Filsafat ilmu dan pengembangan ilmu memiliki peranan penting dalam menelaah ilmu secara kritis dan radikal agar menjadi ilmu yang valid. Filsafat ilmu juga membahas perkembangan ilmu dari zaman Yunani kuno hingga masa kini serta pengaruhnya terhadap pemikiran keagamaan. Manfaat perkembangan filsafat ilmu antara lain membantu memahami hakikat ilmu pengetahuan.
1. A. MANFAAT BELAJAR FILSAFAT BAGI MAHASISWA
1. Jelaskan konsep filsafat ilmu dan manfaatnya bagi mahasiswa
a. Bagimana mahasiswa yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang
memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu social untuk menjadi landasan
berpijak yang kuat. Ini berarti bagiilmuwan social perlu mempelajari dasar-dasar ilmu
alam secara global, sebaliknya ilmuwan ilmu alam perlu memahami dasar-dasar ilmu
sosial.Sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif dan berguna untuk
memcahkan masalah-masalah kemanusiaan yang sering terjadi di kehidupan sehari hari.
b. Menjadi mahasiswa tidak berpolapikir parsialisme. Tetapi menjadikan mahasiswa
mampu mengaitkan berbagai disiplin ilmu dengan realitas kehidupan social
kemasyarakatan.
c. Filsafat sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadikan mahasiswa
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Artinya, mahasiswa sebagai calon seorangilmuwan
harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan
diri dari sikap paling tahudan “soktahu”.Karena dengan berfikir filsafat memunculkan
kedasaran diri semakin mengerti ketidaktahuannya akan segala sesuatu.
d. Menjadikan mahasiwa berfikirlogis-rasional. Hal ini dikarenakan filsafat ilmu
memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.Setiap metode ilmiah yang
dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secaralogis-rasional, agar dapat
dipahami dan dipergunakan secara umum.
2. Obyek filsafat ilmu terdiri dari obyek material dan obyek forma, dalam pengembangan
filsafat ilmu kedua obyek tersebut sangat berperan dan mempunyai makna yang penting
dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Jelaskan dan berikan cotohnya!!
Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang
dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan. Objek material adalah objek yang di
jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material
filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmiah (scientific knowledge)
pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di
2. pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum. Obyek formal adalah cara pendekatan yang
dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang
kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah
sistem filsafat ilmu. Filsafat berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya.
Pengalaman manusia yang sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat ingin dinyatakan secara
tersurat. Dalam proses itu intuisi (merupakan hal yang ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis
bagi proses abstraksi, sehingga yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat. Dalam filsafat, ada
filsafat pengetahuan. “Segala manusia ingin mengetahui”, itu kalimat pertama Aristoteles dalam
Metaphysica. Obyek materialnya adalah gejala “manusia tahu”. Tugas filsafat ini adalah menyoroti
gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat menggali “kebenaran” (versus
“kepalsuan”), “kepastian” (versus “ketidakpastian”), “obyektivitas” (versus “subyektivitas”),
“abstraksi”, “intuisi”, dari mana asal pengetahuan dan kemana arah pengetahuan. Pada gilirannya
gejala ilmu-ilmu pengetahuan menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh
dilakukan menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu pengetahuan. Kekhususan
gejala ilmu pengetahuan terhadap gejala pengetahuan dicermati dengan teliti. Kekhususan itu
terletak dalam cara kerja atau metode yang terdapat dalam ilmu-ilmu pengetahuan. Jadi, dapat
dikatakan bahwa Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya. Yang menyangkut asal usul, struktur, metode, dan validitas ilmu . Objek formal filsafat
ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap
problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
3. Apakah problema filsafat ilmu serta problem di dalam substansinya?
Cornelius Benjamin menyebutkan Problem adalah “Suatu situasi praktis atau teoritis yang untuk itu
tidak ada jawaban lazim atau otomatis yang memadai, dan oleh sebab itu memerlukan proses-proses.
Lebih lanjut Benjamin merinci aneka ragam problem ke dalam tiga bagian :
a. Persoalan mengenai hubungan-hubungan teoritis antara ilmu yang satu dengan yang lain dan antara
ilmu-ilmu dengan usaha-usaha manusia yang lain untuk memahami, menilai, dan mengendalikan dunia.
b. Persoalan yang bersangkutan dengan implikasi-implikasi teoritis dari kebenaran-kebenaran tertentu
dalam ilmu sejauh ini mengubah pertimbangan-pertimbangan kita dalambidang-bidang lain dari
pengalaman kita.
c. Persoalan yang bertalian dengan efek-efek praktis, yakni efek-efek dari penemuan-penemuan ilmiah
terhadap misalnya bentuk pemerintahan, cara hidup, kesehatan dan rasa senang. Problema Substansi
Filsafat Ilmu terdiri dari : 1. fakta/kenyataan, 2. kebenaran (truth), 3. konfirmasi dan 4. logika inferensi.
Problem Filsafat Ilmu, disejajarkan dengan diskusi yang berkaitan dengan landasan pengembangan Ilmu
Pengetahuan (landasan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis)
3. a.Problem ontologi ilmu: perkembangan dan kebenaran ilmu yang bertumpu pada landasan ontologis
(apa yang terjadi-eksistensi suatu entitas).
b. Problem epistemologi: bahasan asal muasal, sifat alami, batasan/konsep, asumsi landasan berfikir,
validitas, reabilitas, metode menghasilkan kebenaran.
c.Problema aksiologi: - implikasi etis, aspek estetis, pemaparan, penafsiran peranan ilmu dalam
peradaban dunia.
B. FILSAFAT ILMU DAN PENGETAHUAN
1. Jelaskan konsep filsafat dan perannya bagi pengembangan ilmu.
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat pengetahuan yang mengkaji hakikat ilmu. Pengkajian tersebut
dilakukan dari 3 pendekatan: ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ontologi berkenaan dengan objek
yang menjadi kajian ilmu dan batas-batas kajian yang membedakan ilmu dengan jenis pengetahuan
lainnya, seperti agama misalnya. Epistemologi berkenaan dengan cara pengembangan ilmu, prosedur
pengembangan ilmu, dan kriteria agar pengembangan ilmu tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Aksiologi membicarakan pemanfaatan ilmu. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah bagaimana ilmu itu
dapat dimanfaatkan tanpa menimbulkan kemudlorotan bagi umat manusia dan lingkungannya Ilmu
pengetahuan, studi sistematis tentang apa pun yang dapat diperiksa, diuji, dan diverifikasi. Ilmu Kata ini
berasal dari kata Latin scire, yang berarti "tahu."Dari awal awal, ilmu pengetahuan telah berkembang
menjadi salah satu bidang terbesar dan paling berpengaruh dari usaha manusia.Hari ini berbagai cabang
ilmu pengetahuan menyelidiki hamper segala sesuatu yang dapat diamati atau dideteksi, dan ilmu
pengetahuan sebagai bentuk keseluruhan cara kita memahami alam semesta, planet kita, diri kita sendiri,
dan makhluk hidup lainnya.
Peranan filsafat
A. Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan
B. Pembebas
Filsafat membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang mempersempit ruang gerakan hati
manusia
C. Pembimbing
Bagaimanakah filsafat dapat membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang hendak
mempersempit ruang geraka kalbu di manusia itu.
2. Mengapa ilmu memerlukan telaahan kritis dan radikal dari filsafat untuk dijadikan ilmu ?
4. Telaah kritis diarahkan untuk mengkaji ilmu empirik dan juga ilmu rasional, juga untuk
membahas studi-studi bidang etika dan estetika, studi sejarah, antropologi, geologi dll.
Filsafat memainkan peranan dalam hubungannya dengan semua ilmu pengetahuan. Filsafat
tidak harus mengirim informasi dari sisi ilmu pengetahuan, tapi harus memberikan ilmu
pengetahuan bagi para calon ilmuwan.
3. Jelaskan masing-masing ciri sikap ilmiah, jelaskan sikap apa yang penting untuk dimiliki
oleh orang yang sedang menuntut ilmu ?
a. Adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam
melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta
merubah atau menambah suatu ilmu. Prof harsojo menyebutkan enam macam sikap
ilmiah,Obyektivitas, dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
b. Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak,
ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara a
priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam imlu
sering untuk mematahkan teori yang lain
c. Sikap skeptis adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataanpernyataan
yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
d. Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah
pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum
selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang
ilmuwan dalam pengerjaan tugas.
e. Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
f. Sikap tidak memihak pada etik.
5. C. PERKEMBANGAN FILSAFAT
1. Bagaimana pendapat saudara tentang sejarah perkembangan filsafat ilmu pengetahuan sejak
abad klasik (Yunani) sampai dengan abad kontemporer. Bagaimana corak filsafat ilmu
pengetahuan pada setiap periode tersebut dan pengaruhnya terhadap pemikiran keagamaan.
6. Secara etimologis kata filsafat dari kata Yunani filosofia, yg berasal dari kata kerja
filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata filsafat juga berasal dari kata
Yunani philosophis yg berasal dari kata kerja philein yg berarti mencintai / philia yg
berarti cinta, dan sophia yg berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris
philosophy yg biasa diterjemahkan “cinta kearifan”.
Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya
pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat biasanay filsafat
yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Eropa
Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu
ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan
penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan. Para ahli pikir
tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan melalui budinya.
2. Bagaimana perkembangan filsafat sampai masa kini?
SEJARAH perkembangan filsafat berkembang atas dasar pemikiran kefilsafatan yang telah
dibangun sejak abad ke-6 SM. Ada dua orang filsuf yang corak pemikirannya boleh
dikatakan mewarnai diskusidiskusi filsafat sepanjang sejarah perkembangannya, yaitu
Herakleitos (535-475 SM) dan Parmenides (540-475 SM). Pembagian secara periodisasi
filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern, dan masa kini.
Aliran yang muncul dan berpengaruh terhadap pemikiran filsafat adalah Positivisme,
Marxisme, Eksistensialisme, Fenomenologi, Pragmatisme, dan NeoKantianianisme dan
Neo-tomisme.adi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah
berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Karena untuk
memahami sejarah perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian atau
klasifikasi secara periodik, karena setiap periode menampilkan ciri khas tertentu dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara teoretis senantiasa
mengacu kepada peradaban Yunani. Periodisasi perkembangan ilmu dimulai dari peradaban
Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer.
3. apa manfaat dengan adanya perkembangan ilmu filsafat?
Filsafat adalah suatu bidang studi filsafat yang obyek materinya berupa ilmu pengetahuan dalam
berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi meliputi prulalitas ilmu pengetahuan. Sementara objek
7. formalnya yaitu berupa hakekat ilmu pengetahuan. Jadi Filsafat Ilmu merupakan suatu
pengetahuan yang benar secara hakiki mengenai objek pengetahuan yang diperoleh melalui
pendekatan atau sudut pandang metode atau sistem yang filosofis.
Kedua faktor tersebut dalam perkembangannya menghasilkan teknologi yang berkemampuan
luar biasa. Agaknya manusia sebagai penghasil teknologi diarahkan menuju kemudahan. Akan
tetapi dibalik semua itu manusia menjadi tamak, serakah dan manusia alpa terhadap tugasnya.
Sebagai khalifah. Bahkan manusia kehilangan moral dan imannya, bersifat individual, egoistic
dan eksploitatif, dalam lingkungan, bahkan terhadap Tuhan. Dengan kenyataan seperti itu filsafat
hadir di tengah keragaman ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meluruskan sehingga
terarah pada pencapaian tujuannya. Karena ilmu pengetahuan dan teknologi bukan hanya bernilai
ilmiah saja melainkan bernilai ilmiah keilahian. Dengan demikian, ilmu pengetahuan harus
berdasarkan diri pada aspek ontology, epistemology dan axiology. Dengan demikian filsafat
dapat menetralisir kemungkinan-kemungkinan yang dimunculkan oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Berdasar pada uraian-uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa Filsafat Ilmu hadir
dengan memikul tanggung jawab yang berat, karena di samping menetralisir temuan-temuan
ilmu pengetahuan, juga memikirkan bagaimana ilmu pengetahuan berdaya guna dalam
kehidupan manusia.
8. D. LOGIKA BERPIKIR DAN KEBENARAN ILMIAH
1. Jelaskan pengertian penalaran,deduktif,dan induktif beserta contoh dan ciri-cirinya!!
Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga
akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui
atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu
deduktif dan induktif.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap
yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini
disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan
kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal
yang kongkrit.
Contoh :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup
konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status social.
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua
proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme
adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Entimen
9. Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Ciri-ciri paragraf berpola deduktif
Paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Letak kalimat utama di awal paragraf
2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
3) Diakhiri dengan penjelasan
Pengertian Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan
khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan
yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa
juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan
Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka
menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan
beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan
pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan
budaya tradisional.
Macam-macam penalaran induktif diantaranya :
Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan
karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
10. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Macam-macam generalisasi:
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap
saja yang belum diselidiki.
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Ciri-ciri paragraf berpola induktif
Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan
2. bagaimana logika dalam berpikir ilmiah?
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena
itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan atura-aturan berpikir, seperti setengah tidak
boleh lebih besar dari pada satu. Dalam penelitian ilmiah terdapat dua cara penarikan kesimpulan
melalui cara kerja logika yaitu adalah induktif dan deduktif. Logika induktif adalah cara
penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum
dan rasional. Logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
rasional menjadi kasus-kasus yang bersifat khusus sesuai fakta di lapangan.
11. 3. apa manfaat logika berpikir dan kebenaran ilmiah?
Secara singkat manfaat logika dapat dikategorikan sebagai berikut:
Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat
dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapangan kehidupan).
Logika menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan
daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
Logika mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan autoritas, emosi, dan
prasangka.
Logika — di masa yang sekarang dikenal sebagai “era of reason’”– membantu kita untuk mampu
berpikir sendiri dan tahu memberakan yang benar dari yang palsu.
Logika membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan berpikir
demikian ia dapat memperoleh kebenaran.
12. E. FILSAFAT MORAL DAN ETIKA
1. Bagaimana etika menjadi pedoman dalam komunikasi dan mengapa kita harus menjadi orang
yang beretika beserta contoh kasusnya.
Kata Etika berasal dari Yunani Kuno : “ethikos”, yang berarti “timbul dari kebiasaan”.
Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai
atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Dengan kata lain
etika itu adalah tata cara, pedoman, petunjuk dalam suatu hal.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Etika
menjadi pedoman dalam komunikasi untuk mencapai komunikasi yang efektif. Etika dalam
bekomunikasi misalnya : Jujur tidak berbohong, Menggunakan panggilan / sebutan orang yang
baik,Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien, Tidak mudah emosi / emosional,
Berbahasa yang baik, ramah dan sopan,Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan. Kita
harus menjadi orang yang beretika agar komunikasi yang kita lakukan berjalan efektif, sesuai
dengan harapan dan mendapat feedback positif, sehingga tujuan kita akan tercapai.
Contoh kasusnya, saat saya sedang sakit, saya meminta izin kepada dosen karena tidak bisa hadir
di kelasnya, saya menghubungi dosen melalui telepon, saat berkomunikasi dengan dosen
berperanlah etika dalam komunikasi, saya berbicara dengan jujur, bahasa yang baik, jelas dan
sopan, pertama saya ucapkan salam, saya perkenalkan diri saya barulah menyampaikan maksud
saya, dengan begitu dosen pun mengerti dan memberikan ijin serta feedback yang positif, seperti
“oh begitu, semoga lekas sembuh ya…”. jika kita tidak menggunakan etika dalam komunikasi,
komunikasi tidak akan berjalan efektif. Misalnya saat menelpon dosen, tanpa salam dan langsung
bilang,” bu saya Andi, saya gak bisa masuk nih, ijin ya bu..” itu adalah hal yang tidak sopan atau
tidak beretika, sehingga feedback dari dosen terkadang negatif misalnya,”maaf anda siapa?” atau
diabaikan karena dianggap tidak sopan
2. Bagaimana menurut kalian dengan filsafat moral bertika dengan budaya local?
13. Etika dan Filsafat budaya lokal adalah pedoman, aturan, tata cara suatu hal yang diyakini benar
pada budaya didaerah tertentu (budaya lokal). Etika dan filsafat atau nilai kebenaran antara
budaya didaerah satu berbeda dengan daerah lainnya.
Kebudayaan lokal sering pula disebut kebudayaan etnis atau budaya tradisi. Kebudayaan lokal
ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang didukung oleh masyarakat adat yang
bersangkutan. Oleh karena bersifat kedaerahan, maka sering dikatakan budaya daerah. Folklore
adalah sebagian kebudayaan dalam suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun- temurun
secara tradisional dalam versi yang berbeda dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai
dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (Danandjaja, 1994 : 2).Ciri-ciri budaya lokal
yaitu penyebaran dan pewarisan dilakukan secara lisan, bersifat tradisional,bersifat anonim,
mempunyai berbagai fungsi dalam kehidupan bersama,bersifat pralogis (mempunyai logika
sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum), menjadi milik bersama dari kelompok etnis
tertentu dan menjadi kebanggaan masyarakat pendukungnya.
Kebudayaan lokal adalah jati diri bangsa karena berakar dalam budaya masyarakat
pendukungnya. Oleh karena itu perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestariannya juga
merupakan ketahanan budaya. Sebagai ketahanan budaya, agar dalam pengaruh dan pancaroba
globalisasi, akulturasi, dan komunikasi lintas budaya bangsa ini dapat memelihara eksistensinya
serta tidak kehilangan jati diri.
Etika dan Filsafat budaya lokal yaitu nilai kebenaran disuatu budaya di daerah tertentu contoh
kasusnya budaya Melayu Riau yang percaya akan adat bersandikan syarak, syarak bersandikan
kitabullah. Sehingga Etika atau pedoman nilai kebenaran masyarakat melayu Riau umumnya
sesuai dengan budaya nya yang mana mencerminkan syareat islam.
3. Mengapa etika dibutuhkan dalam publikasi kemasyarakatan (contoh sebuah iklan)?
Analisis terhadap salah satu iklan yang melanggar etika atau kode etik periklanan.
Publikasi sebuah iklan adalah suatu proses komunikasi, iklan sebagai sarana dan media
komunikasi antara produsen dan konsumen, antara penjual dan pembeli. Etika dibutuhkan dalam
publikasi sama halnya dengan komunikasi lain, yaitu bertujuan agar komunikasi menjadi efektif,
sesuai dengan harapan, mendapat feedback positif sehingga tujuan akan tercapai agar iklan
diterima baik oleh khalayak sasaran iklan.
contoh iklan yang melanggar etika atau kode etik periklanan, ada beberapa etika dalam
periklanan misalnya etika secara umum yaitu :
jujur,tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi produk yang diiklankan, Tidak
memicu konflik SARA, Tidak mengandung pornografi, Tidak bertentangan dengan norma-
norma yang berlaku, Tidak melanggar etika bisnis, contohnya: saling menjatuhkan produk
tertentu dan sebagainya,Tidak plagiat. Etika dalam bermasyarakat sangatlah penting seharusnya
perlu dipelajari setiap orang.
14. F. PENGEMBANGAN ILMU ONTOLOGI,EPISMOLOGI,AKSIOLOGI
1. Bagaimana Letak kajian filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi pada bidang
komunikasi Persuasif?
Komunikasi persuasif adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat dan
perilaku orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.
Pada komunikasi persuasif terdapat tiga aspek penting yaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Aspek ontologi, menyangkut pertanyaan apa yang dikaji oleh suatu ilmu, aspek
epistemologi berkaitan dengan pertanyaan cara-cara memperoleh ilmu tersebut, dan aspek
aksiologi berkenaan dengan pertanyaan penggunaan dari ilmu tersebut. Pada Aspek ontologi
diberi pertanyaan apa yang dikaji dalam komunikasi persuasif yaitu ilmu mempengaruhi
orang lain, pada aspek epistemologi pertanyaan mengenai cara memperoleh ilmu tersebut
misalnya dengan mempelajari teknik-teknik komunikasi persuasif, dan aspek aksiologi
tentang penggunaan ilmu tersebut, misalnya komunikasi persuasif digunakan oleh seorang
marketing untuk mempromosikan produk yang dijualnya agar orang membelinya.
2. manfaat ontologi,epistemologi dan akseologi?
Ontologi merupakan teori hakikat, membicarakan apa pengetahuan itu sendiri. Hakikat diartikan
sebagai realitas, artinya kenyataan yang sebenarnya, bukan keadaan sementara. Ontologi adalah
analisis objek materi dari ilmu pengetahuan, mengenai hal-hal yang bersifat empiris serta
mempelajari mengenai apa yang ingin diketahui manusia dan objek apa yang diteliti ilmu.
Ontologi juga dapat diartikan sebagai cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit
lagi sifat dari fenomena yang ingin diketahui. Bagi peneliti ilmu sosial seperti komunikasi, ini
mencakup pertimbangan sifat dunia sosial dan entitas yang mendiami dunia.
15. Posisi ontologi dalam keilmuan sosial:
1. Sikap Realis
Menurut ahli realis sosial, dunia sosial yang eksternal bagi persepsi manusia adalah dunia nyata
yang terbuat dari struktur yang keras, nyata, dan relatif tidak berubah. Dalam pandangan ini,
kompetensi komunikasi adalah entitas nyata dalam komunikasi yang bisa dikenali dan dimiliki
tanpa bergantung pada persepsi individu.
2. Sikap Nominalis
Posisi nominalis terpusat pada anggapan bahwa dunia sosial adlah eksternal pada persepsi
individu tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konsep, dan label yang digunakan untuk
membuat struktur realitas. Jadi, menurut nominalis, kompetensi komunikasi hanyalah label yang
mungkin diberikan individu pada pengalaman diri atau ornag lain dalam kehidupan sosial, ia
tidak nyata dan bukan merupakan hal objektif.
3. Sikap Konstruksionisme Simbolik
Menurut posisi ini, kenyataan sosial tidak dijelaskan sebagai sepenuhnya objektif (posisi realis)
atau sepenuhnya subjektif (posisi nominalis), tetapi kenyataan sosialdilihat sebagai pembentukan
intersubjektif yang diciptakan melalui interaksi komunikatif.
Jadi, fungsi ontologi dalam komunikasi, dikaitkan dnegan tiga posisi ini adalah bahwa akan
terdapat sudut pandang berbeda mengenai bagaimana seseorang menilai dan memberi arti suatu
konsep komunikasi yang digunakan orang lain. Yang kemudian akan berpengaruh kepada
perilaku orang yang menerima konsep komunikasi tersebut.
Epistemologi
Epistemologi merupakan teori atau metoda yang mengkaji bagaimana cara memperoleh ilmu
pengetahuan. Epistemologi membahas tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal
mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran
pengetahuan. Aspek etimologi adalah kebenaran (fakta) atau kenyataan dari sudut pandang
mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya.
Penelitian Epistemologi dalam filosofi mencakup pertanyaan seputar penciptaan dan
pertumbuhan pengetahuan. Posisi epistemologi dalam keilmuan sosial:
1. Posisi Objektivis
Menurut objektivis, diperlukan metode ilmiah untuk menekankan bukti yang teramati, definisi
yang jelas, perbedaan antara yang mengamati dan diamati, dan sebanyak mungkin kontrolatas
fenomena yang diteliti. Dalam sudut pandang objektivis, metode ilmiah tetap diperlukan karena
ilmuan tidaklah bebas nilai, ia terikat oleh jenis kelaminnya, pendapat, memiliki dogma,
16. ideologi. Inilah alasan digunakan objektivitas prosedural, yaitu untuk mengetahui segala sesuatu
secara terukur.
2. Posisi Subjektivis
Bagi subjektivis, dunia sosial pada dasarnya adalah relatif dan hanya bisa dipahami dari sudut
pandang individu yang terlibat langsung dalam aktivitas yang dipelajari. Jadi, subjektivitas
menghindari anggapan suatu batas antara yang mengetahui dan yang diketahui dan dengan
metode ilmiah yang mencoba mendorong pemisahan.
Hubungannya dengan kajian komunikasi, epistemologi menjelaskan dengan metode apa
komunikasi diperoleh. Dalam hal ini, posisi objektivis dan subjektivis menjelaskan lebih lanjut
mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial, khususnya ilmu komunikasi.
Aksiologi
Aksiologi mempelajari tentang manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahun, menyelidiki
hakikat nilai, baik itu berisi nilai etika ataupun estetika. Aksiologi adalah menilai mengenai baik
buruknya sesuatu yang dilihat dari etika dan estetikanya.
Pandangan metateori pada aksiologi membahas peran nilai dalam proses pengembangan teoritis
dan pengujian. Meskipun beberapa peneliti sosial mengusulkan bahwa perkembangan teori dan
pengujian bisa jadi peroses yang bebas nilai, banyak yang berpendapat peran nilai yang sangat
terbatas. Namun, ilmuwan lain yakin bahwa kita tidak bisa menghindari rembesan nilai dalam
pandangan kita tentang dunia dalam penelitian ini. Terakhir, banyak ilmuwan yakin bahwa nilai
harus memegang peran yang sangat aktif dalam penelitian, mengarahkan keilmuan pada jalur
perubahan sosial.
Dalam hubungannya dengan komunikasi, aksiologi berperan mengkaji manfaat komunikasi yang
dikaitkan dengan bagaimana perspektif atau nilai-nilai yang dipegang oleh seseorang akan
mempengaruhi proses komunikasinya. Sehingga, dalam penelitian komunikasi, akan dijelaskan
bagaimana peranan nilai dan perspektif peneliti dalam mempengaruhi hasil penelitian ilmiah
untuk menjelaskan komunikasi.
3. Hubungan ontologi,epistemologi,dan akseologi dengan pendidikan?
Ontologi
Ontologi merupakan analisis tentang Objek materi dari ilmu pengetahuan.berisi mengenai
hal-hal yang bersifat empiris serta mempelajari mengenai apa yang ingin dikerjakan manusia dan
objek apa yang diteliti ilmu.Dasar Ontologi pendidikan objek materi pendidikan ialah sisi yang
mengatur seluruh kegiatan pendidikan. Jadi hubungan ontologi dengan pendidikan menempati
17. posisi landasan yang terdasar dari fondasi ilmu dimana disitulah terletak Undang-Undang
Dasarnya dunia Ilmu.
Epistemologi
Epistemologi adalah pengetahuan sistematika mengenai pengetahuan,ia merupakan salah
satu cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan,sumber pengetahuan asal
mula pengetahuan,metode atau cara memperoleh pengetahuan,aspek epistemologi adalah
kebenaran fakta atau kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang
dapat diverifikasin atau dibuktikan kebenarannya.Jadi hubungan epistemologi dengan
pendidikan adalah untuk mengembangkan ilmu secara produktif dan bertanggung jawab serta
memberikan suatu gambaran – gambaran umum mengenai kebenaran yang diajarkan dalam
proses pendidikan
Aksiologi
Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan
menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan estetika,penerapan aksiologi dalam
pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan kewarganegaraan
yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik itu,selain itu adalah mata pelajaran
kesenian yang mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dan sebuah karya manusia. Dasar
aksiologi pendidikan adalah kemanfaatkan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang
otonom tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan
sebagai sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai proses pembudayaan manusia secara beradap.
18. G. FILSAFAT PANCASILA
1. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, ditinjau dari Ontologi
Pancasila,epistomologi pancasila dan aksiologi pancasila?
Secara ontologis kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan upaya untuk mengetahui hakikat
dasar dari sila-sila Pancasila. Menurut Notonagoro hakikat dasar ontologis Pancasila adalah
manusia. Mengapa?, karena manusia merupakan subjek hukum pokok dari sila-sila Pancasila.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa yang berketuhanan Yang Maha berkemanusian yang adil dan
beradab, berkesatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada
hakikatnya adalah manusia.
Dengan demikian, secara ontologis hakikat dasar keberadaan dari sila Pancasila adalah manusia.
Untuk hal ini, Notonagoro lebih lanjut mengemukakan bahwa manusia sebagai pendukung
pokok sila-sila Pancasila secara ontol memiliki hal-hal yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan
kodrat, raga dan jiwa, jasmani dan rohani. Selain itu, sebagai makhluk individu dan sosial, serta
kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
19. Esa. Oleh karena itu, secara hierarkis sila pertama Ketuhanan Maha Esa mendasari dan
menjiwai keempat sila-sila Pancasila.
Kajian epistemologi filsafat Pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
Pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena epistemologi
merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian
epistemologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan dasar ontologisnya. Oleh karena itu, dasar
epistemologis Pancasila sangat berkaitan erat dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Epistemologi Pancasila sebagai suatu objek kajian pengetahuan pada hakikatnya meliputi
masalah sumber pengetahuan Pancasila dan susunan pengetahuan Pancasila. Adapun tentang
sumber pengetahuan Pancasila, sebagaimana telah dipahami bersama, adalah nilai-nilai yang ada
pada bangsa Indonesia itu sendiri. Merujuk pada pemikiran filsafat Aristoteles, bahwa nilai-nilai
tersebut sebagai klausa material isi Pancasila.
Kajian aksiologi filsafat Pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau
manfaat suatu pengetahuan tentang Pancasila. Karena sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, maka nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan. Selanjutnya, aksiologi Pancasila mengandung
arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah nilai dalam kajian filsafat
dipakai untuk merujuk pada ungkapan abstrak yang dapat juga diartikan sebagai "keberhargaan"
(worth) atau "kebaikan" (goodnes), dan kata kerja yang artinya sesuatu tindakan kejiwaan
tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian.
2. bagaimana perkembangan metode ilmiah?
Ilmuwan muslim menekankan jauh lebih besar pada eksperimen daripada orang-orang Yunani.
Ini membawa kepada suatu metode ilmiah awal yang dikembangkan di dunia Islam, yang
membuat kemajuan dalam metodologi, yang diawali dengan eksperimen-eksperimen yang
dilakukan Ibn al-Haitham tentang optik dari circa 1000, dalam karyanya Book of Optics. Yang
paling penting dari perkembangan metode ilmiah adalah penggunaan eksperimen-eksperimen
untuk membedakan antara teori-teori ilmiah yang bersaing yang dilakukan dalam suatu orientasi
empirikal secara umum, yang telah dimulai di antara ilmuwan-ilmuwan muslim. Ibn al-Haitham
juga dianggap sebagai bapak optik, terutama untuk pembuktian empirikalnya mengenai teori
intromission tentang cahaya. Sebagian orang juga telah menggambarkan Ibn al-Haitham sebagai
“ilmuwan pertama” untuk pengembangannya mengenai metode ilmiah modern. Rossanna Gorini
menulis:“Menurut mayoritas sejarawan, al-Haitham adalah pioner metode ilmiah modern.
Berdasarkan perkembangan metode ilmiah modern, Robert Briffault menulis dalam karyanya
The Making of Humanity: “Apa yang kita sebut ilmu muncul sebagai hasil metode baru
mengenai eksperimen, observasi, dan pengukuran baru.[5]
Permasalahan yang memicu lahir dan berkembangnya metode ilmiah ditentukan oleh keyakinan
epistimologis komunitas masyarakat ilmiah yang hidup pada zamannya. Masing-masing zaman
memberikan nuansa epistimologis dalam mencari metode yang tepat untuk memunculkan
kebenaran pengetahuan manusia. Pada periode Yunani Aristoteles bercorak menata tata pikir
20. logis-sistematis (rasional) empiris guna mendapatkan pengetahuan praktis seperti astronomi,
kimia, medias, optik, matematik. Zaman pencerahan meneruskan tradisi eksperimen dar ilmua
muslim.Masuk Abad ke-18, ilmu dan filsafat alam tidak sama, tetapi hanya dikenal yang secara
formal disebut metode ilmiah, yang awalnya berkembang selama Abad Pertengahan dan awal
periode modern di Eropa dan Timur Tengah. Abad modern metode ilmiah mencapai taraf
terpercaya dengan memadukan validitas logis rasional dengan evidensi empiris guna
memecahkan persoalan alam dan kemasayarakatan. Istilah metode ilmiah, yang sangat populer di
telinga orang sekarang, yang dulunya berupa tindakan-tindakan pendeskripsian dari penemuan-
penemuan pengetahuan yang selalu diidentikkan dengan filsafat alam, mulai paruh awal Abad
ke-19 hampir tidak digunakan lagi istilah metode ilmiah yang asosiasinya ke filsafat alam,
melainkan asosiasi metode ilmiah sudah bergeser ke scienceatau ilmu alam. Gerakan ini semakin
menguat dan masuk paruh terakhir dari Abad ke-19, penyebutan scientist yang awalnya
konotasinya ke filosof alam bergeser dan berubah konotasinya ke ilmuwan alam.[6] Metode
ilmiah dipengaruhi oleh unsur alam yang berubah dan bergerak secara dinamik dan
teratur.Kondisi alam yang diduga para filosof karena adanya asas tunggal dari alam (natural
law). Filosof yakin, bahwa natural law telah menjadi salah satu sebab adanya ketertiban alam.
Ketertiban akan diangkat dan harus diletakkan sebagai objek ukuran dalam menentukan
kebenaran. Corak-corak metodis yang sandarannya pada kondisi alam, yang dinamik dan teratur,
harus diakui telah meneyebabkan lahirnya ilmu pengetahuan dengan sifat dan kecendrungan
yang positivistic.Ilmu selalu berkembang dalam ukuran-ukuran yang konkrit dengan model dan
pendekatan serta eksperimen dan observasi. Apapun yang dimaksudkan dengan istilahscience
pada awalnya, mereka yang terlibat dalam wacana ini telah berupaya melukiskan tentang science
dalam pengertian yang lebih sempit dari penggunaan metode ilmiah dan pengetahuan yang
diderivasi darinya, sebagai sesuatu yang secara mendalam dibedakan dari semua bentuk lain dari
usaha manusia mengetahui sesuatu. Zaman kontemporer metode ilmiah bercorak plural, yaitu
suatu metode disesuaikan dengan jenis ilmu. Dalam perkembangan selanjutnya model dan cara
berfikir demikian telah memperoleh gugatan. Karena, tidak semua ilmu dapat didekati dengan
model yang sama. Dengan ditemukannya metode berfikir ilmiah, secara langsung telah
menyebabkan terdinya kemajuan dalam ilmu pengetahuan.Manusia bukan saja hidup dalam
ritmis modernisasi yang serba mudah dan menjanjkan.Lebih dari itu semua, manusia dapat
menggapai sesuatu yang sebelumnya seolah tidak mungkin. Manusia tidak lagi berpangku
tangan, terhadap apa yang menjadi kehendak alam.
3. Apa pengertian metode prediksi?
Prediksi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang sesuatu yang paling
mungkin terjadi di masa depan berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki,
agar kesalahannya (selisih antara sesuatu yang terjadi dengan hasil perkiraan) dapat
diperkecil. Prediksi tidak harus memberikan jawaban secara pasti kejadian yang akan terjadi,
21. melainkan berusaha untuk mencari jawaban sedekat mungkin yang akan terjadi. Prediksijuga
berdasarkan metode ilmiah ataupun subjektif belaka