SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
TRANSFER PANAS
PROSES PEMASAKAN PRODUK PANGAN
LUKMAN AZIS
1
PENDAHULUAN
• Transfer panas adalah segala bentuk
proses pengolahan produk pangan
yang melibatkan suhu, baik panas
mapun dingin.
• Transfer panas terjadi disemua proses
jenis proses pengolahan.
• Tujuan transfer panas pada
pengolahan produk pangan: perbaikan
mutu, memperpanjang masa simpan,
non-aktif enzim, merusak anti nutrisi,
membunuh bakteri pembusuk dan
pathogen.
• Contoh proses termal  UHT, HTST
2
KLASIFIKASI PROSES TERMAL
• Proses pengalengan  pengalengan,
pasteurisasi, pemasakan, evaporasi,
ekstruksi dan blansing.
• Penghilangan panas  pendinginan
dan pembekuan.
• Penghilangan air  pengeringan.
3
TEKNIK PENGOLAHAN DENGAN PROSES
TERMAL
• Pengguanaan air panas/ uap air 
pemasakan, blansing, pasteurisasi,
sterilisasi, evaporasi dan ekstruksi.
• Penggunaan udara panas 
pemanggangan, penyangraian dan
pengeringan.
• Penggunaan minyak panas 
penggorengan.
• Penggunaan energy radiasi 
gelombang mikro, radiasi inframerah
dan radiasi ionisasi.
4
1. PEMASAKAN
• Tujuan pemaskaan  meningkatkan cita
rasa, teksture, warna produk pangan.
• Proses pemasakan: perebusan,
pemanggangan, penggorengan,
penyangraian dsb.
• Pemasakan dapat memperpanjang umur
simpan dengan penyimpanan dingin.
• Pendinginan mencegah kontaminasi
kembali.
• Pemasakan  mendistruksi
(menghancurkan)/ menurunkan mikroba
dan menginaktivasi enzim.
• Kekurangan: menurunkan zat gizi pada
produk.
5
2. BLANSING
• Blansing adalah proses pemanasan
suhu sedang.
• Tujuan inaktivasi enzim oksidatif dan
menghilangkan gas pada sel jaringan
bahan.
• Bahan yang di blansing biasanya buah
dan sayur.
• Perubahan yang terjadi berupa cita
rasa, warna, flavour dan nilai gizi.
• Suhu dan lama blansing bergantung
pada jenis dan ukuran sayur dan buah.
6
3. STERILISASI
• Sterilisasi  proses destruksi/
mematikan microorganism.
• Sterilisasi dilakukan pada suhu 121˚C
• Tidak semua mikroba mati pada suhu
ini, namun mikroba pembusuk dan
pathogen sudah turun jumlahnya.
• Pengemasan vakum dan pH controlled
 mencegah peryumbuhan mikroba
pembusuk dan pathogen.
• Sterilisasi biasa dilakukan pada produk
komersial (Sterilisasi komersial)
7
4. PASTEURISASI
• Pasteurisasi dilakukan pada suhu sedang
pada produk pangan.
• Suhu pasteurisasi yang digunakan < 100˚C.
• Tujuan: membunuh mikroba vegetative
(pathogen dan inaktivasi enzim).
• Pasteurisasi tidak membunuh semua
mikroba karena suhu yang digunakan.
• Perlu dilakukan proses lanjutan setelah
pasteurisasi: pengawetan, pengemasan
atm, control pH, control Aw.
• Sifat sensori dan gizi hampir tidak
berubah.
8
5. PENGGORENGAN
• Penggorengan merupakan proses
dehidrasi (pengambilan air) dari
bahan, baik keseluruhan maupun
sebagian.
• Menggunakan lemak/ minyak sebagai
media pindah panas.
• Keuntungan penggorengan: perubahan
rasa dan tekstur, pelapisan (lapisan
renyah pada nugget), pembentukan
warna, penambahan minyak,
kepraktisan, blansing, inaktivasi/
destruksi mikroba, pindah panas.
9
6. PENYANGRAIAN
• Penyangraian merupakan proses
pindah panas tanpa media maupun
dengan media (pasir).
• Tujuan penyangraian: inaktivasi enzim
mikroba, senyawa anti nutrisi,
membentuk aroma, membentuk cita
rasa dan membentuk tekstur.
• Di Industri pangan  penyangraian
dilakukan dengan menghembusaka
gas/ udara panas pada silinder yang
berputar (industry kopi dan coklat).
10
7. PEMANGGANGAN
• Pemanggangan adalah proses pindah
panas melalui: radiasi, konveksi dan
konduksi.
• Jenis dan rancangan oven sangat
menentukan proses yang paling
dominan.
• Perubahan yang terjadi saat
pemanggangan: pembentukan
senyawa cita rasa, aroma,
mengembangan volume,
pembentukan kulit (crust), inaktivasi
mikroba dan enzim, koagulasi protein
dan gelatinisasi sebagian pati.
11
8. PROSES TERMAL YANG LAIN
• Jenis proses termal lain: evaporasi,
ekstruksi, pengolahan gelombang
mikro dan inframerah dan
pengeringan.
• Evaporasi merupakan pemanasan
dimana air dalam bahan diuapkan
dibawah tekanan 1 atm (vakum).
• Tujuan mengentalkan produk,
meningkatkan padatan total,
menurunkan Aw, meningkatkan warna
dan aroma.
12
• Pemanasan dengan gelombang mikro
dan inframerah  panas dari
gelombang 2540 dan 952 MHz.
• Kedalaman penetrasi panas pada
produk pangan bergantung pada kadar
air untuk proses gelombang mikro dan
sifat permukaan dalam mengabsorbsi
energy untuk inframerah.
• Gelombang mikro  pemanasan
kembali, pemasakan, thawing,
pengeringan, penyangraian dan
pembentukan sifat renyah.
13
• Pengeringan merupakan proses
pemanasan pada kondisi terkontrol.
• Tujuan  menguapkan air dalam
produk.
• Perubahan yang terjadi: tekstur dan
nilai gizi produk menurun
• Kelebihan: daya simpan lebih panjang.
14
EFEK PROSES TERMAL
Aktivitas Mikroba
• Menurunkan/ mengilangkan ativitas
mikroba sampai pada jumlah yang
dapat diterima
• Proses pasteurisasi, produk harus
disimpan pada suhu dingin sampai
pada waktu tertentu.
• Proses sterilisasi, produk relative stabil.
15
Aktivitas Enzim
• Enzim peroksidase, lipoksigenase dan
pektinesterase  indicator dalam
kecukupan proses termal.
• Suhu inaktivasi enzim lebih tinggi
dibandingkan suhu inaktivasi mikroba.
16
Nilai nutrisi
• Proses blansing menurunkan kadar nutrisi
hingga 40% untuk mineral dan vitamin, 35
untuk gula, 20% untuk protein/ asam
amino.
• Senyawa toksik juga akan turun, senyawa
toksik larut dalam air dan rusah pada suhu
tinggi.
• Proses sterilisasi  meningkatkan daya
cerna (denaturasi protein, gelatinisasi pati)
• Sterilisasi mudah merusak vitamin dan
protein.
17
Sifat Organoleptik
• Perubahan yang terjadi karena reaksi
kimia diakibatkan kondisi panas yang
terjadi pada bahan. Contoh: Reaksi
Maillard dan karmelisasi.
• Intensitas perubahan bergantung pada
lama proses pemasakan serta suhu
yang digunakan.
• Proses pemasakan yang berlebihan 
overcooked (tidak disukai konsumen).
18
OPTIMALISASI MUTU
• Penggunaan proses termal  memperpanjang masa
simpan produk yung mudah rusak namun menurunkan
gizi.
• Kehilangan zat: disengaja, tidak disengaja atau dpt
dihindari dan tidak dapat dihindari.
• Disengaja  mengupas kulit buah sehingga gizinya
berkurang.
• Tidak disengaja  pencucian, pengirisan dan
penggilingan dapat menurunkan zat gizi
• Tidak dapat dihindari  proses pemasakan yang harus
dilakukan karena bahan tidak dpt dikonsumsi jika tidak
di masak terebih dahulu.
19
20

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
Jujul Fatur Felisha
 
Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10
Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10
Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10
Devi Indriyani
 

Mais procurados (18)

Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Sterilisasi
SterilisasiSterilisasi
Sterilisasi
 
Teknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan panganTeknologi pengolahan pangan
Teknologi pengolahan pangan
 
Pembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap IkanPembuatan Kecap Ikan
Pembuatan Kecap Ikan
 
Teknik Pengolahan/Pengawetan dengan Fermentasi
Teknik Pengolahan/Pengawetan dengan FermentasiTeknik Pengolahan/Pengawetan dengan Fermentasi
Teknik Pengolahan/Pengawetan dengan Fermentasi
 
Biokimia fermentasi
Biokimia fermentasiBiokimia fermentasi
Biokimia fermentasi
 
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk teksturBahan tambahan pangan pembentuk tekstur
Bahan tambahan pangan pembentuk tekstur
 
Ppt fembuatan salami
Ppt fembuatan salamiPpt fembuatan salami
Ppt fembuatan salami
 
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
14 pengawetan dan bahan tambahan makanan
 
Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10
Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10
Teknologi pengawetan fermentasi devi indriyani_133020029_no. absen 10
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
Fermentasi kelompok 2
Fermentasi kelompok 2Fermentasi kelompok 2
Fermentasi kelompok 2
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Fermentasi mikroba
Fermentasi mikrobaFermentasi mikroba
Fermentasi mikroba
 
Laporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum YoghurtLaporan Praktikum Yoghurt
Laporan Praktikum Yoghurt
 
Laporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum TempeLaporan Praktikum Tempe
Laporan Praktikum Tempe
 
Pengawetan makanan
Pengawetan makananPengawetan makanan
Pengawetan makanan
 

Semelhante a 3. transfer panas

SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
adhisusilo2
 
Teknik pemasakan panas lembab
Teknik pemasakan panas lembabTeknik pemasakan panas lembab
Teknik pemasakan panas lembab
Ervantogatorop
 

Semelhante a 3. transfer panas (20)

BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptBAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
 
Heat preservation
Heat preservationHeat preservation
Heat preservation
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptxDASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
 
Ppt 2
Ppt 2Ppt 2
Ppt 2
 
pasteurisasi.ppt
pasteurisasi.pptpasteurisasi.ppt
pasteurisasi.ppt
 
Modifikasi pati
Modifikasi patiModifikasi pati
Modifikasi pati
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
 
Teknik pengolaan produk kesehatan khas daerah
Teknik pengolaan produk kesehatan khas daerahTeknik pengolaan produk kesehatan khas daerah
Teknik pengolaan produk kesehatan khas daerah
 
pengolahan makanan.pdf
pengolahan makanan.pdfpengolahan makanan.pdf
pengolahan makanan.pdf
 
Pasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploudPasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploud
 
Teknik pemasakan panas lembab
Teknik pemasakan panas lembabTeknik pemasakan panas lembab
Teknik pemasakan panas lembab
 
Blansir
BlansirBlansir
Blansir
 
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptxBAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
BAHAN AJAR KELAS 8 SEMESTER 2PENGOLAHAN.pptx
 
Materi mpp
Materi mppMateri mpp
Materi mpp
 
BIOTEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN
BIOTEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANANBIOTEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN
BIOTEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN
 
Ppt pengawetan makana kelompok 5 not fix- (edited)
Ppt pengawetan makana kelompok 5 not fix- (edited)Ppt pengawetan makana kelompok 5 not fix- (edited)
Ppt pengawetan makana kelompok 5 not fix- (edited)
 
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdfPENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
PENILAIAN MUTU DAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN.pdf
 

Mais de Universitas Al-Azhar Indonesia

Mais de Universitas Al-Azhar Indonesia (20)

5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi5. Emulsifikasi
5. Emulsifikasi
 
6. Karotenoid
6. Karotenoid6. Karotenoid
6. Karotenoid
 
4. Klorofil
4. Klorofil4. Klorofil
4. Klorofil
 
5. Flavonoid
5. Flavonoid5. Flavonoid
5. Flavonoid
 
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
Hari Pangan Sedunia Indonesia 2020
 
5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru5. menciptakan produk pangan baru
5. menciptakan produk pangan baru
 
Menciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan BaruMenciptakan Produk Pangan Baru
Menciptakan Produk Pangan Baru
 
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan FungsionalRadikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
Radikal Bebas dan Antioksidan Fungsional
 
4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran4. pengecilan ukuran
4. pengecilan ukuran
 
5. pendinginan
5. pendinginan5. pendinginan
5. pendinginan
 
4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah4. pengolahan dengan suhu rendah
4. pengolahan dengan suhu rendah
 
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
3. Pengembangan Usaha Berbasis Pangan
 
3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu3. sortasi dan pengkelasan mutu
3. sortasi dan pengkelasan mutu
 
3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS3. TRANSFER PANAS
3. TRANSFER PANAS
 
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
2. PEMBERSIHAN PRODUK HASIL PERTANIAN
 
Mengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan FungsionalMengenal Pangan Fungsional
Mengenal Pangan Fungsional
 
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: KewirausahaanMATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
MATERI PENGAYAAN: Kewirausahaan
 
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan PanganMATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
MATERI PENGAYAAN: Pengantar Kewirausahaan Pangan
 
2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan2. Karakteristik Bahan Pangan
2. Karakteristik Bahan Pangan
 
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
1. Fungsi dan Peranan Pengemas Produk Pangan
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

3. transfer panas

  • 1. TRANSFER PANAS PROSES PEMASAKAN PRODUK PANGAN LUKMAN AZIS 1
  • 2. PENDAHULUAN • Transfer panas adalah segala bentuk proses pengolahan produk pangan yang melibatkan suhu, baik panas mapun dingin. • Transfer panas terjadi disemua proses jenis proses pengolahan. • Tujuan transfer panas pada pengolahan produk pangan: perbaikan mutu, memperpanjang masa simpan, non-aktif enzim, merusak anti nutrisi, membunuh bakteri pembusuk dan pathogen. • Contoh proses termal  UHT, HTST 2
  • 3. KLASIFIKASI PROSES TERMAL • Proses pengalengan  pengalengan, pasteurisasi, pemasakan, evaporasi, ekstruksi dan blansing. • Penghilangan panas  pendinginan dan pembekuan. • Penghilangan air  pengeringan. 3
  • 4. TEKNIK PENGOLAHAN DENGAN PROSES TERMAL • Pengguanaan air panas/ uap air  pemasakan, blansing, pasteurisasi, sterilisasi, evaporasi dan ekstruksi. • Penggunaan udara panas  pemanggangan, penyangraian dan pengeringan. • Penggunaan minyak panas  penggorengan. • Penggunaan energy radiasi  gelombang mikro, radiasi inframerah dan radiasi ionisasi. 4
  • 5. 1. PEMASAKAN • Tujuan pemaskaan  meningkatkan cita rasa, teksture, warna produk pangan. • Proses pemasakan: perebusan, pemanggangan, penggorengan, penyangraian dsb. • Pemasakan dapat memperpanjang umur simpan dengan penyimpanan dingin. • Pendinginan mencegah kontaminasi kembali. • Pemasakan  mendistruksi (menghancurkan)/ menurunkan mikroba dan menginaktivasi enzim. • Kekurangan: menurunkan zat gizi pada produk. 5
  • 6. 2. BLANSING • Blansing adalah proses pemanasan suhu sedang. • Tujuan inaktivasi enzim oksidatif dan menghilangkan gas pada sel jaringan bahan. • Bahan yang di blansing biasanya buah dan sayur. • Perubahan yang terjadi berupa cita rasa, warna, flavour dan nilai gizi. • Suhu dan lama blansing bergantung pada jenis dan ukuran sayur dan buah. 6
  • 7. 3. STERILISASI • Sterilisasi  proses destruksi/ mematikan microorganism. • Sterilisasi dilakukan pada suhu 121˚C • Tidak semua mikroba mati pada suhu ini, namun mikroba pembusuk dan pathogen sudah turun jumlahnya. • Pengemasan vakum dan pH controlled  mencegah peryumbuhan mikroba pembusuk dan pathogen. • Sterilisasi biasa dilakukan pada produk komersial (Sterilisasi komersial) 7
  • 8. 4. PASTEURISASI • Pasteurisasi dilakukan pada suhu sedang pada produk pangan. • Suhu pasteurisasi yang digunakan < 100˚C. • Tujuan: membunuh mikroba vegetative (pathogen dan inaktivasi enzim). • Pasteurisasi tidak membunuh semua mikroba karena suhu yang digunakan. • Perlu dilakukan proses lanjutan setelah pasteurisasi: pengawetan, pengemasan atm, control pH, control Aw. • Sifat sensori dan gizi hampir tidak berubah. 8
  • 9. 5. PENGGORENGAN • Penggorengan merupakan proses dehidrasi (pengambilan air) dari bahan, baik keseluruhan maupun sebagian. • Menggunakan lemak/ minyak sebagai media pindah panas. • Keuntungan penggorengan: perubahan rasa dan tekstur, pelapisan (lapisan renyah pada nugget), pembentukan warna, penambahan minyak, kepraktisan, blansing, inaktivasi/ destruksi mikroba, pindah panas. 9
  • 10. 6. PENYANGRAIAN • Penyangraian merupakan proses pindah panas tanpa media maupun dengan media (pasir). • Tujuan penyangraian: inaktivasi enzim mikroba, senyawa anti nutrisi, membentuk aroma, membentuk cita rasa dan membentuk tekstur. • Di Industri pangan  penyangraian dilakukan dengan menghembusaka gas/ udara panas pada silinder yang berputar (industry kopi dan coklat). 10
  • 11. 7. PEMANGGANGAN • Pemanggangan adalah proses pindah panas melalui: radiasi, konveksi dan konduksi. • Jenis dan rancangan oven sangat menentukan proses yang paling dominan. • Perubahan yang terjadi saat pemanggangan: pembentukan senyawa cita rasa, aroma, mengembangan volume, pembentukan kulit (crust), inaktivasi mikroba dan enzim, koagulasi protein dan gelatinisasi sebagian pati. 11
  • 12. 8. PROSES TERMAL YANG LAIN • Jenis proses termal lain: evaporasi, ekstruksi, pengolahan gelombang mikro dan inframerah dan pengeringan. • Evaporasi merupakan pemanasan dimana air dalam bahan diuapkan dibawah tekanan 1 atm (vakum). • Tujuan mengentalkan produk, meningkatkan padatan total, menurunkan Aw, meningkatkan warna dan aroma. 12
  • 13. • Pemanasan dengan gelombang mikro dan inframerah  panas dari gelombang 2540 dan 952 MHz. • Kedalaman penetrasi panas pada produk pangan bergantung pada kadar air untuk proses gelombang mikro dan sifat permukaan dalam mengabsorbsi energy untuk inframerah. • Gelombang mikro  pemanasan kembali, pemasakan, thawing, pengeringan, penyangraian dan pembentukan sifat renyah. 13
  • 14. • Pengeringan merupakan proses pemanasan pada kondisi terkontrol. • Tujuan  menguapkan air dalam produk. • Perubahan yang terjadi: tekstur dan nilai gizi produk menurun • Kelebihan: daya simpan lebih panjang. 14
  • 15. EFEK PROSES TERMAL Aktivitas Mikroba • Menurunkan/ mengilangkan ativitas mikroba sampai pada jumlah yang dapat diterima • Proses pasteurisasi, produk harus disimpan pada suhu dingin sampai pada waktu tertentu. • Proses sterilisasi, produk relative stabil. 15
  • 16. Aktivitas Enzim • Enzim peroksidase, lipoksigenase dan pektinesterase  indicator dalam kecukupan proses termal. • Suhu inaktivasi enzim lebih tinggi dibandingkan suhu inaktivasi mikroba. 16
  • 17. Nilai nutrisi • Proses blansing menurunkan kadar nutrisi hingga 40% untuk mineral dan vitamin, 35 untuk gula, 20% untuk protein/ asam amino. • Senyawa toksik juga akan turun, senyawa toksik larut dalam air dan rusah pada suhu tinggi. • Proses sterilisasi  meningkatkan daya cerna (denaturasi protein, gelatinisasi pati) • Sterilisasi mudah merusak vitamin dan protein. 17
  • 18. Sifat Organoleptik • Perubahan yang terjadi karena reaksi kimia diakibatkan kondisi panas yang terjadi pada bahan. Contoh: Reaksi Maillard dan karmelisasi. • Intensitas perubahan bergantung pada lama proses pemasakan serta suhu yang digunakan. • Proses pemasakan yang berlebihan  overcooked (tidak disukai konsumen). 18
  • 19. OPTIMALISASI MUTU • Penggunaan proses termal  memperpanjang masa simpan produk yung mudah rusak namun menurunkan gizi. • Kehilangan zat: disengaja, tidak disengaja atau dpt dihindari dan tidak dapat dihindari. • Disengaja  mengupas kulit buah sehingga gizinya berkurang. • Tidak disengaja  pencucian, pengirisan dan penggilingan dapat menurunkan zat gizi • Tidak dapat dihindari  proses pemasakan yang harus dilakukan karena bahan tidak dpt dikonsumsi jika tidak di masak terebih dahulu. 19
  • 20. 20