SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 99
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan yang berorientasi pada kualitas menghadapi berbagai tantangan
yang tidak bisa ditanggulangi dengan pradigma yang lama. Guru tidak cukup hanya
menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas karena materi yang
diperolehnya tidak selalu sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Dengan
demikian seorang guru harus memiliki daya kreasi dan selalu aktif dalam upaya
mengembangkan pendekatan pembalajaran yang mengacu pada model belajar yang
efektif dalam mencapai target kurikulum. Seorang guru dalam memilih model
mengajar harus relevan dengan tujuan pengajaran sehingga dalam proses belajar
mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini mengajar bukan lagi
usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha untuk
menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subyek didik agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Mutu pengajaran tergantung pada
pemilihan metode yang tepat, terutama dalam upaya mengembangkan kreatifitas dan
keaktifan siswa dalam kelas. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan
professional guru untuk mengolah program pengajaran dengan strategi belajar
mengajar yang tepat.
Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan praktek mengajar (PPL)
dan juga selama melakukan beberapa kali observasi pada kelas pembelajaran yaitu
siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang, terlihat bahwa minat dan rasa ingin tahu
1
siswa terhadap materi yang dipelajarinya masih kurang terutama pada mata pelajaran
fisika. Pada kenyataannya kita ketahui bahwa apabila siswa memiliki minat dan
keingintahuannya tang tinggi terhadap materi yang dipelajarinya akan membawa
dampak yang positif terhadap hasil belajarnya.
SMA Negeri 1 Kupang merupakan suatu lembaga pendidikan dimana
kegiatan belajar mengajar sejauh pengamatan penulis selama melakukan praktek
mengajar disana, pola pembelajaran khususnya pada mata pelajaran fisika yakni pada
kelas XI IPA4, masih menggunakan pola lama artinya lebih bersifat ceramah. Dengan
metode ceramah ini, siswa menjadi pasif selama pembelajaran dan tidak menguasai
konsep karena siswa dituntut untuk mengingat atau menghafal materi pelajaran.
Untuk itu pola ini tidak bisa diandalkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal,
karena siswa tidak diajarkan untuk membangun konsep sendiri. Dalam hal ini siswa
pasif selama pembelajaran berlangsung. Padahal kita ketahui bahwa apabila siswa
aktif selama proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini siwa harus dimotivasi
untuk memiliki sikap ilmiah yakni siswa sendiri yang aktif membentuk konsep,
melakukan eksperimen untuk meningkatkan ketelitian dan kerja sama siswa dalam
menyelesaikan masalah, maka akan membawa dampak yang positif terhadap hasil
belajarnya.
Siswa yang memiliki sikap ilmiah selama pembelajaran berlangsung yakni
berani untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya, melakukan eksperimen
untuk membuktikan konsep yang dipelajari, serta bekerja sama dalam menyelesaikan
suatu masalah merupakan usaha untuk menyempurnakan informasi yang diperoleh,
sehingga apabila informasi yang diperolehnya salah atau kurang dapat diperbaikinya
2
dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut akan bagus pula. Oleh kerena itu
supaya informasi yang diperoleh siswa maksimal maka dia harus memiliki sikap
ilmiah. Untuk itu perlu diupayakan strategi pembelajaran secara tepat agar dapat
menciptakan kondisi kelas yang positif sehingga terpacu untuk memiliki sikap
ilmiah.
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika
khususnya pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang untuk mengoptimalkan
sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan
mengkombinasikan metode ceramah dan tanya jawab. Dari pola ini diperoleh hasil
bahwa guru lebih banyak menggunakan waktu untuk menyampaikan materi dengan
ceramah dan sekali-kali diselingi dengan tanya jawab. Kegiatan belajar mengajar
seperti ini lebih berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif selama
pembelajaran. Ternyata dengan mengkombinasikan model ceramah dan tanya jawab
tidak membawa dampak yang pasitif terhadap sikap ilmiah siswa dalam hal ini siswa
tetap tidak aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa tidak diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen, dan juga siswa tidak dilatih membentuk konsep
sendiri.
Berdasarkan uraian masalah di atas penulis mencoba menampilkan sebuah
model pembelajaran dimana model pembelajaran tersebut bukan semata-mata
menyangkut kegiatan guru, tetapi lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa, yakni
tidak mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta tetapi siswa harus
mengembangkan pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-
3
ide. Untuk itu perlu diupayakan suatu model pembelajaran yang tepat agar dapat
menciptakan kondisi kelas yang positif sehingga siswa terpacu untuk memiliki sikap
ilmiah yakni siswa berani untuk bertanya, berpendapat selama pembelajaran, aktif
dalam membentuk suatu konsep, mencari bukti melalui eksperimen, serta dapat
menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan
konsep yang sudah dipelajari..
Salah satu model pembelajaran yang menganjurkan siswa aktif selama proses
pembalajaran berlangsung yakni untuk mengoptimalkan sikap ilmiah siswa
(menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa terhadap materi yang dipelajarinya,
siswa aktif dalam membentuk konsep, menemukan bukti melalui eksperimen, dan
bekerja sama menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan konsep yang
dipelajari) adalah model pembelajaran generatif. Model ini terbagi dalam empat fase.
Fase pertama adalah eksplorasi prakonsepsi siswa, fase kedua adalah proses sains
yang terarah pada uji prakonsepsi siswa yang terkait dengan konsep yang akan di
pelajari. Fase ketiga adalah tantangan, dalam fase ini pengajar berperan sebagai
fasilitator dalam membangun konsepsi siswa, sedangkan pembelajar mencari bukti-
bukti melalui praktikum. Yang terakhir adalah fase aplikasi, yakni pembelajar
mencoba memecahkan masalah atau mengerjakan soal.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian
dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA KELAS XI IPA4 SMA
NEGERI 1 KUPANG”.
4
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah
pokok dalam penelitian ini adalah : Bagaimana cara meningkatkan sikap ilmiah siswa
dengan menerapkan model pembelajaran generatif pada siswa kelas XI IPA4 SMA
Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/2009?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana cara meningkatkan
sikap ilmiah siswa dengan menerapkan model pembelajaran generatif pada siswa
kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/2009.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini adalah:
1. Guru bidang studi pendidikan Fisika dapat memperoleh gambaran
model pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan sikap ilmiah siswa.
2. Siswa dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran khususnya
dalam hal sikap ilmiah siswa.
1.5 Asumsi dan Keterbatasan
1.5.1 Asumsi
Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa asumsi sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Kupang
berjalan sebagaimana mestinya
5
2. Tes prestasi yang diberikan pada sampel dikerjakan
dengan sungguh-sungguh oleh siswa sehingga hasilnya dapat mencerminkan
hasil belajar siswa.
3. Pelaksanaan belajar mengajar dengan menerapkan
model pembelajaran generatif pada pokok bahasan Usaha dan Energi
dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh calon gurua tau penulis dan
berpegang pada prinsip yang berlaku pada metode di atas.
1.5.2 Keterbatasan
Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok
bahasan Usaha dan Energi
2. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada siswa
kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/ 2009.
3. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini
diterima sejauh asumsi di atas berlaku.
1.6 Defenisi Operasional
Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini,
berikut ini dikemukakan defenisi operasional masing-masing variabel tersebut:
1. Sikap adalah konsep yang merepresentasikan suka atau tidak
sukanya individu pada sesuatu
2. Sikap ilmiah adalah kecenderungan individu untuk bertindak
atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematic melalui
6
langkah-langkah ilmiah, yaitu Sikap ingin tahu, Sikap kritis,Sikap obyektif, Sikap
ingin menemukan, Sikap menghargai karya orang lain, Sikap terbuka, Sikap tekun,
Sikap bertanggung jawab, Sikap saling kerja sama.
3. Model pembelajaran generatif merupakan suatu model
pembelajaran yang menganjurkan supaya siswa sendiri membentuk atau
membangun konsep yang sesuai untuk mengenal dan memberikan pandangan
tentang alam
4. Model pembelajaran generatif terbagi dalam empat fase:
a. Fase pertama: eksplorasi prakonsepsi siswa.
b. Fase kedua: Proses sains yang terarah pada uji prakonsepsi siswa.
c. Fase ketiga (tantangan): dalam fase ini guru berperan sebagai fasilitator
dalam membangun konsepsi siswa, sedangkan siswa mencari bukti-bukti
melalui praktikum.
d. Fase ke empat (Aplikasi): dalam fase ini siswa mencoba memecahkan
masalah praktis atau mengerjakan soal.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sikap
2.1.1 Pengertian Sikap
Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut ”Attitude” sedangkan istilah
attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni ”Aptus” yang berarti keadaan siap
secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Jadi secara umum sikap dapat
didefenisikan sebagai konsep yang mempresentasikan suka atau tidak sukanya
seseorang pada sesuatu.
Pada umumnya rumusan-rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan unsure,
yaitu adanya kesediaan untuk berespon terhadap suatu situasi. Triandis (1971)
mendefenisikan sebagai berikut : “An attitude in an idea charged with emotion whicn
predisposes a classactions to a particular class of social situations” (slameto,
2003:188).
Berdasarkan rumusan diatas sikap mengandung tiga komponen yaitu:
a. Komponen afektif, merupakan perasaan yang dimiliki seseorang
dalam merespon sesuatu atau objek
b. Komponen perilaku, merupakan kecenderungan untuk berprilaku
dan berbuat dengan cara-cara tertentu dengan kehadiran objek sikap.
8
c. Komponen kognitif, merupakan kepercayaan atau keyakinan
seseorang mengenai objek
Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif
terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif
terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai atau juga merugikan. Hal yang
menjadi objek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya
dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar
informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi
merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila berdasarkan informasi itu timbul
perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk
bertingkah laku tertentu, terjadilah sikap.
2.1.2 Pembentukan Sikap
Sikap terbentuk melalui bermacam–macam cara, antara lain:
1. Melalui pengalaman yang berulang–ulang, atau dapat
pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam
(pengalaman traumatik)
2. Melalui imitasi
Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja. Dalam hal
terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode,
disamping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan
9
mengingat model yang ditiru, peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan
secara kolektif daripada perorangan.
3. Melalui sugesti
Disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan
pemikiran yang jelas, tapi semata–mata karena pengaruh yang datang dari
seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya.
4. Melalui identifikasi
Disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/badan tertentu didasari
suatu keterikatan emosional, sifatnya meniru dalam hal ini lebih banyak dalam
arti berusaha menyamai. Identifikasi seperti ini sering terjadi antara anak dengan
ayah, pengikut dengan pemimpin, siswa dengan guru, antara anggota suatu
kelompok dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut yang dianggap
paling mewakili kelompok yang bersangkutan.(Slameto, 2003:188-189)
Dari uraian di atas jelaslah, bahwa aspek afektif ikut menentukan
keberhasilan belajar paserta didik. Aspek afektif pada diri siswa besar peranannya
dalam pendidikan, dan karenanya tidak dapat kita abaikan begitu saja. Paling tidak
ada dua komponen afektif yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat terhadap
suatu pelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif bisa negatif atau
netral. Tentu diharapkan sikap peserta didik terhadap semua mata pelajaran positif
sehingga akan timbul minat untuk belajar atau mempelajarinya (Abdul Ghofur dkk,
2004:49).
10
2.1.3 Perubahan sikap
Merangsang perubahan sikap pada diri seseorang bukanlah hal yang mudah
untuk dilakukan karena ada kecenderungan sikap-sikap untuk bertahan. Ada banyak
hal yang menyebabkan sulitnya mengubah sikap, antara lain:
a. Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap yang bersangkutan.
Manusia selalu ingin mendapatkan respon dan penerimaan dari lingkungan, dan
karena itu ia akan berusaha menampilkan sikap-sikap dibenarkan oleh
lingkungannya. Keadaan semacam ini membuat orang tidak cepat mengubah
sikapnya.
b. Bekerjanya asas selektivitas, seseorang cenderung untuk tidak
mempersepsi data-data baru yang mengandung informasi yang bertentangan
dengan pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya yang telah ada. Kalaupun
sampai dipersepsi, biasanya tidak bertahan lama, yang bertahan lama adalah
informasi yang sejalan dengan pandangan atau sikapnya yang sudah ada.
c. Bekerjanya prinsip mempertahankan keseimbangan, bila kepada
seseorang disajikan informasi yang dapat membawa suatu perubahan dalam dunia
psikologisnya, maka informasi itu akan dipersepsi sedemikian rupa, sehingga
hanya akan menyebabkan perubahan-perubahan yang seperlunya ada.
d. Adanya kecenderungan seseorang untuk menghindari kontak dengan
data yang bertentangan dengan sikap- sikapnya yang telah ada.
e. Adanya sikap yang tidak kakuh pada sementara orang untuk
mempertahankan pendapat-pendapatnyta sendiri.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengubah sikap antara lain :
11
1. Dengan mengubah komponen kognitif
dari sikap yang bersangkutan. Caranya dengan memberi informasi–informasi
baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas. Hal ini
akhirnya diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah
lakunya.
2. Dengan cara mengadakan kontak
langsung dengan objek sikap. Dengan cara ini komponen afektif turut pula
dirangsang. Cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap
anti untuk berpikir lebih jauh tentang objek sikap yang tidak mereka senangi itu.
3. Dengan memaksa orang menampilkan
tingkah laku-tingkah laku baru yang tidak konsisten dengan sikap-sikap yang
sudah ada. Kadang-kadang ini dapat dilakukan melalui kekuatan hukum. Dalam
hal ini kita berusaha langsung mengubah komponen tingkah lakunya.
Meskipun terdapat banyak faktor yang menyebabkan sikap cenderung
bertahan, namun dalam kenyataannya tetap terjadi perubahan-perubahan sikap
sebagaimana yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Perubahan zaman akan membawa perubahan dalam hal-hal yang dibutuhkan
dan diinginkan oleh orang-orang pada saat tertentu, juga akan terjadi perubahan
dalam sikap mereka terhadap berbagai objek. Ini menunjukan bahwa usaha
mengubah sikap perlu dikaitkan pula dengan kebutuhan dan keinginan dari orang-
orang yang akan diusahakan perubahan sikapnya. Selain itu perlu pula ditelaah arah
dari perubahan yang diinginkan. Biasanya perubahan yang konkuren (misalnya suatu
sikap yang positif ingin dibuat lebih positif atau sikap negatif akan dibuat lebih
12
negatif) lebih mudah dicapai daripada perubahan yang inkonkuren (misalnya sikap
yang negatif ingin diubah menjadi positif, atau sebaliknya).
Para ahli mengatakan bahwa untuk mengadakan perubahan sikap pelajar
perlu bertindak sebagai seorang diagnostikus dan terapis. Mula-mula harus
diterapkan makna fungsional dari sikap-sikap yang ada dan ingin diubah,bagi siswa
yang memiliki sikap tersebut. Kemudian diteliti kebutuhan-kebutuhan apa yang
dipuaskan oleh sikap-sikap yang ingin diubah. Teliti pula perasaan-perasaan yang
bagaimanakah yang menyertai sikap-sikap tersebut, juga dukungan lingkungan
terhadap sikap-sikap tersebut pula diketahui. (Slameto, 2003:190-192)
2.2 Sikap Ilmiah
Menurut Baharuddin (1982) mengemukakan bahwa: ”sikap ilmiah pada
dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan
kegiatan sebagai seorang Ilmuwan. Dengan kata lain kecenderungan individu untuk
bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematic
melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa jenis sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo
(1985:31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah
berdasarkan metode ilmiah antara lain:
a. Sikap ingin tahu.
Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia berusaha
untuk mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang objek, sering
melakukan eksplorasi pada benda-benda yang ditemuinya, kebiasaan
13
menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah,
memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksperimen.
b. Sikap kritis.
Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat,
tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, dan bersedia
mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
c. Sikap obyektif.
Melihat sesuatu sebagaimana adanya objek itu, menjauhkan bias pribadi dan
tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat
mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
d. Sikap ingin menemukan.
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru, kebiasaan melakukan
eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu
memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
e. Sikap menghargai karya orang lain.
Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, dengan
mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan
menganggapnya sebagai karangan yang orisinal milik pengarangnya.
f. Sikap terbuka.
14
Bersedia mendengarkan orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang
diketahuinya, menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
g. Ketelitian.
Selalu teliti dalam pengambilan data dari suatu eksperimen.
h. Sikap tekun.
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang
hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila
belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja
dengan teliti.
i. Sikap berani mempertahankan kebenaran.
Membela fakta atas hasil penelitiannya.
j. Sikap saling kerja sama.
Kerja sama dalam satu kelompok atau dengan beberapa orang saat melakukan
eksperimen.
k. Keaktifan.
Selalu aktif dalam melakukan eksperimen bersama kelompok dan berdiskusi
dalam membuat kesimpulan.
l. Bertanya/menjawab.
Selalu bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahuinya, serta menjawab
pertanyaan dari guru atau teman.
m. Sikap berpendapat.
15
Selalu memberikan pendapat atau ide terhadap sesuatu atau objek yang dipelajari.
2.3 Model Pembelajaran Generatif
2.3.1 Pengertian model pembelajaran generatif
Pembelajaran generatif adalah suatu model pembelajaran yang menganjurkan
supaya siswa sendiri membentuk atau membangun konsep yang sesuai untuk
mengenal dan memberikan pandangan tentang alam.
Pembelajaran generatif menekankan supaya maksud atau pamahaman tentang suatu
masalah diperoleh menerusuri proses mental yang dikaitkan secara eksplisit antara
input baru dengan pandangan atau pengetahuan yang sudah ada tentang alam.
Menurut model generatif yang diusulkankan oleh Osborne (1985) adalah proses
mental perlu dibentuk melalui gabungan antara input sementara dengan ingatan. Oleh
karena itu, pengertian yang bermakna melalui pengalaman yang terbentuk
bergantung pada kemampuan murid memproses idea baru atau pengetahuan yang
sudah ada.
2.3.2 Fase pengajaran dan pembelajaran berdasarkan model generatif
Menurut Osborne, pembelajaran berdasarkan model generatif terbagi dalam
empat fase yaitu:
Tabel 2.1 Fase-fase model pembelajaran generatif
16
Fase Aktivitas guru Aktivitas siswa
Fase I :
eksplorasi
prakonsepsi
siswa
• Menentukan pandangan murid
• Menjelaskan pandangan tersebut
• Memahami pandangan saintifik
• Mengenal pasti pandangan ilmu
lama
• Mempertimbangkan bukti-bukti
yang menyebabkan perubahan
pandangan lama pelajar
Mengamati dengan cermat
aktivitas lain, dengan tujuan
menentukan dengan tepat
ide-ide yang ada sekarang
Fase II :
Proses sains
• Menetapkan konteks
• Membekalkan pengalaman yang
memberi motivasi
• Menyertai dan mengemukakan
pertanyaan berbentuk terbuka dan
berorientasikan individu
• Menjelaskan respon siswa
• Menjelaskan dan menerangkan
pandangan siswa
• Membiasakan diri dengan
bahan-bahan yang
digunakan untuk
memahami suatu konsep
• Memikirkan apa yang
berlaku, mengemukakan
persoalan yang berkaitan
dengan konsep tersebut
• Menentukan hal apa yang
diketahui tentang peristiwa
yang sesuai, dengan
menggunakan input kelas
atau sekitar rumah
• Menjelaskan pandangan
sendiri tentang konsep itu
• menguraikan pandangan
sendiri kepada (a)
kumpulan (b) kelas melalui
diskusi dan pemberitahuan
Fase III :
tantangan
• Memudahkan pertukaran
pandangan di kalangan pelajar
• Memperihalkan pandangan
siswa lain dalam kelas bagi
17
• Memastikan semua pandangan
dipertimbangkan
• Meneruskan diskusi secara terbuka
• Mencadangkan prosedur yang
cukup jelas, jika perlu
• Mengemukakan bukti untuk
menyokong pandangan ahli sains/
ilmuan
• Menerima reaksi siswa yang belum
pasti terhadap pandangan baru
mencari kekuatan dan
kekurangan
• Mencari bukti untuk
menguji kebenaran
pandangan
• Membandingkan
pandangan para ahli sains
dengan pandangan kelas
Fase IV :
Aplikasi
• Membentuk masalah yang boleh
diselesaikan secara mudah dengan
menggunakan pandangan saintifik
• Membantu murid menjelaskan
pandangan baru, dengan meminta
mereka menggunakan pandangan
tersebut dalam semua penyelesaian
• Guru memberi rangsangan dan
menyumbangkan idea dalam
diskusi penyelesaian masalah
• Membantu menyelesaikan masalah
yang lebih rumit, menyampaikan
bagaimana petolongan boleh
didapati
• Menyelesaikan masalah
seharian berdasarkan
konsep tersebut
• Menerangkan penyelesaian
dalam kelas
• Berdiskusi dan
membahaskan kekuatan
penyelesaian yang
diusulkan, menilai secara
kritis penyelesaian tersebut
• Menyampaikan masalah
lanjutan yang timbul
daripada penyelesaian yang
tampak luas
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kupang pada tanggal 15 Oktober- 7
November 2008 Tahun Ajaran 2008/2009.
3.2 Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4
semester 3 SMA Negeri 1 Kupang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat sikap ilmiah siswa yang nampak
pada setiap siklus.
2. Test prestasi belajar siswa
Test diberikan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan materi yang telah diberikan pada siklus tersebut. Test dibuat oleh
19
peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Jenis test yang
digunakan adalah pilihan ganda. Sebelum soal diuji cobakan kepada siswa yang
menjadi sasaran penelitian, soal tersebut akan diuji cobakan pada
siswa kelas XII IPA2 semester 5 SMA Negeri 1 Kupang untuk mengukur
validitas dan reliabilitas soal-soal tersebut.
Persamaan statistik yang digunakan adalah:
a. Uji validitas soal
Validitas soal adalah kesesuaian soal dengan materi yang diajarkan.
Persamaan yang digunakan untuk uji validitas soal pilihan ganda yaitu:
( )( )
( ){ } ( ){ }2222
∑∑∑∑
∑ ∑∑
−−
−
=
yynxxn
yxxyn
rxy (Suharsimi, Arikunto, 2001:78)
Keterangan:
x = skor item/butir soal ganjil
y = skor item/butir soal genap
Dalam pengujian ini butir soal dikatakan valid apabila rxy > rtabel, dengan
derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf nyata (α) = 0,05
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan, dapat dipercaya.
Persamaan yang digunakan untuk uji reliabilitas soal pilihan ganda adalah:
KR.20
( )
N
N
x
x
S
S
pqS
N
N
r
2
2
2
2
2
11
1
∑
∑
∑
−
=







 −






−
=
(Suharsimi, Arikunto, 2001:100)
20
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan.
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q.
N = banyaknya item.
S = standar deviasi dari test.
Dalam pengujian ini dikatakan reliabel apabila r11 > rtabel dengan derajat
kebebasan (dk) = n-2 dan taraf nyata (α) = 0,05
c. Daya pembeda
Daya pembeda setiap butir soal dihitung berdasarkan persamaan:
2
T
LU
Dp
−
= (Purwanto, 1994:120)
Keterangan:
U = jumlah siswa kelompok atas (upper group) yang menjawab benar setiap
soal.
L = jumlah siswa kelompok bawah(lower group) yang menjawab benar setiap
soal.
T = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah.
Dengan kriteria penilaian:
0,00 – 0,20 = kurang
0,21 – 0,40 = cukup
0,41 – 0,70 = baik
21
0,71 – 1,00 = baik sekali
d. Taraf kesukaran
Taraf kesukaran adalah pernyataan yang digunakan untuk menyatakan tiap
butir soal sukar atau mudah.
Taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan persamaan:
T
LU
TK
+
= (Purwanto, 1994:119)
Dengan kriteria penilaiannya:
0,00 – 0,20 = sukar sekali
0,21 – 0,40 = sukar
0,41 – 0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah
3.4 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas. Oleh karena penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan
kelas, maka prosedur penelitian dirancang dalam beberapa siklus. Pada penelitian
ini terdiri atas dua siklus dimana setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan
dengan pelaksanaan setiap siklus sebagai berikut :
22
Siklus I Siklus II
Test Test
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan penelitian ini meliputi: persiapan, antara lain berupa (a)
penyusunan instrumen sikap ilmiah siswa. (b) penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) (c) penyusunan skenario dan atribut model pembelajaran
generatif, (d) penyusunan silabus, serta (e) penyusunan LKS, (f) penyusunan
instrumen soal test prestasi belajar siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan-tindakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran generatif sebanyak
empat kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk tiap kali pertemuan adalah 90
menit.
Secara garis besar, pelaksanaan tindakan pada tiap siklus adalah sebagai
berikut:
a). Tahap eksplorasi prakonsepsi siswa
 Guru meminta seseorang siswa untuk melakukan demonstrasi
di depan kelas, kemudian guru meminta siswa yang lain menyampaikan
pendapat mereka mengenai kegiatan tersebut.
 Guru menjelaskan semua pendapat siswa.
b). Tahap proses sains
23
 Guru menetapkan koneks atau materi untuk dibahas bersama
siswa.
 Sesekali guru mengajukan pertanyaan.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat mereka, dan bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
c). Tahap tantangan
 Guru membagikan siswa dalam beberapa kelompok
 Guru membimbing siswa selama kegiatan eksperimen.
 Guru meminta satu kelompok untuk melaporkan hasil
percobaannya.
 Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi.
 Guru merangkum dan menjelaskan semua hasil diskusi.
d). Tahap aplikasi
 Guru membagikan lembaran soal kepada setiap kelompok.
 Membimbing setiap kelompok dan meminta satu kelompok
untuk menuliskan hasilnya di papan tulis.
 Guru menjelaskan semua hasil yang dikerjakan siswa.
3. Observasi
24
Observasi dilakukan terhadap sikap ilmiah siswa dalam mengikuti skenario
pembelajaran yang telah dirancang guru. Pada tahap ini, observer membantu guru
dalam mengamati dan mencatat sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
4. Evaluasi-Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh
guru dan tim pengamat. Refleksi dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai
masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi ini dilaksanakan setelah
pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus I.
3.5 Analisa Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data kualitatif sehingga
dianalisa secara deskriptif kualitatif. Tujuan dari analisis deskriptif kualitatif ini
adalah untuk mengetahui perubahan sikap ilmiah siswa terhadap tindakan yang
terjadi pada stiap siklus. Data yang diperoleh berupa data kualitatif sehingga data
tersebut di proses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang
diharapkan.
Untuk mengetahui nilai sikap ilmiah siswa berdasarkan pada indikator :
bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, ketelitian, memiliki rasa ingin tahu,
menghargai pendapat teman, kerja sama dan obyektif digunakan persamaan:
%100% ×=
maksimalskorJumlah
dicapaiyangSkor
diperolehyang
Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa
25
Penilaian
Sebutan
% Angka
0 – 24 1 Sangat kurang
25 – 49 2 Kurang
50 – 74 3 Baik
75 – 100 4 Baik sekali
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA4 SMA
Negeri 1 Kupang yang berjumlah 42 orang. Tindakan dilakukan selama dua siklus
dengan dua kali pertemuan untuk setiap siklus dengan materi pokok bahasan Usaha
dan Energi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
peningkatan sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa.
Hasil yang diperoleh setelah diberikan perlakuan pada tiap siklus adalah
sebagai berikut:
1. Siklus I
Pelaksanaan tindakan dimulai dari siklus I dengan materi ajar untuk
pertemuan pertama adalah usaha dan daya sedangkan untuk pertemuan kedua adalah
Energi potensial pegas. Pada siklus pertama ini model pembelajaran generatif mulai
diterapkan.
26
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan silabus, RPP, LKS, skenario
model pembelajaran generatif, dan instrumen sikap ilmiah siswa untuk mencatat
sikap ilmiah siswa yang muncul selama tindakan berlangsung. Pada awal tindakan
guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada siklus ini dengan menerapkan
model pembelajaran generatif.
Pada tahap awal atau tahap eksplorasi prakonsepsi siswa, guru meminta dua
orang siswa ke depan kelas untuk melakukan demonstrasi yang berhubungan dengan
materi akan dipelajari, kemudian guru meminta siswa yang lain untuk memberikan
pendapat mereka mengenai kegiatan demonstrasi tersebut. Pada tahap ini siswa
kelihatannya masih ragu untuk mengungkapkan pendapatnya, hal ini ditandai dengan
siswa yang mengungkapkan pendapat mereka atau menjawab pertanyaan dari guru
secara serentak atau bersamaan. Pada tahap ini juga terlihat bahwa sebagian besar
siswa kurang aktif dalam menentukan atau mencari konsep awal. Dan juga pada
tahap ini guru menjelaskan semua konsep awal dari siswa dan memperbaiki konsep
awal siswa yang salah.
Pada tahap kedua atau tahap proses sains, guru menetapkan konteks atau
materi untuk dibahas bersama-sama siswa. Sesekali guru mengajukan pertanyaan
kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sedang
dipelajari. Dan juga guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
memberikan pendapat mereka mengenai materi yang sedang dipelajari. Pada tahap
ini diperoleh hasil bahwa hanya sebagian siswa yang berani bertanya dan
mengungkapkan pendapat mereka sedangkan yang lain hanya diam mendengarkan
apa yang disampaikan oleh guru. Juga terlihat bahwa masih ada keraguan pada diri
27
siswa untuk menjawab atau mengungkapkan pendapat mereka. Hal ini terlihat dari
kecenderungan siswa yang menjawab pertanyaan secara serentak.
Pada tahap ketiga atau tahap tantangan, guru membagikan siswa dalam enam
kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 7 orang siswa, setelah itu
guru membagikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa melakukan
percobaan sesuai petunjuk dalam LKS. Selama tahap ini berlangsung, guru dibantu
oleh dua orang mitra guru, disamping sebagai observer (mencatat sikap ilmiah siswa
yang muncul selama tindakan berlangsung) juga turut memberikan bantuan kepada
siswa terutama pada saat kegiatan eksperimen dan pada tahap aplikasi. Pada akhir
tahap ini guru meminta satu kelompok untuk melaporkan hasilnya dan memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya. Pada tahap ini diperoleh
hasil sebagai berikut: (a) Dalam melakukan eksperimen siswa masih kebingungan
dalam merancang percobaan sesuai petunjuk dalam LKS. Hal ini terlihat dari siswa
yang menoleh kekanan dan kiri untuk melihat rancangan kelompok lain. (b)
Keseriusan dalam melakukan eksperimen belum dimiliki seluruh siswa, hal ini
ditandai dengan adanya siswa yang bergurau dan bermain-main dengan alat
praktikum. (c) Sebagian besar kelompok kerja samanya kurang. Hal ini terlihat dari
pekerjaan yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja. (d) Alokasi untuk tahap
tantangan lebih banyak sehingga sebagian besar kelompok ketelitiannya bagus.
Pada tahap keempat atau tahap aplikasi, guru membagikan lembar soal
kepada setiap kelompok serta membimbing siswa dalam penyelesaian soal-soal
tersebut kemudian meminta satu kelompok untuk menuliskan hasilnya di papan
tulis. Pada tahap ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar kelompok kerja samanya
28
kurang, hal ini terlihat dari pekerjaan yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja, dan
sebagian besar kelompok hasil penyelesaiannya bagus.
Gambaran umum yang terjadi selama tindakan berlangsung pada siklus I adalah
sebagai berikut:
a. Dalam melakukan eksperimen siswa masih kebingungan dalam
merancang alat sesuai petunjuk dalam LKS. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang
menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat rancangan kelompok lain.
b. Waktu yang dilakukan untuk satu siklus hanya dua kali pertemuan
dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuan 2 x 45 menit, sehingga kurang
optimal untuk penerapan pembelajaran. Alakasi waktu untuk tahap tantangan lebih
besar dai tahap yang lain.
c. Alokasi waktu untuk tahap tantangan lebih banyak sehingga siswa lebih
tenang dan teliti ketika melakukan percobaan.
d. Keseriusan dalam melakukan eksperimen belum dimiliki oleh seluruh
siswa. Hal ini ditandai dengan masih adanya siswa yang bergurau dan bermain-
main dengan alat praktikum.
e. Pada tahap diskusi masih ada keraguan pada diri siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya. Hal ini terlihat dari kecenderungan siswa yang
menjawab secara serentak.
f. Sebagian besar kelompok kerja samanya kurang. Hal ini terlihat dari
pekerjaan praktikum yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja.
g. Selama pembelajaran hanya ada tiga siswa yang bertanya.
29
h. Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator-indikator sikap ilmiah
yang dimiliki oleh siswa diperoleh hasil seperti pada tabel 4.1. Jumlah skor
maksimal diperoleh dari perkalian antara jumlah seluruh obyek penelitian dengan
point tertinggih dari tiap indikator sikap ilmiah siswa. Sedangkan sebutan baik dan
kurang berdasarkan pada standar klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa (tabel
3.1)
Tabel 4.1 Observasi sikap ilmiah siswa pada siklus I
Sikap ilmiah Skor yang
dicapai
Skor
maksimal
% yang
dicapai Sebutan
Berani bertanya/
menjawab 54 210 25,71 Kurang
Keaktifan 100 210 47,62 Kurang
Kerja sama 97 210 46,19 Kurang
Memiliki rasa ingin
tahu 140 210 66,67 Baik
Obyektif 132 210 62,86 Baik
Ketelitian 123 210 58,57 Baik
Menghargai pendapat
orang lain 140 210 66,67 Baik
Pada akhir siklus pertama siswa diberi test prestasi yang materi peajarannya
tercakup dalam dua kali pertemuan pada siklus I. Tujuan test pada akhir siklus ini
sebagai langkah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan sikap ilmiah siswa
30
dengan prestasi belajar siswa, setelah diberikan perlakuan pada siklus pertama.
Rerata hasil nilai test prestasi belajar siswa pada siklus pertama adalah 73,33.
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh kemudian guru bersama-sama tim
pengamat melakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai
masalah yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada siklus I di atas, maka
disusunlah suatu perbaikan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II.
Langkah-langkah program pengajaran pada siklus kedua adalah sebagai berikut:
1. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih berani mengungkapkan
gagasan/pendapatnya serta mengajukan pertanyaan.
2. Alokasi waktu yang seharusnya 2x45 menit ditambah sekitar 20 menit untuk
tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains.
3. Membagikan siswa dalam 11 kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas
3-4 orang siswa.
4. Menjelaskan prosedur kerja kepada siswa sebelum melakukan eksperimen.
2. Siklus II
Materi pelajaran pada siklus kedua ini mencakup energi potensial grafitasi,
energi kinetik, dan energi mekanik. Kegiatan pertahap pada siklus ini tidak jauh
berbeda dengan kegiatan pertahap pada siklus I. Akan tetapi pada siklus ini alokasi
waktu yang seharusnya 2x45 menit untuk tiap kali pertemuan ditambah 20 menit
untuk tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains.
31
Pada siklus ini beberapa kendala dan kelemahan yang dialami siswa pada
siklus pertama mulai diperbaiki. Pada siklus pertama keaktifan siswa kurang dan
siswa tidak berani mengungkapkan gagasan/pendapat serta menjawab pertanyaan
dari guru atau siswa yang lain dan juga tidak berani untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum dimengertinya. Namun pada siklus yang kedua guru mulai memberikan
rangsangan dan motifasi kepada siswa yang aktif berupa penambahan point. Dan
juga pada tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains, guru menambahkan
waktu sekitar 20 menit, sehingga pada siklus kedua ini diperoleh hasil bahwa dengan
memberikan motifasi berupa penambahan point dan penambahan waktu ini siswa
sudah berani untuk mengungkapkan gagasannya atau bertanya mengenai hal-hal
yang belum diketahuinya, dan guru hanya sebagai fasilitator, sesekali mengajukan
pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sedang
diperlajari serta menjelaskan kembali apabila ada konsep yang salah dari siswa.
Secara keseluruhan pada siklus kedua khususnya pada tahap eksplorasi prakonsepsi
siswa dan proses sains siswa aktif dalam menentukan ide awal dan siswa tidak ragu
dan malu lagi untuk mengungkapkan pendapatnya serta bertanya mengenai hal-hal
yang belum diketahuinya.
Pada tahap tantangan guru membagikan siswa dalam 11 kelompok dengan
masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 orang siswa. Dengan jumlah siswa dalam
setiap kelompok semakin sedikit, keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok
semakin bagus, dan juga sebelum melakukan eksperimen guru menjelaskan prosedur
dalam LKS sehinnga pada tahap ini siswa tidak bingung lagi dalam merancang
percobaan sesuai petunjuk dalam LKS, sehingga tidak mengganggu aktivitas
32
kelompok lain, dan ketelitiaan dalam melakukan eksperimen mengalami peningkatan
dari siklus I.
Pada tahap ke empat atau tahap aplikasi, tindakannya sama seperti pada
siklus I, dan hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah sebagian besar siswa sudah
aktif dan bekerja sama untuk menyelesaikan soal-soal dalam kelompok tersebut.
Gambaran umum yang terjadi selama tindakan berlangsung pada siklus II adalah
sebagai berikut:
a. Pada tahap eksplorasi siswa aktif dalam pencarian/menentukan ide awal.
b. Siswa tidak ragu atau malu lagi untuk mengungkapkan pendapatnya atau
mengajukan pertanyaan.
c. Siswa sudah dapat merancang percobaan sesuai petunjuk dalam LKS.
d. Alokasi waktu yang seharusnya hanya 2 X 45 menit ditambah sekitar 20
menit untuk tahap proses sains dan eksplorasi.
e. Keaktifan siswa dan kerja sama dalam kelompok sudah bagus.
f. Selama kegiatan pembelajaran ada empat siswa yang bertanya.
g. Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator-indikator sikap ilmiah yang
dimiliki oleh siswa diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2. Jumlah skor maksimal
diperoleh dari perkalian antara jumlah seluruh obyek penelitian dengan point
tertinggih dari tiap indikator sikap ilmiah siswa. Sedangkan sebutan baik dan
kurang berdasarkan pada standar klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa (tabel
3.1).
Tabel 4.2 Observasi sikap ilmiah siswa pada siklus II
Sikap ilmiah Skor yang
dicapai
Skor
maksimal
% yang
dicapai Sebutan
33
Berani bertanya/
menjawab 62 210 29,52 Kurang
Keaktifan 124 210 59,08 Baik
Kerja sama 122 210 58,10 Baik
Memiliki rasa ingin
tahu 140 210 66,67 Baik
Obyektif 141 210 67,14 Baik
Ketelitian 155 210 73,81 Baik
Menghargai pendapat
orang lain 140 210 66,67 Baik
Dengan perbaikan berdasarkan masalah pada siklus I, hasil observasi sikap
ilmiah siswa mengalami peningkatan, yakni ada peningkatan indikator sikap ilmiah
siswa berani bertanya/berpendapat/menjawab, keaktifan, kerja sama, obyektif, dan
ketelitian. Ada dua indikator sikap ilmiah siswa yang tidak mengalami perubahan
antara siklus I dan siklus II adalah indikator memiliki rasa ingin tahu dan menghargai
pendapat orang lain.
Pada akhir siklus kedua siswa diberi test prestasi yang materi peajarannya
tercakup dalam dua kali pertemuan pada siklus II. Tujuan test pada akhir siklus ini
sebagai langkah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan sikap ilmiah siswa
dengan prestasi belajar siswa, setelah diberikan perlakuan pada siklus Kedua. Rerata
hasil nilai test prestasi belajar siswa pada siklus kedua adalah 79,05. Dari hasil test
prestasi belajar siswa pada siklus kedua ini dapat dikatakan bahwa adanya
peningkatan hasil test prestasi belajar siswa antara siklus pertama dan siklus kedua.
4.2 Pembahasan Hasil
34
Berdasarkan hasil penelitian di atas, ternyata model pembelajaran generatf
yang diterapkanpada siswa kelas XI IPA4 di SMA Negeri 1 Kupang khususnya pada
mata pelajaran fisika berdampak positif, baik terhadap sikap ilmiah siswa maupun
prestasi belajar siswa.
a). Sikap ilmiah siswa
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran generatif
dapat memperbaiki dan merubah pola sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran
di kelas. Jika pada awalnya siswa senantiasa diam, hanya mendengarkan dan
mencatat apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tidak aktif dalam kelas.
Setelah diberi tindakan yakni dengan menerapkan model pembelajaran generatif di
dalam kelas, siswa sudah aktif dalam membentuk dan membangun konsep. Hal ini
sesuai teori kontruktivisme yang mengatakan bahwa selama proses pembelajaran
siswa yang aktif dalam membangun dan membentuk suatu konsep sedangkan guru
hanya sebagai fasilitator. Hal ini dapat kita lihat dari peningkatan sikap ilmiah siswa
dari siklus I sampai siklus II (pada lembar observasi} yang berarti bahwa siswa sudah
aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa persentase dari setiap
indikator sikap ilmiah siswa pada siklus I dan siklus II mengalami perubahan. Lima
indikator mengalami perubahan atau peningkatan dan dua indikator tetap. Kelima
indikator yang mengalami peningkatan adalah berani
bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, kerja sama, obyektif dan ketelitian.
Indikator sikap ilmiah siswa berani bertanya/berpendapat/menjawab mengalami
35
peningkatan 3,81 %, keaktifan 11,46 %, kerja sama 11,91 %, obyektif 4,28 %, dan
ketelitian 15,24 %. Indikator sikap ilmiah siswa yang persentasenya tetap adalah
sikap memiliki rasa ingin tahu dan menghargai pendapat orang lain.
Faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhi mengapa indikator yang
mengalami peningkatan adalah berani bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan,
kerja sama, obyektif dan ketelitian adalah sebagai berikut :
1. Pada siklus II guru memberikan motivasi kepada siswa berupa penambahan
point bagi siswa yang aktif. Sehingga mulai tahap awal sampai tahap aplikasi
sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias dan juga siswa
tidak malu dan ragu lagi untuk mengungkapkan pendapat/ide atau bertanya.
2. Jumlah kelompok yang banyak dibandingkan pada siklus I. Pada siklus
pertama ada 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdapat 7 orang, sedangkan
pada siklus II ada 11 kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas 3-4 orang
dan memungkinkan semua siswa beraktivitas selama praktikum, sehingga dapat
meningkatkan keseriusan siswa selama pembelajaran.
3. Alokasi waktu untuk tahap proses sains dan eksplorasi pada siklus II lebih
banyak dibandingkan pada siklus I. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi
yang bagus antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa, sehingga siswa
dapat mengungkapkan pertanyaan/pendapatnya.
Secara lengkap perubahan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran
berlangsung sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Persentase peningkatan sikap ilmiah siswa
Sikap ilmiah % yang dicapai Peningkatan
36
(%)Siklus I Siklus II
Berani bertanya/
menjawab 25,71 29,52 3,81
Keaktifan 47,62 59,08 11,46
Kerja sama 46,19 58,10 11,91
Memiliki rasa ingin
tahu 66,67 66,67 -
Obyektif 62,86 67,14 4,28
Ketelitian 58,57 73,81 15,24
Menghargai pendapat
orang lain 66,67 66,67 -
Berdasarkan tabel di atas kita melihat bahwa adanya beberapa perubahan atau
peningkatan sikap ilmiah siswa yakni siswa sudah berani untuk
bertanya/menjawab/berpendapat, kerja sama antar siswa dalam kelompok sudah
bagus ketika melakukan eksperimen atau dalam menyelesaikan soal-soal, serta
ketelitian yang sangat bagus dalam pengambilan data dari suatu eksperimen. Dalam
hal ini siswa sudah aktif dan terlibat dalam proses belajar mengajar.
Yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
37
PERUBAHAN SIKAP ILMIAH SISWA (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Beranibertanya/berpendapat/m
enjaw
ab
KeaktifanKerja
sam
a
Rasa
ingin
tahu
O
byektif
Ketelitian
M
enghargaipendapatorang
lain
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.1 Perubahan sikap ilmiah siswa dari siklus I sampai siklus II
b). Prestasi Belajar Siswa
Jika terjadi perubahan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, dalam artian bahwa siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran maka
diharapkan hasil prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran semakin baik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlibatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain
bahwa dengan meningkatnya sikap ilmiah siswa tersebut maka akan meningkat
pula hasil belajarnya. Rerata hasil test prestasi pada siklus pertama sebesar 73,33,
sedangkan rerata hasil test prestasi pada siklus kedua adalah 79,05.
Dapat kita katakan bahwa ada peningkatan perestasi belajar siswa dari siklus I
sampai siklus II.
38
Gambaran umum mengenai persentase perubahan sikap ilmiah siswa dan
prestasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PENINGKAT AN SIKAP ILMIAH SISWA (%)
50
52
54
56
58
60
62
SIKLUS I SIKLUS II
PENINGKAT AN
SIKAP ILMIAH SISWA
(%)
Gambar 4.2 Peningkatan sikap ilmiah siswa
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA (%)
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
SIKLUS I SIKLUS II
PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR
SISWA (%)
Gambar 4.3 Peningkatan prestasi belajar siswa
c). Hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa
Berdasarkan gambar di atas, persentase sikap ilmiah siswa pada siklus I
sebesar 54,22 % dan pada siklus kedua 61,02 % sedangkan persentase prestasi
belajar siswa pada siklus I sebesar 73,33 % dan pada siklus II sebesar 79,05 %.
39
Berdasarkan hasil di atas, adanya peningkatan sikap ilmiah siswa dan prestasi
belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Jadi dapat kita katakan bahwa terdapat
hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa yakni dengan
meningkatnya sikap ilmiah siswa maka akan meningkat pula prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran generatif yang diterapkan di kelas cukup efektif untuk
meningkatkan sikap ilmiah siswa atau dapat memacu siswa untuk memiliki sikap
ilmiah dan dengan sendirinya prestasi belajar siswa akan meningkat pula.
BAB V
40
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas diperoleh hasil bahwa:
1. Persentase dari setiap indikator sikap ilmiah siswa pada siklus I dan
siklus II mengalami perubahan. Lima indikator mengalami perubahan atau
peningkatan dan dua indikator tetap. Kelima indikator yang mengalami
peningkatan adalah berani bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, kerja sama,
obyektif dan ketelitian. Indikator sikap ilmiah siswa berani
bertanya/berpebdapat/menjawab mengalami peningkatan 3,81 %, keaktifan 11,46
%, kerja sama 11,91 %, obyektif 4,28 %, dan ketelitian 15,24 %. Indikator sikap
ilmiah siswa yang persentasenya tetap adalah indikator sikap ilmiah memiliki rasa
ingin tahu dan menghargai pendapat orang lain.
2. Berdasarkan hasil test pada akhir tiap siklus diperoleh rerata hasil test
prestasi pada siklus pertama sebesar 73,33, sedangkan rerata hasil test prestasi
pada siklus kedua adalah 79,05. Dapat kita katakan bahwa ada peningkatan
perestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II.
Jadi berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran generatif yang diterapkan pada siswa kelas XI IPA4 SMA
Negeri 1 Kupang khususnya pada mata pelajaran fisika membawa dampak yang
positif terhadap peningkatan sikap ilmiah siswa.
5.2 Saran
41
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Dalam pembelajaran sebaiknya guru menggunakan model pembelajan generatif
dalam upaya meningkatkan sikap ilmiah siswa.
2. Karena keterbatasan waktu, model pembelajaran ini dilaksanakan dalan dua
siklus untuk itu disarankan kepada peneliti lain agar dilaksanakan penelitian lebih
lanjut yang menggunakan lebih dari dua siklus apabila dalam siklus II masih
dirasa kurang dan terdapat banyak kekurangan.
3. Dalam melaksanakan model pembelajaran generatif sebaiknya jumlah siswa pada
setiap kelompok percobaan adalah 3-4 orang untuk meningkatkan keaktifan dan
kerja sama siswa.
DAFTAR PUSTAKA
42
Damari, Ari. 2006. BukuKerja Siswa Smart Fisika Kelas XI SMA dan MA Jilid 2A.
Surabaya: SIC
Ghofur, Abdul dkk. 2004. Pedoman Umum pengembangan Penilaian. Kurikulum
Berbasis kompetensi
Istiyono. 2002. Fisika Sma Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika Untuk Sma Kelas XI semester 1. Jakarta: Erlangga
Panduan Lengkap KTSP. 2007. Tim Penyusun Yustisia
Poerwadarminta, W. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka
Purwanto. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosada Karya
Purwanto, Budi. 2007. Fisika Dasar 2 Teori dan Implementasinya. Tiga Serangkai
Rustam & mundilarto. 2004. penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan
Nasional
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta; Rineka
Cipta
Suharsimi,Arikunto.2001. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Susilo.2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher
Blogbahrul. wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/-12k
Http://anwarholil.blogspot.com/ 2008/04/pembelajaran-generatif-mpg.html
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
43
(01)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI IPA4 / 3
Pertemuan : I
Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)
I. Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik.
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan
energi mekanik.
III.Indikator
Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan serta
menganalisis hubungan antara usaha, daya dan waktu.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan serta
menganalisis hubungan antara usaha, daya dan waktu.
V. Materi Pokok/Materi Ajar
Usaha dan Energi/Usaha dan Daya.
VI. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif
b. Metode Pembelajaran :
- Diskusi
- Demonstrasi
- Eksperimen
- Tanya jawab
VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan
44
- Sumber : Buku fisika yang relevan
- Bahan : Lembar Kerja Siswa
- Alat : Media Presentasi, papan landasan, stopwatch, meteran dan beban.
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran:
A. Kegiatan
Pendahuluan
Prasyarat : Gaya dan GLBB.
Motivasi : apa yang dimaksud dengan gaya dan perpindahan?
B.Kegiatan Inti
a. Fase I
 Guru meminta dua orang siswa untuk melakukan demonstrasi dengan
cara mendorong meja dan mendorong tembok. Kemudian guru
menanyakan pada siswa kegiatan mana yang termasuk usaha?
 Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut
 guru menjelaskan semua pendapat siswa
 Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh usaha dalam kehidupan
sehari-hari
b. Fase II
 Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa
 Sesekali guru mengajukan pertanyaan
 Siswa menyampaikan ide/ pendapat mereka
 Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya
c. Fase III
 Guru membagikan LKS pada setiap kelompok
 Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS
 Membimbing siswa selama percobaan berlangsung
 Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya
 Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya
 Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan
45
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum jelas
 Guru menjelaskan semua pendapat siswa
d. Fase IV
 Memberikan latihan soal
 Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok
 membimbing siswa dalam penyelesaian masalah
 meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya
 Siswa yang lain menanggapinya
 menyampaikan masalah lanjutan
C.Kegiatan Penutup
Memberikan tugas mandiri
Menyampaikan materi pertemuan berikutnya
IX. PENILAIAN
Test Tulis dan tugas idividu.
46
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(02)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI IPA4 / 3
Pertemuan : II
Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)
I. Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan
energi mekanik.
III.Indikator
Menghitung besar energi potensial pegas serta menganalisis hubungan antara
usaha dan energi potensial pegas.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menghitung besar energi potensial pegas serta menganalisis
hubungan antara usaha dan energi potensial pegas.
V. Materi Pokok/Materi Ajar
Usaha dan Energi/ Energi Potensial pegas.
VI. Model dan Metode Pembelajaran :
a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif
b. Metode Pembelajaran :
- Diskusi
- Demonstrasi
- Eksperimen
47
- Tanya jawab
VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan
- Sumber : Buku fisika yang relevan
- Bahan : Lembar Kerja Siswa
- Alat : Media Presentasi, stasip, stopwatch, karet gelang, pegas, dan beban.
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran:
A. Kegiatan Pendahuluan
Prasyarat : Usaha dan elastisitas
Motivasi : apa yang dimaksud dengan usaha dan gaya pegas?
B. Kegiatan Inti
a. Fase I
 Guru melakukan demonstrasi dengan cara melontarkan sepotong lidi
menggunakan karet gelang. Kemudian guru menanyakan pada siswa apa
yang menyebabkan lidi bisa terlontar jauh.
 Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut
 guru menjelaskan semua pendapat siswa
 Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi potensial pegas
dalam kehidupan sehari-hari
b. Fase II
 Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa
 Sesekali guru mengajukan pertanyaan
 Siswa menyampaikan ide/pendapat mereka
 Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya
c. Fase III
 Guru membagikan LKS pada setiap kelompok
 Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS
 Membimbing siswa selama percobaan berlangsung
 Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya
 Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya
48
 Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum jelas
 Guru menjelaskan semua pendapat siswa
d. Fase IV
 Memberikan latihan soal
 Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok
 membimbing siswa dalam penyelesaian masalah
 meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya
 Siswa yang lain menanggapinya
 menyampaikan masalah lanjutan
C. Kegiatan Penutup
Memberikan tugas mandiri
Menyampaikan materi pertemuan berikutnya
IX. PENILAIAN
Test tulis dan tugas individu.
49
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(03)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI IPA4 /1
Pertemuan : III
Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)
I. Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan
energi mekanik
III.Indikator
Menghitung besar energi kinetik dan energi potensial gravitasi serta hubungan
antara usaha, energi kinetik dan energi potensial.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat Menghitung besar energi kinetik dan energi potensial gravitasi serta
hubungan antara usaha, energi kinetik dan energi potensial.
V. Materi Pokok/Materi Ajar
Usaha dan Energi/Energi Potensial dan energi kinetik.
VI. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model
Pembelajaran : Model Belajar Generatif
b. Metode
Pembelajaran :
- Diskusi
50
- Demonstrasi
- Eksperimen
- Tanya jawab
VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan
- Sumber : Buku fisika yang relevan
- Bahan : Lembar Kerja Siswa
- Alat : Media Presentasi meteran dan beban.
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran:
A. Kegiatan Pendahuluan
Prasyarat : Usaha dan elastisitas
Motivasi : apa yang dimaksud dengan usaha dan energy?
B. Kegiatan Inti
a. Fase I
 Guru melakukan demonstrasi dengan cara menjatuhkan sebuah bola dari
ketinggian tertentu. Kemudian guru menanyakan pada siswa
a. Apakah setiap benda yang bergerak memiliki energi
b. Apakah benda yang berada pada hetinggian tertentu memiliki
energi.
c. Apakah benda tersebut melakukan usaha saat terjadi perubahan
energi.
 Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut
 guru menjelaskan semua pendapat siswa
 Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi potensial
grafitasi dan energi kinetik dalam kehidupan sehari-hari
b. Fase II
 Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa
 Sesekali guru mengajukan pertanyaan
 Siswa menyampaikan ide/ pendapat mereka
51
 Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya
c. Fase III
 Guru membagikan LKS pada setiap kelompok
 Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS
 Membimbing siswa selama percobaan berlangsung
 Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya
 Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapinya
 Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum jelas
 Guru menjelaskan semua pendapat siswa
d. Fase IV
 Memberikan latihan soal
 Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok
 membimbing siswa dalam penyelesaian masalah
 meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya
 Siswa yang lain menanggapinya
 menyampaikan masalah lanjutan
C. Kegiatan Penutup
Memberikan tugas mandiri
Menyampaikan materi pertemuan berikutnya
IX. PENILAIAN
Test tulis dan tugas individu.
52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(04)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI IPA4 /1
Pertemuan :IV
Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel)
I. Standar Kompetensi
Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik
II. Kompetensi Dasar
Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan
energi mekanik
III.Indikator
Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik serta penerapannya dalam
menyelesaikan masalah sehari-hari.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik serta
penerapannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.
V. Materi Pokok/Materi Ajar
Usaha dan Energi/Energi Mekanik.
53
VI. Model dan Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif
b. Metode Pembelajaran :
- Diskusi
- Demonstrasi
- Eksperimen
- Tanya jawab
VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan
- Sumber : Buku fisika yang relevan
- Bahan : Lembar Kerja Siswa
- Alat : Media Presentasi, meteran dan beban.
VIII. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran:
A. Kegiatan Pendahuluan
Prasyarat : Usaha dan elastisitas
Motivasi : apa yang dimaksud dengan energy potensial dan energy kinetic?
B. Kegiatan Inti
a. Fase I
 Guru melakukan demonstrasi dengan cara menjatuhkan sebuah bola dari
ketinggian tertentu. Kemudian guru menanyakan pada siswa
a. Apakah terjadi perubahan enegi pada bola tersebut.
b. Apakah perubahan energi bola tetap saat bola berada pada
posisi tertentu.
 Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut
 guru menjelaskan semua pendapat siswa
 Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi mekanik dalam
kehidupan sehari-hari
b. Fase II
 Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa
54
 Sesekali guru mengajukan pertanyaan
 Siswa menyampaikan ide/pendapat mereka
 Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya
c. Fase III
 Guru membagikan LKS pada setiap kelompok
 Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS
 Membimbing siswa selama percobaan berlangsung
 Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya
 Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapinya
 Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum jelas
 Guru menjelaskan semua pendapat siswa
d. Fase IV
 Memberikan latihan soal
 Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok
 membimbing siswa dalam penyelesaian masalah
 meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya
 Siswa yang lain menanggapinya
 menyampaikan masalah lanjutan
C. Kegiatan Penutup
Memberikan tugas mandiri
Menyampaikan materi pertemuan berikutnya
IX. PENILAIAN
Test Tulis dan tugas individu.
55
Lembar Kerja Siswa (LKS)
(01)
I. Judul : Usaha dan Daya
II. Tujuan : Menentukan usaha oleh gaya berat pada bidang
miring
III. Alat dan bahan
- Beban (bola)
- Neraca Ohaus
- Meteran
- Papan Licin
IV. Prosedur Kerja
1) Susunlah alat-alat seperti gambar berikut;
56
meja
papan licin
bola
2) Timbanglah massa bola dengan neraca Ohaus
3) Ukurlah kemiringan papan dengan meja 50
4) Tahan bola yang berada di ujung papan atas dengan tangan
5) Lepaskan bola dan catat jarak serta waktu tempuh bola dari puncak papan
sampai dasar papan
6) Tentukan usaha dan daya yang dilakukan bola
7) Lakukan prosedur 1-6 untuk massa bola dan kemiringan 150
dan 200
8) Catat semua hasil pada tabel pengamatan
V. Tabel Pengamatan
No Mass
a (kg)
Kemiringa
n
( 0
)
Wakt
u
(s)
Gaya
Berat
(N)
Perpindaha
n (m)
Usah
a (J)
Daya
(W)
1
2
3
VI. Pertanyaan
1. Apakah usaha oleh gaya berat tergantung pada massa bola?
2. Apakah usaha oleh gaya berat tergantung pada kemiringan bidang?
3. Apakah usaha tergantung pada panjang intasan yang di tempuh?
Tulislah kesimpulan anda
57
Lembar Kerja Siswa (LKS)
(02)
I. Judul : Energi potensial Pegas
II. Tujuan : Menentukan energi potensial pada Karet gelang
III. Alat dan Bahan
1) Statif
2) Karet gelang
3) Beban
4) Meteran/mistar
IV. Prosedur Kerja
1) Susunlah alat-alat seperti gambar berikut:
58
statif
meteran
karet gelang
beban
2) Ukur panjang awal karet gelang sebelum digantung beban.
3) Ikatkan salah satu ujung karet gelang pada statif.
4) Kaitkan beban pada ujung karet gelang.
5) Ukur pertambahan panjang karet gelang dengan menggunakan meteran.
6) Hitunglah tetapan karet gelang dengan menggunakan persamaan :
x
mgk
∆
=
7) Lakukan prosedur 1-5 untuk massa beban yang berbeda
8) catat semua hasil pengukran pada tabel pengamatan
V. Tabel pengamatan
No Massa
(kg)
Gaya berat
(N)
Pertambahan
panjang (m)
Tetapan
Gaya (Nm-1
)
Energi
Potensial
pegas (J)
1
2
3
VI. Pertanyaan
1. Apakah energi potensial pada karet gelang tergantung pada pertambahan
panjang karet gelang?
2. Apakah energi potensial benda elastis tergantung pada tetapan gaya?
3. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh karet gelang?
Tulislah kesimpulan anda
59
Lembar Kerja Siswa (LKS)
(03)
I. Judul : Energi dan Perubahan Energi
II. Tujuan : Menentukan besarnya energi dan perubahan energi pada gerak
jatuh
bebas
III. Alat dan Bahan
• Bola
• Neraca Ohaus
• Meteran
• Isolasi
IV. Prosedur Kerja
1) Lekatkan meteran pada tembok dengan menggunakan isolasi
2) Pililah skala 0 cm sebagai titik acuan
3) Timbanglah massa beban
4) Jatuhkan bola dari ketinggian 100 cm, dan amati gerakannya
60
5) Hitunglah kecepatan bola pada ketinggian pada ketinggian 100 cm, 50 cm,
dan 0 cm dengan menggunakan persamaan; ghvvt 22
0
2
+=
6) Hitunglah energi potensial dan energi kinetic bola pada ketinggian 100 cm,
50 cm, dan 0 cm.
7) Ulangi langkah 3-6 untuk massa bola yang berbeda
8) Catat semua hasil pengamatan pada tabel pengamatan
V. Tabel Pengamatan
N
o
Massa
bola
(kg)
Ketinggia
n
(m)
Kecepata
n
(m/s)
Energi
Kinetik
(J)
Energi
Potensial(J)
1 m1 = h1 =
h2 =
h3 =
v1 =
v2 =
v3 =
2 m2 = h1 =
h2 =
h3 =
v1 =
v2 =
v3 =
VI. Pertanyaan
Tentukan perubahan energi potensial dan perubahan energi kinetik ketika bola
bergerak dari,
• Ketinggian 100 cm ke 50 cm
• Ketinggian 100 cm ke 0 cm
• Ketinggian 50 cm ke 0 cm
Kemudian bandingkan hasilnya
Tuliskan hasil percobaan anda dari hasil percobaan
61
Lembar Kerja Siswa (LKS)
(04)
I. Judul : Energi dan Perubahan Energi
II. Tujuan : Menentukan besarnya energi dan perubahan energi pada gerak jatuh
bebas
III. Alat dan Bahan
• Bola
• Neraca Ohaus
• Meteran
• Isolasi
IV. Prosedur Kerja
1) Lekatkan meteran pada tembok dengan menggunakan isolasi
2) Pililah skala 0 cm sebagai titik acuan
3) Timbanglah massa beban
62
4) Jatuhkan bola dari ketinggian 100 cm, dan amati gerakannya
5) Hitunglah kecepatan bola pada ketinggian 100 cm, 50 cm, dan 0 cm dengan
menggunakan persamaan; ghvvt 22
0
2
+=
6) Hitunglah energi potensial dan energi kinetic bola pada ketinggian 100 cm,
50 cm, dan 0 cm.
7) Ulangi langkah 3-6 untuk massa bola yang berbeda
8) Catat semua hasil pengamatan pada tabel pengamatan
V. Tabel Pengamatan
No
Massa
(kg)
Ketinggian
(m)
Kecepatan
(m/s)
Energi
Kinetik
(J)
Energi
Potensial
(J)
Energi
mekanik
(J)
1 m1 = h1 =
h2 =
h3 =
v1 =
v2 =
v3 =
2 m2 = h1 =
h2 =
h3 =
v1 =
v2 =
v3 =
Tuliskan Kesimpulan anda dari hasil percobaan
Lampiran 2. Soal tes uji coba pada siklus I
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Usaha, Daya dan Energi Potensial Pegas
Kelas : XII IPA2
Waktu : 2 x 45 menit
Pililah jawaban yang benar!
1. Jika dimensi panjang, massa dan waktu masing-masing adalah M, L, dan T,
maka dimensi usaha adalah..........
a. MLT2
b. MLT-1
c. ML3
T-2
d. ML2
T-2
e.ML2
T3
2. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol
apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar..........
a. 00
b. 450
c. 600
d. 900
e. 1800
3. Pernyataan berikut adalah urutan perubahan energi utama yang terjadi dalam
suatu pembangkit listrik tenaga air........
a. Potensial-Listrik-Kinetik d. Kalor-Listrik-Cahaya
63
b. Potensial-Kinetik-Listrik e. Listrik-Kalor-Kinetik
c. Kinetik-Kalor-Listrik
4. Sebuah balok kayu bermassa 2 kg terletak pada bidang datar. Jika pada balok
bekerja sebuah gaya mendatar sebesar 25 N sehingga balok berpindah sejauh 4
m, maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah .........
a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 400 J
5. Rudi menarik seember air yang massanya 20 kg dari dasar sumur.
sesampainya ember tersebut diatas sumur, dikatakan rudi telah meakukan usaha
sebesar 12 kJ. Berapakah kedalaman sumur tersbut?
a. 61,0 m b. 61,2 m c. 61,4 m d. 61,5 m e. 61,7 m
6. Seorang petugas PLN bermassa 65 kg sedang menaiki tanggah untuk
memperbaiki jaringan listrik pada sebuah tiang listrik. Jika tanggah terdiri dari 30
anak tanggah dan panjang setiap anak tangga adalah 30 cm, berapakah usaha
yang telah dilakukannya?
a. 5500 J b. 5700 J c. 5733 J d. 5750 J e. 6000 J
7. Balok bermassa 6 kg berada lantai mendatar yang licin. Balok tersebut
dikenai gaya sebesar 50 N yang membentuk sudut 600
terhadap bidang horisontal
seperti pada gambar. Jika balok bergeser 4 m arah mendatar maka usaha yang
telah dilakukan sebesar......
a. 100 √3 J
b. 200 √3 J
c. 100 J
d. 200 J
e. 400√3 J
8. Bu Larasati sedang mendorong sepeda roda tiga yang ditumpangi anaknya
yang masih kecil dengan gaya sebesar 400 N yang membentuk sudut 600
dari
arah horisontal. Jika sepeda bergerak sejauh 500 m maka usaha yang dilakukan
bu larassati sebesar............
a. 50 kJ b. 100 kJ c. 100 √3 kJ d. 100√2 kJ e. 50 kJ
64
F
9. Benda yang beratnya 20 N meluncur sejauh 2 m pada bidang miring seperti
gambar berikut. Apabila gesekan antara benda dan bidang diabaikan, maka besar
usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah................
a. 10 J
b. 20 J
c. 20 3 J
d. 40 J
e. 40 3 J
10. Sebuah benda bermassa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut 600
terhadap bidang horisontal. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2
dan benda bergeser
sejauh 3 m kearah bawah, uasaha yang dilakukan oleh gaya berat itu
adalah..............
a. 60 J b. 65 J c. 294 J d. 294 3 J e.588 J
11. Balok 20 N beada di dasar bidang miring yang licin seperti ditunjuk pada
gambar. Berapakah usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok ke puncak
bidang miring tersebut?
a. 10 J
b. 100 J
c. 60 J
d. 125 J
e. 80 J
12. Seorang pekerja mendorong sebuah gerobak dengan gaya 50 N mendatar
sejauh 5 m. Jika gaya gesekan 43 N bekerja pada gerobak, usaha total yang
dikerjakan pada gerobak adalah..............
a. 250 J b. 215 J c. 145 J d. 35 J e. 10 J
13. Sebuah balok bermassa 2 kg dileteakan pada bidang miring yang membentuk
sudut (sin α = 0.6 dan cos α = 0.8). koefisien gesekan kinetik balok dengan
bidang miring adalah 0.2 (g : 10 m/s2
) berapa usaha yang bekerja pada balok
apabila balok bergeser sejauh 10 m kebawah?
a. 32 J b. 40 J c. 50 J d.62 J e. 72 J
14.
65
300
w
3 m
4 m
h
h h
Sebuah balok dipindahkan dengan tiga cara seperti gambar diatas. Bila
permukaan licin, usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok itu
adalah .......
a. Wa < Wb < Wc b. Wa > Wb > Wc c. Wa = Wb = Wc
d. Wa < Wb > Wc e. Wa > Wb < Wc
15. Jika sebuah gaya 10 N memindahkan sebuah benda sejauh 2 m selama 2
detik, tentukan daya yang dihasilkan?
a. 5 W b. 6 W c. 7 W d. 8 W e. 10 W
16. Berapakah daya keluaran mesin dari sebuah mobil bermassa 1500 kg jika
mobil mampu melaju dari 21,6 km/jam ke 108 km/jam dalam waktu 16 s?
a. 40 W b. 40,5 W c. 41 W d. 41,5 W e. 42 W
17. Berapakah daya rata-rata yang diperlukan untuk mempercepat mobil 950 kg
dari keadaan diam sampai mencapai kelauan 72 km/jam dalam waktu 4,0 s?
(Abaikan semua gesekan)
a. 48 kW b. 48,5 kW c. 49 kW d. 47,5 kw e. 47 kW
18. Sebuah elevator yang bermuatan memiliki massa 2000 kg. Daya yang
diperlukan untuk menaikan elevator setinggi 50 m dalam waktu 20 s
adalah............
a. 40 kW b. 50 kW c. 100 kW d. 200 kW e. 1000 kW
19. Massa 2 kg digantungkan pada pegas yang mempunyai tetapan gaya 1000
N/m, hingga mencapai keadaan diam seimbang. Usaha yang diperlukan untuk
mengubah simpangan benda ( dari posisi seimbangnya) dari 2 cm menjadi 8 cm
adalah............
a. 10 J b. 8 J c. 6 J d. 4 J e. 3 J
66
20. Besar usaha yang diperlukan untuk memanjangkan pegas sejauh 2 cm adalah
0,5 J. Untuk memanjangkan pegas itu sejauh 4 cm akan diperlukan gaya
sebesar...............
a. 1 N b. 10 N c. 100 N d. 1000 N e. 10000 N
21. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban memiliki panjang 30 cm.
Kemudian ujng pegas digantungi beban 100 gram sehingga panjang pegas
menjadi 35 cm. Jika benda tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan percepatan
grafitasi bumi 10 m/s2
, energi potensial elastis pegas adalah...........
a. 0,025 J b. 0,05 J c. 0,1 J d. 0,25 J e. 0,5 J
22. Saat digunakan untuk mengukur massa beban, neraca pegas yang terbuat dari
pegas dengan konstanta 20 N/m meregang 2 cm. Jika percepatan grafitasi 9,8
m/s2
, tentukan usaha neraca pegas?
a. 0,4 J b. 0,04 J c. 0,004 J d. 0,0004 J e. 4,00 J
23. Sebuah pegas yang digantung vertikal ditarik dengan gaya 20 N ke bawah.
Jika pegas bertambah panjang 5 cm, berapakah energi potensial pegas tersebut?
a. 5,0 J b. 0,5 J c. 0,05 J d. 0,005 J e. 0,0005 J
24. Nanda yang bermassa 50 kg mampu menaiki tangga setinggi 4,0 m dalam
waktu 15 s. Jika g = 9,8 m/s2
, berapakah daya Nanda?
a. 131.6 W b.130.6 W c. 128 W d. 128.6 W e. 127 W
25. Nindi mengerahkan daya rata-rata 175 W ketika ia menempuh jarak 100 m
dalam waktu 72,0 s. Berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan air pada Nindi?
a.124 N b.125 N c.126 N d.127 N e. 128 N
26. Lima orang berada dalam lift,sehingga massa total lift dfngan beban 2250 kg.
Jika percepatan gravitasi 10 m/s2
dan lift bergerak naik setinggi 10 m dalam
waktu 5 detik Daya lift sebesar...................
a. 45 kW b. 90 kW c. 250 kW d. 500 kW e. 1125 kW
27. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas
bertambah sepanjang 5 cm. (g= 10 m/s2
). Tentukan energi potensial pegas?
a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J
28. Icha mendorong sebuah kotak dengan gaya dorong sebesar 100 N. Dalam
waktu 20 s, kotak dapat bergeser sejauh 4 m. Berapakah daya dorong Icha?
67
a. 10 W b. 15 W c. 20 W d. 25 W e. 30 W
29. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas
bertambah sepanjang 5 cm. (g = 10 m/s2
). Tentukan energi potensial pegas?
a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J
30. Sebuah bohlam listrik mempunyai daya sebesar 50 W. Apabila bohlam lampu
tersebut menyalah selama 1 jam, berapakah energi yang keluar dari bohlam listrik
tersebut?
a. 15 kJ b. 16 kJ c. 17 kJ d. 18 kJ e. 19 kJ
Lampiran 3. Soal tes uji coba pada siklus II
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Energi KInetik, Energi Potensial, dan Energi Mekanik
Kelas : XII IPA2
Waktu : 2 x 45 menit
Pililah jawaban yang benar!
1. Dari suatu ketinggian tertentu sebuah benda mengalami gerak jatuh bebas,
semakin ke bawah............
a. Energi potensialnya bertambah
b. Energi potensialnya berkurang
c. Energi potensial dan energi kinetik tetap
d. Energi kinetik bertambah
e. Energi potensialnya berkurang dan energi kinetik bertambah
68
2. Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku untuk suatu sistem, maka............
a. Energi kinetik sistem tidak berubah
b. Energi potensial sistem tidak berubah
c. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu bertambah
d. Jumlah energi kinetik dan energi potensial selalu berkurang
e. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu tetap
3. Sebuah pesawat terbang bergerak dengan energi kinetik T, jika kemudian
kecepatanya menjadi 2 kali kecepatan semula, maka energi kinetiknya
menjadi.................
a. ½ T b. T c. 2T d. 4T e. 9T
4. Dua buah benda bermassa sama 2 kg. Benda partama bergerak dengan kecepatan 3
m.s sedangkan benda kedua bergerak dengan kecepatan 6 m/s. Berapakah
perbandingan energi kinetik benda pertama dan kedua?
a. 1 : 4 b. 2 : 3 c. 4 : 1 e. 3 : 2 e. 1 : 2
5. Dua buah mobil yang sama mendaki sebuah jalan lurus yang membentuk sudut
300
terhadap arah horisontal jika mobil pertama mencapai tempat yang tingginya
dua kali tempat mobil kedua, maka tenaga potensial mobil pertama........
a. Sama dengan mobil kedua.
b. Dua kali tenaga potensial mobil kedua
c. 2√3 kali tenaga potensial mobil kedua
d. √3 kali tenaga potensial mobil kedua
e. 3√3 kali tenaga potensial mobil kedua
6. Sebuah benda bermassa 4 kg mula-muls diam, kemudian bergerak lurus dengan
percepatan 5 m/s2
. Usaha yang diubah menjadi energi kinetik setelah 2 sekon
adalah..............
a. 6 J b. 12 J c. 24J d. 48J e. 72J
7. Sebuah mangga yang tergantung pada ketinggian 4 meter dari permukaan tanah.
Jika massa mangga 0,5 kg, energi potensial mangga sebesar .......( g = 10 m/s2
)
a. 2 J b. 12,5 J c. 20 J d. 80 J e. 100 J
69
8. Benda A dan B masing – masing mempunyai massa m. Keduanya jatuh bebas dari
ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v m/s,
benda B menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar ......
a. ⅜ mv2
b. ¾ mv2
c. ¼ mv2
d. 1/2 mv2
e. mv2
9. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg jatuh bebas dari ketinggian 4,0 m. Tentukan
energi kinetik benda saat menyentuh tanah?
a. 20J b. 30J c. 40J d. 50J e. 60J
10. Sebuah benda bermassa 5 kg, mulu-mula berada di titik yang tingginya 6 m
kemudian bergerak hingga titik B yang tingginya 2 m, g = 10 m/s2
(perhatikan
gambar). Tentukan energi potensial benda di titik A?
a. 100 J
b. 200 J
c. 300 J
d. 400 J
e. 500 J
11. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan energi potensial benda di titik B?
a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J
12. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan usaha yang dilakukan gaya berat pada
gerak benda dari A ke B?
a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J
13. Sebuah benda yang massanya 1 kg dilepaskan dari ketinggian 50 m di atas tanah.
tentukan kecepatan benda ketika mencapai tanah?
a. 31,2 m/s b. 31,3 m/s c. 31,4 m/s d. 31,5 m/s e. 31,6 m/s
14. Besarnya usaha untuk menggerakan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000
kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam sebesar.................J
(gesekan diabaikan)
a.1,25 x 104
b. 2,50 x 104
c. 2,00 x 105
d. 6,25 x 105
e. 4,00 x 106
15. Sebuah mobil bergerak menempuh jalananmendaki dan menurun seperti tampak
pada gambar. Jika massa mobil dan penumpangnya 1000 kg, tentukanlah energi
70
10 m
15 m
A
C
B
6 m
2 m
B
A
potensial mobil ketika berada di titik B bila titik C sebagai bidang acuan? (g = 10
m/s2
)
a. 10 x 104
J
b. 15 x 104
J
c. 20 x 104
J
d. 25 x 104
J
e. 30 x 104
J
16. Sebuah benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal
20 m/s, berapakah besarnya energi kinetik saat ketinggian benda mencapai 10 m?
a. 600 J b. 500 J c. 400 J d. 300 J e. 200 J
17. Berdasarkan soal nomor 16, Tentukan kecepatan benda saat ketinggian benda
mencapai 10 m?
a. 10 2 m/s b. 2 10 m/s c. 20 m/s d. 10 3 m/s e. 5 2 m/s
18. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg dilemparkan vertikal ke atas hingga
mencapai ketinggian 8 m. Tentukan usaha yang dilakukan benda tersebut jika g =
10 m/s2
!
a. 10 J b. 20 J c. 30 J d. 40 J e. 50 J
19. Sebuah benda bermassa 1 kg di jatuhkan dari ketinggian 20 m seperti pada
gambar. Besar energi kinetik benda saat ketinggiannya 5 m di atas tanah
adalah.......................
a. 50 J
b. 100 J
c. 150 J
d. 200 J
e. 250 J
20. Benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 5 m/s.
Berapakah besarnya energi potensial di titik tertinggiyang dicapai benda?
a. 15 J b. 20 J c. 25 J d. 30 J e. 35 J
71
5 m
20
m
21. Sebuah benda yang massanya 2 kg mengelinding tanpa gesekan pada sebuah
papan dengan kemiringan 300
terhadap lantai. Jika bola tersebut digelindingkan
dari ketinggian 20 m, maka energi kinetik boala saat menyentuh lantai
sebesar..................
a. 300 J b. 400 J c. 500 J d. 600 J e. 700 J
22. Sebuah peluru ditembakan vertikal ke atas. Jika pada saat mencapai ketinggian
20 m kecepatan peluruh menjadi 10 m/s maka tentukan kecepatan awal peluruh!
a. 10 m/s b. 10 2 m/s c. 10 5 m/s d. 20 5 m/s e. 25 m/s
23. Sebuah benda bermassa 4 kg jatuh dari ketinggian h dari permukaan tanah sesaat
mencapai tanah energi kinetik benda sebesar 800 J. Jika pengaruh gesekan udara
diabaikan, tentukan ketinggian h?
a. 4 m b. 5 m c. 15 m d. 10 m e. 20 m
24. Sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas pada ketinggian 80 m dari
tanah. Pada saat benda berada pada ketinggian 60 m dari tanah, kecepatan benda
sebesar...................
a. 20 3 m/s b. 20 m/s c. 18 3 m/s d. 15 m/s e. 12 m/s
25. Seorang pemain ski meluncur menuruni bukit es setinggi 125 m dari dasar bukit.
Bila g = 10 m/s2
dan di anggap tidak ada gesekan, berapakah laju pemain ski saat
tiba di dasar bukit?
a. 25 m/b
b. 30 m/s
c. 35 m/s
d. 40 m/s
e. 50 m/s
26. Sebuah benda massanya 0,25 kg bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s di titik A
pada lintasan seperti pada gambar di bawah ini. Jika g = 10 m/s2
, berapakah
kecepatan benda di titik C
a. 2.00 m/s
b. 2.24 m/s
c. 3.00 m/s
d. 3.24 m/s
72
1,5 m 2,5 m
125 m
e. 4.24 m/s
27. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan besarnya energi kinetik bola di titik C?
a. 0,625 J b. 0,525 J c. 0,725 J d. 0,125 J e. 0,325 J
28. Berdasarkan soal nomor 26, berakah kecepatan bola di titik B
a. 5 11 m/s b. 11 5 m/s c. 55 m/s d. 50 m/s e. 45 m/ s
29. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan energi mekanik bola di titik C?
a. 6, 975 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6, 125 J e. 6,875 J
30. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan energi mekanik bola di titik B?
a. 6,875 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6,125 J e. 6,975 J
Lampiran 4. Soal tes prestasi belajar siswa pada siklus I
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Usaha, Daya dan Energi Potensial Pegas
Kelas : XI IPA4
Waktu : 2 x 45 menit
Pililah jawaban yang benar!
1. Jika dimensi panjang, massa dan waktu masing-masing adalah M, L, dan T, maka
dimensi usaha adalah..........
a. MLT2
b. MLT-1
c. ML3
T-2
d. ML2
T-2
e.ML2
T3
2. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila
arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar..........
a. 00
b. 450
c. 600
d. 900
e. 1800
3. Pernyataan berikut adalah urutan perubahan energi utama yang terjadi dalam
suatu pembangkit listrik tenaga air........
73
a. Potensial-Listrik-Kinetik d. Kalor-Listrik-Cahaya
b. Potensial-Kinetik-Listrik e. Listrik-Kalor-Kinetik
c. Kinetik-Kalor-Listrik
4. Sebuah balok kayu bermassa 2 kg terletak pada bidang datar. Jika pada balok
bekerja sebuah gaya mendatar sebesar 25 N sehingga balok berpindah sejauh 4
m, maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah .........
a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 400 J
5. Rudi menarik seember air yang massanya 20 kg dari dasar sumur. sesampainya
ember tersebut diatas sumur, dikatakan rudi telah meakukan usaha sebesar 12 kJ.
Berapakah kedalaman sumur tersbut?
a. 61,0 m b. 61,2 m c. 61,4 m d. 61,5 m e. 61,7 m
6. Seorang petugas PLN bermassa 65 kg sedang menaiki tanggah untuk
memperbaiki jaringan listrik pada sebuah tiang listrik. Jika tanggah terdiri dari 30
anak tanggah dan panjang setiap anak tangga adalah 30 cm, berapakah usaha
yang telah dilakukannya?
a. 5500 J b. 5700 J c. 5733 J d. 5750 J e. 6000 J
7. Balok bermassa 6 kg berada lantai mendatar yang licin. Balok tersebut dikenai
gaya sebesar 50 N yang membentuk sudut 600
terhadap bidang horisontal seperti
pada gambar. Jika balok bergeser 4 m arah mendatar maka usaha yang telah
dilakukan sebesar......
a. 100 √3 J
b. 200 √3 J
c. 100 J
d. 200 J
e. 400√3 J
8. Bu Larasati sedang mendorong sepeda roda tiga yang ditumpangi anaknya yang
masih kecil dengan gaya sebesar 400 N yang membentuk sudut 600
dari arah
horisontal. Jika sepeda bergerak sejauh 500 m maka usaha yang dilakukan bu
larassati sebesar............
a. 50 kJ b. 100 kJ c. 100 √3 kJ d. 100√2 kJ e. 50 kJ
74
F
9. Benda yang beratnya 20 N meluncur sejauh 2 m pada bidang miring seperti
gambar berikut. Apabila gesekan antara benda dan bidang diabaikan, maka besar
usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah................
a. 10 J
b. 20 J
c. 20 3 J
d. 40 J
e. 40 3 J
10. Sebuah benda bermassa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut 600
terhadap bidang horisontal. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2
dan benda bergeser
sejauh 3 m kearah bawah, uasaha yang dilakukan oleh gaya berat itu
adalah..............
a. 60 J b. 65 J c. 294 J d. 294 3 J e.588 J
11. Balok 20 N beada di dasar bidang miring yang licin seperti ditunjuk pada
gambar. Berapakah usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok ke puncak
bidang miring tersebut?
a. 10 J
b. 100 J
c. 60 J
d. 125 J
e. 80 J
12. Seorang pekerja mendorong sebuah gerobak dengan gaya 50 N mendatar sejauh 5
m. Jika gaya gesekan 43 N bekerja pada gerobak, usaha total yang dikerjakan
pada gerobak adalah..............
a. 250 J b. 215 J c. 145 J d. 35 J e. 10 J
13. Jika sebuah gaya 10 N memindahkan sebuah benda sejauh 2 m selama 2 detik,
tentukan daya yang dihasilkan?
a. 5 W b. 6 W c. 7 W d. 8 W e. 10 W
14. Berapakah daya keluaran mesin dari sebuah mobil bermassa 1500 kg jika mobil
mampu melaju dari 21,6 km/jam ke 108 km/jam dalam waktu 16 s?
75
300
w
3 m
4 m
a. 40 W b. 40,5 W c. 41 W d. 41,5 W e. 42 W
15. Massa 2 kg digantungkan pada pegas yang mempunyai tetapan gaya 1000 N/m,
hingga mencapai keadaan diam seimbang. Usaha yang diperlukan untuk
mengubah simpangan benda ( dari posisi seimbangnya) dari 2 cm menjadi 8 cm
adalah............
a. 10 J b. 8 J c. 6 J d. 4 J e. 3 J
16. Besar usaha yang diperlukan untuk memanjangkan pegas sejauh 2 cm adalah 0,5
J. Untuk memanjangkan pegas itu sejauh 4 cm akan diperlukan gaya
sebesar...............
A 1 N B. 10 N C. 100 N D. 1000 N E. 10000 N
17. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban memiliki panjang 30 cm. Kemudian
ujng pegas digantungi beban 100 gram sehingga panjang pegas menjadi 35 cm.
Jika benda tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan percepatan grafitasi bumi
10 m/s2
, energi potensial elastis pegas adalah...........
a. 0,025 J b. 0,05 J c. 0,1 J d. 0,25 J e. 0,5 J
18. Saat digunakan untuk mengukur massa beban, neraca pegas yang terbuat dari
pegas dengan konstanta 20 N/m meregang 2 cm. Jika percepatan grafitasi 9,8
m/s2
, tentukan usaha neraca pegas?
a. 0,4 J b. 0,04 J c. 0,004 J d. 0,0004 J e. 4,00 J
19. Sebuah pegas yang digantung vertikal ditarik dengan gaya 20 N ke bawah. Jika
pegas bertambah panjang 5 cm, berapakah energi potensial pegas tersebut?
a. 5,0 J b. 0,5 J c. 0,05 J d. 0,005 J e. 0,0005 J
20. Nindi mengerahkan daya rata-rata 175 W ketika ia menempuh jarak 100 m dalam
waktu 72,0 s. Berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan air pada Nindi?
a.124 N b.125 N c.126 N d.127 N e. 128 N
21. Lima orang berada dalam lift,sehingga massa total lift dfngan beban 2250 kg.
Jika percepatan gravitasi 10 m/s2
dan lift bergerak naik setinggi 10 m dalam
waktu 5 detik Daya lift sebesar...................
a. 45 kW b. 90 kW c. 250 kW d. 500 kW e. 1125 kW
22. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas
bertambah sepanjang 5 cm. (g= 10 m/s2
). Tentukan energi potensial pegas?
76
a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J
23. Icha mendorong sebuah kotak dengan gaya dorong sebesar 100 N. Dalam waktu
20 s, kotak dapat bergeser sejauh 4 m. Berapakah daya dorong Icha?
a. 10 W b. 15 W c. 20 W d. 25 W e. 30 W
24. Sebuah bohlam listrik mempunyai daya sebesar 50 W. Apabila bohlam lampu
tersebut menyalah selama 1 jam, berapakah energi yang keluar dari bohlam listrik
tersebut?
a. 15 kJ b. 16 kJ c. 17 kJ d. 18 kJ e. 19 kJ
25.
Sebuah balok dipindahkan dengan tiga cara seperti gambar diatas. Bila
permukaan licin, usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok itu adalah .....
a. Wa < Wb < Wc
b. Wa > Wb > Wc
c. Wa = Wb = Wc
d. Wa < Wb > Wc
e. Wa > Wb < Wc
77
h
h h
Lampiran 5. Soal tes prestasi belajar siswa pada siklus II
Mata Pelajaran : Fisika
Pokok Bahasan : Energi Kinetik, Energi Potensial, dan Energi Mekanik
Kelas : XI IPA4
Waktu : 2 x 45 menit
Pililah jawaban yang benar!
1. Dari suatu ketinggian tertentu sebuah benda mengalami
gerak jatuh bebas, semakin ke bawah............
a. Energi potensialnya bertambah
b. Energi potensialnya berkurang
c. Energi potensial dan energi kinetik tetap
d. Energi kinetik bertambah
e. Energi potensialnya berkurang dan energi kinetik
bertambah
2. Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku untuk suatu
sistem, maka............
78
a. Energi kinetik sistem tidak berubah
b. Energi potensial sistem tidak berubah
c. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu bertambah
d. Jumlah energi kinetik dan energi potensial selalu berkurang
e. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu tetap
3. Sebuah pesawat terbang bergerak dengan energi kinetik T,
jika kemudian kecepatanya menjadi 2 kali kecepatan semula, maka energi
kinetiknya menjadi.................
a. ½ T b. T c. 2T d. 4T e. 9T
4. Dua buah benda bermassa sama 2 kg. Benda partama
bergerak dengan kecepatan 3 m.s sedangkan benda kedua bergerak dengan
kecepatan 6 m/s. Berapakah perbandingan energi kinetik benda pertama dan
kedua?
a. 1 : 4 b. 2 : 3 c. 4 : 1 e. 3 : 2 e. 1 : 2
5. Dua buah mobil yang sama mendaki s ebuah jalan lurus
yang membentuk sudut 300
terhadap arah horisontal jika mobil pertama mencapai
tempat yang tingginya dua kali tempat mobil kedua, maka tenaga potensial mobil
pertama........
a. Sama dengan mobil kedua.
b. Dua kali tenaga potensial mobil kedua
c. 2√3 kali tenaga potensial mobil kedua
d. √3 kali tenaga potensial mobil kedua
e. 3√3 kali tenaga potensial mobil kedua
6. Sebuah benda bermassa 4 kg mula-muls diam, kemudian
bergerak lurus dengan percepatan 5 m/s2
. Usaha yang diubah menjadi energi
kinetik setelah 2 sekon adalah..............
a. 6 J b. 12 J c. 24J d. 48J e. 72J
7. benda A dan B masing – masing mempunyai massa m.
Keduanya jatuh bebas dari ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh
tanah dengan kecepatan v m/s, benda B menyentuh tanah dengan energi kinetik
sebesar ......
79
a. ⅜ mv2
b. ¾ mv2
c. ¼ mv2
d. 1/2 mv2
e. mv2
8. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg jatuh bebas dari
ketinggian 4,0 m. Tentukan energi kinetik benda saat menyentuh tanah?
a. 20J b. 30J c. 40J d. 50J e. 60J
9. Besarnya usaha untuk menggerakan mobil (massa mobil dan
isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam
sebesar.................J (gesekan diabaikan)
a.1,25 x 104
b. 2,50 x 104
c. 2,00 x 105
d. 6,25 x 105
e. 4,00 x 106
10. Sebuah benda bermassa 5 kg, mulu-mula berada di titik yang
tingginya 6 m kemudian bergerak hingga titik B yang tingginya 2 m, g = 10 m/s2
(perhatikan gambar). Tentukan energi potensial benda di titik A?
a. 100 J
b. 200 J
c. 300 J
d. 400 J
e. 500 J
11. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan energi potensial benda
di titik B?
a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J
12. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan usaha yang dilakukan
gaya berat pada gerak benda dari A ke B?
a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J
13. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg dilemparkan vertikal ke
atas hingga mencapai ketinggian 8 m. Tentukan usaha yang dilakukan benda
tersebut jika g = 10 m/s2
!
a. 10 J b. 20 J c. 30 J d. 40 J e. 50 J
14. Sebuah mobil bergerak menempuh jalananmendaki dan
menurun seperti tampak pada gambar. Jika massa mobil dan penumpangnya 1000
kg, tentukanlah energi potensial mobil ketika berada di titik B bila titik C sebagai
bidang acuan? (g = 10 m/s2
)
80
6 m
2 m
B
A
a. 10 x 104
J
b. 15 x 104
J
c. 20 x 104
J
d. 25 x 104
J
e. 30 x 104
J
15. Sebuah benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan
kecepatan awal 20 m/s, berapakah besarnya energi kinetik saat ketinggian benda
mencapai 10 m?
a. 600 J b. 500 J c. 400 J d. 300 J e. 200 J
16. Sebuah benda bermassa 1 kg di jatuhkan dari ketinggian 20 m seperti
pada gambar. Besar energi kinetik benda saat ketinggiannya 5 m di atas tanah
adalah.......................
a. 50 J
b. 100 J
c. 150 J
d. 200 J
e. 250 J
17. Benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan
awal 5 m/s. Berapakah besarnya energi potensial di titik tertinggiyang dicapai
benda?
a. 15 J b. 20 J c. 25 J d. 30 J e. 35 J
18. Sebuah benda bermassa 4 kg jatuh dari ketinggian h dari permukaan
tanah sesaat mencapai tanah energi kinetik benda sebesar 800 J. Jika pengaruh
gesekan udara diabaikan, tentukan ketinggian h?
a. 4 m b. 5 m c. 15 m d. 10 m e. 20 m
81
5 m
20
m
10 m
15 m
A
C
B
19. Sebuah peluru ditembakan vertikal ke atas. Jika pada saat mencapai
ketinggian 20 m kecepatan peluruh menjadi 10 m/s maka tentukan kecepatan
awal peluruh!
a. 10 m/s b. 10 2 m/s c. 10 5 m/s d. 20 5 m/s e. 25 m/s
20. Sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas pada ketinggian 80
m dari tanah. Pada saat benda berada pada ketinggian 60 m dari tanah, kecepatan
benda sebesar...................
a. 20 3 m/s b. 20 m/s c. 18 3 m/s d. 15 m/s e. 12 m/s
21. Seorang pemain ski meluncur menuruni bukit es setinggi 125 m dari
dasar bukit. Bila g = 10 m/s2
dan di anggap tidak ada gesekan, berapakah laju
pemain ski saat tiba di dasar bukit?
a. 25 m/s
b. 30 m/s
c. 35 m/s
d. 40 m/s
e. 50 m/s
22. Sebuah benda massanya 0,25 kg bergerak dengan kecepatan awal 5
m/s di titik A pada lintasan seperti pada gambar di bawah ini. Jika g = 10 m/s2
,
berapakah kecepatan benda di titik C
a. 2.00 m/s
b. 2.24 m/s
c.3.00 m/s
d.3.24 m/s
e.4.24 m/s
23. Berdasarkan soal nomor 22, tentukan besarnya energi kinetik bola di
titik C?
a. 0,625 J b. 0,525 J c. 0,725 J d. 0,125 J e. 0,325 J
24. Berdasarkan soal nomor 22, berakah kecepatan bola di titik B
a. 5 11 m/s b. 11 5 m/s c. 55 m/s d. 50 m/s e. 45 m/ s
25. Berdasarkan soal nomor 22, tentukan energi mekanik bola di titik C?
82
125 m
1,5 m 2,5 m
a. 6, 975 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6, 125 J e. 6,875 J
Tabel 7. Analisis item soal uji coba pada siklus I
No
Soal
U L U+
L
U-L TK DP TK DP Kesimpulan
1 16 11 27 5 0,7
1
0,26 Mudah Cukup Dipakai
2 16 11 27 5 0,7 0,26 Mudah Cukup Dipakai
83
1
3 16 10 26 5 0,6
8
0,26 Sedang Cukup Dipakai
4 18 14 33 6 0,8
4
0,32 Mudah Cukup Dipakai
5 19 14 32 4 0,8
7
0,21 Mudah Cukup Dipakai
6 17 11 28 5 0,7
4
0,26 Mudah Cukup Dipakai
7 16 11 27 6 0,7
1
0,32 Sedang Cukup Dipakai
8 14 10 24 5 0,6
3
0,26 Mudah Cukup Dipakai
9 19 15 34 4 0,8
9
0,21 Mudah Cukup Dipakai
10 17 13 30 4 0,7
9
0,21 Mudah Cukup Dipakai
11 14 8 22 4 0,5
8
0,21 Sedang Cukup Dipakai
12 19 15 34 6 0,8
9
0,32 Mudah Cukup Dipakai
13 15 10 25 4 0,6
6
0,21 Sedang Cukup Dipakai
14 15 10 25 5 0,6
6
0,26 Sedang Cukup Dipakai
15 17 7 24 10 0,6
3
0,63 Sedang Baik Dipakai
16 17 14 31 3 0,8
2
0,16 Mudah Kurang Tidak dipakai
17 15 19 34 -4 0,8
9
-0,21 Mudah - Tidak dipakai
18 16 11 27 5 0,7
1
0,26 Mudah Cukup Dipakai
19 15 11 26 4 0,6
8
0,21 Sedang Cukup Dipakai
20 5 3 8 2 0,2
1
0,11 Sukar Kurang Tidak dipakai
21 17 10 27 7 0,7
1
0,37 Mudah Cukup Dipakai
22 16 10 26 6 0,6 0,32 Sedang Cukup Dipakai
84
8
23 7 8 15 -1 0,3
9
-0,05 Sukar - Tidak dipakai
24 18 17 35 1 0,8
4
0,05 Mudah Kurang Tidak dipakai
25 11 6 17 5 0,4
5
0,26 Sedang Cukup Dipakai
26 15 7 22 8 0,5
8
0,42 Sedang Cukup Dipakai
27 15 11 26 4 0,6
8
0,21 Sedang Cukup Dipakai
28 9 3 12 6 0,3
2
0,32 Sukar Cukup Dipakai
29 14 10 24 4 0,6
3
0,21 Sedang Cukup Dipakai
30 17 8 25 9 0,6
6
0,47 Sedang Cukup Dipakai
Tabel 8. Analisis uji validitas item soal pada siklus I
No Siswa X Y X2
Y2
XY
1 13 11 169 121 143
2 8 7 64 49 56
3 11 11 121 121 121
4 9 10 81 100 90
5 13 13 169 169 169
6 8 7 64 49 56
7 11 11 121 121 121
8 8 9 64 81 72
9 12 11 144 121 132
10 12 12 144 144 144
11 11 12 121 144 132
12 12 13 144 169 156
13 8 8 64 64 64
14 9 10 81 100 90
15 9 8 81 64 72
16 9 7 81 49 63
17 11 13 121 169 143
18 13 10 169 100 130
19 8 10 64 100 80
20 12 11 144 121 132
21 12 13 144 169 156
22 9 10 81 100 90
85
23 12 11 144 121 132
24 10 9 100 81 90
25 13 12 169 144 156
26 10 11 100 121 110
27 7 6 49 36 42
28 10 8 100 64 80
29 12 12 144 144 144
30 6 8 36 64 48
31 5 7 25 49 35
32 9 10 81 100 90
33 10 10 100 100 100
34 13 12 169 144 156
35 13 13 169 169 169
36 10 9 100 81 90
37 10 12 100 144 120
38 12 12 144 144 144
Total 390 389 4166 4131 4118
Menggunakan persamaan koefesien product moment
( )( )
( ){ } ( ){ }
( )( )
81,0
56576208
4774
2222
==
−−
−
=
∑∑∑∑
∑ ∑∑
xy
xy
r
yynxxn
yxxyn
r
Dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajatkebebasan dk = n-2 = 38-2 = 36,
diperoleh ttabel = 0,329. Karena rhitung > rtabel maka soal dikatakan valid.
86
87
Tabel 10. Analisis item soal uji coba pada siklus II
No
Soal
U L U+L U-
L
TK DP TK DP Kesimpulan
1 19 15 34 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai
2 14 10 24 4 0,63 0,21 Sedang Cukup Dipakai
3 14 10 24 4 0,63 0,21 Sedang Cukup Dipakai
4 19 15 34 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai
5 16 11 27 5 0,74 0,26 Mudah Cukup Dipakai
6 18 13 31 5 0,84 0,26 Mudah Cukup Dipakai
7 19 19 38 0 1 0 Mudah - Tidak Dipakai
8 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai
9 18 13 31 5 0,82 0,26 Mudah Cukup Dipakai
10 17 13 30 4 0,79 0,21 Mudah Cukup Dipakai
11 19 14 33 5 0,87 0,26 Mudah Cukup Dipakai
12 17 12 29 5 0,76 0,26 Mudah Cukup Dipakai
13 11 10 21 1 0,55 0,05 Sedang kurang Tidak Dipakai
14 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai
15 19 13 32 6 0,84 0,32 Mudah Cukup Dipakai
16 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai
17 4 8 12 -4 0,32 - Sukar - Tidak dipakai
18 16 7 23 9 0,61 0,47 Sedang Baik Dipakai
19 19 11 30 8 0,79 0,42 Sedang Cukup Dipakai
20 18 14 32 4 0,84 0,21 Mudah Cukup Dipakai
21 7 6 13 1 0,34 0,05 Sukar kurang Tidak Dipakai
22 11 7 17 4 0,47 0,21 Sedang Cukup Dipakai
88
23 18 13 31 5 0,82 0,26 Mudah Cukup Dipakai
24 13 8 21 5 0,55 0,26 Sedang Cukup Dipakai
25 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai
26 19 15 33 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai
27 17 12 29 5 0,74 0,26 Mudah Cukup Dipakai
28 15 11 26 4 0,71 0,21 Mudah Cukup Dipakai
29 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai
30 17 14 31 3 0,82 0,16 Mudah kurang Tidak Dipakai
Tabel 11. Analisa uji validitas soal siklus II
No Siswa X Y X2
Y2
XY
1 10 14 100 196 140
2 11 9 121 81 99
3 11 13 121 169 143
4 10 7 100 49 70
5 12 14 144 196 168
6 11 8 64 64 88
7 12 12 144 144 144
8 8 11 64 121 88
9 12 14 144 196 168
10 12 14 144 196 168
11 13 12 169 144 156
12 13 12 169 144 156
13 8 9 64 81 72
14 10 11 100 121 110
15 9 8 81 64 72
16 9 9 81 81 81
17 12 12 144 144 144
18 11 12 121 144 132
19 9 10 81 100 90
20 12 12 144 144 144
21 13 13 169 169 169
22 9 11 81 121 99
23 13 13 169 169 169
24 11 9 121 81 99
25 13 13 169 169 169
26 10 10 100 100 100
27 11 8 121 64 88
28 8 10 64 100 80
29 13 10 169 100 130
30 9 9 81 81 81
31 8 8 64 64 64
32 11 9 121 81 99
33 8 11 64 121 88
89
34 13 14 169 196 182
35 14 13 196 169 182
36 10 8 100 64 80
37 11 11 121 121 121
38 12 14 144 196 168
Total 412 417 4523 4745 4601
Menggunakan persamaan koefesien product moment
( )( )
( ){ } ( ){ }
( )( )
82,0
64212130
3034
2222
==
−−
−
=
∑∑∑∑
∑ ∑∑
xy
xy
r
yynxxn
yxxyn
r
Dengantaraf nyata α = 0,05 dan derajatkebebasan dk = n-2 = 38-2 = 36,
diperoleh ttabel = 0,329. Karena rhitung > rtabel maka soal dikatakan valid.
90
91
Lampiran 7 . Instrumen Penelitian
Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang
Materi Pokok : Usaha dan Energi
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI IPA4 / 3
No Nama Siswa
Indikator Sikap Ilmiah Siswa
Bertanya/Menjawab/berpendapat
Keaktifan
KerjaSama
Obyektif
Ketelitian
Menghargaipendapatoranglain
Memilikirasaingintahu
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
92
Ptk1
Ptk1
Ptk1
Ptk1
Ptk1
Ptk1
Ptk1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptktonyvery
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranrestya21
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xfadhyl_bagenda
 
Model model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruModel model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruKey Anech
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkmasyasinpunya
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientificDesy Aryanti
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaranDaly Indra
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...hermantosugeng
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKHaristian Sahroni Putra
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuanDesy Aryanti
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkAgoes Sholeh
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...Irma Mustika Sari
 

Mais procurados (20)

Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Sintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaranSintak berbagai model pembelajaran
Sintak berbagai model pembelajaran
 
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas xMeningkatkan partisipasi siswa kelas x
Meningkatkan partisipasi siswa kelas x
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
 
Model model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruModel model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaru
 
Skripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran thinkSkripsi penerapan pembelajaran think
Skripsi penerapan pembelajaran think
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientific
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
 
skripsi BaB I
skripsi BaB Iskripsi BaB I
skripsi BaB I
 
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTKPenelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
Penelitian Tindakan Kelas - Perkembangan PTK
 
16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
 
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuandiscovery learning (DL) pembelajaran penemuan
discovery learning (DL) pembelajaran penemuan
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
 
Ptk akuntansi
Ptk akuntansiPtk akuntansi
Ptk akuntansi
 

Semelhante a Ptk1

Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdfLK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdfAhsalAhsal
 
NOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
NOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdfNOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
NOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdfayulusiyana
 
ppt persentase empati Bu Laila.pptx
ppt persentase empati Bu Laila.pptxppt persentase empati Bu Laila.pptx
ppt persentase empati Bu Laila.pptxMuhammadFahmiNur
 
Tugas belajar dan pembelajaran
Tugas belajar dan pembelajaranTugas belajar dan pembelajaran
Tugas belajar dan pembelajaranNur Khairiah
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learningAbang Takujeng
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxlalumhw88
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learningMuhammad Fikri
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learningMas Yudi
 
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...noussevarenna
 

Semelhante a Ptk1 (20)

Ptk agama kristen
Ptk agama kristenPtk agama kristen
Ptk agama kristen
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdfLK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
LK. 3 Best Practice PPL.1 dan PPL. 2 Siklus 2.pdf
 
Bab i ii ptk
Bab i ii ptkBab i ii ptk
Bab i ii ptk
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
NOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
NOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdfNOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
NOTULEN KELOMPOK 7 BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.pdf
 
ppt persentase empati Bu Laila.pptx
ppt persentase empati Bu Laila.pptxppt persentase empati Bu Laila.pptx
ppt persentase empati Bu Laila.pptx
 
Tugas belajar dan pembelajaran
Tugas belajar dan pembelajaranTugas belajar dan pembelajaran
Tugas belajar dan pembelajaran
 
4.6 discovery learning
4.6 discovery learning4.6 discovery learning
4.6 discovery learning
 
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsxModel Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
Model Pembelajaran Kurikulum Merdeka.ppsx
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 
LK 2.1.docx
LK 2.1.docxLK 2.1.docx
LK 2.1.docx
 
Model discovery learning
Model discovery learningModel discovery learning
Model discovery learning
 
2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning2.2.3 discovery learning
2.2.3 discovery learning
 
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
Pendekatan pembelajaran kelompok besar, sedang, kecil, dan pendekatan pembela...
 
Ptk pai sma
Ptk pai smaPtk pai sma
Ptk pai sma
 

Mais de Marsi Bani

02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptxMarsi Bani
 
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptxMarsi Bani
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfMarsi Bani
 
Draft jadwal 2020_02ok (2)
Draft jadwal 2020_02ok (2)Draft jadwal 2020_02ok (2)
Draft jadwal 2020_02ok (2)Marsi Bani
 
2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas
2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas
2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknasMarsi Bani
 

Mais de Marsi Bani (6)

aseement
aseementaseement
aseement
 
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
 
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
02-Desain Pembelajaran PPG-Kategori 1-2022-(versi1).pptx
 
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdfBuku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
Buku_Pembelajaran_HOTS.2018.pdf
 
Draft jadwal 2020_02ok (2)
Draft jadwal 2020_02ok (2)Draft jadwal 2020_02ok (2)
Draft jadwal 2020_02ok (2)
 
2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas
2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas
2 kerangka acuan_pendidikan_karakter_kemdiknas
 

Último

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Último (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Ptk1

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang berorientasi pada kualitas menghadapi berbagai tantangan yang tidak bisa ditanggulangi dengan pradigma yang lama. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas karena materi yang diperolehnya tidak selalu sesuai dengan perkembangan masyarakatnya. Dengan demikian seorang guru harus memiliki daya kreasi dan selalu aktif dalam upaya mengembangkan pendekatan pembalajaran yang mengacu pada model belajar yang efektif dalam mencapai target kurikulum. Seorang guru dalam memilih model mengajar harus relevan dengan tujuan pengajaran sehingga dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subyek didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan metode yang tepat, terutama dalam upaya mengembangkan kreatifitas dan keaktifan siswa dalam kelas. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan professional guru untuk mengolah program pengajaran dengan strategi belajar mengajar yang tepat. Berdasarkan pengalaman penulis selama melakukan praktek mengajar (PPL) dan juga selama melakukan beberapa kali observasi pada kelas pembelajaran yaitu siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang, terlihat bahwa minat dan rasa ingin tahu 1
  • 2. siswa terhadap materi yang dipelajarinya masih kurang terutama pada mata pelajaran fisika. Pada kenyataannya kita ketahui bahwa apabila siswa memiliki minat dan keingintahuannya tang tinggi terhadap materi yang dipelajarinya akan membawa dampak yang positif terhadap hasil belajarnya. SMA Negeri 1 Kupang merupakan suatu lembaga pendidikan dimana kegiatan belajar mengajar sejauh pengamatan penulis selama melakukan praktek mengajar disana, pola pembelajaran khususnya pada mata pelajaran fisika yakni pada kelas XI IPA4, masih menggunakan pola lama artinya lebih bersifat ceramah. Dengan metode ceramah ini, siswa menjadi pasif selama pembelajaran dan tidak menguasai konsep karena siswa dituntut untuk mengingat atau menghafal materi pelajaran. Untuk itu pola ini tidak bisa diandalkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal, karena siswa tidak diajarkan untuk membangun konsep sendiri. Dalam hal ini siswa pasif selama pembelajaran berlangsung. Padahal kita ketahui bahwa apabila siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini siwa harus dimotivasi untuk memiliki sikap ilmiah yakni siswa sendiri yang aktif membentuk konsep, melakukan eksperimen untuk meningkatkan ketelitian dan kerja sama siswa dalam menyelesaikan masalah, maka akan membawa dampak yang positif terhadap hasil belajarnya. Siswa yang memiliki sikap ilmiah selama pembelajaran berlangsung yakni berani untuk bertanya atau mengungkapkan pendapatnya, melakukan eksperimen untuk membuktikan konsep yang dipelajari, serta bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah merupakan usaha untuk menyempurnakan informasi yang diperoleh, sehingga apabila informasi yang diperolehnya salah atau kurang dapat diperbaikinya 2
  • 3. dan pemahaman siswa terhadap materi tersebut akan bagus pula. Oleh kerena itu supaya informasi yang diperoleh siswa maksimal maka dia harus memiliki sikap ilmiah. Untuk itu perlu diupayakan strategi pembelajaran secara tepat agar dapat menciptakan kondisi kelas yang positif sehingga terpacu untuk memiliki sikap ilmiah. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh guru mata pelajaran fisika khususnya pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang untuk mengoptimalkan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan mengkombinasikan metode ceramah dan tanya jawab. Dari pola ini diperoleh hasil bahwa guru lebih banyak menggunakan waktu untuk menyampaikan materi dengan ceramah dan sekali-kali diselingi dengan tanya jawab. Kegiatan belajar mengajar seperti ini lebih berpusat pada guru sehingga siswa menjadi pasif selama pembelajaran. Ternyata dengan mengkombinasikan model ceramah dan tanya jawab tidak membawa dampak yang pasitif terhadap sikap ilmiah siswa dalam hal ini siswa tetap tidak aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen, dan juga siswa tidak dilatih membentuk konsep sendiri. Berdasarkan uraian masalah di atas penulis mencoba menampilkan sebuah model pembelajaran dimana model pembelajaran tersebut bukan semata-mata menyangkut kegiatan guru, tetapi lebih ditekankan pada aktivitas belajar siswa, yakni tidak mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta tetapi siswa harus mengembangkan pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide- 3
  • 4. ide. Untuk itu perlu diupayakan suatu model pembelajaran yang tepat agar dapat menciptakan kondisi kelas yang positif sehingga siswa terpacu untuk memiliki sikap ilmiah yakni siswa berani untuk bertanya, berpendapat selama pembelajaran, aktif dalam membentuk suatu konsep, mencari bukti melalui eksperimen, serta dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep yang sudah dipelajari.. Salah satu model pembelajaran yang menganjurkan siswa aktif selama proses pembalajaran berlangsung yakni untuk mengoptimalkan sikap ilmiah siswa (menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa terhadap materi yang dipelajarinya, siswa aktif dalam membentuk konsep, menemukan bukti melalui eksperimen, dan bekerja sama menyelesaikan berbagai masalah dengan menggunakan konsep yang dipelajari) adalah model pembelajaran generatif. Model ini terbagi dalam empat fase. Fase pertama adalah eksplorasi prakonsepsi siswa, fase kedua adalah proses sains yang terarah pada uji prakonsepsi siswa yang terkait dengan konsep yang akan di pelajari. Fase ketiga adalah tantangan, dalam fase ini pengajar berperan sebagai fasilitator dalam membangun konsepsi siswa, sedangkan pembelajar mencari bukti- bukti melalui praktikum. Yang terakhir adalah fase aplikasi, yakni pembelajar mencoba memecahkan masalah atau mengerjakan soal. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul ”UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF PADA SISWA KELAS XI IPA4 SMA NEGERI 1 KUPANG”. 4
  • 5. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah : Bagaimana cara meningkatkan sikap ilmiah siswa dengan menerapkan model pembelajaran generatif pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/2009? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana cara meningkatkan sikap ilmiah siswa dengan menerapkan model pembelajaran generatif pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/2009. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini adalah: 1. Guru bidang studi pendidikan Fisika dapat memperoleh gambaran model pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan sikap ilmiah siswa. 2. Siswa dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran khususnya dalam hal sikap ilmiah siswa. 1.5 Asumsi dan Keterbatasan 1.5.1 Asumsi Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa asumsi sebagai berikut : 1. Kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 1 Kupang berjalan sebagaimana mestinya 5
  • 6. 2. Tes prestasi yang diberikan pada sampel dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh siswa sehingga hasilnya dapat mencerminkan hasil belajar siswa. 3. Pelaksanaan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran generatif pada pokok bahasan Usaha dan Energi dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh calon gurua tau penulis dan berpegang pada prinsip yang berlaku pada metode di atas. 1.5.2 Keterbatasan Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan Usaha dan Energi 2. Ruang lingkup penelitian ini hanya pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang semester 3 Tahun Ajaran 2008/ 2009. 3. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini diterima sejauh asumsi di atas berlaku. 1.6 Defenisi Operasional Untuk menggambarkan secara lebih operasional variabel dalam penelitian ini, berikut ini dikemukakan defenisi operasional masing-masing variabel tersebut: 1. Sikap adalah konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya individu pada sesuatu 2. Sikap ilmiah adalah kecenderungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematic melalui 6
  • 7. langkah-langkah ilmiah, yaitu Sikap ingin tahu, Sikap kritis,Sikap obyektif, Sikap ingin menemukan, Sikap menghargai karya orang lain, Sikap terbuka, Sikap tekun, Sikap bertanggung jawab, Sikap saling kerja sama. 3. Model pembelajaran generatif merupakan suatu model pembelajaran yang menganjurkan supaya siswa sendiri membentuk atau membangun konsep yang sesuai untuk mengenal dan memberikan pandangan tentang alam 4. Model pembelajaran generatif terbagi dalam empat fase: a. Fase pertama: eksplorasi prakonsepsi siswa. b. Fase kedua: Proses sains yang terarah pada uji prakonsepsi siswa. c. Fase ketiga (tantangan): dalam fase ini guru berperan sebagai fasilitator dalam membangun konsepsi siswa, sedangkan siswa mencari bukti-bukti melalui praktikum. d. Fase ke empat (Aplikasi): dalam fase ini siswa mencoba memecahkan masalah praktis atau mengerjakan soal. 7
  • 8. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Istilah sikap dalam bahasa inggris disebut ”Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni ”Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Jadi secara umum sikap dapat didefenisikan sebagai konsep yang mempresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang pada sesuatu. Pada umumnya rumusan-rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan unsure, yaitu adanya kesediaan untuk berespon terhadap suatu situasi. Triandis (1971) mendefenisikan sebagai berikut : “An attitude in an idea charged with emotion whicn predisposes a classactions to a particular class of social situations” (slameto, 2003:188). Berdasarkan rumusan diatas sikap mengandung tiga komponen yaitu: a. Komponen afektif, merupakan perasaan yang dimiliki seseorang dalam merespon sesuatu atau objek b. Komponen perilaku, merupakan kecenderungan untuk berprilaku dan berbuat dengan cara-cara tertentu dengan kehadiran objek sikap. 8
  • 9. c. Komponen kognitif, merupakan kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai atau juga merugikan. Hal yang menjadi objek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu, terjadilah sikap. 2.1.2 Pembentukan Sikap Sikap terbentuk melalui bermacam–macam cara, antara lain: 1. Melalui pengalaman yang berulang–ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman traumatik) 2. Melalui imitasi Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, disamping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan 9
  • 10. mengingat model yang ditiru, peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan. 3. Melalui sugesti Disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata–mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya. 4. Melalui identifikasi Disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/badan tertentu didasari suatu keterikatan emosional, sifatnya meniru dalam hal ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai. Identifikasi seperti ini sering terjadi antara anak dengan ayah, pengikut dengan pemimpin, siswa dengan guru, antara anggota suatu kelompok dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut yang dianggap paling mewakili kelompok yang bersangkutan.(Slameto, 2003:188-189) Dari uraian di atas jelaslah, bahwa aspek afektif ikut menentukan keberhasilan belajar paserta didik. Aspek afektif pada diri siswa besar peranannya dalam pendidikan, dan karenanya tidak dapat kita abaikan begitu saja. Paling tidak ada dua komponen afektif yang penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat terhadap suatu pelajaran. Sikap peserta didik terhadap pelajaran bisa positif bisa negatif atau netral. Tentu diharapkan sikap peserta didik terhadap semua mata pelajaran positif sehingga akan timbul minat untuk belajar atau mempelajarinya (Abdul Ghofur dkk, 2004:49). 10
  • 11. 2.1.3 Perubahan sikap Merangsang perubahan sikap pada diri seseorang bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan karena ada kecenderungan sikap-sikap untuk bertahan. Ada banyak hal yang menyebabkan sulitnya mengubah sikap, antara lain: a. Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap yang bersangkutan. Manusia selalu ingin mendapatkan respon dan penerimaan dari lingkungan, dan karena itu ia akan berusaha menampilkan sikap-sikap dibenarkan oleh lingkungannya. Keadaan semacam ini membuat orang tidak cepat mengubah sikapnya. b. Bekerjanya asas selektivitas, seseorang cenderung untuk tidak mempersepsi data-data baru yang mengandung informasi yang bertentangan dengan pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya yang telah ada. Kalaupun sampai dipersepsi, biasanya tidak bertahan lama, yang bertahan lama adalah informasi yang sejalan dengan pandangan atau sikapnya yang sudah ada. c. Bekerjanya prinsip mempertahankan keseimbangan, bila kepada seseorang disajikan informasi yang dapat membawa suatu perubahan dalam dunia psikologisnya, maka informasi itu akan dipersepsi sedemikian rupa, sehingga hanya akan menyebabkan perubahan-perubahan yang seperlunya ada. d. Adanya kecenderungan seseorang untuk menghindari kontak dengan data yang bertentangan dengan sikap- sikapnya yang telah ada. e. Adanya sikap yang tidak kakuh pada sementara orang untuk mempertahankan pendapat-pendapatnyta sendiri. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengubah sikap antara lain : 11
  • 12. 1. Dengan mengubah komponen kognitif dari sikap yang bersangkutan. Caranya dengan memberi informasi–informasi baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas. Hal ini akhirnya diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah lakunya. 2. Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap. Dengan cara ini komponen afektif turut pula dirangsang. Cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti untuk berpikir lebih jauh tentang objek sikap yang tidak mereka senangi itu. 3. Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku-tingkah laku baru yang tidak konsisten dengan sikap-sikap yang sudah ada. Kadang-kadang ini dapat dilakukan melalui kekuatan hukum. Dalam hal ini kita berusaha langsung mengubah komponen tingkah lakunya. Meskipun terdapat banyak faktor yang menyebabkan sikap cenderung bertahan, namun dalam kenyataannya tetap terjadi perubahan-perubahan sikap sebagaimana yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan zaman akan membawa perubahan dalam hal-hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh orang-orang pada saat tertentu, juga akan terjadi perubahan dalam sikap mereka terhadap berbagai objek. Ini menunjukan bahwa usaha mengubah sikap perlu dikaitkan pula dengan kebutuhan dan keinginan dari orang- orang yang akan diusahakan perubahan sikapnya. Selain itu perlu pula ditelaah arah dari perubahan yang diinginkan. Biasanya perubahan yang konkuren (misalnya suatu sikap yang positif ingin dibuat lebih positif atau sikap negatif akan dibuat lebih 12
  • 13. negatif) lebih mudah dicapai daripada perubahan yang inkonkuren (misalnya sikap yang negatif ingin diubah menjadi positif, atau sebaliknya). Para ahli mengatakan bahwa untuk mengadakan perubahan sikap pelajar perlu bertindak sebagai seorang diagnostikus dan terapis. Mula-mula harus diterapkan makna fungsional dari sikap-sikap yang ada dan ingin diubah,bagi siswa yang memiliki sikap tersebut. Kemudian diteliti kebutuhan-kebutuhan apa yang dipuaskan oleh sikap-sikap yang ingin diubah. Teliti pula perasaan-perasaan yang bagaimanakah yang menyertai sikap-sikap tersebut, juga dukungan lingkungan terhadap sikap-sikap tersebut pula diketahui. (Slameto, 2003:190-192) 2.2 Sikap Ilmiah Menurut Baharuddin (1982) mengemukakan bahwa: ”sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang Ilmuwan. Dengan kata lain kecenderungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematic melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa jenis sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985:31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah antara lain: a. Sikap ingin tahu. Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia berusaha untuk mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang objek, sering melakukan eksplorasi pada benda-benda yang ditemuinya, kebiasaan 13
  • 14. menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksperimen. b. Sikap kritis. Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, dan bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat. c. Sikap obyektif. Melihat sesuatu sebagaimana adanya objek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek. d. Sikap ingin menemukan. Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru, kebiasaan melakukan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. e. Sikap menghargai karya orang lain. Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain, dan menganggapnya sebagai karangan yang orisinal milik pengarangnya. f. Sikap terbuka. 14
  • 15. Bersedia mendengarkan orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya, menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya. g. Ketelitian. Selalu teliti dalam pengambilan data dari suatu eksperimen. h. Sikap tekun. Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti. i. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Membela fakta atas hasil penelitiannya. j. Sikap saling kerja sama. Kerja sama dalam satu kelompok atau dengan beberapa orang saat melakukan eksperimen. k. Keaktifan. Selalu aktif dalam melakukan eksperimen bersama kelompok dan berdiskusi dalam membuat kesimpulan. l. Bertanya/menjawab. Selalu bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahuinya, serta menjawab pertanyaan dari guru atau teman. m. Sikap berpendapat. 15
  • 16. Selalu memberikan pendapat atau ide terhadap sesuatu atau objek yang dipelajari. 2.3 Model Pembelajaran Generatif 2.3.1 Pengertian model pembelajaran generatif Pembelajaran generatif adalah suatu model pembelajaran yang menganjurkan supaya siswa sendiri membentuk atau membangun konsep yang sesuai untuk mengenal dan memberikan pandangan tentang alam. Pembelajaran generatif menekankan supaya maksud atau pamahaman tentang suatu masalah diperoleh menerusuri proses mental yang dikaitkan secara eksplisit antara input baru dengan pandangan atau pengetahuan yang sudah ada tentang alam. Menurut model generatif yang diusulkankan oleh Osborne (1985) adalah proses mental perlu dibentuk melalui gabungan antara input sementara dengan ingatan. Oleh karena itu, pengertian yang bermakna melalui pengalaman yang terbentuk bergantung pada kemampuan murid memproses idea baru atau pengetahuan yang sudah ada. 2.3.2 Fase pengajaran dan pembelajaran berdasarkan model generatif Menurut Osborne, pembelajaran berdasarkan model generatif terbagi dalam empat fase yaitu: Tabel 2.1 Fase-fase model pembelajaran generatif 16
  • 17. Fase Aktivitas guru Aktivitas siswa Fase I : eksplorasi prakonsepsi siswa • Menentukan pandangan murid • Menjelaskan pandangan tersebut • Memahami pandangan saintifik • Mengenal pasti pandangan ilmu lama • Mempertimbangkan bukti-bukti yang menyebabkan perubahan pandangan lama pelajar Mengamati dengan cermat aktivitas lain, dengan tujuan menentukan dengan tepat ide-ide yang ada sekarang Fase II : Proses sains • Menetapkan konteks • Membekalkan pengalaman yang memberi motivasi • Menyertai dan mengemukakan pertanyaan berbentuk terbuka dan berorientasikan individu • Menjelaskan respon siswa • Menjelaskan dan menerangkan pandangan siswa • Membiasakan diri dengan bahan-bahan yang digunakan untuk memahami suatu konsep • Memikirkan apa yang berlaku, mengemukakan persoalan yang berkaitan dengan konsep tersebut • Menentukan hal apa yang diketahui tentang peristiwa yang sesuai, dengan menggunakan input kelas atau sekitar rumah • Menjelaskan pandangan sendiri tentang konsep itu • menguraikan pandangan sendiri kepada (a) kumpulan (b) kelas melalui diskusi dan pemberitahuan Fase III : tantangan • Memudahkan pertukaran pandangan di kalangan pelajar • Memperihalkan pandangan siswa lain dalam kelas bagi 17
  • 18. • Memastikan semua pandangan dipertimbangkan • Meneruskan diskusi secara terbuka • Mencadangkan prosedur yang cukup jelas, jika perlu • Mengemukakan bukti untuk menyokong pandangan ahli sains/ ilmuan • Menerima reaksi siswa yang belum pasti terhadap pandangan baru mencari kekuatan dan kekurangan • Mencari bukti untuk menguji kebenaran pandangan • Membandingkan pandangan para ahli sains dengan pandangan kelas Fase IV : Aplikasi • Membentuk masalah yang boleh diselesaikan secara mudah dengan menggunakan pandangan saintifik • Membantu murid menjelaskan pandangan baru, dengan meminta mereka menggunakan pandangan tersebut dalam semua penyelesaian • Guru memberi rangsangan dan menyumbangkan idea dalam diskusi penyelesaian masalah • Membantu menyelesaikan masalah yang lebih rumit, menyampaikan bagaimana petolongan boleh didapati • Menyelesaikan masalah seharian berdasarkan konsep tersebut • Menerangkan penyelesaian dalam kelas • Berdiskusi dan membahaskan kekuatan penyelesaian yang diusulkan, menilai secara kritis penyelesaian tersebut • Menyampaikan masalah lanjutan yang timbul daripada penyelesaian yang tampak luas 18
  • 19. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kupang pada tanggal 15 Oktober- 7 November 2008 Tahun Ajaran 2008/2009. 3.2 Subyek Penelitian Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4 semester 3 SMA Negeri 1 Kupang. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk mencatat sikap ilmiah siswa yang nampak pada setiap siklus. 2. Test prestasi belajar siswa Test diberikan pada akhir setiap siklus untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang telah diberikan pada siklus tersebut. Test dibuat oleh 19
  • 20. peneliti dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Jenis test yang digunakan adalah pilihan ganda. Sebelum soal diuji cobakan kepada siswa yang menjadi sasaran penelitian, soal tersebut akan diuji cobakan pada siswa kelas XII IPA2 semester 5 SMA Negeri 1 Kupang untuk mengukur validitas dan reliabilitas soal-soal tersebut. Persamaan statistik yang digunakan adalah: a. Uji validitas soal Validitas soal adalah kesesuaian soal dengan materi yang diajarkan. Persamaan yang digunakan untuk uji validitas soal pilihan ganda yaitu: ( )( ) ( ){ } ( ){ }2222 ∑∑∑∑ ∑ ∑∑ −− − = yynxxn yxxyn rxy (Suharsimi, Arikunto, 2001:78) Keterangan: x = skor item/butir soal ganjil y = skor item/butir soal genap Dalam pengujian ini butir soal dikatakan valid apabila rxy > rtabel, dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf nyata (α) = 0,05 b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan, dapat dipercaya. Persamaan yang digunakan untuk uji reliabilitas soal pilihan ganda adalah: KR.20 ( ) N N x x S S pqS N N r 2 2 2 2 2 11 1 ∑ ∑ ∑ − =         −       − = (Suharsimi, Arikunto, 2001:100) 20
  • 21. Keterangan: r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan. p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar. q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q. N = banyaknya item. S = standar deviasi dari test. Dalam pengujian ini dikatakan reliabel apabila r11 > rtabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 dan taraf nyata (α) = 0,05 c. Daya pembeda Daya pembeda setiap butir soal dihitung berdasarkan persamaan: 2 T LU Dp − = (Purwanto, 1994:120) Keterangan: U = jumlah siswa kelompok atas (upper group) yang menjawab benar setiap soal. L = jumlah siswa kelompok bawah(lower group) yang menjawab benar setiap soal. T = jumlah siswa dari kelompok atas dan kelompok bawah. Dengan kriteria penilaian: 0,00 – 0,20 = kurang 0,21 – 0,40 = cukup 0,41 – 0,70 = baik 21
  • 22. 0,71 – 1,00 = baik sekali d. Taraf kesukaran Taraf kesukaran adalah pernyataan yang digunakan untuk menyatakan tiap butir soal sukar atau mudah. Taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan persamaan: T LU TK + = (Purwanto, 1994:119) Dengan kriteria penilaiannya: 0,00 – 0,20 = sukar sekali 0,21 – 0,40 = sukar 0,41 – 0,70 = sedang 0,71 – 1,00 = mudah 3.4 Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas. Oleh karena penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, maka prosedur penelitian dirancang dalam beberapa siklus. Pada penelitian ini terdiri atas dua siklus dimana setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan dengan pelaksanaan setiap siklus sebagai berikut : 22 Siklus I Siklus II Test Test
  • 23. 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan penelitian ini meliputi: persiapan, antara lain berupa (a) penyusunan instrumen sikap ilmiah siswa. (b) penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (c) penyusunan skenario dan atribut model pembelajaran generatif, (d) penyusunan silabus, serta (e) penyusunan LKS, (f) penyusunan instrumen soal test prestasi belajar siswa. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan-tindakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran generatif sebanyak empat kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk tiap kali pertemuan adalah 90 menit. Secara garis besar, pelaksanaan tindakan pada tiap siklus adalah sebagai berikut: a). Tahap eksplorasi prakonsepsi siswa  Guru meminta seseorang siswa untuk melakukan demonstrasi di depan kelas, kemudian guru meminta siswa yang lain menyampaikan pendapat mereka mengenai kegiatan tersebut.  Guru menjelaskan semua pendapat siswa. b). Tahap proses sains 23
  • 24.  Guru menetapkan koneks atau materi untuk dibahas bersama siswa.  Sesekali guru mengajukan pertanyaan.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat mereka, dan bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. c). Tahap tantangan  Guru membagikan siswa dalam beberapa kelompok  Guru membimbing siswa selama kegiatan eksperimen.  Guru meminta satu kelompok untuk melaporkan hasil percobaannya.  Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi.  Guru merangkum dan menjelaskan semua hasil diskusi. d). Tahap aplikasi  Guru membagikan lembaran soal kepada setiap kelompok.  Membimbing setiap kelompok dan meminta satu kelompok untuk menuliskan hasilnya di papan tulis.  Guru menjelaskan semua hasil yang dikerjakan siswa. 3. Observasi 24
  • 25. Observasi dilakukan terhadap sikap ilmiah siswa dalam mengikuti skenario pembelajaran yang telah dirancang guru. Pada tahap ini, observer membantu guru dalam mengamati dan mencatat sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Evaluasi-Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh guru dan tim pengamat. Refleksi dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi ini dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus I. 3.5 Analisa Data Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data kualitatif sehingga dianalisa secara deskriptif kualitatif. Tujuan dari analisis deskriptif kualitatif ini adalah untuk mengetahui perubahan sikap ilmiah siswa terhadap tindakan yang terjadi pada stiap siklus. Data yang diperoleh berupa data kualitatif sehingga data tersebut di proses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan. Untuk mengetahui nilai sikap ilmiah siswa berdasarkan pada indikator : bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, ketelitian, memiliki rasa ingin tahu, menghargai pendapat teman, kerja sama dan obyektif digunakan persamaan: %100% ×= maksimalskorJumlah dicapaiyangSkor diperolehyang Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa 25
  • 26. Penilaian Sebutan % Angka 0 – 24 1 Sangat kurang 25 – 49 2 Kurang 50 – 74 3 Baik 75 – 100 4 Baik sekali BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang yang berjumlah 42 orang. Tindakan dilakukan selama dua siklus dengan dua kali pertemuan untuk setiap siklus dengan materi pokok bahasan Usaha dan Energi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa. Hasil yang diperoleh setelah diberikan perlakuan pada tiap siklus adalah sebagai berikut: 1. Siklus I Pelaksanaan tindakan dimulai dari siklus I dengan materi ajar untuk pertemuan pertama adalah usaha dan daya sedangkan untuk pertemuan kedua adalah Energi potensial pegas. Pada siklus pertama ini model pembelajaran generatif mulai diterapkan. 26
  • 27. Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan silabus, RPP, LKS, skenario model pembelajaran generatif, dan instrumen sikap ilmiah siswa untuk mencatat sikap ilmiah siswa yang muncul selama tindakan berlangsung. Pada awal tindakan guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada siklus ini dengan menerapkan model pembelajaran generatif. Pada tahap awal atau tahap eksplorasi prakonsepsi siswa, guru meminta dua orang siswa ke depan kelas untuk melakukan demonstrasi yang berhubungan dengan materi akan dipelajari, kemudian guru meminta siswa yang lain untuk memberikan pendapat mereka mengenai kegiatan demonstrasi tersebut. Pada tahap ini siswa kelihatannya masih ragu untuk mengungkapkan pendapatnya, hal ini ditandai dengan siswa yang mengungkapkan pendapat mereka atau menjawab pertanyaan dari guru secara serentak atau bersamaan. Pada tahap ini juga terlihat bahwa sebagian besar siswa kurang aktif dalam menentukan atau mencari konsep awal. Dan juga pada tahap ini guru menjelaskan semua konsep awal dari siswa dan memperbaiki konsep awal siswa yang salah. Pada tahap kedua atau tahap proses sains, guru menetapkan konteks atau materi untuk dibahas bersama-sama siswa. Sesekali guru mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi yang sedang dipelajari. Dan juga guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan memberikan pendapat mereka mengenai materi yang sedang dipelajari. Pada tahap ini diperoleh hasil bahwa hanya sebagian siswa yang berani bertanya dan mengungkapkan pendapat mereka sedangkan yang lain hanya diam mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Juga terlihat bahwa masih ada keraguan pada diri 27
  • 28. siswa untuk menjawab atau mengungkapkan pendapat mereka. Hal ini terlihat dari kecenderungan siswa yang menjawab pertanyaan secara serentak. Pada tahap ketiga atau tahap tantangan, guru membagikan siswa dalam enam kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 7 orang siswa, setelah itu guru membagikan LKS kepada setiap kelompok dan meminta siswa melakukan percobaan sesuai petunjuk dalam LKS. Selama tahap ini berlangsung, guru dibantu oleh dua orang mitra guru, disamping sebagai observer (mencatat sikap ilmiah siswa yang muncul selama tindakan berlangsung) juga turut memberikan bantuan kepada siswa terutama pada saat kegiatan eksperimen dan pada tahap aplikasi. Pada akhir tahap ini guru meminta satu kelompok untuk melaporkan hasilnya dan memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya. Pada tahap ini diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Dalam melakukan eksperimen siswa masih kebingungan dalam merancang percobaan sesuai petunjuk dalam LKS. Hal ini terlihat dari siswa yang menoleh kekanan dan kiri untuk melihat rancangan kelompok lain. (b) Keseriusan dalam melakukan eksperimen belum dimiliki seluruh siswa, hal ini ditandai dengan adanya siswa yang bergurau dan bermain-main dengan alat praktikum. (c) Sebagian besar kelompok kerja samanya kurang. Hal ini terlihat dari pekerjaan yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja. (d) Alokasi untuk tahap tantangan lebih banyak sehingga sebagian besar kelompok ketelitiannya bagus. Pada tahap keempat atau tahap aplikasi, guru membagikan lembar soal kepada setiap kelompok serta membimbing siswa dalam penyelesaian soal-soal tersebut kemudian meminta satu kelompok untuk menuliskan hasilnya di papan tulis. Pada tahap ini diperoleh hasil bahwa sebagian besar kelompok kerja samanya 28
  • 29. kurang, hal ini terlihat dari pekerjaan yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja, dan sebagian besar kelompok hasil penyelesaiannya bagus. Gambaran umum yang terjadi selama tindakan berlangsung pada siklus I adalah sebagai berikut: a. Dalam melakukan eksperimen siswa masih kebingungan dalam merancang alat sesuai petunjuk dalam LKS. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang menoleh ke kanan dan kiri untuk melihat rancangan kelompok lain. b. Waktu yang dilakukan untuk satu siklus hanya dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk setiap pertemuan 2 x 45 menit, sehingga kurang optimal untuk penerapan pembelajaran. Alakasi waktu untuk tahap tantangan lebih besar dai tahap yang lain. c. Alokasi waktu untuk tahap tantangan lebih banyak sehingga siswa lebih tenang dan teliti ketika melakukan percobaan. d. Keseriusan dalam melakukan eksperimen belum dimiliki oleh seluruh siswa. Hal ini ditandai dengan masih adanya siswa yang bergurau dan bermain- main dengan alat praktikum. e. Pada tahap diskusi masih ada keraguan pada diri siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Hal ini terlihat dari kecenderungan siswa yang menjawab secara serentak. f. Sebagian besar kelompok kerja samanya kurang. Hal ini terlihat dari pekerjaan praktikum yang dimonopoli oleh beberapa siswa saja. g. Selama pembelajaran hanya ada tiga siswa yang bertanya. 29
  • 30. h. Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator-indikator sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa diperoleh hasil seperti pada tabel 4.1. Jumlah skor maksimal diperoleh dari perkalian antara jumlah seluruh obyek penelitian dengan point tertinggih dari tiap indikator sikap ilmiah siswa. Sedangkan sebutan baik dan kurang berdasarkan pada standar klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa (tabel 3.1) Tabel 4.1 Observasi sikap ilmiah siswa pada siklus I Sikap ilmiah Skor yang dicapai Skor maksimal % yang dicapai Sebutan Berani bertanya/ menjawab 54 210 25,71 Kurang Keaktifan 100 210 47,62 Kurang Kerja sama 97 210 46,19 Kurang Memiliki rasa ingin tahu 140 210 66,67 Baik Obyektif 132 210 62,86 Baik Ketelitian 123 210 58,57 Baik Menghargai pendapat orang lain 140 210 66,67 Baik Pada akhir siklus pertama siswa diberi test prestasi yang materi peajarannya tercakup dalam dua kali pertemuan pada siklus I. Tujuan test pada akhir siklus ini sebagai langkah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan sikap ilmiah siswa 30
  • 31. dengan prestasi belajar siswa, setelah diberikan perlakuan pada siklus pertama. Rerata hasil nilai test prestasi belajar siswa pada siklus pertama adalah 73,33. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh kemudian guru bersama-sama tim pengamat melakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Berdasarkan masalah-masalah yang muncul pada siklus I di atas, maka disusunlah suatu perbaikan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Langkah-langkah program pengajaran pada siklus kedua adalah sebagai berikut: 1. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih berani mengungkapkan gagasan/pendapatnya serta mengajukan pertanyaan. 2. Alokasi waktu yang seharusnya 2x45 menit ditambah sekitar 20 menit untuk tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains. 3. Membagikan siswa dalam 11 kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas 3-4 orang siswa. 4. Menjelaskan prosedur kerja kepada siswa sebelum melakukan eksperimen. 2. Siklus II Materi pelajaran pada siklus kedua ini mencakup energi potensial grafitasi, energi kinetik, dan energi mekanik. Kegiatan pertahap pada siklus ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan pertahap pada siklus I. Akan tetapi pada siklus ini alokasi waktu yang seharusnya 2x45 menit untuk tiap kali pertemuan ditambah 20 menit untuk tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains. 31
  • 32. Pada siklus ini beberapa kendala dan kelemahan yang dialami siswa pada siklus pertama mulai diperbaiki. Pada siklus pertama keaktifan siswa kurang dan siswa tidak berani mengungkapkan gagasan/pendapat serta menjawab pertanyaan dari guru atau siswa yang lain dan juga tidak berani untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengertinya. Namun pada siklus yang kedua guru mulai memberikan rangsangan dan motifasi kepada siswa yang aktif berupa penambahan point. Dan juga pada tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains, guru menambahkan waktu sekitar 20 menit, sehingga pada siklus kedua ini diperoleh hasil bahwa dengan memberikan motifasi berupa penambahan point dan penambahan waktu ini siswa sudah berani untuk mengungkapkan gagasannya atau bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahuinya, dan guru hanya sebagai fasilitator, sesekali mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang sedang diperlajari serta menjelaskan kembali apabila ada konsep yang salah dari siswa. Secara keseluruhan pada siklus kedua khususnya pada tahap eksplorasi prakonsepsi siswa dan proses sains siswa aktif dalam menentukan ide awal dan siswa tidak ragu dan malu lagi untuk mengungkapkan pendapatnya serta bertanya mengenai hal-hal yang belum diketahuinya. Pada tahap tantangan guru membagikan siswa dalam 11 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri atas 3-4 orang siswa. Dengan jumlah siswa dalam setiap kelompok semakin sedikit, keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok semakin bagus, dan juga sebelum melakukan eksperimen guru menjelaskan prosedur dalam LKS sehinnga pada tahap ini siswa tidak bingung lagi dalam merancang percobaan sesuai petunjuk dalam LKS, sehingga tidak mengganggu aktivitas 32
  • 33. kelompok lain, dan ketelitiaan dalam melakukan eksperimen mengalami peningkatan dari siklus I. Pada tahap ke empat atau tahap aplikasi, tindakannya sama seperti pada siklus I, dan hasil yang diperoleh pada tahap ini adalah sebagian besar siswa sudah aktif dan bekerja sama untuk menyelesaikan soal-soal dalam kelompok tersebut. Gambaran umum yang terjadi selama tindakan berlangsung pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Pada tahap eksplorasi siswa aktif dalam pencarian/menentukan ide awal. b. Siswa tidak ragu atau malu lagi untuk mengungkapkan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan. c. Siswa sudah dapat merancang percobaan sesuai petunjuk dalam LKS. d. Alokasi waktu yang seharusnya hanya 2 X 45 menit ditambah sekitar 20 menit untuk tahap proses sains dan eksplorasi. e. Keaktifan siswa dan kerja sama dalam kelompok sudah bagus. f. Selama kegiatan pembelajaran ada empat siswa yang bertanya. g. Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator-indikator sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa diperoleh hasil seperti pada tabel 4.2. Jumlah skor maksimal diperoleh dari perkalian antara jumlah seluruh obyek penelitian dengan point tertinggih dari tiap indikator sikap ilmiah siswa. Sedangkan sebutan baik dan kurang berdasarkan pada standar klasifikasi penilaian sikap ilmiah siswa (tabel 3.1). Tabel 4.2 Observasi sikap ilmiah siswa pada siklus II Sikap ilmiah Skor yang dicapai Skor maksimal % yang dicapai Sebutan 33
  • 34. Berani bertanya/ menjawab 62 210 29,52 Kurang Keaktifan 124 210 59,08 Baik Kerja sama 122 210 58,10 Baik Memiliki rasa ingin tahu 140 210 66,67 Baik Obyektif 141 210 67,14 Baik Ketelitian 155 210 73,81 Baik Menghargai pendapat orang lain 140 210 66,67 Baik Dengan perbaikan berdasarkan masalah pada siklus I, hasil observasi sikap ilmiah siswa mengalami peningkatan, yakni ada peningkatan indikator sikap ilmiah siswa berani bertanya/berpendapat/menjawab, keaktifan, kerja sama, obyektif, dan ketelitian. Ada dua indikator sikap ilmiah siswa yang tidak mengalami perubahan antara siklus I dan siklus II adalah indikator memiliki rasa ingin tahu dan menghargai pendapat orang lain. Pada akhir siklus kedua siswa diberi test prestasi yang materi peajarannya tercakup dalam dua kali pertemuan pada siklus II. Tujuan test pada akhir siklus ini sebagai langkah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa, setelah diberikan perlakuan pada siklus Kedua. Rerata hasil nilai test prestasi belajar siswa pada siklus kedua adalah 79,05. Dari hasil test prestasi belajar siswa pada siklus kedua ini dapat dikatakan bahwa adanya peningkatan hasil test prestasi belajar siswa antara siklus pertama dan siklus kedua. 4.2 Pembahasan Hasil 34
  • 35. Berdasarkan hasil penelitian di atas, ternyata model pembelajaran generatf yang diterapkanpada siswa kelas XI IPA4 di SMA Negeri 1 Kupang khususnya pada mata pelajaran fisika berdampak positif, baik terhadap sikap ilmiah siswa maupun prestasi belajar siswa. a). Sikap ilmiah siswa Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran generatif dapat memperbaiki dan merubah pola sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran di kelas. Jika pada awalnya siswa senantiasa diam, hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa tidak aktif dalam kelas. Setelah diberi tindakan yakni dengan menerapkan model pembelajaran generatif di dalam kelas, siswa sudah aktif dalam membentuk dan membangun konsep. Hal ini sesuai teori kontruktivisme yang mengatakan bahwa selama proses pembelajaran siswa yang aktif dalam membangun dan membentuk suatu konsep sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini dapat kita lihat dari peningkatan sikap ilmiah siswa dari siklus I sampai siklus II (pada lembar observasi} yang berarti bahwa siswa sudah aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa persentase dari setiap indikator sikap ilmiah siswa pada siklus I dan siklus II mengalami perubahan. Lima indikator mengalami perubahan atau peningkatan dan dua indikator tetap. Kelima indikator yang mengalami peningkatan adalah berani bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, kerja sama, obyektif dan ketelitian. Indikator sikap ilmiah siswa berani bertanya/berpendapat/menjawab mengalami 35
  • 36. peningkatan 3,81 %, keaktifan 11,46 %, kerja sama 11,91 %, obyektif 4,28 %, dan ketelitian 15,24 %. Indikator sikap ilmiah siswa yang persentasenya tetap adalah sikap memiliki rasa ingin tahu dan menghargai pendapat orang lain. Faktor-faktor yang diprediksi mempengaruhi mengapa indikator yang mengalami peningkatan adalah berani bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, kerja sama, obyektif dan ketelitian adalah sebagai berikut : 1. Pada siklus II guru memberikan motivasi kepada siswa berupa penambahan point bagi siswa yang aktif. Sehingga mulai tahap awal sampai tahap aplikasi sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias dan juga siswa tidak malu dan ragu lagi untuk mengungkapkan pendapat/ide atau bertanya. 2. Jumlah kelompok yang banyak dibandingkan pada siklus I. Pada siklus pertama ada 6 kelompok, dimana setiap kelompok terdapat 7 orang, sedangkan pada siklus II ada 11 kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas 3-4 orang dan memungkinkan semua siswa beraktivitas selama praktikum, sehingga dapat meningkatkan keseriusan siswa selama pembelajaran. 3. Alokasi waktu untuk tahap proses sains dan eksplorasi pada siklus II lebih banyak dibandingkan pada siklus I. Hal ini memungkinkan terjadinya interaksi yang bagus antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa, sehingga siswa dapat mengungkapkan pertanyaan/pendapatnya. Secara lengkap perubahan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Persentase peningkatan sikap ilmiah siswa Sikap ilmiah % yang dicapai Peningkatan 36
  • 37. (%)Siklus I Siklus II Berani bertanya/ menjawab 25,71 29,52 3,81 Keaktifan 47,62 59,08 11,46 Kerja sama 46,19 58,10 11,91 Memiliki rasa ingin tahu 66,67 66,67 - Obyektif 62,86 67,14 4,28 Ketelitian 58,57 73,81 15,24 Menghargai pendapat orang lain 66,67 66,67 - Berdasarkan tabel di atas kita melihat bahwa adanya beberapa perubahan atau peningkatan sikap ilmiah siswa yakni siswa sudah berani untuk bertanya/menjawab/berpendapat, kerja sama antar siswa dalam kelompok sudah bagus ketika melakukan eksperimen atau dalam menyelesaikan soal-soal, serta ketelitian yang sangat bagus dalam pengambilan data dari suatu eksperimen. Dalam hal ini siswa sudah aktif dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 37
  • 38. PERUBAHAN SIKAP ILMIAH SISWA (%) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Beranibertanya/berpendapat/m enjaw ab KeaktifanKerja sam a Rasa ingin tahu O byektif Ketelitian M enghargaipendapatorang lain Siklus I Siklus II Gambar 4.1 Perubahan sikap ilmiah siswa dari siklus I sampai siklus II b). Prestasi Belajar Siswa Jika terjadi perubahan sikap ilmiah siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dalam artian bahwa siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran maka diharapkan hasil prestasi belajar siswa terhadap materi pelajaran semakin baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain bahwa dengan meningkatnya sikap ilmiah siswa tersebut maka akan meningkat pula hasil belajarnya. Rerata hasil test prestasi pada siklus pertama sebesar 73,33, sedangkan rerata hasil test prestasi pada siklus kedua adalah 79,05. Dapat kita katakan bahwa ada peningkatan perestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. 38
  • 39. Gambaran umum mengenai persentase perubahan sikap ilmiah siswa dan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini. PENINGKAT AN SIKAP ILMIAH SISWA (%) 50 52 54 56 58 60 62 SIKLUS I SIKLUS II PENINGKAT AN SIKAP ILMIAH SISWA (%) Gambar 4.2 Peningkatan sikap ilmiah siswa PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA (%) 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 SIKLUS I SIKLUS II PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA (%) Gambar 4.3 Peningkatan prestasi belajar siswa c). Hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa Berdasarkan gambar di atas, persentase sikap ilmiah siswa pada siklus I sebesar 54,22 % dan pada siklus kedua 61,02 % sedangkan persentase prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 73,33 % dan pada siklus II sebesar 79,05 %. 39
  • 40. Berdasarkan hasil di atas, adanya peningkatan sikap ilmiah siswa dan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Jadi dapat kita katakan bahwa terdapat hubungan antara sikap ilmiah siswa dengan prestasi belajar siswa yakni dengan meningkatnya sikap ilmiah siswa maka akan meningkat pula prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran generatif yang diterapkan di kelas cukup efektif untuk meningkatkan sikap ilmiah siswa atau dapat memacu siswa untuk memiliki sikap ilmiah dan dengan sendirinya prestasi belajar siswa akan meningkat pula. BAB V 40
  • 41. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas diperoleh hasil bahwa: 1. Persentase dari setiap indikator sikap ilmiah siswa pada siklus I dan siklus II mengalami perubahan. Lima indikator mengalami perubahan atau peningkatan dan dua indikator tetap. Kelima indikator yang mengalami peningkatan adalah berani bertanya/menjawab/berpendapat, keaktifan, kerja sama, obyektif dan ketelitian. Indikator sikap ilmiah siswa berani bertanya/berpebdapat/menjawab mengalami peningkatan 3,81 %, keaktifan 11,46 %, kerja sama 11,91 %, obyektif 4,28 %, dan ketelitian 15,24 %. Indikator sikap ilmiah siswa yang persentasenya tetap adalah indikator sikap ilmiah memiliki rasa ingin tahu dan menghargai pendapat orang lain. 2. Berdasarkan hasil test pada akhir tiap siklus diperoleh rerata hasil test prestasi pada siklus pertama sebesar 73,33, sedangkan rerata hasil test prestasi pada siklus kedua adalah 79,05. Dapat kita katakan bahwa ada peningkatan perestasi belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Jadi berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran generatif yang diterapkan pada siswa kelas XI IPA4 SMA Negeri 1 Kupang khususnya pada mata pelajaran fisika membawa dampak yang positif terhadap peningkatan sikap ilmiah siswa. 5.2 Saran 41
  • 42. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran sebaiknya guru menggunakan model pembelajan generatif dalam upaya meningkatkan sikap ilmiah siswa. 2. Karena keterbatasan waktu, model pembelajaran ini dilaksanakan dalan dua siklus untuk itu disarankan kepada peneliti lain agar dilaksanakan penelitian lebih lanjut yang menggunakan lebih dari dua siklus apabila dalam siklus II masih dirasa kurang dan terdapat banyak kekurangan. 3. Dalam melaksanakan model pembelajaran generatif sebaiknya jumlah siswa pada setiap kelompok percobaan adalah 3-4 orang untuk meningkatkan keaktifan dan kerja sama siswa. DAFTAR PUSTAKA 42
  • 43. Damari, Ari. 2006. BukuKerja Siswa Smart Fisika Kelas XI SMA dan MA Jilid 2A. Surabaya: SIC Ghofur, Abdul dkk. 2004. Pedoman Umum pengembangan Penilaian. Kurikulum Berbasis kompetensi Istiyono. 2002. Fisika Sma Kelas XI. Jakarta: Erlangga Kanginan, Marthen. 2002. Fisika Untuk Sma Kelas XI semester 1. Jakarta: Erlangga Panduan Lengkap KTSP. 2007. Tim Penyusun Yustisia Poerwadarminta, W. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka Purwanto. 1994. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosada Karya Purwanto, Budi. 2007. Fisika Dasar 2 Teori dan Implementasinya. Tiga Serangkai Rustam & mundilarto. 2004. penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta; Rineka Cipta Suharsimi,Arikunto.2001. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Susilo.2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher Blogbahrul. wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/-12k Http://anwarholil.blogspot.com/ 2008/04/pembelajaran-generatif-mpg.html RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 43
  • 44. (01) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI IPA4 / 3 Pertemuan : I Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel) I. Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik. II. Kompetensi Dasar Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik. III.Indikator Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan serta menganalisis hubungan antara usaha, daya dan waktu. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Mendeskripsikan hubungan antara usaha, gaya dan perpindahan serta menganalisis hubungan antara usaha, daya dan waktu. V. Materi Pokok/Materi Ajar Usaha dan Energi/Usaha dan Daya. VI. Model dan Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif b. Metode Pembelajaran : - Diskusi - Demonstrasi - Eksperimen - Tanya jawab VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan 44
  • 45. - Sumber : Buku fisika yang relevan - Bahan : Lembar Kerja Siswa - Alat : Media Presentasi, papan landasan, stopwatch, meteran dan beban. VIII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran: A. Kegiatan Pendahuluan Prasyarat : Gaya dan GLBB. Motivasi : apa yang dimaksud dengan gaya dan perpindahan? B.Kegiatan Inti a. Fase I  Guru meminta dua orang siswa untuk melakukan demonstrasi dengan cara mendorong meja dan mendorong tembok. Kemudian guru menanyakan pada siswa kegiatan mana yang termasuk usaha?  Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut  guru menjelaskan semua pendapat siswa  Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh usaha dalam kehidupan sehari-hari b. Fase II  Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa  Sesekali guru mengajukan pertanyaan  Siswa menyampaikan ide/ pendapat mereka  Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya c. Fase III  Guru membagikan LKS pada setiap kelompok  Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS  Membimbing siswa selama percobaan berlangsung  Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya  Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya  Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan 45
  • 46.  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas  Guru menjelaskan semua pendapat siswa d. Fase IV  Memberikan latihan soal  Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok  membimbing siswa dalam penyelesaian masalah  meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya  Siswa yang lain menanggapinya  menyampaikan masalah lanjutan C.Kegiatan Penutup Memberikan tugas mandiri Menyampaikan materi pertemuan berikutnya IX. PENILAIAN Test Tulis dan tugas idividu. 46
  • 47. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (02) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI IPA4 / 3 Pertemuan : II Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel) I. Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik II. Kompetensi Dasar Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik. III.Indikator Menghitung besar energi potensial pegas serta menganalisis hubungan antara usaha dan energi potensial pegas. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menghitung besar energi potensial pegas serta menganalisis hubungan antara usaha dan energi potensial pegas. V. Materi Pokok/Materi Ajar Usaha dan Energi/ Energi Potensial pegas. VI. Model dan Metode Pembelajaran : a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif b. Metode Pembelajaran : - Diskusi - Demonstrasi - Eksperimen 47
  • 48. - Tanya jawab VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan - Sumber : Buku fisika yang relevan - Bahan : Lembar Kerja Siswa - Alat : Media Presentasi, stasip, stopwatch, karet gelang, pegas, dan beban. VIII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran: A. Kegiatan Pendahuluan Prasyarat : Usaha dan elastisitas Motivasi : apa yang dimaksud dengan usaha dan gaya pegas? B. Kegiatan Inti a. Fase I  Guru melakukan demonstrasi dengan cara melontarkan sepotong lidi menggunakan karet gelang. Kemudian guru menanyakan pada siswa apa yang menyebabkan lidi bisa terlontar jauh.  Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut  guru menjelaskan semua pendapat siswa  Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi potensial pegas dalam kehidupan sehari-hari b. Fase II  Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa  Sesekali guru mengajukan pertanyaan  Siswa menyampaikan ide/pendapat mereka  Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya c. Fase III  Guru membagikan LKS pada setiap kelompok  Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS  Membimbing siswa selama percobaan berlangsung  Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya  Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya 48
  • 49.  Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas  Guru menjelaskan semua pendapat siswa d. Fase IV  Memberikan latihan soal  Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok  membimbing siswa dalam penyelesaian masalah  meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya  Siswa yang lain menanggapinya  menyampaikan masalah lanjutan C. Kegiatan Penutup Memberikan tugas mandiri Menyampaikan materi pertemuan berikutnya IX. PENILAIAN Test tulis dan tugas individu. 49
  • 50. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (03) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI IPA4 /1 Pertemuan : III Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel) I. Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik II. Kompetensi Dasar Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik III.Indikator Menghitung besar energi kinetik dan energi potensial gravitasi serta hubungan antara usaha, energi kinetik dan energi potensial. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Menghitung besar energi kinetik dan energi potensial gravitasi serta hubungan antara usaha, energi kinetik dan energi potensial. V. Materi Pokok/Materi Ajar Usaha dan Energi/Energi Potensial dan energi kinetik. VI. Model dan Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif b. Metode Pembelajaran : - Diskusi 50
  • 51. - Demonstrasi - Eksperimen - Tanya jawab VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan - Sumber : Buku fisika yang relevan - Bahan : Lembar Kerja Siswa - Alat : Media Presentasi meteran dan beban. VIII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran: A. Kegiatan Pendahuluan Prasyarat : Usaha dan elastisitas Motivasi : apa yang dimaksud dengan usaha dan energy? B. Kegiatan Inti a. Fase I  Guru melakukan demonstrasi dengan cara menjatuhkan sebuah bola dari ketinggian tertentu. Kemudian guru menanyakan pada siswa a. Apakah setiap benda yang bergerak memiliki energi b. Apakah benda yang berada pada hetinggian tertentu memiliki energi. c. Apakah benda tersebut melakukan usaha saat terjadi perubahan energi.  Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut  guru menjelaskan semua pendapat siswa  Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi potensial grafitasi dan energi kinetik dalam kehidupan sehari-hari b. Fase II  Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa  Sesekali guru mengajukan pertanyaan  Siswa menyampaikan ide/ pendapat mereka 51
  • 52.  Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya c. Fase III  Guru membagikan LKS pada setiap kelompok  Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS  Membimbing siswa selama percobaan berlangsung  Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya  Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya  Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas  Guru menjelaskan semua pendapat siswa d. Fase IV  Memberikan latihan soal  Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok  membimbing siswa dalam penyelesaian masalah  meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya  Siswa yang lain menanggapinya  menyampaikan masalah lanjutan C. Kegiatan Penutup Memberikan tugas mandiri Menyampaikan materi pertemuan berikutnya IX. PENILAIAN Test tulis dan tugas individu. 52
  • 53. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (04) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI IPA4 /1 Pertemuan :IV Alokasi Waktu : 2 X 45 (2 jampel) I. Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik II. Kompetensi Dasar Menganalisis hubungan antara usaha perubahan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik III.Indikator Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik serta penerapannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Merumuskan bentuk hukum kekekalan energi mekanik serta penerapannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. V. Materi Pokok/Materi Ajar Usaha dan Energi/Energi Mekanik. 53
  • 54. VI. Model dan Metode Pembelajaran a. Model Pembelajaran : Model Belajar Generatif b. Metode Pembelajaran : - Diskusi - Demonstrasi - Eksperimen - Tanya jawab VII. Sumber Belajar/Alat dan Bahan - Sumber : Buku fisika yang relevan - Bahan : Lembar Kerja Siswa - Alat : Media Presentasi, meteran dan beban. VIII. Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran: A. Kegiatan Pendahuluan Prasyarat : Usaha dan elastisitas Motivasi : apa yang dimaksud dengan energy potensial dan energy kinetic? B. Kegiatan Inti a. Fase I  Guru melakukan demonstrasi dengan cara menjatuhkan sebuah bola dari ketinggian tertentu. Kemudian guru menanyakan pada siswa a. Apakah terjadi perubahan enegi pada bola tersebut. b. Apakah perubahan energi bola tetap saat bola berada pada posisi tertentu.  Siswa menyampaikan pendapat mereka mengenai demonstrasi tersebut  guru menjelaskan semua pendapat siswa  Guru meminta siswa memberikan contoh-contoh Energi mekanik dalam kehidupan sehari-hari b. Fase II  Guru menetapkan konteks untuk dibahas bersama siswa 54
  • 55.  Sesekali guru mengajukan pertanyaan  Siswa menyampaikan ide/pendapat mereka  Guru merangkum semua pendapat siswa dan menjelaskannya c. Fase III  Guru membagikan LKS pada setiap kelompok  Meminta siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS  Membimbing siswa selama percobaan berlangsung  Setiap kelompok menyampaikan/melaporkan hasil percobaannya  Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapinya  Bersama-sama membuat rangkuman/kesimpulan  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas  Guru menjelaskan semua pendapat siswa d. Fase IV  Memberikan latihan soal  Meminta siswa menyelesaikannya secara berkelompok  membimbing siswa dalam penyelesaian masalah  meminta siswa menyampaikan penyelesaiannya  Siswa yang lain menanggapinya  menyampaikan masalah lanjutan C. Kegiatan Penutup Memberikan tugas mandiri Menyampaikan materi pertemuan berikutnya IX. PENILAIAN Test Tulis dan tugas individu. 55
  • 56. Lembar Kerja Siswa (LKS) (01) I. Judul : Usaha dan Daya II. Tujuan : Menentukan usaha oleh gaya berat pada bidang miring III. Alat dan bahan - Beban (bola) - Neraca Ohaus - Meteran - Papan Licin IV. Prosedur Kerja 1) Susunlah alat-alat seperti gambar berikut; 56 meja papan licin bola
  • 57. 2) Timbanglah massa bola dengan neraca Ohaus 3) Ukurlah kemiringan papan dengan meja 50 4) Tahan bola yang berada di ujung papan atas dengan tangan 5) Lepaskan bola dan catat jarak serta waktu tempuh bola dari puncak papan sampai dasar papan 6) Tentukan usaha dan daya yang dilakukan bola 7) Lakukan prosedur 1-6 untuk massa bola dan kemiringan 150 dan 200 8) Catat semua hasil pada tabel pengamatan V. Tabel Pengamatan No Mass a (kg) Kemiringa n ( 0 ) Wakt u (s) Gaya Berat (N) Perpindaha n (m) Usah a (J) Daya (W) 1 2 3 VI. Pertanyaan 1. Apakah usaha oleh gaya berat tergantung pada massa bola? 2. Apakah usaha oleh gaya berat tergantung pada kemiringan bidang? 3. Apakah usaha tergantung pada panjang intasan yang di tempuh? Tulislah kesimpulan anda 57
  • 58. Lembar Kerja Siswa (LKS) (02) I. Judul : Energi potensial Pegas II. Tujuan : Menentukan energi potensial pada Karet gelang III. Alat dan Bahan 1) Statif 2) Karet gelang 3) Beban 4) Meteran/mistar IV. Prosedur Kerja 1) Susunlah alat-alat seperti gambar berikut: 58 statif meteran karet gelang beban
  • 59. 2) Ukur panjang awal karet gelang sebelum digantung beban. 3) Ikatkan salah satu ujung karet gelang pada statif. 4) Kaitkan beban pada ujung karet gelang. 5) Ukur pertambahan panjang karet gelang dengan menggunakan meteran. 6) Hitunglah tetapan karet gelang dengan menggunakan persamaan : x mgk ∆ = 7) Lakukan prosedur 1-5 untuk massa beban yang berbeda 8) catat semua hasil pengukran pada tabel pengamatan V. Tabel pengamatan No Massa (kg) Gaya berat (N) Pertambahan panjang (m) Tetapan Gaya (Nm-1 ) Energi Potensial pegas (J) 1 2 3 VI. Pertanyaan 1. Apakah energi potensial pada karet gelang tergantung pada pertambahan panjang karet gelang? 2. Apakah energi potensial benda elastis tergantung pada tetapan gaya? 3. Hitunglah usaha yang dilakukan oleh karet gelang? Tulislah kesimpulan anda 59
  • 60. Lembar Kerja Siswa (LKS) (03) I. Judul : Energi dan Perubahan Energi II. Tujuan : Menentukan besarnya energi dan perubahan energi pada gerak jatuh bebas III. Alat dan Bahan • Bola • Neraca Ohaus • Meteran • Isolasi IV. Prosedur Kerja 1) Lekatkan meteran pada tembok dengan menggunakan isolasi 2) Pililah skala 0 cm sebagai titik acuan 3) Timbanglah massa beban 4) Jatuhkan bola dari ketinggian 100 cm, dan amati gerakannya 60
  • 61. 5) Hitunglah kecepatan bola pada ketinggian pada ketinggian 100 cm, 50 cm, dan 0 cm dengan menggunakan persamaan; ghvvt 22 0 2 += 6) Hitunglah energi potensial dan energi kinetic bola pada ketinggian 100 cm, 50 cm, dan 0 cm. 7) Ulangi langkah 3-6 untuk massa bola yang berbeda 8) Catat semua hasil pengamatan pada tabel pengamatan V. Tabel Pengamatan N o Massa bola (kg) Ketinggia n (m) Kecepata n (m/s) Energi Kinetik (J) Energi Potensial(J) 1 m1 = h1 = h2 = h3 = v1 = v2 = v3 = 2 m2 = h1 = h2 = h3 = v1 = v2 = v3 = VI. Pertanyaan Tentukan perubahan energi potensial dan perubahan energi kinetik ketika bola bergerak dari, • Ketinggian 100 cm ke 50 cm • Ketinggian 100 cm ke 0 cm • Ketinggian 50 cm ke 0 cm Kemudian bandingkan hasilnya Tuliskan hasil percobaan anda dari hasil percobaan 61
  • 62. Lembar Kerja Siswa (LKS) (04) I. Judul : Energi dan Perubahan Energi II. Tujuan : Menentukan besarnya energi dan perubahan energi pada gerak jatuh bebas III. Alat dan Bahan • Bola • Neraca Ohaus • Meteran • Isolasi IV. Prosedur Kerja 1) Lekatkan meteran pada tembok dengan menggunakan isolasi 2) Pililah skala 0 cm sebagai titik acuan 3) Timbanglah massa beban 62
  • 63. 4) Jatuhkan bola dari ketinggian 100 cm, dan amati gerakannya 5) Hitunglah kecepatan bola pada ketinggian 100 cm, 50 cm, dan 0 cm dengan menggunakan persamaan; ghvvt 22 0 2 += 6) Hitunglah energi potensial dan energi kinetic bola pada ketinggian 100 cm, 50 cm, dan 0 cm. 7) Ulangi langkah 3-6 untuk massa bola yang berbeda 8) Catat semua hasil pengamatan pada tabel pengamatan V. Tabel Pengamatan No Massa (kg) Ketinggian (m) Kecepatan (m/s) Energi Kinetik (J) Energi Potensial (J) Energi mekanik (J) 1 m1 = h1 = h2 = h3 = v1 = v2 = v3 = 2 m2 = h1 = h2 = h3 = v1 = v2 = v3 = Tuliskan Kesimpulan anda dari hasil percobaan Lampiran 2. Soal tes uji coba pada siklus I Mata Pelajaran : Fisika Pokok Bahasan : Usaha, Daya dan Energi Potensial Pegas Kelas : XII IPA2 Waktu : 2 x 45 menit Pililah jawaban yang benar! 1. Jika dimensi panjang, massa dan waktu masing-masing adalah M, L, dan T, maka dimensi usaha adalah.......... a. MLT2 b. MLT-1 c. ML3 T-2 d. ML2 T-2 e.ML2 T3 2. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar.......... a. 00 b. 450 c. 600 d. 900 e. 1800 3. Pernyataan berikut adalah urutan perubahan energi utama yang terjadi dalam suatu pembangkit listrik tenaga air........ a. Potensial-Listrik-Kinetik d. Kalor-Listrik-Cahaya 63
  • 64. b. Potensial-Kinetik-Listrik e. Listrik-Kalor-Kinetik c. Kinetik-Kalor-Listrik 4. Sebuah balok kayu bermassa 2 kg terletak pada bidang datar. Jika pada balok bekerja sebuah gaya mendatar sebesar 25 N sehingga balok berpindah sejauh 4 m, maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah ......... a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 400 J 5. Rudi menarik seember air yang massanya 20 kg dari dasar sumur. sesampainya ember tersebut diatas sumur, dikatakan rudi telah meakukan usaha sebesar 12 kJ. Berapakah kedalaman sumur tersbut? a. 61,0 m b. 61,2 m c. 61,4 m d. 61,5 m e. 61,7 m 6. Seorang petugas PLN bermassa 65 kg sedang menaiki tanggah untuk memperbaiki jaringan listrik pada sebuah tiang listrik. Jika tanggah terdiri dari 30 anak tanggah dan panjang setiap anak tangga adalah 30 cm, berapakah usaha yang telah dilakukannya? a. 5500 J b. 5700 J c. 5733 J d. 5750 J e. 6000 J 7. Balok bermassa 6 kg berada lantai mendatar yang licin. Balok tersebut dikenai gaya sebesar 50 N yang membentuk sudut 600 terhadap bidang horisontal seperti pada gambar. Jika balok bergeser 4 m arah mendatar maka usaha yang telah dilakukan sebesar...... a. 100 √3 J b. 200 √3 J c. 100 J d. 200 J e. 400√3 J 8. Bu Larasati sedang mendorong sepeda roda tiga yang ditumpangi anaknya yang masih kecil dengan gaya sebesar 400 N yang membentuk sudut 600 dari arah horisontal. Jika sepeda bergerak sejauh 500 m maka usaha yang dilakukan bu larassati sebesar............ a. 50 kJ b. 100 kJ c. 100 √3 kJ d. 100√2 kJ e. 50 kJ 64 F
  • 65. 9. Benda yang beratnya 20 N meluncur sejauh 2 m pada bidang miring seperti gambar berikut. Apabila gesekan antara benda dan bidang diabaikan, maka besar usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah................ a. 10 J b. 20 J c. 20 3 J d. 40 J e. 40 3 J 10. Sebuah benda bermassa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut 600 terhadap bidang horisontal. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 dan benda bergeser sejauh 3 m kearah bawah, uasaha yang dilakukan oleh gaya berat itu adalah.............. a. 60 J b. 65 J c. 294 J d. 294 3 J e.588 J 11. Balok 20 N beada di dasar bidang miring yang licin seperti ditunjuk pada gambar. Berapakah usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok ke puncak bidang miring tersebut? a. 10 J b. 100 J c. 60 J d. 125 J e. 80 J 12. Seorang pekerja mendorong sebuah gerobak dengan gaya 50 N mendatar sejauh 5 m. Jika gaya gesekan 43 N bekerja pada gerobak, usaha total yang dikerjakan pada gerobak adalah.............. a. 250 J b. 215 J c. 145 J d. 35 J e. 10 J 13. Sebuah balok bermassa 2 kg dileteakan pada bidang miring yang membentuk sudut (sin α = 0.6 dan cos α = 0.8). koefisien gesekan kinetik balok dengan bidang miring adalah 0.2 (g : 10 m/s2 ) berapa usaha yang bekerja pada balok apabila balok bergeser sejauh 10 m kebawah? a. 32 J b. 40 J c. 50 J d.62 J e. 72 J 14. 65 300 w 3 m 4 m h h h
  • 66. Sebuah balok dipindahkan dengan tiga cara seperti gambar diatas. Bila permukaan licin, usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok itu adalah ....... a. Wa < Wb < Wc b. Wa > Wb > Wc c. Wa = Wb = Wc d. Wa < Wb > Wc e. Wa > Wb < Wc 15. Jika sebuah gaya 10 N memindahkan sebuah benda sejauh 2 m selama 2 detik, tentukan daya yang dihasilkan? a. 5 W b. 6 W c. 7 W d. 8 W e. 10 W 16. Berapakah daya keluaran mesin dari sebuah mobil bermassa 1500 kg jika mobil mampu melaju dari 21,6 km/jam ke 108 km/jam dalam waktu 16 s? a. 40 W b. 40,5 W c. 41 W d. 41,5 W e. 42 W 17. Berapakah daya rata-rata yang diperlukan untuk mempercepat mobil 950 kg dari keadaan diam sampai mencapai kelauan 72 km/jam dalam waktu 4,0 s? (Abaikan semua gesekan) a. 48 kW b. 48,5 kW c. 49 kW d. 47,5 kw e. 47 kW 18. Sebuah elevator yang bermuatan memiliki massa 2000 kg. Daya yang diperlukan untuk menaikan elevator setinggi 50 m dalam waktu 20 s adalah............ a. 40 kW b. 50 kW c. 100 kW d. 200 kW e. 1000 kW 19. Massa 2 kg digantungkan pada pegas yang mempunyai tetapan gaya 1000 N/m, hingga mencapai keadaan diam seimbang. Usaha yang diperlukan untuk mengubah simpangan benda ( dari posisi seimbangnya) dari 2 cm menjadi 8 cm adalah............ a. 10 J b. 8 J c. 6 J d. 4 J e. 3 J 66
  • 67. 20. Besar usaha yang diperlukan untuk memanjangkan pegas sejauh 2 cm adalah 0,5 J. Untuk memanjangkan pegas itu sejauh 4 cm akan diperlukan gaya sebesar............... a. 1 N b. 10 N c. 100 N d. 1000 N e. 10000 N 21. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban memiliki panjang 30 cm. Kemudian ujng pegas digantungi beban 100 gram sehingga panjang pegas menjadi 35 cm. Jika benda tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan percepatan grafitasi bumi 10 m/s2 , energi potensial elastis pegas adalah........... a. 0,025 J b. 0,05 J c. 0,1 J d. 0,25 J e. 0,5 J 22. Saat digunakan untuk mengukur massa beban, neraca pegas yang terbuat dari pegas dengan konstanta 20 N/m meregang 2 cm. Jika percepatan grafitasi 9,8 m/s2 , tentukan usaha neraca pegas? a. 0,4 J b. 0,04 J c. 0,004 J d. 0,0004 J e. 4,00 J 23. Sebuah pegas yang digantung vertikal ditarik dengan gaya 20 N ke bawah. Jika pegas bertambah panjang 5 cm, berapakah energi potensial pegas tersebut? a. 5,0 J b. 0,5 J c. 0,05 J d. 0,005 J e. 0,0005 J 24. Nanda yang bermassa 50 kg mampu menaiki tangga setinggi 4,0 m dalam waktu 15 s. Jika g = 9,8 m/s2 , berapakah daya Nanda? a. 131.6 W b.130.6 W c. 128 W d. 128.6 W e. 127 W 25. Nindi mengerahkan daya rata-rata 175 W ketika ia menempuh jarak 100 m dalam waktu 72,0 s. Berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan air pada Nindi? a.124 N b.125 N c.126 N d.127 N e. 128 N 26. Lima orang berada dalam lift,sehingga massa total lift dfngan beban 2250 kg. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2 dan lift bergerak naik setinggi 10 m dalam waktu 5 detik Daya lift sebesar................... a. 45 kW b. 90 kW c. 250 kW d. 500 kW e. 1125 kW 27. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas bertambah sepanjang 5 cm. (g= 10 m/s2 ). Tentukan energi potensial pegas? a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J 28. Icha mendorong sebuah kotak dengan gaya dorong sebesar 100 N. Dalam waktu 20 s, kotak dapat bergeser sejauh 4 m. Berapakah daya dorong Icha? 67
  • 68. a. 10 W b. 15 W c. 20 W d. 25 W e. 30 W 29. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas bertambah sepanjang 5 cm. (g = 10 m/s2 ). Tentukan energi potensial pegas? a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J 30. Sebuah bohlam listrik mempunyai daya sebesar 50 W. Apabila bohlam lampu tersebut menyalah selama 1 jam, berapakah energi yang keluar dari bohlam listrik tersebut? a. 15 kJ b. 16 kJ c. 17 kJ d. 18 kJ e. 19 kJ Lampiran 3. Soal tes uji coba pada siklus II Mata Pelajaran : Fisika Pokok Bahasan : Energi KInetik, Energi Potensial, dan Energi Mekanik Kelas : XII IPA2 Waktu : 2 x 45 menit Pililah jawaban yang benar! 1. Dari suatu ketinggian tertentu sebuah benda mengalami gerak jatuh bebas, semakin ke bawah............ a. Energi potensialnya bertambah b. Energi potensialnya berkurang c. Energi potensial dan energi kinetik tetap d. Energi kinetik bertambah e. Energi potensialnya berkurang dan energi kinetik bertambah 68
  • 69. 2. Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku untuk suatu sistem, maka............ a. Energi kinetik sistem tidak berubah b. Energi potensial sistem tidak berubah c. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu bertambah d. Jumlah energi kinetik dan energi potensial selalu berkurang e. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu tetap 3. Sebuah pesawat terbang bergerak dengan energi kinetik T, jika kemudian kecepatanya menjadi 2 kali kecepatan semula, maka energi kinetiknya menjadi................. a. ½ T b. T c. 2T d. 4T e. 9T 4. Dua buah benda bermassa sama 2 kg. Benda partama bergerak dengan kecepatan 3 m.s sedangkan benda kedua bergerak dengan kecepatan 6 m/s. Berapakah perbandingan energi kinetik benda pertama dan kedua? a. 1 : 4 b. 2 : 3 c. 4 : 1 e. 3 : 2 e. 1 : 2 5. Dua buah mobil yang sama mendaki sebuah jalan lurus yang membentuk sudut 300 terhadap arah horisontal jika mobil pertama mencapai tempat yang tingginya dua kali tempat mobil kedua, maka tenaga potensial mobil pertama........ a. Sama dengan mobil kedua. b. Dua kali tenaga potensial mobil kedua c. 2√3 kali tenaga potensial mobil kedua d. √3 kali tenaga potensial mobil kedua e. 3√3 kali tenaga potensial mobil kedua 6. Sebuah benda bermassa 4 kg mula-muls diam, kemudian bergerak lurus dengan percepatan 5 m/s2 . Usaha yang diubah menjadi energi kinetik setelah 2 sekon adalah.............. a. 6 J b. 12 J c. 24J d. 48J e. 72J 7. Sebuah mangga yang tergantung pada ketinggian 4 meter dari permukaan tanah. Jika massa mangga 0,5 kg, energi potensial mangga sebesar .......( g = 10 m/s2 ) a. 2 J b. 12,5 J c. 20 J d. 80 J e. 100 J 69
  • 70. 8. Benda A dan B masing – masing mempunyai massa m. Keduanya jatuh bebas dari ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v m/s, benda B menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar ...... a. ⅜ mv2 b. ¾ mv2 c. ¼ mv2 d. 1/2 mv2 e. mv2 9. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg jatuh bebas dari ketinggian 4,0 m. Tentukan energi kinetik benda saat menyentuh tanah? a. 20J b. 30J c. 40J d. 50J e. 60J 10. Sebuah benda bermassa 5 kg, mulu-mula berada di titik yang tingginya 6 m kemudian bergerak hingga titik B yang tingginya 2 m, g = 10 m/s2 (perhatikan gambar). Tentukan energi potensial benda di titik A? a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J 11. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan energi potensial benda di titik B? a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J 12. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan usaha yang dilakukan gaya berat pada gerak benda dari A ke B? a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J 13. Sebuah benda yang massanya 1 kg dilepaskan dari ketinggian 50 m di atas tanah. tentukan kecepatan benda ketika mencapai tanah? a. 31,2 m/s b. 31,3 m/s c. 31,4 m/s d. 31,5 m/s e. 31,6 m/s 14. Besarnya usaha untuk menggerakan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam sebesar.................J (gesekan diabaikan) a.1,25 x 104 b. 2,50 x 104 c. 2,00 x 105 d. 6,25 x 105 e. 4,00 x 106 15. Sebuah mobil bergerak menempuh jalananmendaki dan menurun seperti tampak pada gambar. Jika massa mobil dan penumpangnya 1000 kg, tentukanlah energi 70 10 m 15 m A C B 6 m 2 m B A
  • 71. potensial mobil ketika berada di titik B bila titik C sebagai bidang acuan? (g = 10 m/s2 ) a. 10 x 104 J b. 15 x 104 J c. 20 x 104 J d. 25 x 104 J e. 30 x 104 J 16. Sebuah benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s, berapakah besarnya energi kinetik saat ketinggian benda mencapai 10 m? a. 600 J b. 500 J c. 400 J d. 300 J e. 200 J 17. Berdasarkan soal nomor 16, Tentukan kecepatan benda saat ketinggian benda mencapai 10 m? a. 10 2 m/s b. 2 10 m/s c. 20 m/s d. 10 3 m/s e. 5 2 m/s 18. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg dilemparkan vertikal ke atas hingga mencapai ketinggian 8 m. Tentukan usaha yang dilakukan benda tersebut jika g = 10 m/s2 ! a. 10 J b. 20 J c. 30 J d. 40 J e. 50 J 19. Sebuah benda bermassa 1 kg di jatuhkan dari ketinggian 20 m seperti pada gambar. Besar energi kinetik benda saat ketinggiannya 5 m di atas tanah adalah....................... a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 250 J 20. Benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapakah besarnya energi potensial di titik tertinggiyang dicapai benda? a. 15 J b. 20 J c. 25 J d. 30 J e. 35 J 71 5 m 20 m
  • 72. 21. Sebuah benda yang massanya 2 kg mengelinding tanpa gesekan pada sebuah papan dengan kemiringan 300 terhadap lantai. Jika bola tersebut digelindingkan dari ketinggian 20 m, maka energi kinetik boala saat menyentuh lantai sebesar.................. a. 300 J b. 400 J c. 500 J d. 600 J e. 700 J 22. Sebuah peluru ditembakan vertikal ke atas. Jika pada saat mencapai ketinggian 20 m kecepatan peluruh menjadi 10 m/s maka tentukan kecepatan awal peluruh! a. 10 m/s b. 10 2 m/s c. 10 5 m/s d. 20 5 m/s e. 25 m/s 23. Sebuah benda bermassa 4 kg jatuh dari ketinggian h dari permukaan tanah sesaat mencapai tanah energi kinetik benda sebesar 800 J. Jika pengaruh gesekan udara diabaikan, tentukan ketinggian h? a. 4 m b. 5 m c. 15 m d. 10 m e. 20 m 24. Sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas pada ketinggian 80 m dari tanah. Pada saat benda berada pada ketinggian 60 m dari tanah, kecepatan benda sebesar................... a. 20 3 m/s b. 20 m/s c. 18 3 m/s d. 15 m/s e. 12 m/s 25. Seorang pemain ski meluncur menuruni bukit es setinggi 125 m dari dasar bukit. Bila g = 10 m/s2 dan di anggap tidak ada gesekan, berapakah laju pemain ski saat tiba di dasar bukit? a. 25 m/b b. 30 m/s c. 35 m/s d. 40 m/s e. 50 m/s 26. Sebuah benda massanya 0,25 kg bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s di titik A pada lintasan seperti pada gambar di bawah ini. Jika g = 10 m/s2 , berapakah kecepatan benda di titik C a. 2.00 m/s b. 2.24 m/s c. 3.00 m/s d. 3.24 m/s 72 1,5 m 2,5 m 125 m
  • 73. e. 4.24 m/s 27. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan besarnya energi kinetik bola di titik C? a. 0,625 J b. 0,525 J c. 0,725 J d. 0,125 J e. 0,325 J 28. Berdasarkan soal nomor 26, berakah kecepatan bola di titik B a. 5 11 m/s b. 11 5 m/s c. 55 m/s d. 50 m/s e. 45 m/ s 29. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan energi mekanik bola di titik C? a. 6, 975 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6, 125 J e. 6,875 J 30. Berdasarkan soal nomor 26, tentukan energi mekanik bola di titik B? a. 6,875 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6,125 J e. 6,975 J Lampiran 4. Soal tes prestasi belajar siswa pada siklus I Mata Pelajaran : Fisika Pokok Bahasan : Usaha, Daya dan Energi Potensial Pegas Kelas : XI IPA4 Waktu : 2 x 45 menit Pililah jawaban yang benar! 1. Jika dimensi panjang, massa dan waktu masing-masing adalah M, L, dan T, maka dimensi usaha adalah.......... a. MLT2 b. MLT-1 c. ML3 T-2 d. ML2 T-2 e.ML2 T3 2. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar.......... a. 00 b. 450 c. 600 d. 900 e. 1800 3. Pernyataan berikut adalah urutan perubahan energi utama yang terjadi dalam suatu pembangkit listrik tenaga air........ 73
  • 74. a. Potensial-Listrik-Kinetik d. Kalor-Listrik-Cahaya b. Potensial-Kinetik-Listrik e. Listrik-Kalor-Kinetik c. Kinetik-Kalor-Listrik 4. Sebuah balok kayu bermassa 2 kg terletak pada bidang datar. Jika pada balok bekerja sebuah gaya mendatar sebesar 25 N sehingga balok berpindah sejauh 4 m, maka usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah ......... a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 400 J 5. Rudi menarik seember air yang massanya 20 kg dari dasar sumur. sesampainya ember tersebut diatas sumur, dikatakan rudi telah meakukan usaha sebesar 12 kJ. Berapakah kedalaman sumur tersbut? a. 61,0 m b. 61,2 m c. 61,4 m d. 61,5 m e. 61,7 m 6. Seorang petugas PLN bermassa 65 kg sedang menaiki tanggah untuk memperbaiki jaringan listrik pada sebuah tiang listrik. Jika tanggah terdiri dari 30 anak tanggah dan panjang setiap anak tangga adalah 30 cm, berapakah usaha yang telah dilakukannya? a. 5500 J b. 5700 J c. 5733 J d. 5750 J e. 6000 J 7. Balok bermassa 6 kg berada lantai mendatar yang licin. Balok tersebut dikenai gaya sebesar 50 N yang membentuk sudut 600 terhadap bidang horisontal seperti pada gambar. Jika balok bergeser 4 m arah mendatar maka usaha yang telah dilakukan sebesar...... a. 100 √3 J b. 200 √3 J c. 100 J d. 200 J e. 400√3 J 8. Bu Larasati sedang mendorong sepeda roda tiga yang ditumpangi anaknya yang masih kecil dengan gaya sebesar 400 N yang membentuk sudut 600 dari arah horisontal. Jika sepeda bergerak sejauh 500 m maka usaha yang dilakukan bu larassati sebesar............ a. 50 kJ b. 100 kJ c. 100 √3 kJ d. 100√2 kJ e. 50 kJ 74 F
  • 75. 9. Benda yang beratnya 20 N meluncur sejauh 2 m pada bidang miring seperti gambar berikut. Apabila gesekan antara benda dan bidang diabaikan, maka besar usaha yang dilakukan oleh gaya berat adalah................ a. 10 J b. 20 J c. 20 3 J d. 40 J e. 40 3 J 10. Sebuah benda bermassa 20 kg terletak pada bidang miring dengan sudut 600 terhadap bidang horisontal. Jika percepatan gravitasi 9,8 m/s2 dan benda bergeser sejauh 3 m kearah bawah, uasaha yang dilakukan oleh gaya berat itu adalah.............. a. 60 J b. 65 J c. 294 J d. 294 3 J e.588 J 11. Balok 20 N beada di dasar bidang miring yang licin seperti ditunjuk pada gambar. Berapakah usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok ke puncak bidang miring tersebut? a. 10 J b. 100 J c. 60 J d. 125 J e. 80 J 12. Seorang pekerja mendorong sebuah gerobak dengan gaya 50 N mendatar sejauh 5 m. Jika gaya gesekan 43 N bekerja pada gerobak, usaha total yang dikerjakan pada gerobak adalah.............. a. 250 J b. 215 J c. 145 J d. 35 J e. 10 J 13. Jika sebuah gaya 10 N memindahkan sebuah benda sejauh 2 m selama 2 detik, tentukan daya yang dihasilkan? a. 5 W b. 6 W c. 7 W d. 8 W e. 10 W 14. Berapakah daya keluaran mesin dari sebuah mobil bermassa 1500 kg jika mobil mampu melaju dari 21,6 km/jam ke 108 km/jam dalam waktu 16 s? 75 300 w 3 m 4 m
  • 76. a. 40 W b. 40,5 W c. 41 W d. 41,5 W e. 42 W 15. Massa 2 kg digantungkan pada pegas yang mempunyai tetapan gaya 1000 N/m, hingga mencapai keadaan diam seimbang. Usaha yang diperlukan untuk mengubah simpangan benda ( dari posisi seimbangnya) dari 2 cm menjadi 8 cm adalah............ a. 10 J b. 8 J c. 6 J d. 4 J e. 3 J 16. Besar usaha yang diperlukan untuk memanjangkan pegas sejauh 2 cm adalah 0,5 J. Untuk memanjangkan pegas itu sejauh 4 cm akan diperlukan gaya sebesar............... A 1 N B. 10 N C. 100 N D. 1000 N E. 10000 N 17. Sebuah pegas yang tergantung tanpa beban memiliki panjang 30 cm. Kemudian ujng pegas digantungi beban 100 gram sehingga panjang pegas menjadi 35 cm. Jika benda tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan percepatan grafitasi bumi 10 m/s2 , energi potensial elastis pegas adalah........... a. 0,025 J b. 0,05 J c. 0,1 J d. 0,25 J e. 0,5 J 18. Saat digunakan untuk mengukur massa beban, neraca pegas yang terbuat dari pegas dengan konstanta 20 N/m meregang 2 cm. Jika percepatan grafitasi 9,8 m/s2 , tentukan usaha neraca pegas? a. 0,4 J b. 0,04 J c. 0,004 J d. 0,0004 J e. 4,00 J 19. Sebuah pegas yang digantung vertikal ditarik dengan gaya 20 N ke bawah. Jika pegas bertambah panjang 5 cm, berapakah energi potensial pegas tersebut? a. 5,0 J b. 0,5 J c. 0,05 J d. 0,005 J e. 0,0005 J 20. Nindi mengerahkan daya rata-rata 175 W ketika ia menempuh jarak 100 m dalam waktu 72,0 s. Berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan air pada Nindi? a.124 N b.125 N c.126 N d.127 N e. 128 N 21. Lima orang berada dalam lift,sehingga massa total lift dfngan beban 2250 kg. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2 dan lift bergerak naik setinggi 10 m dalam waktu 5 detik Daya lift sebesar................... a. 45 kW b. 90 kW c. 250 kW d. 500 kW e. 1125 kW 22. Sebuah pegas digantungi benda bermassa 1 kg menyebabkan panjang pegas bertambah sepanjang 5 cm. (g= 10 m/s2 ). Tentukan energi potensial pegas? 76
  • 77. a. 0.5 J b. 0.05 J c.0.025 J d. 0.25 J e. 0.0025 J 23. Icha mendorong sebuah kotak dengan gaya dorong sebesar 100 N. Dalam waktu 20 s, kotak dapat bergeser sejauh 4 m. Berapakah daya dorong Icha? a. 10 W b. 15 W c. 20 W d. 25 W e. 30 W 24. Sebuah bohlam listrik mempunyai daya sebesar 50 W. Apabila bohlam lampu tersebut menyalah selama 1 jam, berapakah energi yang keluar dari bohlam listrik tersebut? a. 15 kJ b. 16 kJ c. 17 kJ d. 18 kJ e. 19 kJ 25. Sebuah balok dipindahkan dengan tiga cara seperti gambar diatas. Bila permukaan licin, usaha yang diperlukan untuk memindahkan balok itu adalah ..... a. Wa < Wb < Wc b. Wa > Wb > Wc c. Wa = Wb = Wc d. Wa < Wb > Wc e. Wa > Wb < Wc 77 h h h
  • 78. Lampiran 5. Soal tes prestasi belajar siswa pada siklus II Mata Pelajaran : Fisika Pokok Bahasan : Energi Kinetik, Energi Potensial, dan Energi Mekanik Kelas : XI IPA4 Waktu : 2 x 45 menit Pililah jawaban yang benar! 1. Dari suatu ketinggian tertentu sebuah benda mengalami gerak jatuh bebas, semakin ke bawah............ a. Energi potensialnya bertambah b. Energi potensialnya berkurang c. Energi potensial dan energi kinetik tetap d. Energi kinetik bertambah e. Energi potensialnya berkurang dan energi kinetik bertambah 2. Jika hukum kekekalan energi mekanik berlaku untuk suatu sistem, maka............ 78
  • 79. a. Energi kinetik sistem tidak berubah b. Energi potensial sistem tidak berubah c. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu bertambah d. Jumlah energi kinetik dan energi potensial selalu berkurang e. Jumlah energi potensial dan energi kinetik selalu tetap 3. Sebuah pesawat terbang bergerak dengan energi kinetik T, jika kemudian kecepatanya menjadi 2 kali kecepatan semula, maka energi kinetiknya menjadi................. a. ½ T b. T c. 2T d. 4T e. 9T 4. Dua buah benda bermassa sama 2 kg. Benda partama bergerak dengan kecepatan 3 m.s sedangkan benda kedua bergerak dengan kecepatan 6 m/s. Berapakah perbandingan energi kinetik benda pertama dan kedua? a. 1 : 4 b. 2 : 3 c. 4 : 1 e. 3 : 2 e. 1 : 2 5. Dua buah mobil yang sama mendaki s ebuah jalan lurus yang membentuk sudut 300 terhadap arah horisontal jika mobil pertama mencapai tempat yang tingginya dua kali tempat mobil kedua, maka tenaga potensial mobil pertama........ a. Sama dengan mobil kedua. b. Dua kali tenaga potensial mobil kedua c. 2√3 kali tenaga potensial mobil kedua d. √3 kali tenaga potensial mobil kedua e. 3√3 kali tenaga potensial mobil kedua 6. Sebuah benda bermassa 4 kg mula-muls diam, kemudian bergerak lurus dengan percepatan 5 m/s2 . Usaha yang diubah menjadi energi kinetik setelah 2 sekon adalah.............. a. 6 J b. 12 J c. 24J d. 48J e. 72J 7. benda A dan B masing – masing mempunyai massa m. Keduanya jatuh bebas dari ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v m/s, benda B menyentuh tanah dengan energi kinetik sebesar ...... 79
  • 80. a. ⅜ mv2 b. ¾ mv2 c. ¼ mv2 d. 1/2 mv2 e. mv2 8. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg jatuh bebas dari ketinggian 4,0 m. Tentukan energi kinetik benda saat menyentuh tanah? a. 20J b. 30J c. 40J d. 50J e. 60J 9. Besarnya usaha untuk menggerakan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam sebesar.................J (gesekan diabaikan) a.1,25 x 104 b. 2,50 x 104 c. 2,00 x 105 d. 6,25 x 105 e. 4,00 x 106 10. Sebuah benda bermassa 5 kg, mulu-mula berada di titik yang tingginya 6 m kemudian bergerak hingga titik B yang tingginya 2 m, g = 10 m/s2 (perhatikan gambar). Tentukan energi potensial benda di titik A? a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J 11. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan energi potensial benda di titik B? a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J 12. Berdasarkan soal nomor 10, Tentukan usaha yang dilakukan gaya berat pada gerak benda dari A ke B? a. 100 J b. 200 J c. 300 J d. 400 J e. 500 J 13. Sebuah benda yang massanya 0,5 kg dilemparkan vertikal ke atas hingga mencapai ketinggian 8 m. Tentukan usaha yang dilakukan benda tersebut jika g = 10 m/s2 ! a. 10 J b. 20 J c. 30 J d. 40 J e. 50 J 14. Sebuah mobil bergerak menempuh jalananmendaki dan menurun seperti tampak pada gambar. Jika massa mobil dan penumpangnya 1000 kg, tentukanlah energi potensial mobil ketika berada di titik B bila titik C sebagai bidang acuan? (g = 10 m/s2 ) 80 6 m 2 m B A
  • 81. a. 10 x 104 J b. 15 x 104 J c. 20 x 104 J d. 25 x 104 J e. 30 x 104 J 15. Sebuah benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 20 m/s, berapakah besarnya energi kinetik saat ketinggian benda mencapai 10 m? a. 600 J b. 500 J c. 400 J d. 300 J e. 200 J 16. Sebuah benda bermassa 1 kg di jatuhkan dari ketinggian 20 m seperti pada gambar. Besar energi kinetik benda saat ketinggiannya 5 m di atas tanah adalah....................... a. 50 J b. 100 J c. 150 J d. 200 J e. 250 J 17. Benda bermassa 2 kg dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 5 m/s. Berapakah besarnya energi potensial di titik tertinggiyang dicapai benda? a. 15 J b. 20 J c. 25 J d. 30 J e. 35 J 18. Sebuah benda bermassa 4 kg jatuh dari ketinggian h dari permukaan tanah sesaat mencapai tanah energi kinetik benda sebesar 800 J. Jika pengaruh gesekan udara diabaikan, tentukan ketinggian h? a. 4 m b. 5 m c. 15 m d. 10 m e. 20 m 81 5 m 20 m 10 m 15 m A C B
  • 82. 19. Sebuah peluru ditembakan vertikal ke atas. Jika pada saat mencapai ketinggian 20 m kecepatan peluruh menjadi 10 m/s maka tentukan kecepatan awal peluruh! a. 10 m/s b. 10 2 m/s c. 10 5 m/s d. 20 5 m/s e. 25 m/s 20. Sebuah benda yang mengalami gerak jatuh bebas pada ketinggian 80 m dari tanah. Pada saat benda berada pada ketinggian 60 m dari tanah, kecepatan benda sebesar................... a. 20 3 m/s b. 20 m/s c. 18 3 m/s d. 15 m/s e. 12 m/s 21. Seorang pemain ski meluncur menuruni bukit es setinggi 125 m dari dasar bukit. Bila g = 10 m/s2 dan di anggap tidak ada gesekan, berapakah laju pemain ski saat tiba di dasar bukit? a. 25 m/s b. 30 m/s c. 35 m/s d. 40 m/s e. 50 m/s 22. Sebuah benda massanya 0,25 kg bergerak dengan kecepatan awal 5 m/s di titik A pada lintasan seperti pada gambar di bawah ini. Jika g = 10 m/s2 , berapakah kecepatan benda di titik C a. 2.00 m/s b. 2.24 m/s c.3.00 m/s d.3.24 m/s e.4.24 m/s 23. Berdasarkan soal nomor 22, tentukan besarnya energi kinetik bola di titik C? a. 0,625 J b. 0,525 J c. 0,725 J d. 0,125 J e. 0,325 J 24. Berdasarkan soal nomor 22, berakah kecepatan bola di titik B a. 5 11 m/s b. 11 5 m/s c. 55 m/s d. 50 m/s e. 45 m/ s 25. Berdasarkan soal nomor 22, tentukan energi mekanik bola di titik C? 82 125 m 1,5 m 2,5 m
  • 83. a. 6, 975 J b. 6,359 J c. 6,250 J d. 6, 125 J e. 6,875 J Tabel 7. Analisis item soal uji coba pada siklus I No Soal U L U+ L U-L TK DP TK DP Kesimpulan 1 16 11 27 5 0,7 1 0,26 Mudah Cukup Dipakai 2 16 11 27 5 0,7 0,26 Mudah Cukup Dipakai 83
  • 84. 1 3 16 10 26 5 0,6 8 0,26 Sedang Cukup Dipakai 4 18 14 33 6 0,8 4 0,32 Mudah Cukup Dipakai 5 19 14 32 4 0,8 7 0,21 Mudah Cukup Dipakai 6 17 11 28 5 0,7 4 0,26 Mudah Cukup Dipakai 7 16 11 27 6 0,7 1 0,32 Sedang Cukup Dipakai 8 14 10 24 5 0,6 3 0,26 Mudah Cukup Dipakai 9 19 15 34 4 0,8 9 0,21 Mudah Cukup Dipakai 10 17 13 30 4 0,7 9 0,21 Mudah Cukup Dipakai 11 14 8 22 4 0,5 8 0,21 Sedang Cukup Dipakai 12 19 15 34 6 0,8 9 0,32 Mudah Cukup Dipakai 13 15 10 25 4 0,6 6 0,21 Sedang Cukup Dipakai 14 15 10 25 5 0,6 6 0,26 Sedang Cukup Dipakai 15 17 7 24 10 0,6 3 0,63 Sedang Baik Dipakai 16 17 14 31 3 0,8 2 0,16 Mudah Kurang Tidak dipakai 17 15 19 34 -4 0,8 9 -0,21 Mudah - Tidak dipakai 18 16 11 27 5 0,7 1 0,26 Mudah Cukup Dipakai 19 15 11 26 4 0,6 8 0,21 Sedang Cukup Dipakai 20 5 3 8 2 0,2 1 0,11 Sukar Kurang Tidak dipakai 21 17 10 27 7 0,7 1 0,37 Mudah Cukup Dipakai 22 16 10 26 6 0,6 0,32 Sedang Cukup Dipakai 84
  • 85. 8 23 7 8 15 -1 0,3 9 -0,05 Sukar - Tidak dipakai 24 18 17 35 1 0,8 4 0,05 Mudah Kurang Tidak dipakai 25 11 6 17 5 0,4 5 0,26 Sedang Cukup Dipakai 26 15 7 22 8 0,5 8 0,42 Sedang Cukup Dipakai 27 15 11 26 4 0,6 8 0,21 Sedang Cukup Dipakai 28 9 3 12 6 0,3 2 0,32 Sukar Cukup Dipakai 29 14 10 24 4 0,6 3 0,21 Sedang Cukup Dipakai 30 17 8 25 9 0,6 6 0,47 Sedang Cukup Dipakai Tabel 8. Analisis uji validitas item soal pada siklus I No Siswa X Y X2 Y2 XY 1 13 11 169 121 143 2 8 7 64 49 56 3 11 11 121 121 121 4 9 10 81 100 90 5 13 13 169 169 169 6 8 7 64 49 56 7 11 11 121 121 121 8 8 9 64 81 72 9 12 11 144 121 132 10 12 12 144 144 144 11 11 12 121 144 132 12 12 13 144 169 156 13 8 8 64 64 64 14 9 10 81 100 90 15 9 8 81 64 72 16 9 7 81 49 63 17 11 13 121 169 143 18 13 10 169 100 130 19 8 10 64 100 80 20 12 11 144 121 132 21 12 13 144 169 156 22 9 10 81 100 90 85
  • 86. 23 12 11 144 121 132 24 10 9 100 81 90 25 13 12 169 144 156 26 10 11 100 121 110 27 7 6 49 36 42 28 10 8 100 64 80 29 12 12 144 144 144 30 6 8 36 64 48 31 5 7 25 49 35 32 9 10 81 100 90 33 10 10 100 100 100 34 13 12 169 144 156 35 13 13 169 169 169 36 10 9 100 81 90 37 10 12 100 144 120 38 12 12 144 144 144 Total 390 389 4166 4131 4118 Menggunakan persamaan koefesien product moment ( )( ) ( ){ } ( ){ } ( )( ) 81,0 56576208 4774 2222 == −− − = ∑∑∑∑ ∑ ∑∑ xy xy r yynxxn yxxyn r Dengan taraf nyata α = 0,05 dan derajatkebebasan dk = n-2 = 38-2 = 36, diperoleh ttabel = 0,329. Karena rhitung > rtabel maka soal dikatakan valid. 86
  • 87. 87
  • 88. Tabel 10. Analisis item soal uji coba pada siklus II No Soal U L U+L U- L TK DP TK DP Kesimpulan 1 19 15 34 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai 2 14 10 24 4 0,63 0,21 Sedang Cukup Dipakai 3 14 10 24 4 0,63 0,21 Sedang Cukup Dipakai 4 19 15 34 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai 5 16 11 27 5 0,74 0,26 Mudah Cukup Dipakai 6 18 13 31 5 0,84 0,26 Mudah Cukup Dipakai 7 19 19 38 0 1 0 Mudah - Tidak Dipakai 8 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai 9 18 13 31 5 0,82 0,26 Mudah Cukup Dipakai 10 17 13 30 4 0,79 0,21 Mudah Cukup Dipakai 11 19 14 33 5 0,87 0,26 Mudah Cukup Dipakai 12 17 12 29 5 0,76 0,26 Mudah Cukup Dipakai 13 11 10 21 1 0,55 0,05 Sedang kurang Tidak Dipakai 14 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai 15 19 13 32 6 0,84 0,32 Mudah Cukup Dipakai 16 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai 17 4 8 12 -4 0,32 - Sukar - Tidak dipakai 18 16 7 23 9 0,61 0,47 Sedang Baik Dipakai 19 19 11 30 8 0,79 0,42 Sedang Cukup Dipakai 20 18 14 32 4 0,84 0,21 Mudah Cukup Dipakai 21 7 6 13 1 0,34 0,05 Sukar kurang Tidak Dipakai 22 11 7 17 4 0,47 0,21 Sedang Cukup Dipakai 88
  • 89. 23 18 13 31 5 0,82 0,26 Mudah Cukup Dipakai 24 13 8 21 5 0,55 0,26 Sedang Cukup Dipakai 25 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai 26 19 15 33 4 0,89 0,21 Mudah Cukup Dipakai 27 17 12 29 5 0,74 0,26 Mudah Cukup Dipakai 28 15 11 26 4 0,71 0,21 Mudah Cukup Dipakai 29 16 12 28 4 0,74 0,21 Mudah Cukup Dipakai 30 17 14 31 3 0,82 0,16 Mudah kurang Tidak Dipakai Tabel 11. Analisa uji validitas soal siklus II No Siswa X Y X2 Y2 XY 1 10 14 100 196 140 2 11 9 121 81 99 3 11 13 121 169 143 4 10 7 100 49 70 5 12 14 144 196 168 6 11 8 64 64 88 7 12 12 144 144 144 8 8 11 64 121 88 9 12 14 144 196 168 10 12 14 144 196 168 11 13 12 169 144 156 12 13 12 169 144 156 13 8 9 64 81 72 14 10 11 100 121 110 15 9 8 81 64 72 16 9 9 81 81 81 17 12 12 144 144 144 18 11 12 121 144 132 19 9 10 81 100 90 20 12 12 144 144 144 21 13 13 169 169 169 22 9 11 81 121 99 23 13 13 169 169 169 24 11 9 121 81 99 25 13 13 169 169 169 26 10 10 100 100 100 27 11 8 121 64 88 28 8 10 64 100 80 29 13 10 169 100 130 30 9 9 81 81 81 31 8 8 64 64 64 32 11 9 121 81 99 33 8 11 64 121 88 89
  • 90. 34 13 14 169 196 182 35 14 13 196 169 182 36 10 8 100 64 80 37 11 11 121 121 121 38 12 14 144 196 168 Total 412 417 4523 4745 4601 Menggunakan persamaan koefesien product moment ( )( ) ( ){ } ( ){ } ( )( ) 82,0 64212130 3034 2222 == −− − = ∑∑∑∑ ∑ ∑∑ xy xy r yynxxn yxxyn r Dengantaraf nyata α = 0,05 dan derajatkebebasan dk = n-2 = 38-2 = 36, diperoleh ttabel = 0,329. Karena rhitung > rtabel maka soal dikatakan valid. 90
  • 91. 91
  • 92. Lampiran 7 . Instrumen Penelitian Sekolah : SMA Negeri 1 Kupang Materi Pokok : Usaha dan Energi Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI IPA4 / 3 No Nama Siswa Indikator Sikap Ilmiah Siswa Bertanya/Menjawab/berpendapat Keaktifan KerjaSama Obyektif Ketelitian Menghargaipendapatoranglain Memilikirasaingintahu Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 92