2. Siapakah Imigran?
Berdasarkan Le Haut Conseil d’Integration:
“Imigran adalah orang yang lahir di luar
teritori Prancis dan masuk ke wilayah Prancis
dengan niat untuk tinggal dan menetap
dalam teritori Prancis dalam waktu yang
lama.”
3. Imigran di Prancis Setelah Perang Dunia II
• Imigran yang datang ke Prancis setelah Perang
Dunia II masih didominasi oleh mereka yang
berasal dari negara-negara tetangganya di
Eropa. Namun mengalami penurunan.
• Sebaliknya, imigran yang berasal dari Afrika
jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke
tahun.
• Negara-negara Afrika tersebut adalah
Aljazair, Maroko, Tunisia (negara magribi), dan
juga Afrika hitam yang sejak tahun 1999
jumlahnya meningkat hingga 45%.
4. Nombre d’ étrangers Résident En France
8 % dari keseluruhan
populasi di Prancis
Ada sekitar 4,5 juta adalah imigran.
Proporsinya pun
bervariasi dan terus
mengalami perubahan
dari tahun ke tahun.
Source : Francoscopie 1991
5. Latar Belakang Kedatangan Imigran di
Prancis
Adanya industrialisasi dan
perbaikan ekonomi di Prancis
Kebutuhan akan tenaga kerja meningkat
Imigran datang ke Prancis tanpa memiliki skill
apapun, sehingga tenaga merekapun bisa
dibayar murah.
6. Pandangan Masyarakat Prancis
terhadap Imigrasi dan Imigran
Perdebatan tentang imigrasi tidak
lagi terbatas pada dimension conjoncturelle
dan masalah ekonomi saja.
Imigrasi menjadi masalah yang
mempengaruhi masa depan masyarakat.
Banyaknya imigran di Prancis dan terjadinya
krisis ekonomi melatarbelakangi munculnya
rasisme dan xenofobia di Prancis.
7. Dalam menghadapi para imigran, masyarakat
Prancis terbagi menjadi 2 kutub
yaitu, l’extrême droite dan yang mengusulkan
integrasi , Sos-Racisme.
Banyak masyarakat Prancis yang takut
kehilangan identitas mereka di dalam
masyarakat multikultural.
8. PANDANGAN RAKYAT PRANCIS
TERHADAP MASALAH ETNIS/RASIAL
• 88% Rakyat Prancis beranggapan bahwa rasisme
adalah fenomena yang biasa terjadi di Prancis
• 63% Rakyat Prancis berpendapat bahwa
imigran mengalami kesulitan untuk
mengintegrasikan diri dengan masyarakat
Prancis karena perbedaan mereka sendiri
• Pada tahun 2005 satu dari tiga orang rakyat
prancis mengakui bahwa dirinya sebagai orang
yang rasis
9. • 75 % masyarakat Prancis tidak senang jika umat
muslim terlibat dalam pemilihan presiden.
• 71 % masyarakat Prancis menanggap banyak kata
– kata yang bersifat fanatisme di dalam Islam.
• 68 % des francais pensent que le seuil de
tolerance a ete atteint en ce qui concerne
l’immigration
• 53 % masyarakat Prancis menganggap tidak
normal jika gadis – gadis muslim menggunakan
jilbab di sekolah negri.
10. • 35% rakyat Prancis menyatakan bahwa
mereka tidak menyukai orang yang beragama
islam
• 43% rakyat Prancis beranggapan bahwa
komunitas muslim adalah penyebab
kerusuhan di Prancis
Sumber: Francoscopie, 1991
11. ANTI-IMIGRAN
Orang – orang prancis yang tidak menyukai
imigran dan keturunannya berlandaskan
beberapa alasan, yaitu:
• Orang perancis terdesak untuk berlomba
mendapatkan pekerjaan
• Kekerasan yang dilakukan maghrebin
• Perbedaan budaya yang sangat mencolok
• Isu – isu internasional yang memojokkan
maghrebin (terorisme)
12. • Sejak terjadi crise pétroliere, mulai banyak
terjadi diskriminasi yang dilakukan oleh rakyat
Prancis terhadap para imigran.
• Diskriminasi yang dilakukan oleh rakyat prancis
membuat para imigran menjadi tidak nyaman
• Beberapa contoh diskriminasi para imigran
adalah dilarang masuk ke beberapa
restoran, café, dan tempat hiburan lainnya.
13. MAGHREBIN
Untuk mendapatkan persamaan, mereka melakukan
aksi, seperti:
• Marche des beurs
• Gerakan budaya; musik, sastra, dan film
• Gerakan pers; sans frontiere, radios communautaires
• Organisasi; SOS Racisme
• Mogok makan, aksi – aksi
kekerasan;pemboman, pembakaran mobil dsb.
14. Korban Kekerasan Etnis/Rasial
NORTHERN 42%
AFRICAN /
MUSLIMS
IMMIGRANTS IN 25%
GENERAL
AFRICAN/BLACK 16%
http://img146.imageshack.us/img146/9597/cpe281en.jpg
PEOPLE
JEWS 6%
High comitee of national polling 2005
15. Les Émeutes
• 1979 – merupakan kerusuhan pertama, terjadi
di daerah Grappinière, di Vaulx-en-
Velin, pinggiran kota Lyon. Terjadi bentrokan
antara pemuda dan aparat keamanan serta
adanya pembakaran mobil – mobil.
• 1981 – terjadi kerusuhan di
Minguettes, Vénissieux, pinggiran kota Lyon.
16. Les Émeutes
• 1983 – Selama musim panas, terjadi bentrokan
hebat antara polisi dan pemuda. Dalam
bentrokan tersebut, Toumi Djaïda, presiden muda
SOS Avenir Minguettes, terluka oleh polisi.
Kebakaran mobil dan degradasi perkotaan secara
luas diberitakan oleh media masa.
• 1987 – Tanggal 8 Juni setelah kematian seorang
pemuda bernama Aziz Bouguessa bentrokan
kembali terjadi di pinggiran kota Lyon.
17. Les Émeutes
• 1990 – 6 Oktober terjadi bentrokan antara pemuda
dan polisi di Vaulx-en-Velin yang dipicu oleh kematian
Thomas Claudio, pengendara motor yang jatuh karena
dihalang – halangi polisi. Adanya kebakaran –
kebakaran dan dirampoknya pusat – pusat
perbelanjaan.
• 1992 – Oktober, di Vaulx-en-Velin, Mohamed Bahri
dibunuh oleh polisi ketika ia mencoba melarikan diri
dengan sebuah BMW curian. Tiga malam
bentrokan, penembakan di sebuah kantor polisi dan
tiga puluh tiga kendaraan rusak dan dibakar.
18. Les Émeutes
• 1993 - 30 Oktober di pinggiran kota Saint-
Fons, Lyon, bentrokan pecah setelah kematian
Mourad Tchier yang dibunuh oleh polisi
karena mengendarai sebuah mobil curian.
• 1994 - 27 Januari, kerusuhan pecah karena
kematian Ibrahim Sy yang ditembak oleh polisi
saat ia berada di mobil dengan dua pemuda
lainnya. Mereka diduga sedang
mempersiapkan perampokan di tempat parkir
sebuah hotel di Val-de-Reuil.
19. Les Émeutes
• 1994 – 4 April, di Vaulx-en-Velin, Bron dan
Rillieux-la-Pape. Dua pemuda tewas dalam
kecelakaan sebuah BMW curian. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya kerusuhan selama
seminggu. Dua gym terbakar, adanya usaha
pembakaran sebuah perguruan tinggi, kantor
polisi Bron diserang. Sebuah apotek juga diserang
dengan bom molotov.
• 1994 – 18 April, di Bron Rhône, di pinggiran kota
Lyon, Al-Khafif Amamra, dikejar polisi karena
mencuri dan akhirnya tewas dibunuh.
20. Les Émeutes
• 1995 – 1 Oktober, sekitar dua ratus pemuda
bentrok dengan polisi dalam kelompok kecil, di
pinggiran kota Lyon setelah kematian Khaled
Kelkal. Bentrokan dimulai dari Vaulx-en-
Velin, kemudian meluas ke seluruh Lyon
pinggiran, Givors, Venice, Saint-Priest, Meyzieu.
36 kendaraan dibakar dan 19 orang ditahan untuk
dimintai keterangan.
21. Les Émeutes
• 1997 – 2,3 November, malam hari kerusuhan terjadi di
wilayah La Duchère, Lyon setelah kematian seorang
pemuda, Fabrice Fernandez, yang terbunuh oleh
sebuah peluru yang ditembakkan ke kepalanya dari
jarak dekat saat dia diinterogasi. Di Dammarie-lès-Lys
seorang lelaki dibunuh oleh polisi dengan peluru yang
tepat kena kepala untuk melawan serangan yang
dilakukan oleh temannya. Hal ini diikuti dengan
kerusuhan selama seminggu di Dammarie-lès-Lys.
22. Les Émeutes
• 1998 – Januari, terjadi kerusuhan di pusat
perbelanjaan di Part-Dieu, 300 sampai 400
pemuda datang dari pinggiran kota Lyon. Tujuh
orang luka ringan terkena lemparan batu,
empat polisi dan seorang pria tua cedera. Toko –
toko, kaca pintu akses ke mal dan sebuah
menara kantor hancur.
23. Les émeutes des Banlieues de 2005
• Les émeutes des banlieues de 2005 adalah
serangkaian kerusuhan oleh orang
Arab, Afrika Utara, Aljazair, Tunisia, dan Maroko
di Paris dan kota-kota lainnya dari tanggal 27
Oktober 2005 – 18 November 2005.
• Kerusuhan ini disebabkan karena tidak puasnya
rakyat imigran Prancis dengan ketidakadilan
dan diskriminasi di Prancis
24. Les émeutes des Banlieues de 2005
• Ketidakpuasan imigran ini diperparah dengan tewasnya
dua remaja oleh sengatan listrik ketika bersembunyi
dari kejaran oleh polisi.
• Pada tanggal 29 Oktober, sekitar 500 orang
ambil bagian dalam pawai melalui Clichy-sous
Bois, untuk mengenang remaja yang tewas Pengunjuk
rasa memakai t-shirt dicetak
dengan pesan mort pour rien yang berarti "mati secara
sia-sia.”
25. Les émeutes des Banlieues de 2005
• Pada tanggal 30 Oktober granat gas air
mata diluncurkan ke masjid di Cité des Bousquets
pada bulan Ramadhan
• Polisi dicurigai sebagai oknum yang melempar
granat tersebut, karena granat yang diluncurkan
adalah jenis granat yang digunakan oleh polisi anti
huru-hara Prancis
• Pada tanggal 3 November kerusuhan menyebar
keluar Paris, yaitu ke Bouches-du-Rone di selatan
dan Rouen di utara
26. • Pada tanggal 6 November Gereja Katolik di
Liévin, Lens, dan Sète, diserang oleh bom
Molotov
• Pada tanggal 8 November Presiden Jacques
Chirac menyatakan bahwa negara dalam
keadaan darurat dan mengaktifkan jam malam
• Setelah diberlakukannya jam malam di 38
kota. Seperti Paris, Lyon, dan Marseille.
Insiden pembakaran mobil di malam hari
berkurang drastis
27. • Pada tanggal 6 November Gereja Katolik di
Liévin, Lens, dan Sète, diserang oleh bom
Molotov
• Pada tanggal 8 November Presiden Jacques
Chirac menyatakan bahwa negara dalam
keadaan darurat dan mengaktifkan jam malam
• Setelah diberlakukannya jam malam di 38
kota. Seperti Paris, Lyon, dan Marseille.
Insiden pembakaran mobil di malam hari
berkurang drastis
28. KERUGIAN DARI LES
ÉMEUTES DE BANLIEU DE
2005
10 436 Mobil
233 Kantor negara
74 Gedung swasta
7 stasiun
22 kereta
18 gereja
http://emeutes-urbain.skyblog.com/13.html
29. Kesimpulan
Rasisme dan Xenophobie di Prancis meningkat
diakibatkan krisis ekonomi. Para imigran
dianggap sebagai penyebab dari terjadinya
krisis ekonomi maupun ketidakamanan yang
terjadi di Prancis. Diskriminasi yang dilakukan
masyarakat Prancis membuat para imigran
merasa didzalimi dan menuntut keadilan.
Padahal mereka sudah menjadi orang Prancis
dan sudah generasi ketiga.