SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kegiatan-kegiatan manusia dibumi saat ini sudah banyak yang melampaui
batas maksimal lingkungan dalam mengatasi dampak dari kegiatan itu secara alami.
Lingkungan sudah sangat kesulitan dalam mengatasi dampak tersebut dan perlunya
campur tangan manusia dalam mengatasinya.
Kita dapat melihat tanah yang tidak subur lagi sehingga tidak bisa digunakan
untuk bercocok tanam di akibatkan oleh kegiatan manusia yang lebih memikirkan
keuntungan dan kesenangan dirinya sendiri yaitu dengan memberikan bahan kimia
yang dapat memperelok tumbuhannya sementara merperburuk unsur hara yang ada
di dalam tanah.
Kita juga dapat melihat banyaknya spesies hewan langka yang banyak diburu
manusia sehingga dapat mempercepat kepunahan spesies hewan tersebut. Contohcontoh diatas menunjukkan bahwa manusia sebagai faktor yang dapat mengurangi
atau dapat mengganggu keseimbangan kehidupan lingkungan,atau bisa disebut
sebagai faktor pembatas ekosistem. Dan Manusia pula lah yang dapat
mengatasinya.
Banyaknya masalah lingkungan tersebut maka diperlukan strategi bagi
manusia sebagai penghuni bumi yang dapat berfikir dan bertindak dalam
mengatasinya,contohnya penggunaan kompos alami pada saat bercocok tanam dan
peran penting bagi pemerintah untuk melindungi flora dan fauna yang ada di
negaranya yaitu melalui pengadaan peraturan masing-masing negara tentang hal
ini,atau adanya Undang-undang internasional tentang pelestarian bumi.
Setelah membaca uraian diatas maka penulis membuat judul “Strategi
Manusia Dalam Mengurangi Faktor Pembatas Ekosistem” agar pembaca dapat
memahami dan melakukan yang terbaik untuk bumi.

1
1.2.Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Faktor Pembatas Ekosistem?
2. Apa saja yang termasuk dalam Faktor Pembatas Ekosistem?
3. Bagaimanastrategi manusia mengatasi Faktor Pembatas Ekosistem?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Faktor Pembatas Ekosistem.
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam Faktor pembatas
Ekosistem
3. Untuk Mengetahui strategi mengatasi Faktor Pembatas Ekosistem.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Teori-Teori Pendukung
A.Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem

merupakan

penggabungan

dari

setiap

unit biosistem yang

melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk
keperluan hidup.] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".[2] Hal
ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimiaatmosfer dan bumi sangat
terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan
fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut,
inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang
luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya,
yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi
3
apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber
makanannya. Berbeda

dengan

memperlebar

toleransinya

kisaran

makhluk
karena

hidup

yang

lain, manusia dapat

kemampuannya

untuk

berpikir,

mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.

B.Komponen-komponen Pembentuk Ekosistem
1.Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang
merupakan medium atau substrat tempat

berlangsungnya kehidupan,

atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam
ruang dan waktunya.[ Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa
anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:Suhu. Proses
biologi

dipengaruhi

suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan

energi

untuk

meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
1. Air.
Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
2. Garam.
Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis.

Beberapa

organisme terestrial beradaptasi

dengan

lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
3. Cahaya matahari.
Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat
menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar
permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya
yang

besar

membuat

peningkatan

suhu

sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
4. Tanah dan batu.

4
Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi
mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan
sumber makanannya di tanah.
5. Iklim.
Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim
makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam
suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
2.Biotik

Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang
hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu
ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa).

C.Pengertian Faktor Pembatas Ekositem
Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan
perkembangan suatuekosistem.Keterbatasan dan toleransi di dalam ekosistem.
Pertumbuhan

organisme

yang baik

dapat

tercapai bila faktor lingkungan

yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan.
Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbangdengan faktor lingkungan
lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikanpertumbuhan
organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan
tingkatproduktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas.
Justus Von Liebigadalah salah seorang pioner dalam hal mempelajari pengaruh
macam-macam faktor terhadappertumbuhan organisme, dalam hal ini adalah
tanaman.
Liebig menemukan pada tanaman percobaannya bahwa pertumbuhan
tanaman akan terbataskarena terbatasnya unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
kecil dan ketersediaan di alam hanyasedikit. Oleh karena itu, Liebig menyatakan di
dalam Hukum Minimum Liebig yaitu: “Pertumbuhan tanaman tergantung pada unsur atau
senyawa yang berada dalam keadaan minimum”.

5
Organismemempunyai batas maksimum dan minimum ekologi, yaitu kisaran
toleransi dan ini merupakankonsep hukum toleransi Shelford.Di dalam hukum
toleransi Shelford dikatakan bahwa

besar

populasi

dan penyebaran

suatu

jenismakhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas
toleransi maksimum atauminimum dan mendekati batas toleransi maka populasi
atau makhluk hidup itu akan berada dalamkeadaan tertekan (stress), sehingga
apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batastoleransi minimum atau
lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akanmati dan
populasinya akan punah dari sistem tersebut.
Untuk menyatakan derajat toleransi seringdipakai istilah steno untuk sempit
dan euri untuk luas. Cahaya, temperatur dan air secara ekologismerupakan faktor
lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan
kadargaram merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan. Semua faktor
fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang merugikan akan
tetapi juga merupakan faktorpengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga
komunitas selalu dalam keadaan keseimbanganatau homeostatis.

D.Jenis-Jenis Faktor Pembatas Ekosistem
Faktor Pembatas Ekosistem Teresterial
1.

Cahaya Matahari
Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena

sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu
ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem
tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi
faktor pembatas bagi organisme tertentu.
2.

Suhu Udara
Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun

tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol prosesproses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya
terutama suplai air.
6
3.

Air
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua

organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat
berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan
menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem
tersebut.
4.

Ketinggian tempat
Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi

suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu-suhu udara
semakin rendah.
5.

Nutrien
Tumbuhan membutuhkan berbagai ragam nutrient anorganik, beberapa

dalam jumlah yang relatif besar dan yang lainnya dalam jumlah sedikit, akan tetapi
semuanya penting. Pada beberapa ekosistem terrestrial, nutrient organic merupakan
faktor pembatas yang penting bagi produktivitas. Produktivitas dapat menurun
bahkan berhenti jika suatu nutrient spesifik atau nutrient tunggal tidak lagi terdapat
dalam jumlah yang mencukupi. Nutrient spesifik yang demikian disebut nutrient
pembatas (limiting nutrient). Pada banyak ekosistem nitrogen dan fosfor merupakan
nutrient pembatas utama, beberapa bukti juga menyatakan bahwa CO2 kadangkadang membatasi produktivitas. Produktivitas di laut umumnya terdapat paling
besar diperairan dangkal dekat benua dan disepanjang terumbu karang, di mana
cahaya dan nutrient melimpah.

6.

Tanah
Potensi ketersedian hidrogen yang tinggi pada tanah-tanah tropis disebabkan

oleh

diproduksinya

asam

organik

secara

kontinu

melalui

respirasi

yang

dilangsungkan oleh mikroorganisme tanah dan akar (respirasi tanah). Jika tanah
dalam keadaan basah, maka karbon dioksida (CO2) dari respirasi tanah beserta air
(H2O) akan membentuk asam karbonat (H2CO3 ) yang kemudian akan mengalami
disosiasi menjadi bikarbonat (HCO3-) dan sebuah ion hidrogen bermuatan positif
(H+). Ion hidrogen selanjutnya dapat menggantikan kation hara yang ada pada
7
koloid tanah, kemudian bikarbonat bereaksi dengan kation yang dilepaskan oleh
koloid, dan hasil reaksi ini dapat tercuci ke bawah melalui profil tanah.

7.

Keasaman tanah (pH) dan kejenuhan aluminium
Derajat keasaman tanah merupakan salah satu unsur penilaian kesuburan

tanah, dan merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi penyerapan unsur
hara. Pada pH tanah asam (<4,0) secara tidak langsung unsur-unsur hara seperti
fosfat menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Derajat keasaman tanah-tanah di
wilayah penelitian tergolong agak asam sampai agak alkalis (5,2 – 7,3)Kejenuhan
Aluminium, sangat rendah sekali (0,0 – 0,8 %) Konsentrasi Al3+ yang tinggi iniakan
menjadi racun bagi tanaman.
Faktor Pembatas Ekosistem Aquatik
1).Cahaya matahari
Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena
sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu
ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem
tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi
faktor pembatas bagi organisme tertentu.
2).Air.
Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua
organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat
berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh
terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan
menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem
tersebut.
3).Suhu.
Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang
secara bersama-sama mengurangi perubahan suatu sampai tingkat minimal,
sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih
8
lambat dari pada di udara. Sifat yang terpenting adalah : panas jenis, panas fusi, dan
panas evaporasi.
4).Kejernihan
Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,
membatasi zona fotosintesa dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat
mengendap, sering kali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila
kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi
produktifitas.
5).Arus
Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan,
terutama pada aliran air. Disamping itu, arus sering kali amat menentukan distribusi
gas yang fital, garam dan organisme yang kecil. Kuat arus dalam suatu perairan
sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen,
dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut.
Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya.
6).Zona air deras
Daerah yang airnya dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk
menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas,
sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh berbagai bentos yang telah
beradapatasi khusus misalnya derter.
7).Zona air tenang
Bagian air yang dalam dimana kecepatan arus suda berkurang, maka lumpur
dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak tidak
sesuai dengan bentos tetapi sesuai untuk penggali nekton dan plankton.
8).Konsentrasi gas dan garam terlarut.
Konsentrasi gas dan garam terlarut, Konsentrasi CO2 dan O2 di perairan
tawar sangat terbatas. Nitrat dan fosfat sampai batas tertentu tampaknya terbatas
jumlahnya. Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K),

9
kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi
keberlanjutan organisme tertentu.

9).Konsentrasi gas pernapasan
Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida
sering kali terbatas pada lingkungan air tawar. Pada ”zaman polusi” ini konsentrasi
oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan
faktor fisik yang paling intensif dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong
oksigen” yang disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya
berlaku berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin memperhatikan
penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari karbon dioksida
dalam air tawar.

2.2.Pembahasan Masalah
A.Masalah Faktor Pembatas Ekosistem
1.Tanah Yang Menjadi Faktor Pembatas Ekosistem
Kini sudah banyak tanah di permukaan bumi yang sudah rusak akibat
kegiatan-kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan unsur hara yang
bagus untuk tanah itu sendiri,sehingga dalam kondisi ini tanah menjadi faktor
pembatas bagi ekosistem. Kagiatan yang menguntungkan manusia sendiri yang
justru merugi kan mereka juga di waktu yang akan datang. Manusia menggunakan
bahan-bahan kimia untuk memperelok tumbuhannya,sementara memperburuk
nutrien atau unsur hara didalam tanah.
Dikondisi yang lain,manusia dengan merasa tidak bersalah membuang
sampah tidak pada tempatnya. Sampah yang tidak diketahui bersifat organik
maupun anorganik. Untuk sampah yang bersifat organik memang bagus untuk tanah
dan tumbuhan yang tumbuh diatas tanah tersebut. Tetapi bagaimana dengan
sampah anorganik seperti plastik,logam,dan lain-lain yang susah untuk terurai,dan
butuh ratusan tahun bagi makhluk mikroorgnisme untuk mengurainya.

10
Penebangan pohon liar juga dapat menjadikan tanah sebagai faktor pembaas
ekosistem. Akibat dari penebangan pohon,kandungan air dan oksigen berkurang
didalam tanah,dan mengakibatkan kekeringan. Akibatnya tumbuhan lain susah
untuk tumbuh. Selain itu kegiatan ini justru mengakibatkan hal yang buruk dapat
menimpa manusia. Seperti Banjir dan longsor.

2.Air sebagai Faktor Pembatas Ekosistem
Sudah terlihat jelas air yang ada dibumi ini sudah banyak yang tercemar
akibat kegiatan manusia yang merusak. Akibatnya banyak flora dan fauna yang
hidup diair mati. Dengan sengaja manusia membuang limbah industri mereka ke
lautan dan sungai,merupakan akibat vatal kematian makhluk hidup didalam air
tersebut. Sampah yang terapung di permukaan air,penggunaan detergen saat
mencuci disungai,dan banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan alam.
Strategi:
B.Strategi Manusia Mengurangi Faktor Pembatas Ekosistem
1.

Sebaiknya manusia menggunakan pupuk alami untuk bercocok tanam,sudah
banyak metode pengadaan kompos sehat dan praktr,yang tidak menggunakan
bahan kimia berbahaya bagi tanah.

2.

Seharusnya manusia menyadari bahwa membuang sampah sembarangan itu
justru bertimbal balik yang buruk bagi manusia. Penulis Menyarankan untuk
selalu meningkatkan kepedulian terhadap sampah.Buanglah sampah pada
tempatnya.

3.

Untuk mngatasi masalah tentang penebangan pohon liar terkhusus hutan,telah
dilakukan pembenahan terhadap sistem hukum yang mengatur tentang
pengelolaan hutan.Bimbingan dan penyuluhan kepada penduduk setempat
tentang betapa pentingnya keberadaan hutan bagi kehidupan semua
umat.Dalam hal penebangan hutan secara konservatif, dengan cara menebang
pohon yang sudah tidak berproduktif lagi.Melakukan program reboisasi secara
rutin.Selain itu, perlu adanya inovasi pelatihan keterampilan kerja di
masyarakat secara gratis dan rutin dari pihak-pihak yang terkait, seperti Dinas
Tenaga Kerja,dll, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada hasil
11
hutan

saja,

tetapi

dapat

mengembangkan

keterampilan-keterampilan

dimilkinya.

4.

Adanya pengolahan kembali limbah industri. Yaitu dengan banyak cara,antara
lain.
Diolah menjadi barang yang layak dijual kembali.
Diolah menjadi layak konsumsi
Ini berlaku bagi limbah industri cair. Pemerintah telah menerapkan
prosedur pengolaan limbah cair supaya tidak mencemari sumur warga.
Bahkan di beberapa perusahaan besar telah mmenerapkkan sistem
pengelolaan limbah cair yang dihasilkan menjadi air bersih yang layak
dikonsumsi oleh masyarakat
Didaur ulang
Beberapa jenis limbah industri yang non organik (yang tidak bisaa
terurai olah alam) perlu dilakukan proses daur - ulang. Limbah industri
seperti plastik dan kertas adalah contoh jenis limbah industri yang bisa
didaur-ulang untuk dijadikan sebuah produk baru atau bahkan menjadi
materal / bahan industri yang lain
Menggunakan bakteri pengolah limbah
Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bakteri - bakteri
aerob yang banyak terdapat di udara. Dengan membiarkan bak - bak
penampungaan imbah di udaraterbuka sehingga bakteri - bakteri aerob bisa
mengoksiddasi limbah. Contoh jenis bakteri yang digunakan untuk proses
ini adalah bakteri hydrogenomonas flava.

12
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Didalam pembahasan sebelumnya rupanya hanya sebagian kecil contoh dari
kerusakan akibat faktor pembatas ekosistem. Kita sudah melihat bagaimana kondisi
bumi dari waktu ke waktu memburuk.Keseimbangan alam pun sudah banyak yang
rusak. Yang seharusnya lingkungan sendiri dapat menjaganya,tetapi dengan
banyaknya kegiatan manusia yang merusak alam. Maka Lingkungan sendrilah yang
menjadi faktor Pembatas ekosistem yang menghambat pertumbuhan makhluk yang
ada di alam.
Sekian banyak faktor pembatas yang telah diuraikan didalam pembahasan
tetapi hanya satu faktor pembatas ekosistem yang paling utama,yaitu manusia.
Manusialah yang berbuat tetapi semua yang ada dibumi dapat merasakan
akibatnya.
3.2.Saran
Sebagai manusia yang dapat berfikir marilah kita meningkatkan kesadaran
kita akan kecintaan dan kepedulian kita terhadap lingkungan. Mari kita merawat dan
melestarikan semua yang ada dibumi ini. Diharapkan pihak pemerintah juga
semakin mempertegas hukum dan peraturan tentang lingkungan. Dengan
kesadaran diri,semoga bumi kembali sehat dan asri. Amiin.

13
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Erlangga; Jakarta.
Hutagalung, RA., 2010. Ekologo Dasar. Erlangga; Jakarta.
Soeraatmadja. 1987. Ilmu Lingkungan. ITB; Bandung.
Suwasono, Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Universitas Brawijaya; Malang
http;//www.google.com

14

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Anjas Asmara, S.Si
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
Fatmawati Fatmawati
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
Riska_21
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
fahmiganteng
 

Mais procurados (20)

Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Dinamika populasi
Dinamika populasiDinamika populasi
Dinamika populasi
 
Pengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu LingkunganPengantar Ilmu Lingkungan
Pengantar Ilmu Lingkungan
 
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
Metoda pengumpulan dan analisis data (biologi air)
 
Bioremediasi
Bioremediasi Bioremediasi
Bioremediasi
 
Populasi dan karakteristik populasi
Populasi dan karakteristik populasiPopulasi dan karakteristik populasi
Populasi dan karakteristik populasi
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 
Sejarah ekologi
Sejarah ekologiSejarah ekologi
Sejarah ekologi
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 
Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
TERMOREGULASI
TERMOREGULASITERMOREGULASI
TERMOREGULASI
 

Destaque

Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
UNHAS
 
Adaptasi & distribusi veg.(3)
Adaptasi & distribusi veg.(3)Adaptasi & distribusi veg.(3)
Adaptasi & distribusi veg.(3)
Jivana Zulfi
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbahFaktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
Ahmad Yansah
 
Tugas menper
Tugas menperTugas menper
Tugas menper
nunamel
 
THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 

Destaque (20)

Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatasEkologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
Ekologi perairan 2007 2008 - 5 faktor pembatas
 
tumbuhan dalam lingkungan
tumbuhan dalam lingkungantumbuhan dalam lingkungan
tumbuhan dalam lingkungan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Adaptasi & distribusi veg.(3)
Adaptasi & distribusi veg.(3)Adaptasi & distribusi veg.(3)
Adaptasi & distribusi veg.(3)
 
Komponen penyusun lingkungan
Komponen penyusun lingkunganKomponen penyusun lingkungan
Komponen penyusun lingkungan
 
fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
 fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
fotoreseptor, kemoreseptor, dan elektroreseptor
 
Materi Jaringan Hewan (KelasXI)
Materi Jaringan Hewan (KelasXI)Materi Jaringan Hewan (KelasXI)
Materi Jaringan Hewan (KelasXI)
 
BIOUnnes_Furnace
BIOUnnes_FurnaceBIOUnnes_Furnace
BIOUnnes_Furnace
 
Rpp 15 (uh 3)
Rpp 15 (uh 3)Rpp 15 (uh 3)
Rpp 15 (uh 3)
 
Udara dalam ekosistem
Udara dalam ekosistemUdara dalam ekosistem
Udara dalam ekosistem
 
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbahFaktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas limbah
 
Novi punya
Novi punyaNovi punya
Novi punya
 
Pertemuai i
Pertemuai iPertemuai i
Pertemuai i
 
30320861 jenis-usaha-wajib-amdal
30320861 jenis-usaha-wajib-amdal30320861 jenis-usaha-wajib-amdal
30320861 jenis-usaha-wajib-amdal
 
Tugas menper
Tugas menperTugas menper
Tugas menper
 
Ekologi Populasi
Ekologi PopulasiEkologi Populasi
Ekologi Populasi
 
EKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERMEKTODERM DAN ENDODERM
EKTODERM DAN ENDODERM
 
THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)THINK PAIR SHARE (TPS)
THINK PAIR SHARE (TPS)
 
Makalah ekologi umum
Makalah ekologi umumMakalah ekologi umum
Makalah ekologi umum
 

Semelhante a faktor pembatas ekosistem

Tumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganTumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkungan
IMUandIMA93
 
44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new
Yudha Al-Farisi
 
Kelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkunganKelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkungan
Endang Hidayat
 

Semelhante a faktor pembatas ekosistem (20)

Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Tumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganTumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkungan
 
Tumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkunganTumbuhan dalam lingkungan
Tumbuhan dalam lingkungan
 
ILMU LINGKUNGAN
ILMU LINGKUNGANILMU LINGKUNGAN
ILMU LINGKUNGAN
 
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistemZaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
Zaenal rahman x'a keperawatan ekosistem
 
3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan3. hewan dan lingkungan
3. hewan dan lingkungan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Hukum sda analisis
Hukum sda analisisHukum sda analisis
Hukum sda analisis
 
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
Materi Pengetahuan Lingkungan (Bagian II)
 
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
Makalah IPA ( KOMPONEN EKOSISTEM )
 
Ekosistem dan pelestarianya tugas tik
Ekosistem dan pelestarianya tugas tikEkosistem dan pelestarianya tugas tik
Ekosistem dan pelestarianya tugas tik
 
44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new44. bayuda luqman al farisi new
44. bayuda luqman al farisi new
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistem
 
keseimbangan lingkungan
keseimbangan lingkungan keseimbangan lingkungan
keseimbangan lingkungan
 
Kelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkunganKelompok ilmu lingkungan
Kelompok ilmu lingkungan
 
Makalah hilda
Makalah hildaMakalah hilda
Makalah hilda
 
Proses
ProsesProses
Proses
 
2 masyarakat dan tumbuhan
2 masyarakat dan tumbuhan2 masyarakat dan tumbuhan
2 masyarakat dan tumbuhan
 
Biologibab9new 120413034626-phpapp02
Biologibab9new 120413034626-phpapp02Biologibab9new 120413034626-phpapp02
Biologibab9new 120413034626-phpapp02
 
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan HidupBiologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Biologi Kelas X SMA/MA/SMK_Ekosistem dan Lingkungan Hidup
 

Último

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

faktor pembatas ekosistem

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kegiatan-kegiatan manusia dibumi saat ini sudah banyak yang melampaui batas maksimal lingkungan dalam mengatasi dampak dari kegiatan itu secara alami. Lingkungan sudah sangat kesulitan dalam mengatasi dampak tersebut dan perlunya campur tangan manusia dalam mengatasinya. Kita dapat melihat tanah yang tidak subur lagi sehingga tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam di akibatkan oleh kegiatan manusia yang lebih memikirkan keuntungan dan kesenangan dirinya sendiri yaitu dengan memberikan bahan kimia yang dapat memperelok tumbuhannya sementara merperburuk unsur hara yang ada di dalam tanah. Kita juga dapat melihat banyaknya spesies hewan langka yang banyak diburu manusia sehingga dapat mempercepat kepunahan spesies hewan tersebut. Contohcontoh diatas menunjukkan bahwa manusia sebagai faktor yang dapat mengurangi atau dapat mengganggu keseimbangan kehidupan lingkungan,atau bisa disebut sebagai faktor pembatas ekosistem. Dan Manusia pula lah yang dapat mengatasinya. Banyaknya masalah lingkungan tersebut maka diperlukan strategi bagi manusia sebagai penghuni bumi yang dapat berfikir dan bertindak dalam mengatasinya,contohnya penggunaan kompos alami pada saat bercocok tanam dan peran penting bagi pemerintah untuk melindungi flora dan fauna yang ada di negaranya yaitu melalui pengadaan peraturan masing-masing negara tentang hal ini,atau adanya Undang-undang internasional tentang pelestarian bumi. Setelah membaca uraian diatas maka penulis membuat judul “Strategi Manusia Dalam Mengurangi Faktor Pembatas Ekosistem” agar pembaca dapat memahami dan melakukan yang terbaik untuk bumi. 1
  • 2. 1.2.Perumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan Faktor Pembatas Ekosistem? 2. Apa saja yang termasuk dalam Faktor Pembatas Ekosistem? 3. Bagaimanastrategi manusia mengatasi Faktor Pembatas Ekosistem? 1.3.Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Faktor Pembatas Ekosistem. 2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam Faktor pembatas Ekosistem 3. Untuk Mengetahui strategi mengatasi Faktor Pembatas Ekosistem. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1.Teori-Teori Pendukung A.Pengertian Ekosistem Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.] Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".[2] Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimiaatmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya. Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi 3
  • 4. apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan memperlebar toleransinya kisaran makhluk karena hidup yang lain, manusia dapat kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam. B.Komponen-komponen Pembentuk Ekosistem 1.Abiotik Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.[ Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu:Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya. 1. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun. 2. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi. 3. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan. 4. Tanah dan batu. 4
  • 5. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah. 5. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu. 2.Biotik Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). C.Pengertian Faktor Pembatas Ekositem Faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatuekosistem.Keterbatasan dan toleransi di dalam ekosistem. Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbangdengan faktor lingkungan lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikanpertumbuhan organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan tingkatproduktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas. Justus Von Liebigadalah salah seorang pioner dalam hal mempelajari pengaruh macam-macam faktor terhadappertumbuhan organisme, dalam hal ini adalah tanaman. Liebig menemukan pada tanaman percobaannya bahwa pertumbuhan tanaman akan terbataskarena terbatasnya unsur hara yang diperlukan dalam jumlah kecil dan ketersediaan di alam hanyasedikit. Oleh karena itu, Liebig menyatakan di dalam Hukum Minimum Liebig yaitu: “Pertumbuhan tanaman tergantung pada unsur atau senyawa yang berada dalam keadaan minimum”. 5
  • 6. Organismemempunyai batas maksimum dan minimum ekologi, yaitu kisaran toleransi dan ini merupakankonsep hukum toleransi Shelford.Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan penyebaran suatu jenismakhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas toleransi maksimum atauminimum dan mendekati batas toleransi maka populasi atau makhluk hidup itu akan berada dalamkeadaan tertekan (stress), sehingga apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batastoleransi minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akanmati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut. Untuk menyatakan derajat toleransi seringdipakai istilah steno untuk sempit dan euri untuk luas. Cahaya, temperatur dan air secara ekologismerupakan faktor lingkungan yang penting untuk daratan, sedangkan cahaya, temperatur dan kadargaram merupakan faktor lingkungan yang penting untuk lautan. Semua faktor fisik alami tidak hanya merupakan faktor pembatas dalam arti yang merugikan akan tetapi juga merupakan faktorpengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga komunitas selalu dalam keadaan keseimbanganatau homeostatis. D.Jenis-Jenis Faktor Pembatas Ekosistem Faktor Pembatas Ekosistem Teresterial 1. Cahaya Matahari Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu. 2. Suhu Udara Suhu merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap suatu organisme. Suhu berperan dalam mengontrol prosesproses metabolisme dalam tubuh serta berpengaruh terhadap faktor-faktor lainnya terutama suplai air. 6
  • 7. 3. Air Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut. 4. Ketinggian tempat Ketinggian suatu tempat diukur mulai dari permukaan air laut. Semakin tinggi suatu tempat, keragaman gas-gas udara semakin rendah sehingga suhu-suhu udara semakin rendah. 5. Nutrien Tumbuhan membutuhkan berbagai ragam nutrient anorganik, beberapa dalam jumlah yang relatif besar dan yang lainnya dalam jumlah sedikit, akan tetapi semuanya penting. Pada beberapa ekosistem terrestrial, nutrient organic merupakan faktor pembatas yang penting bagi produktivitas. Produktivitas dapat menurun bahkan berhenti jika suatu nutrient spesifik atau nutrient tunggal tidak lagi terdapat dalam jumlah yang mencukupi. Nutrient spesifik yang demikian disebut nutrient pembatas (limiting nutrient). Pada banyak ekosistem nitrogen dan fosfor merupakan nutrient pembatas utama, beberapa bukti juga menyatakan bahwa CO2 kadangkadang membatasi produktivitas. Produktivitas di laut umumnya terdapat paling besar diperairan dangkal dekat benua dan disepanjang terumbu karang, di mana cahaya dan nutrient melimpah. 6. Tanah Potensi ketersedian hidrogen yang tinggi pada tanah-tanah tropis disebabkan oleh diproduksinya asam organik secara kontinu melalui respirasi yang dilangsungkan oleh mikroorganisme tanah dan akar (respirasi tanah). Jika tanah dalam keadaan basah, maka karbon dioksida (CO2) dari respirasi tanah beserta air (H2O) akan membentuk asam karbonat (H2CO3 ) yang kemudian akan mengalami disosiasi menjadi bikarbonat (HCO3-) dan sebuah ion hidrogen bermuatan positif (H+). Ion hidrogen selanjutnya dapat menggantikan kation hara yang ada pada 7
  • 8. koloid tanah, kemudian bikarbonat bereaksi dengan kation yang dilepaskan oleh koloid, dan hasil reaksi ini dapat tercuci ke bawah melalui profil tanah. 7. Keasaman tanah (pH) dan kejenuhan aluminium Derajat keasaman tanah merupakan salah satu unsur penilaian kesuburan tanah, dan merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi penyerapan unsur hara. Pada pH tanah asam (<4,0) secara tidak langsung unsur-unsur hara seperti fosfat menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Derajat keasaman tanah-tanah di wilayah penelitian tergolong agak asam sampai agak alkalis (5,2 – 7,3)Kejenuhan Aluminium, sangat rendah sekali (0,0 – 0,8 %) Konsentrasi Al3+ yang tinggi iniakan menjadi racun bagi tanaman. Faktor Pembatas Ekosistem Aquatik 1).Cahaya matahari Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahariyang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu. 2).Air. Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut. 3).Suhu. Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suatu sampai tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih 8
  • 9. lambat dari pada di udara. Sifat yang terpenting adalah : panas jenis, panas fusi, dan panas evaporasi. 4).Kejernihan Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, sering kali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktifitas. 5).Arus Air cukup “padat”, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan, terutama pada aliran air. Disamping itu, arus sering kali amat menentukan distribusi gas yang fital, garam dan organisme yang kecil. Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya. 6).Zona air deras Daerah yang airnya dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh berbagai bentos yang telah beradapatasi khusus misalnya derter. 7).Zona air tenang Bagian air yang dalam dimana kecepatan arus suda berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak tidak sesuai dengan bentos tetapi sesuai untuk penggali nekton dan plankton. 8).Konsentrasi gas dan garam terlarut. Konsentrasi gas dan garam terlarut, Konsentrasi CO2 dan O2 di perairan tawar sangat terbatas. Nitrat dan fosfat sampai batas tertentu tampaknya terbatas jumlahnya. Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K), 9
  • 10. kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi keberlanjutan organisme tertentu. 9).Konsentrasi gas pernapasan Berbeda dengan lingkungan laut konsentrasi oksigen dan karbon dioksida sering kali terbatas pada lingkungan air tawar. Pada ”zaman polusi” ini konsentrasi oksigen terlarut dan kebutuhan oksigen biologis sering kali diukur dan merupakan faktor fisik yang paling intensif dipelajari. Sebagai suatu gambaran dari ”kantong oksigen” yang disebabkan polusi dan konsekuensinya dalam hal biota biasanya berlaku berlawanan, ahli ekologi tentang populasi makin lama makin memperhatikan penyuburan dibandingkan dengan pengaruh yang membatasi dari karbon dioksida dalam air tawar. 2.2.Pembahasan Masalah A.Masalah Faktor Pembatas Ekosistem 1.Tanah Yang Menjadi Faktor Pembatas Ekosistem Kini sudah banyak tanah di permukaan bumi yang sudah rusak akibat kegiatan-kegiatan manusia yang mengganggu keseimbangan unsur hara yang bagus untuk tanah itu sendiri,sehingga dalam kondisi ini tanah menjadi faktor pembatas bagi ekosistem. Kagiatan yang menguntungkan manusia sendiri yang justru merugi kan mereka juga di waktu yang akan datang. Manusia menggunakan bahan-bahan kimia untuk memperelok tumbuhannya,sementara memperburuk nutrien atau unsur hara didalam tanah. Dikondisi yang lain,manusia dengan merasa tidak bersalah membuang sampah tidak pada tempatnya. Sampah yang tidak diketahui bersifat organik maupun anorganik. Untuk sampah yang bersifat organik memang bagus untuk tanah dan tumbuhan yang tumbuh diatas tanah tersebut. Tetapi bagaimana dengan sampah anorganik seperti plastik,logam,dan lain-lain yang susah untuk terurai,dan butuh ratusan tahun bagi makhluk mikroorgnisme untuk mengurainya. 10
  • 11. Penebangan pohon liar juga dapat menjadikan tanah sebagai faktor pembaas ekosistem. Akibat dari penebangan pohon,kandungan air dan oksigen berkurang didalam tanah,dan mengakibatkan kekeringan. Akibatnya tumbuhan lain susah untuk tumbuh. Selain itu kegiatan ini justru mengakibatkan hal yang buruk dapat menimpa manusia. Seperti Banjir dan longsor. 2.Air sebagai Faktor Pembatas Ekosistem Sudah terlihat jelas air yang ada dibumi ini sudah banyak yang tercemar akibat kegiatan manusia yang merusak. Akibatnya banyak flora dan fauna yang hidup diair mati. Dengan sengaja manusia membuang limbah industri mereka ke lautan dan sungai,merupakan akibat vatal kematian makhluk hidup didalam air tersebut. Sampah yang terapung di permukaan air,penggunaan detergen saat mencuci disungai,dan banyak kegiatan manusia yang merusak keseimbangan alam. Strategi: B.Strategi Manusia Mengurangi Faktor Pembatas Ekosistem 1. Sebaiknya manusia menggunakan pupuk alami untuk bercocok tanam,sudah banyak metode pengadaan kompos sehat dan praktr,yang tidak menggunakan bahan kimia berbahaya bagi tanah. 2. Seharusnya manusia menyadari bahwa membuang sampah sembarangan itu justru bertimbal balik yang buruk bagi manusia. Penulis Menyarankan untuk selalu meningkatkan kepedulian terhadap sampah.Buanglah sampah pada tempatnya. 3. Untuk mngatasi masalah tentang penebangan pohon liar terkhusus hutan,telah dilakukan pembenahan terhadap sistem hukum yang mengatur tentang pengelolaan hutan.Bimbingan dan penyuluhan kepada penduduk setempat tentang betapa pentingnya keberadaan hutan bagi kehidupan semua umat.Dalam hal penebangan hutan secara konservatif, dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi.Melakukan program reboisasi secara rutin.Selain itu, perlu adanya inovasi pelatihan keterampilan kerja di masyarakat secara gratis dan rutin dari pihak-pihak yang terkait, seperti Dinas Tenaga Kerja,dll, sehingga masyarakat tidak hanya bergantung pada hasil 11
  • 12. hutan saja, tetapi dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan dimilkinya. 4. Adanya pengolahan kembali limbah industri. Yaitu dengan banyak cara,antara lain. Diolah menjadi barang yang layak dijual kembali. Diolah menjadi layak konsumsi Ini berlaku bagi limbah industri cair. Pemerintah telah menerapkan prosedur pengolaan limbah cair supaya tidak mencemari sumur warga. Bahkan di beberapa perusahaan besar telah mmenerapkkan sistem pengelolaan limbah cair yang dihasilkan menjadi air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat Didaur ulang Beberapa jenis limbah industri yang non organik (yang tidak bisaa terurai olah alam) perlu dilakukan proses daur - ulang. Limbah industri seperti plastik dan kertas adalah contoh jenis limbah industri yang bisa didaur-ulang untuk dijadikan sebuah produk baru atau bahkan menjadi materal / bahan industri yang lain Menggunakan bakteri pengolah limbah Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bakteri - bakteri aerob yang banyak terdapat di udara. Dengan membiarkan bak - bak penampungaan imbah di udaraterbuka sehingga bakteri - bakteri aerob bisa mengoksiddasi limbah. Contoh jenis bakteri yang digunakan untuk proses ini adalah bakteri hydrogenomonas flava. 12
  • 13. BAB III PENUTUP 3.1.Kesimpulan Didalam pembahasan sebelumnya rupanya hanya sebagian kecil contoh dari kerusakan akibat faktor pembatas ekosistem. Kita sudah melihat bagaimana kondisi bumi dari waktu ke waktu memburuk.Keseimbangan alam pun sudah banyak yang rusak. Yang seharusnya lingkungan sendiri dapat menjaganya,tetapi dengan banyaknya kegiatan manusia yang merusak alam. Maka Lingkungan sendrilah yang menjadi faktor Pembatas ekosistem yang menghambat pertumbuhan makhluk yang ada di alam. Sekian banyak faktor pembatas yang telah diuraikan didalam pembahasan tetapi hanya satu faktor pembatas ekosistem yang paling utama,yaitu manusia. Manusialah yang berbuat tetapi semua yang ada dibumi dapat merasakan akibatnya. 3.2.Saran Sebagai manusia yang dapat berfikir marilah kita meningkatkan kesadaran kita akan kecintaan dan kepedulian kita terhadap lingkungan. Mari kita merawat dan melestarikan semua yang ada dibumi ini. Diharapkan pihak pemerintah juga semakin mempertegas hukum dan peraturan tentang lingkungan. Dengan kesadaran diri,semoga bumi kembali sehat dan asri. Amiin. 13
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Campbell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Erlangga; Jakarta. Hutagalung, RA., 2010. Ekologo Dasar. Erlangga; Jakarta. Soeraatmadja. 1987. Ilmu Lingkungan. ITB; Bandung. Suwasono, Heddy. 1986. Pengantar Ekologi. Universitas Brawijaya; Malang http;//www.google.com 14