SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
KESULITAN BELAJAR DAN MEMPERHATIKAN
Apakah anak anda:
- Masih berjuang menulis huruf di saat teman seusianya sudah bisa menulis satu kalimat?
- Bisa membaca, tapi tidak bisa menceritakan kembali isi bacaannya ?
- Tidak memahami pelajaran bila ia diminta membacanya sendiri, tapi bila dibacakan pelajaran
tersebut, dia ternyata memahami dan mampu menjawab pertanyaan.
- Sering salah melaksanakan perintah / instruksi
- Seperti tidak pernah mendengarkan nasihat / perintah anda
- Sangat pelupa
- Suka melamun dan tidak suka bergaul dengan teman-temannya
- Pemalas dan lambat bergerak
- Tidak bisa menceritakan sesuatu secara runtut, bahkan orang tuanya pun kesulitan memahami
ceritanya
- Kalau diminta menceritakan tentang suatu pengetahuan yang telah ia baca, ia akan menceritakan
dengan lengkap, tapi kalau diminta menuliskan, ia tidak bisa
- Ditolak bermain oleh teman-temannya, dan kerap dijadikan sasaran bullying / ejekan teman-
temannya
- Sulit mengerjakan soal matematika, bahkan hanya untuk tambah dan kurang yang sederhana
- Tidak tahan bila harus duduk dan belajar dalam waktu lama
- Selalu mengganggu teman-temannya, sehingga anda sering mendapat panggilan ke sekolah
Pernahkah anda curiga jangan-jangan anak anda memiliki gejala autis (autism spectrum syndrome) atau
gangguan konsentrasi yang disebut ADD / ADHD (Attention Deficit Disorder / Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) ? namun coba anda pahami dulu, jangan sampai anak anda mengalami
penanganan yang salah.
Mungkin itu karena anak anda mengalami KESULITAN BELAJAR DAN MEMPERHATIKAN, dalam
derajat yang berbeda-beda. Sesungguhnya kesulitan yang dialami anak adalah karena rendah / pendeknya
daya konsentrasinya, namun ini akan berdampak pada kemampuannya di sekolah maupun secara
komunikasi social. Paling tidak, jenis kesulitannya bisa terbagi menjadi 5 hal, walaupun satu jenis dengan
jenis yang lain akan saling terkait. Jenis kesulitan adalah :
1. Dalam hal membaca
2. Dalam hal menulis
3. Dalam hal berhitung / matematika
4. Dalam hal kemampuan motorik / gerakan
5. Dalam hal ketrampilan komunikasi social
KENAPA MEREKA SEPERTI ITU ?
Mereka bukanlah anak-anak yang “pemalas, lambat, dan kurang berlatih / belajar”. lebih-lebih
lagi, mereka bukanlah anak-anak bodoh. Faktanya, mereka memiliki tingkat intelegensi rata-rata
atau diatas rata-rata. Karenanya, untuk tahu bagaimana sebenarnya anak anda, anda memerlukan
kepastian dengan tes intelegensi, tes pendengaran dan tes penglihatan (termasuk tes buta warna).
Karena kita harus memastikan anak kita tidak memliki kesulitan belajar dan memperhatikan
akibat adanya masalah pada tiga area tersebut.
Kalau memang mereka bukanlah anak bodoh / rendah tingkat kecerdasannya, lalu mengapa
mereka seperti itu ? karena kerja otak yang tidak normal pada area tertentu dan biasanya juga ada
faktor genetik atau keturunan, karena biasanya di satu keluarga ada beberapa anggota yang
memiliki kesulitan belajar dan memperhatikan. Contoh dari tidak normalnya cara kerja otak
adalah penelitian bidang kedokteran dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
mengatakan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab untuk pemrosesan bahasa bekerja
secara berbeda dengan otak normal, menyebabkan anak mengalami kesulitan membaca dan
berkomunikasi. Atau ketika bagian otak yang disebut prefrontal cortex, yang mengatur anak
untuk bisa memperhatikan, merencanakan dan menahan diri, berkembang lebih lambat, maka
anak akan mengalami gangguan kosenstrasi. Contohnya, planum temporal, sebuah ara di otak yang
berfungsi memahami bahasa, umumnya lebih besar dalam hemisphere yang dominan (sisi kiri pada
orang dengan tangan kanan) daripada hemisphere kanan. Tapi pada orang disleksia planum
temporale besarnya sama baik di sisi kiri maupun kanan.
SEPERTI APA BENTUK KESULITANNYA ?
CONTOH :
DI BIDANG MEMBACA DAN BAHASA :
Kesulitan Membaca dan Bahasa pada usia PAUD dan TK
 Kesulitan mengenali huruf
 Kesulitan mengenali huruf yang mirip, seperti b ; d dan p
 Kesulitan menempelkan suku kata ke kata-kata, misalnya ke- dan -bun menjadi kebun
 Kesulitan mengucapkan kata-kata yang panjang atau tidak familiar / tidak biasa diucapkan,
seperti kemarau menjadi kemau
 Kesulitan mempelajari kata-kata baru
 Memiliki kosa kata yang sedikit, dibanding anak seusianya
 Kesulitan belajar berhitung, menghapalkan urutan nama hari atau urutan yang lain
 Memiliki kesulitan rhyming / irama kata. Hal ini penting untuk menyusun puisi, seperti
daRAH seirama dengan maRAH
Kesulitan Membaca dan bahasa pada SD dan SMP
 Berjuang lebih keras dalam membaca dan mengeja
 Bingung atas susunan huruf dalam satu kata misalnya menuliskan “nama” padahal yang
dimaksud adalah “aman”
 Kesulitan mengingat fakta dan angka
 Kesulitan memegang pensil dengan benar, berdampak pada kerapian tulisan, atau
kecapaian tangan kalau untuk menulis dalam waktu lama dan cepat
 Kesulitan menggunakan tata bahasa yang tepat
 Kesulitan mempelajari ketrampilan baru yang memerlukan ingatan yang kuat
 Terperangkap dengan soal matematika yang menggunakan soal cerita
 Kesulitan menyebutkan kembali kata-kata baru / tidak dikenal
 Kesulitan mengikuti arahan / instruksi / urutan
Kesulitan Membaca dan bahasa pada SMA
 Kesulitan membaca dengan keras / reading out loud
 Kemampuan membacanya dibawah level seharusnya
 Kesulitan memahami bahan bercanda atau idioms
 Memiliki kesulitan mengorganisir dan mengatur waktu
 Berjuang untuk menyimpulkan cerita
 Kesulitan belajar bahasa asing
DI BIDANG MENULIS :
 Tulisannya sangat jelek, bahkan tidak terbaca oleh dirinya sendiri
 Menulis sangat pelan dan berhati-hati
 Mudah kewalahan oleh tugas menulis
 Menolak menulis atau melakukan pekerjaan yang melibatkan menulis
 Sering tertukar huruf atau tertinggal kata dan huruf
 Banyak kesalahan ejaan dan tanda baca
 Kesulitan menuangkan gagasannya secara tulisan
DI BIDANG MATEMATIKA :
Kesulitan Matematikan pada usia PAUD dan TK
 Kesulitan menghitung hingga belasan dan puluhan
 Kesulitan menghitung benda dalam suatu kelompok
 Kesulitan memahami bahwa angka bisa digunakan untuk menggambarkan jumlah benda –
contohnya, angka 5 bisa digunakan untuk menggambarkan jumlah 5 pisang, 5 kucing, atau 5 jari.
 Kesulitan mengenali dan menulis angka sampai dengan 20
 Meloncati angka ketika menghitung, ketika anak-anak lain seusianya sudah mampu menghitung
secara teratur (umumnya anak bisa menghitung sampai 100 pada akhir masa TK)
 Cenderung tidak mampu mengenali pola, sehingga belum mampu mengelompokkan benda
berdasar ukuran, bentuk, dan warna.
Kesulitan Matematika pada Awal Sekolah Dasar (TK-B sampai kelas 3 SD)
 Tidak mampu menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan sederhana, secara mental
(missal masih menggunakan jari untuk membantu menghitung)
 Kesulitan mengenali tanda-tanda dasar matematika, seperti tambah /plus atau kurang/minus
 Kesulitan mengenali susunan angka, misalnya kesulitan membedakan 381 adalah 3 ratusan; 8
puluhan dan 1 satuan, sedang 38 adalah 3 puluhan dan 8 satuan. Hal ini menyebabkan sering
salah penempatan angka ketika menghitung secara vertical.
Kesulitan Matematika di kelas 4 SD hingga SMP
 Tidak memahami konsep “lebih dari” dan “kurang dari”
 Kesulitan belajar dan mengingat fakta matematika dasar seperti 3 x 4 = 12
 Tidak bisa menghubungkan fakta matematika bahwa 5 + 5 = 10, jadi, 10 ‒ 5 = 5
 Kesulitan mengenali bilangan decimal, pecahan, genap, ganjil dst.
 Masih menggunakan jari untuk menghitung, dan belum menggunakan kalkulasi mental
 Kesulitan meletakkan angka secara benar ketika menghitung secara vertical, misalnya
meletakkan puluhan dalam kolom ratusan
 Tidak mengetahui kiri dan kanan
 Menghindari games / permainan yang melibatkan strategi berhitung, seperti Sudoku
 Kesulitan membaca jam
Kesulitan Matematika di SMA
 Kesulitan menerapkan matematika untuk sehari-hari, misalnya untuk perencanaan keuangan
atau menambah jumlah resep makanan untuk orang yang lebih banyak
 Kesulitan memahami peta dan bagan
 Segan mengikuti aktivitas yang membutuhkan kemampuan memperkirakan kecepatan dan
jarak, seperti belajar mobil
Anak-anak dengan cara kerja otak yang berbeda seperti ini membutuhkan cara belajar khusus.
Mereka tidak bisa dipaksakan untuk terus mengikuti cara belajar konvensional / “normal” seperti
yang di sekolah. Bila itu terjadi, maka mereka tidak akan mampu memahami pelajaran dan
menyelesaikan ujian. Ujung-ujungnya, mereka akan dicap bodoh, bahkan “terbelakang” dan
ujung-ujungnya akan melukai harga diri mereka.
Sayangnya, tidak banyak orang tua dan guru memahami hal ini, sehingga mereka akan mencap
anak sebagai “malas dan kurang latihan”. Padahal, seberapa keras dan lamanya mereka berlatih
tidak akan berhasil bila tidak menemukan cara yang tepat untuk mereka. Cara belajar ini akan
mereka perlukan seumur hidup, karena bila kesulitan ini berasal dari cara kerja otak mereka,
maka hal ini akan menetap seumur hidup.
DAMPAK PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
Jika seorang anak memiliki problem kesulitan belajar, dia mungkin akan mengalami kejadian-
kejadian yang memalukan seperti ketika dia salah mengartikan perintah guru, membuat
kesalahan ketika membaca dengan suara keras di depan kelas (sehingga membuat ia
ditertawakan seisi kelas), atau menggunakan kata-kata yang salah dalam pembicaraan. Hal ini
mengakibatkan penerimaan teman-temannya, entah mereka tidak mau berteman dengannya, atau
lebih buruk lagi, mengejeknya dan menghindarinya.
Untuk beberapa anak, situasi seperti ini semakin buruk karena mereka kesulitan membaca tanda-
tanda social (social cues). Mungkin mereka tidak sadar kalau mereka berdiri terlalu dekat
dengan lawan bicaranya, atau mereka mengulang bahan bercandaan yang sama.
BAGAIMANA KITA BISA MEMBANTU MEREKA ?
Sesungguhnya orang tua dan guru harus bekerja sama dalam membantu mereka. Namun karena
sistim pendidikan di Indonesia, sering sekolah tidak bisa menerapkan bantuan ini.
Contoh bantuan yang bisa dilakukan di sekolah adalah mengijinkan anak untuk :
 Mempelajari materi menggunakan media digital (Mendengarkan rekaman audio/
audiobooks, film, atau video) daripada membaca text
 Memberika materi text dengan item yang lebih sedikit per halamannya dan dengan font /
ukuran huruf yang lebih besar
 Mendengarkan instruksi secara oral atau memberikan instruksi secara tertulis, secara
singkat dan jelas.
 Merekam apa yang dikatakan guru, daripada mencatat
 Meminjam catatan temannya
 Memperjelas apa yang penting, yang harus dicatat
 Memilih memberikan jawaban / respon dalam bentuk oral atau tertulis.
 Merekam jawaban murid
Dalam hal komunikasi social, mereka perlu diingatkan secara langsung, tetapi tidak di depan
anak-anak lain, sehingga tidak menyinggung harga dirinya. Guru juga perlu membantu agar ia
tidak dijadikan bahan tertawaan bahkan bullying dengan mengajari anak-anak lain untuk
menghargai perbedaannya. Model perilaku yang diberikan guru dalam merespon anak-anak
dengan kesulitan belajar ini akan menjadi teladan pada murid-murid lain dalam merespon dan
menghargai anak lain.

Mais conteúdo relacionado

Destaque

Destaque (13)

Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Program semester
Program semesterProgram semester
Program semester
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
Prog pengayaan dan remed
Prog pengayaan dan remedProg pengayaan dan remed
Prog pengayaan dan remed
 
Analisis hasil ulangan, remedial, dan pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, dan pengayaanAnalisis hasil ulangan, remedial, dan pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, dan pengayaan
 
Program pengayaan us 2017
Program pengayaan us 2017Program pengayaan us 2017
Program pengayaan us 2017
 
Blangko program remedial dan pengayaan
Blangko program remedial dan pengayaanBlangko program remedial dan pengayaan
Blangko program remedial dan pengayaan
 
2. agenda kbm
2. agenda kbm2. agenda kbm
2. agenda kbm
 
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada AnakDeteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
Deteksi Dini Gangguan Belajar pada Anak
 
14 buku program perbaikan dan pengayaan
14 buku program perbaikan dan pengayaan14 buku program perbaikan dan pengayaan
14 buku program perbaikan dan pengayaan
 
Rpp revisi 2016 akidah akhlak kelas 7 mts rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 akidah akhlak kelas 7 mts rpp diva pendidikanRpp revisi 2016 akidah akhlak kelas 7 mts rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 akidah akhlak kelas 7 mts rpp diva pendidikan
 
Rpp akidah akhlak kelas vii
Rpp akidah akhlak kelas viiRpp akidah akhlak kelas vii
Rpp akidah akhlak kelas vii
 
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaanAnalisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
 

Semelhante a Kesulitan belajar dan memperhatikan

Mempersiapkan anak masuk sekolah dasar
Mempersiapkan anak masuk sekolah dasarMempersiapkan anak masuk sekolah dasar
Mempersiapkan anak masuk sekolah dasar
asahasuh
 
Kelompok 1 bk disleksia
Kelompok 1 bk disleksiaKelompok 1 bk disleksia
Kelompok 1 bk disleksia
annis.tutor
 
Index2
Index2Index2
Index2
liza
 
Apakah disleksia
Apakah disleksiaApakah disleksia
Apakah disleksia
cybhazard
 
Forum gaf3083 kanak
Forum gaf3083 kanakForum gaf3083 kanak
Forum gaf3083 kanak
Shamsul Amir
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
AnibintiMisran
 
Masalah masalah belajar
Masalah masalah belajarMasalah masalah belajar
Masalah masalah belajar
Dedi Yulianto
 
54403496 jurnal
54403496 jurnal54403496 jurnal
54403496 jurnal
suthasha
 
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, danMasalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Elmin Khasanah
 

Semelhante a Kesulitan belajar dan memperhatikan (20)

Mempersiapkan anak masuk sekolah dasar
Mempersiapkan anak masuk sekolah dasarMempersiapkan anak masuk sekolah dasar
Mempersiapkan anak masuk sekolah dasar
 
Kesulitan belajar spesifik
Kesulitan belajar spesifikKesulitan belajar spesifik
Kesulitan belajar spesifik
 
Kelompok 1 bk disleksia
Kelompok 1 bk disleksiaKelompok 1 bk disleksia
Kelompok 1 bk disleksia
 
Pendidikan iklusif
Pendidikan iklusifPendidikan iklusif
Pendidikan iklusif
 
Masalah masalah psikologis anak
Masalah masalah psikologis anakMasalah masalah psikologis anak
Masalah masalah psikologis anak
 
Index2
Index2Index2
Index2
 
Penyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajarPenyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajar
 
Memahami Disleksia
Memahami DisleksiaMemahami Disleksia
Memahami Disleksia
 
Apakah disleksia
Apakah disleksiaApakah disleksia
Apakah disleksia
 
Masalah Pembelajaran & Disleksia
Masalah Pembelajaran & DisleksiaMasalah Pembelajaran & Disleksia
Masalah Pembelajaran & Disleksia
 
Forum gaf3083 kanak
Forum gaf3083 kanakForum gaf3083 kanak
Forum gaf3083 kanak
 
Ada berani
Ada beraniAda berani
Ada berani
 
LAMBAT MENULIS.ppt
LAMBAT MENULIS.pptLAMBAT MENULIS.ppt
LAMBAT MENULIS.ppt
 
Alat identifikasi anak luar biasa
Alat identifikasi anak luar biasaAlat identifikasi anak luar biasa
Alat identifikasi anak luar biasa
 
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdfMASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
MASALAH PENGUASAAN LITERASI MEMBACA (1).pdf
 
Masalah masalah belajar
Masalah masalah belajarMasalah masalah belajar
Masalah masalah belajar
 
Tajuk 2 Pendidikan Khas Masalah Pembelajaran Disleksia dan Bahasa.pptx
Tajuk 2 Pendidikan Khas Masalah Pembelajaran Disleksia dan Bahasa.pptxTajuk 2 Pendidikan Khas Masalah Pembelajaran Disleksia dan Bahasa.pptx
Tajuk 2 Pendidikan Khas Masalah Pembelajaran Disleksia dan Bahasa.pptx
 
54403496 jurnal
54403496 jurnal54403496 jurnal
54403496 jurnal
 
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, danMasalah anak yang berat, kompleks, dan
Masalah anak yang berat, kompleks, dan
 
Masalah membaca
Masalah membacaMasalah membaca
Masalah membaca
 

Kesulitan belajar dan memperhatikan

  • 1. KESULITAN BELAJAR DAN MEMPERHATIKAN Apakah anak anda: - Masih berjuang menulis huruf di saat teman seusianya sudah bisa menulis satu kalimat? - Bisa membaca, tapi tidak bisa menceritakan kembali isi bacaannya ? - Tidak memahami pelajaran bila ia diminta membacanya sendiri, tapi bila dibacakan pelajaran tersebut, dia ternyata memahami dan mampu menjawab pertanyaan. - Sering salah melaksanakan perintah / instruksi - Seperti tidak pernah mendengarkan nasihat / perintah anda - Sangat pelupa - Suka melamun dan tidak suka bergaul dengan teman-temannya - Pemalas dan lambat bergerak - Tidak bisa menceritakan sesuatu secara runtut, bahkan orang tuanya pun kesulitan memahami ceritanya - Kalau diminta menceritakan tentang suatu pengetahuan yang telah ia baca, ia akan menceritakan dengan lengkap, tapi kalau diminta menuliskan, ia tidak bisa - Ditolak bermain oleh teman-temannya, dan kerap dijadikan sasaran bullying / ejekan teman- temannya - Sulit mengerjakan soal matematika, bahkan hanya untuk tambah dan kurang yang sederhana - Tidak tahan bila harus duduk dan belajar dalam waktu lama - Selalu mengganggu teman-temannya, sehingga anda sering mendapat panggilan ke sekolah Pernahkah anda curiga jangan-jangan anak anda memiliki gejala autis (autism spectrum syndrome) atau gangguan konsentrasi yang disebut ADD / ADHD (Attention Deficit Disorder / Attention Deficit Hyperactivity Disorder) ? namun coba anda pahami dulu, jangan sampai anak anda mengalami penanganan yang salah. Mungkin itu karena anak anda mengalami KESULITAN BELAJAR DAN MEMPERHATIKAN, dalam derajat yang berbeda-beda. Sesungguhnya kesulitan yang dialami anak adalah karena rendah / pendeknya daya konsentrasinya, namun ini akan berdampak pada kemampuannya di sekolah maupun secara komunikasi social. Paling tidak, jenis kesulitannya bisa terbagi menjadi 5 hal, walaupun satu jenis dengan jenis yang lain akan saling terkait. Jenis kesulitan adalah : 1. Dalam hal membaca
  • 2. 2. Dalam hal menulis 3. Dalam hal berhitung / matematika 4. Dalam hal kemampuan motorik / gerakan 5. Dalam hal ketrampilan komunikasi social KENAPA MEREKA SEPERTI ITU ? Mereka bukanlah anak-anak yang “pemalas, lambat, dan kurang berlatih / belajar”. lebih-lebih lagi, mereka bukanlah anak-anak bodoh. Faktanya, mereka memiliki tingkat intelegensi rata-rata atau diatas rata-rata. Karenanya, untuk tahu bagaimana sebenarnya anak anda, anda memerlukan kepastian dengan tes intelegensi, tes pendengaran dan tes penglihatan (termasuk tes buta warna). Karena kita harus memastikan anak kita tidak memliki kesulitan belajar dan memperhatikan akibat adanya masalah pada tiga area tersebut. Kalau memang mereka bukanlah anak bodoh / rendah tingkat kecerdasannya, lalu mengapa mereka seperti itu ? karena kerja otak yang tidak normal pada area tertentu dan biasanya juga ada faktor genetik atau keturunan, karena biasanya di satu keluarga ada beberapa anggota yang memiliki kesulitan belajar dan memperhatikan. Contoh dari tidak normalnya cara kerja otak adalah penelitian bidang kedokteran dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI) mengatakan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab untuk pemrosesan bahasa bekerja secara berbeda dengan otak normal, menyebabkan anak mengalami kesulitan membaca dan berkomunikasi. Atau ketika bagian otak yang disebut prefrontal cortex, yang mengatur anak untuk bisa memperhatikan, merencanakan dan menahan diri, berkembang lebih lambat, maka anak akan mengalami gangguan kosenstrasi. Contohnya, planum temporal, sebuah ara di otak yang berfungsi memahami bahasa, umumnya lebih besar dalam hemisphere yang dominan (sisi kiri pada orang dengan tangan kanan) daripada hemisphere kanan. Tapi pada orang disleksia planum temporale besarnya sama baik di sisi kiri maupun kanan. SEPERTI APA BENTUK KESULITANNYA ? CONTOH :
  • 3. DI BIDANG MEMBACA DAN BAHASA : Kesulitan Membaca dan Bahasa pada usia PAUD dan TK  Kesulitan mengenali huruf  Kesulitan mengenali huruf yang mirip, seperti b ; d dan p  Kesulitan menempelkan suku kata ke kata-kata, misalnya ke- dan -bun menjadi kebun  Kesulitan mengucapkan kata-kata yang panjang atau tidak familiar / tidak biasa diucapkan, seperti kemarau menjadi kemau  Kesulitan mempelajari kata-kata baru  Memiliki kosa kata yang sedikit, dibanding anak seusianya  Kesulitan belajar berhitung, menghapalkan urutan nama hari atau urutan yang lain  Memiliki kesulitan rhyming / irama kata. Hal ini penting untuk menyusun puisi, seperti daRAH seirama dengan maRAH Kesulitan Membaca dan bahasa pada SD dan SMP  Berjuang lebih keras dalam membaca dan mengeja  Bingung atas susunan huruf dalam satu kata misalnya menuliskan “nama” padahal yang dimaksud adalah “aman”  Kesulitan mengingat fakta dan angka  Kesulitan memegang pensil dengan benar, berdampak pada kerapian tulisan, atau kecapaian tangan kalau untuk menulis dalam waktu lama dan cepat  Kesulitan menggunakan tata bahasa yang tepat  Kesulitan mempelajari ketrampilan baru yang memerlukan ingatan yang kuat  Terperangkap dengan soal matematika yang menggunakan soal cerita  Kesulitan menyebutkan kembali kata-kata baru / tidak dikenal
  • 4.  Kesulitan mengikuti arahan / instruksi / urutan Kesulitan Membaca dan bahasa pada SMA  Kesulitan membaca dengan keras / reading out loud  Kemampuan membacanya dibawah level seharusnya  Kesulitan memahami bahan bercanda atau idioms  Memiliki kesulitan mengorganisir dan mengatur waktu  Berjuang untuk menyimpulkan cerita  Kesulitan belajar bahasa asing DI BIDANG MENULIS :  Tulisannya sangat jelek, bahkan tidak terbaca oleh dirinya sendiri  Menulis sangat pelan dan berhati-hati  Mudah kewalahan oleh tugas menulis  Menolak menulis atau melakukan pekerjaan yang melibatkan menulis  Sering tertukar huruf atau tertinggal kata dan huruf  Banyak kesalahan ejaan dan tanda baca  Kesulitan menuangkan gagasannya secara tulisan DI BIDANG MATEMATIKA : Kesulitan Matematikan pada usia PAUD dan TK  Kesulitan menghitung hingga belasan dan puluhan  Kesulitan menghitung benda dalam suatu kelompok  Kesulitan memahami bahwa angka bisa digunakan untuk menggambarkan jumlah benda – contohnya, angka 5 bisa digunakan untuk menggambarkan jumlah 5 pisang, 5 kucing, atau 5 jari.  Kesulitan mengenali dan menulis angka sampai dengan 20
  • 5.  Meloncati angka ketika menghitung, ketika anak-anak lain seusianya sudah mampu menghitung secara teratur (umumnya anak bisa menghitung sampai 100 pada akhir masa TK)  Cenderung tidak mampu mengenali pola, sehingga belum mampu mengelompokkan benda berdasar ukuran, bentuk, dan warna. Kesulitan Matematika pada Awal Sekolah Dasar (TK-B sampai kelas 3 SD)  Tidak mampu menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan sederhana, secara mental (missal masih menggunakan jari untuk membantu menghitung)  Kesulitan mengenali tanda-tanda dasar matematika, seperti tambah /plus atau kurang/minus  Kesulitan mengenali susunan angka, misalnya kesulitan membedakan 381 adalah 3 ratusan; 8 puluhan dan 1 satuan, sedang 38 adalah 3 puluhan dan 8 satuan. Hal ini menyebabkan sering salah penempatan angka ketika menghitung secara vertical. Kesulitan Matematika di kelas 4 SD hingga SMP  Tidak memahami konsep “lebih dari” dan “kurang dari”  Kesulitan belajar dan mengingat fakta matematika dasar seperti 3 x 4 = 12  Tidak bisa menghubungkan fakta matematika bahwa 5 + 5 = 10, jadi, 10 ‒ 5 = 5  Kesulitan mengenali bilangan decimal, pecahan, genap, ganjil dst.  Masih menggunakan jari untuk menghitung, dan belum menggunakan kalkulasi mental  Kesulitan meletakkan angka secara benar ketika menghitung secara vertical, misalnya meletakkan puluhan dalam kolom ratusan  Tidak mengetahui kiri dan kanan  Menghindari games / permainan yang melibatkan strategi berhitung, seperti Sudoku  Kesulitan membaca jam Kesulitan Matematika di SMA  Kesulitan menerapkan matematika untuk sehari-hari, misalnya untuk perencanaan keuangan atau menambah jumlah resep makanan untuk orang yang lebih banyak  Kesulitan memahami peta dan bagan  Segan mengikuti aktivitas yang membutuhkan kemampuan memperkirakan kecepatan dan jarak, seperti belajar mobil
  • 6. Anak-anak dengan cara kerja otak yang berbeda seperti ini membutuhkan cara belajar khusus. Mereka tidak bisa dipaksakan untuk terus mengikuti cara belajar konvensional / “normal” seperti yang di sekolah. Bila itu terjadi, maka mereka tidak akan mampu memahami pelajaran dan menyelesaikan ujian. Ujung-ujungnya, mereka akan dicap bodoh, bahkan “terbelakang” dan ujung-ujungnya akan melukai harga diri mereka. Sayangnya, tidak banyak orang tua dan guru memahami hal ini, sehingga mereka akan mencap anak sebagai “malas dan kurang latihan”. Padahal, seberapa keras dan lamanya mereka berlatih tidak akan berhasil bila tidak menemukan cara yang tepat untuk mereka. Cara belajar ini akan mereka perlukan seumur hidup, karena bila kesulitan ini berasal dari cara kerja otak mereka, maka hal ini akan menetap seumur hidup. DAMPAK PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL Jika seorang anak memiliki problem kesulitan belajar, dia mungkin akan mengalami kejadian- kejadian yang memalukan seperti ketika dia salah mengartikan perintah guru, membuat kesalahan ketika membaca dengan suara keras di depan kelas (sehingga membuat ia ditertawakan seisi kelas), atau menggunakan kata-kata yang salah dalam pembicaraan. Hal ini mengakibatkan penerimaan teman-temannya, entah mereka tidak mau berteman dengannya, atau lebih buruk lagi, mengejeknya dan menghindarinya. Untuk beberapa anak, situasi seperti ini semakin buruk karena mereka kesulitan membaca tanda- tanda social (social cues). Mungkin mereka tidak sadar kalau mereka berdiri terlalu dekat dengan lawan bicaranya, atau mereka mengulang bahan bercandaan yang sama. BAGAIMANA KITA BISA MEMBANTU MEREKA ? Sesungguhnya orang tua dan guru harus bekerja sama dalam membantu mereka. Namun karena sistim pendidikan di Indonesia, sering sekolah tidak bisa menerapkan bantuan ini.
  • 7. Contoh bantuan yang bisa dilakukan di sekolah adalah mengijinkan anak untuk :  Mempelajari materi menggunakan media digital (Mendengarkan rekaman audio/ audiobooks, film, atau video) daripada membaca text  Memberika materi text dengan item yang lebih sedikit per halamannya dan dengan font / ukuran huruf yang lebih besar  Mendengarkan instruksi secara oral atau memberikan instruksi secara tertulis, secara singkat dan jelas.  Merekam apa yang dikatakan guru, daripada mencatat  Meminjam catatan temannya  Memperjelas apa yang penting, yang harus dicatat  Memilih memberikan jawaban / respon dalam bentuk oral atau tertulis.  Merekam jawaban murid Dalam hal komunikasi social, mereka perlu diingatkan secara langsung, tetapi tidak di depan anak-anak lain, sehingga tidak menyinggung harga dirinya. Guru juga perlu membantu agar ia tidak dijadikan bahan tertawaan bahkan bullying dengan mengajari anak-anak lain untuk menghargai perbedaannya. Model perilaku yang diberikan guru dalam merespon anak-anak dengan kesulitan belajar ini akan menjadi teladan pada murid-murid lain dalam merespon dan menghargai anak lain.