SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 23
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
(JTR)
OLEH : - WAHYU SILAHUDDIN / 44216015
- NOVIANTY PAELONGAN / 44216020
Yang Akan Kami Bahas Adalah :
Deskripsi JTR
Konstruksi-Konstruksi JTR
Pentanahan pada Jaringan Distribusi JTR
Sambungan Pelayanan (Rumah Tangga)
Gangguan pada SUTR
» Jaringan Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian
hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan
distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok
kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Melalui
jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada
para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Distribusi
Tegangan Rendah dimulai dari Gardu Distribusi dengan
bentuk jaringan radial.
Deskripsi JTR
» Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Gardu
Distribusi ke Konsumen tegangan rendah.
Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN
(persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
» Umumnya radius pelayanan berkisar 350
meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan
diizinkan ± 5% - 10% dari tegangan operasi
» Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah (SKTR)
Konstruksi-Konstruksi JTR
» Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
Konstruksi Tiang SUTR
Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan
tiang bersama dengan jaringan tegangan menengah
maka jarak gawang (Span) harus di jaga agar tidak
lebih dari 60 meter. Di dalam menentukan panjang
tiang beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
adalah;
» 1. Jarak aman antara saluran tegangan
menengah dan tegangan rendah.
» 2. Posisi trafo tiang.
Tinggi rendahnya trafo dengan penyangga dua tiang.
Gambar menunjukkan jarak aman yang diperlukan
untuk menentukan panjang tiang.
» Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau
tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari berbagai jenis
yang memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan
500daN (dengan angka faktor keamanan tiang=2 ) Pada titik yang memerlukan
pembumian dipakai tiang beton yang dilengkapi dengan terminal pembumian.
» Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis tiang SUTR berlandaskan kepada
empat hal, yaitu :
⋄ Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut)
⋄ Ukuran penghantar
⋄ Jarak andongan (Sag)
⋄ Tiupan angin
Konstruksi Tiang SUTR
Konstruksi Tiang SUTR
Konstruksi Tiang SUTR
» Konstruksi Tiang FDE
» Konstruksi Tiang Suspension Sudut Kecil
Konstruksi Tiang SUTR
» Konstruksi Tiang Sudut Besar
Konstruksi Tiang SUTR
» Konstruksi Tiang Penegang
Konstruksi Tiang SUTR
» Konstruksi Tiang Pencabangan
Konstruksi Tiang SUTR
» Kabel yang digelar di bawah tanah harus memenuhi persyaratan
jarak dengan utilitas lain yang ada di bawah tanah. Jarak antara
kabel dengan kabel listrik lain yang bersilangan tidak boleh
kurang dari 20 cm. Jika jaraknya kurang dari 20 cm, bagian
persilangan dilindungi dengan pipa beton belah atau pelat beton
dengan tebal 6 cm, sekurang-kurangnya sejauh 50 cm dari titik
silang.
Konstruksi Perletakan
kabel SKTR
» Untuk mendapatkan kemampuan hantar arus
sesuai spesifikasi pada SNI 04-0225-2000.
Kabel ditanam sedalam 70 cm, di selimuti pasir
urug setebal 5 cm pada permukaan kabel atau
total 20 cm. Selanjutnya bagian atas pasir di
pasang batu pengaman yang berfungsi sebagai
batu peringatan dengan tebal sekurang-
kurangnya 6 cm dan di bagian atas tertulis
“Awas Kabel PLN Bertegangan”. Ukuran batu
peringatan di sesuaikan dengan kebutuhan,
terbuat dari beton skala 1:3, lebar galian
sekurang-kurangnya 40 cm.
Konstruksi Perletakan
kabel SKTR
» Penempatan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
dilakukan pada sisi luar trotoar yang tidak menggangu
pejalan kaki. PHB dilindungi dengan pipa baja / patok
pelindung kemungkinan tertabrak kendaraan bermotor.
Panel PHB dan lapisan luar (metal sheath) kabel dan
penghantar metal dibumikan bersama. Penghantar
pembumian minimal dengan penampang 50 (lima
puluh) mm² terbuat dari tembaga dengan nilai tahanan
pembumian tidak lebih dari 10 (sepuluh) Ohm.
Konstruksi Perlengkapan
Hubung Bagi SKTR
Konstruksi Perlengkapan
Hubung Bagi SKTR
» Panel Perlengkapan Hubung
Bagi tipe luar (IP 45) dipasang
di atas pondasi dengan tinggi
sekurang-kurangnya 60 cm dari
permukaan tanah atau jalan.
Pada bagian muka PHB
dipasang sebanyak 3 (tiga)
buah patok besi pelindung 4
inci setinggi 50 cm dan
berjarak 60 cm dari Pondasi
Panel PHB.
» Pengertian Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai
grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-
perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga,
dari lonjakan listrik, petir dll.
» Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur
yang low impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi
untuk gelombang listrik dan transient voltage.
Pentanahan Pada
Jaringan Distribusi JTR
» Tanah Rawa
Jenis-Jenis Tanah
» Tanah Liat dan
Tanah Ladang
» Pasir dan Kerikil Basah» Pasir dan Kerikil Kering
» Tanah Berbatu
» Masing-masing jenis tanah mempunyai nilai
tahanan jenis tanah yang berbeda-beda dan
bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini, merupakan nilai tipikal
» Ketentuan-ketentuan Sambungan Pelayanan
1. Dari satu tiang boleh dipasang
maksimum 5 SLP.
2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-
turut (seri) maksimum 5 pelanggan dan
tetap memperhatikan beban dan susut tegangan.
3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari
rumah ke rumah maksimum 30 meter u/ SLP jenis
twisted dan maksimum 45 meter u/ SLP jenis
DX/QX.
4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir
maksimum 150 meter dan tetap memperhatikan
susut tegangan yang diijinkan.
5. Susut tegangan sepanjang SR yang diijinkan
maksimum 2% bila SLP disambung pada STR,
maksimum 10% bila SLP disambung pada Gardu
Trafo/Peti TR.
6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3
SLP.
Sambungan Pelayanan
Gangguan Pelayanan
a. Gangguan Hilang Pembangkit
b. Gangguan Beban Lebih
c. Gangguan Hubung Singkat
d. Gangguan Tegangan Lebih
e. Gangguan Instabilitas
f. Gangguan karena konstruksi jaringan yang
kurang baik
Sekian dan Terima Kasih
Bila Ada Pertanyaan Dipersilahkan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu InduklombkTBK
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa TimurDANA KHOIRIL HUDA
 
1. KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.ppt
1.  KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.ppt1.  KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.ppt
1. KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.pptWaiChi1
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahAbdyGail
 
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttMateri 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttTim Suwardiyanto
 

Mais procurados (20)

Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Gardu Induk
Gardu IndukGardu Induk
Gardu Induk
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
 
1. KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.ppt
1.  KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.ppt1.  KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.ppt
1. KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI.ppt
 
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KVGARDU DISTRIBUSI 20 KV
GARDU DISTRIBUSI 20 KV
 
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengahBuku pedoman kubikel tegangan menengah
Buku pedoman kubikel tegangan menengah
 
DIstribusi Tenaga Listrik.pptx
DIstribusi Tenaga Listrik.pptxDIstribusi Tenaga Listrik.pptx
DIstribusi Tenaga Listrik.pptx
 
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 SUBSTATION  ( GARDU  INDUK ) SUBSTATION  ( GARDU  INDUK )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
365589569 pln-s-tower-pdf
365589569 pln-s-tower-pdf365589569 pln-s-tower-pdf
365589569 pln-s-tower-pdf
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-ttMateri 2-dasar-sistem-proteksi-tt
Materi 2-dasar-sistem-proteksi-tt
 

Semelhante a JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)

87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.pptErwin196998
 
9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...
9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...
9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...abdiamir1
 
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdfSISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdfKhoirinNida6
 
jaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdfjaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdfPascal7hombing123
 
Klasifikasi saluran transmisi berdasarkan tegangan
Klasifikasi saluran transmisi berdasarkan teganganKlasifikasi saluran transmisi berdasarkan tegangan
Klasifikasi saluran transmisi berdasarkan teganganSaedi Saputra Siagian
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rAzis Nurrochma Wardana
 

Semelhante a JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) (20)

JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT
JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLTJARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT
JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAHJARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan Tegangan RendahJaringan Tegangan Rendah
Jaringan Tegangan Rendah
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAHJARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...
9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...
9. Persyaratan K3 pemasangan instalasi, perlengkapan dan peralatan instalasi ...
 
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdfSISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
 
SISTEM PEMBUMIAN
SISTEM PEMBUMIANSISTEM PEMBUMIAN
SISTEM PEMBUMIAN
 
jaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdfjaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdf
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KVJARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
 
Klasifikasi saluran transmisi berdasarkan tegangan
Klasifikasi saluran transmisi berdasarkan teganganKlasifikasi saluran transmisi berdasarkan tegangan
Klasifikasi saluran transmisi berdasarkan tegangan
 
Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 

Mais de Politeknik Negeri Ujung Pandang

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 

Mais de Politeknik Negeri Ujung Pandang (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
 

Último

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Último (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)

  • 1. JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) OLEH : - WAHYU SILAHUDDIN / 44216015 - NOVIANTY PAELONGAN / 44216020
  • 2. Yang Akan Kami Bahas Adalah : Deskripsi JTR Konstruksi-Konstruksi JTR Pentanahan pada Jaringan Distribusi JTR Sambungan Pelayanan (Rumah Tangga) Gangguan pada SUTR
  • 3. » Jaringan Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah dimulai dari Gardu Distribusi dengan bentuk jaringan radial. Deskripsi JTR
  • 4. » Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V. » Umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan diizinkan ± 5% - 10% dari tegangan operasi
  • 5. » Saluran Kabel tanah Tegangan Rendah (SKTR) Konstruksi-Konstruksi JTR » Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
  • 6. Konstruksi Tiang SUTR Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan tiang bersama dengan jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (Span) harus di jaga agar tidak lebih dari 60 meter. Di dalam menentukan panjang tiang beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah; » 1. Jarak aman antara saluran tegangan menengah dan tegangan rendah. » 2. Posisi trafo tiang. Tinggi rendahnya trafo dengan penyangga dua tiang. Gambar menunjukkan jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang.
  • 7. » Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari berbagai jenis yang memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan 500daN (dengan angka faktor keamanan tiang=2 ) Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang beton yang dilengkapi dengan terminal pembumian. » Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis tiang SUTR berlandaskan kepada empat hal, yaitu : ⋄ Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut) ⋄ Ukuran penghantar ⋄ Jarak andongan (Sag) ⋄ Tiupan angin Konstruksi Tiang SUTR
  • 9. Konstruksi Tiang SUTR » Konstruksi Tiang FDE
  • 10. » Konstruksi Tiang Suspension Sudut Kecil Konstruksi Tiang SUTR
  • 11. » Konstruksi Tiang Sudut Besar Konstruksi Tiang SUTR
  • 12. » Konstruksi Tiang Penegang Konstruksi Tiang SUTR
  • 13. » Konstruksi Tiang Pencabangan Konstruksi Tiang SUTR
  • 14. » Kabel yang digelar di bawah tanah harus memenuhi persyaratan jarak dengan utilitas lain yang ada di bawah tanah. Jarak antara kabel dengan kabel listrik lain yang bersilangan tidak boleh kurang dari 20 cm. Jika jaraknya kurang dari 20 cm, bagian persilangan dilindungi dengan pipa beton belah atau pelat beton dengan tebal 6 cm, sekurang-kurangnya sejauh 50 cm dari titik silang. Konstruksi Perletakan kabel SKTR
  • 15. » Untuk mendapatkan kemampuan hantar arus sesuai spesifikasi pada SNI 04-0225-2000. Kabel ditanam sedalam 70 cm, di selimuti pasir urug setebal 5 cm pada permukaan kabel atau total 20 cm. Selanjutnya bagian atas pasir di pasang batu pengaman yang berfungsi sebagai batu peringatan dengan tebal sekurang- kurangnya 6 cm dan di bagian atas tertulis “Awas Kabel PLN Bertegangan”. Ukuran batu peringatan di sesuaikan dengan kebutuhan, terbuat dari beton skala 1:3, lebar galian sekurang-kurangnya 40 cm. Konstruksi Perletakan kabel SKTR
  • 16. » Penempatan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dilakukan pada sisi luar trotoar yang tidak menggangu pejalan kaki. PHB dilindungi dengan pipa baja / patok pelindung kemungkinan tertabrak kendaraan bermotor. Panel PHB dan lapisan luar (metal sheath) kabel dan penghantar metal dibumikan bersama. Penghantar pembumian minimal dengan penampang 50 (lima puluh) mm² terbuat dari tembaga dengan nilai tahanan pembumian tidak lebih dari 10 (sepuluh) Ohm. Konstruksi Perlengkapan Hubung Bagi SKTR
  • 17. Konstruksi Perlengkapan Hubung Bagi SKTR » Panel Perlengkapan Hubung Bagi tipe luar (IP 45) dipasang di atas pondasi dengan tinggi sekurang-kurangnya 60 cm dari permukaan tanah atau jalan. Pada bagian muka PHB dipasang sebanyak 3 (tiga) buah patok besi pelindung 4 inci setinggi 50 cm dan berjarak 60 cm dari Pondasi Panel PHB.
  • 18. » Pengertian Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat- perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll. » Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Pentanahan Pada Jaringan Distribusi JTR
  • 19. » Tanah Rawa Jenis-Jenis Tanah » Tanah Liat dan Tanah Ladang » Pasir dan Kerikil Basah» Pasir dan Kerikil Kering » Tanah Berbatu
  • 20. » Masing-masing jenis tanah mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang berbeda-beda dan bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini, merupakan nilai tipikal
  • 21. » Ketentuan-ketentuan Sambungan Pelayanan 1. Dari satu tiang boleh dipasang maksimum 5 SLP. 2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut- turut (seri) maksimum 5 pelanggan dan tetap memperhatikan beban dan susut tegangan. 3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah ke rumah maksimum 30 meter u/ SLP jenis twisted dan maksimum 45 meter u/ SLP jenis DX/QX. 4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir maksimum 150 meter dan tetap memperhatikan susut tegangan yang diijinkan. 5. Susut tegangan sepanjang SR yang diijinkan maksimum 2% bila SLP disambung pada STR, maksimum 10% bila SLP disambung pada Gardu Trafo/Peti TR. 6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3 SLP. Sambungan Pelayanan
  • 22. Gangguan Pelayanan a. Gangguan Hilang Pembangkit b. Gangguan Beban Lebih c. Gangguan Hubung Singkat d. Gangguan Tegangan Lebih e. Gangguan Instabilitas f. Gangguan karena konstruksi jaringan yang kurang baik
  • 23. Sekian dan Terima Kasih Bila Ada Pertanyaan Dipersilahkan