Dokumen tersebut membahas tentang aksioma dalam forensic auditing, akuntansi forensic, teknik audit forensik, pembuktian dan kesaksian, laporan hasil audit, serta peran akuntan forensic dalam keberhasilan forensic auditing."
2. a. Aksioma dalam Forensic Auditing.
b. Akuntansi Forensic (Forensic
Accounting).
c. Teknik Audit Forensik.
d. Pembuktian & Kesaksian.
e. Laporan Hasil Audit.
f. Peran Forensic Accountant dalam
keberhasilan Forensic Auditing.
3. Aksioma dalam Forensic Auditing
Dalam pendangan para filsuf Yunani, aksioma adalam klaim atau
pernyataan yang dapat dianggap benar, tanpa perlu pembuktiaan
lebih lanjut.
Association Of Certifed Fraud Examiner (ACFE) menyebutkan 3
aksioma dalam melakukan investigasi atau pemeriksaan fraud, ketiga
aksioma ini oleh ACFE di istilahkan aksioma fraud
Aksioma-1, fraud is hidden
contoh: seorang direksi bank atau kepala cabang besar memfasilitasi
“pelanggan” dengan membukakan L/C fiktif atau memberikan kredit palsu
yang segera menjadi NPL (non Performing loan)
Aksioma-2, reverse proof
contoh : seorang investigator membantu jaksa penyidik, dan berupaya
membuktikan terjadinya fraud (korupsi) maka investigator
mengumpulkan bukti dan barang bukti sesuai dengan perundang -
undangan yang bersangkutan
Aksioma-3, existence of fraud
contoh : pemeriksa fraud hanya berupaya membuktikan terjadinya atau
tidak terjadinya fraud. Namun hanya pengadilan yang mempunyai
kewenangan untuk menetapkan hal itu
4. Akuntansi Forensik (Forensic Accounting)
• Akuntansi forensik adalah metodologi
investigasi pada data sejarah keuangan atau
aktivitas akuntansi lainnya yang hasilnya bisa
menjadi bahan dalam pengadilan guna
menyelesaikan sengketa hukum di masa
sekarang atau yang akan datang.
• Dalam profesi akuntan, forensik berkaitan
dengan hal keuangan dan permasalahan hukum.
Isi area akuntansi ini adalah audit atas catatan
akuntansi untuk mencari bukti penipuan, seperti
kecurangan dan pemalsuan terhadap data
keuangan.
5. Akuntansi Forensik ....
• Akuntansi Forensik adalah Penerapan disiplin
akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing,
pada masalah hukum untuk penyelesaian
hukum di dalam atau di luar pengadilan
Menurut
Theodorus
Tuanakotta
• Akuntansi Forensik adalah penerapan
keterampilan investigasi dan analitis untuk
menyelesaikan masalah keuangan dengan cara
yang memenuhi standar yang disyaratkan oleh
pengadilan
Menurut
Hopwood, Leiner
and Young
• Akuntansi Forensik adalah sebagai penggunaan
teori, prinsip, atau analisis akuntansi dalam suatu
tindakan hukum, seringkali melalui keterangan
saksi ahli
Menurut Black’s
Law Dictionary
6. Berikut beberapa hal yang dilakukan
dalam akuntansi forensik:
• Menggunakan teknik investigasi dan audit;
• Mengintegrasikan data keuangan dengan
keterampilan akuntansi dan komersial;
• Memberikan kesaksian melalui saksi ahli di
pengadilan;
• Menyelesaikan masalah keuangan yang
kompleks;
• Melaksanakan investigasi penipuan;
• Membantu pemahaman yang lebih baik tentang
sistem akuntansi yang dipegang oleh bisnis.
Akuntansi Forensik ....
7. Dipraktikan dalam bidang yang luas,
seperti:
• Dalam penyelesaian sengketa antarindividu
• Di perusahaan swasta dengan berbagai bentuk
hukum, perusahaan tertutup maupun perusahaan
yang memperdagangkan saham atau obligasi di
bursa, joint venture special purpose companies
• Diperusahaan yang Sebagian atau seluruh
sahamnya dimiliki negeri, baik di pusat maupun di
daerah (BUMN,BUMD)
• Di departemen/kementrian, pemerintahan pusat
dan daerah. MPR, DPR, DPRD dan Lembaga-
Lembaga lainya
Akuntansi Forensik ....
8. Teknik Audit Forensik
1. Memeriksa fisik dan mengamati, biasanya dilakukan dengan
melakukan perhitungan berupa asset tetap sedangkan mengamati
lebih melakukan kunjungan terhadap lingkungan entitas yang akan
diperiksa
2. Meminta konfirmasi dan informasi, meminta informasi biasa
dilakukakn oleh auditor kepada auditee sendangkan melakukan
konfirmasi kepada pihak ke tiga
3. Memeriksa dokumen, memeriksa pencatatan dokumen baik hard
copy dan soft copy milik auditee
4. Riview analytical, mencocokan angka agregat dan Deduksi angka
agregat
5. Membandingkan anggaran dan realisasi, dengan memahami
mekanisme pelaksanaan anggaran
6. Analisis vertical atau horizontal, analisis vertical merupakan analisis
ratio keuangan sendangkan horizontal perubahan (kenaikan atau
penurunan) angka-angka pada satu periode tahun buku
9. Pembuktian dan Kesaksian
Pembuktian
• Bukti Audit atau audit evidence adalah segala
informasi yang digunakan auditor untuk
membuktikan apakah informasi yang diaudit sudah
sesuai dengan kriteria tertentu. Memperoleh
sejumlah bukti audit yang berkualitas sangatlah
penting untuk mencapai tujuan audit.
• Auditor memerlukan bukti audit sebelum
melakukan proses audit untuk menghasilkan
pelaporan audit yang kompeten. Bukti audit
kompeten harus didapatkan lewat inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan
pendapat atas laporan yang diaudit.
10. Pembuktian dan Kesaksian ...
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor seputar kelayakan bukti audit, yaitu:
• Pertimbangan profesional, atau professional
judgment yang berarti probabilitas seorang auditor
untuk menemukan dan melaporkan penyelewengan
dalam sistem akuntansi klien.
• Integritas manajemen, atau management integrity yang
berarti sikap kejujuran dari pihak manajemen
perusahaan dalam menghasilkan laporan keuangan.
• Kepemilikan publik versus terbatas, yang berarti suatu
jenis perusahaan apakah termasuk
jenis perusahaan terbuka atau perusahaan terbatas.
• Kondisi keuangan, atau financial condition yang
menunjukkan apakah perusahaan
mendapatkan laba atau dalam kondisi merugi.
11. Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti audit ini berkaitan dengan sejauh
mana bukti-bukti yang diperoleh dapat dipercaya. Jika
bukti yang didapatkan adalah sangat kompeten, maka
hal ini sangat membantu auditor untuk menentukan
apakah laporan keuangan yang diperiksanya sudah
disajikan dengan wajar. Pertimbangan yang perlu
dilakukan dalam pemeriksaan apakah bukti audit sudah
kompeten bisa didasarkan pada:
1. Relevansi
2. Sumber perolehan
3. Ketepatan waktu
4. Objektivitas
12. Jenis Bukti Audit
Jenis Bukti Audit :
1. Pengujian fisik (physical examination), merupakan bukti yang diperoleh
lewat pemeriksaan secara fisik atau lewat perhitungan oleh auditor
terhadap harta perusahaan. Misalnya, uang tunai, surat berharga,
barang persediaan.
2. Konfirmasi, merupakan bukti yang didapatkan lewat penegasan dari
pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi yang berkaitan
dengan asersi manajemen dan tujuan audit. Umumnya auditor lebih
memilih konfirmasi tertulis karena mudah di-review oleh supervisor
audit dan memberikan dukungan keandalan.
3. Dokumentasi, merupakan pemeriksaan atau penyelidikan oleh auditor
atas dokumen dan catatan klien guna mendukung informasi yang telah
tersaji. Dokumentasi digunakan secara luas sebagai bukti audit karena
biayanya yang relatif rendah dan pada banyak kesempatan menjadi
satu-satunya bukti audit yang tersedia dan layak.
13. Jenis Bukti Audit ...
4. Prosedur analitis, dengan cara menggunakan perbandingan dan
hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lainnya tampak
wajar. Misalnya, auditor melakukan perbandingan total beban gaji
dengan jumlah tenaga kerja untuk menunjukkan apakah ada
pembayaran gaji yang tidak semestinya.
5. Wawancara dengan klien, merupakan upaya untuk memperoleh
informasi secara lisan ataupun tertulis dari klien yang menjadi bukti
respon atas pertanyaan dari auditor.
6. Perhitungan ulang, merupakan pengujian atas keakuratan hasil
perhitungan klien.
7. Observasi, merupakan penggunaan alat indera untuk menilai aktivitas
klien. Misalnya, auditor melakukan kunjungan ke lokasi pabrik untuk
mengamati proses produksi.
Pembuktian dan Kesaksian ...
14. Pembuktian dan Kesaksian ...
Kesaksian
• Bukti Kesaksian adalah bukti peyakin yang
didapat dari pihak lain karena diminta oleh
auditor. Peyakin maksudnya adalah untuk
mendukung bukti-bukti lain yang telah
didapatkan oleh auditor. Biasanya bukti
pengujian fisik, bukti dokumen, bukti analisis,
atau bukti lisan telah diperoleh, baru
kemudian dilengkapi dengan bukti kesaksian.
15. Laporan Hasil Audit
Laporan Hasil Audit merupakan salah satu tahap paling
penting dan akhir dari suatu pekerjaan audit. Dalam setiap
tahap audit akan selalu terdapat dampak psikologis bagi
auditor maupun auditee. Dampak psikologis dalam tahapan
persiapan audit dan pelaksanaan audit dapat ditanggulangi
pada waktu berlangsungnya audit. Tetapi dampak psikologis
dari laporan hasil audit, penanggulangannya akan lebih sulit
karena:
a. Waktu audit sudah selesai
b. Laporan merupakan salah satu bentuk komunikasi tertulis, formal,
sehingga auditor tidak dapat mengetahui reaksi auditee secara
langsung
c. Laporan telah didistribusikan kepada berbagai pihak sehingga
semakin banyak pihak yang terlibat.
16. • Karena laporan hasil audit akan mempunyai
dampak luas, maka diperlukan pengetahuan
khusus tentang penyusunan laporan hasil audit.
Pelaporan hasil audit merupakan tahap akhir
kegiatan audit. Selain harus sesuai dengan
norma pemeriksaan, penyusunan laporan hasil
audit juga harus mempertimbangkan dampak
psikologis, terutama yang bersifat dampak
negatif bagi auditee, pihak ketiga dan pihak lain
yang menerima laporan tersebut.
Laporan Hasil Audit ...
17. Dalam audit laporan keuangan maupun audit intern perusahaan
badan usaha milik negara/ daerah (BUMN/BUMD di Indonesia)
sudah disusun Standar Pemeriksaan yang diantaranya ialah
mengatur tentang pelaporan hasil audit. Norma Pelaporan hasil
Pemeriksaan pada standar standar pemeriksaan satuan pengawas
intern (auditor internal BUMN/BUMD) antara lain memuat hal-hal
berikut ini:
a. Audit harus melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan penugasan
yang ditetapkan.
b. Laporan audit harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada
pejabat yang berwenang tepat pada waktunya agar bermanfaat.
c. Laporan audit harus memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan,
disusun dengar baik, menyajikan informasi yang layak serta
pernyataan bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan
norma pemeriksaan.
Laporan Hasil Audit ...
18. d. Setiap Laporan pemeriksaan harus:
– Memuat ruang lingkup pemeriksaan, sasaran/tujuan pemeriksaan,
dan adakah hal- hal yang dapat dirasakan sebagai pembatasan
terhadap pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.
– Memuat temuan (findings) dan kesimpulan (conclusions) pemeriksa
secara objektif (didukung dengan adequate audit evidence), serta
saran tindak yang konstruktif
– Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan dari
pada kritik.
– Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang
belum dapat diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan, bila
ada.
– Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi atau suatu
tindakan perbaikan it dapat diterapkan di bagian lain.
– Mengemukakan tanggapan/penjelasan pejabat objek (formal
responses by the auditee) yang diperiksa mengenai hasil
pemeriksaan.
Laporan Hasil Audit ...
19. Laporan Hasil Audit ...
Tanggapan audite (auditee response) sebaiknya dapat secara jelas
mencerminkan atau menggambarkan pendapat pihak audite,
apakah temuan dan rekomendasi auditor tersebut:
Dapat diterima, setuju dengan usulan tindak-lanjut dan jadwal atau ada usul
lain.
Tidak sependapat dengan alasan dan penjelasannya.
Arti Penting Laporan Hasil AuditLaporan hasil audit yang disusun
auditor mempunyai tujuan/ manfaat sebagai berikut:
a. Sebagai bukti pelaksanaan tugas
b. Sebagai sumber referensi untuk perencanaan audit berikutnya
c. Sebagai alat pembuktian apabila ada sanggahan dari pihak yang terlibat
d. Sebagai media untuk mengkomunikasikan informasi-informasi penting yang
diperoleh selama pelaksanaan audit.
20. Karakteristik Laporan Audit yang Ideal
Laporan audit yang ideal harus memenuhi
beberapa ciri seperti yang dijelaskan di bawah
ini:
Kesederhanaan
Kejelasan
Brevity
Keteguhan
Objektivitas
Konsistensi
Prinsip yang Diterima
Prinsip Pengungkapan
Laporan Hasil Audit ...
21. Template laporan ini mencakup 7 komponen:
• Judul : Judul yang tepat memudahkan pembaca untuk
mengidentifikasi laporan. Ini juga membedakan laporan ini dari yang
lain.
• Alamat : Harus ditangani dengan benar. Misalnya, dalam audit wajib,
laporan ditujukan kepada pemegang saham. Padahal hal yang sama
ditujukan kepada pemerintah dalam hal audit khusus.
• Identifikasi laporan keuangan : Ini harus menampilkan nama dan
alamat perusahaan.
• Referensi standar dan praktik audit : Ini memastikan kesesuaian
dengan regulasi dan menjamin bahwa standar akuntansi dan audit
telah dipatuhi.
• Opini atas laporan keuangan : Menyatakan opini auditor atas posisi
keuangan perusahaan.
• Tanda tangan : Auditor harus menandatangani laporan ini .
• Tanggal : Laporan harus menampilkan tanggal pemerikasaan.
Laporan Hasil Audit ...
24. Peran Forensik Accountant dalam
keberhasilan Forensic Auditing
Dalam urusan pengadilan (litigation), akuntan forensik memiliki tugas
memberikan pendapatnya mengenai hukum. Tetapi mereka juga dapat
berperan di luar pengadilan (non litigation) seperti pada perumusan alternatif
dalam menyelesaikan perkara di sebuah sengketa, perhitungan dampak dari
pelanggaran kontrak atau perhitungan ganti rugi dari sebuah perkara.
Ada dua bagian akuntansi forensik, yaitu penyelidikan (investigatice services)
dan litigasi (litigation services).
Jasa penyelidikan biasanya bertugas dalam memeriksa penipuan atau
auditor penipuan. Akuntan penyelidik menguasai ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan pendeteksian, pencegahan, pengendalian penipuan
dan misinterpretasi.
Jasa litigasi berperan dalam pemeriksan penipuan dan jasa akuntansi
forensik untuk memecahkan permasalahan valuasi seperti dalam kasus
perceraian rumah tangga.Tim audit perlu mengikuti pelatihan serta
pentingnya prosedur akuntansi forensik dalam proses audit, selain itu juga
dibutuhkan spesialis forensik untuk memecahkan masalah
25. Peran Forensik Accountant dalam
keberhasilan Forensic Auditing ...
Peran akuntansi forensik di Indonesia
Di Indonesia, peran akuntansi forensik fokus pada pengungkapan kasus
korupsi melalui sinergi lembaga-lembaga antikorupsi, seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan
kepolisian. Akuntansi forensik digunakan untuk mengungkap kasus
korupsi karena tingginya kasus tersebut di tanah air.
Berdasarkan rekapan Indonesia Corruption Watch (ICW), ada 271 kasus
korupsi pada 2019 yang berhasil mendapat penindakan dengan total
kerugian negara mencapai Rp8,4 triliun. Menguatnya peluang akuntansi
dan audit forensik didukung oleh adanya penambahan jumlah Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mulai memberikan jasa audit forensik dan
investigasi audit kepada kliennya.
Penguatan peluang akuntansi dan audit forensik bertujuan untuk
memerangi fenomena fraud dan korupsi yang kini menjadi ancaman bagi
pihak BUMN, swasta, dan pemerintahan. Di Indonesia, istilah akuntansi
forensik dikenal pasca keberhasilan PricewaterhouseCoopers (PwC) saat
berhasil membongkar kasus Bank Bali pada 1999.