SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 59
Baixar para ler offline
UJI KOMPETENSI RADIOGRAFER
UNTUK
MENINGKATKAN DAYA SAING
RADIOGRAFER INDONESIA
Oleh : H. Abdul Gamal S,SKM,MKKK
DUNIA
JUMLAH PENDUDUK 10 NEGARA
TERBESAR DI DUNIA 2017
ASEAN
JUMLAH PENDUDUK ASEAN 2017
No Nama Negara Jumlah Penduduk 2017
1 Indonesia 263.991.379
2 Filipina 104.918.090
3 Vietnam 95.540.800
4 Thailand 69.037.513
5 Myanmar 53.370.609
6 Malaysia 31.624.264
7 Kamboja 16.005.373
8 Laos 6.858.160
9 Singapura 5.708.844
10 Timor Leste 1.296.311
11 Brunei Darusalam 428.697
Jumlah Penduduk 2017 648.780.040
Data DepNaKerTrans
AFTA (MEA)
• Terbukanya peluang pasar yang besar dengan penduduk ± 648
Juta
• Persaingan semakin ketat mengakibatkan biaya produksi lebih
rendah dan pasti
• Beragamnya pilihan konsumen dengan tingkat harga
yangbersaing tapi mutu terstandar yang terjamin
• Kerjasama dalam berbagai kegiatan bisnis semakin terbuka
dan dapat beraliansi diantara negara ASEAN.
MANFAAT
• Indonesia dituntut terus menerus untuk meningkatkan
kemampuan kompetensi dan profesionalisme SDM agar
semua produk baik barang maupun jasa dapat terstandar dan
terakreditasi sama mutunya dengan negara ASEAN lainnya.
TANTANGAN
LEGALITAS TERKAIT
 UU.No.5/2014 ttg ASN
 UU.No.29/2004 ttg Prak.Kedokteran
 UU.No.13/2003 ttg Ketenaga Kerjaan
 UU.No.36/2009 ttg Kesehatan
 UU.No.44/2009 ttg Rumah Sakit
 UU.No.12/2012 ttg Pendidikan Tinggi
 UU.No.36/2014 ttg Tenaga Kesehatan
 UU.No.10/1997 ttgKetenaga Nukliran
 UU.No.20/2003 ttg SPN
 PP.NoPP.No.23/2004 ttg BNSP
 PP No . 19 /2005 ttg SNP
 PP.No.33/2007 ttg Keselamatan Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif
 PP. No.31/2006 ttg sistem Pelatihan Kerja
Nasional
 PerPres No.8/2012 ttg KKNI
 PerPres No 20 tahun 2018 ttg TKA
 PerMenKes No.46/2013 tttg Registrasi Tenaga Kesehatan
 Peraturan bersama Menkes dan MenDikbud No.36/2013
dan No.1/IV/PB/2013 ttg Uji Kompetensi bagi mahasiswa PT
Bidang Kesehatan.
 PerMenKes No.81/2013 ttg Penyelenggaraan Pekerjaan
Radiografer
 Kep MenKes No. 375/2007 ttg Standar Profesi Radiografer.
 Per Men Ristek Dikti No.12/2016 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa bidang Kesehatan.
 PerKa BAPETEN No 8/2011 ttg Keselamatan Radiasi dalam
pengunaan pesawat sinar-X Radiologi DIagnostik dan
Interventional.
 PerMenKes No 42 tahun 2017 ttg Pengangkatan pegawai
negeri sipil dalam jabatan fungsional kesehatan melalui
penyesuaian/inpassing
 PerMenKes No 755/MENKES/PER/IV/2011
Tentang penyelenggaraan komite medik di rumah sakit
TAHAP LEGALITAS NAKES MASUK DUNIA KERJA
SURAT IZIN KERJA / SIKR (BUKTI FORMAL)
PROSES PERIZINAN
LISENSI
SURAT TANDA REGISTRASI / STRR (BUKTI FORMAL)
PENCATATAN DATA
REGISTRASI
SERTIFIKAT KOMPETENSI (BUKTI FORMAL)
UJI KOMPETENSI
SERTIFIKASI
UU No 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
Pasal 11
(Kelompok Tenaga
Kesehatan)
Ayat 12 Jenis Tenaga Kesehatan
kelompok tenaga teknik BIOMEDIKA
• Radiografer
• Elektro Medis
• Ahli Teknik Laboratorium Medik
• Fisikawan Medik
• Radioterapis
• Ortotik Prostetik
1. Setiap Tenaga Kesehatan
yang menjalankan praktik
wajib memiliki STR.
2 . STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh
konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi
persyaratan
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi: a. memiliki ijazah pendidikan di bidang
kesehatan; b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau
Sertifikat Profesi; c. memiliki surat keterangan sehat fisik
dan mental; d. memiliki surat pernyataan telah
mengucapkan sumpah/janji profesi; dan e. membuat
pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
4. STR berlaku selama 5
(lima) tahun dan dapat
diregistrasi ulang setelah
memenuhi persyaratan
5. Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi: a. memiliki STR lama; b.
memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi; c.
memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; d.
membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi; e. telah mengabdikan diri
sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya; dan f.
memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan,
pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
Pasal 44
Registrasi
Pasal 46
Perizinan
1. Setiap Tenaga Kesehatan
yang menjalankan praktik
di bidang pelayanan
kesehatan wajib memiliki
izin.
2. Izin sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
diberikan dalam bentuk SIP
3. SIP sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi
pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Tenaga
Kesehatan menjalankan praktiknya.
4. Untuk mendapatkan SIP sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Tenaga Kesehatan
harus memiliki a. STR yang masih berlaku; b.
Rekomendasi dari Organisasi Profesi; dan c.
tempat praktik.
5. SIP sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) masing-masing
berlaku hanya untuk 1 (satu)
tempat.
6. SIP masih berlaku
sepanjang: a. STR masih
berlaku; dan b. tempat praktik
masih sesuai dengan yang
tercantum dalam SIP.
7. Ketentuan lebih lanjut
mengenai perizinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.
PENGERTIAN
UJI
KOMPETENSI
UU. No.36/2014 tentang Tenaga Kerja Kesehatan Pasal
1 ayat (6)
Uji kompetensi adalah proses pengukuran
pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik
pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan tinggi bidang Kesehatan.
PerMenKes No.46/2013 tentang Registrasi tenaga
kesehatan, Pasal 1 ayat (3)
Uji kompetensi adalah suatu proses untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap
tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.
PerMenKes No.81/2013 tentang Penyelanggaran
Pekerjaan Radiografe Pasal 1 ayat (3)
Uji kompetensi adalah suatu proses untuk
megukur pengetahuan, keterampilan dan sikap
tenaga kerja kesehatan sesuai dengan standar
profesi.
PerMenKes No.18/2017 tentang Penyelenggaraan Uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan
pasal 1 : Uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan
adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja pejabat fungsional
kesehatan yang dilakukan oleh tim penguji dalam rangka
memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan setingkat
yang lebih tinggi.
BNSP 301-Rev I-2009 tentang Pedoman Pelaksanaan
Uji Kompetensi Profesi
• Uji kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non
teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan
apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada suatu unit
kompetensi atau kualifikasi tertentu.
Peraturan Bersama Men Kes dan Mendikbud
UU. 36/2013 dan No. I/IV/PB/2013
tentang uji kompetensi bagi mahasiswa
perguruan tinggi bidang kesehatan.
pasal 1 ayat (2) uji kompetensi adalah proses
pengukuran pengetahuan, keterampilan dan
perilaku peserta didik pada perguruan tinggi
bidang kesehatan untuk Radiografer
Indonesia.
PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI
RADIOGRAFER INDONESIA
–Sesuai Peraturan Uji yang berlaku
–Peserta uji
–Panitia Uji
–Materi Uji
–Metode Uji
Uji Kompetensi
Calon Nakes
(Radiografer)
Nakes
(Radiografer)
Legalitas UKom Calon NAKES
(Radiografer)
UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
Pasal 21 Ayat (1) s.d (7)
Peraturan Bersama MENKES dan MENDIKBUD No
36 Tahun 2013 dan No 1 /IV/PB/2013 tentang Uji
Kompetensi Bagi Mahasiswa PT Bidang Kesehatan
PERMENKES No 46 /2013 tentang Registrasi Nakes
Pasal 3 Ayat (1) dan (2)
Legalitas UKom NAKES (Radiografer)
PERMENKES No 18 /2017 Tentang Penyeleggaraan Uji
Kompetensi JABFUNG Kesehatan , Pada Pasal 1 Syarat
kenaikan Jabatan setingkat lebih tinggi
PERMEKES no 42/2017 Tentang Pengangkatan pegawai
negeri sipil dalam jabatan fungsional kesehatan melalui
penyesuaian/inpassing, pada lampiran tentang uji
kompetensi Inpassing.
PERMENKES No 46 /2013 Tentang Registrasi Nakes pada pasal
4 ayat (3), Pasal 5, Pasal 6
PERMENKES No 755/MENKES/PER/IV/2011
Tentang penyelenggaraan komite medik di rumah sakit
UJI KOMPETENSI
CALON TENAGA KESEHATAN
UJI KOMPETENSI UNTUK
RADIOGRAFER PNS (ASN)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017
TENTANG
PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI
JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG
PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DALAM JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING
Pengertian sesuai lampiran Permenkes No 42 tahun 2017
• Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional
Kesehatan yang selanjutnya disebut dengan
Uji Kompetensi Inpassing adalah suatu proses
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja calon pejabat fungsional
kesehatan melalui penilaian portofolio yang
dilakukan oleh tim penguji dalam rangka
memenuhi syarat pengangkatan PNS ke dalam
jabatan fungsional kesehatan melalui proses
Inpassing
• Uji Kompetensi Inpassing
• 1. Persyaratan Uji Kompetensi Inpassing
– a. Peserta Uji Kompetensi Inpassing adalah PNS yang akan
diangkat ke dalam Jabatan Fungsional kesehatan yang telah
dinyatakan lulus seleksi administrasi Inpassing yang
diselenggarakan di instansi pengusul.
– b. Metode Uji Kompetensi Inpassing adalah penilaian portofolio.
Dalam keadaan tertentu berdasarkan pertimbangan Tim
Penguji, metode uji kompetensi dapat dilakukan dengan tatap
muka.
– c. Tempat Uji Kompetensi Inpassing penilaian portofolio adalah
di instansi pengusul atau tempat lain yang ditetapkan oleh
pimpinan instansi pengusul dan atau Unit Pembina.
d. Persyaratan tempat Uji Kompetensi Inpassing
adalah sebagai berikut:
• 1) pimpinan instansi setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama;
• 2) memiliki Tim Penguji;
• 3) memiliki jumlah calon peserta Uji Kompetensi minimal 5 orang untuk satu
jenjang jabatan fungsional; dan
• 4) memiliki ruangan khusus tempat pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing.
e. Instansi pengusul menyampaikan daftar peserta calon
Pejabat Fungsional kesehatan yang telah lulus seleksi
administrasi dan usulan jadwal Uji Kompetensi kepada
Unit Pembina.
f. Unit Pembina mengirimkan konfirmasi jadwal dan lokasi
Uji Kompetensi melalui surat resmi kepada instansi
pengusul.
g. Instansi pengusul melaksanakan Uji Kompetensi
Inpassing setelah mendapatkan konfirmasi dari Unit
Pembina.
h. Pelaksanaan uji kompetensi Inpassing paling lama 5
(lima) hari kerja untuk 1 jenis kategori jabatan
fungsional.
i. Apabila Unit Pembina menilai tidak dimungkinkan
pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing di instansi
pengusul, maka Unit Pembina dapat menetapkan
pelaksanaan Uji Kompetensi digabung dengan
instansi pengusul lainnya yang memenuhi kriteria
dan persyaratan pelaksanaan Uji Kompetensi atau
dilaksanakan di Unit Pembina.
Metode Uji Kompetensi Inpassing
• a. Metode Uji Kompetensi Inpassing dalam rangka Inpassing berupa
penilaian portofolio.
• b. Dokumen Uji Kompetensi Inpassing terdiri atas dokumen seleksi
administrasi dan dokumen unsur utama Jabatan Fungsional kesehatan
sesuai dengan persyaratan masing-masing Jabatan Fungsional kesehatan.
• c. Penilaian portofolio Uji Kompetensi Inpassing yang berasal dari unsur
utama jabatan fungsional kesehatan adalah penilaian atas dokumen
pendukung/bukti fisik pelaksanaan butir kegiatan pelayanan kesehatan
utama sesuai jenjang jabatan dan penilaian atas dokumen
pendukung/bukti fisik pengembangan profesi yang sesuai dengan Jabatan
Fungsional kesehatan, sesuai dengan formulir 8.
• d. Butir kegiatan pelayanan kesehatan utama sesuai jenjang Jabatan
Fungsional kesehatan yang menjadi penilaian Uji Kompetensi Inpassing
sesuai dengan jenjang jabatan fungsional kesehatan dari masing-masing
jenjang jabatan.
Kelulusan Uji Kompetensi Inpassing
• a. Penetapan lulus Uji Kompetensi Inpassing berdasarkan hasil
sidang Tim Penguji setelah pelaksanaan penilaian portofolio.
• b. Hasil penilaian dari Tim Penguji adalah mutlak dan tidak
dapat diganggu gugat.
• c. Hasil penilaian Uji Kompetensi Inpassing disampaikan Tim
Penguji kepada pimpinan instansi pengusul sebagai dasar
rekomendasi penerbitan sertifikat lulus Uji Kompetensi
Inpassing.
• d. Penetapan hasil kelulusan Uji Kompetensi Inpassing adalah
Lulus atau Tidak Lulus.
• e. Daftar peserta lulus Uji Kompetensi Inpassing dinyatakan
dalam peringkat/ranking nilai batas lulus tertinggi sampai
terendah.
Sertifikat Lulus Uji Kompetensi
• 1. Instansi pengusul menerbitkan sertifikat lulus uji
kompetensi yang ditandatangani oleh pimpinan instansi
pengusul paling rendah setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama.
• 2. Instansi pengusul menyampaikan hasil pelaksanaan Uji
Kompetensi Inpassing dalam bentuk berita acara dengan
melampirkan dokumen fotokopi sertifikat lulus Uji
Kompetensi Inpassing yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang kepada Pejabat Pembina Kepegawaian instansi
pengusul dengan tembusan kepada Kemenkes dan Unit
Pembina.
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011
TENTANG
PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI
RUMAH SAKIT
• Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini yang dimaksud dengan:
1.Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical
governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
2.Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di rumah sakit.
3.Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
4.Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal korporasi dan peraturan internal staf
medis.
5.Peraturan internal korporasi (corporate bylaws) adalah aturan yang mengatur agar tata kelola
korporasi (corporate governance) terselenggara dengan baik melalui pengaturan hubungan
antara pemilik, pengelola, dan komite medik di rumah sakit.
6.Peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) adalah aturan yang mengatur tata kelola
klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di rumah sakit.
• 7.Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis
untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah
sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan
klinis (clinical appointment).
• 8.Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan kepala/direktur
rumah sakit kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan
medis di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah
ditetapkan baginya.
• 9.Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
• 10.Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
• 11.Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.
• 12.Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan
profesi medis.
• Proses kredensial dan rekredensial sangat penting
dilaksanakan oleh rumah sakit dengan tujuan
sebagai berikut:
– Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
– Menetapkan standar pelayanan
– Menilai boleh tidaknya praktik pelayanan profesi
– Menentukan dan mempertahankan kompetensi
– Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan
praktik hanya untuk yang kompeten.
– Melidungi pasien serta staf kesehatan yang
bersangkutan, atas tindakan yang dilakukan.
TUJUAN KREDENSIAL DAN
REKREDENSIAL
• PROSEDUR KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
– Tenaga Kesehatan membuat Permohonan Surat Penugasan
Kewenangan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis kepada
Direktur Rumah Sakit melalui Kepala SDM rumah sakit.
– Kepala SDM meneruskan surat permohonan tersebut kepada
Direktur Rumah Sakit.
– Direktur Rumah Sakit memberikan disposisi proses kredensial ke
Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain.
– Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain melalui Sub
Komite Kredensialnya melakukan proses kredensial dan
rekredensial terhadap petugas tenaga kesehatan tersebut.
– Ketua Sub Komite Kredensial membuat surat rekomendasi untuk
dibuatkan Surat Penugasan Keja Klinis (SPKK) dari Direktur RS
dengan melampirkan Rincian Kewenangan Klinis (RKK) yang
telah diasesment oleh sub komite kredensial kepada Ketua
Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain.
– Ketua Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain
membuat surat rekomendasi untuk dibuatkan Surat Penugasan
Keja Klinis (SPKK) kepada Direktur RS dengan melampirkan
Rekomendasi dari Sub Komite Kredensial dan Rincian
Kewenangan Klinis yang telah diasesment.
Hasil penilaian
Uji kompetensi
Lulus
Sertifikat
Kompetensi
Boleh
Memberikan
Pelayanan
Tidak Lulus
kredensial
Kompetensi Tidak Kompeten
Rekomendasi
Boleh
Memberikan
Pelayanan
Tidak Belah
Memberikan
Pelayanan
UJI KOMPETENSI UNTUK RE-REGISTRASI
(ditetapkan oleh Organisasi Profesi)
PERMENKES
NO 46/2013
Tentang
Registrasi
Nakes Pasal 6
SKP
Tidak / Kurang
Terpenuhi
“Uji
Kompetensi”
Evaluasi
Kemampuan
• Portopolio hasil
kerja
• Membuat Tulisan
Sendiri
• Ujian Tulis (PBT)
LEVEL / TINGKAT / JABATAN
RADIOGRAFER INDONESIA
PNS
PerMenPan dan RB No
29/2013 Tentang
JabFung Radiografer
dan Angka Kreditnya
BAB IV Pasal 6
Jenjang Jabatan
Terampil (D III) Pelaksana,
Pelaksana Lanjutan, Penyelia
Ahli (DIV)
Pertama,Muda,Madya
UU No 5/2014
Tentang
Aparatur Sipil
Negara
Pasal 18 Jabatan
Fungsional
Keahlian Ahli Utama,
Ahli Madya, Ahli Muda,
Ahli Pertama,
Keterampilan, Penyelia,
Mahir, Terampil, Pemula
NON PNS
Kebijakan
Direktur RS
Surat Keputusan
Direktur RS
Banyak Model
OP (PARI)
Draft PP PARI
Tahun 2016
Matriks Kualifikasi
Kompetensi Teknis
JabFung
Radiografer
Jabatan : Terampil DIII,
Mahir DIII, Penyelia DIII,
Pratama DIV, Muda DIV,
Madya DIV
TUNJANGAN RADIOGRAFER
Goal Uji
Kompetensi
Jaminan Mutu
Standar
Gengsi
(Kebanggaan)
Profesionalisme,
Harapan,
Pengakuan
Kwalitas
Tinggi
Karier
Penghargaan
(Honor)
3 Hal Menuju
Sukses
Dan semua
dilakukan
dengan
sungguh-
sungguh
• Tekad Kuat
• Kemauan
Keras
• Fokus Tujuan
KEPMENKES No HK 02.02/MENKES/262/2016
tentang
Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan
• LSP bertujuan untuk penjaminan mutu,
peningkatan daya saing, dan penyetaraan
pengakuan kompetensi tenaga kesehatan
Indonesia yang akan didayagunakan di luar
negeri
TUGAS LSP NAKES
• a. memfasilitasi penyusunan standar kompetensi kerja
spesifik sesuai kebutuhan negara pengguna;
• b. menyusun skema sertifikasi;
• c. menyiapkan perangkat asesmen termasuk materi uji
kompetensi;
• d. mengembangkan Tempat Uji Kompetensi (TUK);
• e. menyediakan tenaga asesor;
• f. melaksanakan dan memfasilitasi uji kompetensi;
• g. menerbitkan Sertifikat Kompetensi;
• h. mengembangkan sistem pengendalian pelaksanaan
sertifikasi; dan
• i. melaksanakan koordinasi lintas sektor.
WEWENANG LSP NAKES
• a. menerbitkan sertifikat kompetensi;
• b. mencabut atau membatalkan sertifikat
kompetensi;
• c. memberikan sanksi kepada asesor dan TUK
yang melangggar aturan; dan
• d. mengusulkan dan/atau menetapkan biaya
uji kompetensi.
SKEMA SERTIFIKASI PROFESI KKNI (PERPES NO 8/2012 ttg KKNI)
PROFESI
UNIT-UNIT KOMPETENSI
• PERSYARATAN DASAR
KOMITE SKEMA
OTORITAS KOMPETEN
LSP
BNSP
BEBERAPA DAFTAR LSP YANG TELAH
DITETAPKAN BNSP
• 36. REGISTER NURSE (RN)
• 40 STIKES BTH TASIKMALAYA
• 60 PUSAT K3
• 68 ALAS KAKI (INDUSTRI)
• 85 AKADEMI ANALIS KIMIA BOGOR
LSP RADIOGRAFER
• Keahlian bidang radiografi medik atau
kesehatan.
• Apakah dimungkinkan adanya tunjangan
sertifikasi radiografer????
Daya Saing Radiografer Indonesia
Uji
Kompetensi
Sertifikasi Registrasi
Registrasi
Nasional
Registrasi
Internasion
al
Register Radiografer Indonesia
RR Basic / General
Radiographi (RR B)
RR CT Scan RR MRI RR USG
RR
Kedokteran
Nuklir
TERIMAKASIH
SUKSES UNTUK KITA SEMUA

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Ditjen P2P
 
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA Esdras Idialfero
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaDhenok Citra Panyuluh
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1HMRojali
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptxINSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptxEdwarRevno
 
#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptx
#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptx#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptx
#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptxMelisaEkawati
 
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmContoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmNovieta Parman
 
Makalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanMakalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanWarung Bidan
 
329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fix
329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fix329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fix
329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fixresti rusydi
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidNajMah Usman
 
441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptx
441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptx441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptx
441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptxSPMetlit
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimAchmad Wahid
 
Laporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS SekolahLaporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS SekolahPutri Rimba
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMansurudin Rafa
 
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATANISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATANEDIS BLOG
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
 

Mais procurados (20)

Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2014
 
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMA
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptxINSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
INSTRUMEN STANDAR AKREDITASI 2023 - Copy.pptx
 
#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptx
#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptx#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptx
#1 Standar Akreditasi Klinik- Astri (3)(1).pptx
 
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmContoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
 
Makalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanMakalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatan
 
329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fix
329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fix329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fix
329621761 ppt-penyuluhan-kanker-serviks-psik-fk-ugm-fix
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptx
441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptx441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptx
441799647-PERMENKES-43-TAHUN-2019-pptx (1).pptx
 
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahimpermenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
permenkes no 34 th 2015 penanggulangan kanker payudara dan leher rahim
 
Laporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS SekolahLaporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
 
Koding INA-CBG
Koding INA-CBGKoding INA-CBG
Koding INA-CBG
 
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLBSistem Kewaspadaan Dini KLB
Sistem Kewaspadaan Dini KLB
 
Makalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menularMakalah penyakit menular dan tidak menular
Makalah penyakit menular dan tidak menular
 
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATANISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
ISU ETIK DALAM PENELITIAN DI BIDANG KESEHATAN
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
 

Semelhante a uji kompetensi

PP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptxPP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptxpesonabaturulin
 
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfIFRSCitraHusada
 
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigiPermen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigiWincibal Wincibalnov
 
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigiPermen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigiWincibal Wincibalnov
 
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptxyumiibeaar
 
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kesprofessional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.KesPuskesmas palasa
 
Doc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptx
Doc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptxDoc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptx
Doc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptxDewaTidur1
 
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxPenyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxSilvianaHendrawati
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesperawatonline
 
Akreditasi Koass .ppt
Akreditasi Koass .pptAkreditasi Koass .ppt
Akreditasi Koass .pptSitiAgus1
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesSamuel Hadjo
 
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptxarisprastyoningsih1
 
Usk keperawatan 2022
Usk keperawatan 2022Usk keperawatan 2022
Usk keperawatan 2022materipptgc
 
Kebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptx
Kebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptxKebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptx
Kebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptxekisiswiyono
 
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptxBAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptxMyorie
 

Semelhante a uji kompetensi (20)

PP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptxPP Ujikom H. Pangrango.pptx
PP Ujikom H. Pangrango.pptx
 
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdfRAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
RAKONTEK_1.11.22_BPFKSBY.pdf
 
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigiPermen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
 
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigiPermen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
Permen tahun2014 nomor030 uji kompetensi dokter gigi
 
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
2. Materi Administrasi TTK di Rumah Sakit (RUSMIN).pptx
 
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kesprofessional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
professional self regulation of midwifery by Dr.emi nurjasmi, M.Kes
 
Doc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptx
Doc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptxDoc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptx
Doc AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAPAY.pptx
 
PROFIL PAK 2022.ppt
PROFIL PAK 2022.pptPROFIL PAK 2022.ppt
PROFIL PAK 2022.ppt
 
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptxPenyelenggaraan Kredensial.pptx
Penyelenggaraan Kredensial.pptx
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
 
Akreditasi Koass .ppt
Akreditasi Koass .pptAkreditasi Koass .ppt
Akreditasi Koass .ppt
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
 
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
2. REGULASI PERATURAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
 
Usk keperawatan 2022
Usk keperawatan 2022Usk keperawatan 2022
Usk keperawatan 2022
 
STR
STR STR
STR
 
Kebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptx
Kebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptxKebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptx
Kebijakan Pelatihan - jabfung Adminkes - November Riau.pptx
 
Materi seminar kediri 28_s_ept_2014
Materi seminar  kediri  28_s_ept_2014Materi seminar  kediri  28_s_ept_2014
Materi seminar kediri 28_s_ept_2014
 
kps
kpskps
kps
 
5# 1.pdf
5# 1.pdf5# 1.pdf
5# 1.pdf
 
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptxBAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
BAHAN KEBIJAKAN UKOM (1).pptx
 

Último

ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...WulanNovianti7
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 

Último (17)

ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
ilide.info-infanticide-ampamp-aborsi-biko-pr_35775a8caae77ecbd6b2ac17ada4ce15...
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 

uji kompetensi

  • 1. UJI KOMPETENSI RADIOGRAFER UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING RADIOGRAFER INDONESIA Oleh : H. Abdul Gamal S,SKM,MKKK
  • 3. JUMLAH PENDUDUK 10 NEGARA TERBESAR DI DUNIA 2017
  • 5. JUMLAH PENDUDUK ASEAN 2017 No Nama Negara Jumlah Penduduk 2017 1 Indonesia 263.991.379 2 Filipina 104.918.090 3 Vietnam 95.540.800 4 Thailand 69.037.513 5 Myanmar 53.370.609 6 Malaysia 31.624.264 7 Kamboja 16.005.373 8 Laos 6.858.160 9 Singapura 5.708.844 10 Timor Leste 1.296.311 11 Brunei Darusalam 428.697 Jumlah Penduduk 2017 648.780.040
  • 7. AFTA (MEA) • Terbukanya peluang pasar yang besar dengan penduduk ± 648 Juta • Persaingan semakin ketat mengakibatkan biaya produksi lebih rendah dan pasti • Beragamnya pilihan konsumen dengan tingkat harga yangbersaing tapi mutu terstandar yang terjamin • Kerjasama dalam berbagai kegiatan bisnis semakin terbuka dan dapat beraliansi diantara negara ASEAN. MANFAAT • Indonesia dituntut terus menerus untuk meningkatkan kemampuan kompetensi dan profesionalisme SDM agar semua produk baik barang maupun jasa dapat terstandar dan terakreditasi sama mutunya dengan negara ASEAN lainnya. TANTANGAN
  • 8. LEGALITAS TERKAIT  UU.No.5/2014 ttg ASN  UU.No.29/2004 ttg Prak.Kedokteran  UU.No.13/2003 ttg Ketenaga Kerjaan  UU.No.36/2009 ttg Kesehatan  UU.No.44/2009 ttg Rumah Sakit  UU.No.12/2012 ttg Pendidikan Tinggi  UU.No.36/2014 ttg Tenaga Kesehatan  UU.No.10/1997 ttgKetenaga Nukliran  UU.No.20/2003 ttg SPN  PP.NoPP.No.23/2004 ttg BNSP  PP No . 19 /2005 ttg SNP  PP.No.33/2007 ttg Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif  PP. No.31/2006 ttg sistem Pelatihan Kerja Nasional  PerPres No.8/2012 ttg KKNI  PerPres No 20 tahun 2018 ttg TKA  PerMenKes No.46/2013 tttg Registrasi Tenaga Kesehatan  Peraturan bersama Menkes dan MenDikbud No.36/2013 dan No.1/IV/PB/2013 ttg Uji Kompetensi bagi mahasiswa PT Bidang Kesehatan.  PerMenKes No.81/2013 ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Radiografer  Kep MenKes No. 375/2007 ttg Standar Profesi Radiografer.  Per Men Ristek Dikti No.12/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa bidang Kesehatan.  PerKa BAPETEN No 8/2011 ttg Keselamatan Radiasi dalam pengunaan pesawat sinar-X Radiologi DIagnostik dan Interventional.  PerMenKes No 42 tahun 2017 ttg Pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan fungsional kesehatan melalui penyesuaian/inpassing  PerMenKes No 755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang penyelenggaraan komite medik di rumah sakit
  • 9. TAHAP LEGALITAS NAKES MASUK DUNIA KERJA SURAT IZIN KERJA / SIKR (BUKTI FORMAL) PROSES PERIZINAN LISENSI SURAT TANDA REGISTRASI / STRR (BUKTI FORMAL) PENCATATAN DATA REGISTRASI SERTIFIKAT KOMPETENSI (BUKTI FORMAL) UJI KOMPETENSI SERTIFIKASI
  • 10. UU No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 11 (Kelompok Tenaga Kesehatan) Ayat 12 Jenis Tenaga Kesehatan kelompok tenaga teknik BIOMEDIKA • Radiografer • Elektro Medis • Ahli Teknik Laboratorium Medik • Fisikawan Medik • Radioterapis • Ortotik Prostetik
  • 11. 1. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR. 2 . STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan 3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan; b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi; c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. 4. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan 5. Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: a. memiliki STR lama; b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi; c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; d. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi; e. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya; dan f. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya. Pasal 44 Registrasi
  • 12. Pasal 46 Perizinan 1. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin. 2. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIP 3. SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya. 4. Untuk mendapatkan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tenaga Kesehatan harus memiliki a. STR yang masih berlaku; b. Rekomendasi dari Organisasi Profesi; dan c. tempat praktik. 5. SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing-masing berlaku hanya untuk 1 (satu) tempat. 6. SIP masih berlaku sepanjang: a. STR masih berlaku; dan b. tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIP. 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
  • 13. PENGERTIAN UJI KOMPETENSI UU. No.36/2014 tentang Tenaga Kerja Kesehatan Pasal 1 ayat (6) Uji kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan. PerMenKes No.46/2013 tentang Registrasi tenaga kesehatan, Pasal 1 ayat (3) Uji kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi. PerMenKes No.81/2013 tentang Penyelanggaran Pekerjaan Radiografe Pasal 1 ayat (3) Uji kompetensi adalah suatu proses untuk megukur pengetahuan, keterampilan dan sikap tenaga kerja kesehatan sesuai dengan standar profesi. PerMenKes No.18/2017 tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Kesehatan pasal 1 : Uji kompetensi jabatan fungsional kesehatan adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja pejabat fungsional kesehatan yang dilakukan oleh tim penguji dalam rangka memenuhi syarat kenaikan jenjang jabatan setingkat yang lebih tinggi. BNSP 301-Rev I-2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Profesi • Uji kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu. Peraturan Bersama Men Kes dan Mendikbud UU. 36/2013 dan No. I/IV/PB/2013 tentang uji kompetensi bagi mahasiswa perguruan tinggi bidang kesehatan. pasal 1 ayat (2) uji kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi bidang kesehatan untuk Radiografer Indonesia.
  • 14. PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI RADIOGRAFER INDONESIA –Sesuai Peraturan Uji yang berlaku –Peserta uji –Panitia Uji –Materi Uji –Metode Uji
  • 16. Legalitas UKom Calon NAKES (Radiografer) UU No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 21 Ayat (1) s.d (7) Peraturan Bersama MENKES dan MENDIKBUD No 36 Tahun 2013 dan No 1 /IV/PB/2013 tentang Uji Kompetensi Bagi Mahasiswa PT Bidang Kesehatan PERMENKES No 46 /2013 tentang Registrasi Nakes Pasal 3 Ayat (1) dan (2)
  • 17. Legalitas UKom NAKES (Radiografer) PERMENKES No 18 /2017 Tentang Penyeleggaraan Uji Kompetensi JABFUNG Kesehatan , Pada Pasal 1 Syarat kenaikan Jabatan setingkat lebih tinggi PERMEKES no 42/2017 Tentang Pengangkatan pegawai negeri sipil dalam jabatan fungsional kesehatan melalui penyesuaian/inpassing, pada lampiran tentang uji kompetensi Inpassing. PERMENKES No 46 /2013 Tentang Registrasi Nakes pada pasal 4 ayat (3), Pasal 5, Pasal 6 PERMENKES No 755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang penyelenggaraan komite medik di rumah sakit
  • 19.
  • 20.
  • 21. UJI KOMPETENSI UNTUK RADIOGRAFER PNS (ASN) PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
  • 26.
  • 27.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN MELALUI PENYESUAIAN/INPASSING
  • 33. Pengertian sesuai lampiran Permenkes No 42 tahun 2017 • Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Kesehatan yang selanjutnya disebut dengan Uji Kompetensi Inpassing adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja calon pejabat fungsional kesehatan melalui penilaian portofolio yang dilakukan oleh tim penguji dalam rangka memenuhi syarat pengangkatan PNS ke dalam jabatan fungsional kesehatan melalui proses Inpassing
  • 34. • Uji Kompetensi Inpassing • 1. Persyaratan Uji Kompetensi Inpassing – a. Peserta Uji Kompetensi Inpassing adalah PNS yang akan diangkat ke dalam Jabatan Fungsional kesehatan yang telah dinyatakan lulus seleksi administrasi Inpassing yang diselenggarakan di instansi pengusul. – b. Metode Uji Kompetensi Inpassing adalah penilaian portofolio. Dalam keadaan tertentu berdasarkan pertimbangan Tim Penguji, metode uji kompetensi dapat dilakukan dengan tatap muka. – c. Tempat Uji Kompetensi Inpassing penilaian portofolio adalah di instansi pengusul atau tempat lain yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pengusul dan atau Unit Pembina.
  • 35. d. Persyaratan tempat Uji Kompetensi Inpassing adalah sebagai berikut: • 1) pimpinan instansi setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama; • 2) memiliki Tim Penguji; • 3) memiliki jumlah calon peserta Uji Kompetensi minimal 5 orang untuk satu jenjang jabatan fungsional; dan • 4) memiliki ruangan khusus tempat pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing. e. Instansi pengusul menyampaikan daftar peserta calon Pejabat Fungsional kesehatan yang telah lulus seleksi administrasi dan usulan jadwal Uji Kompetensi kepada Unit Pembina. f. Unit Pembina mengirimkan konfirmasi jadwal dan lokasi Uji Kompetensi melalui surat resmi kepada instansi pengusul.
  • 36. g. Instansi pengusul melaksanakan Uji Kompetensi Inpassing setelah mendapatkan konfirmasi dari Unit Pembina. h. Pelaksanaan uji kompetensi Inpassing paling lama 5 (lima) hari kerja untuk 1 jenis kategori jabatan fungsional. i. Apabila Unit Pembina menilai tidak dimungkinkan pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing di instansi pengusul, maka Unit Pembina dapat menetapkan pelaksanaan Uji Kompetensi digabung dengan instansi pengusul lainnya yang memenuhi kriteria dan persyaratan pelaksanaan Uji Kompetensi atau dilaksanakan di Unit Pembina.
  • 37. Metode Uji Kompetensi Inpassing • a. Metode Uji Kompetensi Inpassing dalam rangka Inpassing berupa penilaian portofolio. • b. Dokumen Uji Kompetensi Inpassing terdiri atas dokumen seleksi administrasi dan dokumen unsur utama Jabatan Fungsional kesehatan sesuai dengan persyaratan masing-masing Jabatan Fungsional kesehatan. • c. Penilaian portofolio Uji Kompetensi Inpassing yang berasal dari unsur utama jabatan fungsional kesehatan adalah penilaian atas dokumen pendukung/bukti fisik pelaksanaan butir kegiatan pelayanan kesehatan utama sesuai jenjang jabatan dan penilaian atas dokumen pendukung/bukti fisik pengembangan profesi yang sesuai dengan Jabatan Fungsional kesehatan, sesuai dengan formulir 8. • d. Butir kegiatan pelayanan kesehatan utama sesuai jenjang Jabatan Fungsional kesehatan yang menjadi penilaian Uji Kompetensi Inpassing sesuai dengan jenjang jabatan fungsional kesehatan dari masing-masing jenjang jabatan.
  • 38. Kelulusan Uji Kompetensi Inpassing • a. Penetapan lulus Uji Kompetensi Inpassing berdasarkan hasil sidang Tim Penguji setelah pelaksanaan penilaian portofolio. • b. Hasil penilaian dari Tim Penguji adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. • c. Hasil penilaian Uji Kompetensi Inpassing disampaikan Tim Penguji kepada pimpinan instansi pengusul sebagai dasar rekomendasi penerbitan sertifikat lulus Uji Kompetensi Inpassing. • d. Penetapan hasil kelulusan Uji Kompetensi Inpassing adalah Lulus atau Tidak Lulus. • e. Daftar peserta lulus Uji Kompetensi Inpassing dinyatakan dalam peringkat/ranking nilai batas lulus tertinggi sampai terendah.
  • 39. Sertifikat Lulus Uji Kompetensi • 1. Instansi pengusul menerbitkan sertifikat lulus uji kompetensi yang ditandatangani oleh pimpinan instansi pengusul paling rendah setingkat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama. • 2. Instansi pengusul menyampaikan hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing dalam bentuk berita acara dengan melampirkan dokumen fotokopi sertifikat lulus Uji Kompetensi Inpassing yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang kepada Pejabat Pembina Kepegawaian instansi pengusul dengan tembusan kepada Kemenkes dan Unit Pembina.
  • 40. • PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 755/MENKES/PER/IV/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE MEDIK DI RUMAH SAKIT
  • 41. • Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini yang dimaksud dengan: 1.Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis. 2.Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di rumah sakit. 3.Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 4.Peraturan internal rumah sakit (hospital bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal korporasi dan peraturan internal staf medis. 5.Peraturan internal korporasi (corporate bylaws) adalah aturan yang mengatur agar tata kelola korporasi (corporate governance) terselenggara dengan baik melalui pengaturan hubungan antara pemilik, pengelola, dan komite medik di rumah sakit. 6.Peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di rumah sakit.
  • 42. • 7.Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment). • 8.Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya. • 9.Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis (clinical privilege). • 10.Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut. • 11.Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis. • 12.Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi medis.
  • 43. • Proses kredensial dan rekredensial sangat penting dilaksanakan oleh rumah sakit dengan tujuan sebagai berikut: – Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan – Menetapkan standar pelayanan – Menilai boleh tidaknya praktik pelayanan profesi – Menentukan dan mempertahankan kompetensi – Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik hanya untuk yang kompeten. – Melidungi pasien serta staf kesehatan yang bersangkutan, atas tindakan yang dilakukan. TUJUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
  • 44. • PROSEDUR KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL – Tenaga Kesehatan membuat Permohonan Surat Penugasan Kewenangan Klinis dan Rincian Kewenangan Klinis kepada Direktur Rumah Sakit melalui Kepala SDM rumah sakit. – Kepala SDM meneruskan surat permohonan tersebut kepada Direktur Rumah Sakit. – Direktur Rumah Sakit memberikan disposisi proses kredensial ke Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain. – Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain melalui Sub Komite Kredensialnya melakukan proses kredensial dan rekredensial terhadap petugas tenaga kesehatan tersebut. – Ketua Sub Komite Kredensial membuat surat rekomendasi untuk dibuatkan Surat Penugasan Keja Klinis (SPKK) dari Direktur RS dengan melampirkan Rincian Kewenangan Klinis (RKK) yang telah diasesment oleh sub komite kredensial kepada Ketua Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain. – Ketua Komite Penunjang/ Komite Tenaga Kesehatan Lain membuat surat rekomendasi untuk dibuatkan Surat Penugasan Keja Klinis (SPKK) kepada Direktur RS dengan melampirkan Rekomendasi dari Sub Komite Kredensial dan Rincian Kewenangan Klinis yang telah diasesment.
  • 45. Hasil penilaian Uji kompetensi Lulus Sertifikat Kompetensi Boleh Memberikan Pelayanan Tidak Lulus kredensial Kompetensi Tidak Kompeten Rekomendasi Boleh Memberikan Pelayanan Tidak Belah Memberikan Pelayanan
  • 46. UJI KOMPETENSI UNTUK RE-REGISTRASI (ditetapkan oleh Organisasi Profesi) PERMENKES NO 46/2013 Tentang Registrasi Nakes Pasal 6 SKP Tidak / Kurang Terpenuhi “Uji Kompetensi” Evaluasi Kemampuan • Portopolio hasil kerja • Membuat Tulisan Sendiri • Ujian Tulis (PBT)
  • 47. LEVEL / TINGKAT / JABATAN RADIOGRAFER INDONESIA PNS PerMenPan dan RB No 29/2013 Tentang JabFung Radiografer dan Angka Kreditnya BAB IV Pasal 6 Jenjang Jabatan Terampil (D III) Pelaksana, Pelaksana Lanjutan, Penyelia Ahli (DIV) Pertama,Muda,Madya UU No 5/2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 18 Jabatan Fungsional Keahlian Ahli Utama, Ahli Madya, Ahli Muda, Ahli Pertama, Keterampilan, Penyelia, Mahir, Terampil, Pemula NON PNS Kebijakan Direktur RS Surat Keputusan Direktur RS Banyak Model OP (PARI) Draft PP PARI Tahun 2016 Matriks Kualifikasi Kompetensi Teknis JabFung Radiografer Jabatan : Terampil DIII, Mahir DIII, Penyelia DIII, Pratama DIV, Muda DIV, Madya DIV
  • 50. 3 Hal Menuju Sukses Dan semua dilakukan dengan sungguh- sungguh • Tekad Kuat • Kemauan Keras • Fokus Tujuan
  • 51. KEPMENKES No HK 02.02/MENKES/262/2016 tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan • LSP bertujuan untuk penjaminan mutu, peningkatan daya saing, dan penyetaraan pengakuan kompetensi tenaga kesehatan Indonesia yang akan didayagunakan di luar negeri
  • 52. TUGAS LSP NAKES • a. memfasilitasi penyusunan standar kompetensi kerja spesifik sesuai kebutuhan negara pengguna; • b. menyusun skema sertifikasi; • c. menyiapkan perangkat asesmen termasuk materi uji kompetensi; • d. mengembangkan Tempat Uji Kompetensi (TUK); • e. menyediakan tenaga asesor; • f. melaksanakan dan memfasilitasi uji kompetensi; • g. menerbitkan Sertifikat Kompetensi; • h. mengembangkan sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi; dan • i. melaksanakan koordinasi lintas sektor.
  • 53. WEWENANG LSP NAKES • a. menerbitkan sertifikat kompetensi; • b. mencabut atau membatalkan sertifikat kompetensi; • c. memberikan sanksi kepada asesor dan TUK yang melangggar aturan; dan • d. mengusulkan dan/atau menetapkan biaya uji kompetensi.
  • 54. SKEMA SERTIFIKASI PROFESI KKNI (PERPES NO 8/2012 ttg KKNI) PROFESI UNIT-UNIT KOMPETENSI • PERSYARATAN DASAR KOMITE SKEMA OTORITAS KOMPETEN LSP BNSP
  • 55. BEBERAPA DAFTAR LSP YANG TELAH DITETAPKAN BNSP • 36. REGISTER NURSE (RN) • 40 STIKES BTH TASIKMALAYA • 60 PUSAT K3 • 68 ALAS KAKI (INDUSTRI) • 85 AKADEMI ANALIS KIMIA BOGOR
  • 56. LSP RADIOGRAFER • Keahlian bidang radiografi medik atau kesehatan. • Apakah dimungkinkan adanya tunjangan sertifikasi radiografer????
  • 57. Daya Saing Radiografer Indonesia Uji Kompetensi Sertifikasi Registrasi Registrasi Nasional Registrasi Internasion al Register Radiografer Indonesia RR Basic / General Radiographi (RR B) RR CT Scan RR MRI RR USG RR Kedokteran Nuklir
  • 58.