Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis sistem penulisan piktograf, cuneiform, dan hieroglif dari berbagai peradaban kuno beserta penjelasan singkat mengenai ciri khas dan perkembangannya.
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Piktogram Olimpiade
1. A 1. Pictograph
Pictogram, atau Pictograph, adalah gambar yang mewakili gagasan, dan dan disampaikan
melalui perupaan bentuk fisik obyek aslinya. Beberapa rambu-rambu lalu lintas, menggunakan
piktogram sebagai 'bahasa'-nya.
Piktogram pertama kali digunakan secara resmi pada Olimpiade di
Inggris pada tahun 1948, dan mulai rutin digunakan sejak Olimpiade di
Jepang pada tahun 1964. Karena Olimpiade dihadiri oleh berbagai
peserta dari berbagai suku bangsa dan bahasa, maka penggunaan
piktogram dipandang bisa memudahkan komunikasi.
Piktogram lalu digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi,
menggambarkan cabang-cabang olahraga yang dilombakan. Piktogram
ini digunakan pada tiket, sign system, dan lainnya, demikian sehingga peserta dengan mudah dapat
mencari tempat kegiatan berlangsung.
Sejarah Piktogram sebenarnya diawali oleh lukisan-lukisan pra sejarah. Kebudayaan Mesir,
China, dan Sumeria sudah menggunakannya sejak hampir 5000 tahun silam. Tulisan China yang sampai
sekarang bertahan, pada dasarnya juga penerapan Piktogram.
Piktogram mudah dipahami, karena bentuknya berupaya menyederhanakan, dan tidak sekedar
menyimbolkan. Kalau pada rambu lalu lintas, tanda P berarti parkir, ini bukan bahasa visual karena
tidak menggambarkan kegiatan yang ingin disampaikan seperti pada piktogram. Bandingkan dengan
gambar rambu orang yang sedang membawa sekop, dan di depannya terdapat siluet kumpulan pasir /
tanah. Ini baru Piktogram.
Piktogram Olimpiade 2012 di London
2. A 2. Cuneiform
Sistem penulisan Cuneiform telah digunakan selama lebih dari 35 abad sebagai sistem pertama
di dunia dan mengalami beberapa tahap evolusi dari tahun 34 SM sampai1 tahun Masehi. Sistem ini
terdiri dari kombinasi logophonetic, tanda-tanda abjad dan suku kata konsonan.
Cuneiform mengalami perubahan yang cukup lama dengan jangka waktu lebih dari dua ribu
tahun. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan kepala "tanda SAG"
Tahap 1 menunjukkan pictogram seperti yang ditarik sekitar 3000 SM. Tahap 2 menunjukkan
pictogram diputar dan dipakai sekitar tahun 2800 SM. Tahap 3 menunjukkan mesin terbang yang
diabstraksikan dalam prasasti monumen kuno sejak tahun 2600 SM, dan tahap 4 adalah tanda seperti
yang tertulis di tanah liat, kontemporer ke panggung 3. Tahap 5 merupakan akhir milenium ke-3, dan
tahap 6 merupakan ductus Asiria Lama, milenium ke-2 awal. Tahap 7 adalah tanda yang
disederhanakan seperti yang ditulis oleh ahli-ahli Taurat Asyur dalam 1 milenium awal, dan sampai
kepunahan Cuneiform itu sendiri.
A 3. Hieroglyph
Hieroglif sudah muncul dari sebelum kesusastraan tradisi artistik Mesir. Contohnya, simbol pada
tembikar Gerzean dari tahun 4000 SM menyerupai penulisan Hieroglif. Selama beberapa tahun,
prasasti Hieroglif yang pertama kali diketahui adalah Narmer Palette, ditemukan dalam penggalian
di Hierakonpolis (sekarang Kawm al-Ahmar) pada tahun 1890-an, yang diperkirakan tahun 3200 SM.
Bagaimanapun, pada tahun 1998, tim arkeologis Jerman di bawah pimpinan Günter Dreyer pada
penggalian di Abydos (sekarang Umm el-Qa'ab) menemukan sebuah makam dari seorang
penguasa Predynastic, dan menemukan tiga ratus pahatan nama dari tanah liat dengan proto-
hieroglyphs, tertanggal pada masa Naqada IIIA dari abad ke-33 Sebelum Masehi. Kalimat pertama yang
tertulis penuh dengan hieroglif sejauh yang ditemukan adalah kesan segel yang ditemukan di makam
Seth-Peribsen yang terletak di Umm el-Qa'ab, tertanggal dari dinasti kedua. Di zaman Kerajaan Tua,
Kerajaan Tengah, dan Kerajaan Baru, terdapat sekitar 800 hieroglif. Saat zaman Greco-Roman, mereka
menomori lebih dari 5,000 Hieroglif. Pada abad keempat, beberapa orang mesir akhirnya dapat
membaca Hieroglif. Penggunaan hieroglif kemudian berhenti setelah penutupan seluruh gereja non-
kristen pada tahun 391 Masehi oleh Kaisar Roman, Theodosius I; yang tertulis dalam prasasti terakhir
dari Philae, diketahui sebagai The Graffito of Esmet-Akhom, tahun 396 Masehi. Penemuan Hieroglif
yang paling menggemparkan dalam sejarah modern adalah penemuan Batu Rosetta pada sekitar tahun
1799. Orang yang mendapatkan penghargaan dari menafsirkan tulisan tersebut adalah Jean Francois
Champollion.
3. Pada awalnya, orang Mesir menggunakan bentuk gambar tulisan yang kasar, seperti yang
digunakan oleh suku-suku primitif di seluruh dunia. Hieroglif adalah gambar yang masing-masing
mewakili objek alamiah. Matahari digambarkan sebagai piringan, bulan digambarkan dengan bulan
sabit, air digambarkan oleh garis gelombang, orang dengan bentuk orang, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, tulisan gambar ini tidak dapat mewakili kata-kata atau benda-benda yang tidak dapat dilihat
mata seperti pikiran, cahaya, dan hari. Sehingga Hieroglif pun lebih dianggap sebagai simbol ide
daripada sebuah gambar objek. Piringan dapat juga berarti ‘hari’, bukan hanya berarti matahari. Ide-
ide ini disebut dengan ‘ideogram’. Perkembangan hieroglif selanjutnya adalah menggunakan gambar,
lebih untuk mewakili bunyi daripada untuk mewakili objek
sesungguhnya. Misalnya, sebuah gambar lebah dapat
bukan berarti serangga, melainkan merujuk pada kata
‘lebah’. Daun dapat memiliki arti ‘percaya’ (kita gunakan
kata dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam
menunjukkan bagaimana cara kerjanya). Hieroglif seperti
itu, yang digunakan sebagai bunyi, dikenal dengan nama
‘fonogram’. Belakangan, orang Mesir dapat menulis kata
apa saja yang mereka kenal, baik kata itu berarti sesuatu
yang dapat mereka gambarkan atau tidak. Dari fonogram tersebut mereka mengembangkan satu seri
tanda, masing-masing mewakili satu huruf. Dalam penulisan, orang Mesir hanya menggunakan huruf
konsonan (huruf mati) saja. Misalnya, kata ‘minum’ hanya akan ditulis ‘mnm’ (tentunya dengan
menggunakan tulisan Mesir). Orang Mesir juga terus menggunakan simbol-simbol lama dalam tulisan
mereka seperti ideogram, fonogram, dan picturegram (tulisan gambar) semuanya digabungkan. Seiring
berjalannya waktu, tulisan tersebut menjadisangat rumit sehingga tidak mudah dimengerti oleh orang
awam.
A 4. Ideograph
Simbol atau gambar yang dipakai dalam penulisan;
misalnya, dalam bahasa Cina, simbol itu menunjukkan sebuah
objek atau sebuah pemikiran, bukan seperti pada sistem
fonetik yang kesemuanya itu ditentukan oleh bunyi
simbolnya.
4. A 5. Phonograph
Phonograph, pemutar piringan hitam, atau gramofon adalah perangkat
yang umum digunakan sebagian besar dari tahun 1870-an hingga 1980-an untuk
bermain rekaman suara. Secara modern, perangkat ini sering disebut pemain,
turntable merekam, atau rekaman changer. Bila digunakan bersama dengan mixer
sebagai bagian dari DJ set up, mereka sering disebut deck. Phonograph terkenal
karena dapat merekam dan memutar suara. Phonograph (”penulis suara”)
berasal dari kata Yunani φωνή (berarti “suara” atau dan diterjemahkan sebagai
telepon) dan γραφή (berarti “menulis” dan diterjemahkan sebagai graphē).
B 1. Roman Square Capitals
Masa kejayaan bangsa Romawi banyak membuat monument-
monumen yang berukiran huruf-huruf. Ukiran huruf tersebut memiliki
keindahan rupa serta proporsi bentuk yang sangat baik. Huruf-huruf ini
dikenal dengan Square Capitals, dan merupakan cikal bakal huruf kapital
yang digunakan sekarang ini.
B 2. Roman Scripts
Gaya Roman Scripts yang paling penting adalah Capitalis
Quadrata, yang banyak digunakan dari abad ke-2 hingga abad ke-5.
Huruf ini merupakan versi kaligrafi dari Square Capitals. Huruf ini
banyak digunakan untuk naskah penting dan judul buku. Ciri khas
dari Roman Scripts adalah ketebalan strokes yang kontras antara
satu dengan yang lain.
B 3. Uncial Scripts
Seiring dengan runtuhnya Kerajaan Romawi pada abad ke-3
menyebabkan Kerajaan Romawi terpecah menjadi dua bagian. Pada
abad pertengahan, sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan,
banyak sekali yang buta huruf. Pada saat itu, umat Nasrani melakukan
kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Tulisan dan naskah keagamaan
menjadi inspirasi dan motivasi dalam pembuatan buku-buku.
5. B 4. Half-Unicial Scripts
Half-Unicial Scripts sering juga disebut Semi-Unicial Scripts, merupakan
bentuk asli dari huruf kecil, hampir bersamaan dengan Unicial Scripts
sekitar abad ke-4. Huruf ini banyak digunakan untuk membuat catatan-
catatan pendek dan biasanya ditulis pada tepi naskah. Ukuran dari huruf ini
adalah setengah dari Unicial Scripts dengan memberi tekanan pada
ascender dan descender.
B 5. Carolingian Minuscule Scripts
Pada abad ke-7, ketika Charlemagne menjadi pemimpin di
sentral Eropa yang banyak menaruh perhatian pada bidang
menulis dan membaca, namun melalui gagasannya dibangun
sekolah di istananya yang mengajarkan car menyalin dan
memproduksi naskah-naskah yang menjadi cikal bakal lahirnya
kembali ilmu pengetahuan dan kesenian.
Pada masa itu, penyalin huruf memiliki kualitas keterampilan yang buruk sehingga banyak sekali
naskah yang sukar dibaca. Akhirnya Charlemagne mengangkat Acluin of York, yaitu seorang budayaan
dari Inggris sebagai penasihatnya untuk menangani penggandaan buku serta pembuatan huruf. Acluin
menciptakan suatu desain tata letak serta gaya desain huruf yang baru yang diberi nama Carolingian
Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan cikal bakal bentuk huruf kecil kontemporer yang kita gunakan
saat ini. Carolingian Minuscule Scripts memiliki beberapa ascender dan descender yang memudahkan
untuk dibaca walau ditulis dalam ukuran tulisan yang kecil.
B 6. Arabian
Bangsa Romawi menulis angka dengan simbol huruf capital,
seperti; I, V, X, L, C, D, dan M. sedangkan angka yang ditulis dalam
alfabet Latin berasal dari kebudayaan Islam. Pada abad ke-7, bangsa
Arab mendominasi kepiawaian dalam ilmu matematik. Baru pada
abad ke-13, angka yang dari alfabet Arab diterapkan ke dalam
sistem alfabet Latin. Angka-angka ini banyak digunakan secara luas
oleh para pedagang serta para ahli sistem matematik dari wilayah
Eropa.
6. B 7. Gothic
Periode Gothic terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-15
yang dimotori oleh para humani Itali di zaman Renaissance.
Periode ini ditandai dengan munculnya kembali elemen-elemen
klasik ke dalam pembendaharaan visual.
Ciri huruf ini adalah dominasi garis-garis vertikal sangat kuat
dan penggunaan ornamen-ornamen pada huruf inisial. Pada
umumnya, tulisan bergaya Gothic sangat dekoratif dan sulit
dibaca. Peranan nilai estetik yang lebih dominan dibanding nilai
fungsionalnya.
B 8. Renaissance
Periode Renaissance ditandai dengan kembalinya komponen
klasik di berbagai media. Terminologi dipakai untuk mengacu kepada
periode yang dimulai abad ke-14 hingga abad ke-15 di Itali. Ketika
kesusastraan klasik dari Yunani kuno dan Roma dihidupkan kembali. Hal
ini dikaitkan erat dengan pendekatan-pendekatan yang inovatif terhadap
desain-desain buku yang mencakup rancangan huruf, tata letak, ilustrasi
gambar,serta ornamen.
B 9. Baroque Scripts
Dalam desain grafis di masa Renaissance, banyak sekali dipengaruhi oleh prinsip-prinsip yang
berbasis pada harmoni, proporsi, dan keseimbangan. Periode Baroque ini terjadi pada abad ke-17
memiliki tendensi pada seni kaligrafi. Desin huruf dipenuhi hiasan dan ornamen dari elaborasi guratan-
guratan garis memberikan kesan mewah.
Rancangan huruf pada periode ini dipengaruhi oleh perkembangan perangkat yang dimulai pada
abad ke-16. Perubahan dari ujung pena yang lebar menjadi lancip, serta perubahan pena bulu angsa
menjadi pena baja memungkinkan terciptanya guratan-guratan garis yang sangat tipis.
7. C 1. Old Style
Huruf ini memiliki kait dengan bentuk kurva yang
menghubungkan dengan garis utama (stroke) huruf, hingga
huruf ini lebih terlihat “kuno” dari pada huruf Serif lainnya.
Contoh dari huruf ini adalah Caslon, Caxton, Garamond,
Goudy, Palatino, Early Roman.
C 2. Transitional
Antara kait dengan garis utama (stroke) huruf,
dihubungkan dengan kurva atau lengkungan dan memiliki
sudut pada kaitnya. Contoh dari huruf ini adalah Baskerville,
Century, Tiffany, Times New Roman.
C 3. Modern
Kait dan garis utama dibentuk dengan sudut-sudut. Huruf Serif
jenis ini akan tampak lebih baru/modern dari pada huruf Serif lainnya.
Contohnya adalah Bodoni.
C 4. Egyptian
Egyptian atau Slab Serif memiliki kait yang lebih tebal, hal ini
mengingatkan kita akan bentuk tiang-tiang dengan yang kokoh pada
bangunan-bangunan Mesir kuno. Egyptian juga sering dipergunakan
pada tema-tema Western atau Cowboy. Contohnya adalah: Clarenden,
Lubalin, Memphis.
C 5. Sans Serif
Jenis huruf sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki garis-
garis kecil dan bersifat solid. Jenis huruf seperti ini lebih tegas, bersifat
fungsional dan lebih modern. Contoh font yang digolongkan kepada sans
serif adalah : Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream Vera Sans, Century
Gothic dan lain sebagainya.