1. Filsafat Pendidikan
Pengalaman,Pendidikan dan
Kurikulum
(Analisa John Dewey atas Pendidikan
Anak)
2. Pengantar
Pendidikan adalah hidup itu sendiri
(pribadi dan masyarakat) pendidikan
adalah usaha menjaga keberlangsungan
masyarakat itu sendiri.
Mengapa masyarakat perlu mendidik
dirinya sendiri?
3. Dalam masyarakat pasti terjadi
perubahan (kaitan dengan filsafatnya
bahwa realitas itu mengalir).
pendidikan sebuah proses
pembaharuan terus-menerus demi
kelangsungan masyarakat dan anggota-
anggotanya melalui keterampilan,
tehnik, kreativitas, dan sebagainya.
4. Karya Dewey
TeoriDewey mengenai pendidikan
dapat dilihat dari 5 karyanya:
1. My Pedagogic Creed (1897),
2.The School and Society (1900),
3.Child and Curriculum (1902),
4.Democracy and Education (1916) and
5. Experience and Education (1938).
5. Pengalaman dan Pendidikan
Anak
Mengapa Dewey memfokuskan diri pada
pendidikan anak?
Anak adalah mahkluk yang belum
matang, belum berkembang.
Di pihak lain, makna, nilai dan tujuan
yang dihayati masyarakat berinkarnasi
dalam diri orang dewasa interaksi dua
pihak ini letak proses pendidikan.
7. Dari
pengertian ini, maka pendidikan
anak tidak dapat dipisah-pisahkan.
Pendidikan karena itu adalah proses
yang bertujuan baik bagi anak dan
sekaligus pula bagi kehidupan sosial.
8. Kurikulum dan Pendidikan Anak
Kurikulum bukanlah tujuan dalam dirinya
sendiri.
Interaksi ini bukan hanya persoalan interaksi
fisik, tapi juga bersifat sosiologis. Artinya, nilai,
tujuan, sikap, makna telah termasuk di
dalamnya. Seringkali, hal-hal demikian disebut
sebagai kurikulum tersembunyi (apa yang
tidak tertulis tapi dilaksanakan dalam hidup
sehari-hari)
9. Intended Curriculum Received Curriculum
What is planned to teach
The experience of the learners
students
What they take away from
Curriculum guides the lessons
The tasks and methods of
teaching the curriculum
Hidden Curriculum
What isn't written down, but
comes up in everyday life
Observed Curriculum Life-Long Curriculum
Activities in the classroom
The information the student has taken with
Teacher involvement within the them to apply to real -life
curriculum Hands-on experiences
Instill in students the need for education and
with curriculum the love for learning throughout
their lives
10. Dewey melihat sekolah dan
kurikulumnya memisahkan aspek-aspek
pengalaman anak menjadi apa yang
disebutnya spesialisasi seolah-olah
dapat menjawabi seluruh permasalahan.
11. Pertama, dunia pribadi anak berhadapan
dengan dunia impersonal yang sempit namun
karena ditata berdasarkan prinsip tertentu,
anak seolah berhadapan dengan semua
persoalannya.
Kedua, keterpisahan integralitas hidup anak
dan adanya spesialisasi dan pembagian
dalam kurikulum.
12. Ketiga,prinsip klasifikasi yang logis
berhadapan dengan ikatan yang utuh
dari hidup anak.
Ketiga hal ini mau mengatakan bahwa
anak dan kurikulum seperti dua aspek
yang sangat berbeda.
13. “Faktadan kebenaran yang dihidupi
dalam pengalaman keseharian anak,
dan fakta dan kebenaran yang termuat
dalam mata pelajaran pada dasarnya
adalah sebuah interaksi awal dan akhir
dari satu realitas.”
14. Beberapa Catatan Kritis
Pertama, penekanan Dewey terhadap
akal budi sebagai alat dan sarana untuk
mencapai kehidupan personal dan
masyarakat yang lebih baik didasarkan
pada pengalaman sebagai pengetahuan
masa lalu. Ini mengakibatkan makna
dan tujuan hidup seseorang bahkan
masyarakat kehilangan pendasarannya.
15. Kedua, bagaimana peran pendidik
dipikirkan di sini sebagai orang dewasa
di mana nilai, tujuan, makna
berinkarnasi di dalam mereka. Kesulitan
ini terjadi karena masyarakat terus
berevolusi (progresif) ke arah bentuk
yang lebih baik.
16. Ketiga,ketika Dewey menggambarkan
masyarakat industri di Amerika
melumpuhkan fungsi intelek dalam
sekolah, ia melupakan fakta bahwa
sekolah juga melumpuhkan fungsi
intelek dengan membiarkan
pembelajaran menjadi tanggung jawab
si anak
17. Pentup
pendidikanyang berbasis pada
pengalaman (experiential education) di
mana anak mempertanyakan segala
sesuatu yang dialaminya,
memikirkannya dan mencari solusi untuk
masalah yang dihadapi.