SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Baixar para ler offline
INTEGRAL KALKULUS
    (TEKNIK INTEGRASI)
Contoh soal dan penyelesaiannya




 Dra. Dwi Liestyowati, MM
INTEGRAL
KONSEP INTEGRAL
   Kita telah mengenal operasi invers (balikan fungsi). Berikut ini adalah contoh
pasangan operasi invers dalam matematika: penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian, pangkat dan akar. Pada bab ini akan dipelajari invers dari turunan yang
disebut antiturunan.



     Definisi:
       Integral adalah fungsi invers dari turunan


     Suatu fungsi F dikatakan sebagai antiturunan (antiderivatif) dari fungsi f
     apabila F’(x) = f(x) untuk setiap x dalam domain dari f

Jika kita mengatakan turunan dari A adalah B, maka dikatakan bahwa Integral dari A
adalah B.
Misalnya jika c adalah sebuah konstanta, turunan dari x2 + c adalah 2x, maka integral
dari 2x adalah x2 + c.
Lambang “ ∫dx “ digunakan untuk menyatakan integral

Perhatikan diagram dibawah ini :




Dwi liestyowati                                                                         1
1. INTEGRAL TAK TENTU

    Jika F’(x) = f(x) dan f kontinu, maka :                              dx = F ( x) + C , (C = konstanta)
    ∗ Operasi pada Integral
                                                              ∫ f ( x)

        ∫ [ f ( x) ± g ( x)] dx = ∫ f ( x)dx ± ∫ g ( x)dx
        ∫ [kf ( x)]dx = k ∫ f ( x)dx , (k = konstanta)
    ∗ Rumus dasar Integral
        Integral fungsi Aljabar

        1.   ∫ a dx =           ax + c , a = konstanta

        2.
                      1
             ∫x
                  n
                         x n +1 + c, n ≠ −1
                      dx =

        3. ∫ kx dx =
                    n +1
                       k
               n
                          x n +1 + c, n ≠ −1
                     n +1

Contoh 1 :        ∫x       dx =.....
                       7


                           x 7 +1      x8      1 8
                  ∫ x dx = 7 + 1 + c = 8 + c = 8 x + c
                        7



Contoh 2 :        ∫      x dx =.....
                                                                1 +1
                                                 1            x2      2
                  ∫        x dx =           ∫x   2       dx =
                                                              1
                                                                   +c= x
                                                                      3
                                                                                      x +c
                                                                +1

Contoh 3 :
                                                              2
                      dx
                  ∫ x3         =.....

                       dx               1                   −3           x −3+1       1
                  ∫ x3         =   ∫ x3     dx =         ∫ x dx =        − 3 +1
                                                                                +c =
                                                                                     2x2
                                                                                         +c


Contoh 4 :        ∫ ( x − x + x)dx =.....
                         3         2


                   ∫ ( x − x + x)dx = ∫ x dx − ∫ x dx + ∫ xdx
                        3   2             3       2

                                                             1 4 1 3 1 2
                                                         =     x − x + x +c

Contoh 5 :
                                                             4    3   2
                  ∫ (x       + 1) 2 dx =.....
                         2



                  ∫ (x
                           2
                                                     (
                               + 1) 2 dx = ∫ x 4 + 2 x 2 + 1 dx =        )      1 5 2 3
                                                                                5
                                                                                  x + x + x+c
                                                                                     3



Dwi liestyowati                                                                                              2
Perhatikan diagram dibawah ini :




    Integral fungsi Trigonometri

    1.   ∫ sin x dx = − cos x + c
    2.   ∫ cos x dx = sin x + c
    3.   ∫ sec       x dx = tan x + c
                 2


    4.   ∫ cosec          x dx = − cot x + c
                      2


    5.
             1
         ∫   x
               dx = ln x + c


Contoh 6 :           ∫ 2 sin x dx =.....
                      ∫ 2 sin x dx =2∫ sin x dx = −2 cos x + c
Contoh 7 :           ∫    9 − 9 sin 2 x dx =.....

                      ∫    9 − 9 sin 2 x dx =3∫ 1 − sin 2 x dx


Contoh 8 :
                     = ∫ 3 sin x dx =3 cos x dx = 3∫ cos x dx = 3 sin x + c

                     ∫ (2 cos x + 3) dx =.....
                      ∫ (2 cos x + 3) dx =∫ 2 cos x dx + ∫ 3dx
                                                              3 x 0 +1
                     = 2 ∫ cos x dx + 3∫ x 0 dx = 2 sin x +            + = 2 sin x + 3 x + c

Contoh 9 :
                                                               0 +1


                     Karena cos x = 1 – 2sin2 ½x , maka sin2 ½x = ½ - ½ cos x, sehingga ;
                     ∫ sin         x dx =.....
                             2 1
                               2


                                                          1
                     ∫ sin 1 x dx =∫ ( 1 − 1 cos x)dx = ∫ 2 dx − ∫ 1 cos x dx
                          2
                            2          2   2                       2

                        1                      1    1
                     = ∫ dx − 1 ∫ cos x dx = x − sin x + c
                               2
                        2                      2    2


Dwi liestyowati                                                                                3
Contoh 10 : a) ∫ sin 3θ dθ = − 1 cos 3θ + c

                  b)
                               3
                                  1
                       ∫t    dt = t 3 + c
                            2



                  c)
                                  3
                                    1
                       ∫   y 4 dy = y 5 + c
                                    5


2. PENERAPAN INTEGRAL TAK TENTU

2.1. Menentukan Rumus Fungsi, jika turunan Fungsi dan Nilai Fungsi

       Pada bentuk                     dx = F ( x) + C , disebut solusi umum dari persamaan
     diketahui


       differensial,karena berisi tak hingga banyak kemungkinan. Tetapi jika diketahui
                            ∫ f ( x)
       sebuah nilai F(a) untuk suatu x = a, maka kita bisa mendapatkan solusi tunggal
       dari persamaan differensial dengan cara mensubitusikan nilai fungsi yang
       diketahui pada solusi umum. Solusi yang demikian disebut solusi khusus.

       Contoh 11
       Diketahui f ’(x) = 6 -           x dan f(1) =     . Tentukan f(x)!
                                                       4
                                                       3
       Jawab:
                                                   1            2 3
        f ( x) = ∫ (6 − x ) dx = ∫ 6dx − ∫ x 2 dx = 6 x −         x2 +C
                                                                3
              4                     2 3       4
       f(1) =       f (1) = 6.1 − .1 2 + C =

                                        C=-4
              3                     3         3
                           2        4
                    6− +C =

       Jadi, f ( x) = 6 x − x 2 − 4
                           3        3
                           2 3


       Contoh 12
                           3



       Diketahui f ‘(x)= 2 cos 2x + 3. Tentukan f(x), jika f ( x) = 6 + π pada saat x =
                                                                       3                π
                                                                       4                4
       Jawab:


              = sin 2x + 3x + C
        f ( x) = ∫ (2 cos 2 x + 3)dx = ∫ 2 cos 2 xdx + ∫ 3dx

               π               3
           x = ⇒ f ( x) = 6 + π
               4               4




Dwi liestyowati                                                                               4
3         π  π 
       6 + π = sin 2  + 3  + C
          4         4 4
                  3
            =1+ π + C
                  4
          3           3
       1+ π + C = 6 + π ⇒ C = 5


       Jadi, f(x) = sin 2x + 3x + 5
          4           4




                                                                            dy
2.2. Menentukan persamaan kurva y = f(x) jika diketahui                        dan sebuah
                                                                            dx

       Pada bahasan ini akan ditunjukkan penggunaan integral tak tentu untuk
       titik pada kurva

       menentukan persamaan suatu kurva.

       Contoh 13

       Diketahui fungsi turunan suatu kurva adalah           = 2( x − 1) tentukan persamaan
                                                          dy

       kurva jika diketahui kurva tersebut melalui titik (3, 2).
                                                          dx

       Jawab:
        dy
           = 2( x − 1) ⇒ y = ∫ 2( x − 1) dx = 2 ∫ ( x − 1)dx
                        y = 2( ½x2 –x ) + C = x2 - 2x + C
       Kurva melalui titik (3,2) ⟹ 2 = 32 – 2.3 + C ⟹ C = -1
        dx


       Jadi persamaan kurva adalah y = x2 - 2x -1

       Contoh 14
       Suatu kurva mempunyai titik stasioner (2, 3) dan diketahui garis singgung kurva
       adalah 2x – k, k suatu konstanta. Tentukan:
                 a) Nilai k
                 b) Persamaan kurva                      Gradient garis singgung
                                                         Catatan:


                                                         kurva adalah
       a)
       Jawab:                                                          dy
           dy
              = 2x − k                                                 dx

           titik stasioner adalah titik dimana        = 0 . Diketahui titik stasioner kurva
            dx
                                                   dy

           adalah (2, 3).
                                                   dx

               = 0 ⟹ 2x – k = 0
            dy

                            2.2 – k = 0, (x = 2)
                                  k=4
            dx



       b) karena k = 4, maka          = 2 x − 4 ⟹ y = ∫ ( 2 x − 4)dx = x 2 − 4 x + C
                                   dy

           kurva melalui titik (2, 3), maka 3 = 22 – 4.2 + C ⟹ C = 7
           Jadi, persamaan kurva adalah y = x2 – 4x + 7
                                   dx



Dwi liestyowati                                                                               5
Contoh 15
       Tentukan persamaan kurva dengan gradient garis singgung di titik (x, y) sama
       dengan 2x – 3, dan kurva melalui titik (1, -3) !
       Jawab :
        dy
           = ( 2 x − 3) → dy = ( 2 x − 3) dx

                             dx → y =x2 – 3x + C
        dx

        ∫ dy = ∫ (2 x − 3)
        Kurva melalui (1, -3) maka -3 = 1 – 3 + C → C = 1
        ∴ Persamaan kurvanya adalah y = x2 – 3x – 1



     Kita telah mengetahui bahwa turunan dari jarak s(t) yang ditempuh benda
2.3. Persamaan gerak

     bergerak adalah kecepatan v(t) dari benda tersebut, dimana t adalah waktu.
     Sehingga integral dari kecepatan v(t) adalah jarak s(t).sehingga bisa ditulis
     sebagai :               s(t) = ∫v(t) dt

       Jika t adalah percepatan, kita telah mengetahui bahwa                  = a (t ) maka :
                                                                       dv(t )

                                    v(t) = ∫a(t) dt
                                                                        dt

       Contoh 16.
       Percepatan sebuah benda yang bergerak diberikan oleh rumus : A(t) = 6t + 4
       Percepatan a(t) dinyatakan dalam m/det2 dan waktu t dinyatakan dalam detik
       Pada saat t = 1 detik, kecepatan benda adalah 12 m/det dan jarak yang ditempuh
       benda adalah 13 m. Tentukan :
          a) Kecepatan awal benda
          b) Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 2 detik



                  a) v(t) = ∫(6t+4) dt = 3t2 + 4t + c
                  Jawab :

                     v(1) = 3(1)2 + 4(1) + c = 12 → c = 5
                     v(t) = 3t2 + 4t + 5
                     kecepatan awal : v(0) = 4(0) + 5 = 5 m/det
                  b) s(t) = ∫v(t) dt = ∫(3t2 + 4t + 5) dt = t3 + 2t2 + 5t + c
                          s(1)n = (1)2 + 2(1)2 + 5(1) + c = 13 → c = 5
                          s(t) = t3 + 2t2 + 5t + 5
                          s(2) = 23 + 2(2)2 + 5(2) + 5 = 31 m

       Contoh 17.
       Sebuah benda bergerak dengan kecepatan v m perdetik. Pada saat t detik
       persamaan kecepatannya adalah v = 8t – 1 . Pada saat t = 1, posisi benda yaitu
       s = 6 m.
           a). Tentukan persamaan posisi benda sebagai fungsi t ?


Dwi liestyowati                                                                                 6
b). Berapa jauh posisi benda pada saat t = 4 ?

           a). s(t) = ∫(8t - 1) dt = 4t2 - t + c , diketahui : s(1) = 6
           Jawab :

               jadi 4(1)2 – (1) + c = 6 → c = 3
               maka : s = 4t2 – t + 3
           b). s(4) = 4(4)2 – 4 + 3 = 63 m


3. TEKNIK PENGINTEGRALAN:
   Fungsi-fungsi yang ada pada kalkulus disebut fungsi-fungsi elementer, yaitu fungsi
konstanta, fungsi pangkat, fungsi logaritma dan fungsi eksponen, fungsi trigonometri
dan fungsi invers trigonometri, serta semua fungsi yang diperoleh dari hasil
penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan komposisi dari fungsi-fungsi
tersebut yang dinamakan fungsi-fungsi elementer.
   Diferensiasi suatu fungsi elementer dapat dilakukan langsung dengan menggunakan
aturan-aturan yang telah kita pelajari. Dan hasilnya selalu berupa fungsi elementer.
Sedangkan Integrasi (antidiferensiasi) adalah persoalan yang berbeda sama sekali.
Integrasi melibatkan sedikit teknik dan lebih banyak akal; lebih buruk lagi hasilnya tidak
selalu berupa fungsi elementer.
   Teknik dasar untuk integrasi adalah subtitusi dan integrasi parsial (Integration by
parts) dan dekomposisi integran menggunakan pecahan parsial, sekaligus juga
diperkenalkan teknik integrasi dg cara singkat, yaitu jalan pintas menggunakan rumus-
rumus integral yg sudah jadi, dikenal dengan nama 3G (Goggle Guidance Goals)

    ∗ Pengintegralan dengan metode Subtitusi



        Contoh 18 :   ∫ (2 x + 5)
                                    7
                                        dx

                       Misalkan v = 2x + 5 , maka
                                                             dv            dv
                                                                = 2 ⇔ dx =

                       Sehingga
                                                             dx            2
                                                              dv 1 7        1 v 7 +1
                                        ∫ (2 x + 5) dx = ∫ v     = ∫ v dv = .        +c
                                                   7         7
                                                              2 2           2 7 +1
                                                            1         1
                                                          = v 8 + c = (2 x + 5)8 + c
                                                           16        16

        Perhatikan Integral :       ∫ (ax + b)
                                                 n
                                                     dx dimana n ≠ -1

        Misalkan v = ax + b maka
                                             dv            dv
                                                = a ⇔ dx =

        Sehingga
                                             dx            a
                                               dv   v n +1      (ax + b) n +1
                   ∫ (ax + b) dx = ∫ v            =        +c =               +c
                             n         n
                                               a a(n + 1)         a(n + 1)

        Jadi jika n ≠ -1 maka                                          + c kita namakan 3G
                                                         (ax + b) n +1
                                    ∫ (ax + b) dx =
                                              n
                                                           a (n + 1)




Dwi liestyowati                                                                              7
Untuk contoh 14 kita bisa langsung memakai 3G :

                                    (2 x + 5) 7 +1      (2 x + 5)8
        ∫ (2 x + 5) dx =                           +c =            +c
                   7



        Pengintegralan dengan metode Subtitusi 3G lainnya :
                                      2.(7 + 1)             16



        1.
                                                     1 +1
                                 (ax + b) 2       2(ax + b) (ax + b)
             ∫       ax + b dx =
                                   a( 1 + 1)
                                             +c =
                                                          3a
                                                                     +c


        2.
                                      2

                                          n (ax + b) n (ax + b)
             ∫   n   (ax + b) dx =
                                        n +1         a
                                                                +c


        3.             n m −1                        (ax m + b) n +1
             ∫ (ax + b) x dx =                                       +c
                  m
                                                       ma(n + 1)


        4.
                                                   n (ax + b) (ax + b)
                                                        m     n  m
                                     m −1
             ∫       (ax + b) .x            dx =                       +c
                 n      m
                                                 n +1        ma

        5. ∫
                                                            − 1 +1
                                                            n −1
                     x m −1(ax m + b) n        n n (ax + b)
                                                      m
                      dx =              +c =      .              +c
             n
               ax + b
                 m          ma(− 1 + 1)
                                   n
                                             n −1      ma


        6.
                                                                     n +1
                                            g ( x) [ f ( x)]
             ∫ [ f ( x)]
                            n
                                g ( x) dx =        .                        +c
                                            f ( x)      n +1


        Contoh 19 :             ∫ (3x − 6)
                                                9
                                                    dx = .....

        Dengan cara 3G :
                                                                     (3 x − 6)9 +1      (3 x − 6)10
                                        ∫ (3x − 6) dx =                            +c =             +c
                                                  9



        Contoh 20 :
                                                                       3(9 + 1)              30


        ∫ (3x + 2 x + 4) (7 x + 4 x ) dx = .....
             7     6    5    6     5


                                                                      7x6 + 4x5
                                                               (3 x 7 + 2 x 6 + 4) 6
        ∫ (3x + 2 x + 4) (7 x + 4 x ) dx = 3(7 x 6 + 4 x 5 ) .                       +c
                 7          6       5       6          5
                                                                         6
                                                                     (3 x 7 + 2 x 6 + 4) 6
                                                                 =                         +c
                                                                              18
    ∗ Pengintegralan dengan metode Parsial




        Biasanya ditulis dengan singkat :

        ∫ u dv = uv − vdu

Dwi liestyowati                                                                                          8
Contoh 21 :
        Hitunglah integral berikut ini dengan menggunakan metode parsial
        a.   ∫x     ax + b dx = ....

        b.
                    x
             ∫     ax + b
                                dx = ....


        c.   ∫ x. cos x dx = ....
        Jawab :

        a. Karena            (ax + b) 2 = (ax + b ) 2 −1 (a ) =
                          d           3  3          3           3a
                                                                   ax + b


             maka
                          dx             2                       2
                                             2            3
                          ax + b dx =          d (ax + b) 2
                                            3a

             sehingga
                                                                            3

                                                          ∫ x d (ax + b )2
                                                      2
                            ∫x       ax + b dx =                                         ∫ u dv
                                                          u         v
                                                     3a



                                 x(ax + b ) 2 −
         2                3    2                 2            3

        3a ∫                                    3a ∫                                      ∫ u dv = uv − vdu
                                            3
             x.d (ax + b) 2 =                        (ax + b) 2 dx
                              3a
                                                      2 (ax + b ) 2 +1
                                                                        3

                                      x(ax + b ) 2 −
                                   2             3
                                =                                      +c
                                  3a                 3a  3 
                                                         a + 1
                                                           2 
                                    2
                                        (ax + b )2 [5ax − 2(ax + b )] + c
                                                   3
                                =

             Jadi
                                  15a 2

                     ∫x
                                           2
                                               (3ax − 2b )(ax + b )2
                                                                     3
                            ax + b dx =      2
                                         15a

       b. Karena             (ax + b) = (ax + b )− 2 (a ) =
                          d            1           1           a
                          dx           2                    2 ax + b

             maka
                           dx    2
                                = d (ax + b)
                          ax + b a

             sehingga                           ∫ x d(              )
                                  xdx     2
                            ∫           =                  ax + b               ∫ u dv
                                                vu
                                  ax + b a


                 2                2            2
                 a ∫ x.d ax + b = a x ax + b − a ∫ ax + b dx                        ∫ u dv = uv − vdu
                                = x ax + b − 2 ∫ (ax + b ) 2 d (ax + b )
                                  2             2          1

                                  a            a



Dwi liestyowati                                                                                           9
x ax + b − 2 (ax + b ) (ax + b ) + c
                                     2            4
                                 =
                                     a           3a
                                     2 ax + b                                 ax + b
                                 =               [3ax − 2(ax + b )] + c = 2            (ax − 2b ) + c

                  Jadi
                                             2
                                        3a                                    3a 2
                              = 2 (ax − 2b ) ax + b + c
                        xdx       2
                         ∫
       c. Misal : v = x dan u = sin x , maka
                        ax + b 3a
                                             du
                                                = cos x ⇔ cos x.dx = du

           sehingga
                                             dx
                             ∫ x. cos x dx = ∫ v.du
                                     = uv − ∫ v.du
                                     = x sin x − ∫ sin x.dx
                                     = x sin x + cos x + c

       Dan dalam penulisan yang lebih sederhana, kita dapatkan:
                  ∫ x. cos x dx = ∫ x.d (sin x)
                               = x sin x − ∫ sin x.dx
                                     = x sin x + cos x + c
Contoh 22 :




Dwi liestyowati                                                                                         10
3G




4. INTEGRAL TERTENTU
   Teorema dasar Integral tertentu
    b

    ∫ f ( x)dx =[F ( x)]a = F (b) − F (a)
                       b
                                            dengan F ' ( x) = f ( x)
    a




Dwi liestyowati                                                        11
Contoh 23 :
    3
                               1                3 1                1                 
    ∫ (x       − 2 x + 3)dx = [ x 3 − x 2 + 3 x] =  33 − 32 + 3.3  −  03 − 0 2 + 3.0  = 9
           2



   Contoh 24 :
                               3                0 3                3                 
    0



   Jika                    − 4 x)dx = 10 , berapakah nilai a ?
               a

               ∫ (3x
                       2

               1
                                         a


                              a3 – 2a2 – (1 – 20)   = 10
   Jawab :                   [ x 3 − 2 x 2 ] = 10


                              a3 – 2a2 + 1          = 10
                                         1



                              a3 – 2a2 - 9          =0
                              (a2 + a + 3)(a – 3)   =0    a=3
                              Jadi nilai a = 3
   Contoh 25 :
    π
    ∫ (2 cos x − 3 sin x)dx = [2 sin x + 3 cos x] π = (2 sin π + 3 cos π ) − (2 sin π + 3 cos π ) = −5
                                                  π
                                                                                    2         2
    π                                             2
    2


4.1. Menentukan Luas Daerah
      Satu kurva

     y = f(x), di atas sumbu x                               y = f(x), di atas sumbu x




     x = f(y), di kanan sumbu y                              x = f(y), di kiri sumbu y




Dwi liestyowati                                                                                     12
 Dua kurva

     y = f(x) diatas y = g(x)                         x = f(y) dikanan x = g(y)




         Contoh 22 :
         Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini




Daerah dibatasi pada x = -1 dan x = 2
Jawab :

Mencari persamaan garis lurus pada titik (-1, 1) dan (2, 4), yaitu :
 y −1 x +1        y −1 x +1
     =       ⇒         =       ⇒ y −1 = x +1 ⇒ y = x + 2

Persamaan parabola y = x2, maka luas daerah yang diarsir adalah :
4 −1 2 +1           3      3

     2                      2              2
L = ∫ (( x + 2) − x 2 )dx = ∫ ( x + 2)dx − ∫ x 2 dx
    −1                     −1              −1
     1            2    1 3  2  1         1                    1   1        
   =  x 2 + 2 x  −  x  =  2 2 + 2.2  −  (− 1)2 + 2.(− 1) −  2 3  −  (− 1)3 

   = (2 + 4 ) −  − 2  −  +  =  6 +  − 3 = 7 1 − 3 = 4 1 satuan luas
     2            − 1  3  − 1  2         2                    3   3        
                1       8 1       2
                2       3 3       3         2         2




Dwi liestyowati                                                                          13
Contoh 23 :
       Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini




       Jawab:
             π
                                   π
        L = ∫ sin xdx = [− cos x] = (− cos π ) − (− cos 0 ) = 1 + 1 = 2

       Contoh 24 :
                                   0
             0


       Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini




       Jawab :
             2π
                                       2π
        L=   ∫ sin xdx =   [− cos x]        = (− cos 2π ) − (− cos π ) = − 1 − 1 = − 2 = 2
                                       π
             π


       Catatan : tanda harga mutlak digunakan karena posisi grafik ada di daerah
       negative, sedangkan nilai Luas harus positif.




Dwi liestyowati                                                                              14
Contoh 25 :
       Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini




       Perhatikan jika luas daerah dihitung dengan cara berikut ini,
       Jawab :


             2π
                                       2π
        L=   ∫ sin xdx =   [− cos x]        = (− cos 2π ) − (− cos 0 ) = −1 + 1 = 0


       Maka cari dahulu luas daerah diatas sumbu x kemudian cari luas dibawah sumbu
                                       0
             0



       x, lalu tambahkan.
             π             2π
        L = ∫ sin x dx +   ∫ sin x   dx = 2 + 2 = 4
             0             π

Selanjutnya akan dibahas soal-soal yang diselesaikan dengan 3G
CARA 3G MENGHITUNG LUAS DAERAH
1. Jika dalam menentukan luas                                           atau
                                diperoleh bentuk y2 – y1 = ax2 + bx + c dengan m dan n masing-
    masing adalah absis titik potong pertama dan kedua dari kurva y1 dan y2, luas
    tersebut sama dengan :



    Hal ini terjadi ketika menghitung luas antara garis lurus dan parabola atau antara
    dua buah parabola yang bertolak belakang




Dwi liestyowati                                                                           15
2. Luas daerah dengan melihat gambar (pendekatan secara geometri)

                                  Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada gambar
                                  adalah L =         x luas persegi panjang




                               Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada gambar adalah
                               L = 2. .ab = x luas persegi panjang
                                     2      4
                                     3      3




  Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada     Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada
  gambar adalah                              gambar adalah
                  L=                             L=          x luas persegi panjang



Hal ini terjadi ketika menghitung luas daerah antara parabola yang memiliki puncak
dengan sebuah garis.


         3G        Perhatikan gambar-gambar berikut ini :




Dwi liestyowati                                                                       16
1. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 – 4x – 5 dengan sumbu x.
Soal-soal dan pembahasan :


   Titik potong dengan sumbu x  y = 0
   Jawab :

    x2 – 4x – 5 = 0
   ( x + 1)( x – 5) = 0  x = -1 atau x = 5
   Gambar grafik menjadi :


                                                         (              )           [                       ]−51
                                                     5
                                             L = − ∫ x 2 − 4 x − 5 dx = − 1 x 3 − 2 x 2 − 5 x
                                                                          3
                                                     −1

                                             (                  ) (
                                     = − 125 − 50 − 25 + − 1 − 2 + 5 = −
                                          3                3
                                                                                    )        126
                                                                                              3
                                                                                                 + 78 = 36




                                                      y = x2 – 4x – 5
                                                      D = b2 – 4ac
                     3G
                                                      D = 16 + 20 = 36
                                                              D D 36.6
                                                         L=        =     = 36
                                                              6a 2   6.1



2. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = 2x2 + 8x dengan y = 2x + 8 .

   Titik potong dengan sumbu x : 2x2 + 8x = 0  2x ( x + 4 ) = 0  x = 0 atau x = -4
   Jawab :

   Titik potong kedua grafik :   2x2 + 8x = 2x + 8  2x2 + 6x – 8 = 0
                                 x2 + 3x – 4 = 0  ( x + 4 )( x – 1 ) = 0
                                 x = -4 atau x = 1

   gambar grafik menjadi :

                                                 ∫ (2 x + 8) −(2 x + 8 x )              ∫ (− 2 x                )
                                                 1                                      1
                                     L=                           2
                                                                                 dx =              2
                                                                                                       − 6 x + 8 dx
                                              −4                                        −4


                                         [
                                     = − 2 x 3 − 3x 2 + 8 x
                                         3
                                                                      ]−14 =  − 23 − 3 + 8  −  128 − 48 − 32 
                                                                                                         3



                                                                            2x2 + 8x = 2x + 8
                                         130        125
                                     =       + 85 =


                                                                            2x2 + 6x – 8 = 0
                                          3          3


                                                                            D = 36 – 4.2.(-8) = 100
                                                                                 D D 100.10 125
                             3G                                             L=
                                                                                 6a 2
                                                                                      =
                                                                                        6.4
                                                                                            =
                                                                                              3




Dwi liestyowati                                                                                                     17
3. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 - 2x + 1 dengan y = -x2 + 8x - 7 .

   Titik potong dengan sumbu x :      x2 - 2x + 1 = 0 dan -x2 + 8x – 7 = 0
   Jawab :

                                      ( x – 1 )2 = 0            x2 - 8x + 7 = 0
                                              x=1          ( x – 1 )( x – 7 ) = 0
                                                               x = 1 atau x = 7
   Titik potong kedua grafik :      x2 - 2x + 1 = -x2 + 8x – 7  2x2 - 10x + 8 = 0
                                    x2 - 5x + 4 = 0  ( x - 4 )( x – 1 ) = 0
                                    x = 4 atau x = 1
   gambar grafik menjadi :


                                                    (             )(          )
                                                4
                                           L = ∫ − x 2 + 8 x − 7 − x 2 − 2 x + 1 dx
                                                1

                                                    (                )
                                                4
                                                                          2                  4
                                           L = ∫ − 2 x 2 + 10 x − 8 dx = − x 3 + 5 x 2 − 8 x 
                                               1                          3                  1
                                                128              2              126
                                           =−       + 80 − 32 −  − + 5 − 8  = −     + 51 = 9
                                                 3               3               3


                                        x2 - 2x + 1 = -x2 + 8x - 7
                                        2x2 - 10x + 8 = 0
                                        D = 100 – 4.2.(8) = 36
              3G                         L=
                                              D D
                                                   =
                                                     36.6
                                                          =9
                                              6a 2    6.4




4. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 dan x = y3

   Titik potong kedua grafik : y = x2 dan y2 = x  (x2)2 = x
   Jawab :


                  x( x3 – 1) = 0    x = 0 atau x = 1
   gambar grafik menjadi :

                                                    (        )
                                                1
                                                                      2 2 1 1 2 1 1
                                           L=∫          x − x 2 dx = − x 3 − x 3  = − =
                                                0                     3     3 0 3 3 3


                                                                            3G
                                                         L1 = ⅓.□ = ⅓
                                                         L2 = ⅓.□ = ⅓
                                                         L□ = 1
                                                         L = L□ – L1 – L2
                                                         L=1-⅓-⅓


Dwi liestyowati                                                                             18
5. Tentukan Luas daerah di kuadran I yang dibatasi oleh y = 16 − x 2

                         x2 + y2 = R2 adalah lingkaran dengan jari-jari R
   Jawab :


                           y = 16 − x 2 artinya x2 + y2 = 16, jadi merupakan
                          persamaan lingkaran dengan jari-jari 4 (lihat gambar)
                          Luas di kuadran I = ¼.Luas lingkaran
                                            = ¼.π.R2 = 4π



6. Tentukan panjang busur kurva y = 36 − x 2 dari x = -6 sampai x = 6


                                        36 − x 2 artinya x2 + y2 = 36, jadi merupakan
   Jawab :


                                  persamaan lingkaran dengan jari-jari 6 (lihat gambar)
                                  y=

                                  Panjang busur = ½ .keliling lingkaran
                                           = ½.2π.R = πR = 6π




4.2. Menentukan Volume Benda Putar




Dwi liestyowati                                                                     19
Contoh 26 :
   berapakah volume benda putar yang terjadi, jika daerah yang dibatasi oleh kurva
   y = x2 dan garis y = 3x diputar sejauh 3600 mengelilingi sumbu y?


   Ordinat titik potong kurva y = x2 dan y = 3x
   Jawab :



   f(y) ≡ garis y = x2 ⟹ x1 =     y = y 2 dan g(y) ≡ garis y =3 x ⟹ x 2 = y
                                        1
                                                                         1


   subtitusi x =     y ke y = x ⟹ y =  y  = y
                                                                         3
                   1           2      1 2 1 2

                 ⟹ y2 – 9y = 0 ⟹ y(y – 9) = 0 ⟹ y = 0 atau y = 9
                   3                  3  9

   Jika daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini diputar sejauh 3600 mengelilingi
   sumbu y, maka volume benda putarnya adalah :


                                       (          )                    1  
                                      9                   9        2       2
                                                             1               
                                V = π ∫ x12 − x2 2 dy = π ∫  y 2  −  y   dy
                                                              
                                      0                   0   3        
                                   9                                   9
                                          1            1      1 3      1
                                = π ∫  y − y 2  dy = π  y 2 −   y  = π  (9 )2 −
                                                                                     1
                                                                                        (9)3 
                                                                                             
                                          9            2      27  0    2        27      

                                = π  − 27  = 13 1 π satuan volume
                                    0

                                     81   
                                    2           2




Dwi liestyowati                                                                          20
Contoh 27 :

                                     Daerah yang diarsir pada gambar di samping diputar
                                     mengelilingi sumbu x. Tentukan volume yang
                                     terbentuk!
                                     Jawab :

                                                ( )
                                            a                  a                             a
                                                 2 2                     1 
                                     V =π∫ x           dx = π ∫ x dx = π  x 5 
                                                                    4

                                            0                 0          5 0
                                             1        π
                                         = π  a5 − 0  = a5
                                             5        5


   Contoh 28 :
   Cari volume kerucut dengan jari-jari alas r dan tinggi t.

                                                Jika daerah yang diarsir di samping ini
   Jawab :

                                                diputar mengelilingi sumbu x maka akan
                                                terbentuk sebuah kerucut.
                                                Sehingga volume kerucut adalah :
                                                               t           2             t
                                                               r            r2
                                                       V = π ∫  x  dx = π ∫ 2 x 2 dx
                                                             0
                                                                t          0 t

                                                              π .r 2  1       3
                                                                                    t
                                                                                          1
                                                                                        π .r 2  t 3
                                                          =               x  = 2
                                                                        3          − 0  = π .r 2t
                                                                                               
                                                               t2              t 3      3
                                                                                        

   Contoh 29 :
                                                                             0



   Cari volume kerucut terpancung dengan jari-jari alas b, jari-jari atas a dan tinggi t.

                                                Jika daerah yang diarsir di samping ini
   Jawab :

                                                diputar mengelilingi sumbu x maka
                                                akan terbentuk sebuah kerucut
                                                terpancung.
                                                persamaan garis g adalah :
                                                         b−a

                                                Sehingga volume kerucut terpancung
                                                    y=         x+a


                                                adalah :
                                                            t


              t          2
          b−a       
   V = π ∫    x + a  dx
         0          
            t
                                                                                                       t
          t b − a  2 2
                            b−a       
                                        2
                                                   b − a  2 x 3     b−a x
                                                                               2        
   V = π ∫         x + 2 a    x + a  dx = π               + 2a        + a 2 x
         0 
            t               t        
                                                  t  3
                                                                       t  2          0
                                                                                        
             b − a  2 t 3
                                 b−at
                                         2
                                           2 
                                                                                2 
                                       + a t  − 0 = π (b − a ) + (b − a )at + a t 
                                                                 2 t
        = π               + 2a 
             t  3
                                  t 2      
                                                                 3                 


Dwi liestyowati                                                                                            21
 b 2t − 2abt + a 2t 3abt  1
       = π
                   3
                              +
                                3  3
                                            (
                                     = π a 2 + ab + b 2 .t                   )
                                   


   Perhatikan jika a = 0 dan b = r, maka V = π .r 2t yaitu merupakan volume kerucut
   Note :
                                               1


   Contoh 30 :
                                               3



   Tunjukkan bahwa volume bola berjari-jari r adalah V = π .r 3
                                                        4


                             Sebuah bola terbentuk jika setengah lingkaran yang
                                                        3
   Jawab :

                             diarsir diputar mengelilingi sumbu x.
                             Sehingga volume bola adalah :
                                                                                                                r
                                                                   
                                                                      (    x3 
                                                                                        )
                                       r                          r
                                 V = π ∫ y dx = π ∫ r − x dx = π r 2 x − 
                                                2                         2         2

                                       −r          −r              
                                                                          3 −r
                                               3             3
                                              r               r    2        2       4
                                 V = π  r 3 −  − π  − r 3 +  = π .r 3 + π .r 3 = π .r 3
                                              3            3 3        3       3
                                                     


   Contoh 31 :
   Daerah yang diarsir disamping diputar mengelilingi sumbu y. Tentukan volume yang
   terbentuk
                                Jawab :
                                                  y
                                 y = kx 2 ⇔ x 2 =
                                                  k
                                           ka 2                       ka 2
                                                                                  y
                                  V =π      ∫x          dy = π            ∫
                                                    2
                                                                                    dy
                                            0                             0
                                                                                  k
                                                              2
                                                         ka
                                       π  y2                        π  k 2a 4
                                                                        
                                                                                                 1
                                  V=                            =                         − 0  = π .k .a 4
                                       k 2 
                                         0                          k 2
                                                                       
                                                                                                 2
                                                                                                


       3G         Perhatikan gambar di bawah ini

                                   Kurva parabola y = ax2 + bx + c memotong sumbu x di
                                   x1 dan x2. Sehingga x1 dan x2 adalah akar-akar
                                   persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 . Dan seperti biasa,
                                   diskriminan ( D ) dari persamaan kuadrat ini adalah :
                                   D = b2 – 4 ac
                                   Jika daerah yang diarsir diputar mengelilingi sumbu x
                                   , maka volume yang terbentuk adalah:
                                                  π .D 2 D
                                              V=
                                                     30a 3


Dwi liestyowati                                                                                                     22
Contoh 31 :
   Daerah yang diarsir disamping diputar mengelilingi sumbu x. Tentukan volume yang
   terbentuk


                                           ( x – 1 )( x – 2 ) = x2 – 3x + 2 = 0
                                           Jawab :

                                           D = ( -3 )2 – 4.1.2 = 1
                                                π .12 1 π
                                           V=             =
                                                 30.13      30




         3G
                        INTEGRAL TRIGONOMETRI

    a)
                          1                    n −1
         ∫ sin x dx = − sin n−1 x. cos x +           sin n−2 x dx
                                                 n ∫
                 n



    b) ∫ sin n x. cos x dx =
                          n
                               1
                                   sin n +1 x + C

    c) ∫ cos n x dx = cos n−1 x. sin x +
                             n +1
                        1                    n −1      n−2
                                                  ∫ cos x dx
    d) ∫ cos n x. sin x dx = −
                        n                      n
                                 1
                                     cos n +1 x + C
    Jika n ganjil, maka rumus ditulis sebagai berikut :
                               n +1


    e)
         π
         2
                           1 n −1 1 n − 3 1 n − 5 1
         ∫ sin       x.dx = .
                 n
                                 .  .    .  .    ....
                           n 1 n−2 1 n−4 1

   Contoh 32 :
         0
                                                      1



    a)
                          1                   2 −1                  1                1
         ∫ sin x dx = − sin 2 −1 x. cos x +
                 2                                         2−2
                                                     ∫ sin x dx = − 2 sin x. cos x + 2 x + C
    b) ∫ sin 2 x. cos x dx =
                          2                     2
                               1                      1
                                   sin 2 +1 x + C = sin 3 x + C

    c) ∫ cos3 x dx = cos3−1 x. sin x +
                             2 +1                     3
                        1                   3 −1         3− 2   1                 2
                                                  ∫ cos x dx = 3 cos x. sin x + 3 sin x + C
                                                                      2



    d) ∫ cos3 x. sin x dx = −
                        3                     3
                                 1                        1
                                     cos3+1 x + C = − cos 4 x + C
                               3 +1                       4

    e)
         π
         2
                           1 3 −1 1  1       2
         ∫ sin       x.dx = .       = .2.1 =
                 3
                                 .
                           3 1 3−2 3         3


    f)
         0
         π
         2
                           1 5 −1 1 5 − 3 1    4   2    8
         ∫ sin       x.dx = .               = . . . . =
                 5
                                 .  .    .
                           5 1 5−2 1 5−4 5       3   1 15


    g)
         0
         π
         2
                             8   6 4     2    128
         ∫ sin       x.dx = . . . . . . . . =
                 9

         0
                           9   7   5 3     1 945


Dwi liestyowati                                                                                23

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
agus_budiarto
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
BAIDILAH Baidilah
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
Charro NieZz
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 

Mais procurados (20)

TURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGITURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGI
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
 
Metode cakram
Metode cakramMetode cakram
Metode cakram
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
Materi Turunan
Materi TurunanMateri Turunan
Materi Turunan
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsistenMenentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
Menentukan sistem persamaan linier dalam bentuk sistem konsisten dan inkonsisten
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Teknik teknik pengintegralan
Teknik teknik pengintegralanTeknik teknik pengintegralan
Teknik teknik pengintegralan
 
Materi aljabar polinomial
Materi aljabar polinomialMateri aljabar polinomial
Materi aljabar polinomial
 
20. soal soal vektor
20. soal soal vektor20. soal soal vektor
20. soal soal vektor
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Kalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integralKalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integral
 

Semelhante a Teknik pengintegralan (20)

Integral
IntegralIntegral
Integral
 
Integral 2
Integral 2Integral 2
Integral 2
 
R5 g kel 4 kal2 2
R5 g kel 4 kal2 2R5 g kel 4 kal2 2
R5 g kel 4 kal2 2
 
Teknik pengintegralan
Teknik pengintegralanTeknik pengintegralan
Teknik pengintegralan
 
Pd3
Pd3Pd3
Pd3
 
Bab 3-turunan
Bab 3-turunanBab 3-turunan
Bab 3-turunan
 
integrasi
integrasiintegrasi
integrasi
 
Ringkasanturunanfungsi
RingkasanturunanfungsiRingkasanturunanfungsi
Ringkasanturunanfungsi
 
Pt 4 integral parsil-d4
Pt 4 integral parsil-d4Pt 4 integral parsil-d4
Pt 4 integral parsil-d4
 
Limit2
Limit2Limit2
Limit2
 
Pd2
Pd2Pd2
Pd2
 
Integral tentu
Integral tentuIntegral tentu
Integral tentu
 
Pd4
Pd4Pd4
Pd4
 
Integral
IntegralIntegral
Integral
 
Kompros scilab
Kompros scilabKompros scilab
Kompros scilab
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
Soal mat sma ipa gawe semester 1 seri 2 a
Soal mat sma ipa gawe  semester 1 seri 2 aSoal mat sma ipa gawe  semester 1 seri 2 a
Soal mat sma ipa gawe semester 1 seri 2 a
 
02 bab 1
02 bab 102 bab 1
02 bab 1
 
04 turunan
04 turunan04 turunan
04 turunan
 
Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2Materi kalkulus 2
Materi kalkulus 2
 

Mais de Lilies DLiestyowati

Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Lilies DLiestyowati
 
Soal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy rieman
Soal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy riemanSoal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy rieman
Soal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy rieman
Lilies DLiestyowati
 

Mais de Lilies DLiestyowati (8)

Gelombang-dan-Sinyal-Elektronik dan aplikasinya.pptx
Gelombang-dan-Sinyal-Elektronik dan aplikasinya.pptxGelombang-dan-Sinyal-Elektronik dan aplikasinya.pptx
Gelombang-dan-Sinyal-Elektronik dan aplikasinya.pptx
 
Robot Hexapod - Terfinal2.pptx
Robot Hexapod - Terfinal2.pptxRobot Hexapod - Terfinal2.pptx
Robot Hexapod - Terfinal2.pptx
 
Public key cryptography
Public key cryptographyPublic key cryptography
Public key cryptography
 
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat OptikSoal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
Soal jawab Sistem Komunikasi Serat Optik
 
Barisan dan deret 3G
Barisan dan deret 3GBarisan dan deret 3G
Barisan dan deret 3G
 
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus PoissonContoh soal Teori antrian khusus Poisson
Contoh soal Teori antrian khusus Poisson
 
Teori antrian - Dwi
Teori antrian - DwiTeori antrian - Dwi
Teori antrian - Dwi
 
Soal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy rieman
Soal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy riemanSoal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy rieman
Soal jawab integral La Place, Fourier, Cauchy rieman
 

Último

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 

Teknik pengintegralan

  • 1. INTEGRAL KALKULUS (TEKNIK INTEGRASI) Contoh soal dan penyelesaiannya Dra. Dwi Liestyowati, MM
  • 2. INTEGRAL KONSEP INTEGRAL Kita telah mengenal operasi invers (balikan fungsi). Berikut ini adalah contoh pasangan operasi invers dalam matematika: penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, pangkat dan akar. Pada bab ini akan dipelajari invers dari turunan yang disebut antiturunan. Definisi: Integral adalah fungsi invers dari turunan Suatu fungsi F dikatakan sebagai antiturunan (antiderivatif) dari fungsi f apabila F’(x) = f(x) untuk setiap x dalam domain dari f Jika kita mengatakan turunan dari A adalah B, maka dikatakan bahwa Integral dari A adalah B. Misalnya jika c adalah sebuah konstanta, turunan dari x2 + c adalah 2x, maka integral dari 2x adalah x2 + c. Lambang “ ∫dx “ digunakan untuk menyatakan integral Perhatikan diagram dibawah ini : Dwi liestyowati 1
  • 3. 1. INTEGRAL TAK TENTU Jika F’(x) = f(x) dan f kontinu, maka : dx = F ( x) + C , (C = konstanta) ∗ Operasi pada Integral ∫ f ( x) ∫ [ f ( x) ± g ( x)] dx = ∫ f ( x)dx ± ∫ g ( x)dx ∫ [kf ( x)]dx = k ∫ f ( x)dx , (k = konstanta) ∗ Rumus dasar Integral Integral fungsi Aljabar 1. ∫ a dx = ax + c , a = konstanta 2. 1 ∫x n x n +1 + c, n ≠ −1 dx = 3. ∫ kx dx = n +1 k n x n +1 + c, n ≠ −1 n +1 Contoh 1 : ∫x dx =..... 7 x 7 +1 x8 1 8 ∫ x dx = 7 + 1 + c = 8 + c = 8 x + c 7 Contoh 2 : ∫ x dx =..... 1 +1 1 x2 2 ∫ x dx = ∫x 2 dx = 1 +c= x 3 x +c +1 Contoh 3 : 2 dx ∫ x3 =..... dx 1 −3 x −3+1 1 ∫ x3 = ∫ x3 dx = ∫ x dx = − 3 +1 +c = 2x2 +c Contoh 4 : ∫ ( x − x + x)dx =..... 3 2 ∫ ( x − x + x)dx = ∫ x dx − ∫ x dx + ∫ xdx 3 2 3 2 1 4 1 3 1 2 = x − x + x +c Contoh 5 : 4 3 2 ∫ (x + 1) 2 dx =..... 2 ∫ (x 2 ( + 1) 2 dx = ∫ x 4 + 2 x 2 + 1 dx = ) 1 5 2 3 5 x + x + x+c 3 Dwi liestyowati 2
  • 4. Perhatikan diagram dibawah ini : Integral fungsi Trigonometri 1. ∫ sin x dx = − cos x + c 2. ∫ cos x dx = sin x + c 3. ∫ sec x dx = tan x + c 2 4. ∫ cosec x dx = − cot x + c 2 5. 1 ∫ x dx = ln x + c Contoh 6 : ∫ 2 sin x dx =..... ∫ 2 sin x dx =2∫ sin x dx = −2 cos x + c Contoh 7 : ∫ 9 − 9 sin 2 x dx =..... ∫ 9 − 9 sin 2 x dx =3∫ 1 − sin 2 x dx Contoh 8 : = ∫ 3 sin x dx =3 cos x dx = 3∫ cos x dx = 3 sin x + c ∫ (2 cos x + 3) dx =..... ∫ (2 cos x + 3) dx =∫ 2 cos x dx + ∫ 3dx 3 x 0 +1 = 2 ∫ cos x dx + 3∫ x 0 dx = 2 sin x + + = 2 sin x + 3 x + c Contoh 9 : 0 +1 Karena cos x = 1 – 2sin2 ½x , maka sin2 ½x = ½ - ½ cos x, sehingga ; ∫ sin x dx =..... 2 1 2 1 ∫ sin 1 x dx =∫ ( 1 − 1 cos x)dx = ∫ 2 dx − ∫ 1 cos x dx 2 2 2 2 2 1 1 1 = ∫ dx − 1 ∫ cos x dx = x − sin x + c 2 2 2 2 Dwi liestyowati 3
  • 5. Contoh 10 : a) ∫ sin 3θ dθ = − 1 cos 3θ + c b) 3 1 ∫t dt = t 3 + c 2 c) 3 1 ∫ y 4 dy = y 5 + c 5 2. PENERAPAN INTEGRAL TAK TENTU 2.1. Menentukan Rumus Fungsi, jika turunan Fungsi dan Nilai Fungsi Pada bentuk dx = F ( x) + C , disebut solusi umum dari persamaan diketahui differensial,karena berisi tak hingga banyak kemungkinan. Tetapi jika diketahui ∫ f ( x) sebuah nilai F(a) untuk suatu x = a, maka kita bisa mendapatkan solusi tunggal dari persamaan differensial dengan cara mensubitusikan nilai fungsi yang diketahui pada solusi umum. Solusi yang demikian disebut solusi khusus. Contoh 11 Diketahui f ’(x) = 6 - x dan f(1) = . Tentukan f(x)! 4 3 Jawab: 1 2 3 f ( x) = ∫ (6 − x ) dx = ∫ 6dx − ∫ x 2 dx = 6 x − x2 +C 3 4 2 3 4 f(1) =  f (1) = 6.1 − .1 2 + C =  C=-4 3 3 3 2 4  6− +C = Jadi, f ( x) = 6 x − x 2 − 4 3 3 2 3 Contoh 12 3 Diketahui f ‘(x)= 2 cos 2x + 3. Tentukan f(x), jika f ( x) = 6 + π pada saat x = 3 π 4 4 Jawab: = sin 2x + 3x + C f ( x) = ∫ (2 cos 2 x + 3)dx = ∫ 2 cos 2 xdx + ∫ 3dx π 3 x = ⇒ f ( x) = 6 + π 4 4 Dwi liestyowati 4
  • 6. 3 π  π  6 + π = sin 2  + 3  + C 4 4 4 3 =1+ π + C 4 3 3 1+ π + C = 6 + π ⇒ C = 5 Jadi, f(x) = sin 2x + 3x + 5 4 4 dy 2.2. Menentukan persamaan kurva y = f(x) jika diketahui dan sebuah dx Pada bahasan ini akan ditunjukkan penggunaan integral tak tentu untuk titik pada kurva menentukan persamaan suatu kurva. Contoh 13 Diketahui fungsi turunan suatu kurva adalah = 2( x − 1) tentukan persamaan dy kurva jika diketahui kurva tersebut melalui titik (3, 2). dx Jawab: dy = 2( x − 1) ⇒ y = ∫ 2( x − 1) dx = 2 ∫ ( x − 1)dx y = 2( ½x2 –x ) + C = x2 - 2x + C Kurva melalui titik (3,2) ⟹ 2 = 32 – 2.3 + C ⟹ C = -1 dx Jadi persamaan kurva adalah y = x2 - 2x -1 Contoh 14 Suatu kurva mempunyai titik stasioner (2, 3) dan diketahui garis singgung kurva adalah 2x – k, k suatu konstanta. Tentukan: a) Nilai k b) Persamaan kurva Gradient garis singgung Catatan: kurva adalah a) Jawab: dy dy = 2x − k dx titik stasioner adalah titik dimana = 0 . Diketahui titik stasioner kurva dx dy adalah (2, 3). dx = 0 ⟹ 2x – k = 0 dy 2.2 – k = 0, (x = 2) k=4 dx b) karena k = 4, maka = 2 x − 4 ⟹ y = ∫ ( 2 x − 4)dx = x 2 − 4 x + C dy kurva melalui titik (2, 3), maka 3 = 22 – 4.2 + C ⟹ C = 7 Jadi, persamaan kurva adalah y = x2 – 4x + 7 dx Dwi liestyowati 5
  • 7. Contoh 15 Tentukan persamaan kurva dengan gradient garis singgung di titik (x, y) sama dengan 2x – 3, dan kurva melalui titik (1, -3) ! Jawab : dy = ( 2 x − 3) → dy = ( 2 x − 3) dx dx → y =x2 – 3x + C dx ∫ dy = ∫ (2 x − 3) Kurva melalui (1, -3) maka -3 = 1 – 3 + C → C = 1 ∴ Persamaan kurvanya adalah y = x2 – 3x – 1 Kita telah mengetahui bahwa turunan dari jarak s(t) yang ditempuh benda 2.3. Persamaan gerak bergerak adalah kecepatan v(t) dari benda tersebut, dimana t adalah waktu. Sehingga integral dari kecepatan v(t) adalah jarak s(t).sehingga bisa ditulis sebagai : s(t) = ∫v(t) dt Jika t adalah percepatan, kita telah mengetahui bahwa = a (t ) maka : dv(t ) v(t) = ∫a(t) dt dt Contoh 16. Percepatan sebuah benda yang bergerak diberikan oleh rumus : A(t) = 6t + 4 Percepatan a(t) dinyatakan dalam m/det2 dan waktu t dinyatakan dalam detik Pada saat t = 1 detik, kecepatan benda adalah 12 m/det dan jarak yang ditempuh benda adalah 13 m. Tentukan : a) Kecepatan awal benda b) Jarak yang ditempuh benda pada saat t = 2 detik a) v(t) = ∫(6t+4) dt = 3t2 + 4t + c Jawab : v(1) = 3(1)2 + 4(1) + c = 12 → c = 5 v(t) = 3t2 + 4t + 5 kecepatan awal : v(0) = 4(0) + 5 = 5 m/det b) s(t) = ∫v(t) dt = ∫(3t2 + 4t + 5) dt = t3 + 2t2 + 5t + c s(1)n = (1)2 + 2(1)2 + 5(1) + c = 13 → c = 5 s(t) = t3 + 2t2 + 5t + 5 s(2) = 23 + 2(2)2 + 5(2) + 5 = 31 m Contoh 17. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan v m perdetik. Pada saat t detik persamaan kecepatannya adalah v = 8t – 1 . Pada saat t = 1, posisi benda yaitu s = 6 m. a). Tentukan persamaan posisi benda sebagai fungsi t ? Dwi liestyowati 6
  • 8. b). Berapa jauh posisi benda pada saat t = 4 ? a). s(t) = ∫(8t - 1) dt = 4t2 - t + c , diketahui : s(1) = 6 Jawab : jadi 4(1)2 – (1) + c = 6 → c = 3 maka : s = 4t2 – t + 3 b). s(4) = 4(4)2 – 4 + 3 = 63 m 3. TEKNIK PENGINTEGRALAN: Fungsi-fungsi yang ada pada kalkulus disebut fungsi-fungsi elementer, yaitu fungsi konstanta, fungsi pangkat, fungsi logaritma dan fungsi eksponen, fungsi trigonometri dan fungsi invers trigonometri, serta semua fungsi yang diperoleh dari hasil penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan komposisi dari fungsi-fungsi tersebut yang dinamakan fungsi-fungsi elementer. Diferensiasi suatu fungsi elementer dapat dilakukan langsung dengan menggunakan aturan-aturan yang telah kita pelajari. Dan hasilnya selalu berupa fungsi elementer. Sedangkan Integrasi (antidiferensiasi) adalah persoalan yang berbeda sama sekali. Integrasi melibatkan sedikit teknik dan lebih banyak akal; lebih buruk lagi hasilnya tidak selalu berupa fungsi elementer. Teknik dasar untuk integrasi adalah subtitusi dan integrasi parsial (Integration by parts) dan dekomposisi integran menggunakan pecahan parsial, sekaligus juga diperkenalkan teknik integrasi dg cara singkat, yaitu jalan pintas menggunakan rumus- rumus integral yg sudah jadi, dikenal dengan nama 3G (Goggle Guidance Goals) ∗ Pengintegralan dengan metode Subtitusi Contoh 18 : ∫ (2 x + 5) 7 dx Misalkan v = 2x + 5 , maka dv dv = 2 ⇔ dx = Sehingga dx 2 dv 1 7 1 v 7 +1 ∫ (2 x + 5) dx = ∫ v = ∫ v dv = . +c 7 7 2 2 2 7 +1 1 1 = v 8 + c = (2 x + 5)8 + c 16 16 Perhatikan Integral : ∫ (ax + b) n dx dimana n ≠ -1 Misalkan v = ax + b maka dv dv = a ⇔ dx = Sehingga dx a dv v n +1 (ax + b) n +1 ∫ (ax + b) dx = ∫ v = +c = +c n n a a(n + 1) a(n + 1) Jadi jika n ≠ -1 maka + c kita namakan 3G (ax + b) n +1 ∫ (ax + b) dx = n a (n + 1) Dwi liestyowati 7
  • 9. Untuk contoh 14 kita bisa langsung memakai 3G : (2 x + 5) 7 +1 (2 x + 5)8 ∫ (2 x + 5) dx = +c = +c 7 Pengintegralan dengan metode Subtitusi 3G lainnya : 2.(7 + 1) 16 1. 1 +1 (ax + b) 2 2(ax + b) (ax + b) ∫ ax + b dx = a( 1 + 1) +c = 3a +c 2. 2 n (ax + b) n (ax + b) ∫ n (ax + b) dx = n +1 a +c 3. n m −1 (ax m + b) n +1 ∫ (ax + b) x dx = +c m ma(n + 1) 4. n (ax + b) (ax + b) m n m m −1 ∫ (ax + b) .x dx = +c n m n +1 ma 5. ∫ − 1 +1 n −1 x m −1(ax m + b) n n n (ax + b) m dx = +c = . +c n ax + b m ma(− 1 + 1) n n −1 ma 6. n +1 g ( x) [ f ( x)] ∫ [ f ( x)] n g ( x) dx = . +c f ( x) n +1 Contoh 19 : ∫ (3x − 6) 9 dx = ..... Dengan cara 3G : (3 x − 6)9 +1 (3 x − 6)10 ∫ (3x − 6) dx = +c = +c 9 Contoh 20 : 3(9 + 1) 30 ∫ (3x + 2 x + 4) (7 x + 4 x ) dx = ..... 7 6 5 6 5 7x6 + 4x5 (3 x 7 + 2 x 6 + 4) 6 ∫ (3x + 2 x + 4) (7 x + 4 x ) dx = 3(7 x 6 + 4 x 5 ) . +c 7 6 5 6 5 6 (3 x 7 + 2 x 6 + 4) 6 = +c 18 ∗ Pengintegralan dengan metode Parsial Biasanya ditulis dengan singkat : ∫ u dv = uv − vdu Dwi liestyowati 8
  • 10. Contoh 21 : Hitunglah integral berikut ini dengan menggunakan metode parsial a. ∫x ax + b dx = .... b. x ∫ ax + b dx = .... c. ∫ x. cos x dx = .... Jawab : a. Karena (ax + b) 2 = (ax + b ) 2 −1 (a ) = d 3 3 3 3a ax + b maka dx 2 2 2 3 ax + b dx = d (ax + b) 2 3a sehingga 3 ∫ x d (ax + b )2 2 ∫x ax + b dx = ∫ u dv u v 3a x(ax + b ) 2 − 2 3 2 2 3 3a ∫ 3a ∫ ∫ u dv = uv − vdu 3 x.d (ax + b) 2 = (ax + b) 2 dx 3a 2 (ax + b ) 2 +1 3 x(ax + b ) 2 − 2 3 = +c 3a 3a  3  a + 1 2  2 (ax + b )2 [5ax − 2(ax + b )] + c 3 = Jadi 15a 2 ∫x 2 (3ax − 2b )(ax + b )2 3 ax + b dx = 2 15a b. Karena (ax + b) = (ax + b )− 2 (a ) = d 1 1 a dx 2 2 ax + b maka dx 2 = d (ax + b) ax + b a sehingga ∫ x d( ) xdx 2 ∫ = ax + b ∫ u dv vu ax + b a 2 2 2 a ∫ x.d ax + b = a x ax + b − a ∫ ax + b dx ∫ u dv = uv − vdu = x ax + b − 2 ∫ (ax + b ) 2 d (ax + b ) 2 2 1 a a Dwi liestyowati 9
  • 11. x ax + b − 2 (ax + b ) (ax + b ) + c 2 4 = a 3a 2 ax + b ax + b = [3ax − 2(ax + b )] + c = 2 (ax − 2b ) + c Jadi 2 3a 3a 2 = 2 (ax − 2b ) ax + b + c xdx 2 ∫ c. Misal : v = x dan u = sin x , maka ax + b 3a du = cos x ⇔ cos x.dx = du sehingga dx ∫ x. cos x dx = ∫ v.du = uv − ∫ v.du = x sin x − ∫ sin x.dx = x sin x + cos x + c Dan dalam penulisan yang lebih sederhana, kita dapatkan: ∫ x. cos x dx = ∫ x.d (sin x) = x sin x − ∫ sin x.dx = x sin x + cos x + c Contoh 22 : Dwi liestyowati 10
  • 12. 3G 4. INTEGRAL TERTENTU Teorema dasar Integral tertentu b ∫ f ( x)dx =[F ( x)]a = F (b) − F (a) b dengan F ' ( x) = f ( x) a Dwi liestyowati 11
  • 13. Contoh 23 : 3 1 3 1  1  ∫ (x − 2 x + 3)dx = [ x 3 − x 2 + 3 x] =  33 − 32 + 3.3  −  03 − 0 2 + 3.0  = 9 2 Contoh 24 : 3 0 3  3  0 Jika − 4 x)dx = 10 , berapakah nilai a ? a ∫ (3x 2 1 a a3 – 2a2 – (1 – 20) = 10 Jawab : [ x 3 − 2 x 2 ] = 10 a3 – 2a2 + 1 = 10 1 a3 – 2a2 - 9 =0 (a2 + a + 3)(a – 3) =0  a=3 Jadi nilai a = 3 Contoh 25 : π ∫ (2 cos x − 3 sin x)dx = [2 sin x + 3 cos x] π = (2 sin π + 3 cos π ) − (2 sin π + 3 cos π ) = −5 π 2 2 π 2 2 4.1. Menentukan Luas Daerah  Satu kurva y = f(x), di atas sumbu x y = f(x), di atas sumbu x x = f(y), di kanan sumbu y x = f(y), di kiri sumbu y Dwi liestyowati 12
  • 14.  Dua kurva y = f(x) diatas y = g(x) x = f(y) dikanan x = g(y) Contoh 22 : Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini Daerah dibatasi pada x = -1 dan x = 2 Jawab : Mencari persamaan garis lurus pada titik (-1, 1) dan (2, 4), yaitu : y −1 x +1 y −1 x +1 = ⇒ = ⇒ y −1 = x +1 ⇒ y = x + 2 Persamaan parabola y = x2, maka luas daerah yang diarsir adalah : 4 −1 2 +1 3 3 2 2 2 L = ∫ (( x + 2) − x 2 )dx = ∫ ( x + 2)dx − ∫ x 2 dx −1 −1 −1 1  2 1 3  2  1  1   1   1  =  x 2 + 2 x  −  x  =  2 2 + 2.2  −  (− 1)2 + 2.(− 1) −  2 3  −  (− 1)3  = (2 + 4 ) −  − 2  −  +  =  6 +  − 3 = 7 1 − 3 = 4 1 satuan luas 2  − 1  3  − 1  2  2   3   3   1   8 1   2  2   3 3   3 2 2 Dwi liestyowati 13
  • 15. Contoh 23 : Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini Jawab: π π L = ∫ sin xdx = [− cos x] = (− cos π ) − (− cos 0 ) = 1 + 1 = 2 Contoh 24 : 0 0 Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini Jawab : 2π 2π L= ∫ sin xdx = [− cos x] = (− cos 2π ) − (− cos π ) = − 1 − 1 = − 2 = 2 π π Catatan : tanda harga mutlak digunakan karena posisi grafik ada di daerah negative, sedangkan nilai Luas harus positif. Dwi liestyowati 14
  • 16. Contoh 25 : Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini Perhatikan jika luas daerah dihitung dengan cara berikut ini, Jawab : 2π 2π L= ∫ sin xdx = [− cos x] = (− cos 2π ) − (− cos 0 ) = −1 + 1 = 0 Maka cari dahulu luas daerah diatas sumbu x kemudian cari luas dibawah sumbu 0 0 x, lalu tambahkan. π 2π L = ∫ sin x dx + ∫ sin x dx = 2 + 2 = 4 0 π Selanjutnya akan dibahas soal-soal yang diselesaikan dengan 3G CARA 3G MENGHITUNG LUAS DAERAH 1. Jika dalam menentukan luas atau diperoleh bentuk y2 – y1 = ax2 + bx + c dengan m dan n masing- masing adalah absis titik potong pertama dan kedua dari kurva y1 dan y2, luas tersebut sama dengan : Hal ini terjadi ketika menghitung luas antara garis lurus dan parabola atau antara dua buah parabola yang bertolak belakang Dwi liestyowati 15
  • 17. 2. Luas daerah dengan melihat gambar (pendekatan secara geometri) Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada gambar adalah L = x luas persegi panjang Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada gambar adalah L = 2. .ab = x luas persegi panjang 2 4 3 3 Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada Luas daerah yang diarsir/diwarnai pada gambar adalah gambar adalah L= L= x luas persegi panjang Hal ini terjadi ketika menghitung luas daerah antara parabola yang memiliki puncak dengan sebuah garis. 3G Perhatikan gambar-gambar berikut ini : Dwi liestyowati 16
  • 18. 1. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 – 4x – 5 dengan sumbu x. Soal-soal dan pembahasan : Titik potong dengan sumbu x  y = 0 Jawab : x2 – 4x – 5 = 0 ( x + 1)( x – 5) = 0  x = -1 atau x = 5 Gambar grafik menjadi : ( ) [ ]−51 5 L = − ∫ x 2 − 4 x − 5 dx = − 1 x 3 − 2 x 2 − 5 x 3 −1 ( ) ( = − 125 − 50 − 25 + − 1 − 2 + 5 = − 3 3 ) 126 3 + 78 = 36 y = x2 – 4x – 5 D = b2 – 4ac 3G D = 16 + 20 = 36 D D 36.6 L= = = 36 6a 2 6.1 2. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = 2x2 + 8x dengan y = 2x + 8 . Titik potong dengan sumbu x : 2x2 + 8x = 0  2x ( x + 4 ) = 0  x = 0 atau x = -4 Jawab : Titik potong kedua grafik : 2x2 + 8x = 2x + 8  2x2 + 6x – 8 = 0 x2 + 3x – 4 = 0  ( x + 4 )( x – 1 ) = 0 x = -4 atau x = 1 gambar grafik menjadi : ∫ (2 x + 8) −(2 x + 8 x ) ∫ (− 2 x ) 1 1 L= 2 dx = 2 − 6 x + 8 dx −4 −4 [ = − 2 x 3 − 3x 2 + 8 x 3 ]−14 =  − 23 − 3 + 8  −  128 − 48 − 32  3 2x2 + 8x = 2x + 8 130 125 = + 85 = 2x2 + 6x – 8 = 0 3 3 D = 36 – 4.2.(-8) = 100 D D 100.10 125 3G L= 6a 2 = 6.4 = 3 Dwi liestyowati 17
  • 19. 3. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 - 2x + 1 dengan y = -x2 + 8x - 7 . Titik potong dengan sumbu x : x2 - 2x + 1 = 0 dan -x2 + 8x – 7 = 0 Jawab : ( x – 1 )2 = 0 x2 - 8x + 7 = 0 x=1 ( x – 1 )( x – 7 ) = 0 x = 1 atau x = 7 Titik potong kedua grafik : x2 - 2x + 1 = -x2 + 8x – 7  2x2 - 10x + 8 = 0 x2 - 5x + 4 = 0  ( x - 4 )( x – 1 ) = 0 x = 4 atau x = 1 gambar grafik menjadi : ( )( ) 4 L = ∫ − x 2 + 8 x − 7 − x 2 − 2 x + 1 dx 1 ( ) 4  2 4 L = ∫ − 2 x 2 + 10 x − 8 dx = − x 3 + 5 x 2 − 8 x  1  3 1 128  2  126 =− + 80 − 32 −  − + 5 − 8  = − + 51 = 9 3  3  3 x2 - 2x + 1 = -x2 + 8x - 7 2x2 - 10x + 8 = 0 D = 100 – 4.2.(8) = 36 3G L= D D = 36.6 =9 6a 2 6.4 4. Tentukan Luas daerah yang dibatasi oleh y = x2 dan x = y3 Titik potong kedua grafik : y = x2 dan y2 = x  (x2)2 = x Jawab : x( x3 – 1) = 0  x = 0 atau x = 1 gambar grafik menjadi : ( ) 1  2 2 1 1 2 1 1 L=∫ x − x 2 dx = − x 3 − x 3  = − = 0  3 3 0 3 3 3 3G L1 = ⅓.□ = ⅓ L2 = ⅓.□ = ⅓ L□ = 1 L = L□ – L1 – L2 L=1-⅓-⅓ Dwi liestyowati 18
  • 20. 5. Tentukan Luas daerah di kuadran I yang dibatasi oleh y = 16 − x 2 x2 + y2 = R2 adalah lingkaran dengan jari-jari R Jawab : y = 16 − x 2 artinya x2 + y2 = 16, jadi merupakan persamaan lingkaran dengan jari-jari 4 (lihat gambar) Luas di kuadran I = ¼.Luas lingkaran = ¼.π.R2 = 4π 6. Tentukan panjang busur kurva y = 36 − x 2 dari x = -6 sampai x = 6 36 − x 2 artinya x2 + y2 = 36, jadi merupakan Jawab : persamaan lingkaran dengan jari-jari 6 (lihat gambar) y= Panjang busur = ½ .keliling lingkaran = ½.2π.R = πR = 6π 4.2. Menentukan Volume Benda Putar Dwi liestyowati 19
  • 21. Contoh 26 : berapakah volume benda putar yang terjadi, jika daerah yang dibatasi oleh kurva y = x2 dan garis y = 3x diputar sejauh 3600 mengelilingi sumbu y? Ordinat titik potong kurva y = x2 dan y = 3x Jawab : f(y) ≡ garis y = x2 ⟹ x1 = y = y 2 dan g(y) ≡ garis y =3 x ⟹ x 2 = y 1 1 subtitusi x = y ke y = x ⟹ y =  y  = y 3 1 2 1 2 1 2 ⟹ y2 – 9y = 0 ⟹ y(y – 9) = 0 ⟹ y = 0 atau y = 9 3 3  9 Jika daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini diputar sejauh 3600 mengelilingi sumbu y, maka volume benda putarnya adalah : ( ) 1   9 9 2 2  1  V = π ∫ x12 − x2 2 dy = π ∫  y 2  −  y   dy   0 0   3    9 9  1  1 1 3 1 = π ∫  y − y 2  dy = π  y 2 − y  = π  (9 )2 − 1 (9)3    9  2 27  0 2 27  = π  − 27  = 13 1 π satuan volume 0  81  2  2 Dwi liestyowati 20
  • 22. Contoh 27 : Daerah yang diarsir pada gambar di samping diputar mengelilingi sumbu x. Tentukan volume yang terbentuk! Jawab : ( ) a a a 2 2 1  V =π∫ x dx = π ∫ x dx = π  x 5  4 0 0 5 0 1  π = π  a5 − 0  = a5 5  5 Contoh 28 : Cari volume kerucut dengan jari-jari alas r dan tinggi t. Jika daerah yang diarsir di samping ini Jawab : diputar mengelilingi sumbu x maka akan terbentuk sebuah kerucut. Sehingga volume kerucut adalah : t 2 t r  r2 V = π ∫  x  dx = π ∫ 2 x 2 dx 0 t  0 t π .r 2  1 3 t  1 π .r 2  t 3 = x  = 2 3  − 0  = π .r 2t  t2  t 3  3   Contoh 29 : 0 Cari volume kerucut terpancung dengan jari-jari alas b, jari-jari atas a dan tinggi t. Jika daerah yang diarsir di samping ini Jawab : diputar mengelilingi sumbu x maka akan terbentuk sebuah kerucut terpancung. persamaan garis g adalah : b−a Sehingga volume kerucut terpancung y= x+a adalah : t t 2 b−a  V = π ∫ x + a  dx 0  t t t b − a  2 2  b−a  2  b − a  2 x 3 b−a x 2  V = π ∫   x + 2 a  x + a  dx = π   + 2a  + a 2 x 0   t   t     t  3   t  2 0   b − a  2 t 3  b−at 2 2    2   + a t  − 0 = π (b − a ) + (b − a )at + a t  2 t = π   + 2a   t  3   t 2    3  Dwi liestyowati 21
  • 23.  b 2t − 2abt + a 2t 3abt  1 = π  3 + 3  3 (  = π a 2 + ab + b 2 .t )   Perhatikan jika a = 0 dan b = r, maka V = π .r 2t yaitu merupakan volume kerucut Note : 1 Contoh 30 : 3 Tunjukkan bahwa volume bola berjari-jari r adalah V = π .r 3 4 Sebuah bola terbentuk jika setengah lingkaran yang 3 Jawab : diarsir diputar mengelilingi sumbu x. Sehingga volume bola adalah : r  ( x3  ) r r V = π ∫ y dx = π ∫ r − x dx = π r 2 x −  2 2 2 −r −r   3 −r  3  3 r r 2 2 4 V = π  r 3 −  − π  − r 3 +  = π .r 3 + π .r 3 = π .r 3  3  3 3 3 3   Contoh 31 : Daerah yang diarsir disamping diputar mengelilingi sumbu y. Tentukan volume yang terbentuk Jawab : y y = kx 2 ⇔ x 2 = k ka 2 ka 2 y V =π ∫x dy = π ∫ 2 dy 0 0 k 2 ka π  y2  π  k 2a 4   1 V=   = − 0  = π .k .a 4 k 2   0 k 2   2  3G Perhatikan gambar di bawah ini Kurva parabola y = ax2 + bx + c memotong sumbu x di x1 dan x2. Sehingga x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 . Dan seperti biasa, diskriminan ( D ) dari persamaan kuadrat ini adalah : D = b2 – 4 ac Jika daerah yang diarsir diputar mengelilingi sumbu x , maka volume yang terbentuk adalah: π .D 2 D V= 30a 3 Dwi liestyowati 22
  • 24. Contoh 31 : Daerah yang diarsir disamping diputar mengelilingi sumbu x. Tentukan volume yang terbentuk ( x – 1 )( x – 2 ) = x2 – 3x + 2 = 0 Jawab : D = ( -3 )2 – 4.1.2 = 1 π .12 1 π V= = 30.13 30 3G INTEGRAL TRIGONOMETRI a) 1 n −1 ∫ sin x dx = − sin n−1 x. cos x + sin n−2 x dx n ∫ n b) ∫ sin n x. cos x dx = n 1 sin n +1 x + C c) ∫ cos n x dx = cos n−1 x. sin x + n +1 1 n −1 n−2 ∫ cos x dx d) ∫ cos n x. sin x dx = − n n 1 cos n +1 x + C Jika n ganjil, maka rumus ditulis sebagai berikut : n +1 e) π 2 1 n −1 1 n − 3 1 n − 5 1 ∫ sin x.dx = . n . . . . .... n 1 n−2 1 n−4 1 Contoh 32 : 0 1 a) 1 2 −1 1 1 ∫ sin x dx = − sin 2 −1 x. cos x + 2 2−2 ∫ sin x dx = − 2 sin x. cos x + 2 x + C b) ∫ sin 2 x. cos x dx = 2 2 1 1 sin 2 +1 x + C = sin 3 x + C c) ∫ cos3 x dx = cos3−1 x. sin x + 2 +1 3 1 3 −1 3− 2 1 2 ∫ cos x dx = 3 cos x. sin x + 3 sin x + C 2 d) ∫ cos3 x. sin x dx = − 3 3 1 1 cos3+1 x + C = − cos 4 x + C 3 +1 4 e) π 2 1 3 −1 1 1 2 ∫ sin x.dx = . = .2.1 = 3 . 3 1 3−2 3 3 f) 0 π 2 1 5 −1 1 5 − 3 1 4 2 8 ∫ sin x.dx = . = . . . . = 5 . . . 5 1 5−2 1 5−4 5 3 1 15 g) 0 π 2 8 6 4 2 128 ∫ sin x.dx = . . . . . . . . = 9 0 9 7 5 3 1 945 Dwi liestyowati 23