SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 31
MAKALAH PANCASILA




                     OLEH :
                   KELOMPOK III


   1.    ISDAN                    ( 21006079 )
   2.    ISDA                     ( 21006078 )
   3.    ISWAN TAUFIK             ( 21006080 )
   4.    JAMALUDDIN               ( 21006081 )
   5.    KHAIRUNNISA              ( 21006082 )
   6.    MUHAMMAD ALI             ( 21006084 )
   7.    NADZIRAH                 ( 21006086 )
   8.    NELI M TENDA             ( 21006086 )
   9.    M. JALIL HIDAYATULLAH    ( 21006083 )
   10.   NUR HAJAR ASWAD          ( 21006088 )
   11.   NUR FITRIANI             ( 21006087 )


      PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR
                     2010


                        1
KATA PENGANTAR




Assalamu Alaikum Wr. Wb.

        Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. karena berkat limpahan

Rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pancasila ini dengan

baik dan tepat waktu.

        Makalah ini di buat dalam rangka untuk melakukan diskusi, Makalah ini

dapat terselesaikan berkat kerjasama kelompok III dan bantuan dari berbagai pihak.

        Kami telah menyelesaikan makalah ini dengan upaya yang maksimal, upaya

yang sebaik – baiknya, akan tetapi Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kekurangan - kekurangan didalamnya. Atas segala kekurangan yang terdapat dalam

Makalah ini dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi menyempurnakan pembuatan makalah yang selanjutnya.

        Tidak ada yang dapat kami berikan sebagai imbalan atas segala yang telah

diberikan kepada kami selain doa, semoga Allah swt senantiasa melimpahkan

Rahmat – Nya kepada kita semua, Amin !!!

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.




                                                  Makassar, 13 November 2010




                                         2
DAFTAR ISI



Kata Pengantar ………………………………………………………………...                             i

Daftar Isi   …………………………………………………………………….                               ii

BAB I : Pendahuluan     ………………………………………………………                          1

    A. Latar Belakang    ……………………………………………………..                        1

    B. Tujuan …………………………………………………………………                                2

    C. Pendekatan ……..…………………………………………………….                            2

    D. Rumusan Masalah ……………………………………………………                            2

BAB II : Pembahasan        …………………………………………………                         3

    A. Hakikat Pembukaan UUD 1945    ……………………………………..                  3

    B. Pengertian Isi Pembukaan UUD 1945   ………………………………               10

    C. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 ………………………………….                    12

    D. Fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok-Pokok Pikiran ……………        16

    E. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945 19

BAB III : Kesimpulan    ……..…………………………………………………                       24

    A. Kesimpulan …………………………………………………………..                            24

    B. Saran     …………………………………………………………………                            25

    C. Usul ……………………………………………………………………                                25

BAB IV : Penutup …………………………………………………………….                             26

Daftar Pustaka    ………………………………………………………………                            28




                                    3
BAB I
                            PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

           Kedudukan UUD 1945, dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia,

   memiliki dua aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor

   mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib

   hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. Sementara kedudukan

   Pancasila, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai

   sumber dari segala sumber hukum Indonesia.

           Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi pembukaan

   UUD 1945, nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 selanjutnya

   diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan kemudian dijabarkan dalam

   peraturan-peraturan hukum positif dibawahnya, seperti ketetapan MPR, UU,

   Peraturan Pemerintah Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan-

   peraturan lainnya.

         Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi

   bagi bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukannya tetap dan tidak dapat

   diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPR yang antara lain mengeluarkan

   Ketetapan MPR No. 20/MPR/1966, No. 9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983.

   hasil sidang tahunan MPR tahun 2002, yaitu Pasal II Aturan tambahan

   menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan Pasal-pasal.




                                      4
B. Tujuan

            Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui hakikat Pembukaan UUD 1945.

  2. Untuk mengetahui pengertian dari isi Pembukaan UUD 1945.

  3. Untuk mengetahui Kedudukan UUD 1945.

  4. Untuk mengetahui Fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok-pokok Pikiran.

  5. Untuk mengetahui Hubungan Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh

     UUD 1945



C. Pendekatan

            Dalam proses penyusunan Makalah ini, metode yang digunakan yaitu

  Metode Kajian Pustaka yang bertujuan untuk mengumpulkan Informasi dari

  berbagai buku yang berhubungan dengan materi penulisan.



D. Rumusan Masalah

            Permasalahan yang akan diambil dalam penulisan makalah ini adalah

  sebagai berikut :

  1. Apa sajakah hakikat Pembukaan UUD 1945?

  2. Jelaskan pengertian dari isi Pembukaan UUD 1945?

  3. Bagaimana kedudukan UUD 1945?

  4. Apa fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok-pokok Pikirannnya ?

  5. Apa hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945?




                                        5
BAB II
                            PEMBAHASAN


A. HAKIKAT PEMBUKAAN UUD 1945

1. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi

          Kedudukan UUD 1945, dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia,

  memiliki dua aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor

  mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib

  hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. Sementara kedudukan

  Pancasila, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai

  sumber dari segala sumber hukum Indonesia.

          Berdasarkan penjelasan tetang isi Pembukaan UUD 1945, yang termuat

  dalam Berita RI tahun II No. 7, Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-

  pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan Negara Indonesia serta yang

  mewujudkan suatu cita-cita hukum dengan menguasai dasar tertulis (UUD)

  maupun tidak tertulis. Adapun pokok-pokok pikiran tersebut diwujudkan dalam

  pasal-pasal UUD 1945 sebagai sumber hukum positif Indonesia..

          Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi pembukaan

  UUD 1945, nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 selanjutnya

  diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan kemudian dijabarkan dalam

  peraturan-peraturan hukum positif dibawahnya, seperti ketetapan MPR, UU,

  Peraturan Pemerintah Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan-

  peraturan lainnya.




                                      6
Dengan demikian seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia

  harus bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang mengandung asas kerohanian

  negara atau dasar filsafat negara RI.



2. Pembukaan UUD 1945

           Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memuat unsur-unsur yang

  menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia

  (rechts orde), atau legal order, yaitu suatu keseluruhan peraturan-peraturan

  hukum.

           Syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud meliputi empat hal, yaitu :

  a. Adanya kesatuan subjek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum.

     Hal ini terpenuhi dengan adanya Pemerintah Negara Republik Indonesia

     (Pembukaan UUD 1945 hl. IV).

  b. Adanya kesatuan asas kerohanian, yang merupakan dasar dari keseluruhan

     peraturan-peraturan hukum dan sumber dari sumber hukum. Hal ini terpenuhi

     dengan adanya dasar filsafat negara Pancasila sebagaimana tercantum dalam

     alinea IV Pembukaan UUD 1945.

  c. Adanya kesatuan daerah dimana peraturan-peraturan hukum itu berlaku, yang

     terpenuhi oleh kalimat “ . . . seluruh tumpah darah Indonesia” sebagaimana

     tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945

  d. Adanya kesatuan waktu, dimana sumber dari segala sumber hukum itu

     berlaku. Hal ini terpenuhi dalam kalimat pada alinea IV Pembukaan UUD

     1945, “ . . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam




                                          7
suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia.” Hal ini menunjukkan mulai

      berdirinya Negara RI yang disertai dengan suatu tertib hukum sampai terus

      berlangsungnya negara RI.

             Dengan demikian, sejak ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 secara

   formal pada tanggal 18 Agustus 1945, seluruh peraturan hukum yang ada

   didalam wilayah negara Republik Indonesia telah memenuhi syarat sebagai suatu

   tertib hukum negara. Adapun syarat-syarat tersebut pada hakikatnya terkandung

   dalam Pembukaan UUD 1945 itu sendiri.

             Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia adalah

   sebagai berikut:

   Pertama :    Menjadi dasar hukum, karena Pembukaan UUD 1945 memberikan

                empat syarat adanya tertib hukum Indonesia.

   Kedua :      menjadi ketentuan hukum tertinggi, sesuai dengan kedudukannya

                sebagai asas hukum dasar tidak tertulis (konvensi) serta peraturan-

                peraturan hukum lainnya yang lebih rendah (Notonagoro, 1974 : 45)

             Berdasarkan hakikat kedudukannya, Pembukaan UUD 1945 menentukan

   adanya tertib hukum Indonesia. Konsekuensinya, Pembukaan UUD 1945 secara

   hukum tidak dapat diubah. Hal ini sesuai dengan Ketetapan Nomor

   XX/MPR/1966 dan ditegaskan dalam Ketetapan Nomor V/MPR/1973, Ketetapan

   Nomor IX/MPR/1978 serta ketetapan Nomor II/MPR/1983 dan ketetapan MPR

   No. III/2000 tentang sumber tertib hukum.



3. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental




                                         8
Sebagaimana dijelaskan di atas, Pembukaan UUD 1945 memberikan

faktor-faktor mutlak bagi tertib hukum Indonesia dan sebagai asas bagi hukum

dasar negara, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (konvensi).

Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok-pokok kaidah negara yang

fundamental (staatsfundamentalnorm) yang menurut ilmu hukum tata negara

memiliki beberapa unsur mutlak antara lain :

a. Merupakan perwujudan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-

   hal tertentu sebagai dasar-dasar negara yang dibentuknya.

      Dari segi isinya, Pembukaan UUD 1945 memuat dasar-dasar pokok negara

   sebagai berikut :

   1) Dasar tujuan negara (baik tujuan umum maupun tujuan khusus).

           Tujuan umumnya tercakup dalam kalimat “ . . . ikut melaksanakan

       ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan

       sosial . . .” tujuan umum ini berhubungan dengan masalah hubungan

       antarbangsa (pergaulan dalam internasional). Tujuan umum inilah yang

       menjadi dasar politik luar negeri Indonesia.

           Tujuan khususnya tercakup dalam kalimat, “ . . . melindungi segenap

       bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

       kesejahtraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa . . . “ tujuan khusus

       ini meliputi ........ …….. sebagai tujuan bersama bangsa Indonesia dan

       membentuk negara untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

       secara material maupun spiritual.

   2) Ketentuan …………….. UUD Negara




                                      9
Pernyataan ……….. dalam kalimat “ . . . maka disusunlah

       kemerdekaan     kebangsaan     Indonesia   itu   dalam     suatu   Negara

       Indonesia . . .” merupakan suatu ketentuan negara Indonesia harus

       berdasarkan pada …… dan merupakan suatu dasar yurdis formal ……….

       Negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum.

   3) Bentuk Negara

          Pernyataan ……….. pada kalimat “ . . . yang terbentuk dalam suatu

       susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…..”

   4) Dasar filsafat dan asas kerohanian negara

          Pernyataan ………….. dalam kalimat “ . . . . dengan berdasar kepada

       ketuhanan Yang Maha Esa,           kemanusiaan yang adil dan beradab,

       persatuan Indonesia kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

       dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan suatu keadilan

       sosial bagi suluruh rakyat indonesia.”

        Menurut sejarah Pembukaan UUD 1945 ditentukan oleh pembentuk

negara pada hakikatnya terpisah dari batang tubuh UUD 1945 ……. pengertian

pembentuk negara di sini adalah ……… ………. Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) yang      …….. representatif merupakan wakil-wakil bangsa

Indonesia yang berjuang menegakkan kemerdekaan dan mendirikan negara RI.

Hal ini berarti bahwa pada saat PPKI nemetapkan Pembukaan UUD 1945, ia

memiliki kualitas dan kedudukan sebagai pembentuk negara karena lembaga

tersebut menetapkan berdirinya Negara Indonesia beserta UUD 1945 secara

yuridis, maka berakhirlah kualitasnya sebagai pembentuk negara.




                                     10
Pokok kaidah negara yang fundamental tersebut menurut ilmu hukum

menpunyai hakikat dan kedudukan hukum yang tetap. Ia menjadi dasar

kelangsungan hidup negara dan karena ia merupakan tertib hukum tertinggi maka

secara hukum tidak dapat diubah, karena mengubah Pembukaan UUD 1945 sama

halnya dengan pembubaran Negara RI (Notonagoro, 1974: 45).

        Dalam hubungannya dengan pasal-pasal (batang tubuh) UUD 1945,

Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat dan kedudukan sebagai berikut:

1) Dalam hubungannya dengan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945

   mempunyai hakikat kedudukan yang lebih tinggi daripada batang tubuh UUD

   1945.

2) Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan pada

   hakikatnya mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada batang tubuh UUD

   1945.

3) Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental

   yang menentukan adanya UUD 1945 yang menguasai hukum dasar negara

   baik yang tertulis (UUD) maupun tidak tertulis (konvensi), jadi merupakan

   sumber hukum dasar negara.

4) Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental

   mengandung pokok-pokok pikiran yang harus dijabarkan dalam pasal-pasal

   UUD 1945.

        Para ahli hukum memang berbeda pendapat mengenai hakikat dan

kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD

1945, walaupun pada akhirnya mereka tiba pada suatu kesimpulan yang sejalan.




                                   11
Di satu pihak ada pendapat yang mengatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 dan

  pasal-pasalnya merupakan satu kesatuan, sedangkan di pihak lain ada yang

  menyatakan bahwa keduanya terpisah. Namun karena hakikat kedudukan

  Pembukaan UUD 1945 tersebut memiliki kedudukan fundamental bagi

  kelangsungan hidup negara, kedua pendapat tersebut akhirnya sampai pada

  kesimpulan berikut :

  1) Sebagai pokok kaidah yang mempunyai kedudukan yang tetap dan tidak

       berubah serta melekat pada kelangsungan hidup negara yng telah dibentuk.

  2) Dalam jenjang hierarki tertib hukum, pembukaan UUD 1945 sebagai pokok

       kaidah negara yang fundamental memiliki kedudukan tertinggi, lebih tinggi

       daripada pasal-pasal UUD 1945, sehingga secara hukum dapat dikatakan

       terpisah dari pasal-pasal UUD 1945.

           Pengertin terpisah sebenarnya bukan berarti tidak memiliki hubungan

  sama sekali tetapi antara Pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945

  terdapat hubungan kausal organis, dimana UUD harus menciptakan pokok-pokok

  pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian,

  pengertian terpisah di sini adalah keduanya menpunyai hakikat dan kedudukan

  sendiri-sendiri, dimana Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan lebih tinggi

  dalam tertib hukum Indonesia.



4. Pembukaan UUD 1945 Tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup Negara

  RI




                                       12
Berdasarkan hakikat kedudukannya sebagai naskah proklamasi yang

terperinci, sebagai perwujudan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan

sebagai pokok klaidah negara fundamental (statusfundamentalnorm) serta

memenuhi syarat bagi adanya tertib hukum di Indonesia, Pembukaan UUD 1945

memiliki kedudukan hukum yang kuat bahkan secara yuridis tidak dapat diubah

serta melekat pada kelangsungan hidup negara. Hal ini berdasarkan alasan-alasan

berikut:

a) Menurut tata hukum, suatu peraturan hukum hanya dapat diubah atau

   dihapuskan oleh penguasa yang menetapkannya. Pembukaan UUD 1945

   ditentukan oleh pembentuk negara, yaitu satu lembaga kekuasaan negara.

   Semua penguasa negara merupakan alat perlengkapan negara yang

   kedudukannya lebih rendah daripada pembentuk negara. Karena itu, semua

   ketentuan hukum yang merupakan produk alat perlengkapan negara pada

   hakikatnya berada dibawah pembentuk negara dan tidak berhak mengadakan

   Pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm.

b) Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya merupakan suatu tertib hukum yang

   tertinggi di negara RI. Selain itu, Pembukaan UUD 1945 mengandung faktor-

   faktor mutlak (syarat-syarat mutlak) bagi adanya suatu tertib hukum di

   Indonesia. Konsekuensinya, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan

   yang tetap dan melekat pada negara dan secara hukum tidak dapat diubah.

c) Selain dari segi yuridis formal juda secara material, yaitu hakikat isi.

   Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah dan senantiasa melekat pada

   kelangsungan hidup negara RI. Dari segi isinya Pembukaan UUD 1945




                                    13
merupakan pengejewantahan Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia.

      Karena itu, Proklamasi 17 Agustus 1945, Pembukaan UUD 1945, dan negara

      RI merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.



B. PENGERTIAN ISI PEMBUKAAN UUD 1945

1. Alinea Pertama

           “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh

   sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai

   dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

           Dalam alinea pertama terkandung suatu pengakuan tentang hak kodrati

   yang tersimpul dalam kalimat “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak

   segala bangsa . . . .” hak kodrat merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa,

   yang melekat pada manusia sebagai makluk individu sekaligus sosial. Selain

   sebagai hak kodrati yang bersifat mutlak dan asasi, hak tersebut juga merupakan

   hak moral. Karena itu, pelanggaran terhadap hak kemerdekaan tersebut tidak

   sesuai dengan hakikat prikemanusiaan dan prikeadilan. Penjajahan harus

   dihapuskan.



2. Alinea Ketiga

           “ Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa dan didorong oleh

   keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat

   Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.




                                       14
Dinyatakan kembali proklamasi pada alinea ke III Pembukaan UUD

   1945 menunjukkan bahwa Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus

   1945 merupakan satu kesatuan. Namun perlu diketahui bahwa Proklamasi 17

   Agustus 1945 perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut, yaitu membentuk negara,

   yang terperinci dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam pengertian inilah

   Pembukaan UUD 1945 disebut juga sebagai naskah proklamasi yang terperinci.

3. Alinea Keempat

           “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara

   Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

   Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan

   bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

   perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

   Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang

   terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan

   rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang

   adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

   kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan, serta mewujudkan suatu

   keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

           Setelah alinea pertama, kedua, dan ketiga menjelaskan alasan dasar serta

   hubungan lngsung dengan kemerdekaan, alinea keempat memperinci lebih lanjut

   prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah pembentukan pemerintahan negara

   Indonesia yang dapat disimpulkan dari kalimat “ . . . . kemudian dari pada itu

   untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia . . . “.




                                         15
Yang dimaksud pemerintahan dalam frasa “pemerintahan negara

   Indonesia” adalah penyelenggaraan keseluruhan aspek kegiatan negara dan

   segala kelengkapannya (government), yang berbeda dari pemerintahan yang

   hanya menyangkut salah satu aspek dari kegiatan penyelenggara negara, yaitu

   aspek pelaksanaan (executive).



C. KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945

1. Pembukaan UUD 1945 sebagai Peryataan Kemerdekaan yang Terperinci

           Bangsa Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaannya pada tanggal

   17 Agustus 1945 dalam suatu naskah proklamasi yang dibacakan oleh soekarno-

   Hatta atas nama seluruh bangsa Indonesia. Pernyataan tersebut adalah merupakan

   suatu pernyataan saja, baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa

   bangsa Indonesia telah merdeka, bebas menentukan        nasibnya sendiri dan

   memiliki kedaulatan sendiri. Namun perlu dipahami bahwa proklamasi tersebut

   memiliki dua makna yaitu :

   a) Suatu pernyataan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia.

   b) Tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berkitan dengan

      proklamasi tersebut, yaitu mulai detik proklamasi tersebut bangsa Indonesia

      menyusun negara yang merdeka yang memiliki kedaulatan sendiri untuk

      mewujudkan cita-cita bersama, yaitu masyarakat yang adil dan makmur baik

      material maupun spiritual.

           Dalam pembukaan UUD 1945, pernyataan proklamasi pada alinea III,

   maupun tindakan-tindakan tentang pembentukan Negara Republik Indonesia




                                       16
diperinci sejak alinea II. Kemudian alinea IV diawali dengan “ . . . kemudian dari

   pada itu . . .” yang berarti setelah berdirinya negara Republik Indonesia maka

   dibentuklah suatu pemerintahan negara yang :

   a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

   b) Memajukan kesejahtraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa.

   c) Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi

      dan keadilan sosial.

   d) Untuk melaksanakan tujuan negara ini menyusun Undang-Undang Dasar

      negara Indonesia.

   e) Membentuk Undang-Undang yang dimaksudkan itu dalam suatu susunan

      Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.

   f) Mendasarkan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat tersebut pada

      Ketuhanan Yang Maha Esa yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,

      kerakyatan     yang    dipimpin     oleh    hikmat     kebijaksanaan    dalam

      permusyarawatan/perwakilan serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi

      seluruh rakyat Indonesia – dengan kata lain negara yang berdasarkan

      Pancasila.

           Maka dapat disimpulkan bahwa proklamasi mendapat makna yang

   selengkapnya dalam pembukaan UUD 1945, karena baik pernyataan maupun

   tindakan-tindakan yang harus direalisasikan diperinci secara lengkap didalamnya.



2. Kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945 sebagai Dasar, Rangka, dan

   Suasana bagi kehidupan Negara dan Tertib Hukum Indonesia




                                        17
Isi Pembukaan UUD 1945 bilamana diperinci secara sistematis

merupakan satu kesatuan yang bertingkat dan berfungsi sebagai dasar, rangka,

dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia sebagai berikut :

a) Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang

   berkedudukan sebagai pandangan hidup bangsa adalah filsafat, azas

   kerohanian dan basis bagi berdirinya Negara Republik Indonesia (sebagai

   dasar).

b) Di atas basis atau dasar tersebut berdirilah negara Indonesia dengan azas

   politik negara yang berupa bentuk republik yang berkedaulatan rakyat.

c) Selanjutnya, di atas kedua basis tersebut diwujudkanlah pelaksanaan dan

   penyelenggaraan Negara Indonesia yang tercantum dalam peraturan pokok

   hukum positif Indonesia yang termuat dalam UUD 1945 sebagai Undang-

   Undang Negara Republik Indonesia. Dalam pengertian inilah kerangka sistem

   pelaksanaan dan penyelenggaraan negara dapat terwujud (sebagai kerangka).

d) Selanjutnya, Undang-Undang Dasar merupakan basis berdirinya bentuk,

   susunan, dan sistem pemerintahan serta seluruh peraturan hukum positif yang

   mencakup segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dalam hidup

   bersama secara kekeluargaan.

e) Keseluruha itu adalah dalam rangka mewujudkan suatu tujuan bersama,

   seluruh tumpah darah bangsa Indonesia. Utuk mencapai kebahagiaan baik

   jasmani maupun rohani.

        Isi yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea I pada

hakikatnya merupakan penjelmaan nilai-nilai yang terkandung dalam alinea I, II,




                                     18
III, yaitu sebagai bentuk dan sifat asas hukum positif dan hidup kenegaraan

  Indonesia.



3. Pembukaan Memuat Sendi-Sendi Mutlak Kehidupan Negara

            Pembukaan UUD 1945 mengandung sendi-sendi mutlak bagi kehidupan

  negara:

  a) Hakikat dan Sifat Negara

     Indonesia adalah Negara Republik yang berkedaulatan rakyat yang

     berdasarkan sifat monodualis manusia, yaitu sebagai mahluk individu dan

     sosial. Hal ini berdasarkan pengertian bahwa dasar ontologis negara adalah

     manusia, karena manusia adalah subjek pendukung negara.

  b) Tujuan Negara

     Tujuan negara, sebagaimana termuat dalam UUD 1945, adalah “….

     melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk

     memajukan kesejahtraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

     melaksanakan ketertiban dunia yag berdasarkan perdamaian abadi dan

     keadilan sosial . . . .” pengertian “melindungi” mencakup warga negara

     perseorangan, golongan, suku bangsa dan seluruh rakyat dalam negara serta

     wilayah teritorial dimana mereka hidup dan mencari penghidupan.

  c) Kerakyatan (Demokrasi)

     Negara Indonesia adalah negara berkedaulatan rakyat, sebagaimana

     terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Makna kerakyatan yang

     tertuang dalam pembentukan itu adalah demokrasi. Demokrasi Indonesia




                                     19
berdasarkan pada sifat sosial, kebersamaan, kekeluargaan. Demokrasi politik

      adalah cita-cita rakyat sebagai pendukung kekusaan negara, dan demokrasi

      fungsional adalah cita-cita rakyat bahwa penyelenggaraan pemerintahan

      dilaksanakan oleh rakyat dan negara.

  d) Bentuk Susunan Persatuan

      Pembukaan UUD 1945 alinea II memuat pengertian negara yang bersatu, dan

      alinea IV memuat pengertian pemerintah negara yang melindungi segenap

      bangsa dan seluruh tumpah darah serta persatuan Indonesia. Pengertian

      negara persatuan sebagaimana dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945

      adalah terwujudnya sifat kodrati manusia sebagai mahluk individual dan

      sosial.



D. FUNGSI PEMBUKAAN UUD 1945 DAN POKOK-POKOK PIKIRAN

              Menurut penjelasan resmi Pembukaan UUD 1945 yang termuat dalam

  berita Republik Indonesia tahun II No. 7, pembukaan itu mengandung pokok-

  pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan UUD Negara Indonesia. Pokok-

  pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (rechstdee) yang menguasai

  hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar tidak

  tertulis (konvensi).

              Berdasarkan penjelasan resmi tersebut, pokok-pokok pikiran dan nilai-

  nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan secara normatif

  dalam pasal-pasal UUD 1945. pokok-pokok pikiran tersebut adalah sebagai

  berikut :




                                         20
a) Pokok pikiran pertama: “Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh

   tumpah darah Indonesia dengan bedasarkan asas persatuan dengan

   mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

      Pokok pikiran ini menegaskan pengertian negara persatuan yang

   melindungi dan meliputi segenap paham seluruh wilayahnya. Jadi negara

   mengatasi segala paham golongan dan perseorangan dan menghendaki

   persatuan.   Penyelenggara   negara   dan    setiap   warga   negara   wajib

   mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan golongan ataupun

   perorangan. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila ketiga pancasila.

b) Pokok pikiran kedua : “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi

   seluruh rakyat Indonesia”.

      Pokok pikiran ini menempatkan cita-cita yang ingin dicapai dalam

   Pembukaan dan menentukan jalan serta aturan-aturan dalam Undang-Undang

   dasar yang harus dilaksanakan untuk sampai pada tujuan itu. Ini merupakan

   pokok pikiran keadilan sosial yang didasari pada kesadaran bahwa manusia

   mempunyai hak dan kewajiban bersama untuk menciptakan keadilan sosial

   dalam kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila

   kelima Pancasila.

c) Pokok pikiran ketiga: “negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas

   kerakyatan dan permusyarawatan/perwakilan.”

      Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara

   yang terbentuk dalam UUD harus berdasarkan kedaulatan rakyat dan

   permusyarawatan/perwakilan. Ini adalah pokok pikiran kedaulatan rakyat




                                    21
yang menyatakan bahwa kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan

     sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pokok pikiran inilah yang

     merupakan dasar politik negara sekaligus merupakan penjabaran sila keempat

     Pancasila.

  d) Pokok pikiran keempat: “Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa,

     menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.”

         Pokok pikiran keempat ini mewajibkan pemerintah dan penyelenggara

     negara lainnya untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Hal

     ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan

     yang adil dan beradab yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

     atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat ini merupakan

     dasar moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari

     sila pertama dan kedua Pancasila.

          Empat pokok pikiran menurut penjelasan UUD ini merupakan inti alinea

  keempat Pembukaan UUD 1945. Dengan kata lain, keempat pokok pikiran

  tersebut adalah penjabaran dari dasar filsafat negara, Pancasila. Dengan kata lain,

  selain berlandaskan dasar politik, negara juga harus berlandaskan dasar moral

  negara untuk mewujudkan tujuan serta cita-cita negara. Karena itu, betapa pun

  baiknya suatu sistem negara, negara itu akan mengalami kekacauan jika dia tidak

  memiliki moralitas yang luhur.



E. HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DAN BATANG TUBUH

  UNDANG-UNDANG DASAR 1945




                                         22
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945

meliputi suasana kebatinan dari dan diwujudkan dalam pasal-pasal UUD tersebut.

Dengan kata lain, suasana kebatinan UUD 1945 dijiwai oleh dasar negara

Pancasila. Di sinilah rti dan fungsi pancasila sebagai dasar negraa RI.

        Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai arti hubungan

langsung dengan pasal-pasal UUD karena pokok pikiran yang diwujudkan pada

UUD 1945 itu terkadang dalam pembukaan UUD 1945.

        Pembukaan UUD 1945 melukiskan adanya rangkaian peristiwa dan

keadaan yang berkaitan dengan berdirinya negara Indonesia sebagai berikut:

1) Peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya negara, yang menjadi

    dasar-dasar pemikiran dan latar belakang kemerdekaan kebangsaan

    Indonesia. (pembukaan, Alinea I, II, III).

2) Yang merupakan ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah Indonesia

    terwujud (pembukaan, alinea IV).

        Perbedaan kedua macam peristiwa tersebut ditandai oleh anak kalimat

yang diawali oleh “. . . .kemudian dari pada itu . . . .” pada bagian keempat

pembukaan UUD 1945, sehingga hubungan antara bagian pembukaan dan

batang tubuh UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1) Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan UUD 1945 merupakan

   sekelompok pernyataan yang tidak mempunyai hubungan ‘kausal organis’

   dengan batang tubuh UUD 1945.

2) Bagian keempat pembukaan UUD 1945 mempunyai arti hubungan yang

   bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, yaitu :




                                      23
a) Undang-undang dasar akan ditentukan.

   b) Yang diatur UUD adalah pembentukan pemerintahan negera yang

      memenuhi      berbagai    persyaratan   dan    meliputi      segala   aspek

      penyelenggaraan negara.

   c) Negara Indonesia berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat.

   d) Ditetapkan dasar kerohanian negara (dasar filsafat negara Pancasila).

       Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 alinea IV amat penting

bahkan dapat dikatakan bahwa alinea IV inilah yang menjadi resmi Pembukaan

dalam berita Republik Indonesia tahun II No.07, hampir secara keseluruhan

membicarakan bagian keempat Pembukaan UUD 1945

 Hubungan Secara Formal

       Dengan penetapan ini, Pancasila memperoleh kedudukan sebagai dasar

   hukum positif. Dengan demikian, tata kehidupan bernegara tidak hanya

   bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, tetapi juga pada seluruh asas

   yang melekat adanya, yaitu perpaduan asas kultural, religius dan kenegaraan

   yang terdapat dalam Pancasila.

       Jadi, Pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai :

   1) Rumusan Panacasila sebagai Dasar negara RI adalah seperti yang

      tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV.

   2) Bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang

      fundamental dan tertib hukum Indonesia yang mempunyai dua macam

      kedudukan.




                                    24
3) Selain berkedudukan dan berfungsi sebagai mukadimah UUD 1945,

     Pembukaan UUD 1945 juga memiliki eksistensinya sendiri. Pembukaan

     UUD 1945, dimana intiya adalah Pancasila, tidak tergantung pada batang

     tubuh UUD 1945, tetapi juga menjadi sumbernya.

  4) Pancasila mempunyai hakikat, sigat, kedudukan, dan fungsi sebgai pokok

     kaidah negara yang fundamental.

  5) Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan

     yang kuat, tetapi, dan tidan dapat diubah.

     Dengan demikian Pancasila sebagai substansi esensial dan mendapatkan

     kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945.

 Hubungan Secara Material

      Hubungan Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, selain secara formal

  sebagaimana dijelaskan di atas, juga secara material sebagai berikut.

      Jika kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan Pembukaan

  UUD 1945 secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang

  pertama kali adalah dasar filsafat Pancasila, baru kemudian Pembukaan UUD

  1945. Setelah pada sidang pertama Pembukaan UUD 1945, BPUPKI

  membicarakan dasar filsafat negara Pancasila hingga disusunnya Piagam

  Jakarta oleh Panitia IX sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD

  1945.

      Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi,

  sementara Pancasila adalah sumber tertib hukum Indonesia. Pembukaan UUD




                                    25
1945 merupakan pokok kaidah negara           fundamental tersebut adalah

  Pancasila.

 Hubungan antara Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan

  Proklamasi 17 Agustus 1945

       Hubungan yang menyatu antara Pembukaan UUD 1945 dengan

  Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sebagai berikut:

       Pertama, Pembukaan menjelaskan pelaksanaan Proklamasi, merupakan

  penegakan hak kodrat dan hak moral setiap bangsa akan kemerdekaan, dan

  maka bangsa Indonesia berjuang terus-menerus sampai ia mencapai pintu

  gerbang kemerekaan (bagian pertama dan kedua pembukaan).

       Kedua, Pembukaan menjelaskan pelaksanaan Proklamasi, itu perjuangan

  gigih   bangsa     Indonesia    dalam   menegakkan       kemerdekaan   dan

  memberitahukan kepada bangsa-bangsa di dunia terhadap adanya penjajahan

  atas bangsa Indonesia, yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan

  perikeadilan,    dan   kemudian    Bangsa    Indonesia    memproklamirkan

  kemerdekannya (bagian ketiga pembukaan).

       Ketiga,     Pembukaan     merupakan    pertanggungjawaban    terhadap
  pelaksanaan Proklamasi, yaitu bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia yang
  diperoleh melalui perjuangan luhur di susun dalam satu Undang-Undang
  Dasar yang berkedaulatan rakyat berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,
  kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan
  yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran/perwakilan
  untuk mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  (bagian keempat pembukaan UUD 1945).




                                    26
BAB III
                              KESIMPULAN



A. KESIMPULAN

        Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea yang masing-masing

  memiliki spesifikasi tersendiri bila ditinjau dari segi nilainya. Alinea pertama,

  kedua, ketiga memuat pernyataan yang tidak memiliki hubungan kasual organis

  dengan pasal-pasal di dalam UUD 1945. bagian-bagian tersebut memuat

  serangkaian   pernyataan   yang    menjelaskan    peristiwa   yang   mendahului

  terbentukya negara Indonesia. Sementara itu, alinea keempat memuat pernyataan

  mengenai keadaan setelah negara Indonesia terbentuk dan alinea ini memiliki

  hubungan yang bersifat kausal organis dengan pasal-pasal UUD 1945.

        Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi

  bagi bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukannya tetap dan tidak dapat

  diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPR yang antara lain mengeluarkan

  Ketetapan MPR No. 20/MPR/1966, No. 9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983.

  hasil sidang tahunan MPR tahun 2002, yaitu Pasal II Aturan tambahan

  menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan Pasal-pasal.

        Maka jelaslah bagi kita bahwa Pembukaan UUD 1945, baik secara formal

  maupun secara material, tidak dapat diubah oleh siapa pun. Sebab secara material

  memuat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia.




                                       27
B. SARAN

        Sebelum mengakhiri makalah ini,kami kelompok III ingin menyampaikan

 saran dengan harapan :

  1. Buat teman-teman kelompok III marilah kita menjaga kekompakan kita dan

     kerjasama yang telah kita jalin selama pelaksanan tugas makalah ini dan

     selalu tetap dijaga.

  2. Disipin waktu dan tanggungjawab selalu dipegang guna kelancaran kegiatan

     kerja kelompok ini.

  3. Karena makalah ini kami merasa jauh dari kesempurnaan, maka kami

     sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun guna

     memperbaiki penyusunan makalah yang akan datang.



C. USUL

  1. Adapun usul kami pada pemerintah bahwa demi tegaknya hukum dan

     undang-undang.       dalam   menyeleksi   aparatur   negara   agar   lebih

     mengedepankan nilai-nilai pancasila tanpa melihat latar belakangnya.

  2. perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dalam pelaksanan

     penyelesaian suatu tugas kelompok.




                                      28
BAB IV
                                  PENUTUP



        Penyusunan UUD ini adalah untuk memberikan dasar-dasar pembentukan

pemerintahan negara Indonesia dalam melaksanakan tujuan negara, yaitu tujuan

internal melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahtraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta tujuan eksternal

(dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain didunia) melaksanakan ketertiban

dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

        Proklamasi 17 Agustus 1945 pada hakikatnya bukan tujuan akhir, melainkan

prasyarat untuk mencapai tujuan bangsa dan negara Indonesia. Karena itu,

Proklamasi memiliki dua macam makna yang esensial :

   1) Pernyataan bangsa Indonesia baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia

       luar bahwa bangsa Indonesia baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia

       luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.

   2) Perlu ada tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berhubungan

       dengan pernyataan kemerdekaan tersebut.

                   Seluruh makna proklamasi tersebut diperinci dan mendapat

pertanggungjawaban dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai bagian pertama

proklamasi ditegaskan dan dijelaskan pada bagian pertama sampai ketiga Pembukaan

UUD 1945.

        Bagian kedua proklamasi, yaitu pembentukan Negara Republik Indonesia

yang berdasarkan Pancasila dimuat Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila




                                        29
dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Prinsip-prinsip negara yang

terkandung dalam pembukaan tersebut adalah :

   1) Hal tujuan negara yang akan dilaksanakan oleh pemerintah negara.

   2) Hal harus diadakannya UUD Negara sebagai landasan pembentukan

       pemerintaha negara.

   3) Hal bentuk negara Republik yang berkedaulatan rakyat.

   4) Hal asas kerohanian (dasar filsafat) negara Pancasila.

             Pemukaan UUD 1945 tidak hanya menjelaskan dan menegaska

Proklamasi 17 Agustus 1945, tetapi juga mempertanggungjawabkannya, sehingga

hubungan keduanya tidak hanya bersifat fungsional korelatif, melainkan juga secara

organis. Apa yang terkandung dalam Pembukaan merupakan suatu amanat yang

luhur dan suci dan Proklamasi.

             Sampai sidang Tahunan 2002, MPR masih mempertahankan isi

Pembukaan UUD 1945, karena berbagai pertimbangan materil maupun filosofis

seperti telah diuraikan diatas.




                                        30
DAFTAR PUSTAKA



Setiadi, Elly M. 2005. Panduan Kuliah PENDIDIKAN PANCASILA untuk

             perguruan tinggi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.




                                    31

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumAwal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
greghendy
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
Evirna Evirna
 

Mais procurados (20)

Gerak Gelombang
Gerak GelombangGerak Gelombang
Gerak Gelombang
 
Huruf abjad
Huruf abjadHuruf abjad
Huruf abjad
 
Ijasah Dokter
Ijasah DokterIjasah Dokter
Ijasah Dokter
 
fisika lingkungan gem
fisika lingkungan gemfisika lingkungan gem
fisika lingkungan gem
 
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukumAwal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
Awal memahami hukum teori hukum dan filsafat hukum
 
Periode Pengesahan Pancasila
Periode Pengesahan PancasilaPeriode Pengesahan Pancasila
Periode Pengesahan Pancasila
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Fismat 2
Fismat 2Fismat 2
Fismat 2
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Hak Paten
Hak PatenHak Paten
Hak Paten
 
Makalah Hukum Laut
Makalah Hukum LautMakalah Hukum Laut
Makalah Hukum Laut
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
 
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda HitamMakalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Jurnal teleskop
Jurnal teleskopJurnal teleskop
Jurnal teleskop
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
 
Hukum Surat Berharga
Hukum Surat BerhargaHukum Surat Berharga
Hukum Surat Berharga
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 

Destaque

Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaPancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Geby Otivriyanti
 
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
Mahifal Ginting
 
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Wandi Wandi
 
tujuan pembukaan UUD 1945
tujuan pembukaan UUD 1945tujuan pembukaan UUD 1945
tujuan pembukaan UUD 1945
Riska hardiati
 

Destaque (20)

Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental BangsaMakna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
Makna Pembukaan UUD 1945 sebagai Kaidah Pokok Fundamental Bangsa
 
Kaidah kaidah fundamental negara
Kaidah kaidah fundamental negara Kaidah kaidah fundamental negara
Kaidah kaidah fundamental negara
 
Kesadaran berbangsa dan bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegaraKesadaran berbangsa dan bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara
 
Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
Isi dan Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945
 
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi ManusiaPemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pemajuan, Penghormatan, dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
 
Soal latihan-uts-kelas-x
Soal latihan-uts-kelas-xSoal latihan-uts-kelas-x
Soal latihan-uts-kelas-x
 
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaPancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
 
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
7 hak-hak-dan-kewajiban-dasar-asasi-manusia-dalam-pancasila
 
Pentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi NegaraPentingnya Konstitusi Negara
Pentingnya Konstitusi Negara
 
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
Pancasila (kedudukan hakiki pembukaan uud’45)
 
pendapat dan analisa nilai2 pancasila
pendapat dan analisa nilai2 pancasilapendapat dan analisa nilai2 pancasila
pendapat dan analisa nilai2 pancasila
 
Cita cita dan tujuan nasional berdasarkan pancasila
Cita cita dan tujuan nasional berdasarkan pancasilaCita cita dan tujuan nasional berdasarkan pancasila
Cita cita dan tujuan nasional berdasarkan pancasila
 
Negara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi doneNegara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi done
 
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
Hubungan Pancasila dengan UUD 1945
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Makalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan PancasilaMakalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan Pancasila
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
Tugas PKN (Komnas HAM)
Tugas PKN (Komnas HAM)Tugas PKN (Komnas HAM)
Tugas PKN (Komnas HAM)
 
tujuan pembukaan UUD 1945
tujuan pembukaan UUD 1945tujuan pembukaan UUD 1945
tujuan pembukaan UUD 1945
 
Peranan indonesia
Peranan indonesiaPeranan indonesia
Peranan indonesia
 

Semelhante a Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945

MakalahPKN isi pembukaan uud.docx
MakalahPKN isi pembukaan uud.docxMakalahPKN isi pembukaan uud.docx
MakalahPKN isi pembukaan uud.docx
Ippang4
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
ar00927
 

Semelhante a Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945 (20)

PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
PANCASILA PEMBUKAAN UUD 45
 
bahan pembelajaran belajar kelas 8 Bab 2.pptx
bahan pembelajaran belajar kelas 8 Bab 2.pptxbahan pembelajaran belajar kelas 8 Bab 2.pptx
bahan pembelajaran belajar kelas 8 Bab 2.pptx
 
PPKn kelas 8 BAB II.pptx
PPKn kelas 8 BAB II.pptxPPKn kelas 8 BAB II.pptx
PPKn kelas 8 BAB II.pptx
 
PEMBUKAAN UUD 1945.pptx
PEMBUKAAN UUD 1945.pptxPEMBUKAAN UUD 1945.pptx
PEMBUKAAN UUD 1945.pptx
 
Bab ii kedudukan dan fungsi uud nkri 1945 dalam sistem hukum nasional
Bab ii kedudukan dan fungsi uud nkri 1945 dalam sistem hukum nasionalBab ii kedudukan dan fungsi uud nkri 1945 dalam sistem hukum nasional
Bab ii kedudukan dan fungsi uud nkri 1945 dalam sistem hukum nasional
 
Makalah Pancasila Sebagai Sumber HAM
Makalah Pancasila Sebagai Sumber HAMMakalah Pancasila Sebagai Sumber HAM
Makalah Pancasila Sebagai Sumber HAM
 
MakalahPKN isi pembukaan uud.docx
MakalahPKN isi pembukaan uud.docxMakalahPKN isi pembukaan uud.docx
MakalahPKN isi pembukaan uud.docx
 
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
 
Pkn modul 1 kb 3. -
Pkn modul 1 kb 3. -Pkn modul 1 kb 3. -
Pkn modul 1 kb 3. -
 
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
 
Makalah lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Makalah lembaga negara pasca amandemen uud 1945Makalah lembaga negara pasca amandemen uud 1945
Makalah lembaga negara pasca amandemen uud 1945
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Hubungan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
 
BAB II kelas 9.ppt
BAB II kelas 9.pptBAB II kelas 9.ppt
BAB II kelas 9.ppt
 
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAKONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
KONSTITUSI DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 
PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
PANCASILA (makalah falsafah pancasila) PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
PANCASILA (makalah falsafah pancasila)
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
 
Presentasi uud 1945
Presentasi uud 1945Presentasi uud 1945
Presentasi uud 1945
 
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptxKelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
Kelas 8 Bab 2 PKn Part 1.pptx
 

Mais de KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
KANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
KANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
KANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
KANDA IZUL
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
KANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMURGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 

Mais de KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAMURGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
URGENSI MENUNTUT ILMU DALAM ISLAM
 

Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945

  • 1. MAKALAH PANCASILA OLEH : KELOMPOK III 1. ISDAN ( 21006079 ) 2. ISDA ( 21006078 ) 3. ISWAN TAUFIK ( 21006080 ) 4. JAMALUDDIN ( 21006081 ) 5. KHAIRUNNISA ( 21006082 ) 6. MUHAMMAD ALI ( 21006084 ) 7. NADZIRAH ( 21006086 ) 8. NELI M TENDA ( 21006086 ) 9. M. JALIL HIDAYATULLAH ( 21006083 ) 10. NUR HAJAR ASWAD ( 21006088 ) 11. NUR FITRIANI ( 21006087 ) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR 2010 1
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. karena berkat limpahan Rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Pancasila ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini di buat dalam rangka untuk melakukan diskusi, Makalah ini dapat terselesaikan berkat kerjasama kelompok III dan bantuan dari berbagai pihak. Kami telah menyelesaikan makalah ini dengan upaya yang maksimal, upaya yang sebaik – baiknya, akan tetapi Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan - kekurangan didalamnya. Atas segala kekurangan yang terdapat dalam Makalah ini dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi menyempurnakan pembuatan makalah yang selanjutnya. Tidak ada yang dapat kami berikan sebagai imbalan atas segala yang telah diberikan kepada kami selain doa, semoga Allah swt senantiasa melimpahkan Rahmat – Nya kepada kita semua, Amin !!! Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Makassar, 13 November 2010 2
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar ………………………………………………………………... i Daftar Isi ……………………………………………………………………. ii BAB I : Pendahuluan ……………………………………………………… 1 A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1 B. Tujuan ………………………………………………………………… 2 C. Pendekatan ……..……………………………………………………. 2 D. Rumusan Masalah …………………………………………………… 2 BAB II : Pembahasan ………………………………………………… 3 A. Hakikat Pembukaan UUD 1945 …………………………………….. 3 B. Pengertian Isi Pembukaan UUD 1945 ……………………………… 10 C. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 …………………………………. 12 D. Fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok-Pokok Pikiran …………… 16 E. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh UUD 1945 19 BAB III : Kesimpulan ……..………………………………………………… 24 A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 24 B. Saran ………………………………………………………………… 25 C. Usul …………………………………………………………………… 25 BAB IV : Penutup ……………………………………………………………. 26 Daftar Pustaka ……………………………………………………………… 28 3
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan UUD 1945, dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia, memiliki dua aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. Sementara kedudukan Pancasila, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia. Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi pembukaan UUD 1945, nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 selanjutnya diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan kemudian dijabarkan dalam peraturan-peraturan hukum positif dibawahnya, seperti ketetapan MPR, UU, Peraturan Pemerintah Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan- peraturan lainnya. Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi bagi bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukannya tetap dan tidak dapat diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPR yang antara lain mengeluarkan Ketetapan MPR No. 20/MPR/1966, No. 9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983. hasil sidang tahunan MPR tahun 2002, yaitu Pasal II Aturan tambahan menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan Pasal-pasal. 4
  • 5. B. Tujuan Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hakikat Pembukaan UUD 1945. 2. Untuk mengetahui pengertian dari isi Pembukaan UUD 1945. 3. Untuk mengetahui Kedudukan UUD 1945. 4. Untuk mengetahui Fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok-pokok Pikiran. 5. Untuk mengetahui Hubungan Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945 C. Pendekatan Dalam proses penyusunan Makalah ini, metode yang digunakan yaitu Metode Kajian Pustaka yang bertujuan untuk mengumpulkan Informasi dari berbagai buku yang berhubungan dengan materi penulisan. D. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diambil dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa sajakah hakikat Pembukaan UUD 1945? 2. Jelaskan pengertian dari isi Pembukaan UUD 1945? 3. Bagaimana kedudukan UUD 1945? 4. Apa fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok-pokok Pikirannnya ? 5. Apa hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945? 5
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. HAKIKAT PEMBUKAAN UUD 1945 1. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi Kedudukan UUD 1945, dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia, memiliki dua aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi. Sementara kedudukan Pancasila, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia. Berdasarkan penjelasan tetang isi Pembukaan UUD 1945, yang termuat dalam Berita RI tahun II No. 7, Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok- pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan Negara Indonesia serta yang mewujudkan suatu cita-cita hukum dengan menguasai dasar tertulis (UUD) maupun tidak tertulis. Adapun pokok-pokok pikiran tersebut diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 sebagai sumber hukum positif Indonesia.. Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi pembukaan UUD 1945, nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 selanjutnya diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan kemudian dijabarkan dalam peraturan-peraturan hukum positif dibawahnya, seperti ketetapan MPR, UU, Peraturan Pemerintah Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan- peraturan lainnya. 6
  • 7. Dengan demikian seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus bersumber pada Pembukaan UUD 1945 yang mengandung asas kerohanian negara atau dasar filsafat negara RI. 2. Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memuat unsur-unsur yang menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia (rechts orde), atau legal order, yaitu suatu keseluruhan peraturan-peraturan hukum. Syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud meliputi empat hal, yaitu : a. Adanya kesatuan subjek, yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum. Hal ini terpenuhi dengan adanya Pemerintah Negara Republik Indonesia (Pembukaan UUD 1945 hl. IV). b. Adanya kesatuan asas kerohanian, yang merupakan dasar dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum dan sumber dari sumber hukum. Hal ini terpenuhi dengan adanya dasar filsafat negara Pancasila sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. c. Adanya kesatuan daerah dimana peraturan-peraturan hukum itu berlaku, yang terpenuhi oleh kalimat “ . . . seluruh tumpah darah Indonesia” sebagaimana tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 d. Adanya kesatuan waktu, dimana sumber dari segala sumber hukum itu berlaku. Hal ini terpenuhi dalam kalimat pada alinea IV Pembukaan UUD 1945, “ . . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam 7
  • 8. suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia.” Hal ini menunjukkan mulai berdirinya Negara RI yang disertai dengan suatu tertib hukum sampai terus berlangsungnya negara RI. Dengan demikian, sejak ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 secara formal pada tanggal 18 Agustus 1945, seluruh peraturan hukum yang ada didalam wilayah negara Republik Indonesia telah memenuhi syarat sebagai suatu tertib hukum negara. Adapun syarat-syarat tersebut pada hakikatnya terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu sendiri. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia adalah sebagai berikut: Pertama : Menjadi dasar hukum, karena Pembukaan UUD 1945 memberikan empat syarat adanya tertib hukum Indonesia. Kedua : menjadi ketentuan hukum tertinggi, sesuai dengan kedudukannya sebagai asas hukum dasar tidak tertulis (konvensi) serta peraturan- peraturan hukum lainnya yang lebih rendah (Notonagoro, 1974 : 45) Berdasarkan hakikat kedudukannya, Pembukaan UUD 1945 menentukan adanya tertib hukum Indonesia. Konsekuensinya, Pembukaan UUD 1945 secara hukum tidak dapat diubah. Hal ini sesuai dengan Ketetapan Nomor XX/MPR/1966 dan ditegaskan dalam Ketetapan Nomor V/MPR/1973, Ketetapan Nomor IX/MPR/1978 serta ketetapan Nomor II/MPR/1983 dan ketetapan MPR No. III/2000 tentang sumber tertib hukum. 3. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental 8
  • 9. Sebagaimana dijelaskan di atas, Pembukaan UUD 1945 memberikan faktor-faktor mutlak bagi tertib hukum Indonesia dan sebagai asas bagi hukum dasar negara, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis (konvensi). Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok-pokok kaidah negara yang fundamental (staatsfundamentalnorm) yang menurut ilmu hukum tata negara memiliki beberapa unsur mutlak antara lain : a. Merupakan perwujudan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal- hal tertentu sebagai dasar-dasar negara yang dibentuknya. Dari segi isinya, Pembukaan UUD 1945 memuat dasar-dasar pokok negara sebagai berikut : 1) Dasar tujuan negara (baik tujuan umum maupun tujuan khusus). Tujuan umumnya tercakup dalam kalimat “ . . . ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial . . .” tujuan umum ini berhubungan dengan masalah hubungan antarbangsa (pergaulan dalam internasional). Tujuan umum inilah yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia. Tujuan khususnya tercakup dalam kalimat, “ . . . melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa . . . “ tujuan khusus ini meliputi ........ …….. sebagai tujuan bersama bangsa Indonesia dan membentuk negara untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara material maupun spiritual. 2) Ketentuan …………….. UUD Negara 9
  • 10. Pernyataan ……….. dalam kalimat “ . . . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Negara Indonesia . . .” merupakan suatu ketentuan negara Indonesia harus berdasarkan pada …… dan merupakan suatu dasar yurdis formal ………. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum. 3) Bentuk Negara Pernyataan ……….. pada kalimat “ . . . yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…..” 4) Dasar filsafat dan asas kerohanian negara Pernyataan ………….. dalam kalimat “ . . . . dengan berdasar kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan suatu keadilan sosial bagi suluruh rakyat indonesia.” Menurut sejarah Pembukaan UUD 1945 ditentukan oleh pembentuk negara pada hakikatnya terpisah dari batang tubuh UUD 1945 ……. pengertian pembentuk negara di sini adalah ……… ………. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang …….. representatif merupakan wakil-wakil bangsa Indonesia yang berjuang menegakkan kemerdekaan dan mendirikan negara RI. Hal ini berarti bahwa pada saat PPKI nemetapkan Pembukaan UUD 1945, ia memiliki kualitas dan kedudukan sebagai pembentuk negara karena lembaga tersebut menetapkan berdirinya Negara Indonesia beserta UUD 1945 secara yuridis, maka berakhirlah kualitasnya sebagai pembentuk negara. 10
  • 11. Pokok kaidah negara yang fundamental tersebut menurut ilmu hukum menpunyai hakikat dan kedudukan hukum yang tetap. Ia menjadi dasar kelangsungan hidup negara dan karena ia merupakan tertib hukum tertinggi maka secara hukum tidak dapat diubah, karena mengubah Pembukaan UUD 1945 sama halnya dengan pembubaran Negara RI (Notonagoro, 1974: 45). Dalam hubungannya dengan pasal-pasal (batang tubuh) UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat dan kedudukan sebagai berikut: 1) Dalam hubungannya dengan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat kedudukan yang lebih tinggi daripada batang tubuh UUD 1945. 2) Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan pada hakikatnya mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada batang tubuh UUD 1945. 3) Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental yang menentukan adanya UUD 1945 yang menguasai hukum dasar negara baik yang tertulis (UUD) maupun tidak tertulis (konvensi), jadi merupakan sumber hukum dasar negara. 4) Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental mengandung pokok-pokok pikiran yang harus dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945. Para ahli hukum memang berbeda pendapat mengenai hakikat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD 1945, walaupun pada akhirnya mereka tiba pada suatu kesimpulan yang sejalan. 11
  • 12. Di satu pihak ada pendapat yang mengatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasalnya merupakan satu kesatuan, sedangkan di pihak lain ada yang menyatakan bahwa keduanya terpisah. Namun karena hakikat kedudukan Pembukaan UUD 1945 tersebut memiliki kedudukan fundamental bagi kelangsungan hidup negara, kedua pendapat tersebut akhirnya sampai pada kesimpulan berikut : 1) Sebagai pokok kaidah yang mempunyai kedudukan yang tetap dan tidak berubah serta melekat pada kelangsungan hidup negara yng telah dibentuk. 2) Dalam jenjang hierarki tertib hukum, pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental memiliki kedudukan tertinggi, lebih tinggi daripada pasal-pasal UUD 1945, sehingga secara hukum dapat dikatakan terpisah dari pasal-pasal UUD 1945. Pengertin terpisah sebenarnya bukan berarti tidak memiliki hubungan sama sekali tetapi antara Pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945 terdapat hubungan kausal organis, dimana UUD harus menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, pengertian terpisah di sini adalah keduanya menpunyai hakikat dan kedudukan sendiri-sendiri, dimana Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan lebih tinggi dalam tertib hukum Indonesia. 4. Pembukaan UUD 1945 Tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup Negara RI 12
  • 13. Berdasarkan hakikat kedudukannya sebagai naskah proklamasi yang terperinci, sebagai perwujudan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan sebagai pokok klaidah negara fundamental (statusfundamentalnorm) serta memenuhi syarat bagi adanya tertib hukum di Indonesia, Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan hukum yang kuat bahkan secara yuridis tidak dapat diubah serta melekat pada kelangsungan hidup negara. Hal ini berdasarkan alasan-alasan berikut: a) Menurut tata hukum, suatu peraturan hukum hanya dapat diubah atau dihapuskan oleh penguasa yang menetapkannya. Pembukaan UUD 1945 ditentukan oleh pembentuk negara, yaitu satu lembaga kekuasaan negara. Semua penguasa negara merupakan alat perlengkapan negara yang kedudukannya lebih rendah daripada pembentuk negara. Karena itu, semua ketentuan hukum yang merupakan produk alat perlengkapan negara pada hakikatnya berada dibawah pembentuk negara dan tidak berhak mengadakan Pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm. b) Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya merupakan suatu tertib hukum yang tertinggi di negara RI. Selain itu, Pembukaan UUD 1945 mengandung faktor- faktor mutlak (syarat-syarat mutlak) bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia. Konsekuensinya, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang tetap dan melekat pada negara dan secara hukum tidak dapat diubah. c) Selain dari segi yuridis formal juda secara material, yaitu hakikat isi. Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah dan senantiasa melekat pada kelangsungan hidup negara RI. Dari segi isinya Pembukaan UUD 1945 13
  • 14. merupakan pengejewantahan Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia. Karena itu, Proklamasi 17 Agustus 1945, Pembukaan UUD 1945, dan negara RI merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. B. PENGERTIAN ISI PEMBUKAAN UUD 1945 1. Alinea Pertama “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Dalam alinea pertama terkandung suatu pengakuan tentang hak kodrati yang tersimpul dalam kalimat “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa . . . .” hak kodrat merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, yang melekat pada manusia sebagai makluk individu sekaligus sosial. Selain sebagai hak kodrati yang bersifat mutlak dan asasi, hak tersebut juga merupakan hak moral. Karena itu, pelanggaran terhadap hak kemerdekaan tersebut tidak sesuai dengan hakikat prikemanusiaan dan prikeadilan. Penjajahan harus dihapuskan. 2. Alinea Ketiga “ Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. 14
  • 15. Dinyatakan kembali proklamasi pada alinea ke III Pembukaan UUD 1945 menunjukkan bahwa Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan satu kesatuan. Namun perlu diketahui bahwa Proklamasi 17 Agustus 1945 perlu diikuti dengan suatu tindak lanjut, yaitu membentuk negara, yang terperinci dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam pengertian inilah Pembukaan UUD 1945 disebut juga sebagai naskah proklamasi yang terperinci. 3. Alinea Keempat “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Setelah alinea pertama, kedua, dan ketiga menjelaskan alasan dasar serta hubungan lngsung dengan kemerdekaan, alinea keempat memperinci lebih lanjut prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang dapat disimpulkan dari kalimat “ . . . . kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia . . . “. 15
  • 16. Yang dimaksud pemerintahan dalam frasa “pemerintahan negara Indonesia” adalah penyelenggaraan keseluruhan aspek kegiatan negara dan segala kelengkapannya (government), yang berbeda dari pemerintahan yang hanya menyangkut salah satu aspek dari kegiatan penyelenggara negara, yaitu aspek pelaksanaan (executive). C. KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945 1. Pembukaan UUD 1945 sebagai Peryataan Kemerdekaan yang Terperinci Bangsa Indonesia menyatakan proklamasi kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam suatu naskah proklamasi yang dibacakan oleh soekarno- Hatta atas nama seluruh bangsa Indonesia. Pernyataan tersebut adalah merupakan suatu pernyataan saja, baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, bebas menentukan nasibnya sendiri dan memiliki kedaulatan sendiri. Namun perlu dipahami bahwa proklamasi tersebut memiliki dua makna yaitu : a) Suatu pernyataan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia. b) Tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berkitan dengan proklamasi tersebut, yaitu mulai detik proklamasi tersebut bangsa Indonesia menyusun negara yang merdeka yang memiliki kedaulatan sendiri untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu masyarakat yang adil dan makmur baik material maupun spiritual. Dalam pembukaan UUD 1945, pernyataan proklamasi pada alinea III, maupun tindakan-tindakan tentang pembentukan Negara Republik Indonesia 16
  • 17. diperinci sejak alinea II. Kemudian alinea IV diawali dengan “ . . . kemudian dari pada itu . . .” yang berarti setelah berdirinya negara Republik Indonesia maka dibentuklah suatu pemerintahan negara yang : a) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. b) Memajukan kesejahtraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa. c) Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. d) Untuk melaksanakan tujuan negara ini menyusun Undang-Undang Dasar negara Indonesia. e) Membentuk Undang-Undang yang dimaksudkan itu dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. f) Mendasarkan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat tersebut pada Ketuhanan Yang Maha Esa yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia – dengan kata lain negara yang berdasarkan Pancasila. Maka dapat disimpulkan bahwa proklamasi mendapat makna yang selengkapnya dalam pembukaan UUD 1945, karena baik pernyataan maupun tindakan-tindakan yang harus direalisasikan diperinci secara lengkap didalamnya. 2. Kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945 sebagai Dasar, Rangka, dan Suasana bagi kehidupan Negara dan Tertib Hukum Indonesia 17
  • 18. Isi Pembukaan UUD 1945 bilamana diperinci secara sistematis merupakan satu kesatuan yang bertingkat dan berfungsi sebagai dasar, rangka, dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia sebagai berikut : a) Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang berkedudukan sebagai pandangan hidup bangsa adalah filsafat, azas kerohanian dan basis bagi berdirinya Negara Republik Indonesia (sebagai dasar). b) Di atas basis atau dasar tersebut berdirilah negara Indonesia dengan azas politik negara yang berupa bentuk republik yang berkedaulatan rakyat. c) Selanjutnya, di atas kedua basis tersebut diwujudkanlah pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara Indonesia yang tercantum dalam peraturan pokok hukum positif Indonesia yang termuat dalam UUD 1945 sebagai Undang- Undang Negara Republik Indonesia. Dalam pengertian inilah kerangka sistem pelaksanaan dan penyelenggaraan negara dapat terwujud (sebagai kerangka). d) Selanjutnya, Undang-Undang Dasar merupakan basis berdirinya bentuk, susunan, dan sistem pemerintahan serta seluruh peraturan hukum positif yang mencakup segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dalam hidup bersama secara kekeluargaan. e) Keseluruha itu adalah dalam rangka mewujudkan suatu tujuan bersama, seluruh tumpah darah bangsa Indonesia. Utuk mencapai kebahagiaan baik jasmani maupun rohani. Isi yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 alinea I pada hakikatnya merupakan penjelmaan nilai-nilai yang terkandung dalam alinea I, II, 18
  • 19. III, yaitu sebagai bentuk dan sifat asas hukum positif dan hidup kenegaraan Indonesia. 3. Pembukaan Memuat Sendi-Sendi Mutlak Kehidupan Negara Pembukaan UUD 1945 mengandung sendi-sendi mutlak bagi kehidupan negara: a) Hakikat dan Sifat Negara Indonesia adalah Negara Republik yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkan sifat monodualis manusia, yaitu sebagai mahluk individu dan sosial. Hal ini berdasarkan pengertian bahwa dasar ontologis negara adalah manusia, karena manusia adalah subjek pendukung negara. b) Tujuan Negara Tujuan negara, sebagaimana termuat dalam UUD 1945, adalah “…. melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahtraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yag berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial . . . .” pengertian “melindungi” mencakup warga negara perseorangan, golongan, suku bangsa dan seluruh rakyat dalam negara serta wilayah teritorial dimana mereka hidup dan mencari penghidupan. c) Kerakyatan (Demokrasi) Negara Indonesia adalah negara berkedaulatan rakyat, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Makna kerakyatan yang tertuang dalam pembentukan itu adalah demokrasi. Demokrasi Indonesia 19
  • 20. berdasarkan pada sifat sosial, kebersamaan, kekeluargaan. Demokrasi politik adalah cita-cita rakyat sebagai pendukung kekusaan negara, dan demokrasi fungsional adalah cita-cita rakyat bahwa penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan oleh rakyat dan negara. d) Bentuk Susunan Persatuan Pembukaan UUD 1945 alinea II memuat pengertian negara yang bersatu, dan alinea IV memuat pengertian pemerintah negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah serta persatuan Indonesia. Pengertian negara persatuan sebagaimana dimaksudkan dalam pembukaan UUD 1945 adalah terwujudnya sifat kodrati manusia sebagai mahluk individual dan sosial. D. FUNGSI PEMBUKAAN UUD 1945 DAN POKOK-POKOK PIKIRAN Menurut penjelasan resmi Pembukaan UUD 1945 yang termuat dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7, pembukaan itu mengandung pokok- pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan UUD Negara Indonesia. Pokok- pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (rechstdee) yang menguasai hukum dasar negara baik hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar tidak tertulis (konvensi). Berdasarkan penjelasan resmi tersebut, pokok-pokok pikiran dan nilai- nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan secara normatif dalam pasal-pasal UUD 1945. pokok-pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut : 20
  • 21. a) Pokok pikiran pertama: “Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan bedasarkan asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pokok pikiran ini menegaskan pengertian negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap paham seluruh wilayahnya. Jadi negara mengatasi segala paham golongan dan perseorangan dan menghendaki persatuan. Penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan golongan ataupun perorangan. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila ketiga pancasila. b) Pokok pikiran kedua : “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pokok pikiran ini menempatkan cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan dan menentukan jalan serta aturan-aturan dalam Undang-Undang dasar yang harus dilaksanakan untuk sampai pada tujuan itu. Ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang didasari pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban bersama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila kelima Pancasila. c) Pokok pikiran ketiga: “negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyarawatan/perwakilan.” Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam UUD harus berdasarkan kedaulatan rakyat dan permusyarawatan/perwakilan. Ini adalah pokok pikiran kedaulatan rakyat 21
  • 22. yang menyatakan bahwa kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pokok pikiran inilah yang merupakan dasar politik negara sekaligus merupakan penjabaran sila keempat Pancasila. d) Pokok pikiran keempat: “Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.” Pokok pikiran keempat ini mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat ini merupakan dasar moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari sila pertama dan kedua Pancasila. Empat pokok pikiran menurut penjelasan UUD ini merupakan inti alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Dengan kata lain, keempat pokok pikiran tersebut adalah penjabaran dari dasar filsafat negara, Pancasila. Dengan kata lain, selain berlandaskan dasar politik, negara juga harus berlandaskan dasar moral negara untuk mewujudkan tujuan serta cita-cita negara. Karena itu, betapa pun baiknya suatu sistem negara, negara itu akan mengalami kekacauan jika dia tidak memiliki moralitas yang luhur. E. HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DAN BATANG TUBUH UNDANG-UNDANG DASAR 1945 22
  • 23. Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa Pembukaan UUD 1945 meliputi suasana kebatinan dari dan diwujudkan dalam pasal-pasal UUD tersebut. Dengan kata lain, suasana kebatinan UUD 1945 dijiwai oleh dasar negara Pancasila. Di sinilah rti dan fungsi pancasila sebagai dasar negraa RI. Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai arti hubungan langsung dengan pasal-pasal UUD karena pokok pikiran yang diwujudkan pada UUD 1945 itu terkadang dalam pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 melukiskan adanya rangkaian peristiwa dan keadaan yang berkaitan dengan berdirinya negara Indonesia sebagai berikut: 1) Peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya negara, yang menjadi dasar-dasar pemikiran dan latar belakang kemerdekaan kebangsaan Indonesia. (pembukaan, Alinea I, II, III). 2) Yang merupakan ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah Indonesia terwujud (pembukaan, alinea IV). Perbedaan kedua macam peristiwa tersebut ditandai oleh anak kalimat yang diawali oleh “. . . .kemudian dari pada itu . . . .” pada bagian keempat pembukaan UUD 1945, sehingga hubungan antara bagian pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 adalah sebagai berikut : 1) Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan UUD 1945 merupakan sekelompok pernyataan yang tidak mempunyai hubungan ‘kausal organis’ dengan batang tubuh UUD 1945. 2) Bagian keempat pembukaan UUD 1945 mempunyai arti hubungan yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, yaitu : 23
  • 24. a) Undang-undang dasar akan ditentukan. b) Yang diatur UUD adalah pembentukan pemerintahan negera yang memenuhi berbagai persyaratan dan meliputi segala aspek penyelenggaraan negara. c) Negara Indonesia berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat. d) Ditetapkan dasar kerohanian negara (dasar filsafat negara Pancasila). Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 alinea IV amat penting bahkan dapat dikatakan bahwa alinea IV inilah yang menjadi resmi Pembukaan dalam berita Republik Indonesia tahun II No.07, hampir secara keseluruhan membicarakan bagian keempat Pembukaan UUD 1945  Hubungan Secara Formal Dengan penetapan ini, Pancasila memperoleh kedudukan sebagai dasar hukum positif. Dengan demikian, tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, tetapi juga pada seluruh asas yang melekat adanya, yaitu perpaduan asas kultural, religius dan kenegaraan yang terdapat dalam Pancasila. Jadi, Pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai : 1) Rumusan Panacasila sebagai Dasar negara RI adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. 2) Bahwa Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental dan tertib hukum Indonesia yang mempunyai dua macam kedudukan. 24
  • 25. 3) Selain berkedudukan dan berfungsi sebagai mukadimah UUD 1945, Pembukaan UUD 1945 juga memiliki eksistensinya sendiri. Pembukaan UUD 1945, dimana intiya adalah Pancasila, tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, tetapi juga menjadi sumbernya. 4) Pancasila mempunyai hakikat, sigat, kedudukan, dan fungsi sebgai pokok kaidah negara yang fundamental. 5) Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat, tetapi, dan tidan dapat diubah. Dengan demikian Pancasila sebagai substansi esensial dan mendapatkan kedudukan formal yuridis dalam Pembukaan UUD 1945.  Hubungan Secara Material Hubungan Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila, selain secara formal sebagaimana dijelaskan di atas, juga secara material sebagai berikut. Jika kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama kali adalah dasar filsafat Pancasila, baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama Pembukaan UUD 1945, BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila hingga disusunnya Piagam Jakarta oleh Panitia IX sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, sementara Pancasila adalah sumber tertib hukum Indonesia. Pembukaan UUD 25
  • 26. 1945 merupakan pokok kaidah negara fundamental tersebut adalah Pancasila.  Hubungan antara Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945 Hubungan yang menyatu antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sebagai berikut: Pertama, Pembukaan menjelaskan pelaksanaan Proklamasi, merupakan penegakan hak kodrat dan hak moral setiap bangsa akan kemerdekaan, dan maka bangsa Indonesia berjuang terus-menerus sampai ia mencapai pintu gerbang kemerekaan (bagian pertama dan kedua pembukaan). Kedua, Pembukaan menjelaskan pelaksanaan Proklamasi, itu perjuangan gigih bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan dan memberitahukan kepada bangsa-bangsa di dunia terhadap adanya penjajahan atas bangsa Indonesia, yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, dan kemudian Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekannya (bagian ketiga pembukaan). Ketiga, Pembukaan merupakan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan Proklamasi, yaitu bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan luhur di susun dalam satu Undang-Undang Dasar yang berkedaulatan rakyat berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran/perwakilan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (bagian keempat pembukaan UUD 1945). 26
  • 27. BAB III KESIMPULAN A. KESIMPULAN Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea yang masing-masing memiliki spesifikasi tersendiri bila ditinjau dari segi nilainya. Alinea pertama, kedua, ketiga memuat pernyataan yang tidak memiliki hubungan kasual organis dengan pasal-pasal di dalam UUD 1945. bagian-bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentukya negara Indonesia. Sementara itu, alinea keempat memuat pernyataan mengenai keadaan setelah negara Indonesia terbentuk dan alinea ini memiliki hubungan yang bersifat kausal organis dengan pasal-pasal UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi bagi bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukannya tetap dan tidak dapat diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPR yang antara lain mengeluarkan Ketetapan MPR No. 20/MPR/1966, No. 9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983. hasil sidang tahunan MPR tahun 2002, yaitu Pasal II Aturan tambahan menegaskan bahwa UUD 1945 terdiri dari Pembukaan dan Pasal-pasal. Maka jelaslah bagi kita bahwa Pembukaan UUD 1945, baik secara formal maupun secara material, tidak dapat diubah oleh siapa pun. Sebab secara material memuat Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia. 27
  • 28. B. SARAN Sebelum mengakhiri makalah ini,kami kelompok III ingin menyampaikan saran dengan harapan : 1. Buat teman-teman kelompok III marilah kita menjaga kekompakan kita dan kerjasama yang telah kita jalin selama pelaksanan tugas makalah ini dan selalu tetap dijaga. 2. Disipin waktu dan tanggungjawab selalu dipegang guna kelancaran kegiatan kerja kelompok ini. 3. Karena makalah ini kami merasa jauh dari kesempurnaan, maka kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun guna memperbaiki penyusunan makalah yang akan datang. C. USUL 1. Adapun usul kami pada pemerintah bahwa demi tegaknya hukum dan undang-undang. dalam menyeleksi aparatur negara agar lebih mengedepankan nilai-nilai pancasila tanpa melihat latar belakangnya. 2. perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dalam pelaksanan penyelesaian suatu tugas kelompok. 28
  • 29. BAB IV PENUTUP Penyusunan UUD ini adalah untuk memberikan dasar-dasar pembentukan pemerintahan negara Indonesia dalam melaksanakan tujuan negara, yaitu tujuan internal melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahtraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta tujuan eksternal (dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain didunia) melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Proklamasi 17 Agustus 1945 pada hakikatnya bukan tujuan akhir, melainkan prasyarat untuk mencapai tujuan bangsa dan negara Indonesia. Karena itu, Proklamasi memiliki dua macam makna yang esensial : 1) Pernyataan bangsa Indonesia baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia baik kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka. 2) Perlu ada tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berhubungan dengan pernyataan kemerdekaan tersebut. Seluruh makna proklamasi tersebut diperinci dan mendapat pertanggungjawaban dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai bagian pertama proklamasi ditegaskan dan dijelaskan pada bagian pertama sampai ketiga Pembukaan UUD 1945. Bagian kedua proklamasi, yaitu pembentukan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dimuat Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila 29
  • 30. dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Prinsip-prinsip negara yang terkandung dalam pembukaan tersebut adalah : 1) Hal tujuan negara yang akan dilaksanakan oleh pemerintah negara. 2) Hal harus diadakannya UUD Negara sebagai landasan pembentukan pemerintaha negara. 3) Hal bentuk negara Republik yang berkedaulatan rakyat. 4) Hal asas kerohanian (dasar filsafat) negara Pancasila. Pemukaan UUD 1945 tidak hanya menjelaskan dan menegaska Proklamasi 17 Agustus 1945, tetapi juga mempertanggungjawabkannya, sehingga hubungan keduanya tidak hanya bersifat fungsional korelatif, melainkan juga secara organis. Apa yang terkandung dalam Pembukaan merupakan suatu amanat yang luhur dan suci dan Proklamasi. Sampai sidang Tahunan 2002, MPR masih mempertahankan isi Pembukaan UUD 1945, karena berbagai pertimbangan materil maupun filosofis seperti telah diuraikan diatas. 30
  • 31. DAFTAR PUSTAKA Setiadi, Elly M. 2005. Panduan Kuliah PENDIDIKAN PANCASILA untuk perguruan tinggi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 31