SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
SABUN PADAT
Pengertian
 Produk hilir minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO) berupa
produk-produk kosmetik telah dikembangkan di negara-negara
penghasil kelapa. Di antaranya sampo, krim antiseptik, baby oil,
lotion, sabun termasuk sabun transparan, dan sebagainya. Sabun
transparan merupakan salah satu produk kosmetik yang sedang trendy.
Pilihan VCO sebagai bahan baku sabun.
 Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan
membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan
merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang
menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa
(baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran
dan pemerataan.
 Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak
menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa.
 Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH
(natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida).
 Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang
kemudian dinamakan sabun.
Reaksi saponifikasi
Klasifikasi sabun
1. Sabun Cair
Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar
2. Sabun Lunak/ Krim
Seperti pasta dan sangat mudah larut
3. Sabun Keras/ Padat
Sabun padat (batangan) dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu :
 Sabun opaque ( tidak transparan )
 Sabun translucent ( agak transparan )
 Sabun transparan (sangat transparan)
Bahan pembuatan sabun
a. Bahan baku, seperti : minyak atau lemak dan senyawa
alkali (basa).
b. Bahan pendukung, yang bertujuan untuk menambah
kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari
daya tarik
1. Minyak dan Lemak
 Jenis minyak yang dapat digunakan pada proses pembuatan sabun
adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak, minyak jagung,
minyak kedelai dan minyak lainnya. Minyak sawit sering dipakai dalam
pembuatan sabun, namun beberapa dari kita ada yang alergi dengan
minyak kelapa sawit karena ada reaksi minyak wangi dengan minyak
kelapanya atau cenderung pemakai tidak tahan fragrantnya (minyak
wangi sintetis), dengan minyak kelapa menghasilkan busa yang
banyak.
Sabun Padat Tidak Transparan
2. Alkali
 Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah
NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang
biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan
alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras.
KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya
yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat)
merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak,
tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Sabun Padat Transparan
3. Alkohol
 Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun, agar sabun
menjadi bening atau transparan. Kemurnian alkohol 95% yang
mempunyai titik nyala yang rendah maka tidak sulit untuk
menyalakannya. Penggunaan kompor gas dan kompor listrik harus
dengan hati hati, karena dapat membakar alkohol langsung. Untuk
terjadi transparansi sabun harus benar larut. Alkohol dengan level
yang tinggi dan kandungan air yang rendah menghasilkan produk sabun
yang lebih jernih.
 4. Glyserin
 Sudah lama digunakan sebagai humectan (penjaga kelembaban kulit)
dan sampai saat ini digunakan secara meluas oleh pembuat sabun.
Apabila didehidrasi dan dideodorisasi, glyserin menjadi cairan tak
berwarna dan tak berbau. Glyserin kurang menentukan kejernihan
sabun, rasanya manis membakar.
5. Gula
 Bersifat humectan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih warna gula
akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak gula, produk
sabun menjadi lengket , pada permukaan sabun keluar gelembung kecil – kecil. Gula
yang paling baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan berwarna
jernih seperti gliserin, karena warna gula sangat mempengaruhi warna sabun
transparan akhir. Gula lokal yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir juga
tidak bening, jernih tanpa warna tetapi juga agak kecoklatan. Penggunaan gula sebagai
penjernih sabun harus memperhatikan reaksi yang terjadi. Beberapa reaksi yang dapat
menyebabkan gula menjadi tidak jernih adalah :
 Karamelisasi, pemanasan gula sampai suhu tinggi.
 Reaksi Maillard, reaksi antara gula, asam amino dan panas.
 Reaksi dengan vitamin C.
 Ketiga reaksi diatas akan merubah sabun menjadi agak coklat hal tersebut dapat diatasi
dengan penambahan bahan squesteran.
 6. Stearic Acid.
 Membantu untuk mengeraskan sabun, khususnya minyak dari
tumbuhan yang digunakan. Penggunaannya dengan mencairkan dahulu
dalam minyak kemudian dicampur sodium hidroksida untuk
saponifikasi. Penggunaan terlalu banyak menyebabkan sabun kurang
berbusa, jika terlalu sedikit sabun tidak keras.
7. Pewarna
 Perlu di pertimbangkan untuk penggunaan pigmen mineral (ocher atau
oksida) pewarna kain atau sintetik , hal itu dapat tidak sejalan dengan
pewarnaan kulit, karena :
 Pigmen dan ocher adalah oksida logam dan mineral yang di tambahkan
ke sabun, lotion, cream agar warnanya seragam. Hal itu kan beracun
masuk ke dalam kulit.
 Dyes lilin atau pewarna malam di gunakan juga untuk mewarnai sabun
khususnya gliserin, penggunaan warna itu akan merugikan kulit.
 Pewarna kain sudah jelas bersifat karsinogenik bagi kulit.
 Jadi bahan yang aman dalm pewarnaan adalah pewarna makanan,
minuman, kosmetik.
8. Pewangi
 Fragran merupakan pewangi sintetik di desain secara kimia dengan
kata lain di rancang di laboratorium kimia tidak asli dari alam, namun
beberapa dari kita alergi terhadap fragran sintetik oleh karena itu
masyarakat kebanyakan memilih sabun tanpa pewangi tubuh. Sabun
tanpa pewarna dan pewangi digunakan untuk merawat wajah.
9. Coco DEA (TEA)
 Cocamide DEA digunakan untuk meningkatkan kualitas foaming (busa
yang terbentuk) serta menstabilkan busa, selain itu cocamide DEA
membantu mengentalkan produk seperti shampo, handsoap, serta
sediaan kosmetik yang lain.
 10. Natrium Klorida (NaCl)
 Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih,
tidak berwarna dan bersifat higroskopik rendah. Penambahan NaCl
selain bertujuan untuk pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan
konsentrasi elektrolit agar sesuai dengan penurunan jumlah alkali
pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan pembuat sabun tetap
seimbang selama proses pemanasan.
 11. Asam Sitrat
 Asam sitrat memiliki bentuk berupa kristal putih. Berfungsi sebagai
agen pengelat (chelating agent) yaitu pengikat ion-ion logam pemicu
oksidasi, sehingga mampu mencegah terjadinya oksidasi pada minyak
akibat pemanasan. Asam sitrat juga dapat dimanfaatkan sebagai
pengawet dan pengatur pH.
Bahan tambahan
Humectan.
 Digunakan untuk merawat kulit agar tetap terlihat muda yang mana sangat
erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa digunakan
adalah;
 Glyserin
 Propilen glykol
 Sorbitol.
Ultra Violet Absorbent.
 Digunakan untuk menyerap cahaya Ultra Violet seluruh panjang gelombang
dari 290 – 400 nm untuk mencegah dari kerusakan kulit termasuk erythem
kulit, sunburn, suntan dan penuaan dini. Bahan yang biasa digunakan adalah ;
 Derivatif benzofenon
 Derivatif para amino asam benzoat
 Derivatif asam salisilat.
Anti Oksidan.
 Sebab sabun tersusun dari asam lemak, minyak, lilin senyawa itu mengandung
ikatan tidak jenuh, dengan menganggap bahwa bahan yang tidak jenuh akan
mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya bau tengik
pada sabun atau sabun menjadi irritan ke kulit. Untuk menjaga kualitas dari
reaksi oksidasi diperlukan bahan anti oksidan. Bahan yang biasa digunakan
adalah ;
 Tokoferol.
 BHT ( dibutil hydroxytoluen ).
 BHA ( butil hydroxyanisol ).
 Ester asam gallat.
 NDGA ( Nordihydroxyquaiaretic acid ).
 Dapat digunakan bersama atau tunggal, baik juga bila ditambahkan bahan
promotor antioksidan
Agen Sequestering.
 Apabila logam tercampur dalam bahan sabun atau kosmetik langsung atau
tidak langsung akan merendahkan kualitasnya. Ion logam dapat merubah bau,
warna dan meningkatkan oksidasi bahan mentah yang berasal dari minyak.
Selanjutnya dapat menghambat aksi farmasi ( pengobatan ) dan menyebabkan
hilangnya penampilan, fungsi dan essensinya. Pada sabun transparan akan
menyebabkan hilangnya transparansinya. Senyawa yang dapat membuat pasif
ion logam tersebut adalah agen sequesteran. Bahan yang biasa digunakan
adalah;
 EDTA (paling sering dipakai ).
 Asam Phosporat.
 Asam Sitrat.
 Asam Askorbat.
 Asam Suksinat.
 Asam Glukonat.

Manfaat Sabun Transparan
Menjaga dan mempertahankan kesehatan kulit.
Mencegah kulit menjadi kusam, layu dan keriput.
Menjaga kelembaban, kekenyalan dan kehalusan
kulit, menstabilkan pH kulit serta membantu
regenerasi sel kulit.
Mencegah timbulnya jerawat.
Dapat membunuh bakteri dan jamur.
Aman digunakan oleh semua umur : untuk bayi,
remaja, dewasa atau bagi usia lanjut.
Dapat digunakan setiap hari sebagai sabun mandi
yang aman untuk kulit.
Parameter Mutu
 Kemasaman (pH), karakter kekerasan, kadar asam lemak
bebas (Free Fatty Acid/FFA), nilai ketengikan, kadar air,
dan bilangan penyabunan (BB Pascapanen)
Proses Produksi
 Persiapan Bahan
 Penimbangan Bahan
 Pemanasan Bahan
 Pencampuran
 Pengadukan
 Pencetakan
 Pengemasan
Bahan Baku Sabun Transparan
 Minyak dan Lemak
 Alkali
 Alkohol
 Glyserin
 Gula
 Stearic Acid
 Pewarna
 Pewangi
 Coco DEA
 NaCl
 Asam Sitrat
 Bahan Tambahan :
Humectan, UV absorbent,
anti oksidan, Agen
Sequestering
Bahan
Langkah Kerja
1) Memanaskan asam stearat pada suhu 60°C
2) Memasukkan VCO dalam gelas kimia diatas hot plate sampai suhu 60 –
65°C
3) Memanaskan asam stearat dan minyak, serta mengaduk dengan stirer,
suhu dijaga 70°C
4) Memasukkan NaOH sampai terbentuk reaksi saponifikasi
5) Memasukkan alkohol, gliserin, PG, mengaduk sampai homogen dan sedikit
mencair, kemudian masukkan gula dan akuades, aduk sebentar. Masukan
TEA, NaCl, Asam sitrat. Aduk hingga bening
6) Menambahkan pewarna dan parfum secukupnya pada suhu 40°C
7) Menuang ke dalam cetakan dan didinginkan sampai lebih kurang 24 jam
8) Mengeluarkan dari cetakan dengan hati-hati dan dikemas
SABUN PADAT ppt.pptx

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
Fadilah Nur
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
Dokter Tekno
 

Mais procurados (20)

Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2Kuliah formulasi dasar 2
Kuliah formulasi dasar 2
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Mikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsiMikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsi
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Makalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsulMakalah cangkang kapsul
Makalah cangkang kapsul
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
 
Kimia analisa instrument
Kimia analisa instrumentKimia analisa instrument
Kimia analisa instrument
 
Hipnotik sedativ
Hipnotik sedativHipnotik sedativ
Hipnotik sedativ
 
Serbuk tabur
Serbuk taburSerbuk tabur
Serbuk tabur
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 

Semelhante a SABUN PADAT ppt.pptx

PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
luthfiana8
 
406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx
406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx
406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx
ricorichelsi99
 

Semelhante a SABUN PADAT ppt.pptx (20)

PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptxPEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
PEMANFAATN MINYAK JELANTAH SEBAGAI SABUN.pptx
 
Pembuatan sabun
Pembuatan sabunPembuatan sabun
Pembuatan sabun
 
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
Sabun, Detergen, dan Shampoo (Indonesian Language)
 
Mini workshop pembuatan sabun natural
Mini workshop pembuatan sabun naturalMini workshop pembuatan sabun natural
Mini workshop pembuatan sabun natural
 
Sabun Cream
Sabun CreamSabun Cream
Sabun Cream
 
70106276 eye-shadow
70106276 eye-shadow70106276 eye-shadow
70106276 eye-shadow
 
pert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdfpert 1 - Materi.pdf
pert 1 - Materi.pdf
 
5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan 5. kosmetik perawatan badan
5. kosmetik perawatan badan
 
406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx
406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx
406703205-PPT-RPF-Kelompok-6-Shampoo-Anti-Ketombe-Fix-pptx.pptx
 
11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat11329777 sabun-mandi-padat
11329777 sabun-mandi-padat
 
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badanKel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
 
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptxPPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
PPT KELOMPOK 3A PKRT.pptx
 
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptxProses_Pembuatan_Sabun.pptx
Proses_Pembuatan_Sabun.pptx
 
PEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWAT
PEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWATPEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWAT
PEMBUATAN SEDIAAN PADAT ANTI JERAWAT
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 
KOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdfKOSMETIKA PPT.pdf
KOSMETIKA PPT.pdf
 
Kliping sabun
Kliping sabunKliping sabun
Kliping sabun
 
Ba bahan pembersih 1718 vix
Ba  bahan pembersih 1718 vixBa  bahan pembersih 1718 vix
Ba bahan pembersih 1718 vix
 
Kerajinan sabun
Kerajinan sabunKerajinan sabun
Kerajinan sabun
 
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptxPresentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
Presentasi Pembuatan Sabun PadYJBNat.pptx
 

Último

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

SABUN PADAT ppt.pptx

  • 2. Pengertian  Produk hilir minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO) berupa produk-produk kosmetik telah dikembangkan di negara-negara penghasil kelapa. Di antaranya sampo, krim antiseptik, baby oil, lotion, sabun termasuk sabun transparan, dan sebagainya. Sabun transparan merupakan salah satu produk kosmetik yang sedang trendy. Pilihan VCO sebagai bahan baku sabun.  Sabun adalah surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan merupakan singkatan dari surface active agents, bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan dan di antarmuka fasa (baik cair-gas maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan.
  • 3.  Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa.  Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida).  Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.
  • 5. Klasifikasi sabun 1. Sabun Cair Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar 2. Sabun Lunak/ Krim Seperti pasta dan sangat mudah larut 3. Sabun Keras/ Padat Sabun padat (batangan) dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu :  Sabun opaque ( tidak transparan )  Sabun translucent ( agak transparan )  Sabun transparan (sangat transparan)
  • 6. Bahan pembuatan sabun a. Bahan baku, seperti : minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). b. Bahan pendukung, yang bertujuan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik
  • 7. 1. Minyak dan Lemak  Jenis minyak yang dapat digunakan pada proses pembuatan sabun adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak, minyak jagung, minyak kedelai dan minyak lainnya. Minyak sawit sering dipakai dalam pembuatan sabun, namun beberapa dari kita ada yang alergi dengan minyak kelapa sawit karena ada reaksi minyak wangi dengan minyak kelapanya atau cenderung pemakai tidak tahan fragrantnya (minyak wangi sintetis), dengan minyak kelapa menghasilkan busa yang banyak.
  • 8. Sabun Padat Tidak Transparan 2. Alkali  Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
  • 9. Sabun Padat Transparan 3. Alkohol  Adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun, agar sabun menjadi bening atau transparan. Kemurnian alkohol 95% yang mempunyai titik nyala yang rendah maka tidak sulit untuk menyalakannya. Penggunaan kompor gas dan kompor listrik harus dengan hati hati, karena dapat membakar alkohol langsung. Untuk terjadi transparansi sabun harus benar larut. Alkohol dengan level yang tinggi dan kandungan air yang rendah menghasilkan produk sabun yang lebih jernih.
  • 10.  4. Glyserin  Sudah lama digunakan sebagai humectan (penjaga kelembaban kulit) dan sampai saat ini digunakan secara meluas oleh pembuat sabun. Apabila didehidrasi dan dideodorisasi, glyserin menjadi cairan tak berwarna dan tak berbau. Glyserin kurang menentukan kejernihan sabun, rasanya manis membakar.
  • 11. 5. Gula  Bersifat humectan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih warna gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak gula, produk sabun menjadi lengket , pada permukaan sabun keluar gelembung kecil – kecil. Gula yang paling baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti gliserin, karena warna gula sangat mempengaruhi warna sabun transparan akhir. Gula lokal yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir juga tidak bening, jernih tanpa warna tetapi juga agak kecoklatan. Penggunaan gula sebagai penjernih sabun harus memperhatikan reaksi yang terjadi. Beberapa reaksi yang dapat menyebabkan gula menjadi tidak jernih adalah :  Karamelisasi, pemanasan gula sampai suhu tinggi.  Reaksi Maillard, reaksi antara gula, asam amino dan panas.  Reaksi dengan vitamin C.  Ketiga reaksi diatas akan merubah sabun menjadi agak coklat hal tersebut dapat diatasi dengan penambahan bahan squesteran.
  • 12.  6. Stearic Acid.  Membantu untuk mengeraskan sabun, khususnya minyak dari tumbuhan yang digunakan. Penggunaannya dengan mencairkan dahulu dalam minyak kemudian dicampur sodium hidroksida untuk saponifikasi. Penggunaan terlalu banyak menyebabkan sabun kurang berbusa, jika terlalu sedikit sabun tidak keras.
  • 13. 7. Pewarna  Perlu di pertimbangkan untuk penggunaan pigmen mineral (ocher atau oksida) pewarna kain atau sintetik , hal itu dapat tidak sejalan dengan pewarnaan kulit, karena :  Pigmen dan ocher adalah oksida logam dan mineral yang di tambahkan ke sabun, lotion, cream agar warnanya seragam. Hal itu kan beracun masuk ke dalam kulit.  Dyes lilin atau pewarna malam di gunakan juga untuk mewarnai sabun khususnya gliserin, penggunaan warna itu akan merugikan kulit.  Pewarna kain sudah jelas bersifat karsinogenik bagi kulit.  Jadi bahan yang aman dalm pewarnaan adalah pewarna makanan, minuman, kosmetik.
  • 14. 8. Pewangi  Fragran merupakan pewangi sintetik di desain secara kimia dengan kata lain di rancang di laboratorium kimia tidak asli dari alam, namun beberapa dari kita alergi terhadap fragran sintetik oleh karena itu masyarakat kebanyakan memilih sabun tanpa pewangi tubuh. Sabun tanpa pewarna dan pewangi digunakan untuk merawat wajah.
  • 15. 9. Coco DEA (TEA)  Cocamide DEA digunakan untuk meningkatkan kualitas foaming (busa yang terbentuk) serta menstabilkan busa, selain itu cocamide DEA membantu mengentalkan produk seperti shampo, handsoap, serta sediaan kosmetik yang lain.
  • 16.  10. Natrium Klorida (NaCl)  Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal putih, tidak berwarna dan bersifat higroskopik rendah. Penambahan NaCl selain bertujuan untuk pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan konsentrasi elektrolit agar sesuai dengan penurunan jumlah alkali pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan pembuat sabun tetap seimbang selama proses pemanasan.
  • 17.  11. Asam Sitrat  Asam sitrat memiliki bentuk berupa kristal putih. Berfungsi sebagai agen pengelat (chelating agent) yaitu pengikat ion-ion logam pemicu oksidasi, sehingga mampu mencegah terjadinya oksidasi pada minyak akibat pemanasan. Asam sitrat juga dapat dimanfaatkan sebagai pengawet dan pengatur pH.
  • 18. Bahan tambahan Humectan.  Digunakan untuk merawat kulit agar tetap terlihat muda yang mana sangat erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa digunakan adalah;  Glyserin  Propilen glykol  Sorbitol.
  • 19. Ultra Violet Absorbent.  Digunakan untuk menyerap cahaya Ultra Violet seluruh panjang gelombang dari 290 – 400 nm untuk mencegah dari kerusakan kulit termasuk erythem kulit, sunburn, suntan dan penuaan dini. Bahan yang biasa digunakan adalah ;  Derivatif benzofenon  Derivatif para amino asam benzoat  Derivatif asam salisilat.
  • 20. Anti Oksidan.  Sebab sabun tersusun dari asam lemak, minyak, lilin senyawa itu mengandung ikatan tidak jenuh, dengan menganggap bahwa bahan yang tidak jenuh akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun atau sabun menjadi irritan ke kulit. Untuk menjaga kualitas dari reaksi oksidasi diperlukan bahan anti oksidan. Bahan yang biasa digunakan adalah ;  Tokoferol.  BHT ( dibutil hydroxytoluen ).  BHA ( butil hydroxyanisol ).  Ester asam gallat.  NDGA ( Nordihydroxyquaiaretic acid ).  Dapat digunakan bersama atau tunggal, baik juga bila ditambahkan bahan promotor antioksidan
  • 21. Agen Sequestering.  Apabila logam tercampur dalam bahan sabun atau kosmetik langsung atau tidak langsung akan merendahkan kualitasnya. Ion logam dapat merubah bau, warna dan meningkatkan oksidasi bahan mentah yang berasal dari minyak. Selanjutnya dapat menghambat aksi farmasi ( pengobatan ) dan menyebabkan hilangnya penampilan, fungsi dan essensinya. Pada sabun transparan akan menyebabkan hilangnya transparansinya. Senyawa yang dapat membuat pasif ion logam tersebut adalah agen sequesteran. Bahan yang biasa digunakan adalah;  EDTA (paling sering dipakai ).  Asam Phosporat.  Asam Sitrat.  Asam Askorbat.  Asam Suksinat.  Asam Glukonat. 
  • 22. Manfaat Sabun Transparan Menjaga dan mempertahankan kesehatan kulit. Mencegah kulit menjadi kusam, layu dan keriput. Menjaga kelembaban, kekenyalan dan kehalusan kulit, menstabilkan pH kulit serta membantu regenerasi sel kulit. Mencegah timbulnya jerawat. Dapat membunuh bakteri dan jamur. Aman digunakan oleh semua umur : untuk bayi, remaja, dewasa atau bagi usia lanjut. Dapat digunakan setiap hari sebagai sabun mandi yang aman untuk kulit.
  • 23. Parameter Mutu  Kemasaman (pH), karakter kekerasan, kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid/FFA), nilai ketengikan, kadar air, dan bilangan penyabunan (BB Pascapanen)
  • 24. Proses Produksi  Persiapan Bahan  Penimbangan Bahan  Pemanasan Bahan  Pencampuran  Pengadukan  Pencetakan  Pengemasan
  • 25. Bahan Baku Sabun Transparan  Minyak dan Lemak  Alkali  Alkohol  Glyserin  Gula  Stearic Acid  Pewarna  Pewangi  Coco DEA  NaCl  Asam Sitrat  Bahan Tambahan : Humectan, UV absorbent, anti oksidan, Agen Sequestering
  • 26. Bahan
  • 27. Langkah Kerja 1) Memanaskan asam stearat pada suhu 60°C 2) Memasukkan VCO dalam gelas kimia diatas hot plate sampai suhu 60 – 65°C 3) Memanaskan asam stearat dan minyak, serta mengaduk dengan stirer, suhu dijaga 70°C 4) Memasukkan NaOH sampai terbentuk reaksi saponifikasi 5) Memasukkan alkohol, gliserin, PG, mengaduk sampai homogen dan sedikit mencair, kemudian masukkan gula dan akuades, aduk sebentar. Masukan TEA, NaCl, Asam sitrat. Aduk hingga bening 6) Menambahkan pewarna dan parfum secukupnya pada suhu 40°C 7) Menuang ke dalam cetakan dan didinginkan sampai lebih kurang 24 jam 8) Mengeluarkan dari cetakan dengan hati-hati dan dikemas