SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
www.mutiarafarhan.com
Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Disusun oleh :
Fitri Hady Amrullah
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kotabaru
Provinsi Kalimantan Selatan
Pengendalian pencemaran lingkungan dilakukan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Pengendalian pencemaran lingkungan dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran
dan tanggung jawab masing-masing.
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup meliputi :
1) Pencegahan
Instrumen pencegahan pencemaran lingkungan hidup terdiri atas :
a. KLHS;
Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan
atau evaluasi:
1. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana
pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka
menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan
2. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup.
KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
1. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi
lingkungan hidup di suatu wilayah;
2. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
3. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana,
dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
www.mutiarafarhan.com
KLHS memuat kajian antara lain:
1. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
2. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
3. kinerja layanan/jasa ekosistem;
4. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
6. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan
dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya
tampung sudah terlampaui, maka :
1. kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki
sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan
2. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
b. Tata ruang
setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS. Perencanaan tata
ruang wilayah ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.
c. Baku mutu lingkungan hidup
Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu
lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan hidup meliputi:
1. baku mutu air;
2. baku mutu air limbah;
3. baku mutu air laut;
4. baku mutu udara ambien;
5. baku mutu emisi; baku mutu gangguan; dan
6. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup
dengan persyaratan:
1. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan
2. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
www.mutiarafarhan.com
d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
Untuk menentukan terjadinya kerusakan lingkungan hidup, ditetapkan kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup meliputi
kriteria baku kerusakan ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat perubahan
iklim.
Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi:
1. kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa;
2. kriteria baku kerusakan terumbu karang;
3. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan
dan/atau lahan;
4. kriteria baku kerusakan mangrove;
5. kriteria baku kerusakan padang lamun;
6. kriteria baku kerusakan gambut;
7. kriteria baku kerusakan karst; dan/atau
8. kriteria baku kerusakan ekosistem lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan pada paramater antara
lain:
1. kenaikan temperatur;
2. kenaikan muka air laut;
3. badai; dan/atau
4. kekeringan.
e. Amdal
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki amdal. Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5. sifat kumulatif dampak;
6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi
dengan amdal terdiri atas:
1. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
2. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan;
www.mutiarafarhan.com
3. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan
sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
4. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
5. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
6. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
7. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
8. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan
negara; dan/atau
9. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.
Dokumen amdal merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan lingkungan
hidup. Dokumen amdal memuat:
1. pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan;
3. saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau
kegiatan;
4. prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting dampak yang terjadi jika
rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dilaksanakan;
5. evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi untuk menentukan
kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup; dan
6. rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
Dokumen amdal disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat (a. yang
terkena dampak; b. pemerhati lingkungan hidup; dan/atau c. yang terpengaruh atas
segala bentuk keputusan dalam proses amdal). Pelibatan masyarakat harus dilakukan
berdasarkan prinsip pemberian informasi yang transparan dan lengkap serta
diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Masyarakat dapat mengajukan
keberatan terhadap dokumen amdal.
Dalam menyusun dokumen amdal, pemrakarsa dapat meminta bantuan kepada pihak
lain. Penyusun amdal wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal. Kriteria
untuk memperoleh sertifikat kompetensi penyusun amdal meliputi:
1. penguasaan metodologi penyusunan amdal;
2. kemampuan melakukan pelingkupan, prakiraan, dan evaluasi dampak serta
pengambilan keputusan; dan
3. kemampuan menyusun rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
www.mutiarafarhan.com
Sertifikat kompetensi penyusun amdal diterbitkan oleh lembaga sertifikasi
kompetensi penyusun 14 amdal yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dokumen amdal dinilai oleh Komisi Penilai Amdal yang dibentuk oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Komisi Penilai Amdal
wajib memiliki lisensi dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Keanggotaan Komisi Penilai Amdal terdiri atas wakil dari unsur:
1. instansi lingkungan hidup;
2. instansi teknis terkait;
3. pakar di bidang pengetahuan yang terkait dengan jenis usaha dan/atau kegiatan
yang sedang dikaji;
4. pakar di bidang pengetahuan yang terkait dengan dampak yang timbul dari suatu
usaha dan/atau kegiatan yang sedang dikaji;
5. wakil dari masyarakat yang berpotensi terkena dampak; dan
6. organisasi lingkungan hidup.
Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Penilai Amdal dibantu oleh tim teknis yang
terdiri atas pakar independen yang melakukan kajian teknis dan sekretariat yang
dibentuk untuk itu dan ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan hasil penilaian Komisi Penilai Amdal,
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menetapkan keputusan kelayakan atau
ketidaklayakan lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya.
Pemerintah dan pemerintah daerah membantu penyusunan amdal bagi usaha
dan/atau kegiatan golongan ekonomi lemah yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup. Bantuan penyusunan amdal berupa fasilitasi, biaya, dan/atau
penyusunan amdal. Kriteria mengenai usaha dan/atau kegiatan golongan ekonomi
lemah diatur dengan peraturan perundang-undangan.
f. UKL-UPL
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal wajib
memiliki UKL-UPL. Gubernur atau bupati/walikota menetapkan jenis usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.
Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib membuat surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Penetapan
jenis usaha dan/atau kegiatan dilakukan berdasarkan kriteria:
1. tidak termasuk dalam ketegori berdampak penting, dan
2. kegiatan usaha mikro dan kecil.
www.mutiarafarhan.com
g. Perizinan
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib
memiliki izin lingkungan. Izin lingkungan diterbitkan berdasarkan keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL. Izin lingkungan wajib
mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan
hidup atau rekomendasi UKL-UPL. Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib
menolak permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin tidak dilengkapi
dengan amdal atau UKL-UPL. Izin lingkungan dapat dibatalkan apabila:
1. persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin mengandung cacat hukum,
kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran dan/atau pemalsuan data,
dokumen, dan/atau informasi;
2. penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum dalam keputusan
komisi tentang kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL; atau
3. kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen amdal atau UKL-UPL tidak
dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Izin lingkungan dapat dibatalkan melalui keputusan pengadilan tata usaha negara.
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib
mengumumkan setiap permohonan dan keputusan izin lingkungan. Pengumuman
dilakukan dengan cara yang mudah diketahui oleh masyarakat. Izin lingkungan
merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan. Dalam hal
izin lingkungan dicabut, izin usaha dan/atau kegiatan dibatalkan. Dalam hal usaha
dan/atau kegiatan mengalami perubahan, penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan wajib memperbarui izin lingkungan.
h. Instrumen ekonomi lingkungan hidup
1. perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi, meliputi :
a) neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup;
b) penyusunan produk domestik bruto dan produk domestik regional bruto yang
mencakup penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan hidup;
c) mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup antardaerah; dan d.
internalisasi biaya lingkungan hidup.
2. pendanaan lingkungan hidup, meliputi :
a) dana jaminan pemulihan lingkungan hidup;
b) dana penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan dan pemulihan
lingkungan hidup; dan
c) dana amanah/bantuan untuk konservasi.
www.mutiarafarhan.com
3. insentif dan/atau disinsentif.
a) pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;
b) penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;
c) pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah
lingkungan hidup;
d) pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah dan/atau emisi;
e) pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;
f) pengembangan asuransi lingkungan hidup;
g) pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup; dan
h) sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
i. Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup
Setiap penyusunan peraturan perundang-undangan pada tingkat nasional dan
daerah wajib memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup dan prinsip
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
j. Anggaran berbasis lingkungan hidup
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia serta pemerintah
daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah wajib mengalokasikan anggaran yang
memadai untuk membiayai:
1. kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
2. program pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup.
Pemerintah wajib mengalokasikan anggaran dana alokasi khusus lingkungan hidup
yang memadai untuk diberikan kepada daerah yang memiliki kinerja perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Pemerintah dan pemerintah daerah
wajib mengalokasikan anggaran untuk pemulihan lingkungan hidup.
k. analisis risiko lingkungan hidup;
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau
kesehatan dan keselamatan manusia wajib melakukan analisis risiko lingkungan
hidup.
Analisis risiko lingkungan hidup meliputi:
1. pengkajian risiko;
2. pengelolaan risiko; dan/atau
3. komunikasi risiko
www.mutiarafarhan.com
l. audit lingkungan hidup;
Pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk
melakukan audit lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan kinerja lingkungan
hidup.
Menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada:
1. usaha dan/atau kegiatan tertentu yang berisiko tinggi terhadap lingkungan hidup.
Pelaksanaan audit lingkungan hidup terhadap kegiatan tertentu yang berisiko
tinggi dilakukan secara berkala.
2. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan wajib melaksanakan audit lingkungan hidup.
Apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan kewajiban,
Menteri dapat melaksanakan atau menugasi pihak ketiga yang independen untuk
melaksanakan audit lingkungan hidup atas beban biaya penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang bersangkutan. Menteri mengumumkan hasil audit
lingkungan hidup.
Audit lingkungan hidup dilaksanakan oleh auditor lingkungan hidup. Auditor
lingkungan hidup wajib memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup.
Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup meliputi
kemampuan:
1. memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan hidup;
2. melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan, pengambilan kesimpulan, dan pelaporan; dan
3. merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit
lingkungan hidup.
Sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup diterbitkan oleh lembaga sertifikasi
kompetensi auditor lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.
2) Penanggulangan
Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib
melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan:
a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
kepada masyarakat;
www.mutiarafarhan.com
b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; dan/atau
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Pemulihan
Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib
melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup. Pemulihan fungsi lingkungan hidup
dilakukan dengan tahapan:
a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemegang izin lingkungan wajib menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi
lingkungan hidup. Dana penjaminan disimpan di bank pemerintah yang ditunjuk oleh
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat menetapkan pihak
ketiga untuk melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup dengan menggunakan dana
penjaminan.
======================The End========================
Informasi lainnya tentang lingkungan hidup dapat mengunjungi :
http://www.mutiarafarhan.com

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahSumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahTiara Arianti
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukimaninfosanitasi
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALWahyu Yuns
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahJoy Irman
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Joy Irman
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruangushfia
 
Pengelolaan Limbah B3.pptx
Pengelolaan Limbah B3.pptxPengelolaan Limbah B3.pptx
Pengelolaan Limbah B3.pptx2020NAZWAANISYA
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanJoy Irman
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPenataan Ruang
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)Dhenok Citra Panyuluh
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihguestcb0db
 
Pedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaPedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaAji Qan D
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkunganfirdaus78
 
Ustek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_okUstek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_okFauzi Hidayat
 
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukimanKebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukimanJoy Irman
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganthiarramadhan
 
Bab 6 pendekatan dan metodologi
Bab 6 pendekatan dan metodologiBab 6 pendekatan dan metodologi
Bab 6 pendekatan dan metodologisukarja wirajaya
 

Mais procurados (20)

Sumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air LimbahSumber-Sumber Air Limbah
Sumber-Sumber Air Limbah
 
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDALPerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
PerMenLHK 38 Tahun 2019 ttg Kegiatan Wajib AMDAL
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
 
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
 
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangAudit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Audit, Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
 
Pengelolaan Limbah B3.pptx
Pengelolaan Limbah B3.pptxPengelolaan Limbah B3.pptx
Pengelolaan Limbah B3.pptx
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ProvinsiPedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
 
Penyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersihPenyediaan Air bersih
Penyediaan Air bersih
 
Pedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR KotaPedoman penyusunan RDTR Kota
Pedoman penyusunan RDTR Kota
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
 
Ustek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_okUstek klhs badung_ok
Ustek klhs badung_ok
 
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukimanKebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
 
Pengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkunganPengantar rekayasa-lingkungan
Pengantar rekayasa-lingkungan
 
Bab 6 pendekatan dan metodologi
Bab 6 pendekatan dan metodologiBab 6 pendekatan dan metodologi
Bab 6 pendekatan dan metodologi
 

Semelhante a Pengendalian pencemaran lingkungan hidup

PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdfPP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdfHeriHermawan66
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangSylvester Saragih
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01M Nasution
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03M Nasution
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptRadhitaMayPutri
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHWahyu Ojan
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxEffrila Nita
 
Ringkasan-seputar-amdal.pptx
Ringkasan-seputar-amdal.pptxRingkasan-seputar-amdal.pptx
Ringkasan-seputar-amdal.pptxBudi Harsono
 
Pihak yang terlibat dalam penyusunan amdal
Pihak yang terlibat dalam penyusunan amdalPihak yang terlibat dalam penyusunan amdal
Pihak yang terlibat dalam penyusunan amdalMartheana Kencanawati
 
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinPengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinraysa hasdi
 
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...infosanitasi
 
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkLampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkDewi Hadiwinoto
 
Analisis Mengenai Risiko Lingkungan
Analisis Mengenai Risiko LingkunganAnalisis Mengenai Risiko Lingkungan
Analisis Mengenai Risiko LingkunganBaitenso Liecha
 
ANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptx
ANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptxANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptx
ANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptxTrully Wardhani
 
Tugas bps3280 21_s15005
Tugas bps3280 21_s15005Tugas bps3280 21_s15005
Tugas bps3280 21_s15005Intan Siagian
 

Semelhante a Pengendalian pencemaran lingkungan hidup (20)

PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdfPP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
PP RI 27 tahun 1999 tentang amdal.pdf
 
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambangTugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
Tugas amdal uu no 32 tahun 2009 pplh terhadap lingkungan tambang
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp01
 
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
Materiamdalforup pptx-130121223558-phpapp03
 
Amdal
AmdalAmdal
Amdal
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.pptAMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
AMDAL DAN AUDIT LAPANGAN.ppt
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
Materi AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptxMateri AMDAL .pptx
Materi AMDAL .pptx
 
Ringkasan-seputar-amdal.pptx
Ringkasan-seputar-amdal.pptxRingkasan-seputar-amdal.pptx
Ringkasan-seputar-amdal.pptx
 
Pihak yang terlibat dalam penyusunan amdal
Pihak yang terlibat dalam penyusunan amdalPihak yang terlibat dalam penyusunan amdal
Pihak yang terlibat dalam penyusunan amdal
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
Amdal
AmdalAmdal
Amdal
 
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsinPengertian, proses dan manfaat andal muchsin
Pengertian, proses dan manfaat andal muchsin
 
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingku...
 
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingkLampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
Lampiran permen lh no 17 th 2012 keterlibatan masy dlm amdal dan izin lingk
 
Analisis Mengenai Risiko Lingkungan
Analisis Mengenai Risiko LingkunganAnalisis Mengenai Risiko Lingkungan
Analisis Mengenai Risiko Lingkungan
 
AMDAL
AMDALAMDAL
AMDAL
 
ANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptx
ANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptxANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptx
ANALISIS AMDAL DALAM PEMBANGUNAN.pptx
 
Tugas bps3280 21_s15005
Tugas bps3280 21_s15005Tugas bps3280 21_s15005
Tugas bps3280 21_s15005
 

Mais de Fitri Hady Amrullah

Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)
Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)
Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)Fitri Hady Amrullah
 
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupPengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupFitri Hady Amrullah
 
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012Fitri Hady Amrullah
 
Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014
Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014
Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014Fitri Hady Amrullah
 

Mais de Fitri Hady Amrullah (6)

Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)
Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)
Dasar pengawasan lingkungan hidup (Bagian 1. Pengendalian Pencemaran Air)
 
Pengkajian kelas air
Pengkajian kelas airPengkajian kelas air
Pengkajian kelas air
 
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidupPengendalian pencemaran lingkungan hidup
Pengendalian pencemaran lingkungan hidup
 
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
Wajib amdal permen lh 05-tahun-2012
 
Permen lh no 3 tahun 2014
Permen lh no 3 tahun 2014Permen lh no 3 tahun 2014
Permen lh no 3 tahun 2014
 
Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014
Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014
Rekomendasi pengangkutan dari klh dari tahun 2009 sampai 2014
 

Pengendalian pencemaran lingkungan hidup

  • 1. www.mutiarafarhan.com Pengendalian Pencemaran Lingkungan Disusun oleh : Fitri Hady Amrullah Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan Pengendalian pencemaran lingkungan dilakukan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengendalian pencemaran lingkungan dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran dan tanggung jawab masing-masing. Pengendalian pencemaran lingkungan hidup meliputi : 1) Pencegahan Instrumen pencegahan pencemaran lingkungan hidup terdiri atas : a. KLHS; Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi: 1. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan 2. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup. KLHS dilaksanakan dengan mekanisme: 1. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah; 2. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; dan 3. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
  • 2. www.mutiarafarhan.com KLHS memuat kajian antara lain: 1. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; 2. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup; 3. kinerja layanan/jasa ekosistem; 4. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; 5. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan 6. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka : 1. kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan 2. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi. b. Tata ruang setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS. Perencanaan tata ruang wilayah ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. c. Baku mutu lingkungan hidup Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan hidup meliputi: 1. baku mutu air; 2. baku mutu air limbah; 3. baku mutu air laut; 4. baku mutu udara ambien; 5. baku mutu emisi; baku mutu gangguan; dan 6. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan: 1. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan 2. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
  • 3. www.mutiarafarhan.com d. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; Untuk menentukan terjadinya kerusakan lingkungan hidup, ditetapkan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup meliputi kriteria baku kerusakan ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim. Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi: 1. kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa; 2. kriteria baku kerusakan terumbu karang; 3. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan; 4. kriteria baku kerusakan mangrove; 5. kriteria baku kerusakan padang lamun; 6. kriteria baku kerusakan gambut; 7. kriteria baku kerusakan karst; dan/atau 8. kriteria baku kerusakan ekosistem lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan pada paramater antara lain: 1. kenaikan temperatur; 2. kenaikan muka air laut; 3. badai; dan/atau 4. kekeringan. e. Amdal Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria: 1. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; 2. luas wilayah penyebaran dampak; 3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung; 4. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak; 5. sifat kumulatif dampak; 6. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau 7. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas: 1. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam; 2. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;
  • 4. www.mutiarafarhan.com 3. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya; 4. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya; 5. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya; 6. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik; 7. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati; 8. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara; dan/atau 9. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup. Dokumen amdal merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup. Dokumen amdal memuat: 1. pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan/atau kegiatan; 2. evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan; 3. saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan; 4. prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting dampak yang terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dilaksanakan; 5. evaluasi secara holistik terhadap dampak yang terjadi untuk menentukan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup; dan 6. rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Dokumen amdal disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat (a. yang terkena dampak; b. pemerhati lingkungan hidup; dan/atau c. yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses amdal). Pelibatan masyarakat harus dilakukan berdasarkan prinsip pemberian informasi yang transparan dan lengkap serta diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Masyarakat dapat mengajukan keberatan terhadap dokumen amdal. Dalam menyusun dokumen amdal, pemrakarsa dapat meminta bantuan kepada pihak lain. Penyusun amdal wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal. Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi penyusun amdal meliputi: 1. penguasaan metodologi penyusunan amdal; 2. kemampuan melakukan pelingkupan, prakiraan, dan evaluasi dampak serta pengambilan keputusan; dan 3. kemampuan menyusun rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
  • 5. www.mutiarafarhan.com Sertifikat kompetensi penyusun amdal diterbitkan oleh lembaga sertifikasi kompetensi penyusun 14 amdal yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumen amdal dinilai oleh Komisi Penilai Amdal yang dibentuk oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Komisi Penilai Amdal wajib memiliki lisensi dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Keanggotaan Komisi Penilai Amdal terdiri atas wakil dari unsur: 1. instansi lingkungan hidup; 2. instansi teknis terkait; 3. pakar di bidang pengetahuan yang terkait dengan jenis usaha dan/atau kegiatan yang sedang dikaji; 4. pakar di bidang pengetahuan yang terkait dengan dampak yang timbul dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang sedang dikaji; 5. wakil dari masyarakat yang berpotensi terkena dampak; dan 6. organisasi lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Penilai Amdal dibantu oleh tim teknis yang terdiri atas pakar independen yang melakukan kajian teknis dan sekretariat yang dibentuk untuk itu dan ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan hasil penilaian Komisi Penilai Amdal, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menetapkan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya. Pemerintah dan pemerintah daerah membantu penyusunan amdal bagi usaha dan/atau kegiatan golongan ekonomi lemah yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup. Bantuan penyusunan amdal berupa fasilitasi, biaya, dan/atau penyusunan amdal. Kriteria mengenai usaha dan/atau kegiatan golongan ekonomi lemah diatur dengan peraturan perundang-undangan. f. UKL-UPL Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal wajib memiliki UKL-UPL. Gubernur atau bupati/walikota menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL. Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKL-UPL wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan dilakukan berdasarkan kriteria: 1. tidak termasuk dalam ketegori berdampak penting, dan 2. kegiatan usaha mikro dan kecil.
  • 6. www.mutiarafarhan.com g. Perizinan Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan. Izin lingkungan diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL. Izin lingkungan wajib mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL. Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib menolak permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin tidak dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL. Izin lingkungan dapat dibatalkan apabila: 1. persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin mengandung cacat hukum, kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran dan/atau pemalsuan data, dokumen, dan/atau informasi; 2. penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum dalam keputusan komisi tentang kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL; atau 3. kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen amdal atau UKL-UPL tidak dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Izin lingkungan dapat dibatalkan melalui keputusan pengadilan tata usaha negara. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib mengumumkan setiap permohonan dan keputusan izin lingkungan. Pengumuman dilakukan dengan cara yang mudah diketahui oleh masyarakat. Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan. Dalam hal izin lingkungan dicabut, izin usaha dan/atau kegiatan dibatalkan. Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib memperbarui izin lingkungan. h. Instrumen ekonomi lingkungan hidup 1. perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi, meliputi : a) neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup; b) penyusunan produk domestik bruto dan produk domestik regional bruto yang mencakup penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan hidup; c) mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup antardaerah; dan d. internalisasi biaya lingkungan hidup. 2. pendanaan lingkungan hidup, meliputi : a) dana jaminan pemulihan lingkungan hidup; b) dana penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan dan pemulihan lingkungan hidup; dan c) dana amanah/bantuan untuk konservasi.
  • 7. www.mutiarafarhan.com 3. insentif dan/atau disinsentif. a) pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup; b) penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup; c) pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah lingkungan hidup; d) pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah dan/atau emisi; e) pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup; f) pengembangan asuransi lingkungan hidup; g) pengembangan sistem label ramah lingkungan hidup; dan h) sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup i. Peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup Setiap penyusunan peraturan perundang-undangan pada tingkat nasional dan daerah wajib memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup dan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup j. Anggaran berbasis lingkungan hidup Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia serta pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah wajib mengalokasikan anggaran yang memadai untuk membiayai: 1. kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan 2. program pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup. Pemerintah wajib mengalokasikan anggaran dana alokasi khusus lingkungan hidup yang memadai untuk diberikan kepada daerah yang memiliki kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran untuk pemulihan lingkungan hidup. k. analisis risiko lingkungan hidup; Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan manusia wajib melakukan analisis risiko lingkungan hidup. Analisis risiko lingkungan hidup meliputi: 1. pengkajian risiko; 2. pengelolaan risiko; dan/atau 3. komunikasi risiko
  • 8. www.mutiarafarhan.com l. audit lingkungan hidup; Pemerintah mendorong penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan audit lingkungan hidup dalam rangka meningkatkan kinerja lingkungan hidup. Menteri mewajibkan audit lingkungan hidup kepada: 1. usaha dan/atau kegiatan tertentu yang berisiko tinggi terhadap lingkungan hidup. Pelaksanaan audit lingkungan hidup terhadap kegiatan tertentu yang berisiko tinggi dilakukan secara berkala. 2. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melaksanakan audit lingkungan hidup. Apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan kewajiban, Menteri dapat melaksanakan atau menugasi pihak ketiga yang independen untuk melaksanakan audit lingkungan hidup atas beban biaya penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan. Menteri mengumumkan hasil audit lingkungan hidup. Audit lingkungan hidup dilaksanakan oleh auditor lingkungan hidup. Auditor lingkungan hidup wajib memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup. Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup meliputi kemampuan: 1. memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan hidup; 2. melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengambilan kesimpulan, dan pelaporan; dan 3. merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan hidup. Sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup diterbitkan oleh lembaga sertifikasi kompetensi auditor lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan. 2) Penanggulangan Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan: a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;
  • 9. www.mutiarafarhan.com b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; dan/atau d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Pemulihan Setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup. Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan: a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar; b. remediasi; c. rehabilitasi; d. restorasi; dan/atau e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemegang izin lingkungan wajib menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup. Dana penjaminan disimpan di bank pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup dengan menggunakan dana penjaminan. ======================The End======================== Informasi lainnya tentang lingkungan hidup dapat mengunjungi : http://www.mutiarafarhan.com