Perbedaan ketentuan utama antara Permen BUMN No. PER-5 Tahun 2022 dan No.PER-2 Tahun 2023 terkait penerapan Manajemen Risiko BUMN adalah penetapan klasifikasi risiko BUMN yang semula oleh Menteri menjadi oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, serta penambahan parameter dan penjelasan terkait klasifikasi risiko dan tata kelola terintegrasi bagi BUMN konglomerasi.
Daftar PERBEDAAN KETENTUAN Permen BUMN (No.PER-5 Thn 2022 dgn No.PER-2 Thn 2023) tentang "Penerapan MANAJEMEN RISIKO BUMN".
1. Daftar PERBEDAAN KETENTUAN Permen BUMN
No. PER-5 Tahun 2022 dengan No.PER-2 Tahun 2023
Tentang “Penerapan MANAJEMEN RISIKO BUMN”
Ketentuan
tentang
Permen BUMN
No.PER-5 Tahun
2022
Perbedaannya
dengan
PER-2 Tahun
2023
Permen BUMN
No.PER-2 Tahun
2023
Kategori BUMN dan
Anak Perusahaan
BUMN
Pasal 7
Hanya 3 ayat
Pasal 50
Terdapat tambahan
1 ayat, yaitu di ayat
(4)
Pasal 50 ayat (4)
Direksi BUMN
menetapkan kategori
Anak Perusahaan BUMN
berdasarkan ayat (2) dan
ayat (3).
Model Tata Kelola
Risiko Tiga Lini
Pasal 8 ayat (3)
Selain menerapkan
model tata kelola
Risiko tiga lini, BUMN
Konglomerasi wajib
menerapkan Tata
Kelola Terintegrasi
dalam melaksanakan
Manajemen Risiko.
Pasal 8 ayat (4) Tata
Kelola Terintegrasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(3) dilaksanakan oleh
Dekom atau Dewas
dan Direksi BUMN
Konglomerasi.
Pasal 51 ayat (3)
merangkum 2 ayat
(yang semula ayat 3
dan 4) menjadi 1
(yaitu ayat 3).
Terdapat tambahan
penjelasan
kewajiban BUMN
konglomerasi
dalam menerapkan
Tata Kelola
Terintegrasi terkait
pelaksanaan
Manajemen Risiko
Pasal 51 ayat (3)
Selain menerapkan ....,
BUMN
konglomerasi wajib
menerapkan Tata Kelola
Terintegrasi
dalam ....., paling sedikit
meliputi:
a. Direksi BUMN Induk
....
b. penetapan direktur
yang ...
c. direktur yang
melaksanakan ...
d. Dekom/Dewas
menjalankan ...
Klasifikasi Risiko
BUMN &
Anak Perusahaan
BUMN
Pasal 10 ayat (1)
Menteri menetapkan
klasifikasi Risiko
BUMN sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
6 huruf b berdasarkan
tingkat Intensitas
Risiko, dengan
mempertimbangkan
ukuran dan
kompleksitas BUMN.
Pasal 53
Terjadi perubahan
penetapan
klasifikasi Risiko
BUMN, yang
semula oleh
Menteri menjadi
oleh Dekom/
Dewas atas usulan
Direksi.
Pasal 53 ayat (1)
Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas menetapkan
klasifikasi Risiko BUMN
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal 49 huruf b
berdasarkan tingkat
Intensitas Risiko
dengan
mempertimbangkan
dimensi ukuran dan
kompleksitas BUMN atas
usulan Direksi.
2. Pasal 10 ayat (3)
Ukuran BUMN dan
Anak Perusahaan
diklasifikasikan
menjadi besar dan
tidak besar
berdasarkan total
modal,
atau total aset jika
total modal negatif.
Pasal 53
Dipecah menjadi 3
ayat (yaitu; ayat 3,
4 dan 5) dan
ditambahkan
parameter dimensi
ukuran BUMN dan
dimensi ukuran
Anak Perusahaan
BUMN..
Pasal 53
(3) Ukuran BUMN dan
Anak Perusahaan
BUMN diklasifikasikan
besar dan tidak besar
berdasarkan total aset
atau total modal.
(4) Dimensi ukuran BUMN
ditentukan
berdasarkan
parameter:
a. ukuran besar jika
....
b. ...
(5) Dimensi ukuran Anak
Perusahaan BUMN
ditentukan ...
parameter : .....
Klasifikasi Risiko
BUMN &
Anak Perusahaan
BUMN
Pasal 10 ayat (4)
Kompleksitas BUMN
dan Anak
Perusahaan
diklasifikasikan
menjadi tinggi dan
tidak tinggi
berdasarkan
parameter: ....
Pasal 10 ayat (5)
Klasifikasi Risiko BUMN
dan Anak Perusahaan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2),
dituangkan dalam
bentuk kuadran.
Pasal 53
Terdapat
penjelasan pada
ayat (6) huruf a, b,
dan d.
Terdapat tambahan
ayat, yaitu ayat (7)
dan (8).
Ayat (5) berubah
menjadi ayat (9),
dengan kalimat
yang sama.
Pasal 53
(6) Kompleksitas BUMN
dan Anak Perusahaan
BUMN diklasifikasikan
tinggi apabila
memenuhi salah satu
parameter:
a. peran dalam
menjalankan
kewajiban pelayanan
umum (public service
obligation) antara lain:
1, 2, dan 3 ....
b. Hubungan
kelembagaan strategis
dengan kementerian
teknis, baik secara
langsung maupun tidak
langsung dalam:
1....
2 ....
d. Kompleksitas struktur
korporasi yang
ditandai dengan: 1...
2... 3... 4 .....
e. Interkoneksi dengan
BUMN dan/atau Anak
Perusahaan BUMN
lain, yang ditandai
dengan:
1....
2 ....
3. (7) Kompleksitas BUMN
dan Anak Perusahaan
BUMN diklasifikasikan
tidak tinggi apabila
tidak memenuhi
ketentuan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (6).
(8) Perubahan terhadap
nilai total aset
dan/atau total modal
sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf a
ditetapkan oleh
Deputi.
Organ Pengelola
Risiko di BUMN
& Anak Perusahaan
BUMN
Pasal 13 ayat (2)
Kewajiban memiliki
organ pengelola Risiko
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan
ketentuan:
a. ...
b. ... dst
Pasal 56
Terdapat tambahan
kalimat “Anak
perusahaan BUMN”
pada setiap
penjelasannya.
Pasal 56 ayat (2)
Kewajiban memiliki organ
pengelola Risiko
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan
ketentuan:
a. BUMN dan Anak
Perusahaan BUMN
dengan klasifikasi
sistemik A dan
berkategori BUMN
konglomerasi/Anak
Perusahaan BUMN
konglomerasi wajib
memiliki seluruh organ
pengelola Risiko
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55;
b. ... dst
Fungsi, Tugas,
Kewenangan &
Tanggungjawab
DEKOM/DEWAS
selaku Organ
Pengelola Risiko
Pasal 14 ayat (2)
Dalam pelaksanaan
fungsi Manajemen
Risiko
sebagaimana
dimaksud pada ayat (
1) huruf a, Dekom
atau Dewas memiliki
wewenang, tugas dan
tanggung
jawab:
d. melaksanakan
pengawasan
terhadap
Pasal 57
Pengurangan anak
ayat dari 4 menjadi
3.
Mengganti kata
“Pemilik Modal”
dengan “Menteri”.
Pasal 57 ayat (2)
Dalam pelaksanaan fungsi
Manajemen Risiko
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a,
Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas memiliki
wewenang, tugas,
dan tanggung jawab:
c. Melaksanakan
pengawasan dan
pemberian nasihat
terhadap pelaksanaan
4. pelaksanaan fungsi
Manaj emen Risiko
lainnya sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-
undangan, anggaran
dasar dan/ atau
keputusan
RUPS/Pemilik
Modal.
fungsi Manajemen
Risiko sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan,
anggaran dasar,
dan/atau keputusan
RUPS/Menteri.
Pasal 14 ayat (4)
Dalam pelaksanaan
fungsi Tata Kelola
Terintegrasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf c, Dekom atau
Dewas memiliki
wewenang, tugas dan
tanggung
jawab:
a. mengawasi
penerapan Tata
Kelola Terintegrasi
pada Anak
Perusahaan agar
selaras dengan
kebijakan
Manajemen Risiko
BUMN Induk;
Pasal 57
Terdapat
penambahan huruf
pada anak ayat
(semula dari a sd e
menjadi a sd f),
yaitu ditambahkan
wewenang, tugas,
dan tanggung
jawab pada huruf a.
Pasal 57 ayat (4)
Dalam pelaksanaan Fungsi
Tata Kelola Terintegrasi,
Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas memiliki
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab:
a. Melakukan evaluasi dan
persetujuan kebijakan
Tata Kelola Terintegrasi;
b... dst
Fungsi, Tugas,
Kewenangan &
Tanggungjawab
DIREKSI
selaku Organ
Pengelola Risiko
Pasal 15
(2) Dalam pelaksanaan
fungsi Manajemen
Risiko
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf a, Direksi
memiliki wewenang,
tugas dan tanggung
jawab:
g. melaksanakan fungsi
Manajemen Risiko
lainnya sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-
undangan, anggaran
Pasal 58
Mengganti kata
“Pemilik Modal”
dengan “Menteri”
pada huruf g.
Pasal 58 ayat (2)
Dalam pelaksanaan Fungsi
Manajemen Risiko, Direksi
memiliki wewenang,
tugas, dan tanggung
jawab:
g. Melaksanakan fungsi
Manajemen Risiko
lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan,
anggaran dasar,
dan/atau keputusan
RUPS/Menteri.
5. dasar dan/ a tau
keputusan RUPS /
Pemilik Modal.
Pasal 15
(3) Dalam pelaksanaan
fungsi Audit Intern
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf b, Direktur
Utama memiliki
wewenang, tugas dan
tanggung jawab:
e. melaksanakan fungsi
Audit Intern lainnya
sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan, anggaran
dasar dan/ atau
keputusan
RUPS/Pemilik
Modal.
Pasal 58
Menambah huruf e
dan
mengganti kata
“Pemilik Modal”
dengan “Menteri”
pada huruf f.
Pasal 58 ayat (3)
Dalam pelaksanaan Fungsi
Audit Intern, Direksi
memiliki wewenang,
tugas, dan tanggung
jawab:
e.Memastikan Anak
Perusahaan BUMN
memiliki SPI; dan
f. Melaksanakan fungsi
Audit Intern lainnya
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan,
anggaran dasar,
dan/atau keputusan
RUPS/Menteri.
Fungsi, Tugas,
Kewenangan &
Tanggungjawab
DIREKSI
selaku Organ
Pengelola Risiko ...
Pasal 15
(4) Dalam pelaksanaan
fu ngsi Tata Kelola
Terintegrasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
huruf c, Direksi
memiliki wewenang,
tugas dan tanggung
jawab:
d. melaksanakan fungsi
Audit Intern lainnya
sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan, anggaran
dasar dan/ atau
keputusan
RUPS/Pemilik
Modal.
Pasal 58
Mengganti kata
“Pemilik Modal”
dengan “Menteri”
pada huruf d.
Pasal 58 ayat (4)
Dalam pelaksanaan Fungsi
Tata Kelola Terintegrasi,
Direksi memiliki
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab:
d. Melaksanakan fungsi
Tata Kelola Terintegrasi
lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan,
anggaran dasar,
dan/atau keputusan
RUPS/Menteri.
6. Fungsi, Tugas,
Kewenangan &
Tanggungjawab
Komite Audit
selaku Organ
Pengelola Risiko
Pasal 16
Komite Audit sebagai
organ pengelola Risiko
di bawah Dekom
atau Dewas
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
12 huruf c
memiliki fu ngsi Audit
Intern dengan
wewenang, tugas dan
tanggung jawab:
a. ...
b. ... dst
Pasal 59
Menambahkan
huruf n & o.
Pasal 59
Komite Audit sebagai
organ pengelola Risiko di
bawah Dewan
Komisaris/Dewan
Pengawas memiliki Fungsi
Audit Intern dengan
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab:
a. ...
b. ... dst
n. Melaksanakan
pemantauan dan
evaluasi terhadap
pelaksanaan fungsi
Audit Intern lainnya
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan,
anggaran dasar,
dan/atau keputusan
RUPS/Menteri; dan
o. Menjalankan
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab lain
yang terkait dengan
fungsinya.
Fungsi, Tugas,
Kewenangan &
Tanggungjawab
KOMITE PEMANTAU
RISIKO selaku Organ
Pengelola Risiko
Pasal 17
(1) Komite Pemantau
Risiko sebagai organ
pengelola Risiko
di bawah Dekom atau
Dewas sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 12 huruf d
memiliki fungsi
Manajemen
Risiko dengan
wewenang, tugas dan
tanggung jawab: a & b
...
(2) Dalam pelaksanaan
fungsi Tata Kelola
Terintegrasi,
Komite Pemantau
Risiko memiliki
wewenang, tugas dan
tanggung jawab: a...
b... dst
Pasal 60
Ayat (1) & (2)
digabungkan
menjadi satu dan
menambahkan
huruf c & d
Pasal 60
Komite Pemantau Risiko
sebagai organ pengelola
Risiko di bawah Dewan
Komisaris/Dewan
Pengawas memiliki Fungsi
Manajemen Risiko dengan
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab:
a. ... b. ...
c. Melakukan pemantauan
dan penelaahan
terhadap laporan
Manajemen Risiko dan
laporan lainnya terkait
penerapan Manajemen
Risiko baik BUMN Induk
maupun Anak
Perusahaan BUMN;
d. Melakukan
pemantauan dan
evaluasi atas kesesuaian
penerapan kebijakan
dan strategi Manajemen
7. Risiko BUMN Induk dan
Anak Perusahaan
BUMN;
Fungsi, Tugas,
Kewenangan &
Tanggungjawab
KOMITE TATA KELOLA
TERINTEGRASI selaku
Organ Pengelola
Risiko
Pasal 18
Komite Tata Kelola
Terintegrasi
.... memiliki fungsi Tata
Kelola Terintegrasi
dengan wewenang,
tugas dan tanggung
jawab:
a... sd c ...
Pasal 61
Terdapat
penambahan huruf-
huruf dari anak
ayat, semula hanya
a sd c menjadi a sd
g.
Terjadi perubahan
isi huruf-huruf dari
anak ayat.
Pasal 61
Komite Tata Kelola
Terintegrasi sebagai organ
pengelola Risiko di bawah
Dewan Komisaris/ Dewan
Pengawas memiliki Fungsi
Tata Kelola Terintegrasi
dengan wewenang, tugas,
dan tanggung jawab:
a. Melakukan evaluasi
kebijakan Tata Kelola
Terintegrasi;
b. ... dst
Tugas, Kewenangan &
Tanggungjawab
DIREKTUR Bidang
Pengelola Risiko
selaku Organ
Pengelola Risiko
Pasal 19
Direktur yang
membidangi
pengelolaan Risiko
sebagai organ
pengelola Risiko
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
12
huruf f memiliki
wewenang, tugas dan
tanggung jawab:
a. ... b. ...
c. melaksanakan
penyusunan dan
penetapan rencana
kerja, rencana
pengembangan dan
sumber daya
manusia di bidang
pengelolaan Risiko
yang menjadi
tanggung jawabnya
untuk kepentingan
BUMN dalam
mencapai maksud
dan tujuan
Perusahaan;
Pasal 62
Terdapat
perubahan susunan
pada huruf-huruf
anak ayat.
Menambahkan isi
pada huruf h dan
menambahkan
huruf i.
Pasal 62
Direktur yang membidangi
Pengelolaan Risiko sebagai
organ pengelola Risiko
memiliki wewenang,
tugas, dan tanggung
jawab:
a. ... b. ...
c. Melaksanakan
koordinasi dan
memberikan arahan
pelaksanaan prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang
Baik;
d ... dst
h. Membentuk unit kerja
Manajemen Risiko yang
bertanggung jawab
langsung kepada
Direktur yang
membidangi
pengelolaan Risiko, yang
memiliki wewenang dan
tanggung jawab
meliputi: 1. ..sd...7.
i. Melaksanakan
pengurusan BUMN di
bidang pengelolaan
Risiko sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundangundangan,
anggaran dasar,
dan/atau keputusan
RUPS/Menteri.
8. Tugas, Kewenangan &
Tanggungjawab
DIREKTUR Bidang
Pengelola Keuangan
selaku Organ
Pengelola Risiko
Pasal 20
Direktur yang
membidangi
pengelolaan keuangan
sebagai
organ pengelola Risiko
memiliki wewenang,
tugas dan tanggung
jawab:
a. ... sd d.....
Pasal 63
Terdapat tambahan
huruf e.
Pasal 63
Direktur yang
membidangi Pengelolaan
Keuangan sebagai organ
pengelola Risiko memiliki
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab:
a. ... sd d...
e. Menjalankan
wewenang, tugas, dan
tanggung jawab lain
yang terkait dengan
fungsinya.
Fungsi, Tugas,
Kewenangan &
Tanggungjawab
Satuan Pengawasan
Internal (SPI) selaku
Organ Pengelola
Risiko
Pasal 21
SPI sebagai organ
pengelola Risiko
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 1 2 huruf h
memiliki fungsi Audit
Intern dengan
wewenang, tugas dan
tanggung jawab:
a... sd d....
e. mengikuti rapat
yang bersifat
strategis;
r. memastikan bagi SPI
BUMN Induk:
1. menentukan
strategi
pelaksanaan
Audit Intern
Anak
Perusahaan; dan
2. merumuskan
prinsip Audit
Intern yang
mencakup
metodologi audit
dan langkah
pelaksanaan
pengendalian
mutu;
Pasal 64
Mengganti isi huruf
e dengan
menghilangkan
kalimat “mengikuti
rapat yang bersifat
strategis”.
Menambahkan isi
yang semula di
huruf r (hanya 2
angka) menjadi
huruf t (dengan 3
angka).
Pasal 64
SPI sebagai organ
pengelola Risiko memiliki
Fungsi Audit Intern
dengan wewenang, tugas,
dan tanggung jawab:
a... sd d....
e. Memberikan konsultasi
dan keyakinan terkait
hal yang bersifat
strategis, baik pada saat
perencanaan maupun
pada saat pelaksanaan
kegiatan operasional;
t. sebagai SPI BUMN
Induk:
1. Menentukan strategi
pelaksanaan Audit
Intern Anak
Perusahaan BUMN;
2. Merumuskan prinsip
Audit Intern yang
mencakup metodologi
audit dan langkah
pelaksanaan
pengendalian mutu;
dan
3. Memantau
pelaksanaan Audit
Intern pada masing-
masing Anak
Perusahaan BUMN.
9. Taksonomi Risiko
BUMN & Anak
Perusahaan BUMN
yang Terintegrasi
Pasal 22
(1) BUMN wajib
memiliki
Taksonomi Risiko
BUMN dan Anak
Perusahaan sesuai
dengan kebutuhan
pengawalan target
kinerja BUMN dan
Anak Perusahaan.
(2) BUMN wajib
memetakan
Taksonomi Risiko
BUMN dan Anak
Perusahaan
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) kepada
Taksonomi Risiko
Kementerian
BUMN untuk
proses agregasi
Risiko BUMN di
Kernen terian
BUMN dan untuk
proses integrasi
Risiko Anak
Perusahaan di
BUMN.
(3) Taksonomi Risiko
Kementerian
BUMN, terdiri dari:
... dst.
Pasal 66
Terdapat
penambahan
kalimat “yang
terintegrasi” pada
ayat (1).
Terjadi perubahan
dari “Taksonami
Risiko Kementerian
BUMN” menjadi
“Taksonami Risiko
Portofolio BUMN”
pada ayat (3).
Terdapat tambahan
angka (yang semula
tidak ada) pada
huruf a (4 angka), b
(9 angka) dan c (21
angka) pada ayat
(3).
Terdapat tambahan
ayat (4 dan 5).
Pasal 66
(4) Perubahan terhadap
kelompok tema,
kategori, dan peristiwa
Risiko dimaksud pada
ayat (3) huruf a sampai
dengan huruf c
ditetapkan oleh
Deputi.
(5) Petunjuk teknis
mengenai proses
agregasi pada
Taksonomi Risiko
Portofolio BUMN
dimaksud pada ayat
(2) dan matriks untuk
mengukur tingkat
Risiko dari aktivitas
bisnis atau indikator
Risiko utama (key risk
indicators)
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(3) huruf d ditetapkan
oleh Deputi.
Kecukupan Muatan
Kebijakan Manajemen
Risiko
Pasal 23
(1) Kebijakan
Manajemen Risiko
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2)
huruf b paling
sedikit memuat:
a. penetapan Risiko
sesuai dengan
Taksonomi
Risiko;
b. penetapan
strategi Risiko T
erintegrasi dari
Anak Perusahaan
ke BUMN Induk;
Pasal 67
Terjadi perubahan
isi huruf a dan b
pada ayat (1).
Pasal 67
(1) Kebijakan Manajemen
Risiko dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (2) huruf
b paling sedikit
memuat:
a. Penetapan Strategi
Risiko Terintegrasi
dari Anak
Perusahaan BUMN
ke BUMN Induk;
b. Penetapan selera
Risiko (risk
appetite), toleransi
Risiko (risk
tolerance), dan
batasan Risiko (risk
10. limit) yang
memperhatikan
kapasitas Risiko
(risk capacity);
c. ...dst
Kecukupan Muatan
Standar Prosedur
Manajemen Risiko
Pasal 23
(3) Standar prosedur
Manajemen Risiko
dan penetapan
limit Risiko
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2) paling
sedikit
memuat:
a....sd c...
d. hal lain yang
ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 67
Menghilangkan
huruf d pada ayat
(3).
Pasal 67
(3) Standar prosedur
Manajemen Risiko dan
penetapan strategi
Risiko dimaksud pada
ayat (2) paling sedikit
memuat:
a... sd c...
Kecukupan Proses
Identifikasi,
Pengukuran,
Perlakuan,
Pencatatan,
Pemantauan, Evaluasi,
dan Pelaporan serta
Sistem Informasi
Manajemen Risiko
Pasal 24
(4) Dalam rangka
melaksanakan
pengendalian
Risiko, BUMN
paling sedikit:
a. menyusun
metode ...
b. ... dan c...
(5) Direksi wajib
melakukan
identifikasi,
pengukuran, dan
pengendalian
Risiko dengan
menggunakan
metode yang
dipilih oleh Direksi.
(6) Pemilihan metode
identifikasi,
pengukuran, dan
pengendalian
Risiko dimaksud
pada ayat (5),
dilakukan dengan
mempertimbang-
kan karakteristik
masing-masing
BUMN.
Pasal 68
Mengganti kalimat
“pengendalian
Risiko” pada ayat
(4), (5) dan (6)
menjadi “perlakuan
Risiko”.
Menambahkan
huruf d pada ayat
(7).
Pasal 68
(4) Dalam rangka
melaksanakan
perlakuan Risiko,
BUMN paling sedikit:
a. Menyusun metode
perlakuan Risiko
atas Risiko yang
dapat
membahayakan
kelangsungan
usaha BUMN;
b. Memperlakukan
Risiko ....
(7) Sistem informasi
Manajemen Risiko
dimaksud pada ayat
(1), memuat informasi
paling sedikit
mengenai:
a...sd c...
d. Realisasi
pelaksanaan
Manajemen Risiko
dibandingkan dengan
target yang
ditetapkan.
11. (7) Sistem informasi
Manajemen Risiko
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1), memuat
informasi paling
sedikit mengenai:
a. ... sd c...
Cakupan
Sistem Pengendalian
Intern
Pasal 25
(3) Sistem
Pengendalian Intern
dalam penerapan
Manajemen Risiko
paling sedikit
mencakup:
a. ...
b. penetapan
wewenang dan
tanggung jawab
untuk
pemantauan
kepatuhan
kebijakan dan
prosedur
Manajemen
Risiko, serta
penetapan limit
Risiko;
Pasal 69
Ayat (1) dan (2)
PER-5_2022
dirangkum menjadi
1, yaitu di ayat (2)
pada PER-2_2023.
Merubah kalimat
“penetapan limit
Risiko” pada huruf
b ayat (2) menjadi
“penetapan strategi
Risiko” pada huruf
b ayat (3).
Pasal 69
(2) Sistem Pengendalian
Intern dalam
penerapan
Manajemen Risiko
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit
mencakup:
a. ....
b. Penetapan
wewenang dan
tanggung jawab
untuk pemantauan
kepatuhan
kebijakan dan
prosedur
Manajemen Risiko
serta penetapan
strategi Risiko;
Penyusunan
Perencanaan
Manajemen Risiko
Pasal 27
Direksi wajib
menyusun
perencanaan
Manajemen Risiko
yang menjadi satu
kesatuan dengan
Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan
(RKAP) yang
dituangkan dalam bab
tersendiri, paling
sedikit memuat:
a. profil Risiko;
b. ... dan c...
d. rencana
pelaksanaan
mitigasi Risiko dan
anggaran biaya.
Pasal 71
Menambah huruf a.
Mengganti isi huruf
d.
Menambahkan
huruf e.
Pasal 71
Direksi wajib menyusun
perencanaan Manajemen
Risiko yang menjadi satu
kesatuan dengan RKAP
yang dituangkan dalam
bab tersendiri, paling
sedikit memuat:
a. strategi Risiko;
b. ... dan c...
d. Target perhitungan
Risiko inheren dan
Risiko residual yang
disusun dalam format
triwulanan dan tahunan;
e. Rencana pelaksanaan
perlakuan Risiko dan
anggaran biaya.
12. Pemantauan dan
Evaluasi
Penerapan
Manajemen Risiko
di Tingkat Portofolio
BUMN
Pasal 28
(1) Menteri
berwenang
melakukan
monitoring dan
evaluasi
penerapan
Manajemen Risiko
di BUMN.
(2) Wewenang
Menteri dalam
melakukan
monitoring dan
evaluasi
penerapan
Manajemen Risiko
dilaksanakan oleh
Deputi
berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
Pasal 72
Ayat (1) dan (2)
PER-5_2022
dirangkum menjadi
1, yaitu di ayat (1)
pada PER-2_2023.
Kewenangan
“Menteri” diubah
menjadi
kewenangan
“Deputi”.
Pasal 72
(1) Pemantauan dan
evaluasi penerapan
Manajemen Risiko di
tingkat Portofolio
BUMN dilaksanakan
oleh Deputi
berdasarkan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pelaporan
Manajemen Risiko di
BUMN
Pasal 30
(3) Laporan penerapan
Manajemen Risiko
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2) huruf a terdiri
dari:
a. laporan
pemantauan
Risiko, paling
sedikit memuat:
1. profil Risiko;
2. ... sd 6. ...
Pasal 73
Menambahkan
“strategi Risiko”
pada ayat (3) huruf
a angka 1.
Pasal 73
(3) Laporan penerapan
Manajemen Risiko
terdiri dari:
a. Laporan
pemantauan Risiko,
paling sedikit
memuat:
1. strategi Risiko;
2. profil Risiko;
3. ... sd 7. ...
Pasal 30
(8) Laporan berkala
triwulanan dan
laporan tahunan
kinerja BUMN
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(7) ditandatangani
oleh seluruh Direksi
dan seluruh Dekom
atau Dewas.
Pasal 73
Menghilangkan
ketentuan pada
ayat (8), yaitu
tentang
“penandatanganan”
oleh seluruh Direksi
dan seluruh Dekom
atau Dewas pada
Laporan berkala
triwulanan dan
laporan tahunan
kinerja BUMN.
13. Pelaporan
Manajemen Risiko di
BUMN ...
Pasal 30
(9) Deputi dapat
meminta Dekom
atau Dewas dan/
atau Direksi dan/
atau Kepala SPI
memaparkan hasil
pelaksanaan
Manajemen Risiko
secara berkala
setiap triwulanan.
Pasal 73
Memuat kalimat
“organ pengelola
Risiko BUMN” pada
ayat (9).
Menambahkan ayat
(10).
Pasal 73
(9) Deputi dapat
meminta organ
pengelola Risiko
BUMN memaparkan
hasil pelaksanaan
Manajemen Risiko
secara berkala setiap
triwulan.
(10) Petunjuk teknis
mengenai pelaporan
Manajemen Risiko
dimaksud pada ayat
(3), ayat (4), dan ayat
(5) ditetapkan oleh
Deputi.
Sanksi bagi BUMN
yang Tidak
Melaksanakan
Pasal 31 Dicantumkan
menjadi Pasal 75
pada PER-02 Tahun
2023.
Pasal 75
Penilaian Indeks
Kematangan Risiko
(Risk Maturity Index)
di BUMN
Pasal 32
Ketentuan mengenai:
a. tingkat kematangan
Risiko BUMN
dimaksud dalam
Pasal 5;
b. ... sd g ...
ditetapkan oleh
Menteri.
Pasal 74
Merubah isi dari
Pasal 32 PER-
5_2022 tentang
penilaian indeks
kematangan Risiko
(risk maturity index)
menjadi 4 ayat
(disertai dengan isi
penjelasan masing-
masing ayat).
Pasal 74
(1) BUMN wajib
melakukan penilaian
indeks kematangan
Risiko (risk maturity
index) melalui:
a. Penilaian
independen yang
dilakukan paling
sedikit sekali dalam
3 (tiga) tahun
dengan tahun
pertama
pemberlakuan
dilakukan oleh
penilai independen;
dan/atau
b. ....
(2) ...
(3) ...
(4) Petunjuk teknis
penilaian indeks
kematangan Risiko
(risk maturity index)
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat
(3) ditetapkan oleh
Deputi.
Dikompilasi oleh : Kanaidi, SE., M.Si., cSAP (HP. 0812 2353 284/WA. 0877 5871 1905)