5. Pembahasan
1. Games : permaianan yg menggunakan alat tertentu yg menggunakan perhitungan / skor (EX : ular tangga). Anak memilih jenis
permainan apakah permainan yang melibatkan orang lain atau anak bermain sndiri. Contoh : anak bermain puzzel
gambar atau menyusun lego.
2. Skill Play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak (EX: naik sepeda).
Permainan ini memberi kesempatan pada anak untuk belajar keterampilan tertentu dan anak akan belajar secara
berulang- ulang. Contoh : anak belajar memegang sendok berukuran kecil.
3. Dramatic play : anak bermain imajinasi/fantasi (EX : dokter dan perawat). Anak berfantasi dengan menjalankan peran tertentu yang
mereka lihat dalam kesehariannya. Contoh : anak bermain sebagi dokter, atau bermain dagang-dagangan.
4. Unoccupied behavior : anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atauobjek yang ada disekelilingnya , yg
digunakan sebagai alat permainan (EX : jinjit-jinjit, bungkuk- bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).Anak
tidak bermain scara penuh, namun hanya berfokus sebentar pada hal-hal yang menarik
perhatiannya.Contoh : anak memukul-mukul meja atau kursi yang dilewatinya.
5. Sense of pleasure play : permaianan yg sifatnya memberikan kesenangan pada anak (EX : main air dan pasir. Anak memberi
perhatian, menstimulasi indera mereka dan memperoleh kesenangan dari objek yang ada di sekitarnya. Objek
tersebut seperti : cahaya, warna, rasa, aroma, tekstur, dan konsistensi dari suatu benda. Kesenangan tersebut
dapat diperoleh dengan memegang objek tersebut.
Contoh : anak bermain boneka yang mengeluarkan suara apabila di goyang.
9. Pembahasan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Interpretasi hasil pemeriksaan kpsp
Jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10 : perkembangan sesuai (S)
Jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8 : perkembangan meragukan (M)
Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang : kemungkinan ada penyimpangan (P)
10.
11.
12.
13.
14.
15. Penyakit hisprung merupakan kelainan bawaan berupa aganglionosis usus yang dimulai dari sfingter ani internal kearah proksimal dengan panjang yang bervariasi dan termasuk
anus sampai rectum.
Kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna untuk membuat
usus bergerak melebar menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalopun ada sedikit sekali.
Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal, bahkan cenderung sembelit terus menerus. Hal ini dikarenakan tidak adanya syaraf yang dapat mendorong
kotoran keluar dari anus. Kotoran akan menumpuk terus di bagian bawah, hingga menyebabkan pembesaran pada usus dan juga kotoran menjadi keras sehingga bayi tidak
dapat BAB.
Biasanya bayi akan bisa BAB karena adanya tekanan dari makanan setelah daya tampung di usus penuh. Tetapi hal ini jelas tidaklah baik bagi usus si bayi. Penumpukan yang
berminggu bahkan bulan mungkin akan menimbulkan pembusukan yang lama kelamaan dapat menyebabkan adanya radang usus bahkan mungkin kanker usus. Bahkan kadang
karena parahnya tanpa disadari bayi akan mengeluarkan cairan dari lubang anus yang sangat bau. Kotoran atau tinja penderita ini biasanya berwarna gelap bahkan hitam. Dan
biasanya apabila usus besar sudah terlalu besar, maka kotorannya pun akan besar sekali, mungkin melebihi orang dewasa. Ciri lain hirschprung adalah perut bayi anda akan
kelihatan besar dan kembung serta kentutnyapun baunya sangat busuk. Selain itu juga riwayat BABnya selalu buruk atau tidak normal.
Pada pengkajian anak dengan hisprung dapat ditemukan tanda dan gejala adanya kegagalan dalam mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-28 jam setelah lahir, muntah
berwarna hijau dan konstipasi.
Pada pengkajian terhadap factor penyebab diduga dapat terjdi karena factor genetis dan lingkungan
16.
17.
18.
19. Albumin merupakan protein yang membentuk sebagian besar plasma darah dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Sekitar 60 persen plasma darah terdiri dari
albumin.
Albumin dalam tubuh diproduksi oleh hati (liver). Kadar normal albumin dalam darah berkisar antara 3,5 sampai 4,5 mg/dL.
Ketika kadarnya lebih rendah dari seharusnya, kondisi ini disebut hipoalbuminemia (kekurangan albumin).
Saat mengidap kekurangan albumin, kamu juga mengalami atrofi otot. Umumnya gangguan ini disebabkan oleh kekurangan aktivitas fisik, tetapi juga dapat terjadi karena
hipoalbuminemia. Hal ini dapat membuat jaringan otot mengecil dan membuat lebih cekung serta terlihat tidak simetris.
kadar natrium rendah dalam tubuh juga tidak baik bagi kesehatan Anda. Ini bisa menyebabkan Anda mengalami kelelahan, pusing, mual, muntah, kram otot, kejang otot, dan
kebingungan
20.
21.
22. Pembahasan
Termoregulasi Tidak Efektif
Definisi : kegagalan mempertahankan
suhu tubuh dalam rentang normal.
Penyebab :
1. stimulasi pusat termoregulasi
hipotalamus
2. fluktuasi suhu lingkungan.
3. Proses penyakit misal infeksi
4. Proses Penuaan.
5. Dehidrasi.
6. Ketidak sesuaian pakaian untuk suhu
lingkungan.
7. Peningkatan kebutuhan oksigen.
8. Perubahan laju metabolisme.
9. Suhu lingkungan ekstrim.
10.Ketidakadekuatan suplai lemak
subkutan.
11.Berat badan ekstrem.
12.Efek agen farmalogis (mis. sedasi).
Gejala dan Tanda Mayor :
•Subjektif : (tidak tersedia)
•Objektif :
1. kulit dingin/hangat.
2. Menggigil.
3. Suhu tubuh flukuatif.
Gejala dan Tanda Minor :
•Subjektif : (tidak tersedia)
•Objektif :
1. Pileoreksi.
2. Pengisian kapiler >3 detik.
3. Tekanan darah meningkat.
4. Pucat.
5. Frekuensi nafas meningkat.
6. Takikardia.
7. Kejang.
8. Kulit kemerahan.
9. Dasar kuku sianotik.
Kondisi Klinis Terkait :
1. Cedera medula spinalis.
2. Infeksi/spesis.
3. Pembedahan.
4. Cedera otak akut.
5. Trauma.
23.
24.
25. Pembahasan
kekurangan energy Protein (KEP)
Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Marasmus →kekurangan energi
Kwashiorkor → kekurangan protein
Marasmic -kwashiorkor →Kekurangan energi dan protein
Tanda klinis KEP: Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, Wajah seperti Orang tua, Cengeng, rewel, Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit → Kulit mudah diangkat, kulit
terlihat longgar, kulit paha berkeriput, Otot menyusut (wasted), lembek, Tulang rusuk tampak terlihat jelas, Terlihat tulang belakang lebih menonjol dan kulit di pantat
berkeriput, Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol, mata besar dan dalam, Tekanan Darah, detak jantung pernafasan berkurang.
Tanda Klinis Kwashiorkor
Oedema (terutama kaki bagian bawah), Bentuk muka bulat seperti bulan (moon face), Rambut tipis, warna coklat kemerahan (pirang/abu-abu dan mudah lepas/mudah
dicabut tanpa rasa sakit, Kulit kering, hiperpigmentasi dan bersisik, Crazy pavement dermatosis(bercak-bercak putih/merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada
bagian tubuh yang sering mendapat tekanan), Hepatomegali (Pembengkakan hati)
Tanda Klinis Marasmus
Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit, Wajah seperti orang tua, Cengeng, rewel, Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada
daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”), Perut cekung, Iga gambang, Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare
GAKY : Defesiensi Yodium sering dikenal dengan istilah gondok (perbesaran kelenjar Tiroid) yaitu suatu gejala yang timbul akibat kekurangan zat gizi tersebut.
Tanda-tanda Klinis : Terjadi perbesaran kelenjar gondok (kelenjar Tiroid). Penentuan perbesaran kelenjar gondok digunakan metode inspeksi (pengamatan) dan palpasi
(perabaan). Metode inspeksi digunakan untuk mengetahui apakah ada pebesaran, sedangkan palpasi untuk konfirmasi atau mengetahui apakah perbesaran betul-betul
perbesaran kelenjar gondok.
26.
27. Pembahasan
Kejang Demam
Penatalaksanaan keperawatan
1. Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali adalah ABC ( Airway, Breathing, Circulation.
Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah
Danger.
2. Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa
3. Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa menyebabkan bahaya.
4. Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
5. Bila suhu tinggi berikan kompres hangat
6. Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat
7. Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit dilepaskan
28.
29.
30. Pembahasan
Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila anak mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining terdekat yang lebih muda
Formulir KPSP menurut umur
Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm (Kemenkes RI, 2016).
e. Interpretasi Hasil KPSP
1) Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang– kadang).
2) Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah).
3) Bila jawaban YA = 9−10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S).
4) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
5) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
6) Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja (Kemenkes RI, 2016).
31.
32.
33. Pembahasan
1. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Bawa peralatan kepasien.
5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).
6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.
7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh.
? Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung
udara, ujung slang ditutup kembali.
8. Pakai sarung tangan .
9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
10. Siapkan area yang akan dipasang infus.
11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse .
12. Lakukan fixasi
13. Tentukan vena yang akan ditusuk.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari arah dalam keluar.
15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan
16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.
18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
19. Perhatikan reaksi pasien.
20. Rapikan pasien
21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
22. Cuci tangan
23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai pada status pasien.