SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
Baixar para ler offline
KESIAPSIAGAAN BENCANA
GERAKAN TANAH LONGSOR
PENGERTIAN DASAR
DAN GAMBARAN UMUM
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
PENGERTIAN
PERGERAKAN TANAH
Proses geologi perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, tanah, bahan rombakan, atau campuran dari
material-material tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar
lereng
TANAH LONGSOR
adalah tipe/bentuk Pergerakan Tanah yang cepat dengan jarak
perpindahan material relatif jauh
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
LAPISAN TANAH (HORIZON TANAH)
HORIZON - O
lapisan tanah teratas, mengandung bahan
organik hasil dari pelapukan (humus)
HORIZON - A
Biasa disebut Topsoil, ketebalan 20-30cm
merupakan tempat pencucian partikel tanah oleh
air hujan
HORIZON - B
Biasa disebut Subsoil, lapisan dengan kesuburan
rendah, tempat pengendapan partikel yang
terlarut air dari horizon A
HORIZON - C
Disebut juga zona regolit, : lapisan batuan dasar
yang mengalami penghancuran dan pelapukan
HORIZON - R
Lapisan Batuan Induk yang masih utuh (belum
mengalami pelapukan)
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
PROSES TERJADINYA LONGSOR
Penambahan Beban di permukaan lapisan paling atas
mempercepat pelapukan sehingga menjadi licin dan tidak stabil
yang mengakibatkan lapisan tanah kedap air (lapisan yang lebih
keras) penopangnya akan menjadi bidang gelincir
Pada dasarnya gerakan tanah longsor
terjadi saat gaya pendorong
(dipengaruhi besarnya sudut lereng,
air, beban serta berat jenis tanah
batuan) di lereng lebih besar dari
gaya penahan (dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan
tanah)
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
FAKTOR PENYEBAB
Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kejenuhan air tanah terutama di
daerah yang tidak terlindung vegetasi
CURAH HUJAN
TINGGI
Keterjalan tebing atau lereng berpegaruh pada kestabilan tanah. Keterjalan ini juga
memperbesar gaya dorong.
LERENG TERJAL
Daerah tanah lempung yang tebal akan menjadi tidak stabil terutama saat terkena
air, karena tanah lempung akan cepat lembek dan locin
TANAH TEBAL
KURANG PADAT
Struktur batuan endapan vulkanik (daerah sekitar gunungapi), sendimen berukuran
pasir, campuran kerikil dan pasir, merupakan material yang mudah lapuk
BATUAN RAPUH
pembuatan irigasi di lereng yang tidak mengikuti kaidah pembangunan irigasi,
penggalian pada lereng atau kaki lereng, penggundulan hutan, dan pemberian
beban berlebihan pada lereng menjadi penyebab terjadinya longsor
AKTIVITAS
MANUSIA
Getaran akibat gempabumi, ledakan, getaran mesin dan getaran lalu lintas
kendaraan dapat menimbulkan rontoknya struktur tanah di atas dan badan jalan,
lantai, dinding
GETARAN
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
GEJALA UMUM
Beberapa tanda alam yang dapat dijadikan indikator adanya potensi
ancaman gerakan tanah longsor
Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
Setelah hujan, biasanya rembesan air keluar dari rekahan-rekahan di lereng
tebing
Munculnya mata air baru secara tiba-tiba di dasar/alas tebing atau lerengan
curam
Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
Bila ada pemukiman di dekatnya, bagian lantai rumah sedikit amblas/turun,
dan jendela/pintu sulit dibuka
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
TINGKAT KERAWANAN
Indikator :
• jarang atau tidak pernah
longsor kecuali di sekitar
tebing sungai.
• Kontur tanah datar hingga
landai bergelombang.
• Pepohonan dan tumbuhan
yang agak rapat dan bukan
tanah liat atau rombakan
TIDAK RAWAN
Indikator :
• Jarang terjadi longsor,
kecuali bila lerengnya
terganggu.
• Tanah yang landai hingga
terjal
• Pepohonan dan tumbuhan
yang sangat kurang
• Batuan lereng yang
umumnya lapuk tebal.
RAWAN
Indikator :
• longsor sering terjadi
• Kontur tanah landai
hingga curam
• Pepohonan dan
tumbuhan sangat kurang
• Batuan lereng lapuk
tebal dan rapuh
• Intesitas curah hujan
yang tinggi.
SANGAT RAWAN
6 JENIS GERAKAN
TANAH LONGSOR
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
1. LONGSORAN TRANSLASI
Longsoran translasi adalah
bergeraknya massa tanah dan
batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata atau
menggelombang landai.
Jenis Longsoran ini banyak
terjadi di Indonesia
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
2. LONGSORAN ROTASI
Longsoran Rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan
pada bidang gelincir berbentuk cekungan (seperti mangkuk).
Selain Translasi, Jenis longsoran rotasi juga banyak terjadi di
Indonesia
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
3. PERGERAKAN BLOK
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada
bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebutjuga
longsoran translasi blok batu
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
4. RUNTUHAN BATU
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain
bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas.
Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung (Over hang)
terutama di daerah pantai
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
5. RAYAPAN TANAH
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat.
Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenistanah longsor ini hampir
tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini
bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
6. ALIRAN BAHAN ROMBAKAN
Jenis tanah longsor ini terjadi
ketika massa tanah bergerak
didorong oleh air.
Kecepatan aliran tergantung
pada kemiringan lereng, volume
dan tekanan air, dan jenis
materialnya.
Gerakan ALIRAN BAHAN ROMBAKAN terjadi di sepanjang lembah
dan mampu mencapai ratusan meter bahkan sampai ribuan meter
(di aliran-aliran sungai sekitar gunungapi).
Aliran tanah ini sering terjadi dan tercatat paling banyak
Mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
PENANGGULANGAN
BENCANA GERAKAN
TANAH LONGSOR
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
LANGKAH PENCEGAHAN
Memperhatikan drainase agar tidak tersumbat atau meresap ke dalam tanah, dan bila perlu
menambah saluran air
Pembuatan bangunan penahan, jangkar dan piling (tiang pancang),
Penghijauan dengan tanaman akar kuat dan dalam dengan jarak tanam yang tepat,
Mendirikan bangunan dengan pondasi yang kuat,
Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall),
Penutupan bongkahan di atas lereng mencegah air masuk secara cepat ke tanah,
Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah gerak
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
LANGKAH PENGUATAN
Penilaian risiko secara partisipatif dengan melibatkan semua elemen
masyarakat di daerah yang dianggap rawan terhadap bencana tanah longsor
Sosialisasi dan Edukasi tentang Gerakan tanah longsor dan bencana secara
umum untuk mencapai perubahan perilaku terhadap PRB
Pembentukan tim siaga bencana yang melibatkan semua elemen dan Sumber
Daya yang ada secara mandiri
Pembuatan panduan operasional evakuasi secara partisipatif
Penyusunan prosedur tetap yang disepakati bersama dan disosialisasikan
kepada seluruh warga
Pemantauan, peringatan dini, dan geladi evakuasi secara berkala dan
berkelanjutan
Membangun komitmen otoritas lokal dan masyarakat dalam pengoperasian
dan pemeliharaan keseluruhan sistem peringatan dini tanah longsor
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
SAAT TERJADI LONGSOR
Gerakan Tanah Longsor masuk dalam kelompok kategori “TIBA-TIBA (Sudden Onset/ Rapid Disaster) tidak banyak
yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri selain berlari/evakuasi menjauh dari lokasi kejadian
Meningkatkan Kewaspadaan terutama saat memasukki musim penghujan
Ikuti terus perkembangan informasi dari pihak berwenang (Desa, Kecamatan,
Pemkab/Kota, BPBD setempat, BMKG dll)
Berlari menjauh dari lokasi, bila sudah tersedia, ikuti petunjuk arah jalur
evakuasi
Melibatkan diri dalam pendirian pos pengungsi dan dapur umum serta aktivitas
lain di tempat pengungsian
Perhatikan kebersihan dan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit di
tempat bencana
Jangan kembali ke rumah sebelum ada instruksi dari pihak berwenang
KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
PASCA BENCANA TANAH LONGSOR
Gerakan Tanah Longsor masuk dalam kelompok kategori “TIBA-TIBA (Sudden Onset/ Rapid Disaster) tidak banyak
yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri selain berlari/evakuasi menjauh dari lokasi kejadian
Jangan segera kembali kerumah, perhatikan apakah longsor susulan
masih akan terjadi
Apabila diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu
khusus dan peralatan yang menjamin keselamatan
Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah
Anda.
Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan
korban,pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.
Bencana adalah tanggungjawab kita semua. Pemahaman
tentangnya bukan sebuah bentuk kewajiban, tetapi KEBUTUHAN
TERIMA KASIH
SALAM TANGGUH

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a KESIAPSIAGAAN GERTAN DAN LONGSOR.pdf

Sistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsorSistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsorDedi Mukhlas
 
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan BencanaPenanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencanasendi24
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi trianiNurul Aulia
 
P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx
P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptxP4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx
P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptxnadyaanggara
 
Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Ainur
 
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanahLaporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanahChairulHuda03
 
Makalah plh tanah longsor
Makalah plh tanah longsorMakalah plh tanah longsor
Makalah plh tanah longsorWarung Bidan
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxKhazumy
 
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxPROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxchristin84
 
Menganalisis teks eksplanasi
Menganalisis teks eksplanasiMenganalisis teks eksplanasi
Menganalisis teks eksplanasiSiti Risa Komala
 
Pendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi Pranata
Pendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi PranataPendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi Pranata
Pendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi PranataWahyu Dwi Pranata
 
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxMEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxHendraAdityaDarma1
 
Tanah longsor
Tanah longsorTanah longsor
Tanah longsorbinrom
 

Semelhante a KESIAPSIAGAAN GERTAN DAN LONGSOR.pdf (20)

Tanah lonsor
Tanah lonsorTanah lonsor
Tanah lonsor
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
Sistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsorSistem ekologi tanah longsor
Sistem ekologi tanah longsor
 
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan BencanaPenanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana
 
Longsor
LongsorLongsor
Longsor
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi triani
 
P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx
P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptxP4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx
P4. Ancaman dan Risiko Bencana Longsor.pptx
 
Pergerakan jisim
Pergerakan jisimPergerakan jisim
Pergerakan jisim
 
TANAH LONGSOR
TANAH LONGSORTANAH LONGSOR
TANAH LONGSOR
 
Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)Tanah longsor (BLT)
Tanah longsor (BLT)
 
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanahLaporan geoteknik-gerakan-tanah
Laporan geoteknik-gerakan-tanah
 
Makalah plh tanah longsor
Makalah plh tanah longsorMakalah plh tanah longsor
Makalah plh tanah longsor
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docx
 
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxPROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
 
Menganalisis teks eksplanasi
Menganalisis teks eksplanasiMenganalisis teks eksplanasi
Menganalisis teks eksplanasi
 
Pendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi Pranata
Pendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi PranataPendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi Pranata
Pendidikan lingkungan bencana di desa menawan Uploaded by Wahyu Dwi Pranata
 
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptxMEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
MEKANIKA TANAH II KEMANTAPAN LERENG.pptx
 
TANAH_LONGSOR_pptx.pptx
TANAH_LONGSOR_pptx.pptxTANAH_LONGSOR_pptx.pptx
TANAH_LONGSOR_pptx.pptx
 
Tugas geografi 4
Tugas geografi 4Tugas geografi 4
Tugas geografi 4
 
Tanah longsor
Tanah longsorTanah longsor
Tanah longsor
 

Mais de Johanes Wirasto SW

MEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdf
MEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdfMEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdf
MEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdfJohanes Wirasto SW
 
PENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdf
PENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdfPENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdf
PENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdfJohanes Wirasto SW
 
IMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdf
IMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdfIMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdf
IMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdfJohanes Wirasto SW
 
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdf
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdfPENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdf
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdfJohanes Wirasto SW
 
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdfINSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdfJohanes Wirasto SW
 
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdf
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdfPENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdf
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdfJohanes Wirasto SW
 
PROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdf
PROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdfPROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdf
PROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdfJohanes Wirasto SW
 
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdfKAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdfJohanes Wirasto SW
 
FASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdf
FASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdfFASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdf
FASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdfJohanes Wirasto SW
 

Mais de Johanes Wirasto SW (14)

MEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdf
MEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdfMEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdf
MEMBENTUK MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN DESTANA.pdf
 
PENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdf
PENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdfPENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdf
PENGANTAR PENGURANGAN RISIKO BENCANA DAN PERAN RELAWAN.pdf
 
IMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdf
IMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdfIMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdf
IMPLEMENTASI DESTANA DI DESA CIATER.pdf
 
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdf
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdfPENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdf
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA.pdf
 
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdfINSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
INSTANSI PEMERINTAH DAERAH TANGGUH BENCANA.pdf
 
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdf
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdfPENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdf
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF.pdf
 
PROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdf
PROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdfPROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdf
PROFIL DAN PERAN PEMERINTAH DESA CIATER DALAM PRB.pdf
 
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdfKAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
KAMPUS TANGGUH BENCANA JABAR.pdf
 
PEMETAAN PARTISIPATIF
PEMETAAN PARTISIPATIFPEMETAAN PARTISIPATIF
PEMETAAN PARTISIPATIF
 
KESIAPSIAGAAN BANJIR.pdf
KESIAPSIAGAAN BANJIR.pdfKESIAPSIAGAAN BANJIR.pdf
KESIAPSIAGAAN BANJIR.pdf
 
KESIAPSIAGAAN GEMPABUMI.pdf
KESIAPSIAGAAN GEMPABUMI.pdfKESIAPSIAGAAN GEMPABUMI.pdf
KESIAPSIAGAAN GEMPABUMI.pdf
 
DASAR MANAJEMEN BENCANA.pdf
DASAR MANAJEMEN BENCANA.pdfDASAR MANAJEMEN BENCANA.pdf
DASAR MANAJEMEN BENCANA.pdf
 
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdfGAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
 
FASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdf
FASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdfFASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdf
FASILITASI PEMBENTUKAN AWAL DESTANA.pdf
 

KESIAPSIAGAAN GERTAN DAN LONGSOR.pdf

  • 2. PENGERTIAN DASAR DAN GAMBARAN UMUM KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
  • 3. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR PENGERTIAN PERGERAKAN TANAH Proses geologi perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, tanah, bahan rombakan, atau campuran dari material-material tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng TANAH LONGSOR adalah tipe/bentuk Pergerakan Tanah yang cepat dengan jarak perpindahan material relatif jauh
  • 4. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR LAPISAN TANAH (HORIZON TANAH) HORIZON - O lapisan tanah teratas, mengandung bahan organik hasil dari pelapukan (humus) HORIZON - A Biasa disebut Topsoil, ketebalan 20-30cm merupakan tempat pencucian partikel tanah oleh air hujan HORIZON - B Biasa disebut Subsoil, lapisan dengan kesuburan rendah, tempat pengendapan partikel yang terlarut air dari horizon A HORIZON - C Disebut juga zona regolit, : lapisan batuan dasar yang mengalami penghancuran dan pelapukan HORIZON - R Lapisan Batuan Induk yang masih utuh (belum mengalami pelapukan)
  • 5. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR PROSES TERJADINYA LONGSOR Penambahan Beban di permukaan lapisan paling atas mempercepat pelapukan sehingga menjadi licin dan tidak stabil yang mengakibatkan lapisan tanah kedap air (lapisan yang lebih keras) penopangnya akan menjadi bidang gelincir Pada dasarnya gerakan tanah longsor terjadi saat gaya pendorong (dipengaruhi besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan) di lereng lebih besar dari gaya penahan (dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah)
  • 6. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR FAKTOR PENYEBAB Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan kejenuhan air tanah terutama di daerah yang tidak terlindung vegetasi CURAH HUJAN TINGGI Keterjalan tebing atau lereng berpegaruh pada kestabilan tanah. Keterjalan ini juga memperbesar gaya dorong. LERENG TERJAL Daerah tanah lempung yang tebal akan menjadi tidak stabil terutama saat terkena air, karena tanah lempung akan cepat lembek dan locin TANAH TEBAL KURANG PADAT Struktur batuan endapan vulkanik (daerah sekitar gunungapi), sendimen berukuran pasir, campuran kerikil dan pasir, merupakan material yang mudah lapuk BATUAN RAPUH pembuatan irigasi di lereng yang tidak mengikuti kaidah pembangunan irigasi, penggalian pada lereng atau kaki lereng, penggundulan hutan, dan pemberian beban berlebihan pada lereng menjadi penyebab terjadinya longsor AKTIVITAS MANUSIA Getaran akibat gempabumi, ledakan, getaran mesin dan getaran lalu lintas kendaraan dapat menimbulkan rontoknya struktur tanah di atas dan badan jalan, lantai, dinding GETARAN
  • 7. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR GEJALA UMUM Beberapa tanda alam yang dapat dijadikan indikator adanya potensi ancaman gerakan tanah longsor Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Setelah hujan, biasanya rembesan air keluar dari rekahan-rekahan di lereng tebing Munculnya mata air baru secara tiba-tiba di dasar/alas tebing atau lerengan curam Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan Bila ada pemukiman di dekatnya, bagian lantai rumah sedikit amblas/turun, dan jendela/pintu sulit dibuka
  • 8. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR TINGKAT KERAWANAN Indikator : • jarang atau tidak pernah longsor kecuali di sekitar tebing sungai. • Kontur tanah datar hingga landai bergelombang. • Pepohonan dan tumbuhan yang agak rapat dan bukan tanah liat atau rombakan TIDAK RAWAN Indikator : • Jarang terjadi longsor, kecuali bila lerengnya terganggu. • Tanah yang landai hingga terjal • Pepohonan dan tumbuhan yang sangat kurang • Batuan lereng yang umumnya lapuk tebal. RAWAN Indikator : • longsor sering terjadi • Kontur tanah landai hingga curam • Pepohonan dan tumbuhan sangat kurang • Batuan lereng lapuk tebal dan rapuh • Intesitas curah hujan yang tinggi. SANGAT RAWAN
  • 9. 6 JENIS GERAKAN TANAH LONGSOR KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR
  • 10. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR 1. LONGSORAN TRANSLASI Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Jenis Longsoran ini banyak terjadi di Indonesia
  • 11. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR 2. LONGSORAN ROTASI Longsoran Rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekungan (seperti mangkuk). Selain Translasi, Jenis longsoran rotasi juga banyak terjadi di Indonesia
  • 12. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR 3. PERGERAKAN BLOK Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebutjuga longsoran translasi blok batu
  • 13. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR 4. RUNTUHAN BATU Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga menggantung (Over hang) terutama di daerah pantai
  • 14. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR 5. RAYAPAN TANAH Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenistanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah
  • 15. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR 6. ALIRAN BAHAN ROMBAKAN Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakan ALIRAN BAHAN ROMBAKAN terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter bahkan sampai ribuan meter (di aliran-aliran sungai sekitar gunungapi). Aliran tanah ini sering terjadi dan tercatat paling banyak Mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
  • 17. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR LANGKAH PENCEGAHAN Memperhatikan drainase agar tidak tersumbat atau meresap ke dalam tanah, dan bila perlu menambah saluran air Pembuatan bangunan penahan, jangkar dan piling (tiang pancang), Penghijauan dengan tanaman akar kuat dan dalam dengan jarak tanam yang tepat, Mendirikan bangunan dengan pondasi yang kuat, Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall), Penutupan bongkahan di atas lereng mencegah air masuk secara cepat ke tanah, Tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan tanah gerak
  • 18. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR LANGKAH PENGUATAN Penilaian risiko secara partisipatif dengan melibatkan semua elemen masyarakat di daerah yang dianggap rawan terhadap bencana tanah longsor Sosialisasi dan Edukasi tentang Gerakan tanah longsor dan bencana secara umum untuk mencapai perubahan perilaku terhadap PRB Pembentukan tim siaga bencana yang melibatkan semua elemen dan Sumber Daya yang ada secara mandiri Pembuatan panduan operasional evakuasi secara partisipatif Penyusunan prosedur tetap yang disepakati bersama dan disosialisasikan kepada seluruh warga Pemantauan, peringatan dini, dan geladi evakuasi secara berkala dan berkelanjutan Membangun komitmen otoritas lokal dan masyarakat dalam pengoperasian dan pemeliharaan keseluruhan sistem peringatan dini tanah longsor
  • 19. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR SAAT TERJADI LONGSOR Gerakan Tanah Longsor masuk dalam kelompok kategori “TIBA-TIBA (Sudden Onset/ Rapid Disaster) tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri selain berlari/evakuasi menjauh dari lokasi kejadian Meningkatkan Kewaspadaan terutama saat memasukki musim penghujan Ikuti terus perkembangan informasi dari pihak berwenang (Desa, Kecamatan, Pemkab/Kota, BPBD setempat, BMKG dll) Berlari menjauh dari lokasi, bila sudah tersedia, ikuti petunjuk arah jalur evakuasi Melibatkan diri dalam pendirian pos pengungsi dan dapur umum serta aktivitas lain di tempat pengungsian Perhatikan kebersihan dan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit di tempat bencana Jangan kembali ke rumah sebelum ada instruksi dari pihak berwenang
  • 20. KESIAPSIAGAAN BENCANA GERAKAN TANAH LONGSOR PASCA BENCANA TANAH LONGSOR Gerakan Tanah Longsor masuk dalam kelompok kategori “TIBA-TIBA (Sudden Onset/ Rapid Disaster) tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri selain berlari/evakuasi menjauh dari lokasi kejadian Jangan segera kembali kerumah, perhatikan apakah longsor susulan masih akan terjadi Apabila diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan peralatan yang menjamin keselamatan Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah Anda. Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban,pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.
  • 21. Bencana adalah tanggungjawab kita semua. Pemahaman tentangnya bukan sebuah bentuk kewajiban, tetapi KEBUTUHAN TERIMA KASIH SALAM TANGGUH