Sistem ini mendeteksi kebocoran gas LPG menggunakan sensor gas, rangkaian penguat, mikrokontroler, LCD, relay, dan indikator. Sensor gas mendeteksi konsentrasi gas LPG dan menghasilkan tegangan keluaran yang diolah lebih lanjut oleh rangkaian penguat dan mikrokontroler untuk menentukan tingkat kebocoran yang ditampilkan pada LCD dan indikator berwarna sesuai dengan tingkat kebocoran.
3. LATAR BELAKANG
• Otomatisasi merupakan salah
satu bentuk aplikasi dari
pengendalian.
• Otomatisasi dibangun dengan
mengintegrasikan beberapa
bagian yang berbeda domain,
yaitu bagian elektronik,
mekanik, dan software. Ketiga
bagian tersebut dimanfaatkan
untuk membangun suatu sistem
yang otomatis, seperti pada
kebocoran gas LPG.
4. Lanjutan..
• Spesifikasi Bahan Bakar Gas Elpiji untuk
Keperluan Dalam Negeri adalah
Spesifikasi LPG Propane (C3) dan
Spesifikasi LPG Butane (C4)
• jenis gas ini mempunyai sifat dan
kelakuan yang sangat berbahaya karena
mudah terbakar, mudah meledak dan
seringkali terjadi kebocoran.
5. GAS LPG
• Gas LPG LPG (Liquefied Petroleum Gas)
adalah gas hidrokarbon yang dicairkan
dengan tekanan untuk memudahkan
penyimpanan, pengangkutan, dan
penanganannya yang pada dasarnya
terdiri atas propana (C3H8), butana
(C4H10), atau campuran keduanya.
• LPG digunakan sebagai pengganti
freon, aerosol, bahan pendingin
(refrigerant/cooling agent), dan bahan
bakar.
6. SIFAT GAS LPG
1. Berat jenis gas LPG lebih besar dari udara sehingga
cenderung bergerak ke bawah.
2. Butana mempunyai berat jenis dua kali berat jenis udara.
3. Propana mempunyai berat jenis satu setengah kali berat
udara.
4. Tidak mempunyai sifat pelumasan terhadap metal.
5. Merupakan solvent yang baik terhadap karet, sehingga
perlu diperhatikan terhadap kemasan atau tabung yang
dipakai.
6. Tidak berwarna baik berupa cairan maupun dalam bentuk
gas.
7. 7. Tidak berbau, sehingga untuk kesalamatan, LPG
komersial perlu ditambah zat odor, yaitu Ethyl
Mercaptane yang berbau menyengat seperti petai.
8. Tidak mengandung racun.
9. Tekanan gas LPG cukup besar, sehingga bila terjadi
kebocoran LPG akan membentuk gas secara cepat,
memuai dan sangat mudah terbakar.
10.Bila menguap di udara bebas akan menbentuk
lapisan karena kondensasi sehingga adanya aliran gas.
11.Setiap kilogram LPG cair dapat berubah menjadi
kurang lebih 500 liter gas LPG.
12.Daya pemanasannya cukup tinggi, namun tidak
meninggalkan debu dan abu (sisa pembakaran).
8. Kebocoran Gas LPG
• dapat terjadi melalui sambungan
selang yang tidak kedap
• Selang gas yang berpori pori
sehingga dapat ditembusi oleh gas
• regulator ditancapkan ke tabung
kurang kokoh dan tidak mencekam
dengan baik
• ditambah lagi dengan mutu dari
karet yang kurang baik.
9. Campuran Gas LPG terhadap
Udara
• 1.8% walaupun tersulut atau dibakar dengan pematik api
tidak akan terjadi ledakan atau menyala.
• 1.8% — 10% akan meledak sangat dahsyat jika ada sumber
api atau dari elektrik statis.
• Pada kandungan Elpiji > 10% hanya akan menyala saja.
Ledakan Elpiji pada kandungan 1.8% —10%
termasuk kategori sempurna sehingga sangat
dahsyat daya hancurnya berlangsung secara
berantai, kekuatannya tergantung dari jumlah
campuran yang meledak.
10. ALAT DAN BAHAN
• Alat :
1. Tang Potong Kabel
2. Solder
3. Obeng
• Bahan :
1. Sensor Gas
2. Rangkaian Penguat
3. Rangkaian Mikrokontroller
4. LCD
5. Rangkaian Relay
6. Rangkaian Indikator
12. SENSOR GAS
• menggunakan sensor gas yang di
dalamnya terdapat kawat pemanas
(heater) dari bahan nichrome yang
berbentuk miniatur dengan nilai
resistansi nominal 38 ohm.
• Permukaan sensor dilapisi dioxide (SnO2),
yaitu semikonduktor yang sanggup
menerima temperatur (30-40) o F.
13. • Pada dasarnya, saat melakukan
deteksi, gas yang terdekteksi
menyentuh permukaan sensor,
maka satuan resistansi dalam
sensor akan berubah-ubah.
• Sejalan dengan perubahan
resistensi tersebut akan
menghasilkan tegangan keluaran.
Tegangan keluaran akan membesar
sebanding dengan kenaikan
konsentrasi gas yang terdeteksi.
14. RANGKAIAN PENGUAT
• Tegangan hasil keluaran dari rangkaian sensor gas
masih terlalu lemah dan sifatnya masih labil.
• Adanya rangkaian penguat, tegangan keluaran
dari sensor tersebut di proses kembali dengan
tujuan untuk mendapatkan tegangan keluaran
yang lebih kuat dan sudah bersifat stabil.
• Penguatan dan penstabilan tegangan keluaran
dari rangkaian sensor ini dilakukan dengan tujuan
untuk mempermudah proses ketika tegangan
masuk ke rangkaian lainnya pada proses
berikutnya.
16. RANGKAIAN
MIKROKONTROLER
• Setelah mengalami proses penguatan dan penstabilan pada
rangkaian penguat , tegangan diteruskan ke rangkaian
mikrokontroller.
• rangkaian ini berfungsi mengkontrol kerja dari sistem detektor
kebocoran gas elpiji ini. Rangkaian ini juga dapat disebut sebagai
otak dari seluruh sistem detektor gas elpiji.
• Rangkaian mikrokontroller dalam detektor gas elpiji diprogram
untuk dapat menganalisa kebocoran gas elpiji sampai tiga tingkatan
atau level dan setiap levelnya akan dihubungkan dengan rangkaian
indikator yang berbeda-beda. Selain menganalisa rangkaian ini juga
mengubah tegangan yang masuk menjadi bentuk sinyal-sinyal
digital yang nantinya akan ditampilkan oleh layar digital (LCD).
18. • level normal (>1500 ppm), maka lampu warna
hijau akan menyala
• level waspada (1500-6000ppm), maka lampu
warna kuning akan menyala.
• Level bahaya (> 6000 ppm), maka lampu warna
merah dan alarm akan menyala serta secara
otomatis.
• pompa air akan menyala untuk membuka kran air
sehingga air akan disemprotkan keseluruh
ruangan, hal ini dilakukan sebagai tindakan untuk
menetralisir gas elpiji untuk menghindari bahaya
kebakaran.
19. LCD
• Bagian LCD akan menampilkan besarnya
konsentrasi gas elpiji yang tercium oleh
sensor gas.
• Pada layar akan tertulis besarnya
konsentrasi gas elpiji dengan satuan ppm
dan dilengkapi dengan tingakat
kebocorannya.
• LCD ini hanya menampilkan hasil proses
dari rangkaian mikrokontroller.
20. RANGKAIAN RELAY
• Setelah rangkaian mikrokontroller memproses tegangan
dari rangkaian penguat maka akan dihasilkan sebuah
tingakatan kebocoran gas elpiji sesuai dengan batasan yang
sudah diprogramkan, maka akan dilanjutkan dengan
memberikan suatu indikator pada tingkatan kebocoran
tersebut.
• Untuk menghubungkan menuju ke rangkaian indikator
maka diperlukan sebuah rangkaian relay
• Rangkaian ini berfungsi sebagai saklar otomatis dimana
akan mengaktifkan indikator-indikator yang sesuai dengan
levelnya. Sehingga disamping dari program pada rangkaian
mikrokontroller, pengaktifan indikator kebocoran gas elpiji
juga dibantu dengan rangkaian relay.
22. INDIKATOR
• Untuk mengetahui adanya suatu kebocoran selain
membaca dari LCD maka dipermudah dengan
adanya suatu indikator.
• Indikator pada masing-masing level kebocoran
dibedakan satu sama lain.
• Untuk level normal menggunakan lampu warna
hijau, level waspada dengan lampu warna kuning
dan level bahaya menggunakan lampu warna
merah ditambahkan alarm dan dihubungkan ke
pompa air sebagai usaha pencegahan kebakaran.
24. CATU DAYA
• Semua kebutuhan listrik pada detektor ini
dipasok oleh satu catu daya.
• Pada rangkaian catu daya atau yang sering
disebut dengan adaptor, berfungsi mengubah
arus listrik dari arus bolak balik (AC) menjadi
arus searah (DC).
• Tegangan hasil proses dari catu daya ini
dihubungkan ke rangkaian lainya bengan kabel
sebagai penghubung.
25. KESIMPULAN
• a. Sensor Gas
Pada bagian penginderaan sistem deteksi kebocoran gas
menggunakan sensor gas yang di dalamnya terdapat kawat
pemanas (heater) dari bahan nichrome.
• b. Rangkaian Penguat
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat dan penyetabil tegangan
keluaran dari sensor gas sehingga tegangan dapat diproses lebih
lanjut..
• c. Rangkaian Mikrokontroller
Merupakan otak dari sistem detektor gas elpiji ini. Seluruh proses
diolah pada rangkaian ini sesuai dengan program yang di settingkan
ke mikrokontroller.
• d. LCD
Pada LCD akan ditampilkan besarnya konsentrasi kebocoran gas
dengan satuan ppm dilengkapi dengan levelnya sesuai konsentrasi
gas elpiji yang tercium oleh sensor.
26. • e. Rangkaian Relay
Dari rangkaian mikrokontroller ke indikator dihubungkan
oleh rangkaian relay. Fungsi dari rangkaian ini yaitu sebagai
saklar otomatis untuk indikator.
• f. Indikator
Indikator setiap level berbeda-beda, level waspada
menggunakan lampu warna hijau, level waspada
menggunakan lampu warna kuning dan level bahaya
menggunakan lampu warna merah dan alarm serta
dihubungkan ke pompa air untuk menetralisir gas elpiji
ketika terjadi kebocoran gas.
• g. Catu Daya
Rangkaian catu daya merupakan suber listrik utuk sistem
detektor ini. Rangkaian catu daya mengubah arul listrik AC
menjadi DC.