1. 6
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi atau sering diartikan dengan dorongan semangat, menurut James O.
Whittaker memberikan pengertian secara umum mengenai penggunaan istilah
“Motivation” dibidang psikologi. Ia mengatakan bahwa motivasi adalah
kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kapada
makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan motivasi
tersebu t. (Martin Yamin : 2006 : 83). Thorndike yang terkenal dengan
pandangannya tentang belajar sebagai proses “trial and error”. Ia mengatakan
bahwa belajar dengan trial and error itu dimulai dengan adanya beberapa motif
yang mendorong keaktifan. Dengan demikian, untuk mengaktifkan anak
dalam belajar diperlukan motivasi.
B. Pengertian Prestasi Belajar
Berikut ini akan paparan definisi tentang prestsi menurut pendapat para ahli :
1. Menurut Kamus Umum W.J.S Poerwadarminta, prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
2. Philip Ricciardi (1996) menyatakan pula bahwa prestasi merupakan hasil
yang berhasil dicapai dengan kuantitas tertentu atau nilai kerja yang
dilakukan terhadap pelajaran atau hasil belajar. Menurut beliau juga,
prestasi merupakan suatu kebolehan untuk menghasilkan sesuatu yang
benar dengan cara yang benar dan dilakukan pada saat yang tepat dalam
suatu usaha yang bersesuaian.
2. 7
Kata belajar berasal dari kata dasar “ajar” yang mendapat awalan ber-
menjadi belajar, yang berarti “berusha supaya memperoleh kepandaian, ilmu
dan sebagainya.”Pengertian tentang belajar itu sangat kompleks, sehingga
banyak pengertian yang dapat diambil dari padanya. Akan tetapi belajar
mempunyai cirri–ciri kegiatan yang antara lain adalah: “Belajar merupakan
suatu perubahan yang terjadi melalui suatu pengalaman atau latihan.”
Jadi prestrasi belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada
diri manusia karena usaha untuk mencapai ke arah kehidupan atas
bimbingan tentang cita-citanya dan sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya
yang diperoleh dari hasil belajarnya di bangku sekolah. Baik itu yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
C. Pengertian Pendekatan Mastery Learning
Pendekatan yaitu suatu rangkaian tindakan yang terpola / terorganisir
berdasarkan prinsip tertentu (filosofis, psikhologis, didaktis, ekologis) yang
terarah secara sistematis pada tujuan yang hendak dicapai (Depdiknas,
2003). Mastery Learning (pembelajaran tuntas) pada dasarnya merupakan
pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik pada tempat
yang semestinya ia dapatkan. Mereka datang ke sekolah mempunyai niat
dan tujuan, yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya sesuai
dengan perkembangan yang dimiliki. Maka guru harus menyadari
keberadaannya, sehingga guru dalam pembelajarannnya harus
menyamaratakan hak mereka supaya mereka tidak kecewa dan ketinggalan
pengetahuannya sesuai perkembangannya.
3. 8
Kegiatan pembelajarannya ditekankan pada optimalisasi kemampuan
individu (perseorangan). Kegiatan belajar perseorangan ditujukan untuk
menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan (Depdikbud : 1999).
Program pengayaan (enrichment) perlu diberikan pada siswa yang memiliki
prestasi atau kemampuan yang melebihi dari teman sekelasnya. Program
pengayaan dapat dilaksanakan oleh setiap sekolah yang programnya
disesuaikan dengan kondisi siswa dan kondisi sekolah yang
bersangkutan. Sedangkan kegiatan perbaikan (remedial) dilaksanakan
untuk membantu siswa yang kurang berhasil atau yang prestasinya di bawah
rata-rata teman sekelasnya. Juga program perbaikan disediakan untuk siswa
yang ketinggalan pelajarannya karena tidak masuk sekolah dengan alasan
ijin atau sakit. Pembelajaran perseorangan pada dasarnya dilandasi oleh
prinsip-prinsip belajar tuntas (mastery learning).
Adanya kegiatan pengayaan dan perbaikan dalam pembelajaran merupakan
suatu upaya dalam menempatkan siswa sebagai kelompok atau sebagai
individu yang memiliki perbedaan. Paling tidak membedakan kelompok
siswa yang cepat menerima pelajaran dan kelompok siswa yang lambat.
Siswa yang cepat menerima pelajaran dan cepat paham, mereka diberikan
pengayaan dan yang lambat dalam menerima pelajaran, mereka diberikan
remedial. Yang terpenting dalam pelaksanaannya jangansampai
memperlihatkan apalagi mempatenkan adanya diskriminasi antara dua
kelompok siswa tersebut.