Gastritis adalah peradangan pada lambung yang dapat disebabkan oleh faktor diet, alkohol, obat-obatan, atau infeksi. Gejala klinis meliputi nyeri perut, mual, dan muntah. Diagnosa didukung oleh pemeriksaan fisik, tes darah, dan endoskopi. Penatalaksanaan meliputi diet lunak, antasida, dan obat antiinflamasi.
2. Definisi
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan
atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
(Lindseth dalam Prince, 2005: 422)
3.
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa
lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu
banyak dan cepat atau makan makanan yang
terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab
yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi. (Brunner, 2000 :
187)
10. PENGKAJIAN
Adalah suatu proses pengumpulan data pasien
yang dinamis, komprehensif dan spesifik,
meliputi :
No Register
:
Ruang
:
Tanggal / jam MRS :
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa Medis
:
11. 1. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Suku / Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
12. b. Penanggung Jawab
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Hubungan dengan px
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
13. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Adanya rasa perih, nyeri epigastrium, febris,
perdarahan, mual-muntah dan pusing.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari timbulnya keluhan yang dirasakan sampai
dibawah ke rumah sakit.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat gangguan pencernaan seperti maag,
diare dll.
14. CONT...
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah penyakit yang dalam keluarga sehingga
membawa dampak berat pada keadaan atau yang
menyebabkan Gastritis.
15. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
a/ Data perbandingan aktivitas sehari – hari saat pasien
sebelum masuk rumah sakit dengan setelah masuk
rumah sakit.
a. Nutrisi
Di Rumah: makan 3x/hari 1 porsi habis. Nasi, lauk,
terkadang sayur, dan buah. Minum air putih 4-6 gelas
±1500 cc habis.
Di RS : makan 3x/hari. Bubur, lauk, sayur, dan buah
namun hanya habis 2-4 sendok makan. Minum air
putih 4-6 gelas ± 1500 cc habis.
16. b. Eliminasi
Di Rumah : BAK : ± 4 – 7 x/hari,
berwarna kuning jernih, berbau khas.
BAB : ± 1 x/hari, feses berwarna
kuning kecoklatan, berbau khas
Di RS : BAK : ± 4 – 6 x/hari,
berwarna kuning jernih, berbau khas,
BAB : belum BAB sama sekali
17. c. Istirahat dan Tidur
Di Rumah : Px tidur mulai pukul 21.30 –
04.30, sekitar 7 jam.
Di RS : Px kurang tidur mulai pukul 21.30 04.30, sekitar 5 jam.
18. d. Aktifitas Fisik
Di Rumah : Px bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan waktu luang px digunakan
untuk berkumpul bersama keluarga.
Di RS : Px hanya dapat mengubah posisi
tidur di atas tempat tidur dan di pagi hari
px hanya duduk-duduk di depan ruangan
untuk menghirup udara pagi yang segar.
19. e. Personal Hygiene
Di Rumah: mandi 2x/hari, keramas,
sikat gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari
Di RS : mandi 2x/hari diseka, belum
keramas, tidak sikat gigi tapi hanya
berkumur saja, ganti baju 1x/hari.
21. DATA PSIKOSOSIAL
Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya
saat ini apakah pasien dapat menerima, ada
tekanan psikologis berhubungan dengan
sakitnya. Kita kaji status emosi, konsep diri
meliputi (body image, self ideal, self
esteem, role, dan identity), interaksi sosial,
dan spiritual.
22. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umun
Suatu kondisi dimana pasien saat dilakukan
pengkajian. Biasanya pasien lemah, keadaan
kulit pucat, muntah, mulut kering dan
keringat dingin.
23. b. Kesadaran
Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari
sadar ( composmentis ) untuk mengetahui
berat ringannya.
24. c. Tanda – Tanda Vital
Membantu sebagai acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien yang
meliputi pemeriksaan tensi, nadi suhu yang
berhubungan dengan proses inflamasi pada
lambunag, dan respirasi ripe.
25. d. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan secara head to toe mulai dari ujung
rambut hingga ujung kaki.
Inspeksi: Pucat, lemah, muntah, BB dan keringat
dingin.
Palpasi : Nadi cepat, nyeri tekan pada bagian
atas dan turgor kulit menurun.
Perkusi : mendeteksi adanya kembung.
Auskultasi : Suara resonan pada daerah yang
kembung dan bising usus.
27. PENATALAKSANAAN
Diet lunak diberikan sedikit-sedikit tetapi lebih sering
Hindari makanan / bahn-bahan yang merangsang
seperti alkohol dan bumbu dapur.
Berikan antasida
Bila rasa nyeri tidak hilang dengan antasida berikan
oksitosis tablet 15 menit sebelum makan.
Berikan obat anti koinergik bila sekresi asam
berlebihan
28. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
epigastrium berhubungan dengan adanya
iritasi lambung.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual muntah.
Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan muntah.
29. RENCANA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman (nyeri) epigastrium
berhubungan dengan adanya iritasi lambung.
Tujuan
: Nyeri berkurang hingga hilang.
Kriteria hasil : Pasien tidak tampak kesakitan,
tidak merasa nyeri.
30. INTERVENSI
RASIONALISASI
a. Beri lingkungan yang tenang a. Membantu dalam proses
dan konduktif.
b. Bina hubungan saling
penyembuhan.
b. Mempermudah dalam
percaya antara px dengan
tindakan karena hubungan
perawat
saling percaya membuat px
tenang saat tindakan
c. Jaga lingkungan tetap
hangat.
c. Vasodilatasi pembuhuluh
darah, mengurangi nyeri.
31. d. Memberikan posisi yang d. Mengurangi rasa
nyaman bagi px
e.Jelaskan rentang
terjadinya nyeri.
ketidaknyamanan px
e. Pasien mengerti
penyebab terjadinya
nyeri
f. Mengkaji skala nyeri
f. Mengetahui skala nyeri,
kemudian dijadikan
acuan dalam bertindak
32. g. Beri kompres hangat pada daerah
abdomen.
g. Mengurangi rasa nyeri dan
memebrikan rasa nyaman pada
daerah abdomen
h. bservasi TTV
h. Mengetahui keadaan TTV px
i. Kolaborasi dengan tim medis
i. Obat anti spasmotik dan obat
dalam memberikan obat dan ahli
lambung dapat mencegah
gizi dalam asupan makan, monitor
terjadinya kolik dan
efek samping secara cermat.
menetralkan asam lambung
serta menurunkan produksi
asam yang berlebihan.
33. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah.
Tujuan : Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil
: Pasien dapat makan
sesuai dengan porsinya, wajah tampak
segar, BB meningkat.
34. INTERVENSI
a. Kaji adanya gejala malnutrisi
RASIONALISASI
a. Status gizi perlu dikaji untuk
(BB kurang dari normal,
memebrikan tindakan yang
kelelahan meningkat, serum
tepat.
albumin meningkat, dan BUN
menurun).
b. Perbaiki status nutrisi.
b. Memenuhi kebutuhan tubuh dan
menjaga fungsi tubuh.
c. Timbang BB setiap hari.
c. Kurang gizi dapat memperberat
kedaan karena fungsi tubuh
terganggu.
35. d. Catat intake dan output
secara akurat.
d. Membantu member
perawatan yang tepat dengan
mencegah terjadinya over
hidrasi.
e. Monitor serum elektrolit.
e. Mengetahui perkembangan.
f. Kolaborasi dengan ahli gizi
f. Memenuhi secara tepat
untuk membantu jenis
kebutuhan makanan(lemak,
makanan yang tepat.
protein, karbohidrat) sesuai
dengan keadaan atau fungsi
hati.
36. Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan muntah.
Tujuan : Kebutuhan cairan tubuh
terpenuhi
Kriteria hasil: Turgor baik, tidak ada
tanda-tanda dehidrasi, pasien tidak
lemas.
37. INTERVENSI
a. Beri penjelasan pasien dan
keluarga tentang apa yang
akan dilakukan serta
penyebab dari kekurangan
cairan.
b. Monitor tanda-tanda dehidrasi
RASIONALISASI
a. Merupakan
sebelum
langkah
pertama
melakukan
tindakan
keperawatan dan pasien serta
keluaga pasien mengeryi serta
kooperatif dengan tindakan tim
kesehatan.
b. Dengan memonitor tanda-tanda
seperti turgor kulit, kelopak mata,
dehidrasi, menegtahui
nadi, mukosa membrane.
perkembangan dehidrasi.
38. c. Catat intake dan output dengan
akurat.
c. Pencatatan intake dan output
secara akurat, menegaluasi
keaktifan intervensi dan
menentukan keseimbangan cairan
dalam tubuh.
d. Beri motivasi pasien dan keluarga d. Menggantikan cairan yang
untuk minum sedikit tapi sering.
e. Kolaborasi dengan tim medis
dengan pemberian cairan.
keluar atau hilang.
e. Memenuhi kebutuhan cairan
yang hilang.
40. IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan ini sesuai
kegiatannya adalah pelaksanaan asuhan
keperawatan sesuai dengan perencanaan
bila perlu biar menyimpang dari
perencanaan semula tergantung situasi dan
kondisi saat itu.
41. EVALUASI
Evaluasi adalah lamgkah akhir dalam
proses perawatan yang bertujuan unuk
menilai apakah dalam perencanaan
perawatan tercapai atau tidak untuk
melakukan pengkajian ulang.
42.
Tujuan tecapai, jika pasien mampu menunjukkan
perilaku pada waktu dan tanggal tertentu sesuai
dengan pernyataan tujuan.
Tujuan tercapai sebagian, jika pasien telah mampu
menunjukkan perilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukan di dalam pernytaan tujuan, bila perlu
dilakukan kolaborasi dengan dokter yang merawat.
Tujuan Tidak tercapai, jika pasien tidak mampu sama
sekali untuk menunjukan peilaku yang diharapkan
sesuai dengan persyaratan tujuan, maka dilakukan
kolaborasi dengan dokter yang merawat.