SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
OLEH :

           KELOMPOK 2
ASTUTI MUHRI               PERTIWI
VAULIN                     HARDIANTI
HALIMAWATI DALLE           SITI RASYIDAH N
MARDIANA                   GILLIAN
ZULFACHRI BAKRI            INRAS
SOFYAN



 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

           STIK MAKASSAR

                  2012
KATA PENGANTAR




Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MIOPI”.

       Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan tugas ini. Begitupun kepada dosen yang membimbing kami guna
menyelesaikan makalah ini.

       Meskipun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini, tapi kami
selalu berusaha agar makalah yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri maupun
orang lain.

       Kami sangat berharap kepada siapa saja yang bisa memberikan kritik dan saran agar
kedepannya, kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

                                                       Makassar, November 2012




                                                              Kelompok 2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................................. ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ....................................................................................................... 1
Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 2
Bab III Penutup ............................................................................................................ 7
Daftar Pustaka ............................................................................................................. iv
BAB I

                                       PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
         Mata merupakan salah satu pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia.
   Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, maka penglihatan yang baik merupakan kebutuhan
   yang tidak dapat diabaikan (Guyton, 1997).

         Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya miopia diantaranya yaitu sering
   melakukan pekerjaan dekat, kurangnya konsumsi makanan bergizi dan faktor genetik. Beberapa
   penelitian yang terkait dengan miopia juga telah dilakukan, diantaranya penelitian tentang
   dampak pemakaian lampu tidur pada mata anak. Penelitian ini membuktikan bahwa resiko anak
   terkena miopia akan meningkat pada anak-anak yang memakai lampu tidur.

         Kejadian miopia sangat tinggi di negara-negara Asia, dan angka tertinggi kejadian miopia
   adalah Singapura. Di Singapura, 80% dari jumlah penduduk laki-laki yang direkrut menjadi
   tentara menderita miopia, padahal 30 tahun lalu hanya sekitar 25% (Rehm,2008).

B. Rumusan Masalah
  1. Apa definisi dari Miopi?
  2. Apa penyebab dari Miopi?
  3. Apa Manifestasi Kinik dari Miopi?
  4. Apa saja Penatalaksanaan dari Miopi?
  5. Apa saja Komplikasi pada Miopi?
C. Tujuan Penulisan
    1. Tujuan Umum
              Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada sistem indera yaitu indera
       pengelihatan sehingga dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam asuhan
       keperawatan pada sistem indera.
    2. Tujuan Khusus
       a.   Mampu memahami definisi dari miopi
       b.   Mampu memahami etiologi dari miopi
       c.   Mampu memahami patofisiologi miopi
       d.   Mampu memahami manifestasi klinis dari miopi
       e.   Mampu memahami pemeriksaan penunjang dari miopi
       f.   Mampu memahami komplikasi dari miopi
                                            BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
      Mata miopia disebut pelihat dekat, penderita miopia dapat melihat benda dekat dengan sangat
   jelas, sedangkan untuk benda yang terletak jauh tidak difokuskan (Guyton, 2000)
      Miopi adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk kemata jatuh di depan
   retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi) gambaran kelainan pemokusanan cahaya
   didepan retina. (Yayan A.Israr, 2010)
B. Etiologi
      Penyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor
   lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual.
   Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya,
   dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau
   seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa istirahat akan lebih
   besar kemungkinannya untuk menderita miopi.
      Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan
   oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena
   kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan
   baik.
      Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata
   karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah
   mata diistirahatkan.
      Selain itu, miopi juga dapat disebabkan karena :
  1. Aksial : aksis memanjang
  2. Refraktif :
       a. Kelainan lensa, misalnya bisa lensa cembung pada katarak
       b. Cairan mata meningkat
       c. Kelainan cornea, misal keratotonus
C. Klasifikasi Miopi
   Miopi dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut :
   1. Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi:
       a. Miopi aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari
           pada panjang dari normal
       b. Miopi kurvartu,yaitu adanya peningkatan curvature kornea atau lensa.
       c. Miopi indeks, terjadi peningkatan indeks biasa pada cairan mata
   2. Menurut perjalanan penyakitnya miopi dibagi atas :
a. Miopi stasioner yaitu yang menetap setelah dewasa
       b. Miopi progeresif, yaitu miopi yang bertambah terus pada usia dewasa akibat
            bertambah panjangnya bola mata
       c. Miopi maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopi progeresif, yang dapat
            mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan ( Ilyas, 2005)
   3. Berdasarkan sifat
       a. Miopi simplex, sering dijumpai pada umur muda dan bersifat menetap dan tidak
            menimbulkan kelainan pada fundus.
       b. Miopi progressive,minus terus bertambah sehingga bisa terjadi gangguan pada
            choroid disebur juga miopi degenerasi, tidak bisa mencapai 6/6
       c. Miopi maligna , lebih cepat choroid miopi degeneration.
   4. Miopi berdasarkan berat ringan :
       a. Miopi ringan
       b. Sangat ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata 0.25 s/d 1.0D
       c. Ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata -1 s/d -3 D
       d. Miopi sedang dapat dikoreksi dengan kaca mata -3 s/d -6 D
       e. Miopi tinggi dapat dikoreksi dengan kaca mata -6 s/d -10 D
       f.   Miopi berat dapat dapat dikoreksi dengan kacamata > -10 D



D. Manifestasi Klinis
    1) Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan
        jarak jauh (anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka
        dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku)
    2) Kelelahan mata
    3) Sakit kepala
               Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. Jika derajat miopianya
        terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua
        mata selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan
        keluhan (astenovergen). Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi
        strabismus konvergen (estropia). Apabila terdapat miopia pada satu mata jauh lebih tinggi
        dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang miopianya lebih tinggi. Mata
        ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus divergen         (eksotropia)
        (Illyas,2005).
Gejala-gejala miopia juga terdiri dari:

   1.    Gejala subjektif :
          a. Kabur bila melihat jauh
          b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat
          c. Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi)
   2.    Gejala objektif :
          a. Miopia simpleks :
                   Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif
                   lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol.
                   Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat
                   disertai kresen miopia (miopic cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik.
          b. Miopia patologik :
              Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simpleks:

                   Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenarasi
                   yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan
                   kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi badan kaca yang dianggap belum jelas
                   hubungannya dengan keadaan miopia
                   Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia, papil terlihat lebih
                   pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Kresen miopia dapat ke seluruh
                   lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi
                   dan pigmentasi yang tidak teratur
                   Makula :Berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan
                   pendarahan subretina pada daerah makula
                   Retina bagian perifer : berupa degenerasi kista retina bagian perifer
                   Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.
                   Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut
                   sebagai fundus tigroid (Illyas, 2005).




E. Patofisiologi
        Apabila bayangan dari benda yang terlihat jauh berfokus di depan retina pada mata yang
   tidak berakomodasi, maka mata tersebut mengalami miopia atau penglihatan dekat
(nearshighted). Sewaktu benda digeser lebih dekat dari 6 meter, maka bayangan bergerak
   mendekati retina dan fokusnya menjadi lebih tajam (Vaughan, 2000).
      Pada miopia atau “penglihatan dekat” sewaktu otot siliaris relaksasi, cahaya dari objek jauh
   difokuskan di depan retina. Keadaan ini biasanya akibat bola mata terlalu panjang, atau kadang-
   kadang daya bias susunan lensa terlalu kuat.
      Tak ada mekanisme bagi miopia untuk mengurangi kekuatan lensanya karena memang otot
   siliaris dalam keadaan relaksasi sempurna. Karena itu, penderita miopia tidak mempunyai
   mekanisme untuk memfokuskan bayangan dari objek jauh dengan tegas ke retina. Namun
   dengan cara mendekatkan objek ke mata, bayangan akhirnya dapat difokuskan ke retina. Bila
   objek terus didekatkan ke mata, penderita dapat mengggunakan mekanisme akomodasi agar
   bayangan yang terbentuk tetap terfokus dengan tepat ke retina. Dengan demikian, seorang
   penderita miopia mempunyai “titik jauh” yang terbatas untuk penglihatan jelas (Guyton, 1997).




                       Perbandingan antara mata normal dengan mata miopia



F. Pemeriksaan Penunjang
   Pemeriksaam mata secara umum atau standar pemeriksaan mata terdiri dari:

    1. Ketajaman penglihatan yang keduanya dari jarak jauh ( Snellen) dan jarak dekat ( Jaeger)
    2. Uji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam pemakaian kacamata
    3. Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk membuktikan kemungkinan ada atau
       tidaknya kebutaan
    4. Uji gerakan otot-otot mata
    5. Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di depan mata
    6. Mengukur tekanan cairan di dalam mata
    7. Pemeriksaan retina
G. Komplikasi
      Miopia mungkin dapat diatasi dengan menggunakan kontak lensa tetapi penggunaan kontak
   lensa tersebut bisa menyebabkan borok pada kornea dan infeksi. Selain kontak lensa, laser juga
   digunakan untuk pembentukan/ koreksi penglihatan yang akhir-akhir ini banyak digunakan.
Tetapi penggunaan laser ini juga bisa menyebabkan kerusakan serius pada mata. Walaupun
   jarang, orang-orang penderita miopia ini sering mengalami proses kemunduran retina (Guell,
   2007).
H. Pengobatan
   Pengobatan miopi terdapat beberapa cara, yaitu :
   a. Kacamata
               Pada pasien miopi ini diperlukan lensa kaca mata baca tambahan atau lensa eddisi
        untuk membaca dekat yang berkuatan tetentu. Pengobatan pasien dengan dengan miopi
        adalah memberikan kaca mata sferis negative terkecil yang memberikan ketajaman
        penglihatan maksimal 33cm. Bila pasien dikoreksi dengan – 3.0 D memberika tajam
        penglihatan 6/6, dan demikian memberikan istirahat mata dengan baik sesudah
        dikoreksi (Ilyas, 2003).
   b.   Lensa kontak
               Pengobatan biasanya ditolong dengan kacamata rangkap dan harus melakukan
        terapi dengan cara menggunakan lensa eddisi untuk membaca dekat. Untuk jarak baca 33
        cm, bila jarak berubah maka pemberian lensa juga berubah. Pada umur 40 tahun lensa
        masih dapat mengembang, tetapi sangat menurun. Pada umur 60 tahun, lensa menjadi
        sclerosic semua. Jadi pemberian lensa addisi tergantung pada pada jarak baca dan umur
        pederita. Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia. Kacamata
        ini memeliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang dibawah dan untuk melihat jarak jauh
        dipasang diatas. Jika pelihat jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca
        yang dijual bebas.
   c. Bedah Keratorefraktif
               Bedah keratorefraktif mencakup serangkai metode untuk mengubah kelengkungan
        permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratomi radial, keratomileusis
        keratofikia, epiakerarfikia.
BAB III

                             ASUHAN KEPERAWATAN MIOPI

A. Pengkajian
   1. Keluhan Utama
       Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat.
   2. Riwayat Penyakit sekarang
       Klien datang ke RS dengan keluhan pandangan kabur pada jarak jauh dan jelas pada
       jarak dekat, klien mengatakan padangan kabur setiap saat.
   3. Riwayat penyakit dahulu
       Klien mengatakan, sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini.
   4. Riwayat Penyakit keluarga
       Klien mengatakan ibu klien mengalami hal yang sama seperti yang dialami klien.
   5. Riwayat Kebiasaan
       Klien mengatakan sering membaca buku dengan jarak yang sangat dekat dan dalam
       keadaan tidak terlalu terang.
B. Pemeriksaan Diagnostik
   Kartu snellen mesin telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan):
   mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa aquous atau vitreus humor, kesalahan
   refraksi atau penyakit syaraf atau penglihatan keretina atau jalan optik.
C. Diagnosa
   Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan: gangguan status organ
   ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
D. Intervensi
       Koreksi mata miopi dengan memakai lensa minus atau negative ukuran teringan
       yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata.
       Tujuan:
       Bayang jatuh tepat pada retina agar penglihatan tampak jelas.
E. Implementasi
   Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dari mata kanan lalu mata
   kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan dilakukan dan diketahui terdapat kelainan
   refraksi. Caranya adalah :
    1) Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen
    2) Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca dari baris
terkecil yang masih bisa terbaca.
3) Ada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk menghilangkan
   akomodasi pada saat pemeriksaan.
BAB IV

                                           PENUTUP

A. Kesimpulan
       Mata adalah suatu kelainan refraksi di mana cahaya peralet yang memasuki mata secara
       keseluruhan dibawa menuju focus didepan retina. Miopia, yang umumnya disebut sebagai
       rabun jauh.
       Penyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter) ; faktor lingkungan ; dan dapat juga
       terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena
       melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama.
       Gejala yang biasa timbul pada penderita miopi adalah : Penglihatan kabur atau mata
       berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh ; kelelahan mata ;
       dan sakit kepala.
       Pengobatan miopi dapat dilakukan dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, atau
       dengan bedah keratorefraktif.
       Pencegahan miopia salah satunya dengan cara tidak membaca dalam keadaan gelap dan
       menonton TV dengan jarak yang dekat. Pada beberapa tahun lalu, penurunan pelebaran
       mata dimaksudkan untuk salah satu pengobatan yang telah dikembangkan untuk anak-
       anak, tetapi ternyata terapi tersebut tidak efektif (Guell, 2007)
B. Saran
      Bagi anda yang gemar membaca, menonton TV atau berhadapan dengan komputer serta
   benda elektronik yang memiliki cahaya radiasi yang dapat mempengaruhi sistem indera, ada
   baiknya lakukan istirahat tiap 30 menit setelah melakukan kegiatan membaca atau melihat TV.
   Batasi jam membaca. Aturlah jarak baca yang tepat (30 centimeter), dan gunakanlah
   penerangan yang cukup. Kalau memungkinkan untuk anak-anak diberikan kursi yang bisa diatur
   tingginya sehingga jarak bacanya selalu 30 cm. Membaca dengan posisi tidur atau tengkurap
   bukanlah kebiasaan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono. (2007). Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Gama Press.
Ilyas Sidarta, (2005). Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Fakultas Kedokteran Indonesia,
       Jakarta.
Ilyas, HS. (2003). Dasar-dasar Pemeriksaan mata dan penyakit mata, Cetakan I. Balai
        Penerbit FKUI, Jakarta.
Ilyas, HS. (2002). Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran
        Edisi Dua, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia tahun 2002, Sagung
        Seto, Jakarta.
Karikaturijo. (2010). Refraksi. Diakses tanggal 30              Agustus       2010,   dari
       http://karikaturijo.blogspot.com/2010/01/refraksi.html
http://nasrulbintang.wordpress.com/definisi-miopia-astigmat-hipermetropy-dan-presbiopy/
http://belibis-a17.com/2010/07/21/kelainak-refraksi-mata-miopia-rabun-jauh/

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1abdee tarmizi II
 
Prosedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan InfusProsedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan Infuspjj_kemenkes
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Fhyter DrifacHy DrimeTana
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Selvia Agueda
 
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada ManusiaSoal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusiaginanurulazhar
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaanpjj_kemenkes
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasRahayu Pratiwi
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4fikri asyura
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Nurul Wulandari
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Ai Ela Ayu Ningsih
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Kampus-Sakinah
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineValny Majid
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitdinda putri
 

Mais procurados (20)

Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1Anatomi genitalia feminina 1
Anatomi genitalia feminina 1
 
Atresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia AniAtresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia Ani
 
2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel2. mekanisme adaptasi sel
2. mekanisme adaptasi sel
 
Prosedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan InfusProsedur Mengganti Cairan Infus
Prosedur Mengganti Cairan Infus
 
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
Makalah Konsep Dasar Oksigenasi Kebutuhan Dasar Manusia 1
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA
Gangguan penglihatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3Makalah bumil trimester 2 &3
Makalah bumil trimester 2 &3
 
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada ManusiaSoal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
 
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
Jalan lahir normal & kala  3 & 4Jalan lahir normal & kala  3 & 4
Jalan lahir normal & kala 3 & 4
 
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
Model pendokumentasian kebidanan (kardeks)
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
 
Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional Askep kehamilan dengan DM gestasional
Askep kehamilan dengan DM gestasional
 
Panggul luar dan dalam
Panggul luar dan dalamPanggul luar dan dalam
Panggul luar dan dalam
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 
Obat pendarahan
Obat pendarahanObat pendarahan
Obat pendarahan
 
Konsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urineKonsep dasar eliminasi urine
Konsep dasar eliminasi urine
 
Kebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlitKebutuhan cairan dan elketrlit
Kebutuhan cairan dan elketrlit
 

Destaque

Destaque (7)

Askep myopia
Askep myopiaAskep myopia
Askep myopia
 
Filsafat sebagai ilmu
Filsafat sebagai ilmuFilsafat sebagai ilmu
Filsafat sebagai ilmu
 
Woc ablasio retina
Woc ablasio retinaWoc ablasio retina
Woc ablasio retina
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Biologi ppt (mata)
Biologi ppt (mata)Biologi ppt (mata)
Biologi ppt (mata)
 
Presentasi mata
Presentasi mataPresentasi mata
Presentasi mata
 
Contoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauhContoh makalah rabun jauh
Contoh makalah rabun jauh
 

Semelhante a Cover miopi (20)

Indera Manusia
Indera ManusiaIndera Manusia
Indera Manusia
 
Alat indra
Alat indraAlat indra
Alat indra
 
Rpp mata dan kamera
Rpp mata dan kameraRpp mata dan kamera
Rpp mata dan kamera
 
Anatomi dan fisiologi mata
Anatomi dan fisiologi mataAnatomi dan fisiologi mata
Anatomi dan fisiologi mata
 
Mata
MataMata
Mata
 
Indra Penglihatan & Indra Pengecap
Indra Penglihatan & Indra PengecapIndra Penglihatan & Indra Pengecap
Indra Penglihatan & Indra Pengecap
 
Makalah presbiopi
Makalah presbiopiMakalah presbiopi
Makalah presbiopi
 
Makalah optik baru
Makalah optik baruMakalah optik baru
Makalah optik baru
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Fisika : Mata
Fisika : MataFisika : Mata
Fisika : Mata
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Makalah ablasio retina
Makalah ablasio retinaMakalah ablasio retina
Makalah ablasio retina
 
Makalah presbiopi
Makalah presbiopiMakalah presbiopi
Makalah presbiopi
 
Buku siswa materi alat optik
Buku siswa materi alat optikBuku siswa materi alat optik
Buku siswa materi alat optik
 
PPT FISIKA : MATA DAN KACAMATA
PPT FISIKA : MATA DAN KACAMATAPPT FISIKA : MATA DAN KACAMATA
PPT FISIKA : MATA DAN KACAMATA
 
lina
linalina
lina
 
Indra mata
Indra mataIndra mata
Indra mata
 
Indra mata
Indra mataIndra mata
Indra mata
 
Indra mata
Indra mataIndra mata
Indra mata
 

Mais de KANDA IZUL

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaKANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...KANDA IZUL
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...KANDA IZUL
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...KANDA IZUL
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATKANDA IZUL
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...KANDA IZUL
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...KANDA IZUL
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...KANDA IZUL
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KANDA IZUL
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...KANDA IZUL
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...KANDA IZUL
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...KANDA IZUL
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKANDA IZUL
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatanKANDA IZUL
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945KANDA IZUL
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKANDA IZUL
 

Mais de KANDA IZUL (20)

Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesiaGangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
Gangguan tidur pada anak usia bawa tiga tahun lima kota di indonesia
 
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN KESETIAAN PASIEN ( SURVEY PADA PASIEN B...
 
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
PENGARUH BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL TERHADAP STRES KERJA PADA PERAWAT DI IN...
 
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
R O D U K T I F I T A S W A K T U K E R J A P E R A W A T D I R U A N G R A W...
 
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN TINGKAT KONFLIK DENGAN KELELAHAN...
 
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWATJURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
JURNAL PERSEPSI TERHADAP PERTAHANAN BIROKRASI DAN STRES KERJA PERAWAT
 
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Ru...
 
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSE...
 
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kecenderungan mengalami Burnout...
 
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
KONTRIBVSI HARDINESS DAN SELF-EFFICACYTERHADAP STRES KERJA (STUDI PADA PERA W...
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN STRES PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT TIPE...
 
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARA...
 
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
JURNAL PELAYANAN ASURANSI KESEHATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI RSUD KABUPATEN SE...
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
KONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGAKONSEP KELUARGA
KONSEP KELUARGA
 
Proses keperawatan
Proses keperawatanProses keperawatan
Proses keperawatan
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAMKONSEP SAKIT DALAM ISLAM
KONSEP SAKIT DALAM ISLAM
 
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAMKONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
KONSEP HIDUP SEHAT DALAM ISLAM
 

Cover miopi

  • 1. OLEH : KELOMPOK 2 ASTUTI MUHRI PERTIWI VAULIN HARDIANTI HALIMAWATI DALLE SITI RASYIDAH N MARDIANA GILLIAN ZULFACHRI BAKRI INRAS SOFYAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIK MAKASSAR 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MIOPI”. Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Begitupun kepada dosen yang membimbing kami guna menyelesaikan makalah ini. Meskipun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini, tapi kami selalu berusaha agar makalah yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri maupun orang lain. Kami sangat berharap kepada siapa saja yang bisa memberikan kritik dan saran agar kedepannya, kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Makassar, November 2012 Kelompok 2
  • 3. DAFTAR ISI Halaman Judul .............................................................................................................. i Kata Pengantar ............................................................................................................. ii Daftar Isi ..................................................................................................................... iii Bab I Pendahuluan ....................................................................................................... 1 Bab II Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 2 Bab III Penutup ............................................................................................................ 7 Daftar Pustaka ............................................................................................................. iv
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata merupakan salah satu pancaindra yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Terlebih-lebih dengan majunya teknologi, maka penglihatan yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan (Guyton, 1997). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya miopia diantaranya yaitu sering melakukan pekerjaan dekat, kurangnya konsumsi makanan bergizi dan faktor genetik. Beberapa penelitian yang terkait dengan miopia juga telah dilakukan, diantaranya penelitian tentang dampak pemakaian lampu tidur pada mata anak. Penelitian ini membuktikan bahwa resiko anak terkena miopia akan meningkat pada anak-anak yang memakai lampu tidur. Kejadian miopia sangat tinggi di negara-negara Asia, dan angka tertinggi kejadian miopia adalah Singapura. Di Singapura, 80% dari jumlah penduduk laki-laki yang direkrut menjadi tentara menderita miopia, padahal 30 tahun lalu hanya sekitar 25% (Rehm,2008). B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Miopi? 2. Apa penyebab dari Miopi? 3. Apa Manifestasi Kinik dari Miopi? 4. Apa saja Penatalaksanaan dari Miopi? 5. Apa saja Komplikasi pada Miopi? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran asuhan keperawatan pada sistem indera yaitu indera pengelihatan sehingga dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam asuhan keperawatan pada sistem indera. 2. Tujuan Khusus a. Mampu memahami definisi dari miopi b. Mampu memahami etiologi dari miopi c. Mampu memahami patofisiologi miopi d. Mampu memahami manifestasi klinis dari miopi e. Mampu memahami pemeriksaan penunjang dari miopi f. Mampu memahami komplikasi dari miopi BAB II
  • 5. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Mata miopia disebut pelihat dekat, penderita miopia dapat melihat benda dekat dengan sangat jelas, sedangkan untuk benda yang terletak jauh tidak difokuskan (Guyton, 2000) Miopi adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk kemata jatuh di depan retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi) gambaran kelainan pemokusanan cahaya didepan retina. (Yayan A.Israr, 2010) B. Etiologi Penyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa istirahat akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan baik. Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah mata diistirahatkan. Selain itu, miopi juga dapat disebabkan karena : 1. Aksial : aksis memanjang 2. Refraktif : a. Kelainan lensa, misalnya bisa lensa cembung pada katarak b. Cairan mata meningkat c. Kelainan cornea, misal keratotonus C. Klasifikasi Miopi Miopi dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi: a. Miopi aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang dari pada panjang dari normal b. Miopi kurvartu,yaitu adanya peningkatan curvature kornea atau lensa. c. Miopi indeks, terjadi peningkatan indeks biasa pada cairan mata 2. Menurut perjalanan penyakitnya miopi dibagi atas :
  • 6. a. Miopi stasioner yaitu yang menetap setelah dewasa b. Miopi progeresif, yaitu miopi yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah panjangnya bola mata c. Miopi maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopi progeresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan ( Ilyas, 2005) 3. Berdasarkan sifat a. Miopi simplex, sering dijumpai pada umur muda dan bersifat menetap dan tidak menimbulkan kelainan pada fundus. b. Miopi progressive,minus terus bertambah sehingga bisa terjadi gangguan pada choroid disebur juga miopi degenerasi, tidak bisa mencapai 6/6 c. Miopi maligna , lebih cepat choroid miopi degeneration. 4. Miopi berdasarkan berat ringan : a. Miopi ringan b. Sangat ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata 0.25 s/d 1.0D c. Ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata -1 s/d -3 D d. Miopi sedang dapat dikoreksi dengan kaca mata -3 s/d -6 D e. Miopi tinggi dapat dikoreksi dengan kaca mata -6 s/d -10 D f. Miopi berat dapat dapat dikoreksi dengan kacamata > -10 D D. Manifestasi Klinis 1) Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh (anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku) 2) Kelelahan mata 3) Sakit kepala Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. Jika derajat miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan (astenovergen). Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konvergen (estropia). Apabila terdapat miopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang miopianya lebih tinggi. Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus divergen (eksotropia) (Illyas,2005).
  • 7. Gejala-gejala miopia juga terdiri dari: 1. Gejala subjektif : a. Kabur bila melihat jauh b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat c. Lekas lelah bila membaca (karena konvergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi) 2. Gejala objektif : a. Miopia simpleks : Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar. Kadang-kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol. Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen miopia (miopic cresent) yang ringan di sekitar papil saraf optik. b. Miopia patologik : Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopia simpleks: Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenarasi yang terlihat sebagai floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi badan kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan keadaan miopia Papil saraf optik : terlihat pigmentasi peripapil, kresen miopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas terutama ke bagian temporal. Kresen miopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur Makula :Berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan pendarahan subretina pada daerah makula Retina bagian perifer : berupa degenerasi kista retina bagian perifer Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid (Illyas, 2005). E. Patofisiologi Apabila bayangan dari benda yang terlihat jauh berfokus di depan retina pada mata yang tidak berakomodasi, maka mata tersebut mengalami miopia atau penglihatan dekat
  • 8. (nearshighted). Sewaktu benda digeser lebih dekat dari 6 meter, maka bayangan bergerak mendekati retina dan fokusnya menjadi lebih tajam (Vaughan, 2000). Pada miopia atau “penglihatan dekat” sewaktu otot siliaris relaksasi, cahaya dari objek jauh difokuskan di depan retina. Keadaan ini biasanya akibat bola mata terlalu panjang, atau kadang- kadang daya bias susunan lensa terlalu kuat. Tak ada mekanisme bagi miopia untuk mengurangi kekuatan lensanya karena memang otot siliaris dalam keadaan relaksasi sempurna. Karena itu, penderita miopia tidak mempunyai mekanisme untuk memfokuskan bayangan dari objek jauh dengan tegas ke retina. Namun dengan cara mendekatkan objek ke mata, bayangan akhirnya dapat difokuskan ke retina. Bila objek terus didekatkan ke mata, penderita dapat mengggunakan mekanisme akomodasi agar bayangan yang terbentuk tetap terfokus dengan tepat ke retina. Dengan demikian, seorang penderita miopia mempunyai “titik jauh” yang terbatas untuk penglihatan jelas (Guyton, 1997). Perbandingan antara mata normal dengan mata miopia F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaam mata secara umum atau standar pemeriksaan mata terdiri dari: 1. Ketajaman penglihatan yang keduanya dari jarak jauh ( Snellen) dan jarak dekat ( Jaeger) 2. Uji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalam pemakaian kacamata 3. Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk membuktikan kemungkinan ada atau tidaknya kebutaan 4. Uji gerakan otot-otot mata 5. Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di depan mata 6. Mengukur tekanan cairan di dalam mata 7. Pemeriksaan retina G. Komplikasi Miopia mungkin dapat diatasi dengan menggunakan kontak lensa tetapi penggunaan kontak lensa tersebut bisa menyebabkan borok pada kornea dan infeksi. Selain kontak lensa, laser juga digunakan untuk pembentukan/ koreksi penglihatan yang akhir-akhir ini banyak digunakan.
  • 9. Tetapi penggunaan laser ini juga bisa menyebabkan kerusakan serius pada mata. Walaupun jarang, orang-orang penderita miopia ini sering mengalami proses kemunduran retina (Guell, 2007). H. Pengobatan Pengobatan miopi terdapat beberapa cara, yaitu : a. Kacamata Pada pasien miopi ini diperlukan lensa kaca mata baca tambahan atau lensa eddisi untuk membaca dekat yang berkuatan tetentu. Pengobatan pasien dengan dengan miopi adalah memberikan kaca mata sferis negative terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal 33cm. Bila pasien dikoreksi dengan – 3.0 D memberika tajam penglihatan 6/6, dan demikian memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi (Ilyas, 2003). b. Lensa kontak Pengobatan biasanya ditolong dengan kacamata rangkap dan harus melakukan terapi dengan cara menggunakan lensa eddisi untuk membaca dekat. Untuk jarak baca 33 cm, bila jarak berubah maka pemberian lensa juga berubah. Pada umur 40 tahun lensa masih dapat mengembang, tetapi sangat menurun. Pada umur 60 tahun, lensa menjadi sclerosic semua. Jadi pemberian lensa addisi tergantung pada pada jarak baca dan umur pederita. Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia. Kacamata ini memeliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang dibawah dan untuk melihat jarak jauh dipasang diatas. Jika pelihat jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca yang dijual bebas. c. Bedah Keratorefraktif Bedah keratorefraktif mencakup serangkai metode untuk mengubah kelengkungan permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratomi radial, keratomileusis keratofikia, epiakerarfikia.
  • 10. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN MIOPI A. Pengkajian 1. Keluhan Utama Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat. 2. Riwayat Penyakit sekarang Klien datang ke RS dengan keluhan pandangan kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat, klien mengatakan padangan kabur setiap saat. 3. Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan, sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini. 4. Riwayat Penyakit keluarga Klien mengatakan ibu klien mengalami hal yang sama seperti yang dialami klien. 5. Riwayat Kebiasaan Klien mengatakan sering membaca buku dengan jarak yang sangat dekat dan dalam keadaan tidak terlalu terang. B. Pemeriksaan Diagnostik Kartu snellen mesin telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi atau penyakit syaraf atau penglihatan keretina atau jalan optik. C. Diagnosa Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan: gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif. D. Intervensi Koreksi mata miopi dengan memakai lensa minus atau negative ukuran teringan yang sesuai untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata. Tujuan: Bayang jatuh tepat pada retina agar penglihatan tampak jelas. E. Implementasi Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dari mata kanan lalu mata kiri. Dilakukan setelah tajam penglihatan dilakukan dan diketahui terdapat kelainan refraksi. Caranya adalah : 1) Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen 2) Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca dari baris
  • 11. terkecil yang masih bisa terbaca. 3) Ada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada saat pemeriksaan.
  • 12. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Mata adalah suatu kelainan refraksi di mana cahaya peralet yang memasuki mata secara keseluruhan dibawa menuju focus didepan retina. Miopia, yang umumnya disebut sebagai rabun jauh. Penyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter) ; faktor lingkungan ; dan dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Gejala yang biasa timbul pada penderita miopi adalah : Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh ; kelelahan mata ; dan sakit kepala. Pengobatan miopi dapat dilakukan dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, atau dengan bedah keratorefraktif. Pencegahan miopia salah satunya dengan cara tidak membaca dalam keadaan gelap dan menonton TV dengan jarak yang dekat. Pada beberapa tahun lalu, penurunan pelebaran mata dimaksudkan untuk salah satu pengobatan yang telah dikembangkan untuk anak- anak, tetapi ternyata terapi tersebut tidak efektif (Guell, 2007) B. Saran Bagi anda yang gemar membaca, menonton TV atau berhadapan dengan komputer serta benda elektronik yang memiliki cahaya radiasi yang dapat mempengaruhi sistem indera, ada baiknya lakukan istirahat tiap 30 menit setelah melakukan kegiatan membaca atau melihat TV. Batasi jam membaca. Aturlah jarak baca yang tepat (30 centimeter), dan gunakanlah penerangan yang cukup. Kalau memungkinkan untuk anak-anak diberikan kursi yang bisa diatur tingginya sehingga jarak bacanya selalu 30 cm. Membaca dengan posisi tidur atau tengkurap bukanlah kebiasaan yang baik.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Hartono. (2007). Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta: Gama Press. Ilyas Sidarta, (2005). Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta. Ilyas, HS. (2003). Dasar-dasar Pemeriksaan mata dan penyakit mata, Cetakan I. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Ilyas, HS. (2002). Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi Dua, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia tahun 2002, Sagung Seto, Jakarta. Karikaturijo. (2010). Refraksi. Diakses tanggal 30 Agustus 2010, dari http://karikaturijo.blogspot.com/2010/01/refraksi.html http://nasrulbintang.wordpress.com/definisi-miopia-astigmat-hipermetropy-dan-presbiopy/ http://belibis-a17.com/2010/07/21/kelainak-refraksi-mata-miopia-rabun-jauh/