SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 47
THE ELEVEN PHASES
OF MANAGING
ORGANIZATIONAL
CHANGE
PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk.
Kelompok Telkom
Salma Dhiya’ulhaq Alisca 1401140123
Dian Puteri Ramadhani 1401140189
Silvia Apriliani 1401140228
Made Kevin Bratawisnu 1401141310
Tiara Apriannisa 1401144327
Manasyellita Dian Christanto 1401144453
The Eleven Phases of Change
• Add your first bullet point here
• Add your second bullet point here
• Add your third bullet point here
NO STAGE PURPOSE
0 Conceptual Foundations Memperkenalkan Konsep Adizes
1 Syndag* Diagnosa Organisasi – audit sistematis dari organisasi dan proses manajerial
2 Synerteams* Membangun tim untuk menyelesaikan masalah
3 POC* structure Implementasi, mengawasi dan memulao struktur bottom-up chanell
komunikasi
4 Synerscope* Definisi Misi
5 SynorDes* Departemelization – struktur organisasi
6 SynRAS* Sistem Akuntabilitas yang Responsif
7 Cascade Kaskade I-IV ke level organisasi terbawah
8 Peak Performance Identifikasi keuntungan dari keunggulan dan peregangan
9 Resource Allocation Alokasi dari sumber langka termasuk finansial, manusia dan fisik
10 Parallel Structure Struktur Top Down dan Bottom Up
11 Reinforcement System Desain dari pembagian laba untuk stakeholder
Syndag
• Organizational Diagnosis. Audit sistematik pada organisasi dan
proses manajerial
• Identifikasi secara rinci dan menganalisis area utama perbaikan
Berdasarkan laporan tahunan TLKM tahun 2014
dan 2015 ditemukan:
Penanganan pengaduan untuk memenuhi Peraturan OJK No.IX.1.5 dan Sarbanes-Oxley Act 2002
Section 301 tentang Public Company Audit Committee harus ditempatkan dalam kerangka
peningkatan GCG.
Syarat pengaduan diperlukan untuk menjaga agar para pelapor menyampaikan pengaduan dengan
penuh rasa tanggung jawab dan bukan bersifat fitnah yang dapat mencemarkan nama baik atau
reputasi seseorang.
Komite Audit akan menindaklanjuti pengaduan pihak ketiga termasuk dan terutama yang berasal
dari karyawan Telkom Group, salah satunya berkaitan dengan Kode Etik perusahaan yaitu:
Perilaku Direksi dan Manajemen yang tidak terpuji yang berpotensi mencemarkan reputasi
Telkom atau mengakibatkan kerugian bagi Perseroan. Perilaku Direksi dan Manajemen yang
tidak terpuji meliputi antara lain tidak jujur, benturan kepentingan (conflict of interest) dengan
Telkom, atau memberikan informasi yang menyesatkan kepada publik.
Maka Area Perbaikannya yaitu perilaku direksi dan manajemen yang tidak sesuai dengan kode
etik
II. Synerteams
• Tahap Synerteams adalah tahap dimana team dibentuk dengan tujuan
untuk menyelesaikan masalah (problem solving)
• Setelah permasalahan beserta alasan yang sudah teridentifikasi dan
dianalisis dalam sebuah perusahaan, tahap selanjutnya adalah menyusun
& mematangkan team yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah
yang menjadi prioritas utama perusahaan.
• Latihan pembentukan team (team-building) merupakan hal yang penting
karena hampir seluruh permasalahan yang sudah teridentifikasi
bukanlah persoalan yang dapat diselesaikan dengan mudah secara
individual.
• Dalam menyelesaikan masalah kemampuan CAPI sangatlah dibutuhkan
dalam membangun team problem solving.
• Tahap Synerteams dirancang dengan tujuan untuk memberi kemampuan khusus
dan pengalaman yang ditujukan untuk para manager bekerja dengan team
problem-solving-nya.
• Fase ini sangatlah task-oriented karena team belajar disaat mereka memecahkan
masalah utama.
• Skill yang dibentuk dalam tahap ini termasuk :
• Apa yang harus dilakukan dalam membuat keputusan yang baik
• Bagaimana cara memprediksi jika sebuah keputusan akan diterapkan
• Kapan dan bagaimana membentuk sebuah team untuk menyelesaikan masalah
• Kapan tidak menggunakan team dalam menyelesaikan masalah
• Mengapa konflik terjadi dalam kelompok dan bagaimana cara untuk masalah tersebut
dapat menjadi sebuah hal yang konstruktif dalam team
• Perbedaan antara decision-making, taking and accepting
• Bagaimana proses Adizes untuk problem-solving mampu membuat seorang manager untuk
menyelesaikan issues yang kuat dalam cara yang effective and participatory
Study Case : PT Telkom Indonesia
• Setelah kegagalan yang dialami oleh PT Telekomunikasi Indonesia
mengenai produk Flexi yang kalah bersaing dengan operator GSM,
PT Telekomunikasi Indonesia mulai merubah struktur kerjanya.
Setiap wilayah telekomunikasi (witel) mempunyai Winning Team
yang dibentuk oleh General Manager yang berada di wilayah witel
tersebut (contoh : Winning Team “Funtastic 5” untuk witel
Karisidenan Kediri). Winning Team mempunyai tugas dan target
yang ditetapkan melalui rapat direksi tiap regional dan wajib
dipenuhi setiap bulannya yang pada akhir triwulan akan
dievaluasi kinerjanya dan setiap Winning Team akan diberi reward
dan ganjaran yang sesuai dengan hasil kinerjanya selama masa
kerja.
III. POC-Implementation Follow-up and Start of a
Bottom-up Structure
• Tugas selanjutnya adalah mulai membangun struktur paralel yang baru
untuk struktur organisasi yang ada
• Bagian baru ini adalah struktur (EI) dan didesain untuk mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah untuk individu yang tidak memiliki CAPI.
• Dalam fase ini, beberapa perubahan akan terjadi
• Synerteams, ketika mereka kehabisan CAPI, mereka harus mencari agar dapat
menyelesaikan permasalahan mereka.
• Proses perubahan menimbulkan kegelisahan dalam perusahaan. Apakah hal ini dapat
berhasil? Apakah presiden benar – benar menginginkan adanya perubahan?
Kegelisahan ini harus segera diselesaikan, atau orang berpikir secara rasional dalam
keterbatasan waktu mengapa perubahan tidak kunjung menunjukkan hasil dan mulai
berkata “kita sebaiknya berhenti jadi hal ini tidak akan memperburuk keadaan kita”
• Dalam psikoterapi, fase ini layaknya dimana pasien harus bertanggung
jawab atas perawatannya sendiri. Dalam program diet, fase ini seperti
halnya dimana para pelaku mulai mencari apa kesalahan dan risiko yang
dapat ditimbulkan oleh program diet yang pernah dijalani dan mulai
mencari program diet lainnya.
• Fase I, II, III merupakan tahap pemanasan, dimana orang didalam
organisasi mulai belajar untuk mempercayai dan menaruh respect
terhadap satu sama lain. Mereka belajar untuk mengidentifikasi masalah
bersama untuk dipecahkan bersama. Sekarang team sudah siap untuk
memecahkan masalah yang lebih sulit daripada yang biasanya dialami.
• Anggota team mulai belajar manuver yang sulit untuk berlatih agar
hirarki kepemimpinan bergerak naik, juga untuk mendapat otoritas yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang hanya dapat diselesaikan
oleh beberapa manager tertentu.
• Dalam fase ke III, organisasi dapat dilihat tujuan dan strukturnya
• Fase I, II, III juga menciptakan iklim “ya kita bisa”. Yang berarti kita fokus
pada apa yang salah dan segera bertindak dengan cepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut daripada kita mencari siapa pembuat
kesalahan dan mengapa kesalahan tersebut terjadi.
• Dalam fase ini juga organisasi menunjukkan sikap
• what not who
• now not when
• we not they
• how not why
Study Case : PT Telkom Indonesia
• Setelah mencari tahu masalah yang utama dalam perusahaan dan
membentuk tim problem solver yang sesuai dengan visi dan misi
perusahaan, PT Telekomunikasi Indonesia mulai merombak
struktur organisasinya menjadi lebih konsisten dan demokratis.
Perampingan struktur organisasi yang lebih mengkrucut ke atas
membuat pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya beberapa inisiatif yang dilakukan PT
Telekomunikasi Indonesia guna memperkuat footprintnya di
kawasan regional, yaitu dengan mengembangkan dan memperluas
bisnis perseroan di 10 negara melalui berbagai bisnis model yang
memiliki risiko terukur dan sesuai dengan strategi PT
Telekomunikasi Indonesia secara keseluruhan.
IV. Mission Definition
• Pada fase IV ini mendefinisikan misi organisasi sebagai sebuah tim.
Pada fase I, II, III adalah belajar untuk bekerja sama dengan saling
percaya dan menghormati. Lalu, pada fase IV menempatkan
keterampilan kerja untuk mengubah organisasi.
• Proses visualisasi ini dimana kita bersama-sama menemukan apa
yang “kita” sebagai perusahaan ingin lakukan agar kita
mengetahui bahwa itu dapat dicapai. Definisi ini tentang misi dan
ruang lingkup operasi perusahaan sebagai proses tim. Berikut
analisis tujuan dari fase ini :
1. Kebutuhan yang dilayani oleh bisnis, dan itu dapat dan harus
dilayani
2. Kemampuan bisnis dalam yang berkaitan dengan para pesaing
3. Lingkungan masa depan dan kemungkinan efek pada bisnis
4. Nilai-nilai perusahaan sebagai penghambat atau memfasilitasi
faktor untuk beradaptasi dengan perubahan
5. Peluang masa depan dan ancaman yang dihadapi oleh
perusahaan
IV. Mission Definition
• Pada kelima poin itu merupakan suatu proses yang berfokus pada
berfikir dan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi.
• Dalam tahap 1 syndag menciptakan energi dengan
mengidentifikasi apa yang dapat, harus, dan akan ditingkatkan.
Ketika pada fase III selesai, PIP pertama sudah tua, dan energi baru
untuk perubahan diperlukan. Sehingga pada fase IV menyediakan
energi melalui proses visualisasi bagaimana jika, apa yang akan,
dan apa yang harus ?
• Terapi ini dirancang untuk menjadi proses perubahan push-pull
yang membuat organisasi bergerak.
IV. Mission Definition
PT. Telkom Indonesia
• Berdasarkan dari laporan tahun 2015 bahwa misi Telkom Indonesia
di tahun 2015 yaitu “Lead Indonesian Digital Innovation and
Globalization”. Telkom saat ini tengah bertransformasi menuju
Digital Company untuk menjadi The King of Digital. Raja di udara
melalui seluler, di darat melalui Fiber To The Home, dan di laut
melalui Submarine Broadband Highway, serta mengembangkan dan
memperkuat footprints bisnis di kawasan regional. Regional
memiliki arti kawasan Asia Pasifi termasuk Asia Tenggara, Asia
Timur, Asia Selatan dan Australia.
PT. Telkom Indonesia
• Misi yang dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia yaitu :
• MENJADI RAJA DI UDARA MELALUI TELKOMSEL
Telkom menginvestasikan sebagian besar belanja modal untuk mendorong kinerja Telkomsel serta memastikan
coverage dan kualitas jaringan Telkomsel mendukung pengalaman pelanggan yang prima, khususnya dalam layanan
data. Perseroan juga memiliki inisiatif untuk menciptakan sinergi dalam optimisasi jaringan dalam skala Group,
sehingga tercipta efiiensi. Upaya ini untuk memperkuat Telkomsel agar terus
tumbuh di atas rata-rata industri
• MENJADI RAJA DI DARAT MELALUI Fiber to the home (FTTH)
Telkom mengembangkan jaringan akses berbasis fier optik ke rumah-rumah dan
korporasi (enterprise), serta jaringan backbone untuk mendukung layanan seluler. Saat ini Perseroan memiliki sekitar 10
juta fier homes-passed dan Perseroan memiliki produk unggulan, yaitu IndiHome Triple Play yang merupakan produk
bundling yang terdiri dari layanan telepon rumah, internet berkecepatan tinggi dan TV interaktif UseeTV, yang
diluncurkan di awal tahun 2015. Pada akhir tahun 2015, Perseroan berhasil meraih lebih dari 1 juta pelanggan
IndiHome
• MENJADI RAJA DI LAUT MELALUI Fiber optic broadband highway DARI ACEH HINGGA PAPUA
Telkom membangun jaringan backbone berbasis fier optik yang menghubungkan
berbagai pulau di seluruh Indonesia. Pada tahun 2015, jaringan backbone ini telah
tersambung ke Sulawesi, Maluku dan Papua yang akan meningkatkan konektivitas
sekaligus pemerataan ICT digital di kawasan timur Indonesia. Secara keseluruhan,
Perseroan telah memiliki 81.895 km jaringan fier optic backbone untuk mendukung
layanan seluler maupun fied line.
PT. Telkom Indonesia
• Dalam menjalankan misi tersebut PT Telekomunikasi Indonesia
mengembangkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi ke seluruh
wilayah Indonesia. Bahkan, pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur fiber optic semakin ditingkatkan sampai ke wilayah timur
Indonesia. Pada 10 Mei 2015 PT Telekomunikasi Indonesia melakukan
pembangunan infrastruktur sistem jaringan backbone
broadband Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) yang
langsung diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo. Jaringan ini
menggunakan teknologi fiber optic sepanjang 8772 kilometer yang
menghubungkan kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua.
• Dengan adanya SMCPS, maka salah satu layanan yang disediakan
Telkom, yakni IndiHome, tentunya bisa dinikmati secara lebih luas
dengan kualitas yang baik di kawasan timur Indonesia.
PT. Telkom Indonesia
• Dalam fase Synerscope untuk menganalisis misi dari PT Telekomunikasi Indonesia yaitu :
• Kebutuhan yang dilayani oleh PT Telekomunikasi Indonesia yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan
pada segi kebutuhan akan koneksi internet dan TV yang tinggi terutama di daera Indonesia Timur.
• Kemampuan bisnis PT Telekomunikasi dengan mengeluarkan layanan IndiHome ini mampu bersaing
dengan pesaingnya seperti Indovision, dan lain-lain, karena banyaknya melakukan pembangunan fiber
optic di seluruh Indonesia dan pada tahun 2015 melakukan pemangunan di wilayah Timur sehingga
masyarakat bisa dinikmati secara lebih luas dengan kualitas yang baik di kawasan timur Indonesia.
• Lingkungan masa depan yang mempengaruhi bisnis PT Telekomunikasi Indonesia yaitu pada jaman
sekarang seringkali menggunakan barang digital dan sebagian masyarakat Indonesia membutuhkan
koneksi internet yang akan mempengaruhi pada bisnis Telkom itu masuknya pesaing baru di bidang
yang sama.
• Nilai-nilai perusahaan yang dapat menghambat yaitu PT Telkom masih ingin kembali membawa
telepon rumah sebagai salah satu perangkat yang dapat mendukung kemudahan berkomunikasi di
tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Padahal sudh banyak masyrakat yang tidak
membutuhkan lagi telepon rumah.
• Peluang masa depan yaitu pengguna internet di Indonesia akan semakin banyak yang membuat
proyek pembangunan fiber optic menjadi sukses karena kebutuhan akan kecepatan koneksi internet
yang merata di seluruh bagian Indonesia
V. Definition of Responsibilities- Top-down
Structure
• Fase V fokus pada struktur. Struktur harus mengikuti misi.
• Fase ini disusun untuk mendesain ulang struktur organisasi
sedemikian rupa sehingga akan mudah memfasilitasi pencapaian
pada persyaratan misi sekarang dan misi masa depan. Struktur ini
dikembangkan untuk memfasilitasi penugasan pada tanggung
jawab dan klarifikasi pada akuntabilitas.
• Pada fase ini kolonialisme organisasi diatasi, kekuatan pusat
beralih, barisan mengambil konrol dan staff mengakui peran yang
sah. Fase ini merupakan tahapan yang paling sulit dalam
metodologi. Struktur menyebabkan perilaku dan menjadi
strukturalis.
PT. Telkom Indonesia
Berdasarkan uraian misi PT Telekomunikasi Indonesia pada fase IV bahwa PT
Telkom dalam mencapai misi yang dilakukan yaitu
• MENJADI RAJA DI UDARA MELALUI TELKOMSEL
• MENJADI RAJA DI DARAT MELALUI Fiber to the home (FTTH)
• MENJADI RAJA DI LAUT MELALUI Fiber optic broadband highway DARI ACEH
HINGGA PAPUA
• Dalam melaksanakan misi tersebut untuk menyesuaikan struktur organisasi
dengan karakter bisnis serta dinamika tantangan usaha yang dihadapi Telkom,
maka Perseroan telah melakukan revitalisasi organisasi untuk mengondisikan
Structure Alignment with Business Portfolio. Penataan organisasi yang dimaksud
menggunakan pendekatan rancangan berbasis: Portofolio Produk/Bisnis
(mencakup
Produk Digital dan Produk Legacy), Portofolio Customer (mencakup segmen
Consumer, segmen Enterprise, segmen Wholesahe & International), Function, dan
Teritori
VI. Responsive Accountability System (Synras)
Meningkatkan sistem informasi sehingga setiap individu
mendokumentasikan pertanggungjawaban individual untuk setiap
dolar masuk dan keluar dari organisasi, serta indikator kunci
lainnya, dengan cara yang mencerminkan tanggung jawab baru
dalam struktur baru.
Proses ini sangat penting karena mendorong keterbukaan, berbagi
dan kerjasama informasi daripada menggunakan informasi sebagai
sumber daya.
Hal ini bertujuan untuk menjawab Administration yaitu efisiensi
jangka pendek.
Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
2009
•Fokus utama
sistem informasi
adalah
kerahasiaan data
Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
• Annual Report 2009 :
• Sistem informasi yang diutamakan adalah kerahasiaan data
keungan.
• TELKOM telah melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya kebocoran pendapatan melalui
peningkatan fungsi kendali pada proses bisnis yang ada saat ini,
mengimplementasikan metode revenue assurance, menerapkan
kebijakan dan prosedur yang memadai, serta mengimplemetasikan
sistem informasi atau aplikasi untuk mencegah terjadinya
kebocoran pendapatan.
Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
2009
• Fokus utama sistem
informasi adalah
kerahasiaan data
2014
• Pada 2014, telah
mengembangkan Sistem
Informasi Manajemen
("SIM") PKBL versi 2.0
yang berbasis Teknologi
Informasi serta terintegrasi
dengan Sistem Informasi
Manajemen Telkom
Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
Annual Report 2014:
Pada 2014, Telkom telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen ("SIM") PKBL versi 2.0 yang
berbasis Teknologi Informasi serta terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Telkom lainnya.
Pogram ini bertujuan untuk membantu proses administrasi, evaluasi dan pelaporan PKBL serta
menyajikan data PKBL secara akurat. Di sisi aplikasi, kami telah mengimplementasikan dua aplikasi
yang akan menjamin kepastian proses bisnis sesuai dengan yang telah dibuat. Kedua aplikasi tersebut
adalah:
• SIM PKBL merupakan alat (tools) standar pengoperasian Pengelolaan PKBL sesuai dengan bisnis
proses yang berlaku. Pemanfaatan aplikasi ini memberikan informasi secara real time bagi pengguna
sehingga dapat meningkatkan kecepatan informasi yang mengalir untuk pengambilan keputusan.
Selain itu SIM PKBL juga memiliki kontrol data untuk menjaga akurasi laporan manajemen,
perencanaan dan pengendalian berdasarkan informasi yang akurat dan komprehensif.
• SAP Keuangan, merupakan aplikasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan bisnis keuangan
CDC sesuai dengan standar dunia. Telkom CDC menggunakan SAP sebagai aplikasi untuk mengelola
keuangan. Integrasi data kedua aplikasi tersebut merupakan hal yang utama dalam penggunaan
sistem informasi manajemen.
Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
2009
•Fokus utama sistem
informasi adalah
kerahasiaan data
2014
•Pada 2014, telah
mengembangkan Sistem
Informasi Manajemen
("SIM") PKBL versi 2.0
yang berbasis Teknologi
Informasi serta terintegrasi
dengan Sistem Informasi
Manajemen Telkom
2015
•Pencapaian kinerja
berlandaskan SMART
dengan penerapan sistem
informasi yang baik.
Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
Annual Report 2015
• Target kinerja diturunkan secara berjenjang di tingkat unit, sub
unit sampai dengan karyawan dengan memperhatikan prinsip
Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time Related
(“SMART”), sedangkan evaluasinya dilakukan secara berkala
(harian, mingguan, bulanan, triwulan, tahunan) sesuai indikator
kinerja yang diukur dalam mekanisme penelaahan manajemen,
yang didukung beberapa aplikasi sistem informasi secara online.
2009
•Fokus utama sistem
informasi adalah
kerahasiaan data
2014
•Pada 2014, telah
mengembangkan Sistem
Informasi Manajemen
("SIM") PKBL versi 2.0
yang berbasis Teknologi
Informasi serta terintegrasi
dengan Sistem Informasi
Manajemen Telkom
2015
•Pencapaian kinerja
berlandaskan SMART
dengan penerapan sistem
informasi yang baik.
Kesimpulan : Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
Untuk menunjang Administration (Efisiensi jangka pendek), Perusahaan telah menerapkan
sistem informasi yang memadai dimulai dari tahun 2014 dengan berbasis PKBL yang
memberikan informasi secara real time bagi pengguna sehingga dapat meningkatkan
kecepatan informasi yang mengalir untuk pengambilan keputusan. Sehingga hal ini dapat
membantu penyebaran informasi yang baik dan meningkatkan profitabilitas perusahaan
kedepannya.
VII. CASCADE
Tahap VII akan kaskade(membaurkan) metodologi untuk tingkat
yang lebih rendah dari organisasi sehingga setiap orang berbagi
bahasa baru dan filsafat, dan itu menjadi bagian dari budaya. Fase ini
sangat penting untuk mengurangi keterasingan dan pemisahan
antara manajemen atas dan bawah. Hal ini juga merupakan fase di
mana teknologi Adizes ditransfer, dan melatih serta mensertifikasi
orang di perusahaan yang berfungsi sebagai fasilitator perubahan
dan untuk meneruskan proses Adizes ke tingkat yang lebih rendah
dari organisasi
Cascade in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk
• Budaya Perusaahan pada Annual Report 2009-2015
• Sejak tahun 2009, Perseroan telah melakukan transformasi budaya baru
perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”. Program pengembangan
budaya selanjutnya dilakukan sejak tahun 2013 dengan ditetapkannya Arsitektur
Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan (“AKBP”) Telkom Group untuk
menstandarisasi dan menyelaraskan pola kepemimpinan dan budaya
perusahaan.
• Struktur Arsitektur Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Telkom Group
terdiri dari:
• Telkom Corporate Philosophy : Always the Best
• Telkom Leadership Architecture : Lead by Heart, Managed by Head
• The Telkom Way : Basic Belief – (Integrity, Enthusiasm, Totality Core Values = (Solid,
Speed, Smart) Key Behavior – (Imagine, Focus, Action)
Telkom Corporate Philosophy:
Always The Best
Corporate Philosophy Always the Best melandasi pola
pikir (basic belief) insan Telkom untuk selalu memberikan
yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
Always the Best adalah sebuah keyakinan dasar untuk
selalu menjadi yang terbaik atau selalu memberikan
yang terbaik. Always The Best menuntut setiap insan
Telkom Group memiliki Integritas (Integrity), Antusiasme
(Enthusiasm), dan Totalitas (Totality).
Telkom Leadership Architecture:
Lead by Heart, Managed by Head
Leadership Architecture mengandung tiga unsur inti
yang disebut sebagai 3P, yaitu philosophy, principle
dan practice.
Leadership Philosophy to be the Best (senantiasa menjadi
yang terbaik) adalah komitmen yang harus tertanam
dalam diri seorang Leader dengan menciptakan harmoni
antara Heart dan Head (2H) serta sinergi antara Spirit dan
Strategy (2S).
Leadership Principles to be the Star yaitu refleksi dari
filosofi yang tertanam pada diri seorang Leader sebagai
landasan yang kuat dalam bertindak. Lead by Heart:
memimpin people (diri sendiri dan orang lain), Managed
by Head: mengelola bisnis dan organisasi.
Leadership Practices to be the Winner yaitu standar perilaku
(standard behaviors) yang berisi praktik-praktik luhur
menjadi seorang pemimpin, pemenang atau manifestasi
prinsip yang diterapkan dalam rangka mencapai satu
tujuan bersama yaitu untuk menjadi pemenang.
The Telkom Way
The Telkom Way adalah budaya perusahaan kokoh yang menjadi acuan insan
Telkom Group dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku sehari-hari yang
mengandung tiga unsur inti 3P, yaitu philosophy, principle dan practice. Philosophy
to be the Best: Always The Best Philosophy Always the Best adalah keyakinan
dasar (basic belief) yang berisi filosofi-filosofi dasar bagi insan Telkom Group untuk
menjadi insan terbaik, yang merupakan esensi budaya perusahaan yang
melandasi nilai-nilai dan perilaku setiap insan Telkom Group dengan
mengedepankan integritas, antusiasme dan totalitas. Prinsip to be the Star: Solid-
Speed-Smart (3S) Prinsip to be the Star, yaitu nilai-nilai inti (core values) yang
berisi prinsip dasar untuk menjadi insan bintang.
Prinsip to be the Star mengandung tiga nilai inti yang disebut 3S: Solid, Speed,
Smart.
Solid adalah terwujudnya satu hati (hati yang bersih), satu pikiran dan satu
tindakan. Solid merupakan terjemahan dari Always the Best yang pertama, yaitu
integrity.
Speed adalah bertindak secara cepat dalam setiap pekerjaan. Speed merupakan
penerjemahan dari unsur Always the Best yang kedua, yaitu enthusiasm.
Smart adalah cara bersikap, berpikir dan bertindak secara cerdas dalam pekerjaan
melalui intuisi yang tajam, olah rasio melalui kreativitas dan inovasi yang
menghasilkan terobosan, dan olahraga melalui aksi yang impresif. Smart
merupakan penerjemahan dari unsur Always the Best
yang ketiga yang totality.
Practices to be the Winner: Imagine-Focus-Action
Practices to be the Winner yaitu standar perilaku (standard behaviors) yang berisi
praktik-praktik luhur untuk menjadi insan pemenang dengan selalu menerapkan
jurus IFA: Imagine, Focus, Action.
VIII. Peak Performance Stretching
Dengan adanya misi, tanggungjawab, wewenang dalam kerja tim, rasa
saling menghormati, dan kepercayaan yang terus meningkat akan membantu
meningkatkan performance
Saat peregangan, seluruh tim ikut berpartisipasi, dimana dalam tim,
masing-masing orang akan saling membantu dengan ide-ide tentang bagaimana
untuk berbuat lebih baik dan lebih lagi.
• Agar Direksi dapat melaksankan tugas dengan baik, efisien dan efektif
sesuai ketentuan perundangundangan semata-mata untuk kepentingan
Perusahaan, Telkom menerapkan kebijakan pembagian tugas dan
wewenang diantara anggora Direksi. Selain itu, untuk memastikan
kualitas pengelolaan perusahaan, Tekom memastikan bahwa:
 Direksi Telkom mempunyai dan melaksanakan kebijakan penilaian
sendiri (self-assessment) untuk mengevaluasi dan meningkatkan
kinerjanya.
 Kebijakan penilaian sendiri dan parameternya diungkapkan dalam
Laporan Tahunan.
 Memiliki kebijakan dan mekanisme pengunduran diri anggota Direksi
yang terindikasi/terlibat dalam kejahatan keuangan.
Peak Performance Stretching in PT. Telkom Indonesia, tbk
IX. SynREAL (Synergetic Resource Allocation)
Fase ini dirancang untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan
menciptakan sistem perencanaan strategis untuk meningkatkan jalur
produk, pangsa pasar dan profitabilitas.
tujuannya adalah untuk menciptakan visi di masa depan perusahaan yang
memiliki keterlibatan, dukungan penuh dan komitmen dari manajemen
kunci.
Dalam fase ini, anggaran modal disiapkan. Dalam fase VIII, anggaran
operasional dibuat. Sehingga di fase IX ini, perusahaan memiliki misi,
struktur, starategi dan anggaran belanja.
• Merancang platform layanan baru sebagai dasar pengembangan bisnis
ekosistem baru, seperti :
 Open Platform untuk Connected Home Services (seperti
mengembangkan dan membangun interoperable platform dengan
berbagai layanan aplikasi untuk mendukung dan memfasilitasi
keberhasilan layanan IndiHome kami),
 Interoperable Payment Platform (seperti merancang pengembangan
platform pembayaran untuk membangun ePayment Environment sebagai
aplikasi laboratory test bed),
 Smart Local Government Platform (seperti prototipe terintegrasi platform
layanan pemerintah yang terintegrasi dan dikembangkan bekerjasama
dengan pihak ketiga serta entitas-entitas anak).
SynREAL in PT. Telkom Indonesia, tbk
• Merancang dan mengembangkan layanan/aplikasi industri
vertikal, baik untuk meningkatkan layanan saat ini dan juga
menciptakan layanan baru seperti Shopping Experience Over TV
dan Home Control untuk layanan IndiHome Broadband Fiber,
Pembayaran Digital untuk Game dan e-Commerce, Smart City
Application, dan aplikasi untuk memperkuat UKM Nasional.
SynREAL in PT. Telkom Indonesia, tbk
X. Top-Down vs Bottom-Up Structure
• Top-Down Structure
• Top-Down manajemen adalah gaya manajemen yang paling umum, sering
disebut kepemimpinan otokratis. Menurut Carol Deeb, kepemimpinan otokratis
adalah "proses manajemen puncak atau chief executive officer yang mengambil
kesimpulan secara independen yang dapat mengubah atau memperbaiki sistem
tempat kerja atau bisnis," Kesimpulan yang diambil kemudian akan
disampaikan atau diturunkan kepada karyawannya yang bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi. Beberapa manajer tingkat rendah mungkin memiliki
masukan tentang bagaimana mencapai tujuan akhir, namun mungkin mereka
tidak memiliki banyak wewenang untuk mengubah kebijakan tanpa persetujuan
dari tingkat manajemen tertinggi.
• Top-down management memungkinkan pemimpin untuk bersikap jelas terhadap
sasaran dan harapan. Selain itu karyawan akan lebih fokus pada tugasnya.
Dengan top-down management akan membuat manajer dengan cepat dan efektif
dalam mengambil alih tugas, memberikan tugas kepada tim atau karyawan, dan
menetapkan tenggat waktu yang solid. Kepemimpinan otokratis memberi
dorongan pada perusahaan yang mungkin tidak mereka miliki.
X. Top-Down vs Bottom-Up Structure
• Bottom-Up Structure
• Bottom-up sebagai proses dimana "anggota tim diundang untuk
berpartisipasi dalam setiap tahap proses manajemen." Sistem ini
memungkinkan para manajer untuk mengkomunikasikan tujuan dan
tugas dilakukan sampai ke tim, dan mereka merasa terlibat dalam
pengembangan proyek sehingga memungkinkan semua tingkat
organisasi menjadi bagian dari proses dan membantu membuat setiap
orang merasakan sebagian besar tujuan.
• Bottom-up structure membuat karyawan lebih terbuka untuk bekerja dan
berusaha keras untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan cara yang
paling sesuai untuk mereka serta memungkinkan talenta yang dimiliki
karyawan untuk digunakan. Karyawan dapat berbagi solusi mereka dan
mungkin meneruskannya kepada orang lain dalam tim mereka.
Kolaborasi semacam ini dapat memperbaiki proses dengan cara baru.
PT. TELKOM
• PT Telkom berdasarkan struktur organisasi yang dimilikinya
menerapkan top-down structure dimana direktur utama memimpin
bawahannya. Dengan tujuan untuk menyesuaikan struktur
organisasi dengan karakter bisnis serta dinamika tantangan usaha
yang dihadapi Telkom, maka Perseroan telah melakukan
revitalisasi organisasi untuk mengondisikan Structure Alignment
with Business Portfolio. Bertujuan untuk menjaga stabilitas
perusahaan dan control perusahaan maka diterapkan sistem
Structure Business Unit
XI. Incentive Systems
• Fase ini merupakan fase terakhir karena menjadi fase tersulit. Fase yang
berhubungan dengan uang, imbalan pribadi dan pengauan.
• Tujuan dari fase ini adalah bersama-sama mengembangkan system
insentif yang mencerminkan kerjasama, prestasi tim, dan memotivasi
orang untuk melakukan dengan cara yang konsisten dengan misi, tujuan
dan akuntabilitas yang baru. Organisasi mengetahui dimana itu akan
terjadi dan mereka memiliki susunan dan resources untuk
mendapatkannya.
• Ketika fase ini berakhir, organisasi akan kembali ke fase 1 karena pada
saat itu, adanya masalah baru yang membutuhkan tim baru, misi baru
dan susunan baru.
• Fase ini secara signifikan berbeda dari yang digunakan oleh konsultan
manajemen tradisional atau behavioural scientist. Manajemen tradisional
biasanya content-oriented dan menekankan pada apa keputusan yang
akan dibuat dan bagaimana itu terjadi.
• Struktur Remunerasi Telkom terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu :
1. Compensation Komponen ini terdiri dari Monthly Salary , Tunjangan Hari Raya, Tunjangan
Cutah dan Pajak Penghasilan (Pph 21).
2. Benefit Komponen ini terdiri dari Fixed Benefit dan Variable Benefit . Kedua sub komponen ini
diberikan dalam bentuk Cash Benefit dan Non Cash Benefit
*Terkait skema bonus karyawan, Perseroan biasanya akan mengalokasikan anggaran pada tahun
berjalan, namun baru akan mendistribusikannya di tahun berikutnya setelah proses audit
Laporan Keuangan selesai dan setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Pemberian bonus hanya dilakukan apabila target laba bersih dapat dicapai.
Incentive Systems
Reward untuk Internal ( Individual Recognition ):
Dividen
DIVIDEN TELKOMSEL :
Berdasarkan RUPST Telkomsel yang diselenggarakan pada 2 April 2015, Telkomsel menyetujui,
antara lain, dividen tunai sebesar Rp17.463 miliar yang merupakan 90% dari laba bersih Telkomsel
tahun 2014 dan berdasarkan Resolusi Pemegang Saham pada 23 September 2015, Telkomsel
menyetujui dividen tunai tambahan sebesar Rp4.851 miliar yang merupakan 25% dari laba bersih
Telkomsel di tahun 2014. Berdasarkan kepemilikan saham, Perseroan berhak menerima 65% atas
setiap dividen yang disetujui oleh Telkomsel untuk dibagikan.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Aries Veronica
 
1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptx1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptxSopianIns2
 
ISDN (Integrated Sevices Digital Network)
ISDN (Integrated Sevices Digital Network)ISDN (Integrated Sevices Digital Network)
ISDN (Integrated Sevices Digital Network)Syauqina Idzni Adzhani
 
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiajiSeri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiajiDadang Budiaji
 
Manajemen Komunikasi Proyek Perangkat Lunak
Manajemen Komunikasi Proyek Perangkat LunakManajemen Komunikasi Proyek Perangkat Lunak
Manajemen Komunikasi Proyek Perangkat LunakMutmainnah Muchtar
 
Makalah Seleksi dan penempatan
Makalah Seleksi dan penempatanMakalah Seleksi dan penempatan
Makalah Seleksi dan penempatanjulian ellen
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Putri Sanuria
 
Project Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko KeamananProject Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko KeamananPutriAprilliandini
 
Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB
Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB
Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB IKHSAN MAHRURI
 
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaContoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaEka Susi Utami
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporanYuliana
 
01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatan
01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatan01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatan
01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatanRizky Kurnia
 

Mais procurados (20)

Orientasi dan Penempatan
Orientasi dan PenempatanOrientasi dan Penempatan
Orientasi dan Penempatan
 
Tahap pengembangan sistem
Tahap pengembangan sistemTahap pengembangan sistem
Tahap pengembangan sistem
 
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
Pengaruh pendidikan dan pelatihan, motivasi, serta budaya organisasi terhadap...
 
1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptx1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Alokasi Core Jaringan Fiber Optik.pptx
 
ISDN (Integrated Sevices Digital Network)
ISDN (Integrated Sevices Digital Network)ISDN (Integrated Sevices Digital Network)
ISDN (Integrated Sevices Digital Network)
 
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiajiSeri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
Seri 3 menyusun sistem remunerasi 4 sept 2020 by dadang budiaji
 
pola karir pegawai
pola karir pegawaipola karir pegawai
pola karir pegawai
 
Manajemen Komunikasi Proyek Perangkat Lunak
Manajemen Komunikasi Proyek Perangkat LunakManajemen Komunikasi Proyek Perangkat Lunak
Manajemen Komunikasi Proyek Perangkat Lunak
 
Makalah Seleksi dan penempatan
Makalah Seleksi dan penempatanMakalah Seleksi dan penempatan
Makalah Seleksi dan penempatan
 
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
Makalah MSDM (REKRUITMEN DAN SELEKSI KARYAWAN)
 
Project Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko KeamananProject Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
Project Charter Sistem Informasi Posko Keamanan
 
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAANCONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
CONTOH JOBDES LENGKAP UNTUK PERUSAHAAN
 
Kualitas informasi
Kualitas informasiKualitas informasi
Kualitas informasi
 
Chapter2 Dasar Sistem Telekomunikasi
Chapter2 Dasar Sistem TelekomunikasiChapter2 Dasar Sistem Telekomunikasi
Chapter2 Dasar Sistem Telekomunikasi
 
Contoh Job Analysis
Contoh Job AnalysisContoh Job Analysis
Contoh Job Analysis
 
Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB
Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB
Bab I Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Kantor Desa Saketi Berbasis WEB
 
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya ManusiaContoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Contoh Flow Chart Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
 
Sistem informasi anjab dan abk ripto
Sistem informasi anjab dan abk riptoSistem informasi anjab dan abk ripto
Sistem informasi anjab dan abk ripto
 
Format penulisan laporan
Format penulisan laporanFormat penulisan laporan
Format penulisan laporan
 
01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatan
01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatan01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatan
01 perbandingan msdm indonesia dan korea selatan
 

Semelhante a The eleven phases of managing organizational change of PT. Telkom Indonesia

TUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKAT
TUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKATTUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKAT
TUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKATZaharinNordin1
 
Pelatihan close the execution gap 2
Pelatihan close the execution gap 2Pelatihan close the execution gap 2
Pelatihan close the execution gap 2borobudurconsulting
 
Key position excellence
Key position excellenceKey position excellence
Key position excellenceanggiiep
 
Minggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptx
Minggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptxMinggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptx
Minggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptxHariAkbar6
 
Ebook amazing thoughts by anthony dio martin
Ebook amazing thoughts by anthony dio martinEbook amazing thoughts by anthony dio martin
Ebook amazing thoughts by anthony dio martinP Wijayanto
 
Public Relations - Menentukan Masalah
Public Relations - Menentukan MasalahPublic Relations - Menentukan Masalah
Public Relations - Menentukan MasalahAdePutraTunggali
 
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiPerubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiArum Puspitarini
 
Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)
Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)
Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)Andrew Putra
 
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)DeviKuspasari
 
pengukuran kinerja "Implementation Lessons"
 pengukuran kinerja "Implementation Lessons" pengukuran kinerja "Implementation Lessons"
pengukuran kinerja "Implementation Lessons"RitaNeuer
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...Ryan Tantri Andi
 
Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION” bagi Karyawan PUPUK K...
Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION”  bagi Karyawan PUPUK K...Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION”  bagi Karyawan PUPUK K...
Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION” bagi Karyawan PUPUK K...Kanaidi ken
 
Materi Program pelatihan training jakarta
Materi Program pelatihan training jakartaMateri Program pelatihan training jakarta
Materi Program pelatihan training jakartaMDI Training Indonesia
 
Learning, change and process improvement
Learning, change and process improvementLearning, change and process improvement
Learning, change and process improvementssuser279f9f
 
Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...
Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM  (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM  (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...
Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...Kanaidi Ken Part II
 

Semelhante a The eleven phases of managing organizational change of PT. Telkom Indonesia (20)

TUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKAT
TUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKATTUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKAT
TUGASAN E-TUGASAN MODUL 1 BAGI PELAJAR PEMANGKUAN PANGKAT
 
Pelatihan close the execution gap 2
Pelatihan close the execution gap 2Pelatihan close the execution gap 2
Pelatihan close the execution gap 2
 
Key position excellence
Key position excellenceKey position excellence
Key position excellence
 
Minggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptx
Minggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptxMinggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptx
Minggu V -Identifikasi Masalah Humas.pptx
 
MENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONS
MENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONSMENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONS
MENENTUKAN MASALAH PUBLIC RELATIONS
 
Telkom 1
Telkom 1Telkom 1
Telkom 1
 
Manajemen Inovatif.pptx
Manajemen Inovatif.pptxManajemen Inovatif.pptx
Manajemen Inovatif.pptx
 
Ebook amazing thoughts by anthony dio martin
Ebook amazing thoughts by anthony dio martinEbook amazing thoughts by anthony dio martin
Ebook amazing thoughts by anthony dio martin
 
Public Relations - Menentukan Masalah
Public Relations - Menentukan MasalahPublic Relations - Menentukan Masalah
Public Relations - Menentukan Masalah
 
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan OrganisasiPerubahan Dan Pengembangan Organisasi
Perubahan Dan Pengembangan Organisasi
 
Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)
Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)
Tugas 6(perubahan & pengembangan organisasi)
 
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
Tugas framework, devi kuspasari,11150460,7 i(msdm)
 
82038 oippt
82038 oippt82038 oippt
82038 oippt
 
pengukuran kinerja "Implementation Lessons"
 pengukuran kinerja "Implementation Lessons" pengukuran kinerja "Implementation Lessons"
pengukuran kinerja "Implementation Lessons"
 
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...
Be dan gg, ryan tantri andi, hapzi ali, the corporate culture infact and impl...
 
Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION” bagi Karyawan PUPUK K...
Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION”  bagi Karyawan PUPUK K...Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION”  bagi Karyawan PUPUK K...
Ringkasan materi_“Pelatihan Effective PUBLIC RELATION” bagi Karyawan PUPUK K...
 
Performance Appraisal
Performance AppraisalPerformance Appraisal
Performance Appraisal
 
Materi Program pelatihan training jakarta
Materi Program pelatihan training jakartaMateri Program pelatihan training jakarta
Materi Program pelatihan training jakarta
 
Learning, change and process improvement
Learning, change and process improvementLearning, change and process improvement
Learning, change and process improvement
 
Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...
Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM  (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM  (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...
Pelatihan "PUBLIC RELATIONS" Pupuk KALTIM (Pembicara: Kanaidi, SE., M.Si., c...
 

Último

KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 

Último (8)

KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 

The eleven phases of managing organizational change of PT. Telkom Indonesia

  • 1. THE ELEVEN PHASES OF MANAGING ORGANIZATIONAL CHANGE PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk.
  • 2. Kelompok Telkom Salma Dhiya’ulhaq Alisca 1401140123 Dian Puteri Ramadhani 1401140189 Silvia Apriliani 1401140228 Made Kevin Bratawisnu 1401141310 Tiara Apriannisa 1401144327 Manasyellita Dian Christanto 1401144453
  • 3. The Eleven Phases of Change • Add your first bullet point here • Add your second bullet point here • Add your third bullet point here NO STAGE PURPOSE 0 Conceptual Foundations Memperkenalkan Konsep Adizes 1 Syndag* Diagnosa Organisasi – audit sistematis dari organisasi dan proses manajerial 2 Synerteams* Membangun tim untuk menyelesaikan masalah 3 POC* structure Implementasi, mengawasi dan memulao struktur bottom-up chanell komunikasi 4 Synerscope* Definisi Misi 5 SynorDes* Departemelization – struktur organisasi 6 SynRAS* Sistem Akuntabilitas yang Responsif 7 Cascade Kaskade I-IV ke level organisasi terbawah 8 Peak Performance Identifikasi keuntungan dari keunggulan dan peregangan 9 Resource Allocation Alokasi dari sumber langka termasuk finansial, manusia dan fisik 10 Parallel Structure Struktur Top Down dan Bottom Up 11 Reinforcement System Desain dari pembagian laba untuk stakeholder
  • 4. Syndag • Organizational Diagnosis. Audit sistematik pada organisasi dan proses manajerial • Identifikasi secara rinci dan menganalisis area utama perbaikan
  • 5. Berdasarkan laporan tahunan TLKM tahun 2014 dan 2015 ditemukan: Penanganan pengaduan untuk memenuhi Peraturan OJK No.IX.1.5 dan Sarbanes-Oxley Act 2002 Section 301 tentang Public Company Audit Committee harus ditempatkan dalam kerangka peningkatan GCG. Syarat pengaduan diperlukan untuk menjaga agar para pelapor menyampaikan pengaduan dengan penuh rasa tanggung jawab dan bukan bersifat fitnah yang dapat mencemarkan nama baik atau reputasi seseorang. Komite Audit akan menindaklanjuti pengaduan pihak ketiga termasuk dan terutama yang berasal dari karyawan Telkom Group, salah satunya berkaitan dengan Kode Etik perusahaan yaitu: Perilaku Direksi dan Manajemen yang tidak terpuji yang berpotensi mencemarkan reputasi Telkom atau mengakibatkan kerugian bagi Perseroan. Perilaku Direksi dan Manajemen yang tidak terpuji meliputi antara lain tidak jujur, benturan kepentingan (conflict of interest) dengan Telkom, atau memberikan informasi yang menyesatkan kepada publik. Maka Area Perbaikannya yaitu perilaku direksi dan manajemen yang tidak sesuai dengan kode etik
  • 6. II. Synerteams • Tahap Synerteams adalah tahap dimana team dibentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah (problem solving) • Setelah permasalahan beserta alasan yang sudah teridentifikasi dan dianalisis dalam sebuah perusahaan, tahap selanjutnya adalah menyusun & mematangkan team yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang menjadi prioritas utama perusahaan. • Latihan pembentukan team (team-building) merupakan hal yang penting karena hampir seluruh permasalahan yang sudah teridentifikasi bukanlah persoalan yang dapat diselesaikan dengan mudah secara individual. • Dalam menyelesaikan masalah kemampuan CAPI sangatlah dibutuhkan dalam membangun team problem solving.
  • 7. • Tahap Synerteams dirancang dengan tujuan untuk memberi kemampuan khusus dan pengalaman yang ditujukan untuk para manager bekerja dengan team problem-solving-nya. • Fase ini sangatlah task-oriented karena team belajar disaat mereka memecahkan masalah utama. • Skill yang dibentuk dalam tahap ini termasuk : • Apa yang harus dilakukan dalam membuat keputusan yang baik • Bagaimana cara memprediksi jika sebuah keputusan akan diterapkan • Kapan dan bagaimana membentuk sebuah team untuk menyelesaikan masalah • Kapan tidak menggunakan team dalam menyelesaikan masalah • Mengapa konflik terjadi dalam kelompok dan bagaimana cara untuk masalah tersebut dapat menjadi sebuah hal yang konstruktif dalam team • Perbedaan antara decision-making, taking and accepting • Bagaimana proses Adizes untuk problem-solving mampu membuat seorang manager untuk menyelesaikan issues yang kuat dalam cara yang effective and participatory
  • 8. Study Case : PT Telkom Indonesia • Setelah kegagalan yang dialami oleh PT Telekomunikasi Indonesia mengenai produk Flexi yang kalah bersaing dengan operator GSM, PT Telekomunikasi Indonesia mulai merubah struktur kerjanya. Setiap wilayah telekomunikasi (witel) mempunyai Winning Team yang dibentuk oleh General Manager yang berada di wilayah witel tersebut (contoh : Winning Team “Funtastic 5” untuk witel Karisidenan Kediri). Winning Team mempunyai tugas dan target yang ditetapkan melalui rapat direksi tiap regional dan wajib dipenuhi setiap bulannya yang pada akhir triwulan akan dievaluasi kinerjanya dan setiap Winning Team akan diberi reward dan ganjaran yang sesuai dengan hasil kinerjanya selama masa kerja.
  • 9. III. POC-Implementation Follow-up and Start of a Bottom-up Structure • Tugas selanjutnya adalah mulai membangun struktur paralel yang baru untuk struktur organisasi yang ada • Bagian baru ini adalah struktur (EI) dan didesain untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah untuk individu yang tidak memiliki CAPI. • Dalam fase ini, beberapa perubahan akan terjadi • Synerteams, ketika mereka kehabisan CAPI, mereka harus mencari agar dapat menyelesaikan permasalahan mereka. • Proses perubahan menimbulkan kegelisahan dalam perusahaan. Apakah hal ini dapat berhasil? Apakah presiden benar – benar menginginkan adanya perubahan? Kegelisahan ini harus segera diselesaikan, atau orang berpikir secara rasional dalam keterbatasan waktu mengapa perubahan tidak kunjung menunjukkan hasil dan mulai berkata “kita sebaiknya berhenti jadi hal ini tidak akan memperburuk keadaan kita”
  • 10. • Dalam psikoterapi, fase ini layaknya dimana pasien harus bertanggung jawab atas perawatannya sendiri. Dalam program diet, fase ini seperti halnya dimana para pelaku mulai mencari apa kesalahan dan risiko yang dapat ditimbulkan oleh program diet yang pernah dijalani dan mulai mencari program diet lainnya. • Fase I, II, III merupakan tahap pemanasan, dimana orang didalam organisasi mulai belajar untuk mempercayai dan menaruh respect terhadap satu sama lain. Mereka belajar untuk mengidentifikasi masalah bersama untuk dipecahkan bersama. Sekarang team sudah siap untuk memecahkan masalah yang lebih sulit daripada yang biasanya dialami. • Anggota team mulai belajar manuver yang sulit untuk berlatih agar hirarki kepemimpinan bergerak naik, juga untuk mendapat otoritas yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang hanya dapat diselesaikan oleh beberapa manager tertentu.
  • 11. • Dalam fase ke III, organisasi dapat dilihat tujuan dan strukturnya • Fase I, II, III juga menciptakan iklim “ya kita bisa”. Yang berarti kita fokus pada apa yang salah dan segera bertindak dengan cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut daripada kita mencari siapa pembuat kesalahan dan mengapa kesalahan tersebut terjadi. • Dalam fase ini juga organisasi menunjukkan sikap • what not who • now not when • we not they • how not why
  • 12. Study Case : PT Telkom Indonesia • Setelah mencari tahu masalah yang utama dalam perusahaan dan membentuk tim problem solver yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan, PT Telekomunikasi Indonesia mulai merombak struktur organisasinya menjadi lebih konsisten dan demokratis. Perampingan struktur organisasi yang lebih mengkrucut ke atas membuat pengambilan keputusan lebih cepat dan tepat. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa inisiatif yang dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia guna memperkuat footprintnya di kawasan regional, yaitu dengan mengembangkan dan memperluas bisnis perseroan di 10 negara melalui berbagai bisnis model yang memiliki risiko terukur dan sesuai dengan strategi PT Telekomunikasi Indonesia secara keseluruhan.
  • 13. IV. Mission Definition • Pada fase IV ini mendefinisikan misi organisasi sebagai sebuah tim. Pada fase I, II, III adalah belajar untuk bekerja sama dengan saling percaya dan menghormati. Lalu, pada fase IV menempatkan keterampilan kerja untuk mengubah organisasi. • Proses visualisasi ini dimana kita bersama-sama menemukan apa yang “kita” sebagai perusahaan ingin lakukan agar kita mengetahui bahwa itu dapat dicapai. Definisi ini tentang misi dan ruang lingkup operasi perusahaan sebagai proses tim. Berikut analisis tujuan dari fase ini :
  • 14. 1. Kebutuhan yang dilayani oleh bisnis, dan itu dapat dan harus dilayani 2. Kemampuan bisnis dalam yang berkaitan dengan para pesaing 3. Lingkungan masa depan dan kemungkinan efek pada bisnis 4. Nilai-nilai perusahaan sebagai penghambat atau memfasilitasi faktor untuk beradaptasi dengan perubahan 5. Peluang masa depan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan IV. Mission Definition
  • 15. • Pada kelima poin itu merupakan suatu proses yang berfokus pada berfikir dan fasilitas untuk meningkatkan komunikasi. • Dalam tahap 1 syndag menciptakan energi dengan mengidentifikasi apa yang dapat, harus, dan akan ditingkatkan. Ketika pada fase III selesai, PIP pertama sudah tua, dan energi baru untuk perubahan diperlukan. Sehingga pada fase IV menyediakan energi melalui proses visualisasi bagaimana jika, apa yang akan, dan apa yang harus ? • Terapi ini dirancang untuk menjadi proses perubahan push-pull yang membuat organisasi bergerak. IV. Mission Definition
  • 16. PT. Telkom Indonesia • Berdasarkan dari laporan tahun 2015 bahwa misi Telkom Indonesia di tahun 2015 yaitu “Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization”. Telkom saat ini tengah bertransformasi menuju Digital Company untuk menjadi The King of Digital. Raja di udara melalui seluler, di darat melalui Fiber To The Home, dan di laut melalui Submarine Broadband Highway, serta mengembangkan dan memperkuat footprints bisnis di kawasan regional. Regional memiliki arti kawasan Asia Pasifi termasuk Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan dan Australia.
  • 17. PT. Telkom Indonesia • Misi yang dilakukan PT Telekomunikasi Indonesia yaitu : • MENJADI RAJA DI UDARA MELALUI TELKOMSEL Telkom menginvestasikan sebagian besar belanja modal untuk mendorong kinerja Telkomsel serta memastikan coverage dan kualitas jaringan Telkomsel mendukung pengalaman pelanggan yang prima, khususnya dalam layanan data. Perseroan juga memiliki inisiatif untuk menciptakan sinergi dalam optimisasi jaringan dalam skala Group, sehingga tercipta efiiensi. Upaya ini untuk memperkuat Telkomsel agar terus tumbuh di atas rata-rata industri • MENJADI RAJA DI DARAT MELALUI Fiber to the home (FTTH) Telkom mengembangkan jaringan akses berbasis fier optik ke rumah-rumah dan korporasi (enterprise), serta jaringan backbone untuk mendukung layanan seluler. Saat ini Perseroan memiliki sekitar 10 juta fier homes-passed dan Perseroan memiliki produk unggulan, yaitu IndiHome Triple Play yang merupakan produk bundling yang terdiri dari layanan telepon rumah, internet berkecepatan tinggi dan TV interaktif UseeTV, yang diluncurkan di awal tahun 2015. Pada akhir tahun 2015, Perseroan berhasil meraih lebih dari 1 juta pelanggan IndiHome • MENJADI RAJA DI LAUT MELALUI Fiber optic broadband highway DARI ACEH HINGGA PAPUA Telkom membangun jaringan backbone berbasis fier optik yang menghubungkan berbagai pulau di seluruh Indonesia. Pada tahun 2015, jaringan backbone ini telah tersambung ke Sulawesi, Maluku dan Papua yang akan meningkatkan konektivitas sekaligus pemerataan ICT digital di kawasan timur Indonesia. Secara keseluruhan, Perseroan telah memiliki 81.895 km jaringan fier optic backbone untuk mendukung layanan seluler maupun fied line.
  • 18. PT. Telkom Indonesia • Dalam menjalankan misi tersebut PT Telekomunikasi Indonesia mengembangkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi ke seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur fiber optic semakin ditingkatkan sampai ke wilayah timur Indonesia. Pada 10 Mei 2015 PT Telekomunikasi Indonesia melakukan pembangunan infrastruktur sistem jaringan backbone broadband Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) yang langsung diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo. Jaringan ini menggunakan teknologi fiber optic sepanjang 8772 kilometer yang menghubungkan kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua. • Dengan adanya SMCPS, maka salah satu layanan yang disediakan Telkom, yakni IndiHome, tentunya bisa dinikmati secara lebih luas dengan kualitas yang baik di kawasan timur Indonesia.
  • 19. PT. Telkom Indonesia • Dalam fase Synerscope untuk menganalisis misi dari PT Telekomunikasi Indonesia yaitu : • Kebutuhan yang dilayani oleh PT Telekomunikasi Indonesia yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan pada segi kebutuhan akan koneksi internet dan TV yang tinggi terutama di daera Indonesia Timur. • Kemampuan bisnis PT Telekomunikasi dengan mengeluarkan layanan IndiHome ini mampu bersaing dengan pesaingnya seperti Indovision, dan lain-lain, karena banyaknya melakukan pembangunan fiber optic di seluruh Indonesia dan pada tahun 2015 melakukan pemangunan di wilayah Timur sehingga masyarakat bisa dinikmati secara lebih luas dengan kualitas yang baik di kawasan timur Indonesia. • Lingkungan masa depan yang mempengaruhi bisnis PT Telekomunikasi Indonesia yaitu pada jaman sekarang seringkali menggunakan barang digital dan sebagian masyarakat Indonesia membutuhkan koneksi internet yang akan mempengaruhi pada bisnis Telkom itu masuknya pesaing baru di bidang yang sama. • Nilai-nilai perusahaan yang dapat menghambat yaitu PT Telkom masih ingin kembali membawa telepon rumah sebagai salah satu perangkat yang dapat mendukung kemudahan berkomunikasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Padahal sudh banyak masyrakat yang tidak membutuhkan lagi telepon rumah. • Peluang masa depan yaitu pengguna internet di Indonesia akan semakin banyak yang membuat proyek pembangunan fiber optic menjadi sukses karena kebutuhan akan kecepatan koneksi internet yang merata di seluruh bagian Indonesia
  • 20. V. Definition of Responsibilities- Top-down Structure • Fase V fokus pada struktur. Struktur harus mengikuti misi. • Fase ini disusun untuk mendesain ulang struktur organisasi sedemikian rupa sehingga akan mudah memfasilitasi pencapaian pada persyaratan misi sekarang dan misi masa depan. Struktur ini dikembangkan untuk memfasilitasi penugasan pada tanggung jawab dan klarifikasi pada akuntabilitas. • Pada fase ini kolonialisme organisasi diatasi, kekuatan pusat beralih, barisan mengambil konrol dan staff mengakui peran yang sah. Fase ini merupakan tahapan yang paling sulit dalam metodologi. Struktur menyebabkan perilaku dan menjadi strukturalis.
  • 21. PT. Telkom Indonesia Berdasarkan uraian misi PT Telekomunikasi Indonesia pada fase IV bahwa PT Telkom dalam mencapai misi yang dilakukan yaitu • MENJADI RAJA DI UDARA MELALUI TELKOMSEL • MENJADI RAJA DI DARAT MELALUI Fiber to the home (FTTH) • MENJADI RAJA DI LAUT MELALUI Fiber optic broadband highway DARI ACEH HINGGA PAPUA • Dalam melaksanakan misi tersebut untuk menyesuaikan struktur organisasi dengan karakter bisnis serta dinamika tantangan usaha yang dihadapi Telkom, maka Perseroan telah melakukan revitalisasi organisasi untuk mengondisikan Structure Alignment with Business Portfolio. Penataan organisasi yang dimaksud menggunakan pendekatan rancangan berbasis: Portofolio Produk/Bisnis (mencakup Produk Digital dan Produk Legacy), Portofolio Customer (mencakup segmen Consumer, segmen Enterprise, segmen Wholesahe & International), Function, dan Teritori
  • 22. VI. Responsive Accountability System (Synras) Meningkatkan sistem informasi sehingga setiap individu mendokumentasikan pertanggungjawaban individual untuk setiap dolar masuk dan keluar dari organisasi, serta indikator kunci lainnya, dengan cara yang mencerminkan tanggung jawab baru dalam struktur baru. Proses ini sangat penting karena mendorong keterbukaan, berbagi dan kerjasama informasi daripada menggunakan informasi sebagai sumber daya. Hal ini bertujuan untuk menjawab Administration yaitu efisiensi jangka pendek.
  • 23. Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk 2009 •Fokus utama sistem informasi adalah kerahasiaan data
  • 24. Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk • Annual Report 2009 : • Sistem informasi yang diutamakan adalah kerahasiaan data keungan. • TELKOM telah melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran pendapatan melalui peningkatan fungsi kendali pada proses bisnis yang ada saat ini, mengimplementasikan metode revenue assurance, menerapkan kebijakan dan prosedur yang memadai, serta mengimplemetasikan sistem informasi atau aplikasi untuk mencegah terjadinya kebocoran pendapatan.
  • 25. Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk 2009 • Fokus utama sistem informasi adalah kerahasiaan data 2014 • Pada 2014, telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen ("SIM") PKBL versi 2.0 yang berbasis Teknologi Informasi serta terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Telkom
  • 26. Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk Annual Report 2014: Pada 2014, Telkom telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen ("SIM") PKBL versi 2.0 yang berbasis Teknologi Informasi serta terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Telkom lainnya. Pogram ini bertujuan untuk membantu proses administrasi, evaluasi dan pelaporan PKBL serta menyajikan data PKBL secara akurat. Di sisi aplikasi, kami telah mengimplementasikan dua aplikasi yang akan menjamin kepastian proses bisnis sesuai dengan yang telah dibuat. Kedua aplikasi tersebut adalah: • SIM PKBL merupakan alat (tools) standar pengoperasian Pengelolaan PKBL sesuai dengan bisnis proses yang berlaku. Pemanfaatan aplikasi ini memberikan informasi secara real time bagi pengguna sehingga dapat meningkatkan kecepatan informasi yang mengalir untuk pengambilan keputusan. Selain itu SIM PKBL juga memiliki kontrol data untuk menjaga akurasi laporan manajemen, perencanaan dan pengendalian berdasarkan informasi yang akurat dan komprehensif. • SAP Keuangan, merupakan aplikasi yang memiliki best practice dalam pengelolaan bisnis keuangan CDC sesuai dengan standar dunia. Telkom CDC menggunakan SAP sebagai aplikasi untuk mengelola keuangan. Integrasi data kedua aplikasi tersebut merupakan hal yang utama dalam penggunaan sistem informasi manajemen.
  • 27. Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk 2009 •Fokus utama sistem informasi adalah kerahasiaan data 2014 •Pada 2014, telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen ("SIM") PKBL versi 2.0 yang berbasis Teknologi Informasi serta terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Telkom 2015 •Pencapaian kinerja berlandaskan SMART dengan penerapan sistem informasi yang baik.
  • 28. Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk Annual Report 2015 • Target kinerja diturunkan secara berjenjang di tingkat unit, sub unit sampai dengan karyawan dengan memperhatikan prinsip Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time Related (“SMART”), sedangkan evaluasinya dilakukan secara berkala (harian, mingguan, bulanan, triwulan, tahunan) sesuai indikator kinerja yang diukur dalam mekanisme penelaahan manajemen, yang didukung beberapa aplikasi sistem informasi secara online.
  • 29. 2009 •Fokus utama sistem informasi adalah kerahasiaan data 2014 •Pada 2014, telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen ("SIM") PKBL versi 2.0 yang berbasis Teknologi Informasi serta terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Telkom 2015 •Pencapaian kinerja berlandaskan SMART dengan penerapan sistem informasi yang baik. Kesimpulan : Synras in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk Untuk menunjang Administration (Efisiensi jangka pendek), Perusahaan telah menerapkan sistem informasi yang memadai dimulai dari tahun 2014 dengan berbasis PKBL yang memberikan informasi secara real time bagi pengguna sehingga dapat meningkatkan kecepatan informasi yang mengalir untuk pengambilan keputusan. Sehingga hal ini dapat membantu penyebaran informasi yang baik dan meningkatkan profitabilitas perusahaan kedepannya.
  • 30. VII. CASCADE Tahap VII akan kaskade(membaurkan) metodologi untuk tingkat yang lebih rendah dari organisasi sehingga setiap orang berbagi bahasa baru dan filsafat, dan itu menjadi bagian dari budaya. Fase ini sangat penting untuk mengurangi keterasingan dan pemisahan antara manajemen atas dan bawah. Hal ini juga merupakan fase di mana teknologi Adizes ditransfer, dan melatih serta mensertifikasi orang di perusahaan yang berfungsi sebagai fasilitator perubahan dan untuk meneruskan proses Adizes ke tingkat yang lebih rendah dari organisasi
  • 31. Cascade in PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk • Budaya Perusaahan pada Annual Report 2009-2015 • Sejak tahun 2009, Perseroan telah melakukan transformasi budaya baru perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”. Program pengembangan budaya selanjutnya dilakukan sejak tahun 2013 dengan ditetapkannya Arsitektur Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan (“AKBP”) Telkom Group untuk menstandarisasi dan menyelaraskan pola kepemimpinan dan budaya perusahaan. • Struktur Arsitektur Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Telkom Group terdiri dari: • Telkom Corporate Philosophy : Always the Best • Telkom Leadership Architecture : Lead by Heart, Managed by Head • The Telkom Way : Basic Belief – (Integrity, Enthusiasm, Totality Core Values = (Solid, Speed, Smart) Key Behavior – (Imagine, Focus, Action)
  • 32. Telkom Corporate Philosophy: Always The Best Corporate Philosophy Always the Best melandasi pola pikir (basic belief) insan Telkom untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Always the Best adalah sebuah keyakinan dasar untuk selalu menjadi yang terbaik atau selalu memberikan yang terbaik. Always The Best menuntut setiap insan Telkom Group memiliki Integritas (Integrity), Antusiasme (Enthusiasm), dan Totalitas (Totality).
  • 33. Telkom Leadership Architecture: Lead by Heart, Managed by Head Leadership Architecture mengandung tiga unsur inti yang disebut sebagai 3P, yaitu philosophy, principle dan practice. Leadership Philosophy to be the Best (senantiasa menjadi yang terbaik) adalah komitmen yang harus tertanam dalam diri seorang Leader dengan menciptakan harmoni antara Heart dan Head (2H) serta sinergi antara Spirit dan Strategy (2S). Leadership Principles to be the Star yaitu refleksi dari filosofi yang tertanam pada diri seorang Leader sebagai landasan yang kuat dalam bertindak. Lead by Heart: memimpin people (diri sendiri dan orang lain), Managed by Head: mengelola bisnis dan organisasi. Leadership Practices to be the Winner yaitu standar perilaku (standard behaviors) yang berisi praktik-praktik luhur menjadi seorang pemimpin, pemenang atau manifestasi prinsip yang diterapkan dalam rangka mencapai satu tujuan bersama yaitu untuk menjadi pemenang.
  • 34. The Telkom Way The Telkom Way adalah budaya perusahaan kokoh yang menjadi acuan insan Telkom Group dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku sehari-hari yang mengandung tiga unsur inti 3P, yaitu philosophy, principle dan practice. Philosophy to be the Best: Always The Best Philosophy Always the Best adalah keyakinan dasar (basic belief) yang berisi filosofi-filosofi dasar bagi insan Telkom Group untuk menjadi insan terbaik, yang merupakan esensi budaya perusahaan yang melandasi nilai-nilai dan perilaku setiap insan Telkom Group dengan mengedepankan integritas, antusiasme dan totalitas. Prinsip to be the Star: Solid- Speed-Smart (3S) Prinsip to be the Star, yaitu nilai-nilai inti (core values) yang berisi prinsip dasar untuk menjadi insan bintang. Prinsip to be the Star mengandung tiga nilai inti yang disebut 3S: Solid, Speed, Smart. Solid adalah terwujudnya satu hati (hati yang bersih), satu pikiran dan satu tindakan. Solid merupakan terjemahan dari Always the Best yang pertama, yaitu integrity. Speed adalah bertindak secara cepat dalam setiap pekerjaan. Speed merupakan penerjemahan dari unsur Always the Best yang kedua, yaitu enthusiasm. Smart adalah cara bersikap, berpikir dan bertindak secara cerdas dalam pekerjaan melalui intuisi yang tajam, olah rasio melalui kreativitas dan inovasi yang menghasilkan terobosan, dan olahraga melalui aksi yang impresif. Smart merupakan penerjemahan dari unsur Always the Best yang ketiga yang totality. Practices to be the Winner: Imagine-Focus-Action Practices to be the Winner yaitu standar perilaku (standard behaviors) yang berisi praktik-praktik luhur untuk menjadi insan pemenang dengan selalu menerapkan jurus IFA: Imagine, Focus, Action.
  • 35. VIII. Peak Performance Stretching Dengan adanya misi, tanggungjawab, wewenang dalam kerja tim, rasa saling menghormati, dan kepercayaan yang terus meningkat akan membantu meningkatkan performance Saat peregangan, seluruh tim ikut berpartisipasi, dimana dalam tim, masing-masing orang akan saling membantu dengan ide-ide tentang bagaimana untuk berbuat lebih baik dan lebih lagi.
  • 36. • Agar Direksi dapat melaksankan tugas dengan baik, efisien dan efektif sesuai ketentuan perundangundangan semata-mata untuk kepentingan Perusahaan, Telkom menerapkan kebijakan pembagian tugas dan wewenang diantara anggora Direksi. Selain itu, untuk memastikan kualitas pengelolaan perusahaan, Tekom memastikan bahwa:  Direksi Telkom mempunyai dan melaksanakan kebijakan penilaian sendiri (self-assessment) untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerjanya.  Kebijakan penilaian sendiri dan parameternya diungkapkan dalam Laporan Tahunan.  Memiliki kebijakan dan mekanisme pengunduran diri anggota Direksi yang terindikasi/terlibat dalam kejahatan keuangan. Peak Performance Stretching in PT. Telkom Indonesia, tbk
  • 37. IX. SynREAL (Synergetic Resource Allocation) Fase ini dirancang untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan menciptakan sistem perencanaan strategis untuk meningkatkan jalur produk, pangsa pasar dan profitabilitas. tujuannya adalah untuk menciptakan visi di masa depan perusahaan yang memiliki keterlibatan, dukungan penuh dan komitmen dari manajemen kunci. Dalam fase ini, anggaran modal disiapkan. Dalam fase VIII, anggaran operasional dibuat. Sehingga di fase IX ini, perusahaan memiliki misi, struktur, starategi dan anggaran belanja.
  • 38. • Merancang platform layanan baru sebagai dasar pengembangan bisnis ekosistem baru, seperti :  Open Platform untuk Connected Home Services (seperti mengembangkan dan membangun interoperable platform dengan berbagai layanan aplikasi untuk mendukung dan memfasilitasi keberhasilan layanan IndiHome kami),  Interoperable Payment Platform (seperti merancang pengembangan platform pembayaran untuk membangun ePayment Environment sebagai aplikasi laboratory test bed),  Smart Local Government Platform (seperti prototipe terintegrasi platform layanan pemerintah yang terintegrasi dan dikembangkan bekerjasama dengan pihak ketiga serta entitas-entitas anak). SynREAL in PT. Telkom Indonesia, tbk
  • 39. • Merancang dan mengembangkan layanan/aplikasi industri vertikal, baik untuk meningkatkan layanan saat ini dan juga menciptakan layanan baru seperti Shopping Experience Over TV dan Home Control untuk layanan IndiHome Broadband Fiber, Pembayaran Digital untuk Game dan e-Commerce, Smart City Application, dan aplikasi untuk memperkuat UKM Nasional. SynREAL in PT. Telkom Indonesia, tbk
  • 40. X. Top-Down vs Bottom-Up Structure • Top-Down Structure • Top-Down manajemen adalah gaya manajemen yang paling umum, sering disebut kepemimpinan otokratis. Menurut Carol Deeb, kepemimpinan otokratis adalah "proses manajemen puncak atau chief executive officer yang mengambil kesimpulan secara independen yang dapat mengubah atau memperbaiki sistem tempat kerja atau bisnis," Kesimpulan yang diambil kemudian akan disampaikan atau diturunkan kepada karyawannya yang bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa manajer tingkat rendah mungkin memiliki masukan tentang bagaimana mencapai tujuan akhir, namun mungkin mereka tidak memiliki banyak wewenang untuk mengubah kebijakan tanpa persetujuan dari tingkat manajemen tertinggi. • Top-down management memungkinkan pemimpin untuk bersikap jelas terhadap sasaran dan harapan. Selain itu karyawan akan lebih fokus pada tugasnya. Dengan top-down management akan membuat manajer dengan cepat dan efektif dalam mengambil alih tugas, memberikan tugas kepada tim atau karyawan, dan menetapkan tenggat waktu yang solid. Kepemimpinan otokratis memberi dorongan pada perusahaan yang mungkin tidak mereka miliki.
  • 41. X. Top-Down vs Bottom-Up Structure • Bottom-Up Structure • Bottom-up sebagai proses dimana "anggota tim diundang untuk berpartisipasi dalam setiap tahap proses manajemen." Sistem ini memungkinkan para manajer untuk mengkomunikasikan tujuan dan tugas dilakukan sampai ke tim, dan mereka merasa terlibat dalam pengembangan proyek sehingga memungkinkan semua tingkat organisasi menjadi bagian dari proses dan membantu membuat setiap orang merasakan sebagian besar tujuan. • Bottom-up structure membuat karyawan lebih terbuka untuk bekerja dan berusaha keras untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan cara yang paling sesuai untuk mereka serta memungkinkan talenta yang dimiliki karyawan untuk digunakan. Karyawan dapat berbagi solusi mereka dan mungkin meneruskannya kepada orang lain dalam tim mereka. Kolaborasi semacam ini dapat memperbaiki proses dengan cara baru.
  • 42. PT. TELKOM • PT Telkom berdasarkan struktur organisasi yang dimilikinya menerapkan top-down structure dimana direktur utama memimpin bawahannya. Dengan tujuan untuk menyesuaikan struktur organisasi dengan karakter bisnis serta dinamika tantangan usaha yang dihadapi Telkom, maka Perseroan telah melakukan revitalisasi organisasi untuk mengondisikan Structure Alignment with Business Portfolio. Bertujuan untuk menjaga stabilitas perusahaan dan control perusahaan maka diterapkan sistem Structure Business Unit
  • 43.
  • 44. XI. Incentive Systems • Fase ini merupakan fase terakhir karena menjadi fase tersulit. Fase yang berhubungan dengan uang, imbalan pribadi dan pengauan. • Tujuan dari fase ini adalah bersama-sama mengembangkan system insentif yang mencerminkan kerjasama, prestasi tim, dan memotivasi orang untuk melakukan dengan cara yang konsisten dengan misi, tujuan dan akuntabilitas yang baru. Organisasi mengetahui dimana itu akan terjadi dan mereka memiliki susunan dan resources untuk mendapatkannya. • Ketika fase ini berakhir, organisasi akan kembali ke fase 1 karena pada saat itu, adanya masalah baru yang membutuhkan tim baru, misi baru dan susunan baru. • Fase ini secara signifikan berbeda dari yang digunakan oleh konsultan manajemen tradisional atau behavioural scientist. Manajemen tradisional biasanya content-oriented dan menekankan pada apa keputusan yang akan dibuat dan bagaimana itu terjadi.
  • 45. • Struktur Remunerasi Telkom terdiri dari 2 (dua) komponen utama, yaitu : 1. Compensation Komponen ini terdiri dari Monthly Salary , Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Cutah dan Pajak Penghasilan (Pph 21). 2. Benefit Komponen ini terdiri dari Fixed Benefit dan Variable Benefit . Kedua sub komponen ini diberikan dalam bentuk Cash Benefit dan Non Cash Benefit *Terkait skema bonus karyawan, Perseroan biasanya akan mengalokasikan anggaran pada tahun berjalan, namun baru akan mendistribusikannya di tahun berikutnya setelah proses audit Laporan Keuangan selesai dan setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemberian bonus hanya dilakukan apabila target laba bersih dapat dicapai. Incentive Systems
  • 46. Reward untuk Internal ( Individual Recognition ):
  • 47. Dividen DIVIDEN TELKOMSEL : Berdasarkan RUPST Telkomsel yang diselenggarakan pada 2 April 2015, Telkomsel menyetujui, antara lain, dividen tunai sebesar Rp17.463 miliar yang merupakan 90% dari laba bersih Telkomsel tahun 2014 dan berdasarkan Resolusi Pemegang Saham pada 23 September 2015, Telkomsel menyetujui dividen tunai tambahan sebesar Rp4.851 miliar yang merupakan 25% dari laba bersih Telkomsel di tahun 2014. Berdasarkan kepemilikan saham, Perseroan berhak menerima 65% atas setiap dividen yang disetujui oleh Telkomsel untuk dibagikan.

Notas do Editor

  1. Witel Kediri misal harus target masang IndiHome tuh 40 pasang baru tiap bulan. Kalo 3X berturut turut ga nyampe target, GM Witel Kediri di kasih “rapor hitam” yang berimbas ke gaji/jabatannya dia.