2. VISI UNIVERSITAS
MENJADI PROPHETIC ENTREPRENEURIAL
UNIVERSITY YANG UNGGUL DALAM
PENDIDIKAN HOLISTIC UNTUK
MENUNJANG KEHIDUPAN BANGSA DAN
MENEBARKAN RAHMAT
BAGI SELURUH ALAM
3. VISI FAKULTAS
PROGRAM FFS PADA TAHUN 2028
MEMILIKI VISI SEBAGAI BERIKUT:
MENJADI PROPHETIC TEACHING FACULTY
YANG MENGHASILKAN LULUSAN DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL,
EMOSIONAL, DAN SOSIAL DI BIDANG
FARMASI DAN SAINS KESEHATAN
BERKEMAJUAN
4. MAKNA PROPHETIC TEACHING FACULTY
FFS UHAMKA mampu menyelenggarakan program-program
pendidikan tinggi farmasi dan sains kesehatan yang unggul
dan terinspirasi oleh keteladanan Nabi Muhammad SAW
dengan dukungan sistem manajemen yang memberikan
layanan bermutu tinggi dan terus-menerus berinovasi.
5. VISI PRODI
PROGRAM STUDI FARMASI PADA TAHUN
2028 MEMILIKI VISI SEBAGAI BERIKUT:
MENJADI PROPHETIC TEACHING
PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN
SARJANA FARMASI DENGAN
KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL,
EMOSIONAL DAN SOSIAL BERKEMAJUAN
6. MISI
1. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN FARMASI YANG TERINTEGRASI
DENGAN NILAI-NILAI AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN;
2. MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN FARMASI SERTA PEMBINAAN
KEMAHASISWAAN
YANG BERMUTU TINGGI UNTUK MENGHASILKAN LULUSAN YANG
CERDAS SECARA SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN
SOSIAL;
3. MENYELENGGARAKAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT DALAM
BIDANG FARMASI YANG UNGGUL DAN BERMANFAAT SECARA NYATA
DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI;
4. MENYELENGGARAKAN KERJASAMA DALAM BIDANG KEFARMASIAN
PADA TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL.
7. KONTRAK PERKULIAHAN
1. Pertemuan minimal 14x tatap muka ditambah dengan UTS DAN UAS
2. Minimum mahasiswa mengikuti kuliah sesuai dengan persyaratan di akademik
3. Tugas individu berupa kuis yang diadakan untuk semua materi. Sebelum UTS 2x sesudah UTS 2x
4. Soal UTS dan UAS, pilihan ganda dengan atau tanpa essay
5. Penilaian Keaktifan: 0-10%, tugas: 20-25%, UTS: 20-35% dan UAS: 40-45%
6. Tugas Kelompok membuat makalah untuk dipresentasikan di akhir kuliah sebelum UTS/UAS =
Pertemuan 2 sampai 14, ada 12 kelompok (pertemuan 5 dan 6 dijadikan 1 kelompok)
7. Materi makalah : sesuai dengan materi + mencari ramuan bahan untuk pengobatan tersebut
8. KONTRAK PERKULIAHAN
I. IDENTITAS MATA KULIAH
a. Nama mata Kuliah FITOTERAPI……
b. Beban sks : …2… sks
c. Semester/kelas : …VII ………..
d. Tahun Akademik : Gasal 2021/2022
e. Program Studi : Farmasi
f. Status mata Kuliah : (Wajib / Pilihan) *
g. Nama Dosen :Endang Hanani.
h. NIDN/NIDK/NIP : ……………………………………………….
I. DESKRIPSI MATA KULIAH : Sesuai RPS
II. TUJUAN PEMBELAJARAN: Sesuai RPS
9. I. STRATEGI PERKULIAHAN & KRITERIA PENILAIAN
Kuliah diberikan kepada mahasiswa regular Sarjana Farmasi yang mengambil mata kuliah ini.
a. Perkuliahan dilaksanakan sebanyak 14 minggu dan 2 pertemuan untuk ujian (UTS dan UAS)
b. Lama Pembelajaran :
i) Proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial, terdiri atas: kegiatan proses belajar 50
(lima puluh) menit per minggu per semester; kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh)
menit per minggu per semester; dan kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit per minggu per
semester.
ii) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses Pembelajaran berupa
seminar atau bentuk lain yang sejenis, terdiri atas: kegiatan proses belajar 100 (seratus) menit
per minggu per semester; dan kegiatan mandiri 70 (tujuh puluh) menit per minggu per semester.
10. i) Bentuk Pembelajaran 1 (satu) Satuan Kredit Semester pada proses
pembelajaran berupa praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik
lapangan, praktik kerja, Penelitian, perancangan, atau pengembangan,
pelatihan militer, pertukaran pelajar, magang, wirausaha, dan/atau Pengabdian
kepada Masyarakat, 170 (seratus tujuh puluh) menit per minggu per semester.
a. Metode perkuliahan adalah kombinasi antara ceramah, diskusi, presentasi,
dan latihan soal
I. EVALUASI
Nilai akhir (NA) adalah nilai kumulatif dari nilai :
a. Keaktifan 0-10 %
b. Tugas 20-25 %
c. Ujian Tengah Semester (UTS) 20-35 %
d. Ujian Akhir Semester (UAS) 40-50%
Nilai untuk menetapkan huruf mutu A, B, C, D, atau E ditentukan berdasarkan
nilai rataan dan standard deviasi dengan menggunakan sebaran normal.
11. g. Hasil nilai ujian diinformasikan oleh dosen ke mahasiswa, dan mahasiswa diberikan
kesempatan untuk mengkonfirmasi nilai yang diperoleh untuk menjamin adanya tranparansi
dalam penilaian.
h. Perincian penilaian Tugas sesuai RTM.
12. I. TATA TERTIB MAHASISWA
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada akademik online dan Forlap Dikti.
b. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan minimal 75 persen.
c. Toleransi keterlambatan masuk perkuliahan ≤ 15 menit.
d. Berbusana rapih, dan menggunakan sepatu, tidak diperkenankan menggunakan kaos
oblong, berpakaian ketat, dan menngunakan alat komunikasi selama perkuliahan
berlangsung, pada saat kuliah daring mahasiswa wajib mengaktifkan video selama
perkuliahan
e. Selalu berperilaku dan berkata sopan santun, menjunjung tinggi nilai-nilai Al Quran dan
Sunah.
f. Jujur dalam perkataan dan perbuatan, jika diketahui melakukan kecurangan selama
perkuliahan dan ujian, maka nilai akhir akan mendapatkan E (tidak lulus).
13. I. PERUBAHAN DAN KETENTUAN
Ketentuan dalam kontrak bersifat mengikat, perubahan dapat dilakukan
melalui kesepakatan antara dosen pengajar dan mahasiswa, dengan
persetujuan Ketua Program Studi Farmasi.
Jakarta, Oktober 2021
Tanda tangan Mahasiswa Tanda tangan Dosen
………………………… ………………………………
14. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mampu menerapkan pengetahuan dan pemanfaatan obat
bahan alam yang aman, bermutu dan bermanfaat, untuk
berbagai gangguan kesehatan meliputi kandungan kimia,
bioaktivitas, rasionalitas penggunaan
15. PERTEMUAN 1
Pendahuluan (kontrak perkuliahan, tujuan kuliah, materi,
penilaian)
Arti dan sejarah fitoterapi
Kondisi / keberadaan obat tradisional dan kearifan lokal bangsa
Indonesia
Manfaat dan peran tumbuhan obat bagi manusia dan
perkembangan obat konvensional
Ilmu lain yang terkait dengan fitoterapi
16. PERTEMUAN 2
Manfat Bahan Alam dalam kefarmasian
Tujuan pemakaian OT
Jenis / macam dan perkembangan obat tradisional
Persyaratan bahan alam untuk digunakan dalam bidang kesehatan,
makanan-minuman dan kosmetik
Peran dan tantangan akademisi/pendidikan, pebisnis dan
pemerintah terhadap obat tradisional
17. PERTEMUAN 3
Studi etnomedisin
1. Definisi etnomedisin & etnofarmakologi
2. Sistem pengobatan di beberapa negara
3. Konsep pengobatan tradisional di beberapa Negara
4. Arti obat tradisional dengan konvensional
5. Klasifikasi fitoterapi
18. PERTEMUAN 3 44
Studi etnomedisin
1.Metode penelitian etnomedisin
2. Kelompok jenis tanaman obat
3. Kelompok jenis penyakit
4. Analisa data penelitian etnomedisin
19. PERTEMUAN 5
Interaksi antara obat bahan alam dan obat sintetis
1. Karakter, khasiat dan keamanan obat herbal
2. Klasifikasi fitoterapi
3. Interaksi obat herbal dengan obat sintetis
20. PERTEMUAN 6
Saintifikasi jamu
1. Definisi & perkembangan saintifikasi jamu
2. Alur saintifikasi jamu secara umum
3. Mekanisme studi etnofarmakologi
4. Mekanisme seleksi formula jamu
5. Mekanisme studi klinik jamu
6. Formula jamu saintifik yang sudah ada & sedang dalam proses saintifikasi
21. PERTEMUAN 7
Bahan Alam Untuk Gangguan saluran pencernaan meliputi :
1. Organ, gangguan, penyebab dan gejala
2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi
gangguan tersebut
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif
23. PERTEMUAN 9
Gangguan saluran pernafasan , meliputi :
1.Organ, gangguan , penyebab dan gejala
2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk
mengatasi gangguan tersebut
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa
aktif
4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
24. PERTEMUAN 10 -11
Gangguan metabolisme:
1.Diabetes mellitus, arti, gangguan , penyebab dan gejala
2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan untuk mengatasi
gangguan tersebut
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif
4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
25. PERTEMUAN 12
Gangguan kanker, meliputi :
1. Penyebab terjadinya kanker
2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan sebagai
suportif antikanker
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa
aktif
4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
26. PERTEMUAN 13
Gangguan saraf pusat, meliputi :
1. Organ saraf pusat dan fungsinya
2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan terhadap sistem
syaraf
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa aktif
4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
27. PERTEMUAN 14
Gangguan kesehatan wanita, meliputi :
Keputihan, dismenorhae, selulit dan penyebab masing-masing
2. Jenis simplisia dan kandungan kimianya yang digunakan
terhadap sistem syaraf
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia/senyawa
aktif
4. Rasionalisasi ramuan obat herbal
28. PERTEMUAN 15
Menentukan sumber literatur yang sesuai untuk dijadikan rujukan
dalam penyusunan ramuan obat herbal
1. Salah satu gangguan kesehatan
2. Simplisia tunggal dan atau campuran dan kandungan kimianya yang digunakan untuk
mengatasi gangguan tersebut
3. Mekanisme aksi (jika sudah diketahui) dari simplisia /senyawa aktif
4. Rasionalisasi campuran simplisia yang digunakan
29. PUSTAKA UTAMA
1. Badan POM RI, Acuan Sediaan Herbal vol 1 s/d vol 7, Badan POMakanan RI, Jkt
2. Dep Kesehatan RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Dep Kesehatan RI,JKT
3. Gupta, R. C. (Ed.). (2016). Nutraceuticals: Efficacy, Safety And Toxicity. Elsevier.
4. Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, EM., 2005. Fundamentals of
Pharmacognosy and Phytotheraphy, Elsevier UK
5. Heinrich, M., & Jäger, A. K. (Eds.). (2015). Ethnopharmacology. John Wiley &
Sons Ltd.
6. Mills S, Bone K., 2000., Principles and Practice of Phytotherapy, Churchill
Livingstone, New York
7. Mun’im A, Hanani E, 2011. Fitoterapi Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta
8. Schulz V, Hansel R, Tyler VE., 2001. Rational Phytotherapy. Springer, Berlin, NY
9. Wiryowidagdo S, 2007. Kimia & Farmakologi Bahan Alam, EGC Jakarta
30. PUSTAKA PENDUKUNG
1. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat Dan Obat
Tradisional. (2015). Riset Khusus Eksplorasi Pengetahuan Lokal
Etnomedisin Dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas Di Indonesia.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Kem Kesehatan RI.
2. Dewi, E., Agustina, R., & Husna, M. (2019). Kearifan Lokal Masyarakat
Kemukiman Bambi Dalam Mengolah Tanaman Binahong (Anredera
cordifolia) Sebagai Tanaman Obat. Jurnal Agroristek (JAR), 2(1), 24–29.
3. Falzon, C. C., & Balabanova, A. (2017). Phytotherapy: An Introduction to
Herbal Medicine. In Primary Care - Clinics in Office Practice (Vol. 44, Issue 2,
pp. 217–227).
31. FITOTERAPI
Penggunaan tanaman , bagian tanaman, sediaan yang terbuat
dari tanaman untuk pengobatan dan pencegahan penyakit
Bagian penting dalam fitoterapi adalah mengatagorikan
senyawa hasil isolasi suatu tanaman digolongkan kedalam
obat herbal yang poten (forte), contoh hasil isolasi dari
Digitalis lanata dan Digitalis purpurea. Sintetisnya tidak
dimasukkan kedalam obat herbal (asetildigoksin maupun
metildigoksin)
32. SEJARAH FITOTERAPI
Henri Leclere ( 1870-1955), dokter Perancis menulis tentang banyak
tanaman dalam jurnal La Presse Medicale
Pengobatan dengan herbal diantaranya :
1. Cina : TCM
2. India : Ayurveda
3. Jepang : Kampo
4. Tibet
5. Indonesia : Jamu, Bali :Usada
6. Afrika
7. Amerika selatan dan Amerika utara
33. SEJARAH….
Perkembangan Fitoterapi di Jerman mengalami
kemajuan sejak ada Amandemen
Arzeimittelgesets (German Drug Act) tanggal 1
Januari 1978 dimana ilmu pengobatan modern
dan fitoterapi menjadi bagian dalam sistem
pengobatan
Rudolf Fritz Weiss (1895-1992), kebangsaan
Jerman yang mempelopori penggunaan
fitoterapi dari pengobatan kuno ke arah
pengobatan modern, bukunya Lehrbuch der
Phytotherapie
Kemajuan Fitoterapi berkembang pesat
dengan dukungan pemerintah dan Universitas
baik dari segi farmasetika, farmakologi dan uji
Prof. Dr. Rudolf Fritz Weiss, MD
34. PERKEMBANGAN PENGOBATAN DENGAN HERBAL DI INDONESIA
Ramuan/ racikan jamu yang berasal dari tumbuhan terdapat pada “serat Centini “ di Jawa Tengah
dan “Lontar Usada” di Bali. Dengan berdasarkan emperis dan kadang disertai dnegan doa dan
mantra (mistik) untuk memohon kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
Jaman pendudukan Jepang (1942-1945) mendapt perhatian dan berkembang karena kurangnnya
obat-obatan yang diimpor dari luar negri
Tahun 1947 didirikan Laboratoirum Kimia dan Laboratorium Farmakoterapi di Klaten dan Hortus
Medicus di Tawangmangu, Karanganyar Surakarta.
Werkgroep voor medicimale planten di Bogor
Komisi Farmakoterapi kementrian kesehatan pada tahun 1950
Komisi Inter Departemental Farmakoterapi tahun 1951
Lembaga Farmakoterapi di Jakarta tahun 1954
Badan Perencaan Penggunaan Obat-obat Asli yang dibentuk Kementrian Kesehatan pada tahun 1963
Seminar Penggalian Sumber alam Indonesia untuk Farmasi tahun 1964 di Yogyakarta
35. KEARIFAN LOKAL DALAM PEMELIHARAAN
KESEHATAN
1. makan sirih
2. Makanan seperti gado-gado, rujak
3. Minum jamu
4. Kerokan : negara Asia lainnya kerokan di sebut
sebagai Guasha di negeri China, masyarakat Vietnam
pun melakukan terapi kerokan dengan sebutan Goh
Kyol, sedangkan negeri Gajah Putih menyebut
kerokan sebagai Cao Gio. Jaringan endotel yakni
bagian terdalam dari pembuluh darah, dimana
produksi hormon di atur oleh jaringan ini, sebuah
tekanan yang di hasilkan dari gerakan kerokan
ternyata mampu mencapai jaringan sehingga
produksi beta endorfin dalam tubuh meningkat
sehingga menimbulkan rasa tenang.
36. MANFAAT TUMBUHAN OBAT BAGI MANUSIA
Makanan minuman
Rempah rempah
Kosmetik
Perkebunan/Industri
Agroindustri tanaman obat
Lingkungan
Bidang Kesehatan (obat tradisional)
Perekonomian
37. PERAN PENTING BAHAN ALAM DI DALAM
SISTEM PENGOBATAN MODERN
1. Berperan sebagai obat alami yang sangat efektif
2. Menyediakan senyawa-senyawa dasar yang menghasilkan
molekul-molekul obat yang tidak terlalu toksik dan
aktivitasnya lebih efektif
3. Eksplorasi prototipe aktif biologis ke arah obat sintetik
yang baru dan lebih baik atau efektif
4. Modifikasi bahan-bahan alam inaktif dengan metoda
biologis/kimia menjadi obat-obat poten (metoda QSAR).
38. Contoh: sebagai serbuk atau ekstrak
Campuran ini sering tidak di isolasi karena:
Senyawa aktif tidak diketahui
Senyawa aktif tidak stabil
Isolasi membutuhkan biaya yang tinggi
SUMBER TANAMAN OBAT, BAHAN
OBAT YANG EFEKTIF
39. - Kebanyakan obat dapat disintesis
- Beberapa secara ekonomis masih menggunakan
tanaman
- Papaver > morphin, codein (penghilang sakit yang
kuat)
- Ergot > ergotamin (sakit kepala), ergometrin ( aksi
langsung pada otot uterin)
PENYEDIAAN SENYAWA DASAR SEBAGAI
SUMBER MOLEKUL OBAT
40. Sebagai Sumber molekul-molekul komplek yang dapat
dimodifikasi menjadi senyawa obat
(eksplorasi prototype)
Contoh :
Dioscorea : molekul > steroid
Soya : saponin > steroid
41. Morphine:
No better painkiller. Once structure worked out
wanted to improve it.
Diacetylmorphine (heroin):
OH group O-O-diacetyl. Still addictive?
Codeine:
Methylate hydroxyl phenolic; O-Me. 1/5 analgesic
capacity of morphine, useful to suppress cough reflex
Sumber senyawa yang digunakan sebagai contoh
untuk desain obat-obat baru/modifikasi
43. ILMU LAIN YANG TERKAIT DENGAN FITOTERAPI
FITOTERAPI
FITOFARMAKOL
OGI
FITOFARMAS
I
FITOKIMIA
FARMAKOGNOSI
44. 1. Fitokimia : Mempelajari senyawa-senyawa kimia yang terdapat di
dalam tumbuhan dengan tujuan untuk mengidentifikasi komponen
kimia baik secara umum maupun khusus dan mendiskripsikan efek
utama senyawa yang mungkin mempunyai efek farmakologi
2. Fitofarmasi ; berhubungan dengan sediaan bahan alam, meliputi
bahan awal yang baik dalam bentuk alami ( teh) maupun dalam
bentuk sediaan farmasetik (contoh tingtur)
3. Fitofarmakologi : Bagian dari pengobatan herbal. Ahli
farmakologi banyak yang yang terkait dengan senyawa kimia tetapi
sedikit yang meneliti tentang efek farmakokinetik