Hiperemesis gravidarum adalah kondisi dimana ibu hamil mengalami mual dan muntah berlebihan selama kehamilan yang dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan kekurangan gizi yang berpotensi merugikan ibu dan janin. Penyebabnya belum jelas tetapi mungkin terkait faktor primigravida, kehamilan ganda, atau faktor psikologis. Gejalanya bervariasi dari ringan hingga berat yang d
2. Hiperemesis Gravidarum
Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut
hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil,
yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan
berat badan (Lowdermilk, 2004).
Jadi dapat disimpulkan, hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan yang
dapat mengganggu aktivitas sehari – hari selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.
3. Penyebab Hiperemesis Gravidarum
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang
dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, faktornya yaitu :
Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda.
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan tersebut.
Alergi
Faktor psikologis seperti depresi, rumah tangga yang retak, takut terhadap kehamilan dan
persalinan.
4. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
Tingkatan I (ringan)
Muntah terus menerus , ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium.Nadi meningkat sekitar
100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
Tingkatan II (sedang)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi.
Tingkatan III (berat)
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat
dan tensi menurun.