekonomi syariah
 
Sukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesiaSukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesia
 
Sukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesiaSukma, sistem ekonomi indonesia
Sukma, sistem ekonomi indonesia
 
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisSistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatis
 
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
Sejarah dan Sistem Ekonomi (Perekonomian Indonesia BAB 2)
 
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro02 ekonomi mikro    pendahulan tentang ekonomi mikro
02 ekonomi mikro pendahulan tentang ekonomi mikro
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.pptM_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
M_Nasir_ekonomi-islam_1& 2_Lengkap.ppt
 
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAMPRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
PRINSIP DAN PRAKTIK EKONOMI DALAM ISLAM
 
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi Kapitalis
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi KapitalisPerbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi Kapitalis
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dan Sistem Ekonomi Kapitalis
 
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif IslamMakalah ekonomi dalam perspektif Islam
Makalah ekonomi dalam perspektif Islam
 

Mais de miftahul Ghofur

2 cara-melatih-konsentrasi
2 cara-melatih-konsentrasi2 cara-melatih-konsentrasi
2 cara-melatih-konsentrasimiftahul Ghofur
 
Doa masuk makam wali allah
Doa masuk makam wali allahDoa masuk makam wali allah
Doa masuk makam wali allahmiftahul Ghofur
 
03 matematika-kls-8-bab-2
03 matematika-kls-8-bab-203 matematika-kls-8-bab-2
03 matematika-kls-8-bab-2miftahul Ghofur
 
Doa akhir tahun dan awal tahun
Doa akhir tahun dan awal tahunDoa akhir tahun dan awal tahun
Doa akhir tahun dan awal tahunmiftahul Ghofur
 
Makalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadianMakalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadianmiftahul Ghofur
 
Kerjasama antar umat beragama dalam al qur’an
Kerjasama antar umat beragama dalam al qur’anKerjasama antar umat beragama dalam al qur’an
Kerjasama antar umat beragama dalam al qur’anmiftahul Ghofur
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]miftahul Ghofur
 

Mais de miftahul Ghofur (13)

2 cara-melatih-konsentrasi
2 cara-melatih-konsentrasi2 cara-melatih-konsentrasi
2 cara-melatih-konsentrasi
 
Doa walimah tasmiyah
Doa walimah tasmiyahDoa walimah tasmiyah
Doa walimah tasmiyah
 
Doa masuk makam wali allah
Doa masuk makam wali allahDoa masuk makam wali allah
Doa masuk makam wali allah
 
Doa bismillah
Doa bismillahDoa bismillah
Doa bismillah
 
03 matematika-kls-8-bab-2
03 matematika-kls-8-bab-203 matematika-kls-8-bab-2
03 matematika-kls-8-bab-2
 
Doa asyura
Doa asyuraDoa asyura
Doa asyura
 
Doa mita hujan
Doa mita hujanDoa mita hujan
Doa mita hujan
 
Doa akhir tahun dan awal tahun
Doa akhir tahun dan awal tahunDoa akhir tahun dan awal tahun
Doa akhir tahun dan awal tahun
 
Dibaiyah sholawat
Dibaiyah sholawatDibaiyah sholawat
Dibaiyah sholawat
 
Islamic science
Islamic scienceIslamic science
Islamic science
 
Makalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadianMakalah memberikan keadian
Makalah memberikan keadian
 
Kerjasama antar umat beragama dalam al qur’an
Kerjasama antar umat beragama dalam al qur’anKerjasama antar umat beragama dalam al qur’an
Kerjasama antar umat beragama dalam al qur’an
 
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
Perkembangan pemikiran islam kontemporer[1]
 

Último

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Último (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Prinsip prinsip sistem ekonomi islam & penerapannya di indonesia

  • 1. 1 PRINSIP-PRINSIP SISTEM EKONOMI ISLAM & PENERAPANNYA DI INDONESIA ACHJAR ILJAS, SE, MA, MH ANNUAL CONFERENCE KAJIAN ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
  • 2. 2 BIODATA SINGKAT Lahir: Maninjau, Feb.10, 1948 Pendidikan: SE (UI-1973); MA (Duke-1984); MH (Unpad-2003) Pekerjaan/Kegiatan (sekarang), a.l.: Komisaris Independen PT Bank BNI Tbk Komisaris Independen PT BNP Paribas Indonesia Pengajar di LPPI/IBI, STIE AD, UHAMKA, UPN Veteran, dll Penasihat IAEI, ASBISINDO, ABSINDO Anngota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah
  • 3. 3 BIODATA SINGKAT Pekerjaan/Kegiatan (sebelumnya), a.l.: Deputi Gubernur Bank Indonesia (1998-2002) Ketua Dewan Pakar dan kemudian Ketua Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah (2002-2006) Gubernur Pengganti World Bank (1999-2002) Member, Board of Directors, SEACEN (1999-2002) Member, Executive Committee, APRACA (1999-2002)
  • 4. 4 BIODATA SINGKAT …. Penasihat/anggota delegasi RI ke sidang IMF, WB, ADB, IDB, IGGI/CGI (1986-2002) Dosen tamu UGM (1993-1997) Dosen tamu SESKOGAB, SESKOAD, SESKOAL, SESPIMPOL (1996-2002) Asisten Direktur Eksekutif, IMF, Washington, DC (1986-1990)
  • 5. 5 OUTLINE PRESENTASI PENDAHULUAN SISTEM EKONOMI KARAKTERISTIK SISTEM EKONOMI ISLAM TUJUAN SISTEM EKONOMI ISLAM PRINSIP-PRINSIP DASAR SISTEM EKONOMI ISLAM PRINSIP-PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO (PRODUKSI, KONSUMSI, PERDAGANGAN & DISTRIBUSI HARTA) PRINSIP-PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR KEUANGAN/MAKRO (MONETER, KEUANGAN, FISKAL, KEADILAN SOSIAL & KESEJAHTERAAN) SISTEM & KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA PENUTUP
  • 6. 6 PENDAHULUAN ‘DOMINASI’ EKONOMI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI : KERJA; HARTA ASPEK EKONOMI DARI IBADAH: SHALAT; ZAKAT; PUASA; HAJI NILAI ISLAM DALAM PERBUATAN EKONOMI: BERAGAMA SECARA ‘EFEKTIF & EFISIEN” EKONOMI ISLAM: FORMAL-NON FORMAL; TOP DOWN-BOTTOM UP
  • 7. 7 PENDAHULUAN Islam mengajarkan bahwa setiap termasuk di bidang perbuatan ekonomi tak boleh terlepas dari, dan haruslah didasarkan kepada, iman dan takwa (aqidah), aturan yang telah digariskan (syariah) serta perilaku (akhlak) yang digariskan dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. Selain itu, ada dimensi akhirat, yang menyebabkan sistem ekonomi Islam tak dapat begitu saja dibandingkan sistem ekonomi lainnya atau sistem ekonomi ’konvensional’ seperti kapitalis, sosialis & komunis
  • 8. 8 PENDAHULUAN ”Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” – QS Ali Imran (3):19
  • 9. 9 PENDAHULUAN Hanya agama Islam yang diterima Allah: “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” – QS Ali Imran (3):85
  • 10. 10 PENDAHULUAN Islam adalah agama yang sempurna sehingga dapat dipergunakan sebagai pedoman sampai akhir zaman sebagaimana firmanNya yang dengan tegas menyatakan sbb: ”Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat- Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” - QS Al-Maidah (5): 3
  • 11. 11 PENDAHULUAN Dalam rangka mengamalkan ajaran-ajaran Islam di bidang ekonomi, diperlukan pemahaman mengenai prinsip-prinsip ajaran dan tuntunan Islam yang berkaitan dengan bidang ekonomi secara utuh dan komprehensif dengan menggunakan pendekatan ilmu ekonomi sebagai sebuah sistem
  • 12. 12 SISTEM EKONOMI Economy (oikos = house + nomos = managing): yaitu hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan (manajemen) rumah tangga ekonomi yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu: Rumah tangga keluarga (households); Rumah tangga perusahaan (businesses); Rumah tangga pemerintah (government)
  • 13. 13 SISTEM EKONOMI ECONOMICS Microeconomics, deals with individual agent, such as households and businesses. Macroeconomics, which considers the economy as a whole, in which case it considers aggregate supply and demand for money, capital and commodities
  • 14. 14 SISTEM EKONOMI ECONOMIC SYSTEM: (1) A mechanism which deals with the production, distribution and consumption of goods and services in a particular society. The economic system is composed of people, institutions and their relationship. It addresses the problems of economics, like the allocation and scarcity of resources. (2) Distinctive ways of organizing economic activity, as in capitalism and socialism.
  • 15. 15 SISTEM EKONOMI ECONOMIC SYSTEM An economic system can be considered a part of the social system and hierarchically equal to the law system, political system, cultural system, etc. May be distinguished according to: (1) whether private or public ownership predominates; (2) whether the guiding decision are made through the market or by a planning commission; (3) the degree of centralization; and (4) the ends toward which production is directed.
  • 16. 16 SISTEM EKONOMI CAPITALISM: An economic or socio-economic system in which the means of production are predominantly privately owned and operated for profit. The prices of goods, services, and labor are affected by the forces of supply and demand. Decisions regarding investment are made privately, and control of production and distribution is primarily in the hands companies each acting in its own interest
  • 17. 17 SISTEM EKONOMI CAPITALISM: Economic system, dominant in the Western world since the break up of feudalism, in which the means of production is privately owned and production is guided and income distributed through the operation of the market. Although the continuous development of capitalism as a system dates only from the 16th century, antecedents of capitalist institutions existed in the ancient world, and flourishing pockets of capitalism were present during the later Middle Ages.
  • 18. 18 SISTEM EKONOMI COMMUNISM: (1) Refers to a conjectured future classless social organization based upon common ownership of the means of production, and can be classified as multi-variant branch of broader socialist movement; (2) The policies and doctrines of Communist parties such as the communist party of the Soviet Union; (3) A system of society in which property is owned by the community and in which wealth is shared by citizens according to their need.
  • 19. 19 SISTEM EKONOMI SOCIALISM: (1) An ideology of social and economic system in which the means of production are collectively owned and administered by all of society. Amongst other things, this is intended to produce a more evenly spread distribution of wealth. (2) Various political and social movements professing greater economic equality, usually by means of common ownership (in practice, state ownership) of the means of production.
  • 20. 20 SISTEM EKONOMI MIXED: Combination of elements of other system; in general each system influences and is influenced by other system; no system that is free from the influence of other systems. (In China market economy implemented along with with communist ideology/politics: hybrid system)
  • 21. 21 SISTEM EKONOMI ISLAMIC ECONOMY is based on the teachings of Islam. Islamic economic thinking is as old as Islam itself, reflected as Islamic economic norms and values, rather than a separate discipline of knowledge. As a complete code of life, Islam provides guidance in all spheres of human activities, including economics. Economics has been an integral part of its social scheme; not segregated from its other dimensions.
  • 22. 22 SISTEM EKONOMI ISLAMIC ECONOMY: For centuries Muslims have developed ways to integrate their religious beliefs with external economic realities of the nations they live in. This has had varying degrees of compatibility with the empires and customs they encountered.
  • 23. 23 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (1) Allah adalah Pencipta dan Pemelihara (rabb) segala sesuatu. Allah menyediakan kehidupan dan segala kebutuhan bagi makhluk ciptaan Nya. Allah juga telah berjanji untuk memberi makan dan memelihara semua makhluk Nya, termasuk manusia. Allah pula yang akan mengembangkan atau menyempitkan rizki (rizq, sustenance) seseorang;
  • 24. 24 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) “- QS Hud (11): 6
  • 25. 25 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (2) Allah adalah pemilik sejati (real owner) dari segala sesuatu. Langit dan bumi dan segala sesuatu di alam ini, adalah milik Allah. Tuhan adalah pemilik sebenarnya atau pemilik sejati dari segala sesuatu, meskipun Dia telah memberikan beberapa hak kepada manusia untuk menggunakan barang atau benda yang diperlukan manusia untuk eksistensi atau keberadaannya di dunia. Akan tetapi, hak-hak yang diberikan kepada manusia adalah sangat terbatas dan manusia sesungguhnya merupakan pihak yang dipercaya (amanah, trustee) dan yang memperoleh manfaat (beneficiary)
  • 26. 26 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “Kepunyaan Allahlah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” –QS Ali Imran (3): 109
  • 27. 27 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (3) Alam seluruhnya diciptakan untuk manusia. Tuhan telah menciptakan segala sesuatu di alam semesta; dan benda ciptaan Allah itu dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan, keperluan, kemanfaatan dan kenyamanan hidup manusia. Binatang, tumbuh- tumbuhan, logam, air, api, tanah, sungai, gunung, laut, dan bahkan matahari, bulan, bintang, siang dan malam semuanya diciptakan Allah untuk digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.
  • 28. 28 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan- Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu“- QS Al- Baqarah (2): 29
  • 29. 29 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (4) Berpedoman kepada ketentuan halal dan haram. Islam telah memperkenalkan konsep halal dan haram dalam sistem ekonomi yang seperti diutarakan sebelumnya sistem ekonomi Islam memang didasarkan kepada konsepsi halal dan haram. Konsep ini jelas terlihat misalnya dalam bidang produksi dan konsumsi. Beberapa cara mencari kehidupan dan mendapatkan harta kekayaan telah dinyatakan haram hukumnya seperti bunga (interest), penyuapan (bribery), perjudian (gambling) serta kegiatan yang bersifat untung- untungan, spekulasi, mengurangi takaran dan timbangan
  • 30. 30 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”- QS Al- Baqarah (2): 168
  • 31. 31 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (5) Peran sentral zakat, infaq dan sedekah. Sistem ekonomi Islam telah memperkenalkan sistem kontribusi baik yang wajib (zakat harta, pendapatan; zakat fitrah) maupun yang sunat (infak, sedekah) yaitu pengeluaran di jalan Allah. Sumbangan dan sedekah dalam Quran disebut juga sebagai pinjaman yang baik (goodly loan, qardhul hasan) kepada Allah dan Allah sendiri yang akan membalasnya secara berlipat ganda, termasuk balasan di akhirat nanti. Islam juga telah menyatakan bahwa fakir miskin mempunyai hak atas harta orang kaya dan orang yang kaya wajib menyantuni orang miskin
  • 32. 32 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM Perputaran harta melalui saluran yang produktif dijamin dengan jalan meningkatkan daya beli (purchasing power) dari orang miskin Konsentrasi kekayaan dapat dicegah dan kesenjangan antara yang kaya dan miskin terjembatani. Kewajiban zakat antara lain tercantum dalam Al-Qur’an sebagai berikut: ”Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku”- QS Al- Baqarah (2):
  • 33. 33 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (6) Ekonomi bebas riba atau bunga (interest-free economy). Bunga, yang merupakan fondasi dari sistem ekonom kapitalis dan yang bahkan tidak ditolak dan dihapuskan dalam sistem ekonomi sosialis, sepenuhnya dilarang dalam Islam. Pemungutan dan pengenaan bunga merupakan dosa besar dan para periba dan pembunga usang sudah diberikan pemberitahuan dan pernyataan perang dari Allah dan Rasul-Nya.
  • 34. 34 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM Ayat-ayat Al-Qur’an berkaitan dengan riba, berdasarkan urutan turunnya ayat adalah sebagai berikut: “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”- QS Ar-Rum (30): 39
  • 35. 35 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”- QS Ali Imran (3): 130
  • 36. 36 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih” – An Nisa (4): 161
  • 38. 38 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” – QS Al Baqarah (2): 275
  • 39. 39 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ”Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa”- QS Al Baqarah (2): 276 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman” – QS Al Baqarah (2): 278
  • 40. 40 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” – QS Al Baqarah (2): 279
  • 41. 41 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM Dari urutan turunnya ayat-ayat di atas tampak bahwa Islam melarang praktek riba secara bertahap (gradual). Yang lebih dahulu diturunkan yaitu surat Ar Rum (30): 39 membandingkan riba dengan zakat; dengan menyatakan bahwa riba tidak menambah kekayaan seseorang, tetapi menguranginya; sedangkan zakat meningkatkan kekayaan berlipat ganda. Selanjutnya dalam surat Ali Imran (3): 130 orang beriman diminta untuk tidak memungut riba secara berlipat ganda. Kemudian dalam surat An Nisa (4): 161 Muslim diperingatkan untuk mematuhi perintah Al-Qur’an mengenai larangan riba dan jika tidak, akan menerima nasib seperti orang Yahudi dan menerima azab yang pedih.
  • 42. 42 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM Terakhir, turunlah ayat-ayat yang sangat terkenal dalam surat Al Baqarah (2): 275, 276, 278 dan 279 yang akhirnya melarang riba. Ayat-ayat tersebut membedakan antara perdagangan (trade, bai) dengan bunga (usury, interest, riba); merendahkan dan mengutuk riba dan periba; mengangkat dan memuji manfaat dan kegunaan sedekah; secara mutlak melarang pemungutan riba dan menyuruh orang beriman untuk meninggalkan riba dan hanya meminta pokok pinjaman saja. Akhirnya, ayat tersebut mengingatkan orang beriman akan pernyataan perang dari Allah dan RasulNya jika mereka melanggar larangan tersebut dan kembali memungut riba.
  • 43. 43 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM Fatwa dan pandangan bahwa bunga = riba (nasiah) sehingga haram kukumnya, disampaikan a.l. oleh: (1) Sidang Organisasi Konferensi Islam (OKI), Karachi, 1970; (2) Muktamar Islam II, Lembaga Riset Al-Azhar, Cairo, 1965; (3) Muktamar II, Lembaga Fikih Islam, OKI, Jeddah, 1985; (4) Sidang Lembaga Fikih Islam, Rabithah Alam Islami, Mekkah, 1406H; (5) Muktamar Bank Islam II, Kuwait, 1983;
  • 44. 44 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM Fatwa dan pandangan bahwa bunga hakekatnya sama dengan riba nasiah dan haram kukumnya, disampaikan a.l. oleh: (6) Komisi Fatwa Al-Azhar, Cairo, 1988; (7) Mufti Mesir, Cairo, 1989; (8) Dr. Yusuf Qardhawi; dan (9) Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, 2003; (10) Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Juni 2006.
  • 45. 45 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (7) Larangan penumpukan harta kekayaan (hoarding) Penumpukan harta kekayaan secara jelas dan tegas dikecam dan dilarang oleh Islam, dan mereka yang menimbun harta dan tidak membelanjakannya secara baik di jalan Allah, diancam dengan azab yang mengerikan. Penumpukan harta merupakan perbuatan jahat karena telah menghalangi aliran harta yang diberikan Allah dari yang kaya kepada yang miskin yang sangat memerlukannya. Oleh karena itu, Islam melarang penumpukan harta dan mendorong sirkulasi harta di antara berbagai golongan masyarakat
  • 46. 46 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” –QS Ali Imran (3): 180
  • 47. 47 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (8) Ekonomi jalan tengah (moderation). Islam menganut kebijakan jalan tengah dan tidak menyenangi sikap berlebihan atau ekstrim. Perhatikan ayat berikut ”Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk- buruk suara ialah suara keledai”- QS
  • 48. 48 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (9) Tidak monastisis dan tidak materialis. Sejalan dan lebih spesifik dari karakteristik kedelapan, Islam mengecam sikap monastisis (membenci, menjauhi dunia dan harta) sebagaimana halnya juga mengecam materalis (mencintai dunia dan harta) dan menganjurkan pengikutnya untuk menganut jalan tengah dari kedua sikap hidup ekstrim itu. Sikap monastisis memberikan semua perhatian terhadap aspek moral dan spiritual serta mengabaikan sepenuhnya aspek materi atau kebendaan. Sikap ini memandang semua aktivitas ekonomi sebagai hal yang tidak baik dan perjuangan ekonomi sebagai dosa
  • 49. 49 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”
  • 50. 50 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ” Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami; mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan”- QS Al-Baqarah (2): 200
  • 51. 51 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM (10) Pemerataan, bukan persamaan (equity not equality). Islam menegakkan prinsip pemerataan (equity), kewajaran (fairness) dan keadilan (justice) dalam produksi dan distribusi kekayaan serta dalam hal kepemilikan benda dan hal-hal yang diperlukan untuk kehidupan. Islam mengakui bahwa, di antara manusia tidak terdapat persamaan (equality) baik yang menyangkut kemampuan, benda ekonomi maupun kepemilikan terhadap harta. Islam tidak menganggap ketidaksamaan ini sebagai hukuman atau ganjaran, dan tidak berusaha untuk menghapuskannya, karena tidak ada dua individu yang dikarunia kemampuan mental dan fisik yang 100% sama.
  • 52. 52 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”- QS An-Nisa (4): 32
  • 53. 53 KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM ”Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa- penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”- QS An- An’am (6): 165
  • 54. 54 TUJUAN EKONOMI ISLAM (1) Mencapai sukses atau falah (kebahagiaan, kemenangan) manusia di dunia & di akhirat, sebagaimana firman Allah: “ Dan di antara mereka ada orang yang berdo`a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” –QS Al-Baqarah (2): 201
  • 55. 55 TUJUAN EKONOMI ISLAM Konsep falah atau sukses dalam Islam sangat komprehensif dan luas, karena mencakup aspek spiritual, moral dan kesejahteraan sosial ekonomi dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Di tingkat mikro, falah adalah situasi dimana individu memperoleh kebutuhan pokok secara cukup; menikmati kemerdekaan serta kesenangan yang diperlukan untuk bekerja bagi pengembangan spiritual dan materialnya. Sementara di tingkat makro, falah berarti pembangunan masyarakat yang egaliter dan bahagia dengan lingkungan yang bersih serta kebebasan dan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk memperoleh kemajuan dalam persoalan-persoalan sosial keagamaan
  • 56. 56 TUJUAN EKONOMI ISLAM Perhatikan pula firman Allah di bawah ini:
  • 57. 57 TUJUAN EKONOMI ISLAM ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguh- nya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” - QS Al-Qassas (28): 77
  • 58. 58 TUJUAN EKONOMI ISLAM (2) Mengupayakan agar distribusi sumber-sumber ekonomi, kekayaan dan pendapatan wajar dan merata (fair and equitable distribution of wealth). Islam melarang konsentrasi harta dan kekayaan di tangan beberapa orang/kelompok saja; dan mendorong sirkulasinya di antara anggota masyarakat. Perhatikan firman Allah berikut:
  • 60. 60 TUJUAN EKONOMI ISLAM ”Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”- QS Al-Hasyr (59): 7
  • 61. 61 TUJUAN EKONOMI ISLAM (3) Memenuhi kebutuhan pokok (provision of basic needs) seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal kepada semua anggota masyarakat. Nabi besar, Muhammad saw telah secara indah menjelaskan tentang kebutuhan pokok ini dalam hadis beliau yang berbunyi: ”The son of Adam has no better right than that he would have a house wherein he may live, and a piece of cloth whereby he may hide his nakedness, and a piece of bread and some water” (Tirmizi).
  • 62. 62 TUJUAN EKONOMI ISLAM (4) Membangun dan mengembangkan keadilan sosial (social justice) bagi seluruh anggota masyarakat, sebagaimana firman Allah: “Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya” – QS Fussilat (41): 10 Allah juga telah menyediakan di bumi ini segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk keperluan hidupnya.
  • 63. 63 TUJUAN EKONOMI ISLAM (5) Membangun dan mengembangkan persaudaraan (brotherhood) dan persatuan (unity) di antara sesama Muslim, sebagaimana firman Nya
  • 64. 64 TUJUAN EKONOMI ISLAM “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”- QS Al- Baqarah (2): 177
  • 65. 65 TUJUAN EKONOMI ISLAM (6) Pengembangan moral dan material (moral and material development) dalam masyarakat Islam. Pencapaian tujuan ini dilakukan melalui sistem perpajakan dan manajemen fiskal, khususnya melalui zakat. Zakat mencegah penumpukan dan mendorong sirkulasi harta kekayaan. Orang-orang yang menimbun harta mengetahui jika mereka terus melakukannya, hal itu akan ‘termakan’ oleh zakat; o.k.i, mereka tidak akan membiarkan harta tsb menganggur, tetapi akan berusaha menggerakkannya, misalnya melalui investasi.
  • 66. 66 TUJUAN EKONOMI ISLAM (7) Mencegah penumpukan harta pada seseorang atau segelintir orang dan mengupakan serta menjaga agar harta kekayaan selalu berputar (circulation of wealth). Mengenai penumpukan harta Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
  • 67. 67 TUJUAN EKONOMI ISLAM “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”- QS At-Taubah (9): 34
  • 68. 68 TUJUAN EKONOMI ISLAM “Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".-QS At-Taubah (9): 35
  • 69. 69 IV. TUJUAN EKONOMI ISLAM (8) Penghapusan eksploitasi (eradication of exploitation) manusia atas manusia lainnya. Untuk mencapai tujuan ini, Islam telah mengambil banyak langkah yang efektif. Salah satu yang terpenting di antaranya adalah penghapusan bunga atau riba yang mungkin merupakan instrumen eksploitasi manusia yang paling buruk. Qur’an menyebutnya riba dan menyatakannya sebagai tindakan kriminal yang sangat jahat sehingga pelakunya dipandang melawan dan menyatakan perang terhadap Allah dan Rasul-Nya
  • 70. 70 IV. TUJUAN EKONOMI ISLAM “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman” (278) “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya” (279)
  • 71. 71 TUJUAN EKONOMI ISLAM “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”- QS A-Baqarah (2): 278-279
  • 72. 72 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM (1) Prinsip halal (lawful) dan haram (unlawful) yang ditentukan oleh Allah. Sistem ekonomi Islam membuat perbedaan yang tegas antara yang diizinkan atau halal dan yang dilarang atau haram. Penentuan hal dan haram ini sepenuhnya merupakan hak prerogatif Allah. Allah telah membuat batas atau demarkasi mengenai hal-hal yang halal dan haram dalam bidang ekonomi yang telah memungkinkan manusia untuk menikmati makanan dan hal-hal lainnya yang halal dan menghindari hal-hal yang haram
  • 73. 73 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. – QS Al Maidah (5): 87-88
  • 74. 74 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM (2) Prinsip kegunaan atau kemanfaatan (use or utility). Dalam batas-batas halal dan haram yang ditetapkan Allah serta dengan memperhatikan prinsip jalan tengah (kesederhanaan, modera-tion) dan kehati-hatian (prudence), manusia diberi kebebasan dan kesempatan untuk menikmati sepenuhnya alam dan rizki yang dilimpahkan dan diberikan Allah kepadanya
  • 75. 75 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”- Al-Baqarah (2): 168 ”Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni`mat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”- QS An-Nahl (16): 114
  • 76. 76 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM (3) Prinsip kesederhanaan (modesty, moderate). Islam secara jelas dan tegas menganjurkan dan menyuruh penganut- nya untuk menempuh jalan tengah dan tidak melakukan atau menempuh langkah- langkah yang ekstrim. Bahkan, ummat Islam dalam Al-Qur’an disebut sebagai ummat pertengahan yang adil (ummatan wasathan)
  • 77. 77 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM ”Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”.- Al-Baqarah (2): 143. Perhatikan pula: ”Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”-QS Al- Furqan (25): 67
  • 78. 78 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM Tidak boleh berlebih-lebihan, berfoya-foya, dsb: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”- QS-Al- A’raf (7): 31
  • 79. 79 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM (4) Prinsip kemerdekaan ekonomi (economic freedom). Setiap orang bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya di dunia. Dia akan diberi ganjaran atau pahala atas pebuatan baik dan akan diberikan hukuman atau siksaan atas perbuatan jahat. Pertang-gungan jawab atau akuntabilitas ini tentulah harus sejalan dan seimbang dengan kebebasan atau kemerdekaan yang diberikan kepadanya untuk melakukan sesuatu secara independen. Oleh karena itu, Islam menghormati dan memberikan penghargaan yang tinggi bagi kebebasan seseorang untuk memilih dan melakukan perbuatan dalam setiap aspek kehidupan: sosial, politik, ekonomi, agama, moral dsb.
  • 80. 80 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM Prinsip kemerdekaan ekonomi dalam Islam mengandung arti bahwa setiap individu telah diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk mencari kekayaan, memiliki, menikmati, dan membelanjakannya seperti yang diinginkannya. Hal itu juga berarti adanya kebebasan untuk menjalankan profesi, bisnis atau keahlian untuk memperoleh peng- hasilan. Akan tetapi, Islam tidak mengizinkan kebebasan tak terbatas di bidang ekonomi.Di bidang produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi, hanya cara-cara yang Halal (lawful) yang diizinkan.
  • 81. 81 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM (5) Prinsip keadilan (justice). Prinsip keadilan Islam berlaku dalam setiap aspek kehidupan manusia, hukum, sosial atau ekonomi. Sistem ekonomi Islam, dalam kenyataannya didasarkan kepada prinsip keadilan yang mengatur semua aspek dasar ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi dan pertukaran atau perdagangan. Dalam kaitannya dengan produksi, misalnya, prinsip keadilan Islam menjamin tak seorangpun yang diekploitasi oleh pihak lain dan tak seorangpun memperoleh kekayaan dengan cara-cara yang tidak adil, tidak fair, melawan hukum (haram), penipuan dan lain-lain
  • 82. 82 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM Salah satu kontribusi terbesar Islam terhadap kemanusiaan adalah bahwa Islam menjamin distribusi kekayaan yang adil dan merata di antara penduduk. Keadilan dalam distribusi, yang disebut dengan berbagai nama seperti keadilan ekonomi atau keadilan sosial atau keadilan distributif, menghendaki agar, di satu pihak, sumber-sumber ekonomi dan kekayaan harus didistribusikan di antara anggota masyarakat sehingga kesenjangan antara yang kaya dan miskin dapat dikurangi dan, di lain pihak, setiap orang dapat dipenuhi kebutuhan pokoknya.
  • 83. 83 PRINSIP DASAR EKONOMI ISLAM Islam melarang memiliki kekayaan melalui cara- cara yang wajar dan adil. Islam mengakui hak setiap individu untuk mencari nafkah, memiliki harta, memiliki kekayaan dan untuk mencari kehidupan yang layak. Akan tetapi Islam tidak membenarkan seseorang untuk menumpuk kekayaan melalui penyuapan, korupsi, penggelapan, pencurian, perampokan, narkotik, eksploitasi, perjudian, bunga, manipulasi, penimbunan, pasar gelap, pelacuran, praktek bisnis yang tak benar, profesi yang tak bermoral serta cara-cara tak adil lainnya.
  • 84. 84 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO DI BIDANG KONSUMSI, a.l.: Mengkonsumsi barang yang halal dan baik; Pemenuhan kebutuhan hidup manusia termasuk tingkat-tingkat kebutuhan; Hidup sederhana, cukup: tidak berlebihan (mewah, luxuries); tidak pula pelit (‘less than due’, miserliness); dan Standar kehidupan (standard of living) dengan mengutamakan kearifan individu dalam hidup bermasyarakat.
  • 85. 85 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO DI BIDANG PRODUKSI, a.l. menyangkut larangan dalam bidang produksi, seperti: Riba atau pembungaan uang; Penyuapan (bribery); Memakan harta anak yatim; Memproduksi minuman keras dan narkotik; Perjudian (gambling; maisir) dan perbuatan untung-untungan; Pencurian dan perampokan; Penimbunan barang dan harta (hoarding),
  • 86. 86 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO Larangan dalam produksi (lanjutan) Penipuan (fraud, deception, misrepresentation), sumpah palsu (false oath) dan penggelapan (embezzlement); Mencurangi takaran & timbangan termasuk mark-up; Pasar gelap (black market), Pelacuran termasuk pornografi dan pornoaksi; Meminta-minta (begging); Praktek-praktek tak sehat lainnya termasuk melakukan hal-hal yang dapat menjauhkan diri dari mengingat Allah dan mengerjakan perintah Nya.
  • 87. 87 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO Berkaitan dengan TENAGA KERJA (labour) sebagai faktor produksi, a.l.: Pentingnya tenaga kerja sebagai faktor produksi, bahkan yang terpenting; Harkat dan martabat tenaga kerja; Penetapan gaji dan upah; dan Hak-hak dan kewajiban tenaga kerja.
  • 88. 88 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO BERKAITAN DENGAN TANAH (land, natural resources), sbg faktor produksi, a.l.: Pentingnya tanah sebagai faktor produksi; Kepemilikan individu atas tanah Perolehan hak atas tanah; Penyewaan tanah (bagi hasil) atau sewa tunai (cash tenancy); Kepemilikan tanah oleh publik atau negara; dan Larangan feodalisme (jagirdari).
  • 89. 89 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO MENYANGKUT KAPITAL (capital) diantaranya Pentingnya kapital sebagai faktor produksi; Pembentukan kapital; dan Imbalan (reward) atas kapital. MENYANGKUT PERUSAHAAN (enterprise), a.l: Pentingnya peranan perusahaan dan pengusaha (entrepreneur); Bentuk-bentuk organisasi perusahaan; Perjanjian bagi hasil (mudharabah); dan Perjanjian penyertaan modal (musyarakah).
  • 90. 90 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO DI BIDANG PERTUKARAN (exchange), a.l. Pertukaran barang dengan barang atau barang dengan uang; Perdagangan; Kontrak penjualan (sales contract); Sumpah dalam perdagangan; Penjualan forward (forward sales); Transaksi spekulatif (speculative transactions); Ukuran dan timbangan (measuring and weighing); larangan penguasaan pasar (monopoli, monopsoni); pengendalian harga (price control)
  • 91. 91 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR RIIL/MIKRO DI BIDANG DISTRIBUSI KEKAYAAN (distribution of wealth), a.l.: Zakat termasuk zakat fitrah; infak dan sedekah; Waris (law of inheritance); Wasiat (will); Wakaf; Denda dan tebusan (fidyah, dam); Memberi makan orang miskin; Pinjaman kepada Allah; Larangan menumpuk kekayaan.
  • 92. 92 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR KEUANGAN/MAKRO DI BIDANG MONETER DAN KEUANGAN a.l.: menyangkut: Fungsi dan jenis uang; Pinjaman; Hak dan kewajiban debitur; Hak dan kewajiban kreditur; Pembiayaan (financing); Pendanaan (funding); Kelembagaan seperti bank dan lembaga keuangan lainnya; Instrumen-instrumen keuangan (financial instruments) dan Larangan terhadap riba atau bunga.
  • 93. 93 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR KEUANGAN/MAKRO DI BIDANG KEUANGAN NEGARA menyangkut dua hal: A. Mengenai sumber-sumber penerimaan negara seperti: (1) Az-Zakat; (2) Al-Ushr; (3) Al-Khums; (4) Al-Jizyah; (5) Al-Fai; (6) Al-Kharaj; (7) pajak dan sumber-sumber penerimaan negara lainnya.
  • 94. 94 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR KEUANGAN/MAKRO B. Mengenai pengeluaran negara menyangkut beberapa hal seperti: (1) jenis-jenis anggaran; (2) sistem anggaran; (3) penggolongan atau klasifikasi pengeluaran; (4) prinsip-prinsip pengeluaran; (5) baitul- mal; dan (6) sistem jaminan sosial.
  • 95. 95 PRINSIP MENYANGKUT SEKTOR KEUANGAN/MAKRO DI BIDANG KEADILAN & KESEJAHTERAAN SOSIAL, diantaranya mengenai: (1) konsepsi Islam mengenai keadilan sosial; (2) fondasi keadilan sosial; (3) elemen keadilan sosial; (4) konsepsi Islam mengenai negara kesejahteraan; (5) fungsi-fungsi negara kesejahteraan islami; (6) negara kesejahteraan di zaman Nabi dan Khulafaurrasyidin.
  • 96. 96 PERKONOMIAN INDONESIA SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA Konstitusi  Welfare State Mukadimah UUD 1945 “…mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur ” (para 2) “Kemudian dari pada itu … dan untuk memajukan kesejahteraan umum, ….dan keadilan sosial …“ (para 3)
  • 97. 97 PERKONOMIAN INDONESIA Pasal 33 ayat (1), (2) & (3) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan; Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara; Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
  • 98. 98 PERKONOMIAN INDONESIA Pasal 34 ayat (1) & (2) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
  • 99. 99 PEREKONOMIAN INDONESIA SEKILAS KRISIS EKONOMI 1997-98: VICIOUS CYCLE: Nilai tukar anjlok  inflasi meningkat suku bunga naik bank mengalami negative spread dan pertumbuhan ekonomi menurun  pengangguran meningkat keamanan terganggu dan masalah sosial bertambah kestabilan politik terganggu  kepastian hukum berkurang investasi dan confidence berkurang  nilai tukar tertekan dan seterusnya.
  • 100. 100 PEREKONOMIAN INDONESIA SEKILAS KRISIS EKONOMI 1997-98: Indonesia mengalami krisis yang terparah, terlama, terbesar biayanya) tercermin a.l. dari (1998): PDB (-13,2%); Inflasi (77%); Bunga deposito (60%); Nilai tukar (Rp.17.000/$) BLBI + Oblg rekap: Rp.650 Triliun Income per capita: $ 550 (1998)
  • 101. 101 PEREKONOMIAN INDONESIA PENYEBAB KRISIS EKONOMI a.l. Utang dan beban utang luar negeri yang besar; Kondisi perbankan dalam negeri yang lemah; High-cost economy, a.l. akibat KKN & birokrasi yang tidal efisien & melayani DAMPAK: selain terpuruknya ekonomi, Indonesia masuk ke dalam perangkap utang (LN+DN):  John Perkins: Economic Hit Man? UTANG MEMULAI UTANG MENGAKHIRI?!!?
  • 102. 102 PEREKONOMIAN INDONESIA PEMULIHAN EKONOMI  menciptakan VIRTUOUS CYCLE: Keamanan membaik; politik bersih dan demokratis  kepastian hukum terjamin investasi dan confidence meningkat nilai tukar menguat & stabil  inflasi menurun  suku bunga menurun  bank posistive spread  sektor riil dan pertumbuhan ekonomi meningkat  pengangguran berkurang  kemiskinan berkurang ..> keamanan membaik, dan seterusnya. (belum berhasil)
  • 103. 103 PEREKONOMIAN INDONESIA BEBAN UTANG DALAM DAN LUAR NEGERI MASIH BERAT: Pembayaran bunga dan cicilan utang Rp. 140,2 triliun, terdiri dari pembayaran bunga utang dalam dan luar negeri sebesar Rp.76,6 triliun dan pembayaran pokok utang luar negeri sebesar Rp.63,6 triliun. Penarikan utang dalam dalam dan luar negeri dalam tahun 2006 sebesar Rp. 60 triliun terdiri dari penarikan utang dalam negeri neto (surat berharga) sebesar Rp.24,9 triliun dan penarikan (disbursement) utang luar negeri sebesar Rp.35,1 triliun (APBN 2006)
  • 104. 104 PEREKONOMIAN INDONESIA Posisi utang luar negeri Indonesia per akhir tahun 2005 tercatat sebesar 133,5 miliar dolar AS sedikit menurun dibandingkan dengan 135,2 miliar dolar AS pada akhir tahun 2002. Penurunan ini berkaitan dengan penurunan utang luar negeri swasta dari 56,7 miliar dolar AS menjadi 53,9 miliar dolar AS; di pihak lain utang luar negeri pemerintah meningkat dari 78,5 miliar dolar AS menjadi 79,6 miliar dolar AS KONSEKUENSI EKONOMI RIBAWI !!??
  • 105. 105 PEREKONOMIAN INDONESIA BGM MENCAPAI SASARAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) a.l.: Penduduk miskin turun dari 16,6% (2004) menjadi 8,2% (2009); Pengangguran turun dari 9,7% (2004) menjadi 5,1% (2009); Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6% per tahun
  • 106. 106 PEREKONOMIAN INDONESIA PENGANGGURAN (2005) Jumlah orang yang menganggur 11,6 juta atau 10,84%, naik dari 9,86 % tahun 2004; target 2009: 5,1%; Jumlah orang yang ½ menganggur sekitar 30 juta; Total: 41,6 juta
  • 107. 107 PEREKONOMIAN INDONESIA KEMISKINAN (2005) Jumlah orang miskin 35,1 juta; Jumlah orang hampir miskin: 26,2 juta; Total: 61,3 juta
  • 108. 108 PEREKONOMIAN INDONESIA STABILITAS EKONOMI MASIH RENTAN GEJOLAK: Kenaikan harga minyak bumi dunia (2005) menyebabkan gejolak di dalam negeri:  1a) subsidi BBM naik  harga BBM naik >100%  inflasi naik (cost push)  suku bunga naik: 1b) Impor minyak bumi/BBM naik  permintaan devisa naik  nilai tukar rupiah melemah  inflasi naik (imported); suku bunga naik:
  • 109. 109 PEREKONOMIAN INDONESIA Selanjutnya, kenaikan harga minyak bumi dunia juga menyebabkan: 2) pert. kredit menurun  kegiatan ekonomi & invetasi melambat  pert ekon menurun pengangguran dan kemiskinan meningkat [Inflasi 17,1% (6-7%); nilai tukar: Rp.10.300 (Rp.8.500); SBI: 14,5% (8%); PDB: 5,6% (6%)]
  • 110. 110 PEREKONOMIAN INDONESIA PERTUMBUHAN EKONOMI (2005) BELUM MAMPU MENYERAP TENAGA KERJA: LEBIH RENDAH DARI TARGET PERTUMBUHAN INVESTASI MELAMBAT; PERTUMBUHAN SEKTOR PERTANIAN DAN SEKTOR INDUSTRI MELAMBAT; PERTUMBUHAN MASIH DITOPANG KONSUMSI; POTENSI USAHA KECIL BELUM MENDAPAT PERHATIAN YANG MEMADAI
  • 111. 111 PEREKONOMIAN INDONESIA IKLIM BISNIS DAN INVESTASI MASIH BELUM MEMBAIK: KEPASTIAN HUKUM DAN KEBIJAKAN; KEAMANAN DAN KETENAGAKERJAAN; INFRASTRUKTUR (LISTRIK, JALAN, PELABUHAN); OVERHEAD COST: BIROKRASI, KKN, DLL; PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA MASIH RENDAH; DAYA SAING EKONOMI MASIH RENDAH.
  • 112. 112 PENUTUP Agama Islam adalah agama yang sempurna yang memberikan tuntunan dan pedoman bagi setiap perbuatan manusia termasuk perbuatan ekonomi. Dengan demikian, setiap pelaku ekonomi---rumah tangga keluarga, perusahaan ataupun pemerintah---, dalam melakukan perbuatan ekonomi, mikro, makro dan sektoral, haruslah selalu berpedoman kepada ajaran Islam. Meskipun penting & strategis perbankan syariah hanyalah salah satu aspek saja dari ekonomi syariah
  • 113. 113 PENUTUP Upaya untuk membangun dan mengem- bangkan ekonomi berdasarkan ajaran Islam (ekonomi syariah) di Indonesia merupakan hal yang mulia dan kewajiban kita semua, meskipun disadari hal itu tidak mudah dan merupakan ‘jalan mendaki’.
  • 114. 114 PENUTUP Dari sisi konstitusi (UUD 1945), meskipun tidak eksplisit menyebutkan nilai Islam, terdapat sejumlah rumusan yang mengacu atau paling tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam; seperti yang tercermin dari rumusan di Mukadimah, Pasal 33 dan Pasal 34. Namun demikian, masih perlu diusahakan agar nilai-nilai Islam lebih banyak mewarnai regulasi dan—terutama sekali– implementasi dan perbuatan ekonomi sehari-hari
  • 115. 115 PENUTUP Dalam konteks Indonesia dewasa ini, pengembangan ekonomi syariah dengan pendekatan yang top down kelihatannya masih sangat sulit untuk diterapkan, oleh karena itu, pendekatan yang bottom up perlu diperkuat, khususnya, melalui advokasi yang kuat dan terarah dari ummat Islam termasuk organisasi- organisasi keagamaan.
  • 116. 116 PENUTUP Terdapat indikasi yang sangat kuat bahwa krisis ekonomi yang dialami Indonesia dan sulitnya Indonesia keluar dari krisis tsb., diakibatkan oleh ditinggalkannya nilai-nilai Islam baik dalam kebijakan dan terutama sekali dalam praktek perbuatan ekonomi sehari-hari.
  • 117. 117 PENUTUP Fatwa MUI & Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah mengenai bunga diharapkan dapat menjadi momentum bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di sektor perbankan. Untuk menjaga momentum tersebut diperlukan kesamaan visi dan persepsi di jajaran tokoh-tokoh ummat Islam, pejabat negara, para ahli dan pelaku ekonomi untuk selanjutnya dikomunikasikan secara luas kepada masyarakat, khususnya ummat Islam.
  • 118. 118 PENUTUP Sesuai dengan kemampuan masing-masing, kita ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di bidang keuangan dan perbankan. Semoga Allah memberikan petunjuk, rahmat serta ridhaNya kepada kita semua. Amin, ya rabbal ‘alamin.
  • 119. 119 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH Jaringan Kantor Bank Syariah 2001 2002 2003 2004 2005 BUS/UUS 101 146 253 355 462 • KP 5 8 10 18 22 • KPO/KC 48 68 116 148 189 • KCP 5 11 26 58 105 • UPS/KK 43 59 101 131 142 BPRS 81 83 84 88 92 JUMLAH 182 229 337 443 554
  • 120. 120 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH (Rp.T) 2003 2004 2005 Total Aset : 7,8 15,3 20,9 Dana Pihak Ketiga : 5,7 11,7 15,6 Pembiayaan : 5,5 11,5 15,2 2003-2004: aset, DPK dan pembiayaan, masing- masing meningkat 96, 105 dan 109% 2004-2005: aset, DPK dan pembiayaan, masing- masing meningkat 37, 33 dan 32%
  • 121. 121 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH Meskipun jaringan kantor berkembang pesat, pertumbuhan perbankan syariah dalam tahun 2005 (32-37%) ternyata jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2004 (96-109%) dan bahkan lebih rendah dari rata-rata periode 2000-2003 (62-79%).Selain kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan (a.l. suku bunga tinggi), hal ini tampaknya juga berkaitan dengan berkurangnyanya momentum pertumbuhan perbankan syariah pasca Fatwa MUI 2003, yang belum diikuti dengan langkah-langkah mendukung yang memadai oleh pihak-pihak terkait.
  • 122. 122 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH Dampak fatwa MUI 2003 dapat dilihat antara lain dari: Pertumbuhan aset yang naik dari 64,3% per tahun antara tahun 2000-2003 menjadi 96,2% dalam tahun 2004 Pertumbuhan DPK yang naik dari 79,2% per tahun antara tahun 2000-2003 menjadi 105,3% dalam tahun 2004 Pertumbuhan Pembiayaan yang naik dari 61,7% per tahun antara tahun 2000-2003 menjadi 109,1% dalam tahun 2004
  • 123. 123 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH Peningkatan kegiatan perbankan selama tahun 2004 atau satu tahun setelah fatwa, berkisar antara 96% (aset), 105% (DPK) dan 109% (pembiayaan) dibandingkan dengan rata-rata sekitar 61%-79% per tahun dalam kurun waktu 2000-2003. Secara umum, fatwa MUI 2003 meningkatkan kegiatan perbankan syariah tahun 2004 sekitar 30-35 angka prosentase di atas trend pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya
  • 124. 124 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH BANK SYARIAH/TOTAL PERBANKAN (2005) SYARIAH TOTAL PANGSA ASET 20,9 1469,8 1,42% DPK 15,6 1127,9 1,38% PEMB. 15,3 695,7 2,20% LDR 98,1%61,7% - NPF/NPL 2,8% 7,6% -
  • 125. 125 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH MODAL, CADANGAN, LABA (TRIL RP) 2003 2004 2005 Modal Disetor : 600 700 1100 Cadangan : 34 83 162 Laba Berjalan : 43 158 239
  • 126. 126 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH DANA PIHAK KETIGA (DPK) Tr.Rp % Deposito Mudharabah : 9,2 58,8 Tabungan Mudharabah : 4,4 28,1 Giro Wadiah : 2,0 13,1 TOTAL :15,6 100,0
  • 127. 127 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PEMBIAYAAN Tr.Rp % Pembiayaan Murabahah : 9,5 62,3 Pembiayaan Mudharabah : 3,1 20,5 Pembiayaan Musharakah : 1,9 12,5 Pembiayaan Lainnya : 0,7 4,7 TOTAL :15,2 100,0
  • 128. 128 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH KOLEKTIBILITAS PEMBIAYAAN Tr.Rp % Lancar 14,0 92,1 Dalam Perh Khusus 0,8 5,1 Kurang Lancar 0,2 1,3 Diragukan 0,1 0,5 Macet 0,2 1,0 TOTAL 15,3 100,0
  • 129. 129 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PELUANG Pasar untuk perbankan syariah masih terbuka lebar. Dibandingkan dengan total perbankan pangsa perbankan syariah masih sangat kecil; masih jauh dari kejenuhan: Aset, baru mencapai: 1,42% (Target BI 2005: 1,85%. Mal 2004: 10,9%=RM 94,6B) DPK, baru mencapai: 1,38% (11,2%) Pembiayaan, baru mencapai: 2,20% (11,3%)
  • 130. 130 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PELUANG Perbankan syariah, sudah lebih dikenal di masyarakat; berkaitan dengan: Peningkatan jaringan kantor; Perkembangan instrumen dan produk syariah Peningkatan kegiatan pemberitaan, pelatihan, lokakarya; seminar; dan kegiatan promosi dan sosialisasi lainnya
  • 131. 131 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PELUANG Antusiasme masyarakat untuk menggunakan prinsip syariah dalam ekonomi mulai tumbuh sejalan dengan mulai meningkatnya kajian, kegiatan sosialisasi dan advokasi ekonomi Islam atau ekonomi syariah: PT/UNIV MES PKES IAEI Pelaku ekonomi syariah
  • 132. 132 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PELUANG Fatwa Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah No.8 Tahun 2006, diharapkan dapat menjadi pemicu perkembangan perbankan syariah; Landasan konsepsional bagi perbankan syariah sudah akan lebih jelas: Sejak Desember 2003 keharaman bunga dinyatakan secara eksplisit; sebelumnya keharaman bunga bersifat implisit; RUU Perbankan Syariah, diharapkan disahkan tahun ini; RUU Haji: biaya penyelenggaraan haji seluruhnya melalui perbankan syariah
  • 133. 133 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PELUANG Landasan operasional perbankan syariah semakin jelas dan lengkap: Produk; kegiatan; pengawasan, dll. BUS  UUS  Office channeling (sejak 2006) Pemanfaatan modal asing, khususnya Timur Tengah, dalam memperkuat permodalan dan kegiatan bank syariah masih rendah
  • 134. 134 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH TANTANGAN Meskipun terdapat peningkatan,jaringan kantor, permodalan maupun sumber daya lainnya, termasuk sumber daya manusia (kompeten dan profesional) perbankan syariah umumnya masih relatif terbatas; perlu dikembangkan lebih lanjut. Sebagian UUS, misalnya, mengalami kendala seperti kurangnya komitmen top management, budget, recruitment, career path, etc. Inovasi dan pengembangan produk serta layanan perbankan syariah juga masih perlu ditingkatkan
  • 135. 135 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH TANTANGAN Meskipun sudah semakin meningkat, pemahaman masyarakat khususnya ummat Islam terhadap konsepsi dan praktek-praktek perbankan dan keuangan syariah, masih belum memadai dan perlu ditingkatkan. Dalam hubungan ini, diperlukan program komunikasi, sosialisasi dan advokasi yang terkoordinir dan bersinergi, khususnya antara:
  • 136. 136 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH Otoritas, termasuk BI, Pemerintah, DPR, misalnya dalam menyiapkan payung hukum. [Malaysia; IBA 1983, Takaful Act 1984, amendment Central Bank Act 1953 pada tahun 2003: Shariah Advisory Committee (SAC): a sole authoritative body on shariah matters pertaining to Islamic Banking] MUI, organisasi keagamaan dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya; Organisasi dan lembaga penelitian dan advokasi ekonomi syariah; Pelaku ekonomi syariah beserta stake-holders lainnya;
  • 137. 137 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH TANTANGAN Lemahnya koordinasi dan kurangnya sinergi terlihat, misalnya, dari tak adanya dukungan terbuka terhadap Fatwa MUI 2003 tentang haramnya bunga, oleh organisasi keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah. Beberapa tokoh NU dan Muhammadiyah (waktu itu), bahkan termasuk yang secara terbuka ‘menentang’, ‘menyesalkan’, ataupun menganggap fatwa tersebut ‘tidak perlu’ atau ‘tidak tepat waktunya’
  • 138. 138 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH TANTANGAN Sinkronisasi kebijakan dari pihak otoritas, juga perlu ditingkatkan, misalnya, yang berkaitan dengan ketentuan perpajakan untuk transaksi murabahah dan aspek legal lainnya Komunikasi/sosialisasi Koordinasi dan sinergi (umara, ulama, pakar (univ/PT/lembaga riset, pelaku bisnis, media masa & masy pada umumnya)
  • 139. 139 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PROSPEK & UPAYA Prospek perbankan syariah ke depan pada dasarnya akan sangat tergantung dari upaya pihak-pihak terkait untuk memanfaatkan dan menciptakan peluang dan pada saat yang bersamaan, mengatasi berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, prospek perbankan syariah Indonesia tentu akan dipengaruhi pula oleh perkembangan perekonomian Indonesia pada umumnya
  • 140. 140 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PROSPEK & UPAYA Perlu kesamaan persepsi dari pihak-pihak terkait: ulama, umara, pelaku bisnis, ahli Perlu upaya bersama yang sinergis: khususnya dlm sosialisasi & komunikasi Penguatan landasan hukum untuk implementasi ekonomi Islam; e.g. UU ttg perbankan, asuransi, pasar modal, dll. Pem & DPR Regulasi yang sejalan dengan prinsip syariah:  BI
  • 141. 141 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PROSPEK & UPAYA Perlu pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi dan potensi pasar perbankan syariah, termasuk segmentasi pasar berdasarkan minat dan motivasinya (emosional, rasional, etc) dan menyesuaikan strategi, kebijakan dan upaya komunikasi, sosialisasi dan promosi perbankan syariah berdasarkan kondisi yang ada.
  • 142. 142 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PROSPEK & UPAYA Perlu meperkuat permodalan bank syariah, termasuk bekerjasama dengan investor asing, khususnya Timur tengah; bisa dikaitkan dengan spin off UUS Perlu pengembangan produk berdasarkan penelitian yang mendalam atau research-based product development:  kerjasama bank syariah dengan Univ/PT, lembaga & ahli lainnya Perlu mengembangkan Sumber Daya Insani (SDI) yang highly competent with unquestionable integrity;  STAF: Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathanah.
  • 143. 143 LAMPIRAN: PERBANKAN SYARIAH PROSPEK & UPAYA Fatwa MUI perlu mendapatkan dukungan dari organisasi dan tokoh-tokoh agama Islam lainnya Fungsi DPS perlu diperkuat & dipertegas: eksternal (DSN/MUI) atau internal (Dir/Kom) Perlu bank BUMN syariah yang kuat dan luas jaringan kantornya: konversi, bank baru, atau spin off Perlu program nasional untuk mengkonversi bank/aktivitas perbankan konvensional menjadi bank/aktivitas perbankan syariah