1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memiliki reputasi positif organisasi adalah dambaan dari seluruh
organisasi baik profit maupun non profit. Semua tahu bahwa tugas ini
biasanya dipegang oleh Public Relations sebuah organisasi, tetapi
kenyataannya keinginan dan pelaksanaan tidak semudah itu tercapai.
Organisasi di satu sisi ingin reputasinya baik tetapi di sisi lain masih
merasa jika memiliki departemen PR sendiri mereka harus mengeluarkan
sejumlah biaya tetap yang tidak murah. Jalan keluar untuk mengatasi hal
tersebut adalah perusahaan dapat menyewa jasa konsultan PR yang dapat
membantu mereka mewujudkan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsultant Public Relation bekerja?
2. Apa tugas seorang Public Relation officer itu?
3. Bagaimana tugas seorang periset Public Relation?
4. Apa yang membedakan generalis dan spesialis dalam Public
Relation?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi perusahaan yang
ingin tahu seluk beluk mengenai jasa konsultasi sehingga mereka tahu
langkah apa yang dapat dilakukan untuk berhubungan dengan pihak
konsultan.
Tulisan ini juga diharapkan dapat menjadi wacana bagi lulusan pendidikan
dengan bidang studi PR bahwa bagi mereka ada alternatif lain selain “ikut
orang” setelah lulus tetapi mereka dapat mendirikan sendiri usaha
konsultansi sebagai wadah mengasah jiwa enterpreneur yang dimilikinya.
2. 2
D. Metode Penulisan
Penyusun memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam
penulisan makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari
buku, tetapi juga dari media media lain seperti e-book, web, blog, dan
perangkat media massa yang diambil dari internet.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Konsultan PR
1.1 Biro Konsultan PR di Inggris
Dewasa ini, terdapat lebih dari 1.200 biro konsultasi PR di Inggris. Sebagian besar
diantaranya terdaftar dalam Advertiser Annual dan Hollis Press and Public
Relations Annual. Umumnya, biro konsultan PR memusatkan perhatiannya pada
satu atau beberapa bidang khusus tertentu saja. Misalnya, ada satu perusahaan PR
yang khusus bergerak dalam satu industry tertentu seperti industry, atau untuk
membuka dan memelihara hubungan-hubungan tertentu antara klien dengan pihak
parlemen.
Lembaga Asosiasi Konsultan PR (PRCI – Public Relations Consultants
Association) kini telah memiliki lebih dari 100 anggota (berupa perusahaan)
dalam berbagai macam ukuran yang melayani lebih dari 1.000 klien. Beberapa
anggotanya bahkan berasal dari luar negeri.
1.2 Biro Konsultan di Indonesia
Di tahun 1967 dibentuk Badan Kerja Sama (BKM) Antar-Humas
Pemerintah yang terdapat dalam Departement Kabinet-Kabinet RI.
Di tahun 1970 wadah kerja sama itu ditingkatkan menjadi Badan Koordinasi
(Bakor) Kehumasan Pemerintah.
Pada 13 Maret 1971 dengan diterbitkannya SK Menpen RI No.31 Tahun
1971 singkat Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah diubah menjadi
Bakohumas dengan penegasan tugas antara lain: mengadakan koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi dan kerja sama antara humas-humas
departemen/lembaga negara serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan
kehumasan sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.
4. 4
Dibentuknya Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia – PERHUMAS
adalah organisasi profesi para praktisi Humas dan Komunikasi Indonesia
yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1972. PERHUMAS secara resmi
telah tercatat di DEPDAGRI sebagai organisasi nasional kehumasan di
Indonesia dan pada International Public Relation Association IPRA yang
berkedudukan di London. PERHUMAS bertujuan meningkatkan
keterampilan professional, memperluas dan memperdalam pengetahuan,
meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman antara anggota serta
berhubungan dengan organisasi serumpun di dalam dan luar negeri, Untuk
mencapai tujuan tersebut, berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi anggota,
seperti penerbitan bulletin, buku dan jurnal, berbekal pengalaman –
pengalaman dari momen – momen bersejarah yang telah dilalui selama
kurun waktu 34 tahun ini, PERHUMAS ikut membidani kelahiran
Federation Of ASEAN Public Relations Organization (FAPRO) pada 17
Desember 1977 di Kuala Lumpur. Penyelenggara ASEAN Public Relations
Congress di Jakarta pada Tahun 1981, dan terakhir diterimanya
PERHUMAS dalam Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI)
pada tahun 2002 perayaan Tri Dasawarsa PERHUMAS 2002, Musyawarah
Nasional 2004 hingga Konvensi Nasional Humas Indonesia 2006 yang
sedang kita laksanakan ini.
Selain Perhumas yang menghimpun para praktisi humas di Indonesia juga
telah terbentuk organisasi yang menghimpun perusahaan humas, yakni
Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI).APPRI berdiri pada tanggal
10 April 1987 di Jakarta dan bersifat independen. APPRI telah menetapkan
Kode Etik Profesi dan memberlakukan pada anggotanya. Sampai sejauh ini
anggota APPRI telah berkiprah di tingkat internasional. Misalnya, Soedarto
& Noeradi PR Consultant, Fortune PR, Ida Sudoyo Associates M-PR
Consultant, Inke Maris Associates, Eksekutif PR, dan sebagainya.
1.3 Peran Konsultan PR
a. Sebagai creator
5. 5
Yaitu memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide-ide atau buah
pemikiran yang cemerlang.
b. Sebagai conceptor
Yaitu Mempunyai kemampuan (skill) sebagai konseptor dalam penyusunan
program kerja kehumasan, dan rencana program lainnya.
c. Sebagai mediator
Yaitu kemampuan menguasai teknik komunikasi baik melalui media secara lisan
maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari
lembaga organisasi yang diwakilinya kepada publik.
d. Sebagai problem solver
Mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapinya, baik secara proaktif,
antisipatif, inovatif, dinamis, dan solutif.1[4]
1.4 Fungsi Konsultan PR
Menilai keseluruhan situasi
Identifikasi sumber data dan informasi secara akurat
Mendesain metode pengumpulan data yang memadai
Mengumpulkan data dan menganalisa data sesuai dengan standar
penelitian
Memberikan masukan/hasil data kepada klien dan bahwa memang itu
masalah yang sedang terjadi
Harus mampu melindungi hak dari narasumber (klien) sehingga mereka
tidak terancam kedudukannya jika memberikan data yang sesungguhnya.
1.5 Tugas Konsultan PR
Penciptaan desain logo, kreativitas nama perusahaan atau produk.
6. 6
Pelaksanaan kampanye promosi di media cetak dan media elektronik.
Menyelenggarakan kegiatan perencanaan ajang khusus
Menyelenggarakan kegiatan acara-acara perkenalan akan produk/isu
terhadap publiknya dan juga acara keramaian lainnya yang
menitikberatkan pada acara-acara yang bersifat mengumumkan
Melakukan riset dan pengembangan riset
Mengantisipasi, menangani krisis dan hingga pemulihan krisis
1.6 Metode dalam memilih konsultan PR
a. Metode kompetitif
Metode ini cukup mahal bagi konsultan karena menelan waktu cukup banyak
dalam rangka memenangkan kompetisi dari konsultan-konsultan lainnya. Metode
ini mengharuskan seorang konsultan untuk meluangkan waktu cukup lama (juga
biaya) guna mengumpulkan berbagai info penting demi menghasilkan proposal
yang baik.
b. Metode selektif
Pada metode ini sangat menguntungkan karena mungkin lebih profesional dalam
mempersiapkan dan menyajikan jasa pelayanannya.
1.7 Honor Jasa Konsultan PR
1) Biaya professional
2) Biaya pengeluaran untuk pemeliharaan/uang saku
3) Biaya proyek
1.8 Kelebihan dan kelemahan Biro Konsultan PR
a. Kelebihan Konsultan PR
Penasihat independen sehingga ia akan mampu dan mau melontarkan
kritik-kritik tajam (objektif)
7. 7
Memiliki pengalaman menghadapi berbagai macam klien sehingga
keterampilan teknisnya benar-benar terasah dan bervariasi
Efisiensi perusahaan
Adanya kedekatan (team membership)
Ada ketika dibutuhkan. Biasanya selalu siap siaga dan dapat bertindak
cepat.
b. Kelemahan Konsultan PR
(a) PR internal : dapat menimbulkan kecenderungan berkurangnya
objektivitas staf PR internal
(b) PR eksternal
Ada kemungkinan hanya akan bekerja dengan sedikit atau bahkan satu
prang saja dari organisasi klien sehingga konsultan tidak akan mungkin
memiliki jalur-jalur internal
Loyalitasnya pasti akan terbagi kepada banyak klien
Operasinya semata-mata akan terbatas pada jumlah pembayaran yang
diterimanya.
Membutuhkan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi
Rasa tidak suka dari staf PR internal
2. Public Relations Officer
Menurut PRSA (Public Relations Society of America)
Public Relations membantu dalam hal pengambilan – pengambilan keputusan dan
menjalankan fungsi – fungsi yang lebih efektif dengan cara memberikan
kontribusi positif demi terciptanya kesepahaman bersama diantara kelompok –
kelompok dan istitusi yang terdapat didalam masyarakat yang pluralistik dan
kompleks. Hal ini mampu membawa kebijakan privat dan kebijakan umum
kedalam suasana yang harmonis tanpa ada kontradiksi diantara mereka.
8. 8
Public Relations melayani berbagai macam institusi yang terdapat didalam
masyarakat seperti dalam bisnis, industri perdagangan, agen pemerintahan,
asosiasi sukarelawan, lembaga – lembaga donor, rumah sakit, sekolah, kampus –
kampus, dan bahkan institusi keagamaan. Untuk mencapai tujuannya itu, institusi
– institusi sebagaimana yang telah disebutkan diatas, diharuskan untuk
mengembangkan relasi atau hubungan yang efektif dengan berbagai macam
audiens atau dengan audiens yang beragam dan dengan publik yang beragam pula,
seperti misalnya dengan para pekerja, anggota – anggota, konsumen, komunitas
lokal, shareholder dan institusi – institusi lainnya, dan tentu saja dengan
masyarakat secara umum.
Pihak Manajemen dari institusi – intitusi tersebut perlu untuk memahami perilaku
– perilaku dan nilai – nilai yang dianut oleh publik jika tujuan institusi ingin
dicapai. Sedangkan tujuan itu sendiri sebenarnya dibentuk oleh lingkungan
eksternal. Para praktisi Public Relations berperan sebagai konselor untuk para
manajemen (manajer) dan juga berperan sebagai mediator, dengan cara membantu
untuk menterjemahkan kebutuhan atau tujuan individu menjadi lebih masuk akal
dan sebagai sebuah kebijakan yang dapat diterima.
Sebagai pelaku fungsi – fungsi manajemen, seorang public relations officer
memiliki tugas untuk :
a) Mengantisipasi, menganalisis, dan menterjemahkan atau memaknai opini
publik, perilaku dan isu – isu yang mungkin mempengaruhi (baik itu
pengaruh positif atau pengaruh negatif), terhadap aktivitas keorganisasian.
b) Manajemen konseling pada semua level organisasi dengan menghormati
pengambilan kebijakan.
c) Meneliti dan mengevaluasi program – program yang berkelanjutan dan
telah dijalankan dengan maksud untuk menciptakan kesepahaman publik
yang sangat berpengaruh pada kesuksesan tujuan organisasi. Hal ini
9. 9
mungkin meliputi sisi pemasaran, finansial, penambahan biaya, pegawai,
community atau goverment relations dan terhadap program – program
lainnya.
d) Merencanakan dan mengimplementasikan tujuan organisasi untuk
mempengaruhi atau mengubah kebijakan publik.
e) Menentukan tujuan, merencanakan, pembiayaan, rekruitmen dan pelatihan
karyawan, mengembangkan fasilitas, pendek kata dengan mengelola
segala sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Berikut adalah contoh – contoh kapabilitas yang diperlukan oleh seorang Public
Relations Officer, meliputi kemampuan seni berkomunikasi, psikologi, psikologi
sosial, sosiologi, ilmu politik, ekonomi dan asas – asas manajemen dan etika
manajemen. Kemampuan teknis dan keahlian diperlukan dalam penelitian opini
publik, analisis isu publik, media relations, surat langsung, iklan institusi,
publikasi, produksi film, event – event khusus, pidato dan presentasi.
Guna membantu mendefinisikan dan mengimplementasikan kebijakan, seorang
Praktisi PR menggunakan berbagai macam keahlian komunikasi profesional dan
memainkan peranan yang terintegrasi baik itu dalam organisasi itu sendiri atau
antara organisasi dengan lingkungan eksternal.
3. Periset Public Relations
1.1 Pengertian
Riset merupakan pengumpulan data, fakta, dan informasi secara sistematis
dalam upaya mengembangkan pengertian. Sebagian besar kegiatan
asosiasi PR dalam menyampaiakan informasi harus secara akurat
mengenai datanya, dan berkaitan dengan public, produk dan program-
program yang dirancang.
10. 10
2.1 Pentingnya Penelitian
Efektifitas Public Relations (PR) erat kaitannya dengan proses riset,
karena riset merupakan bagian integral dari perencanaan, pengembangan
program, dan proses evaluasi. Penelitian dilakukan dengan tujuan agar PR
mampu membuat keputusan-keputusan kebijakan dan merencanakan
strategi untuk program komunikasi yang efektif.
3.1 Peran Penelitian
Penelitian adalah suatu wujud tahap „mendengarkan‟. Glen profesor
Broom dan David Dozier dari San Diego State University, dalam buku
mereka Menggunakan Riset dalam Public Relations, hanya berkata,
“Penelitian adalah kontrol, objektif, dan pengumpulan informasi secara
sistematis untuk menggambarkan tujuan dan saling pengertian”. Penelitian
dilakukan untuk mempersiapkan informasi, data dikontrol, dan
diinterpretasi.
Empat upaya pemecahan persoalan program kerja dan penelitian dalam PR
yaitu :
1. Defining problem
Langkah pertama meliputi memperhatikan dan mengawasi pengetahuan,
opini, dan perilaku pihak-pihak yang berhubungan dan terpengaruh oleh
sikap dan kebijakan sebuah organisasi dalam upaya mendefinisikan
masalah PR, penelitian menjadi hal krusial karena mampu memberikan
informasi awal yang dibutuhkan untuk merencanakan aksi PR dan
memainkan peran penting dalam mengevaluasi efektifitas sebuah program.
2. Planning and Programming
Ketika praktisi PR telah berhasil mendefinisikan masalah melalui
serangkaian penelitian atau riset dan analisis maka langkah selanjutnya
yang harus dilakukan oleh praktisi PR adalah merencanakan strategi dan
11. 11
program dalam upaya menyelesaikan masalah. Praktisi PR
mengembangkan perencanaan program strategis bekerjasama dengan
manajer yang lain karena pada prinsipnya program PR yang disusun tidak
akan berjalan dan berhasil jika tidak mendapat dukungan dari pihak lain
dalam perusahaan. Perencanaan strategis PR meliputi membuat keputusan
mengenai sasaran dan tujuan program, mengidentifikasi publik yang
berkepentingan, menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu
pemilihan dan penentuan strategi, aksi dan komunikasi.
3. Taking Action and Communicating
Berdasarkan perencanaan strategis yang telah disiapkan dan disetujui,
implementasi program aksi dan komunikasi yang dirancang untuk sasaran
spesifik bagi masing-masing publik dilakukan untuk mencapai tujuan
program. Strategi aksi biasanya meliputi perubahan kebijakan, prosedur,
produk, jasa, dan perilaku organisasi. Agar implementasi perubahan
berhasil, pihak managemen dan praktisi PR harus memandang PR lebih
dari sekedar publisitas dan komunikasi persuasif. Implementasi program
(aksi) memerlukan keahlian berkomunikasi yang terencana. Pada tahap ini,
pesan yang dirancang untuk tiap publik sasaran dipastikan mendukung
pencapaian sasaran dan objektif program begitu juga dengan kepentingan
masing-masing publik.
4. Evaluating the Program
Langkah terakhir meliputi menilai persiapan, implementasi, dan hasil
pelaksanaan program. Perubahan ketika program sedang dilaksanakan
dilakukan berdasarkan evaluasi respon atas apakah sebuah program
berjalan dengan lancar atau tidak. Evaluasi menjadi bagian paling penting
dan tidak terpisahkan dari proses manajemen PR karena akan memberikan
kesimpulan mengenai keberhasilan program PR yang dijalankan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya sebuah program.
12. 12
Penelitian adalah suatu wujud tahap „mendengarkan‟. Glen profesor Broom dan
David Dozier dari San Diego State University, dalam buku mereka Menggunakan
Riset dalam Public Relations, hanya berkata, “Penelitian adalah kontrol, objektif,
dan pengumpulan informasi secara sistematis untuk menggambarkan tujuan dan
saling pengertian”. Penelitian dilakukan untuk mempersiapkan informasi, data
dikontrol, dan diinterpretasi.
Empat upaya pemecahan persoalan program kerja dan penelitian dalam PR yaitu :
1. Defining problem
Langkah pertama meliputi memperhatikan dan mengawasi pengetahuan, opini,
dan perilaku pihak-pihak yang berhubungan dan terpengaruh oleh sikap dan
kebijakan sebuah organisasi dalam upaya mendefinisikan masalah PR, penelitian
menjadi hal krusial karena mampu memberikan informasi awal yang dibutuhkan
untuk merencanakan aksi PR dan memainkan peran penting dalam mengevaluasi
efektifitas sebuah program.
2. Planning and Programming
Ketika praktisi PR telah berhasil mendefinisikan masalah melalui serangkaian
penelitian atau riset dan analisis maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan
oleh praktisi PR adalah merencanakan strategi dan program dalam upaya
menyelesaikan masalah. Praktisi PR mengembangkan perencanaan program
strategis bekerjasama dengan manajer yang lain karena pada prinsipnya program
PR yang disusun tidak akan berjalan dan berhasil jika tidak mendapat dukungan
dari pihak lain dalam perusahaan. Perencanaan strategis PR meliputi membuat
keputusan mengenai sasaran dan tujuan program, mengidentifikasi publik yang
berkepentingan, menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu pemilihan dan
penentuan strategi, aksi dan komunikasi.
3. Taking Action and Communicating
13. 13
Berdasarkan perencanaan strategis yang telah disiapkan dan disetujui,
implementasi program aksi dan komunikasi yang dirancang untuk sasaran spesifik
bagi masing-masing publik dilakukan untuk mencapai tujuan program. Strategi
aksi biasanya meliputi perubahan kebijakan, prosedur, produk, jasa, dan perilaku
organisasi. Agar implementasi perubahan berhasil, pihak managemen dan praktisi
PR harus memandang PR lebih dari sekedar publisitas dan komunikasi persuasif.
Implementasi program (aksi) memerlukan keahlian berkomunikasi yang
terencana. Pada tahap ini, pesan yang dirancang untuk tiap publik sasaran
dipastikan mendukung pencapaian sasaran dan objektif program begitu juga
dengan kepentingan masing-masing publik.
4. Evaluating the Program
Langkah terakhir meliputi menilai persiapan, implementasi, dan hasil pelaksanaan
program. Perubahan ketika program sedang dilaksanakan dilakukan berdasarkan
evaluasi respon atas apakah sebuah program berjalan dengan lancar atau tidak.
Evaluasi menjadi bagian paling penting dan tidak terpisahkan dari proses
manajemen PR karena akan memberikan kesimpulan mengenai keberhasilan
program PR yang dijalankan dan faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau
tidaknya sebuah program.
4.1 Manfaat Menggunakan Riset
1) Mencapai Kredibilitas dengan Manajemen
Kredibilitas organisasi/perusahaan dimana eksekutif perlu menyusun program
pengembangan pasti membutuhkan fakta lapangan, bukan dugaan dan firasat
untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Menetapkan Audiens dan Segmen Publik
14. 14
Informasi rinci tentang demografi, gaya hidup, karakteristik, dan pola konsumsi
khalayak membantu untuk memastikan bahwa pesan mencapai audiens yang
tepat.
3) Merumuskan Strategi
Kesalahan menyusun strategi akan membuat banyak anggaran terbuang percuma.
Sehingga di sini ketepatan hasil riset menjadi sangatlah penting.
4) Pesan / Copy Writing
Riset terhadap isi/materi pesan untuk menentukan pesan yang tepat untuk
audience yang tepat pula.
5) Membantu manajemen Keep in Touch
Dalam komunitas massa, manajemen puncak terisolasi dari perhatian terhadap
karyawan, pelanggan, dan publik penting lainnya. Penelitian ini membantu
menjembatani kesenjangan tersebut. Umpan balik ini sebagai masukan untuk
eksekutif puncak untuk menyusun kebijakan dan strategi komunikasi yang lebih
baik.
6) Mencegah Krisis
Permasalahan yang berupa krisis organisasi banyak bersumber dari masalah
operasional internal dan kaitannya dengan kepentingan dan kepuasan publik,
bahkan lebih parah daripada masalah bencana alam atau lainnya, karena dari hal
itulah citra perusahaan/organisasi dipertaruhkan.
7) Memantau Kompetisi
Perusahaan yang cerdas akan melacak apa yang dilakukan pesaing. Hal ini
dilakukan melalui riset konsumen, meminta mengomentari produk bersaing,
analisis isi dari liputan media, dan ulasan industri dalam jurnal perdagangan.
15. 15
Penelitian semacam ini sering membantu sebuah organisasi bentuk komunikasi
pemasaran dan strategi untuk melawan kekuatan pesaing dan memanfaatkan
kelemahan apapun.
8) Pengaruh Opini Publik
Fakta-fakta dan angka, dikumpulkan dari berbagai sumber-sumber primer dan
sekunder, dapat mengubah opini publik.
9) Menghasilkan Publisitas
Jejak pendapat dan survey dapat menghasilkan publisitas untuk sebuah organisasi.
Banyak survey tampaknya terutama dirancang dengan program publikasi melalui
benak audience.
10) Mengukur Kesuksesan
Dasar dari setiap program PR adalah seberapa banyak waktu dan uang yang
dihabiskan untuk mencapai tujuan.
5.1 Teknik Khusus Riset Public Relations
Teknik riset khusus bagi praktisi public relations diantaranya adalah audit public
relations, audit komunikasi, dan audit social.
1. Audit Public Relations
Tipe riset public relations campuran yang paling banyak digunakan adalah audit.
Audit public relations adalah sebuah kajian dengan skala luas yang menguji
public relations organisasi, baik secara internal maupun secara eksternal. Audit
public relations memberikan informasi dalam merencanakan masa depan kerja
public relations.
2. Audit Komunikasi
16. 16
Audit komunikasi, seperti audit public relations, diaplikasikan dengan banyak
cara berbeda. Sebuah audit komunikasi yang efektif mengawalinya dengan
berorientasi kepada penerima, sebagai lawan dari model yang berfokus kepada
pengirim. Umumnya audit komunikasi berusaha memantau dan mengevaluasi
saluran, pesan, seta iklim komunikasi dari sebuah organisasi. Hasil dari audit
komunikasi seringkali mengungkap masalah distorsi informasi atau masalah
kurangnya komunikasi. Audit komunikasi mengemas beberapa metode riset untuk
aplikasi spesifik. Metode riset berikut digunakan dalam kombinasi yang sesuai
untuk mengaudit komunikasi organisasi dan menginvestigasi bidang masalah
spesifik.
Survey iklim komunikasi
Analisis jaringan
Survey pembaca
Analisis kandungan teks
Kajian pemahaman teks
3. Audit Sosial
Konsep audit social mulai diperkenalkan pada awal tahun 1960 ketika bisnis dan
organisasi lainnya ditantang untuk mengetahui kewajibannya kepada masyarakat.
Secara umum audit survey merupakan survey tentang sikap dan opini yang
mengukur persepsi dari beragam public tentang tanggapan social sebbuah
organisasi. Audit social umumnya dibatasi pada isu tentang tanggungjawab social
sebuah organisasi.
4. Pembeda Generalis dan Spesialis
Generalis adalah seorang yang mengerti akan banyak hal tetapi tidak mengerti
hal-hal tersebut secara lebih spesifik. Orang yang generalismempunyai wawasan
yang luas tetapi tidak dalam, dalam artian tidak memerlukan analisa terhadap
suatu pengetahuan. Seorang yang generalis hanya sebatas mengetahui suatu hal
saja, tidak mempelajari atau mengkajinya lebih dalam..
17. 17
Spesialis adalah seseorang yang mempunyai keahlian khusus dalam sebuah
bidang yang di peroleh dari pelatihan khusus/pendidikan khusus. Orang spesialis
mempunyai wawasan yang mana wawasan itu lebih dia dalami dan pelajari lagi,
sehingga dia pun menjadi spesialis dalam bidang yang dia kaji dan pelajari itu.
Kesimpulan:
Perbedaan utama antara Generalis dan Spesialis terletak pada kompetisi yang
ada didalamnya. Seorang generalis adalah manusia serba bisa yang mengetahui
banyak hal, tetapi yang mereka ketahui itu hanya sebatas luarnya saja. Tidak lebih
detail dan mendalam, atau bisa dikatakan hanya sebatas pengetahuan umum
saja. Spesialis orang yang mengetahui suatu hal lebih spesifik dan menjadi alhi
atau spesialis dalam hal itu.
Tenaga generalis atau spesialis dalam organisasi PR
Seorang PR officer dalam menjalankan manajemen organisasi perusahaan tidak
akan mungkin pada saat melaksanakan fungsi dan tugasnya akan dilakukan secara
sendiri. PR officer memerlukan dukungan dalam pekerjaannya yang akan
melibatkan orang lain, dengan demikian Departemen PR harus dapat memutuskan
apakah akan merekrut dan membentuk tim kerja yang melibatkan para praktisi
dengan keahlian dan pengalaman umum ataukah secara khusus, mungkin perlu
merekrut seorang PR dengan spesialisasi PR di bidang tertentu seperti PR
hubungan dengan investor atau PR dengan pemerintah. Alternatifnya akan ada
kebutuhan terhadap spesialis yang memiliki teknik tertentu seperti hubungan
dengan media massa baik cetak maupun media massa elektronik.
Tidak akan ada gunanya dari adanya tim perencanaan strategis PR jika tidak ada
seorang pun mampu menulis siaran berita (press release) atau naskah arahan
untuk produksi video. Sama halnya tidak ada arti pentingnya mempunyai tim
implementasi yang handal jika tidak seorangpun dapat menulis sebuah strategi
atau program secara terarah. Pendekatan pada seluruh masalah tersebut akan
18. 18
bergantung dari aktivitas serta ukuran dan kondisi-kondisi tugas yang dikerjakan.
Faktor-faktor ini akan menentukan cara dalam menyusun operasi departemen PR.
Sebagian manajer menyusunnya berdasarkan jenis khalayak, dengan konsentrasi
orang pada komunikasi keuangan, hubungan dengan pemerintah. Departemen lain
mungkin dibentuk menggunakan teknik dimana anggota tim akan diserahi
tanggung jawab mengurus pekerjaan kreatif, hubungan dengan media.
19. 19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang
sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan
saling pengertian antara sebuah lembaga atau institusi dengan masyarakat. Humas
(PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan,
meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi
atau lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat
memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun
masyarakat yang terkait.
Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai
target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan
rinci, mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi
hasil-hasil apa yang telah dicapain.
20. 20
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori & Profesi Kehumasan serta aplikasinya di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://missdaniar29.blogspot.com/2013/01/makalah-tentang-humas-dan-pr.html
Onong. U, Effendy. 2013. Human Relations dan Public Relations. Manda Maju.