SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 18
TUBERCULOSIS PARU [TBC PARU]




Disusun Oleh:
       Kelompok I




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIK )
   PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
                    2012
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kami kesehatan,
kesempatan dan keselamatam sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“TUBERCULOSIS PARU “ tepat pada waktunya. Oleh karena itu tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Dosen pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah , Ns Abd
Madjid, yang telah memberikan kami kepercayaan serta membantu dan membimbing sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
       Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa dan semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam makalah kami, Olehnya itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif
tetap kami harapkan     dari para pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat Amin.
Wassalam……………….




                                                      Makassar, 13 Mei 2011
DAFTAR ISI


Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 1
      A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
      B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................ 3
     A. Defenisi ......................................................................................................... 3
     B. Etiologi .......................................................................................................... 3
     C. Patofisiologi .................................................................................................. 3
     D. Klasifikasi ......................................................................................................4
     E. Gejala Klinis ................................................................................................ 5
     F. Pemeriksaan Penungjang .............................................................................. 5
     G. Medikamentosa ............................................................................................. 6
     H. Kegagalan Pengobatan ................................................................................. 8
     I. Penanganan Khusus Pada Pasien ................................................................ 8

BAB III KONSEP KEPERAWATAN ..................................................................... 9
     A. Asuhan Keperawatan Tuberculosis paru .................................................... 9
                         Pengkajian ....................................................................................... 9
                         Diagnosa Keperawatan ................................................................. 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 13
BAB I
                                PENDAHULUAN
A. Latar Belakang


   Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa
   kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
   setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dalam konstitusi
   Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa
   diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental
   bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
   ekonomi.
              Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah
   meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar
   terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat,
   bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan
   dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
   kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
   optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999).
              Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka salah satu upaya
   kesehatan adalah peningkatan kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan perlu
   diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yaitu keadaan
   lingkungan yang bebas dari risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup
   manusia. Upaya ini perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup dan meningkatkan
   kemauan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan
   melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. Pengendalian penyebab, pembawa
   serta sumber penyakit perlu dilakukan untuk terciptanya lingkungan yang sehat bagi
   segenap penduduk .
   (Depkes RI, 1999).
              Faktor lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Lingkungan fisik
   dapat merugikan kesehatan meliputi udara yang berdebu, tanah yang tandus, iklim yang
buruk, air rumah tangga yang buruk, perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
   serta pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur (Entjang Indan, 2000).
            Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan individu dan masyarakat
   akibat sanitasi lingkungan yang buruk pada saat ini adalah TB. Insiden TB yang terus
   meningkat, menjadi masalah kesehatan masyarakat.


B. Tujuan Penulisan
          Untuk mengetahui ; defenisi ,etiologi, patofisiologi Tb
          Untuk mengetahui penularan Tb
          Untuk mengetahui jenis dan pengobatan Tb
          Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada penderita Tb
BAB II
                             TINJAUAN TEORITIS


A.   Pengertian
     Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang
     hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah
     paru-paru (IPD, FK, UI).
     Tuberculosis   adalah   penyakit   infeksi   yang disebabkan oleh Mycobacterium
     Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).


B.   Etiologi
     Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang
     dan Tahan asam ( Price , 1997 )
     Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 / m
     Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama
     yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
C.   Patofisiologi




                     Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)




                             Terisap organ sehat


                            Menempel di jalan nafas / paru-paru




                            Menetap / berkembang biak
                            Sitoplasma makroflag




                     Membentuk sarang TB Pneumonia kecil
                     (sarang primer / efek primer)


                     Radang saluran pernafasan
                      (limfangitis regional)


                                    Komplek primer




     Sembuh          Sembuh dengan bekas             Komplikasi
D.   Klasifikasi
        Klasifikasi Kesehatan Masyarakat (American Thoracic Society, 1974)


        -       Kategori      0    = - Tidak pernah terpapar / terinfeksi
                                      - Riwayat kontak negatif
                                      - Tes tuberkulin
        -       Kategori       I   = - Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi
                                      - Riwayat / kontak negatif
                                      - Tes tuberkulin negatif
         - Kategori          II    = - Terinfeksi TB tapi tidak sakit
                                      - Tes tuberkulin positif
                                      - Radiologis dan sputum negatif
        - Kategori           III   = - Terinfeksi dan sputum positif


        Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES 2000 adalah Kategori 1
        :
            -    Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HE
                 Obat tersebut diberikan pada penderita baru TB Paru BTA Positif, penderita
                 TB Paru BTA Negatif Roentgen Positif yang “sakit berat” dan Penderita TB
                 ekstra Paru Berat.
         Kategori II :
            -    paduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
                 Obat ini diberikan untuk : penderita kambuh (relaps), pendrita gagal (failure)
                 dan penderita dengan pengobatan setelah lalai ( after default)
            Kategori III :
            -    paduan obat 2HRZ/4H3R3
                 Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif dan roentgen positif      sakit
                 ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar Limfe (limfadenitis),
                 pleuritis , TB Kulit, TB tulang , sendi .
Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu diberikan bila pada akhir
     tahap intensif dari suatu pengobatan dengan kategori 1 atua 2, hasil pemeriksaan dahak
     masih BTA positif, diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari selama satu bulan.


E.     Gejala Klinis
       Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum ,
       malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada , batuk darah .
        ( Mansjoer , 1999)
       Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan
         ( Luckmandkk,93)
         -       Demam           :   subfebril menyerupai influensa
         -       Batuk           :   - batuk kering (non produktif)   batuk produktif (sputum)
                                     - hemaptoe
         -       Sesak Nafas     :   pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
                                     sudah ½ bagian paru-paru
         -       Nyeri dada
         -       Malaise         :   anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,
                                     keringat malam
F.     Pemeriksaan Penunjang
       1. Darah                  :   - Leokosit sedikit meninggi
       2. Sputum                 :   BTA
                                     Pada BTA (+) ditermukan sekurang-kurangnya 3 batang
                                     kuman
       3. Test Tuberkulin        :   Mantoux Tes (PPD)
       4. Roentgen               :   Foto PA


G.     Medikamentosa
       Jenis obat yang dipakai
       - Obat Primer                           - Obat Sekunder
             1. Isoniazid (H)                     1. Ekonamid
             2. Rifampisin (R)                    2. Protionamid
3. Pirazinamid (Z)                   3. Sikloserin
      4. Streptomisin                      4. Kanamisin
      5. Etambutol (E)                     5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
                                           6. Tiasetazon
                                           7. Viomisin
                                           8. Kapreomisin
Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu :
 Tahap intensif
     Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
     kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
     penderita menular menjadi tidak menular selama 2 minggu. Sebagian besar penderita
     TB BTA positif menjadi            negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.
     Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya
     kekebalan obat.


 Tahap lanjutan
     Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis
     obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Tahap lanjutan penting
     untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya
     kekambuhan.
Paduan obat kategori 1 :
  Tahap      Lama          (H) / day    R day   Z day      F day      Jumlah
                                                                      Hari X
                                                                      Nelan Obat
  Intensif   2 bulan       1           1        3          3          60
  Lanjutan   4 bulan       2           1        -          -          120




Paduan Obat kategori 2 :
Tahap      Lama        (H)         R             Z             E        E        Strep.      Jumlah
                             @300        @450          @500          @ 250    @500     Injeksi     Hari X
                                mg       mg            mg            mg       mg                   Nelan
                                                                                                   Obat
      Intensif   2 bulan     1           1             3             3        -        0,5 %       60
                 1 bulan     1           1             3             3        -                    30
      Lanjutan   5 bulan     2                         1             3        2        -           180




     Paduan Obat kategori 3 :
      Tahap           Lama           H @ 300 mg            R@450mg        P@500mg     Hari X Nelan Obat

      Intensif        2 bulan        1                     1              3           60

      Lanjutan        4 bulan        2                     1              1           120




     OAT sisipan (HRZE)
      Tahap          Lama            H             R            Z             E day         Nelan X
                                     @300mg        @450m @500mg               @250mg        Hari
                                                   g
      Intensif       1 bulan         1             1            3             3             30
      (dosis
      harian)



H.    Kegagalan Pengobatan
      Sebab-sebab kegagalan pengobataan :
      a.      Obat                           : -   Paduan obat tidak adekuat
                                               -   Dosis obat tidak cukup
                                               -   Minum obat tidak teratur / tdk. Sesuai dengan
                                                   petunjuk yang diberikan.
                                               -   Jangka waktu pengobatan kurang dari semestinya
                                               -   Terjadi resistensi obat.
b.   Drop out                 : -    Kekurangan biaya pengobatan
                                       -   Merasa sudah sembuh
                                       -   Malas berobat
      c.   Penyakit                 : -    Lesi Paru yang sakit terlalu luas / sakit berat
                                       -   Ada penyakit lainyang menyertai contoh : Demam,
                                           Alkoholisme dll
                                       -   Ada gangguan imunologis
I.   Penanggulangan Khusus Pasien :
     a. Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratur
           -    menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara
               pemberian.
           - Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadap obat
     b. Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur
           - Teruskan pengobatan lama       3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap bulan.
           -    Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat
           -    Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih sensitif.
     c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai
           rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara biakan )
           1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama
           2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali.
           3. Roentgen paru sebagai evaluasi.
           4. Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam, alkoholisme / steroid
                jangka lama)
           5. Evaluasi ulang setiap bulannya : pengobatan, radiologis, bakteriologis.
BAB III
                               KONSEP KEPERAWATAN


1. Pengkajian
   Data Yang dikaji
      A. Aktifitas/istirahat
          Kelelahan
          Nafas pendek karena kerja
          Kesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat
          Mimpi buruk
          Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja
          Kelelahan otot, nyeri , dan sesak
      B. Integritas Ego
         Adanya / factor stress yang lama
         Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan
         Menyangkal
         Ansietas, ketakutan
      C. Makanan / Cairan
         Kehilangan nafsu makan
         Tak dapat mencerna
         Penurunan berat badan
         Turgor kult buruk, kering/kulit bersisik
      D. Kenyamanan
          Nyeri dada
          Gelisah
      E. Pernafasan
          Nafas Pendek
          Batuk
          Peningkatan frekuensi pernafasan
          Pengembangn pernafasan otot tak simetris
F. Interaksi Sosial
              Perasaan Isolasi atau penolakan
              Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab


              Pemeriksaan Diagnostik
              1. Pemeriksaan Sputum
              2. Foto Thorak
              3. Leukosit
              4. Pemeriksaan fungsi Paru


II. Diagnosa Keperawatan
   1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d:
      -    Kerusakan jaringan
      -    Penurunan imun
      -    Malnutrisi
      -    Terpapar lngkungan
      -    Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen


      Kriteria hasil :- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko      individu
                     - mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
                     - Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan
                        lingkungan yang aman
      Intervensi :
           1. Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi
           2. Identifikasi orang lain yang beresiko
           3. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan
              menghindari meludah
           4. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara
           5. Awasi suhu sesuai indikasi
           6. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang
           7. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
8. Dorong memilih makanan yang bernutrisi
       9. Kolaborasi pemberian antibiotik


2. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d
       - adanya secret
       - Edema tracheal


       Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan
                           adekuat
       Intervensi :
       1. Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot
           asesoris
       2. Beri posisi semifowler
       3. Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea
       4. Pertahankan intake, min 2500 ml /hr
       5. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai dengan indikasi


3. Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas B.d :
       - Atelektasis
       - Kerusakan membran alveoli – kapiler
       - Sekret kental
       - Edema bronchial
       Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan pertukaran oksigen yang adekuat dan
                           bebas gejala distress pernapasan
       Intervensi :
       1. Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan                 upaya
          pernafasan .
       2. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada
           warna kulit
       3. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri
           sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi oksigen
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d
          - Kelemahan
          - Anorexia
          Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku /
                              pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
              Intervensi :
         1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas
               mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
         2.     Awasi intake dan out put secara periodik
         4. Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat
         5. Anjurkan istirahat yang cukup
         6. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
         7. Kolaborasi antipiretik


5.   Kurang pengetahuan B.d :
     -        Kurangnya informasi


         Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman, kondisi penyakit dan pengobatan serta
                             melakukan perubahan pola hidup dan berpartispasi dalam program
                             pengobatan
     Intervensi :
         1. Kaji sejauh mana pemahaman klien tentang TB
         2. Berikan interuksi dan informasi tertulis khusus pada pasien untuk rujukan.
         3. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan
               pengobatan lama.
         4. Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah
         5. Kaji pemahaman klien mengenai penularan TB .
BAB IV
                     KESIMPULAN DAN SARAN
 Kesimpulan
  Dapat kami simpulkan bahwa insiden        penderita tuberculosis paru {TBC
  paru} semakin meningkat pertahunya. Ada beberapa sebab yabg berhubungan
  dengan peningkatan penderita tuberculosis paru antara lain minimnya
  kesadaran masyarakat dalam melakukan suspek sputum , kurangnya
  pengetahuan /informasi pada masyarakat tentang penularan Tuberculosis paru
  ,kelalaian dalam berobat ,sehingga sebagai tenaga kesehatan harus
  memberikan perhatian khusus pada masayarakat yang terpapar dengan
  micobakterium tuberculosis sehingga penderita Tb dapat diminimalis jumlah
  penderitanya .
 Saran
  Saran kami sebagai penulis kepada seluruh para pembaca ; dapat memahami
  defenisi , etiologi,tanda dan gejala, serta klasifikasi Tb. Kritik dan saranya
  sangat kami harapkan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah
  berikutnya .
  Sekian dan terima kasih .
DAFTAR PUSTAKA


Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000.


Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan , edisi 2 ,
EGC, Jakarta ,1999.


Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.


Price,Sylvia Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit , alih
bahasa Peter Anugrah, edisi 4 , Jakarta , EGC, 1999.


Tucker dkk, Standart Perawatan Pasien , EGC, Jakarta , 1998.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
Zakiah dr
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 

Mais procurados (20)

Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Ppt malaria
Ppt malariaPpt malaria
Ppt malaria
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
contoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensicontoh soal kasus uji kompetensi
contoh soal kasus uji kompetensi
 
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKESMenyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
Menyampaikan Kabar Buruk dengan Protokol SPIKES
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 

Destaque

Presentase pdbk kadis tolitoli
Presentase pdbk kadis  tolitoliPresentase pdbk kadis  tolitoli
Presentase pdbk kadis tolitoli
vidyanto
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
Joni Iswanto
 

Destaque (12)

TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Makalah TBC
Makalah TBCMakalah TBC
Makalah TBC
 
Makalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah DengueMakalah Demam Berdarah Dengue
Makalah Demam Berdarah Dengue
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
Makalah tuberculosis
Makalah tuberculosisMakalah tuberculosis
Makalah tuberculosis
 
Presentase pdbk kadis tolitoli
Presentase pdbk kadis  tolitoliPresentase pdbk kadis  tolitoli
Presentase pdbk kadis tolitoli
 
POWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARUPOWERPOINT TB PARU
POWERPOINT TB PARU
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
Power point tbc
Power point tbcPower point tbc
Power point tbc
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 

Semelhante a Makalah tb paru

MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
zakinaoctaviano
 
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
soleha8
 
52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc
Putri Haryani
 
Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...
Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...
Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...
riri_hermana
 
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docx
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docxLEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docx
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docx
FrillaShapa
 

Semelhante a Makalah tb paru (20)

MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
ruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologiruang lingkup epidemiologi
ruang lingkup epidemiologi
 
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakatMenerapkan ilmu kesehatan masyarakat
Menerapkan ilmu kesehatan masyarakat
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
 
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
 
XII MI 1 - INFORMASI DASAR TBC.pptx
XII  MI 1 - INFORMASI DASAR TBC.pptxXII  MI 1 - INFORMASI DASAR TBC.pptx
XII MI 1 - INFORMASI DASAR TBC.pptx
 
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab munaPerencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
 
TB FINAL.pptx
TB FINAL.pptxTB FINAL.pptx
TB FINAL.pptx
 
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di SekolahPenyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
Penyuluhan Penyakit Menular Penyakit TB PARU Di Sekolah
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus HansenMakalah Penyakit Menular Morbus Hansen
Makalah Penyakit Menular Morbus Hansen
 
BUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptxBUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptx
 
52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbcSatuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
 
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.pdf
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.pdfLEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.pdf
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.pdf
 
Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...
Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...
Network antara tenaga kesehatan lingkungan dengan perawat dan tenaga kesehata...
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docx
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docxLEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docx
LEMBAR-BALIK-TOSS-TBC-update.docx
 

Mais de KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
KANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
KANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
KANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
KANDA IZUL
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
KANDA IZUL
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
KANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KANDA IZUL
 

Mais de KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 

Makalah tb paru

  • 1. TUBERCULOSIS PARU [TBC PARU] Disusun Oleh: Kelompok I SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIK ) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kami kesehatan, kesempatan dan keselamatam sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “TUBERCULOSIS PARU “ tepat pada waktunya. Oleh karena itu tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah , Ns Abd Madjid, yang telah memberikan kami kepercayaan serta membantu dan membimbing sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah kami, Olehnya itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif tetap kami harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat Amin. Wassalam………………. Makassar, 13 Mei 2011
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar .......................................................................................................... i Daftar Isi ................................................................................................................... ii BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................ 3 A. Defenisi ......................................................................................................... 3 B. Etiologi .......................................................................................................... 3 C. Patofisiologi .................................................................................................. 3 D. Klasifikasi ......................................................................................................4 E. Gejala Klinis ................................................................................................ 5 F. Pemeriksaan Penungjang .............................................................................. 5 G. Medikamentosa ............................................................................................. 6 H. Kegagalan Pengobatan ................................................................................. 8 I. Penanganan Khusus Pada Pasien ................................................................ 8 BAB III KONSEP KEPERAWATAN ..................................................................... 9 A. Asuhan Keperawatan Tuberculosis paru .................................................... 9 Pengkajian ....................................................................................... 9 Diagnosa Keperawatan ................................................................. 10 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 13
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonomi. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999). Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka salah satu upaya kesehatan adalah peningkatan kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Upaya ini perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup dan meningkatkan kemauan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. Pengendalian penyebab, pembawa serta sumber penyakit perlu dilakukan untuk terciptanya lingkungan yang sehat bagi segenap penduduk . (Depkes RI, 1999). Faktor lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Lingkungan fisik dapat merugikan kesehatan meliputi udara yang berdebu, tanah yang tandus, iklim yang
  • 5. buruk, air rumah tangga yang buruk, perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur (Entjang Indan, 2000). Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan individu dan masyarakat akibat sanitasi lingkungan yang buruk pada saat ini adalah TB. Insiden TB yang terus meningkat, menjadi masalah kesehatan masyarakat. B. Tujuan Penulisan Untuk mengetahui ; defenisi ,etiologi, patofisiologi Tb Untuk mengetahui penularan Tb Untuk mengetahui jenis dan pengobatan Tb Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada penderita Tb
  • 6. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999). B. Etiologi Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang dan Tahan asam ( Price , 1997 ) Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 / m Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
  • 7. C. Patofisiologi Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne) Terisap organ sehat Menempel di jalan nafas / paru-paru Menetap / berkembang biak Sitoplasma makroflag Membentuk sarang TB Pneumonia kecil (sarang primer / efek primer) Radang saluran pernafasan (limfangitis regional) Komplek primer Sembuh Sembuh dengan bekas Komplikasi
  • 8. D. Klasifikasi Klasifikasi Kesehatan Masyarakat (American Thoracic Society, 1974) - Kategori 0 = - Tidak pernah terpapar / terinfeksi - Riwayat kontak negatif - Tes tuberkulin - Kategori I = - Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi - Riwayat / kontak negatif - Tes tuberkulin negatif - Kategori II = - Terinfeksi TB tapi tidak sakit - Tes tuberkulin positif - Radiologis dan sputum negatif - Kategori III = - Terinfeksi dan sputum positif Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES 2000 adalah Kategori 1 : - Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HE Obat tersebut diberikan pada penderita baru TB Paru BTA Positif, penderita TB Paru BTA Negatif Roentgen Positif yang “sakit berat” dan Penderita TB ekstra Paru Berat. Kategori II : - paduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 Obat ini diberikan untuk : penderita kambuh (relaps), pendrita gagal (failure) dan penderita dengan pengobatan setelah lalai ( after default) Kategori III : - paduan obat 2HRZ/4H3R3 Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif dan roentgen positif sakit ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar Limfe (limfadenitis), pleuritis , TB Kulit, TB tulang , sendi .
  • 9. Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu diberikan bila pada akhir tahap intensif dari suatu pengobatan dengan kategori 1 atua 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari selama satu bulan. E. Gejala Klinis Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum , malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada , batuk darah . ( Mansjoer , 1999) Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan ( Luckmandkk,93) - Demam : subfebril menyerupai influensa - Batuk : - batuk kering (non produktif) batuk produktif (sputum) - hemaptoe - Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru - Nyeri dada - Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam F. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah : - Leokosit sedikit meninggi 2. Sputum : BTA Pada BTA (+) ditermukan sekurang-kurangnya 3 batang kuman 3. Test Tuberkulin : Mantoux Tes (PPD) 4. Roentgen : Foto PA G. Medikamentosa Jenis obat yang dipakai - Obat Primer - Obat Sekunder 1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid 2. Rifampisin (R) 2. Protionamid
  • 10. 3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin 4. Streptomisin 4. Kanamisin 5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid) 6. Tiasetazon 7. Viomisin 8. Kapreomisin Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu :  Tahap intensif Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak menular selama 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.  Tahap lanjutan Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. Paduan obat kategori 1 : Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah Hari X Nelan Obat Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60 Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 120 Paduan Obat kategori 2 :
  • 11. Tahap Lama (H) R Z E E Strep. Jumlah @300 @450 @500 @ 250 @500 Injeksi Hari X mg mg mg mg mg Nelan Obat Intensif 2 bulan 1 1 3 3 - 0,5 % 60 1 bulan 1 1 3 3 - 30 Lanjutan 5 bulan 2 1 3 2 - 180 Paduan Obat kategori 3 : Tahap Lama H @ 300 mg R@450mg P@500mg Hari X Nelan Obat Intensif 2 bulan 1 1 3 60 Lanjutan 4 bulan 2 1 1 120 OAT sisipan (HRZE) Tahap Lama H R Z E day Nelan X @300mg @450m @500mg @250mg Hari g Intensif 1 bulan 1 1 3 3 30 (dosis harian) H. Kegagalan Pengobatan Sebab-sebab kegagalan pengobataan : a. Obat : - Paduan obat tidak adekuat - Dosis obat tidak cukup - Minum obat tidak teratur / tdk. Sesuai dengan petunjuk yang diberikan. - Jangka waktu pengobatan kurang dari semestinya - Terjadi resistensi obat.
  • 12. b. Drop out : - Kekurangan biaya pengobatan - Merasa sudah sembuh - Malas berobat c. Penyakit : - Lesi Paru yang sakit terlalu luas / sakit berat - Ada penyakit lainyang menyertai contoh : Demam, Alkoholisme dll - Ada gangguan imunologis I. Penanggulangan Khusus Pasien : a. Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratur - menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara pemberian. - Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadap obat b. Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur - Teruskan pengobatan lama 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap bulan. - Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat - Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih sensitif. c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara biakan ) 1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama 2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali. 3. Roentgen paru sebagai evaluasi. 4. Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam, alkoholisme / steroid jangka lama) 5. Evaluasi ulang setiap bulannya : pengobatan, radiologis, bakteriologis.
  • 13. BAB III KONSEP KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Yang dikaji A. Aktifitas/istirahat Kelelahan Nafas pendek karena kerja Kesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat Mimpi buruk Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja Kelelahan otot, nyeri , dan sesak B. Integritas Ego Adanya / factor stress yang lama Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan Menyangkal Ansietas, ketakutan C. Makanan / Cairan Kehilangan nafsu makan Tak dapat mencerna Penurunan berat badan Turgor kult buruk, kering/kulit bersisik D. Kenyamanan Nyeri dada Gelisah E. Pernafasan Nafas Pendek Batuk Peningkatan frekuensi pernafasan Pengembangn pernafasan otot tak simetris
  • 14. F. Interaksi Sosial Perasaan Isolasi atau penolakan Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan Sputum 2. Foto Thorak 3. Leukosit 4. Pemeriksaan fungsi Paru II. Diagnosa Keperawatan 1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d: - Kerusakan jaringan - Penurunan imun - Malnutrisi - Terpapar lngkungan - Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen Kriteria hasil :- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu - mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi - Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang aman Intervensi : 1. Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi 2. Identifikasi orang lain yang beresiko 3. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah 4. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara 5. Awasi suhu sesuai indikasi 6. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang 7. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
  • 15. 8. Dorong memilih makanan yang bernutrisi 9. Kolaborasi pemberian antibiotik 2. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d - adanya secret - Edema tracheal Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat Intervensi : 1. Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris 2. Beri posisi semifowler 3. Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea 4. Pertahankan intake, min 2500 ml /hr 5. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai dengan indikasi 3. Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas B.d : - Atelektasis - Kerusakan membran alveoli – kapiler - Sekret kental - Edema bronchial Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan pertukaran oksigen yang adekuat dan bebas gejala distress pernapasan Intervensi : 1. Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan . 2. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit 3. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
  • 16. 4. Kolaborasi oksigen 4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d - Kelemahan - Anorexia Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat Intervensi : 1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare 2. Awasi intake dan out put secara periodik 4. Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat 5. Anjurkan istirahat yang cukup 6. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet. 7. Kolaborasi antipiretik 5. Kurang pengetahuan B.d : - Kurangnya informasi Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman, kondisi penyakit dan pengobatan serta melakukan perubahan pola hidup dan berpartispasi dalam program pengobatan Intervensi : 1. Kaji sejauh mana pemahaman klien tentang TB 2. Berikan interuksi dan informasi tertulis khusus pada pasien untuk rujukan. 3. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama. 4. Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah 5. Kaji pemahaman klien mengenai penularan TB .
  • 17. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN  Kesimpulan Dapat kami simpulkan bahwa insiden penderita tuberculosis paru {TBC paru} semakin meningkat pertahunya. Ada beberapa sebab yabg berhubungan dengan peningkatan penderita tuberculosis paru antara lain minimnya kesadaran masyarakat dalam melakukan suspek sputum , kurangnya pengetahuan /informasi pada masyarakat tentang penularan Tuberculosis paru ,kelalaian dalam berobat ,sehingga sebagai tenaga kesehatan harus memberikan perhatian khusus pada masayarakat yang terpapar dengan micobakterium tuberculosis sehingga penderita Tb dapat diminimalis jumlah penderitanya .  Saran Saran kami sebagai penulis kepada seluruh para pembaca ; dapat memahami defenisi , etiologi,tanda dan gejala, serta klasifikasi Tb. Kritik dan saranya sangat kami harapkan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah berikutnya . Sekian dan terima kasih .
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000. Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan , edisi 2 , EGC, Jakarta ,1999. Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999. Price,Sylvia Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit , alih bahasa Peter Anugrah, edisi 4 , Jakarta , EGC, 1999. Tucker dkk, Standart Perawatan Pasien , EGC, Jakarta , 1998.