SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
BAB 2 OTONOMI DAERAH 
DISUSUN OLEH : 
KELOMPOK : CUT NYAK DIEN 
ANGGOTA : 1. DWI SHANTY ANGGORO PUTRI (05) 
2. FRANCISCA PARAMITHA (07) 
3. LUCIA FINA ARDIANTI (12) 
4. VITA SARI AGUSTIANA (28)
BAB 2 DAFTAR MENU 
Pelaksanaan 
otonomi 
daerah 
Otonomi 
daerah 
Daftar 
pustaka 
Partisipasi 
masyarakat dalam 
perumusan 
kebijakan publik 
video
BAB 2 
A. HAKIKAT OTONOMI DAERAH 
Menurut UU No. 32 tahun 2004 (sebagai pengganti UU No. 22 tahun 1999) 
tentang Pemerintah Daerah, menyebutkan "Otonomi Daerah" adalah hak, 
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus 
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat 
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 
Pada hakikatnya otonomi daerah memberikan ruang gerak secukupnya bagi 
pemerintah daerah untuk mengelola daerahnya sendiri agar lebih berdaya 
mampu bersaing dalam kerjasama, dan profesional terutama dalam 
menjalankan pemerintah daerah dan mengelola sumber daya serta potensi 
yang dimiliki daerah tersebut.
Pemerintah adalah perangkat NKRI yang terdiri 
dari Presiden beserta para menteri. 
Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah 
otonom unuk mengatur dan mengurus 
kepentingan masyarakat setempat menurut 
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi 
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat 
hukum yang mempunyai batas daerah tertentu 
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan 
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri 
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan 
NKRI. 
Wilayah administrasi adalah wilayah kerja 
Gubernur selaku wakil pemerintah. 
Instansi vertikal adalah perangkat departeme 
dan/atau lembaga non departemen di daerah. 
Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah 
beserta perangkat daerah otonom yan lain 
sebagai badan eksekutif daerah. 
Desentrlisasi adalah peyerahan wewenang 
pemerintah oleh pemerintah kepada daerah 
otonom dalam kerangka NKRI. 
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang 
dari pemerintah pusat kepada Gubernur 
sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat 
pusat di daerah. 
Tugas pembantu adalah penugasan dari 
pemerintah kepada daerah dan desa serta dari 
daerah ke desa untuk melaksanakan tugas 
tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, 
prasarana serta SDM denga kewajiban 
melaporkan pelaksanaannya dan 
mempertanggung jawabkan kepada yang 
menugaskan. 
BAB 2
BAB 2 
Tujuan Otonomi Daerah 
1. Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di daerah agar 
semakin baik. 
2. Memberi kesempatan daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya 
sendiri. 
3. Meringankan beban pemerintah pusat. 
4. Memberdayakan dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan 
masyarakt daerah. 
5. Mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan di daerah. 
6. Memelihara hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah 
maupun antar daerah untuk menjaga keutuhan NKRI. 
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 
8. Mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan.
BAB 2 
Dasar Hukum Otonomi Daerah 
1. UUD 1945, Pasal 18, 18A, dan 18B 
2. Tap MPR No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, 
Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang 
Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangaka 
NKRI 
3. Tap MPR No. IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam 
Penyelenggaraan Otonomi Daerah 
4. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 
5. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintah 
Daerah
BAB 2 
Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 
Hak Dan Kewajiban Daerah dalam Otonomi Daerah 
Berdasarkan pasal 21 dalam otonomi daerah, setiap daerah memiliki hak : 
1. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya 
2. memilih pemimpin daerah 
3. mengeloloa aparatur daerah 
4. mengelola kekayaan daerah 
5. memungut pajak daerah dan retribusi daerah 
6. mendapatkan bagi hasil pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya 
lainnya yang berada di daerah 
7. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah 
8. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
BAB 2 
Dalam pasal 22, kewajiban daerah yaitu : 
1. melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan NKRI 
2. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat 
3. mengembangkan kehidupan demokrasi 
4. mewujudakan keadilan dan pemerataan 
5. meningkatkanfasilitas dasar pendidikan 
6. meningkatkan pelayanan kesehatan 
7. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak 
8. mengembangkan sistem jaminan sosial 
9. menyususn perencanaan dan tata ruang daerah 
10. mengembangkan sumber daya produktif di daerah 
11. melestarikan lingkungan hidup 
12. mengelola administrasi kependudukan 
13. melestarikan nilai sosial budaya 
14. membentuk dan menerapakan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya 
15. kewajiban lain yang diatur di dalam perturan perundang-undangan
BAB 2 
Asas-Asas Otonomi Daerah 
Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada 
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI 
Dekosentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada 
gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan/ atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu 
Tugas pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa, dari 
pemerintah provensi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten 
/ kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
BAB 2 
Desentralisasi dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: 
1. Desentralisasi politik : menyalurkan semangat demokrasi secara positif di 
masyarakat. 
2. Desentralisasi administrasi : memiliki 3 bentuk utama (dekonsentrasi, 
delegasi dan devolusi) bertujuan agar penyelenggaraan pemerintah dapat 
berjalan secara efektif dan efisien. 
3. Desentalisasi fiskal : memberikan kesempatan kepada daerah untuk 
menggali berbagai sumber dana. 
4. Desentralisasi ekonomi : lebih memberikan tanggung jawab yang 
berkaitan sektor
BAB 2 
Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah 
Otonomi seluas-luasnya artinya daerah diberikan kewenangan 
untuk mengurus dan mengatur semua urusan di luar yang menjadi 
urusan pemerintah pusat yang ditetapkan dalam undang-undang 
tersebut. 
Otonomi yang nyata, artinya bahwa untuk menangani urusan 
pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan 
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, 
hidup dan berkembang sesuai dengan kekhasan daerah 
Otonomi yang bertanggung jawab, artinya otonomi yang dalam 
penyelenggaraaanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan 
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk 
memberdayakan daerah termasuk untuk meningkatkan 
kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan 
nasional.
KEWENANGAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH 
Berdasarkan uud pasal 18 A 1 dan 2 dapat dijelaskan, bahwa: 
1. Antar susunan pemerintahmemiliki hubungan yang bersifat hierarkhis 
2. Pengaturan hubungan pemerintah tersebut memperhatikan kekhususan dan 
keragaman daerah 
3. Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A ayat (1) diatur lebih lanjut 
dalam UU Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 ttentang Pemerintahan Daerah 
4. Antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki hubungan keuangan, 
pelayanan umum, dan pemanfaatkan sumber daya 
5. Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A (2) diatur lebih lanjut 
dalam UU Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan 
antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. 
BAB 2
BAB 2 
Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah 
Daerah, menyebutkan pendapatan daerah berasal dari : 
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) 
a. hasil pajak daerah 
b. hasil retribusi daerah 
c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 
d. lain-lain PAD yang sah (antara lain jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah 
terhadap mata uang asing, komisi, potongan harga, dsb) 
2) Dana Perimbangan 
a. Dana bagi Hasil 
(1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 
(2) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 
(3) Pajak Penghasilan (PPh) 
(4) Dari sumber daya alam ; kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, 
pertambangan gas bumi dan, pertambangan panas bumi. 
b. Dana Alokasi Umum, yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan 
pemerataan kemampuan keuanagan antar daerah untuk mendanani kebutuhan daerah dalam rangka 
pelaksanaan Desentralisasi 
c. Dana Alokasi Khusus, yaitu dana yang berasal dari APBN yang dipergunakan untuk membantu mendanai 
kegiatan khusus pada daerah tertentu sesuai dengan prioritas nasional
BAB 2 
3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah 
a. Hibah adalah bantuan berupa uang, barang atau jasa berasal dari 
pemerintah pusat, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar 
negeri 
b. Pendapatan dana darurat yaitu bantuan pemerintah pusat dari APBN 
kepada pemerintah daerah untuk mendanai keperluan mendesak yang 
diakibatkan oleh bencana alam atau peristiwa tertentu yang luar biasa 
yang tidak dapat ditanggulangi oleh pemerintah daerah melalui dana APBD
Kewenangan provinsi diatur dalam pasal 13 UU No. 32 Tahun 2004 
1. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi: 
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan 
b. Perencanaa, pemanfaatan & pengawasan tata ruang 
c. Penyediaan sarana dan prasarana umum 
d. Penyelenggaraan ketertiban umum & ketentraman masyarakat 
e. Penangananbidang kesehatan 
f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sdm potensial 
g. Penanggulangan masalah sosial lintas kota 
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kota 
i. Fasilitas pembangunan koperasi, usaha kecil & menengah termasuk lintas kota 
j. Pengendalian lingkungan hidup 
k. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kota 
l. Pelayanan kependudukan & catatan sipil 
m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan 
n. Pelayanan administrasi penanaman modal, termasuk lintas kota 
o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kota 
p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan 
BAB 2
2. Urusan pemerintahan propinsi yang bersifat pilihan yang diatur dalam pasal 14: 
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan 
b. Perencanaan, pemanfaatan & pengawasan tata ruang 
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 
d. Pemyediaan sarana dan prasarana umum 
e. Penanganan bidang kesehatan 
f. Penyelenggaraan pendidikan 
g. Penanggulangan masalah sosial 
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan 
i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil & menengah 
j. Pengendalian lingkungan hidup 
k. Pelayanan pertahanan 
l. Pelayanan kependudukan & catatan sipil 
m. Pelayanan administrasi umum pemerintah 
n. Pelayanan administrasi penanaman modal 
o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya 
p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh perundang-undangan 
BAB 2
Bentuk dan susunan 
pemerintah daerah 
BAB 2
BAB 2 
DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) 
1) Kedudukan DPRD. DPRD 
merupakan lembaga 
perwakilan rakyat daerah 
dan berkedudukan sebagai 
unsur penyelenggara 
pemerintahan daerah 
2) Fungsi DPRD, yaitu 
a. Fungsi Legislasi, yaitu membentuk 
peraturan daerah bersama pemerintah 
daerah 
b. Fungsi Anggaran, yaitu menyusun dan 
menetapkan APBD bersama pemerintah 
daerah 
c. Fungsi Pengawasan, yaitu melakukan 
pengawasan terhadap pelaksanaan 
penyelenggaraan pemerintah daerah
BAB 2 
3) Tugas dan Wewenang DPRD, yaitu 
a. Membentuk perda yang dibahas dengan kepala pemerintah daerah/pemerintah daerah 
untuk mendapat persetuajuan bersama 
b. Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBD bersama pemerintah daerah 
c. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan perdadan peraturan perundang-undangan 
lainnya 
d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah kepada 
presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi, dan kepada Menteri Dalam 
Negeri memalui guernur bagi DPRD kabupaten/kota 
e. Memilih wakil kepala daerah jika terjadi kekosongan jabatan kepala daerah 
f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemda terhadap perjanjian internasional 
di daerah 
g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasionala yang dilakukan oleh 
pemda 
h. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan 
pemda 
i. Membentuk panitia pemilihan kepada daerah 
j. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala 
daerah 
k. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah dan dengan pihak 
ketiga yang membebani masyarakat dan daerah 
l. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
BAB 2 4) Hak DPRD, yaitu 
a) Hak Interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada kepala daerah 
mengenai suatu kebijakan yang dikeluarkan 
b) Hak Angket, yaitu hak untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan tertentu 
yang dikeluarkan kepala daerah 
c) Hak Menyatakan Pendapat, yaitu hak untuk meyatakan pendapat terhadap 
kebijakan kepala daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daearah 
disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya, atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan 
hak interpelasi dan hak angket. 
5) Alat Kelengkapan DPRD 
a) pimpinan 
b) komisi 
c) panitian musayawarah 
d) panitia anggaran 
e) badan kehormatan 
f) alat kelengkapan lain yang diperlukan (misalnya panitia legislasi) 
g) Sumber Pendapatan Daerah
Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota 
1. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota 
2. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk lintas 
kabupaten/kota 
3. Pengendalian lingkungan hidup 
4. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota 
5. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 
6. Pelayanan administrasi umum pemerintahan 
7. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lints kabupaten/kota 
8. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh 
kabupaten/kota 
9. 7Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. 
BAB 2
Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota 
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan 
b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang 
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum 
e. Penanganan bidang kesehaan 
f. Penyelenggaraan pendidikan 
g. Penanggulangan masalah sosial 
h. Pelayanan bidang keteagakerjaan 
i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah 
j. Pengendalian lingkungan hidup 
k. Pelayanan pertanahan 
l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 
m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan 
n. Pelayanan administrasi penanaman modal 
o. Penyelenggaraan dasar lainnya 
p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan 
BAB 2
BAB 2 Desa 
Desa merupakan wilayah terkecil yang mempunyai kewenangan mengatur urusan 
rumah tangganya sendiri. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004, Desa adalah kesatuan 
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk 
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul 
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan 
NKRI. 
Pemerintahan desa terdiri dari : 
a) Pemerintah Desa 
b) Badan Permusyawaratan Desa atau Badan Perwakilan Desa (BPD) 
BPD, menurut UU No. 22 Tahun 1999, merupakan lembaga perwakilan rakyat desa 
yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta bersama 
kepala desa menetapkan peraturan desa.
Bentuk-bentuk 
Partisipasi 
Masyarakat dalam 
Perumusan Kebijakan 
Publik 
BAB 2
1. Hakikat Kebijakan Publik 
Kebijakan publik mencakup hukum, peraturan, perundang-undangan, 
keputusan, dan pelaksanaan yang dibuat oleh Lembaga eksekutif, 
legislatif, dan yudikatif; Birokrasi pemerintahan; Aparat penegak 
hukum; dan Badan-badan pembuat keputusan publik yang lain. 
Kebijakan publik adalah semua kebijakan yang berkaitan dengan 
hukum ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan dibuat oleh 
lembaga yang berwenang. 
Tujuan penerapan kebijakan publik adalah agar sesuatu yang telah 
digariskan tersebut bukan hanya bersifat abstrak, namun menjadi suatu 
yang terealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan 
bernegara. Kebijakan publik melibatkan komponen seperti manusia, dana, 
sara dan prasarana. Sosialisasi kebijakan publik dilakukan dengan 
menggunakan berbagai media massa. 
BAB 2
BAB 2 
KEBIJAKAN PUBLIK 
Kebijakan Publik adalah kebijakan yang diperuntukkan 
bagi seluruh anggota masyarakat dalam hal 
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan 
bernegara. 
Tujuan Kebijakan Publik 
Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat 
Melindungi hak-hak masyarakat 
Mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam 
masyarakat 
Mewujudkan kesejahteraan masyarakat. 
Contoh Kebijakan Publik ; 
Kebijakan publik dapat berbentuk peraturan, undang-undang, 
tindakan-tindakan pemerintah dan program 
pemerintah. Beberapa contoh kebijakan publik : 
Penetapan pajak daerah, meliputi pajak hotel, 
restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, parkir 
dll 
Penetapan retribusi ; retribusi jalan umum, jasa usaha, 
dan perizinan tertentu 
Penetapan larangan pedagang kaki lima berdagang di 
trotoar 
Penetapan jalur bus dalam kota atau antar kota 
Tahap-tahap penyusunan dan perumusan kebijakan 
publik ; 
Pengidentifikasian masalah dan penyusunan agenda 
Penyusunan skala prioritas 
Perumusan (Formulasi) Rancangan Kebijakan 
Penetapan dan Pengesahan Kebijakan 
Pelaksanaan Kebijakan 
Evaluasi Kebijakan Publik
Partisipasi dalam perumusan kebijakan 
BAB 2 publik
1. Sebuah isu publik (masalah publik) yang menyangkut masalah orang banyak dan tidak dapat 
diselesaikan menurut penyelesaian dari pemerintah. 
2. Pemerintah merumuskan kebijakan publik untuk menyelesaikan masalah tersebut 
3. Kebijakan publik diimplementasikan atau dilaksanakan oleh pemerintah dan warga negara / 
masyarakat secara bersama – sama 
4. Setelah kebijakan publik dibuat, dilakukan evaluasi. Apakah bisa menyele-saikan masalah 
atau justru sebaliknya. 
BAB 2
Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam memberi masukan dan usulan 
terhadap perumusan kebijakan publik, yaitu : 
a. membuat ususlan kebijakan publik 
b. mengadakan tatap muka dengan para pejabat yang berwenang 
c. mengadakan diskusi, dialog dengan para penyelenggara pemerintah 
d. membuat kebijakan alternatif. 
Konsekuensi tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik di 
daerah : 
a. Proses perumusan kebijakan publik 
Ketika kebijakan publik akan dikeluarkan, pemerintah daerah mengharapkan anggota masyarakat 
mendukung dan mematuhi kebijakan tersebut dalam bentuk partisipasi aktif. Namun tidak 
selamanya kebijakan pemerintah itu diterima oleh masyarakat. 
BAB 2
Penghambat partisipasi masyarakat terhadap kebijakan publik, yaitu : 
1. Faktor internal ( dari dalam masyarakat itu sendiri ) 
a. Masyarakat terbiasa dengan pola lama 
b. Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi 
c. Masyarkat terlalu awam tidak tahu prosedur bahkan diikuti rasa enggan karena takut 
d. Rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat 
e. Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggaran kebijakan publik. 
2. Faktor Eksternal ( dari luar masyarakat ) 
a. Pemerintah sering kurang memberi kesempatan kepada masyarakat 
b. Pemerintah enggan mengubah pola untuk lebih demokratis 
c. Kebijakan yang dibuat kadang- kadang belum menyentuh kepentingan masyarakat secara 
langsung 
b. Pelaksanaan kebijakan publik 
Di era otonomi sekarang ini, pemerintah berusaha membuka seluas–luasnya peluang untuk 
partisipasi masyarakat dalam pengembalian kebijakan publik. Partisipasi masyarakat 
terhadap perumusan kebijakan publik diharapkan muncul kebijakan publik yang dapat : 
a. Melindungi, mengayomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat 
b. Searas, serasi dan seimbang dengan kebutuhan dan harapan masyaraka 
BAB 2
Daftar Pustaka 
http://materipknsmpkelasix.blogspot.com/(diakses tanggal 22 september 2014) 
http://sulaiman4fun.blogspot.com/2012/09/rangkuman-pkn-tentang-materi-otonomi.html(diakses 
tanggal 22 september 2014) 
http://salsabilagayatri.blogspot.com/2013/02/partisipasi-masyarakat-dalam-perumusan.html(diakses 
tanggal 25 september 2014) 
http://tugasathalnanad.blogspot.com/2010/12/partisipasi-masyarakat-dalam-perumusan.html(diakses 
tanggal 25 september 2014) 
http://riyanardiana.blogspot.com/2010/12/hal-hal-yang-menyebabkan-masyarakat.html(diakses tanggal 
25 september 2014) 
Anang Priyanto, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan 
Nasional. Jakarta 
http://sekitarpendidikan67.blogspot.com/2012/10/rangkuman-materi-pkn-kelas-iv.html (diakses 
tanggal 26 september 2014) 
http://asefts63.wordpress.com/2012/10/15/kebijakan-publik/ (diakses tanggal 26 september 2014) 
http://www.youtube.com/watch?v=3mFPawst2e8 (diakses tanggal 28 september 2014) 
BAB 2
KLIK DISINI 
UNTUK KELUAR 
BAB 2

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Presentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAHPresentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAHChatrin Evelin
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahfuji kurniawan
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )Dheea Resta
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)Azizahluthfi
 
ppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahMardhiya96
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerahPuzo L
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahfarid miftah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerahnovii77
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangAulia Hamunta
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahScout Dan
 
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan DaerahHarmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan DaerahPuji Zuaini
 
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatHarmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatEga Anistia
 
Pemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesiaPemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesiaAgus Saadie
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahSilvia Ellen
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Muna Muna
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatapotek agam farma
 

Mais procurados (20)

otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
Presentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAHPresentasi pkn OTONOMI DAERAH
Presentasi pkn OTONOMI DAERAH
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
 
06 otonomi daerah 1
06 otonomi daerah 106 otonomi daerah 1
06 otonomi daerah 1
 
ppt otonomi daerah
ppt otonomi daerahppt otonomi daerah
ppt otonomi daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Otonomi Daerah (OTDA)
Otonomi Daerah (OTDA)Otonomi Daerah (OTDA)
Otonomi Daerah (OTDA)
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan DaerahHarmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah
 
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & PusatHarmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
Harmonisasi Pemerintah Daerah & Pusat
 
Pemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesiaPemerintahan daerah di indonesia
Pemerintahan daerah di indonesia
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah ( kelas X bab 4 )
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
 

Semelhante a Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahPenataan Ruang
 
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)apotek agam farma
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahEga Putra
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesiadwifebri10
 
otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxHamidMukhlis1
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khususafifahdhaniyah
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahIyens Syeikhbu
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahIyens Syeikhbu
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganNandang Sukmara
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganNandang Sukmara
 

Semelhante a Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX (20)

Uu 22-1999
Uu 22-1999Uu 22-1999
Uu 22-1999
 
Undang-undang Nomer 22 tahun 1999
Undang-undang Nomer 22 tahun 1999 Undang-undang Nomer 22 tahun 1999
Undang-undang Nomer 22 tahun 1999
 
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
 
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)presentasi PKN Kelas animasi (yola)
presentasi PKN Kelas animasi (yola)
 
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
HubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerahHubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
Hubunganstrukturaldanfungsionalantarapemerintahpusatdandaerah
 
Otonomi daerah uraian
Otonomi daerah   uraianOtonomi daerah   uraian
Otonomi daerah uraian
 
Perekonomian Indonesia
Perekonomian IndonesiaPerekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia
 
otonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptxotonomi daerah [Autosaved].pptx
otonomi daerah [Autosaved].pptx
 
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Otoda
OtodaOtoda
Otoda
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerah
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerah
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Makalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerahMakalah sistem pemerintahan daerah
Makalah sistem pemerintahan daerah
 
Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004Uu 33 tahun 2004
Uu 33 tahun 2004
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
 
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuanganUu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
Uu 33 tahun 2004 perimbangan keuangan
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Materi.ppt
Materi.pptMateri.ppt
Materi.ppt
 

Último

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Último (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Ms.PowerPoint Pkn - Otonomi Daerah kls IX

  • 1. BAB 2 OTONOMI DAERAH DISUSUN OLEH : KELOMPOK : CUT NYAK DIEN ANGGOTA : 1. DWI SHANTY ANGGORO PUTRI (05) 2. FRANCISCA PARAMITHA (07) 3. LUCIA FINA ARDIANTI (12) 4. VITA SARI AGUSTIANA (28)
  • 2. BAB 2 DAFTAR MENU Pelaksanaan otonomi daerah Otonomi daerah Daftar pustaka Partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik video
  • 3.
  • 4. BAB 2 A. HAKIKAT OTONOMI DAERAH Menurut UU No. 32 tahun 2004 (sebagai pengganti UU No. 22 tahun 1999) tentang Pemerintah Daerah, menyebutkan "Otonomi Daerah" adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada hakikatnya otonomi daerah memberikan ruang gerak secukupnya bagi pemerintah daerah untuk mengelola daerahnya sendiri agar lebih berdaya mampu bersaing dalam kerjasama, dan profesional terutama dalam menjalankan pemerintah daerah dan mengelola sumber daya serta potensi yang dimiliki daerah tersebut.
  • 5. Pemerintah adalah perangkat NKRI yang terdiri dari Presiden beserta para menteri. Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah otonom unuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI. Wilayah administrasi adalah wilayah kerja Gubernur selaku wakil pemerintah. Instansi vertikal adalah perangkat departeme dan/atau lembaga non departemen di daerah. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yan lain sebagai badan eksekutif daerah. Desentrlisasi adalah peyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada daerah otonom dalam kerangka NKRI. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah. Tugas pembantu adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, prasarana serta SDM denga kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan. BAB 2
  • 6. BAB 2 Tujuan Otonomi Daerah 1. Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat di daerah agar semakin baik. 2. Memberi kesempatan daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri. 3. Meringankan beban pemerintah pusat. 4. Memberdayakan dan mengembangkan potensi sumber daya alam dan masyarakt daerah. 5. Mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan di daerah. 6. Memelihara hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah maupun antar daerah untuk menjaga keutuhan NKRI. 7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 8. Mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan.
  • 7. BAB 2 Dasar Hukum Otonomi Daerah 1. UUD 1945, Pasal 18, 18A, dan 18B 2. Tap MPR No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangaka NKRI 3. Tap MPR No. IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah 4. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 5. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintah Daerah
  • 8. BAB 2 Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 Hak Dan Kewajiban Daerah dalam Otonomi Daerah Berdasarkan pasal 21 dalam otonomi daerah, setiap daerah memiliki hak : 1. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya 2. memilih pemimpin daerah 3. mengeloloa aparatur daerah 4. mengelola kekayaan daerah 5. memungut pajak daerah dan retribusi daerah 6. mendapatkan bagi hasil pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah 7. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah 8. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
  • 9. BAB 2 Dalam pasal 22, kewajiban daerah yaitu : 1. melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan NKRI 2. meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat 3. mengembangkan kehidupan demokrasi 4. mewujudakan keadilan dan pemerataan 5. meningkatkanfasilitas dasar pendidikan 6. meningkatkan pelayanan kesehatan 7. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak 8. mengembangkan sistem jaminan sosial 9. menyususn perencanaan dan tata ruang daerah 10. mengembangkan sumber daya produktif di daerah 11. melestarikan lingkungan hidup 12. mengelola administrasi kependudukan 13. melestarikan nilai sosial budaya 14. membentuk dan menerapakan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya 15. kewajiban lain yang diatur di dalam perturan perundang-undangan
  • 10. BAB 2 Asas-Asas Otonomi Daerah Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem NKRI Dekosentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dan/ atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu Tugas pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provensi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten / kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
  • 11. BAB 2 Desentralisasi dibagi menjadi 4 tipe, yaitu: 1. Desentralisasi politik : menyalurkan semangat demokrasi secara positif di masyarakat. 2. Desentralisasi administrasi : memiliki 3 bentuk utama (dekonsentrasi, delegasi dan devolusi) bertujuan agar penyelenggaraan pemerintah dapat berjalan secara efektif dan efisien. 3. Desentalisasi fiskal : memberikan kesempatan kepada daerah untuk menggali berbagai sumber dana. 4. Desentralisasi ekonomi : lebih memberikan tanggung jawab yang berkaitan sektor
  • 12. BAB 2 Prinsip-Prinsip Otonomi Daerah Otonomi seluas-luasnya artinya daerah diberikan kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan di luar yang menjadi urusan pemerintah pusat yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut. Otonomi yang nyata, artinya bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan kekhasan daerah Otonomi yang bertanggung jawab, artinya otonomi yang dalam penyelenggaraaanya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.
  • 13. KEWENANGAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH Berdasarkan uud pasal 18 A 1 dan 2 dapat dijelaskan, bahwa: 1. Antar susunan pemerintahmemiliki hubungan yang bersifat hierarkhis 2. Pengaturan hubungan pemerintah tersebut memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah 3. Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A ayat (1) diatur lebih lanjut dalam UU Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 ttentang Pemerintahan Daerah 4. Antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki hubungan keuangan, pelayanan umum, dan pemanfaatkan sumber daya 5. Pengaturan hubungan sebagaimana disebutkan pasal 18A (2) diatur lebih lanjut dalam UU Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. BAB 2
  • 14. BAB 2 Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, menyebutkan pendapatan daerah berasal dari : 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) a. hasil pajak daerah b. hasil retribusi daerah c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan d. lain-lain PAD yang sah (antara lain jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, potongan harga, dsb) 2) Dana Perimbangan a. Dana bagi Hasil (1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) (2) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) (3) Pajak Penghasilan (PPh) (4) Dari sumber daya alam ; kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi dan, pertambangan panas bumi. b. Dana Alokasi Umum, yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuanagan antar daerah untuk mendanani kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi c. Dana Alokasi Khusus, yaitu dana yang berasal dari APBN yang dipergunakan untuk membantu mendanai kegiatan khusus pada daerah tertentu sesuai dengan prioritas nasional
  • 15. BAB 2 3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah a. Hibah adalah bantuan berupa uang, barang atau jasa berasal dari pemerintah pusat, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeri b. Pendapatan dana darurat yaitu bantuan pemerintah pusat dari APBN kepada pemerintah daerah untuk mendanai keperluan mendesak yang diakibatkan oleh bencana alam atau peristiwa tertentu yang luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh pemerintah daerah melalui dana APBD
  • 16. Kewenangan provinsi diatur dalam pasal 13 UU No. 32 Tahun 2004 1. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi: a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan b. Perencanaa, pemanfaatan & pengawasan tata ruang c. Penyediaan sarana dan prasarana umum d. Penyelenggaraan ketertiban umum & ketentraman masyarakat e. Penangananbidang kesehatan f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sdm potensial g. Penanggulangan masalah sosial lintas kota h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kota i. Fasilitas pembangunan koperasi, usaha kecil & menengah termasuk lintas kota j. Pengendalian lingkungan hidup k. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kota l. Pelayanan kependudukan & catatan sipil m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan n. Pelayanan administrasi penanaman modal, termasuk lintas kota o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kota p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan BAB 2
  • 17. 2. Urusan pemerintahan propinsi yang bersifat pilihan yang diatur dalam pasal 14: a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan b. Perencanaan, pemanfaatan & pengawasan tata ruang c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat d. Pemyediaan sarana dan prasarana umum e. Penanganan bidang kesehatan f. Penyelenggaraan pendidikan g. Penanggulangan masalah sosial h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil & menengah j. Pengendalian lingkungan hidup k. Pelayanan pertahanan l. Pelayanan kependudukan & catatan sipil m. Pelayanan administrasi umum pemerintah n. Pelayanan administrasi penanaman modal o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh perundang-undangan BAB 2
  • 18. Bentuk dan susunan pemerintah daerah BAB 2
  • 19. BAB 2 DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) 1) Kedudukan DPRD. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah 2) Fungsi DPRD, yaitu a. Fungsi Legislasi, yaitu membentuk peraturan daerah bersama pemerintah daerah b. Fungsi Anggaran, yaitu menyusun dan menetapkan APBD bersama pemerintah daerah c. Fungsi Pengawasan, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah
  • 20. BAB 2 3) Tugas dan Wewenang DPRD, yaitu a. Membentuk perda yang dibahas dengan kepala pemerintah daerah/pemerintah daerah untuk mendapat persetuajuan bersama b. Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBD bersama pemerintah daerah c. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan perdadan peraturan perundang-undangan lainnya d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah/wakil kepala daerah kepada presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi, dan kepada Menteri Dalam Negeri memalui guernur bagi DPRD kabupaten/kota e. Memilih wakil kepala daerah jika terjadi kekosongan jabatan kepala daerah f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemda terhadap perjanjian internasional di daerah g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasionala yang dilakukan oleh pemda h. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemda i. Membentuk panitia pemilihan kepada daerah j. Melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah k. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah l. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
  • 21. BAB 2 4) Hak DPRD, yaitu a) Hak Interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada kepala daerah mengenai suatu kebijakan yang dikeluarkan b) Hak Angket, yaitu hak untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan tertentu yang dikeluarkan kepala daerah c) Hak Menyatakan Pendapat, yaitu hak untuk meyatakan pendapat terhadap kebijakan kepala daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daearah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya, atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. 5) Alat Kelengkapan DPRD a) pimpinan b) komisi c) panitian musayawarah d) panitia anggaran e) badan kehormatan f) alat kelengkapan lain yang diperlukan (misalnya panitia legislasi) g) Sumber Pendapatan Daerah
  • 22. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota 1. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota 2. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah termasuk lintas kabupaten/kota 3. Pengendalian lingkungan hidup 4. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota 5. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 6. Pelayanan administrasi umum pemerintahan 7. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lints kabupaten/kota 8. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota 9. 7Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. BAB 2
  • 23. Urusan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat d. Penyediaan sarana dan prasarana umum e. Penanganan bidang kesehaan f. Penyelenggaraan pendidikan g. Penanggulangan masalah sosial h. Pelayanan bidang keteagakerjaan i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah j. Pengendalian lingkungan hidup k. Pelayanan pertanahan l. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan n. Pelayanan administrasi penanaman modal o. Penyelenggaraan dasar lainnya p. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan BAB 2
  • 24. BAB 2 Desa Desa merupakan wilayah terkecil yang mempunyai kewenangan mengatur urusan rumah tangganya sendiri. Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI. Pemerintahan desa terdiri dari : a) Pemerintah Desa b) Badan Permusyawaratan Desa atau Badan Perwakilan Desa (BPD) BPD, menurut UU No. 22 Tahun 1999, merupakan lembaga perwakilan rakyat desa yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta bersama kepala desa menetapkan peraturan desa.
  • 25. Bentuk-bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Perumusan Kebijakan Publik BAB 2
  • 26. 1. Hakikat Kebijakan Publik Kebijakan publik mencakup hukum, peraturan, perundang-undangan, keputusan, dan pelaksanaan yang dibuat oleh Lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif; Birokrasi pemerintahan; Aparat penegak hukum; dan Badan-badan pembuat keputusan publik yang lain. Kebijakan publik adalah semua kebijakan yang berkaitan dengan hukum ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan dibuat oleh lembaga yang berwenang. Tujuan penerapan kebijakan publik adalah agar sesuatu yang telah digariskan tersebut bukan hanya bersifat abstrak, namun menjadi suatu yang terealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kebijakan publik melibatkan komponen seperti manusia, dana, sara dan prasarana. Sosialisasi kebijakan publik dilakukan dengan menggunakan berbagai media massa. BAB 2
  • 27. BAB 2 KEBIJAKAN PUBLIK Kebijakan Publik adalah kebijakan yang diperuntukkan bagi seluruh anggota masyarakat dalam hal penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan Kebijakan Publik Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat Melindungi hak-hak masyarakat Mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat Mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Contoh Kebijakan Publik ; Kebijakan publik dapat berbentuk peraturan, undang-undang, tindakan-tindakan pemerintah dan program pemerintah. Beberapa contoh kebijakan publik : Penetapan pajak daerah, meliputi pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, parkir dll Penetapan retribusi ; retribusi jalan umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu Penetapan larangan pedagang kaki lima berdagang di trotoar Penetapan jalur bus dalam kota atau antar kota Tahap-tahap penyusunan dan perumusan kebijakan publik ; Pengidentifikasian masalah dan penyusunan agenda Penyusunan skala prioritas Perumusan (Formulasi) Rancangan Kebijakan Penetapan dan Pengesahan Kebijakan Pelaksanaan Kebijakan Evaluasi Kebijakan Publik
  • 28. Partisipasi dalam perumusan kebijakan BAB 2 publik
  • 29. 1. Sebuah isu publik (masalah publik) yang menyangkut masalah orang banyak dan tidak dapat diselesaikan menurut penyelesaian dari pemerintah. 2. Pemerintah merumuskan kebijakan publik untuk menyelesaikan masalah tersebut 3. Kebijakan publik diimplementasikan atau dilaksanakan oleh pemerintah dan warga negara / masyarakat secara bersama – sama 4. Setelah kebijakan publik dibuat, dilakukan evaluasi. Apakah bisa menyele-saikan masalah atau justru sebaliknya. BAB 2
  • 30. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam memberi masukan dan usulan terhadap perumusan kebijakan publik, yaitu : a. membuat ususlan kebijakan publik b. mengadakan tatap muka dengan para pejabat yang berwenang c. mengadakan diskusi, dialog dengan para penyelenggara pemerintah d. membuat kebijakan alternatif. Konsekuensi tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah : a. Proses perumusan kebijakan publik Ketika kebijakan publik akan dikeluarkan, pemerintah daerah mengharapkan anggota masyarakat mendukung dan mematuhi kebijakan tersebut dalam bentuk partisipasi aktif. Namun tidak selamanya kebijakan pemerintah itu diterima oleh masyarakat. BAB 2
  • 31. Penghambat partisipasi masyarakat terhadap kebijakan publik, yaitu : 1. Faktor internal ( dari dalam masyarakat itu sendiri ) a. Masyarakat terbiasa dengan pola lama b. Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi c. Masyarkat terlalu awam tidak tahu prosedur bahkan diikuti rasa enggan karena takut d. Rendahnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat e. Rendahnya sanksi hukum kepada pelanggaran kebijakan publik. 2. Faktor Eksternal ( dari luar masyarakat ) a. Pemerintah sering kurang memberi kesempatan kepada masyarakat b. Pemerintah enggan mengubah pola untuk lebih demokratis c. Kebijakan yang dibuat kadang- kadang belum menyentuh kepentingan masyarakat secara langsung b. Pelaksanaan kebijakan publik Di era otonomi sekarang ini, pemerintah berusaha membuka seluas–luasnya peluang untuk partisipasi masyarakat dalam pengembalian kebijakan publik. Partisipasi masyarakat terhadap perumusan kebijakan publik diharapkan muncul kebijakan publik yang dapat : a. Melindungi, mengayomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat b. Searas, serasi dan seimbang dengan kebutuhan dan harapan masyaraka BAB 2
  • 32. Daftar Pustaka http://materipknsmpkelasix.blogspot.com/(diakses tanggal 22 september 2014) http://sulaiman4fun.blogspot.com/2012/09/rangkuman-pkn-tentang-materi-otonomi.html(diakses tanggal 22 september 2014) http://salsabilagayatri.blogspot.com/2013/02/partisipasi-masyarakat-dalam-perumusan.html(diakses tanggal 25 september 2014) http://tugasathalnanad.blogspot.com/2010/12/partisipasi-masyarakat-dalam-perumusan.html(diakses tanggal 25 september 2014) http://riyanardiana.blogspot.com/2010/12/hal-hal-yang-menyebabkan-masyarakat.html(diakses tanggal 25 september 2014) Anang Priyanto, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta http://sekitarpendidikan67.blogspot.com/2012/10/rangkuman-materi-pkn-kelas-iv.html (diakses tanggal 26 september 2014) http://asefts63.wordpress.com/2012/10/15/kebijakan-publik/ (diakses tanggal 26 september 2014) http://www.youtube.com/watch?v=3mFPawst2e8 (diakses tanggal 28 september 2014) BAB 2
  • 33. KLIK DISINI UNTUK KELUAR BAB 2