SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Baixar para ler offline
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
dengan tema ” KKoonnttrriibbuussii PPeennddiiddiikkaann MMaatteemmaattiikkaa ddaann MMaatteemmaattiikkaa ddaallaamm MMeemmbbaanngguunn
KKaarraakktteerr GGuurruu ddaann SSiisswwaa"" pada tanggal 10 November 2012 di Jurusan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY
P – 41
BERPIKIR REFLEKTIF (REFLECTIVE THINKING ) SISWA SD
BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM
PEMAHAMAN MASALAH PECAHAN
Hery Suharna
Universitas Khairun Ternate,
Jn. Bandara Babullah. Kelurahan Akehuda, Ternate
Email: hsuharna@yahoo.co.id
Abstrak
Belajar matematika melibatkan proses berpikir dalam diri setiap manusia. Proses
berpikir bertujuan untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan
sikap. Berpikir selalu dilakukan oleh setiap orang atau individu, dengan demikian
berpikir bersifat internal, muncul dalam diri individu. Melalui berpikir, manusia
dapat belajar meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat. berpikir reflektif
merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan, hal ini
sangat penting untuk menjembatani kesenjangan situasi belajar. Mendefinisikan
berpikir reflektif sebagai proses kegiatan terarah dan tepat dimana individu
menyadari untuk diikuti, menganalisis, mengevaluasi, memotivasi, mendapatkan
makna yang mendalam, dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Peran
penting dari berpikir reflektif adalah sebagai sarana untuk mendorong pemikiran
selama situasi pemecahan masalah, karena memberikan (peran penting pemikiran
reflektif) kesempatan untuk belajar dan memikirkan strategi terbaik untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa
memiliki kesulitan belajar pecahan dalam matematika. Selanjutnya, bahwa anak-
anak tampaknya tidak memiliki pemahaman pecahan. Materi pecahan sebagai salah
satu materi pada matematika yang harus dikuasai siswa.
Siswa yang mempunyai latar belakang dan kemampuan matematika berbeda-beda,
juga mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah matematika yang berbeda.
Kemampuan siswa khususnya yang berkaitan dengan kemampuan matematika,
biasanya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana berpikir reflektif siswa
yang berkemampuan matematika tinggi dalam pemecahan masalah pecahan. Untuk
menggali infomasi berpikir reflektif tersebut, maka metode yang digunakan adalah
pemberian Tugas Pemecahan Masalah (TPM), yang terdiri dari TPM 1 dan TPM 2.
Selanjutnya dilakukan wawancara untuk menggali informasi tentang berpikir
reflektif (reflective thinking) bagi subjek yang berkemampuan matematika tinggi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa berpikir reflektif siswa yang berkategori
kemampuan matematika tinggi yaitu: (1) Informasi atau data yang digunakan untuk
merespon, berasal dari dalam diri (internal), (2) Menjelaskan apa yang telah
dilakukan, (3) Menyadari kesalahan dan memperbaikinya, dan (4)
Mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar.
Kata kunci: Berpikir reflektif, siswa SD, pemecahan masalah, dan kemampuan
matematika tinggi.
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -378
A. Latar Belakang
Belajar melibatkan proses berpikir dalam diri setiap manusia, untuk mencapai
berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Berpikir selalu dilakukan oleh
setiap orang atau individu, dengan demikian berpikir bersifat internal, muncul dalam
diri individu dan berlangsung terus-menerus. Melalui berpikir, manusia dapat belajar
meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat.
Chee [2] menyatakan bahwa pemikiran reflektif merupakan kesadaran tentang
apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan, hal ini sangat penting untuk menjembatani
kesenjangan situasi belajar. Gurol [3] mendefinisikan berpikir reflektif sebagai proses
kegiatan terarah dan tepat dimana individu menyadari untuk diikuti, menganalisis,
mengevaluasi, memotivasi, mendapatkan makna yang mendalam, menggunakan strategi
pembelajaran yang tepat. Dengan demikian berpikir reflektif guru bertujuan untuk
mencapai target belajar dan menghasilkan pendekatan pembelajaran baru yang
berdampak langsung pada proses belajar. Lebih jauh dijelaskan bahwa proses pemikiran
reflektif dapat digunakan dalam proses belajar dan mengajar (pembelajaran) oleh calon
guru dan siswa.
McGuire (2004) bahwa … showing the difficulty students have at learning initial
fractions in mathematics…. …. menunjukkan bahwa siswa memiliki kesulitan belajar
pecahan dalam matematika. Selanjutnya, menunjukkan bahwa anak-anak tampaknya
tidak memiliki pemahaman pecahan (Carpenter, Coburn, Reys, Wilson, & Corbitt,
1978; Dossey, Mullins, Lindquist, & Chambers, 1988; Kuba, Zawojewski, &
Strutchens, 1997).
McGuire (2004) di atas … showing the difficulty students have at learning initial
fractions in mathematics…. Menunjukan bahwa siswa kesulitan belajar pecahan dasar
dalam matematika, demikian juga terjadinya proses berpikir reflektif dimulai pada usia
7 tahun oleh Inhelder dan Piaget dalam Skemp [7] dan berdasarkan hasil observasi di
SD Surya Buana menunjukan pentingnya berpikir reflektif siswa dan materi pecahan
sebagai materi yang dianggap sulit bagi siswa SD, maka penulis melakukan penelitian
dengan mengangkat topik “Berpikir Reflektif (Reflective Thinking ) Siswa SD
Berkemampuan matematika Tinggi Dalam Pemahaman Masalah Pecahan”.
B. Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana berpikir
reflektif (reflective thinking) siswa SD berkemampuan matematika tinggi dalam
pemecahan masalah pecahan?”
C. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking)
Skemp [7] bahwa proses berpikir reflektif (reflective thinking) dapat digambarkan
sebagai berikut: (a) informasi atau data yang digunakan untuk merespon, berasal dari
dalam diri (internal), (b) bisa menjelaskan apa yang telah dilakukan, (c) menyadari
kesalahan dan memperbaikinya, dan (d) mengkomunikasikan ide dengan simbol atau
gambar bukan dengan objek langsung.
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -379
Lenng dan Kember [5] mengungkapkan berdasarkan Mezirow’s theorical
framework bahwa berpikir reflektif dapat digolongkan ke dalam 4 tahap yaitu:
1. Habitual Action (Tindakan Biasa). Habitual Action didefinisikan ‘… a mechanical
and automatic activity that is performed with little conscious thought’, yaitu
kegiatan yang dilakukan dengan sedikit pemikiran yang sengaja.
2. Understanding (Pemahaman). Pemahaman yaitu siswa belajar memahami situasi
yang terjadi tanpa menghubungkannya dengan situasi lain.
3. Reflection (Refleksi). Refleksi yaitu aktif terus-menerus, gigih, dan
mempertimbangkan dengan saksama tentang segala sesuatu yang dipercaya
kebenarannya yang berkisar pada kesadaran siswa.
4. Critical Thinking (Berpikir Kritis ). Berpikir kritis merupakan tingkatan tertinggi
dari proses berpikir reflektif yang melibatkan bahwa siswa lebih mengetahui
mengapa ia merasakan berbagai hal. Memutuskan dan memecahkan penyelesaian.
Berdasarkan beberapa pendapat berpikir reflektif (reflective thinking) dalam
penelitian ini yang di pakai adalah pendapat yang disampaikan oleh Skemp.
D. Pemecahan Masalah
Polya [10] dalam bukunya “How To Solve It” Polya mengemukakan dua macam
masalah dalam matematika yaitu: (1) Masalah untuk menemukan (problem to find), baik
teoritis maupun praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki; dan (2) Masalah untuk
membuktikan (problem to prove), yakni untuk menunjukkan salah satu kebenaran
pernyataan, bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah. Polya mengemukakan empat
langkah dalam memecahkan masalah. Keempat langkah tersebut adalah: (1) Memahami
masalah (understanding the problem): (2) Memikirkan suatu rencana (devising a plan);
(3) Melaksanakan rencana (carrying out the plan); dan (4) Memeriksa kembali (looking
back).
E. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking) Siswa dalam Pemecahan Masalah
Pecahan
Tabel 1. Deskriptor Berpikir Reflektif pemecahan masalah pecahan berdasarkan
kemampuan matematika siswa.
Pemecahan masalah Deskriptor berpikir reflektif
Memahami masalah
- Menjelaskan tentang identifikasi fakta yang telah
dilakukan.
- Menjelaskan tentang identifikasi pertanyaan yang telah
dilakukan.
- Menjelaskan tentang bagaimana memahami kosa kata.
- Menjelaskan tentang bagaimana memeriksa kecukupan
data.
- Menjelaskan tentang bagaimana menghubungkan
identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -380
data dengan informasi yang dimiliki.
Merencanakan
- Menjelaskan tentang bagaimana menyusun dan
merepresentasikan data.
- Menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi.
- Menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi
pemecahan.
Melaksanakan rencana
(carrying out the plan)
- Memiliki informasi tentang keterampilan perhitungan.
- Memiliki informasi tentang keterampilan geometri.
- Menjelaskan perhitungan yang telah dilakukan.
- Menjelaskan tentang keterampilan geometri yang telah
dilakukan.
- Menyadari ada kesalahan pada saat menggunakan
keterampilan perhitungan dan memperbaikinya.
- Menyadari ada kesalahan pada saat menggunakan
ketrampilan geometri dan memperbaikinya.
Memeriksa kembali
- Menjelaskan apakah yang diperoleh itu mendekati
taksiran.
- Menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal.
- Menjelaskan apakah yang diperoleh itu menjawab
pertanyaan.
- Menjelaskan apakah ada kesalahan.
Berdasarkan tabel di atas yang telah ditetapkan ini, peneliti ingin menggali
informasi melalui wawancara yang mendalam tentang pemahaman subjek penelitian
yang terkait dengan menggambarkan pemecahan masalah pecahan.
F. METODE PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian berpikir reflektif (relective
thinking) siswa SD berkemampuan matematika tinggi dalam pemecahan masalah
pecahan adalah siswa SD kelas V. Dalam memilih subjek penelitian dilakukan tes
kemampuan matematika. Hasil tes tersebut dikategorikan menjadi kategori rendah,
sedang dan tinggi dan selanjutnya dari masing-masing kategori tersebut diambil 1 orang
yang berkemampaun tinggi untuk dijadikan subjek penelitian. Dalam penelitian ini
subjek yang akan diambil adalah 1 siswa yang kemampuan tinggi, dengan kriteria siswa
bersedia untuk dijadikan subjek, bisa berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dan
meminta pertimbangan guru.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen tes yaitu tes TPM tertulis yang berisi soal pemecahan masalah pecahan
yang terdiri dari 2 soal. Penyususnan soal tes dimulai dengan penyusunan pemecaham
masalah (TPM) diperoleh draf I, selanjutnya validasi ahli, draf TPM yang valid,
selanjuntnya uji keterbacaan dan sampai pada draf layak. Berikut ini disajikan bagan
penyusunan intrumen penelitian. Wawancara bertujuan untuk mengetahui berpikir
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -381
reflektif (relective thinking) siswa berkemampuan matematika tinggi dalam pemecahan
masalah pecahan.
3. Teknik Analisis Data
Hasil dari pengumpulan data yaitu hasil pengamatan peneliti sebagai instrumen,
hasil kerja siswa (TPM) dan wawancara seperti dikemukakan di atas dan selanjutnya di
analisis untuk mendapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar. 1. Alur Proses Analisis Data
G. Hasil Penelitian Dan Analisis Data
1) Hasil analisis data penyelesaian TPM pada tahap memahami masalah
Deskripsikan aspek berpikir reflektif dalam pemecahan masalah pertama adalah
mengidentifikasi fakta yang telah dilakukan. Berdasarkan respon subjek pada aspek ini,
proses berpikir reflektif subjek yaitu menjelaskan identifikasi fakta yang telah
dilakukan, subjek pada aspek ini menjelaskan dengan baik. Hasil wawancara subjek
menjelaskan “Soal pecahan untuk soal 1, ibu mempunyai beras 8 kg. Setiap hari ibu
perlu beras kg” demikian juga dengan respon subjk S-136 yaitu: “Soal 2…gempa di
Jepang menyebabkan permukaan air turun 3 meter,lalu naik 21 meter, sebuah
gedung tenggelam sampai 5 meter dibawah permukaan tsumnami”, dari respon
tersebut terlihat bahwa subjek dalam menjelaskan identifikasi fakta yang telah
dilakukan, subjek melakukannya dengan baik.
Aspek berikut adalah mengidentifikasi pertanyaan yang telah dilakukan, berpikir
reflektif yang damaksudkan dalam hal ini adalah subjek bisa menjelaskan tentang
identifikasi fakta yang telah dilakukan. Pada aspek ini subjek tau dan mengerti apa
yangditanykan dalam TPM. Hasil petikan wawancara terhadap subjek yaitu :“Iya,
ngerti. Ibu ingin menanak nasi untuk soal nomor 1 dan berapa tinggi gedung”. Petikan
wawancara tersebut menunjukan bahwa subjek tau apa yang di tanykan dalam TPM dan
subjek menjelaskannya dengan baik.
Data:
Hasil TPM, wawancara
dan pengamatan
Mentranskrip
Menelaah
Reduksi Data
Penarikan Simpulan
Keterangan:
: Memulai
: Kegiatan
: Urutan kegiatan
: Hasil
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -382
Aspek senlajutnya adalah menjelaskan memahami kosa kata yang telah dilakukan.
Subjek menjelaskan bahwa mengerti tentang kosa kata yang ada pada TPM, hal ini
ditunjukan dengan penjelasan subjek yang menyatakan bahwa “Iya, ngerti. Ibu ingin
menanak nasi untuk soal nomor 1 dan berapa tinggi gedung”. Berdasarkan petikan
wawancara tersebut terlihat bahwa subjek menjelaskan dengan baik terhadap soal yang
subjek baca dengan baik.
Menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data
dengan informasi yang dimiliki. Berpikir reflektif pada aspek ini adalah menjelaskan
tentang bagaimana menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan
kecukupan data dengan informasi yang dimiliki. Petikan wawancara subjek, ketika
peneliti menanyakan ”Sebelumnya apakah, kamu sudah pernah menjumpai soal
semacam ini?”, seubjek menjawab “sudah”demikian juga dengan pertanyaan peneliti
selanjutnya “coba jelaskan kaitannya dengan soal ini apa?” subjek menjawab “hampir
sama dengan soal yang minggu lalu”, demikian juga dengan respon subjek “Yang
sekarang berapa hari Ibu dapat menanak nasi dan berapa tinggi gedung”. Hasil
tersebut menunjukan bahwa subjek bisa menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi
pertanyaan, dan kecukupan data dengan informasi yang dimiliki dengan baik.
Dari hasil wawancara di atas, menunjukan bahwa berpikir refletif siswa dalam
memahami masalah pada TPM dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) subjek bisa
menjelaskan identifikasi fakta, 2) menjelaskan identifikasi pertanyaan yang telah
dilakukan dengan baik, 3) menjelaskan memahami kosa kata yang telah dilakukan
dengan baik, 4) menjelaskan tentang memeriksa kecukupan data yang telah dilakukan,
dan 5) mengubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data
dengan informasi yang dimiliki dengan baik.
2. Analisis data penyelesaian TPM pada tahap merencanaka
pemecahan
Aspek pertama dalam memecahkan TPM, yaitu menjelaskan tentang menyusun dan
merepresentasikan data. Proses berpikir reflektif siswa dalam hal ini subjek. Cuplikan
jawaban wawancara subjek yaitu “mencari penyelesaian soal no 1 berapa hari Ibu
dapat menanak nasi dan yang nomer 2 berapa tinggi gedung”, hal ini menujukan
bahwa subjek mampu menjelaskan menyusun dan merepresentasikan data yang ada
pada TPM dengan baik.
Aspek selanjutnya, yaitu menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi dalam
pemecahan masalah pecahan pada TPM. Berdasarkan respon subjek terhadap
merencanakan pemecahan dengan memilih operasi pembagian dan perkalian pada soal
nomor 1 dan operasi pembagian, dan perkalian, sementara itu untuk soal nomor 2
dengan menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Pernyataan
diatas didasarkan pada cuplikan wawancara subjek yaitu: “Nomor 1 oprasi yang di
gunakan yaitu: pembagian dan perkalian”, dan yaitu: “Penjumlahan, pengurangan,
dan pembagian”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek bisa
menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi dalam pemecahan masalah pecahan
dengan baik.
Menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi pemecahan, merupakan aspek
selajutnya. Petikan wawancara pada aspek peneliti menanyakan “Langkah-langkah yang
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -383
akan kamu gunakan dalam menyelesaikan soal ini?”, respon subjek dari pertanyaan
peneliti yaitu: “soal nomor 1, mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa yaitu 8
menjadi , untuk nomor 2 juga begitu, supaya mudah menghitungnya”. Petikan
wawancara tersebut terlihat bahwa subjek mengubah pecahan campuran ke pecahan
biasa. Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa dapat mempermudah dalam
menghitung. Dengan demikian berpikir reflektif pada aspek ini subjek menjelaskan
tentang bagaimana memilih strategi pemecahan, subjek melakukannya dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas berikir reflektif (reflective thinking) subjek dalam
merencanakan pemecahan, terdapat beberapa aspek yang dapat diungkap yaitu: 1)
subjek mampu menjelaskan menyusun dan merepresentasikan data yang ada pada TPM
dengan baik, 2) subjek bisa menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi dalam
pemecahan masalah pecahan dengan baik, dan 3) subjek menjelaskan tentang
bagaimana memilih strategi pemecahan, subjek melakukannya dengan baik.
3. Hasil analisis data penyelesaian TPM pada tahap melaksanakan
rencana pemecahan
Aspek pertama subjek memiliki informasi dan menjelaskan tentang keterampilan
perhitungan. Sebagain informasi awal, peneliti melakukan wawancara pada subjek,
informasi yang diperoleh dari subjek yaitu “Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian pecahan sudah diperoleh sebeumnya”. Hal ini menujukan bahwa dalam
merespon TPM subjek sudah memiliki informasi tentang pecahan, dengan demikian
Informasi atau data yang digunakan untuk merespon berasal dari dalam diri (internal).
Selanjutnya subjek menjelaskan tentang keterampilan perhitungan yang telah
dilakukan. Ketika peneliti menanyakan “Pada saat mengerjakan, menggunakan operasi
apa?”, respon subjek yaitu: “Soal nomor 1, menggunakan operasi pembagian dan
perkalian dan nomor 2 menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan dan
pembagian”. Demikian juga dengan respon subjek yaitu: “ : diubah menjadi
perkalian × , trus dihitung”
respon : “ 3 + 21 − 5 , trus dihitung”
Jika diperhatikan respon dan pekerjaan subjek tersebut menujukan bahwa subjek
menjelaskan tetang keterampilan perhitungan yang telah dilakukan dengan baik.
Aspek berpikir reflektif selanjutnya adalah memiliki informasi dan menjelaskan
tentang keterampilan geometri yang telah dilakukan. Ketika peneliti menanyakan
tentang pekerjaan subjek, “Ketika mengerjakan, apakah kamu menggunakan gambar?”,
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -384
respon subjek yaitu: “Soal nomor 1, saya mencoba menggabarkannya (sambil
menunjuk gambar yang dibuatnya)”
dekian juga dengan respon yaitu: “ Ini (sambil menunjuk gambar dengan pensil)”
Telihat bahwa subjek berusaha menkomunikasikan ide dalam bentuk gambar. Alasan
subjek menggambarkan banyaknya beras adalah agar diketahui berapa hari Ibu dapat
menanak nasi. Demikian juga dengan soal untuk soal nomor 2, digambarkan dengan
menggambar gedung. Berdasarkan paparan tersebut bahwa subjek mengkomunikasikan
idenya dengan gambar, ini menunjukan berpikir reflektif yaitu: mengkomunikasikan ide
dengan simbol atau gambar bukan dengan objek langsung. Dengan demikian pada aspek
ini subjek melakukan berpikir reflektif dengan baik.
Deskriptor berpikir reflektif selanjutnya adalah menyadari ada kesalahan pada saat
menggunakan keterampilan perhitungan dan memperbaikinya. Subjek tidak melakukan
kesalah pada saat menghitung, hal ini terlihat dari respon subjek yaitu: “Tidak ada”.
Sebagai aspek berpikir reflektif pada saat melaksanakan rencana pemecahan
selanjutnya adalah menyadari ada kesalahan pada saat menggunakan ketrampilan
geometri dan memperbaikinya. Pada aspek ini terlihat bahwa subjek tidak mengalami
hambatan saat menggambarkan idenya dalam bentuk symbol atau gambar, hal tersebut
merupakan indikasi berpikr reflektif. Hal ini terlihat ketika peneliti menanyakan “Pada
saat menggambarkan, apakah ada kesalahan yang kamu buat?”, respon subjek yaitu:
“Engga”.
Berdasarkan uraian di atas, proses berpikir reflektif (reflective thinking) pada saat
melaksanakan rencana, dapat disimpulkan bahwa subjek yaitu 1) memiliki informasi
tentang keterampilan perhitungan cukup baik, 2) memiliki informasi tentang
keterampilan geometri, 3) menjelaskan perhitungan yang telah dilakukan dengan baik
dan akurat, dan 4) menjelaskan tentang keterampilan geometri yang telah dilakukan
denga baik.
4. Hasil analisis data penyelesaian TPM 2 pada tahap memeriksa kembali
Aspek pertama berpikir reflektif pada tahap memeriksa kembali adalah menjelaskan
apakah yang diperoleh itu mendekati taksiran. Pada aspek ini subjek menjelaskan bahwa
jawaban yang diperoleh sudah sesai dengan taksiran atau dugaannya, hal ini terlihat
ketika peneliti menanyakan “Menurut kamu, apakah jawaban yang kamu peroleh sudah
sesuai dengan apa yang kamu duga/perkiraan?”, respon subjek yaitu: “iya sudah”.
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -385
Deskriptor berpikir reflektif pada tahap memeriksa kembali berikutnya adalah
menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal. Pada aspek ini subjek mampu
menjelaskan bahwa jawaban yang di peroleh sudah masuk akal, respon subjek yaitu:
“Ibu dapat menanak nasi selama 15 hari dan Tinggi gedung 13 meter”. Jawaban
tersebut mencerminkan bahwa subjek membagi beras yang dimiliki Ibu dengan
banyaknya beras yang diperlukan setiap hari, sehingga diperoleh jawaban 15 hari.
Demikian juga dengan soal nomor 2, diperoleh jawaban 13 meter. Dengan demikian
subjek mejelaskan bahwa jawaban atau apa yang sudah diperoleh sudah masuk akal.
Menjelaskan apakah yang diperoleh itu menjawab pertanyaan, merupakan proses
berpikir reflektif selanjutnya. Pertanyaan peneliti yaitu “Menurut kamu, apakah jawaban
yang kamu peroleh sudah menjawab pertanyaan?”, respon subjek: “ Iya sudah”.
Menurut subjek, subjek yakin bahwa jawaban yang diperoleh sudah menjawab
pertanyaan.
Menjelaskan apakah ada kesalahan pada saat memeriksa kembali pekerjaannya,
merupakan aspek berpikr reflektif selanjutnya. Subjek yakin bahwa pada saat
memeriksa kembali tidak melakukan kesalahan.
Berdasarkan apa yang diuraikan di atas, berpikir reflektif subjek saat memecahkan
masalah pemecahan pada tahap memeriksa kembali, dapat disimpulkan bahwa subjek
sebagai berikut: 1) menjelaskan apakah yang diperoleh itu mendekati taksiran, 2)
menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal dengan baik, 3) menjelaskan
apakah yang diperoleh itu menjawab pertanyaan dengan baik, dan 4) menjelaskan
apakah ada kesalahan.
H. Kesimpulan
Tabel 2. Proses berpikir reflektif (reflective thinking) siswa SD berkemampuan
matematika tinggi.
Langkah
Pemecahan
Hasil Analisis
Memahami
masalah
1) Subjek bisa menjelaskan identifikasi fakta, 2) menjelaskan
identifikasi pertanyaan, 3) menjelaskan memahami kosa kata,
memeriksa kecukupan data, dan 4) mejelaskan mengubungkan
identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, kecukupan data dengan
informasi yang dimiliki dan 5) subjek juga bisa menghubungkan
identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data
dengan informasi yang dimiliki.
Merencanakan
penyelesaian
1) Subjek menjelaskan tentang bagaimana menyusun dan
merepresentasikan data, 2) menjelaskan tentang bagaimana memilih
operasi, dan 3) menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi
pemecahan.
Melaksanakan
rencana
1) Memiliki informasi tentang keterampilan perhitungan cukup baik,
2) memiliki informasi tentang keterampilan geometri, 3)
menjelaskan perhitungan yang telah dilakukan dengan baik dan
akurat, 4) menjelaskan tentang keterampilan geometri yang telah
dilakukan denga baik, dan 5) menyadari ada kesalahan pada saat
PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Yogyakarta, 10 November 2012 MP -386
menggunakan keterampilan perhitungan dan memperbaikinya.
Memeriksa
kembali
1) menjelaskan apakah yang diperoleh itu mendekati taksiran, 2)
menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal dengan baik, 3)
menjelaskan apakah yang diperoleh itu menjawab pertanyaan
dengan baik, dan 4) menjelaskan apakah ada kesalahan.
I. DAFTAR PUSTAKA
[1] Aysun, 2011. Determining the reflective thinking skills of pre-service teachers learning and
teaching process. Energy Education Science and Technology. Volume (issue) 3(3):
387-402
[2] Chee dan Pou. 2012. Reflective Thinking And Teaching Practices: A Precursor For
Incorporating Critical Thinking Into The Classroom?. International Journal of
Instruction. Vol 5. No 1. (e-ISSN: 1308-1470)
[3] Gurol. A. 2011. Determining the reflective thinking skills of pre-service teachers in learning
and teaching process. Energy Education Science and Technology Part B: Social and
Educational Studies 2011 Volume (issue) 3(3): 387-402.
[4] Lee. H. 2005. Understanding and assessing preservice teachers’ reflective thinking.
Teaching and Teacher Education. USA. 21 (699–715)
[5] Kember, D. Y. P. & Kember, D. 2003. The relationship between approaches to learning and
reflection upon practice. Educational Psychology, 23(1), 61-17.
[6] Maureen, L. 2003. Using Critical Incidents to Promote and Assess Reflective Thinking in
Preservice Teachers. Carfax Publising Vol. 4, No. 2..
[7] Skemp, R, 1982. The Psychology of Learning Mathematics.USA. Peguin Books.
[8] Suharna, Hery. 2011. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking) Mahasiswa Calon Guru Dalam
Pembelajaran. KNMXVI Unpad. Bandung.
[9] Suharna, Hery. 2011. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking ) Siswa Dalam Pemecahan
Masalah Pada Tahap Memeriksa Kembali (Looking Back). Prosiding ISBN: 978-979-
8547-70-6. CAME2012 UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
[10] Polya, G. 1973. How To Solve It. Princeton: Princeton University Press.
[11] Tilley, F. 2007. Critikal and Reflective Thanking. University of Leeds, Sustainability
Research Institute. Vol. (1-5).
[12] Zehavi. N., 2006. Instrumented Techniques and Reflective Thinking in Analytic Geometry.
The Montana Mathematics Enthusiast. ISSN 1551-3440, Vol. 2, no.2, pp. 83-92.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Lukman
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
umdatus
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitif
sujiadisss
 
Konsep kemahiran berfikir
Konsep kemahiran berfikirKonsep kemahiran berfikir
Konsep kemahiran berfikir
firo HAR
 
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Preally A
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Muhammad Alfiansyah Alfi
 

Mais procurados (19)

Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 
Definisi kognitif
Definisi kognitifDefinisi kognitif
Definisi kognitif
 
Makalah upaya pencapaian_higher_order_thinking_skills
Makalah upaya pencapaian_higher_order_thinking_skillsMakalah upaya pencapaian_higher_order_thinking_skills
Makalah upaya pencapaian_higher_order_thinking_skills
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Pelaksanaan KBAT dalam Matematik
Pelaksanaan KBAT dalam MatematikPelaksanaan KBAT dalam Matematik
Pelaksanaan KBAT dalam Matematik
 
Konsep kemahiran berfikir
Konsep kemahiran berfikirKonsep kemahiran berfikir
Konsep kemahiran berfikir
 
2 lewy 14-28
2 lewy 14-282 lewy 14-28
2 lewy 14-28
 
Komunikasi Matematika
Komunikasi MatematikaKomunikasi Matematika
Komunikasi Matematika
 
Hakikat Pembelajaran Matematika dan HOTS (Higher Order Thinking-Skill)
Hakikat Pembelajaran Matematika dan HOTS (Higher Order Thinking-Skill)Hakikat Pembelajaran Matematika dan HOTS (Higher Order Thinking-Skill)
Hakikat Pembelajaran Matematika dan HOTS (Higher Order Thinking-Skill)
 
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematisInstrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematis
 
147
147147
147
 
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsdAnalisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
 
35 3940-1-sm
35 3940-1-sm35 3940-1-sm
35 3940-1-sm
 
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan selfMeningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
 
15. bab ii
15. bab ii15. bab ii
15. bab ii
 
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
Proses Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Memecahkan Masalah Pembuktian Teore...
 
Proposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solvingProposal skripsi pendekatan problem solving
Proposal skripsi pendekatan problem solving
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Destaque

Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...
Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...
Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...
Zorana Galic
 
Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenSistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen
Kusnendar Kusnen
 

Destaque (20)

Question 1 finished
Question 1 finishedQuestion 1 finished
Question 1 finished
 
Trgovina ljudima u Srbiji 2012
Trgovina ljudima u Srbiji 2012 Trgovina ljudima u Srbiji 2012
Trgovina ljudima u Srbiji 2012
 
SVA communication agency
SVA communication agencySVA communication agency
SVA communication agency
 
Website Analysis Kent Life
Website Analysis Kent LifeWebsite Analysis Kent Life
Website Analysis Kent Life
 
Jornal Cidade - Ano I - Nº 16
Jornal Cidade - Ano I - Nº 16Jornal Cidade - Ano I - Nº 16
Jornal Cidade - Ano I - Nº 16
 
Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...
Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...
Pravilnik o protokolu postupanja u ustanovi u odgovoru na nasilje, zlostavlja...
 
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan PerburuhanKetenagakerjaan dan Perburuhan
Ketenagakerjaan dan Perburuhan
 
Word order
Word orderWord order
Word order
 
Location
LocationLocation
Location
 
NCBO Technology for GSC15
NCBO Technology for GSC15NCBO Technology for GSC15
NCBO Technology for GSC15
 
Question 1
Question 1Question 1
Question 1
 
Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemenSistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen
 
El Cine
El CineEl Cine
El Cine
 
CTSA Inventory Resource Web Presence
CTSA Inventory Resource Web PresenceCTSA Inventory Resource Web Presence
CTSA Inventory Resource Web Presence
 
Docente en la Era Tecnológica
Docente en la Era TecnológicaDocente en la Era Tecnológica
Docente en la Era Tecnológica
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
ÉTICA
ÉTICA ÉTICA
ÉTICA
 
Afghan culture
Afghan cultureAfghan culture
Afghan culture
 
Foods for dieting
Foods for dietingFoods for dieting
Foods for dieting
 
Blogovi
BlogoviBlogovi
Blogovi
 

Semelhante a Berpikir reflektif

KUMPULAN 14 : KBAT
KUMPULAN 14 : KBATKUMPULAN 14 : KBAT
KUMPULAN 14 : KBAT
Izawati Saat
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematis
Lukman
 
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
asmaun4
 
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggiHbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
muhammad
 
Perkembangan matematika anak sekolah dasar
Perkembangan matematika anak sekolah dasarPerkembangan matematika anak sekolah dasar
Perkembangan matematika anak sekolah dasar
Rasmitadila Mita
 

Semelhante a Berpikir reflektif (20)

PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
PTK Bima Gusti Ramadan Math (Bab ii)
 
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
 
KUMPULAN 14 : KBAT
KUMPULAN 14 : KBATKUMPULAN 14 : KBAT
KUMPULAN 14 : KBAT
 
(Group 13) kbat
(Group 13) kbat(Group 13) kbat
(Group 13) kbat
 
KBAT
KBATKBAT
KBAT
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematis
 
KURIKULUM BM SR
KURIKULUM BM SRKURIKULUM BM SR
KURIKULUM BM SR
 
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
 
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi-KbaT
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi-KbaTKemahiran Berfikir Aras Tinggi-KbaT
Kemahiran Berfikir Aras Tinggi-KbaT
 
Unit 6 kbkk
Unit 6 kbkkUnit 6 kbkk
Unit 6 kbkk
 
diagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogydiagram of 21st century pedagogy
diagram of 21st century pedagogy
 
Teori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranTeori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaran
 
PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
Teori belajar kognitif kel 1.pptx
Teori belajar kognitif kel 1.pptxTeori belajar kognitif kel 1.pptx
Teori belajar kognitif kel 1.pptx
 
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematikaResume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
 
Matriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiryMatriks pembelajaran inquiry
Matriks pembelajaran inquiry
 
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggiHbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
 
440-704-1-SM.pdf
440-704-1-SM.pdf440-704-1-SM.pdf
440-704-1-SM.pdf
 
Perkembangan matematika anak sekolah dasar
Perkembangan matematika anak sekolah dasarPerkembangan matematika anak sekolah dasar
Perkembangan matematika anak sekolah dasar
 
2. Berpikir Tingkat Tinggi.pptx
2. Berpikir Tingkat Tinggi.pptx2. Berpikir Tingkat Tinggi.pptx
2. Berpikir Tingkat Tinggi.pptx
 

Mais de Lukman

Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamKitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Lukman
 
Hadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanHadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhan
Lukman
 
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
Lukman
 
Motivasi belajar anak
Motivasi belajar anakMotivasi belajar anak
Motivasi belajar anak
Lukman
 
Tercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemTercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiem
Lukman
 
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Lukman
 
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Lukman
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematika
Lukman
 
Strategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiStrategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasi
Lukman
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Lukman
 
Operasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanOperasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahan
Lukman
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
Lukman
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektif
Lukman
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Lukman
 
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenPersamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Lukman
 
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Lukman
 
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Lukman
 
Surat permohonan pmi
Surat permohonan pmiSurat permohonan pmi
Surat permohonan pmi
Lukman
 
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Lukman
 

Mais de Lukman (20)

Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013Modul persiapan un matematika smp 2013
Modul persiapan un matematika smp 2013
 
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkamKitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
Kitab hadits bulughul maram min adillatil ahkam
 
Hadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhanHadits dhaif-ramadhan
Hadits dhaif-ramadhan
 
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris16 tenses-dalam-bahasa-inggris
16 tenses-dalam-bahasa-inggris
 
Motivasi belajar anak
Motivasi belajar anakMotivasi belajar anak
Motivasi belajar anak
 
Tercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiemTercipta untukmu by kiem
Tercipta untukmu by kiem
 
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
Angketmotivasisiswa 110502073509-phpapp01
 
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
Mengembang kemampuan-berpikir-matematika1
 
Pengertian matematika
Pengertian matematikaPengertian matematika
Pengertian matematika
 
Strategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasiStrategi penalaran dan komunikasi
Strategi penalaran dan komunikasi
 
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalahPeningkatan kemampuan pemecahan masalah
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah
 
Operasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahanOperasi hitung bilangan pecahan
Operasi hitung bilangan pecahan
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektif
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
 
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponenPersamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
Persamaan, fungsi, dan pertidaksamaan eksponen
 
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
Analisis self efficasy siswa smp dalam memecahkan masalah kontekstual berdasa...
 
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
Nilai susulan prodi matematika (STKIP JOMBANG)
 
Surat permohonan pmi
Surat permohonan pmiSurat permohonan pmi
Surat permohonan pmi
 
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
Pemanfaatan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai katalis basa pada reaksi t...
 

Último

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 

Berpikir reflektif

  • 1. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” KKoonnttrriibbuussii PPeennddiiddiikkaann MMaatteemmaattiikkaa ddaann MMaatteemmaattiikkaa ddaallaamm MMeemmbbaanngguunn KKaarraakktteerr GGuurruu ddaann SSiisswwaa"" pada tanggal 10 November 2012 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY P – 41 BERPIKIR REFLEKTIF (REFLECTIVE THINKING ) SISWA SD BERKEMAMPUAN MATEMATIKA TINGGI DALAM PEMAHAMAN MASALAH PECAHAN Hery Suharna Universitas Khairun Ternate, Jn. Bandara Babullah. Kelurahan Akehuda, Ternate Email: hsuharna@yahoo.co.id Abstrak Belajar matematika melibatkan proses berpikir dalam diri setiap manusia. Proses berpikir bertujuan untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Berpikir selalu dilakukan oleh setiap orang atau individu, dengan demikian berpikir bersifat internal, muncul dalam diri individu. Melalui berpikir, manusia dapat belajar meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat. berpikir reflektif merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan, hal ini sangat penting untuk menjembatani kesenjangan situasi belajar. Mendefinisikan berpikir reflektif sebagai proses kegiatan terarah dan tepat dimana individu menyadari untuk diikuti, menganalisis, mengevaluasi, memotivasi, mendapatkan makna yang mendalam, dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Peran penting dari berpikir reflektif adalah sebagai sarana untuk mendorong pemikiran selama situasi pemecahan masalah, karena memberikan (peran penting pemikiran reflektif) kesempatan untuk belajar dan memikirkan strategi terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada penelitian-penelitian sebelumnya hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki kesulitan belajar pecahan dalam matematika. Selanjutnya, bahwa anak- anak tampaknya tidak memiliki pemahaman pecahan. Materi pecahan sebagai salah satu materi pada matematika yang harus dikuasai siswa. Siswa yang mempunyai latar belakang dan kemampuan matematika berbeda-beda, juga mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah matematika yang berbeda. Kemampuan siswa khususnya yang berkaitan dengan kemampuan matematika, biasanya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana berpikir reflektif siswa yang berkemampuan matematika tinggi dalam pemecahan masalah pecahan. Untuk menggali infomasi berpikir reflektif tersebut, maka metode yang digunakan adalah pemberian Tugas Pemecahan Masalah (TPM), yang terdiri dari TPM 1 dan TPM 2. Selanjutnya dilakukan wawancara untuk menggali informasi tentang berpikir reflektif (reflective thinking) bagi subjek yang berkemampuan matematika tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa berpikir reflektif siswa yang berkategori kemampuan matematika tinggi yaitu: (1) Informasi atau data yang digunakan untuk merespon, berasal dari dalam diri (internal), (2) Menjelaskan apa yang telah dilakukan, (3) Menyadari kesalahan dan memperbaikinya, dan (4) Mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar. Kata kunci: Berpikir reflektif, siswa SD, pemecahan masalah, dan kemampuan matematika tinggi.
  • 2. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -378 A. Latar Belakang Belajar melibatkan proses berpikir dalam diri setiap manusia, untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Berpikir selalu dilakukan oleh setiap orang atau individu, dengan demikian berpikir bersifat internal, muncul dalam diri individu dan berlangsung terus-menerus. Melalui berpikir, manusia dapat belajar meningkatkan kualitas hidupnya di masyarakat. Chee [2] menyatakan bahwa pemikiran reflektif merupakan kesadaran tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan, hal ini sangat penting untuk menjembatani kesenjangan situasi belajar. Gurol [3] mendefinisikan berpikir reflektif sebagai proses kegiatan terarah dan tepat dimana individu menyadari untuk diikuti, menganalisis, mengevaluasi, memotivasi, mendapatkan makna yang mendalam, menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Dengan demikian berpikir reflektif guru bertujuan untuk mencapai target belajar dan menghasilkan pendekatan pembelajaran baru yang berdampak langsung pada proses belajar. Lebih jauh dijelaskan bahwa proses pemikiran reflektif dapat digunakan dalam proses belajar dan mengajar (pembelajaran) oleh calon guru dan siswa. McGuire (2004) bahwa … showing the difficulty students have at learning initial fractions in mathematics…. …. menunjukkan bahwa siswa memiliki kesulitan belajar pecahan dalam matematika. Selanjutnya, menunjukkan bahwa anak-anak tampaknya tidak memiliki pemahaman pecahan (Carpenter, Coburn, Reys, Wilson, & Corbitt, 1978; Dossey, Mullins, Lindquist, & Chambers, 1988; Kuba, Zawojewski, & Strutchens, 1997). McGuire (2004) di atas … showing the difficulty students have at learning initial fractions in mathematics…. Menunjukan bahwa siswa kesulitan belajar pecahan dasar dalam matematika, demikian juga terjadinya proses berpikir reflektif dimulai pada usia 7 tahun oleh Inhelder dan Piaget dalam Skemp [7] dan berdasarkan hasil observasi di SD Surya Buana menunjukan pentingnya berpikir reflektif siswa dan materi pecahan sebagai materi yang dianggap sulit bagi siswa SD, maka penulis melakukan penelitian dengan mengangkat topik “Berpikir Reflektif (Reflective Thinking ) Siswa SD Berkemampuan matematika Tinggi Dalam Pemahaman Masalah Pecahan”. B. Pertanyaan Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana berpikir reflektif (reflective thinking) siswa SD berkemampuan matematika tinggi dalam pemecahan masalah pecahan?” C. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking) Skemp [7] bahwa proses berpikir reflektif (reflective thinking) dapat digambarkan sebagai berikut: (a) informasi atau data yang digunakan untuk merespon, berasal dari dalam diri (internal), (b) bisa menjelaskan apa yang telah dilakukan, (c) menyadari kesalahan dan memperbaikinya, dan (d) mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar bukan dengan objek langsung.
  • 3. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -379 Lenng dan Kember [5] mengungkapkan berdasarkan Mezirow’s theorical framework bahwa berpikir reflektif dapat digolongkan ke dalam 4 tahap yaitu: 1. Habitual Action (Tindakan Biasa). Habitual Action didefinisikan ‘… a mechanical and automatic activity that is performed with little conscious thought’, yaitu kegiatan yang dilakukan dengan sedikit pemikiran yang sengaja. 2. Understanding (Pemahaman). Pemahaman yaitu siswa belajar memahami situasi yang terjadi tanpa menghubungkannya dengan situasi lain. 3. Reflection (Refleksi). Refleksi yaitu aktif terus-menerus, gigih, dan mempertimbangkan dengan saksama tentang segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya yang berkisar pada kesadaran siswa. 4. Critical Thinking (Berpikir Kritis ). Berpikir kritis merupakan tingkatan tertinggi dari proses berpikir reflektif yang melibatkan bahwa siswa lebih mengetahui mengapa ia merasakan berbagai hal. Memutuskan dan memecahkan penyelesaian. Berdasarkan beberapa pendapat berpikir reflektif (reflective thinking) dalam penelitian ini yang di pakai adalah pendapat yang disampaikan oleh Skemp. D. Pemecahan Masalah Polya [10] dalam bukunya “How To Solve It” Polya mengemukakan dua macam masalah dalam matematika yaitu: (1) Masalah untuk menemukan (problem to find), baik teoritis maupun praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki; dan (2) Masalah untuk membuktikan (problem to prove), yakni untuk menunjukkan salah satu kebenaran pernyataan, bahwa suatu pernyataan itu benar atau salah. Polya mengemukakan empat langkah dalam memecahkan masalah. Keempat langkah tersebut adalah: (1) Memahami masalah (understanding the problem): (2) Memikirkan suatu rencana (devising a plan); (3) Melaksanakan rencana (carrying out the plan); dan (4) Memeriksa kembali (looking back). E. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking) Siswa dalam Pemecahan Masalah Pecahan Tabel 1. Deskriptor Berpikir Reflektif pemecahan masalah pecahan berdasarkan kemampuan matematika siswa. Pemecahan masalah Deskriptor berpikir reflektif Memahami masalah - Menjelaskan tentang identifikasi fakta yang telah dilakukan. - Menjelaskan tentang identifikasi pertanyaan yang telah dilakukan. - Menjelaskan tentang bagaimana memahami kosa kata. - Menjelaskan tentang bagaimana memeriksa kecukupan data. - Menjelaskan tentang bagaimana menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan
  • 4. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -380 data dengan informasi yang dimiliki. Merencanakan - Menjelaskan tentang bagaimana menyusun dan merepresentasikan data. - Menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi. - Menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi pemecahan. Melaksanakan rencana (carrying out the plan) - Memiliki informasi tentang keterampilan perhitungan. - Memiliki informasi tentang keterampilan geometri. - Menjelaskan perhitungan yang telah dilakukan. - Menjelaskan tentang keterampilan geometri yang telah dilakukan. - Menyadari ada kesalahan pada saat menggunakan keterampilan perhitungan dan memperbaikinya. - Menyadari ada kesalahan pada saat menggunakan ketrampilan geometri dan memperbaikinya. Memeriksa kembali - Menjelaskan apakah yang diperoleh itu mendekati taksiran. - Menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal. - Menjelaskan apakah yang diperoleh itu menjawab pertanyaan. - Menjelaskan apakah ada kesalahan. Berdasarkan tabel di atas yang telah ditetapkan ini, peneliti ingin menggali informasi melalui wawancara yang mendalam tentang pemahaman subjek penelitian yang terkait dengan menggambarkan pemecahan masalah pecahan. F. METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian berpikir reflektif (relective thinking) siswa SD berkemampuan matematika tinggi dalam pemecahan masalah pecahan adalah siswa SD kelas V. Dalam memilih subjek penelitian dilakukan tes kemampuan matematika. Hasil tes tersebut dikategorikan menjadi kategori rendah, sedang dan tinggi dan selanjutnya dari masing-masing kategori tersebut diambil 1 orang yang berkemampaun tinggi untuk dijadikan subjek penelitian. Dalam penelitian ini subjek yang akan diambil adalah 1 siswa yang kemampuan tinggi, dengan kriteria siswa bersedia untuk dijadikan subjek, bisa berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dan meminta pertimbangan guru. 2. Instrumen Penelitian Instrumen tes yaitu tes TPM tertulis yang berisi soal pemecahan masalah pecahan yang terdiri dari 2 soal. Penyususnan soal tes dimulai dengan penyusunan pemecaham masalah (TPM) diperoleh draf I, selanjutnya validasi ahli, draf TPM yang valid, selanjuntnya uji keterbacaan dan sampai pada draf layak. Berikut ini disajikan bagan penyusunan intrumen penelitian. Wawancara bertujuan untuk mengetahui berpikir
  • 5. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -381 reflektif (relective thinking) siswa berkemampuan matematika tinggi dalam pemecahan masalah pecahan. 3. Teknik Analisis Data Hasil dari pengumpulan data yaitu hasil pengamatan peneliti sebagai instrumen, hasil kerja siswa (TPM) dan wawancara seperti dikemukakan di atas dan selanjutnya di analisis untuk mendapat dilihat pada bagan berikut: Gambar. 1. Alur Proses Analisis Data G. Hasil Penelitian Dan Analisis Data 1) Hasil analisis data penyelesaian TPM pada tahap memahami masalah Deskripsikan aspek berpikir reflektif dalam pemecahan masalah pertama adalah mengidentifikasi fakta yang telah dilakukan. Berdasarkan respon subjek pada aspek ini, proses berpikir reflektif subjek yaitu menjelaskan identifikasi fakta yang telah dilakukan, subjek pada aspek ini menjelaskan dengan baik. Hasil wawancara subjek menjelaskan “Soal pecahan untuk soal 1, ibu mempunyai beras 8 kg. Setiap hari ibu perlu beras kg” demikian juga dengan respon subjk S-136 yaitu: “Soal 2…gempa di Jepang menyebabkan permukaan air turun 3 meter,lalu naik 21 meter, sebuah gedung tenggelam sampai 5 meter dibawah permukaan tsumnami”, dari respon tersebut terlihat bahwa subjek dalam menjelaskan identifikasi fakta yang telah dilakukan, subjek melakukannya dengan baik. Aspek berikut adalah mengidentifikasi pertanyaan yang telah dilakukan, berpikir reflektif yang damaksudkan dalam hal ini adalah subjek bisa menjelaskan tentang identifikasi fakta yang telah dilakukan. Pada aspek ini subjek tau dan mengerti apa yangditanykan dalam TPM. Hasil petikan wawancara terhadap subjek yaitu :“Iya, ngerti. Ibu ingin menanak nasi untuk soal nomor 1 dan berapa tinggi gedung”. Petikan wawancara tersebut menunjukan bahwa subjek tau apa yang di tanykan dalam TPM dan subjek menjelaskannya dengan baik. Data: Hasil TPM, wawancara dan pengamatan Mentranskrip Menelaah Reduksi Data Penarikan Simpulan Keterangan: : Memulai : Kegiatan : Urutan kegiatan : Hasil
  • 6. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -382 Aspek senlajutnya adalah menjelaskan memahami kosa kata yang telah dilakukan. Subjek menjelaskan bahwa mengerti tentang kosa kata yang ada pada TPM, hal ini ditunjukan dengan penjelasan subjek yang menyatakan bahwa “Iya, ngerti. Ibu ingin menanak nasi untuk soal nomor 1 dan berapa tinggi gedung”. Berdasarkan petikan wawancara tersebut terlihat bahwa subjek menjelaskan dengan baik terhadap soal yang subjek baca dengan baik. Menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data dengan informasi yang dimiliki. Berpikir reflektif pada aspek ini adalah menjelaskan tentang bagaimana menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data dengan informasi yang dimiliki. Petikan wawancara subjek, ketika peneliti menanyakan ”Sebelumnya apakah, kamu sudah pernah menjumpai soal semacam ini?”, seubjek menjawab “sudah”demikian juga dengan pertanyaan peneliti selanjutnya “coba jelaskan kaitannya dengan soal ini apa?” subjek menjawab “hampir sama dengan soal yang minggu lalu”, demikian juga dengan respon subjek “Yang sekarang berapa hari Ibu dapat menanak nasi dan berapa tinggi gedung”. Hasil tersebut menunjukan bahwa subjek bisa menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data dengan informasi yang dimiliki dengan baik. Dari hasil wawancara di atas, menunjukan bahwa berpikir refletif siswa dalam memahami masalah pada TPM dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) subjek bisa menjelaskan identifikasi fakta, 2) menjelaskan identifikasi pertanyaan yang telah dilakukan dengan baik, 3) menjelaskan memahami kosa kata yang telah dilakukan dengan baik, 4) menjelaskan tentang memeriksa kecukupan data yang telah dilakukan, dan 5) mengubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data dengan informasi yang dimiliki dengan baik. 2. Analisis data penyelesaian TPM pada tahap merencanaka pemecahan Aspek pertama dalam memecahkan TPM, yaitu menjelaskan tentang menyusun dan merepresentasikan data. Proses berpikir reflektif siswa dalam hal ini subjek. Cuplikan jawaban wawancara subjek yaitu “mencari penyelesaian soal no 1 berapa hari Ibu dapat menanak nasi dan yang nomer 2 berapa tinggi gedung”, hal ini menujukan bahwa subjek mampu menjelaskan menyusun dan merepresentasikan data yang ada pada TPM dengan baik. Aspek selanjutnya, yaitu menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi dalam pemecahan masalah pecahan pada TPM. Berdasarkan respon subjek terhadap merencanakan pemecahan dengan memilih operasi pembagian dan perkalian pada soal nomor 1 dan operasi pembagian, dan perkalian, sementara itu untuk soal nomor 2 dengan menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan dan pembagian. Pernyataan diatas didasarkan pada cuplikan wawancara subjek yaitu: “Nomor 1 oprasi yang di gunakan yaitu: pembagian dan perkalian”, dan yaitu: “Penjumlahan, pengurangan, dan pembagian”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa subjek bisa menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi dalam pemecahan masalah pecahan dengan baik. Menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi pemecahan, merupakan aspek selajutnya. Petikan wawancara pada aspek peneliti menanyakan “Langkah-langkah yang
  • 7. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -383 akan kamu gunakan dalam menyelesaikan soal ini?”, respon subjek dari pertanyaan peneliti yaitu: “soal nomor 1, mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa yaitu 8 menjadi , untuk nomor 2 juga begitu, supaya mudah menghitungnya”. Petikan wawancara tersebut terlihat bahwa subjek mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa. Mengubah pecahan campuran ke pecahan biasa dapat mempermudah dalam menghitung. Dengan demikian berpikir reflektif pada aspek ini subjek menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi pemecahan, subjek melakukannya dengan baik. Berdasarkan uraian di atas berikir reflektif (reflective thinking) subjek dalam merencanakan pemecahan, terdapat beberapa aspek yang dapat diungkap yaitu: 1) subjek mampu menjelaskan menyusun dan merepresentasikan data yang ada pada TPM dengan baik, 2) subjek bisa menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi dalam pemecahan masalah pecahan dengan baik, dan 3) subjek menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi pemecahan, subjek melakukannya dengan baik. 3. Hasil analisis data penyelesaian TPM pada tahap melaksanakan rencana pemecahan Aspek pertama subjek memiliki informasi dan menjelaskan tentang keterampilan perhitungan. Sebagain informasi awal, peneliti melakukan wawancara pada subjek, informasi yang diperoleh dari subjek yaitu “Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan sudah diperoleh sebeumnya”. Hal ini menujukan bahwa dalam merespon TPM subjek sudah memiliki informasi tentang pecahan, dengan demikian Informasi atau data yang digunakan untuk merespon berasal dari dalam diri (internal). Selanjutnya subjek menjelaskan tentang keterampilan perhitungan yang telah dilakukan. Ketika peneliti menanyakan “Pada saat mengerjakan, menggunakan operasi apa?”, respon subjek yaitu: “Soal nomor 1, menggunakan operasi pembagian dan perkalian dan nomor 2 menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan dan pembagian”. Demikian juga dengan respon subjek yaitu: “ : diubah menjadi perkalian × , trus dihitung” respon : “ 3 + 21 − 5 , trus dihitung” Jika diperhatikan respon dan pekerjaan subjek tersebut menujukan bahwa subjek menjelaskan tetang keterampilan perhitungan yang telah dilakukan dengan baik. Aspek berpikir reflektif selanjutnya adalah memiliki informasi dan menjelaskan tentang keterampilan geometri yang telah dilakukan. Ketika peneliti menanyakan tentang pekerjaan subjek, “Ketika mengerjakan, apakah kamu menggunakan gambar?”,
  • 8. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -384 respon subjek yaitu: “Soal nomor 1, saya mencoba menggabarkannya (sambil menunjuk gambar yang dibuatnya)” dekian juga dengan respon yaitu: “ Ini (sambil menunjuk gambar dengan pensil)” Telihat bahwa subjek berusaha menkomunikasikan ide dalam bentuk gambar. Alasan subjek menggambarkan banyaknya beras adalah agar diketahui berapa hari Ibu dapat menanak nasi. Demikian juga dengan soal untuk soal nomor 2, digambarkan dengan menggambar gedung. Berdasarkan paparan tersebut bahwa subjek mengkomunikasikan idenya dengan gambar, ini menunjukan berpikir reflektif yaitu: mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar bukan dengan objek langsung. Dengan demikian pada aspek ini subjek melakukan berpikir reflektif dengan baik. Deskriptor berpikir reflektif selanjutnya adalah menyadari ada kesalahan pada saat menggunakan keterampilan perhitungan dan memperbaikinya. Subjek tidak melakukan kesalah pada saat menghitung, hal ini terlihat dari respon subjek yaitu: “Tidak ada”. Sebagai aspek berpikir reflektif pada saat melaksanakan rencana pemecahan selanjutnya adalah menyadari ada kesalahan pada saat menggunakan ketrampilan geometri dan memperbaikinya. Pada aspek ini terlihat bahwa subjek tidak mengalami hambatan saat menggambarkan idenya dalam bentuk symbol atau gambar, hal tersebut merupakan indikasi berpikr reflektif. Hal ini terlihat ketika peneliti menanyakan “Pada saat menggambarkan, apakah ada kesalahan yang kamu buat?”, respon subjek yaitu: “Engga”. Berdasarkan uraian di atas, proses berpikir reflektif (reflective thinking) pada saat melaksanakan rencana, dapat disimpulkan bahwa subjek yaitu 1) memiliki informasi tentang keterampilan perhitungan cukup baik, 2) memiliki informasi tentang keterampilan geometri, 3) menjelaskan perhitungan yang telah dilakukan dengan baik dan akurat, dan 4) menjelaskan tentang keterampilan geometri yang telah dilakukan denga baik. 4. Hasil analisis data penyelesaian TPM 2 pada tahap memeriksa kembali Aspek pertama berpikir reflektif pada tahap memeriksa kembali adalah menjelaskan apakah yang diperoleh itu mendekati taksiran. Pada aspek ini subjek menjelaskan bahwa jawaban yang diperoleh sudah sesai dengan taksiran atau dugaannya, hal ini terlihat ketika peneliti menanyakan “Menurut kamu, apakah jawaban yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang kamu duga/perkiraan?”, respon subjek yaitu: “iya sudah”.
  • 9. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -385 Deskriptor berpikir reflektif pada tahap memeriksa kembali berikutnya adalah menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal. Pada aspek ini subjek mampu menjelaskan bahwa jawaban yang di peroleh sudah masuk akal, respon subjek yaitu: “Ibu dapat menanak nasi selama 15 hari dan Tinggi gedung 13 meter”. Jawaban tersebut mencerminkan bahwa subjek membagi beras yang dimiliki Ibu dengan banyaknya beras yang diperlukan setiap hari, sehingga diperoleh jawaban 15 hari. Demikian juga dengan soal nomor 2, diperoleh jawaban 13 meter. Dengan demikian subjek mejelaskan bahwa jawaban atau apa yang sudah diperoleh sudah masuk akal. Menjelaskan apakah yang diperoleh itu menjawab pertanyaan, merupakan proses berpikir reflektif selanjutnya. Pertanyaan peneliti yaitu “Menurut kamu, apakah jawaban yang kamu peroleh sudah menjawab pertanyaan?”, respon subjek: “ Iya sudah”. Menurut subjek, subjek yakin bahwa jawaban yang diperoleh sudah menjawab pertanyaan. Menjelaskan apakah ada kesalahan pada saat memeriksa kembali pekerjaannya, merupakan aspek berpikr reflektif selanjutnya. Subjek yakin bahwa pada saat memeriksa kembali tidak melakukan kesalahan. Berdasarkan apa yang diuraikan di atas, berpikir reflektif subjek saat memecahkan masalah pemecahan pada tahap memeriksa kembali, dapat disimpulkan bahwa subjek sebagai berikut: 1) menjelaskan apakah yang diperoleh itu mendekati taksiran, 2) menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal dengan baik, 3) menjelaskan apakah yang diperoleh itu menjawab pertanyaan dengan baik, dan 4) menjelaskan apakah ada kesalahan. H. Kesimpulan Tabel 2. Proses berpikir reflektif (reflective thinking) siswa SD berkemampuan matematika tinggi. Langkah Pemecahan Hasil Analisis Memahami masalah 1) Subjek bisa menjelaskan identifikasi fakta, 2) menjelaskan identifikasi pertanyaan, 3) menjelaskan memahami kosa kata, memeriksa kecukupan data, dan 4) mejelaskan mengubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, kecukupan data dengan informasi yang dimiliki dan 5) subjek juga bisa menghubungkan identifikasi fakta, identifikasi pertanyaan, dan kecukupan data dengan informasi yang dimiliki. Merencanakan penyelesaian 1) Subjek menjelaskan tentang bagaimana menyusun dan merepresentasikan data, 2) menjelaskan tentang bagaimana memilih operasi, dan 3) menjelaskan tentang bagaimana memilih strategi pemecahan. Melaksanakan rencana 1) Memiliki informasi tentang keterampilan perhitungan cukup baik, 2) memiliki informasi tentang keterampilan geometri, 3) menjelaskan perhitungan yang telah dilakukan dengan baik dan akurat, 4) menjelaskan tentang keterampilan geometri yang telah dilakukan denga baik, dan 5) menyadari ada kesalahan pada saat
  • 10. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-8-7 Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November 2012 MP -386 menggunakan keterampilan perhitungan dan memperbaikinya. Memeriksa kembali 1) menjelaskan apakah yang diperoleh itu mendekati taksiran, 2) menjelaskan apakah yang diperoleh itu masuk akal dengan baik, 3) menjelaskan apakah yang diperoleh itu menjawab pertanyaan dengan baik, dan 4) menjelaskan apakah ada kesalahan. I. DAFTAR PUSTAKA [1] Aysun, 2011. Determining the reflective thinking skills of pre-service teachers learning and teaching process. Energy Education Science and Technology. Volume (issue) 3(3): 387-402 [2] Chee dan Pou. 2012. Reflective Thinking And Teaching Practices: A Precursor For Incorporating Critical Thinking Into The Classroom?. International Journal of Instruction. Vol 5. No 1. (e-ISSN: 1308-1470) [3] Gurol. A. 2011. Determining the reflective thinking skills of pre-service teachers in learning and teaching process. Energy Education Science and Technology Part B: Social and Educational Studies 2011 Volume (issue) 3(3): 387-402. [4] Lee. H. 2005. Understanding and assessing preservice teachers’ reflective thinking. Teaching and Teacher Education. USA. 21 (699–715) [5] Kember, D. Y. P. & Kember, D. 2003. The relationship between approaches to learning and reflection upon practice. Educational Psychology, 23(1), 61-17. [6] Maureen, L. 2003. Using Critical Incidents to Promote and Assess Reflective Thinking in Preservice Teachers. Carfax Publising Vol. 4, No. 2.. [7] Skemp, R, 1982. The Psychology of Learning Mathematics.USA. Peguin Books. [8] Suharna, Hery. 2011. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking) Mahasiswa Calon Guru Dalam Pembelajaran. KNMXVI Unpad. Bandung. [9] Suharna, Hery. 2011. Berpikir Reflektif (Reflective Thinking ) Siswa Dalam Pemecahan Masalah Pada Tahap Memeriksa Kembali (Looking Back). Prosiding ISBN: 978-979- 8547-70-6. CAME2012 UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. [10] Polya, G. 1973. How To Solve It. Princeton: Princeton University Press. [11] Tilley, F. 2007. Critikal and Reflective Thanking. University of Leeds, Sustainability Research Institute. Vol. (1-5). [12] Zehavi. N., 2006. Instrumented Techniques and Reflective Thinking in Analytic Geometry. The Montana Mathematics Enthusiast. ISSN 1551-3440, Vol. 2, no.2, pp. 83-92.