Modul ini membahas konsep pelatihan berbasis kompetensi dan menjelaskan pengertian istilah-istilah terkait. Modul ini dirancang untuk digunakan pada pelatihan konvensional maupun mandiri, dan terdiri atas buku informasi, buku kerja, dan buku penilaian.
1. MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
MENJAGA ETIKA
TIK.PR01.016.01
BUKU INFORMASI
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
DAFTAR ISI
2. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK.PR03.002.01
DAFTAR ISI..................................................................................................1
BAB I 4
1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi.................................................................4
1.2 Penjelasan Modul..............................................................................................................4
1.2.1 Desain Modul.............................................................................................................4
1.2.2 Isi Modul....................................................................................................................5
1.2.3 Pelaksanaan Modul.....................................................................................................5
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini........................................................................................6
1.4 Pengertian Istilah-istilah....................................................................................................6
BAB II 8
2.1 Peta Paket Pelatihan..........................................................................................................8
2.2 Pengertian Unit Standar.....................................................................................................8
2.3 Unit Kompetensi Yang Dipelajari.....................................................................................9
2.3.1 Kode dan Judul Unit...................................................................................................9
2.3.2 Deskripsi Unit.............................................................................................................9
2.3.3 Elemen Kompetensi...................................................................................................9
2.3.4 Batasan Variabel.......................................................................................................11
2.3.5 Panduan Penilaian....................................................................................................11
2.3.6 Kompetensi Kunci....................................................................................................12
BAB III.......................................................................................................13
3.1 Strategi Pelatihan ...........................................................................................................13
3.2 Metode Pelatihan ...........................................................................................................14
BAB IV 15
4.1 Tujuan Instruksional Umum............................................................................................15
4.2 Tujuan Instruksional Khusus...........................................................................................15
4.3 Melindungi Kepentingan Klien.......................................................................................16
4.3.1 Kelangsungan Pelayanan Perhitungan dan Aliran Informasi Dijamin Sesuai yang
diharapkan oleh Tuntutan Kerja .............................................................................16
4.3.2 Integritas dan Keamanan Informasi Dijamin Pada Saat Dibutuhkan Oleh Legislasi
Pribadi dan Kebijakan Perusahaan .........................................................................17
4.3.3 Konflik dari Satu Kepentingan Diidentifikasi dan Diartikulasikan Secepat
Mungkin Pada Pihak yang Relevan.........................................................................17
4.3.4 Kepentingan Klien Termasuk Kerahasiaan dan Hal Milik Dijaga...........................20
4.4 Menghasilkan Produk dan Layanan yang Berkualitas....................................................20
4.4.1 Produk dan Layanan Disediakan Sesuai Kebutuhan Operasional dan Keuntungan
Klien dan Atasan Disediakan .................................................................................21
4.4.2 Dijamin Pelayanan Nilai Uang dan Produk yang Dirahasiakan Untuk Klien dan
Atasan......................................................................................................................21
4.4.3 Pekerjaan Dilakukan Sesuai Standar Internasional..................................................22
4.4.4 Proses yang Berkualitas Ketika Mengembangkan Produk dan Pelayanan Dipelihara
Judul Modul: Mengoperasikan................................................................................................................22
dan Dijaga Bahasa Pemrograman Data
Deskripsi (SQL) Lanjut
Buku Penilaian Versi: 23-05-2007 Halaman: 2 dari 35
3. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK.PR03.002.01
4.4.5 Produk yang Dihasilkan untuk Klien dan Atasan yang Terbaik Memenuhi
Kebutuhan Mereka..................................................................................................22
4.5 Mendelegasikan Responsibilitas dan Otoritas.................................................................23
4.5.1 Keterampilan, Pengetahuan, dan Kualifikasi Ditampilkan Secara Benar................25
4.5.2 Pelayanan dan Produk Dikembangkan oleh Individu dan Lainnya Diakomodir.....25
4.5.3 Informasi Disediakan Untuk Atasan dan Klien Secara Tidak Memihak dan
Berkualitas Sesuai Standar .....................................................................................25
4.5.4 Area Kerja yang Realistis, Tahapan Pekerjaan, Anggaran Biaya, dan Kemampuan
untuk Menyelesaikan Tahapan Proyek Diperkirakan.............................................26
4.6 Memelihara Pekerjaan Secara Praktis.............................................................................27
4.6.1 Kesehatan Individu dan Lingkungan di Tempat Kerja Sesuai Prosedur .................28
4.6.2 Kolega dan Karyawan Diperlakukan Secara Wajar dan Profesional ......................31
4.6.3 Pelayanan atau Produk bagi Kolega, Klien dan Karyawan Dilakukan Sesuai
Prosedur...................................................................................................................32
4.6.4 Keterampilan profesional dan pengetahuan Diperbaharui Secara Terus Menerus. .32
BAB V 33
5.1 Sumber Daya Manusia....................................................................................................33
5.2 Literatur...........................................................................................................................34
5.3 Daftar Peralatan dan Bahan ............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................35
Judul Modul: Mengoperasikan Bahasa Pemrograman Data
Deskripsi (SQL) Lanjut
Buku Penilaian Versi: 23-05-2007 Halaman: 3 dari 35
4. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
BAB I
PENGANTAR
1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
• Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja
agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi
dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja (KUK).
• Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan
secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2 Penjelasan Modul
Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan
Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud
dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan
dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses
belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya
dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual
adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri
berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang
bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada
kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan
pseserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang
diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari
pelatih.
1.2.1 Desain Modul
Modul ini dirancang untuk dapat digunakan pada Pelatihan
Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri :
• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh
seorang pelatih.
• Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan
oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-
sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 4 dari 35
5. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
1.2.2 Isi Modul
Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut:
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun
peserta pelatihan.
Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat
setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal
maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan
untuk mempelajari dan memahami informasi.
• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor
pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktik kerja.
Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan
sebagai pernyataan keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada
Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3 Pelaksanaan Modul
Pada Pelatihan Klasikal/Konvensional, pelatih akan :
- Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan.
- Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta
pelatihan.
- Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
- Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/
tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku
Kerja.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 5 dari 35
6. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
Pada Pelatihan Individual/Mandiri, peserta pelatihan akan :
- Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
- Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
- Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
- Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
- Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini
• Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of
Current Competency)?
Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat
mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda tidak
akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
• Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan,
karena Anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu
pengetahuan dan keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang
sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan yang sama.
1.4 Pengertian Istilah-istilah
Berikut adalah pengertian dari beberapa istilah yang digunakan dalam
Pelatihan Berbasis Kompetensi, antara lain:
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan
serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses
pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan
kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan
suatu standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 6 dari 35
7. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang
dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai
suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan
serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja
pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu
kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah
hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit,
elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 7 dari 35
8. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
BAB II
Standar Kompetensi
2.1 Peta Paket Pelatihan
Modul yang sedang Anda pelajari ini bertujuan untuk mencapai satu
unit kompetensi. Adapun kompetensi ini termasuk dalam satu paket
pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut:
a. TIK.PR01.003.01 Merencanakan dan mengorganisasikan kerja
individu
b. TIK.PR01.001.01 Komunikasi di tempat kerja
c. TIK.PR01.004.01 Kontribusi Kualitas hasil kerja
2.2 Pengertian Unit Standar
Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.
Di dalam unit kompetensi ini, Anda akan mempelajari mengenai
pengertian profesi dan tata cara menjaga profesionalisme dan etika ketika
berurusan dengan kolega, klien dan atasan untuk melengkapi pengetahuan
mengenai etika berorganisasi.
Sistem pelatihan berbasis kompetensi terfokus pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Namun diharapkan pelatihan ini
dapat dilaksanakan dan dicapai dalam jangka waktu tidak lebih dari
seminggu, tiga sampai lima hari. Pelatihan ini diperuntukkan bagi semua
pengguna terutama yang tugasnya berkaitan dengan pengelolaan,
pemeliharaan dan perancangan Website.
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan
pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda.
Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk
meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 8 dari 35
9. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
2.3 Unit Kompetensi Yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi
panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat :
a. Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
b. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
c. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk
kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Kode dan Judul Unit
Kode Unit : TIK.PR01.016.01
Judul Unit : Menjaga Etika
2.3.2 Deskripsi Unit
Unit ini menentukan kompetensi yang diperlukan untuk menjaga
profesionalisme dan etika ketika berhubungan dengan kolega,
pelanggan, dan atasan.
2.3.3 Elemen Kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
01 Melindungi kepentingan 1.1 Kelangsungan pelayanan perhitungan dan aliran
pelanggan informasi dijamin sesuai yang diharapkan oleh
tuntutan kerja
1.2 Integritas dan keamanan informasi dijamin
pada saat dibutuhkan oleh legislasi pribadi dan
kebijakan perusahaan
1.3 Konflik dari satu kepentingan diidentifikasi dan
diartikulasikan secepat mungkin pada pihak
yang relevan
1.4 Kepentingan pelanggan termasuk kerahasiaan
dan hak milik dijaga
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 9 dari 35
10. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
02 Menghasilkan produk dan 2.1 Produk dan layanan disediakan sesuai kebutuhan
layanan yang berkualitas operasional dan keuntungan klien dan atasan
2.2 Dijamin pelayanan nilai uang dan produk yang
dirahasiakan untuk klien dan atasan
2.3 Pekerjaan dilakukan sesuai standar
internasional
2.4 Proses yang berkualitas ketika mengembangkan
produk dan pelayanan dipelihara dan dijaga
2.5 Produk yang dihasilkan klien dan atasan yang
terbaik memenuhi kebutuhan mereka
3.1 Keterampilan, pengetahuan, dan kualifikasi
03 Mendelegasikan ditampilkan secara benar
responsibilitas dan otoritas
3.2 Pelayanan dan produk dikembangkan dan
lainnya diakomodir
3.3 Informasi disediakan untuk atasan dan klien
secara tidak memihak dan berkualitas sesuai
standar
3.4 Area kerja yang realistis, tahapan pekerjaan,
anggaran biaya, dan kemampuan untuk
menyelesaikan tahapan proyek diperkirakan
04 Memelihara pekerjaan 4.1 Kesehatan individu dan lingkungan di tempat
secara praktis kerja sesuai prosedur
4.2 Kolega dan karyawan diperlakukan secara
wajar dan profesional
4.3 Pelayanan atau produk bagi kolega, klien dan
karyawan dilakukan sesuai prosedur
4.4 Keterampilan profesional dan pengetahuan
diperbaharui secara terus menerus
Tabel 1 Elemen Kompetensi
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 10 dari 35
11. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
2.3.4 Batasan Variabel
1. Unit ini berlaku untuk seluruh sektor teknologi informasi dan
komunikasi
2. Menjaga etika bersifat internal pada bidang teknologi informasi
dan komunikasi
2.3.5 Panduan Penilaian
Panduan penilaian terdiri dari:
1. Pengetahuan dan keterampilan penunjang
Untuk mendemontrasikan kompetensi, diperlukan bukti
keterampilan dan pengetahuan dibidang berikut ini:
1.1 Pengetahuan Dasar
1.1.1 Persyaratan keorganisasian pada pelayanan pelanggan
1.1.2 Legislasi kesehatan dan keselamatan kerja
1.1.3 Legislasi akses dan equity
1.1.4 Hak cipta dan properti intelektual
1.2 Keterampilan Dasar
1.2.1 Keterampilan pengembangan profesional dalam
hubungan untuk mengidentifikasi keterampilan
personal yang selalu dimutakhirkan dan ditingkatkan
1.2.2 Mengidentifikasi kursus, seminar, informasi industri
yang relevan untuk diikuti
2. Konteks penilaian
Unit harus diujikan di tempat kerja atau di tempat lain secara
teori dengan kondisi kerja sesuai dengan keadaan normal
3. Aspek penting penilaian
Aspek yang harus diperhatikan:
3.2 Kemampuan menyediakan informasi bagi atasan dan
pelanggan sesuai dengan standar
3.3 Kemampuan memberikan pelayanan bagi kolega,
pelanggan, dan karyawan sesuai prosedur
4. Kaitan dengan unit-unit lainnya
4.1 Unit ini tidak di dukung oleh pengetahuan dan keterampilan
dalam unit-unit kompetensi yang lain.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 11 dari 35
12. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.1.1 TIK.PR01.003.01 Merencanakan dan
mengorganisasikan kerja individu
4.1.2 TIK.PR01.001.01 Komunikasi di tempat kerja
4.1.3 TIK.PR01.004.01 Kontribusi Kualitas Hasil Kerja
4.2 Pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan
dalam unit ini perlu dilakukan dengan hati-hati. Untuk
pelatihan pra-kejuruan umum, institusi harus menyediakan
pelatihan yang mempertimbangkan serangkaian konteks
industri seutuhnya tanpa bisa terhadap sektor tertentu.
Batasan variabel akan membantu dalam hal ini. Untuk
sektor tertentu/ khusus, pelatihan harus disesuaikan agar
dapat memenuhi kebutuhan sektor tersebut.
2.3.6 Kompetensi Kunci
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika 1
6 Memecahkan masalah 1
7 Menggunakan teknologi 1
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 12 dari 35
13. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
BAB III
Strategi dan Metode Pelatihan
3.1 Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu Sistem Berbasis Kompetensi berbeda dengan
yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan
bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda
perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian
melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi
proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang
terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.
Pengamatan terhadap tugas praktik
a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih
atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 13 dari 35
14. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
3.2 Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam
beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual,
sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses
belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui
Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi
kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara
teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun
proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan
pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang
dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya
mencakup topik tertentu.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 14 dari 35
15. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
4.1 Tujuan Instruksional Umum
o Siswa mampu menceritakan dan menjelaskan konsep etika bisnis
o Siswa dapat menjelaskan hubungan yang benar antara pelanggan,
atasan dan bawahan secara etika profesi yang baik dan benar
4.2 Tujuan Instruksional Khusus
o Siswa mengerti dan mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan
etika dalam bisnis
o Siswa dapat menggolongkan apa saja yang dimaksud dengan klien,
atasan, dan bawahan
o Siswa mengerti tentang menjaga aliran informasi secara benar dan
aman
o Siswa mengerti pentingnya menjaga kerahasiaan klien
o Siswa dapat memahami tentang standar pekerjaan secara umum
o Siswa dapat menjelaskan area kerja yang sesuai dengan standar
kesehatan
o Siswa memahami cara pendelegasian tugas
o Siswa dapat memahami tentang standar kesehatan kerja yang tepat
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 15 dari 35
16. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.3 Melindungi Kepentingan Klien
Dalam memberikan jasa profesi kepada pelanggan/ kliennya, baik
yang bersifat perorangan, kelompok, lembaga atau organisasi/ institusi
sesuai dengan keahlian dan kewenangannya, yang wajib diperhatikan
adalah:
1. Mengutamakan dasar-dasar profesional
2. Memberikan jasa kepada semua pihak yang membutuhkannya
3. Melindungi klien atau pemakai jasa dari akibat yang merugikan sebagai
dampak jasa/praktik yang diterimanya
4. Mengutamakan ketidak berpihakan dalam kepentingan pemakai jasa atau
klien dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut
Dalam hal pemakai jasa atau klien yang menghadapi kemungkinan
akan terkena dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian
jasa maka pemakai jasa atau klien tersebut harus diberitahu.
4.3.1 Kelangsungan Pelayanan Perhitungan dan Aliran Informasi
Dijamin Sesuai yang diharapkan oleh Tuntutan Kerja
Manajemen keamanan informasi adalah sub bagian dari
manajemen keamanan dengan focus utama adalah pengamanan
informasi.
Perbedaannya dengan manajemen keamanan komputer dan
manajemen keamanan IT adalah bahwa manajemen keamanan
informasi lebih menitikberatkan pada sarana dan prasarana yang
digunakan untuk pengamanan informasi.
Tugas manajemen keamanan informasi adalah:
1. Merencanakan keamanan informasi
2. Mengaplikasikan keamanan informasi
3. Memonitor dan melakukan evaluasi
Pengamanan informasi adalah melindungi informasi dari segala
kemungkinan ancaman terhadap informasi yang akan berpengaruh
terhadap kinerja dan prestasi organisasi dengan cara meminimalisir
kerugian yang dapat ditimbulkan serta memaksimalkan keuntungan
dari investasi dan peluang organisasi tersebut.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 16 dari 35
17. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.3.2 Integritas dan Keamanan Informasi Dijamin Pada Saat
Dibutuhkan Oleh Legislasi Pribadi dan Kebijakan Perusahaan
Suatu organisasi/ instansi perlu mengklasifikasikan informasi
yang dihasilkan dan/atau yang diperoleh untuk mendapatkan
perlindungan yang sesuai. Klasifikasi informasi ini ditentukan sendiri
oleh organisasi tersebut dengan memperhatikan resiko dan
keuntungan yang ditimbulkan dari pengolahan informasi tersebut.
Klasifikasi informasi secara umum dibedakan menjadi:
• Umum (bebas)
• Terbatas (dinas)
• Rahasia (pribadi)
Ada 3 teknik perlindungan terhadap informasi, yaitu:
1) Melindungi secara organisasi, seperti dengan cara menunjuk
personil khusus dengan regulasi yang jelas, melakukan pendidikan
dan pelatihan masalah keamanan informasi untuk meningkatkan
kesadaran karyawan tentang pentingnya pengamanan informasi
yang baik.
2) Melindungi secara logic, seperti dengan cara menerapkan
password, kriptografi, memasang antivirus, dan cara lainnya.
3) Secara fisik, seperti dengan cara menyimpan dalam suaturuangan
khusus yang dikunci, dalam lemari besi, dan lain-lain
4.3.3 Konflik dari Satu Kepentingan Diidentifikasi dan
Diartikulasikan Secepat Mungkin Pada Pihak yang Relevan
Perselisihan atau konflik seringkali timbul dalam bentuk yang
beragam, mulai dari bentuk yang ringan seperti perbedaan pendapat,
hingga ke bentuk yang berat seperti konflik yang melibatkan hukum
(baik perdata maupun pidana).
Pada dasarnya konflik timbul akibat adanya pertentangan
kepentingan yang menimbulkan perselisihan. Untuk menghindari
munculnya gejala konflik, dibuatlah tata tertib, yaitu ketentuan atau
kaedah hukum yang harus ditaati oleh setiap pribadi yang terlibat di
dalamnya.
Beberapa pandangan cara pnyelesaian sengketa/ konflik di luar
pengadilan:
a. Konsultasi
Konsultasi merupakan tidakan yang bersifat personal antara suatu
pihak tertentu (yang disebut klien) dengan pihak yang merupakan
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 17 dari 35
18. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
konsultasi, yang memberikan pendapatnya kepada klien tersebut
untuk memenuhi keperluan dan kebutuham kliennya tersebut.
Tidak ada suatu rumusan yang mengharuskan si klien
mengikuti pendapat yang disampaikan konsultan. Dalam hal ini
konsultan hanyalah memberikan pendapat (hukum), sebagaimana
diminta oleh kliennya, yang untuk selanjutnya keputusan
mengenai penyelesaian sengketa tersebut akan diambil sendiri
oleh para pihak meskipun adakalanya pihak konsultan juga
diberikan kesempatan untuk merumuskan bentuk-bentuk
penyelesaian sengketa yang dikehendaki oleh para pihak yang
bersengketa tersebut
b. Negosiasi dan perdamaian
Menurut pasal 6 ayat 2 Undang Undang nomor 30 tahun 1999
pada dasarnya para pihak berhak untuk menyelesaikan sendiri
sengketa yang timbul di antara mereka.
Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya
harus dituangkan dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para
pihak. Negosiasi adalah mirip dengan perdamaian sebagaimana
diatur dalam pasal 1851 s/d 1864 KUH Perdata, dimana
perdamaian itu adalah suatu persetujuan dengan mana kedua
belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan atau menahan
suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang bergantung
atau mencegah timbulnya suatu perkara.
Perbedaan lain adalah bahwa negosiasi merupakan salah
satu lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang dilaksanakan
di luar pengadilan, sedangkan perdamaian dapat dilakukan baik
sebelum proses persidangan pengadilan dilakukan maupun setelah
sidang peradilan dilaksanakan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan.
c. Mediasi
Berdasarkan pasal 6 ayat 3 Undang Undang Nomor 39
tahun 1999, atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau
beda pendapat diselesaikan melalui bantuan “seorang atau lebih
penasehat ahli” maupun melalui seorang mediator.
Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat
secara tertulis adalah final dan mengikat bagi para pihak untuk
dilaksanakan dengan itikad baik, Kesepakatan tertulis wajib
didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak penandatanganan, dan wajib
dilakasanakan dalam waktu lama 30 (tiga puluh) hari sejak
pendaftaran.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 18 dari 35
19. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
Mediator dapat dibedakan menjadi:
• Mediator yang ditunjuk bersama oleh para pihak
• Mediator yang ditunjuk oleh lembaga arbitrase atau lembaga
alternatif penyelesaian sengketa yang ditunjuk oleh para pihak
d. Konsiliasi dan perdamaian
Konsiliasi adalah suatu bentuk alternatif penyelesaian
sengketa di luar pengadilan adalah suatu tindakan atau proses
untuk mencapai perdamaian di luar pengadilan.
Untuk mencegah dilaksanakan proses legitasi, melainkan
juga dalam setiap tingkat peradilan yang sedang berjalan, baik di
dalam maupun di luar pengadilan, dengan pengecualian untuk hal-
hal atau sengketa dimana telah diperoleh suatu putusan hakim
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
e. Pendapat hukum oleh lembaga arbitrase
Pasal 52 Undang Undang nomor 30 tahun 1999
menyatakan bahwa para pihak dalam suatu perjanjian berhak
untuk memohon pendapat yang mengikat dari Lembaga Arbitrase
atas hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian.
Ketentuan ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari
pengertian tentang Lembaga Arbitrase yang di berikan dalam
pasal 1 angka 8 Undang Undang nomor 30 tahun 1999.
Lembaga Arbitrase adalah badan yang dipilih oleh para
pihak yang bersengketa untuk memberikan putusan mengenai
sengketa tertentu, lembaga tersebut juga dapat memberikan
pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum
tertentu dalam hal belum timbul sengketa.
Pendapat hukum yang diberikan lembaga arbitrase bersifat
mengikat (binding) oleh karena pendapat yang diberikan tersebut
akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian pokok
(yang dimintakan pendapatnya pada lembaga arbitrase
tersebut).
Setiap pendapat yang berlawanan terhadap pendapat
hukum yang diberikan tersebut berarti pelanggaran terhadap
perjanjian (breach of contract - wanprestasi). Oleh karena itu tidak
dapat dilakukan perlawanan dalam bentuk upaya hukum apapun
f. Arbitrase
Menurut pasal 1 angka 1 Undang Undang nomor 30 tahun
1999 Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 19 dari 35
20. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
luar pengadilan umum yang didasarkan pada Perjanjian Arbitrase
yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
Arbitrase dapat berwujud dalam 2 bentuk, yaitu:
• Klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjain
tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa
(Factum de compromitendo)
• Suatu perjanjian Arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak
setelah timbul sengketa (Akta Kompromis)
Dalam penjelasan umum Undang Undang nomor 30 tahun
1999 dapat terbaca beberapa keunggulan penyelesaian sengketa
melalui arbitrase dibandingkan dengan pranata peradilan.
Keunggulan itu adalah:
• Dijamin kerahasiaan sengketa para pihak
• Dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal
prosedural dan administratif
• Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut pengalaman
serta latar belakang yang cukup mengenai masalah yang
disengketakan, jujur dan adil
• Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk
menyelesaikan masalahnya serta proses dan tempat
penyelenggaraan arbitrase
Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para
pihak dan dengan melalui tata cara (prosedur) sederhana saja
ataupun langsung dapat dilaksanakan
4.3.4 Kepentingan Klien Termasuk Kerahasiaan dan Hal Milik Dijaga
Prinsip kerahasiaan pelanggan, yang tentunya harus dipegang
erat terutama oleh para profesional yang bergerak di bidang jasa.
Semua hal yang disampaikan dan didiskusikan oleh klien, sudah
sepatutnya diperlakukan sesuai etika profesional untuk menjaga
kerahasiaan pribadi.
4.4 Menghasilkan Produk dan Layanan yang Berkualitas
Perusahaan perlu untuk meningkatkan kemampuan produk lebih
cepat daripada pesaingnya untuk mengejarnya dan melampaui pesaingnya.
Untuk itu perusahaan harus tahu kebutuhan dan keinginan pelanggan
dan menterjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan itu kedalam
produknya. Disinilah perlunya Manajemen Kualitas.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 20 dari 35
21. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
Dalam hal kualitas yang perlu dijaminkan ke pelanggan dan atasan
ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Jaminan kualitas (Quality assurances)
Quality assurances adalah tindakan untuk menjamin bahwa produk yang
dijanjikan akan dikirim ke pelanggan dalam keadaan 100% memuaskan.
b. Manajemen kualitas (Quality management)
Quality management adalah sistem dan tindakan untuk mencapai
keberhasilan manajemen secara efisien dengan meyakinkan bahwa
produk yang dijanjikan akan diproduksi secara ekonomis.
4.4.1 Produk dan Layanan Disediakan Sesuai Kebutuhan
Operasional dan Keuntungan Klien dan Atasan Disediakan
Pada perusahaan yang memproduksi barang, perusahaan
tersebut akan memberikan kepuasan pada pelanggan dengan
membuat dan mengirimkan produk yang bagus kepadanya.
Inilah alasan mengapa dikatakan bahwa kualitas dapat
memberikan kepuasan pada pelanggan. Selain itu yang perlu
dititikberatkan adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
operasional yang memang dibutuhkan oleh pelanggan.
4.4.2 Dijamin Pelayanan Nilai Uang dan Produk yang Dirahasiakan
Untuk Klien dan Atasan
Dalam quality management terdapat 2 elemen pokok, yaitu:
a) Jaminan kualitas yang dikontrol setiap hari
Dilakukan guna menjaga kualitas produk dan pelayanan di
atas tingkat tertentu. Kualitas yang dibutuhkan oleh pelanggan
akan dipastikan pada tahap-tahap memperoleh bahan baku,
pembuatan, penerimaan order/penjualan, logistic, penggunaan
oleh pelanggan dan pembuangan.
b) Penyelesaian masalah
Dilakukan guna meningkatkan kualitas semua pekerjaan.
Identifikasi kebutuhan pelanggan, perencanaan/ desain,
pengembangan produk baru, peningkatan pekerjaan termasuk
dalam proses produksi, dan kesungguhan merespon komplain/
keluhan.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 21 dari 35
22. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.4.3 Pekerjaan Dilakukan Sesuai Standar Internasional
Proses kerja yang berlaku diterapkan sesuai dengan standar
layanan, yaitu dengan adanya:
• Imbalan jasa yang memadai (berupa gaji dan tunjuangan)
• Suasana kerja yang memadai dimana hubungan atasan bawahan
berjalan dengan lancar dan tidak ada unsur tekanan di dalamnya
• Keadilan terhadap semua orang di perusahaan, tanpa ada
pembedaan atau diskriminasi. Selain itu, informasi juga perlu
didistribusikan secara adil, karena karyawan akan menghargai dan
ikut menanggung beban bila mereka mengetahui kondisi
perusahaan yang sesungguhnya.
• Pemerataan kesempatan berkembang, dimana perusahaan
seharusnya membangun suatu sistem yang memungkinkan
karyawan untuk terus mengembangkan diri. Pengembangan diri
juga perlu berdampak pada peningkatan imbalan atau
penghargaan. Jadi perusahaan harus memiliki wawasan yang jauh
ke depan dalam mempertahankan karyawannya sebagai suatu
aset, bukan hanya pekerja.
4.4.4 Proses yang Berkualitas Ketika Mengembangkan Produk dan
Pelayanan Dipelihara dan Dijaga
Dalam mengembangkan pelayanan, terapkan proses yang
berkualitas guna membangun daya saing yang berbasis biaya rendah,
kecepatan menghasilkan produk bermutu dan transaksi yang mudah
dan cepat.
Prinsip yang dianut perusahaan adalah Operation excellence
value, yaitu perusahaan yang bersaing di pasar dengan
mengandalkan kemampuan menghasilkan produk dan atau jasa
dengan mengkombinasikan antara mutu, harga, kecepatan/
ketepatan, pengiriman/ penyampaian produk/ jasa, waktu respon
yang singkat dan transaksi bisnis yang sederhana atau tidak
menyulitkan pelanggan.
4.4.5 Produk yang Dihasilkan untuk Klien dan Atasan yang Terbaik
Memenuhi Kebutuhan Mereka
Tinggi rendahnya mutu pelayanan akan mencerminkan kualitas
dan nilai (value) dari perusahaan. Untuk mempertahankan posisi
perusahaan dalam persaingan yang kian ketat, bukan hanya uang
yang menjadi ujung tombak, tetapi ada hal yang lebih daripada itu.
Salah satunya adalah kualitas
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 22 dari 35
23. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.5 Mendelegasikan Responsibilitas dan Otoritas
Maksud pendelegasian adalah bekerja melalui tangan orang lain,
artinya melimpahkan tugas ke orang lain yang dipercayai bisa menjalankan
tugas tersebut. Salah satu ciri manajemen yang bagus adalah lancarnya
proses pendelegasian.
Pendelegasian yang kurang baik akan mengakibatkan proses
pengambilan keputusan menjadi lambat, karena terlalu banyak otoritas yang
dipegang di tingkat atas. Sementara itu, akan terjadi ketidakseimbangan
beban kerja, di mana level manajemen tertentu menjadi over worked dan di
sisi lain level manajemen lainnya menjadi underworked.
Pendelegasian yang baik akan memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan dan pengembangan sumber daya manusia yang dimiliki.
Dengan pendelegasian perusahaan memanfaatkan keterampilan dan
kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki secara optimal.
Pendelegasian yang lancar akan memberikan waktu yang lebih leluasa
kepada manajer dan eksekutif inti untuk melakukan fungsi-fungsi
manajemen dan berfokus kepada hal-hal strategis.
Meskipun demikian, tidak semua pekerjaan bisa didelegasikan.
Misalnya perencanaan jangka panjang perusahaan tidak cocok untuk
didelegasikan kepada bawahan. Begitu juga dengan pekerjaan yang memiliki
tingkat kerahasiaan tinggi seharusnya tidak didelegasikan kepada bawahan.
Ada 3 langkah utama yang dapat dijadikan patokan dalam
melaksanakan pendelegasian, yaitu:
i. Pemberian tanggung jawab
Yaitu memberikan tugas yang jelas dan terinci, sehingga bawahan
mengetahui dengan persis lingkup pekerjan yang didelegasikan, dimana
mereka harus bertanggungjawab untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Hasil yang dicapai harus dideskripsikan dengan jelas, serta ditentukan
bagaimana melakukan pengukuran performance. Asumsi pemberian
tangggung jawab adalah tersedianya sarana untuk melaksanakan
tugas, informasi, keterampilan dan pengetahuan.
ii. Pemberian wewenang
Langkah kedua adalah memberikan wewenang, yaitu hak untuk
mengambil keputusan dan melakukan tindakan dalam batas-batas yang
jelas dalam melaksanakan tugas. Dengan batasan yang jelas si
pengemban tugas tidak ragu-ragu dalam melangkah dan dapat
mengambil keputusan dengan cepat. Pemberian wewennag diawali
dengan meminta anak buah menyampaikan ide atau rencana untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 23 dari 35
24. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
iii. Accountability atau pertanggungjawaban
Pengemban tugas yang diberi wewenang harus bertanggungjawab
terhadap tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Evaluasikan
kualitas pertanggungjawaban, kemudian berikan pedoman dan
pengarahan untuk meningkatkan proses pertanggungjawaban di masa
mendatang.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 24 dari 35
25. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.5.1 Keterampilan, Pengetahuan, dan Kualifikasi Ditampilkan
Secara Benar
Salah satu keunggulan perusahaan terletak pada manajemen
pengetahuan (knowledge management). Program ini menitikberatkan
pada upaya memberdayakan dan meningkatkan pengetahuan dalam
perusahaan (baik terhadap atasan maupun bawahan) dengan
program yang jelas.
Yang umumnya dilakukan oleh perusahaan dalam
meningkatkan knowledge management adalah dengan melakukan
pelatihan (training) secara berkala dan terus menerus kepada tiap-
tiap pekerjanya.
4.5.2 Pelayanan dan Produk Dikembangkan oleh Individu dan
Lainnya Diakomodir
Dalam menjalankan hubungan kerja, perusahaan memfasilitasi
pelayanan yang diberikan baik kepada pelanggan, maupun kepada
pekerjanya.
Fasilitas yang diberikan dapat berupa ruangan kerja yang
sesuai dengan standar kelayakan, transportasi yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaannya, tunjangan kesehatan untuk pekerja dan
keluarganya, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
4.5.3 Informasi Disediakan Untuk Atasan dan Klien Secara Tidak
Memihak dan Berkualitas Sesuai Standar
Informasi yang disediakan kepadaatasan dan pelanggan harus
berkualitas, dalam arti informasi tersebut telah diverifikasi
kebenarannya.
Jangan sampai informasi yang belum jelas itu didistribusikan
kepada pelanggan yang akibatnya bisa menimbulkan salah persepsi
dan merugikan kedua belah pihak.
Dalam konteks hubungan perusahaan dan pekerja, informasi
perlu disebarkan secara adil, agar timbul rasa penghargaan dan
kebersamaan dalam memiliki sehingga pekerja mau ikut menanggung
beban dan berusaha dengan segenap kemampuan mereka bila
mereka mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguhnya
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 25 dari 35
26. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.5.4 Area Kerja yang Realistis, Tahapan Pekerjaan, Anggaran
Biaya, dan Kemampuan untuk Menyelesaikan Tahapan
Proyek Diperkirakan
Semua pekerja akan bisa bekerja dengan tenang bila area
tempat kerjanya mendukung, dalam arti lingkungan tempat kerjanya
aman, sehat, dan nyaman.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penerapan
ergonomi di tempat kerja, artinya ergonomi dapat berperan dalam
peningkatan tempat kerja ke arah yang lebih produktif bagi pekerja
dalam melakukan pekerjannya.
Pengertian ergonomi adalah ilmu pengetahuan yang terkait
dengan kecocokan manusia dengan pekerjaannya.
Untuk mengkaji kesesuaian seseorang dengan pekerjaannya,
ada beberapa aspek yang patut dipertimbangkan, antara lain :
• Pekerjaan yang sedang dilakukan
• Peralatan yang digunakan (ukuran, bentuk, dan bagaimana
peralatan tersebut cocok dengan tugasnya)
• Informasi yang digunakan (bagaimana informasi tersebut
dihadirkan, diakses, dan diubah)
• Lingkungan fisik (seperti suhu, kelembaban, pencahayaan,
kebisingan, getaran)
• Lingkungan sosial (seperti kerjasama tim dan manajemen yang
mendukung)
• Aspek fisik pekerja (seperti ukuran, bentuk tubuh, kebugaran,
postur, indra manusia)
• Aspek psikologis pekerja (seperti kemampuan mental, kepribadian,
pengetahuan, dan pengalaman)
Penerapan ergonomi ditempat kerja diharapkan dapat:
• Mengurangi potensi kecelakaan
• Mengurangi potensi terjadinya luka dan kesakitan
• Meningkatkan kinerja dan produktivitas
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 26 dari 35
27. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
4.6 Memelihara Pekerjaan Secara Praktis
Ergonomi secara umum tidak hanya dikenal untuk pemecahan
permasalahan secara fisik tetapi ergonomi juga berhubungan dengan aspek
sosial dan psikologis manusia dengan pekerjaannya.
Sebagai contoh, beban kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah,
tugas-tugas yang tidak jelas, time pressure, pelatihan yang tidak cukup, dan
dukungan sosial lemah, semua itu bisa berdampak negatif terhadap orang
dan pekerjaan yang mereka lakukan.
Contoh-contoh berikut menyoroti sebagian permasalahan ergonomi yang
khas ditemukan di tempat kerja:
• Penempatan layar yang kurang baik, misalnya terlalu tinggi,terlalu
rendah, menutupi, jauh dari pekerja dll.
• Mouse ditempatkan terlalu jauh dan memerlukan peregangan untuk
menggunakannya
• Kursi yang tidak disesuaikan dengan keterbatasan yang ada pada
pekerja, misalnya ketinggian kursi dan kursi tidak memberikan
kenyamanan bagi pekerja
• Layar silau yang berasal dari jendela atau lampu, meningkatkan risiko
kelelahan mata
• Perangkat Keras dan perangkat lunak tidak cocok untuk tugas atau orang
yang menggunakannya sehingga menyebabkan frustrasi dan kesusahan
• Tidak cukup waktu untuk beristirahat atau perubahan-perubahan dari
aktivitas
Permasalahan tersebut diatas mengakibatkan kekeliruan-kekeliruan
dan produktivitas rendah, stress, radang mata, sakit kepala dan sakit atau
nyeri lain. Stress yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti:
• Tuntutan kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
• Dukungan yang lemah dari pihak manajemen dan/ atau dari pihak rekan
kerja
Kontrol yang lemah terhadap resiko akan menyebabkan stress yang
berkaitan dengan kerja yang pada akhirnya mengakibatkan pekerja menjadi
sakit kemudian mengurangi kinerja dan produktivitas.
Ada banyak cara permasalahan ergonomi dapat dikenali atau
diidentifikasi, yakni melalui pengamatan dan daftar periksa yang merupakan
sebagai alat untuk melakukan kajian risiko secara kuantitatif.
Idealnya, ada beberapa pendekatan yang seharusnya digunakan, antara
lain :
• Bicara dengan karyawan dan karyawan mengungkapkan pandangannya,
antara lain mengenai pengetahuan penting yang dipunyai oleh karyawan
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 27 dari 35
28. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
tentang pekerjaan yang mereka lakukan, setiap permasalahan yang
mereka mempunyai, dan dampaknya terhadap kesehatan, keselamatan,
dan kinerja mereka
• Penilaian sistem kerja dengan meminta pertanyaan seperti:
∞ Apakah pekerja merasa mereka telah berada di posisi yang nyaman.
∞ Apakah pekerja mengalami ketidaknyamanan/ kegelisahan,
termasuk secara fisik (seperti nyeri, kelelahan, stress)?
∞ Apakah peralatan yang digunakan telah sesuai dengan kebutuhan
pekerja, mudah digunakan serta terpelihara dengan baik?
∞ Apakah pekerja telah merasa puas dengan pengaturan atas
pekerjaannya?
∞ Apakah pekerja sering melakukan kesalahan kerja?
∞ Apakah ada tanda-tanda rancangan peralatan tidak sesuai atau
tidak cukup dengan kenyataan lapangan yang ada.
∞ Pengujian keadaan meliputi seringnya terjadi kesalahan dan insiden.
Gunakan laporan kecelakaan untuk mengidentifikasi rincian
peristiwa dan kemungkinan penyebabnya.
∞ Pencatatan dan memperhatikan ketidakhadiran karena sakit dan
tingkat perpindahan staff. Bila angka perpindahan tinggi,
kemungkinan bisa diakibatkan oleh permasalahan yang telah
disebutkan sebelumnya dan adanya ketidakpuasan di tempat
bekerja.
Pemahaman ergonomi di tempat kerja kemungkinan dapat
mengurangi sakit, nyeri, dan stress di tempat kerja dan meningkatkan
kepuasan kerja.
Solusi ergonomi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan
langsung dapat dilihat hasilnya, misalnya saja perubahan yang kecil pada
kursi, yakni mengubah tinggi kursi sesuai dengan keterbatasan yang ada
pada pekerja.
4.6.1 Kesehatan Individu dan Lingkungan di Tempat Kerja Sesuai
Prosedur
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara
kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja
yang optimal (berdasarkan pernyataan UU Kesehatan tahun 1992
Pasal 23).
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara
pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik secara fisik
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 28 dari 35
29. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
maupun mental dalam hal metode kerja, proses kerja dan kondisi
yang bertujuan untuk:
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja
masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya
baik secara fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat
pekerja yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan mentalnya.
Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja adalah modal
seseorang untuk melakukan pekerjaan dan penting untuk
diperhatikan. Kondisi awal untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh
kondisi tempat kerja, gizi kerja, dan hal-hal lainnya. Kondisi
lingkungan kerja (misalnya panas, kebisingan, debu, zat-zat kimia dan
lain-lain) dapat merupakan beban tambahan terhadap pekerja.
Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja.
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh
faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan
masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya kesehatan
di tempat kerja dan lingkungan kerja tetapi juga oleh faktor-faktor
pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor lainnya.
Untuk mengantisipasi permasalahan ini maka langkah awal
yang penting dilakukan adalah pengenalan/ identifikasi bahaya yang
bisa timbul kemudian dievaluasi, dan diterapkan pengendalian.
Untuk mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya di
lingkungan kerja ditempuh 3 langkah utama, yaitu :
• Pengenalan lingkungan kerja
Pengenalan lingkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara
melihat dan mengenal (walk through inspection), dan ini
merupakan langkah dasar yang pertama-tama dilakukan dalam
upaya kesehatan kerja.
• Evaluasi lingkungan kerja
Merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-
potensi bahaya yang mungkin timbul, sehingga bisa untuk
menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 29 dari 35
30. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
• Pengendalian lingkungan kerja
Dimaksudkan untuk mengurangi zat/ bahan berbahaya
dilingkungan kerja. Kedua tahapan sebelumnya, pengenalan dan
evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang
sehat. Jadi hanya dapat dicapai dengan teknologi pengendalian
yang efektif untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di
kalangan pekerja.
Pengendalian lingkungan kerja dapat dibedakan antara lain
menjadi :
Pengendalian lingkungan (environmental control measure)
Seperti disain tata letak yang tepat, penghilangan atau
pengurangan bahan berbahaya sumbernya.
Pengendalian perorangan (personal control measure)
Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternatif
untuk melindungi pekerja dari bahaya kesehatan. Selain itu
metode yang bisa diterapkan seperti pembatasan waktu
selama pekerja berhadapan dengan zat tertentu yang
berbahaya sehingga dapat menurunkan resiko terkenanya
bahaya kesehatan di lingkungan kerja.
Kebersihan perorangan dan pakaiannya merupakan hal yang
penting, terutama untuk para pekerja yang dalam
pekerjaannya berhubungan dengan bahan kimia serta partikel
lain.
Adapun landasan hukum yang mengatur tentang kesehatan
dan keselamatan kerja di atur dalam:
• UU no. 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok tenaga kerja
• UU no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
• UU no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
• UU no. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja
• Beberapa keputusan bersama antara Departemen Kesehatan
dengan Departemen lain yang berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan kerja
• PP no. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
• Keputusan Presiden no. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang
timbul karena hubungan kerja
• Permenkes RI no. 986/ 1992 dan Keputusan Dirjen P2M-PL no. HK
00.06.44 dan no. 00.06.6.598 mengenai beberapa Aspek
Persyaratan Lingkungan Rumah Sakit
• SK Menkes no. 43 tahun 1998 tentang cara pembuatan obat yang
baik (CPOB)
• Konvensi no. 155/ 1981, ILO menetapkan kewajiban setiap negara
untuk merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 30 dari 35
31. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
kebijaksanaan nasionalnya di bidang kesehatan dan keselamatan
kerja serta lingkungannya
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan komponen
kegiatan pelayanan pemeliharaan/ perlindungan kesehatan pekerja
dari suatu pelayanan kesehatan pekerja.
Sangat disayangkan bahwa dalam beberapa hal promosi
kesehatan di tempat kerja dikembangkan sebagai kegiatan yang
terpisah dari pelayanan kesehatan kerja. Hal ini selain membuang
sumber daya, juga tidak efektif dalam kemajuan program promosi
kesehatan di tempat kerja.
Promosi kesehatan di tempat kerja diselenggarakan
berdasarkan suatu kerangka konsep yang dibangun melalui beberapa
kunci seperti : pendekatan (approach), strategi, area prioritas, faktor
yang mempengaruhi, dan lain-lain.
Tujuan promosi kesehatan ditempat kerja adalah untuk
mempengaruhi sikap masing-masing pekerja mengenai kesehatannya
secara individu, sehingga dari hari ke hari mereka akan menentukan
keputusan atas pilihannya secara personal, menuju gaya hidup yang
sehat dan lebih positif.
Tujuan secara khusus adalah:
• Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya
hidup yang sehat dan positif
• Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara
kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal
• Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok
• Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi/ menghentikan
penyalahgunaan obat dan alkohol
• Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami
dalam kehidupannya
• Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR
• Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah
serta meminimalisasi akibatnya
• Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis
4.6.2 Kolega dan Karyawan Diperlakukan Secara Wajar dan
Profesional
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 31 dari 35
32. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
Prinsip keadilan perlu diterapkan dalam hubungan yang
profesional antara kolega dan karyawan. Tidak ada diskriminasi yang
dilakukan sehubungan dengan masalah suku, agama, ras atau yang
dikenal dengan SARA.
Selain itu tidak diberlakukan sistem favoritisme (anak emas)
dalam hubungan profesional di kantor. Dengan demikian akan tercipta
suasana kerja yang harmonis dan menyenangkan sebagai tempat
berkarya.
4.6.3 Pelayanan atau Produk bagi Kolega, Klien dan Karyawan
Dilakukan Sesuai Prosedur
Layanan yang diberikan kepada pelanggan dan karyawan
dilakukan sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Layanan
yang diberikan haruslah bersifat profesional.
Seringkali kita mendengar bahwa bagi beberapa perusahaan,
terutama perusahaan yang menitikberatkan pada masalah marketing,
dilakukan beberapa hal yang di luar jalur profesional, seperti merayu
pelanggan, menjatuhkan imeh perusahaan lain, dan cara-cara curang
lainnya. Layanan yang seperti itu sebenarnya justru akan
menjatuhkan perusahaan itu sendiri, karena perusahaan telah
kehilangan nilai (value) yang menjadi inti dari mereka sendiri.
4.6.4 Keterampilan profesional dan pengetahuan Diperbaharui
Secara Terus Menerus
Pekerja adalah aset yang sanga berharga bagi perusahaan.
Karena itu perusahaan seharusnya menerapkan sistem knowledge
management, dimana pengetahuan dari para pekerja di himpun dan
disimpan dalam sebuah sistem yang menjadi aset perusahaan.
Peningkatan keterampilan profesional dan pengetahuan perlu
ditingkatkan secara berkesinambungan. Peningkatan keahlian bisa
dilakukan melalui pelatihan, seminar, kursus, hingga pengiriman
pekerja untuk melakukan studi banding dengan perusahaan lain.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 32 dari 35
33. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK
PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1 Sumber Daya Manusia
Dalam proses pencapaian kompetensi sumber yang dapat
diandalkan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
dimaksud disiini adalah orang-orang yang dapat mendukung proses
pencapaian kompetensi yang dimaksud, antara lain:
o Pembimbing
Pembimbing Anda merupakan orang yang dapat diandalkan
karena beliau memiliki pengalaman. Peran Pembimbing adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan
untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu Anda untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu
jika diperlukan.
o Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk
penilaian di tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan
merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan
Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk
diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya
dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
o Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan
sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses
belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang
berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 33 dari 35
34. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
5.2 Literatur
Pengertian sumber-sumber kepustakaan adalah material yang
menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang
menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi:
1. Buku referensi (text book)
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini
untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup
pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong
kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu
unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan
sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak
tersedia/tidak ada.
Untuk referensi mengenai materi-materi yang dapat digunakan,
Anda dapat melihat dari Daftar Pustaka yang terlampir dihalaman terakhir
modul ini.
5.3 Daftar Peralatan dan Bahan
1. Judul/Nama Pelatihan : Menjaga Etika
2. Kode Program Pelatihan : TIK.PR01.016.01
UNIT DAFTAR
NO KODE UNIT DAFTAR BAHAN KETERANGAN
KOMPETENSI PERALATAN
Satu paket buku
etika, tata cara
organisasi, dasar
hukum
perlindungan
terhadap
keselamatan dan
kesehatan
pekerja
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 34 dari 35
35. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Telematika Sub Sektor Programmer Komputer TIK.JK01.004.01
DAFTAR PUSTAKA
• Website:
o http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi
o http://www.uika-bogor.ac.id/jur05.htm
o http://hadiwibowo.wordpress.com/2006/10/03/menejemen-
keamanan-informasi/
o http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_komputer
Judul Modul: Melaksanakan dan Menjaga Etika Profesi
Buku Informasi Versi: 01-10-2007
Halaman: 35 dari 35