Sejarah perkembangan ilmu ekonomi
Adam Smith sering disebut sebagai orang yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi
pada abad ke-18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan. Melalui karya
besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-
negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya
terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah
pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred
Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006,
Edmund Phelps.
Perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali oleh apa yang disebut sebagai
aliran klasik. Aliran yang terutama dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya
invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran
pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep invisble
hand ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai
instrumen utamanya. (Pemerataan pdptn)
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-an yang
menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar saham. Sebagai
penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya General Theory of
Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu
menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar
distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling “bertarung”
dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new
classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Pengertian ilmu ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.
Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga,
rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis
besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.”
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Masyarakat dan Kelangkaan Sumberdaya :
Pengelolaan sumberdaya-sumber daya di masyarakat sangat penting
karena keberadaan sumberdaya adalah terbatas
Kelangkaan (Scarcity) berarti masyarakat hanya memiliki sumberdaya yang terbatas,
oleh karenanya tidak dapat menghasilkan semua barang dan jasa yang diinginkannya.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan
(scarcity).
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam
konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah “pembuatan keputusan” dalam
berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang
pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker
dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia
menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok
persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan
perilaku manusia. Pendapatnya ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis
oleh beberapa kritikus.
Prof. P.A. Samuelson mendefinisikan ilmu ekonomi yang dapat diartikan sbb:
“Ilmu ekonomi adalah suatu studi bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat
pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya
yang terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi,
sekarang dan dimasa datang, kapada berbagai orang dan golongan masyarakat”
Sadono Sukurno: “Ilmu Ekonomi menganalisa biaya dan keuntungan dan memperbaiki
corak penggunaan sumber daya (sumber daya: SDA & SDM)
Mankiw: “studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang selalu
terbatas dan langka”
Metodologi
Sering disebut sebagai The queen of social sciences, ilmu ekonomi telah
mengembangkan serangkaian metode kuantitatif (angka) untuk menganalisis fenomena
ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu
pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan
teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model
General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang
dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini
kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi sekarang
menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode
kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode
kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial Dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu
menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia
adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat
pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah
kebutuhan orang lain:
Faktor Ekonomi
Faktor Lingkungan Sosial Budaya
Faktor Fisik
Faktor Pendidikan
Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan
paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar karena harga minyak tanah
sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling
menguntungkan dan kenyataannya demikian.
Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling
menguntungkan namun kenyataannya tidak demikian.
Motif Ekonomi
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan
tindakan ekonomi. Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:
Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas kemauan
sendiri.
Motif ekstrinsik, disebut sebagi suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas dorongan
orang lain.
Pada prakteknya terdapat beberapa macam motif ekonomi:
Motif memenuhi kebutuhan
Motif memperoleh keuntungan
Motif memperoleh penghargaan
Motif memperoleh kekuasaan
Motif sosial / menolong sesama
Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi merupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya
terkandung asas dengan pengorbanan tertentu diperoleh hasil yang maksimal.
Adanya bermacam-macam bidang yang dipelajari dalam ilmu ekonomi menjadikan ilmu ekonomi
terbagi menjadi beberapa cabang. Pembagian ilmu ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Ilmu Ekonomi Teori atau Analisis Ekonomi
Ekonomi teori merupakan kumpulan teori-teori di bidang ekonomi, yang berusaha menjelaskan,
mencari pengertian, hubungan sebab akibat, dan cara kerja sistem ekonomi. Ekonomi teori
merupakan kerangka konsep, yang berangkat dari gejala-gejala konkrit yang terjadi di tengah
kehidupan masyarakat. Gejala-gejala ini kemudian dianalisis dengan menggunakan metode-
metode tertentu, sehingga dapat dilacak adanya pola-pola tertentu yang menjembatani peristiwa-
peristiwa ekonomi.
Ilmu ekonomi teori dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu ekonomi makro dan ekonomi
mikro.
a. Ekonomi Makro
Membahas tentang cara bekerjanya sistem ekonomi sebagai suatu keseluruhan.
Analisisnya bersifat global sehingga tidak memerhatikan kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Objek material dalam ekonomi
makro dimulai dari mempelajari susunan perekonomian dari segala segi. Dalam
ekonomi makro apabila kita membicarakan permintaan, maka yang dimaksud adalah
permintaan masyarakat secara keseluruhan.
b. Ekonomi Mikro
Secara khusus membahas tentang cara bekerjanya sistem ekonomi secara partikular.
Objek materialnya adalah perorangan atau perusahaan satu per satu, harga untuk
satu jenis barang tertentu.
Antara ekonomi makro dan ekonomi mikro mempunyai hubungan yang sangat erat
karepa apa yang dibahas pada dasarnya sama. Perbedaannya terletak pada
bagaimana membahasnya atau objek formalnya. Materi ekonomi mikro berkenaan
denan prinsip-prinsip yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan sebuah
perusahaan, sedangkan ekonomi makro berkenaan dengan kebijakan suatu negara
dan masyarakat yang sifatnya menyeluruh serta hubungannya dengan dunia luar.
2. Ilmu Ekonomi Deskriptif
Ekonomi deskriptif merupakan gambaran keadaan ekonomi dengan mengumpulkan semua
kenyataan penting yang berhubungan dengan persoalan ekonomi atau topik tertentu. Gambaran
keadaan ekonomi tersebut biasanya dalam bentuk angka-angka, yaitu dengan mencatat
peristiwa ekonomi. Misalnya, tabel perkembangan sektor industri tertentu atau keadaan ekonomi
suatu daerah tertentu yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
3. Ilmu Ekonomi Terapan
Ekonomi terapan merupakan terapan dari teori ekonomi. Artinya, bahwa kerangka-kerangka
pengertian dari analisis ekonomi teori digunakan untuk membuat atau merumuskan kebijakan-
kebijakan, pedoman-pedoman yang tepat untuk mengatasi masalah ekonomi tertentu.
Kita tahu bahwa banyak masalah-masalah ekonomi yang bermunculan di tengah kehidupan
masyarakat. Terhadap masalah tersebut, dicarilah pemecahannya dengan menggunakan teori
ekonomi yang sesuai dengan corak masalah yang dihadapi. Dengan demikian, ekonomi terapan
lebih bersifat praktis dengan menerapkan pengertian ekonomi pada masalah-masalah tertentu.
Berkenaan dengan spesialisasi dan penerapan pada bidang-bidang khusus menimbulkan
cabang ilmu ekonomi, seperti ekonomi koperasi, ekonomi pembangunan, ekonomi moneter,
ekonomi dan manajemen perusahaan, ekonomi internasional, ekonomi pertanian, dan lain-lain.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal
adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi
positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan
sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah.
Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter,
seperti misalnya penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik,
kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada
dasarnya ekonomi seperti yang telah disebutkan di atas adalah ilmu yang
mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi
diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand,
informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan
sebagainya.
Menurut Mankiw, manfaat – manfaat yang didapatkan dalam mempelajari Ilmu
Ekonomi adalah:
Ilmu ekonomi dapat membantu memahami wujud perilaku ekonomi dalam dunia
nyata secara lebih baik.
Dengan mempelajari ilmu ekonomi akan membuat yang mempelajarinya lebih
mahir atau lihai dalam perekonomian.
Dengan menguasai ilmu ekonomi akan memberikan pemahaman atas potensi dan
keterbatasan kebijakan ekonomi.
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku
pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini
diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap
berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
tidak terbatas.
Ilmu Ekonomi Positif
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai pelaku
dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu pandangan
subjektif untuk mengyatakan bahwa sesuatu itu baik atau jelek dari sudut
ekonomi. Ekonomi positif di bagi menjadi dua, yaitu ekonomi deskriptif dan
ekonomi teori.
Ilmu Ekonomi positif hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi dan
hubungan yang terjadi dalam ekonomi. Untuk mengkaji ilmu ekonomi perlu
dibedakan pada dua kondisi yakni kondisi realita dan kondisi ideal yang diinginkan.
Kondisi realita merupakan fakta apa yang terjadi dan sedang terjadi dalam suatu
perekonomian, sedangkan kondisi ideal merupakan kondisi yang dinginkan.
Dengan kondisi yang berbeda tersebut maka digunakan pendekatan-pendekatan
yang berbeda untuk mempelajarinya.
Hal ini menggambarkan fakta-fakta dan perilaku-perilaku yang terjadi dalam suatu
perekonomian. Berhubungan dengan perkiraan tentang apa yang sudah dan akan
terjadi sebagai akibat suatu atau serangkaian tindakan/peristiwa. Misalnya, bila
pendapatan masyarakat naik, permintaan terhadap barang-barang elektronik dan
otomotif meningkat. Dengan semakin berkembangnya teknologi pertanian,
penawaran akan produk-produk tersebut menjadi meningkat, tetapi pada akhirnya
menyebabkan harga produk pertanian menjadi sangat murah.
Kasus-kasus di atas merupakan contoh dari pernyataan positif, di mana
penyelesaian masalah-masalah tersebut dapat diuji kebenarannya dengan fakta-
fakta yang ada.
Ilmu Ekonomi normatif
Sedangkan ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi
yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan pertimbangan
subjektif. Membahas pertimbangan – pertimbangan nilai etika. Ilmu ekonomi normatif
beranggapan bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah
“apakah yang seharusnya terjadi”.
Pernyataan ini mengaitkan berbagai pertimbangan nilai (value judgment), etika dan agama, yaitu
pertimbangan tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Oleh sebab itu, pernyataan normatif
berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi kesejahteraan (welfare economics). Karena,
masalah tersebut menyangkut hal-hal yang diharapkan atau diinginkan sebagai akibat atau
serangkaian tindakan kebijakan pemerintah. Misalnya, banyak pelaku ekonomi yang bertanya,
“Berapakah nilai tukar dollar yang ideal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga para
eksportir maupun importir sama-sama diuntungkan?”. Pertanyaan ini adalah salah satu contoh
pertanyaan yang normatif, karena pertanyaan ini menanyakan apa yang sebaiknya harus terjadi.
Kebenaran pernyataan normatif sangat sulit dibandingkan dengan fakta-fakta yang ada, karena
sangat bergantung pada pertimbangan-pertimbangan seperti yang telah disebutkan di atas.
Ilmu ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis
ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, geografi dll.
Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku manusia, juga berarti
mengkajiperistiwa – peristiwa ekonomi yang terjadi di dalam masyarakat. Dengan demikian dapat
dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi adalah untuk mencari pengertian tentang hubungan
peristiwaekonomi, baik berupa hubungan kausal maupun fungsional dan untuk dapat menguasai
masalah – masalah ekonomi yang di hadapi oleh masyarakat.
Peralatan Analisis Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi memerlukan alat analisis untuk menerangkan teori-teorinya dan untuk menguji
kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah alat analisis yang utama, pada tingkat
lebih mendalam matematika memegang peranan yang sangat penting. Selain itu, statistika juga
diperlukan untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.
Corak analisis ilmu ekonomi
Teori Ekonomi (economics theory) memberikan pandangan-pandangan yang menggambarkan
hubungan yang wujud dalam kegiatan ekonomi, dan ramalan tentang peristiwa yang terjadi
suatu keadaan yang mempengaruhinya mengalami perubahan.
Tugas teori ekonomi adalah memberikan abstraksi dari kenyataan yang terjadi dalam
perekonomian. Teori ekonomi bersifat kompleks, untuk itu perlu penyederhanaan dan abstrasksi
yang dituangkan dalam teori.
Corak analisis ilmu ekonomi
Ekonomi Terapan (applied economics) disebut juga ekonomi kebijakan, dengan mengambil
dalam teori ekonomi dicoba untuk menerapkannya dalam kebijakan ekonomi dengan tetap
memperhatikan pada data dan fakta yang dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif.
Tujuan – tujuan kebijakan ekonomi antara lain;
1) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat,
2) Menciptakan kestabilan harga,
3) Mengatasi masalah pengangguran, dan
4) Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata.