Dokumen tersebut membahas proses perumusan strategi bisnis yang baik, meliputi pembentukan visi dan tujuan strategis, merumuskan alternatif strategi, dan mengeksekusi strategi secara efektif. Proses ini melibatkan analisis faktor internal dan eksternal perusahaan serta mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak terkait untuk memilih strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi berkala terhadap strategi
3. 1. Cara Memilih Strategi yang Baik
Untuk Perusahaan
2. Proses Menciptakan dan Memilih
Strategi
3. Kerangka Perumusan Strategi
PEMBAHASAN
4. Membentuk Visi Strategis mengenai kemana organisasi akan bergerak
Visi strategis merupakan aspirasi manajemen mengenai arah masa depan dan juga
memberikangambaran secara rinci mengenai kemana organisasi tersebut akan bergerak. Visi ini
sendirimenerangkan tujuan perusahaan dalam waktu jangka panjang dan membentuk
identitasorganisasi tersebut.
Menetapkan tujuan – mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yangharus dicapai
organisasi tersebut
Yaitu untuk mengkonversi pernyataan visi dan misimenjadi target kinerja yang spesifik. Setiap unit
dalam suatu organisasi memerlukan target yangkonkret dimana kinerja dan kontribusi mereka dapat di
ukur terhadap pencapaian tujuanorganisasi.
Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif.
Visi serta strategi yang telah dibuat tidak akan berarti jika kita tidak mengerjakannya
secaratuntas dan optimal. Tanpa adanya eksekusi, tujuan yang telah diterapkan
pun tidak akan pernahtercapai.
Cara Memilih Strategi yang Baik Untuk
Perusahaan
5. Proses Menciptakan dan Memilih
Strategi
Dalam identifikasi dan evaluasi strategi alternatif, hendaknya melibatkan manajer, karyawan,
perwakilan departemen dan divisi perusahaan, serta auditor eksternal dan auditor internal agar
dapat memberikan peluang pemahaman terhadap strategi perusahaan dengan lebih baik dan
berkomitmen penuh terhadapnya. Seluruh partisipan tersebut harus memiliki informasi audit
eksternal dan internal, serta harus mengetahui pernyataan misi perusanaan, sehingga dapat
membantu para partisipan mengkristalisasi dalam benak mereka mengenai berbagai strategi yang
mereka yakini paling bermanfaat bagi perusahaan.
Ketika semua strategi yang masuk akal yang diidentifikasi oleh partisipan telah disampaikan
dan dimengerti, strategi-strategi tersebut hendaknya diperingkat berdasarkan daya tarik masing-
masing menurut partisipan. Proses tersebut akan menghasilkan sebuah daftar prioritas terbaik
yang mencerminkan pemikiran seluruh anggota kelompok.
6. Kerangka Perumusan Strategi
Tahap pertama adalah Tahap Input (input stage), merupakan tahapan
dalam meringkas informasi input dasar yang dibutuhkan dalam
perumusan strategi. Informasi diperoleh dari analisa kondisi internal,
eksternal, dan profil kompetitif. Alat-alat input mendorong para
penyusun strategi untuk (1) mengukur subjektifitas selama tahap awal
proses perumusan strategi (2) Membuat berbagai keputusankeputusan
kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor
eksternal dan internal (3) menciptakan serta mengevaluasi strategi
alternatif secara lebih efektif.
8. Tahap kedua adalah tahap pencocokan
(matching stage),merupakan tahapan dalam
menghasilkan strategi alternative yang layak
dengan memadukan faktor eksternal dan
internal
Teknik-teknik tahap ke dua meliputi:
Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT
Matrix),
2. Matriks Posisi Strategi dan Evaluasi Tindakan (SPACE),
3. Matriks Boston Consulting Group (BCG),
4. Matriks Internal-Eksternal (IE) dan
5. Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix).
9. Esensi dari perumusan strategi adalah sebuah evaluasi tentang apakah sebuah
organisasi melakukan hal yang benar dan bagaimana ia dapat menjadi lebih efektif
dibandingkan saat ini. Setiap organisasi harus berhati-hati untuk tidak menjadi
tahanan atas strateginya sendiri, karena strategi yang tebaik sekalipun dapat
menjadi kuno, cepat atau lambat. Penilaian ulang strategi secara teratur mambantu
manajemen menghindari kondiri puas diri. Tujuan dan strategi harus dikembangkan
dan dikoordinaksikan dengan penuh pertimbangan dan tidak boleh hanya
merupakan keputusan operasi sehari-hari. Sebuah organisasi tanpa arah yang jelas
dan tanpa strategi yang koheren akan mengarahkan dirinya menuju kehancurannya
sendiri. Ketika sebuah organisasi tidak tahu kemana ia ingin pergi, biasanya ia akan
sampai ditempat yang tidak ia inginkan. Setiap organisasi membutuhkan penetapan
dan pengkomunikasian tujuan dan strategi yang jelas.
KESIMPULAN