SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
Pembahasan
1. Games : permaianan yg menggunakan alat tertentu yg menggunakan perhitungan / skor (EX : ular tangga). Anak memilih jenis
permainan apakah permainan yang melibatkan orang lain atau anak bermain sndiri. Contoh : anak bermain puzzel
gambar atau menyusun lego.
2. Skill Play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak (EX: naik sepeda).
Permainan ini memberi kesempatan pada anak untuk belajar keterampilan tertentu dan anak akan belajar secara
berulang- ulang. Contoh : anak belajar memegang sendok berukuran kecil.
3. Dramatic play : anak bermain imajinasi/fantasi (EX : dokter dan perawat). Anak berfantasi dengan menjalankan peran tertentu yang
mereka lihat dalam kesehariannya. Contoh : anak bermain sebagi dokter, atau bermain dagang-dagangan.
4. Unoccupied behavior : anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atauobjek yang ada disekelilingnya , yg
digunakan sebagai alat permainan (EX : jinjit-jinjit, bungkuk- bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).Anak
tidak bermain scara penuh, namun hanya berfokus sebentar pada hal-hal yang menarik
perhatiannya.Contoh : anak memukul-mukul meja atau kursi yang dilewatinya.
5. Sense of pleasure play : permaianan yg sifatnya memberikan kesenangan pada anak (EX : main air dan pasir. Anak memberi
perhatian, menstimulasi indera mereka dan memperoleh kesenangan dari objek yang ada di sekitarnya. Objek
tersebut seperti : cahaya, warna, rasa, aroma, tekstur, dan konsistensi dari suatu benda. Kesenangan tersebut
dapat diperoleh dengan memegang objek tersebut.
Contoh : anak bermain boneka yang mengeluarkan suara apabila di goyang.
Pembahasan
Penatalaksanaan kejang
1.membebaskan jalan napas
2.Memasang oksigen
3.Menghentikan kejang
Pembahasan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Interpretasi hasil pemeriksaan kpsp
Jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10 : perkembangan sesuai (S)
Jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8 : perkembangan meragukan (M)
Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang : kemungkinan ada penyimpangan (P)
Penyakit hisprung merupakan kelainan bawaan berupa aganglionosis usus yang dimulai dari sfingter ani internal kearah proksimal dengan panjang yang bervariasi dan termasuk
anus sampai rectum.
Kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna untuk membuat
usus bergerak melebar menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalopun ada sedikit sekali.
Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal, bahkan cenderung sembelit terus menerus. Hal ini dikarenakan tidak adanya syaraf yang dapat mendorong
kotoran keluar dari anus. Kotoran akan menumpuk terus di bagian bawah, hingga menyebabkan pembesaran pada usus dan juga kotoran menjadi keras sehingga bayi tidak
dapat BAB.
Biasanya bayi akan bisa BAB karena adanya tekanan dari makanan setelah daya tampung di usus penuh. Tetapi hal ini jelas tidaklah baik bagi usus si bayi. Penumpukan yang
berminggu bahkan bulan mungkin akan menimbulkan pembusukan yang lama kelamaan dapat menyebabkan adanya radang usus bahkan mungkin kanker usus. Bahkan kadang
karena parahnya tanpa disadari bayi akan mengeluarkan cairan dari lubang anus yang sangat bau. Kotoran atau tinja penderita ini biasanya berwarna gelap bahkan hitam. Dan
biasanya apabila usus besar sudah terlalu besar, maka kotorannya pun akan besar sekali, mungkin melebihi orang dewasa. Ciri lain hirschprung adalah perut bayi anda akan
kelihatan besar dan kembung serta kentutnyapun baunya sangat busuk. Selain itu juga riwayat BABnya selalu buruk atau tidak normal.
Pada pengkajian anak dengan hisprung dapat ditemukan tanda dan gejala adanya kegagalan dalam mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-28 jam setelah lahir, muntah
berwarna hijau dan konstipasi.
Pada pengkajian terhadap factor penyebab diduga dapat terjdi karena factor genetis dan lingkungan
Albumin merupakan protein yang membentuk sebagian besar plasma darah dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Sekitar 60 persen plasma darah terdiri dari
albumin.
Albumin dalam tubuh diproduksi oleh hati (liver). Kadar normal albumin dalam darah berkisar antara 3,5 sampai 4,5 mg/dL.
Ketika kadarnya lebih rendah dari seharusnya, kondisi ini disebut hipoalbuminemia (kekurangan albumin).
Saat mengidap kekurangan albumin, kamu juga mengalami atrofi otot. Umumnya gangguan ini disebabkan oleh kekurangan aktivitas fisik, tetapi juga dapat terjadi karena
hipoalbuminemia. Hal ini dapat membuat jaringan otot mengecil dan membuat lebih cekung serta terlihat tidak simetris.
kadar natrium rendah dalam tubuh juga tidak baik bagi kesehatan Anda. Ini bisa menyebabkan Anda mengalami kelelahan, pusing, mual, muntah, kram otot, kejang otot, dan
kebingungan
Pembahasan
Termoregulasi Tidak Efektif
Definisi : kegagalan mempertahankan
suhu tubuh dalam rentang normal.
Penyebab :
1. stimulasi pusat termoregulasi
hipotalamus
2. fluktuasi suhu lingkungan.
3. Proses penyakit misal infeksi
4. Proses Penuaan.
5. Dehidrasi.
6. Ketidak sesuaian pakaian untuk suhu
lingkungan.
7. Peningkatan kebutuhan oksigen.
8. Perubahan laju metabolisme.
9. Suhu lingkungan ekstrim.
10.Ketidakadekuatan suplai lemak
subkutan.
11.Berat badan ekstrem.
12.Efek agen farmalogis (mis. sedasi).
Gejala dan Tanda Mayor :
•Subjektif : (tidak tersedia)
•Objektif :
1. kulit dingin/hangat.
2. Menggigil.
3. Suhu tubuh flukuatif.
Gejala dan Tanda Minor :
•Subjektif : (tidak tersedia)
•Objektif :
1. Pileoreksi.
2. Pengisian kapiler >3 detik.
3. Tekanan darah meningkat.
4. Pucat.
5. Frekuensi nafas meningkat.
6. Takikardia.
7. Kejang.
8. Kulit kemerahan.
9. Dasar kuku sianotik.
Kondisi Klinis Terkait :
1. Cedera medula spinalis.
2. Infeksi/spesis.
3. Pembedahan.
4. Cedera otak akut.
5. Trauma.
Pembahasan
kekurangan energy Protein (KEP)
Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Marasmus →kekurangan energi
Kwashiorkor → kekurangan protein
Marasmic -kwashiorkor →Kekurangan energi dan protein
Tanda klinis KEP: Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, Wajah seperti Orang tua, Cengeng, rewel, Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit → Kulit mudah diangkat, kulit
terlihat longgar, kulit paha berkeriput, Otot menyusut (wasted), lembek, Tulang rusuk tampak terlihat jelas, Terlihat tulang belakang lebih menonjol dan kulit di pantat
berkeriput, Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol, mata besar dan dalam, Tekanan Darah, detak jantung pernafasan berkurang.
Tanda Klinis Kwashiorkor
Oedema (terutama kaki bagian bawah), Bentuk muka bulat seperti bulan (moon face), Rambut tipis, warna coklat kemerahan (pirang/abu-abu dan mudah lepas/mudah
dicabut tanpa rasa sakit, Kulit kering, hiperpigmentasi dan bersisik, Crazy pavement dermatosis(bercak-bercak putih/merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada
bagian tubuh yang sering mendapat tekanan), Hepatomegali (Pembengkakan hati)
Tanda Klinis Marasmus
Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit, Wajah seperti orang tua, Cengeng, rewel, Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada
daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”), Perut cekung, Iga gambang, Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare
GAKY : Defesiensi Yodium sering dikenal dengan istilah gondok (perbesaran kelenjar Tiroid) yaitu suatu gejala yang timbul akibat kekurangan zat gizi tersebut.
Tanda-tanda Klinis : Terjadi perbesaran kelenjar gondok (kelenjar Tiroid). Penentuan perbesaran kelenjar gondok digunakan metode inspeksi (pengamatan) dan palpasi
(perabaan). Metode inspeksi digunakan untuk mengetahui apakah ada pebesaran, sedangkan palpasi untuk konfirmasi atau mengetahui apakah perbesaran betul-betul
perbesaran kelenjar gondok.
Pembahasan
Kejang Demam
Penatalaksanaan keperawatan
1. Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali adalah ABC ( Airway, Breathing, Circulation.
Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah
Danger.
2. Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa
3. Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa menyebabkan bahaya.
4. Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan
5. Bila suhu tinggi berikan kompres hangat
6. Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat
7. Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit dilepaskan
Pembahasan
Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu
datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila anak mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining terdekat yang lebih muda
Formulir KPSP menurut umur
Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah,
potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm (Kemenkes RI, 2016).
e. Interpretasi Hasil KPSP
1) Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang– kadang).
2) Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah).
3) Bila jawaban YA = 9−10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S).
4) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
5) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
6) Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja (Kemenkes RI, 2016).
Pembahasan
1. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Bawa peralatan kepasien.
5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).
6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.
7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh.
? Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung
udara, ujung slang ditutup kembali.
8. Pakai sarung tangan .
9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
10. Siapkan area yang akan dipasang infus.
11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse .
12. Lakukan fixasi
13. Tentukan vena yang akan ditusuk.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari arah dalam keluar.
15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan
16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.
18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
19. Perhatikan reaksi pasien.
20. Rapikan pasien
21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
22. Cuci tangan
23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai pada status pasien.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a soal ukom anak dan pembahasan.pptx

Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...
Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...
Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...Cut Ampon Lambiheue
 
Krida bina kesehatan keluarga
Krida bina kesehatan keluargaKrida bina kesehatan keluarga
Krida bina kesehatan keluargaAchmad Nur
 
An introduction kelompok i pnc copy
An introduction kelompok i pnc   copyAn introduction kelompok i pnc   copy
An introduction kelompok i pnc copyrakkas
 
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermainKebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermainindah puspa pratiwi
 
Embriologi pada reproduksi akhir
Embriologi pada reproduksi akhirEmbriologi pada reproduksi akhir
Embriologi pada reproduksi akhirElka Simbolon
 
Ipa biologi ix e- 03
Ipa biologi ix e- 03Ipa biologi ix e- 03
Ipa biologi ix e- 03AlikaDewanti
 
Askep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru LahirAskep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru LahirAmalia Senja
 
Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02
Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02
Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02Cut Agam
 
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsiPertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsiAsih Astuti
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirChaicha Ceria
 
pemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdf
pemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdfpemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdf
pemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdfhikmandayanisst
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.pptASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.pptSherlyHaekaseTse
 
Health Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdf
Health Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdfHealth Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdf
Health Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdfProsConsStatement
 
Powerpoint atiqah latiff
Powerpoint atiqah latiffPowerpoint atiqah latiff
Powerpoint atiqah latiffAtiqah Latiff
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienSulistia Rini
 
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIIASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIISiti Afni Zulfah
 
kelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptxkelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptxClient1Wardana
 

Semelhante a soal ukom anak dan pembahasan.pptx (20)

Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...
Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...
Bahan Presentasi Bides "Sukses Karier, Nyaman Lingkungan, Dapur Berasap" di J...
 
Krida bina kesehatan keluarga
Krida bina kesehatan keluargaKrida bina kesehatan keluarga
Krida bina kesehatan keluarga
 
An introduction kelompok i pnc copy
An introduction kelompok i pnc   copyAn introduction kelompok i pnc   copy
An introduction kelompok i pnc copy
 
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermainKebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
 
Embriologi pada reproduksi akhir
Embriologi pada reproduksi akhirEmbriologi pada reproduksi akhir
Embriologi pada reproduksi akhir
 
Ipa biologi ix e- 03
Ipa biologi ix e- 03Ipa biologi ix e- 03
Ipa biologi ix e- 03
 
Down Sindrom PPT
Down Sindrom PPTDown Sindrom PPT
Down Sindrom PPT
 
Askep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru LahirAskep Bayi Baru Lahir
Askep Bayi Baru Lahir
 
Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02
Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02
Pemeriksaanfisikbayibarulahir 130902102431-phpapp02
 
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsiPertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
Pertumbuhan & perkembangan hasil konsepsi
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
pemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdf
pemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdfpemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdf
pemeriksaanfisikbayibarulahir-130902102431-phpapp02.pdf
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.pptASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA.ppt
 
Health Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdf
Health Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdfHealth Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdf
Health Talk Material - Tumbuh Kembang RSKK.pdf
 
Powerpoint atiqah latiff
Powerpoint atiqah latiffPowerpoint atiqah latiff
Powerpoint atiqah latiff
 
Maternitas i
Maternitas iMaternitas i
Maternitas i
 
Pemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasienPemeriksaan keadaan umum pasien
Pemeriksaan keadaan umum pasien
 
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIIASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
 
Kel 9
Kel 9Kel 9
Kel 9
 
kelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptxkelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptx
 

Último

FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 

Último (20)

FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 

soal ukom anak dan pembahasan.pptx

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5. Pembahasan 1. Games : permaianan yg menggunakan alat tertentu yg menggunakan perhitungan / skor (EX : ular tangga). Anak memilih jenis permainan apakah permainan yang melibatkan orang lain atau anak bermain sndiri. Contoh : anak bermain puzzel gambar atau menyusun lego. 2. Skill Play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak (EX: naik sepeda). Permainan ini memberi kesempatan pada anak untuk belajar keterampilan tertentu dan anak akan belajar secara berulang- ulang. Contoh : anak belajar memegang sendok berukuran kecil. 3. Dramatic play : anak bermain imajinasi/fantasi (EX : dokter dan perawat). Anak berfantasi dengan menjalankan peran tertentu yang mereka lihat dalam kesehariannya. Contoh : anak bermain sebagi dokter, atau bermain dagang-dagangan. 4. Unoccupied behavior : anak tidak memainkan alat permainan tertentu, tapi situasi atauobjek yang ada disekelilingnya , yg digunakan sebagai alat permainan (EX : jinjit-jinjit, bungkuk- bungkuk, memainkan kursi, meja dsb).Anak tidak bermain scara penuh, namun hanya berfokus sebentar pada hal-hal yang menarik perhatiannya.Contoh : anak memukul-mukul meja atau kursi yang dilewatinya. 5. Sense of pleasure play : permaianan yg sifatnya memberikan kesenangan pada anak (EX : main air dan pasir. Anak memberi perhatian, menstimulasi indera mereka dan memperoleh kesenangan dari objek yang ada di sekitarnya. Objek tersebut seperti : cahaya, warna, rasa, aroma, tekstur, dan konsistensi dari suatu benda. Kesenangan tersebut dapat diperoleh dengan memegang objek tersebut. Contoh : anak bermain boneka yang mengeluarkan suara apabila di goyang.
  • 6.
  • 7. Pembahasan Penatalaksanaan kejang 1.membebaskan jalan napas 2.Memasang oksigen 3.Menghentikan kejang
  • 8.
  • 9. Pembahasan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Interpretasi hasil pemeriksaan kpsp Jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10 : perkembangan sesuai (S) Jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8 : perkembangan meragukan (M) Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang : kemungkinan ada penyimpangan (P)
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Penyakit hisprung merupakan kelainan bawaan berupa aganglionosis usus yang dimulai dari sfingter ani internal kearah proksimal dengan panjang yang bervariasi dan termasuk anus sampai rectum. Kelainan Hirschsprung terjadi karena adanya permasalahan pada persarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Syaraf yang berguna untuk membuat usus bergerak melebar menyempit biasanya tidak ada sama sekali atau kalopun ada sedikit sekali. Namun yang jelas kelainan ini akan membuat BAB bayi tidak normal, bahkan cenderung sembelit terus menerus. Hal ini dikarenakan tidak adanya syaraf yang dapat mendorong kotoran keluar dari anus. Kotoran akan menumpuk terus di bagian bawah, hingga menyebabkan pembesaran pada usus dan juga kotoran menjadi keras sehingga bayi tidak dapat BAB. Biasanya bayi akan bisa BAB karena adanya tekanan dari makanan setelah daya tampung di usus penuh. Tetapi hal ini jelas tidaklah baik bagi usus si bayi. Penumpukan yang berminggu bahkan bulan mungkin akan menimbulkan pembusukan yang lama kelamaan dapat menyebabkan adanya radang usus bahkan mungkin kanker usus. Bahkan kadang karena parahnya tanpa disadari bayi akan mengeluarkan cairan dari lubang anus yang sangat bau. Kotoran atau tinja penderita ini biasanya berwarna gelap bahkan hitam. Dan biasanya apabila usus besar sudah terlalu besar, maka kotorannya pun akan besar sekali, mungkin melebihi orang dewasa. Ciri lain hirschprung adalah perut bayi anda akan kelihatan besar dan kembung serta kentutnyapun baunya sangat busuk. Selain itu juga riwayat BABnya selalu buruk atau tidak normal. Pada pengkajian anak dengan hisprung dapat ditemukan tanda dan gejala adanya kegagalan dalam mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-28 jam setelah lahir, muntah berwarna hijau dan konstipasi. Pada pengkajian terhadap factor penyebab diduga dapat terjdi karena factor genetis dan lingkungan
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Albumin merupakan protein yang membentuk sebagian besar plasma darah dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Sekitar 60 persen plasma darah terdiri dari albumin. Albumin dalam tubuh diproduksi oleh hati (liver). Kadar normal albumin dalam darah berkisar antara 3,5 sampai 4,5 mg/dL. Ketika kadarnya lebih rendah dari seharusnya, kondisi ini disebut hipoalbuminemia (kekurangan albumin). Saat mengidap kekurangan albumin, kamu juga mengalami atrofi otot. Umumnya gangguan ini disebabkan oleh kekurangan aktivitas fisik, tetapi juga dapat terjadi karena hipoalbuminemia. Hal ini dapat membuat jaringan otot mengecil dan membuat lebih cekung serta terlihat tidak simetris. kadar natrium rendah dalam tubuh juga tidak baik bagi kesehatan Anda. Ini bisa menyebabkan Anda mengalami kelelahan, pusing, mual, muntah, kram otot, kejang otot, dan kebingungan
  • 20.
  • 21.
  • 22. Pembahasan Termoregulasi Tidak Efektif Definisi : kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Penyebab : 1. stimulasi pusat termoregulasi hipotalamus 2. fluktuasi suhu lingkungan. 3. Proses penyakit misal infeksi 4. Proses Penuaan. 5. Dehidrasi. 6. Ketidak sesuaian pakaian untuk suhu lingkungan. 7. Peningkatan kebutuhan oksigen. 8. Perubahan laju metabolisme. 9. Suhu lingkungan ekstrim. 10.Ketidakadekuatan suplai lemak subkutan. 11.Berat badan ekstrem. 12.Efek agen farmalogis (mis. sedasi). Gejala dan Tanda Mayor : •Subjektif : (tidak tersedia) •Objektif : 1. kulit dingin/hangat. 2. Menggigil. 3. Suhu tubuh flukuatif. Gejala dan Tanda Minor : •Subjektif : (tidak tersedia) •Objektif : 1. Pileoreksi. 2. Pengisian kapiler >3 detik. 3. Tekanan darah meningkat. 4. Pucat. 5. Frekuensi nafas meningkat. 6. Takikardia. 7. Kejang. 8. Kulit kemerahan. 9. Dasar kuku sianotik. Kondisi Klinis Terkait : 1. Cedera medula spinalis. 2. Infeksi/spesis. 3. Pembedahan. 4. Cedera otak akut. 5. Trauma.
  • 23.
  • 24.
  • 25. Pembahasan kekurangan energy Protein (KEP) Kekurangan Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Marasmus →kekurangan energi Kwashiorkor → kekurangan protein Marasmic -kwashiorkor →Kekurangan energi dan protein Tanda klinis KEP: Anak kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, Wajah seperti Orang tua, Cengeng, rewel, Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit → Kulit mudah diangkat, kulit terlihat longgar, kulit paha berkeriput, Otot menyusut (wasted), lembek, Tulang rusuk tampak terlihat jelas, Terlihat tulang belakang lebih menonjol dan kulit di pantat berkeriput, Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu menonjol, mata besar dan dalam, Tekanan Darah, detak jantung pernafasan berkurang. Tanda Klinis Kwashiorkor Oedema (terutama kaki bagian bawah), Bentuk muka bulat seperti bulan (moon face), Rambut tipis, warna coklat kemerahan (pirang/abu-abu dan mudah lepas/mudah dicabut tanpa rasa sakit, Kulit kering, hiperpigmentasi dan bersisik, Crazy pavement dermatosis(bercak-bercak putih/merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan), Hepatomegali (Pembengkakan hati) Tanda Klinis Marasmus Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit, Wajah seperti orang tua, Cengeng, rewel, Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”), Perut cekung, Iga gambang, Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang), diare GAKY : Defesiensi Yodium sering dikenal dengan istilah gondok (perbesaran kelenjar Tiroid) yaitu suatu gejala yang timbul akibat kekurangan zat gizi tersebut. Tanda-tanda Klinis : Terjadi perbesaran kelenjar gondok (kelenjar Tiroid). Penentuan perbesaran kelenjar gondok digunakan metode inspeksi (pengamatan) dan palpasi (perabaan). Metode inspeksi digunakan untuk mengetahui apakah ada pebesaran, sedangkan palpasi untuk konfirmasi atau mengetahui apakah perbesaran betul-betul perbesaran kelenjar gondok.
  • 26.
  • 27. Pembahasan Kejang Demam Penatalaksanaan keperawatan 1. Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali adalah ABC ( Airway, Breathing, Circulation. Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah Danger. 2. Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa 3. Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa menyebabkan bahaya. 4. Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan 5. Bila suhu tinggi berikan kompres hangat 6. Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat 7. Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit dilepaskan
  • 28.
  • 29.
  • 30. Pembahasan Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan. Apabila anak mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining terdekat yang lebih muda Formulir KPSP menurut umur Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm (Kemenkes RI, 2016). e. Interpretasi Hasil KPSP 1) Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang– kadang). 2) Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah). 3) Bila jawaban YA = 9−10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan perkembangan (S). 4) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M). 5) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P). 6) Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja (Kemenkes RI, 2016).
  • 31.
  • 32.
  • 33. Pembahasan 1. cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan). 2. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien). 3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan. 4. Bawa peralatan kepasien. 5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang). 6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran infus. 7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh. ? Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung udara, ujung slang ditutup kembali. 8. Pakai sarung tangan . 9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan. 10. Siapkan area yang akan dipasang infus. 11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse . 12. Lakukan fixasi 13. Tentukan vena yang akan ditusuk. 14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari arah dalam keluar. 15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan 16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm 17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar. 18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan. 19. Perhatikan reaksi pasien. 20. Rapikan pasien 21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya. 22. Cuci tangan 23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai pada status pasien.