2. Biaya produksi adalah semua
pengeluaran ekonomis yang harus di
keluarkan untuk memproduksi suatu
barang. Biaya produksi juga
merupakan pengeluaran yang di
lakukan perusahaan untuk
mendapatkan faktor – faktor produksi
dan bahan baku yang akan di gunakan
untuk menghasilkan suatu produk.
3. Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :
Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
Bahan-bahan pembantu atau penolong
Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
Penyusutan peralatan produksi
Uang modal, sewa
Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi,
pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
Biaya pemasaran seperti biaya iklan
Pajak
4. Berdasarkan jangka waktunya, biaya produksi di bedakan menjadi 2 yaitu :
1. Jangka Waktu Pendek.
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.
teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, Yakni:
# Biaya Total (Total Cost / TC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang terdiri dari
biaya Variabel dan Biaya Tetap. TC= TVC + TFC
# Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost / TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan
bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang
akan dihasilkan.
Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka semakin besar pula biaya yang
harus dikeluarkan.
Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dsb.
TVC= TC-TFC
5. # Biaya Tetap (Total Fixed Cost / TFC)
Biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output
yang dihasilkan.
Contoh: Biaya Abonemen Telepon, Biaya Pemeliharaan
Bangunan,biaya penyusutan, dsb.
TFC = TC - TVC
# Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)
Biaya Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu
dibagi dengan jumlah Produksi tertentu oleh perusahaan tersebut
(Q).
ATC = TCQ
Q = Jumlah Output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
ATC = AVC + AFC
6. # Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)
Biaya Variabel Total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang
tertentu dibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
AVC = TVC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
AVC = ATC - AFC
# Biaya tetap rata – rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya tetap (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu
dibagi dengan jumlah produksi tertentu (Q).
AFC = TFC/Q
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
AFC = ATC-AVC
# Biaya Marginal (Marginal Cost / MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu
satuan output.
7. 2. Jangka Waktu Panjang.
Sedangkan jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang
masih dapat berubah – ubah.
Teori – teori biaya jangka panjang yakni diantaranya ialah :
Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat
Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel. LTC = ∆LVC
Dengan LTC = biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC = Perubahan Biaya Variabel jangka panjang
# Biaya Marjinal jangka panjang
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit.
Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variabel.
Maka, LMC = ∆LTC/∆Q
Dengan LMC = Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC = Perubahan Biaya Total Jangka Panjang
∆Q = Perubahan Output
# Biaya Rata – rata
Biaya total dibagi Jumlah Output. LRAC = LTC/Q
Dengan LRAC = Biaya Rata – Rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output
8. Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga
jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk
mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara
langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan
produksi dan usaha itu dapat terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak
langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau
dibebankan pada suatu pekerjaan.
9. Elemen-elemen dari Biaya Overhead Pabrik
yaitu :
Biaya bahan penolong
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
Biaya listrik dan air pabrik
Biaya asuransi pabrik
Operasi lain-lain
10. Proses Produksi
Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses
produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan
produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini
mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan
(Job order cost methode)
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan
pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya
produknya berupa standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan
metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-
biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk
persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
dalam periode yang bersangkutan.
11. Konsep Biaya Produksi
Biaya langsung dan biaya tidak langsung
ü Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya
yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah
karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam
kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
ü Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang
terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang
dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak
langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
12. Biaya eksplisit dan biaya implisit
ü Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan
perusahaan, atau biaya yang dikeluarkan dimana terdapat
pembayaran kas. Misalnya pengeluaran untuk membeli bahan
baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung yang
berkaitan dengan produksi dan sebagainya.
ü Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan
yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai
pengeluaran nyata yang dikeluarkan perusahaan. Biaya implisit
juga dapat diartikan sebagai biaya non kas yang diukur dalam
konsep biaya kesempatan. Biaya implisit yang berkaitan dengan
setiap keputusan jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya ini
tidak melibatkan pengeluaran kas dan karena itu sering diabaikan
dalam analisis keputusan. Karena pembayaran kas tidak dilakukan
untuk biaya implisit, konsep biaya kesempatan harus digunakan
untuk mengukurnya.
13. Biaya kesempatan dan biaya historis
ü Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah nilai dari
sumber-sumber ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling
baik. Sumber-sumber ekonomi termasuk faktor produksi, misalnya
bahan kayu, tenaga kerja, dapat digunakan secara alternatif.
Apabila kayu tersebut telah digunakan untuk menghasilkan
sesuatu barang maka ada kesempatan yang hilang untuk
menghasilkan barang lain dengan kayu tersebut. Nilai kesempatan
yang hilang ini merupakan biaya kesempatan. Biaya kesempatan
tercermin dari harga faktor produksi tersebut di pasar.
ü Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada
waktu membeli faktor produksi (input). Kalau input itu disimpan
dan baru di kemudian hari digunakan dalam proses produksi,
maka biaya historis adalah sama dengan pada waktu faktor
produksi itu dibeli. Hal itu berbeda dengan biaya kesempatan
dimana biaya kesempatan diperhitungkan pada waktu input
digunakan dalam proses produksi.
14. Biaya incremental atau biaya relevan
ü Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat
adanya keputusan yang telah dibuat. Biaya inkrimental diukur
dengan melihat adanya perubahan biaya total. Dengan demikian
biaya incremental bisa berupa biaya tetap atau biaya variabel atau
kedua-duanya. Biaya inkrimental sebagai biaya yang bervariasi di
antara keputusan adalah serupa dengan konsep marginal, yang
diperkenalkan sebagai komponen kunci dalam proses optimisasi.
Perbedaan utamanya adalah bahwa biaya marginal selalu
didefinisikan dalam bentuk perubahan uniter dalam keluaran.
Konsep biaya inkrimental cukup jauh lebih luas, yang
mengarahkan bukan hanya konsep biaya marginal, tetapi juga
variasi biaya yang timbul dari aspek dalam masalah keputusan.
Konsep biaya inkremental berarti bahwa biaya tetap yang tidak
akan dipengaruhi oleh sebuah keputusan adalah tidak relevan dan
sebaiknya tidak dimasukkan dalam analisis.
15. Biaya variabel dan biaya tetap
ü Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada
output yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan
suatu produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan, maka
semakin banyak bahan yang digunakan sehingga biayanya lebih
besar.
16. Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya
produk yang dihasilkan. Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya
penyusutan ini tidak tergantung apakah mesin digunakan pada
kapasitas penuh, setengah kapasitas atau bahkan tidak
digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan
yang ditetapkan per tahunnya.
17. Cost dan expense
ü Cost / biaya (dalam arti luas) adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
yang potensial (kemungkinan) akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Ada empat unsur pokok dalam definisi tersebut:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
ü Expenses merupakan biaya yang telah habis pakai (expired
cost) yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Seluruh expense
adalah cost namun tidak semua cost adalah expense.
Pengorbanan untuk membayar arus listrik yang telah dipakai
adalah expense. Sedangkan pengorbanan untuk membeli
peralatan listrik adalah cost.
18. Opportunity cost dan real cost
ü Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah
biaya yang timbul karena mengorbankan kesempatan
tertentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah
dibayarkan. Contoh seorang pemilik perusahaan yang
bekerja untuk perusahaannya sendiri.
ü Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya yang
benar-benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang
dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya bahan
baku dan sebagainya.
19. PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
Pengertian
Produksi merupakan konsep daripada pengolahan (manufaktur)
karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari
produksi. Dengan demikian perusahaan dapat diartikan sebagai
berikut.
Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang
merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk
memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh
laba untuk para pemilik.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan
hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang di produksi)
dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan
sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
20. Produksi
Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai
macam sumber menjadi barang dan jasa untuk di jual. Dua macam keputusan
yang diperlukan akan menjadi topik pada pembahasan selanjutnya. Keputusan
tersebut adalah :
Keputusan yang berhubungan dengan design dari system produksi
manufaktur.
Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengedalian system
tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan design system
produksi adalah tenaga :
Design produksi dari barang yang diproses
Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
Design tugas
Lokasi dari fasilitas produksi
Layout dari fasilitas tersebut
21. Keputusan – keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses
pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat dari
proses tersebut, (2) jangka waktu produksi ,dan (3) sifat produksi.
1. Sifat Proses Produksi
Proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 yakni :
a. Proses ekstraktif
Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan –
bahan langsung dari alam.
b. Proses analitik
Proses analitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi
beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya.
c. Proses fabrikasi
Proses fabrikasi/pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu
bahan menjadi beberapa bentuk.
d. Proses sintetik
Proses sintetik menujukkan beberapa metode pengkombinasi beberapa
bahan ke dalam suatu bentuk metode.
22. 2. Jangka Waktu Produksi
Proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni:
1. Proses terus – menerus (continuous process)
Istilah proses terus – menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan
manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin
dan peralatan yang dipakai.
2. Proses terputus – putus (intermittent process)
Istilah proses terputus – putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin –
mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi
untuk membuat produk lain yang berbeda
3. Sifat Produksi
proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (a) produksi standard dan (b)
produksi pesanan.
Produksi standard
Proses barang – barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah proses standard.
Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
Memelihara sejumlah persediaan
Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memandai
Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran pencurian, dan
sebagainya
23. 4. Produksi Pesanan
Sebagai contoh produksi pesanan ini adalah pembuatan pakaian dengan
ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus dan sebagainya.
proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (a) produksi standard
dan (b) produksi pesanan.
a. Produksi standard
Proses barang – barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah proses
standard. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal
yang besar untuk :
Memelihara sejumlah persediaan
Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memandai
Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran
pencurian, dan sebagainya
b. Produksi Pesanan
Sebagai contoh produksi pesanan ini adalah pembuatan pakaian dengan
ukuran yang tertentu, mebel untuk keperluan khusus dan sebagainya.
24. KEGIATAN PRODUKSI
Gambaran Sekilas
Keputusan – keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan penendalian system produksi akan
menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas
produknya, dan kemampuan system tersebut. Masalah – masalah yang di hadapi manejer produksi
adalah :
Perencanaan produksi
Organisasi produksi
Pengendalian produksi
Pemeliharaan peralatan
Pengawasan dan pemeriksaan kualitas
Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah memciptakan barang dan /atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada
waktu harga dan jumlah jumlah yang tepat. Perencanaan produksi meliputi keputusan – keputusan yang
menyangkut dan berkaitan dengan masalah – masalah pokok yang meliputi :
Tahap pertama, penentuan design awal yang berupa design spesifikasi dan syarat – syarat yang harus
dipenuhi.
Tahap kedua, penentuan design barang yang tepat
Tahap ketiga, penentuan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan
layout, tuntutan kualitas dan mesin / peralatan yang tersedia.
25. Organisasi Produksi
Alam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang
berada pada bagian. Di dalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli
perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi.
Besarnya organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung
pada besarnya perusahaan dan kompleknya proses pengolahan yang
diinginkan.
Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi merupakan serangkaian produser yang bertujuan
mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran di mana
aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos
terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Pembahasan masalah
pengendalian produksi ini akan dibatasi pada,
a. Jenis-jenis Pengendalian Produksi
Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu :
Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya
pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk
persediaan dan dimaksukan untuk mempercepat pengiriman barang.
26. b. Tahap-tahap dalam Pengendalian Prouksi
Perencanaan
Merupakan usaha untuk mengklasifikasikan material yang dibutuhkan perusahaan dan diperlukan kartu
material ( bill of material ) yang memuat komponen jadi atau komponen yang akan diproses lagi.
Routing
Merupakan usaha untuk menentukan urutan dari proses dan alat yang digunakan dalam proses produksi.
Sebelum proses produksi dimulai, semua masalah tersebut disusun dahulu di dalam route sheet.
Scheduling
Merupakan untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. Schedule ini
dibuat sebelum produksi dimulai didalam master schedule yang kemudian dipecah ke dalam schedule-
schedule.
Dispatching
Merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Surat perintah ini
dibuat sebelum produksi dimulai di dalam dispatch sheet. Dispatch sheet memuat :
Barang apa yang harus diproduksi dan jumlahnya
Design, ukuran dan bahan yang akan dipakai
Mesin dan peralatan yang harus dipakai
Petugas yang harus mengerjakan
Kapan harus dimulai dan selesai
Kepada siapa barang tersebut dijual
27. ANALISIS JARINGAN KERJA : METODE JALUR KRITIS DAN PERT
Analisis jaringan kerja ( network analysis ) ialah tekhnik yang berkaitan dengan
masalah penetapan ukuran pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan
waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang
rendah.
Analisis jaringan kerja ini, banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan
critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT).
Dalam bahasa kita terkenal dengan nama metode jalur kritis. Konsep dasar itu,
sebagai berikut :
Jaringan kerja (Network)
Merupakan rangkaian aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang
dan jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal
yang penting dalam jaringan ini, yaitu :
Aktivitas , yaitu kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan
yang membutuhkan satu waktu tertentu.
Kejadian, yaitu saat mulanya atau berakhirnya aktivitas.
28. Jalur kritis
Merupakan jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan
sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapat perhatian serius mengingat beberapa hal :
Jalur kritis menyoroti aktivitas yang dapat dilakukan dengan cepat.
Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan
menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.
Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis
memungkinkan jalur lain menjadi kritis.
Aktivitas semu (dummy)
Merupakan aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas
semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan
dua event berikunya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor yang membatasi penerapan metode jalur kritis, yaitu :
MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui
dengan tepat pada setiap waktu. Hal tersebut tidak mungkin terjadi pada kehidupan
Negara.
MJK tidak memasukkan gagasan analisis stastistik dalam menentukan perkiraan
waktu.
MJK mereupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik.
29. Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Untuk mengatasi keterbatasan diatas, diciptakan satu model, sebagai
perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal berikut :
Teori probabilitas yang berguan untuk memperhitungkan ketidakpastian
masa yang akan dating.
Gagasan analisis statistic untuk memperkirakan standard penyimpangan
waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan.
Membuat model yang baru sebagai alat control yang dinamik ; model itu
dikenal Program Evaluation and Review Technique (PERT).
Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu, yaitu :
Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu
penyelesaian yang paling pendek, jika pekerjaan berjalan lancar.
Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu
penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinana
penundaan.
Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian
sebagaimana biasa terjadi.
30. Dengan menggunakan ketiga jenis waktu tersebut, dihitung waktu yang diaharapkan
(Wh) dengan rumus :
Wh = Wo + 4Wn + Wp
Pengendalian persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi. Persediaan
dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti :
Resiko hilang dan rusak
Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
Resiko usang
Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentuka dengan jalan menghitung jumlah
persediaan yang paling ekjonomis. Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi 4
faktor, yaitu :
Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
Biaya pemesana
Biaya penyimpanan
Harga bahan baku
31. Pemeliharaan peralatan
Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan peralatan sangat penting. Kerugian
perusahaan karena kelalaian pemeliharaan peralatan disebabkan oleh :
Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya
perbaikan menjadi mahal.
Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.
Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada knsumen sehingga
menyebabkan turunya pendapatan perusahaan.
Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
Menimbulkan keeanganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan
kerena dianggap tidak menepati janji.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan peralatan selalu naik setiap tahun. Hal ini
disebabkan 3 hal berikut :
Selalu terdapat kenaikan yang tinggi pada kecepatan pengoperasian peralatan,
ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat
pembantu lainnya.
Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya perubahan harga dan
perkembangan peralatan itu sendiri.
32. Organisasi pemeliharaan peralatan
Terdapat 2 sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan, yaitu :
a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen
Keuntungan :
Tenaga mekanik akan mengerti betuil penggunaan dan karakteristik alat-alat yang harus mereka
pakai.
Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan yang harus cepat
selesai.
Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan.
Kelemahan :
Fleksibelitas sangat rendah
Terdapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi
Keuntungan :
Tidak terdapat duplikasi tenaga kerja,peralatan dan persediaan suku cadang.
Fleksibelitas yang sangat tinggi.
Kelemahan :
Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang
Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar
pemeliharaan dapat dilaksanakan dengan efisien.
Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik pada pekerjaan yang harus didahulukan dan
segera diselesaikan.
Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.
33. Program pemeliharaan peralatan meliputi :
Penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas yang akan dilakuakn,
prioritasnya dan tenaganya.
Mengattur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya.
Mengatur kartu perintah kerja dan kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk
mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti.
Mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali.
Mengatur program latihan dengan metode yang mmungkin dilaksanakan.
Mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki de memperhitungkan
berbagi kemungkinan kerugian yang akan diderita.
Pengawasan kualitas dan inspeksi
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu :
Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar.
Tahap penentuan desain tehnis untuk mencapai target tuntutan pasar.
Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi
produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2.
Tahap pengguanaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh kepada
kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.
34. Pengawasan kualitas di dalam produksi
Inspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas
dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap
ini tindakan perbaikan belum dilaksanakan.
Badan pengawasan (Control Chart)
Penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi 2 kategori :
1. Penyimpangan yang tidak dapat ditentukan
Penyimpangan semacam ini biasanya sangat kompleks, akan tetapi tidak begitu
berarti bagi total penyimpangan yang terjadi, karena frekuensinya terlalu kecil.
2. Penyimpangan yang dapat ditentukan
Biasanya penyimpangan semacam ini kerap kali terjadi dan disebabkan oleh :
Perbedaan antara para pekerja
Perbedaan antara mesin-mesin
Perbedaan antara bahan baku
Perbedaan karena interaksi antara dua atau tiga factor tersebut
35. LOKASI DAN LAYOUT PABRIK
Factor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik
Ada 7 faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi, yaitu :
Dekat dengan pasar
Dekat dengan bahan baku
Ongkos transport
Penyediaan tenaga kerja
Penyediaan sumber tenaga
Lingkungan sekitar
Iklim
Cara penentuan lokasi pabrik
Ada 2 cara menentukan lokasi pabrik, yaitu :
a. Cara kualitatif
Yaitu cukup dengan mengadakan penilaian kualitatif terhadap factor yang dianggap memegang peranan
pada setiap alternative lokasi.
b. Cara kuantitatif
Ada 2 cara kuantitatif, yaitu :
1. Cara yang sederhana merupakan usaha untuk mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah
dilakuakn, dengan cara memberi skor pada masing-masing kriteria.
2. Cara yang kompleks yaitu menggunakan rumus-rumus matenatika dan menggunakan model tertentu,
yang banyak digunakan dalam OPERATION RESEARCH.
36. Layout fasilitas produksi
Adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja dan kegiatan di
dalam produksi.
Tujuan layout pabrik adalah :
Meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan
Mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan
Mendapatkan penggunaan ruang yang efisien
Melakukan pekerjaan yang efisien
1. Process Layout
Merupakan penyusunan fasilitas produksi di mana mesin yang mempunyai
fungsi sama ditempatkan pada tempat tertentu.
2. Product Layout
Merupakan pengaturan mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses
produksinya. Syarat agar product layout ekonomis, yaitu :
Volume sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin yang dipasang.
Permintaan barang yang dihasilkan cukup stabil.
Barang yang dihasilkan terstandardisir.
Suku cadang dapat saling ditukarkan.
37. BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG DAN PENDEK
Teori Biaya Produksi
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan
mentah yang akan di gunakan untuk menciptakan barang-barang yang
di produksi perusahaan tersebut.
Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat
menetapkan harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya
produksi, terlebih dahulu harus dipahami pengertiannya.
Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus
dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Menetapkan biaya produksi
berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang
mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulitdiidentifikasikan dan
hitungannya.
38. Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat di bedakan dalam 2 jenis, yaitu :
Biaya Ekplisit yaitu : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input
lain yang di bayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang).
Biaya Tersembunyi yaitu : pembayaran untuk keahliaan keusahawanan produsen tersebut
modalnya tersendiri yang di gunakan dalam perusahaan dan banguanan perusahaan yang di
miliki.
Macam - macam Biaya
Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu.
Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik
Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan
pengoperasian perusahaan.
Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.
Biaya keuangan
Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi
perusahaan, misalnya biaya bunga.
39. Teori biaya produksi erat kaitannya dengan teori fungsi
pengeluaran. Kedua-duanya membedakan analisisnya kepada
jangka pendek dan jangka panjang. Kedua-duanya juga
dipengaruhi oleh hukum produksi marjinal yang semakin
berkurang.
Jangka pendek yaitu : jangka waktu dimana sebagian faktor
produksi tidak dapat di tambah jumlahnya.
Jangka panjang yaitu : jangka waktu dimana semua faktor
produksi dapat mengalami perubahan.
Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek
Kalau dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap dan faktor
produksi berubah, maka dengan sendirinya biaya produksi yang
ditimbulkan oleh proses produksi juga menyangkut biaya tetap dan
biaya variabel.
40. Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari
banyak sedikitnya jumlah output. Bahkan bila untuk sementara produksi
dihentikan, biaya tetap ini harus tetap dikeluarkan dalam jumlah yang sama.
Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga administrasi,
penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa
kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami
perubahan
41. Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak
sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar pula
biaya variabel yang harus dikeluarkan.
Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, bahan bakar, listrik dsb. Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan
hasilnya merupakan biaya total. Jika digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap
total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:
42. Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak
sedikitnya output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukkan bahwa kurva
biaya variabel total terus menerus naik. Jadi semakin banyak output yang
dihasilkan maka biaya variabel akan semakin tinggi.
Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut
biaya total (TC). Jadi, TC = TFC + TVC. Total Cost (TC) berada pada jarak
vertikal di semua titik antara biaya tetap total (TFC) dan biaya berubah total
(TVC), yaitu sebesar n.
43. Pengertian Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah
Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori
produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di
antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja
yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi
barang tersebut. Dalam analisa tersebut bahwa faktor-faktor
produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan tanah
jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah
penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau
tidak ada produksi, faktor produksi ini harus ada dan tetap
tersedia. Mesin-mesin pabrik adalah salah satu contoh. sampai
pada interval produksi tertentu jumlah mesin tidak perluh
ditambah. Tetapi jika tingkat produksi menurun sampai nol unit,
jumlah mesin tidak bisa dikurangi.
44. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat
produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi
variabel yang digunakan, begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di pabrik
rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan produksi, maka
jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin mengurangi produksi,
buruh harian dapat dikurangi.
Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variable terkait dengan
waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi
tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena dalam jangka
pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau dikurangi. sebaliknya
buruh dikatakan faktor produksi variable karena jumlah kebutuhannya dapat
disediakan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara
kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi di mana
perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah
penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.
45. Biaya Jangka Panjang
Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam
produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel. Jadi, tidak ada
input tetap. Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai
biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan
dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan.
Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami
perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh
perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Faktor-faktor produksi tersebut
adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga
kerja.
Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total,biaya
variabel,biaya rata-rata,dan biaya marginal.
Biaya total (jangka panjang)
Jangka panjang dalam pengertian ini tidak terkait dengan waktu. Penyebutan jangka
panjang oleh para ekonom menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang
digunakan tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam
proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat berubahubah. Produksi dalam
jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat
produksi) dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi jumlah
sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan. Dalam jangka
panjang hanya dikenal biaya total rata-rata (ATC).
46. B. Model Produksi
Satu Faktor Produksi Variabel
Pengertian produksi dengan satu faktor produksi
variabel adalah pengertian analisis jangka pendek,
di mana ada faktor produksi yang tidak dapat
diubah. Ketika mencoba memahami proses alokasi
faktor produksi oleh perusahaan, ekonomi membagi
faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan
tenaga kerja (labour). Dalam model produksi satu
faktor produksi variabel, barang modal dianggap
faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan
berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
47. Dua Faktor Produksi Variabel
Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal
maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran
asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor
produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam.
1. Isokuan (Isoquant)
Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor
produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat
produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional dengan asumsi mesin dapat
ditambah.
Produksi Total Usaha Tekstil
Tradisional (Dua Faktor Produksi Variabel)
Mesin Tenaga Kerja
1 2 3 4 5
1 5 20 45 80 105
2 30 45 105 150 135
3 80 105 150 180 150
4 105 135 180 240 210
48. Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai
dengan beberapa kombinasi faktor produksi, yaitu 1 mesin dengan
5 tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya.
Selanjutnya kita dapat menurunkan kurva isokuan seperti berikut
ini.
49. 1. Asumsi-asumsi isokuan:
a. Konektivitas (Conectivity)
Asumsi koneksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen,
yaitu kurva indiferensi yang menurun dan kiri atas ke kanan bawah (down ward
sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam
faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan produsen untuk
mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah penggunaan faktor
produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi pada isokuan yang sama disebut
Derajat Teknik Substitusi Faktor Produksi atau Marginal Rate of Technical
Substitution(MRTS). MRTSIk adalah bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor
produksi I harus dikorbankan untuk menambah 1 unit faktor produksi k pada tingkat
produksi yang sama. Jika I adalah tenaga kerja dan k adalah barang modal (mesin),
maka MRTSIk adalah berapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan untuk
menambah 1 unit mesian, demi menjaga produksi pada tingkat yang sama.
b. Penurunan Nilai MRTS (Diminishing of MRTS)
Produsen menganggap makin mahal faktor produksi yang semakin langka. Itulah
sebabnya mengapa nilai MRTSlk makin menurun (hukum LDR). Dalam kasus-kasus
tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi
bersifat substitusi sempurna (perfect substitution).
c. Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun (The Law of Diminishing Return)
Asumsi ini menjelaskan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja dengan jumlah
mesin yang tetap, justru megurangi tingkat pertambahan output.
d. Daerah Produksi yang Ekonomis (Relevance Range of Production)
50. 2. Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor Produksi
(Return to Scale).
Perubahan Output Karena Perubahan Skala Penggunaan Faktor
Produksi adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output
berubah bila jumlah faktor produksi di lipat gandakan (doubling).
a. Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)
Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output
meningkat lebih dan satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil
Menaik (Increasing Return to Scale).
b. Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)
Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali
lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan.
c. Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale)
Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah
kurang dari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.
51. 3. Perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi
penggunaan faktor produksi. Tingkat produksi yang sama
dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang Iebih
sedikit.
4. Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang
menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam
faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga
faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor
produksi barang modal adalah sewa (r), maka kurva isocost (I)
adalah:
I = rK + wL
52. 5. Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q. Di titik
persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan
hasil output yang maksimum. Keseimbangan dapat berubah karena perubahan
kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan
keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.
Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan
efek substitusi (substitution effect) dan efek skala produksi (output effect). Karena itu
produsen juga mengenal faktor produksi inferior, yaitu faktor produksi yang
penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat
(kemampuan memproduksi meningkat). Dalam mencapai keseimbangannya
produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi, yaitu maksimalisasi output (output
maximalization) atau minimalisasi biaya (cost minimalization). Prinsip maksimalisasi
output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output.
Prinsip minimalisasi biaya menyatakan target ouput yang sudah ditetapkan harus
dicapai dengan biaya minimum.
6. Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)
Tujuan perusahaan adalah maksimalisasi laba. Untuk mencapai tujuan itu, dalam
jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan
efisiensinya. Biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap
tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum. Dalam jangka panjang
perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor
produksi.