SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 54
Baixar para ler offline
REFERENSI :
▪ UU No.10/1995 dan UU No. 17/2006
▪ PMK 40/PMK.04/2016
▪ PMK 148/PMK.04/2020
PEMBAYARAN
Pungutan Negara
▪ Mekanisme pembayaran penerimaan bea masuk, cukai, pajak
maupun jenis-jenis penerimaan lainnya yang disetorkan ke Bank
Persepsi/Bank devisa persepsi/Pos persepsi dilaksanakan dengan
menggunakan kode billing yang langsung dikeluarkan dari Sistem
Penerimaan Negara secara real time.
▪ Dengan menggunakan kode billing tersebut, selanjutnya wajib bayar
dapat melaksanakan pembayaran kepada pihak Bank menggunakan
sistem Perbankan modern dengan berbagai media alternatif,
seperti: ATM, Mobile Banking, Internet Banking dan lain-lain.
▪ Ilustrasi sederhana mekanisme pembayaran menggunakan kode
billing dapat dicontohkan seperti ketika Anda melakukan transaksi
pembelian tiket pesawat atau Kereta Api secara online.
Sederhana :
Cukup membawa struk billing ke bank, ATM, atau kantor pos
untuk proses pelunasan cukai
Mudah :
Pembayaran atas tagihan dapat dilakukan di bank mana pun dan
kapan pun (sebelum batas waktu billing tersebut berakhir)
Cepat :
Data pelunasan langsung terupdate di aplikasi DJBC segera
setelah dilakukan pembayaran, dikarenakan telah terintegrasinya
aplikasi pelunasan bank ke DJBC melalui Ditjen Perbendaharaan.
Valid dan Akurasi :
Data lebih terjamin
Sumber: dimodifikasi dari bahan presentasi PT. Finnet
Indonesia
Biller DJBC Biller DJP
Bank/Pos (T
eller) Non Bank
e-Payment
Proses
Billing
Proses
Billing
MPN (DJPB )
Data
Pembayaran
Data Tagihan Data Tagihan
Biller DJA
Proses
Billing
Data Tagihan
Sistem Billing MPN G-2
Entitas Billing DJBC
STAKEHOLDER
KPPBC SKP DJBC
MPN
CA
BILLING
SYSTEM DJBC
PORTAL
PENGGUNA
JASA
DJBC
DJPBn
BANK/ KANTOR
POS
PERSEPSI
PIB– PDE/Media Elektronik
BANK/POS
PENGGUNA JASA
Teller
ATM
Internet
Banking
Kode Billing
DataPIB
BPN
1 3
4
-Validasi
-Penjaluran 5
KPPBC
Settlement (Ditjen Perbendaharaan):
atas billing
- Menerima Data Billing dari DJBC
- Mengirimkan data pelunasan
dari bank/pos ke DJBC
Background
Process
Background
Process
2
SISTEM
BILLING DJBC
Via Portal
- Create Billing
- Kode Billing
- Browse Billing
Background
Process
SPPB/SPJM/SPJK
Alur Pembayaran SESUDAH Berlakunya Billing
Data PIB Sudah Disampaikan Terlebih Dahulu
Keterangan Alur
1. Pengguna jasa menyampaikan Data PIB kepada Kantor Bea dan Cukai
melalui modul PIB. Setelah melalui proses validasi (NSW), data PIB tersebut
akan dikirimkan ke sistem Billing DJBC.
2. Pengguna jasa mengakses Portal Pengguna Jasa untuk membuat kode
billing berdasarkan data PIB yang telah disampaikan.
3. Kode billing yang telah didapat kemudian digunakan untuk melakukan
pembayaran melalui Bank (teller, ATM, EDC, internet banking) atau Kantor
Pos. Data pembayaran tersebut akan secara otomatis dikirimkan oleh
Bank/Pos kepada Sistem Settlement MPN. Sistem Settlement MPN akan
menerbitkan NTPN yang dikirimkan secara real time ke Sistem Billing DJBC
dan Bank/Pos dan Sistem Billing DJBC.
4. Dari pembayaran tersebut pengguna jasa akan memperoleh BPN (Bukti
Penerimaan Negara) dari Bank/Pos.
5. Berdasarkan data pembayaran, Kantor Bea dan Cukai akan memberikan
nomor pendaftaran, dan menerbitkan SPPB, Surat Pemberitahuan Jalur
Kuning, atau Surat Pemberitahuan Jalur Merah.
67
PEB – PDE/Media Elektronik
Alur Pembayaran SESUDAH Berlakunya Billing
BANK/POS
SISTEM MPN G2
Teller
ATM
Internet
Banking
Data Billing
NTPN
-Akses data Billing
-Submit Data Pembayaran
Kode Billing
BPN
NTPN
1
4
6
7 8a
5
8b
9
CEISA Ekspor
DJBC
11
PEB
Kode
Billing
NPE/NPPD/N
PP/PPB
SISTEM
BILLING DJBC
Data Tagihan
NTPN
2
Kode Billing
3
10
Keterangan Alur
69
1. Pengguna jasa menyampaikan Data PEB kepada Kantor Bea dan Cukai melalui modul PEB atau
berupa softcopy PEB untuk diupload ke Sistem Ceisa.
2. Setelah melalui proses validasi, data PEB tersebut akan dikirimkan ke sistem Billing DJBC.
3. Sistem Billing DJBC akan menerbitkan Kode Billing dan langsung disampaikan ke Sistem Ceisa.
4. Sistem Ceisa akan memunculkan Kode Billing yang disampaikan langsung kepada Pengguna
Jasa atau melalui Modul PEB. Selain itu pengguna jasa dapat memonitor kode billing tersebut
melalui Portal Pengguna Jasa.
5. Sistem Billing DJBC akan menyampaikan data billing ke Sistem MPN G2.
6. Pengguna Jasa menggunakan Kode Billing yang telah didapat untuk melakukan pembayaran
melalui Bank (teller, ATM, EDC, internet banking) atau Kantor Pos.
7. Data pembayaran tersebut akan secara otomatis dikirimkan oleh Bank/Pos kepada Sistem
Settlement MPN G2.
8. a dan b :Sistem Settlement MPN G2 akan menerbitkan NTPN yang dikirimkan secara real time
ke Bank/Pos dan Sistem Billing DJBC.
9. Bank/Pos menyampaikan Bukti Penerimaan Negara (BPN) kepada Pengguna Jasa.
10. Sistem Billing DJBC menyampaikan data NTPN ke Sistem Ceisa.
11. Sistem Ceisa menerbitkan Nota Pelayanan Ekspor (NPE), Nota Pemberitahuan Persyaratan
Dokumen (NPPD), Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP), atau Pemberitahuan Pemeriksaan
Barang (PPB).
REFERENSI :
• UU No.10/1995jo UU No.17/2006PASAL42
• PMK 259/PMK.04/2010
• Per-02/BC/2011
JAMINAN K EPABEANAN
JAMINAN Garansi pembayaran pungutan negara dalam
Rangka kegiatan kepabeanan dan/atau
pemenuhan kewajiban yang disyaratkan
PENYETORAN
WAJIB BAYAR
KANTOR BEA DAN CUKAI
Jaminan
Bank Umum/
Kantor Pos
BPJ Rekening
KhususJaminan
Jaminan Tunai
ADMINISTRASI
JAMINAN
Bendahaa
Penerima
BENTUK-BENTUK
JAMINAN
JAMINAN
KEPABEANAN
Jaminan tunai
Jaminan bank
Jaminan perush asuransi
(CustomsBond)
Jaminan lainnya
Jaminan Indonesia
EximBank (LPEI)
Jaminan Perusahaan
(CorporateGuarantee)
Digunakan:
1. Sekali: sesuai dokumen
sumber; atau
2. Terus menerus:
a.Jaminan yang diserahkan
dapat dikurangi setiap ada
pelunasan bea masuk
sampai Jaminan tersebut
habis; atau
b. Jaminan tetap dalam batas
waktu yang tidak terbatas
sehingga setiap pelunasan
bea masuk dilakukan dengan
tanpa mengurangi Jaminan
yang diserahkan
Jaminan Tertulis
Jaminan Tertulis
Pasal 16 PMK Jaminan
Jaminan Tertulis Lainnya
yang disetujui Dirjen
Digunakan
Sekali
Jaminan Perusahaan
Penjaminan
1
3
2
4
5
6
7
darurat bencana;
kegentingan memaksa;
kegiatan kenegaraan
diberikankepada
4 (empat) importir
tertentu
BENTUK PERIKATAN PENJAMINAN
TERJAMIN
KANTOR PABEAN
1.Pengajuan Jaminan
Uang Tunai/ atau
Bukti Pengkreditan
1. JAMINAN TUNAI
(Pasal 8)
2. Warkat
2. JAMINAN BANK
(Pasal 10)
PENJAMIN
(BANK DEVISA
PERSEPSI)
TERJAMIN
3. Warkat
Jaminan
1.Pengajuan Jaminan
2. Sertifikat
3. JAMINAN
PERUSH.
ASURANSI
(CUSTOMS BOND)
4.(J
P
A
as
M
aI
l N
11
A
)N
LAINNYA:
PENJAMIN
(SURETY)
3. Sertifikat Jamina
n
1.Pengajuan Jaminan
a.INDONESIA
EXIM BANK
(LPEI)
b
. P
(E
Pa
R
sU
alS
1
A
2H
) AAN
PENJAMINAN
(Pasal 13)
c.CORPORATE
GUARANTEE
(Pasal 14)
d. TERTULIS
(Pasal 16)
PENJAMIN
(LPEI)
3. Sertifikat Jaminan
3. Sertifikat
Jaminan
Pernyataan
Tertulis
Pernyataan
Tertulis
2. Sertifikat
1.Pengajuan Jaminan
2.
Sertifikat/be
ntuk tertulis
PENJAMIN
(PERUSAHAAN
PENJAMINAN)
KANTOR PABEAN
KANTOR PABEAN
(OBLIGEE)
KANTOR PABEAN
KANTOR PABEAN
KANTOR PABEAN
KANTOR PABEAN
TERJAMIN
(PRINCIPAL)
TERJAMIN
TERJAMIN
TERJAMIN
TERJAMIN
(IMPORTIR)
Surety dan Perusahaan
Penjaminan masuk dalam
daftar Bapepam LK
1. Menjamin Pungutan Negara dalam rangka Kepabeanan
- impor dengan fasilitas penundaan pembayaran (Vooruitslag)
- impor dengan fasilitas Rush handling
- impor Sementara
- pengajuan keberatan
2. Memenuhi kewajiban penyerahan jaminan yg dipersyaratkan
dalam peraturan Pabean
BESARNYA JAMINAN:
1. Berkaitan dengan Fasilitas → Bm, Cukai, Pajak Yg Terutang
2. Berkaitan Tambah Bayar → BM, Cukai, Pajak Yg Terutang
3. Berkaitan dengan Keberatan →
Denda Administrasi dan BM yg kurang dibayar
1. Bentuk-bentuk Jaminan yang dapat digunakan untuk setiap
kegiatan kepabeanan ditentukan sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan di bidang kepabeanan yang mengatur
kewajiban penyerahan Jaminan.
2. Jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dapat digunakan
untuk menjamin seluruh kegiatan kepabeanan yang diwajibkan
untuk mempertaruhkan Jaminan di Kantor Pabean.
3. Bentuk-bentuk jaminan lain yang dapat digunakan ditentukan
secara terbatas (6 jenis kegiatan)
4. Selain sebagaimana dimaksud pada poin (1),(2) dan (3) bentuk
jaminan ditentukan oleh Kepala Kantor Pabean dengan
mempertimbangkan tingkat risiko Penjamin atau surety dan
bentuk Jaminan yang digunakan
PERPANJANGAN JAMINAN:
1. Permintaan Kepala Kantor Pabean kepada Pihak Terjamin/Principal
2. Persetujuan Kepala Kantor Pabean atas permohonan Principal
❑ Selama jangka waktu izin penundaan pembayaran pungutan negara dalam
rangka kegiatan kepabeanan
❑ Selama jangka waktu izin pengeluaran barang impor untuk dipakai dengan
menyerahkan jaminan
❑ Selama jangka waktu pembebasan ditambah dengan jangka waktu paling
lama atas penelitian realisasi ekspor barang (fasilitas KITE)
❑ Selama jangka waktu izin impor sementara ditambah jangka waktu paling
lama realisasi ekspor
❑ Paling lama diputuskannya keberatan
❑ Selama jangka waktu yg diatur dalam peraturan kepabeanan yg mensyaratkan
penyerahan jaminan
PENYERAHAN
JAMINAN
Penelitian Jaminan lainnya:
a. format dan isi;
b. jumlah Jaminan; dan
c. jangka waktu jaminan
Diterbitkan BPJ
Dikembalikan
utk diperbaiki
disertai alasan
Sesuai
Tidak
Ya
Pungutan negara dalam
rangka kegiatan
kepabeanan
Kewajiban penyerahan
Jaminan yg disyaratkan
dalam peraturan
Klaim Jaminan (tagih)
Diganti (terdapat 4 kondisi)
Disesuaikan (jumlah & jk. wkt)
Dikembalikan (selesai/gugur kwjb)
Perpanjangan
jangka waktu
Konfirmasi Penerbitan jaminan
lisan / tertulis (SKJ)
denganmanajemen risiko
ALUR PROSES UMUM
JAMINAN KEPABEANAN
PENATAUSAHAAN
JAMINAN
Penelitian Jaminan tunai:
a. jumlah uang tunai;
b. jumlah uang dikreditkan pada
Rek Khusus Jaminan
Ya Tidak
Sesuai
pencairan &
penyetoran
.
JAMINAN
TUNAI
Uang
Tunai
Bukti pengkreditan
Rek KhususJaminan
Dikembalikan Dicairkan
Jasa giro
perbankan
Pemberitahuan
& SSPCP lbr 1
Tunai Cek giro Transfer
KAS NEGARA
Rekening
Khusus Jaminan
ALUR PROSES JAMINAN TUNAI
BEA
CUKAI
BANK / KANTOR
POS
Penelitian
jumlah uang
PENGELOLAAN
PNBP
BPJ
Sesuai
Penelitianjumlah
pengkreditan di Rek
Ya
Penumpang/
pelintas batas
Tempat
Penyimpanan
Kantor
Pabean
Tidak
SSPCP
Disimpanpada hari
kerja berikutnya
➢ seluruh kewajiban
pabean telah dipenuhi;
➢ telah gugurnya
kewajiban penyerahan
Jaminan
terdapat tagihan
pungutan negara
karena tidak
dipenuhi
kewajiban pabean
TTPJ
Dokumen Sumber
Bukti Identitas
Beban biaya
ditanggung
Penjamin
PENAGIHAN
KEPABEANAN DAN CUKAI
Penagihan secara aktif diatur dalam:
• UU No. 19 Tahun 1997 jo UU No. 19 Tahun 2000
• PMK No. 111/PMK.04/2013 (Tata Cara Penagihan Bea
Masuk dan/atau Cukai)
Penagihan secara administratif diatur dalam:
• Pasal 38 s.d. 41 UU No. 10 Tahun 1995 jo. UU 17/2006
• PMK 51/PMK.05/2008 (ttg Tata cara Penetapan Bea Masuk …)
• PMK 214/PMK.04/2008 (ttg Bea Keluar)
KONSEP PENAGIHAN
✓ Pengertian Penagihan adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh fiskus agar penanggung BM dan/atau cukai
termasuk biaya
melunasi utang BM dan/atau
menegur
cukai,
atau memperingatkan,
penagihannya, dengan
melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan
dan menjual barang yang telah disita
Pelaksanaan Tagihan, dilakukan dalam 2 Tahap :
1 Penagihan Administratif
2 Penagihan Aktif
Tahap
Tahap
Penagihan Administratif adalah tindakan yang
diambil oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai atau
Pejabat yang berwenang untuk menerbitkan Surat
atau Keputusan dalam
hutang pajak/kekurangan
administratsi/bunga yang
Penetapan
memulihkan
pajak/denda
berdasarkan ketentuan Kepabeanan dan
rangka
tagihan
timbul
Cukai
yang berlaku (UU Pabean dan UU Cukai)
Bentuk Surat
Penagihan :
SPTNP
SPKTNP
SPP
SPSA
Kep. Dirjend
SPPBK
SPKPBK
SPSA
Penagihan Aktif adalah serangkaian tindakan yang diambil
oleh fiskus agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan
biaya penagihan pajak dengan cara:
✓ menegur atau memperingatkan,
✓ melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
✓ memberitahukan Surat Paksa,
✓ mengusulkan pencegahan,
✓ melaksanakan penyitaan,
✓ melaksanakan penyanderaan, dan
✓ menjual barang yang telah disita.
Sesuai UU No.19 Tahun 2000
Bentuk Surat
Penagihan :
Surat Teguran
Surat Paksa
Surat Penyitaan
Ciri khas dokumen Penagihan scr aktif adalah adanya klausul :
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
DASAR HUKUM
Pasal 37As.d. 38, UU Pabean PMK
No. 214/PMK.04/2008 PMK No.
51/PMK.04/2008
P-25/BC/2008
TATACARA PENAGIHAN
Kekurangan pembayaran bea masuk dan/atau denda
administrasi yang terutang wajib dibayar paling lambat
60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan.
Pasal 37A :
Pasal 38 :
Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan UU
Pabean yang tidak atau kurang dibayar dikenai bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama
24 bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo sampai hari
pembayarannya, dan bagian bulan dihitung 1 (satu)
bulan
MATRIKS PENAGIHAN BM
PEJABAT BEA DAN CUKAI
DIREKTUR JENDERAL BEA
DAN CUKAI
PENGADILAN PAJAK
Penetapan Tarif
dan/atau Nilai Pabean
(Pasal 16)
Keputusan atas
keberatan
(Pasal 93)
PengajuanBanding
(Pasal 95)
Penetapan Selain Tarif
dan/atau Nilai Pabean
Contoh:
• Pencabutanfasilitas.
• Penetapan karena penafsiran
peraturan.
Keputusan atas
keberatan
(Pasal 93A)
Penetapan Sanksi
Administrasi Berupa
Denda
Contoh:
• Tidak memberitahukan
barang dalam manifes ,
• Tidak melaporkan
pembatalan ekspor
Keputusan atas
keberatan
(Pasal 94)
Penetapan Kembali Tarif
dan/atau Nilai Pabean
(Pasal 17)
SPTNP
SPP
SPSA
SPKTNP
Maks. 2 thn sejak
tgl PIB
Kekurangan pembayaran bea keluar dan/atau denda
administrasi yang terutang wajib dibayar paling lambat
60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan.
Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan UU
Pabean yang tidak atau kurang dibayar dikenai bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama
24 bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo sampai hari
pembayarannya, dan bagian bulan dihitung 1 (satu)
bulan
Pasal 15 PMK 214/2008 :
DASAR HUKUM
UU No. 19Tahun 2000
PMK 111Tahun 2013
Kewenangan
Penagihan
• Menteri
Keuangan
Pendelegasian
wewenang
• Kepala
Kantor
BC
Mengangkat dan
memberhentikan • Juru
Sita BC
▪ Surat perintah Penagihan
seketika dan sekaligus
▪ Surat paksa
▪ Surat perintah penyitaan
▪ Surat pencabutan sita
▪ Pengumuman lelang
▪ Surat penetuan harga limit
▪ Pembatalan lelang
▪ Surat perintah penyanderaan
▪ Surat2 lain
Apabila tagihan Administratif tidak dilunasi
sampai dengan tanggal jatuh tempo
PENAGIHAN AKTIF
Hasil lelang diperhitungkan tagihan + biaya penagihan/biaya lelang; selebihnya
dikembalikan kepada pemilik, bila masih kurang, dicari lagi obyek sita yang lain.
21 hari
SURAT TEGURAN /
STCK 2
SURAT PAKSA
Ka. KPBC
SURAT PERINTAH
MELAKSANAKAN PENYITAAN
Ka. KPBC
PENGUMUMAN LELANG
Ka. KPBC
14 hari
PELAKSANAAN LELANG
Pejabat Lelang & Ka. KPBC
2 x 24 jam
Berita Acara Penyitaan
& Segel Sita
KPP
60 Hari (Pabean)
7 hari
(paling cepat)
Jatuh Tempo
PENAGIHAN ADMINISTRATIF
30 Hari (Cukai)
SPTNP/SPKTNP/SPSA/SPP
SPPBK/SPKPBK/STCK-1
14 hari
(paling cepat)
Surat
Penagihan
Adm.
Sejak
diterima
Jatuh Tempo
Penanggung pajak
Tidak Membayar
Penerbitan Surat Teguran
ST
Kepala
Kantor
7 Hari
Wajib
Bayar
60 hari + 7 hari
SPTNP/SPKTNP/SP
SA/SPP/SPPBK/
SPKPBK
✓ Surat Tagihan Administratif Pabean wajib dibayar Paling Lama 60 (Enam
Puluh) Hari Setelah Tanggal Diterimanya Surat Tagihan
✓ Apabila tidak Dibayar, maka Kepala Kantor mulai melaksanakan proses
penagihan aktif dengan menerbitkan surat teguran paling lambat 7
(Tujuh) Hari Sejak Jatuh Tempo
ST
Hari
21Sejak
diterima
Penerbitan Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor
Kepala
Kantor
Pajak Dalam Rangka Impor (SP3DRI)
1. SURAT PAKSA
2. Surat Penyerahan Piutang
kepada KPP setempat
Wajib Bayar
Surat
Paksa
STCK -
3
Apabila Surat Teguran tidak dibayar juga dalam waktu 21 (dua puluh) hari
sejak ST diterima, kepala kantor wajib menerbitkan :
Jatuh Tempo
Penanggung Cukai
Tidak Membayar
KPU/KPPBC
KPP
Setelah jangka waktu 14 hari
Utang belum dilunasi
Maka diumumkan lelang
Setelah jangka waktu 14 hari
Utang belum dilunasi
Maka barang dilelang
Pengajuan keberatan dan banding
tidak mengakibatkan penundaan
pelaksanaan penyitaan
Dilaksanakan oleh juru sita bea dan cukai dgn
disaksikan oleh 2 orang dewasa
Penduduk indonesia yang dikenal dan dipercaya
Oleh juru sita
Pencabutan sita dapat
dilaksanakan
Apabila tertagih
Telah melunasi utangnya
atau berdasarkan
Putusan pengadilan pajak
atau ditetapkan lain
Oleh Menteri Keuangan
Referensi :
▪ UU No. 10/1995 jo UU No. 17/2006 PASAL 27
▪ PMK 38/PMK.010/2005
▪ SE-17/BC/2005
▪ PMK-274/PMK.04/2014
Kelebihan sebagaimana diatur dalam Ps 16 (5) ;17 (3) atau karena
kesalahan tata usaha;
Berkaitan dengan Penetapan Tarif dan Nilai Pabean → SPTNP/SPKTNP
Impor barang sebagaimana tercantum dalam Psl 25 & 26
Impor barang yang oleh sebab tertentu harus direekspor atau
dimusnahkan
Impor barang sebelum diberikan persetujuan impor untuk dipakai
kedapatan jumlah sebenarnya kurang, cacat, bukan barang yang
dipesan, berkualitas lebih rendah
Kelebihan pembayaran BM akibat putusan Pengadilan Pajak
1
2
3
4
5
✓ SKPBM (Surat Keputusan pengembalian Bea Masuk)
adalah Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala
Kantor BC atas nama Menteri Keuangan tentang
pengembalian Bea masuk, denda Administrasi dan/atau
Bunga
✓ SPMKBM ( Surat Perintah Membayar Kembali Bea
Masuk) adalah Surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor
BC mengenai pengembalian Bea masuk, denda
Administrasi dan/atau Bunga sebagai dasar penerbitan
SP2D
✓ SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) adalah Surat
perintah yg diterbitkan oleh KP2N selaku Bendahara
Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas
beban APBN berdasarkan SPMKBM
ISTILAH-ISTILAH
TAHAPAN PENGEMBALIAN BM
www.bppk.depkeu.go.id/webb
✓ SPTNP
✓ SPKTNP
✓ Putusan
Keberatan
✓ Putusan
Banding
✓ Skep
Pembebasan
✓ PEB reekspor
✓ BA
Pemusnahan/
Kerusakan
✓ Penerbitan SPMKBM
untuk pembebanan
tagihan negara
✓ Penyerahan SPMKBM
ke KP2N paling lambat 2
hari sebelum jatuh
tempo proses pencairan
dana ( hari ke-28 stelah
penerbitan SKPBM)
✓ KP2N akan menerbitkan
SP2D untuk pencairan
dana
✓ SKPBM dibuat
rangkap 4 (empat)
dengan peruntukan
sebagai berikut :
a. lbr ke-1 untuk Pihak
yang berhak;
b. lbr ke-2 untuk Dirjend.
Bea dan Cukai;
c. Lbr ke-3 untuk KPPN
mitra kerja KPBC; dan
d. Lbr ke-4 untuk KPBC.
Dilakukan dalam waktu
maksimal
30 hari sejak permohonan
lengkap, tidak termasuk
Audit
Dilakukan dalam waktu
maksimal
30 hari sejak terbitnya SKPBM,
PERMOHONAN
Diajukan per dokumen
LAYAK
1
3
TDK LAYAK
4
5
7
Berkas
SPTNP/SPKTN
P/ putusan
Banding +
Copi Dok.
Pembuktian
SKPBM lbr-2
SPMKB lbr-3
Penolakan
Kepala Kantor
KP2N
Maksimal 30 hari
Tidak termasuk : waktu utk Konfirmasi
ke KPPN, Pengadilan Pajak,
penetapan sbg dasar pengembalian
SPMKBM
Maks 2 hr
kerja sbl JT
Bank Ops. 1
ALUR PENGEMBALIAN BM
SKPBM
Rangkap 4
Maksimal 30 hari termasuk SPM/SP2D
Konfirmasi ke KPPN → Maks. 5 hari
2
Kesalahan tata usaha berupa kesalahan tulis, kesalahan hitung, atau
kesalahan pencantuman Tarif Bea Keluar dan/atau Harga Ekspor;
Kelebihan pembayaran akibat penetapan Pejabat Bea dan Cukai →
SPPBK
Kelebihan pembayaran akibat penetapan kembali oleh Direktur
Jenderal → SPKPBK
Kelebihan pembayaran BK akibat putusan Pengadilan Pajak
Barang yang dibatalkan ekspornya atau tidak jadi diekspor
1
2
3
4
5
Kelebihan pembayaran akibat Keputusan Keberatan
✓ SKPBK (Surat Keputusan pengembalian Bea Keluar) adalah
Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor BC
atas nama Menteri Keuangan tentang pengembalian Bea
Keluar
✓ SPMKBK ( Surat Perintah Membayar Kembali Bea Keluar)
adalah Surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor BC
mengenai pengembalian Bea Keluar, denda Administrasi
dan/atau Bunga sebagai dasar penerbitan SP2D
✓ SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) adalah Surat
perintah yg diterbitkan oleh KP2N selaku Bendahara
Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPMKBM
ISTILAH-ISTILAH
TAHAPAN PENGEMBALIAN BK
www.bppk.depkeu.go.id/webb
✓ SPPBK
✓ SPKPBK
✓ Putusan
Keberatan
✓ Putusan
Banding
✓ Penerbitan SPMKBK
untuk pembebanan
tagihan negara
✓ Penyerahan SPMKBK
ke KP2N paling lambat 2
hari sebelum jatuh
tempo proses pencairan
dana ( hari ke-28 stelah
penerbitan SKPBK)
✓ KP2N akan menerbitkan
SP2D untuk pencairan
dana maksimal 2 hari
✓ SKPBKdibuat rangkap
4 (empat) dengan
peruntukan sebagai
berikut :
a. lbr ke-1 untuk Pihak
yang berhak;
b. lbr ke-2 untuk Dirjend.
Bea dan Cukai;
c. Lbr ke-3 untuk KPPN
mitra kerja KPBC; dan
d. Lbr ke-4 untuk KPBC.
Dilakukan dalam waktu
maksimal
30 hari sejak permohonan
lengkap, tidak termasuk Audit
Dilakukan dalam waktu
maksimal
30 hari sejak terbitnya SKPBK
TDK LAYAK
LAYAK
1
2
3
4
5
7
Berkas
SPPBK/SPKPB
K/ putusan
Banding +
Copi Dok.
Pembuktian
SKPBK lbr-2
SPMKBK lbr-3
Penolakan
Kepala Kantor
KP2N
SPMKBK
Maks 2 hr
kerja sbl JT
Bank Ops. 1
ALUR PENGEMBALIAN BK
SKPBK
Rangkap 4
Maksimal 30 hari termasuk SPM/SP2D
Maksimal 30 hari
Tidak termasuk : waktu utk Konfirmasi
ke KPPN, Pengadilan Pajak,
penetapan sbg dasar pengembalian
Konfirmasi ke KPPN → Maks. 5 hari
Pembayaran Pungutan Negara

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Pembayaran Pungutan Negara

Materi Sosialisasi Billing - Dit. PPS_200117.pptx
Materi Sosialisasi Billing - Dit.  PPS_200117.pptxMateri Sosialisasi Billing - Dit.  PPS_200117.pptx
Materi Sosialisasi Billing - Dit. PPS_200117.pptxasefkerja
 
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanPER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanRoko Subagya
 
Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017
Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017
Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017Herry Winarko
 
Buku panduan billing system
Buku panduan billing systemBuku panduan billing system
Buku panduan billing systemisna muflikha
 
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak ElektronikMPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak ElektronikDeny Zaenal Faizin
 
E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014
E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014
E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014Iszwan Shah
 
PMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptx
PMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptxPMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptx
PMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptxBobiSituang
 
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada spanPelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada spanAhmad Abdul Haq
 
Keberatan dan Banding.pdf
Keberatan dan Banding.pdfKeberatan dan Banding.pdf
Keberatan dan Banding.pdfLamanPajak
 
User Manual e-PBK - Bagi WP.pdf
User Manual e-PBK - Bagi WP.pdfUser Manual e-PBK - Bagi WP.pdf
User Manual e-PBK - Bagi WP.pdfwahid515598
 
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptxPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptxauliaannisa44
 
Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2Sai Jawa Tengah
 
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxPER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxDjonyRosnipa1
 
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP onlinePembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP onlineAhmad Abdul Haq
 
Bahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptx
Bahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptxBahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptx
Bahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptxPDMSBaubau
 
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagiSpt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagiKPP Pratama Kepanjen
 
S-BM-002-14-00-Pemeteraian Kemudian
S-BM-002-14-00-Pemeteraian KemudianS-BM-002-14-00-Pemeteraian Kemudian
S-BM-002-14-00-Pemeteraian Kemudianmateripenyuluhan
 
Bahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdf
Bahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdfBahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdf
Bahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdfssuser4f90b7
 

Semelhante a Pembayaran Pungutan Negara (20)

Materi Sosialisasi Billing - Dit. PPS_200117.pptx
Materi Sosialisasi Billing - Dit.  PPS_200117.pptxMateri Sosialisasi Billing - Dit.  PPS_200117.pptx
Materi Sosialisasi Billing - Dit. PPS_200117.pptx
 
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT TahunanPER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
PER:01/PJ/2016 ::: Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
 
Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017
Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017
Slide sosialisasi pmk_230_feb_2017
 
Buku panduan billing system
Buku panduan billing systemBuku panduan billing system
Buku panduan billing system
 
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak ElektronikMPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
MPN Billing System | 3 Cara Pembuatan ID Billing Surat Setoran Pajak Elektronik
 
E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014
E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014
E spkb dan eterimaan @ 09.05.2014
 
Update Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - IIUpdate Perpajakan MUC - II
Update Perpajakan MUC - II
 
PMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptx
PMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptxPMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptx
PMK 190_PMK.05_2012 Pembayaran APBN.pptx
 
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada spanPelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
Pelaksanaan penatausahaan penerimaan negara pada span
 
Keberatan dan Banding.pdf
Keberatan dan Banding.pdfKeberatan dan Banding.pdf
Keberatan dan Banding.pdf
 
User Manual e-PBK - Bagi WP.pdf
User Manual e-PBK - Bagi WP.pdfUser Manual e-PBK - Bagi WP.pdf
User Manual e-PBK - Bagi WP.pdf
 
Perdirjen78
Perdirjen78Perdirjen78
Perdirjen78
 
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptxPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
 
Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2Interaksi satker dan kppn v.2
Interaksi satker dan kppn v.2
 
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxPER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
 
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP onlinePembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
Pembayaran dan penyetoran PNBP dengan billing dalam SI PNBP online
 
Bahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptx
Bahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptxBahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptx
Bahan Sosialisasi Billing Perbendaharaan_fix (1).pptx
 
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagiSpt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
Spt masa ppn 1111 dm edit 28 okt 2010 pagi
 
S-BM-002-14-00-Pemeteraian Kemudian
S-BM-002-14-00-Pemeteraian KemudianS-BM-002-14-00-Pemeteraian Kemudian
S-BM-002-14-00-Pemeteraian Kemudian
 
Bahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdf
Bahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdfBahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdf
Bahan Sosialiasi CMS v4 jul.pdf
 

Mais de LamanPajak

TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdfTPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdfLamanPajak
 
RINGKASAN MATERI PG.pdf
RINGKASAN MATERI PG.pdfRINGKASAN MATERI PG.pdf
RINGKASAN MATERI PG.pdfLamanPajak
 
4 RINGKASANppjk.pptx
4 RINGKASANppjk.pptx4 RINGKASANppjk.pptx
4 RINGKASANppjk.pptxLamanPajak
 
3 Struktur BTKI.pptx
3 Struktur BTKI.pptx3 Struktur BTKI.pptx
3 Struktur BTKI.pptxLamanPajak
 
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptxLamanPajak
 
SANSKI ADMINISTRASI_22.pdf
SANSKI ADMINISTRASI_22.pdfSANSKI ADMINISTRASI_22.pdf
SANSKI ADMINISTRASI_22.pdfLamanPajak
 
LARTAS 2022.pdf
LARTAS 2022.pdfLARTAS 2022.pdf
LARTAS 2022.pdfLamanPajak
 
Soal Hitungan KB.pdf
Soal Hitungan KB.pdfSoal Hitungan KB.pdf
Soal Hitungan KB.pdfLamanPajak
 
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdf
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdfTEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdf
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdfLamanPajak
 
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdfFASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdfLamanPajak
 
TLI_Tayang_Lengkap.pdf
TLI_Tayang_Lengkap.pdfTLI_Tayang_Lengkap.pdf
TLI_Tayang_Lengkap.pdfLamanPajak
 
2. Materi NP.pdf
2. Materi NP.pdf2. Materi NP.pdf
2. Materi NP.pdfLamanPajak
 
1. UUK Lengkap.pdf
1. UUK Lengkap.pdf1. UUK Lengkap.pdf
1. UUK Lengkap.pdfLamanPajak
 

Mais de LamanPajak (17)

TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdfTPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
TPS MENGERJAKAN SOAL PERHITUNGAN BEA MASUK.pdf
 
RINGKASAN MATERI PG.pdf
RINGKASAN MATERI PG.pdfRINGKASAN MATERI PG.pdf
RINGKASAN MATERI PG.pdf
 
4 RINGKASANppjk.pptx
4 RINGKASANppjk.pptx4 RINGKASANppjk.pptx
4 RINGKASANppjk.pptx
 
3 Struktur BTKI.pptx
3 Struktur BTKI.pptx3 Struktur BTKI.pptx
3 Struktur BTKI.pptx
 
2 KUM HS.pdf
2 KUM HS.pdf2 KUM HS.pdf
2 KUM HS.pdf
 
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
1 PROSES KLASIFIKASI BTKI.pptx
 
NLE.pdf
NLE.pdfNLE.pdf
NLE.pdf
 
SANSKI ADMINISTRASI_22.pdf
SANSKI ADMINISTRASI_22.pdfSANSKI ADMINISTRASI_22.pdf
SANSKI ADMINISTRASI_22.pdf
 
LARTAS 2022.pdf
LARTAS 2022.pdfLARTAS 2022.pdf
LARTAS 2022.pdf
 
TLB_KDUB.pdf
TLB_KDUB.pdfTLB_KDUB.pdf
TLB_KDUB.pdf
 
Soal Hitungan KB.pdf
Soal Hitungan KB.pdfSoal Hitungan KB.pdf
Soal Hitungan KB.pdf
 
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdf
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdfTEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdf
TEMPAT PENIMBUNAN BERIKAT.pdf
 
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdfFASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
FASILITAS-KEPBEANAN_22.pdf
 
TTE_2022.pdf
TTE_2022.pdfTTE_2022.pdf
TTE_2022.pdf
 
TLI_Tayang_Lengkap.pdf
TLI_Tayang_Lengkap.pdfTLI_Tayang_Lengkap.pdf
TLI_Tayang_Lengkap.pdf
 
2. Materi NP.pdf
2. Materi NP.pdf2. Materi NP.pdf
2. Materi NP.pdf
 
1. UUK Lengkap.pdf
1. UUK Lengkap.pdf1. UUK Lengkap.pdf
1. UUK Lengkap.pdf
 

Último

ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1ariefbudiman902449
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARSTATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARariefbudiman902449
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuputrahaw07
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptnail40
 

Último (10)

ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
PPT DISTRIBUSI LINEAR, BINOMIAL UNTUK MAHASISWA S1
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJARSTATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
STATISTIKA DASAR UNTUK MAHASISWA S1 SELAMAT BELAJAR
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
 

Pembayaran Pungutan Negara

  • 1. REFERENSI : ▪ UU No.10/1995 dan UU No. 17/2006 ▪ PMK 40/PMK.04/2016 ▪ PMK 148/PMK.04/2020 PEMBAYARAN Pungutan Negara
  • 2. ▪ Mekanisme pembayaran penerimaan bea masuk, cukai, pajak maupun jenis-jenis penerimaan lainnya yang disetorkan ke Bank Persepsi/Bank devisa persepsi/Pos persepsi dilaksanakan dengan menggunakan kode billing yang langsung dikeluarkan dari Sistem Penerimaan Negara secara real time. ▪ Dengan menggunakan kode billing tersebut, selanjutnya wajib bayar dapat melaksanakan pembayaran kepada pihak Bank menggunakan sistem Perbankan modern dengan berbagai media alternatif, seperti: ATM, Mobile Banking, Internet Banking dan lain-lain. ▪ Ilustrasi sederhana mekanisme pembayaran menggunakan kode billing dapat dicontohkan seperti ketika Anda melakukan transaksi pembelian tiket pesawat atau Kereta Api secara online.
  • 3. Sederhana : Cukup membawa struk billing ke bank, ATM, atau kantor pos untuk proses pelunasan cukai Mudah : Pembayaran atas tagihan dapat dilakukan di bank mana pun dan kapan pun (sebelum batas waktu billing tersebut berakhir) Cepat : Data pelunasan langsung terupdate di aplikasi DJBC segera setelah dilakukan pembayaran, dikarenakan telah terintegrasinya aplikasi pelunasan bank ke DJBC melalui Ditjen Perbendaharaan. Valid dan Akurasi : Data lebih terjamin
  • 4.
  • 5. Sumber: dimodifikasi dari bahan presentasi PT. Finnet Indonesia Biller DJBC Biller DJP Bank/Pos (T eller) Non Bank e-Payment Proses Billing Proses Billing MPN (DJPB ) Data Pembayaran Data Tagihan Data Tagihan Biller DJA Proses Billing Data Tagihan Sistem Billing MPN G-2
  • 6. Entitas Billing DJBC STAKEHOLDER KPPBC SKP DJBC MPN CA BILLING SYSTEM DJBC PORTAL PENGGUNA JASA DJBC DJPBn BANK/ KANTOR POS PERSEPSI
  • 7. PIB– PDE/Media Elektronik BANK/POS PENGGUNA JASA Teller ATM Internet Banking Kode Billing DataPIB BPN 1 3 4 -Validasi -Penjaluran 5 KPPBC Settlement (Ditjen Perbendaharaan): atas billing - Menerima Data Billing dari DJBC - Mengirimkan data pelunasan dari bank/pos ke DJBC Background Process Background Process 2 SISTEM BILLING DJBC Via Portal - Create Billing - Kode Billing - Browse Billing Background Process SPPB/SPJM/SPJK Alur Pembayaran SESUDAH Berlakunya Billing Data PIB Sudah Disampaikan Terlebih Dahulu
  • 8. Keterangan Alur 1. Pengguna jasa menyampaikan Data PIB kepada Kantor Bea dan Cukai melalui modul PIB. Setelah melalui proses validasi (NSW), data PIB tersebut akan dikirimkan ke sistem Billing DJBC. 2. Pengguna jasa mengakses Portal Pengguna Jasa untuk membuat kode billing berdasarkan data PIB yang telah disampaikan. 3. Kode billing yang telah didapat kemudian digunakan untuk melakukan pembayaran melalui Bank (teller, ATM, EDC, internet banking) atau Kantor Pos. Data pembayaran tersebut akan secara otomatis dikirimkan oleh Bank/Pos kepada Sistem Settlement MPN. Sistem Settlement MPN akan menerbitkan NTPN yang dikirimkan secara real time ke Sistem Billing DJBC dan Bank/Pos dan Sistem Billing DJBC. 4. Dari pembayaran tersebut pengguna jasa akan memperoleh BPN (Bukti Penerimaan Negara) dari Bank/Pos. 5. Berdasarkan data pembayaran, Kantor Bea dan Cukai akan memberikan nomor pendaftaran, dan menerbitkan SPPB, Surat Pemberitahuan Jalur Kuning, atau Surat Pemberitahuan Jalur Merah. 67
  • 9. PEB – PDE/Media Elektronik Alur Pembayaran SESUDAH Berlakunya Billing BANK/POS SISTEM MPN G2 Teller ATM Internet Banking Data Billing NTPN -Akses data Billing -Submit Data Pembayaran Kode Billing BPN NTPN 1 4 6 7 8a 5 8b 9 CEISA Ekspor DJBC 11 PEB Kode Billing NPE/NPPD/N PP/PPB SISTEM BILLING DJBC Data Tagihan NTPN 2 Kode Billing 3 10
  • 10. Keterangan Alur 69 1. Pengguna jasa menyampaikan Data PEB kepada Kantor Bea dan Cukai melalui modul PEB atau berupa softcopy PEB untuk diupload ke Sistem Ceisa. 2. Setelah melalui proses validasi, data PEB tersebut akan dikirimkan ke sistem Billing DJBC. 3. Sistem Billing DJBC akan menerbitkan Kode Billing dan langsung disampaikan ke Sistem Ceisa. 4. Sistem Ceisa akan memunculkan Kode Billing yang disampaikan langsung kepada Pengguna Jasa atau melalui Modul PEB. Selain itu pengguna jasa dapat memonitor kode billing tersebut melalui Portal Pengguna Jasa. 5. Sistem Billing DJBC akan menyampaikan data billing ke Sistem MPN G2. 6. Pengguna Jasa menggunakan Kode Billing yang telah didapat untuk melakukan pembayaran melalui Bank (teller, ATM, EDC, internet banking) atau Kantor Pos. 7. Data pembayaran tersebut akan secara otomatis dikirimkan oleh Bank/Pos kepada Sistem Settlement MPN G2. 8. a dan b :Sistem Settlement MPN G2 akan menerbitkan NTPN yang dikirimkan secara real time ke Bank/Pos dan Sistem Billing DJBC. 9. Bank/Pos menyampaikan Bukti Penerimaan Negara (BPN) kepada Pengguna Jasa. 10. Sistem Billing DJBC menyampaikan data NTPN ke Sistem Ceisa. 11. Sistem Ceisa menerbitkan Nota Pelayanan Ekspor (NPE), Nota Pemberitahuan Persyaratan Dokumen (NPPD), Nota Pemberitahuan Penolakan (NPP), atau Pemberitahuan Pemeriksaan Barang (PPB).
  • 11. REFERENSI : • UU No.10/1995jo UU No.17/2006PASAL42 • PMK 259/PMK.04/2010 • Per-02/BC/2011 JAMINAN K EPABEANAN
  • 12. JAMINAN Garansi pembayaran pungutan negara dalam Rangka kegiatan kepabeanan dan/atau pemenuhan kewajiban yang disyaratkan PENYETORAN WAJIB BAYAR KANTOR BEA DAN CUKAI Jaminan Bank Umum/ Kantor Pos BPJ Rekening KhususJaminan Jaminan Tunai ADMINISTRASI JAMINAN Bendahaa Penerima
  • 13. BENTUK-BENTUK JAMINAN JAMINAN KEPABEANAN Jaminan tunai Jaminan bank Jaminan perush asuransi (CustomsBond) Jaminan lainnya Jaminan Indonesia EximBank (LPEI) Jaminan Perusahaan (CorporateGuarantee) Digunakan: 1. Sekali: sesuai dokumen sumber; atau 2. Terus menerus: a.Jaminan yang diserahkan dapat dikurangi setiap ada pelunasan bea masuk sampai Jaminan tersebut habis; atau b. Jaminan tetap dalam batas waktu yang tidak terbatas sehingga setiap pelunasan bea masuk dilakukan dengan tanpa mengurangi Jaminan yang diserahkan Jaminan Tertulis Jaminan Tertulis Pasal 16 PMK Jaminan Jaminan Tertulis Lainnya yang disetujui Dirjen Digunakan Sekali Jaminan Perusahaan Penjaminan 1 3 2 4 5 6 7 darurat bencana; kegentingan memaksa; kegiatan kenegaraan diberikankepada 4 (empat) importir tertentu
  • 14. BENTUK PERIKATAN PENJAMINAN TERJAMIN KANTOR PABEAN 1.Pengajuan Jaminan Uang Tunai/ atau Bukti Pengkreditan 1. JAMINAN TUNAI (Pasal 8) 2. Warkat 2. JAMINAN BANK (Pasal 10) PENJAMIN (BANK DEVISA PERSEPSI) TERJAMIN 3. Warkat Jaminan 1.Pengajuan Jaminan 2. Sertifikat 3. JAMINAN PERUSH. ASURANSI (CUSTOMS BOND) 4.(J P A as M aI l N 11 A )N LAINNYA: PENJAMIN (SURETY) 3. Sertifikat Jamina n 1.Pengajuan Jaminan a.INDONESIA EXIM BANK (LPEI) b . P (E Pa R sU alS 1 A 2H ) AAN PENJAMINAN (Pasal 13) c.CORPORATE GUARANTEE (Pasal 14) d. TERTULIS (Pasal 16) PENJAMIN (LPEI) 3. Sertifikat Jaminan 3. Sertifikat Jaminan Pernyataan Tertulis Pernyataan Tertulis 2. Sertifikat 1.Pengajuan Jaminan 2. Sertifikat/be ntuk tertulis PENJAMIN (PERUSAHAAN PENJAMINAN) KANTOR PABEAN KANTOR PABEAN (OBLIGEE) KANTOR PABEAN KANTOR PABEAN KANTOR PABEAN KANTOR PABEAN TERJAMIN (PRINCIPAL) TERJAMIN TERJAMIN TERJAMIN TERJAMIN (IMPORTIR) Surety dan Perusahaan Penjaminan masuk dalam daftar Bapepam LK
  • 15. 1. Menjamin Pungutan Negara dalam rangka Kepabeanan - impor dengan fasilitas penundaan pembayaran (Vooruitslag) - impor dengan fasilitas Rush handling - impor Sementara - pengajuan keberatan 2. Memenuhi kewajiban penyerahan jaminan yg dipersyaratkan dalam peraturan Pabean BESARNYA JAMINAN: 1. Berkaitan dengan Fasilitas → Bm, Cukai, Pajak Yg Terutang 2. Berkaitan Tambah Bayar → BM, Cukai, Pajak Yg Terutang 3. Berkaitan dengan Keberatan → Denda Administrasi dan BM yg kurang dibayar
  • 16. 1. Bentuk-bentuk Jaminan yang dapat digunakan untuk setiap kegiatan kepabeanan ditentukan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan di bidang kepabeanan yang mengatur kewajiban penyerahan Jaminan. 2. Jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dapat digunakan untuk menjamin seluruh kegiatan kepabeanan yang diwajibkan untuk mempertaruhkan Jaminan di Kantor Pabean. 3. Bentuk-bentuk jaminan lain yang dapat digunakan ditentukan secara terbatas (6 jenis kegiatan) 4. Selain sebagaimana dimaksud pada poin (1),(2) dan (3) bentuk jaminan ditentukan oleh Kepala Kantor Pabean dengan mempertimbangkan tingkat risiko Penjamin atau surety dan bentuk Jaminan yang digunakan
  • 17. PERPANJANGAN JAMINAN: 1. Permintaan Kepala Kantor Pabean kepada Pihak Terjamin/Principal 2. Persetujuan Kepala Kantor Pabean atas permohonan Principal ❑ Selama jangka waktu izin penundaan pembayaran pungutan negara dalam rangka kegiatan kepabeanan ❑ Selama jangka waktu izin pengeluaran barang impor untuk dipakai dengan menyerahkan jaminan ❑ Selama jangka waktu pembebasan ditambah dengan jangka waktu paling lama atas penelitian realisasi ekspor barang (fasilitas KITE) ❑ Selama jangka waktu izin impor sementara ditambah jangka waktu paling lama realisasi ekspor ❑ Paling lama diputuskannya keberatan ❑ Selama jangka waktu yg diatur dalam peraturan kepabeanan yg mensyaratkan penyerahan jaminan
  • 18. PENYERAHAN JAMINAN Penelitian Jaminan lainnya: a. format dan isi; b. jumlah Jaminan; dan c. jangka waktu jaminan Diterbitkan BPJ Dikembalikan utk diperbaiki disertai alasan Sesuai Tidak Ya Pungutan negara dalam rangka kegiatan kepabeanan Kewajiban penyerahan Jaminan yg disyaratkan dalam peraturan Klaim Jaminan (tagih) Diganti (terdapat 4 kondisi) Disesuaikan (jumlah & jk. wkt) Dikembalikan (selesai/gugur kwjb) Perpanjangan jangka waktu Konfirmasi Penerbitan jaminan lisan / tertulis (SKJ) denganmanajemen risiko ALUR PROSES UMUM JAMINAN KEPABEANAN PENATAUSAHAAN JAMINAN Penelitian Jaminan tunai: a. jumlah uang tunai; b. jumlah uang dikreditkan pada Rek Khusus Jaminan Ya Tidak Sesuai pencairan & penyetoran
  • 19. . JAMINAN TUNAI Uang Tunai Bukti pengkreditan Rek KhususJaminan Dikembalikan Dicairkan Jasa giro perbankan Pemberitahuan & SSPCP lbr 1 Tunai Cek giro Transfer KAS NEGARA Rekening Khusus Jaminan ALUR PROSES JAMINAN TUNAI BEA CUKAI BANK / KANTOR POS Penelitian jumlah uang PENGELOLAAN PNBP BPJ Sesuai Penelitianjumlah pengkreditan di Rek Ya Penumpang/ pelintas batas Tempat Penyimpanan Kantor Pabean Tidak SSPCP Disimpanpada hari kerja berikutnya ➢ seluruh kewajiban pabean telah dipenuhi; ➢ telah gugurnya kewajiban penyerahan Jaminan terdapat tagihan pungutan negara karena tidak dipenuhi kewajiban pabean TTPJ Dokumen Sumber Bukti Identitas Beban biaya ditanggung Penjamin
  • 21. Penagihan secara aktif diatur dalam: • UU No. 19 Tahun 1997 jo UU No. 19 Tahun 2000 • PMK No. 111/PMK.04/2013 (Tata Cara Penagihan Bea Masuk dan/atau Cukai) Penagihan secara administratif diatur dalam: • Pasal 38 s.d. 41 UU No. 10 Tahun 1995 jo. UU 17/2006 • PMK 51/PMK.05/2008 (ttg Tata cara Penetapan Bea Masuk …) • PMK 214/PMK.04/2008 (ttg Bea Keluar)
  • 22. KONSEP PENAGIHAN ✓ Pengertian Penagihan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh fiskus agar penanggung BM dan/atau cukai termasuk biaya melunasi utang BM dan/atau menegur cukai, atau memperingatkan, penagihannya, dengan melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan menjual barang yang telah disita Pelaksanaan Tagihan, dilakukan dalam 2 Tahap : 1 Penagihan Administratif 2 Penagihan Aktif Tahap Tahap
  • 23. Penagihan Administratif adalah tindakan yang diambil oleh Kepala Kantor Bea dan Cukai atau Pejabat yang berwenang untuk menerbitkan Surat atau Keputusan dalam hutang pajak/kekurangan administratsi/bunga yang Penetapan memulihkan pajak/denda berdasarkan ketentuan Kepabeanan dan rangka tagihan timbul Cukai yang berlaku (UU Pabean dan UU Cukai) Bentuk Surat Penagihan : SPTNP SPKTNP SPP SPSA Kep. Dirjend SPPBK SPKPBK SPSA
  • 24. Penagihan Aktif adalah serangkaian tindakan yang diambil oleh fiskus agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan cara: ✓ menegur atau memperingatkan, ✓ melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, ✓ memberitahukan Surat Paksa, ✓ mengusulkan pencegahan, ✓ melaksanakan penyitaan, ✓ melaksanakan penyanderaan, dan ✓ menjual barang yang telah disita. Sesuai UU No.19 Tahun 2000 Bentuk Surat Penagihan : Surat Teguran Surat Paksa Surat Penyitaan Ciri khas dokumen Penagihan scr aktif adalah adanya klausul : “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
  • 25. DASAR HUKUM Pasal 37As.d. 38, UU Pabean PMK No. 214/PMK.04/2008 PMK No. 51/PMK.04/2008 P-25/BC/2008 TATACARA PENAGIHAN
  • 26. Kekurangan pembayaran bea masuk dan/atau denda administrasi yang terutang wajib dibayar paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan. Pasal 37A : Pasal 38 : Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan UU Pabean yang tidak atau kurang dibayar dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 24 bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo sampai hari pembayarannya, dan bagian bulan dihitung 1 (satu) bulan
  • 27. MATRIKS PENAGIHAN BM PEJABAT BEA DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI PENGADILAN PAJAK Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (Pasal 16) Keputusan atas keberatan (Pasal 93) PengajuanBanding (Pasal 95) Penetapan Selain Tarif dan/atau Nilai Pabean Contoh: • Pencabutanfasilitas. • Penetapan karena penafsiran peraturan. Keputusan atas keberatan (Pasal 93A) Penetapan Sanksi Administrasi Berupa Denda Contoh: • Tidak memberitahukan barang dalam manifes , • Tidak melaporkan pembatalan ekspor Keputusan atas keberatan (Pasal 94) Penetapan Kembali Tarif dan/atau Nilai Pabean (Pasal 17) SPTNP SPP SPSA SPKTNP Maks. 2 thn sejak tgl PIB
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. Kekurangan pembayaran bea keluar dan/atau denda administrasi yang terutang wajib dibayar paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan. Utang atau tagihan kepada negara berdasarkan UU Pabean yang tidak atau kurang dibayar dikenai bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 24 bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo sampai hari pembayarannya, dan bagian bulan dihitung 1 (satu) bulan Pasal 15 PMK 214/2008 :
  • 35.
  • 36. DASAR HUKUM UU No. 19Tahun 2000 PMK 111Tahun 2013
  • 37. Kewenangan Penagihan • Menteri Keuangan Pendelegasian wewenang • Kepala Kantor BC Mengangkat dan memberhentikan • Juru Sita BC ▪ Surat perintah Penagihan seketika dan sekaligus ▪ Surat paksa ▪ Surat perintah penyitaan ▪ Surat pencabutan sita ▪ Pengumuman lelang ▪ Surat penetuan harga limit ▪ Pembatalan lelang ▪ Surat perintah penyanderaan ▪ Surat2 lain Apabila tagihan Administratif tidak dilunasi sampai dengan tanggal jatuh tempo
  • 38. PENAGIHAN AKTIF Hasil lelang diperhitungkan tagihan + biaya penagihan/biaya lelang; selebihnya dikembalikan kepada pemilik, bila masih kurang, dicari lagi obyek sita yang lain. 21 hari SURAT TEGURAN / STCK 2 SURAT PAKSA Ka. KPBC SURAT PERINTAH MELAKSANAKAN PENYITAAN Ka. KPBC PENGUMUMAN LELANG Ka. KPBC 14 hari PELAKSANAAN LELANG Pejabat Lelang & Ka. KPBC 2 x 24 jam Berita Acara Penyitaan & Segel Sita KPP 60 Hari (Pabean) 7 hari (paling cepat) Jatuh Tempo PENAGIHAN ADMINISTRATIF 30 Hari (Cukai) SPTNP/SPKTNP/SPSA/SPP SPPBK/SPKPBK/STCK-1 14 hari (paling cepat)
  • 39. Surat Penagihan Adm. Sejak diterima Jatuh Tempo Penanggung pajak Tidak Membayar Penerbitan Surat Teguran ST Kepala Kantor 7 Hari Wajib Bayar 60 hari + 7 hari SPTNP/SPKTNP/SP SA/SPP/SPPBK/ SPKPBK ✓ Surat Tagihan Administratif Pabean wajib dibayar Paling Lama 60 (Enam Puluh) Hari Setelah Tanggal Diterimanya Surat Tagihan ✓ Apabila tidak Dibayar, maka Kepala Kantor mulai melaksanakan proses penagihan aktif dengan menerbitkan surat teguran paling lambat 7 (Tujuh) Hari Sejak Jatuh Tempo
  • 40.
  • 41.
  • 42. ST Hari 21Sejak diterima Penerbitan Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor Kepala Kantor Pajak Dalam Rangka Impor (SP3DRI) 1. SURAT PAKSA 2. Surat Penyerahan Piutang kepada KPP setempat Wajib Bayar Surat Paksa STCK - 3 Apabila Surat Teguran tidak dibayar juga dalam waktu 21 (dua puluh) hari sejak ST diterima, kepala kantor wajib menerbitkan : Jatuh Tempo Penanggung Cukai Tidak Membayar
  • 44. Setelah jangka waktu 14 hari Utang belum dilunasi Maka diumumkan lelang Setelah jangka waktu 14 hari Utang belum dilunasi Maka barang dilelang Pengajuan keberatan dan banding tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan Dilaksanakan oleh juru sita bea dan cukai dgn disaksikan oleh 2 orang dewasa Penduduk indonesia yang dikenal dan dipercaya Oleh juru sita Pencabutan sita dapat dilaksanakan Apabila tertagih Telah melunasi utangnya atau berdasarkan Putusan pengadilan pajak atau ditetapkan lain Oleh Menteri Keuangan
  • 45. Referensi : ▪ UU No. 10/1995 jo UU No. 17/2006 PASAL 27 ▪ PMK 38/PMK.010/2005 ▪ SE-17/BC/2005 ▪ PMK-274/PMK.04/2014
  • 46. Kelebihan sebagaimana diatur dalam Ps 16 (5) ;17 (3) atau karena kesalahan tata usaha; Berkaitan dengan Penetapan Tarif dan Nilai Pabean → SPTNP/SPKTNP Impor barang sebagaimana tercantum dalam Psl 25 & 26 Impor barang yang oleh sebab tertentu harus direekspor atau dimusnahkan Impor barang sebelum diberikan persetujuan impor untuk dipakai kedapatan jumlah sebenarnya kurang, cacat, bukan barang yang dipesan, berkualitas lebih rendah Kelebihan pembayaran BM akibat putusan Pengadilan Pajak 1 2 3 4 5
  • 47. ✓ SKPBM (Surat Keputusan pengembalian Bea Masuk) adalah Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor BC atas nama Menteri Keuangan tentang pengembalian Bea masuk, denda Administrasi dan/atau Bunga ✓ SPMKBM ( Surat Perintah Membayar Kembali Bea Masuk) adalah Surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor BC mengenai pengembalian Bea masuk, denda Administrasi dan/atau Bunga sebagai dasar penerbitan SP2D ✓ SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) adalah Surat perintah yg diterbitkan oleh KP2N selaku Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPMKBM ISTILAH-ISTILAH
  • 48. TAHAPAN PENGEMBALIAN BM www.bppk.depkeu.go.id/webb ✓ SPTNP ✓ SPKTNP ✓ Putusan Keberatan ✓ Putusan Banding ✓ Skep Pembebasan ✓ PEB reekspor ✓ BA Pemusnahan/ Kerusakan ✓ Penerbitan SPMKBM untuk pembebanan tagihan negara ✓ Penyerahan SPMKBM ke KP2N paling lambat 2 hari sebelum jatuh tempo proses pencairan dana ( hari ke-28 stelah penerbitan SKPBM) ✓ KP2N akan menerbitkan SP2D untuk pencairan dana ✓ SKPBM dibuat rangkap 4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut : a. lbr ke-1 untuk Pihak yang berhak; b. lbr ke-2 untuk Dirjend. Bea dan Cukai; c. Lbr ke-3 untuk KPPN mitra kerja KPBC; dan d. Lbr ke-4 untuk KPBC. Dilakukan dalam waktu maksimal 30 hari sejak permohonan lengkap, tidak termasuk Audit Dilakukan dalam waktu maksimal 30 hari sejak terbitnya SKPBM, PERMOHONAN Diajukan per dokumen
  • 49. LAYAK 1 3 TDK LAYAK 4 5 7 Berkas SPTNP/SPKTN P/ putusan Banding + Copi Dok. Pembuktian SKPBM lbr-2 SPMKB lbr-3 Penolakan Kepala Kantor KP2N Maksimal 30 hari Tidak termasuk : waktu utk Konfirmasi ke KPPN, Pengadilan Pajak, penetapan sbg dasar pengembalian SPMKBM Maks 2 hr kerja sbl JT Bank Ops. 1 ALUR PENGEMBALIAN BM SKPBM Rangkap 4 Maksimal 30 hari termasuk SPM/SP2D Konfirmasi ke KPPN → Maks. 5 hari 2
  • 50. Kesalahan tata usaha berupa kesalahan tulis, kesalahan hitung, atau kesalahan pencantuman Tarif Bea Keluar dan/atau Harga Ekspor; Kelebihan pembayaran akibat penetapan Pejabat Bea dan Cukai → SPPBK Kelebihan pembayaran akibat penetapan kembali oleh Direktur Jenderal → SPKPBK Kelebihan pembayaran BK akibat putusan Pengadilan Pajak Barang yang dibatalkan ekspornya atau tidak jadi diekspor 1 2 3 4 5 Kelebihan pembayaran akibat Keputusan Keberatan
  • 51. ✓ SKPBK (Surat Keputusan pengembalian Bea Keluar) adalah Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor BC atas nama Menteri Keuangan tentang pengembalian Bea Keluar ✓ SPMKBK ( Surat Perintah Membayar Kembali Bea Keluar) adalah Surat yang diterbitkan oleh Kepala Kantor BC mengenai pengembalian Bea Keluar, denda Administrasi dan/atau Bunga sebagai dasar penerbitan SP2D ✓ SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) adalah Surat perintah yg diterbitkan oleh KP2N selaku Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPMKBM ISTILAH-ISTILAH
  • 52. TAHAPAN PENGEMBALIAN BK www.bppk.depkeu.go.id/webb ✓ SPPBK ✓ SPKPBK ✓ Putusan Keberatan ✓ Putusan Banding ✓ Penerbitan SPMKBK untuk pembebanan tagihan negara ✓ Penyerahan SPMKBK ke KP2N paling lambat 2 hari sebelum jatuh tempo proses pencairan dana ( hari ke-28 stelah penerbitan SKPBK) ✓ KP2N akan menerbitkan SP2D untuk pencairan dana maksimal 2 hari ✓ SKPBKdibuat rangkap 4 (empat) dengan peruntukan sebagai berikut : a. lbr ke-1 untuk Pihak yang berhak; b. lbr ke-2 untuk Dirjend. Bea dan Cukai; c. Lbr ke-3 untuk KPPN mitra kerja KPBC; dan d. Lbr ke-4 untuk KPBC. Dilakukan dalam waktu maksimal 30 hari sejak permohonan lengkap, tidak termasuk Audit Dilakukan dalam waktu maksimal 30 hari sejak terbitnya SKPBK
  • 53. TDK LAYAK LAYAK 1 2 3 4 5 7 Berkas SPPBK/SPKPB K/ putusan Banding + Copi Dok. Pembuktian SKPBK lbr-2 SPMKBK lbr-3 Penolakan Kepala Kantor KP2N SPMKBK Maks 2 hr kerja sbl JT Bank Ops. 1 ALUR PENGEMBALIAN BK SKPBK Rangkap 4 Maksimal 30 hari termasuk SPM/SP2D Maksimal 30 hari Tidak termasuk : waktu utk Konfirmasi ke KPPN, Pengadilan Pajak, penetapan sbg dasar pengembalian Konfirmasi ke KPPN → Maks. 5 hari