SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Baixar para ler offline
PENELUSURAN PROSES BERPIKIR KRITIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
MATEMATIKA BAGI SISWA DENGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI
Rasiman1
1
Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No 24 Semarang
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh
profil proses berpikir kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan
matematika tinggi. Hal ini berarti penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap terjadinya proses berpikir
siswa, yaitu proses berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan
matematika tinggi. Penelitian ini menghasilkan profil proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah
matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sebagai berikut: (1) memahami masalah, subjek
mengidentifikasi fakta-fakta dalam masalah matematika dengan jelas dan logis, serta merumuskan pokok-pokok
permasalahan dengan cermat, maka subjek sudah menggunakan proses berpikir kritis. Pada tahap ini, subjek dapat
menjawab pertanyaan peneliti dengan lancar dan tepat serta memberikan alasan yang logis, hal ini menunjukkan
bahwa data atau informasi yang ada pada permasalahan sudah dipahami. Selain mengetahui apa yang diketahui dan
apa yang ditanyakan, subjek juga mengetahui data atau informasi yang ada pada masalah, (2) rencana penyelesaian,
pada tahap mengindentifikasi langkah rencana penyelesaian subjek penelitian tidak mengalami hambatan. Demikian
juga pada tahap mengungkap konsep/aturan yang akan digunakan untuk menyelesaikan subjek sudah dapat
mengaitkan dengan fakta yang ada, sehingga dengan segera menemukan aturan dengan tepat. Namun subjek belum
berusaha mencari alternatif lain untuk menyelesaikan masalah tersebut, (3) pelaksanaan rencana, dalam memilih
metode/mengungkap teorema dapat dilakukan dengan tepat dan dengan pertimbangan yang logis dan subjek tidak
memerlukan waktu lama untuk mengingat teorema-teorema yang sudah dikenal sebelumnya. Dalam proses
perhitungan, subjek dapat mengerjakan dengan benar dan relatif cepat, hal ini menunjukkan bahwa prosedur
berpikirnya sudah cukup baik, dan (4) memeriksa kembali, subjek telah melakukan evaluasi tentang langkah-langkah
dalam menyelesaikan dengan seksama, karena subjek mencoba kembali langkah-langkahnya satu persatu dengan
cermat.
Subjek penelitian meyakini kebenaran jawaban akhir, karena telah melakukan perhitungan ulang dan hasilnya tetap
sama. Dalam hal ini subjek penelitian sudah dapat membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika
yang valid dan tidak valid.Berdasar hasil penelitian ini, maka profil proses berpikir kritis siswa dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam menyelesaikan masalah matematika, juga
dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut yang bersifat verifikasi dan modifikasi.
Kata kunci: berpikir kritis,masalah matematika, kemampuan matematika
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika yang diterbitkan oleh Depdiknas
(2006), mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dengan tujuan
untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi dalam hidup bermasyarakat
yang selalu berkembang.
Andrew P. Jhonson (2002), memberikan contoh bahwa keterampilan berpikir kritis dan
keterampilan berpikir kreatif beserta kerangka berpikirnya adalah suatu representasi dari proses
kognitif tertentu yang dibuat dalam langkah-langkah spesifik dan digunakan untuk mendukung
proses berpikir. Kerangka berpikir tersebut digunakan sebagai petunjuk berpikir bagi siswa
ketika mereka mempelajari suatu keterampilan berpikir.
Masalah matematika menurut Polya (1973), dibedakan menjadi dua macam yaitu
masalah untuk menemukan (problem to find) dan masalah untuk membuktikan (problem to
prove). Pada masalah untuk menemukan, pada intinya siswa diharapkan dapat menentukan solusi
atau jawaban dari masalah tersebut. Pada masalah untuk membuktikan, siswa diharapkan dapat
menunjukkan kebenaran suatu teorema atau pernyataan. Namun demikian dalam pembelajaran
matematika di SMA, menyelesaikan masalah matematika tidak dapat dilakukan dengan cepat
dan mudah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut siswa memerlukan alur pemikiran dengan
kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan menyelesaikan masalah matematika dipengaruhi beberapa faktor, baik
faktor intern maupun ekstern. Faktor intern meliputi : kecerdasan, motivasi, minat, bakat, dan
kemampuan matematika maupun perbedaan gender. Faktor ekstern, antara lain: sarana,
prasarana, media, kurikulum, guru, fasilitas belajar, dan sebagainya. Arends (2008) menjelaskan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognitif antara laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki
lebih rasional, semangat tertuju pada hal yang bersifat intelek, abstrak, sehingga lebih baik dalam
berpikir logis dan lebih kritis. Sedangkan anak perempuan lebih akurat dan mendetail dalam
membuat keputusan, ingatannya lebih baik, lebih emosional, dan lebih tertarik pada ketrampilan
verbal.
Hasil penelitian Nurman (2008), menemukan bahwa kemampuan matematika seorang
siswa berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Siswa yang
berkemampuan matematika tinggi mempunyai kemampuan yang tinggi dalam pemecahan
masalah matematika, siswa dengan kemampuan matematika sedang memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang cukup baik, dan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah
memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika kurang baik.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang akan diajukan
dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana profil proses berpikir kritis siswa SMA dalam
menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran profil proses berpikir
kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan
matematika tinggi.
4. Manfaat Penelitian
Untuk mengklasifikasi proses berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika,
khususnya tentang penyelesaian masalah matematika di SMA bagi siswa dengan kemampuan
matematika tinggi.
B. Landasan Teori
1. Berpikir Kritis
Berpikir kritis dan kreatif merupakan berwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher
order thinking). Berpikir kritis dipandang sebagai kemampuan berpikir seseorang untuk
membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan
informasi yang dimiliki. Jika terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan
pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk memperoleh penjelasan.
Ruggiero (1998) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu
memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi
hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan bahwa ketika
seseorang menemukan suatu masalah dan ingin memecahkan masalah tersebut, ataupun ingin
memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir.
Paul Ernest (1991) mendefiniskan berpikir kritis sebagai kemampuan membuat
kesimpulan berdasarkan pada observasi dan informasi. Menurut Beyer (1987), menggambarkan
berpikir kritis sebagai kegiatan menilai dengan akurat, kepercayaan, dan dengan menggunakan
argumen, atau secara singkat ia menyatakan bahwa berpikir kritis adalah tindakan yang
dilakukan seseorang dalam membuat penilaian dengan penalaran yang baik.
Selanjutnya Inch (2006), menyebutkan bahwa berpikir kritis mempunyai delapan
komponen yang saling terkait yaitu (1) question at issue ( adanya masalah ), (2) purpose
(mempunyai tujuan), (3) information (adanya data , fakta), (4) concepts (teori, definisi, aksioma,
dalil), (5)assumptions (awal penyelesaian), (6) points of view (kerangka penyelesaian), (7)
interpretation and inference (penyelesaian dan kesimpulan), dan (8) implications and
consequences (implikasi).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang
berpikir kritis dengan ciri-ciri utama : (1) menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan tertentu ,
(2) menganalisis, menggeneralisasikan, mengorganisasikan ide berdasarkan fakta/informasi yang
ada, dan (3) menarik kesimpulan dalam menyelesaikan masalah tersebut secara sistematik
dengan argumen yang benar.
Berpikir kritis yang dimaksudkan dalam penelitian ini ditandai dengan kemampuan : (1)
mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan dengan jelas dan logis; (2) merumuskan pokok-
pokok permasalahan dengan cermat dan teliti; (3) menerapkan metode yang pernah dipelajari
secara terperinci, sistematis, dan akurat, (4) mengungkap data/definisi/teorema dalam
menyelesaikan masalah secara terperinci, sistematis, dan tepat; (5) memutuskan dan
melaksanakan dengan benar, (6) mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu
masalah dengan teliti, dan (7) membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang
valid dan tidak valid.
2. Masalah Matematika
Bell (1978) mengemukakan definisi masalah sebagai berikut : “a situation is a problem
for person if he or she is aware of its existence, recognizes that it requires action, wants or needs
to act and does so, and is not immediately able to resolve the situation”. Suatu situasi tertentu
merupakan masalah bagi seseorang, bila ia menyadari adanya masalah, mengetahui bahwa
masalah tersebut perlu mendapatkan penyelesaian, berkeinginan untuk bertindak, dan tidak
dengan segera menemukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Soal matematika disebut bukan masalah matematika, apabila siswa dapat segera
mengetahui metode/prosedur untuk menjawab soal itu atau siswa tidak berkeinginan untuk
menyelesaikan soal tersebut . Untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah matematika
siswaa perlu melakukan kegiatan mental (berfikir) yang lebih banyak dan kompleks dari pada
kegiatan mental yang ia lakukan pada saat menyelesaikan soal yang bukan masalah matematika.
Dalam penelitian ini, pemecahan masalah matematika dipilih langkah-langkah menurut
Polya (1973) yang menawarkan suatu strategi untuk memecahkan masalah yang terdiri dari 4
langkah, yaitu : (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan masalah, (3) melaksanakan
rencana , dan (4) memeriksa kembali.
3. Proses Berpikir Kritis Dalam Penyelesaian Masalah Matematika
Penyelesaian masalah matematika secara eksplisit menjadi tujuan pembelajaran
matematika dan tertuang dalam kurikulum matematika khususnya untuk sekolah menengah atas
atau di perguruan tinggi. Ada empat alasan mengapa masalah matematika perlu diberikan kepada
siswa SMA, ke-empat alasan tersebut adalah : (1) meningkatkan ketrampilan kognitif secara
umum, (2) mendorong kreativitas dan sikap kritis, (3) merupakan bagian dari aplikasi
matematika, dan (4) memotivasi siswa untuk belajar matematika
Berdasarkan kategori tersebut, maka dalam pembelajaran matematika khususnya yang
terkait dengan penyelesaian masalah matematika perlu diselidiki tentang proses berpikir kritis
siswa dan untuk itu dapat dilihat berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui masalah
matematika tersebut berdasarkan perbedaan gender. Menelusuri proses berpikir kritis siswa
dalam pembelajaran matematika dengan memberikan masalah matematika kepada siswa bukan
satu-satunya cara untuk mengetahui proses berpikir kritis siswa.
Dalam penelitian ini, dilakukan analisis proses berpikir kritis siswa dengan menelusuri
kemampuan berpikir kritis siswa yang terintegrasi dalam penyelesaian masalah matematika di
SMA yang melibatkan siswa secara aktif dan mengkaitkan dengan indikator-indikator
kemampuan berpikir kritis.
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif, yang
berusaha mencari makna atau hakikat dibalik gejala-gejala yang terjadi pada subjek penelitian.
Hal ini berarti penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap terjadinya proses berpikir
siswa, yaitu proses berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan
kemampuan matematika tinggi. Berdasarkan jawaban siswa tersebut, digunakan sebagai basis
dalam penelusuran tentang proses berpikir kritis siswa dengan wawancara. Wawancara dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran proses berpikir siswa yang terkait dengan
proses berpikir kritis siswa, sehingga peneliti mengetahui sejauh mana proses berpikir kritis
siswa bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA, dipilihnya siswa kelas XI SMA dengan
alasan: (1) siswa ini berada pada tingkat menengah, sehingga mampu berpikir untuk
menyelesaikan masalah matematika, (2) siswa mempunyai cukup pengetahuan dan pengalaman
tentang matematika sebelumnya, karena telah melewati jenjang sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama. Metode pemilihan subjek penelitian dengan metode berjenjang berdasarkan
kemampuan matematika berdasarkan tes yang dibuat peneliti dengan mengambil soal uraian
ujian nasional matematika SMA dipilih materi yang sudah dipelajari subjek penelitian. Subjek
penelitian dipilih seorang siswa didasarkan kemampuan matematika tinggi.
3. Instrumen penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena pada saat
pengumpulan data di lapangan peneliti berperan sebagai pengumpul data selama berlangsungnya
proses penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan wanwancara secara mendalam dengan
menggunakan panduan wawancara. Selain instrumen utama, ada instrumen bantu yaitu lembar
tugas dan tes kemampuan matematika. Dalam penelitian ini, lembar tugas yaitu berupa soal
matematika yang berbentuk masalah matematika.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan masalah matematika
kepada siswa berkaitan dengan materi matematika SMA. Dari hasil pekerjaan siswa tersebut
digunakan sebagai dasar pelaksanaan wawancara. Untuk memperoleh gambaran tentang proses
berpikir kritis siswa, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) siswa diberi tugas untuk
menyelesaikan masalah matematika, (2) peneliti meneliti hasil pekerjaan siswa, dan (3) peneliti
melakukan wawancara berkaitan dengan jawaban yang diberikan oleh siswa. Selanjutnya dari
hasil data yang tertulis dan verbal (data dari wawancara) yang terkumpul kemudian dikaji
ketetapannya atau kekonsistensinya. Apabila ada data yang tidak konsisten, maka dilakukan
wawancara kembali sehingga diperoleh data sesuai dengan pertanyaan penelitian.
5. Analisis Data
Analisis data kualitatif dilaksanakan pada saat proses pengambilan, hal ini berarti analisis
data dapat dilakukan sejak pengumpulan data pertama saat di lapangan dan berakhir pada waktu
penyusunan laporan penelitian. Analisis ini merupakan upaya untuk mencari dan menata secara
sistematis hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti dan
menyajikannya sebagai temuan hasil penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian
ini dengan langkah-langkah: (1) mentranskrip jawaban siswa, (2) menelaah data jawaban siswa
dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi berdasarkan catatan kejadian di lapangan, (3)
reduksi data (4) katagori data, (5) menganalisis proses berpikir kritis, dan (6) menarik
kesimpulan.
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Proses berpikir kritis siswa merupakan tahapan-tahapan dalam menentukan hubungan
antara informasi/data tentang sesuatu masalah dengan skema pengetahuan yang telah dimiliki
siswa. Dengan demikian berarti fakta, konsep, aturan, dan prosedur dapat dipahami jika skema
dalam internal siswa dapat diungkap kembali, sehingga siswa mampu dengan kritis untuk
menyelesaikan suatu masalah matematika. Tingkat proses berpikir kritis seseorang ditentukan
oleh banyaknya hubungan antara fakta yang diamati dengan skema yang ada dan mampu
mengungkap kembali skema yang telah dimiliki.
Pembahasan tentang proses berpikir kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah
matematika menggunakan indikator-indikator berpikir kritis dan disinkronkan dengan langkah-
langkah penyelesaian masalah menurut Polya yaitu: tahap pertama memahami masalah, tahap
kedua merencanakan penyelesaian masalah matematika, dan tahap ketiga melaksanakan rencana
penyelesaian dan tahap keempat memeriksa kembali proses dan hasil perhitungan.
1. Memahami Masalah
Respon subjek penelitian dalam memahami masalah, jika dikaitkan dengan indikator
berpikir kritis yaitu, mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan dengan jelas dan logis, serta
merumuskan pokok-pokok permasalahan dengan cermat, maka subjek sudah menggunakan
proses berpikir kritis. Pada tahap ini, subjek dapat menjawab pertanyaan peneliti dengan lancar
dan tepat serta memberikan alasan yang logis, yaitu menggunakan aturan sinus, rumus
penjumlahan, menentukan waktu tempuh, dan menentukan nilai perbandingan. Selain
mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, subjek juga mengetahui data atau
informasi yang ada pada masalah. Subjek penelitian berusaha mengungkap semua data yang
diketahui dan dikaitkan dengan pertanyaan, serta dapat menjawab dengan menggunakan
argumen pengetahuan yang sudah dimiliki.
Berdasarkan uraian tersebut, maka data atau informasi yang diungkapkan oleh subjek
tentang pengetahuan apa saja yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Nampak
bahwa proses berpikir kritis siswa terhadap memahami masalah cukup baik, subjek penelitian
dapat menunjukkan secara tepat dan rinci, karena pengetahuan yang dimiliki subjek terdapat
pada masalah secara langsung. Ini berarti subjek sudah memiliki skema pengetahuan yang
dimaksud dengan cepat dan tepat, sehingga subjek dapat menentukan bahwa konsep yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan beberapa konsep.
2. Rencana Penyelesaian
Aspek yang pertama, yaitu rencana langkah-langkah digunakan dalam menyelesaikan
masalah matematika. Berdasarkan respon hasil wawancara, rencana penyelesaian masalah yang
akan dilakukan sebagai berikut: menggambar dengan tujuan untuk menentukan unsur-unsur
segitiga, menggunakan aturan sinus, rumus penjumlahan, rumus untuk menentukan waktu
tempuh, dan menentukan nilai perbandingan.
Pada aspek kedua, yaitu rencana memilih konsep dan aturan apa saja yang akan
digunakan dalam menyelesaikan masalah matematika. Berdasarkan hasil wawancara, subjek
memberikan respon: konsep sudut sehadap dan sudut berpelurus, aturan sinus, rumus
penjumlahan, rumus untuk menentukan waktu tempuh, dan menentukan nilai pernbandingan.
Respon ini menunjukkan bahwa proses berpikir kritis subjek penelitian sudah mengaitkan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan masalah matematika.
Dengan demikian proses berpikir kritis siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah
mempunyai tahap sebagai berikut: pada tahap mengindentifikasi fakta-fakta subjek penelitian
tidak mengalami hambatan. Demikian juga pada tahap mengungkap konsep/aturan yang akan
digunakan untuk menyelesaikan subjek sudah dapat mengaitkan dengan fakta yang ada, sehingga
dengan segera menemukan aturan dengan tepat.
3. Pelakasanaan Rencana
Dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika, subjek tidak banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan subjek telah memiliki pengetahuan tentang konsep
dalam trigonometri atau pengetahuan lain yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah
matematika. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dilakukan langkah-langkah: menggambar
untuk menentukan unsur-unsur segitiga, menentukan nilai sin C dan panjang sisi BC,
menentukan nilai sin A dengan terlebih dahulu mencari nilai cos C, dan subjek melakukan
perhitungan untuk menentukan waktu dengan rumus jarak dibagi kecepatan maupun melakukan
perhitungan untuk mencari nilai perbandingan waktu.
Berdasarkan uraian tersebut, jika dikaitkan dengan proses berpikir kritis, maka dapat
disimpulkan bahwa subjek dalam memilih metode yang pernah diketahui dapat dilakukan
dengan tepat dan dengan pertimbangan yang logis. Dalam mengungkap teorema yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah, subjek tidak memerlukan waktu lama karena subjek mengingat
teorema-teorema yang sudah dikenal sebelumnya. Dalam proses perhitungan, subjek dapat
mengerjakan dengan benar dan relatif cepat, hal ini menunjukkan bahwa prosedur berpikirnya
sudah cukup baik.
4. Memeriksa Kembali
Dalam memeriksa kembali terhadap proses dan hasil penyelesaian masalah matematika,
sudah dilaksanakan secara lengkap dan terperinci, ini menunjukkan bahwa proses berpikir kritis
siswa dalam memeriksa kembali sudah mantap. Dalam memeriksa kembali langkah-langkah
yang dilakukan disamping membaca ulang, juga selalu dikaitkan dengan kebenaran aturan yang
digunakan. Pada langkah menentukan hasil akhir, subjek melakukan pengecekan seperti langkah
yang lain, yaitu hanya mencoba kembali, dan disertai dengan mengerjakan perhitungannya.
Jika uraian tersebut dikaitkan dengan proses berpikir kritis siswa yaitu mengevaluasi
argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah dengan teliti, maka subjek telah
melakukan evaluasi tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan dengan seksama, karena
subjek mencoba kembali langkah-langkahnya satu persatu dengan cermat. Subjek penelitian
meyakini kebenaran jawaban akhir hanya karena telah melakukan perhitungan ulang dan
hasilnya tetap sama. Dalam hal ini subjek penelitian sudah dapat membedakan antara kesimpulan
yang didasarkan pada logika yang valid dan tidak valid.
E. Penutup
Setelah dilakukan analisis data penelitian, maka diperoleh hasil penelitian tentang profil
berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan
matematika tinggi sebagai berikut: (1) memahami masalah, subjek dapat mengidentifikasi fakta-
fakta dalam masalah matematika dengan jelas dan logis, serta dapat merumuskan pokok-pokok
permasalahan dengan cermat. Dalam hal ini, subjek penelitian sudah menggunakan tahapan-
tahapan proses berpikir kritis, (2) rencana penyelesaian, pada tahap merencanakan langkah-
langkah penyelesaian maupun mengungkap konsep/teorema subjek penelitian tidak mengalami
hambatan, sehingga dengan segera menemukan aturan dengan tepat. Namun subjek belum
berusaha mencari alternatif lain untuk menyelesaikan masalah tersebut, (3) pelaksanaan
rencana, dalam memilih metode atau mengungkap teorema dapat dilakukan dengan tepat dan
dengan pertimbangan yang logis. Dalam proses perhitungan, subjek dapat mengerjakan dengan
benar dan relatif cepat, hal ini menunjukkan bahwa prosedur berpikirnya sudah cukup baik, dan
(4) memeriksa kembali, subjek telah melakukan evaluasi tentang langkah-langkah dalam
menyelesaikan dengan cermat dan teliti, karena subjek mencoba kembali langkah-langkahnya
satu persatu dengan cermat. Dalam hal ini subjek penelitian sudah dapat membedakan antara
kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dan tidak valid.
Daftar Pustaka
Agus Mulyanto. 2008. Pembiasaan Berpikir Kritis dengan Pembiasaan Membaca Kritis.
Bandung : Artikel-pendidikan/58
Andrew P. Jhonson. 2002. The Educational Resources Information Center (ERIC).
Begle, Edward G. 1979. Critical Variables in Mathematics Education. Washington: Published
by Mathematical Association of America and NCTM.
Bell, Frederick H. 1978. Teaching and Learning Mathematics.USA: Wm. C. Brown Publisher.
Beyer, B.K. 1987. Critical thinking: What is it? "Social Education," 49, 270-276.
Chance, P. 1986. Thinking in the classroom: A survey of programs. New York: Teachers
College, Columbia University.
Costa, A.L. (Ed). 1985. "Developing minds: A resource book for teaching thinking."Alexandria,
Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Standar Kompetensi Matapelajaran Matematika,
Puskur, Jakarta.
_____________ _____, 2004. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif.
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/40 (19 Juli 2007)
Desti Haryani, 2010, Profil Proses Berpikir Kritis Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah
Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif dan Gender. Makalah Komprehensif, UNESA
Surabaya.
Ernest, P. 1991. The Philosophy of Mathemaics Education. New York : The Falmer Press.
Gagne, M. R. 1985. The Conditions Of Learning and Theory of Instruction.
FloridaStateUniversity.
Hudoyo, 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Edisi Revisi. Technical
Cooperation Project for Development of Science and Mathematics Teaching For Primary and
Secondary Education In Indonesia (IMSTEP).
Huitt,W., 1998. Critical Thinking: An Overview. Educational Psychology Interactive, Valdosta,
GA: Valdosta State University. Tersedia dalam, http://chiron. valdosta. edu/whuitt/ col/
cogsys/critthnk.html.
Inch S. Edward, 2006. Critical Thinking and Communication, The Use of Reason in Argument.
Boston: Pearson Education, Inc.
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What it is and why it’s here to
stay. Thousand Oaks: Corwin Press,Inc
Krulik S, Rudnick J A. 1995. The New Sourcebook Fot Teaching Reasoning and Problem
Solving in Elementary School. Boston: A Simon & Schuster Company.
Krutetskii, A.V. 1976. The Psychology of Mathematical Abilities in School Children. Chicago :
The Uneversity of Chicago Press.
Marpaung, Y, 2006. Psikologi Kognitif, Hand Out Perkuliahan. UNESA Surabaya.
Mayer, R., & Goodchild, F. 1990. The critical thinker. New York: Wm.C.Brown.
Miles, B.M dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset
Muhajir. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Surasin.
Musser, Gary L. and William F. Burger. 1994. Mathematics for Elementary Teachers. New
York: MacMillan Collage Publishing Company.
Nur, Mohamad. 1991. Pengadaptasian Test of Logical Thingking (TOLT) dalam Setting
Indonesia.LaporanPenelitian. Surabaya: Lemlit IKIP Surabaya.
Patrick, John J. 1986. Critical Thinking in the Social Studies. (http://ericae.net/ edo/ed272432.
htm)
Paul, Richard W. 2002. Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall.
Polya, G. 1973. How to Solve It. 2nd
ed , Princeton University Press, ISBN 0-691-08097-6.
Ruggiero, Vincent R. 1998. The Art of Thinking. A Guide to Critical and Creative Throught.
New York: Longman An Imprint of Addison Wesley Longman, Inc.
Siswono, Tatag Y.E. 2007. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Identifikasi Tahap
Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan dan Mengajukan Masalah Matematika.
Desertasi: Unesa Surabaya.
Skemp, Richard R. 1982. The Psychology of Learning Mathematics. Penguin Book.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaJujun Muhamad Jubaerudin
 
Lingkaran(PPT)
Lingkaran(PPT)Lingkaran(PPT)
Lingkaran(PPT)Mathbycarl
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiazrin10
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)Interest_Matematika_2011
 
Angket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarAngket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarKhaerul Busur
 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013AYU Hardiyanti
 
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...Yusrina Fitriani Ns
 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiMartiwiFarisa
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaNailul Hasibuan
 
RPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSIRPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSINety24
 
Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)
Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)
Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)umar fauzi
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaranmatematikauntirta
 
Bahan ajar rotasi geometri transformasi
Bahan ajar rotasi geometri transformasiBahan ajar rotasi geometri transformasi
Bahan ajar rotasi geometri transformasiEko Agus Triswanto
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINHiriza Hiriza
 
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IXProblematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IXZuhdha Basofi Nugroho
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 

Mais procurados (20)

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi StatistikaKemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Statistika
 
Lingkaran(PPT)
Lingkaran(PPT)Lingkaran(PPT)
Lingkaran(PPT)
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
 
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE DISCOVERY (Anggy Dwi Sri Wahyuni 0903667)
 
Angket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajarAngket kreativitas belajar
Angket kreativitas belajar
 
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
Lembar Penilaian Kognitif KD 3.1 SMP kelas VII Kurikulum 2013
 
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES  DALAM PEMBELAJARAN MATE...
MAKALAH PENDEKATAN DAN PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN MATE...
 
Ppt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viiiPpt spldv kelas viii
Ppt spldv kelas viii
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
 
Komunikasi Matematika
Komunikasi MatematikaKomunikasi Matematika
Komunikasi Matematika
 
RPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSIRPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSI
 
Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)
Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)
Pertemuan 1 dan 2 (segi empat dan segitiga)
 
Lkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deretLkpd barisan dan deret
Lkpd barisan dan deret
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaran
 
Bahan ajar rotasi geometri transformasi
Bahan ajar rotasi geometri transformasiBahan ajar rotasi geometri transformasi
Bahan ajar rotasi geometri transformasi
 
Ring
RingRing
Ring
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
 
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IXProblematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 

Semelhante a Proses berfikir matematis

Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Lukman
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisNur Arifaizal Basri
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektifLukman
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektifLukman
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbAfwanilhuda Nst
 
#10 Berpikir dan Menalar.pdf
#10 Berpikir dan Menalar.pdf#10 Berpikir dan Menalar.pdf
#10 Berpikir dan Menalar.pdfLuckyAdeSessiani1
 
433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docx
433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docx433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docx
433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docxKrisniBenamenRumahor
 
Kebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalarKebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalargampangmain
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingelita takarai
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah MatematikaProfil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah MatematikaAhmad Isroil
 
Wahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayat
Wahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayatWahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayat
Wahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayatdinamaulina25
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pbFppi Unila
 
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...asmaun4
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pbFppi Unila
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutLukman
 

Semelhante a Proses berfikir matematis (20)

Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logisRPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
RPL 1 LEMBAR berpikir kritis dan logis
 
2 lewy 14-28
2 lewy 14-282 lewy 14-28
2 lewy 14-28
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektif
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektif
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
 
#10 Berpikir dan Menalar.pdf
#10 Berpikir dan Menalar.pdf#10 Berpikir dan Menalar.pdf
#10 Berpikir dan Menalar.pdf
 
433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docx
433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docx433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docx
433648668-Kemampuan-penalaran-matematis-docx.docx
 
Kebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalarKebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalar
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
 
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah MatematikaProfil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
 
Wahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayat
Wahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayatWahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayat
Wahyu hidayat makalah seminar (kritis & kreatif) - wahyu hidayat
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
 
Kemampuan berpikir kritis matematis
Kemampuan berpikir kritis matematisKemampuan berpikir kritis matematis
Kemampuan berpikir kritis matematis
 
Ipi288264
Ipi288264Ipi288264
Ipi288264
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
 

Mais de Lukman

Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013Lukman
 
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamKitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamLukman
 
Hadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanHadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanLukman
 
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggrisLukman
 
Motivasi belajar anak
Motivasi belajar anakMotivasi belajar anak
Motivasi belajar anakLukman
 
Tercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemTercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemLukman
 
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Lukman
 
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Lukman
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematikaLukman
 
Strategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiStrategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiLukman
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahLukman
 
Operasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanOperasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanLukman
 
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematikaMengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematikaLukman
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualLukman
 
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenPersamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenLukman
 
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Lukman
 
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)Lukman
 
Surat permohonan pmi
Surat permohonan pmiSurat permohonan pmi
Surat permohonan pmiLukman
 
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...Lukman
 
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitPemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitLukman
 

Mais de Lukman (20)

Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013
 
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamKitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
 
Hadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanHadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhan
 
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
 
Motivasi belajar anak
Motivasi belajar anakMotivasi belajar anak
Motivasi belajar anak
 
Tercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemTercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiem
 
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
 
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematika
 
Strategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiStrategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasi
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
 
Operasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanOperasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahan
 
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematikaMengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
Mengoptimalkan kemampuan berpikir matematika
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenPersamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
 
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
 
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
 
Surat permohonan pmi
Surat permohonan pmiSurat permohonan pmi
Surat permohonan pmi
 
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
 
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawitPemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit
 

Último

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Último (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Proses berfikir matematis

  • 1. PENELUSURAN PROSES BERPIKIR KRITIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BAGI SISWA DENGAN KEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI Rasiman1 1 Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur No 24 Semarang Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh profil proses berpikir kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi. Hal ini berarti penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap terjadinya proses berpikir siswa, yaitu proses berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi. Penelitian ini menghasilkan profil proses berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sebagai berikut: (1) memahami masalah, subjek mengidentifikasi fakta-fakta dalam masalah matematika dengan jelas dan logis, serta merumuskan pokok-pokok permasalahan dengan cermat, maka subjek sudah menggunakan proses berpikir kritis. Pada tahap ini, subjek dapat menjawab pertanyaan peneliti dengan lancar dan tepat serta memberikan alasan yang logis, hal ini menunjukkan bahwa data atau informasi yang ada pada permasalahan sudah dipahami. Selain mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, subjek juga mengetahui data atau informasi yang ada pada masalah, (2) rencana penyelesaian, pada tahap mengindentifikasi langkah rencana penyelesaian subjek penelitian tidak mengalami hambatan. Demikian juga pada tahap mengungkap konsep/aturan yang akan digunakan untuk menyelesaikan subjek sudah dapat mengaitkan dengan fakta yang ada, sehingga dengan segera menemukan aturan dengan tepat. Namun subjek belum berusaha mencari alternatif lain untuk menyelesaikan masalah tersebut, (3) pelaksanaan rencana, dalam memilih metode/mengungkap teorema dapat dilakukan dengan tepat dan dengan pertimbangan yang logis dan subjek tidak memerlukan waktu lama untuk mengingat teorema-teorema yang sudah dikenal sebelumnya. Dalam proses perhitungan, subjek dapat mengerjakan dengan benar dan relatif cepat, hal ini menunjukkan bahwa prosedur berpikirnya sudah cukup baik, dan (4) memeriksa kembali, subjek telah melakukan evaluasi tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan dengan seksama, karena subjek mencoba kembali langkah-langkahnya satu persatu dengan cermat. Subjek penelitian meyakini kebenaran jawaban akhir, karena telah melakukan perhitungan ulang dan hasilnya tetap sama. Dalam hal ini subjek penelitian sudah dapat membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dan tidak valid.Berdasar hasil penelitian ini, maka profil proses berpikir kritis siswa dapat diimplementasikan dalam pembelajaran matematika khususnya dalam menyelesaikan masalah matematika, juga dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut yang bersifat verifikasi dan modifikasi. Kata kunci: berpikir kritis,masalah matematika, kemampuan matematika A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Dalam Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika yang diterbitkan oleh Depdiknas (2006), mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dengan tujuan untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
  • 2. kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi dalam hidup bermasyarakat yang selalu berkembang. Andrew P. Jhonson (2002), memberikan contoh bahwa keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif beserta kerangka berpikirnya adalah suatu representasi dari proses kognitif tertentu yang dibuat dalam langkah-langkah spesifik dan digunakan untuk mendukung proses berpikir. Kerangka berpikir tersebut digunakan sebagai petunjuk berpikir bagi siswa ketika mereka mempelajari suatu keterampilan berpikir. Masalah matematika menurut Polya (1973), dibedakan menjadi dua macam yaitu masalah untuk menemukan (problem to find) dan masalah untuk membuktikan (problem to prove). Pada masalah untuk menemukan, pada intinya siswa diharapkan dapat menentukan solusi atau jawaban dari masalah tersebut. Pada masalah untuk membuktikan, siswa diharapkan dapat menunjukkan kebenaran suatu teorema atau pernyataan. Namun demikian dalam pembelajaran matematika di SMA, menyelesaikan masalah matematika tidak dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut siswa memerlukan alur pemikiran dengan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan menyelesaikan masalah matematika dipengaruhi beberapa faktor, baik faktor intern maupun ekstern. Faktor intern meliputi : kecerdasan, motivasi, minat, bakat, dan kemampuan matematika maupun perbedaan gender. Faktor ekstern, antara lain: sarana, prasarana, media, kurikulum, guru, fasilitas belajar, dan sebagainya. Arends (2008) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognitif antara laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki lebih rasional, semangat tertuju pada hal yang bersifat intelek, abstrak, sehingga lebih baik dalam berpikir logis dan lebih kritis. Sedangkan anak perempuan lebih akurat dan mendetail dalam membuat keputusan, ingatannya lebih baik, lebih emosional, dan lebih tertarik pada ketrampilan verbal. Hasil penelitian Nurman (2008), menemukan bahwa kemampuan matematika seorang siswa berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Siswa yang berkemampuan matematika tinggi mempunyai kemampuan yang tinggi dalam pemecahan masalah matematika, siswa dengan kemampuan matematika sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang cukup baik, dan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika kurang baik.
  • 3. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana profil proses berpikir kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi? 3. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran profil proses berpikir kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi. 4. Manfaat Penelitian Untuk mengklasifikasi proses berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika, khususnya tentang penyelesaian masalah matematika di SMA bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi. B. Landasan Teori 1. Berpikir Kritis Berpikir kritis dan kreatif merupakan berwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Berpikir kritis dipandang sebagai kemampuan berpikir seseorang untuk membandingkan dua atau lebih informasi, misalkan informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang dimiliki. Jika terdapat perbedaan atau persamaan, maka ia akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk memperoleh penjelasan. Ruggiero (1998) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan bahwa ketika seseorang menemukan suatu masalah dan ingin memecahkan masalah tersebut, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir. Paul Ernest (1991) mendefiniskan berpikir kritis sebagai kemampuan membuat kesimpulan berdasarkan pada observasi dan informasi. Menurut Beyer (1987), menggambarkan berpikir kritis sebagai kegiatan menilai dengan akurat, kepercayaan, dan dengan menggunakan argumen, atau secara singkat ia menyatakan bahwa berpikir kritis adalah tindakan yang dilakukan seseorang dalam membuat penilaian dengan penalaran yang baik. Selanjutnya Inch (2006), menyebutkan bahwa berpikir kritis mempunyai delapan komponen yang saling terkait yaitu (1) question at issue ( adanya masalah ), (2) purpose
  • 4. (mempunyai tujuan), (3) information (adanya data , fakta), (4) concepts (teori, definisi, aksioma, dalil), (5)assumptions (awal penyelesaian), (6) points of view (kerangka penyelesaian), (7) interpretation and inference (penyelesaian dan kesimpulan), dan (8) implications and consequences (implikasi). Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang berpikir kritis dengan ciri-ciri utama : (1) menyelesaikan suatu masalah dengan tujuan tertentu , (2) menganalisis, menggeneralisasikan, mengorganisasikan ide berdasarkan fakta/informasi yang ada, dan (3) menarik kesimpulan dalam menyelesaikan masalah tersebut secara sistematik dengan argumen yang benar. Berpikir kritis yang dimaksudkan dalam penelitian ini ditandai dengan kemampuan : (1) mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan dengan jelas dan logis; (2) merumuskan pokok- pokok permasalahan dengan cermat dan teliti; (3) menerapkan metode yang pernah dipelajari secara terperinci, sistematis, dan akurat, (4) mengungkap data/definisi/teorema dalam menyelesaikan masalah secara terperinci, sistematis, dan tepat; (5) memutuskan dan melaksanakan dengan benar, (6) mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah dengan teliti, dan (7) membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dan tidak valid. 2. Masalah Matematika Bell (1978) mengemukakan definisi masalah sebagai berikut : “a situation is a problem for person if he or she is aware of its existence, recognizes that it requires action, wants or needs to act and does so, and is not immediately able to resolve the situation”. Suatu situasi tertentu merupakan masalah bagi seseorang, bila ia menyadari adanya masalah, mengetahui bahwa masalah tersebut perlu mendapatkan penyelesaian, berkeinginan untuk bertindak, dan tidak dengan segera menemukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Soal matematika disebut bukan masalah matematika, apabila siswa dapat segera mengetahui metode/prosedur untuk menjawab soal itu atau siswa tidak berkeinginan untuk menyelesaikan soal tersebut . Untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah matematika siswaa perlu melakukan kegiatan mental (berfikir) yang lebih banyak dan kompleks dari pada kegiatan mental yang ia lakukan pada saat menyelesaikan soal yang bukan masalah matematika.
  • 5. Dalam penelitian ini, pemecahan masalah matematika dipilih langkah-langkah menurut Polya (1973) yang menawarkan suatu strategi untuk memecahkan masalah yang terdiri dari 4 langkah, yaitu : (1) memahami masalah, (2) merencanakan pemecahan masalah, (3) melaksanakan rencana , dan (4) memeriksa kembali. 3. Proses Berpikir Kritis Dalam Penyelesaian Masalah Matematika Penyelesaian masalah matematika secara eksplisit menjadi tujuan pembelajaran matematika dan tertuang dalam kurikulum matematika khususnya untuk sekolah menengah atas atau di perguruan tinggi. Ada empat alasan mengapa masalah matematika perlu diberikan kepada siswa SMA, ke-empat alasan tersebut adalah : (1) meningkatkan ketrampilan kognitif secara umum, (2) mendorong kreativitas dan sikap kritis, (3) merupakan bagian dari aplikasi matematika, dan (4) memotivasi siswa untuk belajar matematika Berdasarkan kategori tersebut, maka dalam pembelajaran matematika khususnya yang terkait dengan penyelesaian masalah matematika perlu diselidiki tentang proses berpikir kritis siswa dan untuk itu dapat dilihat berdasarkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui masalah matematika tersebut berdasarkan perbedaan gender. Menelusuri proses berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika dengan memberikan masalah matematika kepada siswa bukan satu-satunya cara untuk mengetahui proses berpikir kritis siswa. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis proses berpikir kritis siswa dengan menelusuri kemampuan berpikir kritis siswa yang terintegrasi dalam penyelesaian masalah matematika di SMA yang melibatkan siswa secara aktif dan mengkaitkan dengan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis. C. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif, yang berusaha mencari makna atau hakikat dibalik gejala-gejala yang terjadi pada subjek penelitian. Hal ini berarti penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap terjadinya proses berpikir siswa, yaitu proses berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi. Berdasarkan jawaban siswa tersebut, digunakan sebagai basis dalam penelusuran tentang proses berpikir kritis siswa dengan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran proses berpikir siswa yang terkait dengan
  • 6. proses berpikir kritis siswa, sehingga peneliti mengetahui sejauh mana proses berpikir kritis siswa bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi. 2. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI SMA, dipilihnya siswa kelas XI SMA dengan alasan: (1) siswa ini berada pada tingkat menengah, sehingga mampu berpikir untuk menyelesaikan masalah matematika, (2) siswa mempunyai cukup pengetahuan dan pengalaman tentang matematika sebelumnya, karena telah melewati jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Metode pemilihan subjek penelitian dengan metode berjenjang berdasarkan kemampuan matematika berdasarkan tes yang dibuat peneliti dengan mengambil soal uraian ujian nasional matematika SMA dipilih materi yang sudah dipelajari subjek penelitian. Subjek penelitian dipilih seorang siswa didasarkan kemampuan matematika tinggi. 3. Instrumen penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, karena pada saat pengumpulan data di lapangan peneliti berperan sebagai pengumpul data selama berlangsungnya proses penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan wanwancara secara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara. Selain instrumen utama, ada instrumen bantu yaitu lembar tugas dan tes kemampuan matematika. Dalam penelitian ini, lembar tugas yaitu berupa soal matematika yang berbentuk masalah matematika. 4. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan masalah matematika kepada siswa berkaitan dengan materi matematika SMA. Dari hasil pekerjaan siswa tersebut digunakan sebagai dasar pelaksanaan wawancara. Untuk memperoleh gambaran tentang proses berpikir kritis siswa, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) siswa diberi tugas untuk menyelesaikan masalah matematika, (2) peneliti meneliti hasil pekerjaan siswa, dan (3) peneliti melakukan wawancara berkaitan dengan jawaban yang diberikan oleh siswa. Selanjutnya dari hasil data yang tertulis dan verbal (data dari wawancara) yang terkumpul kemudian dikaji ketetapannya atau kekonsistensinya. Apabila ada data yang tidak konsisten, maka dilakukan wawancara kembali sehingga diperoleh data sesuai dengan pertanyaan penelitian. 5. Analisis Data Analisis data kualitatif dilaksanakan pada saat proses pengambilan, hal ini berarti analisis data dapat dilakukan sejak pengumpulan data pertama saat di lapangan dan berakhir pada waktu
  • 7. penyusunan laporan penelitian. Analisis ini merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti dan menyajikannya sebagai temuan hasil penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan langkah-langkah: (1) mentranskrip jawaban siswa, (2) menelaah data jawaban siswa dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi berdasarkan catatan kejadian di lapangan, (3) reduksi data (4) katagori data, (5) menganalisis proses berpikir kritis, dan (6) menarik kesimpulan. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Proses berpikir kritis siswa merupakan tahapan-tahapan dalam menentukan hubungan antara informasi/data tentang sesuatu masalah dengan skema pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dengan demikian berarti fakta, konsep, aturan, dan prosedur dapat dipahami jika skema dalam internal siswa dapat diungkap kembali, sehingga siswa mampu dengan kritis untuk menyelesaikan suatu masalah matematika. Tingkat proses berpikir kritis seseorang ditentukan oleh banyaknya hubungan antara fakta yang diamati dengan skema yang ada dan mampu mengungkap kembali skema yang telah dimiliki. Pembahasan tentang proses berpikir kritis siswa SMA dalam menyelesaikan masalah matematika menggunakan indikator-indikator berpikir kritis dan disinkronkan dengan langkah- langkah penyelesaian masalah menurut Polya yaitu: tahap pertama memahami masalah, tahap kedua merencanakan penyelesaian masalah matematika, dan tahap ketiga melaksanakan rencana penyelesaian dan tahap keempat memeriksa kembali proses dan hasil perhitungan. 1. Memahami Masalah Respon subjek penelitian dalam memahami masalah, jika dikaitkan dengan indikator berpikir kritis yaitu, mengidentifikasi fakta-fakta yang diberikan dengan jelas dan logis, serta merumuskan pokok-pokok permasalahan dengan cermat, maka subjek sudah menggunakan proses berpikir kritis. Pada tahap ini, subjek dapat menjawab pertanyaan peneliti dengan lancar dan tepat serta memberikan alasan yang logis, yaitu menggunakan aturan sinus, rumus penjumlahan, menentukan waktu tempuh, dan menentukan nilai perbandingan. Selain mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, subjek juga mengetahui data atau informasi yang ada pada masalah. Subjek penelitian berusaha mengungkap semua data yang diketahui dan dikaitkan dengan pertanyaan, serta dapat menjawab dengan menggunakan argumen pengetahuan yang sudah dimiliki.
  • 8. Berdasarkan uraian tersebut, maka data atau informasi yang diungkapkan oleh subjek tentang pengetahuan apa saja yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Nampak bahwa proses berpikir kritis siswa terhadap memahami masalah cukup baik, subjek penelitian dapat menunjukkan secara tepat dan rinci, karena pengetahuan yang dimiliki subjek terdapat pada masalah secara langsung. Ini berarti subjek sudah memiliki skema pengetahuan yang dimaksud dengan cepat dan tepat, sehingga subjek dapat menentukan bahwa konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan beberapa konsep. 2. Rencana Penyelesaian Aspek yang pertama, yaitu rencana langkah-langkah digunakan dalam menyelesaikan masalah matematika. Berdasarkan respon hasil wawancara, rencana penyelesaian masalah yang akan dilakukan sebagai berikut: menggambar dengan tujuan untuk menentukan unsur-unsur segitiga, menggunakan aturan sinus, rumus penjumlahan, rumus untuk menentukan waktu tempuh, dan menentukan nilai perbandingan. Pada aspek kedua, yaitu rencana memilih konsep dan aturan apa saja yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah matematika. Berdasarkan hasil wawancara, subjek memberikan respon: konsep sudut sehadap dan sudut berpelurus, aturan sinus, rumus penjumlahan, rumus untuk menentukan waktu tempuh, dan menentukan nilai pernbandingan. Respon ini menunjukkan bahwa proses berpikir kritis subjek penelitian sudah mengaitkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan masalah matematika. Dengan demikian proses berpikir kritis siswa dalam merencanakan penyelesaian masalah mempunyai tahap sebagai berikut: pada tahap mengindentifikasi fakta-fakta subjek penelitian tidak mengalami hambatan. Demikian juga pada tahap mengungkap konsep/aturan yang akan digunakan untuk menyelesaikan subjek sudah dapat mengaitkan dengan fakta yang ada, sehingga dengan segera menemukan aturan dengan tepat. 3. Pelakasanaan Rencana Dalam melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika, subjek tidak banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan subjek telah memiliki pengetahuan tentang konsep dalam trigonometri atau pengetahuan lain yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah matematika. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dilakukan langkah-langkah: menggambar untuk menentukan unsur-unsur segitiga, menentukan nilai sin C dan panjang sisi BC, menentukan nilai sin A dengan terlebih dahulu mencari nilai cos C, dan subjek melakukan
  • 9. perhitungan untuk menentukan waktu dengan rumus jarak dibagi kecepatan maupun melakukan perhitungan untuk mencari nilai perbandingan waktu. Berdasarkan uraian tersebut, jika dikaitkan dengan proses berpikir kritis, maka dapat disimpulkan bahwa subjek dalam memilih metode yang pernah diketahui dapat dilakukan dengan tepat dan dengan pertimbangan yang logis. Dalam mengungkap teorema yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, subjek tidak memerlukan waktu lama karena subjek mengingat teorema-teorema yang sudah dikenal sebelumnya. Dalam proses perhitungan, subjek dapat mengerjakan dengan benar dan relatif cepat, hal ini menunjukkan bahwa prosedur berpikirnya sudah cukup baik. 4. Memeriksa Kembali Dalam memeriksa kembali terhadap proses dan hasil penyelesaian masalah matematika, sudah dilaksanakan secara lengkap dan terperinci, ini menunjukkan bahwa proses berpikir kritis siswa dalam memeriksa kembali sudah mantap. Dalam memeriksa kembali langkah-langkah yang dilakukan disamping membaca ulang, juga selalu dikaitkan dengan kebenaran aturan yang digunakan. Pada langkah menentukan hasil akhir, subjek melakukan pengecekan seperti langkah yang lain, yaitu hanya mencoba kembali, dan disertai dengan mengerjakan perhitungannya. Jika uraian tersebut dikaitkan dengan proses berpikir kritis siswa yaitu mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah dengan teliti, maka subjek telah melakukan evaluasi tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan dengan seksama, karena subjek mencoba kembali langkah-langkahnya satu persatu dengan cermat. Subjek penelitian meyakini kebenaran jawaban akhir hanya karena telah melakukan perhitungan ulang dan hasilnya tetap sama. Dalam hal ini subjek penelitian sudah dapat membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dan tidak valid. E. Penutup Setelah dilakukan analisis data penelitian, maka diperoleh hasil penelitian tentang profil berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika bagi siswa dengan kemampuan matematika tinggi sebagai berikut: (1) memahami masalah, subjek dapat mengidentifikasi fakta- fakta dalam masalah matematika dengan jelas dan logis, serta dapat merumuskan pokok-pokok permasalahan dengan cermat. Dalam hal ini, subjek penelitian sudah menggunakan tahapan- tahapan proses berpikir kritis, (2) rencana penyelesaian, pada tahap merencanakan langkah-
  • 10. langkah penyelesaian maupun mengungkap konsep/teorema subjek penelitian tidak mengalami hambatan, sehingga dengan segera menemukan aturan dengan tepat. Namun subjek belum berusaha mencari alternatif lain untuk menyelesaikan masalah tersebut, (3) pelaksanaan rencana, dalam memilih metode atau mengungkap teorema dapat dilakukan dengan tepat dan dengan pertimbangan yang logis. Dalam proses perhitungan, subjek dapat mengerjakan dengan benar dan relatif cepat, hal ini menunjukkan bahwa prosedur berpikirnya sudah cukup baik, dan (4) memeriksa kembali, subjek telah melakukan evaluasi tentang langkah-langkah dalam menyelesaikan dengan cermat dan teliti, karena subjek mencoba kembali langkah-langkahnya satu persatu dengan cermat. Dalam hal ini subjek penelitian sudah dapat membedakan antara kesimpulan yang didasarkan pada logika yang valid dan tidak valid. Daftar Pustaka Agus Mulyanto. 2008. Pembiasaan Berpikir Kritis dengan Pembiasaan Membaca Kritis. Bandung : Artikel-pendidikan/58 Andrew P. Jhonson. 2002. The Educational Resources Information Center (ERIC). Begle, Edward G. 1979. Critical Variables in Mathematics Education. Washington: Published by Mathematical Association of America and NCTM. Bell, Frederick H. 1978. Teaching and Learning Mathematics.USA: Wm. C. Brown Publisher. Beyer, B.K. 1987. Critical thinking: What is it? "Social Education," 49, 270-276. Chance, P. 1986. Thinking in the classroom: A survey of programs. New York: Teachers College, Columbia University. Costa, A.L. (Ed). 1985. "Developing minds: A resource book for teaching thinking."Alexandria, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development. Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Standar Kompetensi Matapelajaran Matematika, Puskur, Jakarta. _____________ _____, 2004. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif. http://www.depdiknas.go.id/jurnal/40 (19 Juli 2007) Desti Haryani, 2010, Profil Proses Berpikir Kritis Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Kognitif dan Gender. Makalah Komprehensif, UNESA Surabaya.
  • 11. Ernest, P. 1991. The Philosophy of Mathemaics Education. New York : The Falmer Press. Gagne, M. R. 1985. The Conditions Of Learning and Theory of Instruction. FloridaStateUniversity. Hudoyo, 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Edisi Revisi. Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics Teaching For Primary and Secondary Education In Indonesia (IMSTEP). Huitt,W., 1998. Critical Thinking: An Overview. Educational Psychology Interactive, Valdosta, GA: Valdosta State University. Tersedia dalam, http://chiron. valdosta. edu/whuitt/ col/ cogsys/critthnk.html. Inch S. Edward, 2006. Critical Thinking and Communication, The Use of Reason in Argument. Boston: Pearson Education, Inc. Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What it is and why it’s here to stay. Thousand Oaks: Corwin Press,Inc Krulik S, Rudnick J A. 1995. The New Sourcebook Fot Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Boston: A Simon & Schuster Company. Krutetskii, A.V. 1976. The Psychology of Mathematical Abilities in School Children. Chicago : The Uneversity of Chicago Press. Marpaung, Y, 2006. Psikologi Kognitif, Hand Out Perkuliahan. UNESA Surabaya. Mayer, R., & Goodchild, F. 1990. The critical thinker. New York: Wm.C.Brown. Miles, B.M dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset Muhajir. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Surasin. Musser, Gary L. and William F. Burger. 1994. Mathematics for Elementary Teachers. New York: MacMillan Collage Publishing Company. Nur, Mohamad. 1991. Pengadaptasian Test of Logical Thingking (TOLT) dalam Setting Indonesia.LaporanPenelitian. Surabaya: Lemlit IKIP Surabaya. Patrick, John J. 1986. Critical Thinking in the Social Studies. (http://ericae.net/ edo/ed272432. htm)
  • 12. Paul, Richard W. 2002. Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall. Polya, G. 1973. How to Solve It. 2nd ed , Princeton University Press, ISBN 0-691-08097-6. Ruggiero, Vincent R. 1998. The Art of Thinking. A Guide to Critical and Creative Throught. New York: Longman An Imprint of Addison Wesley Longman, Inc. Siswono, Tatag Y.E. 2007. Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Identifikasi Tahap Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan dan Mengajukan Masalah Matematika. Desertasi: Unesa Surabaya. Skemp, Richard R. 1982. The Psychology of Learning Mathematics. Penguin Book.