SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 45
FITOTERAPI
TIM FITOTERAPI– FFS UHAMKA
VISI UNIVERSITAS
MENJADI PROPHETIC ENTREPRENEURIAL
UNIVERSITY YANG UNGGUL DALAM
PENDIDIKAN HOLISTIC UNTUK
MENUNJANG KEHIDUPAN BANGSA DAN
MENEBARKAN RAHMAT
BAGI SELURUH ALAM
VISI FAKULTAS
PROGRAM FFS PADA TAHUN 2028
MEMILIKI VISI SEBAGAI BERIKUT:
MENJADI PROPHETIC TEACHING FACULTY
YANG MENGHASILKAN LULUSAN DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL,
EMOSIONAL, DAN SOSIAL DI BIDANG
FARMASI DAN SAINS KESEHATAN
BERKEMAJUAN
MAKNA PROPHETIC TEACHING FACULTY
FFS UHAMKA mampu menyelenggarakan program-program
pendidikan tinggi farmasi dan sains kesehatan yang unggul
dan terinspirasi oleh keteladanan Nabi Muhammad SAW
dengan dukungan sistem manajemen yang memberikan
layanan bermutu tinggi dan terus-menerus berinovasi.
VISI PRODI
PROGRAM STUDI FARMASI PADA TAHUN
2028 MEMILIKI VISI SEBAGAI BERIKUT:
MENJADI PROPHETIC TEACHING
PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN
SARJANA FARMASI DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL,
EMOSIONAL DAN SOSIAL BERKEMAJUAN
MISI
1. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN FARMASI YANG TERINTEGRASI
DENGAN NILAI-NILAI AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN;
2. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN FARMASI SERTA PEMBINAAN
KEMAHASISWAAN
YANG BERMUTU TINGGI UNTUK MENGHASILKAN LULUSAN YANG
CERDAS SECARA SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN
SOSIAL;
3. MENYELENGGARAKAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT DALAM
BIDANG FARMASI YANG UNGGUL DAN BERMANFAAT SECARA NYATA
DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI;
4. MENYELENGGARAKAN KERJASAMA DALAM BIDANG KEFARMASIAN
PADA TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL.
KONTRAK PERKULIAHAN
 1. Pertemuan minimal 14x tatap muka ditambah dengan UTS DAN UAS
 2. Minimum mahasiswa mengikuti kuliah sesuai dengan persyaratan di akademik
 3. Tugas individu berupa kuis yang diadakan untuk semua materi. Sebelum UTS 2x sesudah UTS 2x
 4. Soal UTS dan UAS, pilihan ganda dengan atau tanpa essay
 5. Penilaian Keaktifan: 0-10%, tugas: 20-25%, UTS: 20-35% dan UAS: 40-45%
 6. Tugas Kelompok membuat makalah untuk dipresentasikan di akhir kuliah sebelum UTS/UAS =
Pertemuan 2 sampai 14, ada 12 kelompok (pertemuan 5 dan 6 dijadikan 1 kelompok)
 7. Materi makalah : sesuai dengan materi + mencari ramuan bahan untuk pengobatan tersebut
KONTRAK PERKULIAHAN
I. IDENTITAS MATA KULIAH
a. Nama mata Kuliah FITOTERAPI……
b. Beban sks : …2… sks
c. Semester/kelas : …VII ………..
d. Tahun Akademik : Gasal 2021/2022
e. Program Studi : Farmasi
f. Status mata Kuliah : (Wajib / Pilihan) *
g. Nama Dosen :Endang Hanani.
h. NIDN/NIDK/NIP : ……………………………………………….
I. DESKRIPSI MATA KULIAH : Sesuai RPS
II. TUJUAN PEMBELAJARAN: Sesuai RPS
I. STRATEGI PERKULIAHAN & KRITERIA PENILAIAN
Kuliah diberikan kepada mahasiswa regular Sarjana Farmasi yang mengambil mata kuliah ini.
a. Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 14 minggu dan 2 pertemuan untuk ujian (UTS dan UAS)
b. Lama Pembelajaran :
i) Proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas: kegiatan proses belajar 50
(lima puluh) menit per minggu per semester; kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh)
menit per minggu per semester; dan kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester.
ii) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses Pembelajaran berupa
seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri atas: kegiatan proses belajar 100 (seratus) menit
per minggu per semester; dan kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.
i) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses
pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik
lapangan, praktik kerja, Penelitian, perancangan, atau pengembangan,
pelatihan militer, pertukaran pelajar, magang, wirausaha, dan/atau Pengabdian
kepada Masyarakat, 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.
a. Metode perkuliahan adalah kombinasi antara ceramah, diskusi, presentasi,
dan latihan soal
I. EVALUASI
Nilai akhir (NA) adalah nilai kumulatif dari nilai :
a. Keaktifan 0-10 %
b. Tugas 20-25 %
c. Ujian Tengah Semester (UTS) 20-35 %
d. Ujian Akhir Semester (UAS) 40-50%
Nilai untuk menetapkan huruf mutu A, B, C, D, atau E ditentukan berdasarkan
nilai rataan dan standard deviasi dengan menggunakan sebaran normal.
g. Hasil nilai ujian diinformasikan oleh dosen ke mahasiswa, dan mahasiswa diberikan
kesempatan untuk mengkonfirmasi nilai yang diperoleh untuk menjamin adanya tranparansi
dalam penilaian.
h. Perincian penilaian Tugas sesuai RTM.
I. TATA TERTIB MAHASISWA
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada akademik online dan Forlap Dikti.
b. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan minimal 75 persen.
c. Toleransi keterlambatan masuk perkuliahan ≤ 15 menit.
d. Berbusana rapih, dan menggunakan sepatu, tidak diperkenankan menggunakan kaos
oblong, berpakaian ketat, dan menngunakan alat komunikasi selama perkuliahan
berlangsung, pada saat kuliah daring mahasiswa wajib mengaktifkan video selama
perkuliahan
e. Selalu berperilaku dan berkata sopan santun, menjunjung tinggi nilai-nilai Al Quran dan
Sunah.
f. Jujur dalam perkataan dan perbuatan, jika diketahui melakukan kecurangan selama
perkuliahan dan ujian, maka nilai akhir akan mendapatkan E (tidak lulus).
I. PERUBAHAN DAN KETENTUAN
Ketentuan dalam kontrak bersifat mengikat, perubahan dapat dilakukan
melalui kesepakatan antara dosen pengajar dan mahasiswa, dengan
persetujuan Ketua Program Studi Farmasi.
Jakarta, Oktober 2021
Tanda tangan Mahasiswa Tanda tangan Dosen
………………………… ………………………………
CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Mampu menerapkan pengetahuan dan pemanfaatan obat
bahan alam yang aman, bermutu dan bermanfaat, untuk
berbagai gangguan kesehatan meliputi kandungan kimia,
bioaktivitas, rasionalitas penggunaan
PERTEMUAN 1
 Pendahuluan (kontrak perkuliahan, tujuan kuliah, materi,
penilaian)
 Arti dan sejarah fitoterapi
 Kondisi / keberadaan obat tradisional dan kearifan lokal bangsa
Indonesia
 Manfaat dan peran tumbuhan obat bagi manusia dan
perkembangan obat konvensional
 Ilmu lain yang terkait dengan fitoterapi
PERTEMUAN 2
 Manfat Bahan Alam dalam kefarmasian
 Tujuan pemakaian OT
 Jenis / macam dan perkembangan obat tradisional
 Persyaratan bahan alam untuk digunakan dalam bidang kesehatan,
makanan-minuman dan kosmetik
 Peran dan tantangan akademisi/pendidikan, pebisnis dan
pemerintah terhadap obat tradisional
PERTEMUAN 3
 Studi etnomedisin
1. Definisi etnomedisin & etnofarmakologi
2. Sistem pengobatan di beberapa negara
3. Konsep pengobatan tradisional di beberapa Negara
4. Arti obat tradisional dengan konvensional
5. Klasifikasi fitoterapi
PERTEMUAN 3 44
 Studi etnomedisin
1.Metode penelitian etnomedisin
2. Kelompok jenis tanaman obat
3. Kelompok jenis penyakit
4. Analisa data penelitian etnomedisin
PERTEMUAN 5
 Interaksi antara obat bahan alam dan obat sintetis
1. Karakter, khasiat dan keamanan obat herbal
2. Klasifikasi fitoterapi
3. Interaksi obat herbal dengan obat sintetis
PERTEMUAN 6
 Saintifikasi jamu
1. Definisi & perkembangan saintifikasi jamu
2. Alur saintifikasi jamu secara umum
3. Mekanisme studi etnofarmakologi
4. Mekanisme seleksi formula jamu
5. Mekanisme studi klinik jamu
6. Formula jamu saintifik yang sudah ada & sedang dalam proses saintifikasi
PERTEMUAN 7
 Bahan Alam Untuk Gangguan saluran pencernaan meliputi :
 1. Organ, gangguan, penyebab dan gejala
 2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi
gangguan tersebut
 3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif
PERTEMUAN 8
UTS
PERTEMUAN 9
 Gangguan saluran pernafasan , meliputi :
 1.Organ, gangguan , penyebab dan gejala
 2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk
mengatasi gangguan tersebut
 3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa
aktif
 4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
PERTEMUAN 10 -11
 Gangguan metabolisme:
 1.Diabetes mellitus, arti, gangguan , penyebab dan gejala
 2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi
gangguan tersebut
 3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif
 4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
PERTEMUAN 12
 Gangguan kanker, meliputi :
 1. Penyebab terjadinya kanker
 2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan sebagai
suportif antikanker
 3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa
aktif
 4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
PERTEMUAN 13
 Gangguan saraf pusat, meliputi :
 1. Organ saraf pusat dan fungsinya
 2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan terhadap sistem
syaraf
 3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa aktif
 4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
PERTEMUAN 14
 Gangguan kesehatan wanita, meliputi :
 Keputihan, dismenorhae, selulit dan penyebab masing-masing
 2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan
terhadap sistem syaraf
 3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa
aktif
 4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
PERTEMUAN 15
 Menentukan sumber literatur yang sesuai untuk dijadikan rujukan
dalam penyusunan ramuan obat herbal
1. Salah satu gangguan kesehatan
2. Simplisia tunggal dan atau campuran dan kandungan kimianya yang digunakan untuk
mengatasi gangguan tersebut
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif
 4. Rasionalisasi campuran simplisia yang digunakan
PUSTAKA UTAMA
1. Badan POM RI, Acuan Sediaan Herbal vol 1 s/d vol 7, Badan POMakanan RI, Jkt
2. Dep Kesehatan RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Dep Kesehatan RI,JKT
3. Gupta, R. C. (Ed.). (2016). Nutraceuticals: Efficacy, Safety And Toxicity. Elsevier.
4. Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, EM., 2005. Fundamentals of
Pharmacognosy and Phytotheraphy, Elsevier UK
5. Heinrich, M., & Jäger, A. K. (Eds.). (2015). Ethnopharmacology. John Wiley &
Sons Ltd.
6. Mills S, Bone K., 2000., Principles and Practice of Phytotherapy, Churchill
Livingstone, New York
7. Mun’im A, Hanani E, 2011. Fitoterapi Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta
8. Schulz V, Hansel R, Tyler VE., 2001. Rational Phytotherapy. Springer, Berlin, NY
9. Wiryowidagdo S, 2007. Kimia & Farmakologi Bahan Alam, EGC Jakarta
PUSTAKA PENDUKUNG
1. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat
Tradisional. (2015). Riset Khusus Eksplorasi Pengetahuan Lokal
Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas Di Indonesia.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Kem Kesehatan RI.
2. Dewi, E., Agustina, R., & Husna, M. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat
Kemukiman Bambi Dalam Mengolah Tanaman Binahong (Anredera
cordifolia) Sebagai Tanaman Obat. Jurnal Agroristek (JAR), 2(1), 24–29.
3. Falzon, C. C., & Balabanova, A. (2017). Phytotherapy: An Introduction to
Herbal Medicine. In Primary Care - Clinics in Office Practice (Vol. 44, Issue 2,
pp. 217–227).
FITOTERAPI
 Penggunaan tanaman , bagian tanaman, sediaan yang terbuat
dari tanaman untuk pengobatan dan pencegahan penyakit
 Bagian penting dalam fitoterapi adalah mengatagorikan
senyawa hasil isolasi suatu tanaman digolongkan kedalam
obat herbal yang poten (forte), contoh hasil isolasi dari
Digitalis lanata dan Digitalis purpurea. Sintetisnya tidak
dimasukkan kedalam obat herbal (asetildigoksin maupun
metildigoksin)
SEJARAH FITOTERAPI
 Henri Leclere ( 1870-1955), dokter Perancis menulis tentang banyak
tanaman dalam jurnal La Presse Medicale
 Pengobatan dengan herbal diantaranya :
1. Cina : TCM
2. India : Ayurveda
3. Jepang : Kampo
4. Tibet
5. Indonesia : Jamu, Bali :Usada
6. Afrika
7. Amerika selatan dan Amerika utara
SEJARAH….
 Perkembangan Fitoterapi di Jerman mengalami
kemajuan sejak ada Amandemen
Arzeimittelgesets (German Drug Act) tanggal 1
Januari 1978 dimana ilmu pengobatan modern
dan fitoterapi menjadi bagian dalam sistem
pengobatan
 Rudolf Fritz Weiss (1895-1992), kebangsaan
Jerman yang mempelopori penggunaan
fitoterapi dari pengobatan kuno ke arah
pengobatan modern, bukunya Lehrbuch der
Phytotherapie
 Kemajuan Fitoterapi berkembang pesat
dengan dukungan pemerintah dan Universitas
baik dari segi farmasetika, farmakologi dan uji
Prof. Dr. Rudolf Fritz Weiss, MD
PERKEMBANGAN PENGOBATAN DENGAN HERBAL DI INDONESIA
 Ramuan/ racikan jamu yang berasal dari tumbuhan terdapat pada “serat Centini “ di Jawa Tengah
dan “Lontar Usada” di Bali. Dengan berdasarkan emperis dan kadang disertai dnegan doa dan
mantra (mistik) untuk memohon kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
 Jaman pendudukan Jepang (1942-1945) mendapt perhatian dan berkembang karena kurangnnya
obat-obatan yang diimpor dari luar negri
 Tahun 1947 didirikan Laboratoirum Kimia dan Laboratorium Farmakoterapi di Klaten dan Hortus
Medicus di Tawangmangu, Karanganyar Surakarta.
 Werkgroep voor medicimale planten di Bogor
 Komisi Farmakoterapi kementrian kesehatan pada tahun 1950
 Komisi Inter Departemental Farmakoterapi tahun 1951
 Lembaga Farmakoterapi di Jakarta tahun 1954
 Badan Perencaan Penggunaan Obat-obat Asli yang dibentuk Kementrian Kesehatan pada tahun 1963
 Seminar Penggalian Sumber alam Indonesia untuk Farmasi tahun 1964 di Yogyakarta
KEARIFAN LOKAL DALAM PEMELIHARAAN
KESEHATAN
 1. makan sirih
 2. Makanan seperti gado-gado, rujak
 3. Minum jamu
 4. Kerokan : negara Asia lainnya kerokan di sebut
sebagai Guasha di negeri China, masyarakat Vietnam
pun melakukan terapi kerokan dengan sebutan Goh
Kyol, sedangkan negeri Gajah Putih menyebut
kerokan sebagai Cao Gio. Jaringan endotel yakni
bagian terdalam dari pembuluh darah, dimana
produksi hormon di atur oleh jaringan ini, sebuah
tekanan yang di hasilkan dari gerakan kerokan
ternyata mampu mencapai jaringan sehingga
produksi beta endorfin dalam tubuh meningkat
sehingga menimbulkan rasa tenang.
MANFAAT TUMBUHAN OBAT BAGI MANUSIA
 Makanan minuman
 Rempah rempah
 Kosmetik
 Perkebunan/Industri
 Agroindustri tanaman obat
 Lingkungan
 Bidang Kesehatan (obat tradisional)
 Perekonomian
PERAN PENTING BAHAN ALAM DI DALAM
SISTEM PENGOBATAN MODERN
1. Berperan sebagai obat alami yang sangat efektif
2. Menyediakan senyawa-senyawa dasar yang menghasilkan
molekul-molekul obat yang tidak terlalu toksik dan
aktivitasnya lebih efektif
3. Eksplorasi prototipe aktif biologis ke arah obat sintetik
yang baru dan lebih baik atau efektif
4. Modifikasi bahan-bahan alam inaktif dengan metoda
biologis/kimia menjadi obat-obat poten (metoda QSAR).
Contoh: sebagai serbuk atau ekstrak
Campuran ini sering tidak di isolasi karena:
 Senyawa aktif tidak diketahui
 Senyawa aktif tidak stabil
 Isolasi membutuhkan biaya yang tinggi
SUMBER TANAMAN OBAT, BAHAN
OBAT YANG EFEKTIF
- Kebanyakan obat dapat disintesis
- Beberapa secara ekonomis masih menggunakan
tanaman
- Papaver > morphin, codein (penghilang sakit yang
kuat)
- Ergot > ergotamin (sakit kepala), ergometrin ( aksi
langsung pada otot uterin)
PENYEDIAAN SENYAWA DASAR SEBAGAI
SUMBER MOLEKUL OBAT
Sebagai Sumber molekul-molekul komplek yang dapat
dimodifikasi menjadi senyawa obat
(eksplorasi prototype)
Contoh :
Dioscorea : molekul > steroid
Soya : saponin > steroid
Morphine:
No better painkiller. Once structure worked out
wanted to improve it.
Diacetylmorphine (heroin):
OH group  O-O-diacetyl. Still addictive?
Codeine:
Methylate hydroxyl phenolic; O-Me. 1/5 analgesic
capacity of morphine, useful to suppress cough reflex
Sumber senyawa yang digunakan sebagai contoh
untuk desain obat-obat baru/modifikasi
Dihydrocodeine:
More powerful than codeine,
less than morphine.
Dextromethorphan:
Good against cough reflex
ILMU LAIN YANG TERKAIT DENGAN FITOTERAPI
FITOTERAPI
FITOFARMAKOL
OGI
FITOFARMAS
I
FITOKIMIA
FARMAKOGNOSI
 1. Fitokimia : Mempelajari senyawa-senyawa kimia yang terdapat di
dalam tumbuhan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen
kimia baik secara umum maupun khusus dan mendiskripsikan efek
utama senyawa yang mungkin mempunyai efek farmakologi
 2. Fitofarmasi ; berhubungan dengan sediaan bahan alam, meliputi
bahan awal yang baik dalam bentuk alami ( teh) maupun dalam
bentuk sediaan farmasetik (contoh tingtur)
 3. Fitofarmakologi : Bagian dari pengobatan herbal. Ahli
farmakologi banyak yang yang terkait dengan senyawa kimia tetapi
sedikit yang meneliti tentang efek farmakokinetik
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Interaksi obat
Interaksi obatInteraksi obat
Interaksi obat
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Bab iii laporan granul paracetamol
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Farmakog semen
Farmakog semenFarmakog semen
Farmakog semen
 
Makalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriMakalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiri
 
TABLET
TABLETTABLET
TABLET
 
Tetes hidung
Tetes hidungTetes hidung
Tetes hidung
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
Laporan Teknologi Sediaan Steril : Pembuatan Injeksi klorpromazin HCL.
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper JogjaCreaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
Creaming Process, Agricultural Engineering Instiper Jogja
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi Komunikasi dalam farmasi
Komunikasi dalam farmasi
 
Penulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obatPenulisan kemasan dan label obat
Penulisan kemasan dan label obat
 
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKAJAMU, OHT, FITOFARMAKA
JAMU, OHT, FITOFARMAKA
 
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakStandarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak
 

Semelhante a Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx

1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptx
1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptx1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptx
1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptxspmiakfar2022
 
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidananRPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidananssuser4219cb
 
Farmakologi II(1).docx
Farmakologi II(1).docxFarmakologi II(1).docx
Farmakologi II(1).docxEndi9
 
Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015
Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015
Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015Putra L
 
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptxssuser95f6b0
 
Pengobatan Tradisional dan Komplementer
Pengobatan Tradisional dan KomplementerPengobatan Tradisional dan Komplementer
Pengobatan Tradisional dan Komplementerpjj_kemenkes
 
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.pptMarethaDwi
 
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per OralProsedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oralpjj_kemenkes
 
KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1pjj_kemenkes
 
asdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdfasdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdfPutraUtomo
 
Standar pendidikan-profesi-dokter
Standar pendidikan-profesi-dokterStandar pendidikan-profesi-dokter
Standar pendidikan-profesi-doktereka kurniati
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Vina Widya Putri
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawatpjj_kemenkes
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksipjj_kemenkes
 

Semelhante a Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx (20)

1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptx
1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptx1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptx
1. Kognosi Pendahuluan_2022.pptx
 
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidananRPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
RPS Farmakologi untuk mahasiswa kebidanan
 
Farmakologi II(1).docx
Farmakologi II(1).docxFarmakologi II(1).docx
Farmakologi II(1).docx
 
praktek Puskesmas
praktek Puskesmaspraktek Puskesmas
praktek Puskesmas
 
Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015
Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015
Pendahuluan dan lingkup bahasan rps 2015
 
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
1. PPT 1 FITOKIM- Kontrak dan pendahuluan 2023 (1).pptx
 
Pengobatan Tradisional dan Komplementer
Pengobatan Tradisional dan KomplementerPengobatan Tradisional dan Komplementer
Pengobatan Tradisional dan Komplementer
 
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
(II) - Pengertian dan lingkup ilmu kefarmasian.ppt
 
III. Farmakologi.doc
III. Farmakologi.docIII. Farmakologi.doc
III. Farmakologi.doc
 
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per OralProsedur Pemberian Nutrisi Per Oral
Prosedur Pemberian Nutrisi Per Oral
 
KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1KDK III Modul 3 Kb 1
KDK III Modul 3 Kb 1
 
asdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdfasdf ascvbcbaaf asdf
asdf ascvbcbaaf asdf
 
Standar pendidikan-profesi-dokter
Standar pendidikan-profesi-dokterStandar pendidikan-profesi-dokter
Standar pendidikan-profesi-dokter
 
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis PerawatSistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
Sistem Pembinaan Manajemen Kinerja Klinis Perawat
 
yuni
yuniyuni
yuni
 
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan ReproduksiKB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
KB 2 Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Reproduksi
 
Analis kesehatan
Analis kesehatanAnalis kesehatan
Analis kesehatan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Mais de Khoirunnisa397549

8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).pptKhoirunnisa397549
 
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.pptkuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.pptKhoirunnisa397549
 
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptxKhoirunnisa397549
 
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.pptKhoirunnisa397549
 

Mais de Khoirunnisa397549 (6)

8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
8_Solid_Phase_Extraction_Issues_2 (1).ppt
 
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.pptkuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
kuliah-6-fotosintesis-1-hand.ppt
 
METODE_PEMISAHAN.pptx
METODE_PEMISAHAN.pptxMETODE_PEMISAHAN.pptx
METODE_PEMISAHAN.pptx
 
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptxMurni-Setyo-Rahayu.pptx
Murni-Setyo-Rahayu.pptx
 
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
0evidencebasedmedicine-190908082318 (1).pptx
 
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
1-traditional-drugs-and-herbal-medicines-phytotherapy.ppt
 

Pendahuluan Fitoterapi (1).pptx

  • 2. VISI UNIVERSITAS MENJADI PROPHETIC ENTREPRENEURIAL UNIVERSITY YANG UNGGUL DALAM PENDIDIKAN HOLISTIC UNTUK MENUNJANG KEHIDUPAN BANGSA DAN MENEBARKAN RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
  • 3. VISI FAKULTAS PROGRAM FFS PADA TAHUN 2028 MEMILIKI VISI SEBAGAI BERIKUT: MENJADI PROPHETIC TEACHING FACULTY YANG MENGHASILKAN LULUSAN DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL DI BIDANG FARMASI DAN SAINS KESEHATAN BERKEMAJUAN
  • 4. MAKNA PROPHETIC TEACHING FACULTY FFS UHAMKA mampu menyelenggarakan program-program pendidikan tinggi farmasi dan sains kesehatan yang unggul dan terinspirasi oleh keteladanan Nabi Muhammad SAW dengan dukungan sistem manajemen yang memberikan layanan bermutu tinggi dan terus-menerus berinovasi.
  • 5. VISI PRODI PROGRAM STUDI FARMASI PADA TAHUN 2028 MEMILIKI VISI SEBAGAI BERIKUT: MENJADI PROPHETIC TEACHING PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN SARJANA FARMASI DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL DAN SOSIAL BERKEMAJUAN
  • 6. MISI 1. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN FARMASI YANG TERINTEGRASI DENGAN NILAI-NILAI AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN; 2. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN FARMASI SERTA PEMBINAAN KEMAHASISWAAN YANG BERMUTU TINGGI UNTUK MENGHASILKAN LULUSAN YANG CERDAS SECARA SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL; 3. MENYELENGGARAKAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM BIDANG FARMASI YANG UNGGUL DAN BERMANFAAT SECARA NYATA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI; 4. MENYELENGGARAKAN KERJASAMA DALAM BIDANG KEFARMASIAN PADA TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL.
  • 7. KONTRAK PERKULIAHAN  1. Pertemuan minimal 14x tatap muka ditambah dengan UTS DAN UAS  2. Minimum mahasiswa mengikuti kuliah sesuai dengan persyaratan di akademik  3. Tugas individu berupa kuis yang diadakan untuk semua materi. Sebelum UTS 2x sesudah UTS 2x  4. Soal UTS dan UAS, pilihan ganda dengan atau tanpa essay  5. Penilaian Keaktifan: 0-10%, tugas: 20-25%, UTS: 20-35% dan UAS: 40-45%  6. Tugas Kelompok membuat makalah untuk dipresentasikan di akhir kuliah sebelum UTS/UAS = Pertemuan 2 sampai 14, ada 12 kelompok (pertemuan 5 dan 6 dijadikan 1 kelompok)  7. Materi makalah : sesuai dengan materi + mencari ramuan bahan untuk pengobatan tersebut
  • 8. KONTRAK PERKULIAHAN I. IDENTITAS MATA KULIAH a. Nama mata Kuliah FITOTERAPI…… b. Beban sks : …2… sks c. Semester/kelas : …VII ……….. d. Tahun Akademik : Gasal 2021/2022 e. Program Studi : Farmasi f. Status mata Kuliah : (Wajib / Pilihan) * g. Nama Dosen :Endang Hanani. h. NIDN/NIDK/NIP : ………………………………………………. I. DESKRIPSI MATA KULIAH : Sesuai RPS II. TUJUAN PEMBELAJARAN: Sesuai RPS
  • 9. I. STRATEGI PERKULIAHAN & KRITERIA PENILAIAN Kuliah diberikan kepada mahasiswa regular Sarjana Farmasi yang mengambil mata kuliah ini. a. Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 14 minggu dan 2 pertemuan untuk ujian (UTS dan UAS) b. Lama Pembelajaran : i) Proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas: kegiatan proses belajar 50 (lima puluh) menit per minggu per semester; kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester; dan kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per semester. ii) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses Pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri atas: kegiatan proses belajar 100 (seratus) menit per minggu per semester; dan kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.
  • 10. i) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, praktik kerja, Penelitian, perancangan, atau pengembangan, pelatihan militer, pertukaran pelajar, magang, wirausaha, dan/atau Pengabdian kepada Masyarakat, 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester. a. Metode perkuliahan adalah kombinasi antara ceramah, diskusi, presentasi, dan latihan soal I. EVALUASI Nilai akhir (NA) adalah nilai kumulatif dari nilai : a. Keaktifan 0-10 % b. Tugas 20-25 % c. Ujian Tengah Semester (UTS) 20-35 % d. Ujian Akhir Semester (UAS) 40-50% Nilai untuk menetapkan huruf mutu A, B, C, D, atau E ditentukan berdasarkan nilai rataan dan standard deviasi dengan menggunakan sebaran normal.
  • 11. g. Hasil nilai ujian diinformasikan oleh dosen ke mahasiswa, dan mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengkonfirmasi nilai yang diperoleh untuk menjamin adanya tranparansi dalam penilaian. h. Perincian penilaian Tugas sesuai RTM.
  • 12. I. TATA TERTIB MAHASISWA a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada akademik online dan Forlap Dikti. b. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan minimal 75 persen. c. Toleransi keterlambatan masuk perkuliahan ≤ 15 menit. d. Berbusana rapih, dan menggunakan sepatu, tidak diperkenankan menggunakan kaos oblong, berpakaian ketat, dan menngunakan alat komunikasi selama perkuliahan berlangsung, pada saat kuliah daring mahasiswa wajib mengaktifkan video selama perkuliahan e. Selalu berperilaku dan berkata sopan santun, menjunjung tinggi nilai-nilai Al Quran dan Sunah. f. Jujur dalam perkataan dan perbuatan, jika diketahui melakukan kecurangan selama perkuliahan dan ujian, maka nilai akhir akan mendapatkan E (tidak lulus).
  • 13. I. PERUBAHAN DAN KETENTUAN Ketentuan dalam kontrak bersifat mengikat, perubahan dapat dilakukan melalui kesepakatan antara dosen pengajar dan mahasiswa, dengan persetujuan Ketua Program Studi Farmasi. Jakarta, Oktober 2021 Tanda tangan Mahasiswa Tanda tangan Dosen ………………………… ………………………………
  • 14. CAPAIAN PEMBELAJARAN  Mampu menerapkan pengetahuan dan pemanfaatan obat bahan alam yang aman, bermutu dan bermanfaat, untuk berbagai gangguan kesehatan meliputi kandungan kimia, bioaktivitas, rasionalitas penggunaan
  • 15. PERTEMUAN 1  Pendahuluan (kontrak perkuliahan, tujuan kuliah, materi, penilaian)  Arti dan sejarah fitoterapi  Kondisi / keberadaan obat tradisional dan kearifan lokal bangsa Indonesia  Manfaat dan peran tumbuhan obat bagi manusia dan perkembangan obat konvensional  Ilmu lain yang terkait dengan fitoterapi
  • 16. PERTEMUAN 2  Manfat Bahan Alam dalam kefarmasian  Tujuan pemakaian OT  Jenis / macam dan perkembangan obat tradisional  Persyaratan bahan alam untuk digunakan dalam bidang kesehatan, makanan-minuman dan kosmetik  Peran dan tantangan akademisi/pendidikan, pebisnis dan pemerintah terhadap obat tradisional
  • 17. PERTEMUAN 3  Studi etnomedisin 1. Definisi etnomedisin & etnofarmakologi 2. Sistem pengobatan di beberapa negara 3. Konsep pengobatan tradisional di beberapa Negara 4. Arti obat tradisional dengan konvensional 5. Klasifikasi fitoterapi
  • 18. PERTEMUAN 3 44  Studi etnomedisin 1.Metode penelitian etnomedisin 2. Kelompok jenis tanaman obat 3. Kelompok jenis penyakit 4. Analisa data penelitian etnomedisin
  • 19. PERTEMUAN 5  Interaksi antara obat bahan alam dan obat sintetis 1. Karakter, khasiat dan keamanan obat herbal 2. Klasifikasi fitoterapi 3. Interaksi obat herbal dengan obat sintetis
  • 20. PERTEMUAN 6  Saintifikasi jamu 1. Definisi & perkembangan saintifikasi jamu 2. Alur saintifikasi jamu secara umum 3. Mekanisme studi etnofarmakologi 4. Mekanisme seleksi formula jamu 5. Mekanisme studi klinik jamu 6. Formula jamu saintifik yang sudah ada & sedang dalam proses saintifikasi
  • 21. PERTEMUAN 7  Bahan Alam Untuk Gangguan saluran pencernaan meliputi :  1. Organ, gangguan, penyebab dan gejala  2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi gangguan tersebut  3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif
  • 23. PERTEMUAN 9  Gangguan saluran pernafasan , meliputi :  1.Organ, gangguan , penyebab dan gejala  2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi gangguan tersebut  3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif  4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
  • 24. PERTEMUAN 10 -11  Gangguan metabolisme:  1.Diabetes mellitus, arti, gangguan , penyebab dan gejala  2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi gangguan tersebut  3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif  4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
  • 25. PERTEMUAN 12  Gangguan kanker, meliputi :  1. Penyebab terjadinya kanker  2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan sebagai suportif antikanker  3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa aktif  4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
  • 26. PERTEMUAN 13  Gangguan saraf pusat, meliputi :  1. Organ saraf pusat dan fungsinya  2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan terhadap sistem syaraf  3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa aktif  4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
  • 27. PERTEMUAN 14  Gangguan kesehatan wanita, meliputi :  Keputihan, dismenorhae, selulit dan penyebab masing-masing  2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan terhadap sistem syaraf  3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa aktif  4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
  • 28. PERTEMUAN 15  Menentukan sumber literatur yang sesuai untuk dijadikan rujukan dalam penyusunan ramuan obat herbal 1. Salah satu gangguan kesehatan 2. Simplisia tunggal dan atau campuran dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi gangguan tersebut 3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif  4. Rasionalisasi campuran simplisia yang digunakan
  • 29. PUSTAKA UTAMA 1. Badan POM RI, Acuan Sediaan Herbal vol 1 s/d vol 7, Badan POMakanan RI, Jkt 2. Dep Kesehatan RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Dep Kesehatan RI,JKT 3. Gupta, R. C. (Ed.). (2016). Nutraceuticals: Efficacy, Safety And Toxicity. Elsevier. 4. Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, EM., 2005. Fundamentals of Pharmacognosy and Phytotheraphy, Elsevier UK 5. Heinrich, M., & Jäger, A. K. (Eds.). (2015). Ethnopharmacology. John Wiley & Sons Ltd. 6. Mills S, Bone K., 2000., Principles and Practice of Phytotherapy, Churchill Livingstone, New York 7. Mun’im A, Hanani E, 2011. Fitoterapi Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta 8. Schulz V, Hansel R, Tyler VE., 2001. Rational Phytotherapy. Springer, Berlin, NY 9. Wiryowidagdo S, 2007. Kimia & Farmakologi Bahan Alam, EGC Jakarta
  • 30. PUSTAKA PENDUKUNG 1. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat Tradisional. (2015). Riset Khusus Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas Di Indonesia. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Kem Kesehatan RI. 2. Dewi, E., Agustina, R., & Husna, M. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat Kemukiman Bambi Dalam Mengolah Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) Sebagai Tanaman Obat. Jurnal Agroristek (JAR), 2(1), 24–29. 3. Falzon, C. C., & Balabanova, A. (2017). Phytotherapy: An Introduction to Herbal Medicine. In Primary Care - Clinics in Office Practice (Vol. 44, Issue 2, pp. 217–227).
  • 31. FITOTERAPI  Penggunaan tanaman , bagian tanaman, sediaan yang terbuat dari tanaman untuk pengobatan dan pencegahan penyakit  Bagian penting dalam fitoterapi adalah mengatagorikan senyawa hasil isolasi suatu tanaman digolongkan kedalam obat herbal yang poten (forte), contoh hasil isolasi dari Digitalis lanata dan Digitalis purpurea. Sintetisnya tidak dimasukkan kedalam obat herbal (asetildigoksin maupun metildigoksin)
  • 32. SEJARAH FITOTERAPI  Henri Leclere ( 1870-1955), dokter Perancis menulis tentang banyak tanaman dalam jurnal La Presse Medicale  Pengobatan dengan herbal diantaranya : 1. Cina : TCM 2. India : Ayurveda 3. Jepang : Kampo 4. Tibet 5. Indonesia : Jamu, Bali :Usada 6. Afrika 7. Amerika selatan dan Amerika utara
  • 33. SEJARAH….  Perkembangan Fitoterapi di Jerman mengalami kemajuan sejak ada Amandemen Arzeimittelgesets (German Drug Act) tanggal 1 Januari 1978 dimana ilmu pengobatan modern dan fitoterapi menjadi bagian dalam sistem pengobatan  Rudolf Fritz Weiss (1895-1992), kebangsaan Jerman yang mempelopori penggunaan fitoterapi dari pengobatan kuno ke arah pengobatan modern, bukunya Lehrbuch der Phytotherapie  Kemajuan Fitoterapi berkembang pesat dengan dukungan pemerintah dan Universitas baik dari segi farmasetika, farmakologi dan uji Prof. Dr. Rudolf Fritz Weiss, MD
  • 34. PERKEMBANGAN PENGOBATAN DENGAN HERBAL DI INDONESIA  Ramuan/ racikan jamu yang berasal dari tumbuhan terdapat pada “serat Centini “ di Jawa Tengah dan “Lontar Usada” di Bali. Dengan berdasarkan emperis dan kadang disertai dnegan doa dan mantra (mistik) untuk memohon kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa  Jaman pendudukan Jepang (1942-1945) mendapt perhatian dan berkembang karena kurangnnya obat-obatan yang diimpor dari luar negri  Tahun 1947 didirikan Laboratoirum Kimia dan Laboratorium Farmakoterapi di Klaten dan Hortus Medicus di Tawangmangu, Karanganyar Surakarta.  Werkgroep voor medicimale planten di Bogor  Komisi Farmakoterapi kementrian kesehatan pada tahun 1950  Komisi Inter Departemental Farmakoterapi tahun 1951  Lembaga Farmakoterapi di Jakarta tahun 1954  Badan Perencaan Penggunaan Obat-obat Asli yang dibentuk Kementrian Kesehatan pada tahun 1963  Seminar Penggalian Sumber alam Indonesia untuk Farmasi tahun 1964 di Yogyakarta
  • 35. KEARIFAN LOKAL DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN  1. makan sirih  2. Makanan seperti gado-gado, rujak  3. Minum jamu  4. Kerokan : negara Asia lainnya kerokan di sebut sebagai Guasha di negeri China, masyarakat Vietnam pun melakukan terapi kerokan dengan sebutan Goh Kyol, sedangkan negeri Gajah Putih menyebut kerokan sebagai Cao Gio. Jaringan endotel yakni bagian terdalam dari pembuluh darah, dimana produksi hormon di atur oleh jaringan ini, sebuah tekanan yang di hasilkan dari gerakan kerokan ternyata mampu mencapai jaringan sehingga produksi beta endorfin dalam tubuh meningkat sehingga menimbulkan rasa tenang.
  • 36. MANFAAT TUMBUHAN OBAT BAGI MANUSIA  Makanan minuman  Rempah rempah  Kosmetik  Perkebunan/Industri  Agroindustri tanaman obat  Lingkungan  Bidang Kesehatan (obat tradisional)  Perekonomian
  • 37. PERAN PENTING BAHAN ALAM DI DALAM SISTEM PENGOBATAN MODERN 1. Berperan sebagai obat alami yang sangat efektif 2. Menyediakan senyawa-senyawa dasar yang menghasilkan molekul-molekul obat yang tidak terlalu toksik dan aktivitasnya lebih efektif 3. Eksplorasi prototipe aktif biologis ke arah obat sintetik yang baru dan lebih baik atau efektif 4. Modifikasi bahan-bahan alam inaktif dengan metoda biologis/kimia menjadi obat-obat poten (metoda QSAR).
  • 38. Contoh: sebagai serbuk atau ekstrak Campuran ini sering tidak di isolasi karena:  Senyawa aktif tidak diketahui  Senyawa aktif tidak stabil  Isolasi membutuhkan biaya yang tinggi SUMBER TANAMAN OBAT, BAHAN OBAT YANG EFEKTIF
  • 39. - Kebanyakan obat dapat disintesis - Beberapa secara ekonomis masih menggunakan tanaman - Papaver > morphin, codein (penghilang sakit yang kuat) - Ergot > ergotamin (sakit kepala), ergometrin ( aksi langsung pada otot uterin) PENYEDIAAN SENYAWA DASAR SEBAGAI SUMBER MOLEKUL OBAT
  • 40. Sebagai Sumber molekul-molekul komplek yang dapat dimodifikasi menjadi senyawa obat (eksplorasi prototype) Contoh : Dioscorea : molekul > steroid Soya : saponin > steroid
  • 41. Morphine: No better painkiller. Once structure worked out wanted to improve it. Diacetylmorphine (heroin): OH group  O-O-diacetyl. Still addictive? Codeine: Methylate hydroxyl phenolic; O-Me. 1/5 analgesic capacity of morphine, useful to suppress cough reflex Sumber senyawa yang digunakan sebagai contoh untuk desain obat-obat baru/modifikasi
  • 42. Dihydrocodeine: More powerful than codeine, less than morphine. Dextromethorphan: Good against cough reflex
  • 43. ILMU LAIN YANG TERKAIT DENGAN FITOTERAPI FITOTERAPI FITOFARMAKOL OGI FITOFARMAS I FITOKIMIA FARMAKOGNOSI
  • 44.  1. Fitokimia : Mempelajari senyawa-senyawa kimia yang terdapat di dalam tumbuhan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen kimia baik secara umum maupun khusus dan mendiskripsikan efek utama senyawa yang mungkin mempunyai efek farmakologi  2. Fitofarmasi ; berhubungan dengan sediaan bahan alam, meliputi bahan awal yang baik dalam bentuk alami ( teh) maupun dalam bentuk sediaan farmasetik (contoh tingtur)  3. Fitofarmakologi : Bagian dari pengobatan herbal. Ahli farmakologi banyak yang yang terkait dengan senyawa kimia tetapi sedikit yang meneliti tentang efek farmakokinetik