SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
PENGGUNAAN PETA KUMAN
UNTUK MEMPERTAJAM TARGET TERAPI ANTIBIOTIKA
DI RUMAH SAKIT
Yulistiani
Instalasi Farmasi RS Universitas Airlangga
Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
WORKSHOP PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIKA
Sidoarjo, 22 Mei 2022
PC IAI Sidoarjo – Kala XT
PENDAHULUAN
• Resistensi antimikroba (AMR) - ancaman kesehatan dan pembangunan global -
perlu tindakan/upaya multisektoral untuk mengatasinya
• WHO - AMR adalah salah satu dari 10 besar ancaman kesehatan masyarakat
global yang dihadapi umat manusia
• Penyalahgunaan dan penggunaan antimikroba yang berlebihan - pendorong
utama dalam pengembangan patogen yang resistan terhadap obat
• Kurangnya air bersih dan sanitasi serta pencegahan dan pengendalian infeksi
yang tidak memadai mendorong penyebaran mikroba, beberapa di antaranya
dapat resisten terhadap pengobatan antimikroba.
• Biaya AMR bagi perekonomian adalah signifikan - ↑ kematian dan kecacatan,
penyakit yang berkepanjangan - masa rawat inap yang lebih lama, kebutuhan
obat yang semakin banyak- berdampak pada biaya kesehatan ↑
• Tanpa antimikroba yang efektif, keberhasilan pengobatan modern dalam
mengobati infeksi, termasuk selama operasi besar dan kemoterapi kanker, akan
berisiko tinggi
Peta kuman/antibiogram merupakan salah satu alat penting untuk
memerangi organisme resisten antibiotika
ANTIMICROBIAL SUSCEPTIBILITY/SENSITIVITY TESTING
• Menentukan apakah antibiotika tertentu dapat efektif
terhadap isolat bakteri yang diuji - di laboratorium
mikrobiologi
• S = susceptible/sensitive = terbukti melawan bakteri
• R = resistant =tidak bekerja melawan bakteri
• I = S-DD = intermediate – susceptible/sensitive dose
dependent = hasil uji sensitivitas berada diantara “S” dan “R”
ANTIMICROBIAL SUSCEPTIBILITY/SENSITIVITY TESTING VS MIC
(MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION)
• MIC = kadar hambat minimal (KHM) – kadar antibiotika paling rendah yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri
• Contoh : pengujian pada konsentrasi obat 1, 2, 4 dan 8 mcg/mL
 Pertumbuhan (-) MIC ditetapkan <1 mcg/mL
 Pertumbuhan (+) pada 1 mcg/mL, tetapi tidak pada 2 mcg/mL KHM dapat
diberi label sebagai 2 mcg/mL
 Pertumbuhan pada semua konsentrasi yang diuji MIC dapat diberi label >8
mcg/mL
• Rekomendasi breakpoint
CSLI (The Clinical & Laboratory Standards Institute) -NCSL
EUCAST (European Committee on Antimicrobial
Susceptibility Testing)
dll
MANFAAT PETA
KUMAN/
ANTIBIOGRAM
1. Mengidentifikasi patogen/bakteri
resisten
2. Menelusuri tren/kecenderungan
resistensi antibiotika lokal
3. Membantu pemilihan terapi
antibiotika empiris yang bijak & tepat
Antibiograms are an important tool in
the fight against antibiotic-resistant
organisms
APA KENDALA DI LAPANGAN ~ PETA KUMAN ??
1. Tidak semua rumah sakit memiliki peta kuman/antibiogram
Problema : sarana – pembuatannya kompleks/rumit & kalau sudah ada
membutuhkan pembaharuan yang kontinu (saran per tahun)
Saran :
• Buat antibiogram skala kecil berbasis komunitas yang beresiko tinggi
(per-unit/KSM/IRNA/Poli/departemen/dll)
• Kerjasama dengan departemen kesehatan masyarakat –
studi/riset/penelitian
2. Peta kuman dapat bervariasi secara signifikan antar rumah
sakit
Problema : tidak dapat mengambil data peta kuman dari satu
sakit dan menerapkannya ke rumah sakit lain.
Alasan :
• Perbedaan layanan populasi pasien tertentu – kompleksitas
penyakit – terapi obat khususnya penggunaan antibiotika – jenis &
durasi pemakaian, dll berpengaruh pada tingkat resistensi
Jika ingin mengetahui pola resistensi antibiotika RS data
diperoleh dari RS itu sendiri
3. Pembuatan peta kuman/antibiogram tidak mudah dibuat dan
metodologinya dapat bervariasi antar rumah sakit
Saran :
 Gunakan pedoman standard : CLSI - M39-A atau lainnya - untuk
membantu menjawab pertanyaan seperti:
Apakah data kultur surveilans dimasukkan dalam antibiogram?
Apakah beberapa kultur dari pasien yang sama untuk organisme yang
sama dimasukkan dalam antibiogram?
Berapa banyak isolat yang diperlukan untuk membuat data cukup
valid untuk memasukkan organisme dalam antibiogram?
Seberapa sering antibiogram harus dibuat?
Antibiotik dan bakteri mana yang harus dilaporkan dalam
antibiogram?
2021 AWaRe classification (WHO) - classification
of antibiotics for evaluation and monitoring of use
Access
Watch
Reserve
Contoh Kasus 1
• Seorang laki-laki 75 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama cedera
pergelangan kaki dan ulkus kaki yang tidak sembuh-sembuh akibat
kecelakaan 2 bulan y.l
• Riwayat penyakit : DM (11 th) tidak terkontrol
• Anamnesa : terapi obat (-) untuk luka yang tidak sembuh2
• Dx : ulkus neuro-iskemik dengan komplikasi infeksi (sepsis)dan
osteomielitis
• Hb 8,6 mg/dL (N 11,0–16,5 mg/dL), hematokrit 25,7% (N 42–54%) dan
leukosit 22.500/mm3 (N 3.500– 10.000/mm3), granulosit 83,6% (N
43,0–76,0%), neutrofil tersegmentasi 80% (N 54–62%/2.700–
6.200/mm3), dan 1% eosinofil (N 2–5%/100–500/mm3)
• GDA 355 mg/dL
• Tx : meropenem IV (500 mg/12 jam) dan vankomisin IV (1 g/12 jam)
- tx empiris 9 hari – px sepsis
• H-9 debridemen luka dengan cairan PZ dan pengambilan spesimen
luka untuk kultur bakteri
• Analisis mikrobiologi : infeksi polimikrobial - Staphylococcus aureus
yang resisten terhadap oksasilin, Acinetobacter baumannii dan
Acinetobacter iwoffii diklasifikasikan sebagai resisten multi-obat
• Saran : amputasi ekstremitas bawah
Apa pendapat Sdr terkait kasus di atas?
Pembahasan
• DM tidak terkontrol – komplikasi kronis – infeksi pada kaki
• Ulkus diabetik - Klasifikasi Wagner - dalam studi kasus ini
diklasifikasikan menjadi 5, ditandai : adanya gangren luas pada kaki,
dengan jaringan nekrotik dan infeksi jaringan lunak
• Staphylococcus aureus resisten terhadap oksasilin menyebar di antara
populasi lokal dan di luar kelompok risiko
• Identifikasi dua spesies genus Acinetobacter (Acinetobacter baumannii
dan Acinetobacter iwoffii), keduanya menunjukkan pola fenotipik
resistensi terhadap semua kelas yang diuji
• Acinetobacter iwoffii - kuman komensalis dan ada dalam mikrobiota
kulit normal di sekitar 25% dari individu yang sehat
•
• Acinetobacter baumannii – spesies genus yang paling sering dikaitkan dengan
infeksi nosokomial dan jarang ditemukan pada mikrobiota kulit manusia –
potensi patogen dari spesies bakteri ini adalah karena berbagai faktor virulensi
yang memungkinkan bertahan hidup di lingkungan rumah sakit serta
kemampuan untuk menyebabkan penyakit, terutama pada pasien kondisi lemah
• Px menerima terapi empiris dengan antibiotika spektrum luas – dapat dikatakan
antibiotika mengeliminasi spesies bakteri yang rentan (vankomisin dan
meropenem), hanya menyisakan strain resisten pada jaringan yang rusak
• Pembentukan peran biofilm oleh bakteri pada luka kronis umum atau luka
yang sulit disembuhkan dengan terapi
• Biofilm mewakili komunitas sel mikroba yang melekat pada permukaan
dan satu sama lain dan tertanam dalam matriks dan zat polimer
ekstraseluler. Zat polimer ini diproduksi oleh mikroorganisme untuk
meningkatkan peluang bertahan hidup di lingkungan tertentu – pertukaran
informasi genetik
Contoh Kasus 2
Profil pasien
Nama / Umur Tn.M / 61 thn
No. RM 16xxx
BB / TB 55kg
MRS - KRS 9/11/2021
Diagnosa ADHF + Peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + Hiperkalemi + Gagal nafas +
Susp. Covid + NSTEMI Very Hight Risk
Riwayat Medik Sesak sejak 2 minggu SMRS, memberat hari ini. Batuk hari ini. Nyeri dada (-), berdebar
(+), lebih nyaman posisi duduk. Demam (-)
Riwayat Penyakit HT dan DM disangkal – tidak pernah diperiksa
Riwayat Obat -
Alasan dirawat Pasien sesak
09/11/2021 10/11/2021 /11/2021
Pasien pindah
ke ICU  swab
negatif
Pasien masuk
IGD dengan
keluhan sesak
Pasien masuk
ICCUICU
Kronologi
Tgl Diagnosa
10/11 • Anestesi  Susp Covid 19 + ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Nafas tipe 1 + Hiperkalemia + Peningkatan Transaminase
• Kardio  NSTEMI Very Hight Risk +ADHF Profil Fonester wet n warm + Cardiomegali pro evaluasi + Peningkatan transaminase +
AKI dd ACKD ( egtr 37 ml/min) + Hiperkalemia (5.2) + Asidosis metabolik terkompensasi sebagian + Gagal napas tipe 1
11/11 • Anestesi  ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Napas Tipe 1
• Kardio  Obs Hipotensi dd syok kardiogenik + NSTEMI Very Hight Risk + ADHF + Cardiomegali pro evaluasi + Peningkatan
Transaminase + AKI dd ACKD + Peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + Susp Pneumonia + Asidosis metabolik tekompensasi
sebagian + Gagal Napas tipe I
12/11 • Kardio  Hipotensi dd syok kardiogenik + NSTEMI Very Hight Risk + ADHF + Cardiomegali pro evaluasi + Peningkatan
Transaminase + AKI dd ACKD + Peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + Susp Pneumonia + Asidosis metabolik tekompensasi
sebagian + Gagal Napas tipe 1
13/11 • Anestesi : NSTEMI + ADHF + cardiomegaly + peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + gagal nafas tipe 1
14/11 • Anestesi : NSTEMI + ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Napas tipe I
• Kardio : Syok Kardiogenik + Sepsis + NSTEMI Very Hight Risk + PVC ?? + AKI dd ACKD + Susp Pneumonia+ Asidosis Metabolik
terkompensasi + Gagal Napas tipe 1 membaik + ADHF + Hiponatremia membaik (12,5)
15/11 • Anestesi : NSTEMI + ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Napas tipe 1
• Kardio : Syok Kardiogenik + Sepsis + Gagal Napas tipe 1 + NSTEMI Very Hight Risk + ADHF + Pneumonia + AKI dd ACKD +
16/11 • Kardio : Syok Kardiogenik + sepsis + ADHF membaik + ICM?+ Multiple PAC + AKI dd ACKD + Pneumoni
Tgl Diagnosa
24/11 • Anestesi: Syok kardiogenik + AKI dd ACKD + Pneumonia + ARDS
• Kardio : syok sepsis + pneumonia + ICM + acute liver injury + AKI dd ACKD
• IPD: Pneumonia + sepsis + AKI dd ACKD
• Pulmo: HAP
25/11 • Anestesi : syok kardiogenik+AKI dd ACKD + pneumonia + ARDS
• Kardio: syok sepsis + ICM + gagal napas on ventilator + acute liver injury + AKI dd ACKD + pneumonia
• Pulmo : HAP
• IPD: HAP + Sepsis + AKI dd ACKD
26/11 • Anestesi : Syok kardiogenik + AKI dd ACKD + pneumonia + ARDS
• Kardio : sepsis modr? + pneumonia+ ICM + acute liver injury + ACKD
• Pulmo: HAP
• IPD: HAP+sepsis+AKI dd ACKD
27/11 • Anestesi : gagal napas + AKI dd ACKD + pneumonia + ARDS
• Kardio : syok sepsis + sepsis modr + ICM (Ischemic cardiomyopathy) + Acute liver injury + AKI dd ACKD
10/11: px mengeluh sesak
dan batuk, nyeri dada (-),
dengan NIV, produksi urine
104ml/2 jam (diberikan
furosemide)
11/11: px mengeluh nyeri
perut, diberikan pct untuk
demam, urine 120ml/2jam
post furosemide, px mengeluh
tidak nyaman dan kembung
saat pasang NIV
12/11: px tampak sesak,
nyeri perut dan tidak BAB
sejak masuk (4 hari) 
diberikan lactulac.
GDA:156 tanpa OAD
13/11: px mengeluh batuk
dan nyeri perut, sesak
napas, mual-muntah, urine
650ml/12 jam
15/11: px mengeluh batuk,
sesak berkurang, hematuri,
mual-muntah (sebelumnya
sudah dapat
metoclopramid)
16/11: kultur urine:
enterococcus foecali, BUN
dan SK tinggi, px gelisah 
instruksi HD cito
17/11: px kadang tidak
nyambung, kadang gelisah,
demam (-), mendapatkan
transfusi albumin,
berdasarkan hasil BGA px
diberikan nabic, GDA 190
tanpa OAD
18/11: px sesak napas,
mendapatkan transfusi prc,
px sudah BAB 4x lembek
post lactulac
19/11: px sesak, dan
mengeluh nyeri dada
hilang timbul
(kemungkinan karena paru
preulitik)
21/11: pasien masih
tampak sesak, hb 8,6 post
transfusi prc; BGA post
nabic  sekilas membaik
22/11: sesak, px mengeluh
sakit perut, nyeri dada
tembus punggung (ons
dulu jika td>100 masuk
isdn), pasien di intubasi
(j23)
23/11: diberikan NAC
untuk peningkatan OT/PT,
BAB lendir kemerahan
24/11: pasien tersedasi,
diberikan antibiotik
meropenem&tygeciycline
berdasarkan kultur
26/11: pasien sesak;
sputum KOH candida
albicans (tambah
mycafungin)
27/11: pasien HD ke 4
tanpa UF removed
tgl Kultur Hasil
14/11 Kultur urine Enterococcus aeraki
14/11 Urine
kultur aerob + gram;
abiotik yang sudah
diberikan: ceftriaxone
Enterococcus faecalis  resisten (-) intermediate (eritromycin) sensitif
(ampicilin,cipro,levo,linezolide,tetracycline, vancomycin, nitrofurantoin)
15/11 Kultur sputum Pseudomonas aeruginosa
20/11 Sputum
kultur aerob + gram;
abiotik yang sudah
diberikan :
ciprofloxacin,ceftazidim
Acinetobacter baumanii complex  resisten (ampiccilin, ceftazidime, ceftriazone,
cefepime, meropenem, cipro, trimetropri-sulfa) intermediate (gentamicin) sensitif
(tygecyclin)
23/11 Kultur sputum Acinetobacter baumanii complex
Nama Obat Rute Regimen Dosis 10/11 11/11 12/11 13/11 14/11 15/11 16/11 17/11 18/11
Ciprofloxacin iv 2x200mg V V
Ceftriaxone Iv 2x1 gram V V v v //
Nama Obat Rute Regimen
Dosis
19/11 20/11 21/11 22/11 23/11 24/11 25/11 26/11 27/11 28/11
Moxifloxacin 1x400mg v v //
Ciprofloxacin iv 2x200mg v v v //
Ceftazidime 3x500mg V v v v v //
Meropenem 2x500mg v v v v
Tygecycline 100mg v V (50
mg)
v v
Mycafungin 1x100mg v v
S
O
A • Px di ICU diberikan antibiotika ceftriaxone (5hari)  tanggal 15/11 px terdiagnosa pneumonia - diberikan ciprofloxacin (antibiotik yang
sensitif berdasarkan hasil kultur)pneumonia dengan hasil kultur p.aerugiosa diberikan kombinasi ciprofloxacin dengan ceftazidime 
diganti moxifloxacin (diagnosa HAP)  berdasarkan hasil kultur sputum 23/11 Acinetobacter baumanii antibiotik diganti dengan yang
sensitif meropenem dan tygecycline
• Tanggal 26/11 berdasarkan hasil pemeriksaan sputum KOH  Candida albicans sehingga diberikan mycafungin  berdasarkan PPAB
P • Periksa procalcitonin untuk melihat efek terapi antibiotika
• Adjustmen dosis antibiotika berdasarkan kondisi pasien dengan ggn ginjal : meropenem 2x500mg, ciprofloxacin 2x200mg
Nama Obat Rute Regimen Dosis 10/11 11/11 12/11 13/11 14/11 15/11 16/11 17/11 18/11
Ciprofloxacin iv 2x200mg v V
Ceftriaxone Iv 2x1 gram V V v v /
Nama Obat Rute Regimen
Dosis
19/11 20/11 21/11 22/11 23/11 24/11 25/11 26/11 27/11 28/11
Moxifloxacin 1x400mg v v //
Ciprofloxacin iv 2x200mg v v v //
Ceftazidime 3x500mg V v v v v //
Meropenem 2x500mg v v v v
Tygacil 100mg v v v v
Mycafungin 1x100mg v v
REFERENSI
• Gajic, I., et al. Antimicrobial Susceptibility Testing: A Comprehensive Review of
Currently Used Methods, Antibiotics 2022, 11, 427, 1-26.
• Humphries RM, et al. Minireview: CLSI methods development and
standardization working group best practices for the evaluation of
antimicrobial susceptibility tests. Journal of Clinical Microbiology. ePub ahead
of print January 2018.
• Pakyz AL. The utility of hospital antibiograms as tools for guiding empiric
therapy and tracking resistance. Insights from the Society of Infectious
Diseases Pharmacists. Pharmacotherapy. 2007; 27(9): 1306-1312.
• Step-by-step approach for development and implementation of hospital
antibiotic policy and standard treatment guidelines. World Health
Organization. 2011.
• WHONET software for analysis of antimicrobial susceptibility test results.
• dll
PENGGUNAAN PETA KUMAN.pptx

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan AntipiretikFarmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan AntipiretikFadhol Romdhoni
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018revDokter Tekno
 
Polifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherencePolifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherenceAULIA SHARA
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCoassTHT
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
PKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptx
PKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptxPKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptx
PKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptxTutiMutia4
 
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptxBersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptxNevada3
 
Trolley Emergensi Neonatus dan Maternal
Trolley Emergensi Neonatus dan MaternalTrolley Emergensi Neonatus dan Maternal
Trolley Emergensi Neonatus dan MaternalDokter Tekno
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
 
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Diana Arwati
 
Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukJoni Iswanto
 

Mais procurados (20)

Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan AntipiretikFarmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
Farmakoterapi Antinyeri dan Antipiretik
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
Cairan infus
Cairan infusCairan infus
Cairan infus
 
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
Polifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherencePolifarmasi dan adherence
Polifarmasi dan adherence
 
CBD OMSK Maligna
CBD OMSK MalignaCBD OMSK Maligna
CBD OMSK Maligna
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
MALNUTRISI - KEP
MALNUTRISI - KEPMALNUTRISI - KEP
MALNUTRISI - KEP
 
Laporan mingguan igd
Laporan mingguan igdLaporan mingguan igd
Laporan mingguan igd
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
PKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptx
PKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptxPKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptx
PKPA SHARE RUMAH SAKIT (1).pptx
 
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptxBersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
 
Trolley Emergensi Neonatus dan Maternal
Trolley Emergensi Neonatus dan MaternalTrolley Emergensi Neonatus dan Maternal
Trolley Emergensi Neonatus dan Maternal
 
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisKasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis Hepatis
 
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
Laporan kasus encelopati hepatikum/dr Diana Arwati
 
varicella zooster
varicella zooster varicella zooster
varicella zooster
 
Ppt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fixPpt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fix
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
Materi i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi burukMateri i deteksi gizi buruk
Materi i deteksi gizi buruk
 

Semelhante a PENGGUNAAN PETA KUMAN.pptx

Sosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptx
Sosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptxSosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptx
Sosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptxpmoyankes
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxRyanHendri
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxekoprastia
 
efektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiaefektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiashelvytucunan1
 
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxGuideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxDONNYARDIKANOVANANDA
 
Penyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdfPenyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdfwisnukuncoro11
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptxEMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptxNailulHumam1
 
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptxASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptxlinashafiyah1
 
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxTatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxrizka33938
 
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptAPLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptssuser2a502f
 
presentasi 31 oktober copy.pptx
presentasi 31 oktober copy.pptxpresentasi 31 oktober copy.pptx
presentasi 31 oktober copy.pptxssuserb6baaa
 
Penggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdf
Penggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdfPenggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdf
Penggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdfAsepfaizal
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Tata Naipospos
 
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesiaMasalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesiaHelmon Chan
 

Semelhante a PENGGUNAAN PETA KUMAN.pptx (20)

Sosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptx
Sosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptxSosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptx
Sosialisasi AMR DPR 29 Oktober 2021 Semarang Ver1.pptx
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
efektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemiaefektivitas nistatin pada kandidemia
efektivitas nistatin pada kandidemia
 
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptxGuideline Therapy for CAP (1).pptx
Guideline Therapy for CAP (1).pptx
 
Covid.pptx
Covid.pptxCovid.pptx
Covid.pptx
 
Intensif Covid.pptx
Intensif Covid.pptxIntensif Covid.pptx
Intensif Covid.pptx
 
Pengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk PuskesmasPengantar PPI untuk Puskesmas
Pengantar PPI untuk Puskesmas
 
Penyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdfPenyakit Jamur Paru- release.pdf
Penyakit Jamur Paru- release.pdf
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptxEMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
EMCASE BS 28 Desember 2022.pptx
 
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptxASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN KMB 2 ONLINE.pptx
 
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptxTatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
Tatalaksana COVID-19 in Hospital emergency.pptx
 
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.pptAPLIKASI BUNDLE IADP.ppt
APLIKASI BUNDLE IADP.ppt
 
presentasi 31 oktober copy.pptx
presentasi 31 oktober copy.pptxpresentasi 31 oktober copy.pptx
presentasi 31 oktober copy.pptx
 
Penggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdf
Penggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdfPenggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdf
Penggunaan Antibiotik rasional (Persentase).pdf
 
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptxAntibiotic Stewardship di ICU.pptx
Antibiotic Stewardship di ICU.pptx
 
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
Mengaitkan Aspek Teknis dan Sosial Dalam Resistensi Antimikroba - FAO-FAVA-IV...
 
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesiaMasalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
Masalah penyakit ginjal_dan_saluran_air_kemih_di_indonesia
 

Último

Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 

Último (13)

Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 

PENGGUNAAN PETA KUMAN.pptx

  • 1. PENGGUNAAN PETA KUMAN UNTUK MEMPERTAJAM TARGET TERAPI ANTIBIOTIKA DI RUMAH SAKIT Yulistiani Instalasi Farmasi RS Universitas Airlangga Fakultas Farmasi Universitas Airlangga WORKSHOP PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIBIOTIKA Sidoarjo, 22 Mei 2022 PC IAI Sidoarjo – Kala XT
  • 2. PENDAHULUAN • Resistensi antimikroba (AMR) - ancaman kesehatan dan pembangunan global - perlu tindakan/upaya multisektoral untuk mengatasinya • WHO - AMR adalah salah satu dari 10 besar ancaman kesehatan masyarakat global yang dihadapi umat manusia • Penyalahgunaan dan penggunaan antimikroba yang berlebihan - pendorong utama dalam pengembangan patogen yang resistan terhadap obat • Kurangnya air bersih dan sanitasi serta pencegahan dan pengendalian infeksi yang tidak memadai mendorong penyebaran mikroba, beberapa di antaranya dapat resisten terhadap pengobatan antimikroba. • Biaya AMR bagi perekonomian adalah signifikan - ↑ kematian dan kecacatan, penyakit yang berkepanjangan - masa rawat inap yang lebih lama, kebutuhan obat yang semakin banyak- berdampak pada biaya kesehatan ↑ • Tanpa antimikroba yang efektif, keberhasilan pengobatan modern dalam mengobati infeksi, termasuk selama operasi besar dan kemoterapi kanker, akan berisiko tinggi Peta kuman/antibiogram merupakan salah satu alat penting untuk memerangi organisme resisten antibiotika
  • 3. ANTIMICROBIAL SUSCEPTIBILITY/SENSITIVITY TESTING • Menentukan apakah antibiotika tertentu dapat efektif terhadap isolat bakteri yang diuji - di laboratorium mikrobiologi • S = susceptible/sensitive = terbukti melawan bakteri • R = resistant =tidak bekerja melawan bakteri • I = S-DD = intermediate – susceptible/sensitive dose dependent = hasil uji sensitivitas berada diantara “S” dan “R”
  • 4. ANTIMICROBIAL SUSCEPTIBILITY/SENSITIVITY TESTING VS MIC (MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION) • MIC = kadar hambat minimal (KHM) – kadar antibiotika paling rendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri • Contoh : pengujian pada konsentrasi obat 1, 2, 4 dan 8 mcg/mL  Pertumbuhan (-) MIC ditetapkan <1 mcg/mL  Pertumbuhan (+) pada 1 mcg/mL, tetapi tidak pada 2 mcg/mL KHM dapat diberi label sebagai 2 mcg/mL  Pertumbuhan pada semua konsentrasi yang diuji MIC dapat diberi label >8 mcg/mL • Rekomendasi breakpoint CSLI (The Clinical & Laboratory Standards Institute) -NCSL EUCAST (European Committee on Antimicrobial Susceptibility Testing) dll
  • 5.
  • 6. MANFAAT PETA KUMAN/ ANTIBIOGRAM 1. Mengidentifikasi patogen/bakteri resisten 2. Menelusuri tren/kecenderungan resistensi antibiotika lokal 3. Membantu pemilihan terapi antibiotika empiris yang bijak & tepat Antibiograms are an important tool in the fight against antibiotic-resistant organisms
  • 7. APA KENDALA DI LAPANGAN ~ PETA KUMAN ?? 1. Tidak semua rumah sakit memiliki peta kuman/antibiogram Problema : sarana – pembuatannya kompleks/rumit & kalau sudah ada membutuhkan pembaharuan yang kontinu (saran per tahun) Saran : • Buat antibiogram skala kecil berbasis komunitas yang beresiko tinggi (per-unit/KSM/IRNA/Poli/departemen/dll) • Kerjasama dengan departemen kesehatan masyarakat – studi/riset/penelitian
  • 8. 2. Peta kuman dapat bervariasi secara signifikan antar rumah sakit Problema : tidak dapat mengambil data peta kuman dari satu sakit dan menerapkannya ke rumah sakit lain. Alasan : • Perbedaan layanan populasi pasien tertentu – kompleksitas penyakit – terapi obat khususnya penggunaan antibiotika – jenis & durasi pemakaian, dll berpengaruh pada tingkat resistensi Jika ingin mengetahui pola resistensi antibiotika RS data diperoleh dari RS itu sendiri
  • 9. 3. Pembuatan peta kuman/antibiogram tidak mudah dibuat dan metodologinya dapat bervariasi antar rumah sakit Saran :  Gunakan pedoman standard : CLSI - M39-A atau lainnya - untuk membantu menjawab pertanyaan seperti: Apakah data kultur surveilans dimasukkan dalam antibiogram? Apakah beberapa kultur dari pasien yang sama untuk organisme yang sama dimasukkan dalam antibiogram? Berapa banyak isolat yang diperlukan untuk membuat data cukup valid untuk memasukkan organisme dalam antibiogram? Seberapa sering antibiogram harus dibuat? Antibiotik dan bakteri mana yang harus dilaporkan dalam antibiogram?
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. 2021 AWaRe classification (WHO) - classification of antibiotics for evaluation and monitoring of use Access Watch Reserve
  • 14.
  • 15. Contoh Kasus 1 • Seorang laki-laki 75 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama cedera pergelangan kaki dan ulkus kaki yang tidak sembuh-sembuh akibat kecelakaan 2 bulan y.l • Riwayat penyakit : DM (11 th) tidak terkontrol • Anamnesa : terapi obat (-) untuk luka yang tidak sembuh2 • Dx : ulkus neuro-iskemik dengan komplikasi infeksi (sepsis)dan osteomielitis • Hb 8,6 mg/dL (N 11,0–16,5 mg/dL), hematokrit 25,7% (N 42–54%) dan leukosit 22.500/mm3 (N 3.500– 10.000/mm3), granulosit 83,6% (N 43,0–76,0%), neutrofil tersegmentasi 80% (N 54–62%/2.700– 6.200/mm3), dan 1% eosinofil (N 2–5%/100–500/mm3) • GDA 355 mg/dL
  • 16. • Tx : meropenem IV (500 mg/12 jam) dan vankomisin IV (1 g/12 jam) - tx empiris 9 hari – px sepsis • H-9 debridemen luka dengan cairan PZ dan pengambilan spesimen luka untuk kultur bakteri • Analisis mikrobiologi : infeksi polimikrobial - Staphylococcus aureus yang resisten terhadap oksasilin, Acinetobacter baumannii dan Acinetobacter iwoffii diklasifikasikan sebagai resisten multi-obat • Saran : amputasi ekstremitas bawah Apa pendapat Sdr terkait kasus di atas?
  • 17. Pembahasan • DM tidak terkontrol – komplikasi kronis – infeksi pada kaki • Ulkus diabetik - Klasifikasi Wagner - dalam studi kasus ini diklasifikasikan menjadi 5, ditandai : adanya gangren luas pada kaki, dengan jaringan nekrotik dan infeksi jaringan lunak • Staphylococcus aureus resisten terhadap oksasilin menyebar di antara populasi lokal dan di luar kelompok risiko • Identifikasi dua spesies genus Acinetobacter (Acinetobacter baumannii dan Acinetobacter iwoffii), keduanya menunjukkan pola fenotipik resistensi terhadap semua kelas yang diuji • Acinetobacter iwoffii - kuman komensalis dan ada dalam mikrobiota kulit normal di sekitar 25% dari individu yang sehat •
  • 18. • Acinetobacter baumannii – spesies genus yang paling sering dikaitkan dengan infeksi nosokomial dan jarang ditemukan pada mikrobiota kulit manusia – potensi patogen dari spesies bakteri ini adalah karena berbagai faktor virulensi yang memungkinkan bertahan hidup di lingkungan rumah sakit serta kemampuan untuk menyebabkan penyakit, terutama pada pasien kondisi lemah • Px menerima terapi empiris dengan antibiotika spektrum luas – dapat dikatakan antibiotika mengeliminasi spesies bakteri yang rentan (vankomisin dan meropenem), hanya menyisakan strain resisten pada jaringan yang rusak • Pembentukan peran biofilm oleh bakteri pada luka kronis umum atau luka yang sulit disembuhkan dengan terapi • Biofilm mewakili komunitas sel mikroba yang melekat pada permukaan dan satu sama lain dan tertanam dalam matriks dan zat polimer ekstraseluler. Zat polimer ini diproduksi oleh mikroorganisme untuk meningkatkan peluang bertahan hidup di lingkungan tertentu – pertukaran informasi genetik
  • 19. Contoh Kasus 2 Profil pasien Nama / Umur Tn.M / 61 thn No. RM 16xxx BB / TB 55kg MRS - KRS 9/11/2021 Diagnosa ADHF + Peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + Hiperkalemi + Gagal nafas + Susp. Covid + NSTEMI Very Hight Risk Riwayat Medik Sesak sejak 2 minggu SMRS, memberat hari ini. Batuk hari ini. Nyeri dada (-), berdebar (+), lebih nyaman posisi duduk. Demam (-) Riwayat Penyakit HT dan DM disangkal – tidak pernah diperiksa Riwayat Obat - Alasan dirawat Pasien sesak
  • 20. 09/11/2021 10/11/2021 /11/2021 Pasien pindah ke ICU  swab negatif Pasien masuk IGD dengan keluhan sesak Pasien masuk ICCUICU Kronologi
  • 21. Tgl Diagnosa 10/11 • Anestesi  Susp Covid 19 + ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Nafas tipe 1 + Hiperkalemia + Peningkatan Transaminase • Kardio  NSTEMI Very Hight Risk +ADHF Profil Fonester wet n warm + Cardiomegali pro evaluasi + Peningkatan transaminase + AKI dd ACKD ( egtr 37 ml/min) + Hiperkalemia (5.2) + Asidosis metabolik terkompensasi sebagian + Gagal napas tipe 1 11/11 • Anestesi  ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Napas Tipe 1 • Kardio  Obs Hipotensi dd syok kardiogenik + NSTEMI Very Hight Risk + ADHF + Cardiomegali pro evaluasi + Peningkatan Transaminase + AKI dd ACKD + Peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + Susp Pneumonia + Asidosis metabolik tekompensasi sebagian + Gagal Napas tipe I 12/11 • Kardio  Hipotensi dd syok kardiogenik + NSTEMI Very Hight Risk + ADHF + Cardiomegali pro evaluasi + Peningkatan Transaminase + AKI dd ACKD + Peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + Susp Pneumonia + Asidosis metabolik tekompensasi sebagian + Gagal Napas tipe 1 13/11 • Anestesi : NSTEMI + ADHF + cardiomegaly + peningkatan transaminase + AKI dd ACKD + gagal nafas tipe 1 14/11 • Anestesi : NSTEMI + ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Napas tipe I • Kardio : Syok Kardiogenik + Sepsis + NSTEMI Very Hight Risk + PVC ?? + AKI dd ACKD + Susp Pneumonia+ Asidosis Metabolik terkompensasi + Gagal Napas tipe 1 membaik + ADHF + Hiponatremia membaik (12,5) 15/11 • Anestesi : NSTEMI + ADHF + AKI dd ACKD + Gagal Napas tipe 1 • Kardio : Syok Kardiogenik + Sepsis + Gagal Napas tipe 1 + NSTEMI Very Hight Risk + ADHF + Pneumonia + AKI dd ACKD + 16/11 • Kardio : Syok Kardiogenik + sepsis + ADHF membaik + ICM?+ Multiple PAC + AKI dd ACKD + Pneumoni
  • 22. Tgl Diagnosa 24/11 • Anestesi: Syok kardiogenik + AKI dd ACKD + Pneumonia + ARDS • Kardio : syok sepsis + pneumonia + ICM + acute liver injury + AKI dd ACKD • IPD: Pneumonia + sepsis + AKI dd ACKD • Pulmo: HAP 25/11 • Anestesi : syok kardiogenik+AKI dd ACKD + pneumonia + ARDS • Kardio: syok sepsis + ICM + gagal napas on ventilator + acute liver injury + AKI dd ACKD + pneumonia • Pulmo : HAP • IPD: HAP + Sepsis + AKI dd ACKD 26/11 • Anestesi : Syok kardiogenik + AKI dd ACKD + pneumonia + ARDS • Kardio : sepsis modr? + pneumonia+ ICM + acute liver injury + ACKD • Pulmo: HAP • IPD: HAP+sepsis+AKI dd ACKD 27/11 • Anestesi : gagal napas + AKI dd ACKD + pneumonia + ARDS • Kardio : syok sepsis + sepsis modr + ICM (Ischemic cardiomyopathy) + Acute liver injury + AKI dd ACKD
  • 23. 10/11: px mengeluh sesak dan batuk, nyeri dada (-), dengan NIV, produksi urine 104ml/2 jam (diberikan furosemide) 11/11: px mengeluh nyeri perut, diberikan pct untuk demam, urine 120ml/2jam post furosemide, px mengeluh tidak nyaman dan kembung saat pasang NIV 12/11: px tampak sesak, nyeri perut dan tidak BAB sejak masuk (4 hari)  diberikan lactulac. GDA:156 tanpa OAD 13/11: px mengeluh batuk dan nyeri perut, sesak napas, mual-muntah, urine 650ml/12 jam 15/11: px mengeluh batuk, sesak berkurang, hematuri, mual-muntah (sebelumnya sudah dapat metoclopramid) 16/11: kultur urine: enterococcus foecali, BUN dan SK tinggi, px gelisah  instruksi HD cito 17/11: px kadang tidak nyambung, kadang gelisah, demam (-), mendapatkan transfusi albumin, berdasarkan hasil BGA px diberikan nabic, GDA 190 tanpa OAD 18/11: px sesak napas, mendapatkan transfusi prc, px sudah BAB 4x lembek post lactulac 19/11: px sesak, dan mengeluh nyeri dada hilang timbul (kemungkinan karena paru preulitik) 21/11: pasien masih tampak sesak, hb 8,6 post transfusi prc; BGA post nabic  sekilas membaik 22/11: sesak, px mengeluh sakit perut, nyeri dada tembus punggung (ons dulu jika td>100 masuk isdn), pasien di intubasi (j23) 23/11: diberikan NAC untuk peningkatan OT/PT, BAB lendir kemerahan 24/11: pasien tersedasi, diberikan antibiotik meropenem&tygeciycline berdasarkan kultur 26/11: pasien sesak; sputum KOH candida albicans (tambah mycafungin) 27/11: pasien HD ke 4 tanpa UF removed
  • 24. tgl Kultur Hasil 14/11 Kultur urine Enterococcus aeraki 14/11 Urine kultur aerob + gram; abiotik yang sudah diberikan: ceftriaxone Enterococcus faecalis  resisten (-) intermediate (eritromycin) sensitif (ampicilin,cipro,levo,linezolide,tetracycline, vancomycin, nitrofurantoin) 15/11 Kultur sputum Pseudomonas aeruginosa 20/11 Sputum kultur aerob + gram; abiotik yang sudah diberikan : ciprofloxacin,ceftazidim Acinetobacter baumanii complex  resisten (ampiccilin, ceftazidime, ceftriazone, cefepime, meropenem, cipro, trimetropri-sulfa) intermediate (gentamicin) sensitif (tygecyclin) 23/11 Kultur sputum Acinetobacter baumanii complex
  • 25. Nama Obat Rute Regimen Dosis 10/11 11/11 12/11 13/11 14/11 15/11 16/11 17/11 18/11 Ciprofloxacin iv 2x200mg V V Ceftriaxone Iv 2x1 gram V V v v // Nama Obat Rute Regimen Dosis 19/11 20/11 21/11 22/11 23/11 24/11 25/11 26/11 27/11 28/11 Moxifloxacin 1x400mg v v // Ciprofloxacin iv 2x200mg v v v // Ceftazidime 3x500mg V v v v v // Meropenem 2x500mg v v v v Tygecycline 100mg v V (50 mg) v v Mycafungin 1x100mg v v
  • 26. S O A • Px di ICU diberikan antibiotika ceftriaxone (5hari)  tanggal 15/11 px terdiagnosa pneumonia - diberikan ciprofloxacin (antibiotik yang sensitif berdasarkan hasil kultur)pneumonia dengan hasil kultur p.aerugiosa diberikan kombinasi ciprofloxacin dengan ceftazidime  diganti moxifloxacin (diagnosa HAP)  berdasarkan hasil kultur sputum 23/11 Acinetobacter baumanii antibiotik diganti dengan yang sensitif meropenem dan tygecycline • Tanggal 26/11 berdasarkan hasil pemeriksaan sputum KOH  Candida albicans sehingga diberikan mycafungin  berdasarkan PPAB P • Periksa procalcitonin untuk melihat efek terapi antibiotika • Adjustmen dosis antibiotika berdasarkan kondisi pasien dengan ggn ginjal : meropenem 2x500mg, ciprofloxacin 2x200mg Nama Obat Rute Regimen Dosis 10/11 11/11 12/11 13/11 14/11 15/11 16/11 17/11 18/11 Ciprofloxacin iv 2x200mg v V Ceftriaxone Iv 2x1 gram V V v v / Nama Obat Rute Regimen Dosis 19/11 20/11 21/11 22/11 23/11 24/11 25/11 26/11 27/11 28/11 Moxifloxacin 1x400mg v v // Ciprofloxacin iv 2x200mg v v v // Ceftazidime 3x500mg V v v v v // Meropenem 2x500mg v v v v Tygacil 100mg v v v v Mycafungin 1x100mg v v
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. REFERENSI • Gajic, I., et al. Antimicrobial Susceptibility Testing: A Comprehensive Review of Currently Used Methods, Antibiotics 2022, 11, 427, 1-26. • Humphries RM, et al. Minireview: CLSI methods development and standardization working group best practices for the evaluation of antimicrobial susceptibility tests. Journal of Clinical Microbiology. ePub ahead of print January 2018. • Pakyz AL. The utility of hospital antibiograms as tools for guiding empiric therapy and tracking resistance. Insights from the Society of Infectious Diseases Pharmacists. Pharmacotherapy. 2007; 27(9): 1306-1312. • Step-by-step approach for development and implementation of hospital antibiotic policy and standard treatment guidelines. World Health Organization. 2011. • WHONET software for analysis of antimicrobial susceptibility test results. • dll

Notas do Editor

  1. Kombinasi meropenem & tygaceline? Clcr 31,4
  2. Moxi untuk HAP tanpa resiko mdr patogen (sementara kultur 15/11 p.aeruginosa) pemberian moxifloxacin hanya 2 hari  hasil kulur aciba  sensitif tygacicline & meropenem Pemberian ceftazidime dan ciipro dosis kurang kemungkinan perlu adjust dose u/ px ini karena ada kemungkinan ggn ginjal dari hasil lan SK dan BUN