Dokumen tersebut membahas penggunaan berbagai metode pengambilan keputusan berbasis biaya dalam manajemen akuntansi, seperti target costing, kaizen costing, life cycle costing, dan theory of constraints. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi peluang pengurangan biaya dan menyediakan informasi biaya untuk pengambilan keputusan strategis.
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
Rbb 4 suhartono
1. Tugas RBB
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Lanjutan
Cost Based Decision Making
Pendahuluan
Para akuntan manajemen dipedomani suatu pusat strategis yang telah
ditanggapi oleh beberapa perubahan dalam lingkungan bisnis kontemporer.
Perubahan itu menghasilkan metode yang berfokus secara langsung pada pelaksanaan
strategi, diantaranya Target Costing, Kaizen, Life Cycle Costing, dan Theory of
Constraint). Metode tersebut memberikan informasi biaya bagi pengambian
keputusan. Ada tiga penggunaan informasi biaya manajemen yang penting. Pertama
adalah untuk memahami biaya-biaya agar mampu menentukan apakah yang membuat
atau melepaskan suatu produk dan untuk memengaruhi sifat hubungan pelanggan.
Kedua, informasi biaya mengembangkan dasar biaya bagi suatu harga. Ketiga adalah
informasi biaya mampu mengidentifikasi peluang untuk memperbaiki produk atau
rancangan dan pelaksanaan proses.
Dalam kaitannya bagi pengambilan keputusan, ada tiga fase dalam siklus
hidup produk (product life cycle), yaitu 1) fase perencanaan; 2) fase produksi; dan 3)
fase jasa dan pembuatan. Biaya siklus hidup digunakan dalam fase perencanaan. Itu
2. berusaha untuk mengetimasi biaya produk selama masa hidupnya. Biaya target
digunakan selama siklus perencanaan dan menggerakkan proses memilih produk dan
rancangan proses yang akan berakhir dalam suatu produk dimana dapat dihasilkan
oleh biaya yang mengijinkan tingkat keuntungan yang bisa diterima, diberikan harga
pasar yang terestimasi produknya, penjuala volume, dab fungsi target. Biaya kaizen
berfokus pada identifikasi peluang bagi perbaikan biaya selama siklus produksi.
Untuk lebih jelasnya, Berikut dipaparkan target costing, Kaizen, life cycle costing,
dan Theory of Constraint.
Target Costing
Perhitungan biaya berdasarkan target atau target biaya adalah suatu metode
yang telah berakibat secara langsung dari pasar kompetitif dalam industri. Target
biaya menentukan biaya yang diinginkan bagi suatu produk pada dasar harga
kompetitif, seperti produk akan menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Biaya
demikian ditentukan oleh harga. Perusahaan yang menggunakan biaya target harus
sering mengadopsi ukuran reduksi biaya atau merancang kembali produk atau proses
produksi untuk bertemu dengan harga pasar dan sisa yang menguntungkan. Biaya
target menuntut perusahaan semakin kompetitif. Rancangan produk dan proses
produksi memperoleh biaya produksi dibawah dari biaya target yang ditentukan
sebelumnya.
Biaya target adalah suatu alat manajemen bahwa perencana berguna selama
rancangan produk dan proses untuk memicu upaya perbaikan dalam mengurangi
biaya produksi mendatang. Dengan demikian, biaya target memperkenalkan dan
memfasilitas komunikasi antara anggota tim fungsional yang bertanggung jawab bagi
rancangan produk.
Biaya target berorientasi pelanggan. Itu mulai dengan harga, kualitas, dan
syarat fungsionalitas yang didefinisikan oleh pelanggan.
1. Orientasi pelanggan (customer orientation). Biaya target mulai dengan
estimasi harga produk yang mencerminkan fungsi produk dan atribut dan
tenaga kompetitif di pasar. Perencana telah berguna untuk menggambarkan
3. syarat pelanggan adalah gagasan nilai, dimana rasion fungsionalitas terhadap
harga dibayar oleh pelanggan. Organisasi meningkatkan nilai pelanggan
dengan cara meningkatkan fungsionalitas produk saat memegang harga
konstan atau dengan cara mengurangi harga saat fungsionalitas konstan.
Sebagai hasil, harga target mencerminkan rangkaian fungsi produk bahwa
produk harus tiba ke pelanggan. Ada dua elemn kritis disini. Pertama,
pelanggan mengartikan harga bahwa itu akan dibayar. Kedua, ada suatu pasar
bagi produk yang sama dengan fungsi berbeda.
2. Proses biaya target (target costing process). Proses biaya target berlanjut
hingga tim rancangan menemukan rancangan produk dengan biaya proyeksi
yang mencapai biaya target. Keunggulan utama biaya target adalah
lingkungan timnya. Anggota tim meliputi perwakilan dari rancangan,
rekayasa proses, pembelian, manufaktur, dan pemasaran. Semua anggota tim
rancangan difokuskan pada tujuan yang sama, yaitu untuk menyampaikan
produk dengan fungsionalitas target, kualitas, dan harga terhadap segmen
pasar khusus. Keunggulan lainnya adalah fase rancangan produk dan proses,
ketika pilihan rancangan dapat memiliki dampak maksimum pada biaya
produk.
3. Biaya target dalam tindakan. Satu contoh dari Toyota Motor, dia kelihatannya
telah menemukan proses biaya target selama tahun 1960-an. Proses biaya
target mulai ketika grup pemasaran mengkhususkan harga target. Nilai pasar
fungsi tambahan menambah kendaraan yang ada untuk menentukan inkremen
dari harga dengan volume produksi yang terestimasi diatas siklus hidup
produk untuk menentukan total pendapatan produk. Langkah selanjutnya
adalah mengestimasi biaya produk baru.
4. Tear-Down Analysis. Ini dikenal reverse engineering. Suatu proses
mengevaluasi produk pesaing untuk mengidentifikasi peluang bagi perbaikan
produk. Dalam analisis tear-down, produk pesaing dipisahkan potongan demi
potongan untuk mengidentifikasi fungsionalitas produk dan ranangan dan
untuk membuat simpulan mengenai proses yang dibuat produk. Analisis ini
4. menyediakan pandangan kedalam biaya produk dan menyarankan keuntungan
atau kerugian relatif. Elemen utama dari analisis tear-down adalah
benchmarking.
5. Penyebaran Fungsi Kualitas (Quality Function Deployment). QFD adalah alat
manajemen yang menyediakan struktur untuk mengidentifikasi syarat
pelanggan, input utamanya masuk kedalam proses biaya target.
6. Rekayasa Nilai (Value Engineering). Ini dikenal juga sebagai analisis nilai
yang merupakan suatu sistematika berdasar tim. Pendekatan untuk
mengevaluasi rancangan produk agar mengidentifikasi alternative yang akan
memperbaiki nilai produk. Ada dua cara untuk meningkatkan nilai. Pertama,
fungsionalitas yang konstan dan mengurangi biaya, atau biaya yang konstan
dan meningkatkan fungsionalitas. Rekayasa nilai melihat semua elemen
produk mencakup bahan baku, proses produksi, jenis tenaga kerja dan
peralatan yang digunakan, dan saldo antara komponen yang dibeli dengan
diproduksi sendiri. Proses rekayasa nilai mencapai biaya target yang
dibebankan dalam dua cara: 1) dengan mengidentifikasi rancangan produk
yang diperbaiki atau bahkan produk baru yang mungkin mencapai
fungsionalitas dengan cara yang berbeda dan 2) dengan mengeliminasi fungsi
yang tidak dibutuhkan dalam meningkatkan biaya produk dan
kekompleksitasan. Proses rekayasa nilai mulai dengan spesifikasi detail fungsi
produk atau dikenal sebagai analisis fungsional. Analisis dengan mengkaji
kinerja dan biaya dari setiap fasilitas atau fitur utama produk. Tujuannnya
adalah keseimbangan yang diinginkan antara kinerja dan biaya.
7. Reengineering. Analisis tear-down dan rekayasa nilai berfokus utama pada
rancangan produk. Elemen kritis lainnya dalam menentukan biaya produk
adalah proses bahwa organisasi berguna untuk membuat produk. Faktanya,
tim biaya target akan mempertimbangkan rancangan produk dan proses secara
berrsama-sama selama biaya dan kualitas produk akan dipengaruhi oleh
rancangan produk dan proses. Reengineering adalah aktivitas merancang
5. kembli proses yang ada atau terrencana, dan itu digerakkan oleh keinginan
untuk memperbaiki biaya produk dan atribut kualitas.
Kaizen Costing
Biaya Kaizen berfokus pada perhatian organisasi dengan hal-hal bahwa
manajer dapat melakukan reduksi biaya. Tidak seperti biaya target, para perencana
berguna sebelum produk dalam produksi. Personal operasi menggunakan kaizen saat
produk dalam produksi. Dalam artian, kaizen terjadi pada tahap produksi. Bagaimana
pun biaya target dan kaizen adalah mirip. Biaya target digerakkan oleh pertimbangan
pelanggan, biaya kaizen digerakkan oleh target profitabiilitas periodik melalui
manajemen senior. Fokus kaizen adalah prosesnya bukan pada produknya. Ada upaya
reduksi biaya yang dilakukan, upaya perbaikan secara berkelanjutan dalam proses
produksi dengan rancangan dan fungsionalitas yang ada.
Life-Cycle Costing
Biaya siklus pendapatan adalah suatu metode untuk mengidentifikasi dan
memantau biaya dari produk melalui siklus hidup. Siklus hidup terdiri dari semua
tahapan dari rancangan produk dan pembelian bahan baku dan jasa dari produk jadi.
Tahapannya mencakup sebagai berikut.
1. Penelitian dan perkembangan
2. Rancangan produk mencakup prototyping, biaya target, dan pengujian
3. Produksi, inspeksi, tampilan, dan gudang
4. Pemasaran, promosi, dan distribusi, dan
5. Penjualan dan jasa.
Proses mengestimasi dan mengakumulasi biaya diatas siklus hidup produk
adalah esensi proses biaya siklus hidup. Ada tiga tujuan biaya siklus hidup. Pertama,
biaya siklus hidup membantu untuk mengembangkan total biaya yang terkait dengan
produk sehingga mengidentifikasi apakah keuntungan yang dihasilkan selama
6. produksi, fase itu akan mencakup biaya dalam perkembangan dan dekomisi
(nonaktif). Biaya siklus hidup akan sering mengidentifikasi produk yang tidak begitu
menguntungkan ketika biaya dekomisi difaktorkan kedalam proses evaluasi produk.
Kedua, karena pertimbangan biaya komprehensif, biaya siklus hidup akan
mengidentifikasi konsekuensi biaya lingkungan produknya dan akan tergesa
tindakannya untuk mengurangi atau mengeliminasi produk. Ketiga, biaya siklus
hidup membantu untuk mengidentifikasi rencana dan biaya dekomisi selama fase
rancangan produk dan proses agar mampu mengendalikan dan mengatur biaya selama
fase tersebut.
Manajemen biaya telah secara tradisional hanya pada biaya yang terjadi pada
tahapan produksi. Akuntan manajemen secara strategis mengatur siklus hidup penuh
biaya produk mencakup biaya upstream dan downstream dan biaya produksi.
Fokusnya lebih luas mengartikan perhatian terhadap rancangan produk. Biaya siklus
hidup memberikan pandangan yang bersifat jangka panjang sebab
mempertimbangkan seluruh siklus hidup biaya produk atau jasa. Biaya siklus hidup
menyediakan akuntansi dari biaya produk yang komprehensif baik produksi maupun
lingkungan yang membantu pengambil keputusan untuk memahami konsekuensi
biaya dari produk dan mengidentifikasi area dengan upaya reduksi biaya secara
efektif dan diinginkan.
Theory of Constraints (TOC)
TOC digunakan untuk membantu perusahaan secara efektif memperbaiki
faktor keberhasilan kritis yang sangat penting baginya ( masa siklus, tingkat bahan
mentah dikonversi ke produk jadi). TOC ini membantu untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan kemacetan, yaitu tempat dimana produk jadi secara parsial yang
cenderung mengakumulasi pasar terhadap sebagian besar industri, kemampuan
menjadi lebih cepat dari pesaing adalah faktor keberhasilan kritis. Banyak manajer
berpendapat bahwa fokus padak kecepatan dalam pendekatan TOC adalah krusial.
Mereka mempertimbangkan kecepatan dalam perkembangan produk, penyampaian
7. produk, dan produksi menjadi pokok penting sebagai pesaing global yang pernah
ditemukan.
Kesimpulan
Pengambilan keputusan berdasarkan biaya menyediakan cara yang berguna
untuk berpikir peluang dan perspektif dimana biaya tersedia bagi rancangan produk
dan proses perbaikan. Biaya siklus hidup mendominasi semua fase. Dari fase
perencanaan (planning), fase produksi (manufacturing), dan fase jasa dan pelepasan
(service and abandonment)., biaya memainkan banyak peranan dalam organisasi,
tetapi hal yang paling penting adalah biaya mampu memberitahukan dan
mengarahkan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan produk.
Referensi
Blocher, Stout, Juras, Cokins. 2013. Cost Management: A Strategic Emphasis.
McGraw-Hill. USA.
Kaplan, Robert S. dan Atkinson, Anthony A. 1998. Advanced Management
Accounting. Prentice Hall Inc. New Jersey.